• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Biaya Terhadap Pembuatan Rangka Atap Pada Jenis Atap Kayu Dan Jenis Atap Baja Ringan (Studi Kasus Pada Rumah Type 60 The Awani Residance)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Biaya Terhadap Pembuatan Rangka Atap Pada Jenis Atap Kayu Dan Jenis Atap Baja Ringan (Studi Kasus Pada Rumah Type 60 The Awani Residance)"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

Kajian Biaya Terhadap Pembuatan Rangka Atap Pada Jenis Atap Kayu dan Jenis Atap Baja Ringan ( Kasus Pelaksanaan dan Perhitungan Biaya Pada Pemasangan Atap Baja Ringan Rumah type 60 di Perumahan “ The Awani Residance “ ). Penelitian dilakukan pada perumahan ini karena seiring berkembangnya teknologi di bidang konstruksi yang semakin marak dengan berbagai terobosan-terobosan baru khusunya pada bahan material bangunan.

(2)

Study Cost Of Making Frame Roof On Roof Type Roof Types of Wood and Steel Light (Case of Implementation and Cost Calculations On-Roof Mounting Light Steel House type 60 in Housing "The Awani Residance"). Research done on this because as the development of housing in the area of construction technology is increasingly prevalent in many new breakthroughs in materials especially construction materials.

(3)

1 - 1 -

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konstruksi rangka atap umumnya dibuat dari bahan kayu, dan digunakan pada bangunan yang memiliki sistem struktur atap, seperti bangunan sekolah, perkantoran, rumah sakit, rumah tinggal, tempat ibadah, ruang serba guna, pabrik dan lain-lain, dengan bahan penutup atap dari genteng, seng, asbes, maupun metal sheet.

Bentang konstruksi rangka atap baja ringan tidak terlalu besar, tetapi baja konvensional welded mild steel atau yang lebih dikenal dengan sebutan profil wf dan besi siku untuk bentang yang besar. Kayu kamper, kayu bengkirai, kayu keruing, kayu meranti, dan kayu kelapa adalah jenis material kayu yang telah lama dikenal dan umum digunakan, tetapi memiliki kelemahan-kelemahan antara lain kualitas kayu yang tidak merata, pelapukan yang disebabkan oleh serangan rayap, memuai ataupun menyusut karena perubahan cuaca, mudah terbakar dan langkanya material kayu saat ini.

(4)

rangka atap beton dan kayu, sehingga penggunaannya cukup populer. Penggunaan material ini, memerlukan penanganan khusus dalam pengelasan, peralatan, pelapisan anti korosi, dan sisa material baja serta kayu.

Produk yang dihasilkan industri baja untuk konstruksi baja dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu: (1) baja profil hasil canai panas (hot-rolled shapes), dan profil yang dibentuk dari pelat., (2) baja profil yang dibentuk dalam keadaan dingin (cold formed steel section) yang materialnya dapat berupa lembaran pelat baja, pelat strip dengan ketebalan yang berkisar dari 0,019 in (0,4 mm) sampai ž in (6,4 mm).

Rangka atap baja ringan untuk rumah mulai banyak dikenal dan dipergunakan 4 - 5 tahun terakhir, dan baja ringan merupakan baja mutu tinggi yang memiliki sifat ringan dan tipis, namun memiliki fungsi setara baja konvensional. Rangka atap baja ringan diciptakan untuk memudahkan perakitan dan konstruksi. Meskipun tipis, baja ringan memiliki derajat kekuatan tarik 550 MPa, sementara baja biasa sekitar 300 MPa. Di Indonesia, ketebalan baja ringan berkisar dari 0,4 mm – 1 mm dengan jenis material yang umum digunakan adalah galvanized Z-22, galvalume AZ-100, Zincalume dan ZAM ZG-90. Cold formed steel structural members (rangka atap baja ringan) dibandingkan dengan material lainnya mempunyai keunggulan yang diuraikan sebagai berikut.

1. Berat relatif ringan.

(5)

6. Tidak ada muai atau susut akibat perubahan cuaca. 7. Detailing yang lebih akurat.

8. Anti rayap dan tidak membusuk. 9. Kualitas yang merata (uniform).

10. Transportasi dan pemeliharaan ekonomis. 11. Tidak mudah terbakar.

12. Material dapat didaur ulang dan ramah lingkungan. 13. Structural life time tinggi.

Keunggulan-keunggulan yang ditawarkan tersebut perlu diteliti lagi, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pedoman dalam penggunaannya. Cold formed steel structural members (rangka atap baja ringan) dibandingkan dengan material lainnya mempunyai kekurangan sebagai berikut ini.

1. Kerangka atap baja ringan tidak dapat diekspos seperti rangka kayu, sistem rangkanya yang berbentuk seperti jaring kurang menarik bila tanpa penutup plafon.

2. Karena strukturnya seperti jaring ini maka bila ada salah satu bagian struktur yang salah hitung, maka akan menyeret bagian lainnya.

(6)

(owner), kontraktor, maupun developer menimbulkan permintaan yang beragam pula untuk dapat memuaskan konsumen tersebut. Berdasarkan kondisi tersebut, maka hendaknya pihak produsen (perusahaan rangka atap baja ringan) perlu mengetahui dan melakukan suatu penelitian tentang peran kualitas, waktu, dan biaya yang mempengaruhi terhadap kepuasaan pemakai rangka atap baja ringan (developer, kontraktor, dan end user), serta hubungannya.

1.2 Tujuan Penulisan

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan biaya darirangka atap baja ringan di bandingkan dengan rangka atap kayu.

1.3 Permasalahan

Dalam penulisan laporan ini penulis mengidentifikasi masalah yang akan dibahas dalam laporan yaitu mengenai biaya rangka atap baja dibandingkan dengan rangka atap kayu.

1.4 Lingkup Penelitian

(7)

1.5 Metode Penulisan

Penulisan skripsi ini diawali dengan penulisan Bab I yang berisikan tentang latar belakang, tujuan, ruang lingkup, metode penulisan, dan manfaat dari penulisan skripsi ini. Fungsi Bab I tersebut adalah menjelaskan mengenai kerangka pikir yang melandasi seluruh penulisan skripsi ini. Kerangka pikir penulisan skripsi dapat dilihat pada gambar 1.1.

Pada Bab II akan disajikan teori-teori yang telah dipelajari oleh penulis untuk digunakan pada Bab III sebagai metode analisis. Teori-teori yang diambil secara umum adalah mengenai rangka atap baja ringan dan rangka atap kayu.

Pada Bab III akan disajikan prosedur analisis data. Karena tujuan penulisan skripsi ini adalah mempermudah dalam menganalisis perbandingan antara penggunaan rangka atap baja ringan dengan rangka atap kayu dilihat dari kualitas, waktu dan biaya.

Pada Bab IV akan disajikan tentang pembahasan mengenai keunggulan dan kelemahan dari rangka atap baja dengan rangka atap kayu serta perbandingan keduanya yang meliputi kualitas, waktu pda umumnya dan biaya biaya pada khusunya.

(8)

Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian

1.6 Manfaat Penulisan

Penulisan skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kalangan praktisi agar dapat menjadi informasi tambahan bahan pertimbangan pengguna rangka atap baja ringan di pembangunan rumahan, institusi pendidikan dan menjadi informasi tambahan bagi peneliti lain di institusi pendidikan seperti Universitas, Politeknik, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan lain-lain.

Selain itu, penulisan skripsi ini diharapkan pula bermanfaat bagi kalangan akademik (teoritis) untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai rangka atap dengan menggunakan baja ringan ataupun rangka atap dengan menggunakan kayu.

BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN

PUSTAKA

BAB III METODOLOGI

PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN

(9)

2 - 1 -

STUDI PUSTAKA

2.1 Atap

Atap adalah suatu bagian dari bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin atau untuk keperluan perlindungan.

Bentuk atap berpengaruh terhadap keindahan suatu bangunan dan pemilihan tipe atap hendaknya disesuaikan dengan iklim setempat, tampak yang dikehendaki oleh arsitek, biaya yang tersedia, dan material yang mudah didapat.

Konstruksi rangka atap yang digunakan adalah rangka atap kuda-kuda. Rangka atap atau kuda–kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga berat sendiri dan sekaligus memberikan bentuk pada atap. Pada dasarnya konstruksia kuda–kuda terdiri dari rangkaian batang yang membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan penutup atap, maka konstruksi kuda–kuda akan berbeda satu sama lain. Setiap susunan rangka batang haruslah merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja padanya tanpa mengalami perubahan.

(10)

1. Konstruksi atap harus kuat menahan berat sendiri dan tahan terhadap beban-beban yang bekerja padanya.

2. Pemilihan bentuk atap yang sesuai sehingga menambah keindahan serta kenyamanan bagi penghuninya.

3. Bahan penutup atap harus sesuai dengan fungsi bangunan tersebut, dan tahan terhadap pengaruh cuaca.

4. Sesuai dengan ciri khas arsitektur tradisional bangunan sekitar.

5. Kemiringan atau sudut atap harus sesuai dengan jenis bahan penutupnya. Makin rapat jenis bahan penutupnya, maka kemiringannya dapat dibuat lebih landai, seperti bahan dari seng, kaca, asbes dan lain – lainnya.

Setelah syarat-syarat pembuatan konstruksi atap diketahui, untuk tindakan selanjutnya yakni harus mengetahui kriteria pemilihan jenis penutup atap. Jenis penutup atap merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keserasian atap. Dalam pemilihan jenis penutup atap ada beberapa kriteria antara alain sebagai berikut :

1. Tinjauan terhadap iklim setempat

2. Bentuk keserasian atap 3. Fungsi dari bangunan tersebut 4. Bahan penutup atap mudah diperoleh

(11)

Selain syarat-syarat pembuatan konstruksi atap di atas, ada juga syarat yang lebih simple untuk diketahui yakni syarat umum pembuatan konstruksi atap sebagai berikut :

1. Bahan bersifat isolasi terhadap panas, dingin dan bunyi. 2. Rapat terhadap air hujan dan tidak tembus air.

3. Tidak mengalami perubahan bentuk akibat pergantian cuaca 4. Tidak terlalu banyak memerlukan perawatan khusus. 5. Tidak mudah terbakar.

6. Bobot ringan dan mempunyai kedudukan yang mantap setelah dipasang.

7. Awet.

Seiring pesatnya pertambahan jumlah penduduk saat ini, maka hal ini sangat berdampak pada kebutuhan akan tempat tinggal. Peluang ini dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis di bidang property. Sehingga seiring dengan perjalanannya munculah perusahaan-perusahaan pengembang yang bergerak di bidang perumahan. Mereka berlomba menciptakan berbagai macam hunian sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan trend yang ada.

(12)

persediaan kayu, maka diciptakanlah jenis material lain yang dapat menggantikan peran material kayu ini dalam pembuatan rumah. Salah satu contohnya yaitu Baja Ringan/Truss. Material ini sering digunakan dalam pekerjaan konstruksi atap. Maka bagian — bagian dan konstruksi atap rumah baik kuda — kuda, gording, balok nock, jurai. kasau maupun reng, yang tadinya dalam proses pengerjaann, sering digunakan bahan Kayu, sekarang dapat digantikan dengan Baja Ringan/truss.

Material Baja Ringan ini apabila dibandingkan dengan material Kayu, maka material Baja Ringan ini sangat mudah dikerjakan dan sangat menghemat waktu.

2.2 Bentuk Atap

Konstruksi atap ini mempunyai beberapa bentuk yang yang banyak terdapat di lsekitar lingkungan hunian kita. Beberapa bentuk tersebut adalah : a. Atap Datar

Bentuk atap yang paling sederhana adalah atap datar atau rata. Atap datar bisaanya digunakan untuk bangunan/ rumah bertingkat, balkon yang bahannya bisa dibuat dari beton bertulang, untuk teras bahannya dari asbes maupun seng yang tebal. Agar air hujan yang tertampung bisa mengalir, maka atap dibuat miring ke salah satu sisi dengan kemiringan yang cukup.

Bidang Atap

(13)

b. Atap Sandar ( sengkuap )

Atap sengkuap bisaa digunakan untuk bangunan – bangunan tambahan misalnya; selasar atau emperan.

Gambar 2.2.2. Gambar Atap Sandar ( sengkuap )

c. Atap Pelana ( kampung )

Bentuk atap ini cukup sederhana, karena itu banyak dipakai untuk bangun – bangunan atau rumah di masyarakat kita. Bidang atap teridiri dari dua

sisi yang bertemu pada satu garis pertemuan yang disebut bubungan.

Gambar 2.2.3. Gambar Atap Pelana ( kampung ) d. Atap Tenda ( lancip )

(14)

Gambar 2.2.4. Gambar Atap Tenda ( lancip e. Atap Limas ( perisai )

Atap limas teridiri dari empat bidang atap, dua bidang bertemu pada satu garis bubungan jurai dan dua bidang bertemu pada garis bubungan atas atau pada nook. Jika dilhat terdapat dua bidang berbentuk trapesium dan dua dua bidang berbentuk segitiga.

Gambar 2.2.5. Gambar Atap Limas ( perisai ) f. Atap Mansard

Bentuk atap ini seolah – olah terdiri dari dua atap yang terlihat bersusun atau bertingkat. Atap mansard jarang digunakan untuk bangunan rumah di daerah kita, kerna sebetulnya atap ini dibangun oleh pemerintah belanda saat menjajah di negara kita.

(15)

g. Atap Menara

Bentuk atap menara sam dengan atap tenda, bedanya atap menara puncaknya lebih tinggi sehingga kelihatan lebih lancip. Atap ini banyak kita jumpai pada bangunan – bangunan gereja, atap menara masjid dan lain – lain.

Gambar 2.2.7. Gambar Atap Menara h. Atap Piramida

Bentuk atap ini terdiri lebih dari empatbidang yang sama bentuknya. Bentuk denah bangunan dapat segi 5, segi 6, segi 8 dan seterusnya,

Gambar 2.2.8. Gambar Atap Piramida

i. Atap Minangkabao

(16)

Gambar 2.2.9. Gambar Atap Minangkabao j. Atap Joglo

Bentuk atap joglo hampir sama dengan atap limas tersusun sehingga atapnya seperti bertingkat. Atap ini banyak dibangun di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Gambar 2.2.10. Gambar Atap Joglo k. Atap Setengah Bola ( Kubah )

Bentuk atap melengkung setengah bola. Atap ini banyak digunakan untuk bangunan masjid dan gereja.

(17)

l. Atap Gergaji

Atap ini terdiri dari dua bidang atap yang tidak sama lerengnya. Atap ini bisa digunakan untuk bangunan pabrik, gudang atau bengkel.

Gambar 2.2.11. Gambar Atap Gergaji

2.3 Jenis Penutup Atap

Setiap jenis penutup atap punya kelebihan dan kekurangangnya masing-masing, ini bisa dipilih dengan mempertimbangkan penampilan, kepraktisan, bentuk dan umur rencananya masing masing. Berikut akan dibahas beberapa jenis yang paling popular saat ini :

a. Atap Sirap

Gambar 2.3.1. Gambar Atap Sirap

(18)

b. Atap Genteng Tanah Liat Tradisional

Gambar 2.3.2. Gambar Atap Genteng Tanah Liat

Material ini banyak dipergunakan pada rumah umumnya. Gentang terbuat dari tanah liat yang dipress dan dibakar. Kekuatannya cukup. Genteng tanah liat membutuhkan rangka untuk pemasangannya. Genteng dipasang pada atap miring. Genteng menerapkan sistem pemasangan inter-locking atau saling mengunci dan mengikat.

Warna dan penampilan genteng ini akan berubah seiring waktu yang berjalan. Bisaanya akan tumbuh jamur di bagian badan genteng. Bagi sebagian orang dengan gaya rumah tertentu mungkin ini bisa membuat tampilan tampak lebih alami, namun sebagian besar orang tidak menyukai tampilan ini.

c. Atap Genteng Keramik

(19)

Bahan dasarnya tetap keramik yang berasal dari tanah liat. Namun genteng ini telah mengalami proses finishing yaitu lapisan glazur pada permukaannya. Lapisan ini dapat diberi warna yang beragam dan melindungi genteng dari lumut. Umurnya bisa 20 – 50 tahun dapat ditanyakan ke distributor. Aplikasinya sangat cocok untuk hunian modern di perkotaan.

d. Atap Genteng Beton

Gambar 2.3.4. Gambar Genteng Beton

Bentuk dan ukurannya hampir sama dengan genteng tanah tradisional, hanya bahan dasarnya adalah campuran semen PC dan pasir kasar, kemudian diberi lapisan tipis yang berfungsi sebagai pewarna dan kedap air. Sebenarnya atap ini bisa bertahan hampir selamanya, tetapi lapisan pelindungnya hanya akan bertahan antara 30 tahun hingga 40 tahun.

e. Atap Seng

(20)

Atap ini sebenarnya dibuat dari lembaran baja tipis yang diberi lapisan zinc secara elektrolisa. Tujuannya untuk membuatnya menjadi tahan karat. Jadi, kata seng berasal dari bahan pelapisnya. Jenis ini akan bertahan selama lapisan zinc ini belum hilang, yang terjadi sekitar tahun ke-30-an. Setelah itu, atap akan mulai bocor apabila ada bagian yang terserang karat.

f. Atap Dak Beton

Gambar 2.3.6. Gambar Atap Dak Beton

(21)

g. Atap Genteng Metal

Gambar 2.3.7. Gambar Genteng Metal

Bentuknya lembaran, mirip seng. Genteng ini ditaman pada balok gording rangka atap, menggunakan sekrup. Bentuk lain berupa genteng lembaran.Pemasangannya tidak jauh berbeda dengan genteng tanah liat hanya ukurannya saja yang lebih besar. Ukuran yang tersedia bervariasi, 60-120cm (lebar), dengan ketebalan 0.3mm dan panjang antara 1.2-12m.

h. Atap Genteng Aspal

Gambar 2.3.8. Gambar Genteng Aspal

(22)

Pemakaian atap kaca semakin popular untuk mendapatkan penerangan alami dalam rumah pada siang hari. Bisaa dipakai pada bagian rumah yang tidak mendapatkan cahaya langsung dari jendela atau sebagai aksen yang melengkapi design sebuah rumah. Bentuknya pun bermacam macam, ada yang berbentuk lembaran kaca atau genteng kaca sesuai kebutuhan.

i. Atap Polycarbonate

Gambar 2.3.9. Gambar Atap Polycarbonate

Atap ini berbentuk lembaran yang besar sehingga dimungkinkan untuk luasan yang besar tanpa sambungan. Keunggulan polycarbonate lebih ke kualitas material dan besarnya daya reduksi terhadap radiasi matahari. Bisaanya dipakai pada kanopi atau atap tambahan.Pemasangan polycarbonate mudah dan cepat, namun harganya memang lebih mahal dari atap atap lainnya.

(23)

2.4 Rangka Atap Kayu

Konstruksi atap adalah bagian paling atas dari suatu bangunan, permasalahan konstruksi atap tergantung pada luasnya ruang yang harus dilindungi, bentuk dan konstruksi yang dipilih, dan lapisan penutupnya.

Pengaruh lingkungan luar terhadap atap menentukan pilihan penyelesaian yang baik terhadap suhu ( sinar matahari ), cuaca ( air hujan dan kelembaban udara), serta keamanan terhadap kebakaran (petir dan bunga api) sehingga atap harus memenuhi kebutuhan terhadap keamanan dan kenyamanan.

Konstruksi atap rangka kayu adalah suatu konstruksi yang berfungsi bagai penahan beban penutup atap, yang melindungi penghuni rumah dan panas matahari, angin dan air hujan, yang strukturnya terbuat dan rangka kayu.

Konstruksi atap rangka kayu memiliki elemen-elemen sebagai berikut : a. Kuda-kuda

Kuda-kuda merupakan penopang (iga-iga) yang menyalurkan gaya tekan, sedangkan balok dasar pada kuda - kuda yang berfunfsi sebagai penahan dasar gaya tarik, serta tiang tengah (ander) yang mendukung balok bubungan (molo) dan menerima gaya tekan.

b. Gording

Gording merupakan sebagai penyangga kasau (usuk) tenletak pada kuda penopang dibutuhkanjikajarak antara bantalan dan bubungan> 2 m.

c. Kasau

(24)

kasau diteruskan menonjol pada dinding rumah ke luar, membentuk lebar tritisan yang dikehendaki.

d. Reng

Reng merupakan bilah yang melintang di atas kasau dan berfungsi sebagai tempat menempatkan posisi genteng, sedangkan ring balok diletakkan di bagian puncak dinding dan berfungsi sebagai pendukung balok kuda-kuda.

e. Listplank

Listplank Tirisan terbuat dari papan tegak yang dipasang pada ujung bawah kasau sebagai pengikat ujung kasau. Listplank harus dilindungi terhadap cucuran air hujan dan terhadap panas matahari agar tidak cepat lapuk.

Konstruksi rangka batang adalah konstruksi rangka yang terletak pada sebuah bidang dan saling dihubungkan degan sendi pada ujungnya, sehingga membentuk suatu bagian bangunan yang terdiri dan segitiga-segitiga.

Pelapis atap merupakan lapisan kedap air bisaanya terbuat dari seng, plastik, plat semen berserat yang bisaanya diletakkan di atas kasau, Sedangkan penutup atap nerupakan lapisan kedap terhadap resapan air hujan yang sering digunakan dari bahan ijuk, rumbia, genteng, plat semen berserat, atau seng bergelombang.

(25)

Gambar 2.4.1 Konstruksi Rangka Kuda-Kuda Kayu

2.4.1 Jenis Kayu Untuk Konstruksi Atap

Jenis kayu yang bisa digunakan untuk konstruksi atap antara lain : - Kayu rengas burung.

- Kayu duren. - Kayu salimuli.

- Kayu sindur atau tampar atau hantu. - Kayu perupuk talang atau perupuk rawang.

- Kayu meranti, atau nama setempatnya : damar, seraya, ketuko, kalup, lampong, lanan.

- Kayu merawan (Sumatera) atau nama setempatnya : bangkiran bulan, nyerekat, damar putih (Kalimantan).

- Kayu mersawa atau nama setempatnya : tenam (Palembang), mersawa, keruing, sesawa (Riau).

- Kayu sintok / kapur (Kalimantan Tenggara)

(26)

- Kayu bitangur, kapumaga / bunut (Sumatera) / nyamplang (Jawa) / nangui / penaga (Kalimantan) / kapuracha.

- Kayu kisereh / medang lesah (Sumatera) / medang rawali (Kalimantan Tenggara) / gadis Kipedes (Sunda).

- Kayu bungur.

- Kayu mahoni daun kecil.

- Kayu mindi (Sunda) / gringginng. - Kayu sonokeling / palisander (Jawa). - Kayu gempol (Jawa) / klepu pasir.

- Kayu bayur (Malaysia) / bayot (Sarwak) / bayoh (Philipina). - Kayu Gofasa / leban (Malaysia) / molave (Philipina).

- Kayu sungkai (Sumatera, Kalimantan) / Jurus (Kalimantan Tenggara) / Jati Sabrang (Jawa).

2.5 Rangka Atap Baja Ringan

(27)

Tabel 1 : Spesifikasi Baja Ringan/Truss

Bahan Dasar Zinc (Zn), Alumunium (Al), Timah hitam

(Pb), dan Besi (Fe)

Jenis Ketebalan C 75.100 =1 mm (Bottom Chord & Top Chord) C 75.75 = 0,75 mm (Web)

Lebar yang tersedia 55% Al 43,5% Zinc 1,5% Si

Komposisi Bahan Aluminium 99% dan 1% campuran (tergantung tipe logam campuran)

Berat Main Truss (C 75.100) = 1,295 kg/rn Main

Truss (C 75.75) = 0,987 kg / m Reng (U Type) 0,6 TCT = 0,7 17 kg / rn Talang Dalam (Valley Gutter) = 1,23 kg

Keunggulan Produk - Anti Rayap - Tahan Karat

(28)

- Pemasangan lebih akurat - Tidak melengkung - Tidak perlu di cat

- Tidak ada material terbuang - Sekalipasang untuk selamanya

Rangka atap (roof truss) adalah sistem struktur yang berfungsi untuk menopang/menyangga penutup atap, dengan elemen-elemen pokok yang diri dari: kuda-kuda (truss), usuk/kasau (rafter), dan reng (roof batten). Truss merupakan struktur rangka batang (kuda-kuda) sebagai penyangga utama rangka atap, yang terdiri dan batang utama luar (chords) dan batang Iam (webs), dan yang berfungsi untuk menahan gaya aksial (tarik dan tekan), maupun momen lentur. Gambar 2.5.1 dibawah ini merupakan struktur kuda-kuda baja ringan secara utuh.

(29)

Gambar 2.5.2 Konstruksi Rangka Atap Baja Ringan

Berdasakan bentuk geometninya, kuda-kuda (truss) baja ringan dapat dibedakan 3 yaitu:

- Kuda-kuda utuh / standard truss merupakan kuda-kuda berbentuk segitiga utuh, kuda-kudajenis ini dapat digunaka pada atap pelana, maupun bagian tengah dan atap limasan,

- Kuda-kua terpancung (truncated truss), merupakan kuda-kuda berbentuk ,liga terpancung,

- Saddle truss, merupakan kuda-kuda berbentuk segitiga kecil, yang berfungsi untuk menyatukan dua bidang atap pada rencana atap bangunan yang berbentuk Lesser L.

(30)

Zinc-Aluminium Hi Tensile (kekuatan tank, lipat, punter) G550 atau truss sanggup menopang 550 kg / 1 cm2. Keunggulan Truss adalah sebagai berikut :

• Menggunakan Metal Zinc Calume dan Blue Scope Steel yang merupakan pemegang lisensi baja ringan original

• 5 kali lebih kuat dan baja galvanis •40 % lebih kuat dan Mild Steel • Anti Karat / korosi

• Fabrikasi dilakukan di proyek untuk menghindani salah konstruksi / tidak perlu merubah mengurangi ring balok bangunan yang ada

• Truss memiliki standar bentuk dan ukuran yang tetap karena semua komponen di produksi dengan menggunakan mesin teknologi tinggi.

Profil baja ringan yang beredar di pasaran Indonesia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : Profil C, ketebalan 0,75 mm dan 1 mm, digunakan pada fabrikasi kuda-kuda (truss), dan usuk (rafter). Dan Profil A dengan ketebalan antara 0,4 mm sampai 0,7 mm (idealnya 0,55 mm), yang bisaa digunakan sebagai reng.

(31)

elemen-eleman struktur ringan yang digunakan. Hal ini harus diperhatikan karena beberapa alasan :

a. Untuk menjamin stabilitas kekuatan dan kekakuan struktur, maka diperlukan alat sambung dengan kekuatan dan kekakuan yang sama dengan elemen/komponen utama sistem struktur.

b. Alat sambung harus dilapisi dengan lapisan anti karat yang sama dengan elemen/komponen struktur, karena jika terjadi korosi pada baut, maka akan ada resiko penjalaran korosi pada elemen/komponen struktur baja ringan itu sendiri.

Bisaanya spesifikasi baut yang memenuhi persyaratan untuk digunakan pada struktur rangka atap baja ringan adalah Jenis baut yang digunakan untuk usuk (rafter) 12- 14×20 HEX dan baut untuk digunakan untuk menyambung reng 10- 16×26 HEX

Elemen-elemen baja ringan relatif tipis, maka untuk menghindari kerusakan pada saat pemasangan baut ataupun kerusakan pada masa layan (beban rencana dikerjakan), cara pemasangan alat sambung harus memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

I. Jarak antara baut, yang terletak di ujung sambungan (paling tepi) dengan ujung batang yang disambung, minimal 2 kali diameter baut yang digunakan.

(32)

3. Pemasangan baut harus menggunakan alat screw-driver, berkecepatan 2000 rpm hingga 2500 rpm, dengan posisi tegak lurus bidang sambungan, dan alat harus segera dihentikan ketika screw telah cukup kencang.

[image:32.612.166.474.254.577.2]

4. Baut tidak diletakkan segaris dengan garis kerja atau garis berat elemen batang, melainkan ditempatkan di bagian tepi, dengan posisi yang diusahakan simetris, dan membagi sama besar pada sudut-sudut pertemuan antar elemen.

Gambar 2.5.3Gambar Macam-Macam Konstruksi Kuda-Kuda Atap

(33)

2.6. Kelebihan dan Kekurangan

Dalam pemilihan suatu rangka atap yang akan dipergunakan dalam pembangunan rumah hunian ataupun gedung, terdapat beberapa kekurangan dan kelebihan dalam pemilihan rangka atap itu. Berikut ini beberapa perbandingan kelebihan dalam kekurangan antara rangka atap kayu dengan atap baja ringan.

2.6.1. Rangka Atap Kayu

Kelebihan :

1. Atap konstruksi kayu masih diminati banyak orang.

2. Merupakan bahan yang mudah di dapatkan di mana saja di toko-toko material.

3. Merupakan bahan bangunan yang banyak disukai oleh tukang lokal.

4. Bahan kayu dapat dibentuk, dipotong dan digunakan secara fleksibel ( dapat diukur, dipotong, dibentuk melengkung dan sebagainya ).

5. Menyerap suhu panas lebih sedikit.

Kekurangan :

1. Atap kayu mudah terbakar. 2. Bisa dimakan rayap.

3. Material kayu bisa mengembang dan menyusut.

4. Bentang atap dengan konstruksi kayu seringkali terbatas karena ukuran kayu di pasaran adalah 4 meter.

5. Kayu makin sulit didapatkan, akibatnya harganya makin mahal. 6. Bobot cenderung lebih besar dan berat.

(34)

2.6.2. Rangka Atap Baja Ringan

Kelebihan :

1. Merupakan material baru yang makin diminati.

2. Bahan ini dapat dibuat dengan bermacam bentangan ( panjang atau lebar atap ).

3. Merupakan bahan yang bila dirancang dengan benar, akan lebih kuat dari atap kayu, serta lebih aman.

4. Material ini lebih awet, tidak dimakan rayap. 5. Tahan terhadap api.

6. Sifat materialnya ringan dan mudah dirakit,bila dibandingkan rangka kayu pada luasan yang sama pemasangan kerangka atap baja ringan.

7. Bobotnya yang ringan maka dibandingkan kayu, beban yang harus ditanggung oleh struktur dibawahnya lebih rendah.

8. Sisa material sedikit. Kekurangan :

1. Tidak bisa dibuat sembarang tukang harus dibuat oleh kontraktor spesialis konstruksi atap baja ringan.

2. Harga per meter atap baja ringan cenderung lebih mahal.

3. Kerangka atap baja ringan tidak bisa diekspos seperti rangka kayu, sistem rangkanya yang berbentuk seperti jaring kurang menarik bila tanpa penutup plafond.

4. Karena strukturnya yang seperti jaring maka bila ada salah satu bagian struktur yang salah hitung ia akan menyeret bagian lainnya.

(35)

3 - 1 -

METODE ANALISIS

Perkembangan teknologi membawa perubahan yang baik dan benar terhadap kemajuan di bidang konstruksi dan pembangunan infrastruktur. Perkebangan ini sangat membantu alam dan ekosistemnya yang terus menerus diperas habis oleh manusia untuk kepentingan individualis. Berbagai contoh dapat kita temui seperti penggunaan kayu sebagai bahan dasar konstruksi rumah, furniture dan mebel serta accessories yang berkaitan dengan bahan dasar tersebut ternyata membutuhkan kayu-kayu yang bagus dan baik.

Kayu yang bagus tersebut ternyata juga berasal dari pohon-pohonan yang juga berfungsi sebagai paru-paru dunia karena dapat mendaur ulang polusi-polusi yang dihasilkan oleh manusia itu sendiri. Maka kita dapat sedikit bersyukur bahwa beberapa teknologi baru dapat membantu mengurangi penggundulan Hutan yang merupakan paru-paru dunia ini. Hal ini terlihat pada perkembangan penggunaan bahan konstruksi atap yang saat ini lebih banyak menggunakan rangka atap dengan bahan dasar baja ringan dan bukan lagi menggunakan bahan dasar kayu.

(36)

Setiap bahan konstruksi yang digunakan pada rumah pasti mempunyai kelebihan dan kekurangannya baik dari kekuatan, estetika bentuk atau hal lainnya. Seperti halnya dalam penggunaan rangka atap baja pada rumah hunian. Konstruksi baja ringan ini sudah mengalami uji coba dan penelitian yang dilakukan oleh para ahli bertahun-tahun dan telah lolos uji kekuatan serta lolos pengujian hal-hal lainnya yang berhubungan dengan keselamatan manusia. Jika kita perbandingkan dengan struktur atap konvensional yaitu rangka atap dengan bahan dasar kayu, maka penggunaan rangka atap baja ringan akan mempunyai perbandingan yang berbeda dari segi cara pandang setiap penggunanya, mungkin bisa dikatakan tergantung akan lokasi dan biaya produksi untuk mendatangkan material tersebut.

3.1. Perencanaan Biaya Desain Rangka Atap

(37)

panjang 400 cm atau 4,00 m dengan sudut 30° serta menggunakan jenis kayu borneo super ukuran 6/12, kaso kayu borneo super ukuran 5/7 dan reng kayu borneo super ukuran 3/4 untuk rangka atap kayu sedangkan untuk baja ringan menggunakan profil kanal C C75-0,8 tebal 80 mm tinggi 7,5 cm lebar 3,5 cm untuk Bottom Chord, Top Chord dan Web dan menggunakan profil kanal U U45-0,45 tebal 0.45 mm. Untuk penutup atap baik rangka atap kayu maupun rangka atap baja ringan menggunakan genteng tipe genteng beton natural. Adapun tinjauan bentang untuk metode analisis ini sebagai bahan pertimbangan perbedaan biaya antara rangka atap kayu dan rangka atap baja ringan yaitu bentangan dengan ukuran 500 cm atau 5 meter dengan panjang 600 cm atau 6 meter, bentangan dengan ukuran 700 cm atau 7 meter dengan panjang 800 cm atau 8 meter, bentangan dengan ukuran 900 cm atau 9 meter dengan panjang 1000 cm atau 10 meter, bentangan dengan ukuran 1100 cm atau 11 meter dengan panjang 1200 cm atau 12 meter.

3.2. Tinjauan Tiap Bentang

3.2.1 Bentang 300 cm atau 3 meter rangka atap kayu

(38)

Bagian – bagian dari konstruksi rangka atap kayu :

 Balok tarik (balok paling bawah dari kuda-kuda, ukuran 6/12 cm)  Kaki kuda-kuda (balok diagonal luar, ukuran 6/12 cm)

 Ander (balok vertical di tengak, ukuran 6/12 cm)  Skor (balok diagonal di tengah, ukran 6/12 cm)

 Balok gapit (balok penjepit agar tidak muntir, ukuran 6/12 cm)  Gording (balok melintang di atas kaki kuda-kuda,ukuran 6/12 cm)  Nook (balok meyilang di atas ander, ukuran 6/12 cm)

 Usuk (balok melintang di nook,gording,murplat,ukuran 5/7 cm)  Reng (balok meyilang di atas usuk, ukuran 3/4 cm)

Selanjutnya, dari hasil potongan gambar atap pelana di atas dapat diketahui kebutuhan bahan material kayu. Analisis kebutuhan material kayu untuk konstruksi atap bentang 3 meter panjang 4 meter ini antara lain kuda-kuda dan rangka atap.

(39)

Dari gambar sederhana di atas bisa didapatkan perhitungan kebutuhan dari material kayu yang dibutuhkan dengan memperhitungkan dari total panjang masing-masing bagian konstruksi rangka atap. Berikut perhitungan dari kebutuhan material kayu untuk rangka atap bentang 3 m dan panjang 4 m :

1. Balok Tarik

Panjang 3 m / kuda-kuda, karena panjang 3 m hanya jarak dari as ke as maka untuk kayu bentang 3 m ini mendapat pertambahan panjang sebesar 15 cm dari as kiri dan as kanan dan menjadikannya panjang kayu yang dibutuhkan menjadi 3,3 meter.

Balok Tarik = total panjang balok tarik = 6,6 m

Oleh karena itu, karena kebutuhan material untuk balok tarik sebesar 6,6 m sedangkan balok kayu yang ada di pasaran panjangnya 4 m, jadi kebutuhan material untuk balok tarik adalah sebanyak 2 batang karena sudah mencukupi jumlah dari kebutuhan panjang balok tarik yaitu 3,3 x 2 m = 6,6 m.

Kebutuhan Balok Tarik = panjang total balok tarik : panjang balok di Pasaran

= 6,6 m : 4 m = 1,65 batang @ 4 m

(40)

2. Kaki Kuda-Kuda

Untuk kaki kuda-kuda atau balok miring yang merupakan sisi miring dari kuda-kuda cara mengetahui kebutuhan materialnya juga sama seperti mencari kebutuhan material kayu pada balok tarik yakni menjumlahkan terlebih dahulu total panjang yang dibutuhkan.

Kaki Kuda-Kuda = total panjang sisi miring = 1,47 m x 4

= 5,84 m

Dikarenakan balok yang ada di pasaran panjangnya hanya berkisar 4 meter jadi kebutuhan material kayu untuk kaki kuda-kuda sebesar adalah : Kebutuhan Kaki Kuda-Kuda = Total panjang sisi miring : panjang

balok kayu di pasaran = 5,84 m : 4 m

= 1,46 batang

= 2 batang @ 4 m ( dibulatkan ) 3. Balok Tengah

Untuk balok tengah diketahui panjang yang dibutuhkan dari gambar di atas yaitu 0,86 m untuk satu kuda-kuda. Jadi untuk 2 kuda-kuda dibutuhkan sepanjang 1,72 m. Penghitungan kebutuhan material sama dengan cara menghitung kebutuhan material balok tarik dan balok kaki kuda-kuda.

Kebutuhan Balok Tengah = total panjang balok tengah : panjang balok kayu di pasaran

(41)

= 0,43 m

= 1 batang @ 4 m ( dibulatkan )

Namun dikarenakan ada balok sisa dari hasil pemotongan balok kaki kuda-kuda sebesar 1,06 m untuk untuk satu kuda-kuda-kuda-kuda, maka untuk kebutuhan balok tengah tersebut menggunakan balok sisa dari sisa balok kaki kuda-kuda.

4. Gording, Nok dan Murplat

Untuk gording, nok dan murpalat dijadikan satu perhitungan karena berukuran sama. Kebutuhan panjang gording dalam gambar adalah : Kebutuhan Gording, Nok dan Murpalt = panjang gording, nok dan

murplat : panjang kayu di pasaran

= ( 4 m x 3 ) : 4 m = 3 batang @ 4 m 5. Kaso

Untuk perhitungan kebutuhan material kaso adalah panjang atap dibagi terlebih dahulu dengan jarak rata-rata antar kaso. Karena pada gambar rencana atap di atas kaso yang digunakan berukuran 5 cm x 7 cm jadi jarak antar kaso yang digunakan adalah sepanjang 50 cm untuk penggunaan penutup genteng beton.

Kaso = panjang atap : 50 cm = 4 m : 0,5 m

(42)

Selanjutnya jumlahkan pula total panjang kebutuhan untuk kebutuhan material kaso ini, menurut pada gamabar rencana adalah :

Kebutuhan Material Kaso = total panjang kebutuhan kaso : panjang balok kayu di pasaran

= ( 2,82 m x 16 ) : 4 m = 11,28 batang

= 12 batang ( dibulatkan ) @ 4 m 6. Reng

Untuk perhitungan kebutuhan material reng sama dengan perhitungan kebutuhan kaso yakni dibagi terlebih dahulu dengan jarak antar reng yang akan dipasang. Namun untuk jarang antar reng ini bisa disesuaikan dengan panjang dari tipe genteng penutup atapnya atau dengan mengalikannya dengan sudut dari kemiringan atap yang direncanakan. Ukuran dari genteng beton yang akan digunakan sebagai penutup atap ini mempunyai ukuran panjang 42 cm dan lebar 33 cm dengan berat 4,2 kg / buah.

Reng = panjang sisi miring atap : 30 cm = 2,80 m : 0,4 m

= 7 batang untuk satu sisi miring

Total Panjang Reng = kebutuhan batang untuk dua sisi miring x panjang atap

= 7 ( 2 ) x 4 m = 56 m

(43)

= 56 m : 4 m = 14 batang @ 4 m 7. Papan Ruiter

Papan Ruiter adalah papan yang berada posisinya di atas nalok nok. Untuk menghitung kebutuhan papan ruiter adalah sebagai berikut :

Kebutuhan papan ruiter = panjang total kebutuhan : panjang papan di pasaran

= 4 m : 4 m = 1 batang @ 4 m 8. Penutup Atap

Penutup atap yang akan digunakan untuk rencana gambar rangka atap kayu di atas adalah jenis tipe genteng beton. Untuk menghitung kebutuhan genteng yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

Penutup Atap = Luas bidang atap

= ( 2 x sisi miring ) x panjang atap = ( 2 x 2,80 m ) x 4 m

= 22,4 m2

Karena genteng beton natural yang akan digunakan ini mempunyai volume sebesar 10 buah / m2. Maka, untuk kebutuhan genteng yang akan digunakan adalah :

Kebutuhan Penutup Atap = Penutup Atap x jumlah genteng per m2 = 22,4 m2 x 10 buah

(44)

9. Genteng Nok

Genteng nok dipasang sepanjang balok nok yaitu sepanjang 4 m. dikarenakan untuk genteng nok mempunyai ukuran sebesar 3 buah per meter, jadi kebutuhan untuk genteng nok adalah sebagai berikut :

Kebutuhan genteng nok = panjang atap x jumlah genteng per meter = 4 m x 3 buah

= 12 buah 10.Paku

Untuk paku dihitung dari volume pembuatan kuda-kuda dikalikan koefisien paku untuk pekerjaan per m3 pekerjaan kuda-kuda yang mengacu pada daftar analisis harga satuan untuk Kota Bandung Oktober 2009 yang digunakan untuk sebagai acuan analisis harga satuan untuk Tahun 2010 Kota Bandung.

Paku untuk kuda-kuda = volume kuda-kuda rangka atap x 5,6 = 0,51 m3 x 5,6

= 2,9 kg

= 3 kg ( dibulatkan ) 11.Mur dan Baut

(45)
[image:45.612.133.512.177.400.2]

Untuk memudahkan rincian dalam mengetahui kebutuhan material rangka atap kayu, maka dibutuhkan tabel rincian kebutuhan material sebagai berikut yang didapat sebelumnya dari hasil perhitungan kebutuhan material kayu di atas :

Tabel 3.2.1.3 Analisis Kebutuhan Material Bahan Kayu 3 m

No. Pekerjaan

Uraian

Total

Kebutuhan Kebutuhan Struktur Kuda-kuda

1 Balok Tarik Kayu 6 / 12 x 400 cm 3,3 m 2 batang 2 Kaki Kuda-Kuda Kayu 6 / 12 x 400 cm 5,88 m 2 batang 3 Balok Tengah Kayu 6 / 12 x 400 cm 1,72 m batang sisa 4 Gording Nok Kayu 6 / 12 x 400 cm 12 m 3 batang 5 Balok Pengaku Kayu 6 / 12 x 400 cm 8 m 2 batang 6 Papan Ruiter Kayu Papan 2 / 20 x 400

cm 4 m 1 batang

Rangka Atap

1 Kaso Kayu 5/7 x 400 cm 46,08 m 12 batang 2 Reng Kayu 3/4 x 400 cm 56 m 14 batang 3 Penutup Atap Genteng beton natural 22,4 m2 224 buah 4 Penutup Nok Genteng Nok beton 4 m 12 buah

(46)
[image:46.612.132.523.98.580.2]

Tabel 3.2.1.4 Analisis Rincian Biaya Rangka Atap Kayu 3 m

No. Uraian

Panjang Jenis Kayu ( Kebutuhan )

Volume Harga Satuan (Rp) / batang

Jumlah (Rp)

1 Balok Tarik 6/12 x 4 m

( 2 batang) 0,0576 m 3

75.000 150.000 2 Kaki

Kuda-Kuda

6/12 x 4 m

( 2 batang) 0,0576 m 3

75.000 150.000 3 Balok Tengah 6/12 x 4 m

( 0 batang) 0 m 3

75.000 0 4 Gording Nok 6/12 x 4 m

( 3 batang) 0,0864 m 3

75.000 225.000 5 Balok

Pengaku

6/12 x 4 m

( 2 batang) 0,0576 m 3

75.000 150.000 6 Kaso 5/7 x 4 m

( 12 batang) 0,168 m 3

35.000 420.000 7 Reng 3/4 x 4 m

( 14 batang) 0,0672 m 3

3000 42.000 8 Papan Ruiter 2/20 x 4 m

( 1 batang ) 0,016 m3 60.000 60.000

Uraian Kebutuhan Penutup Atap

9 Genteng

Beton 22,4 m 2

224 buah 4000 896.000 10 Genteng Nok

Beton 4 m 12 buah 6000 72.000

11 Mur dan Baut 12 buah 12 buah 4,200 50.400

12 Paku 2 kg 2 kg 15,000 30.000

13

Plat Besi Tipis ( Plat

Bengker )

1/4 kg 1/4 kg 15.000 3.750

14

Plat Besi Tebal ( Leter U )

2 buah 2 buah 12.500 25.000

Total Biaya

2.274.151

(47)

untuk harga per m2 rangka atap kayu di atas adalah dengan cara membagi total biaya dengan luas atap yaitu :

Harga per m2 = Rp. 2.274.151 ,- : 22,4 m2

= Rp. 101.524,- ( Seratus Satu Ribu Lima Ratus Dua Puluh Empat Rupiah )dibulatkan menjadi Rp. 101.525,- ( Seratus Satu Ribu Lima Ratus Dua Puluh Lima Rupiah ).

3.2.2 Bentang 300 cm atau 3 meter rangka atap baja ringan

Dengan perencanaan desain yang sama seperti perencanaan desain dan perhitungan kebutuhan material serta biaya yang dibutuhkan nantinya seperti pada atap kayu, pada perencanaan desain dan perhitungan rangka atap baja ringan pun awalnya harus diketahui ukuran bangunan yang akan dipasang rangka atap baja ringan yang nantinya segala kebutuhan baik material dan biaya dapat menyesuaikan dengan luasan tersebut. Dengan contoh yang sama untuk rangka atap baja ringan ini yakni diambil ukuran bentangan 300 cm atau 3,00 m dengan sudut 30° dan menggunakan penutup atap genteng jenis genteng beton natural serta menggunakan baja ringan tipe zincalume dengan merk truss SMARTRUSS yakni Profil kanal C C75-0,8 untuk Bottom Cord, Top Cord dan Web dan Profil kanal U U45-0.45 untuk reng.

(48)
[image:48.612.155.492.166.277.2] [image:48.612.242.422.518.590.2]

di dapat berbagai kebutuhan panjang sesuai gambar desain hasil komputer tersebut yang nantinya memudahkan konsumen untuk menghitung biaya kebutuhan dari rangka atap yang akan digunakan.

Gambar 3.2.2.1 Gambar Konstruksi Kuda-Kuda Atap Baja Ringan 3 m

Bagian-bagian dari konstruksi rangka atap baja ringan :

a. Bottom cord sebagai bentang seperti balok tarik pada konstruksi atap kayu dengan menggunakan profil kanal C yaitu C75-0,8.

b. Top Cord sebagai kuda-kuda dengan menggunaka profil kanal C yaitu C75-0,8.

c. Web sebagai skoor seperti balok diagonal pada konstruksi atap kayu dengan menggunakan profil kanal C yaitu C75-0,8.

d. Top Span atau Reng dengan menggunakan profil kanal U yaitu U45-0,45.

(49)
[image:49.612.153.470.54.220.2]

Gambar 3.2.2.3 Denah Rangka Atap Baja Ringan 3 m

[image:49.612.127.506.390.665.2]

Selanjutnya, dari hasil gambar gambar desain oleh pihak supplier untuk atap pelana baja ringan di atas dapat diketahui perhitungan panjang dari masing-masing elemen bahan yang kemudian dapat dibuat daftar kebutuhan materialnya. Berikut daftar kebutuhan panjang dari material baja ringan yang dibutuhkan dengan pemilihan bentang 3 m tinggi 0,88 m dan sudut 30° :

Tabel 3.2.2.4 Daftar Kebutuhan Panjang Material Rangka Atap Baja Ringan 3 m

BOTTOM CORD, TOP

CORD DAN WEB

NO PANJANG

PENAMPANG

PROFIL

001 3 m C75-0.8

002 2,80 m C75-0.8

003 2,80 m C75-0.8

004 0,58 m C75-0.8

005 1,17 m C75-0.8

006 1,17 m C75-0.8

007 0,58 m C75-0.8

(50)

ringan yang dibutuhkan untuk atap baja ringan ini. Berikut hasil perhitungan untuk kebutuhan material baja ringan unuk atap baja ringan :

1. Kuda-kuda atap rumah baja ringan ( Bottom Chord )

Untuk bentang atau bottom chord diketahui dari hasil desain gambar atap baja ringan pihak supplier adalah 3 meter panjangnya, namun karena baja ringan yang ada di pasaran khususnya dari pihak supplier SMARTRUSS ini hanya sepanjang 6 meter untuk satu profil maka untuk bentang 3 meter ini dibutuhkan 2 batang profil C75-0,8 untuk satu kuda-kuda rangka atap naja ringan ini.

Kebutuhan Bottom Chord = jumlah total bentang x jumlah profil untuk satu bentang = 4 bentang x 1 profil

= 4 batang @ 6 m profil C75-0,8 Dikarenakan gambar desain baja ringan ini bentangan untuk 3 m jadi Bottom Chord yang dibutuhkan adalah 6 m : 3 m = 2 batang

2. Sisi Miring Kuda-Kuda ( Top Chord )

Untuk Top Chord karena untuk satu sisi mirng panjangnya hanya 2,88 meter, jadi dibutuhkan 1 profil saja untuk dua sisi miring.

Kebutuhan Top Chord = jumlah total sisi miring x jumlah profil untuk satu kuda-kuda

= 4 batang x 1 batang

(51)

Untuk Web karena total panjang web untuk 1 kuda-kuda adalah 5,44 meter sehingga kebutuhan material baja ringan untuk Web adalah :

Kebutuhan Web = ( total panjang web satu kuda-kuda x jumlah kuda-kuda ) : panjang profil di pasaran

= ( 3,5 meter x 4 ) : 6 meter = 2,3 batang

= 3 batang ( dibulatkan ) @ 6 m profil C75-0,8 4. Top Span atau Reng

Untuk perhitungan kebutuhan material Top Span atau reng yakni dibagi terlebih dahulu dengan jarak antar reng yang akan dipasang. Namun untuk jarang antar reng ini bisa disesuaikan dengan panjang dari tipe genteng penutup atapnya atau dengan mengalikannya dengan sudut dari kemiringan atap yang direncanakan. Ukuran dari genteng beton yang akan digunakan sebagai penutup atap ini mempunyai ukuran panjang 42 cm dan lebar 33 cm dengan berat 4,2 kg / buah.

Reng = panjang sisi miring atap : 40 cm = 2,80 m : 0,4 m

= 7 batang untuk satu sisi miring @ 6 m

= ( 14 batang untuk dua sisi miring x 4 m ) : 6 m = 9,3 batang

= 10 batang ( dibulatkan )

(52)

5. Batang Pengaku ( Bracing )

Batang pengaku atau bracing digunakan sebagai pengaku dari kuda-kuda rangka atap baja ringan. Untuk pengaku ini menggunakan profil yang sama seperti bottom chord yaitu profil kanal C C75-0,8. Untuk pemasangannya, pengaku ini dipasang di bawah menempel dengan bottom chord dan dipasang di tengah menempel dengan web. Dengan adanya gambar desain rangka atap baja ringan, maka untuk batang pengaku ini dapat dihitung manual sesuai gambar. Untuk bracing bawah ada 2 batang dan untuk bracing tengah ada 2 batang. Jadi kebutuhan bracing dapat dihitung dengan :

Kebutuhan Bracing = ( jumlah total keperluan batang bracing x panjang Atap ) : panjang batang di pasaran

= (4 batang x 6 m ) : 4 m = 6 batang

6. Baut 12-14 x 20 HEX ( Screw Truss )

Baut 12-14 x 20 HEX adalah baut untuk merekatkan profil kanal C C75-0,8 pada struktur kuda-kuda atap baja ringan. Pemasangan baut harus

(53)

supplier baja ringan. Menurut pada gambar desain baja ringan dari pihak supplier baja ringan baut 12-14 x 20 HEX dihitung sebagai berikut : Kebutuhan Baut 12-14 x 20 HEX untuk 1 kuda-kuda rangka atap baja ringan adalah sebanyak 21 titik pada profil yang akan dibaut dengan baut 12-14 x 20 HEX ini sebanyak 3 baut pada tiap profilnya.

Kebutuhan Baut 12-14 x 20 HEX = 12 x 3

= 36 baut untuk 1 kuda-kuda

Dikarenakan ada 8 kuda-kuda maka kebutuhan total baut 12-14 x 20 HEX adalah :

Kebutuhan Total Baut 12-14 x 20 HEX = 36 x 4 = 144 buah 7. Baut 10-16 x 16 HEX ( Screw Reng )

Baut 10-16 x 16 HEX digunakan untuk merekatkan Top Span atau reng. Dengan mendesain sendiri kebutuhan dari baut Baut 10-16 x 16 HEX untuk reng adalah sebanyak 2 baut yang diletakan pada tiap tepi sambungan reng terhadap profil rangka kuda-kuda dan tiap tepi sambungan antar reng. Untuk jumlah baut dalam 1 reng adalah sebanyak 16 baut dikarenakan reng dibaut yang direkatkan terhadap 8 buah kuda-kuda.

Kebutuhan Baut 10-16 x 16 HEX = 2 buah x 4

= 8 baut untuk 1 reng

(54)

= 8 buah x 14 batang = 112 buah

8. Dinabolt

Dinabolt adalah baut untuk menempelkan siku profil kuda-kuda rangka atap baja ringan ke balok ring. Dalam gambar desain terdapat 12 baut dinabolt untuk satu kuda-kuda yang masing-masing tiap sisi kuda-kuda dipasang 6 baut dinabolt.

Kebutuhan Dinabolt = total jumlah baut 1 kuda-kuda x banyaknya kuda-kuda

= 12 x 4 = 48 baut 9. Penutup Atap

Penutup atap yang akan digunakan untuk rencana gambar rangka atap baja ringan di atas adalah jenis tipe genteng beton. Untuk menghitung kebutuhan genteng yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

Penutup Atap = Luas bidang atap

= ( 2 x sisi miring ) x panjang atap = ( 2 x 2,82 m ) x 4 m

= 22,4 m2

Karena genteng beton natural yang akan digunakan ini mempunyai volume sebesar 10 buah / m2. Maka, untuk kebutuhan genteng yang akan digunakan adalah :

(55)

= 224 buah 10.Genteng Nok

Genteng nok dipasang sepanjang panjang atap yaitu sepanjang 4 m. dikarenakan untuk genteng nok mempunyai ukuran sebesar 3 buah per meter, jadi kebutuhan untuk genteng nok adalah sebagai berikut :

Kebutuhan genteng nok = panjang atap x jumlah genteng per meter = 4 m x 3 buah

= 12 buah

Untuk memudahkan rincian dalam mengetahui kebutuhan material rangka atap baja ringan ini, maka dibutuhkan tabel rincian kebutuhan material seperti pada rangka atap kayu sebagai berikut yang didapat sebelumnya dari hasil perhitungan kebutuhan material baja ringan di atas :

Tabel 3.2.2.5 Analisis Kebutuhan Material Baja Ringan 3 m

No. Pekerjaan

Uraian

Total

Kebutuhan Kebutuhan Struktur Kuda-kuda

1 Bottom Chord Profil C75-0,80 12 m 2 batang 2 Top Chord Profil C75-0,80 22,4 m 4 batang

3 Web Profil C75-0,80 14 m 3 batang

4 Bracing Profil U45-0,45 36 m 6 batang

Rangka Atap

5 Top Span Profil U45-0,45 56 m 10 batang 6 Penutup Atap Genteng beton natural 22,4 m2 224 buah 7 Penutup Nok Genteng Nok beton 4 m 12 buah

(56)
[image:56.612.131.526.100.369.2]

Tabel 3.2.2.6 Analisis Rincian Biaya Rangka Atap Baja Ringan 3 m

No. Uraian Panjang Jenis

Kayu Satuan

Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

1 Bottom

Chord Profil C75-0,75 2 batang 92.000 184.000 2 Top Chord Profil C75-0,75 4 batang 92.000 368.000 3 Web Profil C75-0,75 3 batang 92.000 276.000 4 Bracing Profil C75-0,75 6 batang 40.000 240.000 5 Top Span Profil U45-0,45 10 batang 40.000 400.000 6 Genteng

Beton 22,4 m 2

224 buah 4000 896.000 7 Genteng Nok

Beton 4 m 12 buah 6000 72.000

8 Baut 12-14 x

20 HEX 12 x 14 x 20 144 buah 185 26.640 9 Baut 10-16 x

16 HEX 10 x 16 x 20 112 buah 135 15.120 10 Baut Dinabolt 6 cm 48 buah 850 40.800

Total Biaya 2.518.560

Dari Tabel 3.2.2.6 Analisis Rincian Biaya Rangka Atap Baja Ringan di atas di dapat total biaya sebesar Rp. 2.518.560,- ( Dua Juta Lima Ratus Delapan Belas Ribu Lima Ratus Enam Puluh Rupiah ), sedangkan untuk harga per m2 rangka atap baja ringan di atas adalah dengan cara membagi total biaya dengan luas atap yaitu :

Harga per m2 = Rp. 2.518.560 : 22,4 m2

= Rp. 112.435,- ( Seratus Dua Belas Ribu Empat Ratus Tiga Puluh Lima Rupiah )per meter persegi.

(57)

hanya 2,3% total biaya rangka atap kayu lebih murah daripada rangka baja ringan, total biaya dari kedua jenis rangka atap tersebut tidak termasuk harga pekerja dikarenakan belum adanya standardisasi untuk satuan harga pekerja rangka atap baja ringan selama ini sedangkan untuk harga satuan material kayu mengacu kepada analisis harga satuan untuk Kota Bandung Oktober Tahun 2009 yang dijadikan analisis harga satuan untuk Tahun 2010 begitu juga untuk harga satuan baja ringan menggunakan harga satuan Tahun 2010 yang di dapat dari pihak supplier baja ringan, jadi total biaya dari kedua jenis atap di atas hanya mencakup total biaya kebutuhan material saja.

Namun dengan demikian dari selisih yang didapat tidak terlalu besar bisa dikatakan rangka atap kayu cenderung lebih mahal bila dilihat dari kelebihan dan kekurangan dari kedua jenis rangka atap tersebut. Rangka atap kayu dikatakan cenderung lebih mahal karena dilihat dari kondisi sekarang dimana persediaan kayu di pasaran yang semakin berkurang dikarenakan faktor lingkungan alam belakangan ini yang mengakibatkan harga kayu mengalami kenaikan tiap tahunnya.

(58)

dari segi kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jenis bangunan atap tersebut.

3.2.3 Bentang 500 cm atau 5 meter rangka atap kayu

Gambar 3.2.3.1 Gambar Rencana Konstruksi Kuda-Kuda Atap Kayu 5 m

Untuk bentangan 500 cm atau 5 meter ini langkah-langkah terhadap perhitungan kebutuhan material dihitung sama halnya dengan cara menghitung kebutuhan material untuk bentangan 300 cm atau 3 meter seperti di atas. Derngan melakukan perhitungan seperti di atas, maka selanjutnya sama halnya dengan bentangan 300 cm atau 3 meter yakni dibuat pula tabel kebutuhan material tersebut untuk mengetahui jumlah harga untuk bentangan 500 cm atau 5 meter ini.

(59)
[image:59.612.132.513.124.360.2] [image:59.612.132.524.503.711.2]

Berikut ini tabel analisis kebutuhan material kayu :

Tabel 3.2.3.3 Analisis Kebutuhan Material Bahan Kayu 5 m

No. Pekerjaan

Uraian

Total

Kebutuhan Kebutuhan Struktur Kuda-kuda

1 Balok Tarik Kayu 6 / 12 x 400 cm 24 m 6 batang 2 Kaki Kuda-Kuda Kayu 6 / 12 x 400 cm 24 m 6 batang 3 Balok Tengah Kayu 6 / 12 x 400 cm 0 m

Menggunakan sisa 4 Gording Nok Kayu 6 / 12 x 400 cm 48 m 12 batang 5 Balok Pengaku Kayu 6 / 12 x 400 cm 16 m 4 batang 6 Papan Ruiter Kayu Papan 2 / 20 x

400 cm 6 m 2 batang

Rangka Atap

1 Kaso Kayu 5/7 x 400 cm 136 m 34 batang 2 Reng Kayu 3/4 x 400 cm 120 m 30 batang 3 Penutup Atap Genteng beton natural 47,7 m2 477 buah 4 Penutup Nok Genteng Nok beton 6 m 18 buah

Sebagaimana telah diketahui seperti halnya pada bentangan 300 cm atau 3 meter, setelah dibuat tabel analisis kebutuhan material kayu selanjutnya adalah menghitung rincian biaya untuk mendapatkan jumlah harga rangka atap kuda-kuda bentang 500 cm atau 5 meter ini.

Tabel 3.2.3.4 Analisis Rincian Biaya Rangka Atap Kayu 5 m

No. Uraian Panjang Jenis

Kayu Volume

Harga Satuan (Rp) / batang

Jumlah (Rp)

1 Balok Tarik 6/12 x 4 m

( 6 batang) 0,1728 m 3

75.000 450.000 2 Kaki

Kuda-Kuda

6/12 x 4 m

( 6 batang) 0,1728 m 3

75.000 450.000 3 Balok Tengah 6/12 x 4 m

( 0 batang) 0 m 3

0 0

4 Gording Nok 6/12 x 4 m

( 12 batang) 0,3456 m 3

75.000 900.000 5 Kaso 5/7 x 4 m

( 34 batang) 0,476 m

3 35.000 1.190.000 6 Reng 3/4 x 4 m

( 30 batang) 0,144 m 3

(60)

( 2 batang ) 8 Balok

Pengaku

6/12 x 4 m

( 4 batang) 0,1152 75.000 300.000

No Uraian Kebutuhan

Penutup Atap Volume

Harga Satuan (Rp) / batang

Jumlah (Rp)

9 Genteng

Beton 47,7 m 2

477 buah 4000 1.908.000 10 Genteng Nok

Beton 6 m 18 buah 6000 108.000

11 Mur dan Baut 39 buah 39 buah 4,200 163.800

12 Paku 6 kg 6 kg 15,000 90.000

13

Plat Besi Tipis ( Plat

Bengker )

1 kg 1 kg 15.000 15.000

14

Plat Besi Tebal

( Leter U ) 3 buah 3 buah 12.500 37.500

Total Biaya

5.822.300

Dari Tabel 3.2.3.4 Analisis Rincian Biaya Rangka Atap Kayu di dapat total biaya untuk rangka atap kayu adalah sebesar Rp. 5.822.300,- ( Lima Juta Delapan Ratus Dua Puluh Dua Ribu Tiga Ratus Rupiah ), sedangkan untuk harga per m2 rangka atap kayu di atas adalah dengan cara membagi total biaya dengan luas atap yaitu :

Harga per m2 = Rp. 5.822.300 ,- : 47,7 m2

= Rp. 122.060,- ( Seratus Dua Puluh Dua Ribu Enam Puluh Rupiah ).

[image:60.612.130.525.74.358.2]

3.2.4 Bentang 500 cm atau 5 meter rangka atap baja ringan

(61)

Untuk perhitungan kebutuhan material baja ringan untuk bentangan 500 cm atau 5 m ini dihitung dengan cara sama persis seperti menghitung kebutuhan material baja ringan rangka atap kuda-kuda bentangan 300 cm atau 3 m. Selanjutnya setelah kebutuhan material di dapat, dibuat pula tabel anilisis kebutuhan material untuk baja ringan ini yang diikuti dengan membuat tabel rincian biaya rangka atap baja ringan untuk mendapatkan jumlah total atau harga dari rangka atap baja ringan bentangan 500 cm atau 5 m ini.

Gambar 3.2.4.2 Denah Rangka Atap Baja Ringan 5 m

[image:61.612.128.507.430.673.2]

Berikut daftar kebutuhan panjang dari material baja ringan :

Tabel 3.2.4.3 Daftar Kebutuhan Panjang Material Rangka Atap Baja Ringan 5 m

BOTTOM CORD, TOP

CORD DAN WEB

NO PANJANG

PENAMPANG

PROFIL

001 5 m C75-0.8

002 4,5 m C75-0.8

003 4,5 m C75-0.8

004 1 m C75-0.8

005 1,5 m C75-0.8

006 1 m C75-0.8

(62)
[image:62.612.133.524.391.660.2]

Berikut ini adalah tabel analisis kebutuhan material untuk baja ringan bentangan 500 cm atau 5 m.

Tabel 3.2.4.4 Analisis Kebutuhan Material Baja Ringan 5 m

No. Pekerjaan

Uraian

Total

Kebutuhan Kebutuhan Struktur Kuda-kuda

1 Bottom Chord Profil C75-0,80 24 m 4 batang 2 Top Chord Profil C75-0,80 96 m 16 batang

3 Web Profil C75-0,80 6 m 1 batang

Rangka Atap

4 Top Span Profil U45-0,45 120 m 20 batang 5 Penutup Atap Genteng beton natural 47,7 m2 477 buah 6 Penutup Nok Genteng Nok beton 6 m 18 buah

Sedangkan untuk tabel rincian biaya rangka atap baja ringan bentangan 500 cm atau 5 m ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2.4.5 Analisis Rincian Biaya Rangka Atap Baja Ringan 5 m

No. Uraian Panjang Jenis

Kayu Satuan

Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

1 Bottom

Chord Profil C75-0,75 4 batang 92.000 368.000 2 Top Chord Profil C75-0,75 16 batang 92.000 1.472.000 3 Web Profil C75-0,75 3 batang 92.000 276.000 4 Bracing Profil C75-0,75 8 batang 40.000 320.000 5 Top Span Profil U45-0,45 20 batang 40.000 800.000 6 Genteng

Beton 47,7 m 2

477 buah 4000 1.908.000 7 Genteng Nok

Beton 6 m 18 buah 6000 108.000

8 Baut 12-14 x

20 HEX 12 x 14 x 20 180 buah 165 29.700 9 Baut 10-16 x

16 HEX 10 x 16 x 20 240 buah 135 32.400 10 Baut Dinabolt 6 cm 60 buah 850 51.000

Total Biaya 5.365.100

(63)

Puluh Lima Ribu Seratus Rupiah ), sedangkan untuk harga per m2 rangka atap baja ringan di atas adalah dengan cara membagi total biaya dengan luas atap yaitu:

Harga per m2 = Rp. 5.181.100 : 47,7 m2

= Rp. 112.475,- ( Seratus Dua Belas Ribu Empat Ratus Tujuh Puluh Lima Rupiah ) per meter persegi.

[image:63.612.109.532.262.498.2]

3.2.5 Bentang 700 cm atau 7 meter rangka atap kayu

Gambar 3.2.5.1 Gambar Rencana Konstruksi Kuda-Kuda Atap Kayu 7 m

(64)
[image:64.612.135.513.302.526.2]

Gambar 3.2.5.2 Denah Rangka Atap Kayu 7 m

Tabel 3.2.5.3 Analisis Kebutuhan Material Bahan Kayu 7 m

No. Pekerjaan

Uraian

Total

Kebutuhan Kebutuhan Struktur Kuda-kuda

1 Balok Tarik Kayu 6 / 12 x 400 cm 32 m 8 batang 2 Kaki Kuda-Kuda Kayu 6 / 12 x 400 cm 32 m 8 batang 3 Balok Tengah Kayu 6 / 12 x 400 cm 8 m 2 batang 4 Gording Nok Kayu 6 / 12 x 400 cm 80 m 20 batang 5 Balok Pengaku Kayu 6 / 12 x 400 cm 24 m 6 batang 6 Papan Ruiter Kayu Papan 2 / 20 x 400

cm 8 m 2 batang

Rangka Atap

1 Kaso Kayu 5/7 x 400 cm 160 m 40 batang 2 Reng Kayu 3/4 x 400 cm 208 m 52 batang 3 Penutup Atap Genteng beton natural 80 m2 800 buah 4 Penutup Nok Genteng Nok beton 8 m 24 buah

(65)
[image:65.612.132.523.100.638.2]

Tabel 3.2.5.4 Analisis Rincian Biaya Rangka Atap Kayu 7 m

No. Uraian Panjang Jenis

Kayu Volume

Harga Satuan (Rp) / batang

Jumlah (Rp)

1 Balok Tarik 6/12 x 4 m

( 8 batang) 0,2304 m 3

75.000 600.000 2 Kaki

Kuda-Kuda

6/12 x 4 m

( 8 batang) 0,2304 m 3

75.000 600.000 3 Balok

Tengah

6/12 x 4 m

( 2 batang) 0,0576 m 3

75.000 150.000 4 Gording Nok 6/12 x 4 m

( 20 batang) 0,576 m 3

75.000 1.500.000

No. Uraian Panjang Jenis

Kayu Volume

Harga Satuan (Rp) / batang

Jumlah (Rp)

5 Kaso 5/7 x 4 m

( 40 batang) 0,56 m 3

35.000 1.400.000 6 Balok Kunci 6/12 x 4 m

( 1 batang) 0,0288 m

3 75.000 75.000 7 Balok

Sokong

6/12 x 4 m

( 8 batang) 0,2304 m 3

75.000 600.000 8 Reng 3/4 x 4 m

( 52 batang) 0,2496 m 3

3000 156.000 9 Papan Ruiter 2/20 x 4 m

( 2 batang ) 0,032 m 3

60.000 120.000

Uraian Kebutuhan

Penutup Atap Bannyaknya

Harga Satuan (Rp) / batang

Jumlah (Rp)

10 Genteng

Beton 80 m

2

800 buah 11 Genteng Nok

Beton 8 m 24 buah 6000 144.000

12 Mur dan

Baut 80 buah 80 buah 4,200 336.000

13 Paku 10 kg 10 kg 15,000 150.000

14

Plat Besi Tipis ( Plat

Bengker )

3 kg 3 kg 15.000 45.000

15

Plat Besi Tebal ( Leter U )

4 buah 4 buah 12.500 50.000

Total Biaya

(66)

Dari Tabel 3.2.5.4 Analisis Rincian Biaya Rangka Atap kayu di atas di dapat total biaya sebesar Rp. 9.576.000,- ( Sembilan Juta Lima Ratus Tujuh Puluh Enam Ribu Rupiah ), sedangkan untuk harga per m2 rangka atap kayu di atas adalah dengan cara membagi total biaya dengan luas atap yaitu :

Harga per m2 = Rp. 9.576.000 : 80 m2

= Rp. 119.700,- ( Seratus Sembilan Belas Ribu Tujuh Ratus Rupiah )per meter persegi.

3.2.6 Bentang 700 cm atau 7 meter rangka atap baja ringan

Gambar 3.2.6.1 Gambar Rencana Konstruksi Kuda-Kuda Atap Baja Ringan 7 m

(67)
[image:67.612.132.524.371.639.2]

Berikut ini adalah tabel analisis kebutuhan material untuk baja ringan bentangan 700 cm atau 7 m.

Tabel 3.2.6.3 Analisis Kebutuhan Material Baja Ringan 7 m

No. Pekerjaan

Uraian

Total

Kebutuhan Kebutuhan Struktur Kuda-kuda

1 Bottom Chord Profil C75-0,80 12 m 2 batang 2 Top Chord Profil C75-0,80 22,4 m 4 batang

3 Web Profil C75-0,80 14 m 3 batang

Rangka Atap

4 Top Span Profil U45-0,45 56 m 10 batang 5 Penutup Atap Genteng beton natural 22,4 m2 224 buah 6 Penutup Nok Genteng Nok beton 4 m 12 buah

Sedangkan untuk tabel rincian biaya rangka atap baja ringan bentangan 700 cm atau 7 m ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2.6.4 Analisis Rincian Biaya Rangka Atap Baja Ringan 7 m

No. Uraian Panjang Jenis

Kayu Satuan

Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

1 Bottom

Chord Profil C75-0,75 14 batang 92.000 1.288.000 2 Top Chord Profil C75-0,75 14 batang 92.000 1.288.000 3 Web Profil C75-0,75 7 batang 92.000 644.000 4 Bracing Profil C75-0,75 13 batang 40.000 520.000 5 Top Span Profil U45-0,45 35 batang 40.000 1.400.000 6 Genteng

Beton 80 m

2

800 buah 4000 3.200.000 7 Genteng Nok

Beton 8 m 24 buah 6000 144.000

8 Baut 12-14 x

20 HEX 12 x 14 x 20 294 buah 185 54.390 9 Baut 10-16 x

16 HEX 10 x 16 x 20 364 buah 135 49.140 10 Baut Dinabolt 6 cm 84 buah 850 71.400

Total Biaya 8.658.930

(68)

harga per m2 rangka atap baja ringan di atas adalah dengan cara membagi total biaya dengan luas atap yaitu :

Harga per m2 = Rp. 8.658.930,- : 80 m2

= Rp. 108.236,- ( Seratus Delapan Ribu Dua Ratus Tiga Puluh Enam Rupiah )per meter persegi.

3.2.7 Bentang 900 cm atau 9 meter rangka atap kayu

Gambar 3.2.7.1 Gambar Rencana Konstruksi Kuda-Kuda Atap Kayu 9 m

(69)
[image:69.612.132.513.151.406.2]

Berikut ini adalah tabel analisis kebutuhan material kayu untuk rangka atap kayu bentangan 900 cm atau 9 m.

Tabel 3.2.7.3 Analisis Kebutuhan Material Bahan Kayu 9 m

No. Pekerjaan

Uraian

Total

Kebutuhan Kebutuhan Struktur Kuda-kuda

1 Balok Tarik Kayu 6 / 12 x 400 cm 60 m 15 batang 2 Kaki Kuda-Kuda Kayu 6 / 12 x 400 cm 80 m 20 batang 3 Balok Tengah Kayu 6 / 12 x 400 cm 20 m 5 batang 4 Gording Nok Kayu 6 / 12 x 400 cm 92 m 23 batang 5 Balok Pengaku Kayu 6 / 12 x 400 cm 32 m 8 batang 6 Papan Ruiter Kayu Papan 2 / 20 x

400 cm 10 m 3 batang

Rangka Atap Uraian

Total

Kebutuhan Kebutuhan

1 Kaso Kayu 5/7 x 400 cm 240 m 60 batang 2 Reng Kayu 3/4 x 400 cm 300 m 75 batang 3 Penutup Atap Genteng beton natural 120 m2 1200 buah 4 Penutup Nok Genteng Nok beton 10 m 30 buah

Setelah didapatkan kebutuhan material kayu seperti tabel 3.2.6.3 di atas, selanjutnya adalah menganalisis rincian biaya untuk memperoleh total harga atau biaya rangka atap kayu bentangan 900 cm ini atau 9 m ini. Adapun tabel rincian biayanya seperti di bawah ini.

Tabel 3.2.7.4 Analisis Rincian Biaya Rangka Atap Kayu 9 m

No. Uraian Panjang Jenis

Kayu Kebutuhan

Harga Satuan (Rp) / batang

Jumlah (Rp)

1 Balok Tarik 6/12 x 4 m

( 15 batang) 0,432 m 3

75.000 1.125.000 2 Kaki

Kuda-Kuda

6/12 x 4 m

( 20 batang) 0,576 m

3 75.000 1.500.000 3 Balok

Tengah

6/12 x 4 m

( 5 batang) 0,144 m 3

75.000 375.000 4 Balok Kunci 6/12 x 4 m

( 3 batang) 0,0864 m 3

75.000 225.000 5 Balok

Pengaku

6/12 x 4 m

( 8 batang) 0,2304 m 3

75.000 600.000 6 Gording Nok 6/12 x 4 m

( 23 batang) 0,6624 m 3

(70)

7 Kaso 5/7 x 4 m

( 60 batang) 0,84 m

3 35.000 2.100.000 8 Reng 3/4 x 4 m

( 75 batang) 0,36 m 3

3000 225.000 9 P

Gambar

Gambar 2.5.3 Gambar Macam-Macam Konstruksi Kuda-Kuda Atap
Tabel 3.2.1.3 Analisis Kebutuhan Material Bahan Kayu 3 m
Tabel 3.2.1.4 Analisis Rincian Biaya Rangka Atap Kayu 3 m
Gambar 3.2.2.1 Gambar Konstruksi Kuda-Kuda Atap Baja Ringan 3 m
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data-data yang dikumpulkan dari lapangan meliputi perbandingan antara: konsep desain dari rangka atap kayu maupun baja ringan, analisa pekerjaan untuk menentukan

[r]

Data-data yang dikumpulkan dari lapangan meliputi perbandingan antara: konsep desain dari rangka atap kayu maupun baja ringan, analisa pekerjaan untuk menentukan

Oleh karena itu, peneliti ingin memperdalam serta mengkaji mengenai perhitungan waktu, biaya, dan juga kekuatan dari struktur rangka atap baik itu dari material kayu maupun

Pembebanan yang dilakukan pada struktur rangka atap sama dengan beban yang diterima pada saat perencanaan gording hanya ada penambahan pada berat sendiri konstruksi rangka

Contohnya untuk berbagai produk struktur seperti rangka atap baja ringan haruslah menggunakan baja ringan dengan tegangan tarik tinggi (G550).Namun untuk berbagai produk

Maka dalam hal ini penulis akan melakukan Komparasi Penggunaan Kayu Dan Baja Ringan Sebagai Konstruksi Rangka Atap Pada Bentangan 9 Meter, yang nantinya dari hasil analisis

Dari hasil analisa didapatkan bahwa rangka kuda kuda dengan model pelana dibandingkan dengan bahan kayu dan baja didapatkan hasil dengan bahwa kuda kuda dengan bahan