• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - DOCRPIJM 1479193059BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - DOCRPIJM 1479193059BAB I"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

I- 1

yang dicita-citakan pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)

2005-2025, diperlukan penyelenggaraan pembangunan nasional yang mantap, termasuk

penyelenggaraan pembangunan Bidang Cipta Karya/Permukiman. Peran pembangunan

Bidang Cipta Karya khususnya dalam peningkatan sosial ekonomi masyarakat Indonesia

antara lain dengan (i) mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh, (ii) mewujudkan

lingkungan perkotaan dan perdesaan yang sesuai dengan kehidupan yang baik,

berkelanjutan, serta mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat, serta (iii)

pembangunan dan penyediaan air minum dan sanitasi yang diarahkan untuk mewujudkan

terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat serta kebutuhan sektor-sektor terkait lainnya,

seperti industri, perdagangan, transportasi, pariwisata, dan jasa sebagai upaya mendorong

pertumbuhan ekonomi.

Penyelenggaraan infrastruktur Bidang Cipta Karya, sesuai dengan amanat

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah No.

38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan

Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, merupakan tanggung jawab

bersama, antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, serta Pemerintah Kabupaten/Kota,

yang diselenggarakan bersama dengan masyarakat dan dunia usaha. Pemerintah Pusat

berperan dalam pengaturan, pembinaan, dan pengawasan, sedangkan Pemerintah Provinsi

dan Kabupaten/Kota memiliki peran yang lebih besar dalam pelaksanaan pembangunan

infrastruktur Bidang Cipta Karya. Dengan dengan kerjasama berbagai stakeholders

pembangunan Bidang Cipta Karya, diharapkan 3 (tiga) strategic goals Kementerian

Pekerjaan Umum dapat tercapai, yaitu (i) meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota dan

desa, (ii) meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta (iii) meningkatkan kualitas

lingkungan.

Dalam rangka pengembangan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan,

Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, mengembangkan konsep

perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang terintegrasi berupa

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang

Cipta Karya, sebagai upaya mewujudkan keterpaduan pembangunan di kabupaten/kota.

(2)

I- 2 Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2JM)

Pemerintah Provinsi yang mengintegrasikan kebijakan skala nasional, provinsi, dan

kabupaten/kota, baik kebijakan spasial maupun sektoral. Melalui perencanaan yang rasional

dan inklusif, diharapkan keterpaduan pembangunan Bidang Cipta Karya dapat terwujud,

dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, kelembagaan, dan kemampuan keuangan

daerah.

1.2 Pengertian dan Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan

infrastruktur Bidang Cipta Karya yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan

jangka waktu 5 (lima) tahun, dan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi,

Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, dan dunia usaha dengan mengacu pada rencana

tata ruang dan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten kota, untuk mewujudkan

RPI2-JM Bidang Cipta Karya keterpaduan pembangunan permukiman yang layak huni dan

berkelanjutan.

RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikan berbagai dokumen

perencanaan spasial maupun sektoral, mulai dari tingkat pusat, provinsi, hingga

kabupaten/kota. RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun sebagai dokumen teknis operasional

pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan dokumen rencana yang ada,

dengan perkuatan pada rencana investasi sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas Daerah.

Gambar 1.1 memaparkan kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

(3)

I- 3 Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2JM)

Sumber: Direktorat Bina Program, 2014

Gambar 1.1 Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pada Sistem Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Pada Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa RPI2-JM Bidang Cipta Karya, selain mengacu pada

rencana spasial dan arah pembangunan nasional/daerah, juga mengintegrasikan rencana

sektoral Bidang Cipta Karya, antara lain Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum

(RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

(RTBL), dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang

berkelanjutan.

1.3 Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2JM Bidang PU

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

(4)

I- 4 Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2JM)

lima tahun, yang mensinkronkan kegiatan pembangunan infrastruktur, baik yang

dilaksanakan dan dibiayai pemerintah, pemerintah daerah, maupun oleh masyarakat/dunia

usaha. Khusus untuk Bidang Cipta Karya, rencana dan program pembangunan infrastruktur

yang terdapat pada RPI2-JM dioperasionalkan melalui RPI2-JM Bidang Cipta Karya, untuk

selanjutnya dilaksanakan pembangunannya oleh seluruh pelaku pembangunan Bidang

Cipta Karya. Gambar 1.2 memaparkan Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan

RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum dan dokumen perencanaan pembangunan di daerah.

Sumber: Direktorat Bina Program, 2014

Gambar 1.2 Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum dan Dokumen Perencanaan Pembangunan di Daerah

Pada Gambar 1.2 dapat dilihat bahwa arahan kebijakan, rencana, dan indikasi

program terkait khusus untuk Bidang Cipta Karya yang tercantum pada Perda RTRWK,

Perda Perbup/Perwali RPJMD, RPI2-JM Bidang PU, dan Perda Bangunan Gedung

merupakan acuan dasar integrasi rencana pembangunan permukiman.

Integrasi rencana pembangunan permukiman berisikan arahan kebijakan

pengembangan permukiman di kabupaten/kota tersebut, untuk selanjutnya diterjemahkan

(5)

I- 5 Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2JM)

Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan (RTBL).

Khusus untuk Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK), yaitu wilayah yang

penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam

lingkup kabupaten/kota terhadap pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial masyarakat,

budaya, dan/atau lingkungan, rencana pembangunan infrastruktur permukiman dapat

dikembangkan lebih rinci melalui Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan

Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK). RTBL KSK berisikan rencana aksi program strategis

dalam penanganan kegiatan permukiman dan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta

Karya pada kawasan prioritas di perkotaan, dalam hal ini di KSK berdasarkan RTRW

Kabupaten/Kota.

Seluruh dokumen perencanaan yang ada selanjutnya dioperasionalkan melalui

RPI2-JM Bidang Cipta Karya, memuat rencana investasi yang melibatkan Pemerintah

Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dunia usaha, masyarakat, dan

bantuan pembiayaan pembangunan lainnya. Seluruh rencana investasi, yang disusun

dengan mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial, kelembagaan, serta kapasitas

keuangan daerah, kemudian disusun dalam matriks program lima tahunan dan untuk

selanjutnya dibagi dalam rencana tahunan.

1.4 Maksud dan Tujuan

Maksud disusunnya RPI2-JM Bidang Cipta Karya adalah untuk mewujudkan

kemandirian kabupaten/kota dalam penyelenggaraan infrastruktur permukiman yang

berkelanjutan, baik di perkotaan maupun perdesaan.

Adapun tujuan dari disusunnya RPI2-JM Bidang Cipta Karya adalah sebagai

dokumen acuan dalam perencanaan, pemrograman, dan penganggaran pembangunan

infrastruktur Bidang Cipta Karya. RPI2-JM memuat rencana program dan investasi dalam

jangka waktu lima tahun yang mencakup multi sektor, multi sumber pendanaan, dan multi

stakeholders.

1.5 Prinsip Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Prinsip dasar RPI2-JM Bidang Cipta Karya secara sederhana adalah:

a. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk rencana

investasi yang disusun.

b. Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan sistem penyediaan air minum,

(6)

I- 6 Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2JM)

limbah, pengembangan sistem pematusan kota/drainase, peningkatan kualitas kawasan

kumuh dan peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh, pengembangan

kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan penataan

bangunan gedung.

c. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan pemerintah, sumber

pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber pendanaan pemerintah dapat terdiri dari

APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa

Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social Responsibility (CSR).

Masyarakat dapat berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat, antara lain dalam

bentuk barang dan jasa.

d. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan masyarakat, pemerintah, danswasta sebagai pelaku

pembangunan dalam proses penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya maupun pada

saat pelaksanaan program.

e. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah (kabupaten/kota

dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).

Dengan 5 (lima) prinsip dasar tersebut, diharapkan kemandirian daerah dapat

terwujud, sehingga pembangunan yang efektif dan efisien dapat tercapai. RPI2-JM Bidang

Cipta Karya bersifat dinamis dan dapat dikaji (review) setiap tahunnya dalam rangka

penyesuaian dengan arahan pembangunan yang ada sesuai dengan kebutuhan daerah.

1.6 Muatan Dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Secara substansi muatan RPI2-JM Bidang Cipta Karya terdiri 8 (delapan) bab yaitu :

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan

RPI2-JM Bidang Cipta Karya, prinsip penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya,

serta mekanisme penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

Bab 2 Arahan Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Pada bagian ini berisikan arahan konsep perencanaan Bidang Cipta Karya, antara

lain amanat pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN, MP3EI, MP3KI, KEK, dan

Direktif Presiden), amanat peraturan perundangan terkait Pembangunan Bidang

(7)

I- 7 Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2JM)

Bab 3 Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya untuk Kabupaten/Kota

Bagian ini berisikan arahan RTRW Nasional (PP No. 26 Tahun 2008), RTRW Pulau,

RTRW Provinsi, serta RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN). Indikasi program

Bidang Cipta Karya pada RTRW Nasional, RTRW Pulau, RTRW Provinsi, maupun

RTRW KSN yang terkait dengan kabupaten/kota setempat dipaparkan pada bagian

ini.

Tidak hanya memaparkan arahan kebijakan spasial, bagian ini juga memaparkan

kedudukan kota pada rencana pengembangan kawasan khusus, antara lain dalam

rangka pengembangan MP3EI dan KEK (jika kabupaten/kota tersebut termasuk

dalam KPI MP3EI dan/atau kawasan pengembangan KEK).

Bab 4 Profil Kabupaten/Kota

Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kabupaten/Kota seperti batas

administrasi wilayah, demografi, geografi, topografi, geohidrologi, geologi,

klimatologi, serta kondisi sosial dan ekonomi wilayah.

Bab 5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten/Kota

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi dokumen

rencana seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Pembangunan dan Pengembangan

Kawasan Permukiman (RP2KP), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL),

Rencana Induk Sistem PAM (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana

Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK),

serta penjelasan mengenai Keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan pada

skala Kabupaten/Kota maupun kawasan.

Bab 6 Aspek Teknis Per Sektor

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai rencana program investasi infrastruktur

Bidang Cipta Karya seperti rencana pengembangan permukiman, rencana penataan

bangunan dan lingkungan (PBL), rencana pengembangan sistem penyediaan air

minum, dan rencana penyehatan lingkungan permukiman (PLP). Pada setiap sektor

dijelaskan isu strategis, kondisi eksisting, permasalahan, dan tantangan daerah,

analisis kebutuhan, serta usulan program dan pembiayaan masing-masing sektor.

(8)

I- 8 Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2JM)

Bagian ini merupakan pengelompokan dari usulan aspek teknis per sektor pada Bab

6 menjadi usulan berdasarkan entitas regional, kabupaten/kota, kawasan, dan

lingkungan. Khusus untuk entitas kawasan, pemilihan kawasan harus pada Kawasan

Strategis Kabupaten/Kota (KSK) sesuai dengan amanat RTRW Kabupaten/Kota.

Bab 8 Aspek Lingkungan dan Sosial

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umum dan kondisi eksisting

lingkungan, analisis perlindungan lingkungan dan sosial seperti Kajian Lingkungan

Hidup Strategis (KLHS), AMDAL, UKL – UPL, dan SPPLH, serta perlindungan sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan pembangunan

bidang Cipta Karya.

Bab 9 Aspek Pembiayaan

Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBD Kabupaten/Kota, profil investasi

dan proyeksi investasi dalam pembangunan Bidang Cipta Karya, serta strategi

peningkataninvestasi bidang Cipta Karya.

Bab 10 Aspek Kelembagaan Kabupaten/Kota

Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan Cipta Karya di daerah

yang fokus kepada aspek keorganisasian, aspek ketatalaksanaan, dan aspek

sumber daya manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan kondisi eksisting,

analisis permasalahan dan rencana pengembangannya.

Bab 11 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya

Pada bab ini berisikan matriks program investasi RPI2-JM Kabupaten/Kota dan

matriks keterpaduan program investasi RPI2-JM Kabupaten/Kota.

1.7 Mekanisme Penyusunan dan Penilaian RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Mekanisme penyusunan dan penilaian RPI2-JM Bidang Cipta Karya dipaparkan

dalam 3 (tiga) bagian, yaitu hubungan kerja penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya,

langkah penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, serta Penilaian Kelayakan RPI2-JM

Bidang Cipta Karya.

1.7.1 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya kabupaten/kota pada dasarnya melibatkan

pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah pusat,

(9)

I- 9 Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2JM)

provinsi berperan sebagai fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kota merupakan penyusun

dari dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

Di dalam mekanisme penyusunan RPI2-JM Cipta Karya terdapat unit pelaksanaan di

Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas RPI2-JM/Randal, melalui Surat

Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya, yang terdiri dari pejabat yang mewakili Direktorat

Bina Program, Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Tata Bangunan dan

Lingkungan, Direktortat Pengembangan Air Minum, Direktorat Pengembangan PLP, dan

Sekretariat Ditjen Cipta Karya. Untuk kemudahan komunikasi dan koordinasi, pada struktur

Satgas terdapat juga Koordinator Wilayah (Korwil) Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi,

dan Papua-Maluku.

Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPI2-JM yang berfungsi memfasilitasi antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan RPI2-JM. Satgas

Provinsi dapat dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur

Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta

Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Provinsi.

Sementara di tingkat kabupaten/kota, dibentuk satgas RPI2-JM Kabupaten/Kota

yang bertugas menyusun RPI2-JM. Satgas dibentuk dengan SK Bupati/Walikota dengan

anggota terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD

terkait pembangunan Cipta Karya, dan PDAM. Gambar 1.3 memaparkan Keterkaitan

(10)

I- 10 Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2JM)

Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2014

Gambar 1.3 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Dengan melibatkan seluruh stakeholder pada penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta

Karya, diharapkan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya dapat berjalan dengan

efisien dan efektif dalam rangka mewujudkan permukiman yang layak huni dan

berkelanjutan.

1.7.2 Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Dalam penyusunannya, RPI2-JM Bidang Cipta Karya harus mengacu pada dokumen

perencanaan yang ada, baik dokumen pembangunan nasional, perencanaan sektoral,

maupun perencanaan spasial. Gambar 1.4 memaparkan langkah-langkah penyusunan

(11)

I- 11 Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2JM)

Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2014

Gambar 1.4 Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Dari Gambar 1.4 dapat dilihat bahwa seluruh anggota Satgas, baik di tingkat Pusat,

Provinsi, maupun Kabupaten/Kota memiliki peran penting dalam penyusunan RPI2-JM

Bidang Cipta Karya. Prinsip bottom up planning cukup kental pada penyusunan RPI2-JM

Bidang Cipta Karya ini, agar rencana yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan infrastruktur

Bidang Cipta Karya di daerah, dengan tetap mengacu pada kebijakan nasional.

1.7.3 Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Kelayakan suatu dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya perlu dinilai untuk

meningkatkan kualitas substansi dokumen tersebut. Penilaian kelayakan tersebut

(12)

I- 12 Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2JM)

a. Kelengkapan Dokumen

Penilaian kelengkapan dokumen dilihat dari legalisasi dokumen RPI2-JM oleh

Bupati/Walikota, dan outline dokumen yang sesuai dengan buku pedoman

penyusunan RPI2-JM.

b. Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota dan Kawasan

Penilaian terhadap kelayakan rencana dilihat dari keterpaduan strategi yang tertuang

pada dokumen perencanaan pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN, peraturan

perundangan Bidang Cipta Karya), perencanaan spasial (RTRWN, RTR Pulau,

RTRWP, RTRW KSN, dan RTRW Kabupaten/Kota), dan perencanaan

pengembangan kawasan khusus (MP3EI dan KEK).

c. Kelayakan Program

Penilaian terhadap kelayakan program dalam rencana program investasi sektor

pengembangan permukiman, rencana program investasi sektor PBL, rencana

program investasi sektor PLP, rencana program investasi sektor SPAM.

d. Kelayakan Lingkungan dan Sosial

Penilaian terkait aspek perlindungan sosial dan lingkungan dalam pembangunan

infrastruktur bidang Cipta Karya.

e. Kelayakan Pendanaan

Penilaian kelayakan dan kesesuaian anggaran untuk program / kegiatan RPI2-JM

serta pemanfaatan multi sumber pendanaan.

f. Kelayakan Kelembagaan

Penilaian kelayakan kelembagaan dilihat dari kesiapan kelembagaan untuk

menyusun dan mengelola implementasi RPI2-JM di daerah.

g. Matriks Program

Penilaian kelayakan kegiatan dilihat dari penetapan prioritas program dan matriks

program berdasarkan entitas yang tertuang dalam RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

Tabel 1.1 memaparkan cara penilaian kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya secara

kuantitatif.

Tabel 1.1 Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

KRITERIA NO INDIKATOR PENILAIAN NILAI MAX

KELENGKAPAN DOKUMEN (9,5)

A LEGALISASI 1 Persetujuan Bupati/Walikota 2,0

2 Persetujuan dari Kadis PU Provinsi 2,0

B OUTLINE DOKUMEN

1 Pendahulian 0,5

2

Arahan Perencanaan Pembangunan

(13)

I- 13 Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2JM)

3

Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta

Karya 0,5

4 Profil Kabupaten/Kota 0,5

5

Keterpaduan Strategis Pengembangan

Kabupaten/Kota 0,5

6

Aspek Teknis Per sektor (AM, PLP,

Bangkim, PBL) 0,5

10 Aspek Kelembangaan 0,5

11

Matriks Rencana Program dan Investasi

Jangka Menengah Bidang Cipta Karya 0,5

KRITERIA NO INDIKATOR PENILAIAN NILAI MAX

ARAHAN KEBIJAKAN (4)

1 Amanat Pembangunan Nasional Terkait

Bidang Cipta Karya 0,5

2 Amanat Peraturan Perundangan

Pembangunan terkait Bidang Cipta Karya 0,5 3 Amanat Internasional Bidang Cipta Karya 0,5

D

4 Arahan RTR Kawasan Strategis Nasional 0,5

5 Arahan MP3EI/KEK 0,5

KRITERIA NO INDIKATOR PENILAIAN NILAI MAX

PROFIL KABUPATEN/KOTA (2)

E PROFIL

KABUPATEN/KOTA

1 Geografi dan Administrasi Wilayah 0,3

2 Demografi 0,2

1 Arahan RTRW Kabupaten/Kota 3,0

2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(14)

I- 14 Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2JM)

PERKOTAAN 3 Perda Bangunan Gedung (BG) 2,0

4 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

(TBTL) 1,0

5 Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum

(RISPAM) 1,0

8 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di

Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK) 1,0

9 Integritas Strategi Pembangunan

Kabupaten/Kota dan Sektor 2,5

KRITERIA NO INDIKATOR PENILAIAN NILAI MAX

KELAYAKAN PROGRAM (46)

Isu Strategis, Kondisi Eksisting Permasalahan,

dan Tantangan 1,0

2

Analisis Kebutuhan Pengembangan

Permukiman 2,0

3

Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Pengembangan

Permukiman 2,0

4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2,0

H

Isu Strategis, Kondisi Eksisting Permasalahan,

dan Tantangan 1,0

2 Analisis Kebutuhan Sektor PBL 2,0

3

Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Penataan

Bangunan dan Lingkungan 2,0

4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2,0

I

Isu Strategis, Kondisi Eksisting Permasalahan, dan Tantangan (Air Limbah, Persampahan,

Drainase) 3,0

2

Analisis Kebutuhan Sektor Pengembangan PLP

(Air Limbah, Persampahan, Drainase) 6,0

3

Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan ( Readiness Criteria) Sektor Pengembangan PLP

(Air Limbah, Persampahan, Drainase) 6,0

4

Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan Sektor Pengembangan PLP (Air Limbah,

(15)

I- 15

Isu Strategis, Kondisi Eksisiting, Permasalahan,

dan Drainase) 1,0

2 Analisis Kebutuhan Sektor Air Minum 2,0

3

Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan

(Readiness Criteria) Sektor Air Minum 2,0

4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2,0

K KETERPADUAN

KRITERIA NO INDIKATOR PENILAIAN NILAI MAX

KELAYAKAN PROGRAM (6)

L

PERLINDUNGAN LINGKUNGAN DAN

SOSIAL

1 Analisis Perlindungan Lingkungan (KLHS,

Amdal, UKL-UPK dan SPPLH) 3,0

2 Analisi Perlindungan Sosial 3,0

KELAYAKAN PROGRAM (6)

M ASPEK PEMBIAYAAN

1

Profil Perkembangan APBD Kabupaten/Kota 1,0

2

Profil Perkembangan Investasi Bidang Cipta Karya (APBN, APBD Prov, APBD Kab./Kota,

Swasta, Masyarakat 1,0

3 Proyeksi Investasi Pembangunan Bidang Cipta

Karya 2,0

4 Strategi peningkatan Investasi Bidang Cipta

Karya 2,0

KELAYAKAN PROGRAM (6)

N ASPEK

KELEMBAGAAN

1 Kondisi Eksisting (Organisasi, Tata Laksana,

dan SDM) 2,0

2 Analisis Permasalahan (Organisasi, Tata

Laksana, dan SDM) 2,0

3 Rencana Pengembangan Kelembangaan

2,0

Telah memuat Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya untuk Jangka

Menengah (lima tahun) 3,0

2

Telahmemuat Informasi keterpaduan

pembangunan berdasarkan etnis wilayah dan

(16)

I- 16 Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Gambar

Gambar 1.1 Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pada Sistem Perencanaan
Gambar 1.2 Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM Bidang Pekerjaan
Gambar 1.3 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Gambar 1.4 Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
+2

Referensi

Dokumen terkait

Keberhasilan dari program loyalitas Mall pakuwon dapat dilihat dari sikap positif yang diberikan oleh member Privilege card , oleh sebab itu mengetahui sikap member terhadap program

Dari tabel di atas menunjukkan besarnya koefisien determinasi (KD) yang berfungsi untuk mengetahui besarnya presentase variabel tergantung prestasi belajar yang dapat diprediksi

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa terdapat terdapat perbedaan kemampuan disposisi matematis peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol, hal ini menunjukkan

Maafkan jika aku telah mengusikmu,” ujar sang Prabu sambil berusaha melangkah.. “Sang Prabu,

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Sumber Internal menurut Hasibuan (2002: 42) adalah karyawan yang akan mengisi lowongan kerja yang lowong diambil dari dalam perusahaan tersebut, yakni dengan cara memutasikan

Bapak Rudy Susanto, S.kom, selaku Kepala Bengkel Universitas Bina Nusantara dan pengurus Lab LitBang Sistem Komputer (BENGKEL) yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang

Hasil analisis pada uji homogenitas ditemukan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna dalam karakteristik responden pada kedua kelompok sehingga membantu