ANALYSIS FOSFAT PADA AIR KETEL UAP DI PT. SINAR SOSRO PABRIK DELI SERDANG MEDAN
TUGASAKHIR
Oleh:
DINANTY DINI M.R LUBIS NIM 062410005
KATAPENGANTAR
Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, temyata tidaklah semudah yang
dibayangkan sebelumnya. Namun berkat dorongan, semangat dan dukungan
berbagai pihak merupakan kekuatan yang sangat besar hingga terselesaikannya
Tugas Akhir ini. Khususnya dorongan dan semangat serta do'a dari Ibunda Siti
Amsyah Pasaribu dan Abangda Ananda Sulung Parlaungan Lubis.
Alm.Syarifuddin Lubis sebagai Ayahanda dan Ibunda merupakan inspirator dan
pemacu semangat penulis agar tidak pemah berhenti untuk menempuh cita-cita
yang diharapkan.
Pada kesempatan kali ini penulis juga mengucapkan rasa terima kasih
yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas
Farmasi USU.
2. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt., selaku Koordinator
Program Diploma-III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi
USU.
3. Ibu Dra. Saodah, M.Sc., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan nasehat serta perhatiannya
hingga selesainya Tugas akhir ini.
4. Seluruh dosen/stafpengajar Fakultas Farmasi USU.
rneluangkan waktu untuk penulis dan rnernberikan materi-materi.
6. Sahabat-sahabat satu perjuangan Maya, Dina dan Andri yang telah bekerja
sarna sepenuhnya sehingga terselesaikannya Tugas Akhir ini.
7. Sahabat-sahabat penulis Mimi, Ririn, Tati, lea beserta ternan-ternan kuliah
angkatan 2006 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang selalu
mernberikan semangat yang luar biasanya.
Penulis rnenyadari bahwa Tugas Akhir ini masih sangat jauh dari
sempurna
sehingga rnernbutuhkan masukan dan kritikan yang bersifat membangun. Oleh
karena
itu penulis sangat mernbuka luas bagi yang ingin menyumbangkan rnasukan dan
kritikan derni kesempumaan Tugas Akhir ini.
Akhir kata penulis berharap sernoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi
penulis sendiri rnaupun bagi pembaea. Terirna Kasih.
Medan, Juni 2009
Penulis,
DAFTAR ISI
2.6.2 Menggunakan Alat Spektrofotometer ... 12
BAB III METODOLOGI ... 13
3.1 Alat ... 13
3.3 Prosedur ... 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 15
4.1 Hasil ... 15
4.2 Pembahasan ... 16
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 17
5.1 Kesimpulan ... 17
5.2 Saran ... 17
DAFTAR PUSTAKA ... 18
DAFTAR TABEL
Halaman
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang
pembangunannya
menitik beratkan pada sektor industri. Terlebih lebih pada industri keeil karena
semenjak terjadinya krisis moneter yang menerpa seeara global temyata
industriindustri kecil yang tetap mampu bertahan dalam menghasilkan produknya.
Salah satu industri yang tetap bertahan terhadap terpaan krisis ekonomi
saat ini adalah industri yang bergerak dalam bidang minuman terutama minuman
ringan seperti PT. Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang yang terdapat di J1.
MedanTanjung Morawa KM. 14,5 yang memproduksi Teh Botol Sosro, Fruit Tea
baik dalam kemasan botol maupun kemasan kotak (Anonimc, 2006).
Pada proses pengolahan minuman tersebut diatas, air merupakan bahan
pendukung yang paling dominan dan salah satu di antaranya adalah air ketel uap.
Dalam pengolahannya kadar fosfat dalam ketel sangat perlu untuk diamati agar air
di dalamnya tidak eepat mengalami kadaluarsa (Anonimc, 2006).
Dengan demikian pada proses pengolahannya untuk pemeriksaan kadar
fosfat dalam air dengan eepat disamping pemakaian pereaksi kimia juga
dipedukan suatu peralatan khusus. Pada PT. Sinar Sosro untuk penentuan fosfat
tersebut dilakukan menggunakan alat Lovibond yang mana eara kerjanya eukup
sederhana dan dianggap menghasilkan data yang eukup akurat, sehingga dalam
akan dibahas tentang penentuan fosfat tersebut yang dilakukan pada perusahaan
(Anonimc
, 2006).
1.2 Tujuan
- Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kadar fosfat yang
digunakan pada ketel uap di PT. Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang Medan,
sesuai dengan standar yang ditetapkan.
- Untuk menguji kebenaran dari metode yang digunakan dalam pengujian
fosfat di perusahaan terse but.
1.3 Manfaat
- Dengan mengetahui kadar fosfat dapat memberikan informasi bahwa
proses produksi tidak mengalami hambatan, karena alat yang digunakan
tidak mengalami gangguan terutama dalam proses pengolahan air pada
ketel uap.
- Dengan mengetahui metode yang digunakan pada penentuan fosfat
tersebut dapat memberikan informasi sejauh mana ketelitian dari metode
BABII
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air adalah salah satu zat alam yang dapat dijumpai dalam keadaan
(kondisi) padat, eair, dan gas pada suhu tertentu. Kenaikan suhu menyebabkan air
akan mengembang lebih besar menjadi uap dan mengandung sejumlah besar
tenaga yang berupa panas. Karena sifat air yang unik inilah, maka air digunakan
sebagai bahan dasar ideal untuk pemanasan dan pembangkit tenaga listrik. Selain
itu yang lebih penting air merupakan kebutuhan pokok bagi semua makhluk
hidup, begitu juga untuk keperluan-keperluan industri (Sutrisno, 1994).
Semua air mengandung bermaeam-maeam kotoran dalam jumlah yang
berbeda-beda tergantung pada sumbemya, hal ini disebabkan karena air
merupakan pelarut yang baik. Seeara umum kegunaan air di dalam tubuh dan
kehidupan manusia adalah untuk proses metabolisme, mengangkut zat-zat
makanan dalam tubuh, mengatur keseimbangan suhu tubuh dan menjaga jangan
sampai tubuh kekeringan. Oleh karena itu penyediaan air bersih merupakan salah
satu tuntutan umum bagi manusia untuk kelangsungan hidupnya, dan faktor
penentu kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sutrisno, 1994).
2.2 Sumber Air Minum
Pada prinsipnya, jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran
yang dinamakan "cylus hidrologie". Dengan adanya penyinaran matahari, maka
Karena adanya angin, maka uap air ini akan bersatu dan berada di tempat
yang sering dikenal nama awan. Oleh angin, awan ini akan terbawa makin lama
makin tinggi dimana temperatur di atas makin rendah,yang menyebabkan
titik-titik air akan jatuh ke bumi sebagai hujan. Air hujan ini sebagian mengalir ke
dalam tanah, jika menjumpai lapisan rapat air, maka peresapan akan berkurang,
dan sebagian air akan mengalir di atas lapisan rapat air ini. Jika air ini ke luar pada
permukaan bumi, maka air ini disebut mata air. Air permukaan yang mengalir di
permukaan bumi, umumnya berbentuk sungai-sungai dan jika melalui suatu
tempat rendah (cekung) maka air akan berkumpul, membentuk suatu danau atau
telaga. Tetapi banyak di antaranya yang mengalir ke laut kembali dan kemudian
akan mengikuti siklus hidrologi ini (Sutrisno, 1994).
Menurut Sutrisno (1994), sumber air di alam secara umum digolongkan
dalam beberapa kelompok yaitu air laut, air atmosfer (air meteriologik), air
permukaan, dan air tanah.
a Air Laut
Air laut mempunyai sifat asin karena mengandung garam NaCl. Dengan
keadaan ini, maka air laut tidak memenuhi syarat untuk air minum.
b. Air Atmosfer (Air meteriologik)
Air meteriologik dalam keadaan murni sangat bersih, karena adanya
pengotoran udara yang disebabkan oleh kotoran-kotoran industri/debu dan lain
sebagainya maka air tersebut mengalami proses kontaminasi. Untuk menjadikan
air hujan sebagai air minum hendaknya menampung air hujan jangan di mulai
c. Air Permukaan
Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada
wnumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya.
Air permukaan ada 2 macam yaitu:
- Air sungai
- Air rawa/danau
d. Air Tanah
Terbagi atas:
- Air tanah dangkal
- Air tanah dalam
- Mata air
Menurut Sutrisno (1994), air tanah dangkal terjadi karena daya proses
peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, dan juga sebagian
bakteri, sebingga air tanah akan jernih. Lapis tanah disini berfungsi sebagai
saringan. Pengotoran juga masih terns berlangsung, terutama pada permukaan air
yang dekat dengan permukaan tanah, setelah menemui lapisan rapat air, air akan
terkumpul yang disebut dengan air dangkal yang dapat dimanfaatkan.
Air tanah dalam, terdapat setelah lapis rapat air pertama. Pengambilan air
tanah dalam tak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini hams digunakan
bor dan memasukkan pipa ke dalamnya sehingga dalam suatu kedalaman
Menurut Sutrisno (1994), mata air adalah air tanah yang keluar dengan
sendirinya ke permukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam bampir
tidak terpengaruh oleh musim dan kualitaslkuantitasnya sama dengan keadaan air
dalam. Berdasarkan air keluar (munculnya ke permukaan tanah) terbagi atas:
Rembesan, di mana air ke luar dari lereng-Iereng.
Umbul, di mana air keluar ke permukaan bumi pada suatu daratan.
2.3 Air Ketel Uap
Ketel uap merupakan salah satu alat konversi energi, yang merubah
molekul air menjadi molekul uap dengan cara pemanasan di dalam sebuah bejana
bertekanan dengan temperatur yang tinggi. Uap atau gas-gas yang dihasilkan
tersebut menyebabkan karatan dan masalah-masalah lain. Ketel uapnya sendiri
dapat berkarat dat1 rapuh, sehingga mengalami pengurangan kekuatan dalam
menahan tekanan tinggi. Adanya kotoran-kotoran yang terdapat dalam air
menyebabkan terjadinya kerak, sehingga terjadi perambatan panas dan akibatnya
pipa-pipa akan mengalami kerusakan (Anonimb, 2008).
Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, sebelum masuk ke ketel uap, air
yang ada di ketel uap perlu mendapatkan perlakuan secukupnya seperti
penambahan bahan kimia pada air ketel uap.
Menurut Anonimc (2006), air untuk pengisian ketel uap, harus
mempunyai kesadahan yang kecil, karena kesadahan mengakibatkan:
- Terjadinya kerak dalam ketel uap sehingga susah dibersihkan.
- Kerak menyebabkan penyekat panas, sehingga panas dari luar
- Terjadi pemanasan memusat, sehingga plat ketel mudah rusak
dan bocor.
Kondisi untuk ketel uap :
- Oksigen yang terlarut : 0 atau < 0,007 ppm
- Nilai hydrogen : tidak boleh kurang dari 7
- Jumlah zat padat : maksimum 200 ppm
- Minyak atau bahan organic : 0
Untuk mendapatkan kondisi arr pada ketel uap di atas diperlukan
penarnbahan bahan kimia antara lain:
- Asarn sulfat ditambahkan pada tangki penyimpanan kondensat dan
pada air umpan ketel uap
- Natrium sulfit yang dipompakan ke dalarn pemanas untuk
memisahkan sisa oksigen di dalarn kondesat yang tidak dapat
dihilangkan dengan daerator. Daerator berfungsi untuk
memisahkan gas-gas yang terlarut seperti gas oksigen dan gas
karbondioksida dan air yang masuk sarna-sarna uap sebagai
pemanas awal, sebagai air pengisi ketel uap.
- Amina dipompakan ke dalarn sistem untuk melindungi plpa
kondesat terhadap korosi oksigen dan karbondioksida. Amina akan
membentuk selaput amina pada permukaan logarn.
Natrium metafosfat dipompakan ke dalarn air umpan ketel uap
untuk mencegah pengendapan atau gumpalan dalarn kalsium dalarn
fosfat yang dipisahkan sebagai lumpur. Soda kaustik dipompa ke
dalam air umpan jika pH air boiler turun di bawah batas minumnya.
2.4 Proses air uotuk ketel uap
Air bersih dari tangki penampungan sebelum ditambah klor, dipompakan
melalui sistem zeloit pelunak yaitu suatu proses pertukaran ion (zeolite ion
exchange softener). Garam kalsium dan magnesium melalui sistem zeolit diubah
menjadi garam natrium. Hasil pelunakan air ini mengandung garam silika,
dialirkan melalui penyerap silika dengan suatu resin. Anion garam natrium ditukar
menjadi ion hidroksil resin. Anion silika jika terserap oleh resin, dipisahkan dari
Iarutan dan diganti ion OH-. Begitu juga ion klorida dari natrium klorida ditukar
dengan ion OH- (Anonimc , 2006).
Air yang keluar dari sistem pelunakan, bebas dari silika dan klor tetapi
mengandung natrium hidroksida. Air yang sudah bebas dari anion, sangat bersifat
basa karena semua anion sudah diganti dengan ion OH-. Untuk mengurangi sifat
basa ini diperlukan penambahan asam sulfat untuk menurunkan pH air umpan
ketel uap (Anonimc , 2006).
2.5 Fosfat
Dalam air, fosfat merupakan sutu komponen yang sangat penting
dan sering menimbulkan permasalahan lingkungan. Fosfat termasuk salah
s
atu dari beberapa unsur yang essensial untuk pertumbuhan ganggang dalam air.Pertumbuhan ganggang yang berlebihan dapat menyebabkan pencemaran
Air biasanya mengandung fosfat anorganik terlarut. Fitoplankton dan
oanaman lain akan mengabsorbsi fosfat ini dan membentuk senyawa misalnya
andinosine trifosfat (A TP). Herbivora yang memakan tanaman itu akan
memperoleh fosfat tersebut. Jika tanaman dan hewan itu mati maka bakteri
pengurai mengembalikan fosfor itu kedalam air sebagai zat organik terlarut.
Demikian pula dengan kotoran sisa metabolisme hidup. Akbirnya bakteri
:nenguraikan senyawa organik itu menjadi fosfot daur kembali (Sutrisno, 1994).
Fosfat juga merupakan faktor pembatas. Perbandingan fosfat dengan unsur
lain dalam ekosistem air lebih kecil daripada dalam tubuh organisme hidup.
Diduga bahwa fosfat merupakan nutrien pembatas dalam eutroftkasi yang artinya
air dapat mempunyai misalnya konsentrasi nitrat yang tinggi tanpa percepatan
eutroftkasi asalkan konsentrasi fosfat sangat rendah. Ada juga yang berpendapat
bahwa faktor pembatas merupakan perbandingan fosfor terhadap nitrogen. Fosfat
teryata merupakan pendorong kegiatan pengikatan nitrogen bagi ganggang biru.
Jadi jika air tidak mengandung senyawa nitrogen, asal ada fosfat dan ganggang
biru maka senyawa nitrogen akan terbentuk, dan eutroftkasi pada suatu saat akan
muncul pula (Sutrisno, 1994).
Seperti nitrogen, fosfor memasuki air melalui berbagai jalan seperti :
kotoran, limbah, sisa pertanian, kotoran hewan, dan sisa tanaman dan hewan yang
mati. Pencegahan populasi fosfor juga dilakukan dengan melarang deterjen
mengandung fosfat. Demikian pula dengan mewajibkan pengelolahan limbah
industri memberikan air kapur atau aluminium sulfat agar fosfatnya mengendap
Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam bentuk terlarut, tersuspensi
atau terikat didalam sel organisme dalam air. Dalam air limbah senyawa fosfat
dapat berasal dari limbah penduduk, industri dan pertanian. Di daerah pertanian
ortrofosfat berasal dari bahan pupuk, yang masuk kedalam sungai melalui
dranaise dan aliran air hujan. Polifosfat dapat memasuki sungai melalui air
buangan penduduk dan industri yang menggunakan bahan deterjen yang
mengandung fosfat seperti industri pencucian, industri logam dan sebagairiya.
Fosfat orgaills terdapat dalam air buangan penduduk (tinja) dan sisa makanan.
Fosfat orgaills dapat pula terjadi dari ortofosfat yang terlarut melalui proses
biologis karena baik bakteri maupun tanaman menyerap fosfat bagi
pertumbuhannya. Bermacam-macam jenis fosfat juga dipakai untuk pengolahan
anti-karat dan anti-kerak pada pemanas air (boiler) (Basset, 1994).
2.6 Beberapa Metode Penentuan Fosfat
2.6.1 Lovibond 2000
Selama lebih dari 60 tahun lovibond telah digunakan diseluruh dunia
dalam penganalisaan air. Pada masa sekarang iill alat tersebut masih tetap popiler
dan sangat diminati dalam penganalisaan air karena cara kerj a yang cukup
sederhana namun menghasilkan data yang sangat akurat. Lovibond dilengkapi
Cara menggunakan Lovibond 2000
1.Untuk persiapan dimasukkan blanko
dan sampel ke dalam tabung komperator.
2. Dimasukkan lovibond test kit ke dalam tabung komperator.
3. Larutan sampel kemudian diletakkan disebelah kanan komperator dan di sebelah
kirinya dibuat blanko aquadest.
4. Dilihat perbandingan pada glass filter yaitu warna yang lebih dekat dengan sampel yaitu pada range 10mgIL - 90 mg/L.
2.6.2 Menggunakan Alat Spektrofotometer
Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pengujian
fosfat sedimen melayang dengan asam klorida menggunakan alat
spektrofotometer secara amonium molibdat serta untuk mendapatkan kadar fosfat
dalam sedimen melayang dengan menggunakan spektrofotometer yang
bermanfaat bagi semua pihak yang lingkup tugasnya meliputi peneiitian dan
pengukuran kualitas sedimen (Anonimc, 2006).
Persiapan contoh uji sedimen melayang diambil seSUaI dengan
pengambilan contoh sedimen melayang dengan cara integrasi kedalam
berdasarkan pembagian debit SNI 03 - 3414 - 1994.
Peralatan yang digunakan adalah spektrometer smar tampak, neraca
analitik, labu erlenmeyer, corong gelas, labu ukur, kertas saring whatman no. 40
dan gel as piala, pipet, tabung, pengendap, oven, desikator, dan lain-lain. Bahan
yang digunakan berkualitas tinggi terdiri dari air suling, amonium molibdat, asam
karbonat, asam klorida, karbon aktif dan asam sulfat. Persiapan uj i terdiri dari
pembuatan reaksi dan pembuatan kurva kalibrasi. Cara pengujian dan perhitungan
fosfat dalam sedimen melayang dengan asam klorida menggunakan alat
spektrofotometer dengan cara amonium moilibdat dilakukan dengan tahap
BAB III METODOLOGI
3.1 Alat
- Comperator lovibond 2000
- Wadah gelas untuk contoh air
3.2 Bahan
- Larutan Asam Ammonium Molibdat
- Larutan Hidroquinon
- Larutan Karbon Sulfit
3.2 Prosedur
- Sampel air ketel uap didinginkan pada air mengalir dalam keadaan tertutup
rapat
- Bilas tabung komperator dengan air contoh
- lsi tabung dengan air ketel uap sampai tanda tera
- Tambahkan 2 mllarutan ammonium molibdat, 1 mllarutan hidroquinon
dan 2 mllarutan karbon sulfit
- Aduk dan biarkan selama Iebih kurang 2 menit
- Diletakkan tabung yang berisi sampel air disebelah kanan dan disebelah
kiri diletakkan tabung yang berisi aquadest (blanko)
- Geser-geser comperator hingga diperoleh wama larutan yang diperiksa
sarna dengan blanko
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil analisa fosfat pada air ketel uap
No Tanggal Pengambilan Data Hasil Pengamatan Standar
1 9/3/2009 60 mg/L 30 -50 mg/L
2 10/3/2009 55 mg/L 30 -50 mg/L
3 11/3/2009 60 mg/L 30 -50 mg/L
4 12/3/2009 70 mg/L 30 -50 mg/L
5 13 -03 -2009 30 mg/L 30 -50 mg/L
6 14 -03 -2009 30 mg/L 30-50 mg/L
7 15 -03 -2009 20 mg/L 30-50 mg/L
8 16 -03 -2009 30 mg/L 30 -50 mg/L
9 17 -03 -2009 10 mg/L 30-50 mg/L
10 18 -03 -2009 20 mg/L 30-50 mg/L
4.2 Pembahasan
Kandungan fosfat yang merupakan salah satu parameter yang perlu
dianalisa pada ketel uap yang terdapat pada PT.Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang
Medan perlu diamati karena mempengaruhi kinerja dari ketel uap dalam
menghasilkan uap panas. U ntuk proses pengolahan air dalam pembotolan, hal ini
perlu diteliti karena kehadiran fosfat dapat mencegah timbulnya kerak dalam ketel
sedangkan bila penggunaan fosfat tinggi dapat menaikkan TDS (total dissolved
solid). Dengan demikian kandungan fosfat diharapkan pada ketel uap
berada pada range 30 - 50 mglL. Temyata berdasarkan analisis lapangan selama
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1.Kesimpulan
1. Setelah dilakukan analisa pada air ketel uap di PT. Sinar Sosro Pabrik
Deli Serdang Medan selama 10 hari diperoleh kadar fosfat dari air ketel
uap rata-rata adalah 38,5 mg/L.
2. Penambahan fosfat pada aIr ketel uap bertujuan untuk mencegah
timbulnya kerak pada ketel uap .
4.2.Saran
1. Dalam melakukan analisa terhadap sampel hendaknya tidak
menggunakan satu alat instrumen saja seperti lovibond tetapi harns
ada alat lain sebagai pembanding demi lebih akuratnya data yang
diperoleh.
2. Sebaiknya penambahan fosfat pada ketel uap tidak berlebih
DAFTAR PUSTAKA
Anomina . lovibond. htlp:llwww.lovibond.com.au. Tanggal akses.ll Mei 2009. Anominb. (2008). Ketel uap. http://www.youtomo.com/cgi-hin/cms/pm.cgi.
Tanggal akses. 11 mei 2009 .
Anominc . (2006). Standart Operating Produce. PT. Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang Medan.
Bassett, J., Denney R.C., Jeffery, G.H., dan Mehdham, J. (1994). Buku Ajar Vogel
Kimia AnaUs Kuantitatif Anorganik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Hal. 231.
Sutrisno,T., dan Suciastuti, E. (1994). Teknologi Penyediaan Ai Bersih.. Cetakan
kedua. Jakarta: Penerhit PT. Rineka Cipta. Hal. 12-20.
Tresna S. (2000), Pencemaran Lingkungan. Cetakan kedua, Jakarta: Penerbit
PROSES PENGOLAHAN AIR
PT SINAR SOSRO PABRIK DELI SERDANG
Sumur
Resorvoar
Sand Filter
Anion
Buffer III
Buiffer II
Buffer IV Buffer I
Carbon Filter
Softener
NaOCl
PROSES PEMBUATAN TEH CAIR PAHIT (TCP)
PT. SINAR SOSRO P ABRIK DELI SERDANG
Sumur
Resorvoar
Sand Filter
Softener
Buffer III
Plate Heat Exchanger
(PHT) Teh Kering
PROSES PEMBUATAN TEH CAIR MANIS (TCM)
PT. SINAR SOSRO P ABRIK DELI SERDANG
Plate Heat Exchanger
(PHT) Air Buffer III Teh Kering
Ekstrak Tank
Filtrox Filter
Mixing Tank
Bag Filter
Buffer Syrup Softener Cosmos Filter Dissolving Tank