• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Fungsi dan Makna Kata Tame dalam Novel Watashi no Kyoto Karya Watanabe Junichi ( Ditinjau dari Segi Semantik )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Fungsi dan Makna Kata Tame dalam Novel Watashi no Kyoto Karya Watanabe Junichi ( Ditinjau dari Segi Semantik )"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KATA TAME DALAM NOVEL

“WATASHI NO KYOTO “ KARYA WATANABE JUNICHI ( DITINJAU DARI SEGI SEMANTIK )

IMIRON KARA MITA WATANABE JUNICHI NO SAKUHIN “ WATASHI NO KYOTO “ TO IU SHOSETSU NI OKERU “ TAME “ NO KINOU TO IMI NO

BUNSEKI SKRIPSI OLEH :

ISHARIYADI 080708005

Pembimbing I Pembinbing II

Muhammad Pujiono,S.S, M.Hum Adriana Hasibuan, S.S, M.Hum NIP : 196910112002121001 NIP : 196207271987032005

Skripsi ini diajukan Kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Skripsi dalam

Bidang Ilmu Sastra Jepang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA DEPARTEMEN SASTRA JEPANG

(2)

Disetujui Oleh,

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan

Departemen S-1 Sastra Jepang, Ketua Jurusan,

Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum NIP : 196009191988031001

(3)

PENGESAHAN Diterima oleh:

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana Sastra dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang pada Fakultas Ilmu Budaya.

Pada : Tanggal : Pukul :

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Dekan

Dr. Syahron Lubis, M.A, NIP : 195110131 1976 03 1 001 Panitia Ujian

No. Nama Tanda Tangan 1. ( ) 2. ( ) 3. ( ) 4. ( )

5. ( )

(4)

 

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah S.W.T karena hanya atas berkat dan karunia dari Nya sajalah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Usaha diringi doa dan dukungan dari berbagai pihak merupakan hal yang membuat penulis mampu untuk menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul “ Analisis Fungsi dan Makna Kata Tame dalam Novel Watashi no Kyoto Karya Watanabe Junichi ( Ditinjau dari Segi Semantik ) “ ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Sastra pada jurusan Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis banyak mengalami kesulitan yang sedikit banyak mempengaruhi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, namun kesulitan-kesulitan yang dihadapi juga bisa dijadikan sebagai motivasi.

Penulis dalam kesempatan ini ingin mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Drs. Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum , selaku Ketua Program Studi S-1 Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan.

3. Bapak Muhammad Pujiono, S.S, M.Hum , selaku Dosen Pembimbing I, yang telah demikian banyak memberikan waktu dan tenaga untuk membimbing penulis dan memberikan pengarahan dengan sabar baik dalam hal penyususan skripsi maupun hal lain di luar skripsi yang masih berhubungan dengan akademik dan bersedia meminjamkan novel bahasa Jepang yang digunakan penulis untuk membuat skripsi.

(5)

5. Ibu Siti Muharami,S.S, M.Hum , selaku dosen Penasehat Akademik.

6. Seluruh Bapak / Ibu dosen Program Studi Sastra Jepang S-1 Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu dan pendidikan kepada penulis.

7. Kepada Orang Tua penulis, Bapak Sawaluddin dan Ibunda Aminah , yang selalu mendoakan dan mendukung penulis agar penulis selalu senang dan bersemangat, dan telah banyak memberikan dukungan moral dan material yang tak terhingga sehingga menjadi sarjana seperti yang telah dicita-citakan, dan tanpa kedua orang tua penulis, penulis tidak mampu untuk menjadi seperti sekarang ini.

8. Kepada Bibi sekaligus Ibuku, Tumiyem yang selalu setia kepada penulis, baik susah maupun senang, dan selalu memberikan motivasi agar selalu bersemangat untuk mencapai gelar Sarjana.

9. Kepada Orang Tua angkat penulis, Bapak H. Hamzaruddin dan Ibunda Karimah dan juga untuk Almh. Ibu Yusniar yang telah memberikan fasilitas kepada penulis untuk hidup bersama sebagai anggota keluarga dan selalu memberikan motivasi untuk belajar.

10. Kepada seluruh teman-teman di Departemen Sastra Jepang stambuk 2008, Surya Dharma, Ardiansyah, Debby Lianto, Rimmeinda Yosefin, Aza Rayviza, Caecillia Yolanda, M. Januar, Daher, Happy, Dodi Dermawan, Rini, Winda, Gabriella, Silvia, Esther dan seluruh teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

11. Kepada seluruh Senior dan Junior di Departemen Sastra Jepang yang mendukung penulis selama mengerjakan skripsi.

12. Seluruh sahabat penulis sejak SMA, Devi Ridhani, Saddam Hussein dan juga seluruh staff dan pegawai kedai bakso ANJAR FAMILY yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

(6)

Akhir kata, penulis berharap kiranya skripsi ini dapat berguna dan memberi manfaat bagi penulis sendiri khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Medan, Oktober 2012 Penulis

Ishariyadi

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan ... 5

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori ... 5

1.4.1 Tinjauan Pustaka ... 5

1.4.2 Kerangka Teori ... 6

1.5 Tujuan dan Manfaat ... 9

1.5.1 Tujuan ... 9

1.5.2 Manfaat ... 9

(8)

BAB II GAMBARAN UMUM MENGENAI KELAS KATA BAHASA JEPANG

MEISHI, KATA TAME DAN ILMU SEMANTIK ... 11

2.1 Kelas Kata Bahasa Jepang ... 11

2.2 Meishi ... 12

2.2.1 Pengertian Meishi ... 12

2.2.2 Jenis-Jenis Meishi ... 16

2.3 Fungsi dan Makna Kata Tame Secara Umum ... 20

2.4 Ilmu Semantik ... 24

2.4.1 Defenisi Semantik ... 24

2.4.2 Jenis Makna ... 25

2.4.3 Fungsi ... 29

2.4.3.1 Pengertian Fungsi ... 29

2.4.3.2 Jenis-Jenis Fungsi ... 29

BAB III ANALISIS MAKNA KATA TAME ... 32

3.1 Analisis Fungsi dan Makna Kata Tame Dalam Novel Watashi no Kyoto Karya Watanabe Junichi ... 32

3.1.1 Kata Tame yang Bermakna “ Untuk “ dan Berfungsi sebagai “ Suatu Keuntungan “ ... 32

(9)

“ Tujuan Dari Suatu Perbuatan “ ... 38

3.1.3 Kata Tame yang Bermakna “ Karena “ dan Berfungsi Sebagai “ Hubungan Sebab Akibat “ ... 47

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

. 4.1 Kesimpulan ... 54

4.2 Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 57

ABSTRAK

(10)

ABSTRAK

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KATA TAME DALAM NOVEL “WATASHI NO KYOTO “ KARYA WATANABE JUNICHI

(DITINJAU DARI SEGI SEMANTIK )

(11)

dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia , dimana fungsi dalam linguistik mempunyai peran menjadi sebuah unsur bahasa dalam satuan sintaksis yang lebih luas.

Bahasa Jepang mempunyai bentuk gramatikal yang berbeda dengan bahasa Indonesia dimana dari segi gramatikalnya, kedua bahasa tersebut mempunyai bentuk gramatikal yang berlawanan. Bahasa Jepang terdiri dari 10 jenis kelas kata yaitu, doushi ( kata kerja ), Keiyoushi ( kata sifat yang berakhiran –i ), Keiyoudoshi ( kata sifat yang berakhiran –na ), Meishi ( kata Benda ), Fukushi ( kata keterangan ), Rentaishi ( pra kata benda ), Setsuzokushi ( kata sambung ), Kandoushi ( kata seru / panggilan ), Jodoushi ( kata kerja kopula ) dan Joushi ( kata Bantu ). Dari seluruh jenis kelas kata Bahasa Jepang tersebut, salah satunya adalah Meishi ( kata Benda ). Meishi merupakan kata-kata yang menyatakan nama, suatu perkara, benda, kejadian, atau peristiwa keadaan dan sebagainya dan tidak mengalami perubahan bentuk. Dalam bahasa Jepang, Meishi dapat dikategorikan berdasarkan waktu, cara, tempat, keadaan, benda, dan orang.

(12)

Dalam Bahasa Indonesia, kata Tame mempunyai tiga jenis makna yaitu, Agar, Untuk dan Karena. Kata Tame yang bermakna [untuk], mempunyai fungsi yaitu menerangkan objek / sasaran yang mendapatkan keuntungan. Selain itu, Kata Tame yang bermakna [ agar ], mempunyai fungsi yaitu menerangkan suatu tujuan, dan kata Tame yang bermakna [ Karena ] , mempunyai fungsi yaitu untuk menerangkan alasan dari penyebab baik mendapatkan hasil yang buruk ataupun yang baik.

Di dalam novel yang sedang diteliti ini, penulis menemukan banyak contoh kalimat yang mengandung beberapa makna kata Tame. Berdasarkan hasil analisis penulis terhadap beberapa kalimat yang mengandung kata Tame, penulis menemukan kalimat yang mengandung kata Tame yang mempunyai makna “ Untuk “ ada sebanyak 6 kalimat, kalimat yang mengandung kata Tame yang bermakna “ Agar “ ada sebanyak 11 kalimat dan kalimat yang mengandung kata Tame yang bermakna “ Karena “ ada sebanyak 8 kalimat.

(13)

Pada dasarnya, penelitian ini dilakukan bukan hanya sebagai syarat untuk lulus dari universitas, tetapi diharapkan dapat membantu para pembelajar bahasa Jepang untuk mengetahui fungsi dan makna kata Tame di dalam bahasa Jepang. Karena, hampir seluruh makna kata Tame juga memiliki makna yang sama dengan partikel, ataupun pola kalimat lain di dalam Bahasa Jepang. Salah satu contohnya adalah Tame yang bermakna “ Karena”. Dalam Bahasa Jepang, pola kalimat yang bermakna “ Karena “ bukan hanya ada pada kata Tame , tetapi juga ada pada kata ( Kara ) dan ( node ), bahkan partikel ( DE ) juga bisa bermakna ( Karena ) dalam Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, penulis juga berharap dengan membaca hasil penelitian ini, para pembelajar Bahasa Jepang dapat lebih mengetahui kapan dan pada saat yang bagaimana dapat menggunakan kata Tame dan lebih mengerti lagi fungsi dan makna dari Kata Tame dalam Bahasa Jepang.

(14)

 

意味論

渡辺淳一

いう小

 

機能

意味

 

   

  人間 人 関係 コ ュニケ ション

互い 理解 言語 あ 言語 人 意思

意見 伝え 使用 い 言葉 いう あ 言語

使用 相手 話 言葉 書 言葉 通 何 伝え い

理解 う 言語 出 意味 理解

相手 わ わ 言い い 理解 う 意味 いう

言語 原料 間 あ 関係 いう あ 特 言葉 関

係 一般的 意味 類 あ 意味類 中

辞書的意味 文法的意味 いう意味類 あ 辞書的意味

いう意味類 辞書 書い あ 本当 意味 いう あ 文法

的意味 いう意味 類 文法 過程 出 意味 いう あ

言語学 意味 意味論 言わ い 意味論 文章 中

含 意味 い 研究 言語学類 一 いう あ

研究 中 筆者 イン ネシア語大辞典 明 機能

理論 使用 言語学 機能 広 統語論 言語 原料 う

(15)
(16)
(17)

意味 いう助詞

Karena 意味 い  

  筆者 期待 論文 日本語

勉強 い 方々 使用方 正 使用 期待 い

特 日本語 機能的 意味的 使用 方法 理解

期待 い  

(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Setiap manusia memiliki bahasa untuk berkomunikasi. Menurut Ritonga (2008:1) menyebutkan pengertian bahasa merupakan alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang bunyi, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Pengertian bahasa itu meliputi dua bidang yaitu : bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap dan arti atau makna yang tersirat dalam arus bunyi itu sendiri.

Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain (Sutedi,2004:2). Ketika kita menyampaikan ide,pikiran, hasrat, dan keinginan kepada seseorang baik secara lisan maupun secara tertulis, orang tersebut bisa menangkap apa yang kita maksud,tiada lain karena ia memahami makna ( 意味) yang dituangkan melalui bahasa tersebut. Jadi, fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu makna kepada seseorang baik secara lisan maupun tertulis.

(19)

berkenaan dengan hubungan-hubungan makna yang membuat kata tersebut berbeda dari kata-kata lain. Sutedi ( 2004:114) menyebutkan beberapa jenis makna, diantaranya adalah : makna leksikal, makna gramatikal, makna denotatif, makna konotatif, makna dasar dan makna perluasan. Dari beberapa jenis makna di atas, ada yang disebut dengan makna leksikal, makna gramatikal.

Sutedi (2004:115) menjelaskan bahwa,

“Makna gramatikal dalam bahasa Jepang disebut dengan Bunpouteki-imi ( 文

法的―意味) yaitu makna yang muncul akibat proses gramatikalnya”.

Sedangkan Djajasudarma (1999:13) menyebutkan pengertian dari makna gramatikal ialah makna yang menyangkut hubungan intra bahasa, atau makna yang muncul akibat berfungsinya sebuah kata di dalam kalimat. Sedangkan makna ( baik bentuk dasar maupun bentuk turunan ) yang ada dalam kamus disebut dengan makna leksikal.

Kata tame ( ) termasuk kedalam kategori kelas kata Nomina.Nomina disebut juga dengan kata benda. Sudjianto (2004:157) menyebutkan bahwa kata benda ( 詞) merupakan kata-kata yang menyatakan nama suatu perkara, benda, barang, kejadian atau peristiwa, keadaan dan sebagainya yang tidak mengalami konjugasi ( perubahan bentuk ). Sedangkan dalam Situmorang (2007:34) menjelaskan bahwa

meishi ( 詞) dapat berdiri sendiri, tidak mengenal konjugasi dan dapat menjadi subjek atau objek di dalam sebuah kalimat. Jadi dengan kata lain meishi ( 詞) merupakan kata benda,barang atau kejadian yang tidak mengalami perubahan bentuk ( konjugasi), dapat menjadi subjek dan objek dalam sebuah kalimat.

Berdasarkan jenisnya, Meishi dapat dibagi ke dalam 5 kategori yaitu Futsuu

(20)

Menurut Sudjianto ( 2004:160) :

Keishiki meishi ( 形 式 詞) merupakan nomina yang menerangkan fungsinya secara formalitas tanpa memiliki hakekat atau arti yang sebenarnya sebagai nomina”.

Ada beberapa contoh dari keishiki meishi, tetapi dalam penelitian ini secara khusus hanya membahas menganai Tame ( ) baik dari segi fungsi maupun maknanya dalam kalimat bahasa Jepang. Sebab penulis menemukan beberapa kesulitan dalam membedakan fungsi dan makna Tame ( ) dalam kalimat bahasa Jepang.

Contoh : 1. 中 サッカ 試合 勝 毎日 走 い (Tomomatsu:2007).

Tanaka san wa sakka no shiai ni katsu tameni, mainichi jukkiro

hashitteimasu.

Tanaka, agar memenangkan pertandingan bola, setiap hari berlari 10Km.

2. 日本語 勉強 人 本

( Tomomatsu:2007)

Kore wa Nihongo wo Benkyousuru hito no tameno hon desu.

“ Ini adalah buku untuk orang-orang yang belajar bahasa Jepang “

3. 大雪 電車 遅 い (Tomomatsu:2007).

Ooyuki no Tame, densha ga okureteimasu

(21)

中 出席日数 卒業

Tanaka san wa shussekinissuu ga tarinakatta tameni, sotsugyou

dekimasendeshita.

Tuan Tanaka, karena jumlah absensi tidak mencukupi maka tidak lulus

Kata tame ( ) pada contoh I berfungsi “ menunjukkan suatu tujuan

perbuatan “ dan bermakna “ agar”, dan pada contoh II berfungsi “ menerangkan suatu keuntungan “ dan bermakna “ untuk” sedangkan pada contoh III berfungsi untuk “ menerangkan hubungan sebab akibat” dan bermakna “ karena”.

Dari beberapa kalimat di atas, dapat dilihat fungsi dan makna tame ( ) bermacam-macam. Hal inilah yang membuat saya tertarik untuk membahas fungsi dan makna contoh-contoh kata tame ( ) dalam kalimat-kalimat yang ada pada novel yang berjudul “ Watashi no Kyoto “ karya Watanabe Junichi.

1.2Rumusan Masalah

Agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka penelitian ini hanya akan dibatasi pada fungsi dan makna tame ( ) dalam novel yang berjudul “ Watashi no Kyoto” karya “ Watanabe Junichi. Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Apa Fungsi dan Makna kata Tame ( ) secara umum dalam kalimat bahasa Jepang.

(22)

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Penelitian ini hanya difokuskan kepada pembahasan fungsi dan makna kata “Tame” ( ) yang ada pada kalimat-kalimat di dalam novel berjudul “ Watashi no Kyoto “ karya Watanabe Junichi.

Untuk menjelaskan fungsi dan makna kata Tame ( ), penulis menguraikan fungsi dan makna kata Tame ( ) secara gramatikal. Gramatikal dalam Bahasa Jepang disebut dengan Bunpou ( 文 法). Gramatikal ( 文 法) digunakan untuk menggambarkan unsur-unsur yang berkaitan dalam sebuah kalimat.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan Pustaka

Bahasa Jepang mempunyai keunikan tersendiri dalam segi makna maupun gramatikalnya. Salah satunya bahasa Jepang mempunyai 10 jenis kelas kata. Satu diantaranya adalah kelas kata Meishi ( 詞). Sudjianto ( 2004:156) menjelaskan bahwa, Meishi merupakan kata-kata yang menyatakan orang, benda, peristiwa, dan sebagainya, tidak mengalami konjugasi. Dalam penelitian sebuah makna, maka ilmu yang dibutuhkan dalam linguistik adalah ilmu semantik. Semantik merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang makna. Objek kajian semantik adalah makna kata ( Go no Imi ), relasi makna antar satu kata dengan kata yang lainnya ( go no imi kankei ), makna frase ( ku no imi ), dan makna kalimat ( Bun no Imi ) ( Sutedi,

2004:111).

(23)

gramatikal, sebagian lagi tunduk pada kaidah pilihan kata menurut sistem leksikal yang berlaku di dalam suatu bahasa ( Djajasudarma,1999:5). Berdasarkan jenis makna tersebut, ada yang disebut dengan makna Leksikal dan makna Gramatikal. Menurut Djajasudarma (1993:13) menjelaskan bahwa makna gramatikal adalah makna yang menyangkut hubungan intra bahasa, atau makna yang muncul akibat berfungsinya sebuah kata di dalam kalimat.

1.4.2 Kerangka Teori

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) salah satu pengertian dari fungsi dalam linguistik “ fungsi” berarti berperan sebuah unsur bahasa dalam satuan sintaksis yang lebih luas ( seperti nomina berfungsi sebagai subjek). Kridalaksana ( 2008:67) menyebutkan bahwa fungsi merupakan :

a. Beban makna suatu satuan bahasa

b. Hubungan antara satuan dengan unsur-unsur gramatikal

c. Penggunaan bahasa untuk tujuan tertentu

d. Peran unsur dalam suatu ujaran dan hubungannya secara struktural dengan unsur-unsur lain

e. Peran sebuah unsur dalam satuan sintaksis yang lebih luas, mis. nomina yang berfungsi sebagai subjek atau objek.

Pada kata Tame ( ) memiliki fungsi dan makna lebih dari satu. Sebagaimana dijelaskan oleh Tomomatsu ( 2007:135 ), secara umum makna tame (

(24)

1. 行為 目的 言う言い方 前 目的 言い

後 何 言う 意見 含 動詞

Koui no mokuteki wo iuiikata. [ Tameni] no mae de, mokuteki o ii, [ tameni ] no Atode,

nani o suruka iu. [ Tameni ] wa iken o fukumu doushi ni tsuku.

“ Cara mengatakan tujuan dari suatu perbuatan. Sebelum [ Tameni ] membicarakan tujuan, dan setelah [ Tameni] mengucapkan apa yang akan dilakukan. [ Tameni] termasuk dalam kata kerja yang mengandung sebuah unsur pikiran/ pendapat .”

2. 人 団体 利益 う いう意味 表

Hito ya dantai nadono [ Rieki ni naru youni ] to iu imi o arawasu.

“ Menerangkan makna yang menjadi keuntungan / manfaat dari kumpulan-kumpulan / organisasi dan orang-orang

3. 形 普通 い結果 原因

い 言う 書 言葉 使う 普通 使う 不自然 文

話 人 意思 表 文 依頼 表現 来

[ Tame (Ni)..] no katachi de futsuu dewanai kekka to natta genin ni tsuite iu. Kaki

kotobade yoku tsukau. Futsuu no koto ni tsukau to, fushizen na bun ni naru. [ Tame]

ni wa, hanasu hito no ishi wo arawasu bun ya irai nado no hyougen wa konai.

“ Bentuk [ Tameni] membicarakan mengenai penyebab dari hasil yang tidak biasa. Sering digunakan dalam bahasa tulisan. Kalau digunakan untuk hal-hal yang biasa, maka menjadi kalimat yang tidak alami. Dalam [ Tame] merupakan kalimat yang menerangkan pikiran dan permintaan dari orang yang berbicara dan juga tidak mendatangkan ekspresi.

(25)

( Djajasudarma,1999:5). Makna ini sebagai objek kajian semantik tidak dapat diamati atau diobservasi secara empiris. Kajian dapat dilakukan terhadap makna bunyi bahasa ( Fonestem), makna-makna satuan leksikon yang disebut dengan leksikal, satuan gramatikal yang disebut dengan makna gramatikal, satuan sintaksis disebut dengan makna sintaksis dan satuan wacana yang disebut dengan kontekstual ( Chaer,2007:68).

Menurut Pateda (2001:116):

“Makna kontekstual ( contextual meaning) atau makna situasional ( situasional meaning ) muncul sebagai akibat hubungan antara ujaran dengan konteks”.

Makna kontekstual disebut juga makna struktural karena proses dan satuan gramatikal itu selalu berkenaan dengan struktur ketatabahasaan (www.  diajengsurendeng.blogspot.com ).  

Berdasarkan dari beberapa fungsi dan makna di atas, telah diketahui ada beberapa fungsi dan makna kata tame ( ). Untuk penelitian fungsi dan makna kata tame ( ) , penulis akan menggunakan teori fungsi dan makna tame ( ) yang dikemukakan oleh Tomomatsu ( 2007:135-136). Selain itu, karena kata tame ( ) tidak dapat berdiri sendiri, maka penulis menggunakan teori makna Gramatikal yang dikemukakan oleh Sutedi ( 2004:115) .

(26)

1.5 Tujuan dan Manfaat 1.5.1 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan penelitian ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan fungsi dan makna kata tame ( ) dalam kalimat-kalimat bahasa Jepang secara umum.

2. Untuk mendeskripsikan fungsi dan makna kata tame ( ) dalam kalimat-kalimat yang ada pada novel yang berjudul “ Watashi no Kyoto” karya Watanabe Junichi.

1.5.2 Manfaat penelitian

Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Dapat mengetahui fungsi dan makna kata tame di dalam kalimat bahasa Jepang.

2.Dapat dijadikan acuan bagi mahasiswa Departemen Sastra Jepang dalam penelitian tentang kata tame ( ) yang berikutnya

1.6 Metode Penelitian

Adapun teknik untuk mengumpulkan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan ( library research ). Metode kepustakaan adalah metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dengan mempergunakan buku atau referensi yang berkaitan dengan masalah apa yang sedang dibahas ( www. scribd.com ).

(27)
(28)

BAB II

GAMBARAN UMUM MENGENAI KELAS KATA BAHASA JEPANG, MEISHI, KATA TAME DAN ILMU SEMANTIK

2.1 Kelas Kata Bahasa Jepang

Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang mempunyai keunikan tersendiri. Salah satunya adalah bentuk gramatikalnya. Bahasa Jepang memiliki bentuk gramatikal yang berbeda dengan bahasa Indonesia dimana salah satu perbedaan pola kalimat Bahasa Jepang yaitu S-K-O-P sedangkan pada bahasa Indonesia adalah S-P-O-K. Gramatika Bahasa Jepang dapat dibagi menjadi beberapa macam tergantung pada sudut pandang apa kita melihatnya ( Sudjianto, 2004:134). Menurut Motojiro dalam Sudjianto ( 1996:27) mengklasifikasikan kelas kata bahasa Jepang menjadi 10 jenis yaitu :

1. Doushi 動詞( Kata Kerja )

2. Keiyoushi 形容詞( Kata sifat yang berakhiran –i)

3. Keiyoudoshi 形容動詞( Kata sifat yang berakhiran –na)

4. Meishi 詞 ( Kata Benda )

5. Fukushi 副詞 ( Kata Keterangan )

6. Rentaishi 連体詞 ( Pra kata benda )

(29)

8. Kandoushi 感動詞 ( Kata seru / kata panggilan )

9. Jodoushi 助動詞 ( kata kerja kopula )

10.Joushi 助詞 ( kata Bantu )

2.2 Meishi

2.2.1 Pengertian Meishi

Satu diantara 10 jenis kelas kata Bahasa Jepang tersebut ada yang disebut dengan kelas kata Meishi ( 詞). Meishi ( 詞) merupakan kata-kata yang menyatakan nama, suatu perkara, benda, kejadian, atau peristiwa keadaan dan sebagainya dan tidak mengalami konjugasi ( Sudjianto,2004:156). Sedangkan dalam Situmorang (2007:34) menjelaskan bahwa meishi ( 詞) dapat berdiri sendiri, tidak mengenal konjugasi dan dapat menjadi subjek atau objek dalam sebuah kalimat. Selain itu, Hirai dalam Sudjianto (2004:156 ) menyebutkan bahwa meishi ( 詞) disebut juga dengan taigen, di dalam suatu kalimat ia dapat menjadi sebuah subjek, predikat, keterangan, dan sebagainya. Dalam bahasa Jepang juga dijelaskan bahwa,:

日本語 詞 人 詞 物 詞 態 詞 場所 詞

方向 詞 時間 詞 いう基本的 意味範疇 考え

意味範疇 人 物

う いう 詞 代表 疑問語 指示語 形式 深

い関連 . ( Takashi, 1992:33).

Nihongo no meishi wa, ( hitomeishi ) , ( monomeishi ), ( jitaimeishi ),

(30)

kangaeru koto ga dekiru. Korera no imihanchuu wa ( hito ), ( mono ), ( koto ),

( tokoro ), ( hou ), ( toki ), to iu imi ni yotte daihyousare, gimongo, shijigo no keishiki

to iu fukai kanren wo yuusuru.

Meishi dalam bahasa Jepang dapat dikategorikan berdasarkan waktu, cara, tempat, keadaan, benda, dan orang. Secara makna mereka itu semua adalah orang, benda, hal, tempat, cara dan waktu dimana kesemuanya itu mempunyai hubungan yang sangat erat dengan sebuah kata kata dan kata tunjuk”.

Selain itu, Takashi ( 1992:33) juga menjelaskan bahwa,

疑問 表 詞 指 象 意味範疇 異 形式 用

い わ 人 詞 誰 物 詞 態 詞

何 場所 詞 方向 詞

時間 詞 い 用い

Gimon o arawasu meishi wa, sore ga sasutaishou no imihanchuu ni yotte,

kotonatta keishiki ga mochiireru. Sunawachi , ( hitomeishi ), ni wa ( dare ) ga,

[ monomeishi ] to [ jitaimeishi] ni wa ( dore) .( nan) ga , [ bashomeishi] ni wa

( doko ) ga, [ houkoumeishi] ni wa ( dochira) ga, [ jikanmeishi] ni wa ( itsu ) ga

mochiireru.

(31)

Sementara itu, Motojiro dalam Sudjianto ( 2004:156) menyimpulkan bahwa

meishi ( 詞):

a. Merupakan Jiritsugo ( dapat berdiri sendiri )

b. Tidak mengalami perubahan bentuk ( konjugasi )

c. Dapat membentuk bunbetsu ( satuan / unit terkesil untuk menentukan dan menguraikan kalimat dan membentuk kalimat secara langsung ) dengan ditambah partikel ga, wa, o, no, ni, dan sebagainya.

d. Dapat menjadi sebuah objek

e. Disebut juga dengan Taigen ( kata yang dapat berdiri sendiri dan tidak mengalami konjugasi ) sebagai lawan yoogen ( kata yang dapat berdiri sendiri, berkonjugasi dan membentuk suatu predikat )

f. Dilihat dari sudut pandang artinya, dapat menjadi empat macam yaitu

Futsuu Meishi, Koyuu Meishi, Dai Meishi, dan Suushi.

Di dalam pengertian di atas dikatakan bahwa di dalam suatu kalimat nomina dapat menjadi subjek, predikat dan kata keterangan. Biasanya nomina dapat menjadi subjek manakala pada bagian berikutnya diikuti partikel- partikel wa, mo, sae, dake,

koso dan sebagainya ( Sudjianto, 2004:156).

Contoh : 1. 富士山 い 山

Fujisan wa totemo kireina Yama desu.

“ Gunung Fuji adalah gunung yang sangat indah”. ( Sudjianto : 157 )

(32)

Ano hito koso rippana hito desu.

“ Orang itu lah orang yang hebat “ ( Sudjianto : 157 ).

Sudjianto ( 2004 : 161) menjelaskan bahwa, dalam kelas kata nomina ada juga nomina – nomina yang telah mengalami afiksasi yaitu nomina-nomina yang telah dibubuhi prefiks atau suffiks tertentu, misalnya :

1. 学生遉 “ Para siswa”

2. 速 “ Kecepatan “

3. 金 “ Uang “

4. 連絡 “ Hubungan “

5. “ Bulan “

Selain itu, Iwabuchi Tadasu dalam Sudjianto ( 2004: 162 ) menyebutkan meishi ( 詞) yang terbentuk sebagai hasil gabungan beberapa kata seperti kata-kata aozora “ langit biru “ , akimatsuri “ Festival musim gugur “, dan kokugo jiten “ kamus

bahasa Jepang “ disebut dengan Fukugou meishi ( 複合 詞). Sudjianto ( 2004 : 91) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Fukugou Meishi ( 詞 ) adalah kata benda yang mengandung bagian kata yang dapat berubah , pada masing-masing bagian kata yang dapat berubah tersebut memakai okurigana.

2.2.2 Jenis-jenis Meishi ( )

Ada beberapa pendapat yang menjelaskan mengenai jenis-jenis dari

(33)

dalam 4 kategori yaitu : Futsuu meishi ( 普通 詞), Koyuu meishi ( 固 詞), suushi ( 数 詞), dan daimeishi ( 代 詞). Sedangkan Terada Nakanao dalam Sudjianto ( 2004 : 158 ) membagi kelas kata meishi ( 詞 ) ke dalam 5 kelompok yaitu :

a. Futsuu Meishi

Futsuu meishi ( 普通 詞 ) merupakan nomina yang menyatakan nama-nama benda, barang, peristiwa, dan sebagainya yang bersifat umum, misalnya : 山 ( Yama,

Gunung ) 本 ( Hon, Buku ) 学校 ( Gakkou, Sekolah ) 世界 ( Sekai, Dunia ) ( Hoshi, Bintang ).

b. Koyuu Meishi

Koyuu Meishi 固 詞 merupakan nomina yang menyatakan nama-nama yang menunjukkan benda secara khusus seperti nama-nama daerah, nama-nama negara, nama orang, nama buku, dan sebagainya, misalnya : 太 洋 ( Taiheiyou,

Samudera Pasifik ) イン ネシア ( Indonesia ) 日本( Nihon, Jepang ) 富士 山 ( Fuji san, Gunung Fuji ) 韓国 ( Kankoku , Korea ) dan sebagainya.

c. Suushi

Suushi 数 詞 merupakan nomina yang menyatakan bilangan, jumlah, kuantitas, urutan dan sebagainya, misalnya : ( Mitsu, Tiga ) 七人 ( shichi nin,

(34)

d. Daimeishi

Daimeishi ( 代 詞 ) merupakan kata-kata yang menunjukkan sesuatu secara langsung tanpa menyebutkan nama orang, benda, barang, perkara, arah, tempat, dan sebagainya. Kata-kata yang dipakai untuk menunjukkan orang disebut dengan ninshoo

daimeishi ( pronomina persona ), sedangkan kata-kata yang dipakai untuk menunjukkan benda, barang, perkara, arah, dan tempat disebut dengan shiji daimeishi ( pronomina penunjuk ) , Misalnya : あ dan sebagainya .

e. Keishiki Meishi

Keishiki Meishi ( 形式 詞 ) merupakan nomina yang menerangkan fungsinya secara formalitas tanpa memiliki hakekat atau arti yang sebenarnya sebagai sebuah nomina, misalnya : わ dan sebagainya .

Dari beberapa jenis meishi ( 詞 ) yang telah dijelaskan sebelumnya, satu diantaranya ada yang disebut dengan Keishiki meishi ( 形式 詞 ). Sudjianto ( 2004 : 160 ) menjelaskan bahwa,

Keishiki Meishi ( 形式 詞 ) yaitu nomina yang menerangkan fungsinya secara formalitas tanpa memiliki hakekat atau arti yang sebenarnya di dalam sebuah kalimat”.

Dan menurut Takashi ( 1992 : 36 ) menjelaskan bahwa,

形式 詞 概念 物 指 示 働 文 組 立 働

方 重要 あ 補足節 副詞相当 副詞節 作 判定詞 結合

(35)

“ Keishiki Meishi wa, gainen ya jibutsu wo sashishimesu hataraki yori mo,

bun no kumitate ni okeru hataraki no hou ga juuyou de ari, hosokubushi,

fukushisoutooku, fukushisetsu wo tsukuttari, hanteishi to ketsugoushite jodoushi o

tsukuttari suru”.

Keishiki Meishi bila dibandingkan dengan penggunaannya yang menunjukkan sesuatu dan sebuah ide, maka ia lebih berguna atau lebih memiliki arti pada tatanan sebuah kalimat, dan membuat bagian yang menerangkan kata keterangan, ungkapan yang tepat pada sebuah kata keterangan, dan bagian pelengkap dari sebuah kalimat serta membuat kata kerja bantu yang telah digabungkan dan sebuah kata kaputusan “.

Beberapa contoh yang termasuk ke dalam jenis Keishiki Meishi ( 形式 詞) yaitu : Koto, Tame, Wake, Hazu, Mama, Toori dan sebagainya.

Beberapa contoh penggunaan Keishiki Meishi di dalam kalimat Bahasa Jepang :

1. 私 趣味 見

Watashi no Shuumi wa eiga o miru koto desu.

Hobby saya adalah menonton film. (Tanaka:198)

2. 私 日本語 勉強 日本 来

Watashi wa Nihongo o benkyousuru tameni, Nihon ni kimashita.

Saya datang ke Jepang untuk belajar Bahasa Jepang. ( Susumu:53)

(36)

Saikin endaka ga susunde, Nihonsei no nedan mo zutto agatteiru wake

da.

Akhir-akhir ini, nilai Yen meningkat dan wajar / pasti produk Jepang juga meningkat. (Shiang:95)

4. あ 子 十 前 七歳 高校生

Ano ko, Juunen mae ni nanasai datta nodakara, ima wa koukousei no

hazu da.

Anak itu, 10 tahun lalu berusia 7 tahun dan sekarang mestinya / seharusnya sudah SMA. ( Darjat:72)

5. ビ 眠 い

Terebi o tsuketamama nemutteimasu.

Tidur dengan keadaan televisi menyala begitu saja. ( Susumu:104)

2.3 Fungsi dan Makna Kata Tame ( ) Secara Umum.

Kata tame ( ) termasuk ke dalam kategori Keishiki Meishi ( 形 式

詞 ) .Tomomatsu ( 2007 : 135 ) menyebutkan bahwa kata Tame ( ) mempunyai tiga makna dalam kalimat bahasa Jepang yaitu :

1. 行為 目的 言う言い方 え 目的 言い

後 何 言う 意見 含 動詞

(37)

Koui no mokuteki o iuiikata. [ Tameni ] no mae de, mokiteki o ii, [ Tameni ] no

ato de, nani o suru ka iu. [ Tameni ] wa iken o fukumu doushi ni tsuku.

( Mokuteki ) [ in order to...]

“ Cara mengatakan tujuan dari suatu perbuatan. Sebelum kata [ Tame ] membicarakan suatu tujuan dan setelah kata [ Tameni ] mengatakan apa yang akan dilakukan. [ Tameni ] termasuk juga sebagai kata kerja yang mengandung unsur sebuah pikiran / pendapat “. ( Tujuan ) [ Agar... ].

Contoh :

中 サッカ 試合 勝 毎日 走 い

Tanaka san wa sakka no shiai ni katsu tameni, mainichi 10 kiro hashitteimasu.

“ Agar memenangkan pertandingan bola, Tuan Tanaka berlari sepanjang 10 Km setiap hari “.

2. 人 団体 利益 う いう意味 表 恩恵 For…

Hito ya dantai nado no [ rieki ni naru yoni ] to iu imi o arawasu. ( Onkei )

[ For....]

“ Menerangkan makna yang menjadi suatu keuntungan / manfaat dari kumpulan – kumpulan organisasi, orang-orang dan lain-lain “. ( Kebaikan ) [ Untuk... ].

Contoh :

(38)

Kore wa nihongo o benkyousuru hito no tame no hon desu.

“ Ini adalah buku untuk orang yang belajar bahasa Jepang “.

3. 形 普通 い結果 原因 い

言う 書 言葉 使う 普通 使う 不自然 文

話 人 意思 表 文 依頼 表現 来 い

原因 Because of...

[ Tame ( ni )...] no katachi de futsuu dewanai kekka to natta genin ni tsuite iu.

Kakikotoba de yoku tsukau. Futsuu no koto ni tsukau to fushizen na bun ni

naru. [ Tame ( ni ) ] wa hanasu hito no ishi o arawasu bun ya irai nado no

hyougen wa konai.( Genin ) [ Because of.... ] .

“ Bentuk [ Tameni ] membicarakan mengenai suatu penyebab dari hasil yang tidak biasa. Sering digunakan dalam bahasa tulisan. Jika digunakan untuk hal-hal yang biasa, maka akan menimbulkan kalimat yang tidak alami. Dalam kata [ Tameni ] merupakan kalimat yang menerangkan pikiran dan permintaan dari orang yang berbicara dan juga tidak mendatangkan suatu ekspresi “. ( Penyebab ) [ Karena... ] .

Contoh :

中 出席日数 足 卒業

Tanaka san wa shusseki nisssu ga tarinakatta tameni, sotsugyou dekimasen

deshita.

(39)

Sedangkan menurut Susumu ( 1987 : 53 ) mendefenisikan kata Tame ( ) adalah sebagai berikut :

1. 利益 象 表 利益 者

Rieki o ukeru taishou o arawasu. Rieki no kyoujusha.

“ Menerangkan objek / sasaran yang mendapatkan keuntungan . Objek yang beruntung “.

Contoh :

息子 働

Musuko no tame ni hataraku

“ Bekerja untuk anak “

2. 目的 表

Mokuteki o arawasu

“ Menerangkan tujuan “.

Contoh :

電車 乗 遅 い 家 出 方 いい

Densha ni noriosokurenai tameni wa, hayameni ie o deta houga ii desuyou.

(40)

3. い結果 悪い結果 原因 理 表 場合 責

任 人 転嫁 気持 前出 い う 強

Yoi kekka, warui kekka no genin, riyuu o arawasu. [ Tame ] no baai, sono

sekinin o tanin,taji ni tenkasuru kimochi wa zenshutsu no [ sei ] no youni

tsuyokunai.

“ Menerangkan alasan dari penyebab baik hasilnya buruk ataupun baik . pada kata [ Tame ] , perasaan yang memandang tanggung jawab pada hal lain atau orang lain merupakan sama hal nya dengan kata [ sei ], tetapi tidak sekuat bentuk [ Sei ] “.

Contoh :

大学 前 桜並木 あ 人 知

Daigaku no mae ni wa sakura nami ki ga takusan ari, sono tame kanari

hito ni shirareteiru.

“ Di depan kampus ada banyak jajaran pohon sakura, dan oleh karenanya sangat diketahui oleh orang “ .

2.4 Semantik

2.4.1 Defenisi Semantik

(41)

studi ilmiah yang mengkaji tentang makna. Makna merupakan pertautan yang ada dalam unsur-unsur bahasa itu sendiri terutama dalam kata-kata ( Djajasudarma, 1993 : 5 ) . Palmer dalam Djajasudarma ( 1993 : 5 ) menyebutkan bahwa, makna hanya menyangkut intra bahasa dimana untuk mengkaji atau memberikan makna suatu kata ialah dengan memahami kajian kata tersebut yang berkenaan dengan hubungan-hubungan makna yang membuat kata tersebut berbeda dari kata-kata lain. Dalam bahasa Jepang Semantik disebut dengan 意味論 ( imiron ) . Sutedi ( 2003 : 111 ) menyebutkan bahwa semantik ( 意味論 ) merupakan salah satu cabang linguistik ( 言

語学 ) yang mengkaji tentang makna. Meskipun agak terlambat dibandingkan dengan cabang linguistik lainnya, semantik memegang peranan penting karena bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi tiada lain untuk menyampaikan suatu makna ( Sutedi, 2003 : 111 ).

2.4.2 Jenis makna

Dalam perannya untuk membahas tentang makna, beberapa pakar linguistik telah berusaha untuk menjabarkan jenis-jenis makna sesuai dengan pandangannya masing-masing.

Chaer ( 2007 : 289 ) membagi jenis-jenis makna ke dalam 9 jenis yaitu :

1. Makna Kontekstual

(42)

2. Makna Gramatikal

Makna Gramatikal merupakan makna yang baru ada juka terjadi proses gramatikal, seperti afiksasi, reduplikasi dan komposisi atau kalimatisasi.

3. Makna Leksikal

Makna Leksikal merupakan makna yang dimiliki atau ada pada leksem meski tanpa konteks apapun. Atau dengan kata lain makna leksikal adalah makna yang ada di dalam kamus.

4. Makna Referensial

Makna Referensial merupakan sebuah makna yang timbul jika ada referens atau acuannya. Contoh : Kuda, merah dan gambar.

5. Makna Non- Referensial

Makna Non-referensial merupakan sebuah makna dimana sebuah kata tidak memiliki referens. Contoh : Dan, Karena, Atau….

6. Makna Denotatif

Makna Denotatif merupakan makna asli, makna asal atau makna sebenarnya yang dimiliki oleh sebuah leksem. Sehingga bisa dikatakan bahwa makna denotatif ini sebenarnya sama dengan makna leksikal.

7. Makna Konotatif

(43)

8. Makna Konseptual

Makna Konseptual merupakan makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apapun.

9. Makna Asosiatif

Makna Asosiatif merupakan makna yang dimiliki sebuah leksem atau kata yang berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada di luar bahasa. Makna asosiatif ini sebenarnya sama dengan lambang atau perlambang yang digunakan oleh suatu masyarakat bahasa untuk menyatakan konsep lain yang mempunyai kemiripan dengan sifat, keadaan atau ciri yang ada pada konsep asal kata atau leksem tersebut.

Sedangkan menurut Sutedi ( 2003 : 114 ) menjelaskan beberapa jenis-jenis makna dalam Bahasa Jepang diantaranya ialah :

1. Makna Leksikal

Makna Leksikal dalam bahasa Jepang disebut dengan jishouteki-imi ( 辞書的

意味) atau goiteki-imi ( 語彙的意味). Makna leksikal adalah makna kata yang sesungguhnya sesuai dengan referensinya sebagai hasil pengamatan indra dan terlepas dari unsur gramatikalnya, atau bisa juga dikatakan sebagai makna asli suatu kata. Misalnya, kata neko ( 猫 ) dan kata gakkou ( 学校) memiliki makna leksikal : ( kucing ) dan ( sekolah ).

2. Makna Gramatikal

Makna Gramatikal dalam bahasa Jepang disebut dengan bunpouteki-imi ( 文法

(44)

Jepang, joshi ( 助詞 ) { partikel } dan jodoushi ( 助動詞 ) { kopula } tidak memilik makna leksikal, tetapi memiliki makna gramatikal sebab baru jelas makna-maknanya jika digunakan dalam sebuah kalimat.

3. Makna Denotatif

Makna denotatif dalam bahasa Jepang disebut dengan meijiteki-imi ( 明示的意

味) atau gaien ( 外延 ) yaitu makna yang berkaitan dengan dunia luar bahasa, seperti suatu objek atau gagasan dan bisa dijelaskan dengan analisis komponen makna.

4. Makna Konotatif

Makna konotatif dalam bahasa Jepang disebut dengan anjiteki-imi ( 暗示的意

味) atau naihou ( 包 ) yaitu makna yang ditimbulkan karena perasaan atau pikiran pembicara dan lawan bicaranya.

5. Makna Dasar

(45)

6. Makna Perluasan

Makna Perluasan ten-gi ( 転義) merupakan makna yang muncul sebagai hasil perluasan dari makna dasar, di antaranya akibat penggunaan secara kiasan atau majas ( hiyu ). Hal ini dikemukakan oleh para penganut aliran linguistik kognitif . Aliran linguistik kognitif dalam mendeskripsikan hubungan antarmakna dalam polisemi banyak menggunakan gaya bahasa.

2.4.3 Fungsi

2.4.3.1 Pengertian Fungsi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) salah satu pengertian dari fungsi dalam linguistik berarti berperan sebuah unsur bahasa dalam satuan sintaksis yang lebih luas ( seperti nomina berfungsi sebagai subjek ). Sedangkan Kridalaksana ( 2008 : 67 ) menyebutkan beberapa defenisi dari fungsi, diantaranya adalah :

a. Beban makna suatu satuan bahasa

b. Hubungan antara satuan dengan unsur –unsur gramatikal, leksikal, atau fonologis dalam suatu deret satuan-satuan

c. Penggunaan bahasa untuk tujuan tertentu

d. Peran unsur dalam suatu ujaran dan hubungannya secara struktural dengan unsur-unsur lain

e. Peran sebuah unsur dalam satuan sintaksis yang lebih luas, misalnya : nomina yang berfungsi sebagai subjek atau objek

(46)

2.4.3.2 Jenis-Jenis Fungsi

Kridalaksana ( 2008 : 67 ) menyebutkan beberapa jenis-jenis dari fungsi, diantaranya adalah

a. Fungsi Apelatif

Fungsi apelatif merupakan salah satu fungsi dari tiga fungsi dasar bahasa, korelasi antara lambang bahasa dan pendengar. Penggunaan bahasa dengan tujuan untuk menimbulkan reaksi pada pendengar atau pembaca.

b. Fungsi Ekspresif

Fungsi ekspresif merupakan penggunaan bahasa untuk menampakkan hal ihwal yang bersangkutan dengan pribadi pembicara.

c. Fungsi Fatis

Fungsi Fatis merupakan penggunaan bahasa untuk mengadakan atau memelihara kontak antara pembicara dan pendengar.

d. Fungsi Kognitif

Fungsi Kognitif merupakan penggunaan bahasa untuk penalaran akal

e. Fungsi Komunikatif

Fungsi Komunikatif merupakan penggunaan bahasa untuk penyampaian informasi antara pembicara/ penulis dan pendengar / pembaca.

f. Fungsi Konatif

(47)

g. Fungsi Pragmatis

Fungsi Pragmatis merupakan hubungan antara suatu unsur bahasa dengan unsur-unsur lain dalam konteks komunikasi yang luas. Masalah pokok dan latar bersangkutan dengan fungsi pragmatis.

h. Fungsi Proposisional

Fungsi Proposisional merupakan fungsi yang dinyatakan oleh sebuah nomina, sebuah verba, atau adjectiva yang mempredikatkan perbuatan, proses, atau keadaan yang melibatkan satu pastisipan atau lebih yang dinyatakan oleh argumennya.

i. Fungsi Puitis

Fungsi Puitus merupakan penggunaan bahasa demi keindahan bahasa itu sendiri.

j. Fungsi referensial

Fungsi Referensial merupakan penggunaan bahasa untuk menunjuk hal, benda, orang, peristiwa dan sebagainya yang ada di luar pembicara dan pendengar.

k. Fungsi Representatif

Fungsi Representatif merupakan penggunaan bahasa untuk mengambarkan situasi tertentu.

l. Fungsi Tekstual

(48)

BAB III

ANALISIS MAKNA KATA TAME ( )

Sebelumnya pada Bab II telah dijelaskan bahwa kata Tame merupakan bagian dari kelas kata meishi ( 詞 ) atau kata benda, khususnya bagian Keishiki Meishi. Oleh karena itu pada bab III ini akan dicoba menganalisis pemakaian kata tame yang terdapat dalam novel “ Watashi no Kyoto “ karya Wanatabe Junichi, berdasarkan beberapa pendapat dari beberapa pakar yang telah dijabarkan sebelumnya.

3.1 Analisis Fungsi dan Makna Kata Tame Dalam Novel “ Watashi no Kyoto “ Karya Watanabe Junichi

3.1.1 Kata Tame ( ) yang Bermakna “ Untuk....” dan Berfungsi sebagai “ Suatu Keuntungan yang diterima seseorang / kelompok “ .

Analisis 1 ( Watashi no Kyoto : 10 )

い わい う, 想 いう 速 PTA 問題

旅行 ン う,縮小 行 友遉 金 出

合 い う ,当時 わ 学校 一

方的 決

Ima nara [ kawaisou.... ] to iu koto de, sassoku PTA nado de mondai ni nari, ryokou

puran wo shukushou shitari, ikenakatta tomodachi no tameni okane o dashiattari suru

(49)

Pada kalimat di atas, kata tame ( ) berfungsi sebagai suatu keuntungan. Hal tersebut dapat dilihat dari kalimat Ikenakatta tomodachi no tameni yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia akan memiliki arti [ untuk teman yang tidak bisa pergi... ]. Ia mendapatkan suatu keuntungan dari teman-temannya karena mereka mengumpulkan sejumlah dana untuknya. Hal ini dilihat dari kalimat Okane

o dashiattari suru... yang jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia memiliki arti [ Mengumpulkan uang.... ] . Penggunaan partikel Tame disini sesuai dengan teori ( Tomomatsu : 2007 :135 ) yang mengemukakan bahwa kata Tame digunakan untuk menerangkan makna suatu keuntungan / manfaat dari kumpulan-kumpulan / organisasi dan orang-orang, dan mempunyai makna ,” Untuk “ di dalam Bahasa Indonesia.

Analisis 2 ( Watashi no Kyoto : 16 )

あ 教科書 海遈 子供 子供 作

Ano kyoukasho wa Hokkaido no kodomo no tame denaku, Kyou no kodomo no tame

ni tsukurareta mono nano da.

(50)

Tame disini sudah tepat sesuai dengan konteks kalimat tersebut. Penggunaan kata tame disini juga sudah sesuai dengan teori ( Tomomatsu : 2007 :135 ) yang menerangkan salah satu fungsi dari kata tame adalah menerangkan suatu keuntungan dari organisasi atau orang-orang, dan bermakna , “ Untuk”.

Analisis 3 ( Watashi no Kyoto : 20 )

実 際 い ,毎 春 う, 欧 人 々 太 陽 ,求

う いえ

,地中海沿岸 ス イン ア カ ,南

ヶ 人 ヶ 以 南 国 バカンス 楽

健康 あ う ,休息 あ 時 長い冬 あい

寒 暗 中 ,閉 込  

Jissai, maitoshi haru ni naru to hokuou no hitobito wa taiheiyou o motomete chichuu

kaien gan kara supein , sara ni wa afurika made nankasuru. Hobo ikkagetsu, hito ni

yotte wa ni kagetsu ijou mo, minami no kuni de bakansu wo tanoshimi, sore wa

kenkou no tame deari, kyuusoku no tame de aru to douji ni, nagai fuyu aida, samusa

to kurasa no naka ni tojikomerareta koto.

Pada kalimat di atas, kata Tame yang tertulis di contoh tersebut jelas menggambarkan fungsinya sebagai suatu keuntungan. Hal ini tergambar dalam kalimat Kenkou no tame deari, kyuusoku no tame ... yang jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia adalah [ untuk kesehatan dan untuk liburan ]. Keuntungan yang didapat tersebut dari kalimat Maitoshi haru ni naru to houkou no hitobito wa

(51)

menyembah matahari... ] . Oleh karena itu, tubuh mendapatkan suatu keuntungan dari hangatnya sinar matahari dan liburan yang diambilnya. Penggunaan kata Tame (

) disini sudah tepat sesuai dengan konteks kalimat tersebut dan sudah sesuai

Kore de wa koujin de ikura hataraitemo imi ga nai. Zeimusho no tameni hataraiteiru

youna mono dearu.

(52)

Saikin, ichiryuu kurabu no mama ga ryoutei o hajimeru no hayatteiru ga, kore wa

okami toshite no jhumyou o nagaseru tame no taisaku to ienaku mo nai.

Pada kalimat diatas, terdapat kata tame ( ) yang memiliki fungsi sebagai suatu keuntungan dimana tergambar dalam kalimat [ kore wa okami toshite no jumyou

o nagakaseru tame no taisaku .... ] yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah [ ini merupakan tindakan untuk memperpanjang usia sebagai pengurus wanita...] . Ada suatu keuntungan tersendiri bagi organisasi masyarakat yang bertindak sebagai pengurus wanita karena mendapatkan perpanjangan usia bagi mereka.. Kata Tame disini sudah sesuai dengan konteks kalimat nya serta sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Tomomatsu ( 2007 : 135 ) dan memiliki makna , Untuk…” dalam Bahasa Indonesia

Analisis 6 ( Watashi no Kyoto : 140 )

客 腹 ,減 近 , 出 屋 食物 ,寄

,祇園 出 屋 多い あ  

Moshi, okyaku ga onaka ga hettara, chikaku no shidashiya san kara shokumotsu o tori

yoseru. Gionmachi ni shidashiya san ga ooii noha sono tame dearu.

(53)

ohara ga hettara, chikaku no shidashiya san kara shokumotsu o tori makaseru ] yang jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia adalah [ Apabila perut tamu sedang lapar, maka penjaga toko yang terdekat akan mengambilkan makanan untuk nya] Jadi, Penjaga toko adalah orang yang mengambilkan makanan untuk tamu yang sedang lapar. Penggunaan kata Tame disini sudah tepat dengan konteks kalimatnya dan sesuai dengan teori ( Tomomatsu : 2007 : 135 ) yang menjelaskan makna tame yaitu , “ untuk, ...”.

Analisis 7 ( Watashi no Kyoto : 160 )

,余談 敷 安 遊 遅 目 行

時間 食 代 , い ,値段 初 敷 終わ

後 手 芸妓 多 美形 会え ,確率 高  

Yodan nagara, ozashiki de yasuku asobu tame niwa, kono osome ni iku noga kotsu

de, kono jikan nara shokujidai o nozoita nedan ni naru shi, hajimete no ozashiki ga

owatta atonano de, tesuki no geiki mo ooku, bikei ni aeru wakuritsu mo takaku naru.

(54)

[ Bikei ni aeru wakuritsu mo takaku naru ] . Penggunaan kata Tame disini sudah tepat fungsi dan maknanya sesuai dengan teori ( Tomomatsu : 2007 : 135 ) dan menjelaskan salah satu makna tame yaitu “ untuk ... “ .

2.4.1 Kata Tame ( ) yang Bermakna “ Agar...” dan Berfungsi Sebagai “ Tujuan dari suatu perbuatan.. “.

Analisis 1 ( Watashi no Kyoto : 35 )

Kare nado ga nagai kyuka o totte minami no kuni e sagaru noha taiyou no hikari o

mankitsusuru tame da ga, douji ni kitaru beki nagaku kurai fuyu o norikiru eiki o

yashinau tame de aru. Ii kaeru to minami de sugosu bakansu wa, kita de ikiteiku tame

no hitsuyoufuketsu na enerugi- gen dearu.

Pada kalimat di atas terdapat 3 buah kata Tame ( ) yang masing-masing memiliki fungsi yang sama yaitu tujuan dari melakukan suatu perbuatan. Pada kata “ tame “ yang pertama dan kedua tujuannya yaitu supaya bisa mendapatkan cahaya matahari, hal tersebut tergambar pada kalimat [ Kare nado ga nagai kyuuka o totte

minami kuni e sagaru nowa taiyou no hikari o mankitsusuru tame da ga douji ni

(55)

panjang dan turun ke Negara selatan, agar mendapatkan cahaya matahari tetapi pada saat yang bersamaan juga agar menjaga semangat yang akan menempuh musim dingin yang gelap yang seharusnya akan datang ] dan pada kata “ agar “ yang ketiga memiliki fungsi untuk mendapatkan energi dalam hidup dengan melewatkan liburan di negara bagian selatan dimana tergambar pada kalimat [ ii kaeru to minami

de sugosu bakansu wa, kita de ikiteiku tame no hitsuyou fukaketsu na enerugi gen

dearu ] dimana jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia artinya adalah [ pertukaran yang baik dan liburan yang dilewatkan di Negara bagian selatan seperti energi yang sangat penting agar hidup di daerah utara ] . Penggunaan kata Tame disini sudah sesuai dengan konteks kalimat nya dan sesuai dengan teori Tomomatsu ( 2007 : 135 ) yang menjelaskan cara mengatakan suatu tujuan dari suatu perbuatan. Kata Tame disini memiliki makna “ agar..., supaya...”.

Analisis 2 ( Watashi no Kyoto : 64 )

Suujitsu, otozureta dake no jutsu wa taipen ni kakukotowa dekitemo, choupen ni

kakukoto wa dekinai. Choupen ni kaku tameni wa, sono jutsu no shisetsu no subete o,

shosai ni inagara nishite jikkan dekinakereba naranai.

Pada kalimat di atas, terdapat kata Tame diatas yang berfungsi tujuan dari suatu perbuatan. Hal itu jelas terdapat pada akhir kalimat [ Choupen ni kaku tameni

wa, sono jutsu no shisetsu no subete o shosai ni inagara nishite jikkan dekinakereba

(56)

karangan yang panjang, perbuatan yang harus dilakukan sebelumnya adalah belajar dan bisa merasakan bagaimana 4 musim tersebut] . Penggunaan kata Tame disini sudah sesuai pada konteks kalimat dan sesuai dengan teori ( Susumu : 1987 : 53 ) yang menjelaskan fungsi tame yang berupa tujuan dari suatu tindakan, tapi

Kono atari o shoukasuru tameni wa, toshi ni suukai, kyoto e ittakurai dewa touteio

itsukanai.

Pada kalimat di atas terdapat kata Tame pada kalimat di atas. Sebenar nya, kalimat di atas merupakan lanjutan dari contoh ( 2 ) sehingga sekilas tidak tahu inti sari dari kalimat ini. Tapi, apabila dibahas kata Tame disini berfungsi menerangkan tujuan dari suatu perbuatan. Hal tersebut tergambar dalam kalimat [ Kono Atari o

shoukasuru tameni wa, toshi ni suukai….. ] yang dalam bahasa Indonesia artinya

adalah [ agar dapat merasakan liburannya, beberapa kali tiap tahun….. ] . Penggunaan kata Tame disini sudah tepat pada konteks kalimat diatas dan sudah tepat pada teori ( Tomomatsu : 2007 : 135 ) yang menjelaskan fungsi tame sebagai tujuan dari suatu perbuatan dan bermakna “ agar...” .

(57)

言葉 ,,破 一時期 私 園 遊 都

住 行 ,連日 園 ,通 い い ,芸妓

,舞妓遉 言葉 耳 ,馴 い  

Kono gengo no kabe o yaburu tame ni, ichijikan, watashi wa hitasura kouen de

asonda. Kyoto ni sumiwashikanakatta ga, iku to renhi, kouen ni kayoi, geigi ya

maikotachi no gengo o mimi ni najimasete iku.

Kata Tame ( ) di atas memiliki fungsi suatu tujuan dari suatu perbuatan. Hal tersebut tergambar pada kalimat [ Kono gengo no kabe o yaburu tameni, Ichijikan, watashi wa….. ] dimana artinya dalam Bahasa Indonesia adalah [ agar mengotori dinding bahasa ini, setiap waktu saya….. ] . Kata tame ( ) disini sudah tepat penggunaan nya berdasarkan konteks kalimat nya dan sesuai dengan teori ( Tomomatsu : 2007 : 135 ) yang bermakna “ agar....”.

Chounen, iroiro na toki no kenryokusha ga kyou no machi ni kunrinshita. Sono

kenryokusha ni sakarazuni onore no seikatsu o itonan de iku tameni wa, akarasama

na hantai ya futei o hatsumeisuru koto wa kiken deatta.

(58)

kenryokusha ni sakarazuni onore no seikatsu o itonade iku tame niwa…. ] yang jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia artinya adalah [ agar mempertahankan hidupnya sendiri dari para penguasa-penguasa dan hal yang dilakukan adalah dengan tidak melakukan perlawanan yang terus terang ] . Penggunaan kata Tame di atas terdapat keterangan untuk mendapatkan suatu tujuan dari suatu perbuatan, ada suatu perbuatan yang dilakukan sebelumnya. Dan kata Tame disini sudah tepat penggunaannya dengan konteks kalimat di atas dan sesuai dengan teori dari ( Tomomatsu : 2007 : 135 ) yang memiliki makna “ agar...” di dalam bahasa Indonesia.

Analisis 6 ( Watashi no Kyoto : 108 )

Yasukoori nennkan ( 1770 nen dai ), kohara de geisha no wazekutorishimari no tame

ni sousetsusareta no ga, kenban no hajimari da to iwareteiru ga, issetsu ni wa, soko

de geisha no mihari o shiteitakotokara, [ kenban ] to iu jig a tsukawareta to mo

iwareteiru.

Pada kata Tame ( ) yang ada di atas, memiliki fungsi menerangkan suatu tujuan dari suatu perbuatan. Hal tersebut tergambar pada kalimat [ Kohara de geisha

(59)

sesuai pada konteks kalimat di atas dan sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Susumu ( 1987 : 53 ) yang menyatakan salah satu fungsi tame adalah menerangkan suatu tujuan dari suatu perbuatan dengan diawali perbuatan yang dilakukan untuk mendapatkan tujuan tersebut, dan di sini makna tame yaitu “ agar....” di dalam Bahasa Indonesia.

Kore wa watashi no katte na souzou da ga, wakai onna ga beteran no otoko ni

ri-dosarete, hisho ga uruou tame ka, aruiwa otoko o shitte, karada ga mizumizu shiku

naru kara de arouka. Nantonaku imi ga arisoude, ima hitotsu hakkiri shinai tokoro ga

omoshiroi.

Pada kalimat di atas, kata Tame ( ) yang memiliki fungsi menerangkan tujuan dari suatu perbuatan, hal tersebut dijelaskan pada kalimat [ wakai onna ga

(60)

Analisis 8 ( Watashi no Kyoto : 136 )

Da ga, nenjou no geisha ga yoku shabette za o hikitate, wakai maiko ga kuchi o

tsutsumindeiru nowa, ozashiki no funiki o enkatsu ni tamotsu tame no, hitotsu no

chie demo aru.

Pada kalimat di atas, kata tame disini menerangkan fungsi sebagai suatu tujuan dalam melakukan suatu pekerjaan . Hal tersebut tergambar pada kalimat [ Ozashiki no funiki o enkatsu ni tamotsu tame no hitotsu no chie demo aru ] . dalam Bahasa Indonesia, artinya adalah [ sesuatu yang dilakukan agar dapat menjaga keharmonisan suasana di tempat duduk ] . Dan hal yang dilakukan yaitu mengendalikan cara bicara bagi gadis-gadis penari. Dan kata tame ( ) disini sudah sesuai dengan konteks kalimat diatas dan sesuai dengan teori ( Tomomatsu : 2007 : 135 ) yang menjelaskan salah satu fungsi Tame yaitu menerangkan suatu tujuan dan menerangkan makna , “ agar….,” dalam Bahasa Indonesia.

Analisis 9 ( Watashi no Kyoto : 136 )

Kore o sakeru tameni, maiko wa kuchi o tsutsumi, owae wan geiki wa wajutsu de

(61)

Analisis:

Kalimat di atas merupakan sambungan pada kalimat yang ada pada kalimat di halaman 112. Sehingga kalimat ini masih berhubungan dengan kalimat sebelumnya. Penggunaan kata Tame pada kalimat ini bertindak sebagai suatu tujuan untuk melakukan suatu perbuatan dimana tergambar pada kalimat [ Kore o sakeru tame

ni... ] atau dalam Bahasa Indonesianya adalah [ Agar menghindari hal ini ( ketidaksopanan terhadap tamu,) sehingga yang harus dilakukan adalah dengan cara mengendalikan cara bicaranya ] . Penggunaan kata Tame disini sudah tepat sesuai dengan konteks kalimat diatas dan sesuai dengan teori dari Tomomatsu ( 2007 : 135 ) yang menerangkan salah satu fungsi dari tame yaitu menerangkan tujuan suatu perbuatan dan memiliki makna , “ agar….,” dalam Bahasa Indonesia.

Analisis 10 ( Watashi no Kyoto : 175 )

い 芸妓 売 手 う,市場 いい芸妓 う 客

御茶屋 芸妓 頭 ,機嫌  

Ima ya geiki no urite shijou dakara, ii geiki ni kite morau tame niwa, kyaku mo

ochaya mo geiki ni atama o sage, kigen o toranakereba narimasen.

Pada kalimat diatas, terdapat kata Tame ( ) yang menerangkan fungsinya sebagai tujuan dari suatu perbuatan. Hal tersebut tergambar pada kalimat [ ii geiki ni

(62)

diawali dengan melakukan suatu perbuatan, dan bermakna “ untuk...” dalam Bahasa Indonesia

2.4.2 Kata Tame ( ) yang Bermakna “ Karena “ dan Berfungsi Sebagai “ Hubungan sebab akibat dari suatu perbuatan “

Analisis 1 ( Watashi no Kyoto : 13 )

あ 長 わ,,続 い

,脚 あ ,歩 ,方 あ

.  

Amari nagaku suwari tsudzuketeita tame ni, ashi ga arukikata o wasureta no dearu.

Pada kalimat di atas, fungsi dari kata tame ( ) yang hubungan sebab akibat Hal tersebut terdapat pada kalimat [ Amari nagaku suwari tsudzuitatame ni .... ] atau dalam Bahasa Indonesia [ Karena terlalu lama duduk... ] . Dan ada akibat yang ditimbulkannya yaitu [ Ashi ga aruki kata o wasureta node aru ] atau dalam Bahasa Indonesia adalah [ Kaki “ melupakan cara jalan “ ] . Penyebab dari kalimat tersebut adalah terlalu lama melanjutkan duduk nya sehingga bisa dikatakan kaki sedikit keram dan susah untuk berjalan. Penggunaan kata Tame disini sudah tepat dan sesuai dengan konteks kalimatnya, serta sudah sesuai dengan teori ( Tomomatsu : 2007 :136 ) yang menjelaskan salah satu fungsi tame yaitu hubungan sebab akibat dan bermakna “ Karena...” di dalam Bahasa Indonesia.

(63)

,脱出 わ ,半 余 ,再 海 ,戻

,破目 い,

,理 ,一言 いえ 遊 過

あ イン ン生 う,無給 あ 親 反

, 送 ゼ 近い状態 あ  

Da ga, kono dasshutsu wa, wazuka hantoshiyo de, futatabi hokkaido e modoru hame

ni ochiitta. Sono riyuu wa, hitogoto de ieba asobisugitakara dearu. Sono koro, inta-n

sei wa mukyuu de atta ga, oya ga hantaishita tame ni shiokuri ga zero ni chikai

joutai de atta.

Pada kalimat di atas, kata tame ( ) memiliki fungsi hubungan sebab akibat. Hal tersebut tergambar pada kalimat [ Oya ga hantaishita tame ni shiokuri ga zero ni chikai joutai de atta ] atau dalam Bahasa Indonesia dapat dijelaskan dimana penyebabnya adalah karena mereka hampir terlalu banyak bermain dan akibatnya adalah orang tua bertentangan dan hampir tidak mengirim uang lagi. Penggunaan kata Tame disini sudah sesuai dengan teori Tomomatsu ( 2007 : 136 ) yang menyatakan salah satu makna kata Tame adalah “ karena....” yang berfungsi sebagai hubungan sebab akibat.

Analisis 3 ( Watashi no Kyoto : 71 )

都 一般 思わ い い 言葉 美

い 思わ い イン ネ ション わ, あ 少

,発言 言葉 文字 表 ,濁声 多 い

(64)

Motomoto, Kyoto ni wa ippan ni omowareteiru hodom kirei na kotoba dewanaku,

utsukushii to omowareteiru nowa intoneshon no yawarakasa no tame dearu.

Sukunakutomo hatsuonsareta toori no kotoba o moji ni arawaseba, danoku ga ooku,

isasaka dogitsui kanji ni naru.

Pada kalimat di atas, kata Tame ( ) yang berfungsi sebagai penyebab dari suatu hal / perbuatan. Hal tersebut terdapat pada kalimat ke-2 yaitu [ utsukushii to

omowarreteiru nowa intoneshon no yawarakasa no tame de aru ] atau dalam bahasa Indonesia dijelaskan bahwa [ dikarenakan kelembutan dari intonasi tata bahasa yang ada di Kyoto ] . Penggunaan kata Tame disini sudah tepat sesuai dengan konteks

Tokyo dewa taezu machi ga henbousuru tame, ni , san nen, gaikoku ittekita dake de,

tomodou to iu hito mo ooii. Yoku ieba, Nisshingeppo, warukuieba, machi no sugata

nni aichaku ga wakinikui.

(65)

banyak orang yang hanya pergi keluar negeri selama 2, 3 tahun [ Ni, san nen, gaikoku ittekita dake de... ] Kata Tame disini sudah tepat penggunaan nya berdasarkan konteks dan keadaan pada kalimat dan sesuai dengan teori ( Tomomatsu : 2007 : 136 ) yang menyatakan salah satu fungsinya yaitu menerangkan hubungan sebab akibat yang hasilnya tidak biasa dan maknanya adalah , “ Karena…,”.

Analisis 5 ( Watashi no Kyoto : 142 )

Inshoku no daikin wa, subete shoukaishite kita ochaya ni seikyuusuru kara shinpai nai

nodearu. Tsuide ni, ryouriya kara ochaya, ochaya kara kurabu eno idou ni tsukatta

kurumadai mo, ochaya ni ikkatsushite mawasareru. Kono tame, sono yoru no

yukyouhi no subete wa ochaya ga tatekaeru koto ni naru.

(66)

dengan penjelasan salah satu fungsi Tame sesuai dengan yang dijelaskan oleh Tomomatsu ( 2007 : 136 ). Bermakna “ Karena....”, “ Oleh Karena itu....”.

Analisis 6 ( Watashi no Kyoto : 157 )

芸妓 美 い人 居 特 ,祇園 ,見惚

美形 多い い ,花街 芸 中心

い い い ,制 多い ( Hlm : 157 ) 

Mochiron, Geiki no naka ni mo utsukushii hito wa iru shi, toku ni gion ni wa

mihoureru hodo no bikei mo ooii. Daga, nanto ittemo, hanamachi wa geikoto ga

chuushin de, sono tame ni iroiro seiyakusareru koto mo ooii.

(67)

Analisis 7 ( Watashi no Kyoto : 161 )

,掛 ,軸 ,置物 一日一 数人 客 目 ,触

わい う

,可 想 あ 一部 料 昼 客 う

都 う 観光客 多い う あ  

Sekkaku no kakejaku ya okimono mo ichinichi ichido, suunin no kyaku no me ni fureru

dake dewa kawaisou dearu. Kono tame, ichibu no ryoutei dewa ohiru no kyaku mo

toru youni natta ga, soremo Kyoto no youni kankoukyaku no ooii tokoro ni

kagirareruyou dearu.

Pada kalimat di atas, kata Tame ( ) diletakkan lagi di akhir kalimat. Hal tersebut berfungsi sebagai hubungan sebab akibat dimana tergambar dalam kalimat [ Kono tame, ichibu no ryoutei dewa ohiro no kyaku mo toru youni natta ga.... ] atau dalam bahasa Indonesianya adalah [ mereka merasa kasihan karena hanya melihat pajangan-pajangan di restoran sehingga salah satu bagian restoran mengambil makan siang untuk mereka ] . Fungsi kata tame disini lebih mengarah ke akibat dari suatu perbuatan. Sehingga masih sesuai dengan teori ( Tomomatsu : 2007 : 136 ) yang menjelaskan salah satu fungsi kata tame adalah hubungan sebab akibat, yang bermakna “ Karena...”, “ Oleh karena itu...”.

(68)

わ立 雪 い,風情 ,

,関西 う ,海辺

,味わえ い  

Kyoto no koucha no utsukushisa wa, zansho no kibishii aki kara, ikki ni kanki wa

otozureru tame ni, shoujiru mono dashi, haru no utsukushisa mo, fuyu no samusa ga

attekoso kiwa tattekuru. Yuki no fuzei mo, onaji kansai no umibe no machi dewa

ajiwaenai.

Pada kalimat di atas , terdapat kata Tame ( ) yang berfungsi sebagai hubungan sebab akibat. . Hal tersebut terdapat pada kalimat kedua yaitu [ Kyoto no

koucha no utsukushisa wa zansho no kibishii aki kara, ikki ni kanki wa otozureru

tame ni, shoujiru mono dashi, haru no utsukushisa mo, fuyu no samusa ga attekoso

Referensi

Dokumen terkait