• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi Psikologi Umum haryani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Materi Psikologi Umum haryani"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP DASAR PSIKOLOGI

(2)

Psyche = jiwa

Logos = ilmu

Secara harfiah: Psikologi = Ilmu Jiwa

Kenyataan: Jiwa

kabur

(3)

Ilmu Jiwa

Ilmu Jiwa

Ilmu Jiwa

Ilmu Jiwa

luas, mencakup hal-hal yang

tidak ilmiah: telepati, hipnotis,

perdukunan.

Psikologi

Psikologi

Psikologi

Psikologi

ilmu ttg organisme, terutama

tingkah laku manusia yang berbudaya,

dewasa, & normal.

(4)

Bukan Jiwa tetapi

GEJALA-GEJALA

GEJALA-GEJALA

GEJALA-GEJALA

GEJALA-GEJALA

KEJIWAAN/ PERILAKU

KEJIWAAN/ PERILAKU

KEJIWAAN/ PERILAKU

KEJIWAAN/ PERILAKU

Kasat Mata = Perbuatan

(5)

� Gejala Pengenalan (Kognitif)Gejala Pengenalan (Kognitif)Gejala Pengenalan (Kognitif)Gejala Pengenalan (Kognitif)‏‏‏‏

pengamatan, tanggapan, ingatan, fantasi, asosiasi, pengamatan, tanggapan, ingatan, fantasi, asosiasi, pengamatan, tanggapan, ingatan, fantasi, asosiasi, pengamatan, tanggapan, ingatan, fantasi, asosiasi, berfikir,kecerdasan.

berfikir,kecerdasan.berfikir,kecerdasan.berfikir,kecerdasan.

� Gejala Perasaan (Afektif)Gejala Perasaan (Afektif)Gejala Perasaan (Afektif)Gejala Perasaan (Afektif)‏‏‏‏

- perasaan jasmaniah ( berkaitan dengan indera) - perasaan jasmaniah ( berkaitan dengan indera)- perasaan jasmaniah ( berkaitan dengan indera)- perasaan jasmaniah ( berkaitan dengan indera)‏‏‏‏

- Perasaan rohaniah (keagamaan, intelektual, kesusilaan, - Perasaan rohaniah (keagamaan, intelektual, kesusilaan, - Perasaan rohaniah (keagamaan, intelektual, kesusilaan, - Perasaan rohaniah (keagamaan, intelektual, kesusilaan, keindahan, harga diri)

keindahan, harga diri)keindahan, harga diri)keindahan, harga diri)‏‏‏‏

� Gejala Kehendak (Psikomotor/ Konatif/karsa)Gejala Kehendak (Psikomotor/ Konatif/karsa)Gejala Kehendak (Psikomotor/ Konatif/karsa)Gejala Kehendak (Psikomotor/ Konatif/karsa)‏‏‏‏

motif, kemauan motif, kemauanmotif, kemauanmotif, kemauan

� Gejala Campuran (Kombinasi)Gejala Campuran (Kombinasi)Gejala Campuran (Kombinasi)Gejala Campuran (Kombinasi)‏‏‏‏

(6)

Berdasar Objek Penyelidikan

Berdasar Objek Penyelidikan

Berdasar Objek Penyelidikan

Berdasar Objek Penyelidikan

:

- Psikologi Umum

mempelajari tingkah laku manusia yg

b’budaya, normal, & dewasa pd

umumnya

-

Psikologi Khusus

(7)

Berdasar Tujuannya:

Berdasar Tujuannya:

Berdasar Tujuannya:

Berdasar Tujuannya:

- Psikologi Teoritis

- Psikologi Praktis:

p.pendidikan

p.kedokteran

p.industri

(8)

T’jadinya & p’kmbgan mns:

p. genetis

p.perkembangan

Kelmpk mns yg menyimpang dr norma:

p.patologi

p.abnormal

p.kriminal

(9)

Masalah kelompok:

p.massa

p.kemasyarakatan

p.bangsa-bangsa

p.sosial

(10)

METODE PENYELIDIKAN

METODE PENYELIDIKAN

METODE PENYELIDIKAN

METODE PENYELIDIKAN

DALAM PSIKOLOGI

(11)

Suatu jalan/ cara singkat & efisien

Suatu jalan/ cara singkat & efisien

Suatu jalan/ cara singkat & efisien

Suatu jalan/ cara singkat & efisien

untuk mencapai hasil/ tujuan

untuk mencapai hasil/ tujuan

untuk mencapai hasil/ tujuan

untuk mencapai hasil/ tujuan

dalam ilmu pengetahuan

(12)

MET.

MET.

MET.

MET.

INTROSPEKSI/

INTROSPEKSI/

INTROSPEKSI/

INTROSPEKSI/

RETROSPEKSI

RETROSPEKSI

RETROSPEKSI

RETROSPEKSI

Melihat kembali

peristiwa kejiwaan

yang telah terjadi

dalam dirinya

sendiri.

MET.

MET.

MET.

MET.

EKSTROPEKSI

EKSTROPEKSI

EKSTROPEKSI

EKSTROPEKSI

Melihat keluar/

mengamati

(13)

MET. INTERVIEW

MET. INTERVIEW

MET. INTERVIEW

MET. INTERVIEW

Pengumpulan data

dengan

mewawancarai

sumber data.

MET. OBSERVASI

MET. OBSERVASI

MET. OBSERVASI

MET. OBSERVASI

Penelitian melalui

pengamatan

terhadap objek

penelitian pada saat

kejadian itu

(14)

MET. EKSPERIMEN

MET. EKSPERIMEN

MET. EKSPERIMEN

MET. EKSPERIMEN

Penelitian dengan

cara mengadakan

percobaan

.

MET. TES

MET. TES

MET. TES

MET. TES

Cara penyelidikan

dengan

menggunakan

pertanyaan, soal,

atau tugas. Sudah

terstandarisasi, bisa

verbal maupun

MET. ANGKET

MET. ANGKET

MET. ANGKET

MET. ANGKET

Pengumpulan data

yang berupa daftar

pertanyaan/

(15)

MET. BIOGRAFI

MET. BIOGRAFI

MET. BIOGRAFI

MET. BIOGRAFI

Menyelidiki

tingkah laku

seseorang dengan

mempelajari

catatan riwayat

hidupnya

.

MET. ANALISIS

MET. ANALISIS

MET. ANALISIS

MET. ANALISIS

KARYA

KARYA

KARYA

KARYA

Menyelidiki

tingkah laku

(16)

MET.

MET.

MET.

MET.

PERKEMBANGAN

PERKEMBANGAN

PERKEMBANGAN

PERKEMBANGAN

Cara penyelidikan

manusia dengan cara

pengamatan &

pencatatan selama

perkembangan.

MET. CASE

MET. CASE

MET. CASE

MET. CASE

HISTORY

HISTORY

HISTORY

HISTORY

Cara menyelidiki

masalah seseorang

dengan bantuan

berbagai metode

(17)
(18)

1. 1.

1.1.

Psikologi sebagai bagian dari filsafat

Psikologi sebagai bagian dari filsafat

Psikologi sebagai bagian dari filsafat

Psikologi sebagai bagian dari filsafat

Plato, Aristoteles, Thomas Aquino, Rene

Plato, Aristoteles, Thomas Aquino, Rene

Plato, Aristoteles, Thomas Aquino, Rene

Plato, Aristoteles, Thomas Aquino, Rene

(19)

2. Psikologi dipengaruhi oleh ilmu alam

2. Psikologi dipengaruhi oleh ilmu alam

2. Psikologi dipengaruhi oleh ilmu alam

2. Psikologi dipengaruhi oleh ilmu alam

Helmholtz, Johan Muller, Weber, dan

Helmholtz, Johan Muller, Weber, dan

Helmholtz, Johan Muller, Weber, dan

Helmholtz, Johan Muller, Weber, dan

Fehner

Fehner

Fehner

Fehner

1. 1. 1.

1.

Psikologi berdiri sendiri

Psikologi berdiri sendiri

Psikologi berdiri sendiri

Psikologi berdiri sendiri

Willhelm Wundt

Willhelm Wundt

Willhelm Wundt

Willhelm Wundt

(20)

ALIRAN-ALIRAN PSIKOLOGI

ALIRAN-ALIRAN PSIKOLOGI

ALIRAN-ALIRAN PSIKOLOGI

ALIRAN-ALIRAN PSIKOLOGI

ALIRAN-ALIRAN PSIKOLOGI ALIRAN-ALIRAN PSIKOLOGI ALIRAN-ALIRAN PSIKOLOGIALIRAN-ALIRAN PSIKOLOGI

STRUKTURALISME STRUKTURALISME STRUKTURALISMESTRUKTURALISME FUNGSIONALISME FUNGSIONALISMEFUNGSIONALISMEFUNGSIONALISME PSIKOLOGI DALAM

PSIKOLOGI DALAMPSIKOLOGI DALAMPSIKOLOGI DALAM ( ( ( (PSIKOANALISA))))‏‏‏‏

(21)
(22)

SISTEM SISTEMSISTEMSISTEM

SISTEM SISTEM SISTEMSISTEM SYARAF SYARAF SYARAFSYARAF SYARAF SYARAFSYARAFSYARAF

SISTEM SISTEM SISTEM SISTEM SYARAF SYARAF SYARAFSYARAF PUSAT PUSAT PUSATPUSAT SISTEM SISTEM SISTEMSISTEM SYARAF SYARAF SYARAFSYARAF TEPI TEPITEPITEPI

CEREBRUM CEREBRUM

(23)

Pembagian

Pembagian

Susunan&

Fisiologis

Susunan&

Fisiologis

Morfologis

Morfologis

(24)

- Right side’s sight

- Repetitive but not spontaneus speaking

- Responses to simple commands

- Facial recognition

- Memory for shapes and music - Spatial interpretation

- Negative emotion

- Emotional responsiveness - Left side’s sight

- Spontaneus speaking - Writing

- Response to complete commands

- Word recognition

- Memory for words and numbers

- Sequences of movements - Positive emotion

(25)

CEREBELLUM

Morfologis

1. Belakang Cerebrum 2. Sepasang

Fisiologis

1. Keseimbangan
(26)

SUSUNAN & FISIOLOGIS

CORTEX SISTEM LIMBIK AMIGDALE THALAMUS BRAIN STEM

Lobus Parietal Lobus Frontalis

Lobus Temporal

1. Penghubung jalan syaraf dari & ke Cortex

2. Tidur & terjaga

(27)

MEDULLA

SPINALIS

Morfologis

1. Sejari kelingking 2. Mulai dari batang otak 3. Sepanjang tulang belakang

4. Beruas-ruas

Fisiologis

(28)

w

Proses penerimaan rangsangan/ stimulus dari

luar diri kita melalui panca indera

w

Tiap-tiap indera hanya bisa menerima satu

macam stimulus

w

Fungsi organ indera: merubah berbagai

macam stimulus yang diterima menjadi

impuls listrik

dibawa ke otak

(29)

Proses Melihat

Proses Melihat

Proses Melihat

Proses Melihat

:

objek

terkena cahaya

kornea

lensa

crystalina

terfokus di retina

syaraf

optik

thalamus

lateral geniculate body

pusat syaraf penglihatan di cortex

(30)

1. 1.

1.1.

Sudut pandang warna

Sudut pandang warna

Sudut pandang warna

Sudut pandang warna

- Sel Conus (sel kerucut) di fovea

memberi gambaran warna & rinci, tidak

peka cahaya remang-remang.

-

λ

Gelombang elektromagnetis warna yang

terlihat: 0,0004- 0,0008 mm.

λ

merah >

λ

ungu & biru

(31)

2.

Sudut pandang bentuk

Sudut pandang bentuk

Sudut pandang bentuk

Sudut pandang bentuk

Terjadi karena pada kortikal terdapat:

- Sel sederhana

garis vertikal

garis horisontal & diagonal

(32)

3. Sudut pandang ruangSudut pandang ruangSudut pandang ruangSudut pandang ruang

� Mata hanya bisa melihat 2 dimensi

� Bisa tampak 3 dimensi karena adanya:

1. Ada perbedaan derajat sinar (terang & gelap)‏ 2. Penutupan/ tumpang tindih

3. Ukuran yang relatif

4. Penglihatan perspektif 5. Adanya paralaks gerakan

(33)

Proses Mendengar:

Sumber bunyi

daun telinga

gendang

telinga

Ossicle (tulang martil, landasan, &

sanggurdi)

Venestra Ovalis

Coclea

Cairan rumah siput

bergetar

Sel rambut

impuls listrik

syaraf pendengaran

diinterpretasi

(34)

Ditinjau dari pengruhnya terhadap

gelombang suara:

-

Nada

Nada

Nada

Nada

tinggi-rendah not

-

Volume

Volume

Volume

Volume

keras-lembut suara/ amplitudo

Ditinjau dari artinya:

-

Akoustis

Akoustis

Akoustis

Akoustis

desah, gemuruh, suara angin

-

Suara yang berarti

Suara yang berarti

Suara yang berarti

Suara yang berarti

nada, suara gemerisik

Letak sumber suara:

Kita lebih bisa menangkap suara &

(35)

Gestalt dalam suara

Gestalt dalam suara

Gestalt dalam suara

Gestalt dalam suara

:

memaknai suara sebagai suatu kesatuan yang menyeluruh

Retensi

Retensi

Retensi

Retensi

:

bayangan pengiring dalam suara membuat kita membandingkan suara yang lalu dengan suara yang sedang didengar terngiang-ngiang

Adaptasi

Adaptasi

Adaptasi

Adaptasi

:

(36)

Benda dapat dibaui jika berbentuk/

mengeluarkan gas/ uap

Proses membaui:

Sumber bau

gas/ uap

rambut-rambut

protoplasma pada dinding melintang sebelah

atas dalam rongga hidung

benang-benang

syaraf

pusat syaraf pembau

diinterpretasi

bau tercium!

(37)

Adaptasi dalam penciuman:

menyesuaikan diri dengan bau yang ada di

lingkungan

jadi tidak merasa terganggu

lagi

Sensitivitas terhadap bau-bauan, dipengaruhi

oleh:

- susunan rongga hidung

- keadaan syaraf pembau

- variasi fisiologis masing-masing orang

Sel-sel penerima bau terletak di dalam

(38)

Bahan yang dapat dikecap adalah

bahan-bahan yang larut atau cairan.

4 macam rasa: manis, asin, asam, & pahit.

Pembagian Lidah:

- Tepi lidah

manis (paling peka)‏

- Lidah bag. belakang

pahit

- Seluruh dataran lidah

asin & asam

(39)

Selaput lidah bag. atas

3 jenis penonjolan

(papil)

berbentuk benang

tersebar di

seluruh permukaan lidah

Papil:

terdiri dari kuncup perasa

sel perasa

(40)

Bentuk papil:

a. Jamur

seluruh dataran lidah, trtm

ujung & tepi lidah

b. Berlingkar

lidah bag. Belakang

Mengecap dapat mempengaruhi perasaan

mencium sesuatu yang wangi, jadi merasa

bahagia

(41)

Terdapat pada: permukaan kulit

Cara: Meraba atau diraba

menangkap

kesan-kesan di lingkungan sekitar

Stimulus yang diterima:

(42)

Corpus Cula Tactus

Corpus Cula Tactus

Corpus Cula Tactus

Corpus Cula Tactus

peka terhadap sentuhan

Corpus Cula Ruffini

Corpus Cula Ruffini

Corpus Cula Ruffini

Corpus Cula Ruffini

peka terhadap panas

Corpus Cula Bulbo Idea Kranso

Corpus Cula Bulbo Idea Kranso

Corpus Cula Bulbo Idea Kranso

Corpus Cula Bulbo Idea Kranso

(43)

Tekanan (Von Frey):

Tekanan (Von Frey):

Tekanan (Von Frey):

Tekanan (Von Frey):

Ujung lidah (paling peka), ujung jari,

punggung jari, punggung tangan, betis,

telapak kaki (paling tidak peka)‏

Suhu:

Suhu:

Suhu:

Suhu:

- lengan, tangan, pipi, & pelipis

0,2° - 0,5 °C

- punggung

1°C

- adaptasi timbul setempat

(44)

� 3 tingkat rabaan: - Sentuhan/ kontak - Tekanan

- Tekanan yang sangat keras bisa terasa sakit

� Rabaan mempengaruhi kejiwaan

� Tuna Netra� sangat peka� bisa merasa perbedaan tekanan udara & ujung jari sangat peka huruf

Braille membedakan jumlah & susunan bintik-bintik penojolan yang sangat halus

(45)

Agar pengamatan dapat berlangsung:

Kekuatan (intensitas) stimulus harus cukup

kuat/ optimal. Tidak boleh atau kurang.

◦ lebih merusak organ indera

◦ kurang tidak dapat terjadi penginderaan

Membutuhkan latihan yang teratur

Kekuatan jasmani dan rohani harus baik

Organ indera tidak boleh rusak

(46)
(47)
(48)

PERSEPSI MENURUT GESTALT

PERSEPSI MENURUT GESTALT

PERSEPSI MENURUT GESTALT

PERSEPSI MENURUT GESTALT

1.

1.

1.

1.

Hukum Kesamaan (similitary)

Hukum Kesamaan (similitary)

Hukum Kesamaan (similitary)

Hukum Kesamaan (similitary)

2.

2.

2.

2.

Hukum Kedekatan (proximity)

Hukum Kedekatan (proximity)

Hukum Kedekatan (proximity)

Hukum Kedekatan (proximity)

3.

3.

3.

3.

Hukum Kesinambungan

Hukum Kesinambungan

Hukum Kesinambungan

Hukum Kesinambungan

(continuity)

(continuity)

(continuity)

(continuity)

4.

4.

(49)

KESALAHAN PERSEPSI

KESALAHAN PERSEPSI

KESALAHAN PERSEPSI

KESALAHAN PERSEPSI

1. Osilasi (Oscillation):

1. Osilasi (Oscillation):

1. Osilasi (Oscillation):

1. Osilasi (Oscillation):

Kesan yang berarti ganda/ ambiguous.

Kesan yang berarti ganda/ ambiguous.

Kesan yang berarti ganda/ ambiguous.

Kesan yang berarti ganda/ ambiguous.

2. Ilusi (Illusion):

2. Ilusi (Illusion):

2. Ilusi (Illusion):

2. Ilusi (Illusion):

Kesalahan dlm

Kesalahan dlm

Kesalahan dlm

Kesalahan dlm menanggapi

menanggapi

menanggapi

menanggapi

sesuatu

sesuatu

sesuatu

sesuatu

terutama

terutama

terutama

terutama ilusi

ilusi

ilusi

ilusi visual

visual

visual

visual�

ilusi

ilusi

ilusi

ilusi

kepanjangan, ilusi arah, ilusi ruang.

kepanjangan, ilusi arah, ilusi ruang.

kepanjangan, ilusi arah, ilusi ruang.

kepanjangan, ilusi arah, ilusi ruang.

(50)

PENGAMATAN & TANGGAPAN

Pengamatan:

Pengamatan:

Pengamatan:

Pengamatan:

Merupakan usaha manusia untuk mengenal

dunia riil, baik mengenai dirinya sendiri

maupun dunia sekitar di tempat ia

berada,dengan menggunakan panca

inderanya melalui cara melihat, mendengar,

membau, meraba dan mengecapnya.

(51)

PERBEDAAN PENGAMATAN &

PERBEDAAN PENGAMATAN &

PERBEDAAN PENGAMATAN &

PERBEDAAN PENGAMATAN &

TANGGAPAN

TANGGAPAN

TANGGAPAN

TANGGAPAN

PENGAMATAN

PENGAMATAN

PENGAMATAN

PENGAMATAN

1.

1. 1. 1.

Obyek /bendanya

Obyek /bendanya

Obyek /bendanya

Obyek /bendanya

ada

ada

ada

ada

2. Obyek/ benda

2. Obyek/ benda

2. Obyek/ benda

2. Obyek/ benda

nyata

nyata

nyata

nyata

3. Terikat tempat

3. Terikat tempat

3. Terikat tempat

3. Terikat tempat

dan waktu

dan waktu

dan waktu

dan waktu

4. Bersifat sensoris

4. Bersifat sensoris

4. Bersifat sensoris

4. Bersifat sensoris

TANGGAPAN

TANGGAPAN

TANGGAPAN

TANGGAPAN

1. Obyek/benda

1. Obyek/benda

1. Obyek/benda

1. Obyek/benda

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

2. Obyek/benda

2. Obyek/benda

2. Obyek/benda

2. Obyek/benda

hanya bayangan

hanya bayangan

hanya bayangan

hanya bayangan

3. Tidak terikat

3. Tidak terikat

3. Tidak terikat

3. Tidak terikat

tempat dan

tempat dan

tempat dan

tempat dan

waktu

waktu

waktu

waktu

(52)

PROSES PERMINTAAN

PENGAMATAN

PENGAMATANPENGAMATANPENGAMATAN BAYANGANBAYANGANBAYANGANBAYANGANPENGIRINGPENGIRINGPENGIRINGPENGIRING BAYANGAN BAYANGAN BAYANGAN BAYANGAN EIDITIS EIDITISEIDITISEIDITIS

TANGGAPAN TANGGAPAN TANGGAPANTANGGAPAN OBYEK

(53)

FANTASI

FANTASI

FANTASI

FANTASI

Fantasi merupakan kemampuan jiwa untuk

membentuk tanggapan-tanggapan yang

sudah ada,& tanggapan yang baru tesebut

tidak harus sama atau sesuai dengan objek

aslinya.

(54)

KLASIFIKASI FANTASI

KLASIFIKASI FANTASI

KLASIFIKASI FANTASI

KLASIFIKASI FANTASI

Berdasarkan

Berdasarkan

Berdasarkan

Berdasarkan

Terjadinya:

Terjadinya:

Terjadinya:

Terjadinya:

Disadari

Disadari

Disadari

Disadari

Tidak disadari

Tidak disadari

Tidak disadari

Tidak disadari

Keduanya dapat

Keduanya dapat

Keduanya dapat

Keduanya dapat

bersifat:

bersifat:

bersifat:

bersifat:

a.

a.

a.

a.

Mengabstraksi

Mengabstraksi

Mengabstraksi

Mengabstraksi

b.

b.

b.

b.

Mendeterminasikan

Mendeterminasikan

Mendeterminasikan

Mendeterminasikan

Berdasarkan

Berdasarkan

Berdasarkan

Berdasarkan

macamnya:

macamnya:

macamnya:

macamnya:

(55)

MANFAAT FANTASI:

Dapat memahami

orang lain

Dapat mengikuti

cita-cita orang lain

Dapat mengagumi/

mengandalkan orang

lain

Dapat keluar dari

ruang dan waktu

Dapat melepaskan

diri dari kesukaran

Dapat membantu

dalam mencari

keseimbangan

Dapat membuat

rencana yang

(56)

TES FANTASI

Tes Fantasi

Tes Binnet

(57)

FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI FANTASI

Kurang adanya penggunaan waktu

Kurang adanya penggunaan waktu

Kurang adanya penggunaan waktu

Kurang adanya penggunaan waktu

kosong

kosong

kosong

kosong

Adanya harapan-harapan/ cita-cita yang

Adanya harapan-harapan/ cita-cita yang

Adanya harapan-harapan/ cita-cita yang

Adanya harapan-harapan/ cita-cita yang

tinggi

tinggi

tinggi

tinggi

Adanya kesulitan pemecahan masalah

Adanya kesulitan pemecahan masalah

Adanya kesulitan pemecahan masalah

Adanya kesulitan pemecahan masalah

Adanya kelemahan pribadi

Adanya kelemahan pribadi

Adanya kelemahan pribadi

Adanya kelemahan pribadi

Adanya perasaan pesimis terhadap masa

Adanya perasaan pesimis terhadap masa

Adanya perasaan pesimis terhadap masa

Adanya perasaan pesimis terhadap masa

depan

(58)
(59)
(60)

Reseptor=

alatindera Perhatian Stimulus

PERSEPSI

• PERSEPSI:

(61)

MEMORI

MEMORI

MEMORI

MEMORI

Kemampuan ingatan untuk memasukkan,

menyimpan, dan memunculkan kembali

informasi ke dalam kesadaran pada saat

(62)

Proses Memasukkan Memori

Stimulus StimulusStimulusStimulus Rangsa Rangsa RangsaRangsannnng g g g

Objek Objek ObjekObjek Informasi InformasiInformasiInformasi

Reseptor Reseptor ReseptorReseptor

Alat Alat Alat Alat indera indera

(63)

Proses Menyimpan Memori

SENSORY MEMORY SENSORY MEMORYSENSORY MEMORYSENSORY MEMORY

SHORT TERM MEMORY SHORT TERM MEMORYSHORT TERM MEMORYSHORT TERM MEMORY

(64)

Proses Memunculkan Memori

MEMUNCULKAN MEMUNCULKAN MEMUNCULKAN MEMUNCULKAN

KEMBALI KEMBALI KEMBALIKEMBALI

RECALL

(65)

TEORI KELUPAAN

PSYCHOLOGICAL

PHYSIOLOGICAL

MOTIVATED FORGETTING

RETRIEVAL INTERFERENCE ATROPHY

(66)
(67)

BERPIKIR &

BERPIKIR &

BERPIKIR &

BERPIKIR &

KECERDASAN

(68)

BERPIKIR

BERPIKIR

BERPIKIR

BERPIKIR

Aktivitas psikis yang bertujuan untuk

memecahkan masalah sehingga mampu

menemukan hubungan antar konsep

Berpikir

µ

Mengingat

(69)

PROSES BERPIKIR

PROSES BERPIKIR

PROSES BERPIKIR

PROSES BERPIKIR

1.

Secara instink

2.

Secara kebiasaan

3.

Secara trial & error

4.

Secara gestalt

(70)

LANGKAH-LANGKAH

LANGKAH-LANGKAH

LANGKAH-LANGKAH

LANGKAH-LANGKAH

PEMECAHAN MASALAH

PEMECAHAN MASALAH

PEMECAHAN MASALAH

PEMECAHAN MASALAH

(71)

BENTUK-BENTUK BERPIKIR (1)

BENTUK-BENTUK BERPIKIR (1)

BENTUK-BENTUK BERPIKIR (1)

BENTUK-BENTUK BERPIKIR (1)

Linschoten

Linschoten

Linschoten

Linschoten

1.

berpikir representatif

2. berpikir dengan pengertian

3. berpikir membangun

Stern

Stern

Stern

Stern

(72)

BENTUK-BENTUK BERPIKIR (2)

BENTUK-BENTUK BERPIKIR (2)

BENTUK-BENTUK BERPIKIR (2)

BENTUK-BENTUK BERPIKIR (2)

Dakir

Dakir

Dakir

Dakir

(73)

KONSEP

Kategori mental seseorang yang

digunakan untuk mengklasifikasi kejadian

& objek pada umumnya.

5 cara membentuk konsep:

1.

mediation

2. conservative focusing

3. reasoning

4. logic

(74)

PENGERTIAN

PENGERTIAN

PENGERTIAN

PENGERTIAN

hasil proses berpikir yang dilaksanakan secara

aktif oleh seseorang

Pengertian diperoleh melalui:

1.

pengamatan 2. analisa

3. komparasi

(75)

KECERDASAN

KECERDASAN

KECERDASAN

KECERDASAN

Roman Cicero (bhs. Latin): Intelligentia

Kemampuan mental/ kognitif manusia,

biasa diarahkan pada kemampuan verbal

& matematika atau kemampuan akademik

Batasan kecerdasan:

(76)

FAKTOR-FAKTOR YANG

FAKTOR-FAKTOR YANG

FAKTOR-FAKTOR YANG

FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KECERDASAN

MEMPENGARUHI KECERDASAN

MEMPENGARUHI KECERDASAN

MEMPENGARUHI KECERDASAN

Hereditas

Lingkungan

Kondisi-kondisi patologis

Ras

(77)

PENGUKURAN INTELIGENSI

PENGUKURAN INTELIGENSI

PENGUKURAN INTELIGENSI

PENGUKURAN INTELIGENSI

1.

Tes dari Francis Galton

2.

Tes Binet Simon

3.

Tes Stanford Binet

4.

Skala Wechsler

5.

Tes Kelompok

(78)

KLASIFIKASI INTELIGENSI

KLASIFIKASI INTELIGENSI

KLASIFIKASI INTELIGENSI

KLASIFIKASI INTELIGENSI

IQ

Klasifikasi

Persentase

>130

Very Superior

2,2 %

(79)

MENTAL DEFECTIVE

MENTAL DEFECTIVE

MENTAL DEFECTIVE

MENTAL DEFECTIVE

MORON

� Range IQ: 50-70

� Range MA: 8 – 12 tahun � Range SA: 10 -18 tahun � Eductable retarded

IMBICILE

� Range IQ: 20-50

� Range MA: 3 – 7 tahun � Range SA: 4 -9 tahun � Trainable retarded

IDIOT

� Range IQ: < 20

(80)

MENTAL SUPERIOR

MENTAL SUPERIOR

MENTAL SUPERIOR

MENTAL SUPERIOR

GENIUS

IQ: > 180

GIFTED

IQ: 130 – 180

SUPERIOR

(81)
(82)
(83)

DEFINISI

DEFINISI

DEFINISI

DEFINISI

Emosi:

Emosi:

Emosi:

Emosi:

Merupakan perasaan yang menyimpang

dari batas normal,sehingga yang

mengalami kadang-kadang menguasai diri

dan terganggu penguasaannya dengan

lingkungannya.

Perasaan:

Perasaan:

Perasaan:

Perasaan:

Merupakan gejala psubyektif,psikhis yang

bersifat subyektif,berhubungan dengan

gejala-gejala mengenal,dialami dalam

(84)

ASPEK-ASPEK EMOSI:

ASPEK-ASPEK EMOSI:

ASPEK-ASPEK EMOSI:

ASPEK-ASPEK EMOSI:

BOWER, dkk (1987)

BOWER, dkk (1987)

BOWER, dkk (1987)

BOWER, dkk (1987)

1.

Arousal: perubahan fisiologis

2.

Expression: perilaku yang dihasilkan

oleh emosi

-

Startle Response (reaksi terkejut)

- Facial & Vocal Expression (ekspresi

wajah&suara)

- Posture & Gesture Expression (sikap & gerak

tubuh)

(85)

ASPEK-ASPEK EMOSI:

ASPEK-ASPEK EMOSI:

ASPEK-ASPEK EMOSI:

ASPEK-ASPEK EMOSI:

C.T MORGAN (1987)

C.T MORGAN (1987)

C.T MORGAN (1987)

C.T MORGAN (1987)

1.

1.

1.

1.

Sesuatu yang sangat erat

Sesuatu yang sangat erat

Sesuatu yang sangat erat

Sesuatu yang sangat erat

hubungannya dengan kondisi tubuh

hubungannya dengan kondisi tubuh

hubungannya dengan kondisi tubuh

hubungannya dengan kondisi tubuh

denyut jantung, sirkulasi darah,

denyut jantung, sirkulasi darah,

denyut jantung, sirkulasi darah,

denyut jantung, sirkulasi darah,

pernafasan.

pernafasan.

pernafasan.

pernafasan.

2.

2.

2.

2.

Sesuatu yang diekspresikan

Sesuatu yang diekspresikan

Sesuatu yang diekspresikan

Sesuatu yang diekspresikan

tersenyum, menangis dan tertawa.

tersenyum, menangis dan tertawa.

tersenyum, menangis dan tertawa.

tersenyum, menangis dan tertawa.

3.

3.

3.

3.

Sesuatu yang dirasakan

Sesuatu yang dirasakan

Sesuatu yang dirasakan

Sesuatu yang dirasakan

senang,

senang,

senang,

senang,

sedih, kecewa.

(86)

TEORI-TEORI EMOSI

TEORI-TEORI EMOSI

TEORI-TEORI EMOSI

TEORI-TEORI EMOSI

1.

1.

1.

1.

Teori James-Lange (Teori Perifer)

Teori James-Lange (Teori Perifer)

Teori James-Lange (Teori Perifer)

Teori James-Lange (Teori Perifer)

“ Akibat reaksi dari/ terhadap perilaku dalam

menghadapi stimulus”

2.

2.

2.

2.

Teori Canon (Teori Central)

Teori Canon (Teori Central)

Teori Canon (Teori Central)

Teori Canon (Teori Central)

Akibat interpretasi individu terhadap stimulus

yang diterimanya”

3.

3.

3.

3.

Teori

Teori

Teori

Teori Scharchter & Singer (Teori

Scharchter & Singer (Teori

Scharchter & Singer (Teori

Scharchter & Singer (Teori

(87)

DIFERENSIASI EMOSI:

DIFERENSIASI EMOSI:

DIFERENSIASI EMOSI:

DIFERENSIASI EMOSI:

Goleman (1997)

Goleman (1997)

Goleman (1997)

Goleman (1997)

Pada prinsipnya emosi dasar hanya ada

empat

takut, marah, sedih, dan senang.

Emosi-emosi lain

perkembangan dari

Empat Emosi Dasar.

Dipengaruhi oleh:

(88)

PENGUKURAN EMOSI

PENGUKURAN EMOSI

PENGUKURAN EMOSI

PENGUKURAN EMOSI

Psikogavanometer

Psikogavanometer

Psikogavanometer

Psikogavanometer

Mengukur GSR (Galvanic Skin Response)

melihat adanya perubahan elektris pada

permukaan kulit.

Sphygmomanometer:

Sphygmomanometer:

Sphygmomanometer:

Sphygmomanometer:

Mengukur tekanan darah yang terjadi pada

orang.

(89)
(90)
(91)

DEFINISI

DEFINISI

DEFINISI

DEFINISI

Motif merupakan dorongan individu ntuk

melakukan aktivitas tertentu

pada

(92)

KLASIFIKASI MOTIF (1)

KLASIFIKASI MOTIF (1)

KLASIFIKASI MOTIF (1)

KLASIFIKASI MOTIF (1)

1. 1.

1.1.

Suryabrata (1995)

Suryabrata (1995)

Suryabrata (1995)

Suryabrata (1995)

- Berdasarkan penyebabnya:

a. Motif Intrinsik

b. Motif Ekstrinsik

- Berdasar terbentuknya:

a. Motif Bawaan

(93)

KLASIFIKASI MOTIF (2)

KLASIFIKASI MOTIF (2)

KLASIFIKASI MOTIF (2)

KLASIFIKASI MOTIF (2)

2.

2.

2.

2.

Woodworth & Marquis

Woodworth & Marquis

Woodworth & Marquis

Woodworth & Marquis

a. Kebutuhan Organik

b. Motif Darurat

(94)

PERILAKU BERMOTIVASI

PERILAKU BERMOTIVASI

PERILAKU BERMOTIVASI

PERILAKU BERMOTIVASI

1.

Motif (alasan, dasar, pendorong)

2.

Perjuangan motif

pemilihan motif

3.

Keputusan

memilih satu motif &

meninggalkan motif yang lain

(95)

KONFLIK-KONFLIK MOTIF

KONFLIK-KONFLIK MOTIF

KONFLIK-KONFLIK MOTIF

KONFLIK-KONFLIK MOTIF

Sikap yang diambil jika mengalami konflik

motif:

1. Seleksi/ pemilihan

memilih salah satu

2. Kompromi

menggabungkan 2

macam objek/ tujuan

3. Meragukan

jika motif-motif memiliki

nilai-nilai (+) & (-) yang perbedaan

(96)

Hierarki Motif: MASLOW

Hierarki Motif: MASLOW

Hierarki Motif: MASLOW

Hierarki Motif: MASLOW

Kebutuhan Aktualisasi diri Kebutuhan Aktualisasi diriKebutuhan Aktualisasi diriKebutuhan Aktualisasi diri

Kebutuhan akan harga diri Kebutuhan akan harga diriKebutuhan akan harga diriKebutuhan akan harga diri

Kebutuhan akan cinta kasih Kebutuhan akan cinta kasihKebutuhan akan cinta kasihKebutuhan akan cinta kasih

Kebutuhan akan rasa aman Kebutuhan akan rasa amanKebutuhan akan rasa amanKebutuhan akan rasa aman

(97)

PENELITIAN MOTIF

PENELITIAN MOTIF

PENELITIAN MOTIF

PENELITIAN MOTIF

PADA MANUSIA

PADA MANUSIA

PADA MANUSIA

PADA MANUSIA

Situasi persaingan

Situasi persaingan

Situasi persaingan

Situasi persaingan

Persaingan diri sendiri

Persaingan diri sendiri

Persaingan diri sendiri

Persaingan diri sendiri

Goal Gradient

Goal Gradient

Goal Gradient

Goal Gradient

(98)
(99)
(100)

PERHATIAN

PERHATIAN

PERHATIAN

PERHATIAN

Perhatian

Perhatian

Perhatian

Perhatian

merupakan peningkatan

merupakan peningkatan

merupakan peningkatan

merupakan peningkatan

kesadaran dari seluruh fungsi jiwa

kesadaran dari seluruh fungsi jiwa

kesadaran dari seluruh fungsi jiwa

kesadaran dari seluruh fungsi jiwa

untuk dipusatkan pada sesuatu

untuk dipusatkan pada sesuatu

untuk dipusatkan pada sesuatu

untuk dipusatkan pada sesuatu

(101)

Macam-macam

Macam-macam

Macam-macam

Macam-macam

Perhatian

Perhatian

Perhatian

Perhatian

1. 1. 1.

1.

Perhatian selektif

Perhatian selektif

Perhatian selektif

Perhatian selektif

2.

2. 2.

2.

Perhatian otomatis

Perhatian otomatis

Perhatian otomatis

Perhatian otomatis

(Mc Crown dkk, 1996)

(Mc Crown dkk, 1996)

(Mc Crown dkk, 1996)

(Mc Crown dkk, 1996)

Hal-hal yang menarik

Hal-hal yang menarik

Hal-hal yang menarik

Hal-hal yang menarik

perhatian

perhatian

perhatian

perhatian

Dari sudut objek

Dari sudut objek

Dari sudut objek

Dari sudut objek

Dari sudut subjek

Dari sudut subjek

Dari sudut subjek

Dari sudut subjek

(102)

SUGESTI

SUGESTI

SUGESTI

SUGESTI

Sugesti

Sugesti

Sugesti

Sugesti

adalah pengaruh psikis, baik

adalah pengaruh psikis, baik

adalah pengaruh psikis, baik

adalah pengaruh psikis, baik

yang datang dari diri sendiri maupun

yang datang dari diri sendiri maupun

yang datang dari diri sendiri maupun

yang datang dari diri sendiri maupun

dari orang lain yang pada umumnya

dari orang lain yang pada umumnya

dari orang lain yang pada umumnya

dari orang lain yang pada umumnya

diterima individu tanpa daya kritik

diterima individu tanpa daya kritik

diterima individu tanpa daya kritik

diterima individu tanpa daya kritik

(Bimo Walgito, 1994).

(103)

JENIS SUGESTI

1.

Auto-sugesti

datang dari diri sendiri

2.

Hetero-sugesti

(104)

Syarat-syarat agar sugesti dapat

diterima orang

Daya berfikir kritis dihambat

Mengalami dissosiasi

Materi yang diberikan mendapat

dukungan orang banyak

Penyampai materi adalah orang yang

mempunyai otoritas

(105)

KELELAHAN

KELELAHAN

KELELAHAN

KELELAHAN

Kelelahan

Kelelahan

Kelelahan

Kelelahan

terjadi bila orang

terjadi bila orang

terjadi bila orang

terjadi bila orang

banyak melakukan

banyak melakukan

banyak melakukan

banyak melakukan

kegiatan,baik jasmani

kegiatan,baik jasmani

kegiatan,baik jasmani

kegiatan,baik jasmani

maupun rohani,sedangkan

maupun rohani,sedangkan

maupun rohani,sedangkan

maupun rohani,sedangkan

energi yang dipakai sangat

energi yang dipakai sangat

energi yang dipakai sangat

energi yang dipakai sangat

terbatas.

(106)

Macam-macam kelelahan (Thorndike)

Sub-traksi

Sub-traksi

Sub-traksi

Sub-traksi

, yaitu adanya pengurangan kekuatan

, yaitu adanya pengurangan kekuatan

, yaitu adanya pengurangan kekuatan

, yaitu adanya pengurangan kekuatan

yang menyebabkan adanya rasa lelah.

yang menyebabkan adanya rasa lelah.

yang menyebabkan adanya rasa lelah.

yang menyebabkan adanya rasa lelah.

Addisi

Addisi

Addisi

Addisi

, yaitu penambahan hambatan yang

, yaitu penambahan hambatan yang

, yaitu penambahan hambatan yang

, yaitu penambahan hambatan yang

menimbulkan keseganan untuk bekerja lebih

menimbulkan keseganan untuk bekerja lebih

menimbulkan keseganan untuk bekerja lebih

menimbulkan keseganan untuk bekerja lebih

lama lagi.

lama lagi.

lama lagi.

lama lagi.

Disebabkan karena adanya tambahan

reaksi-Disebabkan karena adanya tambahan reaksi-

Disebabkan karena adanya tambahan reaksi-

Disebabkan karena adanya tambahan

reaksi-reaksi yang tertentu yang bersifat instinktif

reaksi yang tertentu yang bersifat instinktif

reaksi yang tertentu yang bersifat instinktif

reaksi yang tertentu yang bersifat instinktif

(107)

Faktor-faktor yang

mempengaruhi kelelahan psikis

Pemecahan problem yang berat

Pemecahan problem yang berat

Pemecahan problem yang berat

Pemecahan problem yang berat

Banyaknya masalah yang perlu diselesaikan

Banyaknya masalah yang perlu diselesaikan

Banyaknya masalah yang perlu diselesaikan

Banyaknya masalah yang perlu diselesaikan

Kebosanan,karena tugas yang tidak bervariasi

Kebosanan,karena tugas yang tidak bervariasi

Kebosanan,karena tugas yang tidak bervariasi

Kebosanan,karena tugas yang tidak bervariasi

Situasi batin yang bersifat negatif, &

Situasi batin yang bersifat negatif, &

Situasi batin yang bersifat negatif, &

Situasi batin yang bersifat negatif, &

berlangsung relatif lama (susah, kecewa).

berlangsung relatif lama (susah, kecewa).

berlangsung relatif lama (susah, kecewa).

berlangsung relatif lama (susah, kecewa).

Tidak ada kesibukan sama sekali

Tidak ada kesibukan sama sekali

Tidak ada kesibukan sama sekali

Tidak ada kesibukan sama sekali

Tugas yang tidak sesuai dengan perhatian dan

Tugas yang tidak sesuai dengan perhatian dan

Tugas yang tidak sesuai dengan perhatian dan

Tugas yang tidak sesuai dengan perhatian dan

niatnya

niatnya

niatnya

niatnya

(108)
(109)

INTERAKSI

INTERAKSI

INTERAKSI

INTERAKSI

MANUSIA

MANUSIA

MANUSIA

MANUSIA

DENGAN

DENGAN

DENGAN

DENGAN

(110)

PENGGOLONGAN PENGGOLONGAN PENGGOLONGAN PENGGOLONGAN

DUNIA SEKITAR DUNIA SEKITARDUNIA SEKITARDUNIA SEKITAR

MANUSIA MANUSIAMANUSIAMANUSIA

DUNIA SEKITAR DUNIA SEKITARDUNIA SEKITARDUNIA SEKITAR ALAM KODRAT ALAM KODRATALAM KODRATALAM KODRAT

DUNIA SEKITAR DUNIA SEKITAR DUNIA SEKITARDUNIA SEKITAR BENDA-BENDA BENDA-BENDA BENDA-BENDA BENDA-BENDA

BUATAN BUATANBUATANBUATAN

DUNIA SEKITAR DUNIA SEKITAR DUNIA SEKITAR DUNIA SEKITAR

(111)

KEBUTUHAN MANUSIA

KEBUTUHAN MANUSIA

KEBUTUHAN MANUSIA

KEBUTUHAN MANUSIA

TERHADAP DUNIA SEKITAR

TERHADAP DUNIA SEKITAR

TERHADAP DUNIA SEKITAR

TERHADAP DUNIA SEKITAR

1.

1.1.1.

KEBUTUHAN JASMANI

KEBUTUHAN JASMANI

KEBUTUHAN JASMANI

KEBUTUHAN JASMANI

2.

2.2.2.

KEBUTUHAN ROKHANI

KEBUTUHAN ROKHANI

KEBUTUHAN ROKHANI

KEBUTUHAN ROKHANI

3.
(112)

PERKEMBANGAN PRIBADI

PERKEMBANGAN PRIBADI

PERKEMBANGAN PRIBADI

PERKEMBANGAN PRIBADI

MANUSIA TERHADAP

MANUSIA TERHADAP

MANUSIA TERHADAP

MANUSIA TERHADAP

DUNIA SEKITAR

DUNIA SEKITAR

DUNIA SEKITAR

DUNIA SEKITAR

1.

Aliran Nativisme

Tergantung dari pembawaan

2.

Aliran Empirisme

Dipengaruhi dunia luar

3.

Aliran Convergensi

(113)

4. Aliran Wodwort

Pengembangan dari teori konvergensi

5. Faktor trainning atau latihan, yang

digambarkan sbb:

Training

(114)
(115)

KEPRIBADIAN

KEPRIBADIAN

KEPRIBADIAN

KEPRIBADIAN

MANUSIA

(116)

KEPRIBADIAN

Keseluruhan tingkah laku seseorang

yang diintegrasikan , sebagaimana yang

tampak pada orang lain. Bukan hanya

yang melekat pada diri seseorang tapi

lebih merupakan hasil dari suatu

(117)

EGO DEFENSE MECHANISM

Escapism

Escapism

Escapism

Escapism

berbuat sesuatu yang dianggap wajar oleh umum berbuat sesuatu yang dianggap wajar oleh umum berbuat sesuatu yang dianggap wajar oleh umum berbuat sesuatu yang dianggap wajar oleh umum agar kelemahan-kelemahannya tidak diketahui oleh agar kelemahan-kelemahannya tidak diketahui oleh agar kelemahan-kelemahannya tidak diketahui oleh agar kelemahan-kelemahannya tidak diketahui oleh umum

umumumumumum

Ngalamun

Ngalamun

Ngalamun

Ngalamun

melaksanakan segala yang kita inginkan di alam melaksanakan segala yang kita inginkan di alam melaksanakan segala yang kita inginkan di alam melaksanakan segala yang kita inginkan di alam imaginer

imaginerimaginerimaginer

Introjectie (Internalisasi)

Introjectie (Internalisasi)

Introjectie (Internalisasi)

Introjectie (Internalisasi)

iiii

ndividu berusaha menghisap nilai-nilai norma ndividu berusaha menghisap nilai-nilai norma ndividu berusaha menghisap nilai-nilai norma ndividu berusaha menghisap nilai-nilai norma sekitar yang dimiliki oleh golongan lain dengan sekitar yang dimiliki oleh golongan lain dengan sekitar yang dimiliki oleh golongan lain dengan sekitar yang dimiliki oleh golongan lain dengan maksud beradaptasi, namun dilakukan secara maksud beradaptasi, namun dilakukan secara maksud beradaptasi, namun dilakukan secara maksud beradaptasi, namun dilakukan secara berlebihan
(118)

Projectie

Projectie

Projectie

Projectie

menempatkan kesalahan/ kelemahan diri sendiri menempatkan kesalahan/ kelemahan diri sendiri menempatkan kesalahan/ kelemahan diri sendiri menempatkan kesalahan/ kelemahan diri sendiri pada orang/ objek lain

pada orang/ objek lainpada orang/ objek lainpada orang/ objek lain

Rasionalisasi

Rasionalisasi

Rasionalisasi

Rasionalisasi

usaha untuk membenarkan perbuatan diri sendiri usaha untuk membenarkan perbuatan diri sendiri usaha untuk membenarkan perbuatan diri sendiri usaha untuk membenarkan perbuatan diri sendiri untuk mengurangi kekecewaan

untuk mengurangi kekecewaanuntuk mengurangi kekecewaanuntuk mengurangi kekecewaan

Represi

Represi

Represi

Represi

individu menjadi tidak sadar karena tidak kuat individu menjadi tidak sadar karena tidak kuat individu menjadi tidak sadar karena tidak kuat individu menjadi tidak sadar karena tidak kuat menghadapi penderitaan batinnya

menghadapi penderitaan batinnyamenghadapi penderitaan batinnyamenghadapi penderitaan batinnya

Displacement

Displacement

Displacement

Displacement

(119)

Regresi

Regresi

Regresi

Regresi

bertingkah seperti anak-anak agar keinginannya bertingkah seperti anak-anak agar keinginannya bertingkah seperti anak-anak agar keinginannya bertingkah seperti anak-anak agar keinginannya dituruti

diturutiditurutidituruti

Sympatism

Sympatism

Sympatism

Sympatism

menarik simpati orang lain agar mau mengerti menarik simpati orang lain agar mau mengerti menarik simpati orang lain agar mau mengerti menarik simpati orang lain agar mau mengerti

penderitaan yang dialaminya & ikut merasakannya penderitaan yang dialaminya & ikut merasakannyapenderitaan yang dialaminya & ikut merasakannyapenderitaan yang dialaminya & ikut merasakannya

Sublimasi

Sublimasi

Sublimasi

Sublimasi

penyaluran ganti yang masih bisa diterima penyaluran ganti yang masih bisa diterima penyaluran ganti yang masih bisa diterima penyaluran ganti yang masih bisa diterima masyarakat umum

masyarakat umummasyarakat umummasyarakat umum

Kompensasi

Kompensasi

Kompensasi

Kompensasi

(120)

Acting Out (melibatkan)

Acting Out (melibatkan)

Acting Out (melibatkan)

Acting Out (melibatkan)

melakukan hal-hal yang kurang diinginkan karena melakukan hal-hal yang kurang diinginkan karena melakukan hal-hal yang kurang diinginkan karena melakukan hal-hal yang kurang diinginkan karena tidak kuat menerima tekanan pihak lain

tidak kuat menerima tekanan pihak laintidak kuat menerima tekanan pihak laintidak kuat menerima tekanan pihak lain

Dissociate

Dissociate

Dissociate

Dissociate

melarikan diri dari hal-hal yang tidak menyenangkan melarikan diri dari hal-hal yang tidak menyenangkan melarikan diri dari hal-hal yang tidak menyenangkan melarikan diri dari hal-hal yang tidak menyenangkan dengan cara yang tidak masuk akal

dengan cara yang tidak masuk akaldengan cara yang tidak masuk akaldengan cara yang tidak masuk akal

Identifikasi

Identifikasi

Identifikasi

Identifikasi

usaha menyamakan diri dari pihak yang lebih kuat/ usaha menyamakan diri dari pihak yang lebih kuat/ usaha menyamakan diri dari pihak yang lebih kuat/ usaha menyamakan diri dari pihak yang lebih kuat/ tinggi dari dirinya

tinggi dari dirinyatinggi dari dirinyatinggi dari dirinya

Negativisme

Negativisme

Negativisme

Negativisme

(121)

Faktor-faktor yang mempengaruhi

kepribadian

Faktor Internal

1.

Keadaan cairan yang ada dalam tubuh manusia

(Hipocrates & Galenus)

2.

Fungsi kejiwaan (Plato, Ewald, Jung)

3.

Kuantitas psikologi (Heyman)

4.

Situasi kejiwaan (Freud)

5.

Bentuk tubuh (Kretschmer)

(122)

Faktor Eksternal

1.

Nilai-nilai kebudayaan (Spranger)

2.

Dorongan kemasyarakatan (Adler)

Referensi

Dokumen terkait

jawab baik untuk diri sendiri maupun orang lain, belajar secara mandiri dan tidak.. tergantung kepada orang lain, dan mampu menyelesaikan masalah

sendiri maupun dengan orang lain, sehingga melibatkan perkembangan diri baik secara psikologis maupun sosial. Latar yang meliputi fisik dan sosial menunjukkan

Tahap ini ditandai oleh pemahaman baik atau benar sebagai sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dan.. keinginan, baik diri sendiri maupun

• Kesulitan belajar adalah gejala yang nampak pada peserta didik yang ditandai dengan. adanya prestasi belajar yang rendah atau dibawah norma yang

Sugesti Sugesti Pengertian: Pengertian: Sugesti adalah Sugesti adalah pengaruh psikis pengaruh psikis baik yang datang baik yang datang dari diri sendiri dari diri sendiri

Begitu pula dengan karakter dan sifat diri sendiri yang dapat dengan mudah tercermin pada tanaman, karena karakter dan sifat dari diri sendiri maupun orang lain

Character strength akan memberikan keluaran nyata seperti kebahagiaan, penerimaan diri (baik diri sendiri maupun orang lain), petunjuk untuk menjalani hidup,

Sedangkan faktor yang mempengaruhi perfeksionisme pada remaja gifted adalah ekspektasi yang tinggi – baik dari diri sendiri maupun orang lain; keyakinan diri yang tinggi