Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 1
Bab III
ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG
CIPTA KARYA KABUPATEN / KOTA
3.1 RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL
RPI2- JM
Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang.
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial
ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional,
sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah
yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang
untuk fungsi budidaya.
Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan
pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman
yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari
penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam
dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan
sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta
pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan
akibat pemanfaatan ruang.
3.1.1 RTRW Nasional
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional ( RTRWN ) disusun melalui
Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional ( RTRWN )
Dalam RTRWN, Pusat Kegiatan Wilayah ( PKW ) terdekat yang menjadi
pelayanan bagi Kabupaten Lampung Utara adalah Kota Kotabumi dengan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 2
a. Pusat Pemerintahan Kabupatenb. Perdagangan dan jasa
c. Pusat Koleksi dan distribusi.
d. Kegiatan usaha dan produksi.
3.1.2 RTRW KAWASAN STRATEGIS NASIONAL
Arahan pengembangan sistem kegiatan di Kabupaten Lampung Utara
dilakukan melalui pengembangan pusat - pusat permukiman dan kawasan
pengembangan sektor jasa yang mempunyai karakteristik sebagai
kawasan perkotaan maupun kawasan - kawasan yang secara fungsional
masih bersifat perdesaan.
Pengembangan pusat - pusat kegiatan dilakukan untuk memberikan
pelayanan terhadap kawasan sekitar untuk mampu dan berkembang serta
mengakomodir kebutuhan – kebutuhan pengembangan hingga 20 tahun
mendatang yang disesuaikan dengan potensi perkembangan untuk
mengurangi kendala pengembangan yang ada. Dalam hal ini Kabupaten
Lampung Utara tidak terdapat dalam RTRW Kawasan Strategis Nasional.
3.1.3 RTRW PULAU
Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan
operasionalisasi dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN).
Pada wilayah administrasi Kabupaten Lampung Utara tidak terdapat
wilayah kepulauan sehingga Kabupaten Lampung Utara tidak masuk pada
sebagai wilayah arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Pulau. Hal ini terlihat dari data topologi dan geografis Kabupaten Lampung
Utara dalam Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) Kabupaten
Lampung Utara maupun dalam Dokumen RPIJM Kabupaten Lampung
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 3
3.1.4 RTRW PROVINSIRencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui
Peraturan Daerah Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan
dari RTRW Provinsi untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota.
Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu Kabupaten Induk yang
telah mengalami pemekaran dua kali dan melahirkan beberapa Kabupaten
baru, antara lain Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Way Kanan,
Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Kabupaten
Mesuji, Pesisir Barat. Adapun Ibukota dari Kabupaten Lampung Utara
adalah Kotabumi, di proyeksikan atau di promosikan dalam RTRW
Provinsi Lampung sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp)
dengan fungsi utama yaitu :
a.Pusat Pemerintahan Kabupaten
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 5
3.1.5 RTRW KABUPATEN / KOTAUntuk menunjang arahan pengembangan struktur ruang dalam
RTRWN dan RTRW Provinsi Lampung serta memperkuat
pengembangan sentra aktivitas ekonomi potensial, hirarkhi struktur
ruang di Kabupaten Lampung Utara untuk 20 tahun mendatang
diwujudkan dalam 4 hirarkhi pusat pelayanan yaitu;
1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), yaitu kawasan perkotaan yang
memiliki pelayanan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota.
Pusat pelayanan ini dikembangkan dengan intensitas yang lebih
tinggi untuk memacu pertumbuhan perekonomian di wilayah
sekitarnya. Berdasarkan PP. No 26 Tahun 2008, maka Pusat
Kegiatan Wilayah yang telah ditetapkan terletak di perkotaan
Kotabumi yang berfungsi sebagai pusat perekonomian wilayah di
Kabupaten Lampung Utara.
Fasilitas minimum yang tersedia di PKW adalah :
a. Perhubungan : Terminal tipe B.
b. Ekonomi : Pasar induk regional.
c. Kesehatan : Rumah sakit umum tipe B.
d. Pendidikan : Perguruan tinggi.
2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu kota-kota pusat pelayanan tersier
yang dikembangkan untuk melayani satu atau lebih kecamatan.
Pusat pelayanan tersier ini terutama dikembangkan untuk
menciptakan satuan ruang wilayah yang lebih efisien sebagai sentra
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 6
Kegiatan Lokal (PKL) ditentukan berdasarkan analisis kebutuhanruang kawasan perkotaan di Provinsi Lampung, sehingga ditetapkan
di perkotaan Bukit Kemuning dengan fungsi sebagai :
a. Pusat pemerintahan kecamatan;
b. Pusat pendidikan;
c. Pusat perdagangan dan jasa skala kawasan dan beberapa
kecamatan;
d. Pusat pengolahan pertanian dan perkebunan;
e. Pusat kesehatan; dan
f. Pusat pelayanan pariwisata.
3. Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) yang dipacu
perkembangannya ditetapkan di perkotaan Sungkai Utara, Abung
Surakarta dan Abung Selatan, dengan fungsi sebagai berikut :
a. Perkotaan Sungkai Utara yang berfungsi sebagai pusat
pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala
kawasan dan beberapa kecamatan, dan pusat pengolahan
perkebunan;
b. Perkotaan Abung Surakarta yang berfungsi sebagai pusat
pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala
kawasan dan beberapa kecamatan, dan pusat pengolahan dan
distribusi pertanian; dan
c. Perkotaan Abung Selatan yang berfungsi sebagai pusat
pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala
kawasan dan beberapa kecamatan, pusat distribusi hasil
pertanian dan perkebunan, pusat pelayanan pendidikan dan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 7
4. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yaitu ibu kota kecamatan yangmelayani wilayah hinterlandnya. Kota sebagai Pusat Pelayanan
Kawasan (PPK) yaitu kota-kota kecamatan di luar kota PKW dan
PKL berfungsi minimal sebagai PPK, meliputi :
a. Perkotaan Blambangan Pagar yang berada di Kecamatan
Blambangan Pagar yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan
kecamatan, pusat perdagangan regional, pusat distribusi hasil
pertanian dan perkebunan, simpul transportasi regional, pusat
koleksi komoditas pertanian;
b. Perkotaan Negara Tulang Bawang yang berada di Kecamatan
Bunga Mayang yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan
kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan dan
pusat pelayanan sosial ekonomi skala kecamatan, pusat industri
dan distribusi pengolahan perkebunan;
c. Perkotaan Tanjung Raja yang berada di Kecamatan Tanjung
Raja yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan,
pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan, dan pusat
pelayanan sosial ekonomi skala kecamatan;
d. Perkotaan Ogan Lima yang berada di Kecamatan Abung Barat
yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat
perdagangan dan jasa skala kecamatan, pusat kesehatan
kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala kecamatan;
e. Perkotaan Madukoro yang berada di Kecamatan Kotabumi Utara
yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat
perdagangan dan jasa skala kecamatan, pusat distribusi, pusat
pelayanan pendidikan tinggi dan pusat pelayanan sosial ekonomi
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 8
f. Perkotaan Gunung Besar yang berada di Kecamatan AbungTengah yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan,
pusat distribusi dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala
kecamatan;
g. Perkotaan Mulang Maya yang berada di Kecamatan Kotabumi
Selatan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan,
pusat perdagangan dan jasa, pusat pelayanan pendidikan, pusat
pelayanan kesehatan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala
lingkungan;
h. Perkotaan Cempaka yang berada di Kecamatan Sungkai Jaya
berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat
pelayanan kesehatan, pusat pelayanan pusat pendidikan, pusat
distribusi perkebunan, perdagangan skala lingkungan/kawasan
dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan;
i. Perkotaan Semuli Jaya yang berada di Kecamatan Abung
Semuli berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat
kegiatan industri pertanian, perdagangan skala
lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala
lingkungan; dan
j. Perkotaan Ketapang yang berada di Kecamatan Sungkai Selatan
berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, perdagangan
skala lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 9
5. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) diemban oleh Desa/kelurahan,meliputi :
a. Perdesaan Bumi Agung Marga yang berada di Kecamatan Abung
Timur berfungsi sebagai perdagangan skala lingkungan/kawasan
dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan, industri
pengolahan hasil perkebunan, sentra perdagangan perternakan;
b. Perdesaan Sinar Harapan yang berada di Kecamatan Sungai
Barat berfungsi sebagai perdagangan skala lingkungan/kawasan
dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan. pengolah
hortikultura dan perkebunan, pariwisata , pusat penyediaan
energi;
c. Perdesaan Pekurun yang berada di Kecamatan Abung Pekurun
berfungsi sebagai perdagangan skala lingkungan/kawasan dan
pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan, pariwisata;
d. Pedesaan Karangsari yang berada di Kecamatan Muara Sungkai
berfungsi sebagai perdagangan skala lingkungan/kawasan dan
pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan;
e. Perdesaan Gedung Makripat yang berada di Kecamatan Hulu
Sungkai berfungsi sebagai perdagangan skala
lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala
lingkungan, pengolah perkebunan dan hortikultura;
f. Perdesaan Batu Nangkop yang berada di Kecamatan Sungkai
Tengah berfungsi sebagai perdagangan dan jasa skala
lingkungan/kawasan, pusat pendidikan dan pusat pelayanan
sosial ekonomi skala lingkungan, industri pengolahan sawit dan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 10
g. Perdesaan Ulak Rangkas yang berada di Kecamatan AbungTinggi berfungsi sebagai perdagangan skala lingkungan/kawasan
dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan, industri
pengolahan perkebunan, pengolahan pertambangan mineral
non-logam batuan, pariwisata; dan
h. Perdesaan Aji Kagungan yang berada di Kecamatan Abung
Kunang berfungsi sebagai perdagangan skala
lingkungan/kawasan, pusat pendidikan dan pusat pelayanan
sosial ekonomi skala lingkungan.
Penetapan fungsi pada masing-masing pusat kegiatan didasarkan
pada pertimbangan sebagai berikut :
Hiraki kota/kawasan perkotaan;
Jangkauan pelayanan perkotaan tersebut terhadap wilayah
belakangnya;
Basis ekonomi kota/kawasan perkotaan dalam wilayah yang lebih
luas;
Kedudukan perkotaan tersebut dalam skala regional;
Berdasarkan pertimbangan di atas, fungsi pada setiap pusat kegiatan di
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 11
Tabel 3.1Rencana Sistem Pusat Kegiatan Kabupaten Lampung Utara
Hierarki
Fungsi
Pusat Kota Kecamatan Fungsi Utama Fungsi Hinterland
PKW Kotabumi
dan
sekitarnya
Kotabumi Pusat pemerintahan
kabupaten;
Pusat perdagangan dan
jasa regional;
Pusat pendidikan islam;
Pusat pendidikan tinggi;
Pusat industri dan jasa
pariwisata; dan
Pusat perdagangan dan
jasa skala kawasan dan
beberapa kecamatan;
Pusat pengolahan
pertanian dan
perkebunan;
Pusat kesehatan; dan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 12
HierarkiFungsi
Pusat Kota Kecamatan Fungsi Utama Fungsi Hinterland
RTH Perkotaan
Pusat Perdagangan dan
jasa skala kawasan dan
beberapa Kecamatan
Pusat Perdagangan dan
jasa skala kawasan dan
beberapa Kecamatan
Pusat Pengolahan dan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 13
HierarkiFungsi
Pusat Kota Kecamatan Fungsi Utama Fungsi Hinterland
Abung
Pusat Perdagangan dan
jasa skala kawasan dan
beberapa Kecamatan
Pusat Distribusi Hasil
Pertanian dan
PPK Blambangan Blambangan
Pagar
Pusat koleksi komoditas
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 14
HierarkiFungsi
Pusat Kota Kecamatan Fungsi Utama Fungsi Hinterland
pertanian Permukiman
Perkotaan
Pusat Perdagangan dan
Jasa skala Kecamatan
Pusat pelayanan sosial
ekonomi skala
kecamatan
Pusat Industri dan
distribusi pengolahan
Pusat Perdagangan dan
Jasa skala Kecamatan
Pusat pelayanan sosial
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 15
HierarkiFungsi
Pusat Kota Kecamatan Fungsi Utama Fungsi Hinterland
Lindung
RTH Perkotaan
Ogan Lima Abung Barat Pusat Pemerintahan
Kecamatan
Pusat Perdagangan dan
Jasa skala Kecamatan.
Pusat Kesehatan
Kawasan (puskesmas
Tipe A).
Pusat pelayanan sosial
ekonomi skala
Pusat Perdagangan dan
Jasa skala Kecamatan
Pusat Distribusi
Pusat Pelayanan
Pendidikan Tinggi
Pusat pelayanan sosial
Pertanian Tanaman
Pangan
Kawasan Industri
Perikanan
Perternakan
Permukiman
Perkotaan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 16
HierarkiFungsi
Pusat Kota Kecamatan Fungsi Utama Fungsi Hinterland
ekonomi skala
Pusat pelayanan sosial
ekonomi skala
Pusat Perdagangan dan
Jasa
Pusat Pelayanan
Pendidikan dan
Kesehatan
Pusat pelayanan sosial
ekonomi skala lingkungan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 17
HierarkiFungsi
Pusat Kota Kecamatan Fungsi Utama Fungsi Hinterland
Jaya Kecamatan
Pusat Pelayanan
Kesehatan
Pusat Pelayanan Pusat
Pendidikan
Pusat Distribusi
Perkebunan
Perdagangan dan jasa
skala lingkungan
Pusat pelayanan sosial
ekonomi skala lingkungan
Pertanian Tanaman
Pusat Kegiatan Industri
Pertanian
Pusat pelayanan sosial
ekonomi skala lingkungan
Ketapang Sungkai
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 18
HierarkiFungsi
Pusat Kota Kecamatan Fungsi Utama Fungsi Hinterland
Pusat pelayanan sosial
ekonomi skala lingkungan
Pengolahannya
Pusat pelayanan sosial
ekonomi skala lingkungan
Industri Pengolahan Hasil
Perkebunan
Pusat pelayanan sosial
ekonomi skala lingkungan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 19
HierarkiFungsi
Pusat Kota Kecamatan Fungsi Utama Fungsi Hinterland
Pusat penyediaan energi
Pekurun Abung
Pekurun
Perdagangan skala
lingkungan/kawasan
Pusat pelayanan sosial
ekonomi skala lingkungan
Pariwisata
Pusat pelayanan sosial
ekonomi skala lingkungan
Pengembangan
Pusat pelayanan sosial
ekonomi skala lingkungan
Batu Sungkai Perdagangan dan jasa
skala
Pertambangan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 20
HierarkiFungsi
Pusat Kota Kecamatan Fungsi Utama Fungsi Hinterland
Nangkop Tengah lingkungan/kawasan
Pusat Pendidikan
Pusat pelayanan sosial
ekonomi skala lingkungan
Industri pengolahan sawit
dan karet
Pusat pelayanan sosial
ekonomi skala lingkungan
Industri pengolahan
perkebunan
Pengolahan
pertambangan mineral
non logam berupa batuan
Pariwisata
Pusat pelayanan sosial
ekonomi skala lingkungan
Perkebunan
Perikanan
Permukiman
Perdesaan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 23
3.1 RENCANA SISTEM JARINGAN PRASARANA UTAMA3.3.1 Rencana Sistem Jaringan Transportasi Darat
Prinsip-prinsip dalam penyusunan rencana sistem transportasi di
Kabupaten Lampung Utara ini, adalah sebagai berikut : a) keseimbangan
pembangunan wilayah, b) keterpaduan Sistem Transportasi Nasional,
Provinsi dan Lokal, c) minimasi biaya atau memanfaatkan kondisi eksisting
secara optimal, d) minimasi konflik guna lahan baik dengan penduduk
maupun antar instansi..
Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana transportasi darat
Kabupaten Lampung Utara sebagai berikut :
A. Jaringan Jalan
Sistem jaringan jalan adalah satu kesatuan ruas jalan yang saling
menghubungkan dan mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah
yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam satu hubungan
hierarki.
Secara umum panjang jalan di Kabupaten Lampung Utara hingga tahun
2032 sudah dapat memenuhi kebutuhan jalan untuk kendaraan yang
melintas di Kabupaten Lampung Utara terdiri dari 89,75 km jalan Negara,
139,935 jalan propinsi dan 2.143,42 km jalan kabupaten. Untuk
meningkatkan pelayanan serta upaya mendukung aksesibilitas dan
perekonomian di wilayah Kabupaten Lampung Utara, maka rencana
pengembangan jaringan jalan yang juga merupakan Keputusan Bupati
Kabupaten Lampung Utara No. B / 181 / 15-LU / HK / 2012 Tahun 2012
tentang Penetapan Status Ruas-Ruas Jalan Sebagai Jalan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 24
1. Jalan Arteri Primer yang merupakan jaringan Lintas Tengah, meliputi:a. ruas Simpang Empat – Bukit Kemuning.
b. ruas Bukit Kemuning – Batas Kota Kotabumi.
c. ruas jalan Raden Intan Kecamatan Kotabumi.
d. ruas Simpang Kotabumi – Kelapa tujuh (jln. Soekarno-Hatta –
Kotabumi).
e. ruas Batas Kota Kotabumi – Terbanggi Besar.
f. ruas Jalan Sudirman Kecamatan Kotabumi.
2. Jalan Kolektor Primer 1 (K-1) yang merupakan penghubung Lintas Tengah meliputi ruas Bukit Kemuning – Padang Tambak.
3. Jalan Kolektor Primer 2 (K-2), meliputi : a. ruas Sp. Kota bumi – Panaragan jaya.
b. ruas Kotabumi – Ketapang.
c. ruas Jalan Abung Raya Barat (Kotabumi).
d. ruas Jalan Bumi Agung (Kotabumi).
e. ruas Padang Ratu – Kaji Agungan.
f. ruas Negara Ratu – Pakuan Ratu.
g. ruas Serupa Indah – Tajab.
h. ruas Negara Ratu – Sp. Tujok.
4. Jalan Strategis Provinsi, meliputi :
a. ruas jalan Sp.Kota Bumi - Bd. Abung - Panaragan Jaya.
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 25
5. Jalan Lokal Primer, meliputi :a. ruas Cahaya Negeri – Tanjung Raya;
b. ruas Keramat Teluk – Sri Widodo;
c. ruas Negara Ujung Karang – Batas Way Kanan;
d. ruas Pepang Tangguk – W. Tuba (Bts. Way Kanan);
e. ruas Wonogiri – Bernah;
f. ruas Bernah – Kali Cinta;
g. ruas Wonogiri – Banyu Urip;
h. ruas Kalibalangan – Tata Karya;
i. ruas Ogan Lima – Gunung Betuah;
j. ruas Ketapang – Gunung Betuah;
k. ruas Bindu Pasar – Jerangkang;
l. ruas Kali Balangan – Cabang Empat;
m. ruas Gunung Besar – Subik;
n. ruas Suka Marga – Muara Aman;
o. ruas Bumi Agung – Papan Rejo;
p. ruas Bangun Jaya – Pepang Tangguk;
q. ruas Sp. Ketapang – Gn. Batin;
r. ruas Ketapang – Sp. Negeri TL Bawang;
s. ruas Sinar Ogan – Jerangkang;
t. ruas Tanjung Raja – Merambung;
u. ruas Candi Mas – Kota Agung;
v. ruas KBA – Kota Agung;
w. ruas Bumi Agung – KBA;
x. ruas Kotabumi – Talang Bojong;
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 26
z. ruas Kali Cinta – Dorowati;aa.ruas Dorowati – Wono kitri;
bb.ruas Sp. Sawo Jajar – Wonokitri;
cc.ruas Mulyo Rejo – Iso Rejo;
dd.ruas Iso Rejo – Bandar Agung;
ee.ruas Madu Koro – Sri Agung;
ff. ruas Gunung Labuhan – Sri Agung; dan
gg.ruas Sawo Jajar – Balay Benih.
Rencana jaringan jalan baru di Kabupaten Lampung Utara diarahkan
dengan adanya pembanguinan jalan lingkar Kalibalangan (Kecamatan
Abung Selatan) – Mulang Maya (Kecamatan Kotabumi Selatan), dimana
dalam pembangunan jaringan jalan lingkar terlebih dahulu dilakukan
persiapan pengusahaan jalan dengan penyiapan Feasibility study (FS)
Pembangunan Jalan dengan kegiatan kegiatan pra studi kelayakan, studi
kelayakan serta analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) dan
ANDALIN.
B. Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang di Kabupaten
Lampung Utara meliputi terminal dan pengembangan unit pengujian
kendaraan bermotor. Rencana pengembangan prasarana lalu lintas dan
angkutan jalan di Kabupaten Lampung Utara meliputi:
1. Pengembangan Terminal
a. Pengembangan terminal penumpang, meliputi :
Pengembangan terminal tipe B Simpang Propau di Kecamatan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 27
Pengembangan terminal tipe C di Kalibalangan Kecamatan AbungSelatan, Ogan Lima Kecamatan Abung Barat, Negara Ratu
Kecamatan Sungkai Utara dan Tata Karya Kecamatan Abung
Surakarta.
b. Pembangunan terminal barang, meliputi :
Rencana pembangunan terminal barang Negara Ratu di Kecamatan
Sungkai Utara; dan
Rencana pembangunan terminal barang Kalibalangan di Kecamatan
Abung Selatan
2. Pengembangan unit pengujian kendaraan bermotor meliputi pengujian
Kendaraan Bermotor di Kecamatan Kotabumi dan uji emisi gas buang
di Kecamatan Kotabumi.
C. Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Jaringan pelayanan lalu lintas dalam hal ini adalah pengembangan
angkutan penumpang dan barang dengan pengembangan di Kabupaten
Lampung Utara adalah sebagai berikut :
(1) Pengembangan angkutan penumpang :
a. Angkutan Antarkota Antar Provinsi (AKAP) meliputi:
1. jalur Simpang Propau – Baturaja (Provinsi Sumatera Selatan);
2. jalur Simpang Propau – Palembang (Provinsi Sumatera Selatan);
3. jalur Simpang Propau – Martapura (Provinsi Sumatera Selatan);
4. jalur Simpang Propau – Bandung (Provinsi Jawa Barat);
5. jalur Simpang Propau – Yogyakarta (D.I Yogyakarta);
6. jalur Simpang Propau – Solo (Provinsi Jawa Tengah); dan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 28
b. Pengembangan angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP) meliputi :1. jalur Simpang Propau – Bandar Lampung;
2. jalur Bukit Kemuning – Way Kanan; dan
3. jalur Simpang Propau – Daya Murni.
4. jalur Simpang Propau – Menggala (Kab. Tulang Bawang);
5. jalur Simpang Propau – Bukit Kemuning – Liwa (Kab. Lampung
Barat);
6. jalur Simpang Propau – Rajabasa (Kab. Lampung Selatan); dan
7. jalur Simpag Propau – Bukit Kemuning – Pakuon Ratu – Blambangan
Umpu (Kab. Way Kanan).
c. Pengembangan angkutan perkotaan meliputi:
1. jalur Kalibalangan – Kotabumi – Ogan Lima – Bukit Kemuning;
2. jalur Kalibalangan – Kotabumi – Madukoro – Ketapang – Negara
Ratu;
3. jalur Ogan Lima – Sinar Harapan – Gunung Labuhan – Labuhan Ratu
– Negara Bumi – Negara Ratu;
4. jalur Gunung Besar – Kinciran – Pekurun Tengah – Pekurun Udik –
Gilih Suka Negeri – Sinar Ogan – Trimodadi – Kalibalangan;
5. jalur Bukit Kemuning – Dwikora;
6. jalur Simpang Propau – Tata Karya – Daya Murni;
7. jalur Simpang Propau – Semuli Raya – Papan Asri – Sidorahayu –
Blambangan;
8. jalur Simpang Propau – Kalicinta – Lewat Bernah – Madukoro; dan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 29
d. Pengembangan angkutan perdesaan meliputi:1. jalur Kalibalangan – Trimodadi – Cabang Empat;
2. jalur Kotabumi – Tanjung Raja – Cahaya Negeri;
3. jalur Kotabumi – Kalicinta – Papan Rejo – Mulyorejo – Dorowati;
4. jalur Sinar Harapan – Ketapang – Kalicinta;
5. jalur Bukit Kemuning – Sukamenanti – Sekipi – Sidokayo;
6. jalur Bukit Kemuning – Cahaya Negeri – Tanjung Raja;
7. jalur Bukit Kemuning – Tulung Buyut – Negara Ratu;
8. jalur Simpang Propau – Gunung Labuhan – Way Tebabeng;
9. jalur Negara Ratu – Negara Batin – Kota Negara – Bunga Mayang;
10. jalur Negara Ratu – Tulung Buyut – Bukit Kemuning;
11. jalur Negara Ratu – Sinar Ogan;
12. jalur Bunga Mayang – Negara Ujung Karang; dan
13. jalur Bunga Mayang – Negeri Besar.
e. Penyediaan angkutan bus sekolah meliputi:
1. jalur Kotabumi – Ketapang;
2. jalur Kotabumi – Blambangan Pagar; dan
3. jalur Kotabumi – Bukit Kemuning.
(2) Pengembangan angkutan barang meliputi:
a. Pengembangan angkutan barang Kalibalangan – Kotabumi – Ogan
Lima – Bukit Kemuning;
b. Pengembangan angkutan barang Ogan Lima – Sinar Harapan –
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 30
c. Pengembangan angkutan barang Gunung Besar – Kinciran – PekurunTengah – Pekurun Udik – Gilih Suka Negeri – Sinar Ogan – Trimodadi –
Kalibalangan; dan
d. Pengembangan angkutan barang Kalibalangan – Kotabumi – Madukoro
– Ketapang – Negara Ratu.
3.3.2Rencana Sistem Jaringan Perkeretaapian
Pengembangan prasarana transportasi berbasis kereta api di Kabupaten
Lampung Utara meliputi jaringan jalur kereta api dan prasarana
perkeretaapian.
A. Rencana Jalur Kereta Api
1.Jaringan Jalur Kereta Api Umum
Rencana perkeretaapian di Kabupaten Lampung Utara terkait dengan
Sumatra Rail Way sepanjang 200 Km, Rancangan Peraturan Presiden
RTR Pulau Sumatera Tahun 2011 dan jaringan jalur kereta api Regional
Provinsi Lampung.
Rencana Jaringan jalur kereta api umum di Kabupaten Lampung Utara
adalah Pengembangan Jaringan jalur kereta api umum , meliputi :
a. Pembangunan rel kereta api dengan jalur Kotabumi-Terbanggi
Besar-Menggala.
b. Pengoperasian Jalur Kereta Api dengan jalur Kertapati – Tanjung
Karang (Kertapati – Prabumilih - Baturaja – Martapura – Blambangan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 31
2.Jaringan Jalur Kereta Api KhususPengembangan jaringan rel kereta api khusus pengangkutan Batu Bara
dengan jalur Blambangan Pagar - Abung Semuli - Abung Selatan -
Kotabumi Selatan – Kotabumi - Kotabumi Utara - Sungkai Selatan -
Sungai Tengah - Sungkai Utara - Hulu Sungkai.
B.Rencana Prasarana Perkeretaapian
Rencana prasarana perkeretaapian merupakan pengembangan stasiun
kereta api meliputi:
1. Stasiun Blambangan Pagar di Kecamatan Blambangan Pagar;
2. Stasiun Kalibalangan di Kecamatan Abung Selatan;
3. Stasiun Kotabumi di Kecamatan Kotabumi;
4. Stasiun Ketapang di Kecamatan Sungkai Selatan; dan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 33
3.4.1 Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya AirSistem pengembangan jaringan sumber daya air di Kabupaten Lampung
Utara adalah sistem pengelolaan wilayah sungai (WS), cekungan air tanah
(CAT), jaringan irigasi jaringan air baku untuk air bersih dan sistem
pengendalian daya rusak air bertujuan untuk mempertahankan dan
melindungi sumber daya air sebagai air baku kebutuhan penduduk di
Kabupaten Lampung Utara.
A. Sistem Pengelolaan Wilayah Sungai
Kabupaten Lampung Utara dilalui oleh Wilayah Sungai lintas Porvinsi
dan Strategis Nasonal, meliputi
a. Wilayah Sungai (WS) Mesuji-Tulang Bawang yang merupakan WS
Lintas Provinsi-kewenangan Pemerintah Pusat; dan
b. Wilayah Sungai (WS) Seputih-Sekampung yang merupakan WS
Strategis Nasional-Kewenangan Pemerintah Pusat.
Untuk mempertahankan pelestarian sumber daya air wilayah sungai,
maka rencana pengelolaan Wilayah Sungai di Kabupaten Lampung
Utara meliputi :
a. Rehabilitasi dan revitalisasi wilayah hulu sungai Way Abung yang
bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten yang berbatasan.
b. Penetapan wilayah sempadan sungai sebagai kawasan lindung.
c. Revitalisasi sungai, khususnya dalam upaya pelestarian
WSMesuji-Tulang Bawang dan Seputih-Sekampung.
B. Cekungan Air Tanah (CAT)
Dalam upaya menjaga keberadaan/ketersediaan sumber daya air tanah
dan mencegah adanya krisis akibat kerusakan lingkungan maka
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 34
penggunaan air tanah. Cekungan air tanah yang ada di KabupatenLampung Utara adalah termasuk kedalam CAT Metro – Kota Bumi yang
merupakan CAT lintas kabupaten terdapat di Kecamatan Bukit
Kemuning; Kecamatan Abung Tinggi; sebagian Kecamatan Tanjung
Raja; Kecamatan Abung Barat; Kecamatan Abung Tengah; sebagian
Kecamatan Abung Pekurun; Kecamatan Abung Kunang; Kecamatan
Abung Semuli; Kecamatan Abung Selatan; Kecamatan Abung Timur;
Kecamatan Abung Surakarta; Kecamatan Kotabumi; Kecamatan
Kotabumi Utara; Kecamatan Kotabumi Selatan; Kecamatan Sungkai
Selatan; Kecamatan Sungkai Jaya; sebagian Kecamatan Sungkai Utara;
Kecamatan Muara Sungkai; Kecamatan Sungkai Barat; sebagian
Kecamatan Hulu Sungkai; sebagian Kecamatan Sungkai Tengah;
Kecamatan Blambangan Pagar; dan Kecamatan Bunga Mayang.
Rencana perwujudan yang dilakukan, meliputi :
a. Penentuan batas cekungan air tanah;
b. Memelihara dan pengendalian terhadap penggunaan air tanah;
c. Meningkatkan jumlah imbuhan air tanah, khususnya di wilayah
cekungan air tanah;
d. Peningkatan kemanfaatan fungsi air tanah guna memenuhi
penyediaan air tanah;
e. Pelaksanaan pengendalian daya rusak serta konservasi air tanah;
f. Pengelolaan cekungan air tanah Metro – Kota Bumi; dan
g. Inventarisasi, pengaturan pemanfaatan, perijinan, pengendalian
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 35
C. Sistem Jaringan IrigasiPengembangan jaringan irigasi merupakan salah satu sumber daya air di
Kabupaten Lampung Utara dilakukan dengan strategi optimasi prasarana
yang ada melalui pemeliharaan prasarana yang sudah ada serta
peningkatan kapasitas dan jumlah saluran irigasi. Hal ini untuk kemudian
disesuaikan dengan pemanfaatan sumber air irigasi dari sungai – sungai
yang mengaliri wilayah dan pembangunan bendungan serta saluran
induk irigasi.
Pengembangan jaringan irigasi ditujukan untuk mengairi areal pertanian
dan perkebunan sebagai sumber air potensial, antara lain adalah :
a. Daerah Irigasi (DI) yang merupakan kewenangan pusat dan lintas
kabupaten/kota yaitu Dl Way Rarem dengan luasan kurang lebih
9.259 hektar;
b. Daerah Irigasi (DI) kewenangan pemerintah pusat, utuh
kabupaten/kota meliputi Dl Way Tulung Mas dengan luasan kurang
lebih 3.200 hektar dan Dl Bumi Agung dengan luasan lebih kurang
3.000 hektar; dan
c. Daerah Irigasi di bawah 1.000 Ha yang merupakan kewenangan
kabupaten terdiri dari 77 Daerah Irigasi dengan luasan total kurang
lebih 10.474 hektar, meliputi DI Way Balai Kencana, DI Sebabuy, DI
W. Wonokriyo I, II,DI W. Wonokriyo I, II, DI Way Ambu Tapis, DI Way
Behima , DI Way Beringin , DI Way Bluru I , DI Way Bluru II , DI Way
Buah II, DI Way Buah III, DI Way Ci Buah, DI Way Curup Meray,DI
Way Getah Hilir, DI Way Getah Sri Menantai, DI Way Gunung Sadar,
DI Way Ilahan, DI Way Jagang, DI Way Jerinjing, DI Way Kadis, DI
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 36
Kulindang, DI Way Kulur, DI Way Kulur, DI Way Kulur II, DI WayKurnia , DI Way Lempaung, DI Way Lubuk Gentong, DI Way Melumi
B, DI Way Merah, DI Way Panjangan I,DI Way Pukem, DI Way
Punjung I, DI Way Punjung IV, DI Way Sabuk II, DI Way Sabuk Indah,
DI Way Sabuk Sindang Agung, DI Way Saung Naga, DI Way Skipi
Hilir, DI Way Sumber Asri, DI Way Talang Padang, DI Way Tebabeng,
DI Way Tebak Mayan, DI Way Tenonpura Wiwitan, DI Way Tirta
Shinta, DI Way Tulung Buha, DI Way Tulung Mili, DI Way Uluhan
Liwa, DI Waduk Simpang Pematang, DI Way Melumi A, DI Way
Curup, DI Way Gunung Sadar II, DI Way Kandis (Ketapang), DI Way
Lintah, DI Way Muara Balak, DI Way Napal, DI Way Ngaji, DI Way
Ngimbar I, DI Way Panglong, DI Way Panjangan II, DI Way Papan
Asri, DI Way Rakan I, DI Way Rakan II, DI Way Sabuk III, DI Way
Sabuk IV, DI Way Simpang Pematang, DI Way Sri Balong I, DI Way
Sri Balong II, DI Way Talang Jali, DI Way Tela, DI Way Timba, DI Way
Umbu Tua dan DI Way Ciamis.
d. Rencana pengembangan sistem jaringan irigasi meliputi :
Penambahan prasarana dan peningkatan fungsi jaringan irigasi
meliputi saluran irigasi primer, saluran irigasi sekunder, dan saluran
irigasi tersier;
Pengelolaan dan perlindungan daerah irigasi Way Rarem, daerah
irigasi Tulung Mas dan Dl Bumi Agung.
Perbaikan jaringan irigasi;
Pemanfaatan jaringan irigasi untuk mengairi lahan pertanian;
Konservasi sumber daya lahan dan air serta pemeliharaan jaringan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 37
khususnya dalam pengembangan LP2B, perikanan danRencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 39
D. Jaringan Air Baku Untuk Air BersihUntuk memenuhi kebutuhan pemenuhan air bersih, maka rencana sistem
jaringan air baku air bersih di Kabupaten Lampung Utara adalah dengan
Penyediaan dan pemeliharaan lahan-lahan sumber air baku, yaitu :
1. Perbaikan dan pemantauan kualitas air sungai Way Abung (Kotabumi),
Way Sindang (Ulu Way Sabuk) di Kecamatan Tanjung Raja, Way Abung
Timah Dwikora di Kecamatan Bukit Kemuning dan Mata air Way Kulur di
Kecamatan Abung Tengah.
2. Pengembangan dan pemanfaatan sumur bor arthesis di Desa Kalicinta
dan Madukoro di Kecamatan Kotabumi Utara dan Desa Ketapang di
Kecamatan Sungkai Selatan.
E. Sistem Pengendalian Daya Rusak Air
Pengendalian daya rusak air tanah adalah upaya untuk mencegah,
menanggulangi, dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang
disebabkan oleh daya rusak air tanah. Sistem pengendalian daya rusak air
berupa banjir terdapat di Kecamatan Muara Sungkai sebagai bagian hulu
sungai Way Abung.
Pengendalian daya rusak air dilakukan dengan upaya Pencegahan,
Penanggulangan, dan Pemulihan.
Mengutamakan upaya Pencegahan melalui perencanaan pengendalian
daya rusak air yang disusun secara terpadu dan menyeluruh dalam Pola
pengelolaan sumber daya air.
Upaya Pencegahan lebih diutamakan pada Kegiatan Non-fisik.
Kegiatan Non-fisik adalah kegiatan penyusunan dan/atau penerapan piranti
lunak yang meliputi antara lain pengaturan, pembinaan, pengawasan, dan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 40
Penanggulangan dilakukan secara terpadu oleh instansi-instansi terkait danmasyarakat melalui suatu badan koordinasi penanggulangan bencana pada
tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten.
Pemulihan daya rusak air dilakukan dengan memulihkan kembali fungsi
lingkungan hidup dan sistem prasarana sumber daya air.
Menjadi tanggung jawab Pemerintah, pemerintah daerah, serta pengelola
sumber daya air wilayah sungai dan masyarakat.
Berdasarkan upaya pengendalian di atas, maka dengan rencana pengendalian
daya rusak air di Kabupaten Lampung Utara adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan jumlah imbuhan air tanah, khususnya di wilayah cekungan
air tanah untuk menghambat atau mengurangi laju penurunan muka air
tanah.
2. Normalisasi sistem prasarana saluran air di Kecamatan Muara Sungkai.
3. Meningkatkan kapasitas bendungan Tirtasinta.
4. Pembangunan tanggul dan saluran pengendali banjir di sekitar aliran
sungai Way Rarem dan Way Abung sebagai bagian dari sub DAS Tulang
Bawang.
5. Penanggulangan daya rusak air dilakukan dengan mitigasi bencana
melakukan kegiatan fisik dengan pembangunan saluran pengendali banjir
dan penanaman vegetasi di sekitar aliran sungai.
3.4.2 Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Lainnya
Rencana sistem jaringan prasarana wilayah lainnya di Kabupaten Lampung
Utara meliputi:
(a) sistem persampahan,
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 41
(c) sistem pengelolaan air limbah;(d) sistem jaringan drainase dan
(e) jalur dan ruang evakuasi bencana.
1.4.4.1 Rencana Sistem Persampahan
Pada tahun 2008 telah disahkan UU No. 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, dan salah satu di dalamnya diatur tentang
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah bukan lagi sebagai Tempat
Pemrosesan Akhir, dan setiap daerah/kota diwajibkan untuk
meninggalkan cara operasional lama (open dumping)
selambat-lambatnya dalam waktu 5 tahun sejak Undang-Undang ditetapkan.
Beberapa kendala yang dijumpai di berbagai daerah perkotaan,
termasuk Kabupaten Lampung Utara dan daerah sekitarnya,
menyebabkan penanganan masalah persampahan, khususnya Tempat
Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah masih belum mendapat prioritas
yang proporsional. Kebutuhan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
Sampah akan terus meningkat sejalan dengan pembangunan yang
berwawasan lingkungan.
Berdasarkan klasifikasinya, Kabupaten Lampung Utara hingga akhir
Tahun perencanaan termasuk ke dalam termasuk ke dalam Kota
Besar. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
14/PRT/M/2010Tanggal : 25 Oktober 2010 mengenai Petunjuk Teknis
Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum Dan Penataan
Ruang, maka sistem pengolahan untuk kota besar dilakukan dengan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 42
Secara garis besar pengelolaan sampah dapat di rinci seperti ini :a. Pewadahan, yaitu melalui penyediaan tong-tong sampah di setiap
rumah maupun bangunan sarana kota, dengan ukuran 40 - 100 liter.
Tong sampah di setiap rumah disediakan sendiri oleh masing-masing
keluarga, sedangkan tong-tong sampah pada sarana kota di sediakan
oleh pemerintah.
b. Pengumpulan : proses pengumpulan sampahnya dapat dilakukan baik
secara individual maupun secara komunal melalui bak-bak
penampungan yang disediakan di setiap unit lingkungan perumahan
maupun pada unit kegiatan komersial dan pemerintahan/perkantoran.
Sampah domestik tersebut kemudian diangkut memakai gerobak
sampah ukuran 1 m3 ke lokasi Transfer Depo atau Tempat
Penampungan Sementara (TPS) oleh pengelola swadaya masyarakat
di masing-masing unit lingkungan. Sedangkan sampah dari kegiatan
komersial dan pemerintahan atau perkantoran serta yang berada di
sepanjang jalan utama dikelola oleh instansi terkait .
c. Pengangkutan : dari TPS dapat berupa kontainer sampah maupun
sampah dari tiap lokasi TPS atau Transfer Depo diangkat dengan truk
sampah maupun armroll truck /dump truck ke lokasi Tempat
Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah yang dikelola oleh Pemerintah
Daerah.
d. Pembuangan akhir : sampah dari TPS dikumpulkan dan di bawa ke
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah, di mana nantinya
sampah-sampah organik akan di olah menjadi kompos, briket dan gas
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 43
Lampung Utara belum memiliki Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)Sampah, maka diperlukan studi penentuan lokasi TPA.
e. Sistem Pembuangan/Pengolahan, yaitu sistem pengolahan sampah
yang dilakukan di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah dengan
cara sistem lahan urug (sanitary landfill) yang dilengkapi sarana sistem
drainase permukaan maupun bawah permukaan, sistem pembuangan
gas yang dihasilkan oleh proses dekomposisi sampah dan sumur (pipa)
pemantau leachate (cairan yang ditimbulkan oleh sampah), serta daur
ulang. Selain itu sampah-sampah yang mempunyai potensi untuk dapat
dimanfaatkan kembali, seperti plastik, kertas dan kaleng dapat dijadikan
sebagai bahan baku industri pengolahan sampah, yang selanjutnya
dilakukan proses pengolahan dari sampah yang telah dipisahkan
menjadi bahan baku atau barang jadi.
f. Pengembangan reduksi sampah dalam skala mikro, yaitu melalui
reduksi sampah dari rumah tangga (pemilahan sampah mulai dari
sumbernya maupun dengan Pengembangan konsep 4R (reuse,
reduce, recycle dan replace) atau dapat dikatakan sebagai konsep
zero waste untuk mengurangi volume sampah pada masing-masing
TPS.
Hasil prediksi dengan menggunakan Standar Pelayanan Minimal
(Kepmenkimpraswil No. 534/2001) yang disesuaikan asumsinya, maka
jumlah timbulan sampah pada akhir tahun perencanaan (2032) adalah
sebesar 103.227 m3/hari, maka dibutuhkan sarana penunjang antara
lain 51.614 gerobak sampah, 8.602 bak sampah besar, 10.323 TPS
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 44
Tabel 3.8Produksi Sampah dan Kebutuhan Sarana Penunjang
di Kabupaten Lampung Utara Tahun 2012-2032
No Keterangan Satuan 2012 2016 2021 2026 2032
1 Jmlh Penduduk jiwa 633.899 693.006 766.891 840.775 914.660
2 Jmlh Rumah tangga kk 126.780 138.601 153.378 168.155 182.932
3
Standar produksi
sampah
m3/orang/hari 0,003m3/org/hari
4 Produksi sampah m3/hari 1.902 2.079 2.301 94.810 103.227
5
Kebutuhan gerobak
Sampah
2m3 951 1.040 1.150 47.405 51.614
6
Kebutuhan bak sampah
kecil
6m3 317 347 383 15.802 17.205
7
Kebutuhan Bak sampah
Besar
12m3 158 173 192 7901 8.602
8 TPS kontainer besi 10m3 190 208 230 9481 10.323
9 Truk terbuka 7m3 272 297 329 13.544 14.747
10 Dump-truck 8m3 238 260 288 11.851 12.903
11 Arm-roll truck 10m3 190 208 230 9.481 10.323
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 45
Gambar 3.5Pengolahan Sampah dengan Sanitarry Landfiill
Sistem sanitary landfill yang merupakan teknik pembuangan sampah terkontrol,
dimana dilakukan penutupan dan pemadatan setiap hari. Landfill ialah
pengelolaan sampah dengan cara menimbunnya di dalam tanah. Di dalam
lahan landfill, limbah organik akan didekomposisi oleh mikroba dalam tanah
menjadi senyawa-senyawa gas dan cair. Senyawa-senyawa ini berinteraksi
dengan air yang dikandung oleh limbah dan air hujan yang masuk ke dalam tanah
dan membentuk bahan cair yang disebut lindi (leachate). Jika landfill tidak
didesain dengan baik, leachate akan mencemari tanah dan masuk ke dalam
badan-badan air di dalam tanah. Karena itu, tanah di landfill harus mempunya
permeabilitas yang rendah. Aktifias mikroba dalamlandfill menghasilkan gas CH4
dan CO2 (pada tahap awal – proses aerobik) dan menghasilkan gas methane
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 46
Gas landfill tersebut mempunyai nilai kalor sekitar 450-540 Btu/scf. Sistempengambilan gas hasil biasanya terdiri dari sejumlah sumur-sumur dalam
pipa-pipa yang dipasang lateral dan dihubungkan dengan pompa vakum sentral. Selain
itu terdapat juga sistem pengambilan gas dengan pompa desentralisasi. Sanitary
landfill ini ditujukan untuk penangkapan dan pembakaran gas TPA atau dijadikan
pembangkit tenaga listrik.
Gambar 3.6
Pengolahan Sampah dengan Konsep 4 R
Penjelasan :
1.Pemilahan dilakukan sejak dari rumah tangga, yaitu dengan 3 kantong tempat
sampah. Setiap rumah tangga memisahkan sampah sesuai jenisnya seperti
sampah plastik, kertas dan kaca logam. Plastik sachet minuman, snack dan
refill bisa didaur ulang menjadi kerajinan seperti tas, dompet, topi, tempat koran,
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 47
2.Sedangkan sampah organik rumah tangga dimasukkan dalam gentong/drumkomposter. Nantinya, sampah yang sudah menjadi kompos ini dapat dijual.
3.Setelah sampah pemilahan di rumah penuh kemudian dibawa ke drum/ tong
sampah sesuai jenisnya. Kemudian dari drum/ tong sampah tersebut nanti
diangkut petugas dibawa ke TPS.
4.Di TPS, sampah yang sudah terkumpul disortir, packing dan dijual. Hasil
penjualan untuk biaya operasional dan sisanya masuk kas kampung.
Rencana Sistem Persampahan di Kabupaten Lampung Utara dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Optimasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Talang Bojong di
Kecamatan Kotabumi dengan menggunakan sistem sanitary landfill;
2. Pengembangan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Ulak Durian seluas
kurang lebih 6 (enam) hektar dengan menggunakan sistem sanitary landfill.
3. Penyediaan Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan komposer pada
diseluruh Kecamatan sebagai tempat pembuangan sampah pasar dan rumah
tangga.
4. Khusus untuk Area Komersial rencana prasarana persampahannya dapat
diarahkan agar dibuat tersendiri dengan penyediaan komposer di setiap TPS
unit lingkungan yang dapat dikelola oleh masyarakat atau badan usaha
tertentu.
5. Penerapan pengelolaan sampah dengan menggunakan pendekatan konsep
4R (reuse, reduce, recycle dan replace) untuk mengurangi volume sampah
pada masing-masing TPS.
Untuk sistem pengolahan sampah kabupaten, maka diperlukan pengembangan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 48
mengedepankan prinsip Zero Waste dan perlahan-lahan hingga akhir tahunperencanaan menjadi Waste to Energy.
Gambar 3.7
Pola Operasional Pengelolaan Persampahan Kabupaten Lampung Utara
1.4.4.2 Sistem Penyediaan Air Minum
Sistem jaringan air minum di Kabupaten Lampung Utara
direncanakan secara terintegrasi dan sistematis ditujukan untuk
melayani pusat – pusat kegiatan dan pusat – pusat pelayanan
melalui pemanfaatan PDAM Way Bumi yang melayani Kecamatan
Kotabumi, Kotabumi Utara, Bukit Kemuning, Blambangan Pagar,
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 49
bersih di Kabupaten Lampung Utara pada akhir tahun perencanaan2032 adalah sebesar 90.880.595 liter/hari (90.880,59 m3/hari).
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, maka rencana
pengembangan sistem jaringan air bersih dilakukan dengan :
1. Penyusunan Masterplan Air Bersih di Kabupaten Lampung Utara
sebagai pedoman detail perencanaan air bersih.
2. Sistem penyediaan air minum
a. Pengembangan jaringan perpipaan berupa jaringan PDAM
meliputi:
1. Kecamatan Kotabumi;
2. Kecamatan Bukit Kemuning;
3. Kecamatan Sungkai Utara;
4. Kecamatan Abung Surakarta;
5. Kecamatan Abung Selatan;
6. Kecamatan Kotabumi Utara;
7. Kecamatan Sungkai Selatan;
8. Kecamatan Tanjung Raja; dan
9. Kecamatan Abung Tengah.
b. Pengembangan jaringan non perpipaan berupa penggunaan
sumur bor dan penjernihan sungai tersebar di seluruh
kecamatan di wilayah kabupaten.
3. Pemanfaatan air permukaan dan tanah di kabupaten Lampung
Utara dapat digunakan sebagai bahan baku untuk kegiatan
industri dengan pemakaian dan pengambilan air baku sesuai
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 51
1.4.4.3 Rencana Sistem Pengelolaan Air LimbahUntuk sistem air limbah agar tidak mencemari lingkungan
diusahakan pengembangan sistem pembuangan air limbah terpadu
antar lingkungan dengan cara menggunakan sistem pengolahan
sebelum masuk sungai-sungai yang ada, sehingga tidak terjadi
pencemaran.
Produksi air limbah akan terus meningkat sejalan dengan
pertambahan penduduk dan peningkatan aktivitas kegiatan. Volume
air buangan setiap hari sebesar 70-80 % dari volume pemakaian air
bersih. Sampai tahun 2032 diperkirakan kegiatan rumah tangga,
perdagangan, perdagangan dan jasa, pariwisata dan industri akan
meningkat bukan hanya dalam jumlah tetapi juga jenis.
Produksi limbah (lumpur) pada akhir Tahun perencanaan (2032)
diperkirakan sebanyak 90.213 liter/hari, sehingga dibutuhkan prasarana
penunjang antara lain mobil tinja 23 mobil dengan kapasitas 4 m3/hari.
Berdasarkan produksi air limbah dan penanganan air limbah di
Kabupaten Lampung Utara, maka rencana sistem pengelolaan air
limbah diarahkan sebagai berikut :
a. Pengembangan septic tank terpadu pada seluruh kawasan
permukiman perkotaan dan perdesaan.
b. Pengembangan sistem jaringan air limbah dan Instalasi
Pengelolaan Air Limbah (IPAL) terpadu di Kecamatan Kotabumi
Utara, Kecamatan Sungkai Selatan dan Kecamatan Abung
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 52
c. Pengembangan Instalasi Pengelolaan Limbah Tinja (IPLT) diKecamatan Kotabumi.
d. Pengembangan sistem jaringan tertutup untuk kawasan
peruntukan industri yang memungkinkan menghasilkan limbah.
e. Limbah dari industri sebelum masuk ke IPAL terpadu harus
dilakukan kontrol kualitas terlebih dahulu.
Arahan dalam Pengembangan Instalasi Pengololahan Lumpur
Tinja (IPLT) dengan ketentuan sebagai berikut :
Daerah dengan kepadatan tinggi (> 300 orang/Ha) dan daerah
pengembangan baru harus dilayani dengan sisem terpusat.
Daerah kepadatan sedang (100 – 300 orang/Ha) harus
dilayani dengan interceptor dan fasilitas pengolahan lumpur
tinja ukuran kecil/komunal.
Daerah kepadatan rendah (50 – 100 orang/Ha) dengan
lingkungan berkualitas tinggi harus dilayani dengan interceptor
terkait dengan aliran kali/sungai terdekat.
Daerah kepadatan sedang dengan kecepatan perkolasi tinggi
(> 3 cm/menit) atau muka air tanah tinggi (< 1,5m) harus
dilayani dengan shallow sewer dan septic tank komunal.
Daerah kepadatan rendah dengan kecepatan perkolasi
rendah (< 3 cm/menit) atau muka air tanah rendah (> 1,5m)
harus dilayani dengan septic tank yang desainnya sesuai
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 53
1.4.4.4 Sistem Jaringan DrainaseDrainase adalah jaringan-jaringan saluran air yang digunakan untuk
pematusan air hujan, yang berfungsi menghindarkan genangan
(indundation) yang berada dalam suatu kawasan atau dalam batas
administrasi wilayah/kota. Umumnya Sistem drainase yang
direncanakan terdiri dari primer, sekunder dan tersier. Berdasarkan
jenisnya, maka rencana pengembangan sistem drainase Kabupaten
Lampung Utara meliputi :
1. Peningkatan kapasitas sistem drainase di pusat-pusat kegiatan,
meliputi kawasan perkotaan Kotabumi, pusat bisnis Bukit
Kemuning, kawasan perkotaan Abung Surakarta, Abung Selatan,
Sungkai Utara, Blambangan Pagar, Bunga Mayang, Kotabumi
Utara serta wilayah genangan di Muara Sungkai.
2. Penataan sistem saluran drainase yang berhirarki, yaitu saluran
primer, sekunder dan tersier.
a. Saluran Primer meliputi Sungai Way Abung dan Sungai Way
Rarem; dan
b. Saluran Sekunder dan tersier mengikuti jaringan jalan utama di
kawasan perkotaan dan perdesaan di Kabupaten Lampung
Utara.
3. Penataan dan pengembangan sistem saluran tertutup pada
kawasan-kawasan dengan tingkat kepadatan bangunan tinggi
(kawasan perdagangan di pusat-pusat perkotaan) dan sistem
saluran terbuka dipakai pada kawasan dengan kepadatan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 54
Arahan pengembangan jaringan drainase yang akan digunakandalam perencanaan jaringan drainase di Kabupaten Lampung
Utara adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Saluran primer diusahakan mengikuti
pengeringan (pematusan) alami, sedangkan saluran sekunder
dan tersier mengikuti pola jaringan jalan.
b. Mengalirkan air hujan kesaluran drainase secepatnya menuju
badan air terdekat untuk menghemat panjang saluran.
c. Jaringan drainase yang telah ada dimanfaatkan secara
optimal seperti sungai, anak sungai atau pun saluran drainase
primer sebagai saluran pembuang.
d. Indikasi penanganan :
Genangan < 10 Ha dilakukan penanganan drainase mikro;
Genangan > 10 Ha dilakukan penanganan drainase
makro;
Bangunan-bangunan drainase terdiri dari bangunan
terjunan, polder, gorong-gorong, sodetan, jalan inspeksi,
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 56
1.4.4.5 Rencana Jalur dan Ruang Evakuasi BencanaPenanggulangan Bencana berdasarkan Undang-Undang No. 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang merupakan upaya
serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan
pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan
pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. Jalur
evakuasi merupakan upaya dalam membantu masyarakat kota
menuju zona aman, serta rencana pengembangan prasarana
penunjangnya (jalan, jembatan, angkutan evakuasi).
Kondisi rawan bencana di Kabupaten Lampung Utara masih
tergolong rendah hingga menengah, untuk mengantisipasi
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi, maka penanggulangan
dilakukan dengan penyediaan ruang evakuasi bencana dan
jalur-jalur evakuasi yang berpotensi untuk dilalui oleh masyarakat baik
tanpa atau menggunakan kendaraan.
Rencana evakuasi bencana disiapkan sebagai antisipasi apabila
terjadi bencana alam seperti longsor, banjir hingga antisipasi jika
terjadinya gempa dan puting beliung.
Adapun rencana dalam penanggulangan bencana di Kabupaten
Lampung Utara adalah sebagai berikut :
a. Titik lokasi ruang evakuasi yang merupakan titik kumpul di setiap
kelurahan untuk mempermudah proses evakuasi yang
merupakan tempat yang dianggap sebagai tempat yang masih
aman dan tempat pengungsian akhir dengan memanfaatkan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 57
meliputi: Alun-Alun, Gedung Olahraga, Kantor Kecamatan, BalaiRW, Kantor Kelurahan, Sekolah, Masjid serta
bangunan-bangunan terdekat yang aman dari bencana.
b. Jalur evakuasi meliputi :
1) Jalur evakuasi bencana banjir meliputi :
Bencana banjir di Kecamatan Muara Sungkai dievakuasi
mengikuti jalan utama menuju: Desa Tanah Abang, Desa
Mulyarejo II, Desa Karang Sari dan Desa Karang Sakti di
Kecamatan Bunga Mayang; dan
Bencana banjir di sekitar bantaran sungai Way Rarem di
Kecamatan Kotabumi Selatan dan Way Abung di
Kecamatan Kotabumi dievakuasi mengikuti jalan utama
menuju perkotaan Kotabumi.
2) Jalur evakuasi bencana bencana longsor/gerakan tanah di
Kecamatan Hulu Sungkai mengikuti jalan utama menuju Desa
Gedung Negara dan Negeri Galih Rejo di Kecamatan Hulu
Sungkai;
3) Jalur evakuasi bencana gempa di Kecamatan Abung Tengah
mengikuti jalan utama menuju lahan terbuka dan bangunan
publik yang aman; dan
4) Jalur evakuasi bencana angin puting beliung di Kecamatan
Abung Pekurun mengikuti jalan utama menuju lahan terbuka
dan bangunan publik yang aman.
c. Penyediaan taman-taman lingkungan (taman RT atau taman
RW), lapangan olahraga, bangunan-bangunan umum
dan/atau ruang terbuka publik lainnya menjadi titik atau pos
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
III. 58
d. Penyediaan Penyediaan sarana dan prasarana peringatandini/Papan Informasi ruang dan jalur Evakuasi Bencana.
e. Sosialisasi Mekanisme Mitigasi Bencana kepada Masyarakat
setempat.
Upaya yang dilakukan dalam penyediaan jalkur dan ruang
evakuasi bencana diantarantya adalah sebagai berikut :
a. Mengembangkan jalan eksisting.
b. Mengintegrasikan/menghubungkan jalan eksisting dan
menambah jalan baru sebagai rencana jalur
penyelamatan dengan fasilitas perlindungan dan sistem
wilayah secara umum.
c. Meningkatkan kualitas jalan yang ada menjadi jalan
evakuasi dengan cara Pelebaran jalan, Perbaikan
alignment jalan eksisting, Peningkatan kualitas badan
jalan dan Efektivitas dan efisiensi kota.
d. Mengintegrasikan/menghubungkan jalan eksisting
tersebut dengan rencana jalur penyelamatan yang
merupakan urban sistem lama sehingga menjadi suatu
sistem kota yang terpadu dan dapat memitigasi bencana
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara