• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prevalensi Endometriosis Di RSUP Haji Adam Malik Periode 2011-2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Prevalensi Endometriosis Di RSUP Haji Adam Malik Periode 2011-2013"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

MOHD AMIRUL ASHRAF BIN MOHD ALMIZAT

NIM: 110100437

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PREVALENSI ENDOMETRIOSIS DI RSUP HAJI ADAM

MALIK PERIODE 2011-2013

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah Ini Dilanjutkan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

MOHD AMIRUL ASHRAF BIN MOHD ALMIZAT

NIM: 110100437

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PREVALENSI ENDOMETRIOSIS DI RSUP HAJI ADAM

MALIK PERIODE 2011 – 2013

NAMA : MOHD AMIRUL ASHRAF BIN MOHD ALMIZAT

NIM : 110100437

Pembimbing

Penguji I

Penguji II

Medan, Januari 2015

Dekan

Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Endometriosis adalah suatu penyakit dimana bercak-bercak jaringan endometrium tumbuh di luar rahim, padahal dalam keadaan normal endometrium hanya ditemukan di dalam lapisan rahim. Penyakit ini makin mendapat banyak perhatian dari para peneliti dikarenakan endometriosis makin sering terjadi pada wanita namun masih belum ditemukan mekanisme yang jelas tentang terjadinya penyakit ini. Dengan permasalahan tersebut maka penelitian dilakukan untuk mengetahui profil gambaran endometriosis di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2011 – 2013.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik (profil penderita) Endometriosis di RSUP Haji Adam Malik, Medan pada tahun 2011 hingga 2013. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian dilakukan pada bulan November 2014 di RSUP H. Adam Malik, Medan dengan cara

pencatatan data sekunder yang berasal dari rekam medis, sampel yang digunakan 35 orang. Data dikumpulkan dengan mencatat setiap data yang dibutuhkan dari rekam medis, kemudian hasil ditabulasi dan dilakukan pengolahan pada hasil. Populasi penelitian adalah seluruh status rekam penderita rawat jalan dan rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan. Sampel penelitian adalah seluruh status rekam medik penderita endometriosis dari Januari tahun 2011 – Desember 2013 yang telah terdiagnosa pasti dengan hasil pemeriksaan patologi anatomi.

(5)

Kata Kunci : Endometriosis, Endometrium, Nyeri Haid, Nyeri Pelvis ABSTRACT

Endometriosis is a gynecological disorder characterized by the growth of ectopic endometrial lining which is found outside the normal site. In general, endometriosis occurs in 5-10% of women of reproductive age. Today, the disease gets a lot of attention from researchers and experts, this is due to endometriosis which often occurs in women but not yet found a clear mechanism for this disease. Because of the problem this research was done to find out the profile picture of endometriosis in RSUP H. Adam Malik in the period 2011 – 2013.

This study uses a descriptive method. The study was conducted in

November 2014 in the department of RSUP H. Adam Malik Medan by recording the secondary data derived from medical records, the sample used was 35 people. Data were collected by recording any required data from medical records, and the results were tabulated and the processing was done by the results. Research population were all recorded by the medical records of the ambulatory and inpatient department of RSUP H. Adam Malik Medan. The samples were all medical records of patients with endometriosis status from January 2011 - December 2013 who have been diagnosed for sure, and was confirmed by pathology anatomy examination.

After doing research the profile picture of the data was obtained in the department of endometriosis RSUP H. Adam Malik Medan. With the results obtained profile picture of 35 samples that met the study criteria with the age range 19-50 years. Location of 45.71 % of endometriosis was in the ovarium, the clinical symptom of pain during menstruation is at 68.57%, menarche highest incidence was at 13 and 15 years old (22.86 %), and most patients were given oral treatment at 60.00 %.

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian karya tulis ilmiah ini dengan judul ‘Prevalensi Endometriosis Di RSUP Haji Adam Malik Periode 2011-2013’.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada dr. Ichwanul Adenin, SpOG, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan dan pengarahan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Dalam proses penulisan karya tulis ilmiah ini juga, penulis telah mendapat dukungan, saran dan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang ikhlas kepada:

1. Kedua orang tua penulis yang tercinta, En. Mohd Almizat Bin Abu Halip dan Pn. Marzita Bt. Mohamed @ Amran yang telah banyak memberikan dukungan dan doa selama menyiapkan karya tulis ilmah ini.

2. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH, selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. Seluruh dosen pengajar dan staf akademik Program Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan ilmu dan bantuan selama penulis menuntut ilmu di FK USU.

4. Teman-teman seperjuangan penulis yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan dalam menyiapkan penulisan karya tulis ilmiah ini.

(7)

Akhir kata, penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dengan rendah hati, penulis menerima kritikan dan saran dari berbagai pihak. Penulis juga berharap semoga penelitian ini dapat

memberikan manfaat dan makna tersendiri bagi pembaca.

(8)

DAFTAR ISI

2.2.3. Klasifikasi... 6

2.2.4. Etiopatogenesis... 8

2.2.5. Lokasi Anatomis... 10

2.2.6. Faktor Resiko... 12

2.2.7. Gejala Klinis... 12

2.2.8. Diagnosis... 15

2.2.9. Komplikasi... 16

2.2.10. Prognosis... 17

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL…….. 18

3.1. Kerangka Konsep Penelitian... 18

3.2. Defenisi Operasional... 18

(9)

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 23

5.1. Hasil Penelitian ... 23

5.1.1. Deskripsi Tempat Dan Waktu Penelitian ... 23

5.1.2. Deskripsi Sampel Penelitian ... 23

5.1.3. Deskripsi Profil Gambaran Endometriosis di RSUP HAM ... 23

5.1.4. Deskripsi Usia Pasien Penderita Endometriosis ... 24

5.1.5. Deskripsi Usia Menarche Penderita Endometriosis ... 25

5.1.6. Deskripsi Riwayat Persalinan Penderita Endometriosis ... 25

5.1.7. Deskripsi Keluhan Dismenore Penderita Endometriosis ... 26

5.1.8. Deskripsi Penanganan Terhadap Penderita Endometriosis ... 26

5.2. Pembahasan ... 27

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... ... 29

6.1. Kesimpulan ... 29

6.2. Saran ... 29

DAFTAR PUSTAKA... 30

(10)

ABSTRAK

Endometriosis adalah suatu penyakit dimana bercak-bercak jaringan endometrium tumbuh di luar rahim, padahal dalam keadaan normal endometrium hanya ditemukan di dalam lapisan rahim. Penyakit ini makin mendapat banyak perhatian dari para peneliti dikarenakan endometriosis makin sering terjadi pada wanita namun masih belum ditemukan mekanisme yang jelas tentang terjadinya penyakit ini. Dengan permasalahan tersebut maka penelitian dilakukan untuk mengetahui profil gambaran endometriosis di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2011 – 2013.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik (profil penderita) Endometriosis di RSUP Haji Adam Malik, Medan pada tahun 2011 hingga 2013. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian dilakukan pada bulan November 2014 di RSUP H. Adam Malik, Medan dengan cara

pencatatan data sekunder yang berasal dari rekam medis, sampel yang digunakan 35 orang. Data dikumpulkan dengan mencatat setiap data yang dibutuhkan dari rekam medis, kemudian hasil ditabulasi dan dilakukan pengolahan pada hasil. Populasi penelitian adalah seluruh status rekam penderita rawat jalan dan rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan. Sampel penelitian adalah seluruh status rekam medik penderita endometriosis dari Januari tahun 2011 – Desember 2013 yang telah terdiagnosa pasti dengan hasil pemeriksaan patologi anatomi.

(11)

Kata Kunci : Endometriosis, Endometrium, Nyeri Haid, Nyeri Pelvis ABSTRACT

Endometriosis is a gynecological disorder characterized by the growth of ectopic endometrial lining which is found outside the normal site. In general, endometriosis occurs in 5-10% of women of reproductive age. Today, the disease gets a lot of attention from researchers and experts, this is due to endometriosis which often occurs in women but not yet found a clear mechanism for this disease. Because of the problem this research was done to find out the profile picture of endometriosis in RSUP H. Adam Malik in the period 2011 – 2013.

This study uses a descriptive method. The study was conducted in

November 2014 in the department of RSUP H. Adam Malik Medan by recording the secondary data derived from medical records, the sample used was 35 people. Data were collected by recording any required data from medical records, and the results were tabulated and the processing was done by the results. Research population were all recorded by the medical records of the ambulatory and inpatient department of RSUP H. Adam Malik Medan. The samples were all medical records of patients with endometriosis status from January 2011 - December 2013 who have been diagnosed for sure, and was confirmed by pathology anatomy examination.

After doing research the profile picture of the data was obtained in the department of endometriosis RSUP H. Adam Malik Medan. With the results obtained profile picture of 35 samples that met the study criteria with the age range 19-50 years. Location of 45.71 % of endometriosis was in the ovarium, the clinical symptom of pain during menstruation is at 68.57%, menarche highest incidence was at 13 and 15 years old (22.86 %), and most patients were given oral treatment at 60.00 %.

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Endometriosis adalah ditemukannya jaringan menyerupai endometrium di luar uterus yang dapat memicu reaksi peradangan kronis. (Berek J., 2011).

Kondisi seperti ini terutama ditemukan pada para wanita yang berada di usia reproduktif dari berbagai etnik dan golongan sosial. Gejala-gejalanya dapat mempengaruhi fisik, mental, dan kehidupan sosial. Akan tetapi, kadang-kadang wanita penderita Endometriosis mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali. Oleh sebab itu, penemuan adanya Endometriosis pada beberapa kasus didapat secara kebetulan.

Endometriosis selama kurang lebih 30 tahun terakhir ini menunjukkan angka kejadian yang meningkat. Angka kejadian antara 5-15% dapat ditemukan di semua operasi pelvik. Endometriosis lebih sering didapatkan pada wanita-wanita yang berasal dari golongan sosio-ekonomi yang kuat. Yang menarik perhatian adalah bahwa Endometriosis lebih sering ditemukan pada wanita yang tidak kawin pada umur muda, dan yang tidak mempunyai banyak anak. Ternyata fungsi ovarium secara siklis yang terus menerus tanpa diselingi kehamilan, memegang peranan penting di dalam terjadinya Endometriosis.

Penelitian berdasarkan epidemiologi terhadap endometriosis secara luas belum banyak dilakukan di Indonesia. Meskipun kasus Endometriosis secara umum terjadi pada wanita usia reproduksi, namun pada beberapa kasus ditemukan bahwa Endometriosis masih dapat terjadi pada wanita usia menopause.

(13)

membawa alur pemikiran pada penatalaksanaan Endometriosis yang lebih spesifik.

Kasus Endometriosis yang kebanyakannya dengan gejala dan gambaran yang tidak mempunyai pola yang jelas menjadi latar belakang utama peneliti dalam melakukan karya tulis ilmiah ini. Pada penelitian ini akan digambarkan secara luas profil dari penyakit Endometriosis.

Diharapkan pengetahuan terhadap penyakit Endometriosis dapat diperluas dengan kajian prevalensi untuk penyakit ini berdasarkan periode waktu terbaru.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Prevalensi Endometriosis di RSUP Haji Adam Malik Pada Tahun 2011 Hingga 2013?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui prevalensi (profil penderita) Endometriosis di RSUP Haji Adam Malik, Medan pada tahun 2011 hingga 2013.

1.3.2 Tujuan Khusus

Mengetahui prevalensi Endometriosis menurut:

1. usia penderita,

(14)

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

1. Memberikan informasi kepada tenaga pengajar, para dokter, dan para ahli di bidang kesehatan dalam mendiagnosa kasus Endometriosis dengan lebih tuntas.

2. Memberikan informasi kepada masyarakat umum tentang kejadian Endometriosis pada wanita.

(15)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Endometrium

2.1.1. Anatomi

Uterus adalah organ yang terdiri atas suatu badan (korpus), yang terletak di atas penyempitan rongga uterus (orifisium internum uteri), dan suatu struktur silindris di bawah, yakni serviks, yang terletak di bawah orifisium internum uteri. Uterus adalah organ yang memiliki otot yang kuat dengan ukuran panjang 7 cm, lebar 4 cm, dan ketebalan 2,5 cm (Junqueira, 2007). Pada setiap sisi dari uterus terdapat dua buah ligamentum broad yang terletak diantara rektum dan kandung kemih, ligamentum tersebut menyangga uterus sehingga posisi uterus dapat bertahan dengan baik. Bagian korpus atau badan hampir seluruhnya berbentuk datar pada permukaan anterior, dan terdiri dari bagian yang cembung pada bagian posterior. Pada bagian atas korpus, terdapat bagian berbentuk bulat yang melintang di atas tuba uterina disebut fundus. Serviks berada pada bagian yang lebih bawah, dan dipisahkan dengan korpus oleh ismus (Speroff, 2010).

2.1.2 Histologi

Dari segi histologi, uterus terdiri dari tiga lapisan: (Junquiera, 2007)

1. Lapisan serosa atau peritoneum viseral yang terdiri dari sel mesotelial.

(16)

3. Lapisan endometrium yang terdiri atas epitel dan lamina propia yang mengandung kelenjar tubular simpleks (Junquiera, 2007). Sel – sel epitel pelapisnya merupakan gabungan selapis sel – sel silindris sekretorus dan sel bersilia. Jaringan ikat lamina propia kaya akan fibroblas dan mengandung banyak substansi dasar. Serat jaringan ikatnya terutama berasal dari kolagen tipe III (Junquiera, 2007).

Lapisan endometrium dapat dibagi menjadi dua zona. Lapisan fungsional yang merupakan bagian tebal dari endometrium (Junquiera, 2007). Lapisan ini akan luruh pada saat terjadinya fase menstruasi. Lapisan basal yang paling dalam dan berdekatan dengan miometrium. Lapisan ini mengandung lamina propia dan bagian awal kelenjar uterus (Junquiera, 2007). Lapisan ini berperan sebagai bahan regenerasi dari lapisan fungsional dan akan tetap bertahan pada fase menstruasi. Endometrium adalah jaringan yang sangat dinamis pada wanita usia reproduksi (Junquiera, 2007). Perubahan pada endometrium terus menerus terjadi sehubungan dengan respon terhadap perubahan hormon, stromal, dan vascular dengan tujuan akhir agar nantinya uterus sudah siap saat terjadi pertumbuhan embrio pada kehamilan. Stimulasi estrogen dikaitkan erat dengan pertumbuhan dan proliferasi endometrium, sedangkan progesteron diproduksi oleh korpus luteum setelah ovulasi menghambat proliferasi dan menstimulasi sekresi di kelenjar dan juga perubahan predesidual di stroma. (Gompel, 1994)

2.2 Endometriosis

2.2.1 Definisi

(17)

2.2.2 Epidemiologi

Endometriosis merupakan salah satu penyakit organ reproduksi yang paling sering terjadi. Endometriosis sering ditemukan pada wanita usia remaja dan usia reproduksi dari segala etnis dan kelompok masyarakat (Berek, 2011). Penyakit ini terjadi pada 5 – 10 % pada wanita usia reproduksi. Epidemiologi endometriosis yang sesungguhnya telah disalahartikan oleh observasi awal yang sering kali menyesatkan dan telah terjadi selama beberapa dekad. Adanya observasi awal yang salah tersebut diperburuk dengan tingginya kesalahan diagnosis visual pada saat dilakukan operasi.

Angka kejadian di Indonesia belum dapat diperkirakan secara pasti karena belum ada studi epidemiologik, namun, dari data temuan di rumah sakit, angka kejadiannya berkisar 13,6-69,5% pada kelompok infertilitas. Pada pasangan infertil dijumpai 25% diakibatkan oleh endometriosis, sedangkan pada kasus infertilitas idiopatik penyakit ini dijumpai 80%.

2.2.3 Klasifikasi

Penentuan klasifikasi dan stadium endometriosis sangat penting dilakukan untuk menerapkan cara pengobatan yang tepat dan untuk evaluasi hasil pengobatan. Stadium endometriosis tidak memiliki korelasi dengan derajat nyeri keluhan pasien maupun prediksi respon terapi terhadap nyeri atau infertilitas (Berek, 2011). Hal ini dikarenakan endometriosis dapat dijumpai pada pasien yang asimptomatik. Klasifikasi Endometriosis yang digunakan saat ini adalah menurut American Society For Reproductive Medicine yang telah direvisi pada tahun 1996 yang berbasis pada tipe, lokasi, tampilan, kedalaman invasi lesi, penyebaran penyakit dan perlengketan.

(18)

endometriosis. Nilai 1-4 adalah minimal (stadium I), 5-15 adalah ringan (stadium II), 16-40 adalah sedang (stadium III) dan lebih dari 40 adalah berat (stadium IV).

Endometriosis dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori berdasarkan lokasi dan tipe lesi,yaitu:

1. Peritoneal endometriosis

Lesi di peritoneum memiliki banyak vaskularisasi, sehingga menimbulkan perdarahan saat menstruasi. Lesi yang aktif akan menyebabkan timbulnya perdarahan kronik rekuren dan reaksi inflamasi sehinggga tumbuh jaringan fibrosis dan sembuh (Berek, 2011). Lesi berwarna merah dapat berubah menjadi lesi berwarna hitam tipikal dan setelah itu lesi akan berubah menjadi lesi putih yang memiliki sedikit vaskularisasi dan akan ditemukan debris glandular.

2. Ovarian Endometrial Cysts (Endometrioma)

Pada endometriosis yang terjadi di ovarium, dapat timbul kista yang berwarna coklat dan sering terjadi perlengketan dengan organ – organ lain, kemudian membentuk konglomerasi. Kista endometrium dapat berukuran >3cm dan multilokus, juga dapat tampak seperti kista coklat karena penimbunan darah dan debris ke dalam rongga kista.

3. Deep Nodular Endometriosis

Pada endometriosis jenis ini, jaringan ektopik menginfiltrasi septum rektovaginal atau struktur fibromuskuler pelvis seperti uterosakral dan ligamentum utero-ovarium. Nodul-nodul dibentuk oleh hiperplasia otot polos dan jaringan fibrosis di sekitar jaringan yang menginfiltrasi (Berek, 2011). Jaringan endometriosis akan tertutup sebagai nodul, dan tidak ada perdarahan secara klinis yang berhubungan dengan endometriosis nodular dalam.

(19)

menjelaskan tentang lokasi dan kedalaman penyakit berikut jenis dan perluasan adhesi yang dibuat dalam sistem skor. Berikut adalah skor yang digunakan untuk mengklasifikasikan stadium:

- Skor 1-5: Stadium I (penyakit minimal)

- Skor 6-15: Stadium II (penyakit sedang)

- Skor 16-40: Stadium III (penyakit berat)

- Skor >40: Stadium IV (penyakit sangat berat)

2.2.4. Etiopatogenesis

Mekanisme terjadinya endometriosis belum dapat diketahui secara pasti. Namun beberapa teori telah dikemukakan dan dipercaya sebagai mekanisme dasar endometriosis. Beberapa teori tersebut antara lain:

A. Menstruasi retrograde

(20)

B. Teori imunologik dan genetik

Gangguan pada imunitas terjadi pada wanita yang menderita endometriosis. Dmowski mendapatkan adanya kegagalan dalam sistem pengumpulan dan pembuangan zat-zat sisa saat menstruasi oleh makrofag dan fungsi sel NK yang menurun pada endometriosis. Beberapa penelitian menemukan peningkatan IgA, IgG dan IgM dalam serum peritoneal penderita endometriosis. Kadar C3 juga berfluktuasi, tetapi meningkat di dalam serum pada endometriosis yang lebih berat. C3 merupakan komplemen yang memegang kunci penting yang berawalnya kaskade proses imunologis tubuh. Komplemen ini dipakai oleh antibodi untuk proses penghancuran dinding sel sehingga merusak sel (Baziad, 1993). Kadar C3 yang tinggi di dalam serum menunjukkan komplemen tersebut tidak dikonsumsi dalam proses imunologi dan proses sitolisis tidak berlangsung.

C. Teori metaplasia

Teori metaplasia ini dikemukakan oleh Robert Meyer yang menyatakan bahwa endometriosis terjadi karena rangsangan pada sel-sel epitel yang berasal dari sel epitel selomik pluripoten dapat mempertahankan hidupnya di daerah pelvis, sehingga terbentuk jaringan endometriosis (Berek, 2011). Teori ini didukung oleh penelitian-penelitian yang dapat menerangkan terjadinya pertumbuhan endometriosis di toraks, umbilikus dan vulva.

D. Teori emboli limfatik dan vascular

(21)

2.2.5. Lokasi anatomis

Endometriosis dapat tumbuh dimana saja di dalam pelvis dan pada permukaan peritoneum ekstrapelvis lainnya. Ovarium, peritoneum pelvis, cul-de-sac anterior dan posterior, dan ligamen uterosakral merupakan area yang paling sering terlibat pada kasus endometriosis. Selain beberapa area tersebut, septum retrovaginal, ureter, kandung kemih, perikardium, bekas luka bedah, dan pleura juga dapat menjadi lokasi endometriosis (Berek, 2011). Sebuah studi mengungkapkan bahwa endometriosis telah ditemukan pada seluruh organ, kecuali pada limpa. Beberapa lokasi anatomis endometriosis adalah:

A. Endometriosis uteri interna (Adenomiosis uteri)

Adenomiosis dikarakteristik dengan ditemukannya jaringan endometriosis tumbuh ke lapisan otot yang lebih dalam di uterus (miometrium). Adenomiosis terdiri dari adeno ( kelenjar), mio (otot) dan osis (suatu kondisi) yang secara jelas didefinisikan sebagai adanya atau tumbuhnya kelenjar (endometrium) di lapisan otot (miometrium). Pada keadaan normal, terdapat lapisan pembatas antara endometrium dan miometrium yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap invasi dari jaringan endometrium (Berek, 2011).

Sekalipun belum ada patogenesis pasti dari adenomiosis, namun para peneliti berpendapat bahwa hal ini disebabkan oleh lemahnya lapisan otot pembatas pada wanita yang menderita adenomiosis dan juga dipicu oleh meningkatnya tekanan intra uterin antara kedua sisi (Berek, 2011). Ditemukannya konsentrasi estrogen yang cukup tinggi dan adanya sistem imun yang terganggu pada penderita adenomiosis juga dianggap menjadi mekanisme penting dalam terjadinya adenomiosis. Rahim yang membesar dan lunak merupakan gejala klasik dari adenomiosis.

(22)

beberapa faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya adenomiosis (Berek, 2011). Adenomiosis merupakan kelainan patologis yang sering ditemukan pada wanita multipara usia 40 – 50 tahun.

B. Endometriosis ovarium

Diduga terbentuk akibat invaginasi dari korteks ovarium setelah penimbunan debris menstruasi dari perdarahan jaringan endometriosis (Memardeh, 2003). Pada endometriosis yang terjadi di ovarium dapat terbentuk kista, namun kista yang terbentuk disini bukan merupakan kista sesungguhnya. Kista yang normal berisi cairan dari lapisan sebuah struktur, sedangkan dinding dari kista endometriosis terdiri dari jaringan fibrosa, jaringan inflamasi, dan endometrium tidak menghasilkan cairan.

C. Endometriosis tuba

Saluran yang paling banyak mengalami endometriosis adalah saluran tuba tertutup. Gejala yang paling sering didapatkan dari kasus ini adalah infertilitas. Pada wanita yang mengalami endometriosis di tuba akan lebih rentan mengalami kehamilan ektopik.

D. Endometriosis retroservikalis

Pada rechtal toucher sering ditemukan adanya benjolan yang nyeri pada cavum douglas, benjolan – benjolan ini melekat dengan uterus dan rektum, akibatnya terjadi dismenore, dispareuni, nyeri saat defekasi, serta nyeri pelvis (Memardeh, 2003).

E. Endometriosis ekstragenital

(23)

2.2.6 Faktor resiko

Resiko tinggi terjadinya endometriosis ditemukan pada :

A. Wanita yang ibu atau saudara perempuannya menderita endometriosis.

B. Wanita usia produktif ( 15 – 44 tahun).

C. Wanita dengan siklus menstruasi 27 hari atau kurang

D. Usia menarche yang lebih awal dari normal

E. Lama waktu menstruasi

F. Adanya orgasme ketika menstruasi

G. Terpapar toksin dari lingkungan

Faktor risiko termasuk usia, peningkatan jumlah lemak tubuh perifer, dan gangguan haid , kebiasaan merokok, kebiasaan hidup, dan genetik. Faktor genetik berperan 6 – 9 kali lebih banyak dengan riwayat keluarga terdekat menderita.

2.2.7. Gejala klinis

Gejala klinis pada endometriosis akan memuncak pada keadaan premenstruasi, dan mereda setelah menstruasi selesai. Nyeri panggul adalah gejala yang paling umum terjadi, gejala lain adalah dispareunia, dismenore, nyeri pada kandung kemih dan nyeri punggung bawah (Memardeh, 2003).

Menurut survei yang dilakukan terhadap pasien perempuan di Inggris dan Amerika Serikat yang dirujuk ke universitas berbasis pusat endometriosis, ditemukan bahwa 70 – 71 % pasien mengalami gejala nyeri pelvis, 71 - 76 % dengan dismenore, 44 % dengan dispareunia, dan 15 - 20 % dengan infertilitas.

(24)

Gejala ini seringkali menjadi gejala awal dari timbulnya endometriosis. Pasien yang mengalami dismenorrhea dan tidak memiliki respon terhadap kontrasepsi oral ataupun dengan pemberian anti-infalamasi non-streroid diduga kuat menderita endometriosis. Gejala yang sering terjadi pada wanita yang menderita endometriosis adalah timbulnya nyeri yang luar biasa pada saat menstruasi sejak umur sangat muda, sejak dari usia menarche atau bahkan sebelumnya. Bagaimanapun, nyeri pada menstruasi tidak dapat selalu dihubungkan dengan endometriosis karena gejala ini merupakan gejala nonspesifik juga dapat terjadi pada keadaan fisiologis saat mentrasi. Bertambahnya derajat keparahan nyeri dan lama waktu dismenore sebanding dengan perjalanan stadium endometriosis (Katz, 2007).

B. Sakit saat berhubungan seksual (Dispareuni)

Ligamentum uterosakral, ligamentum broad, dan the poach of Douglas merupakan beberapa area tersering ditemukannya endometriosis. Timbulnya endometriosis pada beberapa area tersebut dapat menyebabkan gejala yang spesifik dan menetap. Beberapa area yang terlibat tersebut terletak berdekatan dengan kedua ujung vagina dan rektum, karena itu, setiap stimulasi fisik pada area tersebut akan dapat menimbukan nyeri (Memardeh, 2003).

C. Nyeri pelvis

(25)

D. Nyeri punggung bawah

Endometriosis yang terjadi pada ligamen uterosakral dapat menghasilkan nyeri yang menjalar hingga ke punggung bagian belakang. Nyeri dari uterus juga dapat menjalar ke area tersebut (Katz, 2007).

E. Infertilitas

Terdapat hubungan antara endometriosis dan infertilitas. Ditemukan fakta bahwa satu dari tiga wanita infertil didiagnosis menderita endometriosis. Data retrospektif menunjukkan bahwa 30 – 50 % wanita dengan endometriosis akan menjadi infertil. Adanya adhesi, kerusakan ovarium dan tuba, juga distorsi yang ditimbulkan sebagai efek dari bertambah parahnya perjalanan endometriosis juga menjadi faktor lain yang menyebabkan infertilitas. Selain kerusakan yang terjadi pada organ terkait, dihasilkannnya beberapa substansi oleh endometrium yang tumbuh secara ektopik seperti prostaglandin dan sitokin juga dipercaya menjadi salah satu faktor infertilitas lainnya (Katz, 2007).

F. Nyeri pada kandung kemih dan Disuria

Lesi superfisial pada kandung kemih biasanya asimtomatik. Lesi dapat menyerang otot dan menimbulkan nyeri saat berkemih, dan disuria. Meskipun keluhan ini tidak selalu muncul pada penderita endometriosis, namun keluhan nyeri pada kandung kemih, disuria, dan urgensi pada wanita tetap menjadi gejala pada wanita yang terkena endometriosis, terutama jika keluhan ini disertai hasil kultur urin yang negatif (Memardeh, 2003).

G. Nyeri saat defekasi

(26)

terjadi secara kronik, siklik, dan sering berhubungan dengan konstipasi, diare, atauapun hematokezia (Memardeh, 2003).

2.2.8 Diagnosis

Prosedur yang paling akurat untuk diagnosis endometriosis adalah laparoskopi, metode bedah invasif. Diagnosis definitif didasarkan pada visualisasi dari lesi karakteristik dan pada konfirmasi histologis. Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa CA-125, glikoprotein asal epitel ditemukan pada sel normal, memiliki konsentrasi serum tinggi pada pasien dengan endometriosis, terutama ketika dievaluasi selama menstruasi flow 1- 3 (Lobo, 2007). Biomarker lain yang menarik untuk penelitian ini adalah larut CD-23, sebuah protein yang diekspresikan pada permukaan membran sel, biasanya diidentifikasi sebagai reseptor IgE afinitas rendah pada sel B, eosinofil, monosit, sel dendritik, epitel sel Langerhans dan trombosit. Beberapa langkah dalam menegakkan diagnosis endometriosis antara lain :

A. Anamnesis

Keluhan utama pada endometriosis adalah nyeri. Nyeri pelvis kronis yang disertai infertilitas juga merupakan masalah klinis utama pada endometriosis. Endometrium pada organ tertentu akan menimbulkan efek yang sesuai dengan fungsi organ tersebut, sehingga lokasi penyakit dapat diduga. Riwayat dalam keluarga sangat penting untuk ditanyakan karena penyakit ini bersifat diwariskan. Kerabat jenjang pertama berisiko tujuh kali lebih besar untuk mengalami hal serupa. Endometriosis juga lebih mungkin berkembang pada saudara perempuan monozigot daripada dizigot (Lobo, 2007).

B. Pemeriksaan Fisik Umum

(27)

Endometrioma pada parut pembedahan dapat berupa pembengkakan yang nyeri dan lunak fokal dapat menyerupai lesi lain seperti granuloma, abses dan hematom.

C. Pemeriksaan fisik ginekologik

Pada genitalia eksterna dan permukaan vagina biasanya tidak ada kelainan. Lesi endometriosis terlihat hanya 14,4% pada pemeriksaan inspekulo, sedangkan pada pemeriksaan manual lesi ini teraba pada 43,1% penderita. Ada keterkaitan antara stenosis pelvik dan endometriosis pada penderita nyeri pelvik (Lobo, 2007).

D. Diagnosis Laparoskopi

Pemeriksaan ini merupakan baku emas yag harus dilakukan untuk menegakkan diagnosis endometriosis, dengan pemeriksaan visualisasi langsung ke rongga abdomen, yang mana pada banyak kasus sering dijumpai jaringan endometriosis tanpa adanya gejala klinis. Invasi jaringan endometrium paling sering dijumpai pada ligamentum sakrouterina, kavum douglas, kavum retzi, fossa ovarika, dan dinding samping pelvis yang berdekatan. Selain itu juga dapat ditemukan di daerah abdomen atas, permukaan kandung kemih dan usus. Penampakan klasik dapat berupa jelaga biru-hitam dengan keragaman derajat pigmentasi dan fibrosis di sekelilingnya. Warna hitam disebabkan timbunan hemosiderin dari serpih haid yang terperangkap, kebanyakan invasi ke peritoneum berupa lesi-lesi atipikal tak berpigmen berwarna merah atau putih (Ory, 1992).

Diagnosis endometriosis secara visual pada laparoskopi tidak selalu sesuai dengan pemastian histopatologi meski penderitanya mengalami nyeri pelvis kronik. Endometriosis yang didapat dari laparoskopi sebesar 36%, ternyata secara histopatologi hanya terbukti 18% dari pemeriksaan histopatologi.

2.2.9 Komplikasi

(28)

juga dihasilkannya zat berwarna coklat yang sangat iritan juga dapat menyebabkan peritonitis. Meskipun jarang, lesi endometrium dapat berubah menjadi malignan dan paling sering terjadi pada kasus endometriosis yang berlokasi di ovarium (Memardeh, 2003).

2.2.10. Prognosis

(29)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

3.2. Definisi Operasional

Endometriosis: Endometriosis adalah suatu penyakit di mana bercak bercak jaringan endometrium tumbuh di luar rahim. Padahal dalam keadaan normal endometrium hanya ditemukan di dalam lapisan rahim.

Parameter yang akan diteliti atau diamati dalam penelitian ini adalah: Penderita

Endometriosis

Data:

• Usia

• Lokasi jaringan ektopik

• Usia sewaktu menarche

• Riwayat persalinan

• Keluhan dismenore

(30)

1. Usia

a) Definisi operasional : Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya adalah lama waktu hidup atau ada sejak dilahirkan

b) Cara ukur : Mencatat data rekam medis c) Alat ukur : Data rekam medis

d) Hasil ukur : Distribusi berdasarkan kelompok umur e) Skala pengukuran : Rasio

2. Data ginekologis

a) Definisi operasional : Melihat riwayat menstruasi, riwayat partus dan kelainan ginekologis

a) Definisi operasional : Melihat di mana lokasi terjadinya Endometriosis b) Cara ukur : Mencatat data rekam medis

c) Alat ukur : Data rekam medis

d)Hasil ukur : Distribusi berdasarkan lokasi Endometriosis e)Skala pengukuran : Nominal

4. Keluhan nyeri

a) Definisi operasional : Adanya keluhan nyeri pada pasien berdasarkan rekam medis

b) Cara ukur : Mencatat data rekam medis c) Alat ukur : Data rekam medis

(31)

e) Skala pengukuran : Nominal

5. Penanganan

a) Definisi operasional : Tindakan penanganan yang diberikan terhadap pasien yang didiagnosa dengan Endometriosis.

b) Cara ukur : Mencatat data rekam medis c) Alat ukur : Data rekam medis

(32)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional retrospective (studi potong lintang retrospektif), dimana penelitian akan dilakukan dengan menggunakan rekam medis dari penderita Endometriosis yang menjalani rawatan di RSUP H. Adam Malik.

4.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

4.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan September hingga bulan November 2014. Pemilihan waktu penelitian adalah berdasarkan waktu dan dana peneliti.

4.2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di instalasi rekam medis RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian ini dilakukan dari data yang diperoleh dari hasil rekam medis pasien rawat inap yang didiagnosa dengan Endometriosis.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang didiagnosa dengan Endometriosis di RSUP H. Adam Malik berdasarkan rekam medis pada tahun 2011 – 2013.

(33)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling. Sampel penelitian adalah seluruh rekam medis penderita Endometriosis di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2011 - 2013. Adapun kriteria inklusi yang digunakan adalah seluruh pasien Endometriosis. Sedangkan kriteria eksklusi yang digunakan adalah pasien Endometriosis dengan data variabel dalam rekam medis yang tidak lengkap.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pencatatan data – data yang dibutuhkan penulis, berupa data – data yang akan digunakan untuk penelitian yaitu lokasi, usia, dan data lain yang ditemukan. Data yang akan didapat berupa data sekunder yang akan diambil dari rekam medis penderita Endometriosis di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2011– 2013.

4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data

(34)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di RSUP. H. Adam Malik Medan. Penelitian dilakukan pada tanggal 2 Oktober 2014 sampai tanggal 22 November 2014.

5.1.2 Deskripsi Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah semua penderita endometriosis yang datanya diambil dari rekam medik. Hasil penderita endometriosis diambil dari bulan Januari 2011 hingga Desember 2013, sehingga terkumpul sebanyak 54 data penderita endometriosis, tetapi hanya 35 data yang digunakan setelah beberapa data yang tidak lengkap dieksklusikan. Dari keseluruhan data, diperoleh informasi tentang usia pasien, lokasi jaringan endometriosis, usia menarche, jumlah persalinan pasien, adanya keluhan dismenore ataupun tidak, dan penanganan dari dokter.

5.1.3 Deskripsi Profil Gambaran Endometriosis di RSUP. H. Adam Malik 2011 – 2013

(35)

Tabel 5.1 Distribusi lokasi terjadinya endometriosis di RSUP. H. Adam Malik 2011 – 2013

Lokasi Frekuensi (n) Presentase (%)

Uterus 11 31.4

Ovarium 16 45.7

Tuba Falopi 2 5.7

Unspecified 6 17.1

Total 35 100

5.1.4 Deskripsi Usia Pasien Penderita Endometriosis di RSUP H. Adam Malik 2011 – 2013

Hasil penelitian tahun 2011 – 2013 yang didapat dari rekam medik menunjukkan usia termuda penderita endometriosis adalah 18 tahun dan usia tertua adalah 48 tahun. Pasien dengan jumlah terbesar adalah pasien dengan rentang usia 30 – 39 tahun yaitu sebanyak 14 orang dan pasien dengan jumlah paling kecil berada pada rentang usia 0 – 19 tahun, yaitu sebanyak 3 orang. (Tabel 5.2)

Tabel 5.2 Distribusi Usia Pasien Penderita Endometriosis di RSUP H. Adam Malik 2011 – 2013

Rentang Usia (tahun) Frekuensi (n) Presentase (%)

0 - 19 3 8.6

20 - 29 5 14.3

30 - 39 14 40.0

(36)

Total 35 100

5.1.5 Deskripsi Usia Menarche Penderita Endometriosis di RSUP H. Adam Malik 2011 – 2013

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa usia menarche dengan jumlah terbesar adalah pada usia 13 tahun dan 15 tahun dengan jumlah 8 pasien (22.9 %) dan usia dengan jumlah terkecil adalah usia 7 dan 16 tahun dengan jumlah 1 pasien (2.9 %). (Tabel 5.3)

Tabel 5.3 Distribusi Usia Menarche pada Penderita Endometriosis di RSUP H. Adam Malik 2011 – 2013

Rentang Usia (tahun) Frekuensi (n) Presentase (%)

7 1 2.9

9 2 5.7

10 2 5.7

11 5 14.3

12 2 5.7

13 8 22.9

14 6 17.1

15 8 22.9

16 1 2.9

(37)

5.1.6 Deskripsi Riwayat Persalinan Penderita Endometriosis di RSUP H. Adam Malik 2011 – 2013

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa pasien tertinggi adalah pada jumlah persalinan iaitu tiada persalinan, dengan jumlah sebanyak 13 pasien (37.1 %), dan pasien paling sedikit adalah pada jumlah persalinan 3 dan 4 anak, dengan jumlah 4 pasien (11.4 %). Terdapat juga pasien yang mengalami abortus sejumlah 2 orang. (Tabel 5.4)

Tabel 5.4 Distribusi Riwayat Persalinan pada Penderita Endometriosis di RSUP H. Adam Malik 2011 – 2013

Jumlah Persalinan Frekuensi (n) Presentase (%)

0 13 37.1

1 6 17.1

2 8 22.9

3 4 11.4

4 4 11.4

Total 35 100

5.1.7 Deskripsi Keluhan Dismenore Penderita Endometriosis di RSUP H. Adam Malik 2011 – 2013

(38)

Tabel 5.5 Distribusi Keluhan Dismenore pada Penderita Endometriosis di RSUP H. Adam Malik 2011 – 2013

Keluhan Dismenore Frekuensi (n) Presentase (%)

Ada 24 68.5

Tiada 11 31.5

Total 35 100

5.1.8 Deskripsi Penanganan Terhadap Penderita Endometriosis di RSUP H. Adam Malik 2011 – 2013

Dari hasil penelitian ditemukan pasien Endometriosis yang diberikan pengobatan secara farmakologis adalah 21 pasien (60.0 %), dan pasien yang dianjurkan untuk operasi adalah 14 pasien (35.0 %). (Tabel 5.6)

Tabel 5.6 Distribusi Penanganan Terhadap Penderita Endometriosis di RSUP H. Adam Malik 2011 – 2013

Penanganan Frekuensi (n) Presentase (%)

Pemberian Obat 21 60.0

Operasi 14 40.0

Total 35 100

5.2 Pembahasan

(39)

endometriosis tertinggi kedua adalah uterus, yaitu 11 orang (31.4 %) (tabel 5.1), hal ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya tentang endometriosis, bahwa peringkat kedua tertinggi untuk terjadinya endometriosis adalah uterus yang juga sering disebut adenomiosis (Serdar, 2009). Data lokasi endometriosis selanjutnya yang ditemukan pada penderita d RSUP H. Adam Malik tahun 2011 – 2013 adalah endometriosis dengan asal jaringan yang tidak diketahui (unspesified) yaitu sebanyak enam orang (17.1 %) (tabel 5.1).

Usia penderita endometriosis dengan jumlah tertinggi di RSUP H. Adam Malik adalah usia 30 – 39 tahun dengan jumlah 14 orang (40 %) (tabel 5.2). Hal ini sesuai dengan data epidemiologi penderita endometriosis di Amerika yang menyatakan bahwa insidensi terbanyak dari endometriosis adalah pada wanita usia reproduksi, yaitu sebanyak 5 – 10 % dari usia reproduksi (Serdar, 2009).

Salah satu faktor resiko terjadinya endometriosis pada wanita adalah usia menarche yang lebih awal dari normal (Lobo, 2007). Teori yang didapatkan dari penelitian sebelumnya tersebut tidak sesuai dengan data dari penelitian pada penderita endometriosis di RSUP H. Adam Malik tahun 2011 – 2013. Usia menarche dengan frekuensi tertinggi terjadi pada usia 13 tahun dan 15 tahun dengan jumlah delapan orang (22.9 %).

Dari hasil penelitian pada penderita endometriosis di RSUP H. Adam Malik tahun 2011 – 2013 yang di ditemukan bahwa jumlah pasien tertinggi adalah pada jumlah persalinan iaitu tiada persalinan, dengan jumlah 13 pasien (37.1 %), dan pasien paling sedikit adalah pada jumlah persalinan 3 dan 4 anak, dengan jumlah 4 pasien (11.4 %). Terdapat juga pasien yang mengalami abortus sebanyak 2 orang.

(40)
(41)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Jumlah pasien yang terdata menderita Endometriosis di RSUP H. Adam Malik periode tahun 2011 – 2013 adalah sebanyak 54 orang, tetapi setelah melalui kriteria eksklusi hanya 35 data yang digunakan.

2. Distribusi lokasi jaringan endometriosis terbanyak adalah ovarium, yaitu sebanyak 16 orang.

3. Distribusi usia penderita endometriosis terbanyak adalah usia 30 – 39 tahun, yaitu sebanyak 14 orang.

4. Distribusi usia menarche penderita endometriosis terbanyak adalah 13 tahun dan 15 tahun, yaitu sebanyak delapan orang.

5. Distribusi riwayat persalinan penderita endometriosis terbanyak adalah tidak pernah melahirkan, yaitu sebanyak 13 orang.

6. Distribusi keluhan dismenore pada penderita endometriosis terbanyak adalah pasien mengalami keluhan dismenore, yaitu sebanyak 24 orang.

(42)

6.2 Saran

1. Menyarankan untuk dilanjutkan penelitian ini dan dilakukan pada

tingkat yang lebih tinggi melibatkan semua rumah sakit di kota Medan untuk mendapatkan gambaran sebenar endometriosis di Medan.

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Baziad, A., 1993. Endometriosis. Baziad, ed, Endokrinologi Ginekologi ed. ke 1, KSERI, Media Aesculapius, Jakarta

Berek, J., 2011. Berek & Novak’s Gynecology, 15th ed. Lippincott Williams & Wilkins.

Bulun, E. Serdar, 2009. Mechanism of diseases ‘Endometriosis’. Available at : 2014)

D’ Hooghe TM, Hill JA. Endometriosis. In : Berek JS editor. Novak’s

Gynecology. 13th edition. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins. 2010 ; 887-959.

Dessole, Margherita., et al, 2012. Endometriosis in Adolescence. Available at: 2014)

Gompel, C., et al, 1994. Pathology in Gynecology and Obstetric. 4th ed. Philadelphia: J. B Lipincott Company.

Junqueira, L. C. and Carneiro, J., 2007. Histologi dasar. 10th ed. Jakarta: EGC

Katz, V. L., Lentz, G M., Lobo, R.A.,Gershenson,D.M., 2007. Comprehensive Gynecology. 5th ed. Mosby Elsevier

Lobo, R. A. and Katz, V. L., 2007. Endometriosis: etiology, pathology,diagnosis, management. Comprehensive Gynecology, 5th ed. Philadelphia: Mosby Elsevier.

(44)

Mescher, Anthony, 2013. Junqueira's Basic Histology: Text and Atlas, 13th ed.

Ory, S J. 1992. Endometriosis dalam Clinical Manual of Gynecology, ed ke – 2, McGraw Hill Inc, Singapore

Prabowo, R P. 1989. Endometriosis dalam Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, ed. Ke - 4, Jakarta

Prawirohardjo, Sarwono., Wiknjosastro, Hanifa., 2009. Ilmu Kandungan. 7th ed. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Sperrof L, Robert, G H, Nathan, K G. 1999. Clinical Gynecologic Endocrinology and Infertility, ed. Ke - 4 , Lippincott Williams & Wilkins, Baltimore, 1057 – 1074

Endocrinology and Infertility. 8th ed. Philadelphia: Lippincott: William & Wilkins.

Zhang, Guohua, et al 2007, Endometriosis as a neurovascular condition: estrous variations in innervation, vascularization, and growth factor content of ectopic endometrial cysts in the rat. Available at:

(45)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Mohd Amirul Ashraf Bin Mohd Almizat Tempat / Tanggal Lahir : Selangor, Malaysia / 22 September 1992

Agama : Islam

Alamat : Kompleks Tasbi 1 Blok K-20, Tanjung Rejo, 20122 Medan

Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Kebangsaan Indera Mahkota 1999-2004 2. Sekolah Menengah Sains Seremban 2005-2009 3. Pusat Asasi Sains Universiti Malaya 2010-2011 4. Universitas Sumatera Utara 2011- Sekarang

Riwayat Organisasi : 1. Presiden Medical Emergency Team (MET) 2. Ketua Panitia Malaysian Students’ Charity Work 6th Edition 2013 (Khitanan Massal)

3. Ahli Persatuan Kebangsaan Pelajar-pelajar Malaysia di Indonesia Cawangan Medan (PKPMI-CM)

(46)

No. Usia Lokasi Jaringan Usia Menarche Persalinan Dismenore Penanganan

1 38 Ovari 7 2 Ada Suntikan Tapros

2 38 Tuba Falopi 14 2 Ada Operasi

3 30 Unspecified 15 0 Tiada Suntikan Tapros

4 47 Ovari 11 3 Tiada Suntikan Tapros

5 33 Uterus 13 0 Ada Suntikan Tapros

6 48 Unspecified 14 2 Ada Suntikan Tapros

7 30 Ovari 15 0 Ada Operasi

8 19 Unspecified 13 0 Tiada Suntikan Tapros

9 48 Ovari 16 3 Ada Suntikan Tapros

10 40 Ovari 15 1 Ada Suntikan Tapros

11 41 Uterus 10 2 Ada Suntikan Tapros

12 18 Uterus 13 0 Tiada Suntikan Tapros

13 46 Uterus 15 3 Ada Operasi

14 48 Uterus 11 2 Ada Operasi

15 42 Uterus 12 1 Tiada Suntikan Tapros

16 18 Uterus 14 0 Ada Suntikan Tapros

17 48 Unspecified 13 0 Ada Operasi

18 30 Uterus 11 0 Ada Suntikan Tapros

19 44 Uterus 10 5 Ada Suntikan Tapros

20 45 Unspecified 14 2 Ada Suntikan Tapros

21 34 Uterus 9 3 Ada Operasi

22 30 Uterus 11 1 Tiada Suntikan Tapros

23 35 Unspecified 9 4 Tiada Suntikan Tapros

24 39 Ovari 13 4 Tiada Suntikan Tapros

25 26 Ovari 11 0 Ada Operasi

26 29 Ovari 13 0 Ada Suntikan Tapros

27 44 Ovari 13 2 Ada Operasi

28 46 Ovari 14 0 Ada Operasi

29 26 Ovari 12 0 Ada Operasi

30 26 Ovari 15 1 (abortus) Tiada Suntikan Tapros

31 29 Ovari 14 1 Ada Operasi

32 34 Ovari 15 1 Tiada Operasi

33 38 Ovari 15 2 Ada Operasi

34 31 Ovari 15 4 (abortus) Tiada Operasi

(47)

FREQUENCIES VARIABLES=lokasi usia menarche persalinan dismenore penanganan /ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Notes

Output Created 08-Dec-2014 10:58:37

Comments

Input Data C:\Users\BlackAntSP\Desktop\a.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File

35

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are missing...

Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=lokasi

usia menarche persalinan dismenore penanganan

/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 0:00:00.000

Elapsed Time 0:00:00.000

(48)

Statistics

Frequency Percent Valid Percent

(49)

Usia Pasien Penderita Endometriosis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 - 19 3 8.6 8.6 8.6

20 - 29 5 14.3 14.3 22.9

30 - 39 14 40.0 40.0 62.9

> 40 13 37.1 37.1 100.0

Total 35 100.0 100.0

Usia Menarche Penderita Endometriosis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 7 Tahun 1 2.9 2.9 2.9

9 Tahun 2 5.7 5.7 8.6

10 Tahun 2 5.7 5.7 14.3

11 Tahun 5 14.3 14.3 28.6

12 Tahun 2 5.7 5.7 34.3

13 Tahun 8 22.9 22.9 57.1

14 Tahun 6 17.1 17.1 74.3

15 Tahun 8 22.9 22.9 97.1

16 Tahun 1 2.9 2.9 100.0

(50)

Jumlah Persalinan pada Penderita Endometriosis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 Persalinan 13 37.1 37.1 37.1

1 Persalinan 6 17.1 17.1 54.3

2 Persalinan 8 22.9 22.9 77.1

3 Persalinan 4 11.4 11.4 88.6

4 Persalinan 4 11.4 11.4 100.0

Total 35 100.0 100.0

Keluhan Dismenore pada Penderita Endometriosis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ada 24 68.6 68.6 68.6

Tiada 11 31.4 31.4 100.0

Total 35 100.0 100.0

Penanganan Terhadap Penderita Endometriosis

Frequency Percent Valid Percent

(51)

Valid Pemberian Obat 21 60.0 60.0 60.0

Operasi 14 40.0 40.0 100.0

(52)
(53)
(54)
(55)

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi lokasi terjadinya endometriosis di RSUP. H. Adam Malik
Tabel 5.3 Distribusi Usia Menarche pada Penderita Endometriosis di RSUP H.
Tabel 5.4 Distribusi Riwayat Persalinan pada Penderita Endometriosis di RSUP
Tabel 5.5 Distribusi Keluhan Dismenore pada Penderita Endometriosis di RSUP

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan ilmiah ini membahas mengenai pembuatan aplikasi multimedia mengenai pembuatan dokumentasi yang sifatnya pribadi mengenai salah satu musisi anak negeri yaitu Iwan

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan mata pelajaran yang materinya berisikan tentang kebudayaan Islam yang terjadi di Arab dan juga Indonesia.

[r]

UNIT TAYANAN PENGADAAN {UtP} KABUPATEN KTATEN POK'A PENGADAAN PEKERJMN KONSTRUKSI -

Jawab Pokja ULP untuk mengoreksi aritmatik berpedoman pada IIPS yaitu volume harus sesuai dan Pokja ULP tidak merubah harga satuan penawaran melainkan merubah

BIDANG CIPTA KARYA DPU KABUPATEN KLATEN.. JL Sulaw

Pada halaman beranda, terdapat slider yang berisi foto/video dari caleg yang berdampingan dengan tombol yang menuju halaman tentang caleg, visi dan misi, program kerja

Penelitian siklisasi lateks karet alam dengan katalis asam sulfat ini dilakukan untuk mengetahui kinetika reaksi siklisasi lateks karet alam dan nilai konstanta