• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Dasar Dalam Pengambilan Keputusan Manajemen Pada CV. Karya Pratama Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Dasar Dalam Pengambilan Keputusan Manajemen Pada CV. Karya Pratama Indonesia"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS SEBAGAI DASAR

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN

PADA CV. KARYA PRATAMA INDONESIA SIBOLGA

SKRIPSI

OLEH :

ANDHIKA BAHARI PUTRA GINTING

070503238

AKUNTANSI

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013

(2)

 

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN PENCETAKAN

Nama : Andhika B Putra Ginting

NIM : 070503238

Program Studi : Ekonomi Akuntansi

Judul Skripsi : Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Dasar Dalam Pengambilan Keputusan Manajemen Pada CV. Karya Pratama Indonesia

Tanggal , Ketua Program Studi

Drs. Firman Syarif, S.E.,M.S.i.,A.k

NIP. 196709041994031004

Tanggal , Ketua Departemen

(3)

 

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN

Nama : Andhika B Putra Ginting

NIM : 070503238

Program Studi : Ekonomi Akuntansi

Judul Skripsi : Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Dasar Dalam Pengambilan Keputusan Manajemen Pada CV. Karya Pratama Indonesia

Tanggal , Dosen Pembimbing

Drs. Chairul Nazwar, M.Si.,Ak NIP. 195509141981031005

Tanggal , Dosen Pembaca Penilai

(4)

 

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Dasar Dalam Pengambilan Keputusan Manajemen Pada CV. Karya Pratama Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

(5)

 

ABSTRAK

Laporan arus kas adalah laporan yang memperlihatkan pengaruh aktivitas operasi, investasi, pendanaan perusahaan terhadap arus kas selama periode tertentu dengan menggunakan metode yang telah diterapkan yaitu mentode langsung ataupun metode tidak langsung. Laporan arus kas bermanfaat secara internal bagi pihak manajemen dan secara eksternal bagi pihak pemodal dan kreditur. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penyusunan laporan arus kas telah berpedoman pada PSAK No.2 dan sekaligus menguji apakah laporan arus kas ini dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan manajemen.

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan mengambil kasus pada CV. Karya Pratama Indonesia yaitu dengan cara membandingkan apa yang dipraktekkan perusahaan dimaksud, sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada pada PSAK No.2 tahun 2002.

Dari hasil penelitian di CV. Karya Pratama Indonesia menunjukan bahwa dalam menyusun laporan arus kas, perusahaan telah berpedoman pada PSAK No.2 dengan menggunakan metode tidak langsung. Dalam pengambilan keputusan manajemen, CV. Karya Pratama Indonesia menggunakan analisis laporan arus kas sebagai dasar dalam menentukan kebijakannya.

(6)

 

ABSTRACT

Cash flow statement is a report shows the influence of operating, investing, financing companies to cash flows during specipied periods using method that have been applied to the direct method or indirect method. Statement of cash flow useful internally to management and internally to the investor and creditor. The research to determine whether the preparation of cash flow statement have been based on PSAK No.2 and simultaneously to test whether cash flow is used as the basis for management decisions.

The method used in this research is descriptive method by taking the case on CV. Karya Pratama Indonesia is by comparing what in practice the company, is accordance with existing provisions in PSAK No.2 in 2002.

From the results of research in CV. Karya Pratama Indonesia shows that in the preparation of cash flow statement, the company has been guided by PSAK No.2 in 2002 using the indirect method. In management decision making, CV. Karya Pratama Indonesia using analysis of cash flow statement as the basis for determining its policies.

(7)

 

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Alhamdulillah peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, berkah, karunia, serta kasih sayang-NYA kepada peneliti. Shalawat beriring salam kepada nabi besar Muhammad SAW, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Dasar Dalam Pengambilan Keputusan Manajemen CV. Karya Pratama

Indonesia guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kelemahan baik dari segi penulisan, tata bahasa, maupun bentuk ilmiahnya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan peneliti. Oleh karena itu, peneliti dengan senang hati menerima kritik dan saran yang bermanfaat untuk kesempurnaan skripsi ini.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini banyak mendapat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini, terutama kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum. MEc. Acc selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(8)

 

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Kepala Jurusan Ekonomi International Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan dorongan dan saran yang berguna dalam penyempurnaan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Chairul Nazwar, MSi, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membimbing dan memberikan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

5. Skripsi ini penulis persembahkan terutama kepada orang tua tercinta ( Thanks for every love and always giving the best, supporting and being

my biggest inspirations in my life, I’m very owner as your beloved

daughter ).

6. Kepada Pimpinan Perusahaan CV. Karya Pratama Indonesia beserta Subsitusi yang terkait dalam membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Medan, januari, 2013 Penulis

(9)

 

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK……….... i

ABSRATCK………. ii

KATA PENGANTAR……….. iii

DAFTAR ISI……….. iv

DAFTAR TABEL………. v

DAFTAR GAMBAR……… vi

DAFTAR LAMPIRAN……… vii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang……… 1

B. Rumusan Masalah……….. 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Laporan Keuangan……… 5

1. Neraca……….. 5

2. Laba rugi……….. 14

3. Laporan perubahan ekuitas……….. 17

4. Laporan arus kas, dan……….. 17

5. Catatan atas laporan keuangan……… 18

B. Pengertian laporan arus kas……… 18

C. Klasifikasi laporan arus kas……… 20

1. Aktivitas operasi……….. 20

2. Aktivitas investasi……… 22

3. Aktivitas pendanaan……… 23

D. Metode penyusunan laporan arus kas………. 24

1. Metode langsung (Direct method)……….. 24

2. Metode tidak langsung (Indirect method)………... 25

E. Format laporan arus kas………... 26

F. Tujuan dan manfaat laporan arus kas………. 32

1. Tujuan laporan arus kas………... 32

2. Manfaat laporan arus kas………. 33

G. Peranan analisis laporan arus kas bagi manajemen………. 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian……….. 38

B. Jenis penelitian………. 38

(10)

 

D. Tehnik pengumpulan data……….. 39

E. Responden……….. 39

F. Periode yang diteliti………. 39

G. Jadwal penelitian……….. 39

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data penelitian 1. Sejarah singkat perusahaan……… 40

2. Struktur organisasi………. 41

3. Uraian tugas pokok……… 42

4. Laporan Keuangan Perusahaan……….. 48

1. Neraca……… 49

2. Laporan laba rugi………... 49

3. Laporan arus kas………... 50

5. Analisis dan penerapan PSAK NO. 2 pada CV. Karya Pratama Indonesia………. 51

6. Tujuan dan manfaat laporan arus kas pada CV. Karya Pratama Indonesia……… 53

1. Tujuan laporan arus kas……….. 53

2. Manfaat laporan arus kas……… 53

7. Analisis laporan arus kas sebagai dasar dalam pengambilan keputusan manajemen……… 54

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis dan evaluasi struktur organisasi……… 56

2. Analisis dan evaluasi laporan arus kas……… 57

3. Analisis dan evaluasi peranan laporan arus kas dalam pengambilan keputusan manajemen………. 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpilan……… 64

B. Saran………. 65

DAFTAR PUSTAKA

(11)

 

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Neraca perusahaan jasa……… 10

Tabel 2.2 Neraca perusahaan dagang……….. 11

Tabel 2.3 Neraca perbandingan PT. ABC………. 13

Tabel 2.4 Contoh laporan laba rugi bentuk single step……… 14

Tabel 2.5 Contoh laporan laba rugi bentuk multiple step……… 15

Tabel 2.6 Laporan laporan laba rugi PT. ABC……… 16

Tabel 2.7 Laporan arus kas PT. ABC metode tidak langsung………. 27

(12)

 

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Laba bersih versus arus kas bersih dari aktivitas

Operasi……… 22 Gambar 1.2 Struktur organisasi CV. Karya Pratama

(13)

 

ABSTRAK

Laporan arus kas adalah laporan yang memperlihatkan pengaruh aktivitas operasi, investasi, pendanaan perusahaan terhadap arus kas selama periode tertentu dengan menggunakan metode yang telah diterapkan yaitu mentode langsung ataupun metode tidak langsung. Laporan arus kas bermanfaat secara internal bagi pihak manajemen dan secara eksternal bagi pihak pemodal dan kreditur. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penyusunan laporan arus kas telah berpedoman pada PSAK No.2 dan sekaligus menguji apakah laporan arus kas ini dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan manajemen.

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan mengambil kasus pada CV. Karya Pratama Indonesia yaitu dengan cara membandingkan apa yang dipraktekkan perusahaan dimaksud, sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada pada PSAK No.2 tahun 2002.

Dari hasil penelitian di CV. Karya Pratama Indonesia menunjukan bahwa dalam menyusun laporan arus kas, perusahaan telah berpedoman pada PSAK No.2 dengan menggunakan metode tidak langsung. Dalam pengambilan keputusan manajemen, CV. Karya Pratama Indonesia menggunakan analisis laporan arus kas sebagai dasar dalam menentukan kebijakannya.

(14)

 

ABSTRACT

Cash flow statement is a report shows the influence of operating, investing, financing companies to cash flows during specipied periods using method that have been applied to the direct method or indirect method. Statement of cash flow useful internally to management and internally to the investor and creditor. The research to determine whether the preparation of cash flow statement have been based on PSAK No.2 and simultaneously to test whether cash flow is used as the basis for management decisions.

The method used in this research is descriptive method by taking the case on CV. Karya Pratama Indonesia is by comparing what in practice the company, is accordance with existing provisions in PSAK No.2 in 2002.

From the results of research in CV. Karya Pratama Indonesia shows that in the preparation of cash flow statement, the company has been guided by PSAK No.2 in 2002 using the indirect method. In management decision making, CV. Karya Pratama Indonesia using analysis of cash flow statement as the basis for determining its policies.

(15)

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, yang dikomunikasikan secara periodik kepada pemakainya. Laporan keuangan dibuat oleh pimpinan perusahaan untuk mempertanggungjawabkan hasil kegiatan dan harta perusahaan yang dipimpinnya. Adapun komponen-komponen dari laporan keuangan meliputi: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan. Namun informasi yang paling ulang oleh para pemakai laporan keuangan adalah bagaimana perusahaan menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas. Hal ini disajikan dalam laporan arus kas.

Laporan arus kas adalah laporan yang memperlihatkan pengaruh aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan perusahaan selama periode tertentu. Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 2 1999 : 2.1) menyatakan bahwa Perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam pernyataan ini dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan (Integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode laporan keuangan.

(16)

 

bisa dipelajari dengan sendirinya dari laporan keuangan yang lain selain Laporan arus kas.

Laporan arus kas yang direkomendasikan oleh pihak manajemen haruslah sesuai dengan format yang tercantum dalam PSAK No. 2, dalam standar tersebut laporan arus kas merupakan laporan mengenai arus masuk dan kas keluar bersih yang digolongkan menjadi tiga kategori utama sebagai aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan serta menggunakan metode yang telah ditetapkan yaitu metode langsung ataupun metode tidak langsung.

Laporan arus kas sangat bermanfaat secara internal bagi pihak manajemen dan secara eksternal bagi pihak pemodal dan kreditur. Dengan mengadakan analisa informasi arus kas, pihak manajemen akan mengetahui apakah kebijakan yang telah dilakukan dengan baik dalam hal memperoleh serta menggunakan kas tersebut pada suatu periode tertentu. Selain itu laporan arus kas juga dapat digunakan untuk menentukan kebijakan deviden, menilai efisiensi dan efektivitas setiap departemen yang telah diserahi wewenang, mengevaluasi imbas keputusan dan kebijakan pokok investasi dan pendanaan, serta memperoleh informasi yang relevan dalam penyusunan anggaran biaya, anggaran pendapatan maupun anggaran laba rugi untuk menentukan prosedur dan kebijakan yang lebih tepat sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik dengan tetap menjaga struktur permodalan yang sehat.

(17)

 

mengenai asset dan struktur keuangan (kewajiban dan ekuitas pemilik) perusahaan serta bagaimana asset ,kewajiban, dan ekuitas tersebut berubah dalam periode tertentu. Bagi pihak eksternal perusahaan , laporan arus kas ini akan membantu para pemodal , kreditur, dan pihak lainnya dalam menilai berbagai aspek dari posisi keuangan perusahaan, seperti yang dikemukakan oleh (Kieso dan Weygant 2002 : 247), yaitu :

1. menilai kinerja perusahaan dalam menghasilkan arus kas pada masa yang akan datang,

2. menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban, kemampuan membayar deviden, dan kebutuhan pendanaan ekstern,

3. penilaian atas alasan perbedaan antara laba bersih dengan kas bersih dan penerimaan serta pembayaran kas yang berkaitan,

4. menilai pengaruh posisi laporan keuangan perusahaan dari transaksi investasi dan pendanaan kas dan non kas selama satu periode.

Adapun perusahaan yang menjadi objek penelitian penulis adalah CV. Karya Pratama Indonesia, yaitu perseroan komanditer yang bergerak dibidang jasa-jasa pelabuhan kapal perikanan yang tentunya membutuhkan kas yang baik untuk membiayai kegiatan rutin sehari-hari maupun dalam rangka pengembangan perusahaan.

(18)

 

B. Perumusan Masalah

Dengan melihat dari beberapa aspek maka penulis mencoba merumuskan permasalahan yaitu:

1. Bagaimana penyusunan laporan arus kas CV. Karya Pratama Indonesia telah berpedoman pada PSAK No.2.

2. Bagaimana analisis laporan arus kas telah dimanfaatkan manajemen dalam proses pengambilan keputusan guna memperlancar operasi perusahaan dalam mencapai tujuan.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan yang dari penelitian yang dilakukan penulis adalah:

1. Mengetahui penyusunan laporan arus kas perusahaan telah berpedoman kepada PSAK No.2

2. Mengetahui apakah analisis laporan arus kas dijadikan sebagai salah satu dasar dalam pengambilan keputusan manajemen pada CV. Karya Pratama Indonesia

Manfaat dari penelitian ini:

a. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dengan membandingkan antara teori-teori yang dipelajari di bangku perkuliahan dengan praktek yang sebenarnya dilapangan.

(19)

 

(20)

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas-aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas tersebut. Laporan keuangan ini sering juga dinyatakan produk akhir dari proses akuntansi.

Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja perusahaan serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002 : 1.3 par.07) laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:

1. Neraca,

2. Laporan laba rugi,

3. Laporan perubahan ekuitas, 4. Laporan arus kas, dan

5. Catatan atas laporan keuangan.

1. Neraca

(21)

 

Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.1) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia disebutkan dalam neraca,

a. perusahaan menyajikan asset lancar terpisah dari asset tidak lancar dan kewajiban jangka pendek terpisah dari kewajiban jangka panjang kecuali untuk industri tertentu diatur dalam PSAK khusus. Asset lancar disajikan menurut urutan likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo.

b. perusahaan harus menggunakan informasi jumlah setiap asset yang akan diterima dan kewajiban yang akan dibayarkan sebelum dan sesudah dua belas bulan dari tanggal neraca.

c. apabila perusahaan menyediakan barang atau jasa dalam siklus operasi perusahaan yang dapat di identifikasi dengan jelas, maka klasifikasi maka asset lancar dan tidak lancar serta kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dalam neraca memberikan informasi yang bermanfaat yang membedakan asset bersih sebagai modal kerja dengan asset yang digunakan untuk operasi jangka panjang.

Neraca terdiri dari 3 unsur: Aktiva, Hutang, dan Modal. a. Pengertian aktiva

(22)

 

Pengertian aktiva (menurut Yusuf 1999 : 22) menerangkan “aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan yang biasa dinyatakan dalam satuan uang.”

(Menurut Sugiri dan Sumiyana 1996 : 12) menerangkan “aktiva ialah manfaat ekonomi dimasa mendatang yang cukup pasti,yang diperoleh atau dikuasai oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa masa lampau.”

Aktiva secara garis dapat diklasifikasikan atas aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Standar Akuntansi Keuangan membedakan aktiva lancar dan aktiva tidak lancar dengan beberapa syarat.

Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, jika aktiva tersebut: 1) diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan

dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan,

2) dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan agar direalisir dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca,

3) berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi sebagai aktiva tidak lancar.

(23)

 

digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. (Menurut PSAK No.16) aktiva tetap ialah:

“Aktiva yang berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau lebih dulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.”

Aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh perusahaan dapat mempunyai macam-macam bentuk, seperti : tanah, bangunan, mesin, kendaraan ,dan lain-lain. b. Pengertian hutang / kewajiban

Kewajiban adalah kemungkinan pengorbanan kekayaan ekonomis dimasa yang akan datang dengan memberikan harta atau jasa kepada pihak lain dimasa yang akan datang sebagai akibat dari suatu transaksi atau kejadian dimasa yang sudah terjadi.

(Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2004 : 49b)

“Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.”

Definisi hutang /kewajiban menurut FASB “

(24)

 

SFAC No. 6 mendefinisikan hutang sebagai berikut : ”

Liabilities are probable future sacrifices of economic benefit arising from fresent obligationsof a particular entity to transfer asset or provide services to orther entities in the future as a result of past transactions or events”.

Sama hal-nya dengan aktiva, kewajiban juga mempunyai klasifikasi yaitu : kewajiban lancar dan kewajiban tidak lancar.

c. Modal (ekuitas)

Modal adalah suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga (entity) setelah dikurangi kewajibannya dalam perusahaan perseorangan nilai modal ini merupakan modal pemiliknya sendiri sedangkan dalam perusahaan perseorangan perlu dibedakan antara modal disetor dengan modal dari pendapatan (retained earning).

Defenisi modal menurut (APB Statement No.4) yaitu “owner’s equity is the interest of owner of an enterprise which is the excess of an enterprise’s asset overits liabilities “.

Defenisi modal menurut (SFAC No.6) yaitu “equity or net asset is the residual interest in the asset of an entity that remains after deducting its liabilities”.

(25)

 

Tabel 2.1

Contoh neraca perusahaan jasa

PT. XYZ NERACA

PER 31 DESEMBER 2010

AKTIVA

Perlengkapan 3.000.000

Biaya dibayar dimuka 5.000.000

Pajak dibayar dimuka 30.000.000

Investasi jangka panjang

Saham 30.000.000

Obligasi 50.000.000

Jumlah aktiva lancar dan investasi JK

panjang 321.000.000

Aktiva tetap

Tanah 200.000.000

Bangunan 300.000.000

Peralatan kantor 50.000.000

Kendaraan 20.000.000

Furniture 10.000.000

Jumlah Aktiva Tetap 580.000.000

Total aktiva 901.000.000

Uang muka penjualan 10.000.000

Jumlah hutang lancer 151.000.000

Hutang jangka panjang

Hutang bank 100.000.000

Hutang hipotik 100.000.000

Jumlah hutang jangka panjang 200.000.000

Ekuitas

Modal Pemilik 550.000.000

Jumlah modal 550.000.000

(26)

 

Tabel 2.2

Contoh neraca perusahaan dagang PT. XYZ

NERACA

PER 31 DESEMBER 2010

AKTIVA

Persediaan barang dagang 53.000.000

Biaya dibayar dimuka 5.000.000

Pajak dibayar dimuka 3.000.000

Jumlah aktiva lancer 241.000.000

Aktiva tetap

Total aktiva 821.000.000

Jumlah hutang lancer 151.000.000

Hutang jangka panjang

Hutang bank 30.000.000

Hutang hipotik 40.000.000

Hutang Obligasi 50.000.000

Jumlah hutang jangka panjang 120.000.000

Ekuitas

Modal usaha 400.000.000

Laba ditahan 150.000.000

Jumlah modal 550.000.000

(27)

 

Dari kedua contoh neraca diatas dapat disimpulkan perbedaan antara neraca perusahaan jasa dan neraca perusahaan dagang. Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatan ekonominya menjual dalam bentuk jasa. Contoh perusahaan jasa adalah perusahaan Travel, Salon, dan Asuransi. Sedangkan perusahaan dagang adalah Perusahaan yang menjual produk kepada konsumen. Contohnya Giant, Hypermart dan Hero. Sedangkan perbedaannya pada neraca adalah Neraca pada perusahaan jasa tidak menampilkan akun Persediaan barang dagang.

Berikut ini penulis menyajikan sebuah ilustrasi penyusunan neraca perbandingan yang datanya diambil dari ilustrasi pada PT. ABC yang penulis tampilkan pada hal.13,tabel 2.3.

(28)

 

Tabel 2.3

Neraca perbandingan PT. ABC

PT. ABC

Neraca Perbandingan

Per 31 Desember 2010 dan 2009

2010 2009 kenaikan /

Total Aktiva 618.200 537.700 80.500

Total Kewajiban 191.900 239.400 47.500

Ekuitas Pemegang Saham

Saham Biasa 144.000 96.000 48.000 Laba Ditahan 282.300 202.300 80.000

Total Ekuitas pemegang saham 426.300 298.300 128.000

Total Kewajiban dan Ekuitas

pamengan- 618.200 537.700 80.500

(29)

 

2. Laporan laba rugi

Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil yang diterima perusahaan pada suatu periode tertentu. Unsur-usur Laporan Laba Rugi :

a. Pendapatan b. Beban

Laporan laba rugi dapat dibuat dalam dua bentuk, yaitu : a. Bentuk single step ( langsung)

Semua pendapatan dikelompokkan tersendiri dibagian atas dan dijumlahkan, kemudian semua beban dikelompokkan tersendiri dibagian bawah dan dijumlahkan. Jumlah pendapatan dikurangi jumlah beban, selisihnya merupakan laba bersih atau rugi bersih.

Tabel 2.4

Contoh laporan laba rugi bentuk langsung (single step)

PT. XYZ Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2010

(30)

 

Kesimpulan dari laporan laba rugi bentuk single step dengan langkah tunggal, tidak ada pemisahan antara pendapatan usaha dengan pendapatan diluar usaha, dan juga tidak ada pemisahan antara beban usaha dan beban diluar usaha. b. Bentuk multiple step

Pendapatan dibedakan menjadi pendapatan usaha dan pendapatan diluar usaha. Demikian juga beban dibedakan menjadi beban usaha dan beban diluar usaha. Pendapatan dan beban usaha disajikan pertama, pendapatan dan beban diluar usaha disajikan kemudian.

Tabel 2.5

Contoh laporan laba rugi bentuk multiple step

PT. XYZ Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2010 Pendapatan Usaha 4 Beban Perlengkapan Rp.XXX

Jumlah Beban Usaha Rp. (XXX)

(31)

 

Berikut ini penulis menyajikan sebuah ilustrasi penyusunan laporan laba rugi yang datanya diambil dari ilustrasi pada PT. ABC. Penulis akan mencoba menyajikan studi kasus pada PT. ABC.

Tabel 1.6

Laporan laba rugi PT. ABC

PT. ABC

LAPORAN LABA RUGI

Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010

(32)

 

Penjelasan penyusutan unsur beban bukan kas sebagai berikut: Beban penyusutan Rp. 7,000

Akumulasi penyusutan Rp. 7,000

Keuntungan penjualan tanah Rp. 12.000 Laba bersih pada 31 Desember 2010 Rp. 108,000.

3. Laporan perubahan ekuitas

Laporan perubahan ekuitas adalah suatu laporan yang menjelaskan posisi modal perusahaan yang mengalami kenaikan atau penurunan karena laba atau rugi yang diperoleh selama suatu periode tertentu. Laporan Perubahan Ekuitas memiliki fungsi yang sama dengan laporan laba ditahan sehingga dapat dianggap bahwa laporan perubahan ekuitas merupakan laporan pengganti laba ditahan. Laporan perubahan ekuitas memuat saldo laba (Rugi) periode berjalan, pembayaran deviden, penyisihan dari laba (appropriationof retained earning), kerugian yang belum terealisir dari penilaian surat berharga, dan penarikan atau penambahan modal dari pemilik.

4. Laporan arus kas

(33)

 

5. Catatan atas laporan keuangan

Catatan - catatan ini meliputi penjelasan atau rincian jumlah yang tertera dalam laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban dan komitmen. Serta penggunaan yang lain diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan secara wajar. Catatan atas laporan keaungan ini disajikan untuk memberikan penjelasan bagi pemakai laporan keuangan mengenai rincian jumlah yang tertera dalam neraca.

B. Pengertian Laporan Arus Kas

Pada dasarnya laporan arus kas hanya terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan catatan atas laporan keuangan. Namun pada tahun 1987 Financial Accounting Standar Board secara resmi menambahkan komponen laporan keuangan menjadi lima. Komponen laporan keuangan yang terakhir tersebut adalah laporan arus kas (Statement Of cash Flow).

(34)

 

Alasan utama masuknya laporan arus kas sebagai komponen laporan keuangan adalah bahwa akuntansi akrual tidak mampu menunjukkan arus kas bersih yang sebenarnya terjadi pada suatu perusahaan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 2 1999 2.1) menyebutkan bahwa :

“Dalam akuntansi akrual aktiva, kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban diakui pada saat kejadian bukan saat kas atau setara kas diterima dan dicatat serta disajikan dalam laporan keuangan pada saat periode terjadinya.”

Di Indonesia laporan arus kas secara resmi mulai dimasukkan dalam komponen laporan keuangan sejak tahun 1994 yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.2 tahun 1994. PSAK No.2 tahun 1994 mengharuskan perusahaan menyusun laporan arus kas sebagai bagian yang tak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. PSAK No.2 tahun 1994 masih digunakan dalam standar penyusunan laporan arus kas sebab sampai saat ini pernyataan tersebut belum mengalami revisi atau perubahan walaupun Standar Akuntansi Keuangan sudah mengalami revisi sebanyak dua kali yaitu pada tahun 1996 dan tahun 1999.

Dalam menyusun laporan arus kas, hal utama yang menjadi pokok perhatian adalah kas dan setara kas. Kas memiliki peranan yang sangat penting bagi setiap perusahaan dalam kegiatan operasionalnya. Hampir seluruh transaksi perusahaan melibatkan kas baik secara langsung maupun tidak langsung. Hendriksen dalam buku Teori Akuntansi menyatakan bahwa :

(35)

 

yang mereka inginkan dan tersedia didalam perekonomian yang mereka inginkan”.

Selain kas laporan arus kas juga menginformasikan setara kas (cash equivalent). Pernyataan Standar Akuntansi No.2 menyatakan bahwa :

“Setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang sangat signifikan.”

Jadi dapat dikonversikan menjadi kas dalam jangka waktu satu tahun. Setara kas antara lain berupa investasi sementara (Markettable securities).

C. Klasifikasi Laporan Arus Kas

Pengklasifikasian arus kas penting dilakukan untuk mengevaluasikan perubahan arus kas bersih yang terjadi dan memprediksi arus kas masa depan, serta memberikan informasi yang kemungkinan para pengguna laporan keuangan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut pada posisi keuangan perusahaan. (Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2002 : 2.3 par 10) :

“Perusahaan menyajikan laporan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut.”

1. Aktivitas operasi (Operating aktivities)

(36)

 

(Menurut Skousen, Stice 2001 : 281) “Jumlah kas bersih yang diberikan atau digunakan oleh aktivitas operasi adalah angka pokok didalam laporan arus kas.”

Jumlah ini merupakan indikator yang menentukan apakah kegiatan perusahaan menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melaksanakan kegiatan investasi tanpa mengandalkan sumber pendapatan dari luar. Berikut adalah beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas operasi baik kas masuk (cash inflow) maupun arus kas keluar (cash outflow).

a. Arus kas masuk (cash inflow)

1) Penerimaan kas dari penjualan barang – barang atau penyerahan jasa 2) Penerimaan kas dari hasil pemberian pinjaman (Bunga yang diterima) 3) Penerimaan kas dari ekuitas surat berharga (Deviden yang diterima). b. Arus kas keluar (cash outflow)

1) Pembayaran kas kepada pemasok persediaan 2) Pembayaran kas kepada karyawan

3) Pembayaran kas kepada pemerintah dalam bentuk pajak

4) Pembayaran kas kepada pemberi pinjaman dalam bentuk bunga 5) Pembayaran kas kepada pemasok untuk biaya – biaya lain.

(37)

 

yang menggambarkan hubungan antara laba bersih dan arus kas bersih dari aktivitas operasi.

Hilangkan Pendapatan Nonkas

Hilangkan Beban Nonkas

Bagan 2.1 Laba bersih versus arus kas bersih dari aktivitas operasi

Sumber : Kieso dan Weygandt, Akuntansi Intermediate, Edisi ketujuh, Jilid Tiga, hal.252.

2. Aktivitas investasi (investing activities)

Aktivitas-aktivitas investasi (investing activities) adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi yang tidak termasuk kas. Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas dimasa depan. Berikut adalah beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi baik arus kas masuk (cash inflow) maupun arus kas keluar (cash outflow)

BEBAN YANG  TERJADI 

PENDAPATAN  YANG TERJADI 

LABA  BERSIH 

ARUS KAS DARI  AKTIVITAS 

(38)

 

a. Arus kas masuk (cash inflow)

1) Penerimaan kas dari penagihan piutang jangka panjang

2) Penerimaan kas dari penjualan surat-surat berharga berupa investasi. 3) Penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap, aktiva tak berwujud dan

aktiva jangka panjang lainnya. b. Arus kas keluar (cash outflow)

1) Pembayaran kas untuk pembelian aktiva tetap.

2) Pembayaran kas untuk pembelian surat berharga entitas lainnya.

3) Pembayaran kas untuk pemberian pinjaman pada kepada entitas lainnya. 4) Pembayaran kas untuk aktiva lain yang digunakan yang digunakan dalam

kegiatan produktif seperti hak paten.

3. Aktivitas pendanaan (financing aktivities)

Aktivitas – aktivitas pendanaan (financing activities) adalah yang mengakibatkan perubahan jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Arus kas dari aktivitas pendanaan ini haruslah di ungkapkan secara terpisah, karena pengungkapan terpisah arus kas dari aktivitas pendanaan berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penanam modal di perusahaan tersebut. Berikut ini beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan, baik arus masuk (cash inflow) maupun arus kas keluar (cash out flow).

a. Arus kas masuk (cash inflow)

(39)

 

2) Penerimaan kas dari penerbitan kewajiban (obligasi promes). b. Arus kas keluar (cash outflow)

1) Pembayaran kas kepada para pemegang saham dalam bentuk deviden 2) Pembayaran kas untuk penebusan hutang jangka panjang atau

memperoleh kembali saham.

D. Metode Penyusunan Laporan Arus Kas

Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu metode berikut :

1. Metode langsung (Direct Method)

2. Metode tidak langsung (Indirect Method)

1 Metode langsung (Direct method)

Metode langsung merupakan suatu pendekatan yang mengkalkulasi dan melaporkan aliran kas dari aktivitas operasi yang merincikan penerimaan kas bruto operasi utama serta pengeluaran kas bruto. Metode langsung disebut juga metode perhitungan laba rugi. Metode ini mengkonvesikan pos-pos laporan laba rugi dari dasar akrual ke dasar kas atau tunai. Metode ini menghasilkan penyajian laporan penerimaan dan pengeluaran kas secara ringkas. Perusahaan dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode ini. (Ikatan Akuntan Indonesia 2002 : 2.4) menyatakan bahwa :

(40)

 

2 Metode tidak langsung (Indirect Method)

Metode tidak langsung disebut juga metode reconsiliasi. Aplikasi metode tidak mensyaratkan pembuatan penyesuaian untuk setiap pos dalam laporan laba rugi (seperti halnya dalam metode langsung), namun hanya penyesuaian yang diperlukan untuk mengkonversi laba bersih menjadi arus kas dari aktivitas operasi. Penyajiannya dimulai dari laba bersih kemudian disesuaikan dengan menambah atau mengurangi perubahan dalam pos–pos yang mempengaruhi kegiatan operasional seperti penyusutan, pos aktiva lancar maupun hutang lancar. Beban–beban non kas dalam perhitungan laba rugi ditambahkan kembali ke laba bersih dan kredit non kas dikurangi untuk menghitung arus kas bersih dari aktivitas operasi. Dalam metode ini, net income disesuaikan dengan menghilangkan transaksi non kas.

(41)

 

lebih banyak digunakan oleh para pemakai laporan keuangan terutama para bankir yang akan memberikan pinjaman, karena lebih mencerminkan pemasukan dan pengeluaran kas secara langsung tanpa memerlukan penyesuaian secara potensial yang mengacaukan terhadap laba bersih.

E. Format Laporan Arus Kas

Pada saat akan menyusun laporan arus kas ada tiga informasi yang penting harus diperoleh yaitu neraca komparatif (Perbandingan), Perhitungan Laba Rugi pada tahun yang berjalan dan data transaksi yang terpilih. Menurut Kieso dan Weygandt ada tiga langkah yang harus dilakukan dalam rangka menyusun laporan arus kas yaitu :

1. menentukan perubahan dalam kas. Prosedur ini bersifat langsung karena perbedaan antara saldo awal dan saldo akhir kas dapat dengan mudah dihitung dari pemeriksaan atas neraca perbandingan,

2. menentukan arus kas bersih dari aktivitas operasi. Prosedur ini rumit, melibatkan analisis tidak hanya perhitungan rugi laba tahun berjalan tapi juga neraca perbandingan dan juga data transaksi terpilih,

3. menentukan arus kas bersih dari aktivitas investasi dan pendanaan. Semua perubahan lain dalam perkiraan neraca harus dianalisis guna menentukan pengaruhnya pada kas.

PSAK No. 2 menyebutkan bahwa dalam penyusunan laporan arus kas, arus kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitasnya yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, aktivitas pendanaan. Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

(42)

 

macam. Perbedaan diantara dua format tersebut hanyalah terletak pada aktivitas operasinya saja sedangkan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan formatnya tetap sama.Berdasarkan penjelasan diatas dapat disusun laporan arus kas dengan menggunakan metode tidak langsung.

Tabel 2.7

Laporan arus kas PT. ABC metode tidak langsung

PT. ABC LAPORAN ARUS KAS

Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010

Arus kas bersih yang digunakan untuk

aktivitas investasi -3.000

Arus kas dari aktivitas pendanaan

Kas yang diterima dari penjualan saham biasa 48.000

Dikurangi :

Kas yang dibayar untuk pelunasan utang

obligasi 50.000

Kas yang dibayar untuk deviden 24.000 74.000

Arus kas bersih yang digunakan untuk

aktivitas pendanaan -26.000

Kenaikan kas 71.500

Kas pada awal tahun 26.000

(43)

 

Penjelasan Mengenai laporan arus kas metode tidak langsung :

1. Penerimaan kas dari pelanggan

Penjualan PT. ABC sebesar Rp. 1,180,000 dilaporkan dengan menggunakan metode akrual. Untuk menentukan kas yang diterima dari penjualan kepada pelanggan, jumlah tersebut harus disesuaikan. Penyesuaian ini diperlukan untuk mengkonversi mengubah penjualan yang dilaporkan laba rugi menjadi kas yang diterima dari pelanggan seperti yang diperlihatkan sebagai berikut :

Penjualan Rp. 1.180.000

Dikurangi kenaikan piutang usaha Rp. 9.000 Kas yang diterima dari pelanggan Rp. 1.171.000

Penambahan piutang usaha untuk penjualan kredit selama tahun berjalan adalah lebih besar dari jumlah yang ditagih dari pelanggan kredit. Oleh karena itu jumlah yang dilaporkan pada laporan laba rugi sebagai penjualan mencakup Rp. 9.000 yang tidak menghasilkan arus kas masuk selama tahun tersebut. Kas yang diterima dari pelanggan sebesar Rp. 1,171.000 akan dilaporkan dalam laporan arus kas pada bagian arus kas dari aktivitas operasi.

2. Pembayaran kas untuk barang dagang

(44)

 

Penjelasan pembayaran kas untuk barang dagang sebagai berikut :

Harga pokok penjualan Rp. 790.000

Dikurangi penurunan persediaan Rp. (8.000) Ditambah penurunan utang usaha Rp. 3.200 Pembayaran kas untuk barang dagangan Rp. 785.200

Penurunan persediaan sebesar Rp. 8000 menunjukkan bahwa barang yang dijual melebihi harga pokok pembelian. Jumlah harga pokok penjualan yang dilaporkan pada laporan laba rugi yang mencakup Rp. 8.000 tidak memerlukan kas pada tahun tersebut jadi jumlah itu harus dikurangi dari harga pokok penjualan. Penurunan utang usaha sebesar Rp. 3200 menunjukkan arus kas keluar yang tidak termasuk dalam harga pokok penjualan. Dengan kata lain, penurunan utang usaha menunjukkan bahwa pembayaran kas untuk barang dagangan lebih besar dari pembelian kredit. Jadi jumlah tersebut harus dijumlahkan dengan harga pokok penjualan dalam menentukan pembayaran kas untuk barang dagangan.

3. Pembayaran kas untuk beban operasi

Beban penyusutan sebesar Rp. 7.000 dilaporkan dalam laporan laba rugi tidak memerlukan arus kas keluar. Beban operasi lainnya sebesar Rp.196.000 disesuaikan guna mencerminkan pembayaran kas untuk beban operasi. Jumlah pembayaran kas untuk beban operasi adalah sebagai berikut :

(45)

 

4. Keuntungan penjualan tanah

Laporan laba rugi PT. ABC melaporkan keuntungan penjualan tanah sebesar Rp. 12.000. Keuntungan ini mencakup hasil penjualan tanah yang dilaporkan sebagai arus kas dari aktivitas investasi.

5. Beban bunga

Laporan laba rugi melaporkan beban bunga sebesar Rp. 8.000. Beban bunga tersebut berhubungan dengan utang obligasi yang beredar selama tahun berjalan. Jadi, arus kas keluar untuk beban bunga dilaporkan pada laporan arus kas sebagai aktivitas operasi.

6. Pembayaran kas untuk pajak penghasilan

Pembayaran untuk pajak penghasilan ditentukan sebagai berikut :

Pajak penghasilan Rp. 83.000

(46)

 

Tabel 2.8

Laporan arus kas PT. ABC metode langsung

PT. ABC

LAPORAN ARUS KAS

Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2010

Kas yang dibayar untuk pelunasan utang

obligasi 50.000

(47)

 

kas bersih sebesar Rp. 100,500 berasal dari aktivitas operasi. Penggunaan kas berasal dari aktivitas.

F. Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas

1. Tujuan laporan arus kas

Tujuan utama dari laporan arus kas ini adalah menyediakan informasi tentang penerimaan kas dan pembayaran kas dari suatu entitas selama satu periode tertentu. (Menurut Sofyan Syafri Harahap 2001 : 243) :

“Tujuan menyajikan laporan arus kas adalah memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu”.

Laporan ini akan membantu para investor, kreditur, dan pemakai lainnya untuk :

a. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukan kas dimasa yang akan datang.

b. Menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya membayar deviden dan keperluan dana untuk kegiatan ekstern.

c. Menilai alasan-alasan perbedaan antara laba bersih dikaitkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas.

d. Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi keuangan lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.

(48)

 

dalam menilai bagaimana perusahaan mengelola kas-nya di masa yang akan datang dan juga bertujuan dalam memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu.

2. Manfaat laporan arus kas

Laporan arus kas bermanfaat secara internal bagi manajemen memakai laporan ini untuk menilai likuiditas, menentukan kebijakan deviden, dan mengevaluasi imbas dari keputusan-keputusan kebijakan pokok yang menyangkut investasi dan pendanaan. Bagi para pemakai laporan keuangan lain, informasi ini berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator jumlah, waktu dan kepastian arus kas masa depan.

(Menurut Standar Akuntansi Keuangan No.2 2002 : part.3) :

“Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masuk depan (future cash flow) dari berbagai perusahaan.”

G. Peranan Analisis Laporan Arus Kas Bagi Manajemen

(49)

 

resiko terkecil dan diharapkan akan memberikan manfaat terbaik bagi perusahaan. Dalam pengambilan keputusan dikenal dengan beberapa model, yaitu :

1. Rational model :dimana model ini lebih menekankan rasio atau akal sehat bukan berdasarkan perasaan.

2. Behavior model : dimana model ini digunakan apabila rasional model tidak dapat digunakan karena adanya keterbatasan rasional sehingga alternatif yang dipilih adalah alternatif yang minimal tingkat kepuasannya.

3. Irrational model : Dimana dalam model ini keputusan dibuat secara cepat tanpa pertimbangan yang lebih mendalam.

Faktor ketidakpastian, kompleksitas lingkungan, dinamika masyarakat, persaingan, keterbatasan sumber daya, dan resiko. Untuk dapat memperkecil faktor – faktor tersebut maka dibutuhkan analisa yang tepat terhadap masing – masing alternatif yang ada. Seorang investor, misalnya, harus melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan untuk dapat mengambil keputusan apakah ia akan tetap melakukan investasi, memperbesar nilai investasinya atau bahkan harus menghentikannya sama sekali. Demikian juga halnya dengan kreditur dalam mempertimbangkan pemberian kredit terhadap perusahaan – perusahaan yang mengajukan permohonan kredit.

(50)

 

apakah sesuai dengan rencana atau tidak. Selain itu menganalisa laporan keuangan manajemen dapat terbantu dalam mengambil keputusan terhadap masalah yang dihadapi perusahaan.

Salah satu analisa yang dianggap sangat penting bagi pihak eksternal dan manajer adalah analisa terhadap laporan arus kas. Baik pihak eksternal maupun manajer sama – sama berkeyakinan bahwa laporan arus kas mampu menyajikan informasi yang handal mengenai arus kas bersih yang sebenarnya pada periode berjalan. Dengan menganalisa laporan arus kas maka seorang investor akan dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengelola, merencanakan serta mengendalikan arus kas masuk dan keluar suatu perusahaan dimasa yang lalu, termasuk kemampuan dalam membayar deviden di masa yang akan datang. Sedangkan bagi kreditur dengan menganalisa laporan arus kas maka akan dapat diperkirakan bagaimana kemampuan perusahaan dalam membayar bunga dan mengembalikan perusahaan.

Analisa laporan arus kas selama beberapa periode dibutuhkan untuk mengamati perilaku arus kas yang berulang dan dapat meramalkan kemungkinan serta frekuensi arus kas yang tidak berulang. Arus kas yang berulang, misalnya pembelian aktiva tetap dan pembelian saham obligasi, harus dikelompokan sedemikian rupa agar dapat membantu pemakai dalam meramalkan arus kas yang akan datang.

(51)

 

biasanya manajemen mempunyai dua alternatif yaitu meminjam ke bank atau menjual aktiva tetap yang ada. Sebelum mengambil keputusan maka manajemen harus mempertimbangkan kemampuan perusahaan. Apabila yang dipilih alternatif pertama maka harus diperhitungkan bagaimana kira-kira kemampuan perusahaan untuk membayar cicilan pinjaman beserta bunganya dimasa yang akan datang. Setelah dilakukan analisa ternyata perusahaan mampu membayar cicilan pinjaman beserta bunganya maka manajemen tentunya akan memutuskan untuk meminjam ke bank, namun apabila terjadi sebaliknya maka manajemen akan memilih alternatif yang kedua yaitu menjual aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.

Setiap pemegang saham selalu mengharapkan deviden yang besar namun besarnya deviden tergantung pada kemampuan dan kebijakan perusahaan. Dalam menentukan berapa besarnya deviden yang akan dibagikan pada tahun berjalan maka manajemen dapat menggunakan analisa laporan arus kas sebagai alat bantu dengan tetap memperhatikan kemampuan perusahaan. Ada beberapa faktor yang menjadi dasar pertimbangan manajemen dalam memutuskan pembayaran deviden, seperti kas yang tersedia, kesempatan dan tujuan perusahaan dalam hal perluasan modal, kebijakan perusahaan mengenai pembiayaan perusahaan eskternal dan kemampuan perusahaan memperoleh dana dari luar.

(52)

 

(53)

 

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Yang menjadi objek dalam penelitian adalah CV. Karya Pratama Indonesia yang beralamat di Jalan Gatot Subroto No. 110 Pondok Batu Sarudik Tapanuli Tengah.

B. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah bersifat deskriptif, yaitu dengan cara menguraikan tentang sifat – sifat dan keadaan sebenarnya dari suatu objek penelitian.

C. Jenis Data

1. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian yang memerlukan pengolahan lebih lanjut oleh penulis. Data primer yang penulis kumpulkan dari perusahaan adalah berupa hasil wawancara.

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dan data tersebut diolah seperti :

a. Sejarah perusahaan dan aktivitas perusahaan b. Struktur organisasi perusahaan

c. Laporan keuangan perusahaan

(54)

 

D. Tehnik Pengumpulan Data

1. Tehnik wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak – pihak dalam perusahaan, khususnya pada bagian yang berkaitan dengan penelitian yaitu bagian operasional, bagian akuntansi dan keuangan perusahaan.

2. Tehnik observasi, yaitu pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung terhadap aktivitas yang berhubungan langsung dengan laporan keuangan dan laporan arus kas.

E. Responden

Responden dalam penelitian ini adalah Manajer Operasional dan Kepala Bagian Akuntansi berserta Staff lain yang berkaitan dalam pembahasan dan penyelesaian skripsi ini.

F. Periode yang diteliti

Adapun periode laporan keuangan yang diteliti oleh penulis adalah periode Tahun 2009 dan 2010.

G. Jadwal penelitian

(55)

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Sejarah Ringkas Perusahaan

Dalam rangka mendukung pengembangan usaha dibidang perikanan khususnya yang terkait dengan kegiatan usaha penangkapan ikan, perlu adanya sarana / fasilitas penunjang kegiatan operasional bagi kapal – kapal penangkap ikan yang berkualitas dan memiliki kapasitas pelayanan yang prima, diantaranya:

a. Fasilitas dermaga.

b. Fasilitas kolam pelabuhan yang luasnya cukup memadai dengan variasi kedalam kolam antara 3,5 meter sampai 4,5 meter.

c. Fasititas tempat pendaratan / pelelangan ikan hasil tangkapan. d. Fasilitas tempat pengepakan / peng - es- an ikan hasil tangkapan.

CV. Karya Pratama Indonesia adalah perseroan komanditer yang bergerak dibidang industri perikanan terpadu, yang didirikan di Sibolga sesuai dengan akta nomor : 04 tertanggal 4 juni 2002 didepan Notaris Purnama, SH dan telah didaftarkan di Kepanitraan Negeri Sibolga oleh Denar Meha, Sm,HK dengan nomor : 67 tertanggal 5 juni 2002. Perseroan ini berkedudukan hukum dan berkantor pusat di Jalan Gatot Subroto No. 110 Sarudik Tapanuli Tengah.

(56)

 

Adapun jenis kegiatan pelayanan jasa yang dilakukan meliputi :

1) Pelayanan fasilitas dermaga dengan ukuran panjang 160 m dan lebar 7 m untuk keperluan bongkar ikan hasil tangkapan dan muat kebutuhan operasional kapal melaut, serta pelayanan fasilitas dermaga dengan ukuran panjang 120 m dan lebar 7 m untuk keperluan tambat labuh serta sandar untuk perbaikan / perawatan kapal dan alat tangkap ikan.

2) Pelayanan fasilitas untuk suplai logistik / kebutuhan perbekalan operasional kapal melaut seperti bahan bakar minyak solar, es balok, air tawar, kebutuhan bahan makanan kapal, dan keperluan lainnya.

3) Pelayanan fasilitas kesyahbandaran kapal perikanan meliputi pengurusan surat izin berlayar / persetujuan berlayar, pengurusan surat laik operasi, pengurusan perizinan kapal lainnya.

4) Pelayanan fasilitas tempat pendaratan / pelelangan ikan hasil tangkapan, tempat pengepakan, dan peng-es-an ikan hasil tangkapan.

5) Pelayanan fasilitas gudang dingin (Cold Storage) untuk keperluan pembekuan / penyimpanan ikan hasil tangkahan.

2. Struktur Organisasi Perusahaan

(57)

 

dipergunakan. Struktur organisasi yang digunakan CV. Karya Pratama Indonesia adalah sistem organisasi lurus dimana pada sistem ini pimpinan perusahaan harus menetapkan kebijaksanaan secara konsekuen terhadap persoalan yang akan dihadapi yakni dengan jalan pembagian tugas dan kerja tertentu secara terperinci.

Adapun uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing–masing bagian sebagai berikut :

1. Direktur

2. Manager Operasional

3. Bagian Akuntansi dan Keuangan 4. Bagian Perbekalan Kapal

5. Bagian Tata Operasional Pelabuhan 6. Bagian Es Giling

7. Bagian Keamanan

3. Uraian Tugas Pokok

a. Direktur

1) Direktur merupakan koordinasi tertinggi bagi seluruh strategi perusahaan.

2) Memimpin dan mengendalikan seluruh kegiatan usaha yang dijalankan perusahaan.

(58)

 

4) Menciptakan dan memberlakukan peraturan–peraturan dan pengelolaan usaha yang dijalankan perusahaan.

5)i Memelihara efisiensi kerja dari seluruh bagian yang ada agar tercipta suasana yang baik pada perusahaan.

6)i Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan keuangan dan inves-tasi, serta pengadaan dan pengendalian asset / kekayaan perusahaan. 7)i Memberikan laporan keuangan bulanan, pelaksanaan kebijakan umum

dan program kerja kepada para persero perusahaan.

8) Memberikan petunjuk operasional pelaksanaan pekerjaan kepada seluruh bagian yang ada pada perusahaan.

b. Manajer Operasional

1) Dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaannya Manajer Operasional bertanggung jawab langsung kepada Direktur CV. Karya Pratama Indonesia.

2) Melaksanakan fungsi perencanaan dan pengembangan, serta pemeliharaan dan pemanfaatan seluruh sarana / fasilitas perusahaan. 3) Menyelenggarakan pelayanan yang prima dan memberikan pelayanan

serta kesempatan yang sama kepada seluruh pelanggan / pengguna jasa perusahaan.

4) Menjalankan peraturan – peraturan pengelolaan kegiatan usaha perusahaan.

(59)

 

pemberitahuan berlayar, surat laik operasi, dan perizinan kapal lainnya berkoordinasi dengan instalasi terkait.

6) Melaksanakan koordinasi pelaksanaan urusan keamanan kapal yang sedang melakukan kegiatan bongkar ikan hasil tangkapan, muat perbekalan operasional kapal melaut, dan sandar untuk perbaikan kapal serta alat tangkap.

7) Menyelanggarakan pungutan terhadap pelayanan yang diberikan kepada seluruh pelanggan / pengguna jasa pelabuhan.

8) Menyelenggarakan inventarisasi secara rutin terhadap seluruh sarana / fasilitas.

c. Bagian Akuntansi dan Keuangan

1) Dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaannya Bagian Accounting bertanggung jawab langsung kepada Direktur CV. Karya Pratama Indonesia.

2) Menutup buku kas setiap akhir bulan maupun sekali 24 (dua puluh empat) jam, dan membuat laporan pertanggung jawaban keuangan perusahaan pada setiap akhir bulan.

3) Menyusun pelaksanaan operasional pelaksanaan tugas – tugas terkait dengan kegiatan keuangan sesuai program kerja dan petunjuk Direktur CV. Karya Pratama Indonesia.

(60)

 

5) Melaksanakan pembayaran seluruh kewajiban dan beban operasional perusahaan.

6) Melaksanakan penagihan seluruh piutang perusahaan.

7) Melaksanakan kegiatan penyetoran dana kerekening giro bank sesuai petunjuk Direktur CV. Karya Pratama Indonesia.

8) Melaksanakan tugas pembukuan untuk pengisian data transaksi dan biaya secara rutin setiap hari pada buku jurnal dan buku pembantu perusahaan.

9) Bertanggung jawab penuh terhadap keamanan dana yang diterima baik berupa hasil tagihan maupun kegiatan pembayaran semua kewajiban – kewajiban perusahaan.

d. Bagian Perbekalan Kapal

1) Mengupayakan dan memberikan pelayanan yang prima terhadap suplai kebutuhan perbekalan operasional kapal melaut.

2) Melaksanakan pengaturan terhadap permintaan kebutuhan perbekalan operasional kapal melaut.

3) Mengadakan perkiraan terhadap jumlah permintaan kebutuhan perbekalan operasional kapal melaut, serta mengkoordinasikannya kepada bagian – bagian yang terkait lainnya pada perusahaan.

(61)

 

5) Melaksanakan inventarisasi secara rutin dan berkesinambungan mengenai kondisi dan jumlah barang – barang kebutuhan perbekalan operasional kapal melaut seluruh pelanggan / pengguna jasa pelabuhan.

6) Bertanggung jawab penuh terhadap barang perbekalan kebutuhan operasional kebutuhan kapal melaut baik yang diterima dari pihak ketiga maupun yang disuplai setiap hari.

e. Bagian Tata Operasional Pelabuhan

1) Dalam pelaksanaan tugas dan pekerjanya Bagian Tata Operasional Pelabuhan bertanggung jawab langsung kepada Direktur CV. Karya Pratama Indonesia melalui Manager Operasional.

2) Mengupayakan dan memberikan pelayanan yang prima terhadap pelaksanaan kegiatan tambat labuh, bongkar muat, serta sandar untuk perbaikan / perawatan kapal dan alat tangkap.

3) Mengatur dan mengawasi tata letak kapal yang akan melakukan kegiatan tambat labuh dan bongkar muat, serta sandar untuk perbaikan / perawatan kapal dan alat tangkap.

4) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja petugas bongkar ikan hasil tangkapan dan muat kebutuhan perbekalan operasional kapal melaut.

(62)

 

f. Bagian Pelayanan Es Giling

1) Mengupayakan dan melaksanakan pengaturan terhadap pemesanan kebutuhan es balok untuk digiling ke pabrik – pabrik.

2) Membuat perkiraan mengenai jumlah kebutuhan es giling untuk keperluan pengepakan / peng-es-an ikan hasil tangkapan, dan mengkoordinasikannya dengan bagian – bagian terkait di perusahaan. 3) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja pengilingan es dan

perdistribusiannya untuk keperluan pengepakan / peng-es-an ikan hasil tangkapan.

4) Melaksanakan pencatatan dan pembukuan mengenai jumlah permintaan kebutuhan es balok / es giling harian untuk kebutuhan pengepakan / peng-es-an ikan hasil tangkapan, selanjutnya melaporkannya kepada perusahaan melalui bagian keuangan.

g. Bagian Keamanan

1) Menyelenggarakan dan melaksanakan pengamanan baik secara fisik maupun non fisik terhadap ganguan yang datang dari luar maupun dari dalam lingkungan kerja perusahaan.

2) Mengupayakan dan menciptakan suasana kerja yang aman dan nyaman bagi seluruh karyawan dan karyawati perusahaan.

3) Melaksanakan evaluasi kerja secara rutin terhadap pengamanan lingkungan kerja perusahaan.

(63)

 

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

CV. KARYA PRATAMA INDONESIA

Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV. Karya Pratama Indonesia Sumber : CV. Karya Pratama Indonesia

4. Laporan Keuangan Perusahaan CV. Karya Pratama Indonesia

Laporan pokok yang dihasilkan oleh penyelenggara akuntansi adalah laporan keuangan. Laporan ini dibuat sebagai pertanggung jawaban pihak manajemen kepada dewan pengurus serta kepada pihak lainnya untuk memenuhi komitmen dan pemenuhan kewajiban perundang-undangan. Laporan keuangan yang dihasilkan menyajikan informasi mengenai:

a. Posisi keuangan perusahaan untuk setiap akhir periode tertentu, baik aktiva maupun passiva, pendapatan, dan beban, serta penambahan sebagai akibat dilaksanakannya kegiatan usaha pada perusahaan tersebut.

(64)

 

b. Hasil atau representasi yang dapat dicapai untuk periode yang dihasilkan. c. Rencana anggaran, realisasi atau penyimpangan yang terjadi untuk

kemudian mengambil langkah tindak lanjut bagi masing-masing tingkat manajemen sesuai dengan wewenangnya.

d. Saldo aktiva tetap seperti (kas, piutang dan persediaan) dan passiva seperti (hutang usaha) yang memungkinkan dilaksanakannya pengendalian atas masing-masing pos neraca tersebut.

Dengan informasi ini, diharapkan setiap tingkat manajemen dapat merencanakan dan mengendalikan semua kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dengan efektif dan efisien. Laporan keuangan yang disajikan dalam bab ini dibatasi pada laporan yang berhubungan dengan penyusutan laporan arus kas.

1) Neraca

Melalui ikhtisar perkiraan-perkiraan dalam neraca yang disusun secara sistematis, dapat diketahui keadaan kekayaan dan kewajiban perusahaan pada periode yang dilaporkan. Neraca juga dapat memberi gambaran posisi keuangan perusahaan yang akan menunjukkan trend (kecenderungan) dari masing-masing perkiraan aktiva dan passiva.

Neraca CV. Karya Pratama Indonesia disusun dalam bentuk laporan stafel dimana perkiraan aktiva disusun diatas perkiraan passive dan disajikan secara komparatif dapat dilihat pada lampiran I

2) Laporan laba rugi

(65)

 

tersebut serta laba rugi dari kegiatan usaha perusahaan. Ikhtisar laba rugi juga memberikan gambaran dari sumber-sumber penghasilan serta jenis-jenis dari pada beban pada suatu periode tertentu. Kegunaan yang lain yaitu dapat memberikan informasi kegiatan usaha perusahaan yang kemudian dapat dijadikan pedoman bagi pihak manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan pada masa yang akan datang. Data ini dapat disajikan dasar oleh penganalisa untuk melihat kemungkinan-kemungkinan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang.

Laporan laba rugi CV. Karya Pratama Indonesia disusun dalam bentuk laporan dengan menggunakan metode single step yang memberikan kemudahan dalam penganalisaan laporan keuangan dan disajikan pada lampiran II.

3) Laporan arus kas

Untuk membantu para pemakai dalam memahami hubungan antara laba dan arus kas, untuk memprediksi arus kas operasi dimasa yang akan datang serta memberikan umpan balik tentang keputusan yang diambil, seperti pengaruh investasi yang sebelumnya terhadap arus kas, bagaimana modal dibiayai, serta jumlah hutang yang ditarik, diperlukanlah laporan arus kas.

(66)

 

5. Analisis Dan Penerapan PSAK No.2 Tentang Laporan Arus Kas Pada

CV. Karya Pratama Indonesia.

Laporan arus kas memberikan informasi yang bersifat keuangan dan kegiatan yang berguna bagi pengambil keputusan terutama yang berhubungan dengan kas. Penyajian laporan keuangan tersebut tergantung pada kebutuhan perusahaan itu sendiri. Seperti di jelaskan sebelumnya laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan laporan keuangan. Analisa laporan arus kas mempelajari dan menelaah hubungan dan kecenderungan untuk menentukan posisi keuangan hasil dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. CV. Karya Pratama Indonesia menyajikan laporan arus kas sebagai salah satu komponen utama laporan keuangan yang disajikan untuk memberi gambaran yang jelas tentang arus kas masuk dan arus kas keluar. Laporan arus kas yang disajikan melaporkan sumber utama penerimaan kas perusahaan dan penggunaan kas dalam satu periode, juga memberikan informasi yang berguna mengenai kegiatan perusahaan dalam menghasilkan kas dari operasi, memenuhi kewajiban, dan mempertahankan serta memperluas kapasitas operasinya. Bila arus kas baik, keputusan yang harus diambil oleh manajemen dapat dipertahankan atau mungkin ditingkatkan. Jika arus kas menurun, manajemen mengambil keputusan untuk memperbaiki kondisi tersebut dengan menetapkan sejumlah rencana untuk perbaikan periode berikutnya.

(67)

 

pengeluaran kas perusahaan, yang dikelompokan dalam 3 aktivitas, untuk mengetahui dari mana kas masuk perusahaan terbesar berasal dan kemana penggunaan kas terbesar disalurkan. Serta dari mana dana untuk mengembalikan pinjaman kepada pihak kreditur.

Laporan arus kas yang ada pada CV. Karya Pratama Indonesia diklasifikasikan dalam tiga kelompok aktivitas tersebut. Yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Laporan arus kas yang ada pada CV. Karya Pratama Indonesia menunjukkan informasi mengenai darimana berasal sumber masuk arus kas terbesar pada perusahaan. Darimana perusahaan dapat membiayai kegiatan usahanya, Apakah berasal dari kegiatan operasinya atau berasal dari kegiatan investasinya, atau perusahaan berjalan atas dana pinjaman dari kreditur.

Dalam laporan arus kas yang dibuat oleh perusahaan menunjukkan kenaikan atau penurunan kas dengan item-item terperinci. Sehingga apabila ada penurunan kas perusahaan dapat diketahui apa penyebab dari penurunan kas secara langsung. Apabila ada kenaikan kas, perusahaan juga dapat mengetahui secara pasti dari mana kas tersebut bertambah. Apakah dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, atau aktivitas pendanaan. Juga laporan tersebut menyajikan saldo kas awal dan akhir.

(68)

 

6. Tujuan Dan Manfaat Laporan Arus kas Pada CV. Karya Pratama

Indonesia

a. Tujuan laporan arus kas pada CV. Karya Pratama Indonesia

Laporan arus kas CV. Karya Pratama Indonesia disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang ikhtisar mengenai penggunaan kas dan penerimaan kas sehubungan dengan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan yang dilakukan oleh CV. Karya Pratama Indonesia.

Laporan arus kas tersebut digunakan menyediakan gambaran dalam membuat ramalan, penyusunan rencana dan anggaran keuangan. Ramalan keuangan untuk menafsir besarnya uang masuk dan uang keluar, pos-pos mana saja yang dapat menampung uang, yang mewakili bermacam macam asset yang harus diinvestasikan perusahaan dalam mencapai tingkat penjualan yang diharapkan, dan laporan arus kas mampu menjawabnya. Laporan Arus kas juga dapat digunakan sebagai sarana umpan balik dari setiap keputusan yang berkaitan dengan masalah investasi yang diambil oleh manajemen CV. Karya Pratama Indonesia.

b. Manfaat laporan arus kas pada CV. Karya Pratama Indonesia

Adapun manfaat laporan arus kas pada CV. Karya Pratama Indonesia yaitu : 1) Menetapkan kemampuan CV. Karya Pratama Indonesia dalam

menghasilkan arus kas bersih yang positif dimasa yang akan datang.

Gambar

Tabel 2.1 Contoh neraca perusahaan jasa
Tabel 2.2
Tabel 2.3 Neraca perbandingan PT. ABC
Tabel 2.4
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian yang sudah dipaparkan sebelumnya, dapat dibuat suatu implikasi yaitu: bentuk tugas-tugas yang

[r]

0,49 dengan demikian dapat dibuat suatu pernyataan bahwa jika r tabel < r temuan maka Ha diterima yang berarti terdapat hubungan antara kegiatan komunikasi antar pribadi

Per-36/PJ/2013 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dan Penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan secara elektronik ( e-Filing ) melalui penyedia

Bencana merupakan masalah klasik yang terus akan menjadi titik permasalahan tanpa mengenal waktu salah satunya adalah tanah longsor. Tanah longsor merupakan salah satu

Facebook is a social media that is very popular with students in Indonesia. Thus, this study attempted to examine the increased of students’ Arabic acquisition

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur, dengan ruang lingkup..

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan melalui beberapa tindakan, yaitu dari siklus I sampai siklus III, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa