• Tidak ada hasil yang ditemukan

Situs Friendster Dan Tingkat Penggunaannya (Studi Korelasional antara Situs Friendster dengan Tingkat Penggunaannya di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Situs Friendster Dan Tingkat Penggunaannya (Studi Korelasional antara Situs Friendster dengan Tingkat Penggunaannya di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Medan)"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

SITUS FRIENDSTER DAN TINGKAT

PENGGUNAANNYA

(Studi Korelasional antara Situs Friendster dengan Tingkat Penggunaannya di Kalangan Mahasiswa Universitas

Sumatera Utara Medan)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

OLEH:

DARMAYUNA TRINASUCI

030904028

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

LEMBAR PERSETUJUAN

SKRIPSI INI DISETUJUI UNTUK DIPERTAHANKAN OLEH:

Nama : Darmayuna Trinasuci NIM : 030904028

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : SITUS FRIENDSTER DAN TINGKAT PENGGUNAANNYA (Studi Korelasional antara Situs Friendster dengan Tingkat Penggunaannya di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Medan)

Medan, November 2007

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Dra. Dayana, M.Si Drs. Amir Purba, M.Si NIP. 131 676 480 NIP. 131 654 104

Dekan

(3)

ABSTRAKSI

Skripsi ini berjudul “Situs Friendster dan Tingkat Penggunaannya”. Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana hubungan antara situs Friendster dengan tingkat penggunaannya di kalangan mahasiswa USU.

Penelitian ini menggunakan teori-teori yang dianggap relevan, seperti komunikasi, teknologi komunikasi, Internet, situs Friendster, dan model AIDDA.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yaitu bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa besar eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa USU program S-1 stambuk 2005 s/d 2006, yang terdiri dari 10 fakultas dengan jumlah populasi sebesar 7237 orang. Untuk menghitung jumlah sampel dari satu populasi yang ada digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90% (Bungin, 2005: 105), dan diperoleh sampel sebanyak 99 orang. Kemudian untuk menentukan responden yang berhak dijadikan sampel digunakan teknik Proportional Stratified Random Sampling. Penarikan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling, dan teknik

Accidental Sampling.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu mempelajari dan mengumpulkan data melalui literature dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian, dan penelitian lapangan (Field Research), yaitu mengumpulkan data dari responden melalui kuesioner. Data yang diperoleh dari hasil penelitian, dianalisa dalam beberapa tahap analisa, yaitu analisa tabel tunggal, analisa tabel silang, dan uji hipotesa dengan menggunakan rumus

rank Spearman atau Spearman Rho Koefisien.

Hasil uji hipotesa yang dilakukan menunjukkan bahwa rs = 0,65, yang berarti rs > 0, sehingga hipotesa diterima. Berdasarkan skala Guilford,

r

s = 0,65 berada pada skala 0,41 − 0,70 yang artinya ada hubungan yang cukup berarti. Kemudian diketahui bahwa t hitung > t tabel (t hitung = 8,42 dan t tabel = 1,99). Hal ini berarti hubungannya signifikan.

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah dapat diketahui bahwa mahasiswa USU menganggap daya tarik dari situs Friendster terdapat pada fasilitas-fasilitas yang disediakannya, terutama fasilitas Testimonials dan Customize. Kemudian, dapat pula disimpulkan bahwa tingkat penggunaan situs Friendster di kalangan mahasiswa USU terhitung rendah, karena tingkat frekuensi penggunaannya dalam seminggu adalah jarang dan tidak banyak waktu yang mereka habiskan setiap kali menggunakannya. Kemudian, hasil dari uji hipotesa penelitian ini ditemukan bahwa t hitung > t tabel. Hal ini mengandung arti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara situs Friendster dengan tingkat penggunaannya.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

berkat dan rahmat-Nya peneliti dapat mengerjakan skripsi ini tanpa mengalami

hambatan yang berarti, serta dapat menyelesaikannya dengan baik dan

semaksimal mungkin. Serta shalawat beriring salam peneliti sampaikan kepada

junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam

jahiliyah menuju peradaban seperti saat ini, yang membuka mata hati kita untuk

terus menuntut ilmu. Penulisan skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh

gelar kesarjanaan Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara.

Segala hormat dan terima kasih secara khusus peneliti ucapkan kepada

Ayahanda Nazirman Pilly dan Ibunda Syamsidar Noor yang telah memberikan

kasih sayang dan do’a, didikan dan pengajaran, semangat dan dukungan baik

moril maupun materi. Juga buat dukungan dan do’a dari Abang saya Darmawan

Syahputra dan Kakak saya Darmawinta Syahputri.

Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Bapak Drs. Amir Purba, M.Si. selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi

(5)

3. Ibu Dra. Dayana, M.Si. selaku Dosen Pembimbing peneliti.

4. Bapak Prof. DR. Suwardi Lubis, MS selaku Dosen Wali peneliti.

5. Seluruh staf Pengajar dan Pegawai di Departemen Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

6. Para Kepala Biro di lingkungan Kantor Pusat Administrasi Universitas

Sumatera Utara, atas bantuannya selama peneliti mengambil data penelitian.

7. Ella Marissa Pardede dan Triance Prabowo, sahabat-sahabat yang telah

banyak memberikan dukungan, semangat, nasehat, dan do’a, serta telah

banyak memberikan waktu dan tenaganya untuk membantu peneliti.

8. Pungky Puja Kesuma dan Fitri Apriyanti Sarumpaet, kakak-kakak yang

telah banyak memberikan semangat, dukungan, dan pandangan kepada

peneliti selama mengerjakan skripsi.

9. Teman-teman seangkatan; Clara, Yurika, Reni, Sri, Rido, Atina, Meyti,

Ratih, Esther, Ivanna, Kristina, Ana, Derith, Julham, Farida, Khairi, Icut,

Melvi, Liston, Saut, dan lain-lain yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

10. Adik-adik angkatan 2004; Widya, Tapi, Meta, Bebby, Yusridha, Feby,

Christine, Ferina, Sarah, Riri, Anna, dan adik-adik angkatan 2005; Nova,

Laura, Angie, Juita, atas dukungan dan bantuannya kepada peneliti.

11. Seluruh Responden yang telah bersedia meluangkan waktu dan membantu

peneliti dalam melengkapi data-data yang dibutuhkan selama penelitian.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Pembatasan Masalah ... 5

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1. Tujuan Penelitian ... 6

1.4.2. Manfaat Penelitian ... 6

1.5. Kerangka Teori ... 6

1.5.1. Internet dan Situs Friendster ... 7

1.5.2. Model AIDDA ... 11

1.6. Kerangka Konsep ... 13

1.7. Model Teoritis ... 14

1.8. Operasional Variabel ... 14

1.9. Definisi Operasional ... 16

1.10. Hipotesa ... 18

BAB II LANDASAN TEORITIS ... 20

2.1. Komunikasi ... 20

2.1.1. Pengertian Komunikasi ... 20

2.1.2. Fungsi dan Tujuan Komunikasi ... 23

2.2. Teknologi Komunikasi ... 25

2.2.1. Pengertian Teknologi Komunikasi ... 25

2.2.2. Karakteristik Teknologi Komunikasi ... 28

2.3. Internet ... 30

2.3.1. Pengertian Internet ... 30

2.3.2. Manfaat Internet ... 33

2.3.3. Internet Sebagai Media Komunikasi ... 35

2.4. Situs Friendster ... 37

(7)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 45

3.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 45

3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Universitas Sumatera Utara ... 45

3.1.2. Infrastruktur Universitas Sumatera Utara ... 49

3.1.3. Unsur Penunjang ... 50

3.1.4. Visi, Misi, dan Tujuan Universitas Sumatera Utara ... 50

3.1.5. Pilihan Program Studi ... 52

3.1.6. Struktur Organisasi Universitas Sumatera Utara . 54 3.2. Sekilas tentang Situs Friendster ... 59

3.3. Metode Penelitian ... 61

3.4. Lokasi Penelitian ... 61

3.5. Populasi dan Sampel ... 62

3.6. Teknik Penarikan Sampel ... 67

3.7. Teknik Pengumpulan Data ... 67

3.8. Teknik Analisa Data ... 68

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 71

4.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 71

4.1.1. Tahap Awal ... 71

4.1.2. Pengumpulan Data ... 71

4.2. Teknik Pengolahan Data ... 72

4.3. Analisa Tabel Tunggal ... 74

4.3.1. Karakteristik Responden ... 74

4.3.2. Situs Friendster ... 79

4.3.3. Tingkat Penggunaan Situs Friendster ... 91

4.4. Analisa Tabel Silang ... 101

4.5. Uji Hipotesa ... 109

4.6. Pembahasan ... 111

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 113

5.1. Kesimpulan ... 113

5.2. Saran ... 114

DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

1. Operasional Variabel ... 15

2. AIDDA ... 43

3. Infrastruktur Universitas Sumatera Utara ... 49

4. Jumlah Mahasiswa Universitas Sumatera Utara program S-1 stambuk 2005 s/d 2006 ... 64

5. Proportional Stratified Random Sampling ... 66

6. Fakultas... 74

7. Stambuk ... 75

8. Jenis Kelamin ... 75

9. Jumlah Uang Saku ... 76

10. Pengenalan Terhadap Situs Friendster ... 77

11. Pengaksesan Situs Friendster ... 78

12. Pengetahuan Mengenai Cara Menggunakan Situs Friendster ... 78

13. Penggunaan Internet Dilakukan setelah Mengenal Situs Friendster ... 79

14. Kemampuan Situs Friendster dalam Menghibur ... 80

15. Alasan Penggunaan Situs Friendster untuk Mendapatkan Hiburan ... 81

16. Kunjungan Terhadap Account Friendster Dilakukan Terus-Menerus ... 82

17. Frekuensi Penggunaan Fasilitas-Fasilitas Situs Friendster... 83

18. Pengguna Mengontrol Account Friendster yang Dimiliki ... 84

19. Aktivitas Oleh Pengguna Setiap Kali Log In ... 85

20. Tingkat Kebebasan dalam Memilih Fasilitas-Fasilitas Situs Friendster yang Ingin Digunakan ... 87

21. Kemampuan Situs Friendster dalam Memberikan Informasi ... 87

22. Frekuensi Balasan Terhadap Pesan yang Pengguna Kirimkan... 89

23. Waktu Penggunaan Situs Friendster Bersifat Fleksibel ... 89

24. Tingkat Hubungan Batasan Komunikasi yang Terjadi di Dunia Maya dengan Frekuensi Penggunaan Situs Friendster ... 90

25. Tingkat Perhatian yang Diberikan Pengguna Terhadap Situs Friendster ... 91

26. Tingkat Ketertarikan Terhadap Situs Friendster ... 91

27. Pengguna Mencari Informasi tentang Cara Menggunakan Situs Friendster ... 93

28. Minat Pengguna Terhadap Situs Friendster ... 94

29. Hasrat dalam Diri Pengguna Untuk Menggunakan Situs Friendster ... 95

30. Lamanya Menjadi Anggota (Pemilik Account) Friendster ... 96

31. Tingkat Frekuensi Penggunaan Situs Friendster dalam Seminggu ... 96

32. Tingkat Durasi Penggunaan Situs Friendster ... 97

33. Frekuensi Komunikasi dengan Teman-teman Lama Sejak Menggunakan Situs Friendster ... 99

34. Tingkat Keberhasilan Situs Friendster dalam Membuat Pengguna Memiliki Banyak Teman ... 100

(9)

36. Hubungan antara Alasan Penggunaan Situs Friendster untuk Mendapatkan Hiburan dengan Tingkat Frekuensi Penggunaan

Situs Friendster dalam Seminggu ... 103 37. Hubungan antara Kunjungan terhadap Account Friendster Dilakukan

Terus-Menerus dengan Tingkat Frekuensi Penggunaan Situs

Friendster dalam Seminggu ... 104 38. Hubungan antara Aktivitas di Fasilitas Testimonials Oleh Pengguna

Setiap Kali Log In dengan Tingkat Durasi Penggunaan Situs

Friendster ... 105 39. Hubungan antara Frekuensi Balasan Terhadap Pesan yang Pengguna

Kirimkan dengan Tingkat Frekuensi Penggunaan Situs Friendster

dalam Seminggu ... 107 40. Hubungan antara Frekuensi Balasan terhadap Pesan yang Pengguna

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner 2. Foltron Cobol

3. Tabel Skor Data Mentah "Situs Friendster dengan Tingkat Penggunaannya di Kalangan Mahasiswa USU Medan"

4. Tabel Skor Data Ranking "Situs Friendster dengan Tingkat Penggunaannya di Kalangan Mahasiswa USU Medan"

5. Tabel Distribusi t

6. Surat Izin Pra Penelitian 7. Surat Izin Penelitian

(11)

ABSTRAKSI

Skripsi ini berjudul “Situs Friendster dan Tingkat Penggunaannya”. Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana hubungan antara situs Friendster dengan tingkat penggunaannya di kalangan mahasiswa USU.

Penelitian ini menggunakan teori-teori yang dianggap relevan, seperti komunikasi, teknologi komunikasi, Internet, situs Friendster, dan model AIDDA.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yaitu bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa besar eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa USU program S-1 stambuk 2005 s/d 2006, yang terdiri dari 10 fakultas dengan jumlah populasi sebesar 7237 orang. Untuk menghitung jumlah sampel dari satu populasi yang ada digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90% (Bungin, 2005: 105), dan diperoleh sampel sebanyak 99 orang. Kemudian untuk menentukan responden yang berhak dijadikan sampel digunakan teknik Proportional Stratified Random Sampling. Penarikan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling, dan teknik

Accidental Sampling.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu mempelajari dan mengumpulkan data melalui literature dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian, dan penelitian lapangan (Field Research), yaitu mengumpulkan data dari responden melalui kuesioner. Data yang diperoleh dari hasil penelitian, dianalisa dalam beberapa tahap analisa, yaitu analisa tabel tunggal, analisa tabel silang, dan uji hipotesa dengan menggunakan rumus

rank Spearman atau Spearman Rho Koefisien.

Hasil uji hipotesa yang dilakukan menunjukkan bahwa rs = 0,65, yang berarti rs > 0, sehingga hipotesa diterima. Berdasarkan skala Guilford,

r

s = 0,65 berada pada skala 0,41 − 0,70 yang artinya ada hubungan yang cukup berarti. Kemudian diketahui bahwa t hitung > t tabel (t hitung = 8,42 dan t tabel = 1,99). Hal ini berarti hubungannya signifikan.

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah dapat diketahui bahwa mahasiswa USU menganggap daya tarik dari situs Friendster terdapat pada fasilitas-fasilitas yang disediakannya, terutama fasilitas Testimonials dan Customize. Kemudian, dapat pula disimpulkan bahwa tingkat penggunaan situs Friendster di kalangan mahasiswa USU terhitung rendah, karena tingkat frekuensi penggunaannya dalam seminggu adalah jarang dan tidak banyak waktu yang mereka habiskan setiap kali menggunakannya. Kemudian, hasil dari uji hipotesa penelitian ini ditemukan bahwa t hitung > t tabel. Hal ini mengandung arti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara situs Friendster dengan tingkat penggunaannya.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perubahan terbesar di bidang komunikasi 40 tahun terakhir (sejak

munculnya TV) adalah penemuan dan pertumbuhan Internet. Internet

memungkinkan hampir semua orang di belahan dunia mana pun untuk saling

berkomunikasi dengan cepat dan mudah (Severin dan Tankard, 2005: 443).

Kehadiran Internet juga telah memberi pengaruh cukup besar terhadap cara

orang bersosialisasi dengan orang lainnya (http://buletin.melsa.net.id/ jan/1002/

friendster7.html).

Pada masa awal kehadiran Internet, Usenet atau newsgroup mungkin

tergolong paling populer sebagai ruang untuk bersosialisasi (bergaul) dan

memperluas jaringan persahabatan. Tapi kemudian chat room melewati

popularitas newsgroup. Orang lebih suka bergaul di chat room di server IRC

maupun di chat room berbasiskan web.

Cara ngobrol seperti di chat room kemudian memancing munculnya

software Internet Messenger, yang memungkinkan ngobrol secara real time dan

pribadi – tanpa diganggu orang ketiga. Kemudian muncul pula Internet

Messenger yang dilengkapi dengan fasilitas conference, sehingga kita bisa

ngobrol dengan beberapa orang pilihan sekaligus pada ruang yang sama.

Salah satu masalah dalam bergaul di Internet adalah komunikasi tidak

(13)

Kita juga tidak tahu wajahnya. Kita tidak bisa yakin apakah kenalan baru kita itu

pria atau wanita. Bahkan, apakah kenalan baru kita itu benar-benar ada atau tidak.

Kita bisa yakin bahwa kenalan kita itu benar-benar ada dan punya

identitas, kalau ada orang lain yang bisa membuktikannya. Orang lain itu, tak lain

adalah teman kita sendiri. Kita tidak pernah ragu berkenalan dengan orang yang

dikenal oleh teman kita sendiri. Inilah jawaban yang diberikan oleh

Friendster, yaitu bersahabatlah di lingkaran sahabat kita sendiri.

Hal inilah yang membuat Friendster cepat sekali populer sebagai software

‘jaringan sosial’ (social networking). Lewat Friendster, kita jadi tidak ragu lagi

berkenalan dengan orang-orang baru. Jaringan persahabatan di Friendster – secara

langsung maupun tidak – didasarkan pada rekomendasi orang lain atau teman

yang kita kenal sebelumnya. Kita tinggal melihat seberapa banyak orang lain

memberikan testimonial pada orang yang akan kita ajak berkenalan. Di Friendster,

kita bergaul dengan temannya teman dari teman kita. Bukan cuma berkenalan

dengan orang-orang baru, lewat Friendster kita akan lebih mudah menemukan

teman-teman lama kita (Setiawan dan Sopyan, 2005: 1).

Friendster merupakan perpaduan luar biasa antara e-mail, bulletin board,

personal web serta ‘jaringan sosial’. Pesona baru dunia maya inilah yang menyihir

sebagian besar pengguna awal Friendster terhenyak di depan komputer,

menghabiskan banyak waktu di dunia maya tersebut. Tak mengherankan jika

Friendster yang semula dirancang untuk ajang kencan online, kini berkembang

jauh lebih luas dan hebat (Majalah SWA No 19/XX/16-29, September 2004).

Friendster dikelola oleh perusahaan Friendster Inc., didirikan pada

(14)

Ketika perkembangan Friendster memperlihatkan tanda-tanda kemajuan,

pengelolanya mendapat suntikan dana US$ 13 juta dari berbagai investor. Situs

Friendster, hampir tanpa promosi, dan hanya dalam tempo setahun mampu

membangun komunitas online yang sukses dan menarik sembilan juta anggota.

Friendster.com telah membuktikan, tanpa gegap gempita iklan, hanya

mengandalkan jaringan anggotanya, mampu menjadi fenomena Internet

dan menjadi suatu trend di kalangan umat manusia (http://buletin.melsa.net.id/jan/

1002/friendster7.html).

Percaya atau tidak, Friendster menjadi begitu trend hingga yang biasanya

jarang menggunakan Internet, bisa menjadi ber-Internet ria. Atau yang semula

‘gaptek’ Internet, menjadi ingin belajar Internet karena sangat ingin bergabung

dengan situs ini, bahkan orang-orang yang belum ikut Friendster bisa dicap ‘tidak

gaul' (http://iwan.or.id/artikel/48.html). Bukan hanya anak-anak muda yang

tertarik menjadi anggotanya. Kalau kita search anggota yang usianya di atas

40 tahun, tidak sedikit nama yang muncul. Dengan fitur-fitur yang mudah

digunakan pemakai Internet pemula, Friendster memang tidak menghalangi

siapa pun antara usia 10 sampai 60 tahun untuk bergabung (Majalah SWA

No 19/XX/16-29, September 2004).

Keberadaan Friendster telah menarik perhatian media, sehingga

memperoleh gelar “Time Magazine Coolest Inventions of 2003”. Dampak dari

popularitasnya, Friendster kini mempunyai banyak pesaing, di antaranya Meetup,

MySpace, Ryze, Face-pic, Tribe, Orkut, dan Multiply. Kini lahir pula Spoke dan

Linkedin, yang lebih berorientasi pada komunitas bisnis. Kloning Friendster

(15)

di Inggris. Bahkan di Indonesia pun telah hadir, salah satunya adalah Sohib.com,

Temanster.com, dan Fupei.com. Meskipun banyak situs sejenis memiliki fasilitas

yang lebih baik dan kestabilan yang tinggi, popularitas Friendster tetap

tak tersaingi (http://buletin.melsa.net.id/jan/1002/friendster7.html).

Hingga 2006, pengguna Friendster diperkirakan mencapai 20 juta orang

dari berbagai belahan dunia. Namun menurut survei comScore Media Metrix,

trafik pengunjung Friendster cenderung menurun. Kalau bulan Oktober 2005

Friendster dikunjungi 1,7 juta pengguna Internet (unique visitor), maka pada

bulan April 2006 pengunjungnya tercatat hanya 1 juta orang.

Sebagai salah satu situs pertemanan, Friendster paling banyak diminati

di Indonesia. Sementara di Amerika Serikat, kawula mudanya lebih gemar

menjalin pertemanan di MySpace (http://detikinet.com/index.php/detik.read/

tahun/2007/bulan/01/tgl/04/time/).

Anderson, 2002 dalam Jurnal Penelitian Ilmu Komunikasi (2004: 177),

mengatakan bahwa dari sekian banyak kalangan yang menggunakan Internet,

sebagian besar adalah mahasiswa (full-time college student). Mereka sangat

berpotensi untuk mengalami berbagai masalah yang berkaitan dengan penggunaan

Internet. DeVito, 2001 dalam Jurnal Penelitian Ilmu Komunikasi (2004: 189)

tersebut, menambahkan bahwa banyak mahasiswa menggunakan Internet untuk

bertemu dengan orang-orang baru dan menjalin hubungan secara online.

Hal-hal tersebut menimbulkan ketertarikan bagi peneliti untuk melakukan

penelitian pada mahasiswa USU, mengenai bagaimana hubungan antara situs

(16)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

“Sejauhmanakah hubungan antara situs Friendster dengan tingkat penggunaannya

di kalangan mahasiswa USU?”

1.3. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan masalah penelitian yang dirumuskan di atas, berikut ini

peneliti merumuskan pembatasan masalah penelitian. Adapun maksudnya agar

permasalahan yang diteliti menjadi jelas, terarah, dan tidak terlalu luas, sehingga

dapat dihindari salah pengertian tentang masalah penelitian. Maka pembatasan

masalah yang akan diteliti adalah:

a. Penelitian ini bersifat korelasional, yang bersifat mencari atau menjelaskan

hubungan, yakni antara situs Friendster dengan tingkat penggunaannya,

dan menguji hipotesa.

b. Objek penelitiannya adalah mahasiswa USU program S-1 stambuk

2005 s/d 2006, yang merupakan anggota (pemilik account) Friendster.

(17)

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui tentang daya tarik dari situs Friendster.

b. Untuk mengetahui tingkat penggunaan situs Friendster di kalangan

mahasiswa USU.

c. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara situs Friendster dengan

tingkat penggunaannya di kalangan mahasiswa USU.

1.4.2. Manfaat Penelitian

a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan

memperkaya bahan referensi, bahan penelitian serta sumber bacaan di

lingkungan FISIP USU.

b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

mengenai perkembangan teknologi komunikasi.

c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi

pihak-pihak yang berkepentingan, baik para pebisnis Internet maupun para

pengguna Internet.

1.5. Kerangka Teori

Kerlinger menyebutkan, teori adalah himpunan konstruk (konsep),

definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala

dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan

(18)

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir

dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka

teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana

masalah penelitian akan disoroti (Nawawi, 1995: 39).

Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan adalah Internet dan

Situs Friendster, serta Model AIDDA.

1.5.1. Internet dan Situs Friendster

Menurut Laquey, 1997 dalam Ardianto dan Komala (2004: 141), Internet

merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang

di seluruh dunia.

Internet unggul dalam menghimpun berbagai orang, karena geografis tak

lagi menjadi pembatas. Berbagai orang dari negara dan latar belakang yang

berbeda dapat saling bergabung berdasarkan kesamaan minat dan proyeknya.

Internet menyebabkan terbentuknya begitu banyak perkumpulan antara berbagai

orang dan kelompok; jenis interaksi pada skala besar ini merupakan hal yang

tak mungkin terwujud tanpa jaringan komputer.

Menurut Sidharta (1996), Internet adalah lebih dari sekedar jaringan

komputer atau pelayanan informasi. Internet adalah gambaran dinamis bahwa

manusia yang mampu berkomunikasi secara bebas akan memilih untuk bersikap

sosial dan tidak mementingkan diri sendiri.

Tharom, Dinata, dan Xerandy (2002: 61), mengatakan bahwa pada

awalnya, Internet memiliki empat aplikasi utama, yaitu e-mail, news, remote

(19)

Web (WWW), yang merupakan arsitektur kerja dalam mengakses

dokumen-dokumen yang tersebar pada ribuan mesin di Internet. Web mulai dimunculkan

pada tahun 1989 oleh CERN, Pusat Penelitian Nuklir Eropa. WWW diusulkan

oleh Tim Berners-Lee pada bulan Maret 1989 dan 18 bulan kemudian berhasil

dibuat prototipe pertama berbasis teks. Pengembangan terus dilakukan sampai

akhirnya didapatkan interface grafis pada bulan Februari 1993.

Rogers, 1986 dalam Jurnal Penelitian Ilmu Komunikasi (2004: 196),

mengemukakan pemikirannya mengenai teknologi komunikasi baru, yaitu

Internet, salah satu ciri utamanya adalah interactivity (interaktivitas), yaitu

kemampuan Internet untuk “bercakap-cakap” dengan penggunanya (bukan

sekedar reaksi mekanikal). Sifat interaktif ini dapat ditemukan pada berbagai

aplikasi yang ada di Internet. Contohnya adalah chat-rooms, online games,

dan bulletin board.

William, Rice, dan Rogers, 1988 dalam Severin dan Tankard (2005: 448),

mendefinisikan interaktivitas sebagai “tingkatan di mana pada proses komunikasi

para partisipan memiliki kontrol terhadap peran, dan dapat bertukar peran, dalam

dialog mutual mereka”. Penelitian yang dilakukan Mc Millan dan Downes (1998)

yang berdasarkan pada wawancara dengan para pakar teknologi baru,

mengidentifikasikan enam dimensi interaktivitas. Mereka menyebutkan bahwa

akan terjadi interaktivitas yang lebih besar dengan cara pemberian informasi

daripada dengan persuasi, lebih banyak kontrol oleh pengguna, lebih banyak

aktivitas oleh pengguna, bukan komunitas satu-arah tapi dua-arah, komunikasi

yang terjadi pada waktu-waktu yang fleksibel, dan komunikasi yang terjadi di

(20)

Dua peneliti, Louise Ha dan Lincoln James, mengatakan bahwa

interaktivitas pada World Wide Web memiliki lima dimensi penting: (1) daya

hibur – game dan kuis-kuis yang dapat diikuti partisipan; (2) pilihan –

memberikan alternatif pada pengguna, termasuk alternatif untuk mengakhiri

komunikasi setiap saat; (3) daya sambung – memberikan sebuah situs yang

lengkap yang melibatkan pengguna (daya sambung ini juga dapat tercipta terus

melalui kunjungan berulang ke situs yang ada); (4) koleksi informasi – kumpulan

demografik, psikografis pengguna, dan kadang-kadang karakteristik personal

oleh website; dan (5) komunikasi timbal balik – komunikasi dua-arah, disediakan

pada berbagai website oleh e-mail mail-tos, yang di dalamnya para pengunjung

situs dapat memasukkan data, dan sebagainya (Severin dan Tankard, 2005: 449).

Turkle, 1995 dalam Severin dan Tankard (2005: 446), menyebutkan istilah

komprehensif untuk World Wide Web, Internet, milis elektronik,

kelompok-kelompok dan forum diskusi, ruang ngobrol (chatting), permainan interaktif

multi-player, dan bahkan e-mail adalah dunia maya.

Komunitas-komunitas yang lebih banyak muncul di dunia komunikasi

elektronik (dunia maya) daripada dunia nyata disebut dengan komunitas maya.

Severin dan Tankard (2005: 447), menjelaskan bahwa komunitas maya saling

berkomunikasi dengan menggunakan ruang chatting, e-mail, milis, dan

kelompok-kelompok diskusi via elektronik. Dunia maya memungkinkan semua

orang yang tinggal di berbagai penjuru dunia yang memiliki ketertarikan yang

sama, dapat berkumpul untuk membicarakannya.

Pada perkembangan selanjutnya, hadirnya situs-situs komunitas dapat

(21)

satunya adalah situs Friendster. Situs Friendster yang dikelola oleh perusahaan

Friendster Inc. ini, berkantor pusat di Silicon Valley, California, Amerika Serikat.

Pendirinya adalah Jonathan Abrams, yang sekaligus kreator dari Friendster.

Abrams sebelumnya adalah pendiri dan CEO HotLinks (http://detikinet.com/

index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/01/tgl/04/time/). Pada awalnya, Abrams

mendirikan situs Friendster untuk situs jodoh online, namun belakangan

dimanfaatkan juga untuk tempat mencari sahabat, rekanan bisnis, dan sebagainya.

Cara menggunakan situs Friendster sangat mudah. Tinggal masuk ke

situsnya yang beralamat di http://www.friendster.com, kemudian mendaftar

dengan cara mengisi kolom-kolom informasi yang tersedia. Situs Friendster juga

dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti biodata, foto-foto pribadi, jumlah

teman dan jaringan teman, Bulletin Board dan Testimonials. Ada juga fasilitas

untuk mencari teman berdasarkan e-mail, nama lengkap, berdasarkan sekolah,

ataupun kesamaan hobi dan masih banyak fasiltas-fasilitas lainnya. Anggota yang

tergabung dalam Friendster, bisa mencari teman-teman baru maupun teman-teman

lama yang telah lama hilang kontak dan tersebar di berbagai penjuru dunia

(http://buletin.melsa.net.id/jan/1002/friendster7.html).

Danah Boyd, pengamat Friendster yang kini diakui sebagai guru

‘social network’ oleh para programmer dan pemodal ventura dunia,

mendeskripsikan Friendster secara tepat, "Friendster adalah sebuah wahana yang

secara tegas menyatakan siapa saja teman anda, bagaimana profil mereka, dan

mempersilahkan mereka untuk saling melihat melalui jalur Anda" (Majalah SWA

(22)

Berdasarkan enam dimensi interaktivitas menurut Mc Millan dan Downes,

dan lima dimensi interaktivitas pada World Wide Web menurut Louise Ha dan

Lincoln James, maka dapat disimpulkan bahwa situs Friendster adalah salah satu

fitur interaktivitas yang memiliki dimensi-dimensi penting, antara lain daya hibur,

daya sambung, lebih banyak kontrol oleh pengguna, lebih banyak aktivitas oleh

pengguna, memberikan pilihan/alternatif pada pengguna, koleksi informasi,

komunikasi dua-arah, komunikasi yang terjadi pada waktu-waktu yang fleksibel,

dan komunikasi yang terjadi di tempat yang tidak sebenarnya.

1.5.2. Model AIDDA

Onong Uchjana Effendi (1993: 304), menjelaskan bahwa pendekatan yang

disebut sebagai A-A Procedure atau from Attention to Action Procedure,

sebenarnya penyederhanaan dari suatu proses yang disingkat AIDDA.

Lengkapnya adalah sebagai berikut:

A Attention (Perhatian) I Interest (Minat)

D Desire (Hasrat) D Decision (Keputusan)

A Action (Tindakan)

Proses pentahapan komunikasi ini mengandung maksud bahwa

komunikasi dimulai dengan membangkitkan perhatian (attention). Dalam hal ini,

situs Friendster harus mampu menimbulkan atensi atau menarik perhatian orang

lain, khususnya pengguna Internet, melalui dimensi-dimensi penting yang dimiliki

(23)

kontrol oleh pengguna, lebih banyak aktivitas oleh pengguna, memberikan

pilihan/alternatif pada pengguna, koleksi informasi, komunikasi dua-arah,

komunikasi yang terjadi pada waktu-waktu yang fleksibel, dan komunikasi yang

terjadi di tempat yang tidak sebenarnya. Di mana dimensi-dimensi tersebut dapat

ditemukan pada fasilitas-fasilitas yang tersedia, sehingga dapat menimbulkan

banyak kemudahan dan daya tarik bagi pengguna Internet. Apabila perhatian

komunikan telah terbangkitkan, maka disusul dengan upaya menumbuhkan minat

(interest).

Minat, yaitu suatu keinginan yang kuat ataupun kecenderungan hati yang

sangat tinggi terhadap sesuatu, yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari

perhatian, yang dalam hal ini adalah minat terhadap situs Friendster. Minat adalah

kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat

(desire).

Hasrat, yaitu suatu keinginan yang amat sangat untuk bergabung di situs

Friendster. Dengan adanya hasrat, kemudian harus dilanjutkan dengan datangnya

keputusan (decision).

Keputusan, yaitu segala putusan yang telah ditetapkan, sesudah

dipertimbangkan ataupun dipikirkan, dan merupakan sikap terakhir ataupun

langkah yang harus dijalankan. Di sini, mahasiswa USU yang juga merupakan

pengguna Internet sudah mulai mengambil keputusan bahwa ia akan

mendaftarkan diri untuk bergabung di situs Friendster. Yang pada akhirnya

keputusan tersebut dilanjutkan dengan mengambil suatu tindakan (action).

Tindakan, yaitu perbuatan atau sesuatu yang dilaksanakan untuk

(24)

situs Friendster dan mulai menggunakan fasilitas-fasilitas yang tersedia di situs

Friendster. Dalam penelitian ini, tingkat penggunaan situs Friendster oleh pemilik

account Friendster (pengguna Internet yang telah melakukan registrasi/menjadi

anggota di situs Friendster) dapat dilihat dari frekuensi dan durasi penggunaan

situs Friendster mereka.

1.6. Kerangka Konsep

Kerangka konsep harus dirumuskan sebagai hasil pemikiran rasional yang

bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan

dicapai. Perumusan kerangka konsep itu merupakan bahan yang akan menuntun

dalam merumuskan hipotesa penelitian (Nawawi, 1995: 40).

Menurut Suyanto dan Sutinah (2005: 49), konsep adalah suatu makna

yang berada di alam pikiran atau di dunia kepahaman manusia yang dinyatakan

kembali dengan sarana lambang perkataan atau kata-kata.

Jadi, kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam

menguraikan rumusan hipotesa yang merupakan jawaban sementara dari masalah

yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka

harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

- Variabel Bebas (X)

Variabel bebas merupakan variabel yang diduga sebagai penyebab atau

pendahulu dari variabel yang lain (Rakhmat, 2004: 12). Variabel bebas dalam

(25)

Variabel Terikat (Y)

Tingkat Penggunaan Situs Friendster

Variabel Bebas (X)

Situs Friendster - Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang

dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 2004: 12). Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah tingkat penggunaan situs Friendster di

kalangan mahasiswa USU.

- Karakteristik Responden (Mahasiswa USU)

Karakteristik responden (Mahasiswa USU) dalam penelitian ini meliputi:

fakultas, stambuk, jenis kelamin, dan uang saku.

1.7. Model Teoritis

Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan

dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut:

1.8. Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep di atas maka dibuat

operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam

(26)

Tabel 1. Operasional Variabel

Variabel Teoritis Variabel Operasional

Variabel Bebas (X)

Situs Friendster

1. Daya hibur

2. Daya sambung

3. Lebih banyak kontrol oleh

pengguna

4. Lebih banyak aktivitas oleh

pengguna

5. Memberikan pilihan/alternatif pada

pengguna

6. Koleksi informasi

7. Komunikasi dua-arah

8. Komunikasi yang terjadi pada

waktu-waktu yang fleksibel

9. Komunikasi yang terjadi di tempat

yang tidak sebenarnya

Variabel Terikat (Y)

Tingkat Penggunaan Situs

Friendster

1. Attention (Perhatian)

2. Interest (Minat)

3. Desire (Hasrat)

4. Decision (Keputusan)

5. Action (Tindakan):

a. Frekuensi penggunaan situs

Friendster

b. Durasi penggunaan situs

Friendster

Karakteristik Responden (Mahasiswa USU)

1. Fakultas

2. Stambuk

3. Jenis Kelamin

(27)

1.9. Definisi Operasional

Menurut Singarimbun (1995: 46), definisi operasional adalah unsur

penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu

variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah

yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama.

Dalam penelitian ini, variabel-variabel dapat didefinisikan sebagai

berikut:

1. Variabel Bebas (Situs Friendster), terdiri dari:

a. Daya hibur, yaitu kemampuan yang dimiliki situs Friendster sebagai

sarana hiburan yang menarik bagi pengguna.

b. Daya sambung, yaitu kemampuan situs Friendster untuk membuat

pengguna melakukan kunjungan terus-menerus ke situs Friendster.

c. Lebih banyak kontrol oleh pengguna, yaitu kemungkinan/kebebasan yang

diberikan kepada pengguna untuk mengontrol banyak hal, khususnya

terhadap account Friendster yang dimiliki sesuai dengan yang diinginkan.

d. Lebih banyak aktivitas oleh pengguna, yaitu pengguna melakukan lebih

banyak aktivitas di dalam situs Friendster akibat adanya fasilitas-fasilitas

yang tersedia di dalam situs tersebut.

e. Memberikan pilihan/alternatif pada pengguna, yaitu kebebasan yang

diberikan pada pengguna untuk memilih fasilitas mana yang akan

digunakan sesuai dengan kebutuhan, termasuk pilihan dalam hal

mempercantik halaman profil ataupun dalam hal memilih teman yang

(28)

f. Koleksi informasi, yaitu kumpulan informasi yang dapat diperoleh atau

diberikan oleh pengguna saat menggunakan situs Friendster.

g. Komunikasi arah, yaitu komunikasi timbal balik – komunikasi

dua-arah yang dapat dilakukan pengguna.

h. Komunikasi yang terjadi pada waktu-waktu yang fleksibel, yaitu

komunikasi yang dapat dilakukan kapan saja.

i. Komunikasi yang terjadi di tempat yang tidak sebenarnya, yaitu

komunikasi yang dilakukan di dunia maya bukan di kehidupan nyata.

2. Variabel Terikat (Tingkat Penggunaan Situs Friendster), terdiri dari:

a. Attention (Perhatian), yaitu suatu atensi atau perhatian yang diberikan oleh

responden pada saat mengakses, melihat, dan mengetahui situs Friendster.

b. Interest (Minat), yaitu suatu keinginan yang kuat atau ketertarikan

terhadap situs Friendster yang muncul dalam diri responden setelah

mengakses, melihat, dan mengetahui situs Friendster.

c. Desire (Hasrat), yaitu suatu keinginan yang amat sangat atau dorongan

dalam diri responden untuk bergabung di situs Friendster.

d. Decision (Keputusan), yaitu suatu keputusan yang telah ditetapkan untuk

mendaftarkan diri dan melakukan registrasi di situs Friendster yang

sebelumnya telah dipertimbangkan/dipikirkan oleh responden.

e. Action (Tindakan), yaitu suatu perbuatan untuk melakukan registrasi di

situs Friendster dan mulai menggunakan fasilitas-fasilitas yang tersedia di

situs Friendster, yang dapat dilihat dari:

- Frekuensi penggunaan situs Friendster, yaitu tingkat keseringan atau

(29)

- Durasi penggunaan situs Friendster, yaitu lamanya atau total waktu

yang dihabiskan untuk menggunakan situs Friendster setiap kalinya.

3. Karakteristik Responden (Mahasiswa USU), terdiri dari:

a. Fakultas, yaitu unsur pelaksana akademik untuk mengkoordinasikan/

melaksanakan pendidikan profesional dalam satu perangkat cabang ilmu

pengetahuan, teknologi, dan atau kesenian tertentu. Dalam penelitian ini

ada 10 fakultas yang diambil sebagai responden yakni Kedokteran,

Hukum, Pertanian, Teknik, Ekonomi, Kedokteran Gigi, Sastra,

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

dan Kesehatan Masyarakat.

b. Stambuk, yaitu tahun masuk mahasiswa USU yang menjadi responden,

yakni tahun 2005 dan 2006.

c. Jenis kelamin, yaitu jenis kelamin dari responden, yakni pria dan wanita.

d. Uang saku, yaitu jumlah uang saku yang diterima/dimiliki responden, baik

per hari, per minggu, atau per bulan.

1.10. Hipotesa

Menurut Suparmoko (1999: 19), hipotesa adalah pernyataan tentatip yang

berhubungan dengan permasalahan sehingga berguna dalam mencari/

mendapatkan alat pemecahan.

Menurut Soehartono (2004: 26), hipotesa adalah suatu pernyataan yang

masih harus diuji kebenarannya secara empirik. Hipotesa merupakan jawaban

sementara atas pertanyaan penelitian, yang kebenarannya akan diuji berdasarkan

(30)

Adapun hipotesa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat hubungan antara situs Friendster dengan tingkat

penggunaan situs Friendster di kalangan mahasiswa USU.

Ha : Terdapat hubungan antara situs Friendster dengan tingkat penggunaan

(31)

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1. Komunikasi

2.1.1. Pengertian Komunikasi

Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, sejak bangun tidur sampai

tidur kembali, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya

komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relations).

Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling berhubungan satu

sama lain, yang disebabkan oleh hubungan tersebut, menimbulkan interaksi sosial

(social interaction) dan terjadinya interaksi sosial disebabkan oleh

interkomunikasi (intercommunication) (Effendy, 2004: 3).

Liliweri (1991: 1), menjelaskan bahwa di dalam kehidupan setiap hari

semua orang selalu berbicara tentang komunikasi atau paling tidak menggunakan

kata komunikasi. Namun demikian tidak banyak yang benar-benar mengerti

makna kata-kata komunikasi yang selalu dibicarakan atau bahkan pernah

dilaksanakan.

Stuart, 1983 dalam Vardiansyah (2004: 3) menjelaskan bahwa kata

“komunikasi” berasal dari bahasa Latin, communis, yang berarti membuat

kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Akar

katanya communis adalah communico, yang artinya berbagi. Dalam hal ini, yang

dibagi adalah pemahaman bersama melalui pertukaran pesan. Komunikasi sebagai

kata kerja (verb) dalam bahasa Inggris, communicate, berarti: (1) untuk bertukar

(32)

(3) untuk membuat sama; dan (4) untuk mempunyai sebuah hubungan yang

simpatik. Sedangkan dalam kata benda (noun), communication, berarti:

(1) pertukaran simbol, pesan-pesan yang sama, dan informasi; (2) proses

pertukaran di antara individu-individu melalui sistem simbol-simbol yang sama;

(3) seni untuk mengekspresikan gagasan-gagasan, dan (4) ilmu pengetahuan

tentang pengiriman informasi.

Secara paradigmatis, komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan

oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap,

pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui

media (Effendy, 2004: 5).

Menurut Berelson dan Steiner, 1964 dalam Sendjaja (1994: 20),

komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan

lain-lain, melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar,

angka-angka, dan lain-lain.

Charles H. Cooley melalui tulisannya, The Significance of Communication

dalam Lubis (2005: 9), menjelaskan komunikasi merupakan suatu mekanisme

melalui mana hubungan manusia terjadi dan berkembang segala lambang dari

pemikiran dengan alat-alat penyampaian dan cara menjaganya melalui ruang dan

waktu. Yang meliputi ekspresi muka, sikap dan gesture, nada suara, kata-kata,

tulisan, lukisan, kereta api, telegrap, telepon, dan segala apa yang dapat disebut

sebagai hasil usaha menaklukkan ruang dan waktu.

Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of

(33)

yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai

berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?

Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima

unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:

- Komunikator (communicator, source, sender)

- Pesan (message)

- Media (channel, media)

- Komunikan (communicant, communicatee, receiver, recipient)

- Efek (effect, impact, influence)

Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang

menimbulkan efek tertentu.

Menurut Nordenstreng dan Varis, 1973 dalam Bungin (2006: 107), ada

empat titik penentu yang utama dalam sejarah komunikasi manusia, yaitu:

1. Ditemukannya bahasa sebagai alat interaksi tercanggih manusia.

2. Berkembangnya seni tulisan dan berkembangnya kemampuan bicara manusia

dengan menggunakan bahasa.

3. Berkembangnya kemampuan reproduksi kata-kata tertulis (written words)

dengan menggunakan alat pencetak, sehingga memungkinkan terwujudnya

komunikasi massa yang sebenarnya.

4. Lahirnya komunikasi elektronik, mulai dari telegraf, telepon, radio, televisi,

hingga satelit.

Berkembangnya keempat titik penentu dalam sejarah komunikasi

(34)

makhluk Tuhan di alam jagat raya. Dari empat titik tersebut kemudian manusia

berkembang bersama semua aspek kehidupan manusia yang membedakannya

dengan makhluk lainnya.

2.1.2. Fungsi dan Tujuan Komunikasi Adapun fungsi dari komunikasi, adalah sebagai berikut:

a. Menyampaikan informasi (to inform)

b. Mendidik (to educate)

c. Menghibur (to entertain)

d. Mempengaruhi (to influence) (Effendy, 2005: 8).

Widjaja (2000: 64), menjelaskan apabila komunikasi dipandang dari arti

yang lebih luas tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi

sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar-menukar data, fakta, dan

ide maka fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut:

1. Informasi, pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita,

data, gambar, fakta, pesan, opini, dan komentar yang dibutuhkan agar dapat

dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang

lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

2. Sosialisasi (pemasyarakatan), penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang

memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat

yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif di dalam

masyarakat.

3. Motivasi, menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun

(35)

mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama

yang akan dikejar.

4. Perdebatan dan diskusi, menyediakan dan saling menukar fakta yang

diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan

pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti relevan yang

diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri

dengan masalah yang menyangkut kepentingan bersama.

5. Pendidikan, pengalihan ilmu pengetahuan dapat mendorong perkembangan

intelektual, pembentukan watak, serta membentuk keterampilan dan

kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

6. Memajukan kehidupan, menyebarkan hasil kebudayaan dan seni dengan

maksud melestarikan warisan masa lalu, mengembangkan kebudayaan

dengan memperluas horison seseorang, serta membangun imajinasi dan

mendorong kreativitas dan kebutuhan estetiknya.

7. Hiburan, penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan imaji dari drama, tari,

kesenian, kesusastraan, musik, olahraga, kesenangan kelompok, dan

individu.

8. Integrasi, menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan

untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar dapat saling

kenal dan mengerti serta menghargai kondisi pandangan dan keinginan

(36)

Adapun tujuan dari komunikasi, adalah sebagai berikut:

a. Perubahan sikap (attitude change)

b. Perubahan pendapat (opinion change)

c. Perubahan perilaku (behavior change)

d. Perubahan sosial (social change) (Effendy, 2005: 8).

Menurut Widjaja (2000: 109), tujuan komunikasi dapat dilihat dari dua

perspektif kepentingan, yakni kepentingan sumber/pengirim/komunikator dan

kepentingan penerima/komunikan. Dengan demikian maka tujuan komunikasi

yang ingin dicapai dapat digambarkan sebagai berikut:

Tujuan komunikasi dari

sudut kepentingan sumber

1) Memberikan informasi

2) Mendidik

3) Menyenangkan/menghibur

4) Menganjurkan suatu

tindakan/persuasi

Tujuan komunikasi dari

sudut kepentingan penerima

1) Memahami informasi

2) Mempelajari

3) Menikmati

4) Menerima atau menolak anjuran

2.2. Teknologi Komunikasi

2.2.1. Pengertian Teknologi Komunikasi

Penemuan teknologi dimulai sejak lebih dari satu abad yang lalu.

Teknologi berkembang dari riset ilmiah yang dilakukan banyak ilmuan. Dewasa

ini penemuan teknologi banyak dilakukan oleh tim riset dari beberapa organisasi

bisnis, universitas-universitas, dan organisasi nirlaba. Setiap teknologi baru

(37)

Penemuan di bidang teknologi dapat memberikan kemudahan-kemudahan

bagi kita, misalnya dalam melakukan pertukaran informasi, transaksi, maupun

transportasi. Perkembangan teknologi juga meningkatkan standar hidup manusia,

meningkatkan mutu informasi, hiburan, dan pendidikan (http://digilib.itb.ac.id/

gdl.php).

Teknologi adalah aplikasi praktis suatu pengetahuan, khususnya dalam

suatu bidang tertentu. Teknologi berkembang semakin cepat dari waktu ke waktu

karena penemuan satu teknologi baru dapat mempercepat penemuan teknologi

berikutnya. Dalam sejarah peradaban manusia, terdapat banyak penemuan yang

dapat menghasilkan teknologi yang berpengaruh besar terhadap kehidupan

manusia (http://www.itb.ac.id/focus/focus_file/PidatoIlmiahpadaSidangTerbuka

PMB.pdf).

Istilah teknologi komunikasi seringkali diucapkan dalam nafas yang sama

dengan istilah teknologi informasi, karena pengertian yang terkandung pada

masing-masing istilah tersebut memang saling berkaitan satu sama lain. Namun,

istilah teknologi komunikasi mencakup pengertian yang lebih luas, termasuk

sistem, saluran, perangkat keras, dan perangkat lunak dari komunikasi modern; di

mana teknologi informasi merupakan bagian dari padanya.

Lubis (1997: 42), menjelaskan bahwa teknologi komunikasi adalah suatu

penerapan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan

dengan komunikasi. Komunikasi adalah upaya untuk menciptakan “Kebersamaan

dalam Makna” (Commonness in Meaning). Dengan demikian, teknologi

komunikasi merupakan penerapan ilmu pengetahuan guna melancarkan upaya

(38)

Rogers, 1986 dalam Lubis (1997: 42), mendefinisikan teknologi

komunikasi sebagai alat perangkat keras, struktur organisasi, dan nilai-nilai sosial

yang digunakan, untuk mengumpulkan, memproses, dan mempertukarkan

informasi dengan orang lain.

Severin dan Tankard (2005: 305), mengatakan bahwa teknologi

komunikasi berubah dengan begitu cepat sehingga banyak orang berbicara tentang

“revolusi teknologi” atau “ledakan informasi”. Beberapa teknologi baru yang

sedang dalam proses pengembangan atau yang ada sekarang adalah videotape

recorder, video casette, televisi kabel, surat kabar online, akses pelayanan

informasi komputer dengan komputer pribadi di rumah, Internet dan

World Wide Web, serta CD-ROM. Banyak teknologi ini mempunyai dampak

dramatis yaitu memberikan pengguna kontrol yang jauh lebih banyak pada proses

telekomunikasi dan informasi yang diterima.

Nasution (1989: 6), menjelaskan bahwa berbagai kemampuan dan potensi

yang dimiliki teknologi komunikasi memungkinkan manusia untuk saling

berhubungan dan memenuhi kebutuhan komunikasi mereka secara hampir tanpa

batas. Beberapa keterbatasan yang dulu dialami manusia dalam berhubungan satu

sama lainnya, seperti faktor jarak, waktu, jumlah, kapasitas, kecepatan, dan

lain-lainnya, kini dapat diatasi dengan dikembangkannya berbagai sarana komunikasi

mutakhir. Dengan penggunaan satelit misalnya hampir tidak ada lagi batas jarak

dan waktu untuk menjangkau khalayak yang dituju di manapun, dan kapan saja

diperlukan.

Everett M. Rogers, 1986 dalam Bungin (2006: 111), mengatakan bahwa

(39)

era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi, dan era media komunikasi

interaktif. Dalam era terakhir, yakni era media komunikasi interaktif dikenal

media komputer, videotext dan teletext, teleconferencing, TV kabel, dan

sebagainya. Berdasarkan penjelasan Rogers itulah, maka masyarakat percaya

bahwa perkembangan teknologi media berkembang dimulai dari era media tulis

dan cetak.

2.2.2. Karakteristik Teknologi Komunikasi

Salah satu keunggulan yang ditawarkan teknologi komunikasi sekarang ini

adalah kemungkinan bagi si penerima komunikasi untuk lebih langsung

mengendalikan pesan-pesan yang ditransmisikan. Kini penerima komunikasi lebih

dapat menentukan pilihan-pilihan yang diinginkan atau dibutuhkannya, seperti

memperoleh informasi tentang apa yang diinginkan, serta kapan pun

memerlukannya.

Bell, 1979 dalam Nasution (1989: 11), menyebutkan beberapa wujud

sistem komunikasi yang dihasilkan oleh kemajuan teknologi, yaitu:

1. Jaringan pengolahan data yang kelak memungkinkan orang berbelanja cukup

dengan menekan tombol-tombol komputer di rumah masing-masing. Pesanan

akan dikirimkan langsung ke rumah pemesan oleh toko tempat berbelanja.

2. Bank informasi dan sistem penelusuran, yang memungkinkan pemakainya

menelusuri informasi yang diperlukan serta memperoleh kopi cetakannya

dalam sekejap mata.

3. Sistem teleteks, yang menyediakan informasi mengenai segala rupa

(40)

katalog segala macam produk, dan sebagainya lewat layar televisi di rumah

masing-masing.

4. Sistem faksimil, yang memungkinkan pengiriman dokumen secara elektronik.

5. Jaringan komputer interaktif, yang memungkinkan pihak-pihak berkomunikasi

mendiskusikan informasi melalui komputer.

Menurut Ploman, 1981 dalam Nasution (1989: 11), kemajuan teknologi

komunikasi tersebut ditandai oleh tiga karakteristik berikut ini:

1. Tersedianya keluwesan dan kesempatan memilih di antara berbagai metode

dan alat untuk melayani kebutuhan manusia dalam komunikasi. Bila pada

masa lalu hanya ada alat peralatan “berat”, yang profesional, dan mahal, maka

kini tersedia bermacam sarana yang lebih “ringan”, metode yang hanya

memerlukan ketrampilan minimal, serta murah. Dengan kata lain, kini kita

bisa memilih sendiri tingkat teknologi yang kita perlukan.

2. Kemungkinan mengkombinasikan teknologi, metode, dan sistem-sistem yang

berbeda dan terpisah selama ini. Berbagai bentuk baru transfer komunikasi

dan informasi telah dimungkinkan dengan pengkombinasian tersebut.

3. Kecenderungan ke arah desentralisasi, individualisasi dalam konsep dan pola

pemakaian teknologi komunikasi.

Berdasarkan karakteristik serta bentuk-bentuk wujud fisik teknologi

komunikasi tersebut, dapat diperkirakan betapa luasnya potensi teknologi

komunikasi sehingga penerapannya pun akan meliputi berbagai bidang kehidupan

manusia.

Ciri utama dari perkembangan teknologi komunikasi adalah terjadinya

(41)

menghasilkan bentuk-bentuk baru yang memiliki kemampuan yang berlipat-ganda

dan menciptakan aneka pelayanan komunikasi yang lengkap dan unik, yang

bahkan tidak terbayangkan sebelumnya (Nasution, 1989: 68).

Lahirnya era komunikasi interaktif ditandai dengan terjadinya diversifikasi

teknologi informasi dengan bergabungnya telepon, radio, komputer, dan televisi

menjadi satu dan menandai teknologi yang disebut dengan Internet (Bungin,

2006: 113).

2.3. Internet

2.3.1. Pengertian Internet

Roger Fidler (2003) dalam bukunya Mediamorfosis: Memahami Media

Baru, mengatakan bahwa pada awalnya Internet merupakan domain pribadi dari

periset-periset dan ilmuwan-ilmuwan Amerika Serikat, namun dalam

perkembangannya Internet telah menjadi suatu sistem komunikasi global besar

yang dipakai oleh jutaan orang di seluruh dunia untuk tujuan-tujuan akademik dan

bisnis, serta untuk korespondensi pribadi dan pencarian informasi. Internet

sebenarnya adalah suatu jaringan longgar ribuan jaringan komputer yang saling

terhubung. Tidak ada badan pemerintah atau komersial yang memilikinya atau

secara langsung memperoleh keuntungan dari operasinya. Jaringan ini tidak

memiliki presiden, CEO, atau kantor pusat. Dan walau tadinya didanai oleh

Pemerintah Amerika Serikat, pengembangannya telah berlangsung secara lebih

organik daripada birokratik.

Internet merupakan singkatan dari interconnected network atau

(42)

Internet juga dapat diartikan sebagai jaringan rangkaian komputer dengan

komputer lain di seluruh dunia, yang berguna untuk berkomunikasi dan bertukar

informasi, file, data, suara, gambar, dan sebagainya antar-individu di seluruh

dunia (http://www.duniacyber.com/internetbasic).

Internet adalah perkakas sempurna untuk menyiagakan dan

mengumpulkan sejumlah besar orang secara elektronis. Levy, 1995 dalam Severin

dan Tankard (2005: 6), menggambarkan Internet sebagai “saluran komunikasi

yang tidak terbatas, pembangunan komunikasi, iklan elektronik, dan interaksi

yang sangat kompleks yang mengaburkan batas antara penyedia dan konsumen”.

Internet adalah sekumpulan komputer atau server yang saling terhubung

satu sama lain melalui berbagai macam media (kabel, radio, satelit, dan lain-lain).

Komputer-komputer tersebut letaknya tersebar di seluruh belahan dunia sehingga

memungkinkan terbentuknya suatu jaringan informasi global. Sekumpulan

komputer di suatu tempat memiliki jenis dan karakteristik yang tidak sama dengan

tempat-tempat lain, namun semuanya dihubungkan oleh suatu protokol standard

yang sama yang disebut TCP/IP (Transfer Control Protocol/Internet Protocol).

TCP/IP ini dapat diumpamakan sebagai bahasa yang dimengerti oleh semua jenis

komputer yang terhubung ke Internet (http://incuvl.petra.ac.id/learn/learn-1.htm).

Menurut Laquey (1997: 24), Internet adalah jaringan dari sejumlah

jaringan. Internet tersusun dari sejumlah Local Area Network (LAN, Jaringan

Lokal) yang terbatas daerah cakupannya, Metropolitan Area Network (MAN,

Jaringan Kota Metropolitan) yang mencakup kota metropolitan yang luas, dan

Wide Area Network (WAN, Jaringan Luas) yang lebih luas lagi, yang

(43)

Semua jaringan ini dihubungkan dengan beragam alat komunikasi, mulai dari

sambungan telepon biasa dan yang berkecepatan tinggi, satelit, gelombang mikro,

dan serat optik.

Internet dilahirkan pada puncak Perang Dingin, pada tahun 1969, sebagai

jaringan eksperimental yang disebut ARPANET. Pada tahun pertamanya,

ARPANET menghubungkan empat pusat komputer universitas, masing-masing di

UCLA, di Standford Research Institute (SRI), di Universitas California Santa

Barbara (UCSB), dan di Universitas Utah Charley Kline, yang terlibat dalam riset

militer untuk U.S. Defense Department’s Advanced Research Project Agency

(Badan Proyek Riset Lanjut Dephan Amerika Serikat). Fokus dari riset ini adalah

untuk merancang suatu “Internetwork” komputer-komputer yang akan terus

berfungsi bahkan bilamana segmen-segmen utama dihancurkan oleh bom nuklir

atau disabot (Fidler, 2003: 150).

Sementara tujuan aslinya adalah untuk memudahkan pertukaran riset,

pemrograman, surat, dan informasi secara elektronik di kalangan pendidik dan

periset, Internet telah berkembang dalam cara-cara yang tidak terduga atau

diharapkan, begitu militer menyerahkan pengendalian atas perkembangan dan

pendanaan Internet kepada organisasi-organisasi sipil dalam awal tahun 1980-an.

Sepanjang tahun 1980-an, Internet diam-diam tersebar ke sebagian besar

lembaga-lembaga akademik dan pusat-pusat riset di Amerika Serikat, dan ke

banyak lokasi lain di seluruh dunia. Menjelang 1995, sekitar 30 juta orang dalam

lebih dari 100 negara telah memperoleh akses melalui komputer kepada layanan

(44)

serta kepada satu sama lain, melalui lebih dari tiga juta situs hubungan Internet

(Fidler, 2003: 152).

Internet menjadi sedemikian populer menjelang 1995 sebagai akibat dari

teknologi-teknologi Mosaic dan Web sehingga jaringan-jaringan konsumer online,

seperti America OnLine, Prodigy, dan CompuServe, mulai memberikan akses Net

kepada para pelanggan mereka. Ledakan pertumbuhan kegiatan Internet, yang

dalam 1995 semakin meningkat sekitar 10 sampai 15 persen per bulan, akhirnya

dipandang oleh para pakar sebagai tuntutan massa untuk memperoleh bentuk baru

pertukaran informasi (Fidler, 2003: 154).

Perkembangan Internet yang begitu memukau dan begitu cepat dengan

varian-varian programnya menjadikan bumi ini berada dalam cengkeraman

teknologi. Internet telah berkembang menjadi sebuah teknologi yang tidak saja

mampu mentransmisikan berbagai informasi, namun juga telah mampu

menciptakan dunia baru dalam realitas kehidupan manusia, yaitu sebuah realitas

materialistis yang tercipta dalam dunia maya (Bungin, 2006: 135).

2.3.2. Manfaat Internet

Ada banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila seseorang mempunyai

akses ke Internet, yaitu:

a. Komunikasi

Internet memungkinkan terjadinya komunikasi yang super cepat antara

suatu pihak dengan pihak lainnya, tanpa mengenal batasan ruang dan waktu. Hal

ini dimungkinkan karena jangkauan Internet yang telah meng-global. Asal kita

(45)

informasi kapan saja dan kemana saja di seluruh dunia dalam waktu yang sangat

singkat dan dengan cara yang sangat mudah. Internet juga dapat menghemat biaya

komunikasi yang harus dikeluarkan.

b. Informasi

Begitu banyaknya komputer yang terhubung ke Internet, di mana

masing-masing komputer memiliki kandungan informasinya sendiri-sendiri, maka

gabungan seluruh informasi di Internet sangatlah luar biasa. Internet merupakan

sumber informasi yang melimpah (hampir tanpa batas) yang terus berkembang

seiring dengan makin berkembangnya Internet itu sendiri.

c. Kolaborasi

Kolaborasi yang dimaksudkan di sini adalah suatu proses menyelesaikan

suatu pekerjaan secara bersama-sama (team-work). Anggota tim bisa terdiri dari

berbagai macam ahli dari berbagai bidang yang tersebar di berbagai negara di

dunia. Internet merupakan media yang sangat membantu suatu kolaborasi yang

biasanya terhambat oleh ruang dan waktu. Melalui Internet kita dapat melakukan

suatu konferensi (conference) dengan berbagai pihak di mana pun mereka berada.

Kita bahkan dapat mengerjakan suatu pekerjaan secara bersamaan melalui Internet

(http://incuvl.petra.ac.id/learn/learn-1.htm).

Berikut ini hanyalah sebagian dari apa yang tersedia di Internet:

a. Informasi untuk kehidupan pribadi, meliputi: kesehatan, rekreasi, hobi,

pengembangan pribadi, rohani, dan sosial.

b. Informasi untuk kehidupan profesional/pekerja, meliputi: sains, teknologi,

perdagangan, saham, komoditas, berita bisnis, asosiasi profesi, asosiasi bisnis,

(46)

Satu hal yang paling menarik adalah keanggotaan Internet tidak mengenal

batas negara, ras, kelas ekonomi, ideologi, atau faktor-faktor lain yang biasanya

dapat menghambat pertukaran pikiran. Internet adalah suatu komunitas dunia

yang sifatnya sangat demokratis serta memiliki kode etik yang dihormati segenap

anggotanya. Manfaat Internet terutama diperoleh melalui kerjasama antar pribadi

atau kelompok tanpa mengenal batas jarak dan waktu (http://www.elektroindo

nesia.com/elektro/no3b.html).

2.3.3. Internet Sebagai Media Komunikasi

Manusia tidak berbahagia manakala ia mendapat hambatan untuk

menyampaikan pesan dalam jarak luas dan waktu terbatas. Didorong naluri

kebahagiaan, naluri ingin tahu, serta naluri komunikasi, dan ditunjang akal

budinya, teknologi komunikasi terus bertumbuh hingga bentuknya terkini.

Hasrat atau naluri berkomunikasi serta berbagi informasi dan pengetahuan

secara bebas mendorong manusia menciptakan teknologi komunikasi hingga

bentuknya yang terkini, yaitu Internet.

Internet telah membentuk ruang dan waktu baru, yang bersifat nirjarak dan

nirwaktu, yang disebut cyberspace. Kata cyberspace pertama kali digunakan dan

dipopulerkan oleh William Gibson dalam novel fantasi ilmiahnya, Neuromancer,

yang terbit pada 1984. Di cyberspace, segala bentuk media komunikasi yang kita

kenal: face-to-face meeting, telepon, fax, surat, surat kabar, majalah, radio, TV,

film telah bermutasi menjadi teleconference, i-phone (Internet telepon), i-fax

(Internet fax), e-mail (electronic mail), e-magazine (electronic magazine), dan

(47)

nirjarak dan nirwaktu, dan kita menjumpai hampir seluruh bentuk media

komunikasi yang kita kenal berkonvergensi menyatu di sana, membuatnya disebut

multimedia.

Sebagian buku mengelompokkan Internet yang multimedia sebagai media

massa, sebagian lagi mengkategorisasikannya sebagai media antar pribadi. Kedua

pendapat itu sama benarnya, tapi juga sama kelirunya. Karena, kedua pendapat

yang bertentangan itu pada dasarnya mengingkari hakikat Internet yang

multimedia. Artinya, pada tataran tertentu ia adalah media massa, misalnya ketika

seseorang berkunjung ke majalah elektronik Tempo Online. Pada tataran lain ia

adalah media antar pribadi, ketika seseorang mengirim surat elektronik ke seorang

teman, misalnya. Jadi, karena sifatnya yang multimedia, ia bersifat massa tapi

juga antarpribadi, tergantung dalam konteks apa kita menggunakan atau

mengkajinya (Vardiansyah, 2004: 106).

Menurut Severin dan Tankard (2005: 7), tiga fitur utama Internet, yaitu

e-mail (surat elektronik), Newsgroups and Mailing list, serta World Wide Web:

1. E-mail. Jutaan orang kini berkomunikasi dengan menggunakan pesan

elektronik, atau e-mail. Tidak perlu menjadi pengguna Internet yang canggih

untuk bisa mengirimkan pesan e-mail – banyak orang awam melakukannya

melalui layanan online, seperti halnya American Online dan Prodigy.

2. Newsgroups dan Mailing lists. Newsgroups dan Mailing lists merupakan

sistem berbagi pesan secara elektronik yang memungkinkan orang-orang yang

tertarik pada masalah yang sama untuk saling bertukar informasi dan opini.

Beberapa orang merasa bahwa mereka mendapat berita secara lebih cepat dan

(48)

penting lagi, newsgroups memungkinkan terjadinya respons langsung

terhadap suatu berita oleh konsumen berita yang tidak bisa dilakukan oleh

koran dan majalah.

3. World Wide Web. World Wide Web yang juga dikenal WWW atau Web

merupakan sebuah sistem informasi yang dapat diakses melalui komputer lain

secara cepat dan tepat.

2.4. Situs Friendster

Turkle, 19

Gambar

Tabel 2.  AIDDA
Tabel 3.  Infrastruktur Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.  Jumlah Mahasiswa Universitas Sumatera Utara program S-1 stambuk 2005 s/d 2006
Tabel 6.  Fakultas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari data yang ada di lapangan serta berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka permasalahan yang akan diteliti adalah “ apakah

Motivasi berprestasi timbul karena adanya faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi adalah kepercayaan diri. Tujuan

Langkah-langkah dalam ta- hapan ini meliputi: (a) pemilihan produk, dari hasil analisis yang telah dilakukan pada tahap define , maka produk yang dipilih dari

(a) FIGURES GIVEN HERE REPRESENT NET IMPORTS (CUSTOMS FIGURES) ADJUSTED FOR CHANGES IN STOCKS IN WAREHOUSES.. 3) ALL QUANTITIES REPRESENT ACTUAL REPORTED WEIGHT, NOT ESTIMATED FROM

Future model experiencing transformation model in processing information which allow the process of collaboration between user (community), government application

Strategi pemasaran akan dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan menjual atau menawarkan produk asli technopark seperti tepung sugih dan beras sehatku kepada ibu-ibu

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Pembiayaan Murabahah dengan Tingkat Inflasi Sebagai Variabel

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION INTELLECTUALY (SAVI) BERBANTU MEDIA PHOTO STORY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII DI