• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Dasar Dalam Pengambilan Keputusan Manajemen Pada CV. Karya Pratama Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Dasar Dalam Pengambilan Keputusan Manajemen Pada CV. Karya Pratama Indonesia"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi

yang dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi antara data keuangan atau

aktivitas-aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan

data atau aktivitas tersebut. Laporan keuangan ini sering juga dinyatakan produk

akhir dari proses akuntansi.

Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi

yang menyangkut posisi keuangan, kinerja perusahaan serta perubahan posisi

keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan

dalam pengambilan keputusan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002 : 1.3 par.07) laporan keuangan

yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:

1. Neraca,

2. Laporan laba rugi,

3. Laporan perubahan ekuitas,

4. Laporan arus kas, dan

5. Catatan atas laporan keuangan.

1. Neraca

Neraca adalah laporan keuangan dalam akuntansi yang menunjukkan

keadaan keuangan secara sistematis dari perusahaan pada saat tertentu dengan

(2)

Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.1) yang

dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia disebutkan dalam neraca,

a. perusahaan menyajikan asset lancar terpisah dari asset tidak lancar dan

kewajiban jangka pendek terpisah dari kewajiban jangka panjang kecuali

untuk industri tertentu diatur dalam PSAK khusus. Asset lancar disajikan

menurut urutan likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan

jatuh tempo.

b. perusahaan harus menggunakan informasi jumlah setiap asset yang akan

diterima dan kewajiban yang akan dibayarkan sebelum dan sesudah dua

belas bulan dari tanggal neraca.

c. apabila perusahaan menyediakan barang atau jasa dalam siklus operasi

perusahaan yang dapat di identifikasi dengan jelas, maka klasifikasi

maka asset lancar dan tidak lancar serta kewajiban jangka pendek dan

jangka panjang dalam neraca memberikan informasi yang bermanfaat

yang membedakan asset bersih sebagai modal kerja dengan asset yang

digunakan untuk operasi jangka panjang.

Neraca terdiri dari 3 unsur: Aktiva, Hutang, dan Modal.

a. Pengertian aktiva

Aktiva merupakan manfaat ekonomi yang di peroleh pada masa yang akan

datang, atau penguasaan sumber ekonomi oleh entitas tertentu sebagai hasil dari

(3)

Pengertian aktiva (menurut Yusuf 1999 : 22) menerangkan “aktiva adalah

sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan yang biasa dinyatakan dalam

satuan uang.”

(Menurut Sugiri dan Sumiyana 1996 : 12) menerangkan “aktiva ialah

manfaat ekonomi dimasa mendatang yang cukup pasti,yang diperoleh atau

dikuasai oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa masa

lampau.”

Aktiva secara garis dapat diklasifikasikan atas aktiva lancar dan aktiva tidak

lancar. Standar Akuntansi Keuangan membedakan aktiva lancar dan aktiva tidak

lancar dengan beberapa syarat.

Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, jika aktiva tersebut:

1) diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan

dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan,

2) dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan

diharapkan agar direalisir dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal

neraca,

3) berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi sebagai

aktiva tidak lancar.

Dalam neraca aktiva lancar disajikan berdasarkan urutan likuiditasnya yaitu

aktiva yang paling likuid sampai aktiva yang paling tidak likuid. Aktiva lancar

biasanya terdiri dari kas, investasi jangka pendek, piutang wesel, piutang dagang,

persediaan dan biaya dibayar dimuka. Sedangkan aktiva tidak lancar atau aktiva

(4)

digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. (Menurut PSAK No.16)

aktiva tetap ialah:

“Aktiva yang berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau lebih dulu,

yang digunakan dalam operasi perusahaan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam

kegiatan normal perusahaan yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu

tahun.”

Aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh perusahaan dapat mempunyai

macam-macam bentuk, seperti : tanah, bangunan, mesin, kendaraan ,dan lain-lain.

b. Pengertian hutang / kewajiban

Kewajiban adalah kemungkinan pengorbanan kekayaan ekonomis dimasa

yang akan datang dengan memberikan harta atau jasa kepada pihak lain dimasa

yang akan datang sebagai akibat dari suatu transaksi atau kejadian dimasa yang

sudah terjadi.

(Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2004 : 49b)

“Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa

masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber

daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.”

Definisi hutang /kewajiban menurut FASB

Kewajiban diartikan sebagai pengorbanan manfaat ekonomi dimasa datang yang

cukup pasti yang timbul dari keharusan sekarang suatu kesatuan usaha untuk

mentransfer asset atau menyediakan/menyerahkan jasa kepada kesatuan lain

(5)

SFAC No. 6 mendefinisikan hutang sebagai berikut :

Liabilities are probable future sacrifices of economic benefit arising from fresent

obligationsof a particular entity to transfer asset or provide services to orther

entities in the future as a result of past transactions or events”.

Sama hal-nya dengan aktiva, kewajiban juga mempunyai klasifikasi yaitu :

kewajiban lancar dan kewajiban tidak lancar.

c. Modal (ekuitas)

Modal adalah suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga (entity)

setelah dikurangi kewajibannya dalam perusahaan perseorangan nilai modal ini

merupakan modal pemiliknya sendiri sedangkan dalam perusahaan perseorangan

perlu dibedakan antara modal disetor dengan modal dari pendapatan (retained

earning).

Defenisi modal menurut (APB Statement No.4) yaitu “owner’s equity is the

interest of owner of an enterprise which is the excess of an enterprise’s asset

overits liabilities “.

Defenisi modal menurut (SFAC No.6) yaitu “equity or net asset is the

residual interest in the asset of an entity that remains after deducting its

liabilities”.

Berikut ini penulis menyajikan sebuah contoh penyusunan neraca

perbandingan perusahaan jasa, neraca perusahaan dagang yang datanya diambil

(6)

Tabel 2.1

Contoh neraca perusahaan jasa

PT. XYZ NERACA

PER 31 DESEMBER 2010

AKTIVA

Jumlah aktiva lancar dan investasi JK

panjang 321.000.000

Total aktiva 901.000.000

Jumlah hutang lancer 151.000.000

Hutang jangka panjang

Hutang bank 100.000.000

Hutang hipotik 100.000.000

Jumlah hutang jangka panjang 200.000.000

Ekuitas

Modal Pemilik 550.000.000

Jumlah modal 550.000.000

(7)

Tabel 2.2

Contoh neraca perusahaan dagang

PT. XYZ NERACA

PER 31 DESEMBER 2010

AKTIVA

Persediaan barang dagang 53.000.000

Biaya dibayar dimuka 5.000.000

Pajak dibayar dimuka 3.000.000

Jumlah aktiva lancer 241.000.000

Aktiva tetap

Total aktiva 821.000.000

Jumlah hutang lancer 151.000.000

Hutang jangka panjang

Hutang bank 30.000.000

Hutang hipotik 40.000.000

Hutang Obligasi 50.000.000

Jumlah hutang jangka panjang 120.000.000

Ekuitas

Modal usaha 400.000.000

Laba ditahan 150.000.000

Jumlah modal 550.000.000

(8)

Dari kedua contoh neraca diatas dapat disimpulkan perbedaan antara neraca

perusahaan jasa dan neraca perusahaan dagang. Perusahaan jasa adalah

perusahaan yang kegiatan ekonominya menjual dalam bentuk jasa. Contoh

perusahaan jasa adalah perusahaan Travel, Salon, dan Asuransi. Sedangkan

perusahaan dagang adalah Perusahaan yang menjual produk kepada konsumen.

Contohnya Giant, Hypermart dan Hero. Sedangkan perbedaannya pada neraca

adalah Neraca pada perusahaan jasa tidak menampilkan akun Persediaan barang

dagang.

Berikut ini penulis menyajikan sebuah ilustrasi penyusunan neraca

perbandingan yang datanya diambil dari ilustrasi pada PT. ABC yang penulis

tampilkan pada hal.13,tabel 2.3.

(9)

Tabel 2.3

Neraca perbandingan PT. ABC

PT. ABC

Neraca Perbandingan

Per 31 Desember 2010 dan 2009

2010 2009 kenaikan /

Total Aktiva 618.200 537.700 80.500

Total Kewajiban 191.900 239.400 47.500

Ekuitas Pemegang Saham

Saham Biasa 144.000 96.000 48.000

Laba Ditahan 282.300 202.300 80.000

Total Ekuitas pemegang saham 426.300 298.300 128.000

Total Kewajiban dan Ekuitas

pamengan- 618.200 537.700 80.500

(10)

2. Laporan laba rugi

Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil yang

diterima perusahaan pada suatu periode tertentu. Unsur-usur Laporan Laba Rugi :

a. Pendapatan

b. Beban

Laporan laba rugi dapat dibuat dalam dua bentuk, yaitu :

a. Bentuk single step ( langsung)

Semua pendapatan dikelompokkan tersendiri dibagian atas dan

dijumlahkan, kemudian semua beban dikelompokkan tersendiri dibagian bawah

dan dijumlahkan. Jumlah pendapatan dikurangi jumlah beban, selisihnya

merupakan laba bersih atau rugi bersih.

Tabel 2.4

Contoh laporan laba rugi bentuk langsung (single step)

PT. XYZ Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2010

(11)

Kesimpulan dari laporan laba rugi bentuk single step dengan langkah

tunggal, tidak ada pemisahan antara pendapatan usaha dengan pendapatan diluar

usaha, dan juga tidak ada pemisahan antara beban usaha dan beban diluar usaha.

b. Bentuk multiple step

Pendapatan dibedakan menjadi pendapatan usaha dan pendapatan diluar

usaha. Demikian juga beban dibedakan menjadi beban usaha dan beban diluar

usaha. Pendapatan dan beban usaha disajikan pertama, pendapatan dan beban

diluar usaha disajikan kemudian.

Tabel 2.5

Contoh laporan laba rugi bentuk multiple step

PT. XYZ Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2010 Pendapatan Usaha

4 Beban Perlengkapan Rp.XXX

Jumlah Beban Usaha Rp. (XXX)

Laba Usaha Rp. XXX

Pendapatan Diluar Usaha

Pendapatan Bunga Rp.XXX

Beban diluar Usaha

Beban Bunga Rp.XXX

Laba Diluar Usaha Rp. (XXX)

Laba Bersih Rp. XXX

Kesimpulan dari bentuk stafel multiple step bahwa kelihatan sekali mana

pendapatan usaha dan pendapatan diluar usaha dan beban usaha dan beban diluar

(12)

Berikut ini penulis menyajikan sebuah ilustrasi penyusunan laporan laba

rugi yang datanya diambil dari ilustrasi pada PT. ABC. Penulis akan mencoba

menyajikan studi kasus pada PT. ABC.

Tabel 1.6

Laporan laba rugi PT. ABC

PT. ABC

LAPORAN LABA RUGI

Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010

Untuk lebih jelas, berikut akan dibahas mengenai unsur-unsur laporan laba

rugi. Penyusutan unsur ini merupakan beban bukan kas maka ditambahkan

kembali ke laba bersih. Beban penyusutan sebesar Rp. 7,000 merupakan alokasi

(13)

Penjelasan penyusutan unsur beban bukan kas sebagai berikut:

Beban penyusutan Rp. 7,000

Akumulasi penyusutan Rp. 7,000

Keuntungan penjualan tanah Rp. 12.000

Laba bersih pada 31 Desember 2010 Rp. 108,000.

3. Laporan perubahan ekuitas

Laporan perubahan ekuitas adalah suatu laporan yang menjelaskan posisi

modal perusahaan yang mengalami kenaikan atau penurunan karena laba atau rugi

yang diperoleh selama suatu periode tertentu. Laporan Perubahan Ekuitas

memiliki fungsi yang sama dengan laporan laba ditahan sehingga dapat dianggap

bahwa laporan perubahan ekuitas merupakan laporan pengganti laba ditahan.

Laporan perubahan ekuitas memuat saldo laba (Rugi) periode berjalan,

pembayaran deviden, penyisihan dari laba (appropriationof retained earning),

kerugian yang belum terealisir dari penilaian surat berharga, dan penarikan atau

penambahan modal dari pemilik.

4. Laporan arus kas

Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran

kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan pada periode tertentu.

Laporan ini berguna bagi pihak manajemen mengenai informasi keuangan

perusahaan dimasa lalu serta perencanaan untuk masa yang akan datang. Bagi

investor dan kreditur laporan ini berguna sebagai mengetahui kemampuan

(14)

5. Catatan atas laporan keuangan

Catatan - catatan ini meliputi penjelasan atau rincian jumlah yang tertera

dalam laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta

informasi tambahan seperti kewajiban dan komitmen. Serta penggunaan yang lain

diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan secara wajar. Catatan atas

laporan keaungan ini disajikan untuk memberikan penjelasan bagi pemakai

laporan keuangan mengenai rincian jumlah yang tertera dalam neraca.

B. Pengertian Laporan Arus Kas

Pada dasarnya laporan arus kas hanya terdiri dari neraca, laporan laba rugi,

laporan perubahan modal dan catatan atas laporan keuangan. Namun pada tahun

1987 Financial Accounting Standar Board secara resmi menambahkan komponen

laporan keuangan menjadi lima. Komponen laporan keuangan yang terakhir

tersebut adalah laporan arus kas (Statement Of cash Flow).

Sebelum diterbitkannya FASB No. 95, laporan arus kas telah mengalami

beberapa perubahan baik namanya maupun laporan itu sendiri. Pada awalnya

laporan ini disebut sebagai laporan dari mana dan kemana pergi yang merupakan

suatu analisa sederhana dan isinya berupa daftar kenaikan atau penurunan pos-pos

neraca. Kemudian laporan berubah namanya menjadi laporan dana. Lama

kelamaan AICPA menyadari pentingnya laporan ini dan mensponsori laporan riset

mengenai laporan ini pada tahun 1961. Hasil riset tersebut adalah Accounting

Research Study No.2 dengan judul Analisis Arus Kas dan Laporan Dana yang

isinya merekomendasikan agar dimasukkannya laporan dana dan laporan tahunan

(15)

Alasan utama masuknya laporan arus kas sebagai komponen laporan

keuangan adalah bahwa akuntansi akrual tidak mampu menunjukkan arus kas

bersih yang sebenarnya terjadi pada suatu perusahaan. Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK No. 2 1999 2.1) menyebutkan bahwa :

“Dalam akuntansi akrual aktiva, kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban

diakui pada saat kejadian bukan saat kas atau setara kas diterima dan dicatat serta

disajikan dalam laporan keuangan pada saat periode terjadinya.”

Di Indonesia laporan arus kas secara resmi mulai dimasukkan dalam

komponen laporan keuangan sejak tahun 1994 yaitu Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan No.2 tahun 1994. PSAK No.2 tahun 1994 mengharuskan

perusahaan menyusun laporan arus kas sebagai bagian yang tak terpisahkan

(integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.

PSAK No.2 tahun 1994 masih digunakan dalam standar penyusunan laporan arus

kas sebab sampai saat ini pernyataan tersebut belum mengalami revisi atau

perubahan walaupun Standar Akuntansi Keuangan sudah mengalami revisi

sebanyak dua kali yaitu pada tahun 1996 dan tahun 1999.

Dalam menyusun laporan arus kas, hal utama yang menjadi pokok perhatian

adalah kas dan setara kas. Kas memiliki peranan yang sangat penting bagi setiap

perusahaan dalam kegiatan operasionalnya. Hampir seluruh transaksi perusahaan

melibatkan kas baik secara langsung maupun tidak langsung. Hendriksen dalam

buku Teori Akuntansi menyatakan bahwa :

(16)

yang mereka inginkan dan tersedia didalam perekonomian yang mereka inginkan”.

Selain kas laporan arus kas juga menginformasikan setara kas (cash

equivalent). Pernyataan Standar Akuntansi No.2 menyatakan bahwa :

“Setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan

yang dengan cepat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko

perubahan nilai yang sangat signifikan.”

Jadi dapat dikonversikan menjadi kas dalam jangka waktu satu tahun. Setara

kas antara lain berupa investasi sementara (Markettable securities).

C. Klasifikasi Laporan Arus Kas

Pengklasifikasian arus kas penting dilakukan untuk mengevaluasikan

perubahan arus kas bersih yang terjadi dan memprediksi arus kas masa depan,

serta memberikan informasi yang kemungkinan para pengguna laporan keuangan

untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut pada posisi keuangan perusahaan.

(Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2002 : 2.3 par 10) :

“Perusahaan menyajikan laporan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan

pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut.”

1. Aktivitas operasi (Operating aktivities)

Semua transaksi yang berkaitan dengan laba yang dilaporkan dalam laporan

laba rugi dikelompokan dalam aktivitas operasi. Arus kas operasi dicatat pada

bagian awal laporan arus kas karena arus kas operasi merupakan sumber kas yang

terbesar yang sangat penting bagi perusahaan, yang diperoleh dari aktivitas

(17)

(Menurut Skousen, Stice 2001 : 281) “Jumlah kas bersih yang diberikan atau

digunakan oleh aktivitas operasi adalah angka pokok didalam laporan arus kas.”

Jumlah ini merupakan indikator yang menentukan apakah kegiatan

perusahaan menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara

kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melaksanakan kegiatan

investasi tanpa mengandalkan sumber pendapatan dari luar. Berikut adalah

beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas operasi baik kas masuk (cash

inflow) maupun arus kas keluar (cash outflow).

a. Arus kas masuk (cash inflow)

1) Penerimaan kas dari penjualan barang – barang atau penyerahan jasa

2) Penerimaan kas dari hasil pemberian pinjaman (Bunga yang diterima)

3) Penerimaan kas dari ekuitas surat berharga (Deviden yang diterima).

b. Arus kas keluar (cash outflow)

1) Pembayaran kas kepada pemasok persediaan

2) Pembayaran kas kepada karyawan

3) Pembayaran kas kepada pemerintah dalam bentuk pajak

4) Pembayaran kas kepada pemberi pinjaman dalam bentuk bunga

5) Pembayaran kas kepada pemasok untuk biaya – biaya lain.

Untuk dapat mengetahui jumlah arus kas dari aktivitas operasi maka

pendapatan dan beban harus dilaporkan atas dasar kas. Caranya ialah dengan

menghilangkan pengaruh transaksi dalam laporan laba rugi yang tidak

(18)

yang menggambarkan hubungan antara laba bersih dan arus kas bersih dari

aktivitas operasi.

Hilangkan Pendapatan Nonkas

Hilangkan Beban Nonkas

Bagan 2.1 Laba bersih versus arus kas bersih dari aktivitas operasi

Sumber : Kieso dan Weygandt, Akuntansi Intermediate, Edisi ketujuh, Jilid Tiga, hal.252.

2. Aktivitas investasi (investing activities)

Aktivitas-aktivitas investasi (investing activities) adalah perolehan dan

pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi yang tidak termasuk kas.

Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu

dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas

sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan

dan arus kas dimasa depan. Berikut adalah beberapa contoh arus kas yang berasal

dari aktivitas investasi baik arus kas masuk (cash inflow) maupun arus kas keluar

(cash outflow)

BEBAN YANG TERJADI

PENDAPATAN YANG TERJADI

LABA BERSIH

ARUS KAS DARI AKTIVITAS

(19)

a. Arus kas masuk (cash inflow)

1) Penerimaan kas dari penagihan piutang jangka panjang

2) Penerimaan kas dari penjualan surat-surat berharga berupa investasi.

3) Penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap, aktiva tak berwujud dan

aktiva jangka panjang lainnya.

b. Arus kas keluar (cash outflow)

1) Pembayaran kas untuk pembelian aktiva tetap.

2) Pembayaran kas untuk pembelian surat berharga entitas lainnya.

3) Pembayaran kas untuk pemberian pinjaman pada kepada entitas lainnya.

4) Pembayaran kas untuk aktiva lain yang digunakan yang digunakan dalam

kegiatan produktif seperti hak paten.

3. Aktivitas pendanaan (financing aktivities)

Aktivitas – aktivitas pendanaan (financing activities) adalah yang

mengakibatkan perubahan jumlah serta komposisi modal dan pinjaman

perusahaan. Arus kas dari aktivitas pendanaan ini haruslah di ungkapkan secara

terpisah, karena pengungkapan terpisah arus kas dari aktivitas pendanaan berguna

untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penanam modal di

perusahaan tersebut. Berikut ini beberapa contoh arus kas yang berasal dari

aktivitas pendanaan, baik arus masuk (cash inflow) maupun arus kas keluar (cash

out flow).

a. Arus kas masuk (cash inflow)

1) Penerimaan kas dari penjualan surat berharga ekuitas (saham perusahaan

(20)

2) Penerimaan kas dari penerbitan kewajiban (obligasi promes).

b. Arus kas keluar (cash outflow)

1) Pembayaran kas kepada para pemegang saham dalam bentuk deviden

2) Pembayaran kas untuk penebusan hutang jangka panjang atau

memperoleh kembali saham.

D. Metode Penyusunan Laporan Arus Kas

Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan

menggunakan salah satu metode berikut :

1. Metode langsung (Direct Method)

2. Metode tidak langsung (Indirect Method)

1 Metode langsung (Direct method)

Metode langsung merupakan suatu pendekatan yang mengkalkulasi dan

melaporkan aliran kas dari aktivitas operasi yang merincikan penerimaan kas

bruto operasi utama serta pengeluaran kas bruto. Metode langsung disebut juga

metode perhitungan laba rugi. Metode ini mengkonvesikan pos-pos laporan laba

rugi dari dasar akrual ke dasar kas atau tunai. Metode ini menghasilkan penyajian

laporan penerimaan dan pengeluaran kas secara ringkas. Perusahaan dianjurkan

untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode ini.

(Ikatan Akuntan Indonesia 2002 : 2.4) menyatakan bahwa :

“Perusahaan dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan

menggunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang

berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan

(21)

2 Metode tidak langsung (Indirect Method)

Metode tidak langsung disebut juga metode reconsiliasi. Aplikasi metode

tidak mensyaratkan pembuatan penyesuaian untuk setiap pos dalam laporan laba

rugi (seperti halnya dalam metode langsung), namun hanya penyesuaian yang

diperlukan untuk mengkonversi laba bersih menjadi arus kas dari aktivitas

operasi. Penyajiannya dimulai dari laba bersih kemudian disesuaikan dengan

menambah atau mengurangi perubahan dalam pos–pos yang mempengaruhi

kegiatan operasional seperti penyusutan, pos aktiva lancar maupun hutang lancar.

Beban–beban non kas dalam perhitungan laba rugi ditambahkan kembali ke laba

bersih dan kredit non kas dikurangi untuk menghitung arus kas bersih dari

aktivitas operasi. Dalam metode ini, net income disesuaikan dengan

menghilangkan transaksi non kas.

Kedua metode ini memberikan hasil yang sama yaitu arus bersih yang sama

yang diberikan arus kas aktivitas operasi. Perbedaan penggunaan kedua metode

ini bukan bertujuan untuk memanipulasi data keuangan dari perusahaan,

melainkan untuk memberikan informasi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan

dari para stakeholders dan masing–masing metode mempunyai pendukung.

Dalam metode tidak langsung lebih banyak digunakan oleh perusahaan, karena

lebih mudah untuk diterapkan dan lebih mudah merekonsiliasikan perbedaan

antara laba bersih dan arus kas bersih yang dihasilkan oleh aktivitas operasi.

Keterbatasannya terletak pada informasi yang diberikan. Adanya penyesuaian laba

bersih dengan item – item non kas yang menyebabkan informasi yang diberikan

(22)

lebih banyak digunakan oleh para pemakai laporan keuangan terutama para bankir

yang akan memberikan pinjaman, karena lebih mencerminkan pemasukan dan

pengeluaran kas secara langsung tanpa memerlukan penyesuaian secara potensial

yang mengacaukan terhadap laba bersih.

E. Format Laporan Arus Kas

Pada saat akan menyusun laporan arus kas ada tiga informasi yang penting

harus diperoleh yaitu neraca komparatif (Perbandingan), Perhitungan Laba Rugi

pada tahun yang berjalan dan data transaksi yang terpilih. Menurut Kieso dan

Weygandt ada tiga langkah yang harus dilakukan dalam rangka menyusun laporan

arus kas yaitu :

1. menentukan perubahan dalam kas. Prosedur ini bersifat langsung karena perbedaan antara saldo awal dan saldo akhir kas dapat dengan mudah dihitung dari pemeriksaan atas neraca perbandingan,

2. menentukan arus kas bersih dari aktivitas operasi. Prosedur ini rumit, melibatkan analisis tidak hanya perhitungan rugi laba tahun berjalan tapi juga neraca perbandingan dan juga data transaksi terpilih,

3. menentukan arus kas bersih dari aktivitas investasi dan pendanaan. Semua perubahan lain dalam perkiraan neraca harus dianalisis guna menentukan pengaruhnya pada kas.

PSAK No. 2 menyebutkan bahwa dalam penyusunan laporan arus kas, arus

kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitasnya yaitu aktivitas operasi, aktivitas

investasi, aktivitas pendanaan. Laporan arus kas harus melaporkan arus kas

selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi,

dan pendanaan.

Dalam laporan arus kas, aktivitas yang pertama kali dilaporkan adalah

aktivitas operasi, kemudian dilanjutkan dengan aktivitas investasi, dan yang

(23)

macam. Perbedaan diantara dua format tersebut hanyalah terletak pada aktivitas

operasinya saja sedangkan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan formatnya

tetap sama.Berdasarkan penjelasan diatas dapat disusun laporan arus kas dengan

menggunakan metode tidak langsung.

Tabel 2.7

Laporan arus kas PT. ABC metode tidak langsung

PT. ABC LAPORAN ARUS KAS

Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010

Arus kas bersih yang digunakan untuk

aktivitas investasi -3.000

Arus kas dari aktivitas pendanaan

Kas yang diterima dari penjualan saham biasa 48.000

Dikurangi :

Kas yang dibayar untuk pelunasan utang

obligasi 50.000

Kas yang dibayar untuk deviden 24.000 74.000

Arus kas bersih yang digunakan untuk

aktivitas pendanaan

-26.000

Kenaikan kas 71.500

Kas pada awal tahun 26.000

(24)

Penjelasan Mengenai laporan arus kas metode tidak langsung :

1. Penerimaan kas dari pelanggan

Penjualan PT. ABC sebesar Rp. 1,180,000 dilaporkan dengan menggunakan

metode akrual. Untuk menentukan kas yang diterima dari penjualan kepada

pelanggan, jumlah tersebut harus disesuaikan. Penyesuaian ini diperlukan untuk

mengkonversi mengubah penjualan yang dilaporkan laba rugi menjadi kas yang

diterima dari pelanggan seperti yang diperlihatkan sebagai berikut :

Penjualan Rp. 1.180.000

Dikurangi kenaikan piutang usaha Rp. 9.000

Kas yang diterima dari pelanggan Rp. 1.171.000

Penambahan piutang usaha untuk penjualan kredit selama tahun berjalan

adalah lebih besar dari jumlah yang ditagih dari pelanggan kredit. Oleh karena itu

jumlah yang dilaporkan pada laporan laba rugi sebagai penjualan mencakup Rp.

9.000 yang tidak menghasilkan arus kas masuk selama tahun tersebut. Kas yang

diterima dari pelanggan sebesar Rp. 1,171.000 akan dilaporkan dalam laporan

arus kas pada bagian arus kas dari aktivitas operasi.

2. Pembayaran kas untuk barang dagang

Harga pokok penjualan sebesar Rp. 790.000 dilaporkan pada laporan laba

rugi dengan menggunakan metode akrual. Penyesuaian yang diperlukan untuk

mengkonversi harga pokok penjualan menjadi pembayaran kas atas barang

(25)

Penjelasan pembayaran kas untuk barang dagang sebagai berikut :

Harga pokok penjualan Rp. 790.000

Dikurangi penurunan persediaan Rp. (8.000)

Ditambah penurunan utang usaha Rp. 3.200

Pembayaran kas untuk barang dagangan Rp. 785.200

Penurunan persediaan sebesar Rp. 8000 menunjukkan bahwa barang yang

dijual melebihi harga pokok pembelian. Jumlah harga pokok penjualan yang

dilaporkan pada laporan laba rugi yang mencakup Rp. 8.000 tidak memerlukan

kas pada tahun tersebut jadi jumlah itu harus dikurangi dari harga pokok

penjualan. Penurunan utang usaha sebesar Rp. 3200 menunjukkan arus kas keluar

yang tidak termasuk dalam harga pokok penjualan. Dengan kata lain, penurunan

utang usaha menunjukkan bahwa pembayaran kas untuk barang dagangan lebih

besar dari pembelian kredit. Jadi jumlah tersebut harus dijumlahkan dengan harga

pokok penjualan dalam menentukan pembayaran kas untuk barang dagangan.

3. Pembayaran kas untuk beban operasi

Beban penyusutan sebesar Rp. 7.000 dilaporkan dalam laporan laba rugi

tidak memerlukan arus kas keluar. Beban operasi lainnya sebesar Rp.196.000

disesuaikan guna mencerminkan pembayaran kas untuk beban operasi. Jumlah

pembayaran kas untuk beban operasi adalah sebagai berikut :

Beban operasi selain penyusutan Rp. 196.000

Dikurangi kenaikan beban yang masih harus dibayar Rp. 2.000

(26)

4. Keuntungan penjualan tanah

Laporan laba rugi PT. ABC melaporkan keuntungan penjualan tanah sebesar

Rp. 12.000. Keuntungan ini mencakup hasil penjualan tanah yang dilaporkan

sebagai arus kas dari aktivitas investasi.

5. Beban bunga

Laporan laba rugi melaporkan beban bunga sebesar Rp. 8.000. Beban bunga

tersebut berhubungan dengan utang obligasi yang beredar selama tahun berjalan.

Jadi, arus kas keluar untuk beban bunga dilaporkan pada laporan arus kas sebagai

aktivitas operasi.

6. Pembayaran kas untuk pajak penghasilan

Pembayaran untuk pajak penghasilan ditentukan sebagai berikut :

Pajak penghasilan Rp. 83.000

Ditambah penurunan utang pajak penghasilan Rp. 500

(27)

Tabel 2.8

Laporan arus kas PT. ABC metode langsung

PT. ABC

LAPORAN ARUS KAS

Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2010

Kas yang dibayar untuk pelunasan utang

obligasi 50.000

Dari laporan arus kas tersebut baik metode langsung maupun tidak

langsung dapat diketahui bahwa kas pada PT. ABC mengalami kenaikan sebesar

(28)

kas bersih sebesar Rp. 100,500 berasal dari aktivitas operasi. Penggunaan kas

berasal dari aktivitas.

F. Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas

1. Tujuan laporan arus kas

Tujuan utama dari laporan arus kas ini adalah menyediakan informasi

tentang penerimaan kas dan pembayaran kas dari suatu entitas selama satu periode

tertentu. (Menurut Sofyan Syafri Harahap 2001 : 243) :

“Tujuan menyajikan laporan arus kas adalah memberikan informasi yang relevan

tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaan

pada suatu periode tertentu”.

Laporan ini akan membantu para investor, kreditur, dan pemakai lainnya

untuk :

a. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukan kas dimasa yang

akan datang.

b. Menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya

membayar deviden dan keperluan dana untuk kegiatan ekstern.

c. Menilai alasan-alasan perbedaan antara laba bersih dikaitkan dengan

penerimaan dan pengeluaran kas.

d. Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi

keuangan lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu

periode tertentu.

Dari tujuan laporan arus kas yang dikemukakan diatas dapat diketahui

(29)

dalam menilai bagaimana perusahaan mengelola kas-nya di masa yang akan

datang dan juga bertujuan dalam memberikan informasi yang relevan tentang

penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu.

2. Manfaat laporan arus kas

Laporan arus kas bermanfaat secara internal bagi manajemen memakai

laporan ini untuk menilai likuiditas, menentukan kebijakan deviden, dan

mengevaluasi imbas dari keputusan-keputusan kebijakan pokok yang menyangkut

investasi dan pendanaan. Bagi para pemakai laporan keuangan lain, informasi ini

berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus

kas tersebut. Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator

jumlah, waktu dan kepastian arus kas masa depan.

(Menurut Standar Akuntansi Keuangan No.2 2002 : part.3) :

“Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai

mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari

arus kas masuk depan (future cash flow) dari berbagai perusahaan.”

G. Peranan Analisis Laporan Arus Kas Bagi Manajemen

Manajemen sebagai pengelola perusahaan setiap saat selalu diharapkan pada

pengambilan keputusan yaitu memilih salah satu alternatif dari beberapa alternatif

yang ada. Untuk memilih alternatif terbaik maka dituntut kemampuan manajemen

untuk menganalisa kelebihan dan kekurangan dari masing–masing alternatif.

(30)

resiko terkecil dan diharapkan akan memberikan manfaat terbaik bagi perusahaan.

Dalam pengambilan keputusan dikenal dengan beberapa model, yaitu :

1. Rational model :dimana model ini lebih menekankan rasio atau akal

sehat bukan berdasarkan perasaan.

2. Behavior model : dimana model ini digunakan apabila rasional model

tidak dapat digunakan karena adanya keterbatasan rasional sehingga

alternatif yang dipilih adalah alternatif yang minimal tingkat

kepuasannya.

3. Irrational model : Dimana dalam model ini keputusan dibuat secara cepat

tanpa pertimbangan yang lebih mendalam.

Faktor ketidakpastian, kompleksitas lingkungan, dinamika masyarakat,

persaingan, keterbatasan sumber daya, dan resiko. Untuk dapat memperkecil

faktor – faktor tersebut maka dibutuhkan analisa yang tepat terhadap masing –

masing alternatif yang ada. Seorang investor, misalnya, harus melakukan analisis

terhadap laporan keuangan perusahaan untuk dapat mengambil keputusan apakah

ia akan tetap melakukan investasi, memperbesar nilai investasinya atau bahkan

harus menghentikannya sama sekali. Demikian juga halnya dengan kreditur dalam

mempertimbangkan pemberian kredit terhadap perusahaan – perusahaan yang

mengajukan permohonan kredit.

Pemakai utama laporan keuangan adalah pihak eksternal, seperti investor

dan kreditur, namun manajemen sebagai pihak internal juga tetap membutuhkan

laporan keuangan sebagai salah satu sumber informasi. Manajemen menjadikan

(31)

apakah sesuai dengan rencana atau tidak. Selain itu menganalisa laporan keuangan

manajemen dapat terbantu dalam mengambil keputusan terhadap masalah yang

dihadapi perusahaan.

Salah satu analisa yang dianggap sangat penting bagi pihak eksternal dan

manajer adalah analisa terhadap laporan arus kas. Baik pihak eksternal maupun

manajer sama – sama berkeyakinan bahwa laporan arus kas mampu menyajikan

informasi yang handal mengenai arus kas bersih yang sebenarnya pada periode

berjalan. Dengan menganalisa laporan arus kas maka seorang investor akan dapat

mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengelola, merencanakan serta

mengendalikan arus kas masuk dan keluar suatu perusahaan dimasa yang lalu,

termasuk kemampuan dalam membayar deviden di masa yang akan datang.

Sedangkan bagi kreditur dengan menganalisa laporan arus kas maka akan dapat

diperkirakan bagaimana kemampuan perusahaan dalam membayar bunga dan

mengembalikan perusahaan.

Analisa laporan arus kas selama beberapa periode dibutuhkan untuk

mengamati perilaku arus kas yang berulang dan dapat meramalkan kemungkinan

serta frekuensi arus kas yang tidak berulang. Arus kas yang berulang, misalnya

pembelian aktiva tetap dan pembelian saham obligasi, harus dikelompokan

sedemikian rupa agar dapat membantu pemakai dalam meramalkan arus kas yang

akan datang.

Analisa laporan arus kas merupakan alat bantu bagi manajemen dalam

mengambil keputusan dan penyusunan anggaran-anggaran perusahaan terutama

(32)

biasanya manajemen mempunyai dua alternatif yaitu meminjam ke bank atau

menjual aktiva tetap yang ada. Sebelum mengambil keputusan maka manajemen

harus mempertimbangkan kemampuan perusahaan. Apabila yang dipilih alternatif

pertama maka harus diperhitungkan bagaimana kira-kira kemampuan perusahaan

untuk membayar cicilan pinjaman beserta bunganya dimasa yang akan datang.

Setelah dilakukan analisa ternyata perusahaan mampu membayar cicilan pinjaman

beserta bunganya maka manajemen tentunya akan memutuskan untuk meminjam

ke bank, namun apabila terjadi sebaliknya maka manajemen akan memilih

alternatif yang kedua yaitu menjual aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.

Setiap pemegang saham selalu mengharapkan deviden yang besar namun

besarnya deviden tergantung pada kemampuan dan kebijakan perusahaan. Dalam

menentukan berapa besarnya deviden yang akan dibagikan pada tahun berjalan

maka manajemen dapat menggunakan analisa laporan arus kas sebagai alat bantu

dengan tetap memperhatikan kemampuan perusahaan. Ada beberapa faktor yang

menjadi dasar pertimbangan manajemen dalam memutuskan pembayaran deviden,

seperti kas yang tersedia, kesempatan dan tujuan perusahaan dalam hal perluasan

modal, kebijakan perusahaan mengenai pembiayaan perusahaan eskternal dan

kemampuan perusahaan memperoleh dana dari luar.

Selain membantu manajemen dalam mengambil keputusan, manajemen juga

menganggap laporan arus kas lebih meyakinkan dalam mengukur kinerja

perusahaan di bandingkan dengan laporan laba rugi menurut dasar akrual. Sebagai

contoh, suatu perusahaan mengalami penurunan laba bersih sementara laporan

(33)

lalu. Setelah dianalisa ternyata pada tahun berjalan terjadi penurunan piutang

dalam jumlah yang besar dimana sebagian dari piutang tersebut merupakan

penjualan kredit tahun sebelumnya. Penurunan kredit tersebut menunjukkan

bahwa manajemen telah memperbaiki kinerjanya yaitu melaksanakan sistem dan

Gambar

Tabel 2.1 Contoh neraca perusahaan jasa
Tabel 2.2 Contoh neraca perusahaan dagang
Tabel 2.3 Neraca perbandingan PT. ABC
Tabel 2.4 Contoh laporan laba rugi bentuk langsung (
+5

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan UKM adalah dokumen perencanaan Kementerian Koperasi dan UKM untuk periode tahun 2005 – 2009, yang berisi uraian secara rinci dan

kredit macet oleh bank dalam pemberian kredit dengan jaminan perorangan. Serta memperoleh data maupun keterangan yang terdapat

Per-36/PJ/2013 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dan Penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan secara elektronik ( e-Filing ) melalui penyedia

Bencana merupakan masalah klasik yang terus akan menjadi titik permasalahan tanpa mengenal waktu salah satunya adalah tanah longsor. Tanah longsor merupakan salah satu

Facebook is a social media that is very popular with students in Indonesia. Thus, this study attempted to examine the increased of students’ Arabic acquisition

individu bekerja bersama orang lain, ia mengalami hubungan yang lebih lemah antara usaha dengan hasil.. ž Taksonomi

0,49 dengan demikian dapat dibuat suatu pernyataan bahwa jika r tabel < r temuan maka Ha diterima yang berarti terdapat hubungan antara kegiatan komunikasi antar pribadi

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan melalui beberapa tindakan, yaitu dari siklus I sampai siklus III, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa