• Tidak ada hasil yang ditemukan

modul 1 depag

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "modul 1 depag"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Modul 1

PERILAKU DAN MEKANISME PERILAKU

A. PENDAHULUAN

Memahami perilaku peserta didik merupakan hal yang penting bagi guru. Proses pendidikan dan pembelajaran menuntut guru untuk berinteraksi dengan peserta didik. Interaksi yang terjalin haruslah interaksi yang mendidik. Pemahaman terhadap apa, mengapa, bagaimana peserta didik berperilaku membantu guru menetapkan stimulasi yang dilakukan agar peserta didik menampilkan perilaku diharapkan sebagai indikator terjadi proses belajar dan tercapainya hasil belajar.

Materi perilaku dan mekanisme perilaku merupakan materi awal bagaimana memahami peserta didik. Pada modul 1 (satu) ini dipaparkan konsep dasar perilaku dimulai dari definisi perilaku sampai dengan bagaimana peserta didik menyesuaikan diri. Pembahasan diurutkan secara konseptual dan praksis sehingga diahir modul anda diharapkan memahami secara utuh apa, mengapa, dan bagaimana peserta didik berperilaku.sehingga anda dapat merancang stimulasi yang mendorong peserta didik menunjukkan perilaku tertentu sesuai tujuan pembelajaran dan pendidikan.

Setelah mempelajari modul ini diharapkan anda mampu menganalisa perilaku peserta didik dan perilaku anda sendiri sebagai calon pendidik sehingga pada akhirnya anda dapat meningkatkan kualitas perilaku anda sebagai pendidik yang professional dan kualitas perilaku siswa sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai sebagai hasil belajar dan pendidikan. Secara khusus anda diharapkan dapat :

a. mengidentifkasi faktor-faktor pencetus perilaku b. mengidentifikasi motif peserta didik berperilaku c. menganalisa mekanisme perilaku peserta didik

(2)

Pencapaian kemampuan yang diharapkan memerlukan dukungan pemahaman anda terhadap konsep dasar dan pemahaman tentang peserta didik (cara pandang terhadap peserta didik) dari materi perkuliahan/ modul landasan pendidikan serta menguasai konsep dasar dan pemahaman tentang pendidikan serta proses pendidikan dan pembelajaran (cara pandang tentang pendidikan dan pembelajaran) dari materi perkuliahan/ modul paedagogik

(3)

Pemahaman terhadap paparan modul ini dapat dicapai bila anda mempelajari modul ini dengan memperhatikan petunjuk belajar sebagai berikut :

a. Bacalah paparan modul dengan seksama dari mulai bagian pendahuluan hingga rangkuman.

b. Pergunakan glosarium untuk memahami arti kata atau konsep yang diarasakan belum dikenal atau sulit dipahami.

c. Bila diperlukan cari sumber bacaan tambahan yang ada dalam daftar rujukan untuk memperoleh pengayaaan pemahaman

d. Kerjakan tugas-tugas yang ada dalam modul sehingga anda secara praksis paham konsep yang disajikan

e. Setelah selesai membaca paparan dan mengerjakan tugas, kerjakan tes formatif

(4)

B.I. KEGIATAN BELAJAR I

KONSEP DASAR PERILAKU

Apakah anda seseorang yang memikirkan dengan serius pakaian apa yang akan anda kenakan besok hari, atau anda mengenakan pakaian yang menurut anda nyaman untuk dikenakan saat tersebut, atau anda hanya mengambil pakaian yang berada paling atas`dari tumpukan pakaian dalam lemari, atau anda mengenakan pakaian yang tersedia karena hanya pakaian itu yang masih bersih untuk digunakan. Jawaban anda menunjukkan perilaku anda dalam berpakaian.

Apakah anda pernah memperhatikan bagaimana anak-anak bermain. Ada anak yang asik dengan mainannya sendiri, ada anak yang berusaha mengajak teman-temannya bermain bersama, ada anak yang mengikuti kemanapuan dan apapun yang dikerjakan oleh temannya. Mengapa mereka menunjukkan perilaku yang berbeda ?, apa yang menyebabkan perilaku mereka berbeda padahal berada dalam kegiatan yang sama bermain.

Pada saat anda mengajar, anda mungkin pernah menghadapi beragam situasi dan beragam tampilan perilaku anak. Keributan pada saat masuk kelas, karena ada anak yang berlari masuk ke kelas, anak yang menyapa temannya, anak yang memperlihatkan mainan pada temannya, anak yang menceritakan pengalamannya, anak yang mengerjakan pr karena lupa mengerjakan di rumah atau anak yang duduk sendiri dibangkunya menunggu kegiatan pembelajaran dimulai. Mengapa para siswa melakukan aktivitas-aktivitas`tersebut?. Faktor-faktor apa yang membuat perilaku para siswa berbeda?.Secara konseptual bagaimana hal tersebut dijelaskan.

1. Definisi Perilaku

(5)

Apapun yang menunjukkan makhluk hidup, hidup itulah adalah perilaku. Pada dasarnya yang berperilaku tidak hanya manusia tetapi semua makhluk hidup. Kualitas perilaku yang ditampilkan Pada paparan modul ini kita tidak akan membahas perilaku makhluk hidup. Kita adalah manusia dan yang menjadi sasaran layanan pendidikan dan pembelajaran adalah manusia khusus peserta didik. Pembahasan kita spesifik pada perilaku peserta didik dalam proses pendidikan dan kegiatan pembelajaran..

[image:5.595.191.507.308.459.2]

Perhatikan gambar 1.1 dibawah ini, gambar-gambar tersebut menunjukkan manusia sedang berperilaku.

Gambar 1,1 beragam perilaku manusia

(6)

Perilaku yang nampak adalah perilaku yang dapat dilihat seperti berkedip, berlari, dan menulis. Perilaku yang tidak nampak adalah perilaku yang tidak dapat dilihat oleh mata tetapi menunjukkan sisi kehidupan manusia, seperti berpikir, dan berperasaan. Kita tidak dapat melihat bagaimana individu berpikir, yang dapat kita lihat perilaku berikutnya sebagai keputusan hasil berpikir, mungkin bergerak atau mungkin diam. Individu berperilaku dalam interaksinya dengan lingkungan. Perilaku individu memiliki arti/ makna yang berbeda dalam konteks lingkungan yang berbeda.

Peserta didik sebagai individu akan terus menerus berperilaku selama mengikuti kegiatan pembelajaran dan proses pendidikan di sekolah. Berdasarkan paparan yang telah anda baca, coba identifikasi perilaku yang ditampilkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Tuliskan pada tabel berikut

Perilaku peserta didik dalam proses pembelajaran adalah :

1 2

3 4

5 6

7 8

9 10

11 12

13 14

15 16

Apakah kolom pada tabel diatas masih kurang, ya pasti, karena banyak sekali perilaku yang ditampilkan peserta didik. Peserta didik adalah individu yang selalu berperilaku.

(7)

melakukan suatu perilaku tertentu, ataukah apakah memang anda secara sengaja menginginkan mereka menunjukkan suatu perilaku ?

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

Para ahli berbeda pendapat tentang apa yang menyebabkan individu berperilaku.Pendekatan yang berbeda menunjukkan pandangan yang berbeda tentang penyebab individu berperilaku. Berdasarkan pandangan tentang penyebab perilaku dapat didentifikasi jenis-jenis perilaku yang ditampilkan oleh individu. Pendekatan dan pandangannya terhadap penyebab perilaku dapat diidentifikasi sebagai berikut .

a. Pendekatan psikoanalisa

kesadaran

ambang sadar

[image:7.595.203.523.346.475.2]

ketidaksadaran

gambar 1.2 kesadaran dan ketidaksadaran

Psikoanalisa memandang perilaku individu dipengaruhi oleh kesadaran individu. Tokoh Psikoanalisa Sigmund Freud menggambarkan kehidupan individu ibarat gunung es. Sebagian gunung es tampak dipermukaan air, bagian ini disebut kesadaran, perilaku sepenuhnya dilakukan atas dasar kesadaran atau perilaku yang sepenuhnya dalam kontrol individu. Contoh peserta didik berangkat dan mengikuti proses pembelajaran dikelas dan menyadari keberadaannya di sekolah dan di dalam kelas.

(8)

melihat siswa yang meyangga kepalanya pada saat mendengarkan penjelasan guru, padahal kepalanya tiak berat dan kalau kita tanyakan pada mereka kenapa mereka menyangga kepalanya, mereka menjawab tidak tahu.

Diantara kesadaran dan ketidaksadaran terdapat bagian ambang sadar. Ambang sadar bersifat fluktuatif sejalan dengan kondisi kesadaran dan ketidaksadaran individu. Contoh, melamun pada saat anda sedang menunggu seseorang, anda sadar menunggu, apa yang terjadi dalam lamunan adalah hal-hal yang terjadi dalam alam bawah sadar atau ketidaksadaran, melamun menjadi wilayah ambang sadar. Pada saat anda masih mengontrol diri anda, walaupun anda sedang melamun anda mudah tersadarkan atau dapat merespon dengan cepat sapaan teman anda, tetapi pada saat lamunan anda sangat mendalam anda menjadi terkaget-kaget atau malah kebingungan terhadap sapaan teman anda, karena sejenak anda tidak ada dalam dunia nyata tetapi masuk pada dunia yang anda ciptakan. Pada budaya Jawa Barat orang tua sering mengingatkan untuk tidak berlama-lama melamun agar mudah kembali pada dunia nyata atau dalam kesadaran.

Pada konteks islam, kesadaran dan ketidaksadaran memperoleh perhatian. Melaksanakan ibadah dilakukan dalam kesadaran. Contoh shalat dilaksanakan dalam kesadaran pada waktu tertentu, gerakan tertentu dan surat, ayat atau bacaan tertentu. Sebagaimana Qs An-Nisa (4) ayat 103 : “……….. Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. Pada saat seseorang tertidur diantara waktu shalat, individu diwajibkan untuk berwudhu kembali, karena tidak tahu apa yang terjadi pada saat tidur mungkin saja terjadi sesuatu yang membatalkan wudhu contoh kentut, tidur adalah kondisi ketidaksadaran

(9)

Pendekatan behavioral memandang perilaku manusia merupakan proses stimulus respon.

atensi S R sensasi

Bagan 1.1 proses stimulus respon

Individu akan berperilaku (merespon) manakala terstimulasi. Stimulus datang dari lingkungan mengenai alat-alat dria manusia. Alat dria adalah panca indra, meliputi pendengaran – telinga, penciuman – hidung, pengecap – lidah, penglihatan – mata, peraba – kulit; serta hati dan pikiran. Stimulasi yang mengenai alat-alat dria menjadi sensasi. Sensasi membuat individu memberikan respon. Perilaku sebagai respon individu terhadap stimulasi yang dirasakan disebut atensi (perhatian). Perilaku individu dapat menjadi stimulasi bagi orang lain. Perilaku yang mengudang respon yang sangat intens pada orang lain kita sebut sensasional.

Peserta didik memperhatikan guru didalam kelas karena sensasi suara, gerakan maupun kemenarikan materi yang disampaikan oleh guru. Mari kita ingat-ingat perilaku-perilaku apa yang dilakukan oleh guru yang membuat para peserta didik memberikan perhatian pada pembelajaran yang kita lakukan atau memberikan perhatian secara pribadi pada guru. Cobalah tuliskan dalam tabel dibawah ini

1 2

3 4

5 6

(10)

9 10

11 12

13 14

Jawaban anda menunjukkan bahwa perilaku guru menstimulasi perilaku peserta didik. Perilaku peserta didik dipengaruhi oleh stimulasi yang datang dari lingkungan. Salah satu teori dalam pendekatan behavioristik yaitu teori Tabularasa menyatakan anak ibarat pualam putih, perilaku yang ditampilkan anak tergantung coretan-coretan yang dilakukan orang dewasa terhadapnya. Salah satu jargon para ahli behavioristik adalah “ berikan pada sepuluh orang anak, akan kujadikan sepuluh orang yang berbeda (menjadi apa yang dinginkan)”.

[image:10.595.186.404.532.708.2]

Lingkungan yang dipersiapkan/ dirancang membentuk perilaku tertentu pada individu. Contoh dalam kegiatan pendidikan secara utuh dapat kita lihat pada pendidikan yang dilakukan di lingkungan ABRI dan kepolisian serta sekolah-sekolah kedinasan lain. Bagaimana berbagai aturan dan penciptaan kondisi dipersipkan dengan harapan tertampilkan perilaku tertentu yang diharapkan.

(11)

Apa yang anda bayangkan pada saat melihat gambar diatas ?, Bagaimana perilaku anak-anak yang tinggal dalam rumah yang asri seperti tampak pada gambar?. Anak-anak akan merasa aman, nyaman dan berbahagia, sehingga perilaku yang tertampilkan adalah perilaku penuh kegembiraan. Mungkinkah kita menciptakan lingkungan sekolah kita seperti itu?. Jawabannya “harus”, kalau kita ingin peserta didik kita merasa betah, nyaman dan ingin berada disekolah.

Islam mengajarkan, anak terlahir fitrah, yang menjadikannya islam, majusi, atau nasrani adalah orang tuanya. Kepatuhan anak pada Yang Maha Kuasa Allah SWA akan terbentuk bilamana orang tua mengajarkan anak untuk tidak mempersekutukan Allah, sebagaimana Qs Lukman (31) ayat 12 -19. “Dan ingatlah ketika luqman berkata pada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, : Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah kezaliman yang besar” (Qs 31:13).

c. Pendekatan Humanistik

Pendekatan humanistik memandang individu berperilaku karena merasakan kebutuhan. Kebutuhan yang dirasakan menjadi niat yang mendorong individu berperilaku untuk mencapai tujuan. Kebutuhan merupakan penggerak perilaku disebut juga sebagai motif. Paparan tentang motif akan dibahas lebih spesifik pada bagian selanjutnya. Kelompok humanistik sangat percaya niat merupakan energi psikologis yang sangat kuat yang membuat individu mampu melakukan apapun. Jargon kelompok humanistik “ Berikan padaku dunia, akan ku ubah dunia”.

(12)
(13)

Niat dalam islam berarti juga ikhlas, menerima dengan penuh kesadaran.dan akan memperoleh balasan yang setimpal atas amal ibadahnya. Sebagaimana Qs 2: 272 “……..apapun harta yang kamu infakkan, maka kebaikannya untuk dirimu sendiri.Dan janganlah kamu berinfak melainkan karena mencari rida Allah ……….”

Niat dalam islam disandarkan semata-sama untuk mencapai rida Allah. Semua tujuan perilaku untuk mencari rida Allah.

d. Pendekatan ekologis lintas budaya

Pendekatan ekologis lintas budaya memandang perilaku terjadi karena individu adalah makhluk sosial yang menciptakan/ mengembangkan cita, rasa dan karsa untuk memenuhi kebutuhan kehidupan yang sehat. Pengembangan cita, rasa dan karsa untuk memenuhi kebutuhan kehidupan menciptakan tatanan kehidupan komunitas atau kita sebut sebagai peradaban.

(14)

Pada konteks islam kita mengenal istilah kesolehan sosial. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain. Muslim itu ibarat satu tubuh.Hubungan sosial harus dijaga agar tercipta masyarakat muslim yang madani. Salah satu bentuk kesalehan sosial adalah menyampaikan amanah dan berlaku adil sebagaimana dijelaskan pada Qs 4: 58 “Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum diantara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. …….”

Coba berikan ilustrasi keinginan-keinginan anda untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik yang membuat anda melakukan suatu perbuatan dengan cara memperbaiki diri dan lingkungan. Ilustrasi boleh dalam kehidupan secara umum, akan lebih baik jika anda dapat mengidentifikasi dalam kegiatan pendidikan dan proses pembelajaran.

1. 2. 3. 4. 5. 6.

e. Pendekatan spiritual

Pendekatan spiritual memandang individu berperilaku karena kesadaran sebagai makhluk yang diciptakan oleh Maha Pencipta Tuhan Yang Maha Kuasa. Individu berperilaku untuk menjalankan tugas hidup dan kehidupan atas dasar keyakinan pada Tuhan. Perilaku adalah ibadah untuk menjalankan perintah yang maha kuasa.

(15)

Islam memandang sebagai keimanan, sebagaimana Qs. 2: 21, “Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa”.

Sudahkah kita berperilaku karena alasan kesadaran kita sebagai makhluk Allah, karenanya kita harus mengisi hidup dan kehidupan sesuai dengan aturanNya.

f. Pendekatan konvergensi

Kelima pendekatan yang telah dipaparkan menunjukkan faktor pencetus atau yang membuat individu berperilaku dapat dikelompokkan sebagai faktor dari dalam dan faktor dari luar diri individu. Pertanyaanya, pada saat kita berperilaku apakah perilaku kita lakukan karena dorongan dari dalam diri kita baik itu karena kebutuhan, kesadaran, maupun posisi ataukah kita melakukan sesuatu karena hal-hal diluar diri kita yang mendorong kita untuk berperilaku. Mana yang lebih dominan faktor di dari dalam diri kita atau faktor dari luar diri kita. Apakah kedua faktor secara bersamaan mencetuskan perilaku. Pertanyaan-pertanyaan tadi mungkin berkembang pada benak anda.

Pendekatan yang menjembatani perbedaan pandangan-pandangan sebelumnya adalah pendekatan konvergensi. Pendekatan konvergensi memandang perilaku individu dipengaruhi oleh kedua, baik faktor-faktor dari dalam diri maupun faktor-faktor di luar diri individu. Secara spesifik faktor yang mempengaruhi perilaku adalah : faktor bawaan (herediter), lingkungan (enveromental) dan kematangan (time).

Biasanya ditunjukkan dalam rumus : P = F (H.E.T)

(16)

individu. E atau enveromental yaitu faktor lingkungan. Lingkungan dalam konteks psikologis adalah segala hal yang berada diluar diri individu. Lingkungan dapat dikelompokkan dalam lingkungan yang berpengaruh atau disebut lingkungan efektif dalam bahasa jerman disebut umwelt. Kedua adalah lingkungan yang ada disekitar individu, apapun yang ada di luar diri individu, antara lain udara, fisik, material, kondisi geografis, maupun suasana dalam bahasa jerman disebut umgebung. Individu dalam konteks pribadi diartikan sebagai self, atau

sering disebut diri dalam individu. Pada konteks self tubuh individu menjadi lingkungan bagi self. T atau time, adalah kematangan. Perilaku tidak dapat tertampilkan atau terwujudkan secara fungsional bilamana tidak didukung kematangan. Seorang anak tidak dapat berjalan dengan baik walaupun individu ingin berjalan, dan orang tua membantu untuk berjalan, jika kakinya belum siap dan kuat untuk menompang tubuhnya dan belum menguasai koordinasi gerakan kaki.

(17)

berada. Individu dapat menyantap makanan dengan nyaman manakala giginya sudah dapat mengunyah makanan padat.

Islam memandang individu terlahir dalam fitrah keislamanan, dibekali oleh potensi sebagai makhluk yang diciptakan paling sempurna. Orang tua yang mendidik dan lingkungan dimana individu dibesarkan mempengaruhi perilaku individu. Individu yang mampu melihat dan belajar dari berbagai kejadian alam serta menyakini akan keesaan Allah akan mampu membuat keputusan berperilaku yang menjadi kebaikan bagi dirinya, bagi lingkungannya dengan mengharapkan barokah dan magfiroh dari Allah SWA. Sebaik-baiknya manusia dalam hubungannya dengan Allah adalah manusia yang berserah diri pada Allah. Sebaik-baiknya manusia dalam hubungan dengan manusia dan makhluk lain adalah yang paling banyak dapat memberi manfaat bagi orang lain. Sebaik-baiknya manusia dalam hubungannya dengan diri sendiri adalah manusia yang dapat mentafakuri semua potensi yang dimilikinya dan semua yang terjadi atasnya adalah nikmat yang diberikan Allah padanya sehingga dia belajar untuk menjadi orang yang senantiasa mampu mensyukuri nikmat Allah. Pelajari Qs. Ar-Rahman, maka kita akan menemukan islam secara lengkap menggambarkan perilaku manusia dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku.

3. Motif

(18)

individu. Tingkatan kebutuhan dapat digambarkan pada piramida dibawah ini.

Bagan 1.2 Hirarki kebutuhan Maslow

Tingkatan kebutuhan yang dirasakan individu akan menunjukkan bentuk piramida yang berbeda atau malah mungkin tidak lagi berbentuk piramida. Kebutuhan-kebutuhan berkembang, bilamana individu ingin kehidupannya lebih baik, individu dituntut untuk menunjukkan kualitas perilaku yang lebih tinggi. Dengan kata lain individu harus meningkatkan apa kebutuhan yang harus dipenuhi dan menetapkan tujuan perilaku, sehingga pada ahirnya mencapai tujuan kehidupan yang lebih tinggi.

Bagan 1.3 Hirarki kebutuhan individu

(19)

untuk bernafas, makan minum, sex, dan tempat berlindung. Berkenaan dengan kebutuhan peserta didik akan pendidikan dan pembelajaran pada tahap ini adalah peserta didik datang kesekolah karena merasa harus kesekolah. Peserta didik tidak faham untuk apa bersekolah, hanya mengikuti instif karena semua orang pergi sekolah.

Kebutuhan yang kedua adalah pemenuhan kebutuhan rasa aman baik secara fisik maupun psikologis. Setiap individu membutuhkan jaminan diterima dan terlindung dari berbagai hal yang dirasakan mengancam individu baik secara fisik maupun psikologis. Peserta didik dengan kebutuhan rasa aman datang kesekolah karena ingin memperoleh pujian atau tidak ingin memperoleh hukuman. Peserta didik datang kesekolah atau mengerjakan tugas-tugas sekolah karena ingin memperoleh pujian dari orang tua atau guru. Sebaliknya peserta didik datang tepat waktu ke sekolah karena takut di hukum.

Kebutuhan yang ketiga adalah kebutuhan akan kasih sayang. Individu membutuhkan untuk disayangi dan diakui sebagai bagian dari anggota keluarga, teman, maupun komunitas sosial. Individu membutuhkan memiliki ikatan-ikatan emosional psikologis dengan individu lain dalam berbagai bentuk relasi sosial. Peserta didik mengikuti proses pembelajaran karena merasa senang pada mata pelajaran, memiliki teman, guru yang dianggap baik hati dan menyenangkan, aktivitas-aktivitas sekolah yang membuat dirinya menjadi bagian dari warga sekolah.

(20)

Kebutuhan kesatu juga disebut motif dasar, motif selanjutnya menjadi motif sosial karena untuk memenuhinya individu harus berinteraksi, mempertimbangkan orang lain dan norma/ aturan dan keyakinan. Kebutuhan ke satu hingga ke empat menurut maslow bersifat menghilangkan kekurangan. Kebutuhan aktualisasi diri sebagai kebutuhan yang kelima merupakan kebutuhan yang bersifat pengembangan. Seseorang yang telah mencapai tahap aktualisasi diri atau orang yang dirinya telah teraktualisasi memiliki pribadi yang utuh, sehat, seimbang dan matang (Nana Syaodih, 2004: 69). Peserta didik yang sudah sampai pada kebutuhan aktualisasi diri, mengikuti pendidikan dan proses pembelajaran di sekolah karena memiliki tujuan masa depan, merasa memperoleh manfaat dari mata pelajaran, memiliki target hasil belajar, serta berkompetisi dengan diri sendiri dan orang lain secara sehat untuk mencapai prestasi.

Kebutuhan yang selanjutnya adalah kebutuhan keilmuan. Individu butuh belajar bagaimana cara belajar sehingga menjadi pebelajar sejati sepanjang hayat. Pada dasarnya setiap hari dari setiap peristiwa kita dapat memperoleh pengalaman belajar yang bermakna bagikehidupan. Ilmu berkembang begitu banyak dan begitu kompleks. Makin banyak kita tahu, semakin kita merasa banyak yang tidak kita ketahui. Peserta didik belajar mempergunakan berbagai sumber belajar, memperhatikan berbagai kejadian untuk memperoleh pembelajaran, dan dengan senang hati berbagi ilmu yang dimilikinya untuk kebaikan semua orang.

(21)

diberikan Allah padanya. Alangkah indahnya jika para peserta didik kita belajar atas dasar kesadaran sebagai ibadah pada Allah SWA.

Berdasarkan pengalaman anda berhubungan dengan peserta didik di sekolah/ madrasah, pada tingkat kebutuhan mana perilaku belajar mereka ?. Apa perilaku yang nampak atau dapat anda amati ?

Kebutuhan Prosentasi Perilaku yang nampak Transendental

Keilmuan Aktualisasi diri Harga diri Kasih sayang Rasa aman Fisiologis

Kebutuhan dasar manusia dalam islam disampaikan setiap muslim pada waktu shalat, yaitu pada saat duduk diantara dua sujud. Setiap muslim mengharapkan : pengampunan, kasih sayang, perlindungan, kesejahteraan, petunjuk/ dipimpin, kesehatan dan rizki. “Ya Allah, Ampunilah aku, kasihinilah aku, lindungilah aku, angkatlah derajatku/ sejahterakanlah aku, berilah aku petunjuk/ pimpinlah aku, jadikanlah aku sehat, dan berilah aku rizki.

4. Motivasi

(22)

Hubungan antara motif dan motivasi adalah motif merupakan energi psikologis atau kita sebut sebagai sumber energi. Energi dari motif-motif yang dirasakan individu membentuk kekuatan psikologis (motivasi) dalam diri individu yang mengarahkan perilaku dan mengaktifkan perilaku. Analogi yang diharapkan memudahkan anda memahami kita akan membandingkan motif dan motivasi dengan aliran listrik. Energi listrik dari alam maupun buatan (motif) kemudian diolah dan ditampung dalam generator disalurkan melalui peralatan elektronik untuk menyalurkan energi, menyala menjadi cahaya dengan fasilitas lampu dan saklar lampu (motivasi). Semakin kuat seseorang menggantungkan sumber motivasinya pada kebutuhan fisiologis berarti semakin rendah motivasinya. Sebaliknya, semakin kuat seseorangmenggantungkan sumber motivasinya pada kebuthan psikologis berarti semakin tinggi motivasinya. Agamapun punya ukuran yang sama. Semakin kuat seseorang mengandalkan dirinya sebagai bekal untuk menuju Tuhan (beriman), semakin tinggilah motivasinya. Inilah yang sering disebut keikhlasan dalam beribadah (pengabdian). Sebaliknya, semakin kuat seseorang mengandalkan Tuhan dan nasib, sampai-sampai “kapsitas dirinya” hilang, justru sxemakin rendah mitivasinya A.N Ubaedy : 41)

Kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan peserta didik harus dapat dikenali dan diolah sehingga menjadi motivasi. Motivasi yang berkembang baik instrinsik maupun ekstrinsik membuat peserta didik siap dan mampu belajar. Kesiapan dan kemampuan peserta didik belajar diharapkan mendukung perolehan hasil belajar yang maksimal sehingga pada akhirnya mencapai perkembangan yang optimal.

(23)

digunakan/ diluangkan individu untuk beraktivitas; (4) ketahanmalangan, seberapa kuat individu menghadapi dan menyelesaikan berbagai tantangan, hambatan. dan kesulitan dalam beraktivitas; (5) Hasil, bagaimana kualitas perilaku. Ketepatan pengambilan keputusan, kecepatan mengerjakan, harmonisasi keterampilan yang ditampilkan, dan kreativitas.

Memiliki tujuan yang jelas dan tegas dingatkan oleh Allah dalam Qs Al-Isra (17) : 36 “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaranmu, penglihatanmu dan hati nurani, semua itu akan dimintai pertangungjawaban”.

C.I. RANGKUMAN

Manusia sebagai individu adalah makhluk yang tidak pernah berhenti berperilaku sebagai manifestasi individu hidup. Perilaku individu secara umum terjadi karena faktor yang datang dari dalam diri individu atau disebut dengan faktor internal, faktor yang datang dari luar individu atau juga disebut faktor ekternal, serta dipengaruhi oleh kematangan baik fisik maupun psikologis. Kualitas perilaku tergantung pada energi psikologis yang menggerakkan perilaku. Energi psikologis terbangun atas`dasar kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan individu, sehingga menjadi arah dan kekuatan berperilaku untuk mencapai tujuan. Pemahaman pendidik terhadap motif dan motivasi peserta didik membantu pendidik menciptakan lingkungan pembelajaran yang dapat menstimulasi peserta didik mencapai hasil belajar yang optimal.

D.I. TES FORMATIF 1. Perilaku adalah

a. Kegiatan yang dilakukan oleh manusia b. Tingkah laku makhluk hidup

c. Akivitas yang menunjukkan makhluk hidup, hidup d. Aktivitas yang menunjukkan manusia hidup

2. Aktivitas tidak dapat dikontrol oleh individu karena individu berada dalam kondisi.

(24)

b. Tidak sadar c. Menyadari d. Tidak menyadari

3. Pendidik harus sensasional, sehingga memperoleh perhatian dari peserta didik, maksudnya

a. Melakukan aktivitas yang menstimulasi alat-alat dria individu b. Melakukan aktivitas yang menarik perhatian

c. Melakukan aktivitas yang mengagetkan atau tidak biasa d. Melakukan aktivitas yang dibutuhkan oleh peserta didik 4. Lingkungan efektif adalah

a. Segala sesuatu yang berada di luar individu b. Segala sesuatu yang berada disekitar individu c. Segala sesuatu yang menstimulasi perilaku individu

d. Segala sesuatu diluar individu yang bermakna bagi individu

5. Individu berperilaku karena individu menginginkan sesuatu. Keinginan individu disebut juga

a. Kebutuhan b. Niat

c. Tujuan d. harapan

6. Keinginan individu berperilaku sehingga memperoleh manfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain dapat kita sebut dalam istilah

a. Kesalehan sosial b. Kebutuhan bersama c. Ekologis

d. Kepekaan sosial

7. Kesadaran sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa membuat individu berperilaku.

a. Individu memeluk agama

(25)

d. Individu menjalakan perintah agama

8. Pendekatan yang memandang perilaku dipengruhi baik oleh faktor internal maupun eksternal adalah :

a. humanistik b. behavioral c. konvergensi d. religius

9. Hubungan motif dengan perilaku adalah a. Motif menggerakkan perilaku

b. Motif energi untuk berperilaku

c. Motif kekuatan yang mendorong perilaku

d. Motif energi psikologis yang menggerakkan perilaku 10. Kuat rendahnya motivasi seseorang dapat didentifikasi dari :

a. Motif yang melatarbelakanginya

(26)

B.II. KEGIATAN BELAJAR 2

MEKANISME PERILAKU

Berapa banyak kebutuhan yang kita rasakan setiap hari. Mari kita hitung, sejak bangun tidur hingga tidur lagi. Bangun tidur individu butuh kesegaran, ada yang memenuhi dengan mandi, berolah raga ringan, minum kopi, maupun berbaring. Setelah segar individu butuh merapihkan diri, setelah itu butuh makan, butuh memperoleh ilmu, bertemu teman, mencari barang, beristirahat, dan seterusnya. Banyak sekali tak terhitung. Apa saja perilaku individu ?, bagaimana mekanisme perilaku dari dirasakan kebutuhan hingga tercapai tujuan, apa yang terjadi pada individu manakala tujuan tidak tercapai.

1. Jenis-Jenis Perilaku

Jika kita tahu jenis perilaku yang dilakukan oleh orang lain atau perilaku yang ingin ditampilkan oleh orang lain, maka kita dapat menciptakan stimulus yang tepat. Perilaku dapat dibedakan dalam beberapa kelompok sebagai berikut. a. Perilaku kasat mata dan perilaku tidak kasat mata

Perilaku kasat mata yaitu perilaku yang dapat dilihat oleh mata, seperti berbicara, berlari, melukis, berkedip, menggergaji dan diam. Perilaku tidak kasat mata adalah perilaku yang tidak nampak oleh mata, seperti sistem respirasi, berpikir, dan berperasaan.

Perilaku kasat mata dapat diukur dan diobservasi sehingga dapat diidentifikasi sebagai indikator atau fenomena suatu peristiwa. Perilaku tidak kasat mata hanya dapat diidentifikasi dari hasil perilaku.

(27)

tembok penjara dapat dihasilkan banyak karya sebagai hasil berpikir, belajar dan berperasaan.

b. Perilaku sadar dan perilaku yang tidak sadar

Perilaku sadar adalah perilaku yang dilakukan dalam kontrol otak atau dalam system neuromuscular. Stimulasi dari lingkungan diterima oleh ujung syaraf efektor diteruskan melalui sel-sel syaraf menunju sel syaraf pusat yang ada pada otak, kemudian atas perintah otak terhadap sel-sel syaraf memberikan respon melalui ujung syaraf reflektor.Individu melakukan perilaku perilaku secara sadar. Individu tahu menjadi bagian dari lingkungan di sekitarya.

Perilaku tidak sadar individu sama sekali tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya, kehilangan kontrol atas dirinya. Perilaku tidak sadar pada saat individu masuk pada kondisi ketidaksadaran. Kondisi ketidaksadaran dapat bersifat fisik seperti tidur, pingsan, koma, sakau (dalam pengaruh obat yang mengandung napza/atau pengguna napza) atau mabuk. Dapat juga bersifat psikologis seperti trance (kesurupan) atau psizhoprenia (orang yang mengalami sakit jiwa dalam bahasa awam orang menyebut sebagai orang gila. Individu yang mengalami psizhoprenia secara psikologis berada dalam alam bawah sadar, lingkungannya adalah lingkungan pada alam bawah sadar bukan lingkungan nyata, lingkungan yang ada pada pikiran dan perasaannya. Secara nyata kita melihat orang yang psizhoprenia aneh karena berbicara sendiri, padahal menurut individu yangmenderita psizhoprenia dia sedang berbicara dengan dengan banyak orang yang ada pada alam bawah sadar.

(28)

yang diberikan tentu harus dengan mempertimbangkan kuat lemahnya sehingga tidak menjadikan individu mengalami cedera. Bantuan secara medis dan psikologis diberikan oleh individu yang professional mengampu yaitu dokter ahli psikiatri. Bantuan berupa obat, detoksinasi dan bentuk-bentuk intervensi terapetis. Pada saat ini juga dikenal metode rukyah, dimaksudkan untuk menghilangkan gangguan-gangguan yang mempengaruhi keyakinan seseorang.

Pendidik mendorong setiap peserta didiknya untuk berada pada kondisi kesadaran. Pengenalan kondisi ketidaksadaran dimaksudkan untuk memberikan upaya/ bantuan awal jika terdapat peserta didik yang mengalami kondisi ketidaksadaran dan pada tahap selanjutnya mereferal atau merujuk penangan pada ahli.

c. Perilaku yang disadari dan perilaku yang tidak disadari

Perilaku yang disadari adalah perilaku yang dilakukan dalam kondisi sadar dan diinginkan atau disengaja untuk dilakukan. Stimulasi yang datang dari lingkungan maupun diri sendiri baik dalam bentuk informasi, data atau fakta diolah/ dimanipulasi/ dikoordinasikan dalam otak (melalui proses berpikir) menjadi keputusan berperilaku. Misalnya menulis, individu menulis atau membuat catatan berdasarkan apa yang dirasakan perlu untuk dicatat atau karena memiliki tujuan tertentu. Individu berperilaku atas dasar pertimbangan-pertimbangan pikiran atau perasaan individu terhadap stimulasi. Kuat lemahnya perilaku disadari tergantung pada kuat lemahnya perhatian yang diberikan individu terhadap stimulasi.

(29)

hidung secara berkala. Pada saat kita tanyakan apakah kepalanya berat, atau apakah ada menggoyangkan kaki karena mengikuti irama musik, atau apakah ada sesuatu diujung hidung yang ingin dibuang/ dihilangkan, pasti jawabannya tidak dan individu tidak dapat menjelaskan kenapa. Individu menyangga kepalanya karena alam bawah sadar memerintahkan untuk memperhatikan dengan sepenuhnya atau merasa nosan terhadap apa yang disampaikan. Individu menggoyangkan kepalanya karena secara tidak disadari merasa sangat nyaman atau merasa kakinya pegal. Individu memegang ujung hidungnya karena secara tidak sadar berpikir tentang hidungnya mungkin merasa sangat bagus atau merasa terganggu. Contoh lain individu menuliskan nama seseorang diantara tulisan yang sedang ditulisnya karena memang pikiran bawah sadarnya teringat atau mengenang peristiwa manis yang dialami bersama orang yang namanya ditulis.

(30)

benar juga. Kita tidak berharap individu melakukan perilaku tidak disadari dalam kondisi tidak sadar karena kita tidak dapat meminta pertanggung jawaban atas perilaku yang dilakukan. Pemahaman dan kemampuan mengerjakan matematika tidak terampilkan jika individu mempelajari dan mengerjakan matematika dalam mimpi.

d. Perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor

Bloom mengkarifikasi perilaku menjadi perilaku kognitif, afektif, psikomotor dan konatif dalam konteks pendidikan dan ranah hasil belajar. Bloom menyebutnya sebagai taxonomy karena menunjukkan tingkatan perilaku yang ditampilkan sebagia hasil pendidikan. Perilaku kognitif atau ranah kognitif adalah perilaku yang berkenaan dengan pikiran, nalar individu dan hasil berpikir baik berupa kemampuan/ keterampilan berpikir, persepsi, pengetahuan, pemahaman, gagasan/ ide, dan kemampuan memecahkan masalah. Menurut Bloom terdapat enam tingkatan perilaku kognitif yaitu knowledge atau pengetahuan, Comprehension atau pemahaman, application atau aplikasi, analysis atau analisis, synthesis atau sintesis dan evaluation atau evaluasi.

Deskripsi perilaku untuk masing-masing ranah kognitif sebagai berikut. 1) Pengetahuan adalah kemampuan individu untuk mengingat kembali materi yang telah dipelajari, meliputi kemampuan individu menyebutkan kembali konten materi, menyampaikan data/ fakta dari suatu teori secara lengkap, dan memaparkan informasi secara tepat. Secara operasional misalnya peserta didik diminta untuk menyebutkan kembali suatu definisi, tanggal, peristiwa, atau informasi tertentu. Contoh : Sebut rukun iman ……… (Iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada rasul, iman kepada hari ahirat, dan iman kepada takdir baik dan takdir buruk)

(31)

peristiwa yang akan terjadi baik dampak maupun konsekwensi.Secara operasional misalnya peserta didik diminta memberikan contoh dari suatu konsep. Contoh : Berilah contoh perilaku orang yang musrik ……… (meminta pertolongan pada dukun, mempercayai ramalan bintang, menyakini pertolongan dari benda-benda yang dianggap pusaka, meminta pertolongan dari orang-orang yang telah meninggal yang dianggap memiliki kekuatan)

3) Aplikasi adalah kemampuan individu mempergunakan materi yang telah dipelajari pada situasi nyata atau baru, meliputi mempergunakan mengapliaksi pikiran dalam aturan, metoda, konsep, prinsip, hukum maupun teori. Secara operasional misalnya individu diminta menjelaskan suatu perilaku dalam situasi yang berbeda. Contoh : setiap individu diwajibkan untuk melaksanakan sholat. Jelaskan bagaimana individu tetap sholat manakala individu berada dalam keadaan terbaring sakit dan tidak boleh bangun dari tempat tidur. ……. (sholat sambil tidur, tayamum dengan debu dari tempat tidur atau tembok kamar yang dapat dijangkau, meniatkan sholat tidak perlu memutar tempat tidur menghadap kiblat, takbir, membaca iftitah, membaca alfatihah, membaca surat pendek, takbir, ruku dengan isyarat mata (menutup mata), i’tidal, sujud juga dengan isyarat mata (menutup mata), duduk diantara dua sujud (membuka mata), sujud (menutup mata kembali)).

(32)

dimalam hari, perbedaanya sholat tarawih hanya pada bulan ramadhan, sholat tahajud tidak terbatas bulan)

5) sintesis adalah kemampuan individu untuk mengambil bagian dari beberapa konsep atau system menjadi suatu konsep atau system baru,meliputi mengembangkan suatu komunikasi yang unik berdasarkan suatu tema bahasan, merencanakan suatu tindakan / menyusun suatu prososal kegiatan, menyusun skema/ diagram/ abstrak tentang suatu informasi. Secara operasional misalnya individu menyusun rencana kegiatan untuk mengembangkan kesadaran terhadap suatu peristiwa. Contoh mendorong anak-anak membuat kegiatan yang menjelaskan tidak perlu peringatan hari valentine karena kasih sayang terjadi setiap hari setiap saat tidak perlu momen khusus dan kasih sayang bukan hanya dengan kekasih. Peserta didik merancang aktivitas utnuk menyayangi diri sendiri dengan memperoleh informasi yang diperlukan, menyayangi sesame dengan menyisihkan uang jajan untuk infak bagi teman-teman yang tidak mampu membayar atau tidak memiliki biaya pendidikan, menyayangi masyarakat dengan mengadakan kerja bakti disekitar sekolah sehingga lingkungan menjadi sehat.

(33)

Islam mewajibkan setiap muslim untuk memiliki pengetahuan, menguasai informasi dan memiliki keterampilan berpikir untuk menjalani kehidupan. Qs Al-Alaq (96) : 1 “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan”

Perilaku afektif adalah perilaku yang berkenaan dengan perasaan dan emosi individu, meliputi minat, sikap, apresiasi, keterlibatan emosional, kemampuan mengekspersikan perasaan dan mengendalikan emosi, kepatuhan dan keyakinan secara psikologis, metode-metode atau cara untuk menyesuaikan diri, hingga hasil pengolahan rasa dalam berbagai bentuk hasil cipta, karya dan karsa. Tingkatan perilaku afektif adalah receiving atau menerima responding atau merespon/ menanggapi, valuing atau menilai/ menghargai , organization atau mengorganisasi, characterization by a value or value complex atau menjadi karakteristik diri berdasarkan suatu nilai atau terinternalisasi dalam diri menjadi system nilai.

Deskrpsi perilaku untuk masing-masing tingkatan ranah afektif sebagai berikut.

1) Menerima adalah kesedian individu untuk menerima stimulasi, meliputi : mendengarkan, memperhatikan, membantu, menyimpan, mengikuti perintah, mengikuti proses pembelajaran, peka terhadap kebutuhan dan permasalasahan sosial, menerima perbedaan, dan melaksanakan aktivitas yang dirancang. Contoh, peserta didik mengajukan pertanyaan setelah guru selesai memberikan paparan. 2) Merespon adalah berpartisipasi secara aktif menjadi bagian dari

(34)

3) Menilai adalah menunjukkan suatu keyakinan atau penilaian terhadap suatu objek, fenomena atau perilaku. Meliputi menunjukkan keyakinan dalam proses demokrasi, mengapresiasi bacaan, hasil karya seni secara baik, mengapresiasi peran ilmu pengetahuan atau berbagai materi pelajaran dalam kehidupan keseharian, menunjukkan perhatian terhadap kesejahteraan orang lain, menunjukkan sikap menyelesaikan masalah dan menunjukkan komitmen terhadap perubahan sosial. Contoh peserta didik menghargai pendapat teman dalam diskusi, membuang sampah pada tempatnya, tidak merusak fasilitas umum.

4) Mengorganisasi adalah mentolerasi kegiatan-kegiatan yang berbeda keyakinan, menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi karena adanya perbedaan, dan memulai membangunsistem nilai internal secara konsisten. Meliputi mengembangkan keebutuhan keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab (seimbang dalam memenuhi hak dan kewajina), mengembangkan peran pada perencanaan yang sistematik untuk menyelesaikan masalah, menerima tanggungjwab atau perikaku yang dilakukan (menerima konsekwensi atas perbuatan), memehami dan menerima kekuatan dan kelemahan diri dan orang lain (mengetahui batasan-batasan kemampuan diri dan menghargai kemampuan orang lain), memformulasikan atau mengembangkan perencanaan kehidupan berdasarkan harmonisasi kemampuan, minat dan keyakinan. Contoh peserta didik mengambil peran membersihkan kaca pada saat membrsihkan kelas karena bagian tersebut belum ada yang bertanggungjawab.

(35)

masalah, menunjukkan sikap membangun, disiplin diri dan tepat waktu, memiliki kebiasaan menjaga kesehatan serta menunjukkan rasa aman dan percaya diri. Contoh : peserta didik tidak mau menyontek pada saat ulangan, jujur pada saat jajan dikantin, mengembalikan barang milik orang lain yang dipinjam.

Perilaku psikomotorik adalah bentuk-bentuk tindakan/ gerakan motorik yang terkoordinasi melalui system neuromuscular. Gerakan meliputi motorik halus maupun motorik kasar yang sederhana hingga yang kompleks dengan harmonisasi.Tingkatan perilaku pada ranah psikomotorik adalah: perception atau persepsi, set atau kelengkapan, guided respons atau respon terbimbing atau resp[ons terstruktur, mechanism atau mekanistis, complekx overt response atau respon tindakan secara kompleks, adaptation atau adaptasi, dan origination atau pengembang gagasan.

Deskripsi perilaku untuk masing-masing tingkatan ranah psikomotorik sebagai berikut.

1) Persepsi adalah menggunakan kepekaan organ untuk melakukan aktivitas motorik. Meliputi menggerakkan badan mengikuti musik secara spontan, memilih musik untuk mengiringi gerakan, memilih makanan berdasarkan rasa, berjalan perlahan dijalan yang licin. Contoh peserta didik menggambar berdasarkan apa yang dilihat dari benda.

2) Set adalah kesiapan untuk melakukan berbagai tindakan. Kesiapan baik secara mental, fisik maupun emosional. Meliputi mengetahui tahapan gerakan secara simulatan dan berkesimbungan dalam suatu aktivitas, menunjukkan kemampuan untuk menerima atau menangani lemparan bola atau benda, menunjukkan gerakan yang efisien dalam mengerjakan suatu aktivitas baik menggunakan alat atau tanpa menggunakan alat. Contoh : peserta didik menari mengikuti irama dan contoh guru.

(36)

dari nstruktur), berlatih dan mencoba (menggunakan berbagai pendekatan untuk merespon secara tepat), menunjukkan keterampilan melakukan permainan, mendemonstrasikan tindakan pertama menangani kecelakan atau kondisi krisis, membedakan secara jelas tahapan-tahapan yang harus dilakukan pada suatu aktivitas secara harmonis. Contoh peserta didik menari dalam kelompok, bermain menjadi anggota tim sepakbola atau permainan olah raga lainnya. 4) Mekanisme adalah keterampilan melakukan gerakan sebagai erakan

yang sangat dipahami, dikuasai sehingga ditampilkan dengan ahli dan percaya diri. Meliputi menulis dengan cepat, rapih dan terbaca, menata keperluan labolatorium, mengoperasikan suatu benda,mendemosntrasikan keterampilan menari. Contoh peserta didik menulis dengan rapih dan cepat, menggunting bagian-bagian gambar secara detail tanpa kesalahan, mempergunakan computer dengan trampil.

5) Gerakan kompleks atau unjuk perilaku dari gerakan-gerakan motorik dengan keterampilan penuh atau keahlian penuh. Indikator keahlian adalah cepat, lembut, tindakan akurat, menggunakan energi yang minimum. Meliputi keterampilan mengendarai kendaraan, keterampilan melakukan permainan, keterampilan mempergunakan peralatan elektronik, keterampilan menggunakan peralatan musik, keterampilan akademik yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Contoh : peserta didik dapat memasukkan bola dengan akurat ke jarring pada permainan bola basket, atau memakul bola pingpong dengan kecepatan tertentu sehingga tidak dapat dijangkau oleh lawan.

(37)

dalam gaya tertentu/ gaya khusus yang menjadi ciri khas, mempergunakan ujung gunting untuk membuka baut karena tidak ada obeng.

7) Keaslian adalah mengkreasi gerakan untuk kesehatan, menyelesaikan suatu permasalahan atau menghasilakna suatu karya seni. Contoh mengkreasi gerakan tarian, mengkreasi komposisi musik, mendesain pakaian, mendesain suasana kelas untuk keperluan pesta 17 agustusan.

Penguasaan pendidik terhadap ranah perilaku sangat bermanfaat dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Penetapan indikator perilaku yang diharapkan sebagai hasil belajar harus meliputi ketiga ranah dan memperhatikan tingkatan ranah. Penetapan tingkatan ranah menunjukkan kualifikasi kualitas perilaku peserta didik terhadap materi dan proses pembelajaran. Penetapan tingkatan ranah berimplikasi pada penetapaan dan pelaksanaan strategi pembelajaran hingga tercapai hasil belajar yang diharapkan. Instrumen evaluasi untuk mengukur dan memperoleh timbal balik keberhasilan proses dan hasil pembelajaran disusun utuk mengukur pencapaian tingkat ranah yang ditetapkan.

e. Perilaku instingtif adalah perilaku yang dilakukan secara spontan oleh individu karena individu merasa berada dalam kondisi terancam atau harus mempertahankan diri. Perilaku instingtif juga sering disebut sebagai perilaku refleks karena dilakukan secara spontan. Contoh kita secara spontan menggosok mata kita pada saat dirasakan ada benda yang masuk ke mata, secara spontan berteriak pada saat tangan kita terjepit atau tertusuk sesuatu, segera kita menarik buku pada saat ada air yang tumpah dekat buku yang sedang kita tulis.

f. Perilaku bertujuan

(38)

Perilaku bertujuan juga disebut perilaku mekanistis karena perilaku yang dilakukan merupakan pengulangan dari perilaku yang menghasilkan kesenangan atau ketercapaian tujuan. Contoh peserta didik mengulang berbohong mencari alasan pada saat lupa tidak mengerjakan tugas sekolah karena sebelumnya daoat terhindar dari hukuman guru dengan mempergunakan alasan yang sama.

Pada suatu peristiwa individu tidak hanya menunjukkan atau melakukan satu perilaku tetapi berbagai jenis perilaku secara bersamaan atau secara simultan. Pada saat peserta didik berada didalam kelas mengikuti pembelajaran hampir semua jenis perilaku terjadi. Coba identifikasi berbagai jenis perilaku dan bentuk perilaku yang dilakukan oleh peserta didik di dalam kelas. Tuliskan jawaban anda dalam tabel berikut.

No Jenis Perilaku Deskripsi perilaku Contoh Perilaku tidak kasat mata Mengingat seseorang

(indikasi yang nampak mengerutkan kening, termenung, sebentar-bentar mengamati orang yang dirasa pernah dikenal)

1 2 3 4 5 6 7

(39)

2. Mekanisme Perilaku

Apa yang membuat individu berperilaku telah dipaparkan pada kegiatan 1, bagaimana proses berperilaku hingga mencapai tujuan, divisualisasikan pada diagram 1.1 berikut.

Diagram 1.1 Mekanisme perilaku

(40)

homoestatis sehingga manakala individu memperoleh kepuasan karena tujuan tercapai individu akan merasakan kebutuhan yang baru. Upaya pemenuhan kebutuhan, perfilaku yang dilakukan dan kepuasaan yang dirasakan bilamana dilakukan secara berulang oleh individu menjadi gaya hidup individu. Bilamana tujuan tidak tercapai atau gagal individu harus melakukan penyesuaian diri agar tetap berada pada kondisi homoestatis (seimbang secara fisik dan psikologis/ psikhis).. Individu yang dapat menyesuaikan diri dengan merubah tujuan, memperbaiki perilaku dan mentoleransi kegagalan adalah individu yang sehat secara psikologis. Individu yang tidak mampu mengatasi hambatan untuk mencapai tujuan, tidak dapat menerima kegagalan pencapaian tujuan, atau tidak dapat menyesuaikan diri akan mengalami frustrasi.

Pemahaman terhadap mekanisme perilaku menuntun anda untuk menganalisa perilaku individu khususnya peserta didik anda.

Contoh. Ani seorang murib ibtidaiyah kelas 2 diantar ke ruang guru oleh teman-temanya dalam kondisi habis menangis. Menurut teman-teman yang mengantarnya Ani terjatuh di halaman karena terdorong oleh Ali yang sedang mengejar bola sepak. Ani menceritakan peristiwanya, setelah memperoleh minum dan kakinya yang terluka diberi obat merah, ani terseyum kembali dan minta ijin untuk kembali bermain bersama teman-teman.

Kebutuhan yang dirasakan ani adalah kebutuhan kasih sayang karena merasa sakit, perilaku yang ditampilkannya menangis, tujuannya agar memperoleh dukungan atau perhatian dan penggobatan dari orang lain untuk menghilangkan rasa sakitnya. Peroleh pengobatan dan ketenangan membuat ani merasa kebutuhan baru yaitu bermain kembali bersama teman-teman.

Coba sekarang anda analisis kasus berikut :

Andi murid kelas 4 ibtidaiyah sedang mengikuti pelajaran menggambar . Andi bersemangat menggambar. Ali temannya mendekat dan menanyakan gambar andi. Andi menjawab sambil tetap menggambar. Ali tertarik dengan gambar Andi , mendekatkan diri dan secara tidak sadar pensil yang dibawanya mencoret gambar Andi. Andi berteriak marah dan merobek kertas gambarnya

(41)

3. Tujuan perilaku

Pemenuhan kebutuhan dan aktivitas/ perilaku dilakukan untuk mencapai tujuan. Pencapaian tujuan membuat individu merasakan kepuasan / kebahagiaan. Peningkatan kebutuhan dan kualitas perilaku membuat tujuan perilaku juga meningkat. Peningkatan tujuan perilaku sesuai peningkatan hirarki kebutuhan membuat kualitas individu menjadi lebih baik dan sehat.

Individu harus belajar merencanakan kehidupannya dengan menetapkan tujuan hidup yang jelas. Di implementasikan menjadi tujuan-tujuan antara, dan target-target perilaku secara khusus. Tujuan yang jelas mendorong persepsi positif terhadap kebutuhan. Secara psikologis tujuan yang menjelas mengembangkan persepsi diri, penghargaan diri dan konsep diri yang positif. Pencapaian tujuan meningkatkan penghargaan diri.

Peserta didik seyogyanya memperoleh pengalaman belajar untuk : 1) mengembangkan persepsi yang positif terhadap pendidikan, sekolah, mata pelajaran, pendidik dan peserta didik yang lain; 2) menetapkan target pencapaian hasil belajar khususnya nilai ingin dicapai berdasarkan harapan diri terhadap penguasaanmateri pembelajaran; 3) memperoleh model pebelajar dari guru (guru sebagai model individu yang senang belajar dan selalu belajar); 4) mengembangkan keterampilan belajar sesuai tuntutan akademik sekolah; 5) mengembankan cita-cita dan harapan untuk meraih cita-cita.

4. Penyesuaian diri

(42)

menguntungkan bagi individu (tujuan) disebut dengan penyesuaian diri (Nana Syaodih, 2004: 57).

Pada saat individu berperilaku dan tidak dapat mencapai tujuan perilaku individu harus melakukan penyesuaian diri sehingga kembali mendekatkan diri individu terhadap tujuan. Penyesuaian diri dapat dilakukan secara autoplastic yaitu dengan mengubah diri sendiri baik itu mengubah tujuan, cara atau bentuk perilaku, dan kepribadian serta menerima kegagalan secara realistis. Contoh peserta didik memperoleh nilai kurang dalam suatu mata pelajaran. Peserta didik mengubah cara belajar sehingga dapat memahami semua materi pelajaran. Cara lain untuk menyesuaikan diri adalah alloplastic atau mengubah lingkungan. Hal– hal yang ada dalam lingkungan di ubah sehingga dapat menstimulasi atau sesuai dengan kebutuhan individu. Contoh Peserta didik mengusulkan adanya perpustakaan agar dapat memperoleh sumber belajar yang lebih banyak untuk memperoleh nilai yang lebih baik, atau peserta didik meminta guru untuk memberikan pelajaran tambahan agar lebih memahami materi pelajaran.

Individu yang sehat secara psikologis adalah individu yang mampu menyesuaikan diri. Pada kenyatatanyaan banyak individu yang tidak mampu menyesuaikan diri secara sehat karena tidak mampu mentoleransi frustasi dan membuat pertahanan diri sebagai upaya mencapai kondisi homostatis atau keseimbangan. Individu tampil dalam perilaku yang salah suai. Perilaku salah suai meliputi:

1) marah, individu mempertahankan diri dengan kemarahan dari mulai mendelik, mengomel, mengatai-ngatai, berteriak-teriak, mengancam, memusuhi, memukul atau tindakan fisik yang lain menyakiti sampai dengan merusak

(43)

3) kompensasi, individu mempertahanan diri dengan mengalihkan kegiatan atau perilaku pada perilaku lain yang dianggap dapat menyalurkan kebutuhan atau memenuhi kepuasan, dari mulai mengalihkan perhatian misalnya ngobrol karena merasa bosan atau makan pada saat merasa marah atau sedih, ikut sasana tinju untuk menyalurkan energi ingin berkelahi, menjahili teman agar menjadi orang popular, bersikap berkuasa untuk menutupi ketakutan atau kelemahan karena tidak mampu dalam mata pelajaran hingga mengambil barang orang lain atau merampas kemerdekaan orang lain untuk memperoleh keutungan dari orang yang dianggap telah mennyakiti.

4) proyeksi, individu mempertahankan diri menyalahkan lingkungan diluar dirinya baik orang benda, keadaan atau situasi yang membuat diri tidak dapat memenuhi tuntutan lingkungan dari mulai menyalahkan keadaan yang biasa atau mungkin terjadi misalnya mengatakan macet pada saat kesiangan, mengatakan orang menyakiti atau tidak menyukai pada saat tidak lulus, hingga mencari kambing hitam yang dapat dipersalahkan atas apa yangmenimpa diri baik dari mulai yang mempunyai hubungan langsung rasional hingga tidak memiliki hubungan apa-apa dan tidak rasional, misalnya memukul meja pada saat terjatuh karena tidak memperhatikan ada meja

5) sublimasi, individu mempertahankan diri dengan mengalihkan kegiatan dengan mngubah tujuan yang masih dekat dengan tujuan semula, sperti menjadi perawat pada saat tidak dapat menjadi dokter, menjadi pacara dokter karena tidak dapat menjadi dokter

6) regresi, individu mempertahankan diri dengan berperilaku seperti anak-anak agar orang lain memaklumi atau terpaksa memenuhi keinginan individu. Misalnya menangis berguling-guling yang membuat orang tua akhirnya membolehkan membeli barang yang diinginkan.

(44)

Islam mengajarkan untuk bertawakal pada Allah manakala kita memperoleh hambatan atau kegagalan, sebagai mana Qs Ali-Imran (3) : 160 “Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkan kamu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak member pertolongan), maka siapa yang dapat menolongmu setelah itu?, karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal.

C.II. RANGKUMAN

Perilaku individu dapat diidentifikasi dari jenis-jenis perilaku. Jenis-jenis perilaku berhubungan dengan pengkatagorian dan latar belakang atau faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku. Proses individu berperilaku hingga mencapai tujuan disebut dengan mekanisme perilaku. Mekanisme perilaku yang terus menerus dilakukan oleh individu sehingga menjadi cirri khas individu disebut dengan gaya hidup dari individu. Kebutuhan berperilaku terpenuhi manakala tercapai tujuan perilaku. Pada saat tujuan tercapai individu akan merasakan kepuasan atau kebahagiaan. Perilaku berada dalam interaksinya dengan lingkungan, individu harus menyesuaikan diri agar dapat mencapai tujuan perilaku baik dengan cara mengubah diri maupun mengubah lingkungan. Individu yang mengalami kegagalan pencapaian tujuan seringkali melakukan penyesuaian diri secara tidak sehat atau berperilaku salah suai.

D.II TES FORMATIF 1. Perilaku disadari adalah

a. perilaku yang dilakukan dalam kondisi sadar b. perilaku yang diinginkan oleh individu

(45)

2. Nurturance efec a. dampak perilaku

b. perilaku positif yang tidak disadari individu sebagai sebagai dampak stimulasi c. konsekwensi perilaku individu

d. kebiasaan karena perilaku dilakukan berulang-ulang 3. Contoh perilaku kognitif adalah

a. menulis cerita fiksi b. mengagumi gambar c. beribadah secara teratur

d. menari mengikuti irama musik 4. perilaku instingtif

a. perilaku tidak sengaja b. perilaku spontan

c. perilaku tidak terkendali

d. perilaku tidak sadar 5. konflik

a. pertentangan dengan orang lain

(46)

6. frustrasi

a. kondisi psikologis karena tujuan berperilaku tidak tercapai b. perasaan tertekan pada diri individu

c. pertentangan batin untuk memutuskan perilaku

d. rasa kehilangan, ketakutan dan rasa sakit karena peristiwa yang dialami 7. gaya hidup adalah

a. trend berperilaku

b. cara individu menampilkan diri c. kebutuhan yang menetap

d. mekanisme perilaku individu yang menjadi ciri pribadi 8. penyesuan diri

a. kemampuan individu berinteraksi dengan lingkungan b. kemampuan individu mengubah lingkungan

c. kemampuan individu mengubah diri sesuai tuntutan lingkungan d. kemampuan individu beradaptasi dengan kondisi lingkungan 9. salah suai

a. kesalahan berperilaku

b. ketidaknyamanan individu untuk mengikuti tuntutan lingkungan c. frustrasi yang berkepanjangan

(47)

10. rasionalisasi

a. berperilaku dengan rasional

b. mencari alasan dengan menyalahkan lingkungan

c. merasionalkan alasan sehingga perilaku dimaklumi benar d. merubah tujuan agar memperoleh kepuasan

B. GLOSARIUM

Atensi : perilaku individu dalam bentuk perhatian sebagai respon terhadap stimulus

Frustrasi ; kondisi ketidaknyamanan secara psikologis yang dirasakan individu karena individu mengalami konflik yang berkepanjangan, hambatan untuk berperilaku atau mencapai tujuan perilaku, dan kegagalan mencapai tujuan. Homeostatis : kondisi keseimbangan psikologis yang diharapkan individu Kesadaran : dunia nyata realiastis yang disadari dan dalamkontrol individu berdasarkan pandangan psikoanalisa

Nurturance effect : dampak pengiring, perilaku yang tidak disadari yang dirancang dapat ditampilkan oleh individu sebagai dampak dari penciptaan stimulasi karena mengintervensi alam bawah sadar

Perilaku : manifestasi hayati kehidupan makhluk hidup

Sensasi : Stimulasi yang ditangkap atau member pengaruh pada alat dria individu

Stimulus : perilaku, keadaan, situasi, peristiwa yang memberikan pengaruh pada individu secara langusng maupun tidak langsung

C. DAFTAR PUSTAKA

(48)

Albani Muhammad Nashiruddin, Alih bahasa Muhamad Thalib, 2005, Sifat Shalat Nabi, Yogyakarta : media Hidayah

Bloom Benjamin S., 1976, Human Characterictics and school Learning, New York ; McGrawm-Hill Book company

Franndsen Arden N., 1957, How Children learn, New York : McGraw-Hill Book Company, Inc

Gronlund Norman E, 1978, Stating Objectives for Classroom Instruction, second edition, New York : Macmillan Pblishing Co., Inc.

Syaodih Nana, 2004, landasan Psikologis Proses Pendidikan, Bandung: Rosda Karya

Ubaaedy A.N, 2008, Ubah sikap meraih sukses, Jakarta : PT Perspektif Media Komunika Vision3

D. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF Kegiatan Belajar 1

1. C. Perilaku adalah manisfestasi kehidupan makhluk hidup. Bukan hanya manusia yang berperilaku, tetapi semua makhluk hidup. Pada konteks modul pembahasan perilaku dibatasi hanya pada manusia

2. B. Individu tidak menyadari perilaku yang dilakukan karena individu berada dalam kondisi tidak sadar atau ketidaksadaran

3. A. Perilaku manusia terjadi dalam konteks stimulus respon. Stimulasi yang membuat individu merespon disebut sensasi. Respon yang diberikan individu terhadap stimulus merupakan atensi atau perhatian. Stimulasi yang dapat menarik perhatian yang sangat kuat dari individu merupakan sensasi yang sangat kuat disebut juga sebagai sensasional.

4. D. Lingkungan adalah sesuatu yang berada di luar individu/ Lingkungan yang paling berpengaruh atau bermakna pada perilaku individu disebut lingkungan yang efektif.

(49)

menginginkan melakukan perilaku untuk mencapai tujuan. Keinginan individu untuk berperilaku disebut niat.

6. A. Pandangan ekologis faktor yang membuat individu berperilaku karena individu adalah makhluk sosial yang dalam kehidupannya menjadi bagian dari lingkungan sosialnya. Perilaku yang dilakukan individu-individu dalam kesatuan lingkungan sosial menciptakan peradaban. Pada saat individu memperhatikan kebaikan dan kebermanfaatan bagi orang lain dalam islam disebut dengan kesalehan sosial.

7. B. Perilaku menurut pandangan religius adalah ibadah sebagai perwujudan kesadaran diri adalah makhluk dari Yang Maha pencipta Tuhan Yang Maha Esa.

8. C. Pandangan konvergensi memandang individu berperilaku karena faktor herediter (internal), lingkungan (eksternal) dan kematangan (time).

9. D. Motif adalah energi psikologis yang menggerakkan perilaku

10. D. Kuat rendahnya motivasi seseorang dapat diidentifikasi dari : 1). Kejelasan tujuan, 2) frekwensi melakukan aktivitas, 3) lamanya waktu terlibat dalam melakukan aktivitas, 4) ketahanmalangan dalam mengerjakan aktivitas, 5) kualitas hasil atau perilaku yang ditampilkan.

Kegiatan belajar 2

1. C. perilaku disadari adalah perilaku yang dihasilkan melalui proses berpikir, stimulasi atau kebutuhan yang dirasakan individu diolah dalam pikiran individu sehingga diputuskan perilaku berdasarkan pertimbangan rasional, logis dan peka

2. B nurturance efek adalah perilaku positif yang dilakukan individu karena stimulasi yang diciptkan menginterfensi alam bawah sadar individu

3. A, perilaku kogitif adalah perilaku yang berhubungan dengan daya nalar atau pikiran individu. Menulis cerita fiksi berkenaan dengan kemampuan menuangkan pikiran dan kreativitas dalam bentuk tulisan.

(50)

5. C Pada suatu peristiwa individu dapat merasakan lebih dari satu kebutuhan, manakala individu merasakan kebimbingan atau kesulitan untuk memutuskan memilih perilaku individu mengalami konflik

6. A, frustrasi adalah kondisi psikologis yang dirasakan oleh individu manakala inidividu mengalami konflik yang berkepanjangan, tidak dapat mengatasi hambatan untuk mencapai tujuan dan kegagalan mencapai tujuan setelah berperilaku

7. D, gaya hidup adalah mekanisme perilaku yang secara berulang-ulang dilakukan oleh individu untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan sehingga menjadi cirri khas perilaku individu

8. A, individu berperilaku dalam interaksinya dengan lingkungan. Interaksi individu dengan lingkungan dapat dengan cara menerima lingkungan atau menolak lingkungan. Penerimaan individu terhadap lingkungan disebut dengan penyesuaian diri. Indiividu menyesuaikan diri dengan cara mengubah lingkungan atau mengubah diri.

9. D, Ketidakmampuan psikologis individu untuk menerima kegagalan, mentoleransi frustrasi, dan memenuhi tuntutan lingkungan secara sehat membuat individu melakukan upaya pertahanan diri agar tetap berada dalam kondisi homoestatis disebut dengan perilaku salah suai

Gambar

Gambar 1,1 beragam perilaku manusia
gambar 1.2 kesadaran dan ketidaksadaran
Gambar 1.3 Lingkungan yang nyaman

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Luaran yang diharapkan dari program ini adalah menciptakan rasa cinta terhadap lingkungan serta meningkatkan minat baca masyarakat dan anak serta mengembangkan kreasi atau

Dalam pelaksanaan penggunaan LCD proyektor dalam proses belajar mengajar ada satu hambatan yang terkadang mengganggu dalam proses pelaksanaan. Hambatan tersebut

Semakin banyak paparan media sosial pornografi yang diterima, semakin tinggi perilaku seksualnya (Ruspawan, 2014), hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

tersebut diketahui dari hasil prasiklus, siklus I, dan siklus II. Jumlah siswa yang mengikuti tes pada siklus I berjumlah 36 siswa dan siswa yang mencapai nilai minimal 75

Sesuai dengan tahap perkembangan maka masa menjalani pernikahan adalah pada masa dewasa awal, karena memasuki kehidupan pernikahan tidak cukup berbekal telah

Para pemimpin yang transformasional lebih efektif karena mereka kreatif, selain itu mereka mendorong para pengikutnya agar menjadi kreatif juga. Perusahaan-perusahaan yang

Metode pembelajaran diskusi kelompok kecil dan self directed learning dapat diterapkan dalam rangka membantu mahasiswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam rangka

 Salmonella sp., merupakan bakteri Gram negatif yang dapat menimbulkan gastroenteritis (gangguan saluran pencernaan) akut [2].  Vibrio sp., merupakan bakteri Gram negatif