• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sekolah Internasional Berbasis Teknologi di Kecamatan Beringin, Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sekolah Internasional Berbasis Teknologi di Kecamatan Beringin, Deli Serdang"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Callender, John & Chiara, Joseph De. 1983. Time Saver Standards For Building Types. Singapore: McGraw-Hill

Deskripsi Kabupaten Deli Serdang.

(https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Deli_Serdang) diakses pada tanggal 26 Maret 2016

Fasilitas-Fasilitas Sekitar Lokasi Perancangan.

(http://wikimapia.org/25733478/id/kecamatan-beringin-kabupataen-deli-serdang) diakses 13 April 2016

Nawawi, Hadari. 1994. Metode Penelitian Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta

Juwana, Jimmy S. 2005. Panduan Sistem Bangunan Tinggi : untuk Arsitek dan Praktisi Bangunan. Jakarta: Erlangga

Manajemen Pencahayaan Bangunan Sekolah.

(http://www.academia.edu/8702093/bangunan_hemat_energi_manajemen _pencahayaan_pada_bangunan_sekolah_pengaturan_tataruang_kelas_op timalisasi_pencahayaan_alami_pengaturan_tataruang_kelas_optimalisasi _pencahayaan_alami) diakses pada tanggal 13 April 2016

Nazir, Muhammad. 1986. Metode Penelitian. Bandung: Remaja Rosdakarya Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek. Jakarta: Erlangga

Sejarah Kuala Namu.

(http://regional.kompas.com/read/2014/01/11/2028109/Kualanamu.Perad aban.Baru.di.Tengah.Kebun.Sawit) diakses pada tanggal 26 Maret 2016 Tentang Aerotropolis Kuala Namu.

(http://www.kualanamu- airport.co.id/id/information/news-detail/aerotropolis-dan-masa-depan-kualanamu-895) diakses pada tanggal 26 Maret 2016

Tentang Bandara Internasional Kuala Namu.

(http://kualanamu-airport.co.id/id/general/about-us) diakses pada tanggal 26 Maret 2016 Teori Pencahayaan Alami.

(http://dokumen.tips/documents/pencahayaan-alami.html) diakses pada tanggal 13 April 2016

Teori Pengudaraan Alami. (http://evanhomesblog.blogspot.co.id/2008/10/9-solusi-pengudaraan-dan-pencahayaan.html) diakses pada tanggal 13 April 2016

(2)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kumulatif. Artinya dalam meneliti maupun penyajiannya penulis lebih mengutamakan penjelasan yang objektif. Penelitian tidak berdasarkan data angka, begitu pula pembahasan dan analisisnya mengutamakan penafsiran-penafsiran objektif berdasarkan studi lapangan, studi literatur, dan studi banding yang telah dilakukan.

3.2Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang mempunyai dan mengambil nilai yang beragam (Sinulingga, 2011). Variabel pada penelitian ini dilakukan dengan 2 cara, yaitu cara yang pertama dengan penerapan teori berdasarkan kajian pustaka, dan cara yang kedua dengan mengamati objek penelitian secara visual. Adapun variabel dalam penelitian ini sebagai berikut :

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

Variabel Sub-Variabel Metode

(3)

3.3Metode Pengumpulan data

Pengumpulan data ada 2 yaitu pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder.

Tabel 3.2 Metode Pengumpulan Data

Jenis Data Data Metode Pengumpulan Data

Data Primer

1. Deskripsi Lokasi 2. Analisa Perancangan 3. Peraturan Daerah 4. Deskripsi Fungsi 5. Deskripsi Tema

Studi Literatur dan Studi Lapangan

Data Sekunder

1. Studi Banding Bangunan Sejenis

2. Studi Banding Tema Sejenis

Studi Literatur

Sumber: Pengolahan Data

3.4Kawasan Penelitian

Lokasi perancangan Sekolah Internasional ini berada di Jalan Bakaran Batu Desa Tumpatan, Kecamatan Beringin, Kabupaten Lubuk Pakam

(4)

3.5Metode Analisa Data

Metode yang digunakan untuk menganalisa data berupa deskripsi mengenai data yang diperoleh. Adapun tahapan analisa adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data-data tentang Sekolah Internasional, lokasi perancangan, dan arsitektur Eco Tech. Data ditemukan pada dokumen, buku, jurnal, dan pengambilan gambar.

2. Melakukan survei lapangan dengan pengambilan gambar lokasi perancangan yaitu yang berada di Jalan Bakaran Batu, Kecamatan Beringin. Gambar yang diambil berupa gambar lokasi sekitar site, suasana lokasi, bangunan di sekitar lokasi, sistem-sistem utilitas di sekitar lokasi, dan gambar lainnya.

3. Setelah semua data berhasil ditemukan, maka dilakukan pengelompokan data yang sesuai dengan kajian pustaka untuk dianalisa yang akan menghasilkan konsep perancangan.

(5)

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN 4.1Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan

4.1.1 Analisa Lokasi

Lokasi perancangan Sekolah Internasional ini berada di Jalan Bakaran Batu Desa Tumpatan, Kecamatan Beringin, Kabupaten Lubuk Pakam

Gambar 4.1 Lokasi Perancangan Sekolah Internasional Sumber: Google Earth

Luas Lahan : 3 hektar

Topografi : Kontur Relatif Datar, Ketinggian 8 MDPL Perbatasan : Utara = Bangunan Komersil

(6)

4.1.2 Analisa Kondisi dan Potensi Lahan

Gambar 4.2 Kondisi Lokasi Perancangan Sekolah Internasional

(7)

4.1.3 Analisa Peraturan

Adapun peraturan-peraturan perkotaan yang berlaku di Kecamatan Beringin adalah :

1. GSB = (1/2n) + 1  n = lebar jalan

2. Sempadan sambing dan belakang = 3 meter 3. KDB = 60 %

4. KLB maksimum = 8 x KDB 5. KDH minimum = 25%

6. Harga lahan di pinggir jalan Rp.100.000,-/m2, sedangkan harga lahan di pedalaman Rp.50.000,-/m2.

Tabel 4.1 Hasil Analisa Lokasi, Kondisi, Potensi Lahan, dan Peraturan

POTENSI DAN MASALAH SOLUSI

 Kontur relatif datar pada lahan kosong bekas lahan persawahan  Dipinggir jalan utama

 Dekat dengan fasilitas pendukung  Berada pada lintas pesawat Bandara

Internasional Kualanamu  Kawasan sekitar sepi dan masih

banyak lahan kosong  Terkait harga lahan

 Menempatkan pohon-pohon rindang guna menghalau kebisingan pesawat  Memberi timbunan tanah pada lahan untuk membuat kontur buatan agar air hujan tidak mengendap

 Membuat jalur penyeberangan  Merencanakan fasilitas pendukung

sekolah pada lahan kosong

(8)

4.1.4 Analisa Tata Guna Lahan

Gambar 4.3 Analisa Tata Guna Lahan Sumber: Pengolahan Data

Tabel 4.2 Hasil Analisa Tata Guna Lahan

Sumber: Pengolahan Data

POTENSI DAN MASALAH SOLUSI

 Didominasi fungsi permukiman  Dekat dengan rumah sakit patar asih  Dekat dengan bangunan komersil

 Menghubungkan sekolah dengan rumah sakit guna dapat digunakan secara langsung

 Membuat suatu fungsi yang berfungsi secara publik guna menjaga aktifitas sosial antara sekolah dengan lingkungan sekitar

Permukiman

Komersil

(9)

4.1.5 Analisa Prasarana

Keterangan :

Gambar 4.4 Analisa Prasarana Sumber: Pengolahan Data

Tabel 4.3 Hasil Analisa Prasarana

Sumber: Pengolahan Data

POTENSI & MASALAH SOLUSI

Cukup dekat dengan berbagai sarana dan prasarana

Menempatkan fasilitas tersebut di dalam sekolah agar lebih mudah diakses

Jasa Komersil Akademik

Kesehatan Jasa Transport

(10)

4.1.6 Analisa View

Gambar 4.5 Analisa View ke luar dan ke dalam Sumber: Pengolahan Data

(11)

Gambar 4.7 View Ke Luar Site Sumber: Pengolahan Data

Tabel 4.4 Hasil Analisa View

Sumber: Pengolahan Data

POTENSI DAN MASALAH SOLUSI

 Pandangan keluar terdapat perumahan, ruko, bangunan komersil, perkebunan, dan persawahan

 Pandangan ke dalam terdapat persawahan dan perkebunan yang luas

 Membuat tempat parkir dan enterance yang menarik di bagian depan

 Dari enterance dapat melihat bangunan utama

(12)

4.1.7 Analisa Orientasi

Gambar 4.8 Analisa Orientasi Sumber: Pengolahan Data

Tabel 4.5 Hasil Analisa Orientasi

Sumber: Pengolahan Data

POTENSI DAN MASALAH SOLUSI

 Hanya Sebagian Kecil Site Yang Menghadap Ke Jalan Utama

 Setiap bangunan sekolah berpusat pada satu titik

 Lokasi site dibelakangi oleh rumah sakit

 Bangunan kantor dan enterance berorientasi ke arah jalan utama  Lapangan upacara menjadi titik pusat

tiap bangunan

(13)

4.1.8 Analisa Lalu Lintas

Jalan Bakaran Batu merupakan jalan utama yang menghubungkan Bandara Kuala Namu dan Batang Kuis menuju Lubuk Pakam, sehingga lalu lintasnya lebih ramai dibandingkan jalan lain di area site perancangan.

Gambar 4.9 Analisa Lalu lintas Sumber: Pengolahan Data

Tabel 4.6 Hasil Analisa Lalu lintas

Sumber: Pengolahan Data

POTENSI & MASALAH SOLUSI

 Tingkat keramaian dan kebisingan tertinggi terdapat di persimpangan Jalan Bakaran Batu

 Tingkat polusi udara paling tinggi berada di dekat Jalan Bakaran Batu  Berada pada lintas pesawat Bandara

Internasional Kualanamu dan rel kereta api

 Membuat pulau jalan jauh dari persimpangan guna mengurangi kemacetan

 Menempatkan bangunan jauh dari Jalan U  Menempatkan pohon-pohon rindang guna

meredam kebisingan dan polusi udara  Membuat danau buatan guna mengurangi

(14)

4.1.9 Analisa Sirkulas

Gambar 4.10 Analisa Sirkulasi Sumber: Pengolahan Data

Tabel 4.7 Hasil Analisa Sirkulasi

Sumber: Pengolahan Data

POTENSI DAN MASALAH SOLUSI

 Seluruh jalan merupakan jalan 2 arah  Jalan Bakaran Batu akan menjadi

tipe jalan arteri sekunder yang lebarnya tidak kurang dari 8 m  Kecepatan minimum kendaraan 30

km/jam

 Kendaraan angkutan barang ringan dan bus melalui jalan ini

 Tidak diizinkan berhenti

 Membuat pulau jalan

 Membuat lebar jalan dapat dilalui 2 mobil dalam 1 arah

 Membuat jalur lambat khusus untuk sekolah

(15)

4.2Analisa Fungsional

4.2.1 Analisa Jumlah Pengguna

Tabel 4.8 Analisa Pengguna Sekolah di Kecamatan Beringin

Sumber: Pengolahan Data

Kesimpulan

1. Sekolah Dasar (SD) dibutuhkan karena jumlah murid per kelas melebihi standar, disebabkan oleh kapasitas murid SD yang terlalu banyak ditambah lagi murid SD dari kota lain juga bersekolah di kecamatan Beringin.

2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) dibutuhkan karena jumlah murid per kelas masih belum standar, disebabkan oleh murid yang datang dari luar kota. Jumlah kelas diperbanyak menjadi 12 kelas per sekolah untuk me

3. Sekolah Menengah Atas (SMA) dibutuhkan karena jumlah sekolah yang tidak mencukupi kuota sehingga murid lain memilih sekolah di luar kota.

(16)

4.2.2 Analisa Program Ruang

Tabel 4.9 Program Ruang untuk Gedung Sekolah

(17)

39 R. ME - - Servis 2 1 35

Total Jumlah 14175.96

Sumber: Pengolahan Data

Tabel 4.10 Program Ruang untuk Lapangan

No Nama Ruang Standar

Total Jumlah 5664

(18)

4.3Analisa Teknologi

4.3.1 Analisa Sistem Mekanikal Elektrikal

Berdasarkan perencanaan Metropolitan Mebidangro, terdapat titik sumber tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kabupaten Deli Serdang, yaitu berada di PLTU Sumut Infra dan PLTU Merbau di Kabupaten Deli Serdang.

Untuk menghemat energi listrik, perancangan sekolah internasional ini menggunakan strategi berikut:

1. Menggunakan photovoltalic panels untuk mengubah sinar matahari menjadi energi listrik

2. Menggunakan sistem pengudaraan dan pencahayaan alami pada bangunan 3. Menggunakan lampu, eskalator, dan ac yang akan mati secara otomastis bila

tidak ada pengguna pada ruangan

4.3.2 Analisa Sistem Sanitasi dan Plumbing Sistem Penyediaan Air Minum

Berdasarkan perencanaan Metropolitan Mebidangro, penyediaan air minum di Deli Serdang terdaoat di Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) Tirtanadi, IPA Sibolangit, IPA Sunggal, IPA Deli Tua, IPA Belumai, IPA Limau Manis, dan IPA Hamparan Perak. Terdapat unit air baku juga yang berasal dari sungai-sungai di Kabupaten Deli Serdang.

Untuk penambahan kuantitas air di Sekolah Internasional, strateginya memanfaatkan air hujan pada setiap bangunan yang disaring sehingga menjadi air yang layak minum, air hasil penyaringan digunakan pada masing-masing bangunan yang menyaringnya.

Sistem Drainase

(19)

sebagai pencegah banjir atau pengendalian banjir. Sistem drainase dimulai dari drainase di kawasan permukiman dan kemudian dialirkan ke sungai-sungai.

Sistem Air Limbah

Berdasarkan perencanaan Metropolitan Mebidangro, sistem pembuangan air limbah pada Kabupaten Deli Serdang terdapat di IPAL Lubuk Pakam, IPAL Sunggal, IPAL Sinembah Tanjjung Muda Hilir, dan IPAL Namorambe.

4.3.3 Analisa Sistem Persampahan

Berdasarkan perencanaan Metropolitan Mebidangro, TPS berada di kawasan permukiman tiap unitnya. Kemudian didistribusikan pada TPA tiap kabupaten. Di Kabupaten Deli Serdang, TPA berlokasi di TPA Namobintang, TPA Durian Tonggal, TPA Tadukan Ragam, dan TPA Batang Kuis. Dan lokasi TPST dan TPA sampah regional ditetapkan di Kabupaten Deli Serdang.

4.3.4 Analisa Sistem Kebakaran

Jalan sawah yang berada di belakang site dapat difungsikan sebagai jalan darurat masuknya mobil pemadam kebakaran dan mobil tersebut akan memasuki lapangan upacara yang merupakan pusat dari seluruh bangunan.

Untuk mengevakusai korban kebakaran, setelah mereka turun melalui tangga kebakaran, mereka dapat berkumpul di lapangan upacara, dan bergerak keluar melalui pintu belakang yang merupakan pintu darurat dan pintu Servis. 4.3.5 Analisa Sistem Komunikasi

(20)

4.4Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada landasan teori dan analisa perancangan guna menerapkannya pada konsep perancangan adalah sebagai berikut:

1. Menerapkan tema Eco-Tech pada bangunan Sekolah Internasional melalui media shading yang otomatis mengatur cahaya masuk, penggunaan skylight, penerapan innercourt pada bangunan, dan penggunaan pencahayaan dan pengudaraan alami.

2. Lahan perancangan yang tepat untuk fungsi Sekolah Internasional adalah lahan yang kondusif, dapat dibantu dengan peletakan bangunan yang menjorok ke dalam dan penggunaan pohon-pohon rindang sebagai buffer.

3. Konsep Bangunan

a. Di setiap atap bangunan terdapat solar cell

b. Menggunakan sistem pencahayaan dan pengudaraan alami c. Merencanakan fasilitas pendukung sekolah pada zona tertentu d. Olahraga indoor terdapat di bagian ruang serbaguna

e. Pusat sistem utilitas perancangan terdapat di basement dan bagian belakang gedung sekolah

4. Konsep Tapak

a. Menempatkan pohon-pohon rindang sebagai buffer b. Taman belajar outdoor memiliki suasana alam

c. Dibagian depan terdapat drop-off, tempat parkir, dan enterance d. Lapangan upacara merupakan titik pusat tiap bangunan

e. Zona olahraga outdoor terdapat di lapangan serbaguna sedangkan f. Membuat pulau jalan, drop-off, dan jalur lambat di depan enterance g. Lebar jalan bakaran batu 15 meter

(21)

BAB V

KONSEP PERANCANGAN 5.1Konsep Dasar

Bentukan masa Sekolah Internasional Beringin ini didesain dengan menggunakan bentuk H dengan tujuan agar sirkulasi berpuasat di tengah dengan pintu utama tunggal dan pintu service terpisah dari pintu utama. Siswa-siswa sekolah diturunkan oleh bus sekolah atau kendaraan lainnya di bagian drop-off di depan bangunan dan kemudian jalan kaki sampai ke dalam bangunan, sedangkan guru yang membawa kendaraan dapat memasuki semi-basement dan naik dengan menggunakan lift. Taman di bagian depan bangunan difungsikan sebagai tempat orang tua menunggu anaknya pulang. Di bagian belakang bangunan terdapat lapangan serba guna sekolah yang cukup luas dan bangunan penunjang yang berfungsi sebagai kantin, bagian komersil, dan terdapat gudang penyimpanan alat-alat untuk kebutuhan lapangan serba guna.

Bagian tengah bangunan dirancang sebagai pusat sirkulasi vertikal bangunan. Di bagian atas bangunan difungsikan sebagai ruang serba guna sekolah yang menggunakan struktur bentang lebar. Untuk keselamatan, di setiap sudut bangunan diletakkan tangga darurat yang akan mengarahkan pengguna bangunan ke bagian luar bangunan. Di bagian roof top terdapat solar panel sebagai cadangan dan bantuan energi listrik untuk bangunan. Terdapat sky light di bagian tengah dan bagian kiri dan kanan bangunan guna untuk pencahayaan yang lebih sehingga tidak tergantung terhadap pencahayaan buatan, juga penggunaan dinding kaca di bagian sirkulasi di bagian atas, bawah, kiri, dan kanan bangunan.

(22)

5.2Konsep Perancangan Tapak Pemintakatan

Gambar 5.1 Pembagian Zona Perancangan Tapak Sumber: Pengolahan Data

Tata Ruang Luar

(23)

Gubahan Masa

Gambar 5.3 Gubahan Masa Perancangan Sumber: Pengolahan Data

Bentang terlalu lebar

Plaza Terlalu Luas

(24)

Hirarki Ruang

Gambar 5.4 Hirarki Ruang Sumber: Pengolahan Data Sirkulasi

Gambar 5.5 Sistem Sirkulasi Tapak Sumber: Pengolahan Data

Drop Off Lapangan

Selasar Selasar

Plaza Bangunan

Parkir

Masuk Keluar

S

irkula

si S

ervis

S

irkula

si S

ervis

Sirkulasi Servis

Sirkulasi Pejalan Kaki Sirkulasi Pejalan Kaki

(25)

Parkir

Gambar 5.6 Perancangan Parkir Sumber: Pengolahan Data

Drainase

Gambar 5.7 Sistem Drainase Sumber: Pengolahan Data

Parkir Publik

Parkir Semi-Publik berada pada kolong,

(26)

Tata Hijau

Gambar 5.8 Sistem Penataan Lahan Hijau Sumber: Pengolahan Data

5.3Konsep Perancangan Bangunan Pemintakatan

(27)

Tata Ruang

Gambar 5.10 Tata Ruang Perancangan Bangunan Sumber: Pengolahan Data

Sirkulasi

(28)

Bentuk dan Estetika Bangunan

(29)

BAB VI

PERANCANGAN ARSITEKTUR 6.1 Eksterior Sekolah Internasional Beringin

Sekolah Internasional Beringin berada di jalan Bakaran Batu Kecamatan Beringin, tepatnya di sebelah utara Rumah Sakit Patar Asih. Sekolah ini memiliki lahan seluas 3 Ha yang dapat menampung sebanyak 900 siswa, mulai dari jenjang SD, SMP, dan SMA. Untuk dapat mengakses sekolah ini, pengguna melewati tiga zona, yaitu; Zona 1, merupakan area publik yang berfungsi sebagai buffer dan enterance halaman sekolah; Zona 2, merupakan area semi-publik yang berfungsi sebagai area transisi dan area aktivitas outdoor; Zona 3, merupakan area private yang berfungsi sebagai area edukasi.

Selain akses melalui enterance pada zona 1, bangunan ini juga dapat diakses melalui semi-basement di bagian belakang bangunan, kemudian untuk dapat masuk ke dalam sekolah terdapat lift yang merupakan fasilitas sekolah.

Gambar 6.1 Perspektif Mata Burung Suasana Eksterior Sumber: Data Pribadi

(30)

6.1.1 Zona 1

Zona 1 merupakan area publik yang berfungsi sebagai buffer dan enterance halaman sekolah. Untuk memasuki halaman sekolah harus melalui zona ini, baik itu siswa, guru, orang tua murid, bagian servis, kendaraan, maupun bus sekolah. Taman di bagian depan berfungsi sebagai buffer dari kebisingan dan udara kotor.

Gambar 6.2 Taman Pohon Rindang pada Zona 2 Sumber: Data Pribadi

(31)

Gambar 6.3 Suasana Drop-off dan Enterance Utama Sumber: Data Pribadi

6.1.2 Zona 2

Zona 2 merupakan area semi-publik yang berfungsi sebagai area transisi dan area aktivitas outdoor. Yang menghubungkan zona 1 dengan zona 2 merupakan enterance, sedangkan yang menghubungkan zona 2 dengan zona 3 yaitu teras bangunan.

Lapangan serba guna yang terdapat pada zona 2 ini merupakan lapangan hijau kosong yang dapat berfungsi untuk berbagai hal dengan cara menyesuaikan peralatan yang dibutuhkan untuk lapangan. Peralatan tersebut terletak di gudang peralatan lapangan di lantai ground. Lapangan ini juga merupakan penghubung anatara taman pohon rindang dengan bangunan sekolah ini. Untuk menuju ke sekolah, para siswa harus melewati zona ini terlebih dahulu, baik melalui tengah lapangan ataupun melalui selasar yang berada di pinggir lapangan.

(32)

Gambar 6.4 Suasana Melewati Tengah Lapangan Sumber: Data Pribadi

Sedangkan pada Gambar 6.5 dan Gambar 6.6 merupakan suasana yang akan dirasakan siswa-siswa jika menuju bangunan sekolah melalui selasar yang berada di bagian pinggir lapangan.

Gambar 6.5 Suasana Bagian Selasar Menuju ke Sekolah

(33)

Gambar 6.6 Suasana Bagian Selasar Menuju ke Enterance Sumber: Data Pribadi

6.1.3 Zona 3

Zona 3 merupakan area private yang berfungsi sebagai area edukasi, yaitu bangunan sekolah itu sendiri. Bangunan Sekolah Internasional Beringin ini berbentuk huruf ‘H’ dengan bundaran di bagian tengahnya jika dilihat dari atas. Fasad bagian tengah di bagian depan maupun belakang menggunakan material kaca mulai dari lantai 2 sampai dengan lantai 4. Lantai ground merupakan bagian penerimaan yang menggunakan dinding dengan finishing material batu alam. Bagian kiri dan kanan pada bagian depan dan bagian samping kiri dan kanan menggunakan fasad jendela dan dinding, pada area tersebut terdapat ruang-ruang kelas. Sedangkan di bagian belakang bangunan merupakan bagian servis sehingga menggunakan dinding dengan finishing list-list cor semen dan dihubungkan oleh batu alam di bagian tengahnya.

(34)

(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 6.7 Tampak Bangunan: a. Tampak Depan; b. Tampak Samping Kanan; c. Tampak Samping Kiri; d. Tampak Belakang

Sumber: Data Pribadi

(35)

Gambar 6.8 Suasana Ruang Belajar Outdoor Sumber: Data Pribadi

6.1.4 Semi Basement

Semi-Basement berfungsi sebagai lahan parkir dan ruang mesin sekolah. Semi basement dibuat lebih tinggi dari jalan agar air hujan tidak masuk ke basement dan mengakibatkan menggenangnya air di semi-basement. Masing-masing jenis kendaraan memiliki akses yang berbeda, baik itu mobil, sepeda motor, maupun bus sekolah. Untuk parkir mobil terdapat 2 jenis, yaitu parkir off-strett dan parkir di dalam basement, untuk parkir sepeda motor hanya ada di dalam basement, sedangkan untuk parkir bus sekolah merupakan parkir off-street yang terdapat di bagian belakang basement.

(36)

Di bagian belakang basement juga terdapat loading dock yang berguna untuk pengangkutan barang dari mobil barang ke dalam bangunan.

Gambar 6.10 Parkir Bus dan Loading Dock Sumber: Data Pribadi

6.2 Interior Sekolah Internasional Beringin

Sekolah Internasional Beringin terbagi menjadi 4 zona, yaitu: Zona 1, merupakan bagian umum yang terdiri dari lobby, koridor, tangga utama, innercourt, dan ruang seba guna; Zona 2, merupakan bagian edukasi yang terdiri dari ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, kantor guru, ruang komunitas, dan ruang olimpiade; Zona 3, merupakan bagian fungsi penunjang yang terdiri dari koperasi, kantin, dan mushola; Zona 4, merupakan semi-basement.

6.2.1 Zona 1

(37)

Gambar 6.11 Lobby Sekolah Sumber: Data Pribadi

Innercourt di sekolah ini memberikan kesan alami di dalam bangunan. Di bagian atas innercourt terdapat void sepanjang bangunan dan juga terdapat skylight yang tidak menghalangi cahaya matahari masuk.

Gambar 6.12 Innercourt Sekolah Sumber: Data Pribadi

(38)

pemisah zona jenjang masing-masing sekolah, baik jenjang SD, SMP, ataupun SMA.

Gambar 6.13 Tangga Utama Sekolah Sumber: Data Pribadi

6.2.2 Zona 2

Zona 2 merupakan bagian edukasi yang terdiri dari ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, kantor guru, ruang komunitas, dan ruang olimpiade.

Sebanyak 36 unit kelas terbagi di bagian sayap bangunan. Di bagian depan kelas terdapat void yang di bagian bawahnya terdapat innercourt dan di bagian atasnya terdapat skylight akan membuat siswa-siswa merasa senang belajar di sekolah ini.

(39)

Ruang kelas seluas 64 m2 yang berkapasitas maksimal 32 siswa ini merupakan ruang yang akan dinikmati oleh siswa-siswa untuk memperoleh ilmu pengetahuan dari para guru, ruang ini juga yang akan menjadi pusat kegiatan sosial para siswa.

Gambar 6.15 Ruang Kelas Sumber: Data Pribadi

(40)

Gambar 6. 16 Laboratorium Komputer Sumber: Data Pribadi

Gambar 6.17 Laboratorium Sains Sumber: Data Pribadi

(41)

Gambar 6.18 Perpustakaan Sekolah Sumber: Data Pribadi

6.2.3 Zona 3

Zona 3 merupakan bagian fungsi penunjang yang terdiri dari koperasi, kantin, dan mushola. Kantin yang dikelola oleh sekolah ini terdapat pada ground floor pada zona komersil. Kapasitas yang dapat ditampung kantin ini sebanyak 388 siswa. Siswa membayar dan mengambil makanan ke kasir, sebelum dikonsumsi.

(42)

Mushola sekolah terdapat di ground floor, tepat di sebelah kantin sekolah. Mushola ini dapat ditampung sebanyak 63 siswa laki-laki dan 81 siswa perempuan.

Gambar 6.20 Mushola Sekolah Sumber: Data Pribadi

6.2.4 Zona 4

Zona 4 merupakan semi-basement. Semi-basement yang berfungsi sebagai lahan parkir memiliki kapasitas kendaraan sebanyak 252 unit parkir mobil, 199 unit parkir sepeda motor, dan 14 unit parkir bus sekolah.

(43)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1Terminologi Judul

2.1.1 Sekolah Internasional

Sekolah internasional adalah sekolah dengan konsep pendidikan internasional, dalam lingkungan internasional, baik sekolah yang mengadopsi kurikulum seperti International Baccalaureate, Edexcel atau Cambridge International Examinations atau sekolah yang mengikuti kurikulum nasional berbeda dari negara sekolah tersebut.

2.1.2 Teknologi

Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan, dan kenyamanan hidup manusia. Teknologi meliputi semua alat, mesin, aparat, perkakas, senjata, perumahan, pakaian, peranti pengangkut/pemindah dan pengomunikasi, dan keterampilan yang memungkinkan kita menghasilkan semua itu. (Read Bain:1937)

Teknologi sudah menjadi kebutuhan dan merata di setiap sektor kehidupan manusia. Terlebih setelah adanya penemuan komputer dan laptop, yang sekarang hampir semua pekerjaan manusia memiliki hubungan dengan komputer ataupun laptop. Sehingga pantas jika komputer adalah penemuan yang paling mutakhir, dan yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia.

2.1.3 Kecamatan Beringin, Deli Serdang

(44)

2.2Tinjauan Umum Proyek 2.2.1 Latar Belakang

(45)

Metropolitan Mebidang-Ro (Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo), Segitiga Ekonomi Regional Indonesia-Thailand-Singapura (IMT-GT), dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sangat mempengaruhi pembangunan di Sumatera Utara. Hal tersebut menyebabkan meningkatnya lowongan kerja di Sumatera Utara khususnya di Metropolitan Mebidang-Ro. Para ekspatriat tersebut membutuhkan tempat tinggal dan fasilitas pendukung untuk keberlangsungan kehidupan yang nyaman bagi mereka.

Sebuah fasilitas akademik merupakan salah satu fasilitas yang dibutuhkan para ekspatriat. Demi meningkatkan kualitas fasilitas di Indonesia dibutuhkan suatu fasilitas pendidikan yang berkualitas dan memenuhi persyaratan sebagai Sekolah Internasional, yaitu sistem pendidikan yang berkualitas, tenaga pengajar yang kompeten, dan fasilitas yang mendukung setiap kegiatan belajar mengajar.

2.2.2 Perkembangan Kota

Istilah Metropolitan Mebidangro (Medan-Binjai-Deli Serdang dan Karo) mulai diperkenalkan pada tahun 2008 setelah perubahan batas terkait masuknya sebagian Kabupaten Karo. Sebelumnya hanya meliputi Medan-Binjai-Deli Serdang (Metropolitan Mebidang). Medan merupakan Kota inti dalam sistem Perkotaan Metropolitan ini. Perkembangan dan pertumbuhan kegiatan perkotaan akibat pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk serta bertambahnya fungsi Kota Medan menuntut infrastuktur dan ruang pembangunan yang lebih luas. Wilayah administrasi Kota medan sudah tidak lagi mencukupi kebutuhan penduduknya sehingga mulai terjadi interaksi komuting yang semakin meningkat sejak tahun 1980-an. Sejak itu pembangunan Kota Medan selalu didasarkan pada pertimbangan pembangunan dalam sistem perkotaan Metropolitan terkait wilayah sekitar Kota Medan yaitu Binjai dan Deli Serdang.

(46)

berbentuk kerajaan (kesultanan) yaitu Kesultanan Deli berpusat di Kota Medan, dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbaungan. Berdasarkan PP No 7 Tahun 1984, ibu kota Kabupaten Deli Serdang dipindahkan ke Lubuk Pakam dengan lokasi perkantoran di Tanjung Garbus yang diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara tanggal 23 Desember 1986.

Munculnya proyek Mebidangro berdampak besar pada pembangunan Kabupaten Deli Serdang, terutama pengaruh pembangunan Bandara Internasional Kuala Namu di Kecamatan Beringin. Sebelum pembangunan Bandara Internasional Kualanamu, lokasi pembangunan tersebut merupakan perkebunan kelapa sawit milik PT PN II di Kualanamu bahkan jalan menuju bandara saat ini, dahulu hanya jalanan desa berupa jalan tanah yang berukuran sempit.

Bandara Internasional Kuala Namu akan menjadi pusat kota aerotropolis. Tidak hanya melayani penerbangan, tetapi Bandara ini juga menjadikan sekitarnya menjadi kawasan bisnis dan rekreasi, mengintegrasikan bandara dengan kawasan di sekitar bandara dengan radius hingga 30 km dan dampak ekonomi sampai 70 km. Dampak tersebut menjangkau lokasi perancangan di Kecamatan Beringin.

Pembangunan Bandara Internasional Kuala Namu berdampak pada kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat, kebutuhan akademi untuk meningkatkan sumber daya manusia, kebutuhan transportasi untuk menghasilkan kinerja yang cepat dan berkualitas, komersil, perkantoran, perumahan, dan lain sebagainya untuk mendukung fungsi bandara dan fungsi lainnya.

2.2.3 Kebijakan Pembangunan

(47)

a. Sistem Pusat Permukiman di Deli Serdang terdapat di Sunggal, Tanjung Morawa, Percut Sei Tuan, Pancur Batu, Lubuk Pakam, dan Galang

b. Sistem Jaringan Transportasi di Deli Serdang terdiri atas:

1. Jalan tol yang dapat diakses menuju Binje, Tebing, dan Pelabuhan Belawan

2. Transportasi sungai di Sungai Belawan dan Sungai Percut

3. Transportasi perkeretaapian dengan jalur kereta api sebagai berikut:  Jalur kereta api Stasiun Kota - Batang Kuis – Lubuk Pakam  Jalur kereta api Stasiun Kota – Sunggal – Binjai

4. Transportasi Laut terdapat di Pelabuhan Pantai Labu, Pelabuhan Rantau, dan Pelabuhan Percut yang berfungsi sebagai pelabuhan pengumpan 5. Transportasi Udara terdapat di Bandara Internasional Kuala Namu

c. Sistem Jaringan Sumber Daya Air berupa air permukaan pada sungai dan waduk yang disebar di berbagai wilayah di Kabupaten Deli Serdang. Juga terdapat sistem pengendalian banjir, sistem jaringan irigasi, sistem jaringan rawa, dan sistem pengamanan pantai.

d. Sistem Jaringan Utilitas/Prasarana Perkotaan terdiri atas :

1. Sistem penyediaan air minum terdapat IPA (Instalasi Pengolahan Air Minum) Sei Ular, IPA Tirtanadi, dan Tirtadeli.

2. Sistem drainase dialiri pada masing masing DAS Deli Percut, Sei Serdang, Ular, Bedagai, dan Wampu.

3. Sistem jaringan air limbah terdapat IPAL Lubuk Pakam, Sunggal, Sinembah Tanjung Muda Hilir, dan Namorambe.

(48)

f. Sistem Jaringan Energi terbagi menjadi :

1. Jaringan Pipa Minyak dan Gas Bumi yang memiliki penyimpanan di DEPO Bahan Bakar Minyak Darat Lubuk Pakam yang terhubung dengan perpipaan gas bumi bumi bawah tanah sumatera utara.

2. Pembangkit tenaga listrik meliputi PLTU Sumut Infra dan PLTU Merbau Pemkab Deliserdang mendukung percepatan pembangunan kawasan perkotaan Mebidangro. Seperti pengembangan kawasan ekonomi terpadu di Paluh Merbau Kecamatan Percut Sei Tuan, pengembangan Kawasan Industri Deliserdang (KIDS) di Kecamatan Percut Sei Tuan dan Kawasan Industri (KI) Tanjungmorawa, KI Hamparan Perak, KI di Kecamatan Labuhan Deli, KI di Kecamatan Patumbak dan KI Kecamatan Sunggal.

Begitu juga pengembangan Kota Mandiri dengan memanfaatkan potensi areal hak guna usaha PTPN2 sebagai KI terpadu yang terbentang di antara Belawan dan Bandara Kualanamu yakni di Kecamatan Percut Sei Tuan dan Batangkuis seluas berkisar 8.172 hektare.

Kemudian, Kota Mandiri Kuala Bekala di Kecamatan Pancur Batu yang didukung sarana dan prasarana seperti jalan bebas hambatan, transportasi cepat massal (mass rapid transit/MRT). Kemudian jaringan kereta api, pengolahan limbah, air bersih, pembangkit listrik, Islamic Center, pusat kebudayaan, perkantoran, perumahan dan pemukiman, pusat olahraga serta taman kota.

Untuk kawasan pengembangan pendidikan dan olahraga yakni Kampus USU baru di Desa Kuala Bekala, Kampus IAIN di Durian Jangak Kecamatan Pancur Batu dan kawasan olahraga di Kecamatan Percut Sei Tuan.

(49)

masyarakat daerah ini. Meningkatkan kelancaran akses yang menghubungkan Kabupaten Karo dan Deliserdang.

Gambar 2.2 Rencana Sistem Perkotaan Kabupaten Deli Serdang Sumber: RTRW Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010-2030

Keterangan :

(50)

Tabel 2.1 Rencana Sistem Perkotaan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2025

Hirarki Kota Fungsi yang dikembangkan

Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

Lubuk Pakam

 Pusat pemerintahan kabupaten;  Perdagangan dan jasa;

 Kota transit;

 Pusat pelayanan fasilitas sosial dan umum;  Permukiman perkotaan

Pancur Batu

 Perdagangan dan jasa regional

 TOD

 Pendidikan dan olah raga;  Pariwisata;

 Perumahan dan permukiman.

Pusat

 Perdagangan dan jasa lokal;  Industri;

 Perumahan dan permukiman.

Batang Kuis

 Perdagangan dan jasa lokal;

 Pengolahan pertanian dan perkebunan;

 TOD

 Perumahan dan permukiman;  Kota transit

Percut Sei Tuan

 Perdagangan dan jasa regional;  Pengolahan pertanian dan perikanan;  Perumahan dan permukiman.

 Industri;

 Pusat pendidikan dan olah raga;

Hamparan Perak

 Perdagangan dan jasa;  Industri;

 Kawasan konservasi (Kawasan Suaka Alam);  Pariwisata, dan

 Kegiatan Militer

 Perumahan dan permukiman. Sunggal

 Perdagangan dan jasa lokal;  Industri;

 Perumahan dan permukiman.

Deli Tua

 Perdagangan dan jasa regional;

 TOD

 Pelayanan sosial

 Perumahan dan permukiman. Pagar

Merbau

 Perdagangan dan jasa lokal;

(51)

Tembung

 Perdagangan dan jasa;  Industri;

 Perumahan dan permukiman.

Galang

 Perdagangan dan jasa lokal;

 Pengolahan pertanian dan perkebunan;

 TOD

 Militer

 Perumahan dan permukiman.

Sibolangit

 Perdagangan dan jasa lokal;  Pariwisata;

 Agropolitan

 Kawasan konservasi

 Perumahan dan permukiman. Gunung

Meriah

 Pengolahan pertanian;  Kehutanan

Namo Rambe

 Pengolahan pertanian;  Perumahan

 Pariwisata Bangun

Purba

 Pengolahan pertanian dan perkebunan;  Perumahan dan permukiman;

Patumbak

 Pengolahan pertanian dan perkebunan;  Perumahan;

 Industri;

 Perdagangan dan jasa.

Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

STM Hulu

 Pengolahan pertanian;  Kehutanan

 Pariwisata

Kuta limbaru  Pengolahan pertanian dan perkebunan;  Perumahan dan permukiman;

 Kehutanan

Biru-biru  Pengolahan pertanian;  Pariwisata

STM Hilir  Pengolahan pertanian;  Kehutanan

Labuhan Deli

 Pengolahan pertanian dan perikanan;  RTH;

 Perumahan dan permukiman;  Perdagangan dan jasa.

Pantai Labu

 Pengolahan pertanian dan perikanan;  Transpotasi;

(52)

Beringin

 Pengolahan pertanian;  Transpotasi;

 Perdagangan dan jasa;  Perumahan dan permukiman Sumber: RTRW Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010-2030

2.2.4 Deskripsi Umum Proyek

Lokasi perancangan Sekolah Internasional terletak pada Jalan Bakaran Batu, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, tepatnya pada koordinat geografis 3,59 LU dan 98,86 BT. Lokasi perancangan berbatasan langsung dengan Rumah Sakit Patar Asih yang terletak di utara lokasi perancangan. Di sekitar site terdapat jajaran rumah toko, rumah tinggal, lahan pertanian, lahan perkebunan, lahan persawahan, lahan kosong, dan rumah sakit. Penduduk Kecamatan Beringin saat ini berjumlah 55.276 jiwa yang mendiami 13.056 rumah tangga. Mata Pencaharian penduduk beringin pada umumnya adalah petani, buruh/karyawan, pedagang, nelayan, pelayanan publik, perindustrian, dan lain sebagainya.

Nama Proyek : Sekolah Internasional

Lokasi : Desa Tumpatan, Kecamatan Beringin, Kabupaten Lubuk Pakam

(53)

Kecamatan

Topografi : relatif datar dengan ketinggian 8 mdpl Perbatasan : Utara = Bangunan Komersil

Selatan = Rumah Sakit Lubuk Pakam Timur = Permukiman Warga

Barat = Persawahan

Pemilik : Pemerintah

Pembiayaan : APBD

Program Peruntukkan : Ekspatriat dan lokal Pencapaian

Kecamatan Beringin dapat diakses langsung pada tempat-tempat penting seperti Bandar Udara Internasional Kuala Namu, Kota Medan, Danau Toba, Kota Berastagi, Pelabuhan Belawan, Tol Belmera, dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan pada Gambar 2.3 yang merupakan diagram pencapaian lokasi sekitar kawasan.

(54)

Gambar 2.5 Pencapaian Lokasi Terhadap Lokasi Daerah Mebidangro Sumber: Pengolahan Data

Batasan Proyek

1. GSB = (1/2n) + 1  n = lebar jalan

2. Sempadan sambing dan belakang = 3 meter 3. KDB = 60 %

4. KLB maksimum = 8 x KDB 5. KDH minimum = 25%

6. Harga lahan di pinggir jalan Rp.100.000,-/m2, sedangkan harga lahan di pedalaman Rp.50.000,-/m2.

2.2.5 Tujuan Proyek

Adapun tujuan proyek ini adalah sebagai berikut :

(55)

2. Menyediakan fasilitas pendidikan bagi ekspatriat yang bekerja pada kawasan aerotropolis kualanamu dan penduduk setempat yang mencari pendidikan terbaik

2.3Tinjauan Daerah Perancangan

Pada penyusunan rencana tata ruang kawasan kualanamu dan sekitarnya, site perancangan sekolah internasional yang berlokasi di Jalan Bakaran Batu Desa Tumpatan Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang termasuk ke dalam zona permukiman yang diwarnai dengan warna hijau lumut seperti yang terlihat pada Gambar 2.6 berikut.

(56)

2.3.1 Tinjauan Kota

Kabupaten Deli Serdang memiliki luas area 2.808,91 km2, memiliki jumlah penduduk 1.790.431 jiwa, dan memiliki kepadatan penduduk 637,41 jiwa/km2. Ibukota kabupaten Deli Serdang terletak di kota Lubuk Pakam.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI No.7 Tahun 1984 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan seiring Pemindahan Ibu Kota Kabupaten Deli Serdang dari kota Medan ke Kota Lubuk pakam, maka Kecamatan Lubuk pakam di kembangkan menjadi 4 (empat) Wilayah Kecamatan dalam rangka terciptanya daya guna hasil penyelenggaraan pemerintah serta pembinaan wilayah, maka Kecamatan Lubuk pakam dikembangkan menjadi lokasi kedudukan Pemerintahan TK.II Deli Serdang akan berhenti, karena mengikuti perkembangan masyarakat dan negara. Perkembangan dimaksud menimbulkan tugas-tugas baru bagi perangkat pemerintahan yang ada di daerah.

Kota Lubuk pakam sebagai Ibu Kota Kabupaten Deli Serdang dan Pusat Pemerintahan Pemda TK.II Deli Serdang cukup strategis dan mempunyai prospek pengembangan wilayah yang cukup dominan dengan beberapa Kota Satelitnya seperti Tanjung Morawa, Perbaungan, Galang dan lain lain. Sedangkan berdasarkan PP No. 7/1984 Pasal 1 dijelaskan bahwa Pusat Pemerintahan Kecamatan Lubuk Pakam ini adalah berkedudukan di kelurahan Lubuk Pakam Pekan.

2.3.2 Tinjauan Sub-Wilayah

Perkembangan Pemerintahan khususnya Pemerintahan di daerah tidak akan berhenti, karena mengikuti perkembangan masyarakat dan negara. Perkembangan dimaksud menimbulkan tugas-tugas baru bagi perangkat pemerintah yang ada di daerah.

(57)

Pakam, guna terciptanya daya guna dan hasil guna Penyelenggaraan Pemerintahan serta Pembinaan Wilayah, maka wilayah Kecamatan Lubuk Pakam ditata kembali dan dikembangkan menjadi 4 (empat) wilayah Kecamatan yaitu Kecamatan Lubuk Pakam, Kecamatan Pantai Labu, Kecamatan Pagar Merbau dan Kecamatan Beringin yang beribukota di Desa Karang Anyer.

Peresmian pemekaran pada tanggal 27 Desember 1986 oleh Bapak Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan sekaligus melantik Drs. SJ. Sagala menjadi Camat Beringin yang pertama. Saat ini wilayah Kecamatan Beringin terdiri dari 11 Desa, dimana 2 (dua) desa diantaranya merupakan desa perkebunan yaitu Desa Pasar VI Kuala Namu dan Desa Emplasmen Kuala Namu. Desa Pasar VI Kuala Namu merupakan daerah sentral proyek pembangunan Bandara Internasional pengganti Bandara Polonia Medan. Keseluruhan daerah Kecamatan Beringin terdiri atas 89 Dusun yang didiami oleh 58.194 jiwa dalam 13.775 rumah tangga.

2.4Tinjauan Fungsi: Sekolah Internasional

Sekolah internasional adalah sekolah yang menyampaikan pendidikan internasional dalam lingkungan internasional, baik dengan kurikulum International Baccalaureate, Edexcel atau Cambridge International Examinations atau dengan kurikulum nasional berbeda dari negara tersebut. Menurut Depdiknas (2006:3) SBI adalah sekolah nasional yang menyiapkan peserta didiknya berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP) Indonesia dan tarafnya internasional, sehingga lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional. Sekolah internasional pertama kali dibangun pada abad ke-19 di Jepang, Swiss dan Turki. Awalnya, sekolah internasional dibangun untuk anak dari orang-orang besar yang profesinya bersifat internasional, yang berpergian keluar negeri, seperti anak-anak personil perusahaan internasional, organisasi internasional, organisasi non-pemerintah, dan staf kedutaan.

(58)

dengan perendaman penuh ke dalam berbagai bahasa dan budaya. Banyak sekolah internasional menggunakan kurikulum yang dirancang khusus untuk sekolah internasional seperti IGCSE atau Program IB Diploma yang semuanya berkomitmen untuk internasionalisme, mengembangkan warga global, menyediakan lingkungan belajar optimal, dan mengajar dalam pengaturan internasional yang menumbuhkan pemahaman, kemandirian, saling ketergantungan, dan kerja sama.

2.4.1 Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan

Tabel 2.2 Analisa Penggunaan Aktifitas dan Kebutuhan Ruang Pengguna: Siswa

Kegiatan Kebutuhan Ruang Karakter Ruang

Belajar

Formal Ruang Kelas

 Privat

 Memperhatikan cahaya, udara, dan sistem akustik

 Dipakai setiap hari belajar  Memperhatikan sirkulasi

 Fleksibel terhadap beberapa kegiatan Belajar

Outdoor Kelas Outdoor

 Semi Publik  Perlu peneduhan

 Ruang luar yang fleksibel Berdiskusi Ruang Kelas

Ruang Diskusi

 Privat

 Fleksibel terhadap beberapa konfigurasi penyusunan kursi

 Dengan kebutuhan pencahayaan dan penghawaan yang baik

Olah Raga Lapangan Olah Raga Gedung Olah Raga

 Semi publik

 Fleksibel dengan beberapa kegiatan selain kegiatan olah raga

Makan Kantin

 Semi publik

 Area makan yang cukup bagi pengguna

 Memperhatikan cahaya dan udara Membaca Perpustakaan  Semi Publik

(59)

udara, dan akustik  Memperhatikan sirkulasi  Jarak antara rak buku Menyimpan

Barang Loker

 Privat

 Dengan sirkulasi yang baik  Kebutuhan semua siswa harus

terpenuhi Berorganisasi Ruang Organisasi  Semi Publik

 Fleksibel sesuai kegiatan Cek

Kesehatan Ruang UKS

 Semi Publik

 Memperhatikan cahaya dan hawa

Buang Air WC Privat

Pengguna: Guru

Kegiatan Kebutuhan Ruang Karakter Ruang

Parkir Tempat Parkir Publik

Mengajar Ruang Kelas Open Space

 Privat

 Memperhatikan sistem cahaya, udara, dan akustik

 Dipakai setiap hari belajar  Memperhatikan sirkulasi

 Fleksibel terhadap beberapa kegiatan Berdiskusi Ruang Workshop

Ruang Kelas

 Privat

 Fleksibel terhadap beberapa konfigurasi penyusunan kursi

 Memperhatikan sistem cahaya dan udara

Kegiatan

Kantor Ruang Guru

 Privat

 Harus memenuhi jumlah guru yang ada

Bimbingan

Siswa Ruang BP

 Privat

 Ruang tidak begitu luas

 Tidak memerlukan cahaya, udara, dan akustik khusus

Membaca Perpustakaan

 Semi Publik

(60)

 Memperhatikan sirkulasi  Jarak antara rak buku Bimbingan

Organisasi Ruang Organisasi

 Semi Publik

 Fleksibel sesuai kegiatan

Buang Air WC Guru Privat

Pengguna: Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah

Kegiatan Kebutuhan Ruang Karakter Ruang Kegiatan

Rapat Ruang Rapat Semi Publik

Makan Pantry

 Semi publik

 Area makan yang cukup

 Memperhatikan sistem cahaya dan udara

Buang Air WC Privat

Pengguna: Kepala Bagian

Kegiatan Kebutuhan Ruang Karakter Ruang

Parkir Parkir Publik

Menyusun

Pembelajaran Kantor Pengawas

Privat Mengatur IT Kantor Kepala

Operasional IT

Semi Publik

Rapat Ruang Rapat Semi Publik

Makan Kantin

Pantry

 Semi publik

 Area makan yang cukup bagi pengguna

 Pencahayaan dan penghawaan harus diperhatikan

Buang Air WC Privat

Pengguna: Staf dan Karyawan

(61)

Bangunan Manajemen Gedung Ruang Janitor

Menjaga Ruang Security Semi Publik Menjaga

 Memperhatikan cahaya dan udara

Buang Air WC Privat

Sumber :Pengolahan Data

2.4.1.1Penggunaan

(62)

Gambar 2.8 Diagram Penggunaan Ruang Bagi Guru Sumber : Pengolahan Data

(63)

2.4.1.2Kegiatan

Gambar 2.10 Diagram Alur Kegiatan Siswa Sumber : Pengolahan Data

Masuk Sekolah

Meletakkan Buku dan Tas

Bersiap-siap Memulai Pelajaran

Belajar di Kelas

Kegiatan Belajar

Membaca Buku

Menulis

Meng-gambar Mewar-nai Berbicara Bermain

Kegiatan Ekstrakulikuler

(64)

Gambar 2.11 Diagram Alur Kegiatan Guru Sumber : Pengolahan Data

(65)

2.4.2 Deskripsi Kebutuhan dan Besaran Ruang

Tabel 2.3 Kebutuhan Ruang untuk Gedung Sekolah

No Nama Ruang Standar Sumber Jenis

Sumber : Pengolahan Data

Tabel 2.4 Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Luas Lahan Maksimal 30.000 m2 Luas Bangunan Maksimal 15.000 m2

(66)

Tabel 2.5 Kebutuhan Ruang untuk Lapangan

No Nama Ruang Standar Sumber Jenis

1 Lapangan Serba Guna 1.5 m2/org Depdiknas Publik

2 Parkir Mobil 1 mobil/org Wikipedia Publik

3 Parkir Sepeda Motor 1 motor/org Wikipedia Publik

4 Parkir Bus - Wikipedia Publik

Sumber : Pengolahan Data

2.4.3 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang

Pada umumnya, sarana pendidikan dapat digolongkan ke dalam lima kategori, yaitu: kebutuhan ruang/bangunan, kebutuhan perabot, kebutuhan peralatan dan media pembelajaran, kebutuhan sumber belajar, dan kebutuhan lahan.

Kebutuhan ruang/bangunan bagi sekolah ditetapkan sesuai dengan jenis aktivitas pendidikan yang dilakukan di sekolah, yaitu aktivitas manajemen/ perkantoran, aktivitas pembelajaran, dan aktivitas penunjang program pendidikan. Kebutuhan tiap-tiap jenis ruang ditentukan oleh kebutuhan pemakainya, antara lain: kepala dan wakil kepala sekolah, staf guru, pegawai, komite sekolah, para siswa, dan orang lain yang berkepentingan. Sesuai dengan kebutuhan riil di sekolah, maka kebutuhan jenis ruang dapat ditentukan antara lain: ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang pegawai, ruang guru dan ruang sidang, ruang komite sekolah, ruang tamu, ruang pembelajaran teori, ruang komputer, ruang laboratorium, ruang keterampilan, ruang kesenian, ruang olah raga, ruang perpustakaan, ruang bimbingan dan konseling, ruang koperasi sekolah dan koperasi siswa, ruang kantin sekolah, ruang OSIS, ruang UKS, rumah dinas, rumah penjaga, pos penjaga, ruang ibadah, dapur umum, gudang umum, kamar mandi dan tempat ganti pakaian untuk guru dan siswa, dan ruang/bangsal parkir.

(67)

1,5 m2 dengan kapasitas tiap ruang maksimal 36 orang untuk SD dan 40 orang untuk SMP dan SMA. Ruang belajar teori untuk SD berukuran 63 m2 (7 x 9 m) dan untuk SMP dan SMA berukuran 72 m2 (8 x 9 m). Untuk ruang belajar praktik (terutama praktik lab IPA dan ruang kesenian tari) umumnya menggunakan rasio 1: 2 - 3.5 m2. Penggunaan ruang praktik disesuaikan dengan jumlah rombongan belajar (1/2, 1/3, ¼. 1/5, 1/6, 1/8, atau 1/10) dengan menggunakan sistem kelas berjalan (Depdiknas, 2003).

Kebutuhan perabot pendidikan umumnya wadah atau tempat peralatan ditempatkan pada tiap-tiap jenis ruang yang digunakan sesuai dengan jenis aktivitas dalam tiap-tiap ruang tersebut. Untuk jumlah dan ukuran perabot yang dibutuhkan pada tiap-tiap ruang umumnya ditentukan oleh jumlah pemakainya, sifat penggunaan (tunggal/ganda), sifat perabot (bergerak/tidak bergerak), dan jumlah serta ukuran peralatan pendidikan yang disimpan dalam perabot. Di samping itu, ukuran perabot juga haruslah disesuaikan dengan kelayakan antropometri dan ergonomis pemakainya (Depdiknas, 2003).

Kebutuhan minimal untuk lahan bagi kepentingan sekolah dapat dikelompokkan menjadi kebutuhan lahan untuk ruang/bangunan, infrastruktur bangunan, lahan untuk perindangan/taman sekolah, serta lahan untuk tempat bermain, tempat upacara, dan lapangan olahraga yang keberadaannya dapat disatukan. Kebutuhan lahan untuk bangunan disesuaikan dengan jumlah luas ruang bangunan yang dibutuhkan setelah memperhitungkan rasio pengguna, jumlah pemakai, jumlah perabot tiap ruang, dan model umum ukuran bangunan. Kebutuhan luas infrastruktur bangunan sebesar 20% dari luas ruang bangunan dibagi koefisien dasar bangunan (Depdiknas, 2003). Kebutuhan minimal lapangan olahraga/tempat bermain/lapangan upacara dapat menggunakan pedoman luas satu lapangan olahraga yang paling luas dibutuhkan (lapangan sepak bola/basket) atau menggunakan standar rasio tempat upacara/tempat bermain dengan rasio minimal 1 : 1,5 m2. Kebutuhan lahan untuk perindangan sekolah/taman sekolah minimal sebesar 25% dari luas lahan lainnya.

2.4.4 Studi Banding Arsitektur: Bandung International High School

(68)

dengan seiringnya waktu berjalan tepatnya pada 11 April tahun 2004, namanya berubah menjadi Bandung International High School.

BIHS didirikan untuk menjadi sebuah pusat lembaga pendidikan dan pengembangan serta untuk menetapkan standar baru dalam pendidikan di Indonesia. BIHS berlokasi di Kawasan Bandung yang di dalamnya beroperasi 1.500 perusahaan nasional dan multinasional dari 32 negara.

Sebagai Sekolah bertaraf internasional, tidak hanya proses pembelajaran yang dilakukan dalam bahasa Inggris, tetapi Bandung International High School juga dilengkapi dengan kurikulum berstandar internasional yang dibuat dan dikembangkan oleh para akademisi kelas dunia. Semua program, termasuk pelajaran wajib dari pemerintah juga diajarkan dalam bahasa Inggris.

Gambar 2.13 Bangunan Sekolah BIHS Sumber: www.BIHS.com

(69)
(70)

Gambar 2.16 Fasilitas pada Sport Centre Sekolah BIHS Sumber: www.BIHS.com

(71)

Gambar 2.18 Gedung Dorminotory dan Fasilitasnya Sumber: www.BIHS.com

2.5Elaborasi Tema: Arsitektur Eco-Tech 2.5.1 Pengertian

Tema Eco-Tech diartikan sebagai perpaduan arsitektur high technology dengan arsitektur sustainable.

Arsitektur High-Tech dapat diartikan sebagai ilmu dan seni dalam merancang bangunan bagi manusia dengan kekhususan/ spesialisasi di dalam bidang pemanfaatan teknologi terkini baik untuk estetika, struktur, dan fungsinya untuk menjawab masalah perancangan. Bangunan high-tech sendiri harus lebih mempresentasikan teknologinya daripada sekedar menggunakannya untuk hal efisiensi. Struktur dan utilitas yang ditonjolkan merupakan salah satu ciri dari arsitektur high-tech.

(72)

arsitektur berkelanjutan tidak saja dipacu untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (glass houses effect), juga mengandung maksud untuk lebih menekankan pentingnya sisi kualitas dibanding kuantitas ditinjau dari aspek fungsional, lingkungan, kesehatan, kenyamanan, estetika dan nilai tambah.

2.5.2 Interpretasi Arsitektur Eco-Tech Ciri-ciri arsitektur eco-tech : 1. Memakai struktur pondasi

2. Mempunyai bentuk yang mengekspresikan strukturnya 3. Ruangan menyesuaikan dengan fungsi bangunan 4. Orientasi bangunan mengarah pada lingkungan

5. Menggunakan teknologi yang mempertimbangkan nilai-nilai ekologi

6. Menggunakan sistem-sistem alami, selaras dengan iklim setempat, daur ulang, dan menggunakan potensi setempat

7. Material yang dipilih yang hemat energi dan dapat di daur ulang 8. Melalui pendekatan ekologi dan iklim setempat

9. Menyesuaikan dengan site dan lingkungan

10.Perancangan bentuk dan struktunya berdasarkan kebutuhan 11.Arsitektur Eco-tech harus mampu berhubungan dengan ekologi

2.5.3 Keterkaitan Tema dengan Judul

Sebuah sekolah yang berbasis teknologi membutuhkan fasilitas dan kebutuhan yang berteknologi pula, dengan menganut konsep arsitektur High-Tech, hal tersebut akan terwujud. Dengan demikian, sekolah tersebut sangat pantas disebut dengan sekolah internasional.

(73)

Perpaduan antara arsitektur Hi-Tech dan arsitektur sustainable merupakan arsitektur Eco-Tech. Oleh karena itu, arsitektur Eco-Tech merupakan tema yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

2.5.4 Studi Banding Arsitektur: Zeeland West High School

Pada Agustus 2002, Zeeland West High School selesai dibangun. Dengan total kapasitas ruang kelas lebih dari 1500 siswa. Sekolah ini menggunakan tema arsitektur sustainable dan arsitektur high-tech. Sekolah ini memanfaatkan potensi alam yang ada untuk memenuhi kebutuhan energi pada bangunan. Selain itu, untuk mengurangi biaya penggunaan energy, bangunan ini menggunakan perancangan yang memungkinkan bangunan untuk meminimalkan penggunaan energi dengan memaksimalkan potensi alam yang ada tanpa merusak lingkungan.

Gambar 2.19 Konsep Perancangan ZWHS Sumber: www.zhs.zps.org

(74)

sehingga cahaya dan panas matahari dapat dipantulkan dan cahaya tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pencahayaan alami ruangan. Untuk ruangan laboratorium beberapa jendela menggunakan clerestories untuk memasukkan sinar matahari ke dalam ruangan. Penghematan energi juga dilakukan dengan menggunakan sensor penghuni sehingga lampu akan mati secara otomatis, dan pengatur suhu ruangan secara otomatis di setiap ruangan, suhu ruangan akan menjadi lebih rendah jika tidak ada orang di ruangan. Sistem geothermal pada ZWHS terdiri dari 20 pipa sepanjang 400 kaki di dalam tanah.

(75)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Kebijakan Tata Ruang Nasional menempatkan metropolitan Mebidang-Ro (Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo) sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) sekaligus sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) dengan fokus pengembangan kegiatan ekonomi. Metropolitan Mebidang-Ro berada di Wilayah Sumatera Bagian Utara memiliki kedudukan strategis terhadap pengembangan Segitiga Ekonomi Regional Indonesia-Thailand-Singapura (IMT-GT). IMT-GT merupakan bagian yang tidak terlepaskan dari kerjasama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Keberhasilan Sumatera Utara dalam mencapai kerjasama dalam IMT-GT akan menopang kemitraan yang lebih besar dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dalam rangka mendukung kemajuan dan pengembangan Ekonomi Daerah. Metropolitan Mebidang-Ro (Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo), Segitiga Ekonomi Regional Indonesia-Thailand-Singapura (IMT-GT), dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sangat mempengaruhi pembangunan di Sumatera Utara.

Keberadaan Bandara Kualanamu dan Pelabuhan Laut Belawan menjadi orientasi pembangunan ekonomi Metropolitan Mebidang-Ro ke depan. Metropolitan Mebidang-Ro juga didukung pusat-pusat primer pada lokasi-lokasi terintegrasi dengan transportasi primer dan pusat-pusat sekunder yang berfungsi sebagai pusat pelayanan pemukiman sekaligus berfungsi mendukung keberadaan pusat-pusat primer.

(76)

kuis, dan pada kawasan lainnya. Selain dapat bertempat tinggal di sana, para pekerja juga dapat menikmati fasilitas-fasilitas permukiman yang jaraknya tidak jauh dari daerah perkotaan dan permukiman sesuai dengan visi Metropolitan Mebidang-Ro untuk menciptakan kenyamanan mengakses setiap lingkungan, pusat kegiatan, dan pusat pelayanan transportasi umum.

Sekolah merupakan salah satu dari banyak fasilitas yang harus ada pada suatu permukiman, karena fungsinya untuk mengarahkan dan mengajarkan anak tentang hal yang bermanfaat dan mengembangkan bakat anak agar ke depannya dapat berguna bagi dirinya. Sekolah merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat memberi dan menerima pelajaran menurut tingkatnya. Salah satu penyebab seorang anak tidak berkembang dan tidak dapat menerima pelajaran secara umum disebabkan oleh sistem pendidikan yang salah, tenaga pengajar yang kurang kompeten, dan fasilitas sekolah yang minim. Diperlukan sekolah yang berstandar tinggi untuk mencapai kualitas tersebut. Selain itu, dikarenakan oleh permasalahan tentang kualitas pendidikan yang kurang baik di Indonesia, para orang tua lebih memilih keluar kota ataupun keluar negeri untuk mendapatkan fasilitas akademik yang berkualitas bagi anaknya. Hal ini mendorong pemerintah untuk membangun sekolah yang berkualitas demi menarik anak bangsa yang bersekolah di luar negeri.

1.2Maksud dan Tujuan

(77)

1.3Masalah Perancangan

Adapun masalah yang ditemui dalam proses perancangan Sekolah Internasional Beringin adalah:

1. Bagaimana menerapkan tema pada perancangan Sekolah Internasional Beringin melalui proses perancangan?

2. Bagaimana menentukan lahan perancangan yang sesuai dengan perancangan Sekolah Internasional Beringin?

3. Bagaimana sarana dan prasarana pendidikan setara kualitas internasional yang diterapkan pada perancangan?

4. Bagaimana fungsi Sekolah Internasional Beringin memberikan kontribusi terhadap pengembangan kawasan aerotropolis Kuala Namu?

1.4Pendekatan

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada gejala-gejala yang bersifat alamiah karena orientasinya demikian, maka sifatnya naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamiahan serta tidak bisa dilakukan di laboratorium melainkan harus studi di lapangan. Oleh sebab itu, penelitian semacam ini disebut dengan field study.

(78)

Adapun teknik pendekatan perancangan sekolah internasional ini menggunakan metode seperti berikut.

1. Metode Literatur

Pendekatan yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengidentifikasi, dan mengolah data tertulis dan metode kerja yang digunakan. Literatur tersebut seperti buku, referensi internet, dan studi banding bangunan sejenis. 2. Metode Observasi

Metode ini dilakukan dengan cara survey langsung ke lapangan, agar dapat diketahui kondisi riil di lapangan sehingga dapat diperoleh gambaran sebagai pertimbangan dalam perencanaan.

1.5Lingkup/ Batasan

Lingkup pembahasan dalam penelitian ini adalah perencanaan perancangan Sekolah Internasional Berbasis Teknologi di Kecamatan Beringin, Deli Serdang. Pembahasan ini didasari oleh analisis data, studi literatur, dan studi banding terhadap proyek sejenis. Sedangkan batasan dalam pemecahan masalah adalah sebagai berikut :

1. Kawasan lokasi perancangan merupakan kawasan yang berhubungan dengan tema New Development.

2. Kawasan pengembang sebagai lokasi perancangan adalah kawasan Kuala Namu.

3. Minimal ketinggian bangunan 4 lantai.

(79)

1.6Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir yang menjadi dasar pengerjaan ini disajikan dalam Gambar 1.1 berikut.

Gambar 1.1 Alur Kerangka Berfikir Sumber: Pengolahan Data Latar Belakang:

 Mebidang-Ro, IMT-GT, dan MEA mempengaruhi pembangunan Sumatera Utara  Mebidang-Ro menciptakan banyak lapangan kerja

 Tenaga kerja membutuhkan tempat tinggal dan fasilitasnya pada zona permukiman 

Maksud dan Tujuan:

 Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan setara kualitas internasional.  Menarik perhatian para ekspatriat.

Rumusan Masalah:

 Bagaimana cara meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia?

 Bagaimana sarana dan prasarana pendidikan setara kualitas internasional?  Bagaimana cara menarik perhatian para ekspatriat?

 Bagaimana cara menstandarkan fasilitas akademik di Kecamatan Beringin.

(80)

1.7Sistematika Penulisan Laporan

Skripsi ini merupakan laporan perancangan dari tugas pada Mata Kuliah Studio Perancangan VI. Skripsi ini terdiri dari 6 bab.

Bab I merupakan pendahuluan. Pendahuluan memuat tentang latar belakang, maksud dan tujuan, masalah perancangan, pendekatan perancangan, lingkup dan batasan, kerangka berfikir, dan sistematika penulisan laporan.

Bab II merupakan tinjauan Pustaka. Tinjauan pustaka menjelaskan tentang pokok-pokok kajian, yaitu terminologi judul, penjelasan lokasi perancangan, fungsi bangunan yang akan dirancang, dan penjelasan tentang tema yang digunakan untuk perancangan ini.

Bab III merupakan metodologi perancangan. Bab ini merupakan uraian dan langkah-langkah kegiatan perancangan yang akan ditempuh. Berisikan mengenai penjelasan kerangka pendekatan, metode, dan teknik diagnosis atau analisis yang akan digunakan untuk menghasilkan desain atau perancangan bangunan.

Bab IV merupakan Analisa Perancangan. Bab ini berisikan tentang analisa-analisa perancangan yang sangat mempengaruhi konsep perancangan, seperti analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema, dan juga berisikan tentang kesimpulan dari seluruh analisa tersebut.

Bab V merupakan konsep perancangan. Konsep perancangan merupakan penerapan hasil analisis komperhensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah perancangan. Konsep perancangan terdiri dari konseo dasar, konsep perancangan tapak, konsep perancangan bangunan, konsep perancangan struktur bangunan, dan konsep perancangan utilitas bangunan.

Gambar

Gambar 6.2 Taman Pohon Rindang pada Zona 2  Sumber: Data Pribadi
Gambar 6.3 Suasana Drop-off dan Enterance Utama Sumber: Data Pribadi
Gambar 6.5 Suasana Bagian Selasar Menuju ke Sekolah Sumber: Data Pribadi
Gambar 6.6 Suasana Bagian Selasar Menuju ke EnteranceSumber: Data Pribadi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Masukan (input) pada aplikasi perancangan model sistem informasi irigasi Sungai Ular di kawasan Ramonia ini terdiri dari: data saluran irigasi Sungai Ular di kawasan

Dalam penelitian Emir Hartato, salah satu mahasiswa Universitas Indonesia yang berjudul “Dampak Pembangunan Internasional Lombok (BIL) terhadap Nilai Tanah di Kabupaten Lombok

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Sebanyak 34 anak di Kecamatan Beringin mengalami putus sekolah atau tidak sekolah disebabkan faktor internal (minat),

Kehidupan masyarakat Batak Toba di Desa Serdang, Kecamatan Beringin Kabupaten Deli serdang merupakan judul skripsi yang dapat diselesaikan dengan berbagai tahapan dalam

Kehidupan masyarakat Batak Toba di Desa Serdang, Kecamatan Beringin Kabupaten Deli serdang merupakan judul skripsi yang dapat diselesaikan dengan berbagai tahapan dalam

IKA PUSPITA SARI (130304032), Dengan Judul Skripsi Analisis Kelayakan Finansial Ikan Koi (Cyprinus carpio) Di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.. Telah Dipertahankan di

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan usahatani ikan koi apakah usaha ikan koi layak untuk dikembangkan atau tidak di Kecamatan Beringin.. Metode penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kehidupan sosial dan ekonomi serta strategi adaptasi dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat di desa beringin,