RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG
TANAH (Arachis hypogea L) TERHADAP PEMBERIAN
KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT
DAN UNSUR HARA P
SKRIPSI
OLEH :
JANNES NICOLAS PANJAITAN 050301048
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG
TANAH (Arachis hypogea L) TERHADAP PEMBERIAN
KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT
DAN UNSUR HARA P
SKRIPSI
OLEH :
JANNES NICOLAS PANJAITAN 050301048/BUDIDAYA PERTANIAN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
Judul Skripsi : Respon Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogea L.) Terhadap Pemberian Kompos Tandan
Kosong kelapa Sawit Dan Unsur Hara P
Nama : Jannes Nicolas Panjaitan
NIM : 050301048
Departemen : Budidaya Pertanian Program studi : Agronomi
Disetujui Oleh, Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Sc. Agr. R. K. Damanik, Dipl. Ing.) (Ferry Ezra Sitepu, SP, MSi) Ketua Anggota
Mengetahui,
ABSTRAK
Jannes Nicolas Panjaitan: Respon Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogea L.) Terhadap Pemberian Kompos Tandan Kosong kelapa Sawit Dan Unsur Hara
P Dibimbing oleh R .K. Damanik dan Ferry E Sitepu .
Percobaan di laksanakan di Desa batu penjemuran kecamatan namo rambe, Deli Serdang. Pemberian kompos TKKS dan Unsur hara P terhadap kacang tanah dengan empat taraf kompos TKKS dan empat taraf untuk unsur hara P dan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Hasil percobaan menunjukan bahwa perlakuan kompos TKKS berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman 3 MST, jumlah cabang pada 2-3 MST, jumlah ginofor terbentuk, jumlah polong per sampel, jumlah polong per plot, bobot biji per sampel. Dimana pada masing-masing parameter perlakuan yang tertinggi terdapat pada perlakuan K3 (360 g/tan) dan
yang terendah terdapat pada perlakuan K0 (0 g/tan). Sedangkan perlakuan unsur hara P
berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang 3 MST dimana cabang tertinggi terdapat pada perlakuanP1 (0,14 g/tan) dan jumlah cabang terendah terdapat pada perlakuanP0 (0 g/tan). Serta
kombinasi yang memberikan pengaruh tertinggi terdapat pada perlakuan K3P1 dengan rataan
sebesar 3,73 cabang dan terendah terdapat pada perlakuan K0P2 dengan rataan sebesar 2,20
cabang..
Kata kunci : Kacang tanah, Kompos TKKS, unsur hara P
ABSTRACT
Jannes Nicolas Panjaitan : The Growth Response and Production of peanuts (Arachis hypogea L) on Aplication of TKKS Compost and Nutrient P, under instruction of R. K. Damanik and Ferry E. Sitepu.
The experiment has been conducted in Batu Penjemuran Village, subdistrict of Nmo Rambe, Deli serdang. The application of TKKS compost and nutrient P has been treated to peanuts with four levels of compost and four levels of nutrient P and arranged in factorial group random sampling. The result of experiment indicated that the treatment of heigt three weeks after planting, number of legume per sample, number of legume per plot, grain weight per sample. In each parameter the highest treatment was found in treatment K3(360g/c) and the lowest one was found in treatment K0 (0g/c). The treatment of nutrient P has significant effect on number of branch three weeks after palnting, the highest branch was found in treatment P1 (0,14g/c) and the lowest one was found in treatment P0 (0g/c). The combination with highest effect was found in treatment K3P1 with average branch 3,73 and the lowest one was found in treatment K0P2 with average branch 2,20.
RIWAYAT HIDUP
Jannes Nicolas Panjaitan lahir di Liberia pada tanggal 03 Desember 1987 dari ayah P. Panjaitan dan ibu H. Manik. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara.
Tahun 2005 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Tebing Tinggi dan pada tahun 2005 masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur ujian tertulis Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru. Penulis memilih program studi Agronomi Departemen Budidaya Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Budidaya Pertanian, sebagai asisten di Laboratorium Dasar Agronomi 2009-2010 dan di LaboratoriumTanaman Perkebunan 2009-2010.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogea L) Terhadap Pemberian Kompos Tandan Kosong
Kelapa Sawit Dan Unsur Hara P.”
Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar besarnya kepada keluargaku, ayah P. Panjaitan dan ibu H. Manik, Saudaraku (Riffendi, Elfrida, dan Alex) yang telah memberikan dukungan kepada penulis baik secara moril dan material. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Sc. Agr. R. K. Damanik, Dipl. Ing. dan Ferry Ezra Sitepu, SP, MSi selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan berharga kepada penulis. Di samping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat penulis (Esra, Harta, Junita, Ary, Detha, Nico, Chaken, Acha, Irwanto, Didik, Baldeep, Ajie, Hotman, Mameck, Wilson, Herry, Abib, Jamilin) dan kepada adik-adik (Leo, Apriadi, Habibie, Zulfi, Jefri, Bastari, Paian, Endi, Ican, Prima, Haikal, Ony, Herri, Nelson) dan seluruh stambuk 2005 dan adik-adik stambuk 2008 yang tidak dapat disebut namanya satu per satu.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita pihak-pihak yang membutuhkan.
Medan, Oktober 2010
DAFTAR ISI
ABSTRACT/ABSTRAK ... i
RIWAYAT HIDUP ... ii
KATA PENGANTAR ...iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1
Tujuan Penelitian ... 5
Hipotesis Penelitian ... 5
Kegunaan Penelitian ... 5
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman ... 6
Syarat Tumbuh ... 8
Iklim ... 8
Tanah ... 9
Kompos Tandan Kosong Kelapa sawit ... 10
Unsur Hara Fospor (P) ... 12
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ... 14
Bahan dan Alat ... 14
Metode Penelitian ... 14
Pelaksanaan Penelitian ... 17
Persiapan lahan ... 17
Pembuatan plot penelitian ... 17
Aplikasi Kompos TKKS ... 17
Aplikasi pupuk Posfat ... 17
Aplikasi Pupuk Dasar ... 17
Penanaman... 18
Pemeliharaan Tanaman ... 18
Penyiraman ... 18
Penyisipan dan Penjarangan ... 18
Pengendalian Hama dan Penyakit ... 19
Pemanenan... 19
Pengamatan Parameter ... 19
Tinggi Tanaman (cm) ... 19
Jumlah Cabang (cabang) ... 20
Umur Berbunga (hari) ... 20
Jumlah Ginofor Terbentuk Per sampel (ginofor) ... 20
Jumlah Polong per Sampel (polong) ... 20
Jumlah Polong per Plot (polong) ... 20
Bobot Biji per Sampel(g) ... 20
Bobot 100 Biji (g) ... 21
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 21
Tinggi Tanaman (cm) ... 22
Jumlah Cabang (cabang) ... 24
Umur Berbunga (hari) ... 27
Jumlah Ginofor Terbentuk Per sampel (ginofor) ... 28
Jumlah Polong per Sampel (polong) ... 29
Jumlah Polong per Plot (polong) ... 31
Bobot Biji per Sampel(g) ... 32
Bobot 100 Biji (g) ... 34
Pembahasan ... 35
Respon Pertumbuhan dan produksi kacang tanah (Arachis hypogea L.) terhadap pemberian kompos tandan kososng kelapa sawit ... 35
Respon Pertumbuhan dan produksi kacang tanah (Arachis hypogea L.) terhadap pemberian Unsur hara P ... 37
Pengaruh interaksi antara perlakaun kompos tandan kososng kelapa sawit dan Unsur hara P terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah (Arachis hypogea L.) ... 38
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 40
Saran ... 40 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
No Hal
1. Rataan Tinggi tanaman (cm) pada perlakuan Kompos tandan
kososng kelapa sawit dan unsur hara P pada pengamatan 2-4 MST ... 23 2. Rataan Jumlah cabang (cabang) pada perlakuan Kompos tandan
kososng kelapa sawit dan unsur hara P pada pengamatan 2-4 MST ... 25 3. Rataan Umur berbunga (hari) pada perlakuan Kompos tandan
kososng kelapa sawit dan unsur hara P pada pengamatan 12 MST ... 27 4. Rataan Jumlah ginofor terbentuk (ginofor) pada perlakuan
Kompos tandan kososng kelapa sawit dan unsur hara P pada
pengamatan 12 MST ... 28 5. Rataan Jumlah polong per sampel (polong) pada perlakuan
Kompos tandan kososng kelapa sawit dan unsur hara P pada
pengamatan 12 MST ... 30 6. Rataan Jumlah polong per plot (polong) pada perlakuan Kompos
tandan kososng kelapa sawit dan unsur hara P pada pengamatan
12 MST ... 31 7. Rataan bobot biji per sampel (g) pada perlakuan Kompos tandan
kososng kelapa sawit dan unsur hara P pada pengamatan 12
MST ... 33 8. Rataan bobot 100 biji (g) pada perlakuan Kompos tandan
kososng kelapa sawit dan unsur hara P pada pengamatan 12
DAFTAR GAMBAR
No Hal
1. Hubungan Kompos tandan kosong kelapa sawit terhadap Tinggi
tanaman pada 3 MST ... 24 2. Hubungan Kompos tandan kosong kelapa sawit terhadap jumlah
cabang pada 3 MST ... 26 3. Hubungan dosis unsur hara P terhadap jumlah cabang pada 3 MST ... 27 4. Hubungan Kompos tandan kosong kelapa sawit terhadap jumlah
ginofor terbentuk pada 12 MST ... 29 5. Hubungan Kompos tandan kosong kelapa sawit terhadap jumlah
polong per sampel pada 12 MST ... 30 6. Hubungan Kompos tandan kosong kelapa sawit terhadap jumlah
polong per plot pada 12 MST ... 32 7. Hubungan Kompos tandan kosong kelapa sawit terhadap bobot
DAFTAR LAMPIRAN
No Hal
1. Bagan lahan percobaan ... 44
2. Bagan plot penelitian ... 45
3. Jadwal kegiatan penelitian ... 46
4. Analisis tanah ... 47
5. Tinggi tanaman 2 MST ... 48
6. Sidik ragam Tinggi tanaman 2 MST... 48
7. Tinggi tanaman 3 MST ... 49
8. Sidik ragam Tinggi tanaman 3 MST... 49
9. Tinggi tanaman 4 MST ... 50
10.Sidik ragam Tinggi tanaman 4 MST... ... 50
11. Jumlah cabang 2 MST ... 51
12. Sidik ragam Jumlah cabang 2 MST... ... 51
13. Jumlah cabang 3 MST ... 52
14. Sidik ragam Jumlah cabang 3 MST ... 52
15. Jumlah cabang 4 MST ... 53
16. Sidik ragam Jumlah cabang 4 MST... ... 53
17. Umur berbunga (hari) 12 MST ... 54
18. Sidik ragam Umur berbunga (hari) 12 MST... ... 54
19. Jumlah ginofor terbentuk 12 MST ... 55
20. Sidik ragam Jumlah ginofor terbentuk 12 MST... ... 55
21. Jumlah polong per sampel 12 MST ... 56
RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG
TANAH (Arachis hypogea L) TERHADAP PEMBERIAN
KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT
DAN UNSUR HARA P
SKRIPSI
OLEH :
JANNES NICOLAS PANJAITAN 050301048
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG
TANAH (Arachis hypogea L) TERHADAP PEMBERIAN
KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT
DAN UNSUR HARA P
SKRIPSI
OLEH :
JANNES NICOLAS PANJAITAN 050301048/BUDIDAYA PERTANIAN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
Judul Skripsi : Respon Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogea L.) Terhadap Pemberian Kompos Tandan
Kosong kelapa Sawit Dan Unsur Hara P
Nama : Jannes Nicolas Panjaitan
NIM : 050301048
Departemen : Budidaya Pertanian Program studi : Agronomi
Disetujui Oleh, Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Sc. Agr. R. K. Damanik, Dipl. Ing.) (Ferry Ezra Sitepu, SP, MSi) Ketua Anggota
Mengetahui,
ABSTRAK
Jannes Nicolas Panjaitan: Respon Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogea L.) Terhadap Pemberian Kompos Tandan Kosong kelapa Sawit Dan Unsur Hara
P Dibimbing oleh R .K. Damanik dan Ferry E Sitepu .
Percobaan di laksanakan di Desa batu penjemuran kecamatan namo rambe, Deli Serdang. Pemberian kompos TKKS dan Unsur hara P terhadap kacang tanah dengan empat taraf kompos TKKS dan empat taraf untuk unsur hara P dan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Hasil percobaan menunjukan bahwa perlakuan kompos TKKS berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman 3 MST, jumlah cabang pada 2-3 MST, jumlah ginofor terbentuk, jumlah polong per sampel, jumlah polong per plot, bobot biji per sampel. Dimana pada masing-masing parameter perlakuan yang tertinggi terdapat pada perlakuan K3 (360 g/tan) dan
yang terendah terdapat pada perlakuan K0 (0 g/tan). Sedangkan perlakuan unsur hara P
berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang 3 MST dimana cabang tertinggi terdapat pada
perlakuan P1 (0,14 g/tan) dan jumlah cabang terendah terdapat pada perlakuan P0 (0 g/tan). Serta
kombinasi yang memberikan pengaruh tertinggi terdapat pada perlakuan K3P1 dengan rataan
sebesar 3,73 cabang dan terendah terdapat pada perlakuan K0P2 dengan rataan sebesar 2,20
cabang..
Kata kunci : Kacang tanah, Kompos TKKS, unsur hara P
ABSTRACT
Jannes Nicolas Panjaitan : The Growth Response and Production of peanuts (Arachis hypogea L) on Aplication of TKKS Compost and Nutrient P, under instruction of R. K. Damanik and Ferry E. Sitepu.
The experiment has been conducted in Batu Penjemuran Village, subdistrict of Nmo Rambe, Deli serdang. The application of TKKS compost and nutrient P has been treated to peanuts with four levels of compost and four levels of nutrient P and arranged in factorial group random sampling. The result of experiment indicated that the treatment of heigt three weeks after planting, number of legume per sample, number of legume per plot, grain weight per sample. In each parameter the highest treatment was found in treatment K3(360g/c) and the lowest one was found in treatment K0 (0g/c). The treatment of nutrient P has significant effect on number of branch three weeks after palnting, the highest branch was found in treatment P1 (0,14g/c) and the lowest one was found in treatment P0 (0g/c). The combination with highest effect was found in treatment K3P1 with average branch 3,73 and the lowest one was found in treatment K0P2 with average branch 2,20.
RIWAYAT HIDUP
Jannes Nicolas Panjaitan lahir di Liberia pada tanggal 03 Desember 1987
dari ayah P. Panjaitan dan ibu H. Manik. Penulis merupakan anak ketiga dari
empat bersaudara.
Tahun 2005 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Tebing Tinggi dan pada
tahun 2005 masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur ujian tertulis Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru. Penulis memilih program studi Agronomi
Departemen Budidaya Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Himpunan
Mahasiswa Budidaya Pertanian, sebagai asisten di Laboratorium Dasar Agronomi
2009-2010 dan di LaboratoriumTanaman Perkebunan 2009-2010.
Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di PT. SOCFINDO,
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang
Tanah (Arachis hypogea L) Terhadap Pemberian Kompos Tandan Kosong
Kelapa Sawit Dan Unsur Hara P.”
Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar besarnya kepada
keluargaku, ayah P. Panjaitan dan ibu H. Manik, Saudaraku (Riffendi, Elfrida, dan
Alex) yang telah memberikan dukungan kepada penulis baik secara moril dan
material. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Sc. Agr. R. K.
Damanik, Dipl. Ing. dan Ferry Ezra Sitepu, SP, MSi selaku ketua dan anggota
komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan
berharga kepada penulis. Di samping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada sahabat penulis (Esra, Harta, Junita, Ary, Detha, Nico, Chaken, Acha,
Irwanto, Didik, Baldeep, Ajie, Hotman, Mameck, Wilson, Herry, Abib, Jamilin)
dan kepada adik-adik (Leo, Apriadi, Habibie, Zulfi, Jefri, Bastari, Paian, Endi,
Ican, Prima, Haikal, Ony, Herri, Nelson) dan seluruh stambuk 2005 dan adik-adik
stambuk 2008 yang tidak dapat disebut namanya satu per satu.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita pihak-pihak yang membutuhkan.
Medan, Oktober 2010
DAFTAR ISI
ABSTRACT/ABSTRAK ... i
RIWAYAT HIDUP ... ii
KATA PENGANTAR ...iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1
Tujuan Penelitian ... 5
Hipotesis Penelitian ... 5
Kegunaan Penelitian ... 5
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman ... 6
Syarat Tumbuh ... 8
Iklim ... 8
Tanah ... 9
Kompos Tandan Kosong Kelapa sawit ... 10
Unsur Hara Fospor (P) ... 12
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ... 14
Bahan dan Alat ... 14
Metode Penelitian ... 14
Pelaksanaan Penelitian ... 17
Persiapan lahan ... 17
Pembuatan plot penelitian ... 17
Aplikasi Kompos TKKS ... 17
Aplikasi pupuk Posfat ... 17
Aplikasi Pupuk Dasar ... 17
Penanaman... 18
Pemeliharaan Tanaman ... 18
Penyiraman ... 18
Penyisipan dan Penjarangan ... 18
Pengendalian Hama dan Penyakit ... 19
Pemanenan... 19
Pengamatan Parameter ... 19
Tinggi Tanaman (cm) ... 19
Jumlah Cabang (cabang) ... 20
Umur Berbunga (hari) ... 20
Jumlah Ginofor Terbentuk Per sampel (ginofor) ... 20
Jumlah Polong per Sampel (polong) ... 20
Jumlah Polong per Plot (polong) ... 20
Bobot Biji per Sampel(g) ... 20
Bobot 100 Biji (g) ... 21
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 21
Tinggi Tanaman (cm) ... 22
Jumlah Cabang (cabang) ... 24
Umur Berbunga (hari) ... 27
Jumlah Ginofor Terbentuk Per sampel (ginofor) ... 28
Jumlah Polong per Sampel (polong) ... 29
Jumlah Polong per Plot (polong) ... 31
Bobot Biji per Sampel(g) ... 32
Bobot 100 Biji (g) ... 34
Pembahasan ... 35
Respon Pertumbuhan dan produksi kacang tanah (Arachis hypogea L.) terhadap pemberian kompos tandan kososng kelapa sawit ... 35
Respon Pertumbuhan dan produksi kacang tanah (Arachis hypogea L.) terhadap pemberian Unsur hara P ... 37
Pengaruh interaksi antara perlakaun kompos tandan kososng kelapa sawit dan Unsur hara P terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah (Arachis hypogea L.) ... 38
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 40
Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
No Hal
1. Rataan Tinggi tanaman (cm) pada perlakuan Kompos tandan
kososng kelapa sawit dan unsur hara P pada pengamatan 2-4 MST ... 23
2. Rataan Jumlah cabang (cabang) pada perlakuan Kompos tandan
kososng kelapa sawit dan unsur hara P pada pengamatan 2-4 MST ... 25
3. Rataan Umur berbunga (hari) pada perlakuan Kompos tandan
kososng kelapa sawit dan unsur hara P pada pengamatan 12 MST ... 27
4. Rataan Jumlah ginofor terbentuk (ginofor) pada perlakuan
Kompos tandan kososng kelapa sawit dan unsur hara P pada
pengamatan 12 MST ... 28
5. Rataan Jumlah polong per sampel (polong) pada perlakuan
Kompos tandan kososng kelapa sawit dan unsur hara P pada
pengamatan 12 MST ... 30
6. Rataan Jumlah polong per plot (polong) pada perlakuan Kompos
tandan kososng kelapa sawit dan unsur hara P pada pengamatan
12 MST ... 31
7. Rataan bobot biji per sampel (g) pada perlakuan Kompos tandan
kososng kelapa sawit dan unsur hara P pada pengamatan 12
MST ... 33
8. Rataan bobot 100 biji (g) pada perlakuan Kompos tandan
kososng kelapa sawit dan unsur hara P pada pengamatan 12
DAFTAR GAMBAR
No Hal
1. Hubungan Kompos tandan kosong kelapa sawit terhadap Tinggi
tanaman pada 3 MST ... 24
2. Hubungan Kompos tandan kosong kelapa sawit terhadap jumlah
cabang pada 3 MST ... 26
3. Hubungan dosis unsur hara P terhadap jumlah cabang pada 3 MST ... 27
4. Hubungan Kompos tandan kosong kelapa sawit terhadap jumlah
ginofor terbentuk pada 12 MST ... 29
5. Hubungan Kompos tandan kosong kelapa sawit terhadap jumlah
polong per sampel pada 12 MST ... 30
6. Hubungan Kompos tandan kosong kelapa sawit terhadap jumlah
polong per plot pada 12 MST ... 32
7. Hubungan Kompos tandan kosong kelapa sawit terhadap bobot
DAFTAR LAMPIRAN
No Hal
1. Bagan lahan percobaan ... 44
2. Bagan plot penelitian ... 45
3. Jadwal kegiatan penelitian ... 46
4. Analisis tanah ... 47
5. Tinggi tanaman 2 MST ... 48
6. Sidik ragam Tinggi tanaman 2 MST... 48
7. Tinggi tanaman 3 MST ... 49
8. Sidik ragam Tinggi tanaman 3 MST... 49
9. Tinggi tanaman 4 MST ... 50
10.Sidik ragam Tinggi tanaman 4 MST... ... 50
11. Jumlah cabang 2 MST ... 51
12. Sidik ragam Jumlah cabang 2 MST... ... 51
13. Jumlah cabang 3 MST ... 52
14. Sidik ragam Jumlah cabang 3 MST ... 52
15. Jumlah cabang 4 MST ... 53
16. Sidik ragam Jumlah cabang 4 MST... ... 53
17. Umur berbunga (hari) 12 MST ... 54
18. Sidik ragam Umur berbunga (hari) 12 MST... ... 54
19. Jumlah ginofor terbentuk 12 MST ... 55
20. Sidik ragam Jumlah ginofor terbentuk 12 MST... ... 55
21. Jumlah polong per sampel 12 MST ... 56
23. Jumlah polong per plot 12 MST ... 57
24. Sidik ragam Jumlah polong per plot 12 MST ... 57
25. Bobot biji per sampel 12 MST ... 58
26. Sidik ragam Bobot biji per sampel 12 MST ... 58
27. Bobot 100 biji 12 MST ... 59
28. Sidik ragam Bobot 100 biji 12 MST ... 59
23. Jumlah polong per plot 12 MST ... 57
24. Sidik ragam Jumlah polong per plot 12 MST ... 57
25. Bobot biji per sampel 12 MST ... 58
26. Sidik ragam Bobot biji per sampel 12 MST ... 58
27. Bobot 100 biji 12 MST ... 59
28. Sidik ragam Bobot 100 biji 12 MST ... 59
ABSTRAK
Jannes Nicolas Panjaitan: Respon Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogea L.) Terhadap Pemberian Kompos Tandan Kosong kelapa Sawit Dan Unsur Hara
P Dibimbing oleh R .K. Damanik dan Ferry E Sitepu .
Percobaan di laksanakan di Desa batu penjemuran kecamatan namo rambe, Deli Serdang. Pemberian kompos TKKS dan Unsur hara P terhadap kacang tanah dengan empat taraf kompos TKKS dan empat taraf untuk unsur hara P dan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Hasil percobaan menunjukan bahwa perlakuan kompos TKKS berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman 3 MST, jumlah cabang pada 2-3 MST, jumlah ginofor terbentuk, jumlah polong per sampel, jumlah polong per plot, bobot biji per sampel. Dimana pada masing-masing parameter perlakuan yang tertinggi terdapat pada perlakuan K3 (360 g/tan) dan
yang terendah terdapat pada perlakuan K0 (0 g/tan). Sedangkan perlakuan unsur hara P
berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang 3 MST dimana cabang tertinggi terdapat pada
perlakuan P1 (0,14 g/tan) dan jumlah cabang terendah terdapat pada perlakuan P0 (0 g/tan). Serta
kombinasi yang memberikan pengaruh tertinggi terdapat pada perlakuan K3P1 dengan rataan
sebesar 3,73 cabang dan terendah terdapat pada perlakuan K0P2 dengan rataan sebesar 2,20
cabang..
Kata kunci : Kacang tanah, Kompos TKKS, unsur hara P
ABSTRACT
Jannes Nicolas Panjaitan : The Growth Response and Production of peanuts (Arachis hypogea L) on Aplication of TKKS Compost and Nutrient P, under instruction of R. K. Damanik and Ferry E. Sitepu.
The experiment has been conducted in Batu Penjemuran Village, subdistrict of Nmo Rambe, Deli serdang. The application of TKKS compost and nutrient P has been treated to peanuts with four levels of compost and four levels of nutrient P and arranged in factorial group random sampling. The result of experiment indicated that the treatment of heigt three weeks after planting, number of legume per sample, number of legume per plot, grain weight per sample. In each parameter the highest treatment was found in treatment K3(360g/c) and the lowest one was found in treatment K0 (0g/c). The treatment of nutrient P has significant effect on number of branch three weeks after palnting, the highest branch was found in treatment P1 (0,14g/c) and the lowest one was found in treatment P0 (0g/c). The combination with highest effect was found in treatment K3P1 with average branch 3,73 and the lowest one was found in treatment K0P2 with average branch 2,20.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Menurut Deptan (2006) sistematika tumbuh-tumbuhan, kacang tanah
dalam taksonomi adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisio :Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Leguminosea
Genus : Arachis
Spesies : Arachishypogaea L.
Sebagian besar tanaman yang dibudidayakan adalah tanaman tetraploid.
Ada dua bentuk tanaman utama, yaitu tipe menjalar dengan pertumbuhan merayap
atau menyebar dan tipe semak dengan pertumbuhan agak lebih tegak dan kurang
menyebar (Tindal, 1983).
Kacang tanah mempunyai susunan perakaran sebagai berikut: yang
pertama adalah akar tunggang. Akar ini mempunyai akar-akar cabang yang lurus.
Akar cabang mempunyai akar-akar yang bersifat sementara dan berfungsi sebagai
alat penghisap. Kacang tanah memiliki akar serabut yang tumbuh ke bawah
sepanjang + 20 cm. Selain itu, tanaman ini memiliki akar-akar lateral (cabang)
serabut, fungsinya untuk menghisap air dan unsur hara. Pada akar lateral terdapat
bintil akar (nodule) yang mengandung bakteri rhizobium, kegunaannya pengikat
zat nitrogen di udara (Deptan, 2006).
Batangnya berbentuk bulat terdapat bulu dan komposisi ruas pendek.
Batang utama pada tipe tegak tingginya 30 cm dengan sejumlah cabang lateral
dan pada tipe menjalar tinggi batangnya mencapai 20 cm. Cabang lateral dekat
dengan tanah dan menyebar (Weiss, 1983).
Kacang tanah mempunyai daun majemuk bersirip genap. Setiap helai daun
terdiri dari empat helai anak daun. Permukaan daunnya sedikit berbulu, berfungsi
sebagai penahan dan penyimpan debu dan obat semprotan. Sedangkan gerakan
nyetittropic merupakan aktifitas daun sebagai persiapan diri untuk dapat menyerap
cahaya matahari sebanyak-banyaknya. Daun mulai gugur pada akhir masa
pertumbuhan dan dimulai dari bawah. Selain berhubungan dengan umur, gugur
daun ada hubungannya dengan faktor penyakit (Asiamaya, 2000).
Bunga kacang tanah mulai muncul dari ketiak daun pada bagian bawah
yang berumur antara 4-5 minggu dan berlangsung hingga umur 80 hari setelah
tanam. Bunga berbentuk kupu-kupu (papilionaceus), berukuran kecil dan terdiri
atas lima daun tajuk. Dua di antara daun tajuk tersebut bersatu seperti perahu.
Disebelah atas terdapat sehelai daun tajuk yang paling lebar yang dinamakan
bendera (vexillum), sementara di kanan dan kiri terdapat dua tajuk daun yang
disebut sayap (ala). Setiap bunga bertangkai berwarna putih. Tangkai bunga
adalah sebenarnya tabung kelopak. Mahkota bunga berwarna kuning atau kuning
kemerah-merahan. Bendera dari mahkota bunga bergaris-garis merah pada
Kacang tanah berbuah polong. Polongnya terbentuk setelah terjadi
pembuahan. Buah kacang tanah berada di dalam tanah setelah terjadi pembuahan
bakal buah tumbuh memanjang dan nantinya akan menjadi polong. Mula-mula
ujung ginofor yang runcing mengarah ke atas, kemudian tumbuh mengarah ke
bawah dan selanjutnya masuk ke dalam tanah sedalam 1-5 cm. Pada waktu
menembus tanah, pertumbuhan memanjang ginofor terhenti. Panjang ginofor ada
yang mencapai 18 cm. Tempat berhentinya ginofor masuk ke dalam tanah
tersebut menjadi tempat buah kacang tanah. Ginofor yang terbentuk di cabang
bagian atas dan tidak masuk ke dalam tanah akan gagal membentuk polong
(Deptan, 2006).
Biji matang memiliki dormansi singkat atau tidak dorman sama sekali dan
penundaan panen dapat berakibat biji berkecambah di dalam polong. Biji yang
ditanam tidak menunjukan perkecambahan epigeal atau hipogeal, tetapi kotiledon
terdorong ke permukaan tanah oleh hipokotil dan tetap pada permukaan tanah
(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Syarat Tumbuh
Iklim
Di Indonesia kacang tanah cocok di tanam didataran rendah yang
ketinggian di bawah 500 meter di atas permukaan laut. Iklim yang dibutuhkan
tanaman kacang tanah adalah bersuhu tinggi antara 250-320C. Sedikit lembab
(RH 65%-75%). Curah hujan 800-1300 mm per tahun dan tempat terbuka
Suhu optimum untuk pertumbuhan kacang tanah berkisar 250-300C di
bawah suhu 250C perkembangan akan terhambat dan suhu diatas 35oC
berpengaruh terhadap produksi bunga (Weiss, 1983).
Fotoperiode mempengaruhi jumlah relatif pertumbuhan vegetatif dan
reproduktif, tetapi keseimbangan juga tergantung pada suhu. Menguji interaksi
suhu / fotoperiode dalam suhu siang / suhu malam 26/220C dan 22/180C
disamping 30/260C. Mereka menguji bahwa tanaman pada suhu 30/260C
berbunga lebih awal, mereka juga lebih tinggi dan lebih berat dengan lebih banyak
bunga dan ginofora daripada tanaman yang ditanam dikedua lingkungan suhu
lainnya, tanpa memperhatikan fotoperiode jumlah polong sangat dipengaruhi
oleh fotoperiode (Wynne dan Emery, 1973).
Tanah
Kacang tanah lebih menghendaki jenis tanah lempung berpasir.
Kemasaman (pH) tanah optimal adalah 6,5-7,0. apabila pH tanah lebih besar dari
7,0 maka daun berwarna kuning akibat kekurangan suatu unsur hara (N, S, Fe,
Mn) dan sering kali timbul bercak hitam pada polong. Kacang tanah mjemberikan
hasil terbaik jika ditanam pada tanah yang remah dan berdrainase baik, terutama
tanah berpasir. Tanah bertekstur ringan memudahkan penembusan dan
perkembangan polong, yang biasanya terjadi di bawah permukaan tanah.
Ketersediaan kalsium tanah sangat diperlukan agar biji dapat tumbuh dengan
baik (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Tanah dan lingkungan yang ideal untuk pertanaman kacang tanah adalah
antara lain karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrigen (N), Fosfor (F),
kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan sulfur (S); sedangkan unsur hara
mikro antara lain besi (Fe), mangan (Mn), molibdenum (Mo), seng (Zn), cuprum
(Cu), boron (B) dan klor (Cl) (pitojo, 2005)
Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit
TKKS (Tandan Kosong Kelapa Sawit) adalah limbah pabrik kelapa sawit
yang jumlahnya sangat melimpah. Setiap pengolahan 1 ton TBS (Tandan Buah
Segar) akan dihasilkan TKKS sebanyak 22 – 23% TKKS atau sebanyak 220 – 230
kg TKKS. Apabila dalam sebuah pabrik dengan kapasitas pengolahan 100 ton/jam
dengan waktu operasi selama jam, maka akan dihasilkan sebanyak ton TKKS.
Jumlah limbah TKKS seluruh Indonesia pada tahun 2004 diperkirakan mencapai
18.2 juta ton. Jumlah yang luar biasa besar. Ironis sekali, limbah ini belum
dimanfaatkan secara baik oleh sebagian besar pabrik kelapa sawit (PKS) di
Indonesia. Komponen utama limbah pada kelapa sawit ialah selulosa dan lignin,
sehingga limbah ini disebut sebagai limbah lignoselulosa (Darnoko, 1993).
Pada saat ini TKKS digunakan sebagai bahan organik bagi pertanaman
kelapa sawit secara langsung maupun tidak langsung. Pemanfaatan secara
langsung ialah dengan menjadikan TKKS sebagai mulsa sedangkan secara tidak
langsung dengan mengomposkan terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai
pupuk organik. Bagaimanapun juga pengembaliaan bahan organik kelapa sawit
ketanah akan menjaga kelestarian kandungan bahan organik lahan kelapa sawit
demikian pula hara tanah. Selain itu, pengembalian bahan organik ketanah akan
akan mempengaruhi kesehatan dan kualitas tanah (Barea et al, 2005). Aktivitas
mikroba akan berperan dalam menjaga stabilitas dan produktivitas ekosistem
alami, demikian pula ekosistem pertanian.
Tanpa melalui pembakaran, TKKS sangat bermanfaat untuk meningkatkan
bahan organik tanah. Bahan organik dalam tanah berfungsi untuk memperbaiki
sifat tanah seperti struktur tanah, kapasitas memegang air (water holding capacity)
dan sifat kimia tanah seperti kapasitas tukar kation (KTK) yang makin tinggi.
Dengan demikian tandan kosong kelapa sawit mempunyai potensi yang besar
sebagai bahan penyubur tanah (Witjaksana, dkk, 2000)
Tandan kosong kelapa sawit mempunyai kadar C/N yang tinggi yaitu >45.
Hal ini menyebabkan N pada tanah kurang tersedia karena N terimobilisasi dalam
proses perombakan bahan organik oleh mikroba tanah. Oleh sebab itu usaha
penurunan kadar C/N dapat dilakukan dengan proses pengomposan seperti
penumpukan tandan kosong kelapa sawit,sampai kadar C/N mendekati kadar C/N
tanah. Tumpukan tersebut diberi urea dan limbah cair pabrik kelapa sawit serta
dijaga kadar airnya sehingga diperoleh kompos yang baik (Sutanto, 2002)
Unsur hara yang akan diserap oleh akar ditentukan oleh semua faktor yang
mempengaruhi ketersediaan unsur hara sampai unsur hara tersebut berada di
permukaan akar sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan serta
hasil tanaman. Penambahan hasil tanaman sebagai respon penambahan pupuk
berbanding lurus dengan selisih hasil maksimum dengan hasil aktual. Hasil
maksimum dicapai pada sejumlah nutrisi yang tidak terlalu tinggi dosisnya karena
Unsur Hara Fospor (P)
Fospor (P) diserap oleh tanaman dalam bentuk H2PO4- dan HPO4=. Secara
umum, fungsi dari Fosfor (P) dalam tanaman dapat dinyatakan merangsang
pertumbuhan akar, khususnya akar benih/tanaman muda, mempercepat serta
memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa, menaikkan
persentase bunga menjadi buah/biji, membantu asimilasi dan pernafasan sekaligus
mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabahm dan sebagai
bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu (Wordpress, 2008).
Unsur P mempunyai peranan dalam pengisian dan pengembangan hasil
tanaman. Fosfor ditemukan relatif dalam jumlah lebih banyak dalam buah dan biji
tanaman. Tetapi P anorganik relatif dalam jumlah kecil dan kebanyakan dalam
bentuk fitat (phytate). Kekurangan unsur P umumnya menyebabkan volume
jaringan tanaman menjadi lebih kecil dan warna daun menjadi gelap (Rosmarkam
dan Yuwono, 2002).
Fosfor dapat pula dikatakan menstimulir pertumbuhan dan perkembangan
perakaran tanaman. Keadaan ini berhubungan dengan fungsi dari P dalam
metabolisme sel. Unsur hara yang akan diserap oleh akar ditentukan oleh semua
faktor yang mempengaruhi ketersediaan unsur hara sampai unsur hara tersebut
berada di permukaan akar sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan serta hasil tanaman (Agustina, 1990).
Unsur hara fosfor (P) adalah salah satu hara makro yang mutlak diperlukan
oleh tanaman. Fosfor diperlukan untuk pembelahan sel, pembentukan akar,
memperkuat batang, berperan dalam metabolisme karbohidrat , transfer energi,
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
(Eden, 1976 dalam Anjarsari, 2007).
Anion P begitu terlarut menjadi target fiksasi sehingga tidak mudah
terbawa aliran massa atau berdifusi konsekuensinya anion ini sedikit mengalami
pelindian yang berakibat rendahnya efektivitas pemupukan jika hanya ditebar
dipermukaan tanah. Tingginya fiksasi pada tanah-tanah tua menyebabkan hanya
10%-20% sisa pupuk P yang diberikan ke dalam tanah yang dapat dimanfaatkan
tanaman musim berikutnya. Unsur P menyusun 0,2 % dari bagian tanaman antara
lain sebagai komponen beberapa enzim dan protein ATP berperan pital dalam
menyediakan energi kimia terlibat dalam produksi cahaya, panas dan gerak,
sebagai aktivator enzim berperan dalam fase primodia dan pembentukan bagian
reproduktif tanaman untuk menentukan fase awal pematangan, berperan penting
dalam pembentukan biji dan buah suplai P yang cukup akan merangsang
perkembangan sistem perakaran (Hanafiah, 2005).
Pupuk posfat sangat dianjurkan sebagai pupuk yaitu digunakan pada saat
tanam atau sebelum tanam. Hal ini disebabkan karena pupuk ini merupakan pupuk
yang dibutuhkan pada stadia permulaan tumbuh. Pemberiannya sangat lebih baik
bila ditempatkan pada daerah rangkuman air. Keuntungan pemberian pupuk
seawal mungkin dalam pertumbuhan tanaman akan mendorong pertumbuhan akar
permulaan yang akan memberikan tanaman berdaya ambil/serap hara lebih baik
PENDAHULUAN
Latar BelakangKacang tanah adalah komoditas agrobisnis yang bernilai ekonomi cukup
tinggi dan merupakan salah satu sumber protein dalam pola pangan penduduk
Indonesia. Kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan
dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan gizi masyarakat, diversifikasi
pangan, serta meningkatnya kapasitas industri pakan dan makanan di Indonesia.
Namun produksi kacang tanah dalam negeri belum mencukupi kebutuhan
Indonesia yang masih memerlukan subsitusi impor dari luar negeri. Oleh sebab itu
pemerintah terus berupaya meningkatkan jumlah produksi melalui intensifikasi,
perluasan areal pertanaman dan penggunaan pemupukan yang tepat
(Adisarwanto, 2000).
Tanaman kacang tanah sudah tersebar luas dan ditanam di Indonesia.
Tanaman ini sebetulnya bukanlah tanaman asli melainkan tanaman yang berasal
dari benua Amerika, tepatnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan). Tanaman
ini diperkenalkan pertama kali di Indonesia sekitar tahun 1521-1529 oleh bangsa
Spanyol, namun ada yang berpendapat bahwa tanaman ini masuk sekitar tahun
1557 (Rukmana, 1999).
Menurut Astanto, 2005 bahwa tanaman kacang tanah memegang peranan
penting sebagai pemenuh kebutuhan kacang-kacangan untuk bahan pangan,
pakan, dan bahan baku industri. Hal ini tercermin dari laju permintaan dalam dua
dasa warsa terakhir ini. Kebutuhan yang begitu besar belum mampu dipenuhi
dalam negeri, sehingga sebagian dipenuhi dari impor. Berdasarkan data Biro Pusat
20 tahun (1971-1990) masih rendah, yaitu sekitar 0,8-1,1 ton/ha. Hasil tersebut
berada di bawah rata-rata produksi kacang tanah di dunia (1,4 ton/ha). Terlebih
bila dibandingkan produksi nasional Israel yaitu 2,09 ton/ha, Itali 2,09 ton/ha,
Cina 1,3 ton/ha dan Jepang 2,07 ton/ha. Sementara menurut Saleh dalam Astanto,
2005 produksi total kacang tanah di Indonesia mencapai 670.000 ton pada tahun
1995, namun demikian Indonesia masih mengimporkacang tanah sebesar 50.000
ton/tahun senilai 30 miliar rupiah pada tahun 2005.
Biji kacang tanah mengandung zat-zat berguna dan berisikan
senyawa-senyawa tertentu yang sangat dibutuhkan organ-organ tubuh manusia untuk
kelangsungan hidup, terutama kandungan protein, karbohidrat dan lemak.
Kandungan masing-masing unsur sangat bagus seperti kandungan protein sekitar
25-30 %, karbohidrat 12 % dan minyak 40-50 % (AAK, 1989).
Selain pupuk yang digunakan untuk menambah produksi kacang tanah,
varietas juga merupakan faktor pendukung dalam mengusahakan kacang tanah.
Untuk itu sebaiknya sebelum melakukan penanaman perlu diperhatikan pemilihan
varietas unggul yang berpotensi tinggi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
(Departemen Pertanian Republik Indonesia, 2008).
Peningkatan produksi dapat juga diupayakan dengan memperbaiki kultur
teknis, seperti perawatan tanaman, pemupukan yang tepat dan sistem draenasi.
Salah satu penurunan produksi kacang tanah dapat disebabkan oleh
ketidakmampuan ginofor sampai ke dalam tanah sehingga menyebabkan ginofor
gagal membentuk polong (Pitojo, 2005).
Permintaan pupuk kompos sebagai salah satu bentuk dari asupan organik
telah giat menghindari bahan makanan dengan asupan bahan anorganik seperti
pupuk kimia. Permintaan pupuk organik yang semakin pesat merupakan salah
satu peluang pemanfaatan Tandan Kosong kelapa Sawit menjadi pupuk kompos
secara ekonomis. Tandan Kosong Kelapa Sawit melalui proses dekomposisi dapat
dijadikan menjadi pupuk yang kaya unsur hara seperti N, P, K, dan Mg sesuai
yang dibutuhkan tanama
TKKS (Tandan Kosong Kelapa Sawit) adalah limbah pabrik kelapa sawit
yang jumlahnya sangat melimpah. Setiap pengolahan 1 ton TBS (Tandan Buah
Segar) akan dihasilkan 22-23 % atau sebanyak 220-230 kg tandan kosong kelapa
sawit
Kandungan nutrisi kompos tandan kosong kelapa sawit antara lain
N>1.5%, P>0.3%, K>2,00%, Ca>0,72%, Mg>0,4%, C>42,8%, C/N 15,03% dan
kadar air 45-50%. Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit tergolong pupuk
organik yang fungsinya adalah pembenahan tanah disamping sebagai sumber
nutrisi (PT. Perkebunan Nusantara III, 2007)
Pemupukan fosfor dapat merangsang pertumbuhan bibit tanaman. Fosfor
merangsang pembentukan bunga, buah dan biji. Bahkan mampu mempercepat
pemasakan buah dan membuat biji menjadi lebih bernas. Pemupukan fosfor
sangat diperlukan oleh tanaman yang tumbuh di daerah dingin, tanaman dengan
perkembangan akar yang lambat atau terhambat, dan tanaman yang seluruhnya
dipanen. Contoh tanaman yang perlu fosfor dalam jumlah besar, antara lain
lettuce, kubis dan kacang-kacangan (Novizan, 2002).
Masalah utama dalam pemupukan P (fosfat) pada lahan pertanian adalah
ke tanah dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Hal ini terjadi karena adanya proses
pengikatan atau fiksasi P yang cukup tinggi oleh tanah terhadap pupuk yang
diberikan. Pada tanah yang bersifat basa (pH tinggi), fiksasi P dilakukan oleh
kalsium (Ca) dan terbentuk ikatan Ca-P yang bersifat sukar larut, sehingga bentuk
P ini sukar atau bahkan tidak tersedia bagi tanaman. Pada tanah yang bersifat
masam (pH rendah), fiksasi P dilakukan oleh besi (Fe) atau aluminium (Al) dan
terbentuk ikatan Fe-P atau Al-P yang juga sukar larut dan tidak tersedia bagi
tanaman (Prihatini, 2008).
Untuk mengatasi masalah efisiensi pemupukan P yang rendah adalah
dengan penambahan bahan organik seperti kompos. Atas dasar tersebut peneliti
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui respon yang sesuai dari pemberian kompos tandan
kosong kelapa sawit dan unsur hara P terhadap pertumbuhan dan produksi kacang
tanah.
Hipotesa Penelitian
Ada pengaruh yang nyata dari pemberian kompos tandan kosong kelapa
sawit dan pemberian unsur hara P serta interaksinya terhadap pertumbuhan dan
produksi kacang tanah.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara, Medan, dan diharapkan dapat pula berguna untuk
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan WaktuPenelitian ini dilaksanakan di Desa Batu Penjemuran Kecamatan Namo
Rambe, Deli Serdang dengan ketinggian tempat + 25 m di atas permukaan laut.
Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 3 bulan yakni mulai bulan Januari sampai
April 2010.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kacang tanah
varietas Landak sebagai objek pengamatan, kompos tandan kosong kelapa sawit
dan pupuk TSP sebagai perlakuan yang dicobakan, pupuk Urea,KCl sebagi pupuk
dasar bagi tanaman , Fungisida Sevin 85 S, Insektisida Dupont Lannate 25 WP
dan bahan-bahan lain yang mendukung penelitian ini.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul untuk
membersihkan lahan dari gulma dan sampah, gembor untuk menyiram tanaman,
meteran untuk mengukur luas lahan dan tinggi tanaman, handsprayer sebagai alat
aplikasi fungisida dan insektisida dan alat-alat lain yang mendukung penelitian
ini.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial
dengan 2 faktor perlakuan. Perlakuan pada masing-masing faktor adalah sebagai
Faktor I : Pemberian Kompos TKKS (K) terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu :
K0 = 0 g/tanaman
K1 = 120 g/tanaman (20 ton/ha)
K2 = 240 g/tanaman (40 ton/ha)
K3 = 360 g/tanaman (60 ton/ha)
Faktor 2 : Pemberian Unsur Hara P dengan 4 taraf:
P0 = Tanpa Unsur Hara P
P1 = 0,14 g/tanaman
P2 = 0,27 g/tanaman
P3 = 0,41 g/tanaman
Sehingga diperoleh 16 kombinasi perlakuan yaitu:
K0P0 K1P0 K2P0 K3P0
K0P1 K1P1 K2P1 K3P1
K0P2 K1P2 K2P2 K3P2
K0P3 K1P3 K2P3 K3P3
Jumlah ulangan : 3 ulangan
Jumlah kombinasi : 16
Jumlah plot : 48 plot
Jumlah tanaman per plot : 20 tanaman
Jumlah sampel per plot : 5 tanaman
Jumlah tanaman seluruhnya : 960 tanaman
Jumlah sampel seluruhya : 240 tanaman
Jarak antar plot : 30 cm
Ukuran plot : 100 cm x 160 cm
Jarak tanam : 20 cm x 30 cm
Jumlah tanaman per hektar : 166.666 tanaman
Model Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam dengan model linier
sebagai berikut:
Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + Σijk
Yijk = Hasil pengamatan pada blok ke-i yang diberi perlakuan kompos
tandan kosong kelapa sawit pada taraf ke-j dan unsur hara P
pada taraf ke-k
µ = Nilai tengah perlakuan
ρi = Pengaruh blok pada taraf ke-i
αj = Pengaruh pemberian kompos TKKS pada taraf ke-j
βk = Pengaruh unsur hara P pada taraf ke-k
(αβ)jk = Pengaruh interaksi kedua perlakuan
Σijk = Pengaruh galat pada blok ke-I yang mendapat perlakuan kompos
TKKS pada taraf ke-j dan unsur hara P pada taraf ke-k
Jika analisis data nyata, maka dilanjutkan dengan uji beda rataan yaitu uji
Pelaksanaan Penelitian Persiapan Lahan
Sebelum lahan diolah, terlebih dahulu lahan dibersihkan dari gulma,
sisa-sisa tanaman, dan bahan-bahan lain yang dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman dengan menggunakan cangkul.
Pembuatan plot penelitian
Setelah tanah diolah dibuat plot – plot penelitian dengan ukuran 1,2 m x
1,8 m dengan jarak antar ulangan 50 cm dan jarak antar plot dalam satu ulangan
30 cm. setelah itu dibuat saluran drainase yang mengelilingi areal penelitian.
Lebar saluran 25 cm dengan kedalaman 15 cm.
Aplikasi Kompos TKKS
Kompos TKKS diaplikasikan 1 minggu sebelum tanam, dan pemberiannya
dilakukan dengan cara memasukan kompos TKKS ke dalam lubang tanam.
Aplikasi Pupuk Posfat
Pupuk Posfat diberikan sekaligus pada saat tanam dengan cara menabur ke
satu lubang yang telah disiapkan dengan jarak 5 cm dari lubang tanam. Setelah
pupuk ditabur, lubang ditutup kembali dengan tanah. Pupuk P yang diberikan
sebanyak (0 g P2O5/tan, 0,14 g P2O5/tan, 0,27 g P2O5/tan, 0,41 g P2O5/tan) sesuai
dengan perlakuan.
Aplikasi Pupuk Dasar
Pupuk dasar diberikan sekaligus pada saat tanam dengan cara menabur ke
satu lubang yang telah disiapkan dengan jarak 5 cm dari lubang tanam. Setelah
yaitu pupuk urea dan pupuk kalium dengan dosis pupuk Urea 0,3 g/tanaman dan
KCl 0,3 g/tanaman.
Penanaman
Benih yang akan ditanam terlebih dahulu diseleksi. Kemudian direndam
dengan air selama 10 menit. Lubang tanam dibut dengan cara menugal dengan
kedalaman 3 cm sebanyak 2 benih/lubang tanam dengan jarak tanam 20 x 30 cm.
Pemeliharaan Tanaman Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari terutama pada saat
perkecambahan dan pembentukan polong dan disesuaikan dengan kondisi
dilapangan.
Penyisipan dan Penjarangan
Penyisipan dilakukan apabila ada tanaman yang tidak tumbuh atau
pertumbuhannya tidak normal. Dan penyisipan ini dilakukan 1 minggu setelah
tanam (MST). Bahan sisipan diambil dari bibit tanaman cadangan yang sama
pertumbuhannya dengan tanaman utama. Penjarangan lakukan setelah tanaman
berumur 1 (satu) minggu setelah tanam dimana hanya 1 tanaman sehat yang
dibiarkan pada setiap lubang tanam. Penjarangan dilakukan dengan cara
Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukan sesuai dengan kondisi gulma di lahan, dan biasanya
penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 2 MST. Penyiangan
dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut seluruh gulma yang tumbuh di
areal pertanaman dengan tangan dan membersihkan gulma-gulma di sekitar parit
drainase dengan cangkul. Bersamaan dengan hal tersebut dilakukan
pembumbunan yang dimaksudkan untuk memudahkan ginofora menembus tanah
agar polong dapat terbentuk dengan sempurna.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Dalam pengendalian hama penyakit dapat dilakukan dengan menggunakan
fungisida Sevin 85 S dengan konsentrasi 2 g/liter dan insektisida Dupont Lannate
25 WP dengan konsentrasi 2 g/liter air di sesuaikan dengan kondisi lahan.
Pemanenan
Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut, dimana terlebih dahulu areal
pertanaman disiram agar mempermudah pemanenan tanaman. Umur panen
kacang tanah yaitu + 100 hari dan pemanenan dilakukan tepat pada saat tanaman
berumur 12 MST
Pengamatan Parameter Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang sampai titik tumbuh
terakhir. Tinggi tanaman diukur setiap minggunya dimulai pada saat tanaman
Jumlah Cabang (cabang)
Jumlah cabang yang diukur adalah jumlah cabang primer. Jumlah cabang
dihitung setiap minggunya dimulai pada saat tanaman telah berumur 2 MST dan
berakhir sampai masa vegetataif (awal berbunga) berakhir
Umur Berbunga (hari)
Umur berbunga ditentukan dengan menghitung jumlah hari yang
dibutuhkan tanaman sampai 75 % tanaman berbunga.
Jumlah Ginofor Terbentuk Per Sampel (Ginofor)
Jumlah ginofor Terbentuk per sampel dihitung pada saat akhir penelitian
yaitu pada saat 12 MST
Jumlah Polong Per Sampel (polong)
Jumlah polong per sampel dihitung untuk semua polong pada seluruh
sampel tanaman baik polong berisi maupun polong yang kosong. Pengamatan
dilakukan pada saat akhir penelitian yaitu pada saat 12 MST
Jumlah Polong Per Plot (polong)
Jumlah polong per plot dihitung untuk semua polong pada seluruh
tanaman sampel disetiap plot baik berisi maupun yang kosong dan dihitung pada
saat panen.
Bobot Biji Per Sampel (g)
Ditimbang bobot semua biji pada tanaman sampel pada saat panen, yang
sebelumnya dikeringkan selama 3 hari sampai mencapai kadar air 14 % dengan
Bobot Kering 100 biji (g)
Penimbangan dilakukan dengan menimbang 100 biji kacang tanah yang
telah dijemur dibawah sinar matahari selama 2 hari dari masing-masing
perlakuan. Untuk memperoleh 100 biji kacang tanah dilakukan pengambilan biji
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Data tinggi tanaman, jumlah cabang, umur berbunga, jumlah ginofor
terbentuk, jumlah polong per sampel, jumlah polong per plot, bobot kering 100
biji dan bobot biji per sampel ditampilkan pada tabel 1-8. Perlakuan Kompos
tandan kosong kelapa sawit berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 3 MST,
jumlah cabang pada 2-3 MST, jumlah ginofor terbentuk, jumlah polong per
sampel, jumlah polong per plot dan bobot biji per sampel tetapi berpengaruh tidak
nyata terhadap parameter tinggi tanaman 2 dan 4 MST, jumlah cabang pada 4
MST, umur berbunga dan bobot 100 biji.
Sedangkan perlakuan dosis unsur hara P berpengaruh nyata terhadap
parameter jumlah cabang pada pengamatan 3 MST, tetapi berpengaruh tidak nyata
terhadap parameter tinggi tanaman 2-4 MST, jumlah cabang 2 dan 4 MST, umur
berbunga, jumlah ginofor terbentuk, jumlah polong per sampel, jumlah polong per
plot, bobot biji per sampel dan bobot 100 biji.
Interaksi antara kompos tandan kosong kelapa sawit dan dosis unsur hara
P berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah cabang pada pengamatan 3 MST,
tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman 2-4 MST,
jumlah cabang 2 dan 4 MST, umur berbunga, jumlah ginofor terbentuk, jumlah
polong per sampel, jumlah polong per plot, bobot biji per sampel dan bobot 100
biji.
Tinggi tanaman (cm)
Hasil pengamatan dan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 5 sampai
sawit berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada 3 MST tetapi berpengaruh
tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman pada 2 dan 4 MST, sedangkan
perlakuan dosis unsur hara P berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi
tanaman 2-4 MST.
Data tinggi tanaman pada pada perlakuan kompos tandan kosong kelapa
[image:48.595.115.512.289.728.2]sawit dan dosis unsur hara P dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rataan tinggi tanaman (cm) pada perlakuan kompos tandan kosong kelapa sawit dan unsur hara P pada Pengamatan 2-4 MST
Perlakuan Tinggi Tanaman (cm)
2 MST 3 MST 4 MST
Kompos TKKS (K) (g/tanaman)
K0 = 0 4.59 6.41 b 10.46
K1 = 120 5.08 7.50 a 11.28
K2 = 240 5.10 7.68 a 11.75
K3 = 360 5.23 7.82 a 12.07
Dosis Unsur Hara P (P) (g/tanaman)
P0 = 0 4.98 7.22 11.09
P1 = 0,14 5.23 7.88 12.19
P2 = 0,27 4.95 7.24 11.15
P3 = 0,41 4.93 7.07 11.12
Interaksi (K x P)
K0P0 3.97 6.11 10.08
K0P1 4.95 6.47 10.63
K0P2 4.83 6.07 9.66
K0P3 4.59 6.99 11.47
K1P0 5.28 7.64 11.39
K1P1 4.90 7.57 12.21
K1P2 5.43 8.41 12.09
K1P3 4.71 6.38 9.41
K2P0 5.14 8.01 12.17
K2P1 5.31 7.67 11.67
K2P2 4.83 7.10 11.25
K2P3 5.11 7.94 11.91
K3P0 5.19 7.14 10.73
K3P1 5.74 9.80 14.26
K3P2 4.70 7.37 11.60
K3P3 5.30 6.95 11.69
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata
Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan kompos tandan kosong
kelapa sawit (TKKS) berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada 3 MST
tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman pada 2 dan 4
MST. Pada pengamatan 3 MST rataan tinggi tanaman tertinggi terdapat pada
perlakuan K3 (360 g/tan) yaitu 7,82 cm dan rataan tinggi tanaman terendah
terdapat pada perlakuanK0 (0 g/tan) yaitu 6,41 cm.
Grafik hubungan kompos tandan kosong kelapa sawit dengan tinggi
[image:49.595.118.505.321.553.2]tanaman dapat dilihat pada Gambar 1
Gambar 1. Hubungan kompos tandan kosong kelapa sawit terhadap tinggi tanaman pada 3 MST
Jumlah cabang (cabang)
Hasil pengamatan dan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 11 sampai
16. Pada sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan kompos tandan kosong kelapa
sawit berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang pada 2-3 MST tetapi
berpengaruh tidak nyata terhadap parameter jumlah cabang pada 4 MST, Ŷ = 0.003x + 6.692
r = 0.784
6,00 6,20 6,40 6,60 6,80 7,00 7,20 7,40 7,60 7,80 8,00
0 120 240 360
T in n gi t an am an ( cm )
Sedangkan perlakuan dosis unsur hara P berpengaruh nyata terhadap parameter
jumlah cabang pada pengamatan 3 MST, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap
parameter jumlah cabang 2 dan 4 MST.
Data jumlah cabang pada perlakuan kompos tandan kosong kelapa sawit
[image:50.595.116.509.261.740.2]dan dosis unsur hara P dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rataan jumlah cabang (cabang) pada perlakuan perlakuan kompos tandan kosong kelapa sawit dan unsur hara P pada Pengamatan 2-4 MST
Perlakuan Jumlah cabang (cabang)
2 MST 3 MST 4 MST
Kompos TKKS (K) (g/tanaman)
K0 = 0 1.68 b 2.35 b 3.05
K1 = 120 1.77 b 2.60 a 3.23
K2 = 240 1.83 ab 2.62 a 3.35
K3 = 360 2.00 a 2.82 a 3.40
Dosis Unsur Hara P (P) (g/tanaman)
P0 = 0 1.78 2.45 b 3.15
P1 = 0,14 1.88 2.87 a 3.50
P2 = 0,27 1.82 2.58 b 3.25
P3 = 0,41 1.80 2.48 b 3.13
Interaksi (K x P)
K0P0 1.60 2.27 b 2.93
K0P1 1.67 2.53 b 3.13
K0P2 1.73 2.20 c 3.00
K0P3 1.73 2.40 b 3.13
K1P0 1.73 2.53 b 3.20
K1P1 1.87 2.73 b 3.60
K1P2 1.80 2.87 b 3.33
K1P3 1.67 2.27 b 2.80
K2P0 1.87 2.53 b 3.20
K2P1 1.80 2.47 b 3.33
K2P2 1.87 2.80 b 3.47
K2P3 1.80 2.67 b 3.40
K3P0 1.93 2.47 b 3.27
K3P1 2.20 3.73 a 3.93
K3P2 1.87 2.47 b 3.20
K3P3 2.00 2.60 b 3.20
Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan kompos tandan kosong
kelapa sawit (TKKS) berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang pada 2-3 MST
tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap parameter jumlah cabang pada 4 MST.
Pada pengamatan 3 MST rataan jumlah cabang tertinggi terdapat pada perlakuan
K3 (360 g/tan) yaitu 2,82 cabang dan rataan jumlah cabang terendah terdapat pada
perlakuanK0 (0 g/tan)yaitu 2,35 cabang.
Grafik hubungan kompos tandan kosong kelapa sawit dengan jumlah
cabang dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Hubungan kompos tandan kosong kelapa sawit terhadap jumlah cabang pada 3 MST
Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan dosis unsur hara P
berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah cabang pada pengamatan 3 MST,
tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap parameter jumlah cabang 2 dan 4 MST.
Pada pengamatan 3 MST rataan jumlah cabang tertinggi terdapat pada perlakuan
P1 (0,14 g/tan) yaitu 2,87 cabang dan rataan jumlah cabang terendah terdapat pada
perlakuandosis unsur hara P0 (0 g/tan) yaitu 2,45 cabang. Ŷ = 0.001x + 2.383
r = 0.915
2,20 2,30 2,40 2,50 2,60 2,70 2,80 2,90
0 120 240 360
Ju
m
lah
C
ab
an
g (
cab
an
g
)
[image:51.595.116.488.314.490.2]Grafik hubungan dosis unsur hara P dengan jumlah cabang dapat dilihat
pada Gambar 3.
Gambar 3. Hubungan dosis unsur hara P terhadap jumlah cabang pada 3 MST
Umur berbunga (hari)
Hasil pengamatan dan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 17 sampai
18. Pada sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan kompos tandan kosong kelapa
sawit dan dosis unsur hara P berpengaruh tidak nyata terhadap umur berbunga.
Data rataan umur berbunga pada perlakuan kompos tandan kosong kelapa
sawit dan dosis unsur hara P dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Rataan umur berbunga pada perlakuan kompos tandan kosong kelapa sawit dan dosis unsur hara P pada pengamatan 12 MST
Kompos TKKS (K) (g/tanaman)
Dosis Unsur Hara P (P) (g/tanaman) Rataan
P0 = 0 P1 = 0,14 P2 = 0,27 P3 = 0,41
K0 = 0 30.00 30.67 30.00 30.33 30.25 K1 = 120 29.67 30.67 30.33 30.33 30.25 K2 = 240 29.33 31.00 30.67 30.33 30.33 K3 = 360 32.00 30.33 30.33 30.00 30.67
Rataan 30.25 30.67 30.33 30.25
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf α = 0.05 (atau 5%
y = -6,878x2+ 2,682x + 2,493
R² = 0,629
2,20 2,30 2,40 2,50 2,60 2,70 2,80 2,90 3,00
0,00 0,14 0,28 0,42
Jum lah C ab an g (cab an g)
[image:52.595.124.499.136.318.2] [image:52.595.112.509.593.715.2]Jumlah ginofor Terbentuk
Hasil pengamatan dan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 19 sampai
20. Pada sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan kompos tandan kosong kelapa
sawit berpengaruh nyata terhadap jumlah ginofor terbentuk, Sedangkan perlakuan
dosis unsur hara P berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah ginofor terbentuk.
Data rataan jumlah ginofor terbentuk pada perlakuan kompos tandan
kosong kelapa sawit dan dosis unsur hara P dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rataan jumlah ginofor terbentuk pada perlakuan kompos tandan kosong kelapa sawit dan dosis unsur hara P pada pengamatan 12 MST
Kompos TKKS (K) (g/tanaman)
Dosis Unsur Hara P (P) (g/tanaman) Rataan
P0 = 0 P1 = 0,14 P2 = 0,27 P3 = 0,41
K0 = 0 13.27 14.60 16.00 18.78 15.66 b K1 = 120 14.07 21.60 19.93 12.00 16.90 b K2 = 240 19.73 16.53 16.93 17.87 17.77 ab K3 = 360 19.07 26.27 17.53 18.07 20.23 a
Rataan 16.53 19.75 17.60 16.68
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf α = 0.05 (atau 5%)
Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa perlakuan kompos tandan kosong
kelapa sawit (TKKS) berpengaruh nyata terhadap jumlah ginofor terbentuk. Pada
pengamatan 12 MST rataan jumlah ginofor terbentuk tertinggi terdapat pada
perlakuan K3 (360 g/tan) yaitu 20,23 dan rataan jumlah ginofor terbentuk terendah
Grafik hubungan kompos tandan kosong kelapa sawit dengan jumlah
ginofor terbentuk dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Hubungan kompos tandan kosong kelapa sawit terhadap jumlah ginofor terbentuk
Jumlah polong per sampel
Hasil pengamatan dan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 21 sampai
22. Pada sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan kompos tandan kosong kelapa
sawit berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per sampel, Sedangkan
perlakuan dosis unsur hara P berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah polong per
sampel.
Data rataan jumlah polong per sampel pada perlakuan kompos tandan
kosong kelapa sawit dan dosis unsur hara P dapat dilihat pada Tabel 5. Ŷ= 0.012x + 15.45
r = 0.948
14,00 14,50 15,00 15,50 16,00 16,50 17,00 17,50 18,00 18,50 19,00 19,50 20,00 20,50
0 120 240 360
Ju m lah G inof or T er be nt uk
[image:54.595.123.492.144.341.2]Tabel 5. Rataan jumlah polong per sampel pada perlakuan kompos tandan kosong kelapa sawit dan dosis unsur hara P
Kompos TKKS (K)
(g/tanaman) Dosis Unsur Hara P (P) (g/tanaman)
Rataan
P0 = 0 P1 = 0,14 P2 = 0,27 P3 = 0,41
K0 = 0 6.47 11.58 14.00 18.78 12.71 b K1 = 120 14.73 18.20 15.40 10.00 14.58 a K2 = 240 19.23 15.67 13.80 13.73 15.61 a K3 = 360 19.53 22.90 13.00 13.40 17.21 a
Rataan 14.99 17.09 14.05 13.98
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf α = 0.05 (atau 5%)
Pada Tabel 5 menunjukkan bahwa perlakuan kompos tandan kosong
kelapa sawit (TKKS) berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per sampel. Pada
pengamatan 12 MST rataan jumlah polong per sampel tertinggi terdapat pada
perlakuan K3 (360 g/tan) yaitu 17,21 dan rataan jumlah polong per sampel
terendah terdapat pada perlakuanK0 (0 g/tan)yaitu 12,71.
Grafik hubungan kompos tandan kosong kelapa sawit dengan jumlah
[image:55.595.119.505.494.715.2]polong per sampel dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Hubungan kompos tandan kosong kelapa sawit terhadap jumlah polong per sampel
Ŷ = 0.012x + 12.84 r = 0.988
10,00 11,00 12,00 13,00 14,00 15,00 16,00 17,00 18,00
0 120 240 360
Ju m lah p ol on g p er s am p el ( g)
Jumlah polong per plot
Hasil pengamatan dan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 23 sampai
24. Pada sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan kompos tandan kosong kelapa
sawit berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per plot, Sedangkan perlakuan
dosis unsur hara P berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah polong per plot.
Data rataan jumlah polong per plot pada perlakuan kompos tandan kosong
[image:56.595.113.510.323.448.2]kelapa sawit dan dosis unsur hara P dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Rataan jumlah polong per plot pada perlakuan kompos tandan kosong kelapa sawit dan unsur hara P
Kompos TKKS (K) (g/tanaman)
Dosis Unsur Hara P (P) (g/tanaman) Rataan
P0 = 0 P1 = 0,14 P2 = 0,27 P3 = 0,41
K0 = 0 191.33 191.33 218.33 210.67 202.92 b K1 = 120 196.00 253.00 222.67 236.33 227.00 a K2 = 240 272.00 254.67 232.67 227.00 246.58 a K3 = 360 271.33 291.67 265.33 219.67 262.00 a
Rataan 232.67 247.67 234.75 223.42 Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata
berdasarkan uji Duncan pada taraf α = 0.05 (atau 5%)
Pada Tabel 6 menunjukkan bahwa perlakuan kompos tandan kosong
kelapa sawit (TKKS) berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per plot. Pada
pengamatan 12 MST rataan jumlah polong per plot tertinggi terdapat pada
perlakuan K3 (360 g/tan) yaitu 262 dan rataan jumlah polong per plot terendah
Grafik hubungan kompos tandan kosong kelapa sawit dengan jumlah
polong per plot dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Hubungan kompos tandan kosong kelapa sawit terhadap jumlah polong per plot
Bobot biji per sampel (g)
Hasil pengamatan dan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 25 sampai
26. Pada sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan kompos tandan kosong kelapa
sawit berpengaruh nyata terhadap bobot biji per sampel, sedangkan perlakuan
dosis unsur hara P berpengaruh tidak nyata terhadap bobot biji per sampel.
Data rataan bobot biji per sampel pada perlakuan kompos tandan kosong
kelapa sawit dan dosis unsur hara P dapat dilihat pada Tabel 7. Ŷ = 0.164x + 205.1
r = 0.990
180,00 200,00 220,00 240,00 260,00
0 120 240 360
Ju
m
lah
p
ol
on
g p
er
p
lot
[image:57.595.128.494.148.331.2]Tabel 7. Rataan bobot biji per sampel pada perlakuan kompos tandan kosong kelapa sawit dan unsur hara P
Kompos TKKS (K) (g/tanaman)
Dosis Unsur Hara P (P) (g/tanaman) Rataan
P0 = 0 P1 = 0,14 P2 = 0,27 P3 = 0,41
K0 = 0 6.51 7.36 7.15 9.98 7.75 b
K1 = 120 8.55 9.14 10.66 8.04 9.10 b
K2 = 240 11.79 9.15 9.98 9.18 10.03 ab K3 = 360 10.69 14.18 11.14 11.03 11.76 a
Rataan 9.39 9.96 9.73 9.56
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf α = 0.05 (atau 5%)
Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa perlakuan kompos tandan kosong
kelapa sawit (TKKS) berpengaruh nyata terhadap bobot biji per sampel. Pada
pengamatan 12 MST rataan bobot biji per sampel tertinggi terdapat pada
perlakuan K3 (360 g/tan) yaitu 11,76 g dan rataan bobot biji per sampel terendah
terdapat pada perlakuanK0 (0 g/tan)yaitu 7,75 g.
Grafik hubungan kompos tandan kosong kelapa sawit dengan bobot biji
per sampel dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Hubungan kompos tandan kosong kelapa sawit terhadap bobot biji per sampel
Ŷ = 0.010x + 7.714 r = 0.986
6,00 7,00 8,00 9,00 10,00 11,00 12,00
0 120 240 360
B ob ot b ij i p er s am p el ( g)
[image:58.595.126.497.488.683.2]Bobot 100 biji (g)
Hasil pengamatan dan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 27 sampai
28. Pada sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan kompos tandan ko