PENGARUH KARAKTERISTIK KONSUMEN DAN
SITUASIONAL TERHADAP PEMBENTUKAN MINAT DAN
SIKAP PENGGUNAAN TEKNOLOGI SMS BANKING PADA
PT BANK XXXX DI MEDAN
TUGAS SARJANA
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
oleh :
NELLA SIREGAR
NIM 050403082
DEPARTEMEN T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
ABSTRAK
Perkembangan teknologi, khususnya self service technology, telah memberi dampak yang besar pada dunia pemasaran jasa, khususnya jasa perbankan. Dalam dunia perbankan, teknologi digunakan untuk menyampaikan layanan mereka kepada pelanggan. Pengaplikasian teknologi-teknologi tersebutdapat sangat membantu perusahaan, tetapi juga dapat menjadi boomerang bagi mereka. Karena konsumen secara bersamaan mempunyai pandangan yang baik maupun tidak baik tentang produk dan jasa yang berbasiskan teknologi. Beberapa individual mau mengadopsi teknologi sementara yang lain tidak, sehingga penting untuk melihat dasar terbentuknya minat dan sikap pelanggan untuk menggunakan self service technology, seperti SMS Banking.
Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah melihat dasar pembentukan minat terhadap SMS Banking yang diharapkan akan mengarah pada pembentukan sikap mereka untuk menggunakannya, melalui evaluasi atas komponen ekspektasi nilai pelanggan terhadap teknologi tersebut dan adanya efek moderasi yang ditimbulkan oleh karakteristik personalitas mereka dan persepsi mereka terhadap faktor situasional yang mereka alami. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sikap nasabah bank terbentuk, dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya serta untuk melihat pengaruhnya pada pembentukan minat dan sikap nasabah untuk menggunakan teknologi tersebut.
Penelitian ini merupakan studi kasus mengenai minat dan sikap penggunaan SMS Banking pada nasabah PT Bank XXXX dengan jumlah responden 140 orang. Untuk pengolahan data dilakukan dengan pendekatan
Structural Equation Modelling (SEM) menggunakan software AMOS versi 16.00.
Jawaban responden didapatkan dari penyebaran kuesioner pada PT Bank XXXX di Medan.
Hasil pengolahan data menggunakan confirmatory factor analysis menunjukkan bahwa semua indikator pengukuran mewakili variabel laten dari penelitian. Komponen ekspektasi nilai pelanggan terhadap teknologi SMS Banking berpatokan pada tiga hal, masing-masing yaitu kemudahan dalam penggunaan, kinerja dan keceriaan dari teknologi tersebut. Komponen-komponen di atas adalah komponen evaluasi harapan mereka. Komponen kemudahan penggunaan dari
SMS Banking didapatkan dari evaluasi terhadap penggunaannya di berbagai
dalam mendownload teknologi tersebut sehingga pelanggan menjadi tidak sabar untuk menunggu dalam beberapa waktu lamanya.
Kata Kunci: SMS Banking, Structural Equation Modelling (SEM), self service
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan
Tugas Sarjana ini tepat pada waktunya.
Tugas Sarjana ini merupakan salah satu prosedur yang diwajibkan bagi
seluruh mahasiswa Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
untuk menyelesaikan masa studi Strata Satu Departemen Teknik Industri. Adapun
judul yang diangkat oleh penulis untuk Tugas Sarjana adalah “Pengaruh
Karakteristik Konsumen dan Situasional terhadap Pembentukan Minat dan Sikap Penggunaan Teknologi SMS Banking pada PT Bank XXXX di Medan”, karena dalam hal ini penulis menganggap ini sebagai sudut pandang
keilmuan Teknik Industri dalam menyelesaikan permasalahan model penerimaan
teknologi yang dialami oleh perusahaan jasa perbankan PT Bank XXXX di
Medan.
Bersamaan dengan ini juga penulis ingin mengucapkan ribuan rasa
terimakasih kepada seluruh pihak yang ikut berperan dalam penyusunan Tugas
Sarjana ini dari awal sampai dengan selesai. Terutama ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis yang selama ini selalu
mencurahkan perhatian dan cintanya kepada penulis dan menjadi motivasi
terbesar bagi penulis dalam menyelesaikan Tugas Sarjana ini yaitu Ayahanda R.
Siregar dan Ibunda S. Gultom serta seluruh anggota keluarga, yaitu kepada
telah mendukung penulis dalam melaksanakan studinya di Teknik Industri, baik
secara moril maupun materil. I can’t get move on without all your love.
Kemudian terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada
pihak lain yang tak lepas perannya dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini yaitu
kepada:
1. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Industri
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Karena telah membantu penulis
dalam pengurusan setiap kegiatan akademis.
2. Dosen Pembimbing I Bapak Prof. DR. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE yang
telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan ilmu yang sangat
bermanfaat bagi penulis tentang keilmuan Teknik Industri dan tentang
penelitian yang penulis lakukan.
3. Dosen Pembimbing II Bapak Buchari, ST, MKes. yang juga telah meluangkan
waktu dan memberikan bimbingan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis
tentang keilmuan Teknik Industri dan tentang penelitian yang penulis lakukan.
4. Kepada seluruh staf dan karyawan Departemen Teknik Industri (Bang Bowo,
Bang Mijo, Kak Dina dan Kak Ani) serta staf dan karyawan perpustakaan
(Kak Rahma dan Bang Kumis) yang telah membantu penulis dalam
pengurusan kegiatan akademis dan sumber literatur yang diperlukan dalam
penyusunan Tugas Sarjana ini.
5. Kepada Pembimbing Lapangan (Pak Taufik dan Pak Yusuf) yang telah
data maupun informasi yang diperlukan dalam proses penyusunan Tugas
Sarjana ini.
6. Kepada sahabat-sahabat terbaik penulis Afriani Melda Dewi Harahap, Dwi
Indriyani, Reviana Riza, Tengku Fahlani Tiara Karmen dan seluruh
teman-teman Stambuk 2005 yang telah membantu dan berbagi ilmu dengan penulis
tentang keilmuan Teknik Industri pada khususnya. All of you are the best
friend I’ve ever had.
7. Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada yang tersayang ‘Ayank Iki’
(050403009) ‘my beloved someone’ yang selalu mendampingi dan
memberikan semangat serta dukungan doa, sehingga langkah ini terasa ringan
untuk dilalui dan memberi makna yang begitu berharga.
8. Kepada Best Supporter Valentine yang selalu memberi dukungan kepada
penulis dan Best Teacher Kak Dorkas yang selalu stand by kapanpun ada
panggilan tutorial.
9. Kepada adik-adik pengurus HIMTI demisioner periode 2008/2009, especially Departemen Kemahasiswaan semoga banyak hal yang dapat diambil dan
dijadikan bahan pelajaran untuk lebih baik ke depannya. Terkhusus juga
kepada adik-adik stambuk 2007 yang lucu-lucu dan menggemaskan, show to
the world that U can do more than other.
10. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis mulai dari
persiapan penelitian, proses penelitian, penulisan sampai dengan selesainya
Tugas Sarjana ini, meskipun tidak dapat disebutkan satu persatu penulis
Demikian Tugas Sarjana ini disusun dan diharapkan dapat membantu
penulis untuk dapat melaksanakan Tugas Sarjana dan penulis harapkan
bermanfaat bagi semua pihak yang merasa perlu dengan kandungan ilmu
didalamnya. Penulis sadar masih terdapat kekurangan dan kelemahan dalam
Tugas Sarjana ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.
Medan, Februari 2010
Hormat Saya
DAFTAR ISI
BAB Halaman
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... I-1
1.1. Latar Belakang... I-1
1.2. Perumusan Masalah ... I-2
1.3. Tujuan dan Manfaat ... I-3
1.4. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-4
1.5. Sistematika Penulisan Laporan ... I-5
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1
2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-5
2.2.1. SMS Banking ... II-6
2.2.2. Automatic Teller Machine (ATM) ... II-7
2.2.3. Internet Banking ... II-8
2.2.4. Phone Plus... II-10
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB Halaman
2.3. Teknologi dan Cara Kerja SMS Banking ... II-12
2.4. Organisasi dan Manajemen ... II-16
2.4.1. Struktur Organisasi ... II-16
2.4.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-19
2.4.3. Tenaga Kerja Perusahaan ... II-21
2.4.4. Jam Kerja Perusahaan ... II-21
BAB III LANDASAN TEORI ... III-1
3.1. Peran dan Kedudukan Teknologi dalam Bisnis Jasa ... III-1
3.2. Perbedaan Konsumen ... III-2
3.3. Faktor Situasional ... III-7
3.4. Minat Pelanggan terhadap Self Service Technology ... III-8
3.5. Sikap Pelanggan terhadap Self Service Technology ... III-10
3.6. Structural Equation Modeling (SEM) ... III-13
3.6.1. Sejarah SEM dan Pengertian ... III-13
3.6.2. Prinsip-prinsip Dasar ... III-15
3.6.3. Konsep dan Istilah ... III-17
3.6.4. Model Analisis Jalur ... III-19
3.6.4.1. Model Regresi Berganda... III-20
3.6.4.2. Model Mediasi ... III-20
3.6.4.3. Model Kombinasi Regresi dengan Mediasi ... III-21
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB Halaman
3.6.4.5. Model Rekursif dan Non Rekursif ... III-22
3.6.5. Persamaan Jalur SEM ...III-23
3.6.5.1. Persamaan Satu Jalur ... III-23
3.6.5.2. Persamaan Dua Jalur... III-24
3.6.5.3. Persamaan Tiga Jalur ... III-24
3.6.6. Langkah-Langkah SEM ... III-26
BAB IV METODOLOGI ... IV-1
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1
4.2. Rancangan Penelitian ... IV-1
4.3. Objek Penelitian ... IV-2
4.4. Variabel Penelitian ... IV-2
4.5. Metode Pengumpulan Data ... IV-4
4.6. Pengolahan Data ... IV-5
4.7. Analisa Data ... IV-6
4.8. Kesimpulan dan saran ... IV-6
BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA... V-1
5.1. Pengumpulan Data ... V-1
5.2. Pengolahan Data ... V-2
5.2.1. Pengembangan Model Berbasis Teori ... V-2
5.2.2. Mengkontruksi Diagram Jalur untuk
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB Halaman
5.2.3. Konversi Diagram Jalur ke dalam Serangkaian
Persamaan Struktural dan Spesifikasi Model
Pengukuran... V-13
5.2.4. Memilih Input Matriks dan Mendapatkan
Model Estimate ... V-15
5.2.5. Menilai Problem Identifikasi ... V-17
5.2.6. Mengevaluasi Model dengan kriteria
Goodness of Fit ... V-26
5.2.7. Interpretasi dan Memodifikasi Model ... V-48
BAB VI ANALISA DAN PEMBAHASAN ... VI-1
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1
7.1. Kesimpulan... VII-1
7.2. Saran ... VII-3
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
2.1. Jumlah Karyawan ... II-21
2.2. Ketentuan Jam kerja Karyawan ... II-22
5.1. Observations farthest from the centroid
(Mahalanobis distance)………..V-17
5.2. Observations farthest from the centroid revisi
(Mahalanobis distance)) ... V-22
5.3. Sample Covariances ... V-28
5.4. Implied Covariances ... V-31
5.5. Residual Covariances ... V-34
5.6. Hasil CMIN... V-38
5.7. Hasil GFI ... V-39
5.8. Hasil RMR ... V-40
5.9. Hasil AGFI ... V-40
5.10. Hasil Baseline Comparisons ... V-41
5.11. Parsimony-Adjusted Measures ... V-42
5.12. Standardized Regression Weights ... V-43
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
2.1. Struktur Organisasi ………. ... II-18
3.1. Model Analisis Jalur SEM ... III-17
3.2. Bentuk Model Regresi Berganda ... III-20
3.3. Bentuk Model Mediasi ... III-20
3.4. Model Kombinasi Pertama dan Kedua ... III-21
3.5. Bentuk Model Kompleks ... III-21
3.6. Bentuk Model Rekursif dan non Rekursif ... III-22
3.7. Bentuk Model Persamaan Satu Jalur Dalam SEM ... III-23
3.8. Bentuk Model Persamaan Dua Jalur Dalam SEM ... III-24
3.9. Bentuk Model Persamaan Tiga Jalur Dalam SEM ... III-25
4.1. Blok Diagram Metodologi Penelitian ...IV-7
5.1. Model Pengukuran Kemudahan Penggunaan ... V-7
5.2. Model Pengukuran Kinerja………. V-8
5.3. Model Pengukuran Keceriaan… ... V-8
5.4. Model Pengukuran Percaya Diri ... V-9
5.5. Model Pengukuran Keinginan Mencari Sesuatu yang Baru ... V-9
5.6. Model Pengukuran Kebutuhan untuk Berinteraksi ... V-10
5.7. Model Pengukuran Kesadaran Diri ... V-10
5.8. Model Pengukuran Faktor Situasional ... V-11
DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)
GAMBAR Halaman
5.10. Model Pengukuran Sikap ... V-11
5.11. Diagram Jalur Hubungan Kausalitas ... V-12
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Halaman
1. Kuesioner Penelitian ... ..L.1
2. Tabulasi Data ... ..L.2
3. Berita Acara Laporan Tugas Sarjana ... ..L.3
4. Surat Peninjauan/Konsultasi ke Perusahaan ... ..L.4
5. Surat Balasan Perusahaan ... ..L.5
6. Surat Keputusan Tugas Sarjana Mahasiswa ... ..L.6
ABSTRAK
Perkembangan teknologi, khususnya self service technology, telah memberi dampak yang besar pada dunia pemasaran jasa, khususnya jasa perbankan. Dalam dunia perbankan, teknologi digunakan untuk menyampaikan layanan mereka kepada pelanggan. Pengaplikasian teknologi-teknologi tersebutdapat sangat membantu perusahaan, tetapi juga dapat menjadi boomerang bagi mereka. Karena konsumen secara bersamaan mempunyai pandangan yang baik maupun tidak baik tentang produk dan jasa yang berbasiskan teknologi. Beberapa individual mau mengadopsi teknologi sementara yang lain tidak, sehingga penting untuk melihat dasar terbentuknya minat dan sikap pelanggan untuk menggunakan self service technology, seperti SMS Banking.
Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah melihat dasar pembentukan minat terhadap SMS Banking yang diharapkan akan mengarah pada pembentukan sikap mereka untuk menggunakannya, melalui evaluasi atas komponen ekspektasi nilai pelanggan terhadap teknologi tersebut dan adanya efek moderasi yang ditimbulkan oleh karakteristik personalitas mereka dan persepsi mereka terhadap faktor situasional yang mereka alami. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sikap nasabah bank terbentuk, dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya serta untuk melihat pengaruhnya pada pembentukan minat dan sikap nasabah untuk menggunakan teknologi tersebut.
Penelitian ini merupakan studi kasus mengenai minat dan sikap penggunaan SMS Banking pada nasabah PT Bank XXXX dengan jumlah responden 140 orang. Untuk pengolahan data dilakukan dengan pendekatan
Structural Equation Modelling (SEM) menggunakan software AMOS versi 16.00.
Jawaban responden didapatkan dari penyebaran kuesioner pada PT Bank XXXX di Medan.
Hasil pengolahan data menggunakan confirmatory factor analysis menunjukkan bahwa semua indikator pengukuran mewakili variabel laten dari penelitian. Komponen ekspektasi nilai pelanggan terhadap teknologi SMS Banking berpatokan pada tiga hal, masing-masing yaitu kemudahan dalam penggunaan, kinerja dan keceriaan dari teknologi tersebut. Komponen-komponen di atas adalah komponen evaluasi harapan mereka. Komponen kemudahan penggunaan dari
SMS Banking didapatkan dari evaluasi terhadap penggunaannya di berbagai
dalam mendownload teknologi tersebut sehingga pelanggan menjadi tidak sabar untuk menunggu dalam beberapa waktu lamanya.
Kata Kunci: SMS Banking, Structural Equation Modelling (SEM), self service
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Industri perbankan adalah salah satu industri yang terimbas dampak
perkembangan teknologi informasi disamping industri manufaktur. Perkembangan
teknologi yang pesat menuntut dunia usaha untuk mengoptimalkan fasilitas
teknologi informasi dalam rangka untuk untuk menang dalam persaingan global
dan untuk memenuhi tuntutan konsumen terhadap jasa perbankan dalam hal
menaikkan tingkat layanan, mempercepat antaran jasa, meningkatkan efektivitas
dan efisiensi serta meningkatkan kemampuan menjual. Semakin banyak produk
jasa keuangan yang ditawarkan bank maka akan memicu peningkatan fungsi
teknologi informasi yang akhirnya akan manghasilkan pemenuhan kebutuhan
nasabah dan mendapatkan predikat layanan prima kepada nasabah.
PT Bank XXXX selain menggunakan teknologi penghubung e-Banking
atau pelayanan perbankan berbasis elektronik yang termasuk didalamnya adalah
Telephone Banking dan Internet Banking, kini juga sudah mempunyai satu
pelayanan jasa perbankan berbasis elektronik yang baru yaitu SMS Banking.
Penggunaan teknologi telepon genggam yang terus meningkat menuntut
PT Bank XXXX untuk terus mengembangkan teknologi pelayanan perbankan
yang berbasiskan pada teknologi komunikasi tersebut, khususnya SMS (Short
Message Service), karena SMS hanya membutuhkan biaya yang relatif rendah
Potensi bank di Indonesia memperoleh fee based income dari fasilitas
SMS Banking sangat besar karena jumlah pelanggan operator selular Indonesia
per tahunnya terus meningkat. SMS Banking adalah salah satu channel fasilitas
electronic Banking dari PT Bank XXXX untuk mengakses rekening yang dimiliki
nasabah melalui fasilitas ponsel nasabah dengan provider jaringan GSM dan
CDMA. Dengan adanya SMS Banking, maka akan memberikan kemudahan
kepada nasabah karena dapat digunakan kapan saja dan dimana saja hanya dengan
menggunakan perintah melalui alat komunikasi yang digunakan tanpa harus
datang ke kantor bank atau ke ATM.
Namun pada kenyataannya, penggunaan teknologi SMS Banking di PT
Bank XXXX tidak mengalami perkembangan yang cukup pesat seperti halnya
Telephone Banking dan Internet Banking. Dan hanya sedikit transaksi
penggunaannya yang ramai diminati, antara lain pembelian pulsa telepon seluler,
informasi saldo dan transfer dana.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka masalah
yang ingin diungkapkan dalam penelitian ini mencakup:
1. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi minat dan sikap seseorang
untuk menggunakan teknologi SMS Banking?
2. Berapa kekuatan hubungan dari masing-masing variabel pembentuk minat dan
3. Apakah faktor karakteristik konsumen dan faktor situasional memiliki
pengaruh langsung terhadap nasabah sehingga seorang nasabah memutuskan
untuk menggunakan teknologi SMS Banking?
3.3. Tujuan dan Manfaat
Yang menjadi tujuan umum penelitian ini adalah mengidentifikasi
faktor-faktor yang membentuk minat dan sikap konsumen (nasabah bank) terhadap
pelayananan teknologi SMS Banking yang akhirnya akan membawa konsumen
untuk untuk menggunakan teknologi SMS Banking tersebut.
Sedangkan tujuan khusus penelitian adalah:
1. Melihat variabel manakah yang paling berpengaruh terhadap pembentukan
minat dan sikap konsumen pada teknologi SMS Banking, ditinjau dari
ekspektasi nilai pelanggan mengenai pelayanan teknologi SMS Banking secara
keseluruhan
2. Mengetahui pengaruh faktor karakteristik konsumen (nasabah bank) mengenai
teknologi SMS Banking terhadap minat dan sikap terhadap teknologi tersebut
4. Mengetahui pengaruh faktor situasional mengenai teknologi SMS Banking
terhadap minat dan sikap terhadap teknologi tersebut
Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi
yang bernilai bagi para praktisi manajerial maupun bagi perkembangan dan
penelitian selanjutnya mengenai teknologi swa layan dalam berbagai bisnis,
Manfaat yang diharapkan antara lain:
1. Membantu manajemen bank dalam mengambil keputusan yang menyangkut
implementasi teknologi SMS Banking, sehingga manajemen bisa membuat
kebijaksanaan yang tepat dalam menyususn desain dari suatu teknologi swa
layan (self service) agar dapat mencakup semua nasabah
2. Membantu manajemen bank dalam mengambil strategi promosional mengenai
teknologi swa layan (self service) untuk masing-masing karakteristik konsumen
yang berbeda
3. Memberikan gambaran mengenai bagaimana sikap nasabah terbentuk dari
berbagai jenis layanan yang diberikan, terutama di dalam bisnis perbankan,
sehingga mempermudah manajemen dalam mengambil keputusan mengenai
sikap konsumen.
1.4. Batasan Masalah dan Asumsi
Batasan masalah yang digunakan adalah:
1. Faktor-faktor yang akan diteliti yaitu perbedaan sifat atau karakteristik
konsumen yang meliputi kepercayaan diri, keinginan mencari sesuatu yang
baru, kebutuhan berinteraksi dan kesadaran pribadi serta faktor situasional
yang meliputi waktu menunggu dan kegelisahan sosial yang akan menjadi
dasar pembentukan minat dan sikap terhadap teknologi SMS Banking.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Responden dianggap berperilaku rasional dan konsisten, serta memiliki
informasi yang cukup mengenai teknologi SMS Banking
2. Interpretasi responden tentang pernyataan-pernyataan dalam kuesioner sesuai
dengan maksud penulis
3. Responden melakukan pengisian kuesioner dengan bersungguh-sungguh dan
tidak di bawah pengaruh orang lain
1.5. Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah
sebagai berikut:
JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, batasan masalah dan asumsi, serta
sistematika penulisan tugas akhir.
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini memaparkan tentang sejarah singkat perusahaan tempat
dilakukannya penelitian yang terdiri dari sejarah perusahaan, ruang
lingkup bidang usaha serta organisasi dan manajemen.
BAB III LANDASAN TEORI
Bab ini berisi teori-teori yang digunakan dalam analisis pemecahan
masalah.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tahapan-tahapan penelitian mulai dari persiapan hingga
penyusunan laporan tugas akhir.
BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisi data-data primer yang diperoleh dari penelitian serta
pengolahan data yang membantu dalam pemecahan masalah.
BAB VI ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi analisa hasil pengolahan data dan pembahasan hasil
pengolahan data .
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari hasil pemecahan
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
Berdiri sejak 1946, PT Bank XXXX yang dahulu dikenal sebagai PT Bank
XXXX, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah
Indonesia.
PT Bank XXXX mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang
dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia,
pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak
pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari
Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli
ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional.
Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari
Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah
membatasi peranan PT Bank XXXX sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. PT
Bank XXXX lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan
hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi
luar negeri.
Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status PT Bank
XXXX diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini
Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari
identitas perusahaan, nama PT Bank XXXX resmi digunakan mulai akhir tahun
1968. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat - 'PT Bank XXXX’ -
ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988.
Tahun 1992, status hukum dan namanya berubah menjadi PT Bank
XXXX, sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan
melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996.
Kemampuan PT Bank XXXX untuk beradaptasi terhadap perubahan dan
kemajuan lingkungan, sosial budaya serta teknologi dicerminkan melalui
penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal
ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen PT Bank XXXX terhadap perbaikan
kualitas kinerja secara terus-menerus.
Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan
untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan
mengarungi masa-masa yang sulit. Tahun pendirian - '46' - digunakan dalam logo
perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang
lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya, PT
Bank XXXX bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri,
PT Bank XXXX memiliki visi dan misi sebagai berikut, yaitu:
a. Visi PT Bank XXXX
Menjadi Bank kebanggaan nasional yang unggul, terkemuka dan
terdepan dalam layanan dan kinerja
b. Misi PT Bank XXXX
a. Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada seluruh
nasabah, dan selaku mitra pillihan utama (the bank choice)
b. Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor.
c. Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan
berprestasi.
d. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan sosial.
e. Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang baik.
Penetapan visi dan misi perusahaan juga diikuti dengan perubahan logo
baru. Identitas baru PT Bank XXXX merupakan hasil desain ulang untuk
menciptakan suatu identitas yang tampak lebih segar, lebih modern, dinamis, serta
menggambarkan posisi dan arah organisasi yang baru. Identitas tersebut
merupakan ekspresi brand baru yang tersusun dari simbol “46” dan kata “PT
Bank XXXX” yang selanjutnya dikombinasikan dalam suatu bentuk logo baru PT
a. Huruf PT Bank XXXX
Huruf “PT Bank XXXX” dibuat dalam warna turquoise baru, untuk
mencerminkan kekuatan, otoritas, kekokohan, keunikan dan citra yang lebih
modern. Huruf tersebut dibuat secara khusus untuk menghasilkan struktur yang
orisinal dan unik.
b. Simbol “46”
Angka 46 merupakan simbolisasi tanggal kelahiran PT Bank XXXX,
sekaligus mencerminkan warisan sebagai sebagai bank pertama di Indonesia.
Dalam logo ini, angka “46” diletakkan secara diagonal menembus kotak berwarna
jingga untuk menggambarkan PT Bank XXXX baru yang modern.
c. Palet Warna
Palet warna korporat telah didesain ulang, namun tetap mempertahankan
warna korporat yang lama, yakni turquoise dan jingga. Warna turquoise yang
digunakan pada logo baru ini lebih gelap dan kuat, mencerminkan citra yang lebih
stabil dan kokoh. Warna jingga yang baru lebih cerah dan kuat, mencerminkan
citra lebih percaya diri dan segar.
Logo “46” dan “PT Bank XXXX” mencerminkan tampilan yang modern
dan dinamis. Sedangkan penggunakan warna korporat baru memperkuat identitas
tersebut. Hal ini akan membantu PT Bank XXXX melakukan diferensiasi di pasar
PT Bank XXXX juga mempunyai budaya dalam melakukan pekerjaan
yang biasa disebut dengan Budaya Kerja PT Bank XXXX ”PRINSIP 46” yang
merupakan Tuntunan Perilaku Insan PT Bank XXXX, terdiri dari :
a. 4 (Empat) Nilai Budaya Kerja
1. Profesionalisme
2. Integritas
3. Orientasi pelanggan
4. Perbaikan tiada henti
b. 6 (Enam) Nilai Perilaku Utama Insan PT Bank XXXX
1. Meningkatkan kompetensi dan memberikan hasil terbaik
2. Jujur, tulus dan ikhlas
3. Disiplin, konsisten dan bertanggungjawab
4. Memberikan layanan terbaik melalui kemitraan yang sinergis
5. Senantiasa melakukan penyempurnaan
6. Kreatif dan inovatif
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
Sebagai unit yang mengakomodasi kebutuhan masyarakat di Indonesia
termasuk di kotamadya Medan akan layanan jasa perbankan, maka PT Bank
XXXX selalu berusaha untuk tetap menjaga kinerjanya dalam melayani semua
pelanggannya. Oleh sebab itu PT Bank XXXX tetap mengevaluasi model usaha
inovatifnya terutama produk-produk perbankan yang berbasis elektronik ke pasar
perbankan di Indonesia.
2.2.1. SMS Banking
SMS Banking merupakan fasilitas layanan perbankan bagi nasabah PT
Bank XXXX Taplus yang memudahkan nasabah untuk melakukan isi ulang pulsa,
transfer sampai bayar tagihan kartu kredit semudah mengirim SMS kepada
sahabat, keluarga ataupun orang terdekat.
Dengan mengirim SMS ke Short Dialing Code 3346 maka dapat
dilakukan:
a. Transaksi Non Finansial
1. Inquiry 3 transaksi terakhir dan inquiry tagihan Kartu Kredit
2. Ganti PIN
3. Fasilitas bantuan bagi user untuk mengetahui format perintah transaksi (syntax
message) SMS Banking.
b. Transaksi Finansial
1. Transfer antar rekening
2. Isi Ulang Pulsa
3. Pembayaran Tagihan :
a. Kartu Kredit
c. Pembayaran HALO Telkomsel
d. Pembayaran TELKOM
e. Pembayaran Flexi Postpaid
f. Pembayaran Speedy
Saat ini SMS Banking dapat diakses oleh pengguna ponsel :
1. GSM: Telkomsel, Indosat, XL, 3 (Three)
2. CDMA: Fren, Esia, Flexi
2.2.2. Automatic Teller Machine (ATM)
Automatic Teller Machine (ATM) adalah layanan perbankan yang
dilakukan melalui mesin ATM (Automatic Teller Machine) yang dapat melayani
selama 24 jam, guna melakukan transaksi perbankan meliputi penarikan tunai,
inquiry saldo rekening tabungan, setoran tunai (melalui mesin CDM) dan
melakukan berbagai jenis pembelian dan pembayaran tagihan tanpa harus datang
langsung ke Kantor Cabang dan tanpa terikat waktu.
Adapun manfaat yang diperoleh dengan adanya Automatic Teller Machine
(ATM) adalah:
a. Dapat menarik uang tunai dalam 24 jam. Nasabah tidak lagi tergantung jam
pelayanan bank atau hari libur untuk mengambil uang tunai
b. Dapat digunakan sebagai kartu debit (Maestro)
d. Menghemat waktu, karena tidak lagi mengikuti prosedur administrasi
e. Selain menarik uang tunai juga dapat melihat saldo dan melakukan
pemindahbukuan
f. Lebih gampang dicapai karena ATM tersedia di berbagai lokasi strategis
g. Informasi Saldo
h. Pembelian Voucher Isi Ulang
i. Pemindahbukuan
j. Pembayaran Kartu Kredit
k. Pembayaran Telpon (Telkom dan Telpon Seluler)
l. Pembayaran PAM
m. Pembelian Tiket Pesawat
2.2.3. Internet Banking
Internet Banking adalah fasilitas layanan transaksi perbankan melalui
jaringan internet selama 24 jam 7 hari seminggu, bagi nasabah yang
menginginkan kemudahan bertransaksi perbankan melalui jaringan internet
kapanpun dan dimanapun berada.
Jenis transaksi yang tersedia di Internet Banking adalah:
1. Transaksi Non Finansial
a. Informasi saldo
2. Transaksi Finansial
a. Transfer dana antar rekening
b. Transfer dana ke bank lain
c. Pembayaran Tagihan
1. Kartu Kredit (Standard Chartered, HSBC, GE Finance, ANZ, Bank Niaga,
ABN AMRO, Bank Permata, Danamon, Citibank)
2. Telkom (Telepon, Flexi Classy, Speedy) seluruh kode area di Indonesia
3. Kartu Halo Telkomsel
4. Kartu Xplor Excelcomindo
5. Matrix dan StarOne Indosat
6. Listrik PLN
d. Pembelian Voucher Prabayar, yaitu: Telkomsel (Simpati & As), Indosat (Mentari, IM3 & StarOne), XL (bebas & jempol), ESIA, FREN, Telkom
Flexi,dan 3.
e. Pembelian Tiket Airline, yaitu Garuda, Lion Air, dan Mandala
f. Pembayaran Biaya Pendidikan (Student Payment Centre) antara lain: ITB, Trisakti, Unpad, UNS, Unibraw, USU, Unsri, UNJ, UPN Jogya, UKDW,
Unib, UNY, UPI, UM, Unsoed, ITN, Unimed, Unnes, UIN Sunan Kalijaga,
2.2.4. Phone Plus
Bagi para pemegang Taplus, Taplus Utama dan Giro Perorangan maka
tidak perlu antri lagi, sekarang sudah dapat dimanfaatkan fasilitas layanan Phone
Plus jalur perbankan bebas antri 24 jam. Phone Plus adalah layanan perbankan
melalui telepon selama 24 jam, menjamin keleluasaan dan kepuasan nasabah
dalam mendapatkan segala informasi dan melakukan transaksi perbankan tanpa
harus beranjak dari tempat dengan jaminan privasi yang tinggi, serta tidak dibatasi
ruang waktu dan gerak. Untuk segala pertanyaan atau bantuan secara pribadi,
nasabah dapat langsung berbicara dengan Customer Representative, hanya dengan
menekan angka "0" setiap saat.
Keuntungan yang diperoleh bila menggunakan Phone Plus nasabah dapat
dengan leluasa mengatur keuangannya sendiri, seperti:
a. Transaksi Perbankan
• Informasi Saldo
• Pembayaran tagihan Telkom, semua jenis tagihan Ponsel (Satelindo, Telkomsel,
Komselindo dan GSM-XL) dan Retelindo
• Pembayaran semua jenis kartu kredit
• Pembayaran tagihan PLN
• Pembayaran ZIS DKI Jakarta
• Transfer via kliring ke bank lain
• Pembelian voucher isi ulang Mentari Satelindo dan Simpati Telkomsel
• Mutasi rekening terakhir
• Mutasi rekening yang dapat dimintakan cetakannya melalui faksimili
• Perubahan PIN Phone Plus
Informasi Perbankan
• Info suku bunga deposito
• Info suku bunga tabungan
• Info suku bunga kredit
• Info nilai tukar valas (24 jenis mata uang asing)
• Info produk-produk Bank
• Info lokasi cabang dan ATM
2.2.5. Mobile Banking
Mobile banking adalah fasilitas layanan perbankan melalui handphone,
dengan teknologi Java Application yang memudahkan nasabah untuk melakukan
transfer dana, bayar tagihan dan isi ulang pulsa, serta mengecek saldo dan mutasi
seluruh rekening yang dimiliki dalam 1 CIF (Customer Information File) berupa
Tabungan, Giro, Deposito, dan Pinjaman. Layanan ini bisa diakses melalui
ponsel, apapun operatornya tanpa perlu ganti Sim Card (tahap pertama semua
Jenis Transaksi yang dilakukan di Mobile Banking adalah:
1. Transaksi Non Finansial
a. Informasi saldo seluruh rekening yang dimiliki dalam 1 CIF (Customer
Information File) berupa tabungan, giro, deposito, dan pinjaman
b. Informasi mutasi rekening (5 transaksi terakhir)
2. Transaksi Finansial
a. Transfer Dana antar Rekening
b. Pembayaran Tagihan
• Telkom (Telepon, Flexi Classy, Speedy) se-Indonesia
• Kartu Halo, Xplor, Matrix, Starone
• Kartu Kredit (Citibank, Stanchard, HSBC, GE, ANZ, Niaga, ABN AMRO,
Permata, Danamon, Bukopin)
c. Pembayaran ZIS & Kurban
d. Pembelian Voucher Prabayar (Flexi, Simpati, As, Mentari, IM3, StarOne, XL
bebas reguler, extra & jempol, Fren, Esia, 3)
2.3. Teknologi dan Cara Kerja SMS Banking
SMS (Short Message Service) dikenalkan pada tahun 1991 di Eropa, dan
dalam jaringan GSM (Global Standard for Mobiles), CDMA (Code Division
Meltiple Access) dan TDMA (Time Division Multiple Access) menggunakan
frekuensi radio 900 MHz, dan pada saat ini sudah berkembang dengan
menggunakan frakuensi radio 1800 MHz. Penyedia jasa point-to-point SMS
memberikan layanan sebuah mekanisme pengiriman pesan singkat (short message
service). Pada dasarnya SMS merupakan pesan tertulis yang dapat diterima dan
dikirim ke pengguna handphone. Dengan adanya kerjasama antara bank dan
operator selular serta nasabah, maka transaksi dapat dilakukan dengan mudah dan
dimana saja yang disebut dengan aplikasi Mobile Banking. Bila seseorang
melakukan transaksi maka bank akan membuat konfirmasi bahwa pada jam, hari,
tanggal, tahun telah terjadi transaksi. Bila nasabah tidak merasa melakukan
transaksi maka berhak membatalkan transaksi tersebut.
Pada awalnya, telepon seluler milik nasabah bank mengirimkan pesan
SMS yang berisi kode tertentu kepada nomor penyedia layanan melalui wireless
carrier. Wireless carrier kemudian meneruskan SMS tersebut kepada Bulk SMS Service Provider. Bulk SMS Service Provider kemudian meneruskan pesan
tersebut kepada aplikasi mobile banking. Aplikasi mobile banking selanjutnya
berhubungan dengan server perbankan inti untuk memroses permintaan nasabah.
Aplikasi mobile banking kemudian merespon permintaan nasabah dalam bentuk
pesan SMS kepada Bulk SMS Service Provider. Bulk SMS Service Provider lalu
meneruskan SMS tersebut kepada wireless carrier. Wireless Carrier kemudian
Layanan SMS Banking memiliki beberapa pilihan cara yang bisa
disesuaikan dengan kemampuan ponsel dan kartu SIM (Subscriber Interface
Module) yang digunakan, diantaranya:
1. Melalui SMS biasa
Cara ini merupakan cara yang umum digunakan dalam layanan SMS
Banking. Pengguna menggunakan layanan SMS Banking dengan cara
mengetikkan pesan SMS yang berisi kode tertentu yang ditentukan oleh bank, lalu
mengirimkan pesan tersebut ke nomor khusus yang sudah ditentukan oleh bank.
2. Melalui menu SIM Toolkit
Pengguna dapat menggunakan layanan SMS Banking melalui fasilitas yang
disediakan oleh operator telepon seluler. Pengguna dapat memilih menu-menu
khusus yang dapat diakses pada menu SIM Toolkit yakni menu yang biasanya
terdapat pada kartu SIM, misalnya Satelindo@ccess serta M3Access dari Indosat,
Life in hand dari ProXL, dan Navigator64 dariTelkomsel.
3. Melalui aplikasi khusus.
Pengguna dapat melakukan layanan SMS Banking melalui aplikasi khusus
yang disediakan oleh pihak bank. Aplikasi ini dapat digunakan setelah pengguna
terlebih dahulu menanam aplikasi tersebut pada ponselnya. Aplikasi tersebut
sangat bergantung kepada spesifikasi ponsel yang dimiliki oleh pengguna
sehingga penggunaan dari aplikasi ini cenderung terbatas.
Cara yang pertama yaitu melalui SMS biasa memiliki kelebihan yaitu cara
ini tidak bergantung kepada jenis telepon seluler dan memiliki tingkat portabilitas
pesan SMS dikirim dalam bentuk pesan biasa sehingga cukup berbahaya jika
pesan tersebut dibaca oleh pihak-pihak yang tidak berkepentingan. Cara yang
kedua yaitu melalui menu SIM Toolkit memiliki kelebihan dari segi keamanan
karena pesan tidak dikirim melalui pesan SMS biasa. Namun, tingkat
kebergantungan cara ini cenderung tinggi karena bergantung kepada operator
telepon seluler. Cara yang ketiga yaitu melalui aplikasi khusus memiliki
kelemahan dalam hal keterbatasan penggunaan karena cenderung bergantung
kepada spesifikasi telepon seluler. Namun, cara ini menawarkan tingkat keamanan
yang relatif baik jika aplikasi yang dibuat sudah memperhitungkan berbagai aspek
keamanan.
Berikut adalah struktur jaringan SMS Banking:
1. SMC (Short Message Cente/Entity) mengirim dan menerima SMS yang
dilokasikan ke jaringan tetap, seperti penyedia jaringan komunikasi.
2. SMSC (Short Message Service Center) merespon untuk ditampilkan dan
menerima SMS antara SMC.
3. Gateway / Internetworking Mobile Switching Center (SMC G/I WMSC) yang
mampu menerima pesan pendek dari SMSC, dan memeriksa lokasi register
(Location Register = HLR) untuk informasi routing dan pengiriman pesan pendek
yang datang dari SMC.
4. Home Location Register (HLR) adalah database yang digunakan untuk
penyimpanan permanen dan pengaturan dari profile layanan.
5. MSC (Mobile Switching Center) membentuk fungsi pengubahan dari sistem
6. Visitor Location Register (VLC) merupakan sebuah database yang berisi
informasi sementara tentang langganan. Informasi ini dibutuhkan oleh MSC untuk
melayani langganan yang datang.
7. The Base Station System (BSS) semua fungsi yang berhubungan dengan radio
dilakukan di dalam The Base Station System (BSS). BSS terdiri dari Base Station
Controller (BSC) dan The Base Transceiver Station (BT), dan ini bertanggung
jawab penuh untuk mengirimkan suara dan lalu lintas data antara mobile station.
8. The Mobile Station (MS) adalah terminal tanpa kabel yang mampu menerima
dan mengelompokkan pesan pendek seperti pemanggilan suara. Infrastruktur
sinyal jaringan tanpa kabel berdasarkan pada Sistem Sinyal 7 (SS7). SMS
digunakan pada mobile aplication part (MAP) yang mendefinisikan metode dan
mekanisme dari komunikasi jaringan tanpa kabel dan penggunaan pelayanan dari
transaksi SS7 TCAP (Transaction Capabilities Application Part).
2.4. Organisasi dan Manajemen PT Bank XXXX
Struktur organisasi merupakan suatu bagan yang menunjukkan
aspek-aspek pokok, hubungan antara bagian, seluruh pengawasan dan masing-masing
bertanggung jawab terhadap tugasnya. Karena itu penyusunan struktur organisasi
dalam suatu perusahaan sangatlah penting untuk dilakukan. Kerjasama dan
koordinasi yang baik dalam organisasi sangat penting dalam menciptakan suatu
kesatuan tindak usaha atau keharmonisan dari berbagai fungsi yang berbeda-beda
Suatu struktur organisasi dapat dipandang sebagai skema yang
menghubungkan fungsi-fungsi yang ada dalam badan usaha dan menunjukkan
hubungan yang tetap diantara pegawai-pegawai yang melaksanakan fungsi-fungsi
tersebut.
Struktur organisasi yang digunakan PT Bank XXXX di Medan adalah tipe
organisasi lini dimana dalam organisasi ini wewenang dari puncak pimpinan
dillimpahkan pada satuan-satuan di bawahnya (para manajer) dalam bidang kerja
(fungsi) tertentu, dan pimpinan dalam bagian itu dapat memerintah karyawan dari
satuannya dan meminta pertanggungjawaban sehubungan dengan bidang
kerjanya. Bagan struktur organisasi yang digunakan dapat dilihat pada gambar
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Peran dan Kedudukan Teknologi dalam Bisnis Jasa
Teknologi telah membawa dampak yang besar bagi perkembangan dunia
bisnis. Peranan teknologi dalam interaksi pelanggan-perusahaan dan sejumlah
produk dan jasa yang berbasis teknologi telah tumbuh dengan sangat cepat.
Banyak perusahaan kini memanfaatkan teknologi dan kemajuannya untuk
memproduksi, mengembangkan, menjual, menyerahkan produk atau jasa, dan
juga melayani pelanggan. Sehingga, pelanggan berhadapan dengan produk dan
jasa yang menjadi lebih rumit secara teknologikal. Sifat interaksi
pelanggan-perusahaan mengalami transformasi fundamental dengan implikasi yang dapat
jauh diraih baik untuk pelanggan maupun perusahaan.
Konsekuensi umum dari peran pertumbuhan teknologi adalah
pertumbuhan yang sepadan dengan self service technology. Teknologi Swa Layan
atau Self Service Technologies (SST) adalah teknologi yang memungkinkan
pelanggan untuk memproduksi sendiri, terpisah dari layanan karyawan secara
langsung1. Contoh dari SST adalah Automated Teller Machine (ATM), Automated
Hotel Checkout, Mobile Banking dan layanan melalui internet. Penggunaan self service technology yang disebut sebagai self-help, yang mengacu pada teknologi
yang memungkinkan pelanggan untuk mempelajari, menerima informasi, melatih
Alasan implementasi suatu self service technology adalah keinginan
perusahaan untuk memberikan pelayanan tambahan yang memberikan nilai lebih
dari core business yang dijalankan perusahaan. Keunggulan self service
technology dapat ditinjau dari dua sisi yaitu perusahaan penyedia jasa dan
pelanggan. Dari perusahaan penyedia jasa teknologi bisa menjadi kesempatan
untuk mempercepat penyampaian jasa, ketepatan, customization, mengurangi
biaya dan meningkatkan produktivitas. Bagi pelanggan self service technology
juga memberikan beberapa keuntungan seperti penghematan waktu dan biaya,
kontrol yang lebih tinggi pada pelayanan, memperpendek waktu tunggu,
kemudahan lokasi, kesenangan dalam proses produksi dan kemudahan dalam
penggunaaan2. Ironisnya, meskipun teknologi baru sedang menembus populasi
dengan kecepatan yang semakin naik, terdapat bukti-bukti tanda-tanda naiknya
frustasi dan kekecewaan konsumen. Teknologi dapat memfasilitasi perasaan
kecerdasan atau keampuhan, tetapi teknologi juga dapat mengarahkan pada
perasaan keterabaian atau kecerobohan.
3.2. Perbedaan Konsumen
Perbedaan konsumen yang relevan terhadap pemasaran meliputi faktor
demografi, profil psikografi, dan sifat personalitas3. Banyak peneliti yang telah
menyelidiki faktor demografi dalam hubungannya dengan self service technology
dan umumnya menemukan bahwa laki-laki muda, berpendidikan dan kaya lebih
menyukai untuk menggunakan beberapa pilihan pelayanan4. Walaupun banyak
dibutuhkan karena informasi demografi adalah informasi yang paling mudah
dijangkau dan murah untuk mengidentifikasikan target pasar. Selain itu, kita dapat
menggunakan demografi untuk mengevaluasi program-program pemasaran.
Bagaimanapun, dalam era perubahan sosial dan ekonomi, perempuan, konsumen
yang lebih tua, kurang berpendidikan dan kurang mampu, semua mempunyai
akses dan beberapa tingkat familiaritas dalam menggunakan teknologi yang
sederhana. Untuk itu, faktor demografi tidak begitu menarik dalam memahami
mengapa konsumen menggunakan self service technology.
Beberapa studi telah mempelajari profil psikografi yang berhubungan
dengan penggunaan self service technology. McMellon, Schiffman dan Sherman
membagi konsumen yang lebih tua menjadi pecinta teknologi dan pengguna
teknologi untuk memahami perilaku online. Barezak, Ellen dan Pilling membagi
konsumen bank menjadi security conscious, maximizers, instant gratifiers dan
hasle avoiders untuk memahami preferensi mereka terhadap ATM, penyimpanan
dan pengambilan otomatis, dan telephone banking. Walaupun studi psikografi
menawarkan pemahaman yang mendalam kepada pemasar untuk
mensegmentasikan konsumen yang mungkin berbeda, tetapi segmentasi
psikografi tersebut tidak cukup jauh dalam memahami motivasi konsumen atau
bagaimana karakter tersebut mempengaruhi sikap dan perilaku yang berhubungan
dengan self service technology.
Karakteristik personalitas memainkan peranan penting dalam
pembentukan sikap. Sebagai contoh, individu yang mempunyai kebutuhan untuk
pemikiran, sepertinya akan membentuk sikap yang positif dalam merespon iklan
atau direct mail yang kaya akan informasi yang berhubungan dengan produk.
Sebaliknya, konsumen yang relatif rendah dalam kebutuhan untuk dikenal
sepertinya lebih membentuk sikap positif dalam merespon iklan yang bercirikan
model yang menarik atau selebriti yang terkenal. Dalam pola yang sama, sikap
terhadap produk dan situasi konsumsi baru sangat kuat dipengaruhi oleh
karakteristik personalitas spesifik dari konsumen.
Dalam studi menyangkut personalitas, telah banyak penelitian yang
melihat pentingnya faktor personalitas terhadap pembentukan sebuah sikap.
Personalitas didefinisikan sebagai karakteristik psikologikal dari dalam (inner
psychological) yang menentukan dan merefleksikan bagaimana seseorang
merespon lingkungannya5. Hal yang ditekankan dari definisi di atas adalah inner
characteristics - yaitu kualitas, atribut, sifat, faktor yang membedakan satu
individu dengan individu yang lainnya. Inner characteristics ini mencerminkan
perbedaan individu yang konsisten dan tahan lama namun dapat dirubah.
Dalam hal minat terhadap penggunaan self service technology, Dabholkar
dan Bagozzi memfokuskan pada perbedaan sifat atau karakteristik konsumen,
karena sifat konsumen merupakan jantung dari pembentukan sikap konsumen dan
minat berperilaku. Mereka memfokuskan pada empat sifat konsumen yang
mempunyai relevansi langsung terhadap self service technology yaitu kepercayaan
diri (self efficacy), keinginan mencari sesuatu yang baru (inherent novelty
Self efficacy. Kepercayaan diri didefinisikan sebagai penilaian individu
terhadap kemampuan diri mereka sendiri untuk melakukan suatu perilaku.
Beberapa konsumen mungkin lebih familiar dalam menggunakan produk
berbasiskan teknologi daripada yang lain dan mungkin mempunyai kepercayaan
diri yang tinggi. Menurut Bandura “Pengalaman berdasarkan pada penyelesaian
kinerja atau performa menghasilkan harapan kepercayaan yang lebih tinggi, lebih
umum dan lebih kuat, selain itu juga kepercayaan diri diharapkan akan
mempengaruhi minat berperilaku secara tidak langsung”.
Inherent novelty seeking. Menurut Hirschman, keinginan mencari sesuatu
yang baru merupakan sebuah aspek dari innovativeness, didefinisikan sebagai
hasrat untuk mencari rangsangan baru. Faktor innovativeness akan mempengaruhi
sikap terhadap produk teknologikal6. Midgley and Dowling mendefinisikan
inherent innovativeness sebagai derajat dimana individu menerima ide baru dan
membuat keputusan inovasi secara bebas dari pengalaman komunikasi dari yang
lainnya. Penggunaan sifat innovativeness umumnya relevan dengan produk atau
jasa yang ditawarkan melalui teknologi. Banyak peneliti yang mengindikasikan
bahwa konsumen yang innovator berbeda dari konsumen yang non innovator
dalam hal orientasi personalitas. Hal ini dapat membantu pemasar dalam memilih
target segmen untuk suatu produk baru dan kemudian mendesain strategi
promosional yang berbeda untuk segmen yang spesifik.
Need for interaction with a service employee. Kebutuhan berinteraksi
dengan karyawan jasa didefinisikan sebagai pentingnya interaksi orang pada
kontak dalam penghantaran jasa sangatlah penting untuk beberapa konsumen.
Kebutuhan untuk berinteraksi dengan karyawan jasa merupakan faktor yang
relevan untuk self service technology. Jika kebutuhan konsumen untuk
berinteraksi tersebut tinggi, maka mereka cenderung akan menghindari jasa self
service technology, khususnya jika jasa tersebut berbasiskan teknologi. Tetapi
sebaliknya, jika kebutuhan tersebut rendah, maka konsumen cenderung akan
memilih beberapa pilihan. Menghindari personel atau kebutuhan akan kebebasan
merupakan konstruk yang paralel tetapi berlawanan arah dengan kebutuhan untuk
berinteraksi dengan karyawan jasa.
Self consciousness. Kesadaran diri didefinisikan sebagai pandangan
seseorang terhadap diri mereka sendiri sebagai objek sosial, dengan kekhawatiran
yang akut dari perspektif orang lain terhadap mereka. Pengaruh eksternal faktor
berupa resiko yan dirasakan (perceived risk) dalam mempengaruhi pembentukan
sikap pada self service technology7. Perceived risk didefinisikan sebagai
ketidakpastian yang dihadapi konsumen ketika mereka tidak dapat meramalkan
konsekuensi dari keputusan pembelian mereka. Dalam hubungannya dengan
penggunaan suatu teknologi baru definisi ini menggarisbawahi dua dimensi yang
relevan, yaitu ketidakpastian dan konsekuensi yang akan diperoleh ketika kita
menggunakan suatu teknologi baru. Tingkat resiko yang konsumen rasakan dan
toleransi mereka sendiri untuk mengambil resiko merupakan faktor yang
mempengaruhi strategi pembelian mereka, dan harus dicatat bahwa konsumen
dipengaruhi oleh resiko yang mereka rasakan, walaupun sebenarnya resiko
dalam mengunakan self service technology dalam kehadiran dari konsumen lain.
Anselmsson menemukan bahwa ketidaksenangan terhadap resiko sosial secara
negatif akan mempengaruhi perceived service quality pada self checkout. Untuk
itu dapat diterima bahwa resiko sosial akan mencegah konsumen dalam melihat
sisi baik dari self service technology, sehingga kesadaran diri akan menjadi
penentu yang relevan untuk diselidiki, khususnya untuk pilihan pelayanan yang
relatif tidak dia kenal.
3.3. Faktor Situasional
Faktor situasional juga memainkan peranan penting terhadap sikap dan
minat terhadap suatu sistem pelayanan. Variabel situasional yang paling relevan
untuk berbagai pelayanan adalah lamanya menunggu dan keramaian (crowding).
Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa konsumen tidak suka
menunggu dan hal tersebut telah disadari dengan baik oleh para manajer
pemasaran. Dalam hubungannya dengan self service technology, waktu menunggu
ini lebih disebabkan bukan karena antrian yang panjang melainkan akan adanya
delay atau keterlambatan dalam mendown-load suatu informasi atau transaksi.
Kehadiran dari sejumlah pelanggan lain mungkin dirasakan positif dalam
beberapa konteks, tetapi tidak sedikit yang merasakannya sebagai hal yang
negatif. Karena beberapa konsumen sepertinya menjadi gelisah jika yang lain
melihat mereka menggunakan jasa yang berbasiskan teknologi, khususnya self
service technology yang kurang familiar. Sehingga manajer perlu mengetahui
mengubah evaluasi dan penggunaan self service technology. Keramaian ini juga
dihubungkan dengan penggunaan dari jasa tersebut di berbagai tempat tertentu.
3.4. Minat Pelanggan terhadap Self Service Technology
Perilaku konsumen adalah perilaku yang konsumen perlihatkan dalam
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, mengatur produk, jasa dan ide
yang diharapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.
Perilaku atau tindakan nyata dari seseorang menyangkut sebuah target
dipengaruhi oleh minat seseorang terhadap target tersebut. Dalam kaitannya
dengan minat, untuk memahami secara lebih baik fondasi baik konsumen maupun
karyawan akan kemauan mereka untuk mengadopsi self service technology telah
banyak peneliti yang melakukan penyelidikan. Minat konsumen terhadap
pengadopsian self service technology akan dipengaruhi oleh kesiapan konsumen
terhadap teknologi tersebut yang akan berbeda-beda antara setiap konsumen
didasarkan pada perbedaan demografi mereka. Minat terhadap self service
technology akan berpengaruh pada sikap selanjutnya terhadap teknologi tersebut.
Minat ini dipengaruhi oleh sikap konsumen terhadap self service technology
tersebut.
Sikap seseorang terhadap suatu target akan menjadi dasar pada perilaku
selanjutnya yaitu minat dan sikap yang akan mengarahkan ke dalam pengambilan
keputusan. Dalam menentukan pilihannya, konsumen akan mengevaluasi semua
informasi yang berhubungan dengan suatu hal yang kemudian diwujudkan pada
emosional dari konsumen. Sikap pelanggan inilah yang kemudian akan
menentukan pilihan tindakannya. Sikap konsumen terhadap self service
technology mempunyai efek yang kuat, langsung dan positif terhadap minat
penggunaan self service technology atau terhadap penyedia jasa tersebut dan sikap
tersebut dipengaruhi oleh harapan atau ekspektasi mereka terhadap teknologi
tersebut.
Seperti halnya terhadap sikap, faktor kontrol berupa sifat atau karakter
konsumen dan faktor situasi juga akan menjadi moderasi dalam pembentukan
minat terhadap self service technology. Dalam studi menyangkut personalitas,
telah banyak penelitian yang melihat pentingnya faktor personalitas terhadap
minat seseorang dalam berperilaku. Personalitas didefinisikan sebagai
karakteristik psikologikal dari dalam (inner psychological) akan menentukan dan
,merefleksikan bagaimana seseorang merespon lingkungannya.
Faktor situasional juga sering menjadi penentu keputusan dari suatu
evaluasi pelayanan, sebagai contoh efek dari waktu menunggu sering digunakan
sebagai penentu krusial bagaimana konsumen mengevaluasi pelayanan8. Efek dari
waktu menunggu dan keramaian atau hadirnya banyak orang akan mempunyai
pengaruh negatif akan minat pelanggan dalam penggunaan self service
technology.
Pada penelitian mengenai minat dan sikap pelanggan dalam penggunaan
self service technology, Dabholkar dan Bagozzi melihat adanya empat karakter
pelanggan yang meliputi kepercayaan diri (self efficacy), keinginan mencari
interaction) dan kesadaran pribadi (self consciousness), juga faktor situasi
meliputi dua hal yaitu waktu menunggu dan kegelisahan sosial (social anxiety)
yang akan menjadi moderasi bagi pembentukan minat berperilaku.
3.5. Sikap Pelanggan terhadap Self Service Technology
Dalam konteks perilaku pelanggan, terdapat empat komponen sikap atau
attitude, yaitu sikap terhadap objek atau di sini sikap diinterpretasikan secara luas
untuk mencakup konsumsi yang spesifik atau konsep yang berhubungan dengan
pemasaran, seperti produk, jasa, harga, iklan, retailer dan lain-lain. Sikap relevan
dengan perilaku pembelian atau penggunaan yang dibentuk sebagai hasil dari
pengalaman langsung, informasi word of mouth yang diperoleh dari yang lainnya
atau berbagai bentuk pemasaran langsung lainnya, kemudian sikap mempunyai
konsistensi atau sikap seseorang relatif konsisten dengan perilaku yang dia
refleksikan. Meskipun demikian sikap bukanlah sesuatu yang permanen, sikap
dapat dirubah, yang terakhir adalah sikap ada dan disebabkan oleh situasi.
Sikap terdiri dari tiga komponen umum, yaitu komponen cognitive
(berpikir), komponen affective (merasakan) dan komponen conative (tindakan)9.
Komponen kognitif yang merupakan pengetahuan dan persepsi yang diperoleh
dari kombinasi pengalaman langsung dengan objek sikap (attitude object) dan
informasi yang berhubungan dari berbagai sumber. Pengetahuan dan persepsi
yang dihasilkan umumnya membentuk kepercayaan (beliefs), bahwa kepercayaan
konsumen memiliki berbagai macam karakteristik dan perilaku yang spesifik yang
merupakan emosi atau perasaan (feeling) mengenai produk, jasa atau merek
tertentu. Emosi dan perasaan ini sering diperlakukan oleh para peneliti konsumen
terutama sebagai penilaian alami, yaitu mereka menangkap penilaian global atau
langsung individual terhadap objek sikap (penilaian individual mengenai suatu
objek sikap berdasarkan baik atau buruk, favourable atau unfavourable).
Komponen ketiga adalah konatif, yaitu fokus kepada kecenderungan (likelihood)
bahwa individu akan mengambil tindakan atau perilaku tertentu melalui cara-cara
tertentu yang berhubungan dengan objek sikap. Jadi terkadang komponen konatif
ini termasuk perilaku sebenarnya itu sendiri.
Dabholkar mengatakan bahwa sikap dipandang sebagai keadaan afektif
dengan order yang lebih tinggi yang diproduksi dari kombinasi komponen nilai
harapan (expectancy value) individu. Secara konseptual, komponen nilai harapan
dapat dipikirkan sebagai cluster kepercayaan yang tervalensi yang ada bersama
dalam benak individu dalam representasi yang sistematik atau kategorikal.
Dari pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa penentu dari sikap
seseorang terhadap suatu objek adalah suatu kumpulan multi dimensi dari
komponen ekspektasi atau nilai harapan seseorang terhadap suatu objek.
Komponen ekspektasi nilai itu sendiri adalah kumpulan keyakinan atau
kepercayaan yang ada dalam pikiran seseorang terhadap sesuatu. Jadi ekspektasi
nilai tersebut adalah representasi dari evaluasi afektif seseorang terhadap sesuatu
yang mereka anggap benar dan baik.
Karena multi dimensional, maka ekspektasi nilai itu tidak mungkin hanya
mereka. Ekspektasi nilai inilah yang menjadi penentu bagaimana seseorang akan
bersikap terhadap sesuatu.
Dalam hal minat untuk menggunakan suatu self service technology, maka
ekspektasi pelanggan terhadap self service technology tersebut yang akan
mempengaruhi sikap mereka terhadap penggunaan teknologi tersebut. Ada tiga
dimensi yang mempengarui minat pelanggan terhadap self service technology.
Yaitu kemudahan penggunaan (easy of use), kinerja (performance) dan keceriaan
(fun).
Kemudahan penggunaan (easy of use), kegunaan (usefulness) dan
kesenangan (enjoyment) merupakan penentu minat dan sikap dalam model
penerimaan teknologi (technology acceptance model)10. Dua dari ketiga dimensi
tersebut, easy of use, dan fun atau enjoyment relevan untuk self service
technology. Tetapi dimensi ketiga yaitu usefulness, lebih cocok digunakan untuk
produk seperti software komputer, dan menjadi tidak relevan dengan self service
technology, dimana konsumen ikut berpartisipasi dalam pelayanan. Tetapi
dimensi ketiga yaitu kinerja (performance), yang disaring dari studi kualitatif dan
didefinisikan sebagai keakuratan dan reliabilitas dari self service technology,
seperti yang diharapkan oleh konsumen. Ekspektasi nilai pelanggan (kemudahan
penggunaan, kinerja dan keceriaan) akan bertindak sebagai penentu minat dan
sikap ke arah penggunaan self service technology.
Dalam hal minat pelanggan terhadap penggunaan self service technology,
juga terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi minat dan sikap terhadap self
ditentukan juga oleh faktor kontrol berupa sifat atau karakter konsumen dan faktor
situasi. Karakteristik personalitas memainkan peranan penting dalam
pembentukan sikap. Dalam pola yang sama, sikap terhadap produk dan situasi
konsumsi baru sangat kuat dipengaruhi oleh karakteristik personalitas spesifik
dari konsumen.
Terdapat empat sifat konsumen yang mempunyai relevansi langsung
terhadap self service technology yaitu kepercayaan diri (self efficacy), keinginan
mencari sesuatu yang baru (inherent novelty seeking), kebutuhan berinteraksi
(need for interaction) dan kesadaran pribadi (self consciousness).
Faktor situasional juga memainkan peranan penting terhadap minat dan
sikap terhadap suatu sistem pelayanan. Ada dua faktor situasional yang dapat
mempengaruhi minat dan sikap terhadap penggunaan self service technology yaitu
efek dari waktu menunggu (waiting time) dan kegelisahan sosial (social anxiety)
dalam hal ini berhubungan dengan keberadaan dari banyaknya orang.
3.6. Structural Equation Modelling (SEM) 3.6.1. Sejarah SEM dan Pengertian
Sewal Wright mengembangkan konsep ini pada tahun 1934, pada awalnya
teknik ini dikenal dengan analisa jalur dan kemudian dipersempit dalam bentuk
analisis structural equation modelling. Dari defenisi beberapa ahli menyebutkan
diantaranya, ”Analisa jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab
akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi
(Robert D. Rutherford 1993). Sementara itu, definisi lain mengatakan ”Analisis
jalur merupakan pengembangan langsung bentuk regresi berganda dengan tujuan
untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan (magnitude) dan signifikasi
(significance) hubungan sebab akibat hipotetikal dalam seperangkat variabel.”
(Paul Webley,1997). David Garson dari North Carolina State University
mendefenisikan analisis jalur sebagai ’model perluasan regresi yang digunakan
untuk menguji keselarasan matriks korelasi dengan dua atau lebih model
hubungan sebab akibat yang dibandingkan oleh peneliti. Modelnya digambarkan
dalam bentuk gambar lingkaran dan panah di mana anak panah tunggal
menunjukkan sebagai penyebab. Regresi dikenakan pada masing-masing variabel
dalam suatu model sebagai variabel tergantung (pemberi respons) sedang yang
lain sebagai penyebab. Pembobotan regresi diprediksikan dalam suatu model yang
dibandingkan dengan matriks korelasi yang diobservasi untuk semua variabel dan
dilakukan juga penghitungan uji keselarasan statistik (David Garson, 2003)1
Perlu disebutkan disini bahwa teknik SEM dibedakan oleh dua
karakteristik, yaitu
Model persamaan struktural (SEM) meliputi seluruh model yang terkenal
dengan banyak nama seperti: covariance structure analysis, latent variabel
analysis, confirmatory factor analysis dan sering disebut lisrel analysis yang
merupakan salah satu nama program komputer.
2
1. Estimasi atau perkiraan hubungan depensi berganda dan saling terkait
(estimation of multiple and interrelated depence relationship) :
1
2. Kemampuan untuk mempresentasikan konsep yang tidak terlihat (unobserved
consepts) dalam hubungan –hubungan ini dan memperhitungkan pengukuran
kesalahan di dalam proses estimasi.
3.6.2. Prinsip-Prinsip Dasar
Prinsip-prinsip dasar yang sebaiknya dipenuhi dalam analisis jalur diantaranya
ialah3
a. Adanya linieritas (Linierity). Hubungan antar variabel bersifat linier, :
b. Adanya aditivitas (Additivity). Tidak ada efek-efek interaksi
c. Data berskala interval. Semua variabel yang diobservasi mempunyai data
berskala interval (scaled values). Jika data belum dalam bentuk skala interval,
sebaiknya data diubah dengan menggunakan metode suksesive interval (MSI)
terlebih dahulu
d. Semua variabel residual (yang tidak diukur) tidak berkorelasi dengan salah
satu variabel dalam model
e. Istilah gangguan (disturbance terms) atau variabel residual tidak boleh
berkorelasi dengan semua variabel endogeneus dalam model. Jika dilanggar
maka akan berakibat hasil regresi menjadi tidak tepat untuk mengestimasikan
parameter-parameter jalur.
f. Sebaiknya hanya terdapat multikolinieritas yang rendah. Maksud
multikolieniritas adalah dua atau lebih variabel bebas (penyebab) mempunyai
akan mendapatkan standar error yang besar dari koefisien beta (b) yang
digunakan untuk menghilangkan varian biasa dalam melakukan analisis
korelasi secara parsial
g. Adanya rekursivitas. Semua anak panah mempunyai satu arah, tidak boleh
terjadi pemutaran kembali (looping)
h. Spesifikasi model sangat diperlukan untuk menginterprestasikan
koefisien-koefisien jalur. Kesalahan spesifikasi terjadi ketika variabel penyebab yang
signifikan dikeluarkan dari model. Semua koefisien jalur akan merefleksikan
kovarian bersama dengan semua variabel yang tidak diukur dan tidak akan
dapat diinterpretasikan secara tepat dalam kaitannya dengan akibat langsung
dan tidak langsung
i. Terdapat masukan korelasi yang sesuai. Artinya, jika kita menggunakan
matriks korelasi sebagai masukan maka korelasi Pearson digunakan untuk
variabel berskala interval: korelasi polychoric untuk dua variabel berskala
ordinal; tertrachoric untuk dua variabel dikotomi (berskala nominal);
polyserial untuk satu variabel interval dan lainnya nominal
j. Terdapat ukuran sampel yang memadai. Untuk memperoleh hasil yang