KOMUNITAS ANAK ACARA
(STUDI KASUS PERGAULAN REMAJA DI DESA BERINGIN
KECAMATAN BERINGIN KABUPATEN DELI SERDANG)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
ULFI DIAH SYAFITRI 3133322013
PRODI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
i
ABSTRAK
Ulfi Diah Syafitri : 3133322013, Komunitas Anak Acara (Studi Kasus Pergaulan Remaja Di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang) , Progam Studi Pendidikam Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komunitas anak acara dalam pergaulan remaja, serta simbol atau makna yang terkandung dalam atribut-atribut yang dipakai komunitas anak acara, kepribadian sebenarnya anak acara, dan faktor pendorong seseorang menjadi anak acara yang ada di Desa Beringin. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data dengan observasi, melalui wawancara dan studi pustaka. Data dari hasil penelitian ini di dukung oleh hasil wawancara yang peneliti lakukan dalam penelitian Komunitas Anak Acara (studi kasus pergaulan remaja di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Komunitas Anak Acara sudah sangat baik di Desa Beringin Kecamatan Beringin karena terbentuk dari aspek individu sebagai identitas yang mempunyai kepribadian, perilaku, berinteraksi dengan menjalani proses pembentukan komunitas sehingga tercipta solidaritas yang tinggi dalam pergaulan remaja khususnya pada komunitas anak acara dan hal ini tidak terlepas dari berbagai faktor keluarga dan lingkungan. Solidaritas komunitas anak acara bukan hanya di ucapkan dengan kata-kata atau simbol yang mereka gunakan, tetapi terbukti dari aksi mereka dalam mengadakan berbagai acara di suatu daerah yang sangat diminati banyak remaja dengan kata lain komunitas anak acara membuktikan bahwa para remaja sebagai generasi muda yang memiliki bakat, prestasi, karya yang baik dan membanggakan. Pada akhirnya peneliti menyimpulkan bahwa adanya solidaritas yang tinggi serta simbol yang digunakan komunitas anak acara dalam menunjukan bakat dan karya remaja, adanya faktor keluarga dan lingkungan yang tidak terlepas dari alasan remaja mengikuti komunitas anak acara serta adanya dampak yang terjadi pada remaja, adanya rasa tanggung jawab untuk persatuan semua remaja dalam komunitas anak acara tanpa adanya perbedaan sehingga pergaulan remaja tidak dinggap buruk.
ii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulilah, Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang
mana telah memberikan segala rahmat, taufik, hidayah, nikmat, kesehatan dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi : Komunitas Anak
Acara ( Studi Kasus Pergaulan Remaja di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang). Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para
sahabatnya, dan pengikutnya.
Penelitian ini dilakukan guna memenuhi persyaratan kelulusan untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Prodi
Pendidikan Antropologi Universitas Negeri Medan. Dalam penulisan skripsi ini,
penulis menyadari sepenuhnya masih terdapat banyak kekurangan dan
keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Namun berkat dorongan dan
bantuan dari berbagai pihak akhirnya penelitian ini dapat terselesaikan. Oleh
karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyusun skripsi ini. Ucapan terima kasih
tersebut penulis sampaikan kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Syawal Gultom M.Pd.
2. Dekan Fakultas Ilmu sosial, Dra. Nurmala Berutu M.Si
3. Ketua Progran Studi Pendidikan Antropologi, Dr. Rosramadhana M.Si
yang telah memberikan fasilitas dan motivasi dalam penyelesaian skripsi
iii
4. Ibu Supsiloani M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah membimbing
dan memberikan banyak ilmu dan waktunya kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dr.Rosramadhana M.Si selaku dosen pembimbing Akademik penulis
yang telah banyak memberikan masukan nasehat serta semangat dan
dorongan selama perkuliahan terutama dalam penulisan skripsi ini.
6. Ibu Dra. Nurjannah M.Pd dan Ibu Sulian Ekomila S.Sos selaku Dosen
penguji yang telah memberikan banyak masukan dan perbaikan dalam
penyelsaian skripsi ini.
7. Para dosen yang mengajar di Fakultas Ilmu Sosial, khususnya yang
mengajar di Prodi Pendidikan Antropologi. Penulis mengucapkan terima
kasih.
8. Komunitas anak acara yang bertempat di Desa Beringin telah memberi
waktu dan kerja sama dalam menyelesaikan skripsi ini serta Dwiky.
Adhisti, Habibi. Triska Nurhasinta sebagai informan penulis yang sudah
memberikan banyak informasi tentang penelitian ini terkait dengan judul
penulis.
9. Kepada orang tua ku tercinta, serta Kakanda dan Adik ku tersayang,
terima kasih atas doa, perhatian, motivasi, support dan kasih sayang yang
selalu tercurahkan untuk saya.
10.Sahabat terbaikku, Mutia Maulida dan Sepriani Simarmata yang selalu
setia menemani penulis kapan pun dan dimana pun dalam penulisan
iv
11.Teman – teman seperjuangan Sepriani, Mutia, Ainul, Rizka ,Octa, Lydia
dan seluruh teman kelas B. Ekstensi dimana dalam penulisan skripsi telah
berbagi info, keluh kesah sedih dan senang. Semoga kerja keras kita
berbuah baik dan semoga kita semua sukses kedepannya.
12.Semua teman Antropologi stambuk 2013 yang tidak bisa penulis ucapkan
satu persatu, selamat berjuang untuk kita semua dan semoga kita sukses.
13.Kepada kakak Ayu febriani terima kasih banyak sudah membantu penulis
dalam bidang administrasi kelengkapan berkas dalam penulisan skripsi ini.
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
para pembaca pada umumnya. Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan adakah
penulis semata-mata keterbatasan ilmu penulis miliki.
Medan, Januari 2017
Penulis
v
1.2Identifikasi Masalah ... 6
1.3Pembatasan Masalah ... 7
1.4Rumusan Masalah ... 7
1.5Tujuan Penelitian ... 8
1.6Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 10
2.2 LandasanTeori ... 12
2.2.1 Teori Behavior... 12
2.2.2 Teori Interaksionisme Simbolik ... 14
2.2.3 Teori Solidaritas ... 16
2.3 Kerangka Konsep ... 18
2.3.1 Komunitas ... 18
2.3.2 Remaja ... 19
2.3.3 Anak Acara ... 20
2.3.4. Pergaulan Remaja ... 21
2.4 Kerangka berfikir ... 22
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 24
3.2 Lokasi Penelitian ... 24
3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 25
vi
3.3.2 Objek Penelitian ... 25
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 26
3.4.1 Observasi ... 26
3.4.2 Wawancara ... 27
3.4.3 Study Lapangan ... 27
3.4.4 Study Pustaka ... 28
3.4.5 Dokumentasi... 28
3.5 Teknik Analisis Data ... 29
3.5.1 Mengelompokan Hasil Data ... 29
3.5.2 Menginterprestasikan Data ... 29
3.5.3 Menganalisis Data ... 30
BAB VI HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Komunitas Anak Acara ... 31
4.1.1. Peraturan organisasi dalam komunitas anak acara ... 32
4.1.2. Data pengurus komunitas anak acara ... 33
4.1.3. Data komunitas lain dalam komunitas anak acara ... 35
4.2.Hasil Penelitian ... 36
4.2.1. Sejarah Komunitas anak acara ... 36
4.2.2. Faktor Remaja bergabung dikomunitas anak acara... 53
4.3. Dampak komunitas anak acara... 57
4.3.1. Dampak positif pada anggota komunitas ... 57
4.3.2. Dampak negatif pada anggota komunitas ... 61
4.3.3. Dampak komunitas anak acara pada lingkungan ... 65
4.3.4. Dampak komunitas anak acara pada keluarga ... 66
viii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1. Nama pengurus organisasi komunitas anak acara ... 33
i
DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka Berfikir ... 22
2. Gambar 1. Foto anggota pengurus komunitas anak acara ... 34
3. Gambar 2. Pakaian dan topi komunitas anak acara ... 50
4. Gambar 3. Bendera komunitas anak acara ... 51
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Pada masa kini dengan adanya globalisasi banyak sekali kebudayaan yang
masuk ke Indonesia, sehingga tidak dapat dipungkiri lagi muncul banyak sekali
kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Kelompok-kelompok tersebut
muncul dikarenakan adanya persamaaan tujuan dari masing-masing individu.
Kelompok-kelompok sosial itu diantaranya terbentuk dari beberapa anak muda/
remaja yang mempunyai tujuan ideologi yang sama. Hal ini biasanya
seringmenimbulkan kelompok remaja melakukan perilaku baik dan menyimpang.
Berbicara perilaku remaja tentu terlintas di pikiran kita perilaku yang baik
dan buruk. Adanya kelompok remaja yang sering melakukan acara dance, acara
pertunjukan band lokal, menyanyi dengan berbagai aliran musik atau
menggunakan pakaian, aksesoris yang unik yang digunakan pada acara yang
diselenggarakan di tempat umum, mereka mengaku dirinya sebagai komunitas
anak acara.
Masa remaja diketahui bahwa masa yang sangat rentan terhadap
pergaulan-pergaulan yang dapat menjerumuskan para remaja kedalam pergaulan
yang salah, karena kita ketahui masa remaja merupakan suatu periode atau masa
tumbuhnya seorang dalam masa transisi dari anak-anak kemasa dewasa, yang
meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa
2
Sebagai keluarga yang merupakan lingkungan sosial pertama yang
memberikan kontribusi dalam pembentukan kepribadian yang sangat besar bagi
tumbuh kembangnya anak. Remaja dapat mencapai tingkat kedewasaan, memiliki
pribadi yang baik, dengan kata lain anak akan tumbuh kembang secara ideal jika
hidup bersama keluarga yang harmonis.
Remaja adalah generasi harapan bangsa yang memiliki potensi dan
vitalitas serta semangat patrioritas. Namun demikian, pemerintah dan masyarakat
pada saat ini masih prihatin dengan masalah remaja. Karena ternyata budi pekerti
kaum remaja mulai menurun jika dibandingkan dengan angkatan muda
sebelumnya. Fenomena ini terlihat dari permasalahan yang terjadi dikalangan
remaja saat ini, seperti pergaulan bebas, lari dari rumah, aborsi, mengkonsumsi
narkoba, alkohol, bolos sekolah, mendirikan kelompok ilegal atau geng bahkan
permasalahan lainnya.
Pada kenyataannya permasalahan remaja semakin berdampak terutama
pada pergaulan remaja, baik di lingkungan desa atau kota. Di desa seperti Desa
Beringin sekarang ini bermunculan kelompok remaja yang mempunyai pergaulan
yang sangat menyimpang dari norma-norma masyarakat disekitar kitadimana
sekelompok remaja yang di kenal sebagai komunitas anak acara. Gaya hidup
mereka dalam pergaulan remaja tidak seperti gaya hidup remaja lainnya yang
berkembang sesuai dengan tempat, waktu dan situasi.
Pergaulan merupakan suatu proses interaksi antara seseorang dengan
orang lain, dapat dilakukan oleh dua orang atau berkelompok. Hal ini tergantung
3
dari interaksi yaitu hubungan yang dinamis antar individu dengan individu
lainnya, individu dengan kelompok serta kelompok dengan kelompok lainnya
(Basrowi 2005).
Pergaulan remaja akan terlihat pergaulan mereka baik atau buruk, hal itu
dapat di lihat dari segi lingkungan dan keluarga. Namun tidak selamanya
pergaulan remaja baik untuk diikuti, justru karena pergaulan akan menjerumuskan
remaja pada pergaulan yang menyimpang dan akan menimbulkan dampak negatif
bagi setiap keluarga dan masyarakat.
Salah satunya remaja yang mengikuti komunitas anak acara memiliki
dampak yang kurang baik dalam lingkungan seperti lingkungan keluarga dan
mayarakat. Remaja selalu di anggap sebagai masalah sosial dalam pergaulan
remaja yang tidak ada gunanya. Remaja yang sering keluar malam akan merusak
moral remaja dan nama baik orang tua. Namun hal ini yang membuat ikut dalam
komunitas anak acara dengan tujuan untuk bersenang - senang dan menjadikan
sebuah hiburan dalam pergaulannya. Remaja ingin membebaskan diri dalam
berekspresi, menunjukan bakat dan memenuhi keinginannya yang tidak terpenuhi
dalam keluarga.
Jika dilihat dari segi penilaian di lingkungan keluarga dan masyarakat
anak acara merupakan dampak sosial. Dapat dilihat dari cara berpenampilan
remaja yang identik dengan pakaian hitam seperti anak jalanan/ preman,
menggunakan tindik/ aksesoris di telinga, hidung pada anak laki-laki. Alur musik
yang keras yang mereka mainkan dan dengarkan saat menyelenggarakan acara
4
melakukan aksi yang menyimpang tanpa batas waktu yang seharusnya tidak di
lakukan anak remaja dalam masa pendidikan. Komunitas ini diikuti banyak anak
remaja dalam masa pendidikan yang berusia 12 tahun sampai 17 tahun . Remaja
pada usia tersebut akan merusak moral dan kepribadian mereka.
Komunitas anak acara berkontribusi sebagai organisasi remaja yang
berusaha membebaskan diri untuk berekspresi.Aksi komunitas anak acaradi setiap
daerah menjadikan komunitas anak acara sebagai salah satu komunitas untuk
hiburan/menghibur diri. Jadi dengan kata lain komunitas dapat besenang-senang,
menghilangkan rasa bosan,dan berinteraksi dengan komunitas anak acara lainnya
agar dikenal sebagai anak modern, styles, trendy dan anak zaman. Setiap anggota
komunitas anak acara mengalir semangat yang begitu besar. Hal ini dilihat bahwa
anak acara merupakan sebuah organisasi untuk hiburan anak muda yang
berlandaskan kemampuan fisik, danstyle yang menarik yang dimiliki setiap
anggota komunitas tersebut.
Komunitas anak acara memiliki ketua dalam setiap grup komunitas. Ketua
sebagai penghubung komunikasi dengan komunitas lainnya melalui sosial media
seperti facebook. Ketua dari masing-masing grup yang mengkoordinir mereka
dalam setiap melakukan kegiatan anak acara setiap minggunya. Tujuan dari setiap
ketua komunitas agar tercipta acara yang baik sesuai rencana. Kegiatananak acara
ada biaya pengutipan / uang kas. Uang kas itu digunkan untuk membuat kegiatan
acara musik dengan mempertunjukan karya-karya remaja. Uang kas juga
5
yang biasanya digunakan oleh para anggota komunitas anak acara. Kekompakan
pakaian anak acara sebagai identitas diri remaja sebagai komunitas anak acara.
Komunitas anak acara selalu mengadakan kegiatan atau even di tempat
umum seperti, gedung/ aula, gedung sekolah atau stadion. Bagi masyarakat atau
remaja lain yang ingin melihat kegiatan atau acara komunitas harus membeli tiket
masuk. Semua hal yang dilakukan komunitas anak acara sebagai solidaritas
komunitas mereka.
Permasalahan dalam pergaulan remaja saat ini banyak remaja yang kurang
memahami diri mereka dan cara bergaul dengan baik. Namun tidak menutup
kemungkinan bahwa dalam komunitas anak acara justru memiliki solidaritas yang
tinggi. Mengingat kurangnya solidaritas dalam pergaulan remaja saat ini ternyata
hal ini menjadikan salah satu kekuatan mereka untuk menunjukan komunitas anak
acara merupakan komunitas yang memiliki solidaritas. Komunitas anak acara
memiliki nilai positif dalam pergaulan remaja dan tidak dianggap sebagai
komunitas yang menjadi masalah sosial dalam lingkungan.
Komunitas anak acara, para anggota memiliki pakaian yang sama baik itu
warna (hitam atau putih) kompak dalam menyelenggarakan acara dimana pun.
Pakaian hitam wajib dipakai oleh setiap anggota komunitas anak acara dengan
kata lain anggota komunitas menunjukan solidaritas yang kuat dalam komunitas
tersebut. Namun pada sisi lain komunitas anak dalam berkomunikasi memiliki
bahasa yang berbeda atau tidak baku dalam berinteraksi dengan anggota
6
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seseorang dalam
pergaulannya. Komunikasi dapat membuat hubungan seseorang dengan orang lain
terjalin dengan baik. Komunitas anak acara banyak menggunakan bahasa asing
atau menciptakan bahasa sendiri yang hanya diketahui oleh setiap anggota
komunitas anak acara. Setiap anggota komunitas jika memanggil temannyadengan
sebutan “lek, lae, bro”. Komunitas anak acara juga membalikan bahasa yang
benar menjadi salah. Seperti kata “abang menjadi ngaba”, “adek menjadi keda”.
Komunitas anak acara juga berkomunikasi dengan mencampur bahasa indonesia
dengan bahasa inggris seperti “sok yes lo lae” artinya kamu berlebihan atau terlalu
percaya diri.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “ Komunitas Anak Acara ( Studi
KasusPergaulan Remaja di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli
Serdang )”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka
dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Proses terbentuknya Komunitas Anak Acara dalam pergulan remaja di
Desa Beringin.
2. Faktor yang mempengaruhi remaja bergabung dalam Komunitas Anak
Acara.
7
4. Komunitas Anak Acara sebagai Life Style (gaya hidup) dalam
pergaulan remaja saat ini.
5. Pengaruh adanya Komunitas Anak Acara terhadap pendidikan remaja.
6. Dampak komunitas anak acara pada anggotanya, lingkungan keluarga
dan masyarakat.
1.3.Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah penelitian dilapangan perlu diberi batasan-batasan
terhadap masalah yang akan di bahas agar tidak terjadi kesimpang siuran dan
meringankan segala faktor yang dihadapi seperti waktu, tenaga dan biaya. Hal ini
berguna agar dalam melaksanakan penelitian terarah, maka penulis membatasi
masalah penelitian ini pada :
1. Proses terbentuknya komunitas anak acara dalam pergaulan remaja di
Desa Beringin.
2. Faktor yang mempengaruhi remaja bergabung dalam Komunitas Anak
Acara.
3. Dampak komunitas positif dan negatif komunitas anakacara pada
anggotanya, lingkungan keluarga dan masyarakat.
1.3.Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah di uraikan di atas maka
rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana proses terbentuknya komunitas anak acara dalam
8
2. Apa faktor yang mempengaruhi seorang remaja bergabung dalam
komunitas anak acara?
3. Bagaimana dampak positif dan negatif komunitas anak acara pada
anggotanya, lingkungan keluarga dan masyarakat ?
1.5Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui proses terbentuknya komunitas anak acara dalam
pergaulan remaja di Desa Beringin.
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi remaja bergabung
dalam komunitas anak acara.
3. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif komunitas anak acara
pada anggotanya, lingkungan keluarga dan masyarakat.
1.6Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1.6.1. Manfaat secara teoritis
1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan
ilmu sosial terutama dalam bidang Ilmu Antropologi dan Ilmu
Sosiologi.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberi motivasi serta ilmu yang
bersifat positif dan memberi informasi mengenai komunitas anak
9
1.6.2. Manfaat secara praktis
1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dan pembaca
tentang komunitas anak acara dalam pergaulan remaja.
2. Dapat memberikan sumbangan yang berharga bagi perkembangan
ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan sosiologi
tentang komunitas anak acara dalam pergaulan remaja.
3. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti lain yang
69 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan
Setelah dilakukan pengelolahan data dari data terdahulu serta analisis yang
mendalam terhadap data yang diperoleh di lapangan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Proses pembentukan suatu komunitas atau kelompok sosial khususnya
komunitas anak acara memang tidak terlepas dari aspek individu sebagai
identitasyang mempunyai kepribadian, perilaku, berinteraksi dan
menjalani proses pembentukan komunitas. Anak acara merupakan
sekumpulan anak-anak muda yang bergabung dalam suatu acara band
lokal yang sering di adakan di Lubuk Pakam mulai tahun 2010. Mereka
bertemu pada setiap acara tersebut, komunitas anak acara merupakan
sebuah komunitas dalam sebuah acara hiburan untuk semua masyarakat
pada saat itu, karena remaja sering bertemu dalam setiap acara dan
memiliki hobi yang sama dan berinisiatif untuk bergabung dalam sebuah
komunitas yang mudah dikenal banyak orang, khususnya dalam pergaulan
remaja. Para remaja mulai berkomunikasi satu sama lain untuk berkumpul
bersama, dan akhirnya remaja mulai terbentuk dari 10 orang remaja yang
memiliki hobi sama yaitu musik dan dance. Saat remaja berkumpul
muncul lah ide-ode yang menarik untuk menyatukan hobi mereka dengan
mengadakan sebuah acara yang sederhana namun terus berjalan setiap
bulannya, para remaja setuju untuk hal itu dan membentuk suatu
70
Acara”, dengan alasan mereka bertemu dalam satu acara dan memilki visi
misi yang sama untuk menghibur para masyarakat dan remaja, komunitas
anak acara ini yang berambisi untuk meningkatkan kreatifitas serta bakat
muda khususnya dalam bidang seni. Komunitas anak acara bergaul bukan
atas dasar kekayaan individu melainkan karena memiliki hobi yang sama
dan solidaritas yang tinggi untuk menciptakan sebuah karya yang luar
biasa.
2. Banyak faktor yang mempengaruhi remaja bergabung dalam komunitas
anak cara antara lain :
Faktor penarik :
Komunitas anak acara mempunyai sebuah tujuan dan ideologi yang sama.
Visi misi komunitas anak acara, yaitu Solidaritas in Art. Bagi mereka seni
musik dan dance adalah jantung mereka, tanpa seni mereka tidak dapat
berekspresi bebas
Bebas berekspresi, sebagai manusia biasa dan makhluk sosial yang punya
perasaan, mereka memilih komunitas anak acara sebagai hiburan bebas
berekspresi.
Faktor pendorong :
Faktor keluarga,berbicara keluarga mereka memiliki pengaruh yang besar
dalam kehidupan remaja. faktor keluarga yang tidak harmonis ( broken
71
seorang anak remaja berpikir untuk keluar rumah dan lebih senang bergaul
dengan teman di luar sana.
Faktor Lingkungan teman sebaya yang kini membuat remaja lebih senang
bergaulan di luar rumah.
Mudah memiliki banyak teman, pada komunitas anak acara jika kita pintar
berinteraksi dan mudah bergaul maka banyak teman yang suka pada kita
sehingga dimana-mana kita memiliki teman.
Menambah wawasan remaja.
Memperkuat solidaritas, dalam proses bergaul sesama teman kita sangat
membutuhkan yang namanya kekompakan, tujuan yang sama, saling
membantu sehingga tercipta solidaritas dalam sebuah komunitas.
Memiliki prestasi yang baik.
3. Dampak komunitas anak acara adanya nilai positif dan negatif, yaitu :
Dampak positif: Adanya tempat untuk mengekspresiakan diri, adanya kecocokan terhadap lingkungan pergaulan.Menghasilkan hal yang baik,
dengan memberi wadah untuk meluapkan hobi dalam sebuah
komunitas.Menambah wawasan tentang pengalaman bersama.Menambah
penghasilan dengan menjual tiket, stiker bagi remaja komunitas
anakacara.Menambah banyak teman dan memiliki solidaritas yang tinggi
saling menghargai individu / kelompok komunitas anak acara.
Dampak negatif : Berkurangnya waktu untuk berinteraksi dengan keluarga dan merasa memilki keluarga baru dengan adanya komunitas
72
lain. Dapat memicu tindakan anarkis/perkelahian. Mengganggu
ketentraman masyarakat karena komunitas anak acara melakukan
pertunjukan pada malam hari.
5.2. Saran
Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah :
1. Setiap anggota komunitas anak acara di Desa Beringin harus lebih aktif
dalam mempromosikan setiap acara musik. Supaya ada seorang produser
musik / orang yang memiliki jiwa seni yang tinggi melihat, mendengar
bahkan mengapresiasi karya komunitas anak acara agar tidak hanya
terkenal di Desa Beringin dan Kota Lubuk Pakam sekitarnya saja.
2. Komunitas anak acara harus lebih mampu menujukan karya dan aspirasi
dengan baik kepada seluruh remaja yang memiliki bakat seni agar tidak
malu menampilkan karyanya.
3. Bagi remaja atau setiap komunitas harus berfikir aktif dalam melakukan
segala perilaku dengan menimbang baik buruknya agar tidak terjadi
perilaku menyimpanh yang dapat merugikan diri sendiri, orang lain,
73
DAFTAR PUSTAKA
Ali. M, Ansori, M. 2005. Psikhologi Remaja. Jakarta : Bumi Aksara
Alif, Haqiqi. 2005. Masa Remaja Penuh Sensasi. Lintas Media Jombang.
Arikunto, Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Al-Maqassary, A. 2015. “Eksistensi komunitas regge di yogyakarta ( studi pada
indonesia regge community”. Kumpulan jurnal ilmiah bahasa indonesia
online, vol.2, No.3. www.e-jurnal.com.2015/01. (Diakses pada tanggal 10 Agustus 2016).Bungin, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi. Jakarta : Kencana.
Bungin, Burhan. 2013. Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi. Jakarta : kencana
Burns, BR (1993). Konsep Diri, Teori, Pengukuhan Perkembangan dan Perilaku. Jakarta : Arcan.
Boring EG, 1990. Pengertian Remaja. Jakarta : Kencana
Basrowi. 2005. Pergaulan Remaja. Jakarta : Kencana
Damanik, Eron L. 2015. Karya Tulis Ilmiah. Medan : Simetri Publisher
Egaliter. 2011. “Rangkaian acara malam tahun baru komunitas djuanda”. Kumpulan jurnal ilmiah bahasa indonesia online, vol.2, No.7. http://komunitasdjuanda.wordpress.com. (Diaskes pada tanggal 10 Agustus 2016).
Good, William J. 2007. Sosiologi Keluarga. Jakarta : Bumi Aksara
Gultom .2012 . Identitas diri komunitas punk Medan Amplas dalam perspektif fenomenologi. Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan
Khairuddin, H. 1997. Sosiologi Keluarga. Yogyakarta : Liberty
Gunarsa & Gunarsa.2000. Psikologi Praktis : Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta : Gunung Mulia
Jhonson, Paul Doyle. 1988. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kuncohk, aditya. 2014. Dandanan anak acara. Dari alphabet https://wordpress.com diakses pada 16 Mei 2016.
74
Lincolin. 1985. Metode penelitian kualitatif. Jakarta : Kencana
M. Soewito. 1996. Mengenal Alat Musik ( Tradisional dan Non Tradisional). Jakarta : Titik Teramg
Margono, S. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Komponen MKDK. Jakarta : Rineka cipta
Moleong, Lexy. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya
Monks. 1990. Psikologis Remaja. Bandung : Remaja Rosdakarya
Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia indonesia
Prasetyo, Dwi. 2011. Interaksi sosial yang terjadi dalam komunitas suporter sepak bola Pasoepati. Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan Ritzer, George & Godman, J. Dauglas. 2005. Teori Sosiologi Modern. Jakarta :
prenada Media
Sanderson, Stephen K. 2000. Makro Sosiologi : Suatu Pendekatan terhadap Realitas Sosial. Jakarta : Grafindo Persada
Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Susanto, Astrid, S. 1992. Filsafat Komunikasi. Jakarta : Bina Aksara
Sajogya, Pudjiwati. 2011. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Syamsu Yusuf, LN. 2010. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Remaja Rosda Karya
Sinaga, Venny. 2013. Solidaritas diantara Anggota Komunitas Punk di Daerah Aksara. Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan
Wills, S. 2005. Remaja dan Masalahnya. Jakarta: Alfabeta.