PEMBIAYAAN
MURABAHAH
DENGAN TINGKAT
INFLASI SEBAGAI VARIABEL
MODERATING
(Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia
Periode Januari 2014-Juni 2018)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
SUKURIA NUR FAIZZA
NIM 213-14-089
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
i
PEMBIAYAAN
MURABAHAH
DENGAN TINGKAT
INFLASI SEBAGAI VARIABEL
MODERATING
(Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia
Periode Januari 2014-Juni 2018)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
SUKURIA NUR FAIZZA
NIM 213-14-089
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Semua orang berhak sukses, semua orang berhak memperoleh pendidikan.
Kaya miskin sama saja, hanya cara menghadapinya yang berbeda.
“Orang kaya mungkin hanya perlu berangkat tanpa memikirkan bagaimana cara agar pendidikan terus berlanjut karna sudah ada yang menjaminnya, tapi
orang miskin perlu berfikir dan mecari jalan keluar agar pendidikan terus berlajut, yang perlu dilakukan adalah
kerja keras
yakinlah cara menghadapai yang berbeda akan memeperoleh hasil yang berbedapula ingatada
Allah SWT”
Tingginya pendidikanmu tidak menjamin kamu sukses, Tapi sukses membutuhkan ilmu dimana dapat di raih dengan
pendidikan.
Mimpi tidak butuh sukses tapi sukses butuh mimpi,
Buatlah mimpimu mejadi kenyataan bukan hanya mimpi sebagai bunga tidur
SUKSES BUKANLAH DI TUNGGU TAPI HARUS DI JEMPUT!!!!
“Happy PayTren"
PERSEMBAHAN
vii
Kedua orang tua tercinta saya (Alm bapak Tahjudi dan ibu Istirokah) yang sudah mau
bercucuran keringat demi mendapatkan rupiah untuk memenuhi kebutuhan kami
(anak-anakmu) sehari-hari, makan pendidikan dan lain-lain, terimakasih telah membimbingku,
mendidikku, mempercayaiku selama ini. Engkau yang selalu memberikan kasih sayang
tanpa mengenal lelah serta mencurahkan segala usaha dan do’amu dengan ikhlas. Takkan
pernah ku lupakan atas semua jerih payah mu yang engkau berikan untukku. Sehingga
dapat kuraih semua mimpiku.
Kakak-kakak (Nurul Astutik, Isna Agustini, Lutfi, Herman Efendi, Sam Ani dan Ariyanto)
dimana yang selalu ada di saat saya membutuhkan hingga bisa berdiri sejauh ini dan adik
saya (Adinda Maya Kumala dan M. Agil Farel Darmawan),
Bapak Dr.AntonBawono, M. Si yang telah sabar dalam membimbing saya hingga skripsi
saya selesai, semua dosen saya, serta seluruh teman-teman yang telah membantu saya
Dan teman seperjuangan IAIN Salatiga yang sudah mau membantu dalam menyusun
skripsi ini, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Terimakasih untuk kalian semua yang sudah mau saya repotkan, dan selalu
viii
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr Wb
Dengan Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta alam, atas
limpahan rahmat, hidayah, taufiq dan inayahnya skripsi ini dapat
terselesaikan dengan judul “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga,
Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap
Pembiayaan Murabahah dengan Tingkat Inflasi sebagai Variabel
Moderating (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode
Januari 2014- Juni 2018)” guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar
sarjana Ekonomi Program Studi S1 Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam, IAIN Salatiga. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka segala kerendahan hati
penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Dr. Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga dan sekaligus
sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing penulis,
memberikan pengarahan, masukan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini.
ix
4. Ari Setiawan, M.M selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan banyak bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis.
5. Seluruh Dosen Program Studi S1 Perbankan Syariah, Instritut Agama
Islam Negeri Salatiga.
6. Seluruh pegawai dan staff akademik Prodi dan Fakultas di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
7. Bapak, ibu, kakak, adik, dan semua keluarga yang selalu memberikan
motivasi serta semangat.
8. Untuk sahabat-sahabat terbaik ku, teman-teman PS-S1 angkatan 2014
yang telah banyak memberikan masukan serta motivasi.
Semoga Allah SWT memberikan barokah atas kebaikan dan
jasa-jasa mereka semua dengan rahmat dan kebaikan yang terbaik dari-Nya.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
banyak keurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
sarannya sebagai motivasi bagi penulis. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi yang membaca dan mempelajarinya.
Wassalamualaikum Wr Wb
Salatiga, 1 Oktober 2018
Penulis,
x
ABSTRAK
Faizza, Sukuria Nur. 2018. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Pembiayaan Murabahah dengan Tingkat Inflasi Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode Januari 2014- Juni 2018). Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1-Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Dr Anton Bawono, M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel dana pihak ketiga, variabel financing to deposit ratio dan variabel non performing financing memiliki pengaruh terhadap pembiayaan murabahah pada bank umum syariah di Indonesia dan apakah variabel tingkat inflasi memoderasi dana pihak ketiga, financing to deposit ratio dan non performing financing
terhadap pembiayaan murabahah pada bank umum syariah di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan mengumpulkan data-data laporan keuagan yang sudah di publikasikan. Sampel penelitian ini sebanyak 54 data dengan mengunkan data time series. Data yang di peroleh diolah dengan menggunakan EVIEWS versi 9 dan dianalisis menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis yang digunakan di dalam penelitian ini meliputi uji statisioneritas, uji statistik (uji ttest, uji Ftest, uji koofisien
determinasi) dan uji asumsi kalsik (uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji heterokedastisitas).
Pada penelitian ini terjadi gejala multikolonieritas diantara variabel independen sehingga penulis mengeluarkan beberapa variabel dari model persamaan regresi dengan maksud mendapatkan persamaan terbaik. Dan variabel independen yang tersisa adalah dana pihak ketiga dan dana pihak ketiga yang dimoderating oleh tingkat inflasi. Hasil uji Ttest menunjukkan bahwa dana pihak
ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah hal ini dapat di lihat dari hasil uji dimana coefficient = 0.268413 dan prob. 0,0000 < 0,05. Dan variabel dana pihak ketiga berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap pembiayaan murabahah dengan dimoderating oleh tingkat inflasi (coefficient = 0.000138 dan prob. 0,9432 > 0,05) yang artinya tingkat inflasi dapat memperkuat hubungan antara dana pihak ketiga terhadap pembiayaan murabahah namun tingkat inflasi tidak selalu memperkuat hubungan dana pihak ketiga dan pembiayaan murabahah.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv
PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI ... v
MOTTO ... vi
PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... ix
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Pembatasan Masalah ... 8
C. Rumusan Masalah ... 9
D. Tujuan Penelitian ... 10
E. Manfaat Penelitian ... 11
xii BAB II LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori ... 13
B. Kerangka Terdahulu ... 33
C. Kerangka Berfikir ... 41
D. Proposisi ... 42
E. Hipotesis ... 46
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 47
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 47
C. Populasi dan Sampel ... 47
D. Metode Pengambilan Data ... 48
E. Indikator Variabel Penelitian ... 49
F. Metode Analisis Data ... 50
G. Alat Analisis ... 56
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian... 57
B. Uji Stasioner ... 57
C. Analisis Data ... 58
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 73
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 87
B. Keterbatasan Penelitian ... 89
xiii DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTAR TABEL
Table 1.1: Komposisi Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia ... 2
Tabel 4.1: Hasil Uji Stasioner Tiap Variabel ... 58
Tabel 4.2: Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 59
Tabel 4.3: Perbandingan Nilai R-Squared ... 66
Table 4.4: Perbandingan Nilai R-Squared Disembuhkan ... 67
Table 4.5: Hasil Uji Autokorelasi ... 69
Table 4.6: Hasil Uji Heterokedastisitas... 71
Table 4.7: Hasil Uji Heterokedastisitas Disembuhkan ... 72
Table 4.8: Hasil Uji Regresi Berganda Setelah Penyembuhan ... 74
Table 4.9: Hasil Uji Hipotesis ... 85
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1: Skema Pembiayaan Murabahah ... 23
Gambar 4.1: Hasil Uji Normalitas ... 64
Gambar 4.2: Hasil Uji Normalitas Disembuhkan ... 65
Gambar 4.3: Grafil Durbin Watson... 70
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang
membantu pertumbuhan perekonomian di Indonesia dalam rangka
meningkatkan pemerataan ekonomi untuk kesejahteraan rakyat. Kegiatan
perbankan di Indonesia pada umumnya yaitu menghimpun dana dari
masyarakat (funding) dalam bentuk simpanan, menyalurkan kembali dana
ke masyarakat (lending) dalam bentuk kredit dan memberikan jasa-jasa
bank lainnya (service), seperti melayani pembayaran-pembayaran gaji,
transfer dan lain-lain (Kasmir, 2014: 37-38). Perbankan di Indonesia
berdasarkan sistem operasionalnya terbagi menjadi dua yaitu perbankan
konvesional yang dijalankan dengan sistem bunga dan perbankan syariah
yang dijalankan dengan sistem bagi hasil yang sesuai syariah islam
(Ismail, 2011: 34). Dengan hadirnya perbankan syariah di Indonesia
menjadi suatu alternative tersendiri bagi masyarakat Indonesia, dimana
masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim mengiginkan agar kegiatan
transaksinya di perbankan jauh dari riba.
Produk leanding dari perbankan syariah yang menjauhi riba
terdapat beberapa jenis akad yang dapat dilakukan yaitu mudharabah,
musyarakah, murabahah, salam, istisna, ijarah dan qardh. Diantara
2
banyak dilakuakan oleh masyarakat di Indonesia, hal tersebut dapat
dilihat dari data statistik grafik batang berikut ini:
Tabel 1.1
Komposisi Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia
Sumber: Data dan Statistik OJK, diolah
Dari gambar grafik table 1 di atas dapat dilihat komposisi
pembiayaan bank syariah di Indonesia dalam jangka waktu delapan tahun
yaitu dari tahun 2010-2017, bahwa akad murabahah yang paling
mendominasi pembiayaan perbankan syariah di Indonesia dengan nilai
sebesar 150,352 miliar, di ikuti akad musyarakah sebesar 101,114 miliar,
akad mudharabah 18,114 miliar, akad ijarah sebesar 9,233 miliar, akad
qardh sebesar 6,349 dan yang terakhir akad istisna’ sebesar 1,189 miliar. 0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual
menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli kemudian menjual
kepada pihak pembeli dengan mensyaratkan keuntungan yang diharapkan
sesuai jumlah tertentu (Ismail, 2011: 138). Pada intinya adalah pihak bank
syariah membelikan barang sesuai dengan permintaan nasabah, dengan aturan
bahwa pihak bank syariah berkewajiban untuk mengungkapkan kepada
nasabah harga pokok dari barang dan marjin keuntungan yang dimasukkan ke
dalam harga jual barang tersebut, pembayaran dapat dilakukan secara tunai
maupun tangguh. Dengan adanya pembiayaan murabahah masyarakat dapat
lebih mudah membeli barang yang sesaui keinginannya meskipun belum
memiliki cukup uang untuk membeli barang tersebut, selain itu masyarakat
juga lebih mudah dalam membayarnya yaitu dengan cara mengangsur.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi bank dalam menyalurkan
pembiayaan termasuk pembiayaan murabahah, mulai dari faktor internal dan
eksternal bank. Jika dari kondisi internal perusahaan, dapat dilihat melalui
Dana Pihak Ketiga (DPK) yang di dapat oleh bank. Dana Pihak Ketiga
merupakan salah satu input dari hasil operasional kegiatan menghimpun dana
dari masyarakat, yaitu berupa giro, tabungan dan deposito. Hasil dari
pendapatan Dana Pihak Ketiga nantinya akan disalurkan kembali ke
masyarkat yaitu berupa pembiayaan.
Selain Dana Pihak Ketiga biasanya pihak bank merujuk pada laporan
diantaranya, rasio yang digunakan sebagai sumber informasi dalam bank
syariah dikenal dengan istilah Financing to Deposit Ratio (FDR) dan rasio
untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menangani pembiayaan
bermasalah yang dikenal dengan Non Performing Financing (NPF).
Financing to Deposit Ratio adalah perbandingan antara jumlah pembiayaan
yang diberikan oleh bank dengan jumlah Dana Pihak Ketiga yang berhasil
dihimpun oleh bank (Muhammad, 2009 dalam Sulistiya, 2017: 4). Financing
to Deposit Ratio dapat dilihat dari seberapa jauh kemampuan bank dalam
membayar kembali penarikan dana yang dilakukan oleh deposan dengan
mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.
Pengertian Non Performing Financing adalah suatu pembiayaan yang
mengalami masalah dalam pengembaliannya dapat dikarenakan faktor
eksternal pihak nasabah maupun internal dari bank itu sendiri (Siamat, 2005
dalam Sulistiya, 2017: 3). Yang masuk dalam kategori pembiayaan Non
Performing Financing yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah
pembiayaan kurang lancar, diragukan dan macet (Gumilarty, 20016 dalam
Sulistiya, 2017: 3). Oleh karena itu, semakin tinggi rasio Non Performing
Financing, maka pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah akan
menurun.
Sedangkan jika dilihat dari kondisi eksternal perusahaan terdapat
tingkat inflasi, secara tidak langsung terjadinya suatu inflasi dapat
inflasi maka akan berpengaruh pada suku bunga bank seteral yang kemudian
berdampak pada kenaikan suku bunga bank-bank umum lainnya termasuk
bank syariah. Selama ini kita mengetahui bahwa yang mengatur besar
kecilnya suku bunga pada bank umum adalah bank Indonesia, terjadinya
inflasi juga berpengaruh pada dunia usaha yang bisa mengalami penurunan
sebab permintaan agregat menurun (Saekhu, 2015 dalam Umiyati dan Ana,
2017: 43). Setiap periode tingkat inflasi berbeda-beda, ada kalanya mengalami
penurunan hingga mencapai di bawah 4-6% dan peningkatan yang moderat
mencapai 5-10%. Inflasi yang sangat serius dapat mencapai tingkat beberapa
ratus atau ribu persen dalam setahun. Inflasi setiap negara juga bereda-beda
dari Negara satu dengan Negara lainnya (Sukirno, 2007 dalam Umiyati dan
Ana, 2017: 43).
Menurut Yanis (2015: 12-13) dalam penelitiannya yang berjudul
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah pada Perbankan
Syariah di Indonesia, mengatakan bahwa Dana Pihak Ketiga berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah pada perbankan
syariah Indonesia, hal ini didukung dengan penelitan Yunita (2017: 88),
Sulistya (2017: 57) dan Misbah (2016: 3). Sedangkan menurut Aziza dan
Mulazid (2017: 14) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pengaruh
Dana Pihak Ketiga, Non Performing Financing, Capital Adequacy Ratio,
Modal Sendiri dan Margin Keuntungan Terhadap Pembiayaan Murabahah,
berpengaruh terhadap pembiyaan murabahah, hal ini didukung dengan
penelitian Asnainidan Erawati (2017: 7), Satria (2018: 89) dan Maula (2008:
97).
Pada penelitian Financing to Deposit Ratio pada penelitiannya Lestari
(2014: 35) dengan penelitiannya yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah Bank Umum Syariah di Indonesia
(Periode Tahun 2010 – 2013) yang hasinya Financing to Deposit Ratio (FDR)
berpengaruh positif terhadap pembiayaan murabahah pada perbankan syariah
Indonesia, hal ini didukung oleh penelitian Yanis (2015: 13), Syukri (2018: 2)
dan Yunita (2017: 89). Sedangkan menurut Sulistya (2017: 57) yang berjudul
Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF) dan
Financing to Deposit Ratio (FDR) Terhadap Pembiayaan Murabahah pada
Perbankan Syariah di Indonesia mengatakan Financing to Deposit Ratio tidak
berpengaruh terhadap pembiayaan Murabahah, pernyataan ini didukung oleh
penelitian Asnainidan Erawati (2017: 7) dan Nurbaya (2013: 91).
Dan untuk penelitian Non Performing Financing menurut Rimadhani
dan Erza (2011: 49) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis
Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah
Mandiri Periode 2008.01-2011.12, mengatakan bahwa NPF berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan pembiayaan murabahah pada Bank Syariah
Mandiri. Artinya semakin besar tingkat NPF mengakibatkan penurunan
akan lebih hati-hati dengan mengurangi pembiayaan, hal ini didukung dengan
penelitian Amalia dan Hidayah (2015: 17), Sulistya (2017: 57) dan Syukri
(2018: 2). Sedangkan menurut Misbah (2016: 3) Analisis Pengaruh DPK,
Marjin Keuntungan, NPF, ROA dan SWBI Terhadap Pembiayaan Murabahah
pada Bank Muamalat, mengatakan NPF berpengaruh negatif terhadap
pembiayaan murabahah pada Bank Muamalat. Jadi Semakin besar NPF maka
pembiayaan murabahah semakin kecil dan sebaliknya semakin kecil NPF
maka pembiayaan murabahah semakin besar, hal ini didukung dengan
penelitian Asnainidan Erawati (2017: 7), Maula (2008: 98) dan Lestari (2014:
35).
Sedangkan untuk variabel inflasi sebagai moderating dari pembiayaan
menurut Erviana (2015: 98) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh
Dana Pihak Ketiga dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran
Pembiayaan yang Dimoderasi oleh Tingkat Inflasi pada Bank Umum Syariah
(Periode 2013-2014), yang hasilnya tingkat inflasi tidak memoderasi
pengaruh DPK terhadap penyaluran pembiayaan, sehingga tingkat inflasi
tidak berperan sebagai variable moderator. Penelitian dengan hasil yang sama
juga di lakukan oleh Taufiq (2012: 12) dalam penelitiannya yang berjudul
Pengaruh Deposito terhadap Kredit dengan Inflasi Sebagai Variabel Moderasi
pada Bank Umum di Indonesia, mengatakan bahwa inflasi memoderasi
inflasi sebagai moderasi, justru memperlemah hubungan pengaruh deposito
terhadap kredit.
Dari hasil penelitian di atas mengenai pengaruh Dana Pihak Ketiga,
Financing to Deposit Ratio, Non Performing Financing dan inflasi sebagai
moderating terhadap pembiayaan Murabahah telah memberikan hasil
kesimpulan yang bervariasi, sehingga berdasarkan latar belakang tersebut
menjadi suatu permasalahan tersendiri. Berdasarkan hal tersebut penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan memilih judul “ANALISIS
PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, FINANCING TO DEPOSIT RATIO
DAN NON PERFORMING FINANCING TERHADAP PEMBIAYAAN
MURABAHAH DENGAN TINGKAT INFLASI SEBAGAI VARIABEL
MODERATING (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode
Januari 2014-Juni 2018)”.
B. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, dapat diketahui bahwa ruang lingkup
penelitian ini relatif luas sehingga terdapat banyak pertanyaan dan masalah
yang muncul dari uraian latar belakang masalah untuk itu penelitian ini hanya
fokus pada Jumlah Dana Pihak Ketiga (X1), Financing to Deposit Ratio (X2), Non Performing Financing (X3) sebagai variabel; bebas atau independen,
sedangkan variabel dependennya atau variabel terikat adalah pembiayaan
murabahah (Y), dan Inflasi (Z) sebagai variabel moderating terhadap
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, peneliti dapat
merumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu :
1. Sejauh mana pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap pembiayaan
Murabahah pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode Januari 2014-
Juni 2018?
2. Sejauh mana pengaruh Financing to Deposit Ratio terhadap pembiayaan
Murabahah pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode Januari 2014-
Juni 2018?
3. Sejauh mana pengaruh Non Performing Financing terhadap pembiayaan
Murabahah pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode Januari 2014-
Juni 2018?
4. Sejauh mana inflasi sebagai variabrel moderating mempengaruh Dana
Pihak Ketiga terhadap pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah
di Indonesia Periode Januari 2014- Juni 2018?
5. Sejauh mana inflsai sebagai variabrel moderating mempengaruh
Financing to Deposit Ratio terhadap pembiayaan Murabahah pada Bank
Umum Syariah di Indonesia Periode Januari 2014- Juni 2018?
6. Sejauh mana inflasi sebagai variabrel moderating mempengaruh Non
Performing Financing terhadap pembiayaan Murabahah pada Bank
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan
untuk meneliti:
1. Untuk menganalisa sejauh mana pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap
pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah di Indonesia
Periode Januari 2014- Juni 2018.
2. Untuk menganalisa sejauh mana pengaruh Financing to Deposit Ratio
terhadap pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah di
Indonesia Periode Januari 2014- Juni 2018.
3. Untuk menganalisa sejauh mana pengaruh Non Performing Financing
terhadap pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah di
Indonesia Periode Januari 2014- Juni 2018.
4. Untuk menganalisa sejauh mana inflasi sebagai variabrel moderating
mempengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap pembiayaan Murabahah
pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode Januari 2014- Juni
2018.
5. Untuk menganalisa sejauh mana inflasi sebagai variabrel moderating
mempengaruh Financing to Deposit Ratio terhadap pembiayaan
Murabahah pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode Januari
6. Untuk menganalisa sejauh mana inflasi sebagai variabrel moderating
mempengaruh Non Performing Financing terhadap pembiayaan
Murabahah pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode Januari
2014- Juni 2018.
b. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini semoga dapat bermanfaat bagi pihak-pihak
yang membutuhkan, antara lain:
1. Secara teoritis, dari hasil temuan dan analisis dari penelitian ini dapat
dijadikan sebagai bahan pedoman atau rujukan bagi penulis sendiri
khususnya, akademis, dosen, serta mahasiswa pada umumnya.
2. Secara praktisi, sebagai pengembangan, wawasan, dan penambahan
ilmu pengetahuan bagi penulis dan yang membaca hasil penelitian ini.
3. Bagi kalangan akademis, semoga dengan adanya penelitian ini
nantinya dapat menjadi sumber referensi dan acuan di dalan
menunjang penelitian selanjutnya yang mungkin mencakupnya jauh
lebih luas sebagai bahan perbandingan maupun rujukan.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan hasil penelitian ini dibagi dalam 5 bab, yaitu ::
BAB I : Pendahuluan
Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
BAB II : Landasan Teori
Pada bab ini memuat tentang landasan teori yang berkaitan
dengan penelitian, deskripsi teori, kerangka pemikiran,
proposisi dan kemudian hipotesis yang dikembangkan dalam
penelitian.
BAB III : Metode Penelitian
Pada bab ini berisi tentang metode ruang lingkup penelitian,
jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, penentuan
populasi dan sampel, metode pengambilan data, indikator
variabel penelitian dan metode analisis data.
BAB IV : Analisis Data
Bab ini merupakan pengolahan dari metode yang
digunakan.Analisis ini berguna sebagai jawaban atas
permasalahan penelitian atau membahas mengenai hasil
pengujian hipotesis.
BAB V : Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini merupakan bagian akhir dari penulisan. Seluruh
hasil penelitian akan dirangkum dalam bab ini. Pada bab ini
berisikan tentang kesimpulan dan saran. Penelitian ini
dilampiri dengan daftar pustaka dan daftar lampiran yang
13 BAB 11
LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori
1. Pengertian dan Sejarah Bank Syariah
Secara sederhana bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan
yang dalam kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dan juga
memberikan jasa-jasa bank lainnya. Sedangkan pengertian bank menurut
Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998
tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan tabungan atau lainnya serta
menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
kesejahteraan rakyat banyak. Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
keuangan, artinya usaha perbankan selalu berkaitan dengan keuangan
(Kasmir, 2014: 13-14).
Dunia perbankan mulai muncul di Indonesia pada zaman
penjajahan Hindia-Belanda dan bank milik pemerintah Indonesia yang
mulai berkembang pertama kali adalah Bank Negara Indonesia (BNI) pada
1946, lalu diikuti Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Senteral dan bank
diterapkan di Indonesia masih berbasis konvensional dimana sistem
yang digunakan hanya untuk mencari keuntugan saja bukan untuk
kemaslahatan umum, sehingga pada tahun 1991 mulai muncul perbankan
yang berbasis syariah yaitu dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia
(BMI) dan resmi beroperasi pada tahun 1992.
Pada awalnya Perbankan syariah dikembangkan sebagai suatu
respon dari kelompok ekonomi dan praktisi perbankan muslim yang
menginginkan agar kegiatan keuangan yang dilaksanakan tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah, khususnya berkaitan dengan
larangan praktek riba, kegiatan yang bersifat spekulatif, pelanggaran
prinsip-prinsip keadilan serta penyaluran pembiayaan dan investasi pada
kegiatan yang tidak merusak moral dan halal secara syariah. Hal ini sesuai
dengan perintah Allah dalam Al-Qur’an Surat Al Baqarah ayat 278-279
yang menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba, arti dari surat
tersebut yaitu:
“Hai orang-orang beriman, bertakwalah pada Allah dan tinggalkan sisa
riba jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak
melaksanakan (apa yang diperintahkan ini) maka ketahuilah, bahwa akan
terjadi perang dahsyat dari Allah dan Rosul-Nya dan jika kamu bertaubat
maka bagi kamu pokok harta kamu, kamu tidak dianiaya dan tidak (pula)
Dan keberadaann bank syariah semakin kuat dengan ditetapkannya
dasar-dasar hukum operasional melalui UU. No 7 tahun 1992 tentang
perbankan yang telah dirubah dengan UU No.10 tahun 1998 yang
mengakui tentang keberadaan perbankan syariah. Tentu dengan dukungan
regulasi dari pemerintah ini memberikan peluang besar bagi beroperasinya
bank dengan sistem syariah (Muhamad, 2002: 14).
Kegiatan-kegiatan perbankan yang ada di Indonesia (Kasmir,
2014: 37-38), yaitu :
1. Menghimpun dana dari masyarakat (funding) dalam bentuk simpanan.
2. Menyalurkan dana ke masyarakat (lending) dalam bentuk kredit.
3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (service), seperti melayani
pembayaran-pembayaran gaji, transfer.
2. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Menghimpun dana dari masyarakat atau yang disebut dengan DPK
(Dana Pihak Ketiga) yaitu mengumpulkan atau mencari dana dari
masyarakat luas, bisa dalam bentuk simpanan giro, tabungan, maupun
deposito (Karim, 2010: 339-357). Sedangkan dalam prinsip operasional
syariah yang di terapkan dalam penghimpunan dana dari masyarakat
adalah prinsip Wadi’ah dan Mudharabah.
Simpanan giro atau yang dalam bank syariah di kenal dengan
giro wadiah adalah titipan dana dari pihak ketiga (masyarakat) pada
bank syariah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya
atau dengan pemindahbukuan. Nasabah yang memiliki simpanan guro
wadiah akan memeperoleh nomor rekening dan disebut juga sebagai
pemegang rekening giro wadiah. Pemegang rekening giro wadiah
dapat mencairkan dananya berkali-kali dalam sehari dengan catatan
dana yang tersedia masih mencukupi dan sesuai dengan ketentuan
yang belaku (Ismail, 2011: 66).
Simpanan giro wadiah merupakan merupakan jenis produk
yang di butuhkan oleh masyarakat luas teruatama pengusaha baik
pengusaha perorangan maupun badan usaha. Berikut beberapa alasan
kenapa masyarakat menyimpanan dananya dalam bentuk simpanan
giro wadiah (Ismail, 2011: 66):
a. Faktor keamanan dalam menyimpan dana, dalam transaksi
perdagangan dunia usaha banyak yang melakukan pembayan
melalui cek atau bilyet giro, alasanya karna mereka pembeli
maupun penjual lebih merasa aman tanpa harus membawa uang
cash yang banyak.
c. Berjaga-jaga apabila ada kebutuhan dana yang sifatnya mendadak.
Sifatnya simpanan giro adalah simpanan yang sangat likuid dan
dapat dicairkan setiap saat apabila sedang dibutuhkan.
2) Simpanan Tabungan
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan
atau simpanan di bank syariah dapat dilakukan dengan dua akad yaitu:
- Akad tabungan Al- wadi’ah yaitu prinsip simpanan murni dari
pihak masyarakat ke bank syariah untuk dimanfaatkan atau tidak
dimanfaatkan sesuai dengan ketentuan. Dana yang dititipakan
harus dijaga oleh pihak bank yang menerima titipan, dan titipan
dana ini dapat ditarik oleh nasabah sewaktu-waktu pada saat
dibutuhkan oleh pihak yang menitipkannya dengan cara
mengeluarkan semacam surat berharga pemindahbukuan atau
transfer dan perintah membayar lainnya (Ismail, 2011: 59).
- Akad tabungan Mudharabah merupakan produk penghimpunan
dana oleh bank syariah dimana nasabah atau pemilik dana dalam
penyetoran dan penarikannya dapat dilakukan sesuai dengan
perjanjian yang sudah disepakati sebelumnya dengan sistem bagi
hasil. Pada akad ini bank syariah bertindak sebagai mudharib
(pemilik dana) dan nasabah sebagai shahibul maal (pengelola)
3) Simpanan Berjangka (Deposito)
Deposito (simpanan berjangka) merupakan suatu simpanan
(pada umumnya untuk satu bulan ke atas) dimana pihak nasabah
mengiginakan agar uang itu diinvestasikan dengan sistem bagi
hasil. Terdapat dua jenis simpanan berjangka atau deposito yaitu
(Ascarya, 2011: 118):
- Deposito/investasi umum (tidak terikat), ini biasanya uang
simpanan nasabah akan di investasikan oleh pihak bank ke
sektor mana saja terserah pihak bank sesuai dengan prinsip
syariah atau dikenal dengan akad mudharabah al-mutlaqah.
- Deposito/investasi khusus (terikat), dimana pihak bank syariah
menawarkan kepada nasabah yang ingin menginvestasikan
uangnya langsung di sector atau proyek yang di sukainya yang
dilaksanakan oleh bank dengan prinsip syariah atau di kenal
dengan akad mudharabah al-muqayadah.
3. Pembiayaan Murabahah
a. Pengertian Pembiayaan
Setelah pihak bank menghimpunan dana dari masyarakat
dalam bentuk tabungan, giro, dan deposito, kemudian bank akan
menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk
didasarkan atas kepercayaan yang diberikan oleh pemilik dana
(perbankan syariah) kepada penguna dana (nasabah), maksutnya yaitu
pemilik dana percaya bahwa dana yang dipinjam dalam bentuk
pembiayaan pasti akan dikembalikan oleh pengguna dana sesuai
dengan waktu yang telah diperjanjikan dalam akad pembiayaan
(Ismail, 2011: 105-106). Pengertian pembiayaan secara luas berarti
financing yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung
investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun
dijalankan oleh orang lain (Muhamad, 2002: 206). Bisa juga diartikan
bahwa pihak bank sebagai penyedia dana yang nantinya dapat di
pinjam oleh pihak nasabah untuk dikelola dananya dan wajib
dikembalikan dalam jangka waktu tertantu.
b. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan
Tujuan dan fungsi pembiayaan yaitu (Aisyah, 2015: 5-10)
No Tujuan Fungsi
Peningkatan ekonomi umat. Meningkatkan daya guna dan peredaran uang.
Tersedianya dana bagi peningkatan usaha.
Meningkatkan daya guna barang.
Meningkatkan produktivitas. Menimbulkan gairah usaha.
Membuka lapangan kerja barui. Stabilitas ekonomi.
Terjadinya distribusi pendapatan.
c. Jenis Akad dalam Pembiayaan
Jenis-jenis akad yang dapat dilakukan dalam pembiayaan perbakan
syariah yaitu (Aisyah, 2015: 1):
- Pembiayaan dengan sistem bagi hasil terdapat dua akad yaitu akad
mudharabah dan musyarakah.
- Pembiayaan dengan sistem sewa-menyewa yaitu dalam bentuk
akad ijarah atau sewa beli dalam bentuk akad ijarah muntahiyah
bit tamlik.
- Pembiayaan dengan sistem jual beli dalam bentuk piutang akad
murabahah, salam danistish’na.
- Pembiayaan dengan sistem pinjam meminjam yaitu dalam bentuk
piutang akad qard.
d. Murabahah
d.1. Pengertian
Jual beli merupakan suatu transaksi yang sering dilakukan
oleh kalagan masyarakat atas suatu barang maupun jasa.
Seringnya transaksi tersebut dilakukan membuat pihak perbank
mengambil peluang untuk mengembangkan jenis-jenis akad
pembiayaan yang dapat di lakukan oleh perbankan. Diperbankan
syariah pembiayaan dengan sistem jual beli terdapat tiga jenis
135). Sistem jual beli juga sangat diajurkan Allah, hal ini
dibuktikan dengan Al-Qur’an surat an-Nisaa’: 29 yang artinya:
“Hai orag-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan batil, kecuali dengan jalan berniaga
yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu..”
Bai’al-Murabahah yaitu akad jual beli atas barang tertentu
pada harga semula ditambah dengan keuntungan yang disepakati.
Atau dapat diartikan sebagai suatu perjanjian yang disepakati bank
syariah dengan nasabah, dimana pihak bank menyediakan
pembiayaan untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan
nasabah, yang akan di bayar kembali oleh nasabah sebesar harga
jual bank (harga beli bank ditambah margin keuntungan) pada
waktu yang disepakati (Aisyah: 2015:223-224).
d.2. Manfaat Murabahah
Pembiayaan murabaah memiliki banyak manfaat bagi
nasabah maupun bagi pihak perbankan syariah sendiri. Berikut
manfaat pembiayaan murabahah bagi nasabah:
- Lebih mudah dalam membeli suatu barang yang diinginkan
meskipun belum memiliki uang yang cukup.
- Meringankan nasabah dalam membayarnya yaitu dengan cara
- Lebih cepat memperoleh barang yang diinginkan.
- Sistem pembiayaan murabahah sangat mudah dan sederhana.
Manfaat pembiayaan murabahah bagi perbankan syariah
(Nurbaya, 2013: 44):
- Mendapatkan keuntungan yang diperoleh dari selisih harga
beli pada Supplier dan harga jual pada nasabah.
- Sistem pembiayaan murabahah sangat mudah dan sederhana,
sehingga memudahkan penanganan administrasinya di bank
syariah.
- Membantu memudahkan nasabah dalam memeperoleh barang
yang diinginkan.
d.3. Risiko Murabahah
Adapun resiko-resiko yang harus diwaspadai oleh bank
syariah pada pembiayaan murabahah, antara lain:(Syafii,
Antonio: 2001 dalam Nurbaya, 2013: 44-45):
- Default atau kelalaian; nasabah sengaja tidak membayar
angsuran.
- Fluktuasi harga komparatif; Ini terjadi bila harga suatu barang
dipasar naik setelah bank membelikannya untuk nasabah.
- Penolakan nasabah; barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh
nasabah karena berbagai sebab. Bisa jadi karena rusak dalam
perjalanan sehingga nasabah tidak mau menerimanya. Karena
itu, sebaiknya dilindungi oleh asuransi.
- Dijual; karena murabahah bersifat jual beli dengan utang,
maka ketika kontrak ditanda tangani, barang itu menjadi milik
nasabah. Nasabah bebas melakukan apapun terhadap aset
miliknya tersebut, termasuk untuk menjualnya. Jika terjadi
demikian, resiko default akan besar.
d.3. Skema Pembiayaan Murabahah
Dalam pembiayaan murabahah, sekurang-kurangnya
terdapat dua pihak yang melakukan transaksi jual beli, yaitu bank
syariah sebagai penjual dan nasabah sebgai pembeli barang.
1. Negosiasi & persyaratan
2. Akad jual beli
6. Bayar
5. Terima barang & dokumen 3. Beli barang
4. Kirim barang
Bank Syariah Nasabah
Gambar 2.1 Skema Pembiayaan Murabahah
Sumber: Perbankan Syariah (Ismail, 2011:139)
Keterangan:
1. Bank syariah dan nasabah melakukan negosiasi tentang
rencana transaksi jual beli yang akan dilakan dan persyaratan
barang yang diingikan nasabah.
2. Bank syariah melakukan akad jual beli dengan nasabah,
dimana bank syariah sebgai pejual dan nasabah sebagai
pembeli.
3. Bank syariah membeli barang dengan supplier sesuai pesanan
nasabah atas dasar akad yang dilaksanakan antara bank
syariah dengan nasabah.
4. Supplier mengirimkan barang kepada nasabah atas perintah
bank syariah.
5. Nasabah menerima barang dari Supplier dan menerima
dokumen kepemilikan barang tersebut.
6. Setelah nasabah menerima barang dan dokumen, maka
nasabah melakukan pembayaran kepada bank syariah dengan
cara diangsur dengan jangka waktunya sudah disepakati
4. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio antara jumlah
pembiayaan yang diberikan bank syariah dengan dana yang diterima oleh
bank (Surya, 2008 dalam Rimadhani, 2011: 36). FDR merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh bank telah menggunakan
uang para penyimpan (depositor) untuk memberikan pembiayaan kepada
nasabahnya, dengan kata lain jumlah uang yang dipergunakan untuk
memberikan pembiayaan adalah uang yang berasal dari titipan para
penyimpan (Pandia, 2012: 118-119).
FDR ditentukan oleh perbandingan antara jumlah pinjaman yang
diberikan dengan dana masyarakat yang dihimpun (DPK). Semakin besar
kredit maka pendapatan yang diperoleh naik, karena pendapatan naik
secara otomatis laba juga akan mengalami kenaikan (Rimadhani, 2011:
36). FDR juga merupakan salah satu cara untuk mengukur kinerja bank
dari aspek likuiditas dalam penilaian kesehatan bank (Pandia, 2012: 138).
Suatu bank dikatakan Likuid apabila bank tersebut mampu
memenuhi kebutuhan jangka pendek, seperti bank dapat memenuhi
kewajiban utang-utangnya, dapat membayar kembali semua deposannya,
serta dapat memenuhi semua permintaan pembiayaan/kredit yang diajukan
yang dapat digunakan untuk menghitung Financing to Deposit Ratio
(FDR)
Financing to Deposit Ratio (FDR) = Total Pembiayaan x 100 % Jumlah Dana yang diterima Bank
5. Non Performing Financing (NPF)
Non Performing Financing (NPF) atau dalam bank konvensional
di kenal dengan Non Performing Loan (NPL) adalah rasio antara
pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan
oleh bank syariah (Rimdhani dan Eriza, 2011: 35). NPF merupakan
indikator yang menunjukan kerugian akibat risiko kredit yang dapat
dilihat dari seberapa besar nilai NPF, jadi semakin kecil NPF maka
pemberian kredit atau pembiayaan semakin baik. Penyebab utama dari
terjadinya risiko kredit adalah bank terlalu mudah memberikan pinjaman
karena bank terlalu menuntuntut agar memanfaatkan kelebihan dana yang
masuk ke bank, sehingga pihak bank kurang cermat dalam memberikan
penilaian pada risiko kredit atau pembiayaan yang diajukan nasabah.
Dalam peraturan Bank Indonesia Nomor 8/21/PBI/2006 tentang
Penilaian Kualitas Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan Prinsip Syariah Pasal 9 Ayat 2, bahwa kualitas aktiva
produktif dalam bentuk pembiayaan dibagi dalam 5 golongan yaitu lancar
macet (M). Non Performing Financing (NPF) akan berdampak pada
menurunnya tingkat bagi hasil yang dibagikan pada pemilik dana
(Muntoha, 2011 dalam Aziza dan Mulazid, 2017: 6). Berikut adalah
penjelasan mengenai 5 golongan dalam menentukan kualitas tersebut
meliputi waktu pembiayaan bagi hasil, pembayaran angsuran maupun
pelunasan pokok pembiayaan dan diperinci sebagai berikut (Rivai dan
Arviyan 2010 dalam Sulistiya, 2017: 11-13):
a. Pembiayaan Lancar (Pass), pembiayaan yang digolongkan ke dalam
pembiayaan lancar apabila memenuhi kriteria di bawah ini:
- Pembayaran angsuran pokok atau bunga tepat waktu.
- Memiliki mutasi rekening yang aktif.
- Bagian dari pembiayaan yang dijamin dengan angunan tunai (cash
collateral).
b. Perhatian Khusus (Special Mention), pembiayaan yang digolongkan ke
dalam pembiayaan dalam perhatian khusus apabila memenuhi kriteria
di bawah ini:
- Terdapat tunggakan angsuran pokok atau bunga (belum
melampaui 90 hari).
- Kadang-kadang terjadi cerukan.
- Mutasi rekening relatif aktif.
- Didukung oleh pinjaman baru.
c. Kurang Lancar (Substandard), pembiayaan yang digolongkan ke
dalam pembiayaan kurang lancar apabila memenuhi kriteria di bawah
ini:
- Terdapat tunggakan angsuran pokok atau bunga (telah melampaui
90 hari).
- Sering terjadi cerukan.
- Frekuensi mutasi rekening relatif rendah.
- Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari
90 hari.
- Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur.
- Dokumentasi pinjaman yang lemah.
d. Diragukan (Doubtful), embiayaan yang digolongkan ke dalam
pembiayaan diragukan apabila memenuhi kriteria di bawah ini:
- Terdapat tunggakan angsuran pokok atau bunga (telah melampaui
180 hari).
- Terjadi cerukan yang bersifat permanen.
- Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari.
- Terjadi kapitalisasi bunga.
- Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian
e. Macet (Loss), pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan
macet apabila memenuhi kriteria di bawah ini:
- Terdapat tunggakan angsuran pokok atau bunga (telah melampaui
270 hari).
- Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru.
- Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat
dicairkan pada nilai wajar.
Untuk mengetahui besarnya Non Performing Financing (NPF)
suatu bank, maka diperlukan suatu ukuran. Bank Indonesia
menginstruksikan perhitungan Non Performing Financing (NPF) dalam
laporan keuangan perbankan nasional sesuai dengan Surat Edaran No.
6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, tentang perhitungan rasio keuangan
bank yang dirumuskan sebagai berikut:
Non Performing Financing (NPF) = Pembiayaan Bermasalah x 100%
Total Pembiayaan
6. Inflasi
a. Pengertian
Inflasi adalah proses meningkatnya harga-harga secara umum
dan terusmenerus (continue) yang berkaitan dengan mekanisme pasar,
dimana dapat disebabkan oleh berberapa faktor seperti konsumsi
memicu konsumsi dan juga akibat dari ketidaklancaran distribusi
barang dipasar (Firaldi, 2003 dalam umiyati dan ana, 2017: 46).
Sedangkan menurut Karim (2007: 135) inflasi adalah kenaikan tingkat
harga barang/komoditas dan jasa secara umum selama periode waktu
tertentu. Inflasi juga sering digunakan untu melihat perubahan nilai
mata uang yang naik atau menurun. Tingkatan inflasi menurut
keparahannya dibagi menjadi 3 golongan yaitu (Karim, 2007: 137):
- Moderated inflation; cirinya adalah kenaikan tingkat harga yang
lambat.
- Galloping Inflation; inflasi terjadi pada tingkat 20% sampai 200%
per tahun.
- Hyper Inflation; inflasi terjadi pada tingkat yang sangat tinggi
yaitu jutaan sampai triliunan persen per tahun.
Inflasi dapat di sebabkan oleh beberapa faktor yaitu (Karim, 2007:
138):
a) Natural Inflation adalah inflasi yang terjadi karena sebab-sebab
alamiah dan manusia tidak dapat mencegahnya.
b) dan Human Error Inflation adalah inflasi terjadi karena kesalahan
manusia. Cirri-ciri penyebab inflasi karena kesalahan manusia
- Excepted Inflation memiliki cirri tingkat suku bunga pinjaman
riil sama dengan tingkat suku bunga pinjaman nominal
dikurangi inflasi.
- Unexpcted Inflation terjadi saat tingkat suku bunga pinjaman
nominal belum merefleksikan kompensasi terhadap efek
inflasi.
- Demand Pull Inflation diakibatkan oleh perubahan permintaan
agregat barang dan jasa atau Cost Push Inflation adalah inflasi
yang terjadi karena perubahan penawaran agregat barang dan
jasa.
- Spiralling Inflation Inflasi yang diakibatkan oleh inflasi yang
terjadi sebelumnya dan begitu seterusnya.
- Imported Inflation adalah inflasi di negara lain yang ikut
dialami oleh suatu negara karena harus menjadi price taker
dalam pasar perdagangan internasional.
- Domestic Inflation merupakan inflasi yang hanya terjadi di
dalam suatu negara yang tidak mempengaruhi negara-negara
b. Dampak inflasi terhadap perekonomian
Menurut pakar ekonom muslim, terjadinya inflasi akan
berakibat buruk terhadap perekonomian. Berikut beberapa empat hal
yang akan terjadi dengan terjadinya inflasi (Karim, 2013: 67) :
- Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap
fungsi tabungan, fungsi pembayaran di muka, dan fungsi unit
penghitungan.
- Melemahkan semangat masyarakat untuk menabung (turunnya
marginal propensity to save).
- Meningkatkan kecenderungan berbelanja, terutama untuk
barang-barang nonprimer dan mewah (naiknya marginal propensity to
consume).
- Mengarahkan investasi pada hal-hal yang tidak produktif, seperti
penumpukan kekayaan berupa tanah, bangunan, logam mulia, dan
uang asing; serta mengorbankan investasi produktif, seperti
pertanian, industri, perdagangan, dan transportasi.
c. Hubungan Inflasi dengan Pembiayaan Perbankan
Inflasi dapat mencerminkan tingkat stabilitas ekonomi, secara
teori inflasi dapat melemahkan semangat masyarakat untuk menabung,
selain itu dapat meningkatkan kecenderungan masyarakat untuk
(Karim, 2007: 137). Maksut dari melemahnya semangat menabung
masyarakat maka dana pihak ketiga yang akan di himpun oleh bank
akan menurun, sehingga dapat mempengaruhi pembiayaan yang akan
di salurkan, semakin sedikit dana pihak ketiga yang di himpun maka
pembiayaan yang kan di salurkan juga akan menurun. Selain itu ketika
keinginan masyarkat cenderung lebih suka untuk berbelanja, maka
masyarakat yang memiliki simpanan dana dibank akan di ambil untuk
memeuni kebutuhannya, itu juga dapat mempengaruhi jumlah dana
pihak ketiga yang berkurang dan akan berakibat pada pengurangan
permintaan pembiayaan yang dapat dipenuhi. Dan untuk investasi ke
hal-hal yang non prduktif maksutnya yaitu masyarakat menaruh
investasi ke hal-hal yang tidak dapat mengembangkan jumlah atau
dana yang investasikan.
B. Kerangka Terdahulu
No Nama Variabel yang digunakan
Hasil Penelitian Pembeda
Pengaruh Dana Pihak Ketiga Terhadap Pembiayaan Murabahah
1. Ahmad Samhan Financing dan Tingkat Inflasi.
- Tidak ada varibel
Debt to Equity Ratio,
Surabaya. Assets (ROA) (X5)
dan Pembiayaan
Murabahah (Y).
- Periode tahun yang diteliti berbeda.
- Di dalam penelitian saya terdapat variable
Financing to Deposit Ratio, Non Performing Financing dan Tingkat Inflasi
- Tidak ada variable Modal Sendiri. - Periode tahun yang diteliti berbeda. - Periode tahun yang diteliti berbeda.
- Di dalam penelitian saya terdapat variable
Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Tingkat Inflasi - Tidak ada variable CAR, Modal Sendiri dan Margin
Keuntungan.
5. Sri Wahyuni
- Di dalam penelitian saya variabel Tingkat Inflasi sebagai variable moderating atau moderasi. - Tidak ada variable CAR, SBIS dan ROA. - Periode tahun yang diteliti berbeda.
- Di dalam penelitian saya terdapat variabel Tingkat Inflasi. - Objek tempat yang diteliti berbeda.
Pengaruh Financing to Deposit Ratio Terhadap Pembiayaan Murabahah
1. Sela Dwiyuni - Periode tahun yang diteliti berbeda.
Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif Financing dan Tingkat Inflasi.
- Tidak ada varibel
Debt to Equity Ratio,
Current Ratio, Return on Assets.
- Periode tahun yang diteliti berbeda.
Syukri, 2018:
Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif
- Tidak ada varibel
Capital Adequacy Ratio (CAR)
- Objek tempat yang diteliti berbeda. Deposit Ratio tidak berpengaruh - Periode tahun yang diteliti berbeda.
- Di dalam penelitian saya variabel Tingkat Inflasi sebagai variable moderating atau moderasi. - Tidak ada variable CAR, SBIS dan ROA. - Periode tahun yang diteliti berbeda.
- Di dalam penelitian saya terdapat variabel Tingkat Inflasi.. - Tidak ada variable CAR dan ROA. - Periode tahun yang diteliti berbeda. - Objek tempat yang diteliti berbeda.
Pengaruh Non Performing Financing Terhadap Pembiayaan Murabahah
1. Mustika
Vol. 19, No. 1,
- Periode tahun yang diteliti berbeda.
Murabahah. Hal ini ditunjukkan dengan - Periode tahun yang diteliti berbeda.
- Di dalam penelitian saya terdapat variabel Tingkat Inflasi. - Tidak ada variable Margin Keuntungan, Sertifikat Wadiah
Bank Indonesia dan
Return On ASsset. - Periode tahun yang diteliti berbeda. - Objek tempat yang diteliti berbeda.
- Di dalam penelitian saya terdapat variabel Tingkat Inflasi. - Tidak ada variable Margin Keuntungan, ROA dan Sertifikat
Wadiah Bank Indonesia.
(SWBI) (X1), dan
Pembiayaan Murabahah (Y).
diteliti berbeda. - Objek tempat yang diteliti berbeda.
- Di dalam penelitian saya variabel Tingkat Inflasi sebagai variable moderating atau moderasi. - Tidak ada variable CAR, SBIS dan ROA - Periode tahun yang diteliti berbeda.
murabahah di Bank Umum Syariah di - Periode tahun yang diteliti berbeda.
Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Murabahah yang dimoderating
oleh Tingkat Inflasi
- Di dalam penelitian saya tetrdapat variable FDR.
- Periode tahun yang diteliti berbeda.
3. Fernandy
- Tidak ada variable CAR.
- Periode tahun yang diteliti berbeda
- Di dalam penelitian saya tetrdapat variable FDR dan NPF.
- Variabel
dependennya berbeda - Periode tahun yang diteliti berbeda. Pengaruh Financing to DepositRatio terhadap Pembiayaan Murabahah yang
dimoderating oleh Tingkat Inflasi 1. Astohar:
terhadap return on asset pada bank
terhadap return on asset pada bank Umum Syariah.
- Di dalam penelitian saya terdapat variable NPF.
- Tidak ada variable Deposito.
- Periode tahun yang diteliti berbeda. - Variabel
dependennya berbeda.
1. Wardah
- Di dalam penelitian saya terdapat variable FDR.
- Periode tahun yang diteliti berbeda. - Variabel
dependennya berbeda. - Objek tempat yang di teliti berbeda.
- periode tahun yang di teliti berbeda.
- Tidak ada variable CAR.
- Periode tahun yang diteliti berbeda..
- pada penelitian saya terdapat DPK dan FDR.
- Tidak ada variable bopo dan CAR. - Periode tahun yang diteliti berbeda.. - Variabel
C. Kerangka Perfikir
D. Proposisi
1. Pengaruh dana pihak ketiga terhadap pembiayaan murabahah
Menurut penelitian M Fauzan (2017) dari hasil penelitiannya
menyatakan bahwa, variabel dana pihak ketiga memiliki nilai p-value 0 <
0.05 yang berarti signifikan, sedangkan thitung 3.117 > ttabel 2.22 artinya
signifikan. Maka dana pihak ketiga secara parsial berpengaruh terhadap
penyaluran dana pembiayaan murabahah, atau Ha diterima.
H1 = Terdapat berpengaruh positif dan signifikan Dana Pihak Ketiga terhadap pembiayaan murabahah.
2. Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap pembiayaan
murabahah
Ahmad Samhan Yanis (2015) dalam penelitiannya mengatakan
FDR berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah karena financing to
deposit ratio (FDR) menunjukkan bahwa mean sebesar 4,696 dan
mempunyai deviasi standar atau tingkat penyimpangan sebesar 0,387. Hal
ini menunjukkan bahwa semakin besar financing to deposit ratio maka
semakin tinggi pembiayaan bermasalah, kredit bermasalah yang tinggi
menyebabkan bank lebih berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan.
Hal ini didukung dengan penelitian Sela Dwiyuni Lestari (2014) yang
hasinya sesuai dengan teori bahwa semakin tinggi FDR maka pembiayaan
FDR mengalami penurunan maka pembiayaan yang akan disalurkan juga
akan mengalami penurunan. Dalam hal ini pembiayaan murabahah juga
termasuk pada pembiayaan yang dimaksud tersebut.
H2 = Financing to Deposit Ratio terhadap pembiayaan murabahah
terdapat pengaruh positif dan signifikan.
3. Pengaruh Non Performing Finance (NPF) terhadap pembiayaan
murabahah
Menurut Misbah (2016) dalam hasil penelitiannya menyatakan
diduga bahwa NPF (Non performing Financing) berpengaruh negatif
terhadap pembiayaan murabahah pada Bank Muamalat. Jadi Semakin
besar NPF maka pembiayaan murabahah semakin kecil dan sebaliknya
semakin kecil NPF maka pembiayaan murabahah semakin besar.
H3 = Non Performing Financing berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah.
4. Tingkat inflasi sebagai moderating dana pihak ketiga terhadap
pembiayaan murabahah
Menurut penelitian M. Taufik (2012), berdasarkan tabel di atas
dapat diketahui bahwa nilai t hitung yaitu sebesar -2,054 < t tabel = -1,694
dan angka sig. = 0,046 sehingga signifikan ( Ha diterima dan Ho ditolak).
Dengan demikian hipotesis ini menyatakan bahwa inflasi memoderasi
sebagai variabel moderasi ternyata memperlemah pengaruh hubungan
antara deposito terhadap kredit.
H4 = Tingkat inflasi memoderasi pengaruh variable Dana Pihak Ketiga terhadap pembiayaan murabahah.
5. Tingkat inflasi sebagai moderating financing to deposit ratio terhadap
pembiayaan murabahah
Menurut Astohar (2016), dalam penelitiannya menyatakan bahwa
berdasarkan hasil olah data nilai t hitung untuk uji moderasi antara
pengaruh financing to deposit ratio (FDR) terhadap return on asset (ROA)
yang dimoderasi oleh inflasi sebesar 0,289 dan signifikansi sebesar 0,774.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa t hitung (0,472) < t tabel (1,96) dan
nilai sig (0,639) > dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa inflasi tidak
terbukti sebagai variabel moderasi antara pengaruh financing to deposit
ratio (FDR) terhadap return on asset (ROA) pada bank Umum Syariah.
Variabel inflasi tidak mampu memperkuat ataupun memperlemah
pengaruh financing to deposit ratio (FDR) terhadap return on asset (ROA)
pada Bank Umum Syariah.
H5 = Tingkat inflasi tidak memoderasi pengaruh variable FDR terhadap pembiayaan murabahah.
6. Tingkat inflasi sebagai moderating non performing financing terhadap
Menurut Fernandy William (2016) dari hasil penelitiannya yang
menyatakan bahwa NPL yang dimoderatori oleh inflasi berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap LDR. Hal ini dapat dilihat dari
pengujian t-hitung bahwa pengujian NPL yang dimoderatori oleh inflasi
terhadap LDR menghasilkan 0.668 dengan probabilitas 0.5054 dan
koefisien 7.145. Probabilitas tersebut lebih besar daripada 0.05 sehingga
H0 diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa NPL yang dimoderatori
terhadap inflasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap LDR.
E. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara dari penelitian terdahulu atau
penelitian yang ada dan masih perlu diuji kebenarannya. Berdasarkan uraian
di atas maka dapat diketahui hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1 = Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pembiayaan murabahah pada Bank Umum Syariah di Indonesia
periode Januari 2014- Juni 2018.
H2 = Financing to Deposit Ratio berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pembiayaan murabahah pada Bank Umum Syariah di
Indonesia periode Januari 2014- Juni 2018.
H3 = Non Performing Financing berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap pembiayaan murabahah pada Bank Umum Syariah di
Indonesia periode Januari 2014- Juni 2018.
H4 = Tingkat inflasi memoderasi pengaruh variable Dana Pihak Ketiga
terhadap pembiayaan murabahah Januari 2014- Juni 2018.
H5 = Tingkat inflasi tidak memoderasi pengaruh variable Financing to Deposit Ratio terhadap pembiayaan murabahah Januari 2014- Juni
2018.
48 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, karena data
penelitian berupa angka-angka yang dianalisis menggunakan statistik untuk
memperoleh informasi ilmiah (Sugiyono, 2013: 7).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Karena penelitian ini menggunakan data sekunder, maka tidak ada
lokasi penelitian. Penelitian ini mengambil data di website laporan keuangan
tahunan dari OJK perbankan syariah yang digunakan sebagai sampel
penelitian. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Mei sampai September
2018 dengan meneliti laporan keuangan Bank Umum Syariah periode Januari
2014 sampai Juni 2018. Waktu penelitian mulai bulan Mei sampai dengan
September 2018.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan wilayah objek dan subjek penelitian
yang diteteapkan untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan oleh peneliti
(Bawono, 2006: 28). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Bank
2. Sampel
Sampel adalah objek atau subjek penelitian yang dipilih guna
mewakili keseluruhan dari populasi. Dalam penelitian ini pertimbangan
yang diambil untuk sampel penelitian ini merupakan laporan keuangan
tahunan yang memiliki kelengkapan yang dikehendaki peneliti. Adapun
pertimbangan yang dimaksud sebagai berikut:
a) Bank umum syariah yang sudah mempublish rasio keuangannya.
b) Bank umum syariah yang laporan keuangannya sudah teraudit Otoritas
Jasa Keuangan.
c) Bank umum syariah yang sudah memenuhi ketentuan dari variabel
terkait.
D. Metode Pengambilan Data
Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, data sekunder
adalah data yang di peroleh secara tidak langsung atau penelitian arsip yang
memuat peristiwa masalalu (Bawono, 2016: 30). Metode pengambilan data
dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari laporan
keuangan tahunan Otoritas Jasa Keuangan yang sudah di publikasikan melalui
http://www.ojk.go.id/id/data-dan-statistik. Data yang digunakan yaitu data