Lampiran I
Neraca CV. Karya Pratama Indonesia
CV. KARYA PRATAMA INDONESIA NERACA
PERIODE 31 DESEMBER 2009 DAN 2010
2009 2010 Peningkatan/
Aktiva Penurunan
Aktiva lancer
Kas 687.071.738 527.996.528 159.075.210
Piutang Usaha 10.968.867.626 10.308.648.375 660.219.251
Aktiva tetap
Tanah 1.800.000.000 1.800.000.000 0
Dermaga/bangunan 1.644.000.000 1.644.000.000 0
Akum.peny.dermaga/bangunan -328.800.000 -328.800.000 0 Peralatan dan mesin 1.711.356.900 1.370.923.800 340.433.100
Akum.peny.peralatan dan
mesin -342.271.380 -274.184.768 68.086.612
Total aktiva 16.140.224.884 15.048.584.935 1.091.639.949
Kewajiban dan Ekuitas
Kewajiban lancer
Utang usaha 700.207.300 685.603.700 14.603.600
Utang beban 80.352.998 70.297.858 10.055.140
Utang pajak 287.728.618 267.517.375 20.211.243
Kewajiban jangka panjang
Pinjaman bank 100.000.000 150.000.000 50.000.000
Total kewajiban 1.168.288.916 1.173.418.933 -5.130.017
Ekuitas
Modal saham 3.600.000.000 3.600.000.000 0
Laba ditahan 11.371.935.968 10.275.116.002 1.096.819.966 Total Ekuitas 14.971.935.968 13.875.166.002 1.096.769.966 Total kewajiban dan ekuitas 16.140.224.884 15.048.584.935 1.091.639.949
Lampiran II
Laporan laba rugi CV. Karya Pratama Indonesia
CV. KARYA PRATAMA INDONESIA LAPORAN LABA RUGI
PERIODE 31 DESEMBER 2009 DAN 2010
2010 2009 Peningkatan/
Pendapatan Penurunan
Pendapatan jasa lantai es batang 216.283.000 191.231.000 25.052.000 Pendapatan jasa lantai solar/minyak 163.827.750 154.851.750 8.976.000
Pendapatan jasa lantai ikan
dermaga 1.645.731.596 1.426.000.372 219.731.224
Pendapatan jasa lantai ikan ke PT.
ASSA 390.781.250 85.474.450 305.366.800
Pendapatan jasa lantai kapal luar 56.597.150 1.350.600 55.246.550 Pendapatan laba es giling 282.756.000 204.574.000 78.182.000
Laba kotor 2.725.972.746. 2.063.755.172 662.217.574 Biaya perawatan dermaga 200.099.150 68.872.750 131.226.400 Biaya lain-lain 17.070.110 15.204.215 1.865.895
Jumlah biaya 1.411.410.751 1.293.933.203 117.477.548
Laba bersih sebelum pajak 1.314.561.995 769.821.969 544.740.026
Taksiran beban PPH 287.728.618 184.517.375 103.211.243
Laba bersih sebelum pajak 1.026.833.377 585.304.594 441.528.783
Lampiran III
Laporan arus kas CV. Karya Pratama Indonesia
CV. KARYA PRATAMA INDONESIA LAPORAN ARUS KAS
PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010
Arus kas dari aktivitas operasi
Laba bersih Rp.1.026.833.377
Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba
bersih
ke arus kas bersih :
Beban Penyusutan Rp. 68.086.613
Laba bersih sebelum perubahan modal
kerja
Penambahan (pengurangan) pada :
Piutang usaha Arus kas bersih dari aktivitas operasi Rp.459.460.442
Arus kas dari aktivitas invertasi
Penambahan dermaga Rp. 0
Arus kas bersih dari aktivitas investasi Rp. 0
Arus kas dari aktivitas pendanaan
Penambahan pinjaman bank Rp. (50.000.000) Arus kas bersih dari aktivitas
pendanaan Rp. (50.000.000)
Kas bersih Rp. 409.460.442
Kas dan setara kas awal periode Rp. 328.250.089
Kas dan setara kas akhir periode Rp. 737.710.531
DAFTAR PUSTAKA
FSAB,APB Statement No.4, Basic Concept and Accounting Principle Underlying Financial Statement of Business Eunterprises, High Ridge Park, Standford. Hendriksen, Eidon S. 1995. Teori Akuntansi, Edisi keempat, Jilid satu, Alih
Bahasa Marinus Sinaga, Erlangga, Jakarta.
http://laporankeuanganperusahaanjakarta.glogspot.com//.
Kieso, Donald E, Weygandt, Jerry J, 2002. Akuntansi intermediate, Edisi ketujuh, jilid ketiga, Alih Bahasa Herman Wibowo, Binapura Angkasa, Jakarta
Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standart Akuntansi Keuangan, Salemba empat, Jakarta
Skousen, Stice, 2001. Akuntansi intermediate, Edisi ketujuh, jilid kesatu, Mas Cemerlang, Jakarta.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian adalah CV. Karya Pratama Indonesia
yang beralamat di Jalan Gatot Subroto No. 110 Pondok Batu Sarudik Tapanuli
Tengah.
B. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah bersifat deskriptif, yaitu dengan cara
menguraikan tentang sifat – sifat dan keadaan sebenarnya dari suatu objek
penelitian.
C. Jenis Data
1. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek
penelitian yang memerlukan pengolahan lebih lanjut oleh penulis. Data
primer yang penulis kumpulkan dari perusahaan adalah berupa hasil
wawancara.
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dan data
tersebut diolah seperti :
a. Sejarah perusahaan dan aktivitas perusahaan
b. Struktur organisasi perusahaan
c. Laporan keuangan perusahaan
D. Tehnik Pengumpulan Data
1. Tehnik wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab secara
langsung dengan pihak – pihak dalam perusahaan, khususnya pada
bagian yang berkaitan dengan penelitian yaitu bagian operasional, bagian
akuntansi dan keuangan perusahaan.
2. Tehnik observasi, yaitu pengumpulan data dengan cara pengamatan
langsung terhadap aktivitas yang berhubungan langsung dengan laporan
keuangan dan laporan arus kas.
E. Responden
Responden dalam penelitian ini adalah Manajer Operasional dan Kepala
Bagian Akuntansi berserta Staff lain yang berkaitan dalam pembahasan dan
penyelesaian skripsi ini.
F. Periode yang diteliti
Adapun periode laporan keuangan yang diteliti oleh penulis adalah periode
Tahun 2009 dan 2010.
G. Jadwal penelitian
Adapun jadwal penelitian ini dimulai sejak bulan Maret 2011 sampai
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
1. Sejarah Ringkas Perusahaan
Dalam rangka mendukung pengembangan usaha dibidang perikanan
khususnya yang terkait dengan kegiatan usaha penangkapan ikan, perlu adanya
sarana / fasilitas penunjang kegiatan operasional bagi kapal – kapal penangkap
ikan yang berkualitas dan memiliki kapasitas pelayanan yang prima, diantaranya:
a. Fasilitas dermaga.
b. Fasilitas kolam pelabuhan yang luasnya cukup memadai dengan variasi
kedalam kolam antara 3,5 meter sampai 4,5 meter.
c. Fasititas tempat pendaratan / pelelangan ikan hasil tangkapan.
d. Fasilitas tempat pengepakan / peng - es- an ikan hasil tangkapan.
CV. Karya Pratama Indonesia adalah perseroan komanditer yang bergerak
dibidang industri perikanan terpadu, yang didirikan di Sibolga sesuai dengan akta
nomor : 04 tertanggal 4 juni 2002 didepan Notaris Purnama, SH dan telah
didaftarkan di Kepanitraan Negeri Sibolga oleh Denar Meha, Sm,HK dengan
nomor : 67 tertanggal 5 juni 2002. Perseroan ini berkedudukan hukum dan
berkantor pusat di Jalan Gatot Subroto No. 110 Sarudik Tapanuli Tengah.
Adapun maksud dan tujuan didirikanya CV. Karya Pratama Indonesia
adalah untuk menjalankan usaha dibidang perikanan khususnya terkait dengan
Adapun jenis kegiatan pelayanan jasa yang dilakukan meliputi :
1) Pelayanan fasilitas dermaga dengan ukuran panjang 160 m dan lebar 7 m
untuk keperluan bongkar ikan hasil tangkapan dan muat kebutuhan
operasional kapal melaut, serta pelayanan fasilitas dermaga dengan
ukuran panjang 120 m dan lebar 7 m untuk keperluan tambat labuh serta
sandar untuk perbaikan / perawatan kapal dan alat tangkap ikan.
2) Pelayanan fasilitas untuk suplai logistik / kebutuhan perbekalan
operasional kapal melaut seperti bahan bakar minyak solar, es balok, air
tawar, kebutuhan bahan makanan kapal, dan keperluan lainnya.
3) Pelayanan fasilitas kesyahbandaran kapal perikanan meliputi pengurusan
surat izin berlayar / persetujuan berlayar, pengurusan surat laik operasi,
pengurusan perizinan kapal lainnya.
4) Pelayanan fasilitas tempat pendaratan / pelelangan ikan hasil tangkapan,
tempat pengepakan, dan peng-es-an ikan hasil tangkapan.
5) Pelayanan fasilitas gudang dingin (Cold Storage) untuk keperluan
pembekuan / penyimpanan ikan hasil tangkahan.
2. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan perwujudan yang menunjukan diantara
fungsi–fungsi dalam tubuh organisasi serta wewenang dan tanggung jawab setiap
anggota organisasi yang menjalankan tugas – tugas dapat dengan jelas diterima.
Setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi yang berbeda. Dalam hal ini
tergantung dari besar kecilnya perusahaan dan bidang usahanya, semakin besar
dipergunakan. Struktur organisasi yang digunakan CV. Karya Pratama Indonesia
adalah sistem organisasi lurus dimana pada sistem ini pimpinan perusahaan harus
menetapkan kebijaksanaan secara konsekuen terhadap persoalan yang akan
dihadapi yakni dengan jalan pembagian tugas dan kerja tertentu secara terperinci.
Adapun uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing–masing
bagian sebagai berikut :
1. Direktur
2. Manager Operasional
3. Bagian Akuntansi dan Keuangan
4. Bagian Perbekalan Kapal
5. Bagian Tata Operasional Pelabuhan
6. Bagian Es Giling
7. Bagian Keamanan
3. Uraian Tugas Pokok
a. Direktur
1) Direktur merupakan koordinasi tertinggi bagi seluruh strategi
perusahaan.
2) Memimpin dan mengendalikan seluruh kegiatan usaha yang
dijalankan perusahaan.
3) Mengusahakan dan melaksanakan kebijakan umum dalam operasi
perencanaan dan program yang diperlukan untuk mencapai tujuan
4) Menciptakan dan memberlakukan peraturan–peraturan dan
pengelolaan usaha yang dijalankan perusahaan.
5)i Memelihara efisiensi kerja dari seluruh bagian yang ada agar tercipta
suasana yang baik pada perusahaan.
6)i Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan keuangan dan
inves-tasi, serta pengadaan dan pengendalian asset / kekayaan perusahaan.
7)i Memberikan laporan keuangan bulanan, pelaksanaan kebijakan umum
dan program kerja kepada para persero perusahaan.
8) Memberikan petunjuk operasional pelaksanaan pekerjaan kepada
seluruh bagian yang ada pada perusahaan.
b. Manajer Operasional
1) Dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaannya Manajer Operasional
bertanggung jawab langsung kepada Direktur CV. Karya Pratama
Indonesia.
2) Melaksanakan fungsi perencanaan dan pengembangan, serta
pemeliharaan dan pemanfaatan seluruh sarana / fasilitas perusahaan.
3) Menyelenggarakan pelayanan yang prima dan memberikan pelayanan
serta kesempatan yang sama kepada seluruh pelanggan / pengguna
jasa perusahaan.
4) Menjalankan peraturan – peraturan pengelolaan kegiatan usaha
perusahaan.
5) Melaksanakan fungsi pelayanan teknis kapal dan kesyahbandaran
pemberitahuan berlayar, surat laik operasi, dan perizinan kapal lainnya
berkoordinasi dengan instalasi terkait.
6) Melaksanakan koordinasi pelaksanaan urusan keamanan kapal yang
sedang melakukan kegiatan bongkar ikan hasil tangkapan, muat
perbekalan operasional kapal melaut, dan sandar untuk perbaikan
kapal serta alat tangkap.
7) Menyelanggarakan pungutan terhadap pelayanan yang diberikan
kepada seluruh pelanggan / pengguna jasa pelabuhan.
8) Menyelenggarakan inventarisasi secara rutin terhadap seluruh sarana /
fasilitas.
c. Bagian Akuntansi dan Keuangan
1) Dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaannya Bagian Accounting
bertanggung jawab langsung kepada Direktur CV. Karya Pratama
Indonesia.
2) Menutup buku kas setiap akhir bulan maupun sekali 24 (dua puluh
empat) jam, dan membuat laporan pertanggung jawaban keuangan
perusahaan pada setiap akhir bulan.
3) Menyusun pelaksanaan operasional pelaksanaan tugas – tugas terkait
dengan kegiatan keuangan sesuai program kerja dan petunjuk Direktur
CV. Karya Pratama Indonesia.
4) Mengadakan perkiraan dan analisa terhadap pengeluaran kas dengan
cara penilaian dan mengusulkan pengoreksian untuk kebenaran
5) Melaksanakan pembayaran seluruh kewajiban dan beban operasional
perusahaan.
6) Melaksanakan penagihan seluruh piutang perusahaan.
7) Melaksanakan kegiatan penyetoran dana kerekening giro bank sesuai
petunjuk Direktur CV. Karya Pratama Indonesia.
8) Melaksanakan tugas pembukuan untuk pengisian data transaksi dan
biaya secara rutin setiap hari pada buku jurnal dan buku pembantu
perusahaan.
9) Bertanggung jawab penuh terhadap keamanan dana yang diterima
baik berupa hasil tagihan maupun kegiatan pembayaran semua
kewajiban – kewajiban perusahaan.
d. Bagian Perbekalan Kapal
1) Mengupayakan dan memberikan pelayanan yang prima terhadap
suplai kebutuhan perbekalan operasional kapal melaut.
2) Melaksanakan pengaturan terhadap permintaan kebutuhan perbekalan
operasional kapal melaut.
3) Mengadakan perkiraan terhadap jumlah permintaan kebutuhan
perbekalan operasional kapal melaut, serta mengkoordinasikannya
kepada bagian – bagian yang terkait lainnya pada perusahaan.
4) Melaksanakan pencatatan dan pendataan mengenai jumlah permintaan
kebutuhan perbekalan operasional kapal melaut baik yang diterima
5) Melaksanakan inventarisasi secara rutin dan berkesinambungan
mengenai kondisi dan jumlah barang – barang kebutuhan perbekalan
operasional kapal melaut seluruh pelanggan / pengguna jasa
pelabuhan.
6) Bertanggung jawab penuh terhadap barang perbekalan kebutuhan
operasional kebutuhan kapal melaut baik yang diterima dari pihak
ketiga maupun yang disuplai setiap hari.
e. Bagian Tata Operasional Pelabuhan
1) Dalam pelaksanaan tugas dan pekerjanya Bagian Tata Operasional
Pelabuhan bertanggung jawab langsung kepada Direktur CV. Karya
Pratama Indonesia melalui Manager Operasional.
2) Mengupayakan dan memberikan pelayanan yang prima terhadap
pelaksanaan kegiatan tambat labuh, bongkar muat, serta sandar untuk
perbaikan / perawatan kapal dan alat tangkap.
3) Mengatur dan mengawasi tata letak kapal yang akan melakukan
kegiatan tambat labuh dan bongkar muat, serta sandar untuk perbaikan
/ perawatan kapal dan alat tangkap.
4) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja petugas bongkar ikan
hasil tangkapan dan muat kebutuhan perbekalan operasional kapal
melaut.
5) Memberikan pelayanan dan monitoring terhadap kenyamanan
pelaksanaan kegiatan bongkar ikan hasil tangkapan dan muat
f. Bagian Pelayanan Es Giling
1) Mengupayakan dan melaksanakan pengaturan terhadap pemesanan
kebutuhan es balok untuk digiling ke pabrik – pabrik.
2) Membuat perkiraan mengenai jumlah kebutuhan es giling untuk
keperluan pengepakan / peng-es-an ikan hasil tangkapan, dan
mengkoordinasikannya dengan bagian – bagian terkait di perusahaan.
3) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja pengilingan es dan
perdistribusiannya untuk keperluan pengepakan / peng-es-an ikan
hasil tangkapan.
4) Melaksanakan pencatatan dan pembukuan mengenai jumlah
permintaan kebutuhan es balok / es giling harian untuk kebutuhan
pengepakan / peng-es-an ikan hasil tangkapan, selanjutnya
melaporkannya kepada perusahaan melalui bagian keuangan.
g. Bagian Keamanan
1) Menyelenggarakan dan melaksanakan pengamanan baik secara fisik
maupun non fisik terhadap ganguan yang datang dari luar maupun dari
dalam lingkungan kerja perusahaan.
2) Mengupayakan dan menciptakan suasana kerja yang aman dan
nyaman bagi seluruh karyawan dan karyawati perusahaan.
3) Melaksanakan evaluasi kerja secara rutin terhadap pengamanan
lingkungan kerja perusahaan.
4) Menyelengarakan pencatatan dan pengisian jurnal kegiatan harian
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
CV. KARYA PRATAMA INDONESIA
Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV. Karya Pratama Indonesia Sumber : CV. Karya Pratama Indonesia
4. Laporan Keuangan Perusahaan CV. Karya Pratama Indonesia
Laporan pokok yang dihasilkan oleh penyelenggara akuntansi adalah
laporan keuangan. Laporan ini dibuat sebagai pertanggung jawaban pihak
manajemen kepada dewan pengurus serta kepada pihak lainnya untuk memenuhi
komitmen dan pemenuhan kewajiban perundang-undangan. Laporan keuangan
yang dihasilkan menyajikan informasi mengenai:
a. Posisi keuangan perusahaan untuk setiap akhir periode tertentu, baik
aktiva maupun passiva, pendapatan, dan beban, serta penambahan
b. Hasil atau representasi yang dapat dicapai untuk periode yang dihasilkan.
c. Rencana anggaran, realisasi atau penyimpangan yang terjadi untuk
kemudian mengambil langkah tindak lanjut bagi masing-masing tingkat
manajemen sesuai dengan wewenangnya.
d. Saldo aktiva tetap seperti (kas, piutang dan persediaan) dan passiva
seperti (hutang usaha) yang memungkinkan dilaksanakannya
pengendalian atas masing-masing pos neraca tersebut.
Dengan informasi ini, diharapkan setiap tingkat manajemen dapat
merencanakan dan mengendalikan semua kegiatan yang menjadi tanggung
jawabnya dengan efektif dan efisien. Laporan keuangan yang disajikan dalam bab
ini dibatasi pada laporan yang berhubungan dengan penyusutan laporan arus kas.
1) Neraca
Melalui ikhtisar perkiraan-perkiraan dalam neraca yang disusun secara
sistematis, dapat diketahui keadaan kekayaan dan kewajiban perusahaan pada
periode yang dilaporkan. Neraca juga dapat memberi gambaran posisi keuangan
perusahaan yang akan menunjukkan trend (kecenderungan) dari masing-masing
perkiraan aktiva dan passiva.
Neraca CV. Karya Pratama Indonesia disusun dalam bentuk laporan stafel
dimana perkiraan aktiva disusun diatas perkiraan passive dan disajikan secara
komparatif dapat dilihat pada lampiran I
2) Laporan laba rugi
Ikhtisar laba rugi disusun dengan tujuan untuk memberikan gambaran
tersebut serta laba rugi dari kegiatan usaha perusahaan. Ikhtisar laba rugi juga
memberikan gambaran dari sumber-sumber penghasilan serta jenis-jenis dari pada
beban pada suatu periode tertentu. Kegunaan yang lain yaitu dapat memberikan
informasi kegiatan usaha perusahaan yang kemudian dapat dijadikan pedoman
bagi pihak manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan pada masa yang
akan datang. Data ini dapat disajikan dasar oleh penganalisa untuk melihat
kemungkinan-kemungkinan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang.
Laporan laba rugi CV. Karya Pratama Indonesia disusun dalam bentuk
laporan dengan menggunakan metode single step yang memberikan kemudahan
dalam penganalisaan laporan keuangan dan disajikan pada lampiran II.
3) Laporan arus kas
Untuk membantu para pemakai dalam memahami hubungan antara laba dan
arus kas, untuk memprediksi arus kas operasi dimasa yang akan datang serta
memberikan umpan balik tentang keputusan yang diambil, seperti pengaruh
investasi yang sebelumnya terhadap arus kas, bagaimana modal dibiayai, serta
jumlah hutang yang ditarik, diperlukanlah laporan arus kas.
Laporan arus kas CV. Karya Pratama Indonesia berpedoman pada PSAK
No.2, dimana CV. Karya Pratama Indonesia mengelompokkan perkiraan tersebut
dalam 3 aktivitas yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi dan pendanaan.
Laporan arus kas CV. Karya Pratama Indonesia disusun dengan menggunakan
5. Analisis Dan Penerapan PSAK No.2 Tentang Laporan Arus Kas Pada
CV. Karya Pratama Indonesia.
Laporan arus kas memberikan informasi yang bersifat keuangan dan
kegiatan yang berguna bagi pengambil keputusan terutama yang berhubungan
dengan kas. Penyajian laporan keuangan tersebut tergantung pada kebutuhan
perusahaan itu sendiri. Seperti di jelaskan sebelumnya laporan keuangan yang
terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas
dan catatan laporan keuangan. Analisa laporan arus kas mempelajari dan
menelaah hubungan dan kecenderungan untuk menentukan posisi keuangan hasil
dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. CV. Karya Pratama Indonesia
menyajikan laporan arus kas sebagai salah satu komponen utama laporan
keuangan yang disajikan untuk memberi gambaran yang jelas tentang arus kas
masuk dan arus kas keluar. Laporan arus kas yang disajikan melaporkan sumber
utama penerimaan kas perusahaan dan penggunaan kas dalam satu periode, juga
memberikan informasi yang berguna mengenai kegiatan perusahaan dalam
menghasilkan kas dari operasi, memenuhi kewajiban, dan mempertahankan serta
memperluas kapasitas operasinya. Bila arus kas baik, keputusan yang harus
diambil oleh manajemen dapat dipertahankan atau mungkin ditingkatkan. Jika
arus kas menurun, manajemen mengambil keputusan untuk memperbaiki kondisi
tersebut dengan menetapkan sejumlah rencana untuk perbaikan periode
berikutnya.
Seperti yang telah disajikan dalam bab II, tujuan dari laporan arus kas
pengeluaran kas perusahaan, yang dikelompokan dalam 3 aktivitas, untuk
mengetahui dari mana kas masuk perusahaan terbesar berasal dan kemana
penggunaan kas terbesar disalurkan. Serta dari mana dana untuk mengembalikan
pinjaman kepada pihak kreditur.
Laporan arus kas yang ada pada CV. Karya Pratama Indonesia
diklasifikasikan dalam tiga kelompok aktivitas tersebut. Yaitu aktivitas operasi,
aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Laporan arus kas yang ada pada CV.
Karya Pratama Indonesia menunjukkan informasi mengenai darimana berasal
sumber masuk arus kas terbesar pada perusahaan. Darimana perusahaan dapat
membiayai kegiatan usahanya, Apakah berasal dari kegiatan operasinya atau
berasal dari kegiatan investasinya, atau perusahaan berjalan atas dana pinjaman
dari kreditur.
Dalam laporan arus kas yang dibuat oleh perusahaan menunjukkan kenaikan
atau penurunan kas dengan item-item terperinci. Sehingga apabila ada penurunan
kas perusahaan dapat diketahui apa penyebab dari penurunan kas secara langsung.
Apabila ada kenaikan kas, perusahaan juga dapat mengetahui secara pasti dari
mana kas tersebut bertambah. Apakah dari aktivitas operasi, aktivitas investasi,
atau aktivitas pendanaan. Juga laporan tersebut menyajikan saldo kas awal dan
akhir.
Berarti laporan arus kas CV. Karya Pratama Indonesia telah berpedoman
terhadap PSAK No.2 sebagai mana telah diuraikan dalam landasan teoritis pada
bab sebelumnya. Metode yang digunakan CV. Karya Pratama Indonesia dalam
6. Tujuan Dan Manfaat Laporan Arus kas Pada CV. Karya Pratama
Indonesia
a. Tujuan laporan arus kas pada CV. Karya Pratama Indonesia
Laporan arus kas CV. Karya Pratama Indonesia disusun dengan tujuan
untuk memberikan informasi tentang ikhtisar mengenai penggunaan kas dan
penerimaan kas sehubungan dengan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan
yang dilakukan oleh CV. Karya Pratama Indonesia.
Laporan arus kas tersebut digunakan menyediakan gambaran dalam
membuat ramalan, penyusunan rencana dan anggaran keuangan. Ramalan
keuangan untuk menafsir besarnya uang masuk dan uang keluar, pos-pos mana
saja yang dapat menampung uang, yang mewakili bermacam macam asset yang
harus diinvestasikan perusahaan dalam mencapai tingkat penjualan yang
diharapkan, dan laporan arus kas mampu menjawabnya. Laporan Arus kas juga
dapat digunakan sebagai sarana umpan balik dari setiap keputusan yang berkaitan
dengan masalah investasi yang diambil oleh manajemen CV. Karya Pratama
Indonesia.
b. Manfaat laporan arus kas pada CV. Karya Pratama Indonesia
Adapun manfaat laporan arus kas pada CV. Karya Pratama Indonesia yaitu :
1) Menetapkan kemampuan CV. Karya Pratama Indonesia dalam
menghasilkan arus kas bersih yang positif dimasa yang akan datang.
2) Menentukan kemampuan CV. Karya Pratama Indonesia dalam
3) Menetapkan alasan perbedaan antara laba bersih dan
penerimaan/pembayaran kas yang berkaitan, serta
4) Menentukan pengaruh terhadap posisi keuangan CV. Karya Pratama
Indonesia baik transaksi kasnya maupun transaksi investasi non kas dan
transaksi pembelanjaan selama periode tertentu.
7. Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan
Manajemen
Kegiatan bisnis selalu dihadapkan pada berbagai persoalan yang
menentukan pada pengambilan keputusan. Demikian juga CV. Karya Pratama
Indonesia yang bergerak dibidang jasa-jasa perikanan. Dalam pengambilan
keputusan CV. Karya Pratama Indonesia menetapkan suatu kebijakan yang
berlaku menyeluruh, mulai dari manajer sampai ketingkat staf paling bawah.
Dalam menetapkan kebijakan untuk penyelesaian suatu masalah diperlukan
beberapa langkah atau tahap untuk pengambilan keputusan. Setiap masalah yang
ada pada tiap bagian terlebih dahulu dibahas oleh kepala bagian yang
bersangkutan dengan anggotanya lalu dilaporkan kepada manajer dan
merundingkannya dengan pimpinan tertinggi dalam suatu perusahaan untuk
mencari pemecahannya dan langkah apa yang harus diambil.
CV. Karya Pratama Indonesia dalam pengambilan keputusan
menyesuaikannya dengan data dan informasi dari terjadinya masalah. Untuk
mendapatkan suatu keputusan yang terbaik bagi perusahaan, tentunya
membutuhkan banyak informasi yang relevan sehubungan dengan permasalahan
keputusan adalah laporan keuangan karena pada dasarnya tiap keputusan
berdampak pada keuangan. Manajemen perusahaan dapat mengambil keputusan
tentang apa yang terjadi diperusahaan tersebut dari neraca, laporan laba rugi, serta
dibantu oleh laporan arus kas.
Dari laporan arus kas yang disajikan secara komparatif, bisa diketahui
bagaimana kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola kas, aktivitas
mana yang dapat memberikan kas terbesar pada perusahaan, alokasi dan
penggunaan kas tersebut, serta ketersediaan kas yang ada dalam perusahaan untuk
membayar semua kewajibannya, guna menghindari perusahaan dari likuiditas.
Informasi arus kas juga dapat dijadikan dasar dalam penyusunan anggaran periode
yang akan datang. Tingkat keberhasilan perusahaan dalam memperoleh sumber
kas yang baik harus berasal dari aktivitas operasi. Jadi, dari laporan arus kas
dapat diketahui kegagalan dan keberhasilan perusahaan.
Dari informasi mengenai tingkat kegagalan dan keberhasilan tersebut,
manajemen selaku pengambil keputusan akan menetapkan suatu strategi atau
kebijakan untuk perbaikan atau peningkatan kinerja pada periode berikutnya.
Dengan melihat perkiraan-perkiraan yang terdapat pada laporan arus kas
yang dibuat dengan suatu perbandingan pada perkiraan-perkiraan yang sama pada
periode sebelumnya, dapat dilihat apakah sumber daya dan segala potensi yang
ada termasuk kas telah dimanfaatkan secara maksimal bagi kelanjutan usaha. Jadi
informasi yang terdapat pada laporan arus kas CV. Karya Pratama Indonesia dapat
B. Analisis dan Evaluasi Hasil Penelitian
Dalam menganalisis dan mengevaluasi peranan laporan arus kas sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan manajemen, penulis membandingkan praktek
penggunaan analisis laporan arus kas dan manfaatnya bagi pengambilan
keputusan seperti yang telah diuraikan dalam bab tiga dengan landasan teoritis
yang diuraikan pada bab dua. Analisis dan evaluasi ini meliputi analisis dan
evaluasi terhadap stuktur organisasi, analisis dan evaluasi terhadap laporan arus
kas serta analisis dan evaluasi terhadap peranan laporan arus kas sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan manajemen pada CV. Karya Pratama Indonesia.
1. Analisis dan Evaluasi Struktur Organisasi
Penyajian laporan arus kas tidak dapat dipisahkan dari struktur organisasi.
Pelaporan arus kas dapat berjalan dengan baik hanya dalam struktur organisasi
yang pembagian tugas dan wewenangnya jelas. Bentuk organisasi yang digunakan
oleh CV. Karya Pratama Indonesia adalah bentuk garis dan staf. Dalam organisasi
garis dan staf, secara formal yang berhak memberikan perintah hanyalah
pimpinan, sedangkan staf hanyalah sebagai pembantu pimpinan dengan tugas
perencanaan, memberikan nasehat dan hal lain yang berkaitan dengan itu.
Struktur organisasi sangat penting bagi semua jenis kegiatan karena dalam
kegiatan tujuan perusahaan akan lebih mudah dicapai dengan adanya kerjasama
yang tersusun rapih dalam stuktur organisasi. Seorang direktur adalah manusia
yang memiliki keterbatasan, sehingga ia harus mendelegasikan wewenangnya
kepada orang lain. Tugas pekerjaan yang diserahkan kepada bawahan haruslah
diharapkan tercipta suatu kerjasama yang baik antara berbagai bagian yang ada
diperusahaan.
Dengan menggunakan bentuk organisasi garis dan staf, CV. Karya Pratama
Indonesia memperoleh beberapa keuntungan sebagai berikut:
a. Adanya pembagian tugas yang jelas.
b. Pengambilan keputusan dapat berjalan dengan cepat, Karena meskipun
harus banyak orang yang diajak berkonsultasi atau berunding tetapi
pimpinan dapat mengambil keputusan yang mengikat.
c. Pengambilan keputusan yang sehat lebih mudah dicapai karena ada
staf-staf yang ahli dalam bidangnya yang memberikan nasehat dan
mengerjakan perencanaan secara teliti.
d. Koordinasi dapat dengan mudah dikerjakan karena sudah ada
pengelompokan tugas masing-masing.
Bila diperhatikan pembagian tugas dan wewenang yang ada diperusahaan
maka telah terdapat pembagian tugas yang jelas pada masing-masing tanpa ada
bagian yang rangkap.
2. Analisis dan Evaluasi Laporan Arus Kas
Suatu laporan arus kas menyajikan informasi yang memungkinkan
peramalan arus kas yang akan datang serta perubahan-perubahan sumber daya
perusahaannya serta struktur keuangannya. Seperti yang telah dijelaskan pada bab
dua, tujuan laporan arus kas adalah memberikan informasi yang relevan tentang
penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan. Dari laporan arus kas tersebut dapat
Perusahaan dengan kondisi keuangan yang sehat akan menghasilkan arus
kas dari aktivitas operasi yang bersifat konsisten. Sebaliknya perusahaan yang
tidak sukses akan menemukan adanya kekurangan arus kas yang disebabkan
lambatnya peredaran piutang dan persediaan serta kerugian dari kegiatan operasi.
Perusahaan yang menjalankan aktivitas operasinya atas dana pinjaman dari
kreditur akan mempunyai masalah mengenai likuiditasnya.
Dalam penyajiannya CV. Karya Pratama Indonesia telah menerapkan
prinsip-prinsip akuntansi secara umum. Perusahaan tersebut menyajikan laporan
arus kas dengan membedakan perkiraan sesuai dengan sifat dan transaksi yang
mendasarinya. Dalam hal ini arus kas operasi terpisah dari transaksi yang
merupakan komponen investasi maupun pendanaan dan sebaliknya.
a. Arus kas dari aktivitas operasi
CV. Karya Pratama Indonesia menyusun laporan arus kas dengan
menggunakan metode tidak langsung, karena metode ini lebih memusatkan
perhatian pada perbedaan antara laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi
Uraian laporan arus kas dari aktivitas operasi
Arus kas dari aktivitas operasi
Laba bersih Rp. 1.026.833.377
Penyesuaian untuk :
Beban Penyusutan Rp. 68.086.613
Arus kas operasi sebelum perubahan
1) Laba bersih
Pada tahun 2010 CV. Karya Pratama Indonesia memperoleh laba bersih
sebesar Rp. 585.304.594 dan pada tahun 2010 Rp. 1.026.833.377. Jumlah ini
mengalami peningkatan sebesar Rp. 441.528.783. Apabila kita melihat
peningkatan ini berarti kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba adalah
baik.
2) Beban penyusutan
Penyusutan merupakan alokasi biaya dari perolehan aktiva tetap yang
dibebankan setiap tahun. Sebenarnya beban penyusutan adalah beban non kas,
karena perusahaan tidak mengeluarkan kas untuk beban yang bersangkutan.
Penyusutan tahun 2009 Rp. 274.184.768 dan tahun 2010 Rp. 324.271.380. Jumlah
ini mengalami peningkatan sebesar Rp. 68.086.613.
3) Piutang usaha
Piutang usaha pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar Rp.
660.219.251, yang harus dikurangkan dengan dari laba bersih karena pendapatan
yang dicatat dalam laporan laba rugi lebih besar dari penerimaan kas yang
sebenarnya. Pengurangan tersebut dilakukan untuk mengubah dari dasar akrual ke
dasar kas.
4) Utang usaha
Utang usaha CV. Karya Pratama Indonesia merupakan kewajiban jangka
14.603.600. Kenaikan utang usaha harus ditambahkan ke laba bersih karena
jumlah beban yang terjadi lebih besar dari pada kas yang dikeluarkan.
5) Utang beban
Utang beban CV. Karya Pratama Indonesia berasal dari beban akhir tahun
yang akan dilunasi pada awal tahun. Pada tahun 2010 terjadi peningkatan utang
beban sebesar Rp. 10.055.140.
6) Utang pajak
Utang pajak perusahaan pada tahun 2010 sebesar Rp. 20.211.243
b. Arus kas aktivitas investasi
Pada tahun 2009 dan 2010 CV. Karya Pratama Indonesia tidak melakukan
pemambahan arus kas pada aktivitas investasi.
Arus kas dari aktivitas investasi
Penambahan bangunan Rp. 0
Arus kas bersaih dari aktivitas investasi Rp. 0 c. Arus kas dari aktivitas pendanaan.
Uraian arus kas bersih dari aktivitas pendanaan
Arus kas dari aktivitas pendanaan
Penambahaan pinjaman bank Rp.100.000.000
Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan Rp.100.000.000 1) Pembayaran untuk pinjaman bank
Pembayaran untuk pinjaman bank pada tahun pada tahun 2010 sebesar Rp.
100.000.000, sedangkan pada tahun 2009 sebesar 150.000.000. terjadi penurunan
pinjaman, hal ini dikarenakan pada tahun 2009 perusahaan meminjam untuk
Dari laporan arus kas yang disajikan CV. Karya Pratama Indonesia, arus kas
pada tahun 2010 memang baik karena arus kas dari aktivitas operasi lebih besar
dari aktivitas pendanaan. Dari aktivitas operasi terlihat adanya arus kas positif
tahun 2010 sebesar Rp. 481.210.453.
Arus kas positif harus dipertahankan dalam arti arus kas masuk harus lebih
besar dari arus kas keluar sehingga likuiditas perusahaan tetap terjaga. Namun
perusahaan juga perlu mencari dan menggali sumber arus kas masuk dari aktivitas
investasi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kas yang baru bagi perusahaan.
dan melakukan efisiensi arus kas dengan menekan arus kas keluar lebih kecil lagi
sehingga laba perusahaan meningkat. Hal ini diperlukan dalam rangka
mempertahankan arus kas masuk yang cukup besar.
3. Analisis dan Evaluasi Peranan Laporan Arus Kas Dalam Pengambilan
Keputusan Manajemen Pada CV. Karya Pratama Indonesia
Dalam melaksanakan aktivitas perusahaan pihak manajemen CV. Karya
Pratama Indonesia, banyak melakukan tindakan pengambilan keputusan. Setiap
keputusan yang diambil dilakukan oleh pihak manajemen kemudian disetujui oleh
direktur utama sebagai otorisasi tertinggi didalam perusahaan. Terutama
keputusan yang menyangkut kegiatan-kegiatan dalam satu periode dan
keputusan-keputusan yang sifatnya tidak terprogram. Keputusan yang diambil nantinya dapat
dikategorikan dalam tiga jenis keputusan. Yaitu keputusan operasi, investasi,
pendanaan perusahaan.
Dalam proses pengambilan keputusan tersebut, pimpinan perusahaan
bagian memberikan informasi tentang semua target yang telah dicapai tahun lalu,
serta kendala dan semua masalah yang ada pada tiap-tiap bagian. Dan keseluruhan
informasi tersebut, termasuk didalamnya informasi laporan arus kas yang
diberikan oleh bagian akuntansi. Informasi tentang laporan arus kas tersebut
berperan sebagai dasar pengambilan keputusan mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan aktivitas operasi perusahaan, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.
a. Aktivitas operasi
Untuk keputusan yang berhubungan dengan kegiatan operasional, pimpinan
perusahaan biasanya mengambil keputusan yang berhubungan dengan anggaran
kas untuk satu tahun yang akan datang. Anggaran kas ini meliputi target
penerimaan pendapatan tahun yang akan datang dikeluarkan oleh perusahaan.
Sedangkan untuk pengeluaran kas yang digunakan oleh perusahaan,
pimpinan perusahaan biasanya menggunakan laporan arus kas sebagai dasar
penetapan anggaran pengeluaran tahun yang akan datang. Hal ini dilakukan untuk
melihat arus kas keluar mana yang diprioritaskan dan arus kas keluar mana yang
bisa ditekan, yang tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi.
b. Aktivitas investasi
Keputusan investasi dalam hal ini adalah keputusan yang berkaitan dengan
keputusan pembelian aktiva tetap yang diperlukan oleh perusahaan untuk
mendukung kegiatan operasional nantinya.
Keputusan untuk melakukan pembelian aktiva tetap, informasi yang
digunakan adalah dari informasi laporan arus kas perusahaan. Namun untuk
Pratama Indonesia yang mengungkapkan kebutuhan untuk diadakannya
pembelian aktiva tersebut. Walaupun akhirnya otoritas terakhir ada ditangan
direktur utama setelah mengadakan analisa efektivitas dan efisiensi pembelian
aktiva tetap yang disesuaikan dengan kondisi keuangan perusahaan.
Pembelian aktiva lain-lain dan inventaris kantor merupakan keputusan
terstruktur atau terprogram. Keputusan mengenai hal ini dibawah otoritas kepala
bagian keuangan CV. Karya Pratama Indonesia.
Sedangkan keputusan untuk menginvestasikan kas yang ada diperusahaan
kebentuk sekuritas dan surat berharga yang lain tidak pernah dilakukan oleh CV.
Karya Pratama Indonesia.
c. Keputusan pendanaan.
Keputusan pendanaan biasanya berhubungan dengan kenaikan hutang
jangka panjang atau hutang jangka pendek. Keputusan ini merupakan otoritas dari
direktur utama.
Keputusan untuk mengadakan penambahan pendanaan melalui pinjaman
jangka panjang dilakukan untuk memaksimalkan kapasitas operasional pada CV.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada Bagian ini penulis akan mencoba memuat beberapa kesimpulan dan
saran terhadap analisis laporan arus kas sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan manajemen pada CV. Karya Pratama Indonesia.
A. Kesimpulan
1. CV. Karya Pratama Indonesia adalah perusahaan komanditer yang
bergerak dibidang industri perikanan terpadu, yang kegiatan usahanya
meliputi pelayanan fasilitas dermaga kapal perikanan, pelayanan fasilitas
suplai logistik/kebutuhan perbekalan kapal perikanan melaut, pelayanan
kesyahbandaran kapal perikanan, pelayanan fasilitas
pendaratan/pelelangan/dan peng-es-an ikan hasil tangkapan, serta
pelayanan fasilitas gudang dingin (cold storage).
2. Laporan arus kas perusahaan mengikuti format yang ada pada PSAK
No.2 dengan menggunakan metode tidak langsung. Perusahaan
memanfaatkan laporan arus kas untuk mengetahui situasi dan kondisi
secara periodik, memahami kondisi arus kas secara keseluruhan untuk
meramalkan keadaan arus kas ke depan, menditeksi secara dini
kemungkinan-kemungkinan masalah yang terjadi, dan mengevaluasi
prestasi dari masing-masing unit kegiatan operasi.
3. Secara umum arus kas CV. Karya Pratama Indonesia, baik karena arus
kas dari aktivitas operasi lebih besar dibandingkan dengan aktivitas
menggali sumber arus kas masuk dari aktivitas investasi. Hal ini
dilakukan untuk meningkatkan kas yang baru bagi perusahaan.
4. Dalam pengambilan keputusan pihak manajemen telah melakukan
analisa laporan arus kasnya dalam pengambilan keputusan, tetapi
manajemen belum bisa memanfaatkan informasi yang terdapat dalam
laporan arus kas untuk memperlancar operasinya.
B. Saran
1. Sebaiknya perusahaan menyusun laporan arus kas dengan menggunakan
metode langsung karena dengan menggunakan metode ini dapat
diestimasi aliran kas pada periode berikutnya, karena metode langsung
melaporkan arus kas operasi secara mendetail.
2. Perusahaan juga perlu mencari dan menggali sumber arus kas masuk dari
aktivitas investasi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kas yang baru
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivitas-aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
data atau aktivitas tersebut. Laporan keuangan ini sering juga dinyatakan produk
akhir dari proses akuntansi.
Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja perusahaan serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan
dalam pengambilan keputusan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002 : 1.3 par.07) laporan keuangan
yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:
1. Neraca,
2. Laporan laba rugi,
3. Laporan perubahan ekuitas,
4. Laporan arus kas, dan
5. Catatan atas laporan keuangan.
1. Neraca
Neraca adalah laporan keuangan dalam akuntansi yang menunjukkan
keadaan keuangan secara sistematis dari perusahaan pada saat tertentu dengan
Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.1) yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia disebutkan dalam neraca,
a. perusahaan menyajikan asset lancar terpisah dari asset tidak lancar dan
kewajiban jangka pendek terpisah dari kewajiban jangka panjang kecuali
untuk industri tertentu diatur dalam PSAK khusus. Asset lancar disajikan
menurut urutan likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan
jatuh tempo.
b. perusahaan harus menggunakan informasi jumlah setiap asset yang akan
diterima dan kewajiban yang akan dibayarkan sebelum dan sesudah dua
belas bulan dari tanggal neraca.
c. apabila perusahaan menyediakan barang atau jasa dalam siklus operasi
perusahaan yang dapat di identifikasi dengan jelas, maka klasifikasi
maka asset lancar dan tidak lancar serta kewajiban jangka pendek dan
jangka panjang dalam neraca memberikan informasi yang bermanfaat
yang membedakan asset bersih sebagai modal kerja dengan asset yang
digunakan untuk operasi jangka panjang.
Neraca terdiri dari 3 unsur: Aktiva, Hutang, dan Modal.
a. Pengertian aktiva
Aktiva merupakan manfaat ekonomi yang di peroleh pada masa yang akan
datang, atau penguasaan sumber ekonomi oleh entitas tertentu sebagai hasil dari
Pengertian aktiva (menurut Yusuf 1999 : 22) menerangkan “aktiva adalah
sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan yang biasa dinyatakan dalam
satuan uang.”
(Menurut Sugiri dan Sumiyana 1996 : 12) menerangkan “aktiva ialah
manfaat ekonomi dimasa mendatang yang cukup pasti,yang diperoleh atau
dikuasai oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa masa
lampau.”
Aktiva secara garis dapat diklasifikasikan atas aktiva lancar dan aktiva tidak
lancar. Standar Akuntansi Keuangan membedakan aktiva lancar dan aktiva tidak
lancar dengan beberapa syarat.
Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, jika aktiva tersebut:
1) diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan
dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan,
2) dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan
diharapkan agar direalisir dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal
neraca,
3) berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi sebagai
aktiva tidak lancar.
Dalam neraca aktiva lancar disajikan berdasarkan urutan likuiditasnya yaitu
aktiva yang paling likuid sampai aktiva yang paling tidak likuid. Aktiva lancar
biasanya terdiri dari kas, investasi jangka pendek, piutang wesel, piutang dagang,
persediaan dan biaya dibayar dimuka. Sedangkan aktiva tidak lancar atau aktiva
digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. (Menurut PSAK No.16)
aktiva tetap ialah:
“Aktiva yang berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau lebih dulu,
yang digunakan dalam operasi perusahaan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam
kegiatan normal perusahaan yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu
tahun.”
Aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh perusahaan dapat mempunyai
macam-macam bentuk, seperti : tanah, bangunan, mesin, kendaraan ,dan lain-lain.
b. Pengertian hutang / kewajiban
Kewajiban adalah kemungkinan pengorbanan kekayaan ekonomis dimasa
yang akan datang dengan memberikan harta atau jasa kepada pihak lain dimasa
yang akan datang sebagai akibat dari suatu transaksi atau kejadian dimasa yang
sudah terjadi.
(Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2004 : 49b)
“Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa
masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber
daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.”
Definisi hutang /kewajiban menurut FASB
“
Kewajiban diartikan sebagai pengorbanan manfaat ekonomi dimasa datang yang
cukup pasti yang timbul dari keharusan sekarang suatu kesatuan usaha untuk
mentransfer asset atau menyediakan/menyerahkan jasa kepada kesatuan lain
SFAC No. 6 mendefinisikan hutang sebagai berikut :
”
Liabilities are probable future sacrifices of economic benefit arising from fresent
obligationsof a particular entity to transfer asset or provide services to orther
entities in the future as a result of past transactions or events”.
Sama hal-nya dengan aktiva, kewajiban juga mempunyai klasifikasi yaitu :
kewajiban lancar dan kewajiban tidak lancar.
c. Modal (ekuitas)
Modal adalah suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga (entity)
setelah dikurangi kewajibannya dalam perusahaan perseorangan nilai modal ini
merupakan modal pemiliknya sendiri sedangkan dalam perusahaan perseorangan
perlu dibedakan antara modal disetor dengan modal dari pendapatan (retained
earning).
Defenisi modal menurut (APB Statement No.4) yaitu “owner’s equity is the
interest of owner of an enterprise which is the excess of an enterprise’s asset
overits liabilities “.
Defenisi modal menurut (SFAC No.6) yaitu “equity or net asset is the
residual interest in the asset of an entity that remains after deducting its
liabilities”.
Berikut ini penulis menyajikan sebuah contoh penyusunan neraca
perbandingan perusahaan jasa, neraca perusahaan dagang yang datanya diambil
Tabel 2.1
Contoh neraca perusahaan jasa
PT. XYZ NERACA
PER 31 DESEMBER 2010
AKTIVA
Jumlah aktiva lancar dan investasi JK
panjang 321.000.000
Total aktiva 901.000.000
Jumlah hutang lancer 151.000.000
Hutang jangka panjang
Hutang bank 100.000.000
Hutang hipotik 100.000.000
Jumlah hutang jangka panjang 200.000.000
Ekuitas
Modal Pemilik 550.000.000
Jumlah modal 550.000.000
Tabel 2.2
Contoh neraca perusahaan dagang
PT. XYZ NERACA
PER 31 DESEMBER 2010
AKTIVA
Persediaan barang dagang 53.000.000
Biaya dibayar dimuka 5.000.000
Pajak dibayar dimuka 3.000.000
Jumlah aktiva lancer 241.000.000
Aktiva tetap
Total aktiva 821.000.000
Jumlah hutang lancer 151.000.000
Hutang jangka panjang
Hutang bank 30.000.000
Hutang hipotik 40.000.000
Hutang Obligasi 50.000.000
Jumlah hutang jangka panjang 120.000.000
Ekuitas
Modal usaha 400.000.000
Laba ditahan 150.000.000
Jumlah modal 550.000.000
Dari kedua contoh neraca diatas dapat disimpulkan perbedaan antara neraca
perusahaan jasa dan neraca perusahaan dagang. Perusahaan jasa adalah
perusahaan yang kegiatan ekonominya menjual dalam bentuk jasa. Contoh
perusahaan jasa adalah perusahaan Travel, Salon, dan Asuransi. Sedangkan
perusahaan dagang adalah Perusahaan yang menjual produk kepada konsumen.
Contohnya Giant, Hypermart dan Hero. Sedangkan perbedaannya pada neraca
adalah Neraca pada perusahaan jasa tidak menampilkan akun Persediaan barang
dagang.
Berikut ini penulis menyajikan sebuah ilustrasi penyusunan neraca
perbandingan yang datanya diambil dari ilustrasi pada PT. ABC yang penulis
tampilkan pada hal.13,tabel 2.3.
Tabel 2.3
Neraca perbandingan PT. ABC
PT. ABC Neraca Perbandingan Per 31 Desember 2010 dan 2009
2010 2009 kenaikan /
Total Aktiva 618.200 537.700 80.500
Total Kewajiban 191.900 239.400 47.500
Ekuitas Pemegang Saham
Saham Biasa 144.000 96.000 48.000
Laba Ditahan 282.300 202.300 80.000
Total Ekuitas pemegang saham 426.300 298.300 128.000 Total Kewajiban dan Ekuitas
pamengan- 618.200 537.700 80.500
2. Laporan laba rugi
Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil yang
diterima perusahaan pada suatu periode tertentu. Unsur-usur Laporan Laba Rugi :
a. Pendapatan
b. Beban
Laporan laba rugi dapat dibuat dalam dua bentuk, yaitu :
a. Bentuk single step ( langsung)
Semua pendapatan dikelompokkan tersendiri dibagian atas dan
dijumlahkan, kemudian semua beban dikelompokkan tersendiri dibagian bawah
dan dijumlahkan. Jumlah pendapatan dikurangi jumlah beban, selisihnya
merupakan laba bersih atau rugi bersih.
Tabel 2.4
Contoh laporan laba rugi bentuk langsung (single step)
PT. XYZ Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2010
Kesimpulan dari laporan laba rugi bentuk single step dengan langkah
tunggal, tidak ada pemisahan antara pendapatan usaha dengan pendapatan diluar
usaha, dan juga tidak ada pemisahan antara beban usaha dan beban diluar usaha.
b. Bentuk multiple step
Pendapatan dibedakan menjadi pendapatan usaha dan pendapatan diluar
usaha. Demikian juga beban dibedakan menjadi beban usaha dan beban diluar
usaha. Pendapatan dan beban usaha disajikan pertama, pendapatan dan beban
diluar usaha disajikan kemudian.
Tabel 2.5
Contoh laporan laba rugi bentuk multiple step
PT. XYZ Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2010 Pendapatan Usaha
4 Beban Perlengkapan Rp.XXX
Jumlah Beban Usaha Rp. (XXX)
Laba Usaha Rp. XXX
Pendapatan Diluar Usaha
Pendapatan Bunga Rp.XXX
Beban diluar Usaha
Beban Bunga Rp.XXX
Laba Diluar Usaha Rp. (XXX)
Laba Bersih Rp. XXX
Kesimpulan dari bentuk stafel multiple step bahwa kelihatan sekali mana
pendapatan usaha dan pendapatan diluar usaha dan beban usaha dan beban diluar
Berikut ini penulis menyajikan sebuah ilustrasi penyusunan laporan laba
rugi yang datanya diambil dari ilustrasi pada PT. ABC. Penulis akan mencoba
menyajikan studi kasus pada PT. ABC.
Tabel 1.6
Laporan laba rugi PT. ABC
PT. ABC
LAPORAN LABA RUGI
Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Untuk lebih jelas, berikut akan dibahas mengenai unsur-unsur laporan laba
rugi. Penyusutan unsur ini merupakan beban bukan kas maka ditambahkan
kembali ke laba bersih. Beban penyusutan sebesar Rp. 7,000 merupakan alokasi
Penjelasan penyusutan unsur beban bukan kas sebagai berikut:
Beban penyusutan Rp. 7,000
Akumulasi penyusutan Rp. 7,000
Keuntungan penjualan tanah Rp. 12.000
Laba bersih pada 31 Desember 2010 Rp. 108,000.
3. Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan ekuitas adalah suatu laporan yang menjelaskan posisi
modal perusahaan yang mengalami kenaikan atau penurunan karena laba atau rugi
yang diperoleh selama suatu periode tertentu. Laporan Perubahan Ekuitas
memiliki fungsi yang sama dengan laporan laba ditahan sehingga dapat dianggap
bahwa laporan perubahan ekuitas merupakan laporan pengganti laba ditahan.
Laporan perubahan ekuitas memuat saldo laba (Rugi) periode berjalan,
pembayaran deviden, penyisihan dari laba (appropriationof retained earning),
kerugian yang belum terealisir dari penilaian surat berharga, dan penarikan atau
penambahan modal dari pemilik.
4. Laporan arus kas
Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran
kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan pada periode tertentu.
Laporan ini berguna bagi pihak manajemen mengenai informasi keuangan
perusahaan dimasa lalu serta perencanaan untuk masa yang akan datang. Bagi
investor dan kreditur laporan ini berguna sebagai mengetahui kemampuan
5. Catatan atas laporan keuangan
Catatan - catatan ini meliputi penjelasan atau rincian jumlah yang tertera
dalam laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta
informasi tambahan seperti kewajiban dan komitmen. Serta penggunaan yang lain
diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan secara wajar. Catatan atas
laporan keaungan ini disajikan untuk memberikan penjelasan bagi pemakai
laporan keuangan mengenai rincian jumlah yang tertera dalam neraca.
B. Pengertian Laporan Arus Kas
Pada dasarnya laporan arus kas hanya terdiri dari neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan modal dan catatan atas laporan keuangan. Namun pada tahun
1987 Financial Accounting Standar Board secara resmi menambahkan komponen
laporan keuangan menjadi lima. Komponen laporan keuangan yang terakhir
tersebut adalah laporan arus kas (Statement Of cash Flow).
Sebelum diterbitkannya FASB No. 95, laporan arus kas telah mengalami
beberapa perubahan baik namanya maupun laporan itu sendiri. Pada awalnya
laporan ini disebut sebagai laporan dari mana dan kemana pergi yang merupakan
suatu analisa sederhana dan isinya berupa daftar kenaikan atau penurunan pos-pos
neraca. Kemudian laporan berubah namanya menjadi laporan dana. Lama
kelamaan AICPA menyadari pentingnya laporan ini dan mensponsori laporan riset
mengenai laporan ini pada tahun 1961. Hasil riset tersebut adalah Accounting
Research Study No.2 dengan judul Analisis Arus Kas dan Laporan Dana yang
isinya merekomendasikan agar dimasukkannya laporan dana dan laporan tahunan
Alasan utama masuknya laporan arus kas sebagai komponen laporan
keuangan adalah bahwa akuntansi akrual tidak mampu menunjukkan arus kas
bersih yang sebenarnya terjadi pada suatu perusahaan. Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK No. 2 1999 2.1) menyebutkan bahwa :
“Dalam akuntansi akrual aktiva, kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban
diakui pada saat kejadian bukan saat kas atau setara kas diterima dan dicatat serta
disajikan dalam laporan keuangan pada saat periode terjadinya.”
Di Indonesia laporan arus kas secara resmi mulai dimasukkan dalam
komponen laporan keuangan sejak tahun 1994 yaitu Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No.2 tahun 1994. PSAK No.2 tahun 1994 mengharuskan
perusahaan menyusun laporan arus kas sebagai bagian yang tak terpisahkan
(integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.
PSAK No.2 tahun 1994 masih digunakan dalam standar penyusunan laporan arus
kas sebab sampai saat ini pernyataan tersebut belum mengalami revisi atau
perubahan walaupun Standar Akuntansi Keuangan sudah mengalami revisi
sebanyak dua kali yaitu pada tahun 1996 dan tahun 1999.
Dalam menyusun laporan arus kas, hal utama yang menjadi pokok perhatian
adalah kas dan setara kas. Kas memiliki peranan yang sangat penting bagi setiap
perusahaan dalam kegiatan operasionalnya. Hampir seluruh transaksi perusahaan
melibatkan kas baik secara langsung maupun tidak langsung. Hendriksen dalam
buku Teori Akuntansi menyatakan bahwa :
yang mereka inginkan dan tersedia didalam perekonomian yang mereka inginkan”.
Selain kas laporan arus kas juga menginformasikan setara kas (cash
equivalent). Pernyataan Standar Akuntansi No.2 menyatakan bahwa :
“Setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan
yang dengan cepat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko
perubahan nilai yang sangat signifikan.”
Jadi dapat dikonversikan menjadi kas dalam jangka waktu satu tahun. Setara
kas antara lain berupa investasi sementara (Markettable securities).
C. Klasifikasi Laporan Arus Kas
Pengklasifikasian arus kas penting dilakukan untuk mengevaluasikan
perubahan arus kas bersih yang terjadi dan memprediksi arus kas masa depan,
serta memberikan informasi yang kemungkinan para pengguna laporan keuangan
untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut pada posisi keuangan perusahaan.
(Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2002 : 2.3 par 10) :
“Perusahaan menyajikan laporan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan
pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut.”
1. Aktivitas operasi (Operating aktivities)
Semua transaksi yang berkaitan dengan laba yang dilaporkan dalam laporan
laba rugi dikelompokan dalam aktivitas operasi. Arus kas operasi dicatat pada
bagian awal laporan arus kas karena arus kas operasi merupakan sumber kas yang
terbesar yang sangat penting bagi perusahaan, yang diperoleh dari aktivitas
(Menurut Skousen, Stice 2001 : 281) “Jumlah kas bersih yang diberikan atau
digunakan oleh aktivitas operasi adalah angka pokok didalam laporan arus kas.”
Jumlah ini merupakan indikator yang menentukan apakah kegiatan
perusahaan menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara
kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melaksanakan kegiatan
investasi tanpa mengandalkan sumber pendapatan dari luar. Berikut adalah
beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas operasi baik kas masuk (cash
inflow) maupun arus kas keluar (cash outflow).
a. Arus kas masuk (cash inflow)
1) Penerimaan kas dari penjualan barang – barang atau penyerahan jasa
2) Penerimaan kas dari hasil pemberian pinjaman (Bunga yang diterima)
3) Penerimaan kas dari ekuitas surat berharga (Deviden yang diterima).
b. Arus kas keluar (cash outflow)
1) Pembayaran kas kepada pemasok persediaan
2) Pembayaran kas kepada karyawan
3) Pembayaran kas kepada pemerintah dalam bentuk pajak
4) Pembayaran kas kepada pemberi pinjaman dalam bentuk bunga
5) Pembayaran kas kepada pemasok untuk biaya – biaya lain.
Untuk dapat mengetahui jumlah arus kas dari aktivitas operasi maka
pendapatan dan beban harus dilaporkan atas dasar kas. Caranya ialah dengan
menghilangkan pengaruh transaksi dalam laporan laba rugi yang tidak
yang menggambarkan hubungan antara laba bersih dan arus kas bersih dari
aktivitas operasi.
Hilangkan Pendapatan Nonkas
Hilangkan Beban Nonkas
Bagan 2.1 Laba bersih versus arus kas bersih dari aktivitas operasi
Sumber : Kieso dan Weygandt, Akuntansi Intermediate, Edisi ketujuh, Jilid Tiga, hal.252.
2. Aktivitas investasi (investing activities)
Aktivitas-aktivitas investasi (investing activities) adalah perolehan dan
pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi yang tidak termasuk kas.
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu
dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas
sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan
dan arus kas dimasa depan. Berikut adalah beberapa contoh arus kas yang berasal
dari aktivitas investasi baik arus kas masuk (cash inflow) maupun arus kas keluar
a. Arus kas masuk (cash inflow)
1) Penerimaan kas dari penagihan piutang jangka panjang
2) Penerimaan kas dari penjualan surat-surat berharga berupa investasi.
3) Penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap, aktiva tak berwujud dan
aktiva jangka panjang lainnya.
b. Arus kas keluar (cash outflow)
1) Pembayaran kas untuk pembelian aktiva tetap.
2) Pembayaran kas untuk pembelian surat berharga entitas lainnya.
3) Pembayaran kas untuk pemberian pinjaman pada kepada entitas lainnya.
4) Pembayaran kas untuk aktiva lain yang digunakan yang digunakan dalam
kegiatan produktif seperti hak paten.
3. Aktivitas pendanaan (financing aktivities)
Aktivitas – aktivitas pendanaan (financing activities) adalah yang
mengakibatkan perubahan jumlah serta komposisi modal dan pinjaman
perusahaan. Arus kas dari aktivitas pendanaan ini haruslah di ungkapkan secara
terpisah, karena pengungkapan terpisah arus kas dari aktivitas pendanaan berguna
untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penanam modal di
perusahaan tersebut. Berikut ini beberapa contoh arus kas yang berasal dari
aktivitas pendanaan, baik arus masuk (cash inflow) maupun arus kas keluar (cash
out flow).
a. Arus kas masuk (cash inflow)
1) Penerimaan kas dari penjualan surat berharga ekuitas (saham perusahaan
2) Penerimaan kas dari penerbitan kewajiban (obligasi promes).
b. Arus kas keluar (cash outflow)
1) Pembayaran kas kepada para pemegang saham dalam bentuk deviden
2) Pembayaran kas untuk penebusan hutang jangka panjang atau
memperoleh kembali saham.
D. Metode Penyusunan Laporan Arus Kas
Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan
menggunakan salah satu metode berikut :
1. Metode langsung (Direct Method)
2. Metode tidak langsung (Indirect Method)
1 Metode langsung (Direct method)
Metode langsung merupakan suatu pendekatan yang mengkalkulasi dan
melaporkan aliran kas dari aktivitas operasi yang merincikan penerimaan kas
bruto operasi utama serta pengeluaran kas bruto. Metode langsung disebut juga
metode perhitungan laba rugi. Metode ini mengkonvesikan pos-pos laporan laba
rugi dari dasar akrual ke dasar kas atau tunai. Metode ini menghasilkan penyajian
laporan penerimaan dan pengeluaran kas secara ringkas. Perusahaan dianjurkan
untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode ini.
(Ikatan Akuntan Indonesia 2002 : 2.4) menyatakan bahwa :
“Perusahaan dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan
menggunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang
berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan
2 Metode tidak langsung (Indirect Method)
Metode tidak langsung disebut juga metode reconsiliasi. Aplikasi metode
tidak mensyaratkan pembuatan penyesuaian untuk setiap pos dalam laporan laba
rugi (seperti halnya dalam metode langsung), namun hanya penyesuaian yang
diperlukan untuk mengkonversi laba bersih menjadi arus kas dari aktivitas
operasi. Penyajiannya dimulai dari laba bersih kemudian disesuaikan dengan
menambah atau mengurangi perubahan dalam pos–pos yang mempengaruhi
kegiatan operasional seperti penyusutan, pos aktiva lancar maupun hutang lancar.
Beban–beban non kas dalam perhitungan laba rugi ditambahkan kembali ke laba
bersih dan kredit non kas dikurangi untuk menghitung arus kas bersih dari
aktivitas operasi. Dalam metode ini, net income disesuaikan dengan
menghilangkan transaksi non kas.
Kedua metode ini memberikan hasil yang sama yaitu arus bersih yang sama
yang diberikan arus kas aktivitas operasi. Perbedaan penggunaan kedua metode
ini bukan bertujuan untuk memanipulasi data keuangan dari perusahaan,
melainkan untuk memberikan informasi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan
dari para stakeholders dan masing–masing metode mempunyai pendukung.
Dalam metode tidak langsung lebih banyak digunakan oleh perusahaan, karena
lebih mudah untuk diterapkan dan lebih mudah merekonsiliasikan perbedaan
antara laba bersih dan arus kas bersih yang dihasilkan oleh aktivitas operasi.
Keterbatasannya terletak pada informasi yang diberikan. Adanya penyesuaian laba
bersih dengan item – item non kas yang menyebabkan informasi yang diberikan
lebih banyak digunakan oleh para pemakai laporan keuangan terutama para bankir
yang akan memberikan pinjaman, karena lebih mencerminkan pemasukan dan
pengeluaran kas secara langsung tanpa memerlukan penyesuaian secara potensial
yang mengacaukan terhadap laba bersih.
E. Format Laporan Arus Kas
Pada saat akan menyusun laporan arus kas ada tiga informasi yang penting
harus diperoleh yaitu neraca komparatif (Perbandingan), Perhitungan Laba Rugi
pada tahun yang berjalan dan data transaksi yang terpilih. Menurut Kieso dan
Weygandt ada tiga langkah yang harus dilakukan dalam rangka menyusun laporan
arus kas yaitu :
1. menentukan perubahan dalam kas. Prosedur ini bersifat langsung karena perbedaan antara saldo awal dan saldo akhir kas dapat dengan mudah dihitung dari pemeriksaan atas neraca perbandingan,
2. menentukan arus kas bersih dari aktivitas operasi. Prosedur ini rumit, melibatkan analisis tidak hanya perhitungan rugi laba tahun berjalan tapi juga neraca perbandingan dan juga data transaksi terpilih,
3. menentukan arus kas bersih dari aktivitas investasi dan pendanaan. Semua perubahan lain dalam perkiraan neraca harus dianalisis guna menentukan pengaruhnya pada kas.
PSAK No. 2 menyebutkan bahwa dalam penyusunan laporan arus kas, arus
kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitasnya yaitu aktivitas operasi, aktivitas
investasi, aktivitas pendanaan. Laporan arus kas harus melaporkan arus kas
selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi,
dan pendanaan.
Dalam laporan arus kas, aktivitas yang pertama kali dilaporkan adalah
aktivitas operasi, kemudian dilanjutkan dengan aktivitas investasi, dan yang