• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab III - DOCRPIJM e120d8dcf3 BAB IIIBAB 3 ARAH STRATEGIS NASIONAL RPI2 JM opt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Bab III - DOCRPIJM e120d8dcf3 BAB IIIBAB 3 ARAH STRATEGIS NASIONAL RPI2 JM opt"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 1

Bab III

ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG

CIPTA KARYA KABUPATEN / KOTA

3.1 RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL

RPI2- JM

Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang.

Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan

prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial

ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional,

sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah

yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang

untuk fungsi budidaya.

Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan

pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman

yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari

penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam

dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan

sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta

pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan

akibat pemanfaatan ruang.

3.1.1 RTRW Nasional

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional ( RTRWN ) disusun melalui

Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional ( RTRWN )

Dalam RTRWN, Pusat Kegiatan Wilayah ( PKW ) terdekat yang menjadi

pelayanan bagi Kabupaten Lampung Utara adalah Kota Kotabumi dengan

(2)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 2

a. Pusat Pemerintahan Kabupaten

b. Perdagangan dan jasa

c. Pusat Koleksi dan distribusi.

d. Kegiatan usaha dan produksi.

3.1.2 RTRW KAWASAN STRATEGIS NASIONAL

Arahan pengembangan sistem kegiatan di Kabupaten Lampung Utara

dilakukan melalui pengembangan pusat - pusat permukiman dan kawasan

pengembangan sektor jasa yang mempunyai karakteristik sebagai

kawasan perkotaan maupun kawasan - kawasan yang secara fungsional

masih bersifat perdesaan.

Pengembangan pusat - pusat kegiatan dilakukan untuk memberikan

pelayanan terhadap kawasan sekitar untuk mampu dan berkembang serta

mengakomodir kebutuhan – kebutuhan pengembangan hingga 20 tahun

mendatang yang disesuaikan dengan potensi perkembangan untuk

mengurangi kendala pengembangan yang ada. Dalam hal ini Kabupaten

Lampung Utara tidak terdapat dalam RTRW Kawasan Strategis Nasional.

3.1.3 RTRW PULAU

Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan

operasionalisasi dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN).

Pada wilayah administrasi Kabupaten Lampung Utara tidak terdapat

wilayah kepulauan sehingga Kabupaten Lampung Utara tidak masuk pada

sebagai wilayah arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Pulau. Hal ini terlihat dari data topologi dan geografis Kabupaten Lampung

Utara dalam Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) Kabupaten

Lampung Utara maupun dalam Dokumen RPIJM Kabupaten Lampung

(3)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 3

3.1.4 RTRW PROVINSI

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui

Peraturan Daerah Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan

dari RTRW Provinsi untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota.

Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu Kabupaten Induk yang

telah mengalami pemekaran dua kali dan melahirkan beberapa Kabupaten

baru, antara lain Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Way Kanan,

Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Kabupaten

Mesuji, Pesisir Barat. Adapun Ibukota dari Kabupaten Lampung Utara

adalah Kotabumi, di proyeksikan atau di promosikan dalam RTRW

Provinsi Lampung sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp)

dengan fungsi utama yaitu :

a.Pusat Pemerintahan Kabupaten

(4)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

(5)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 5

3.1.5 RTRW KABUPATEN / KOTA

Untuk menunjang arahan pengembangan struktur ruang dalam

RTRWN dan RTRW Provinsi Lampung serta memperkuat

pengembangan sentra aktivitas ekonomi potensial, hirarkhi struktur

ruang di Kabupaten Lampung Utara untuk 20 tahun mendatang

diwujudkan dalam 4 hirarkhi pusat pelayanan yaitu;

1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), yaitu kawasan perkotaan yang

memiliki pelayanan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota.

Pusat pelayanan ini dikembangkan dengan intensitas yang lebih

tinggi untuk memacu pertumbuhan perekonomian di wilayah

sekitarnya. Berdasarkan PP. No 26 Tahun 2008, maka Pusat

Kegiatan Wilayah yang telah ditetapkan terletak di perkotaan

Kotabumi yang berfungsi sebagai pusat perekonomian wilayah di

Kabupaten Lampung Utara.

Fasilitas minimum yang tersedia di PKW adalah :

a. Perhubungan : Terminal tipe B.

b. Ekonomi : Pasar induk regional.

c. Kesehatan : Rumah sakit umum tipe B.

d. Pendidikan : Perguruan tinggi.

2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu kota-kota pusat pelayanan tersier

yang dikembangkan untuk melayani satu atau lebih kecamatan.

Pusat pelayanan tersier ini terutama dikembangkan untuk

menciptakan satuan ruang wilayah yang lebih efisien sebagai sentra

(6)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 6

Kegiatan Lokal (PKL) ditentukan berdasarkan analisis kebutuhan

ruang kawasan perkotaan di Provinsi Lampung, sehingga ditetapkan

di perkotaan Bukit Kemuning dengan fungsi sebagai :

a. Pusat pemerintahan kecamatan;

b. Pusat pendidikan;

c. Pusat perdagangan dan jasa skala kawasan dan beberapa

kecamatan;

d. Pusat pengolahan pertanian dan perkebunan;

e. Pusat kesehatan; dan

f. Pusat pelayanan pariwisata.

3. Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) yang dipacu

perkembangannya ditetapkan di perkotaan Sungkai Utara, Abung

Surakarta dan Abung Selatan, dengan fungsi sebagai berikut :

a. Perkotaan Sungkai Utara yang berfungsi sebagai pusat

pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala

kawasan dan beberapa kecamatan, dan pusat pengolahan

perkebunan;

b. Perkotaan Abung Surakarta yang berfungsi sebagai pusat

pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala

kawasan dan beberapa kecamatan, dan pusat pengolahan dan

distribusi pertanian; dan

c. Perkotaan Abung Selatan yang berfungsi sebagai pusat

pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala

kawasan dan beberapa kecamatan, pusat distribusi hasil

pertanian dan perkebunan, pusat pelayanan pendidikan dan

(7)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 7

4. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yaitu ibu kota kecamatan yang

melayani wilayah hinterlandnya. Kota sebagai Pusat Pelayanan

Kawasan (PPK) yaitu kota-kota kecamatan di luar kota PKW dan

PKL berfungsi minimal sebagai PPK, meliputi :

a. Perkotaan Blambangan Pagar yang berada di Kecamatan

Blambangan Pagar yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan

kecamatan, pusat perdagangan regional, pusat distribusi hasil

pertanian dan perkebunan, simpul transportasi regional, pusat

koleksi komoditas pertanian;

b. Perkotaan Negara Tulang Bawang yang berada di Kecamatan

Bunga Mayang yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan

kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan dan

pusat pelayanan sosial ekonomi skala kecamatan, pusat industri

dan distribusi pengolahan perkebunan;

c. Perkotaan Tanjung Raja yang berada di Kecamatan Tanjung

Raja yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan,

pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan, dan pusat

pelayanan sosial ekonomi skala kecamatan;

d. Perkotaan Ogan Lima yang berada di Kecamatan Abung Barat

yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat

perdagangan dan jasa skala kecamatan, pusat kesehatan

kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala kecamatan;

e. Perkotaan Madukoro yang berada di Kecamatan Kotabumi Utara

yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat

perdagangan dan jasa skala kecamatan, pusat distribusi, pusat

pelayanan pendidikan tinggi dan pusat pelayanan sosial ekonomi

(8)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 8

f. Perkotaan Gunung Besar yang berada di Kecamatan Abung

Tengah yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan,

pusat distribusi dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala

kecamatan;

g. Perkotaan Mulang Maya yang berada di Kecamatan Kotabumi

Selatan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan,

pusat perdagangan dan jasa, pusat pelayanan pendidikan, pusat

pelayanan kesehatan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala

lingkungan;

h. Perkotaan Cempaka yang berada di Kecamatan Sungkai Jaya

berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat

pelayanan kesehatan, pusat pelayanan pusat pendidikan, pusat

distribusi perkebunan, perdagangan skala lingkungan/kawasan

dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan;

i. Perkotaan Semuli Jaya yang berada di Kecamatan Abung

Semuli berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat

kegiatan industri pertanian, perdagangan skala

lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala

lingkungan; dan

j. Perkotaan Ketapang yang berada di Kecamatan Sungkai Selatan

berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, perdagangan

skala lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi

(9)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 9

5. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) diemban oleh Desa/kelurahan,

meliputi :

a. Perdesaan Bumi Agung Marga yang berada di Kecamatan Abung

Timur berfungsi sebagai perdagangan skala lingkungan/kawasan

dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan, industri

pengolahan hasil perkebunan, sentra perdagangan perternakan;

b. Perdesaan Sinar Harapan yang berada di Kecamatan Sungai

Barat berfungsi sebagai perdagangan skala lingkungan/kawasan

dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan. pengolah

hortikultura dan perkebunan, pariwisata , pusat penyediaan

energi;

c. Perdesaan Pekurun yang berada di Kecamatan Abung Pekurun

berfungsi sebagai perdagangan skala lingkungan/kawasan dan

pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan, pariwisata;

d. Pedesaan Karangsari yang berada di Kecamatan Muara Sungkai

berfungsi sebagai perdagangan skala lingkungan/kawasan dan

pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan;

e. Perdesaan Gedung Makripat yang berada di Kecamatan Hulu

Sungkai berfungsi sebagai perdagangan skala

lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala

lingkungan, pengolah perkebunan dan hortikultura;

f. Perdesaan Batu Nangkop yang berada di Kecamatan Sungkai

Tengah berfungsi sebagai perdagangan dan jasa skala

lingkungan/kawasan, pusat pendidikan dan pusat pelayanan

sosial ekonomi skala lingkungan, industri pengolahan sawit dan

(10)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 10

g. Perdesaan Ulak Rangkas yang berada di Kecamatan Abung

Tinggi berfungsi sebagai perdagangan skala lingkungan/kawasan

dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan, industri

pengolahan perkebunan, pengolahan pertambangan mineral

non-logam batuan, pariwisata; dan

h. Perdesaan Aji Kagungan yang berada di Kecamatan Abung

Kunang berfungsi sebagai perdagangan skala

lingkungan/kawasan, pusat pendidikan dan pusat pelayanan

sosial ekonomi skala lingkungan.

Penetapan fungsi pada masing-masing pusat kegiatan didasarkan

pada pertimbangan sebagai berikut :

 Hiraki kota/kawasan perkotaan;

 Jangkauan pelayanan perkotaan tersebut terhadap wilayah

belakangnya;

 Basis ekonomi kota/kawasan perkotaan dalam wilayah yang lebih

luas;

 Kedudukan perkotaan tersebut dalam skala regional;

Berdasarkan pertimbangan di atas, fungsi pada setiap pusat kegiatan di

(11)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 11

Tabel 3.1

Rencana Sistem Pusat Kegiatan Kabupaten Lampung Utara

Hierarki

Fungsi

Pusat Kota Kecamatan Fungsi Utama Fungsi Hinterland

PKW Kotabumi

dan

sekitarnya

Kotabumi  Pusat pemerintahan

kabupaten;

 Pusat perdagangan dan

jasa regional;

 Pusat pendidikan islam;

 Pusat pendidikan tinggi;

 Pusat industri dan jasa

pariwisata; dan

 Pusat perdagangan dan

jasa skala kawasan dan

beberapa kecamatan;

 Pusat pengolahan

pertanian dan

perkebunan;

 Pusat kesehatan; dan

(12)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 12

Hierarki

Fungsi

Pusat Kota Kecamatan Fungsi Utama Fungsi Hinterland

 RTH Perkotaan

 Pusat Perdagangan dan

jasa skala kawasan dan

beberapa Kecamatan

 Pusat Perdagangan dan

jasa skala kawasan dan

beberapa Kecamatan

 Pusat Pengolahan dan

(13)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 13

Hierarki

Fungsi

Pusat Kota Kecamatan Fungsi Utama Fungsi Hinterland

Abung

 Pusat Perdagangan dan

jasa skala kawasan dan

beberapa Kecamatan

 Pusat Distribusi Hasil

Pertanian dan

PPK Blambangan Blambangan

Pagar

 Pusat koleksi komoditas

(14)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 14

Hierarki

Fungsi

Pusat Kota Kecamatan Fungsi Utama Fungsi Hinterland

pertanian  Permukiman

Perkotaan

 Pusat Perdagangan dan

Jasa skala Kecamatan

 Pusat pelayanan sosial

ekonomi skala

kecamatan

 Pusat Industri dan

distribusi pengolahan

 Pusat Perdagangan dan

Jasa skala Kecamatan

 Pusat pelayanan sosial

(15)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 15

Hierarki

Fungsi

Pusat Kota Kecamatan Fungsi Utama Fungsi Hinterland

Lindung

 RTH Perkotaan

Ogan Lima Abung Barat  Pusat Pemerintahan

Kecamatan

 Pusat Perdagangan dan

Jasa skala Kecamatan.

 Pusat Kesehatan

Kawasan (puskesmas

Tipe A).

 Pusat pelayanan sosial

ekonomi skala

 Pusat Perdagangan dan

Jasa skala Kecamatan

 Pusat Distribusi

 Pusat Pelayanan

Pendidikan Tinggi

 Pusat pelayanan sosial

 Pertanian Tanaman

Pangan

 Kawasan Industri

 Perikanan

 Perternakan

 Permukiman

Perkotaan

(16)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 16

Hierarki

Fungsi

Pusat Kota Kecamatan Fungsi Utama Fungsi Hinterland

ekonomi skala

 Pusat pelayanan sosial

ekonomi skala

 Pusat Perdagangan dan

Jasa

 Pusat Pelayanan

Pendidikan dan

Kesehatan

 Pusat pelayanan sosial

ekonomi skala lingkungan

(17)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 17

Hierarki

Fungsi

Pusat Kota Kecamatan Fungsi Utama Fungsi Hinterland

Jaya Kecamatan

 Pusat Pelayanan

Kesehatan

 Pusat Pelayanan Pusat

Pendidikan

 Pusat Distribusi

Perkebunan

 Perdagangan dan jasa

skala lingkungan

 Pusat pelayanan sosial

ekonomi skala lingkungan

 Pertanian Tanaman

 Pusat Kegiatan Industri

Pertanian

 Pusat pelayanan sosial

ekonomi skala lingkungan

Ketapang Sungkai

(18)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 18

Hierarki

Fungsi

Pusat Kota Kecamatan Fungsi Utama Fungsi Hinterland

 Pusat pelayanan sosial

ekonomi skala lingkungan

Pengolahannya

 Pusat pelayanan sosial

ekonomi skala lingkungan

 Industri Pengolahan Hasil

Perkebunan

 Pusat pelayanan sosial

ekonomi skala lingkungan

(19)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 19

Hierarki

Fungsi

Pusat Kota Kecamatan Fungsi Utama Fungsi Hinterland

 Pusat penyediaan energi

Pekurun Abung

Pekurun

 Perdagangan skala

lingkungan/kawasan

 Pusat pelayanan sosial

ekonomi skala lingkungan

 Pariwisata

 Pusat pelayanan sosial

ekonomi skala lingkungan

 Pengembangan

 Pusat pelayanan sosial

ekonomi skala lingkungan

Batu Sungkai  Perdagangan dan jasa

skala

 Pertambangan

(20)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 20

Hierarki

Fungsi

Pusat Kota Kecamatan Fungsi Utama Fungsi Hinterland

Nangkop Tengah lingkungan/kawasan

 Pusat Pendidikan

 Pusat pelayanan sosial

ekonomi skala lingkungan

 Industri pengolahan sawit

dan karet

 Pusat pelayanan sosial

ekonomi skala lingkungan

 Industri pengolahan

perkebunan

 Pengolahan

pertambangan mineral

non logam berupa batuan

 Pariwisata

 Pusat pelayanan sosial

ekonomi skala lingkungan

 Perkebunan

 Perikanan

 Permukiman

Perdesaan

(21)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

(22)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

(23)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 23

3.1 RENCANA SISTEM JARINGAN PRASARANA UTAMA

3.3.1 Rencana Sistem Jaringan Transportasi Darat

Prinsip-prinsip dalam penyusunan rencana sistem transportasi di

Kabupaten Lampung Utara ini, adalah sebagai berikut : a) keseimbangan

pembangunan wilayah, b) keterpaduan Sistem Transportasi Nasional,

Provinsi dan Lokal, c) minimasi biaya atau memanfaatkan kondisi eksisting

secara optimal, d) minimasi konflik guna lahan baik dengan penduduk

maupun antar instansi..

Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana transportasi darat

Kabupaten Lampung Utara sebagai berikut :

A. Jaringan Jalan

Sistem jaringan jalan adalah satu kesatuan ruas jalan yang saling

menghubungkan dan mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah

yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam satu hubungan

hierarki.

Secara umum panjang jalan di Kabupaten Lampung Utara hingga tahun

2032 sudah dapat memenuhi kebutuhan jalan untuk kendaraan yang

melintas di Kabupaten Lampung Utara terdiri dari 89,75 km jalan Negara,

139,935 jalan propinsi dan 2.143,42 km jalan kabupaten. Untuk

meningkatkan pelayanan serta upaya mendukung aksesibilitas dan

perekonomian di wilayah Kabupaten Lampung Utara, maka rencana

pengembangan jaringan jalan yang juga merupakan Keputusan Bupati

Kabupaten Lampung Utara No. B / 181 / 15-LU / HK / 2012 Tahun 2012

tentang Penetapan Status Ruas-Ruas Jalan Sebagai Jalan

(24)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 24

1. Jalan Arteri Primer yang merupakan jaringan Lintas Tengah, meliputi:

a. ruas Simpang Empat – Bukit Kemuning.

b. ruas Bukit Kemuning – Batas Kota Kotabumi.

c. ruas jalan Raden Intan Kecamatan Kotabumi.

d. ruas Simpang Kotabumi – Kelapa tujuh (jln. Soekarno-Hatta –

Kotabumi).

e. ruas Batas Kota Kotabumi – Terbanggi Besar.

f. ruas Jalan Sudirman Kecamatan Kotabumi.

2. Jalan Kolektor Primer 1 (K-1) yang merupakan penghubung Lintas Tengah meliputi ruas Bukit Kemuning – Padang Tambak.

3. Jalan Kolektor Primer 2 (K-2), meliputi : a. ruas Sp. Kota bumi – Panaragan jaya.

b. ruas Kotabumi – Ketapang.

c. ruas Jalan Abung Raya Barat (Kotabumi).

d. ruas Jalan Bumi Agung (Kotabumi).

e. ruas Padang Ratu – Kaji Agungan.

f. ruas Negara Ratu – Pakuan Ratu.

g. ruas Serupa Indah – Tajab.

h. ruas Negara Ratu – Sp. Tujok.

4. Jalan Strategis Provinsi, meliputi :

a. ruas jalan Sp.Kota Bumi - Bd. Abung - Panaragan Jaya.

(25)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 25

5. Jalan Lokal Primer, meliputi :

a. ruas Cahaya Negeri – Tanjung Raya;

b. ruas Keramat Teluk – Sri Widodo;

c. ruas Negara Ujung Karang – Batas Way Kanan;

d. ruas Pepang Tangguk – W. Tuba (Bts. Way Kanan);

e. ruas Wonogiri – Bernah;

f. ruas Bernah – Kali Cinta;

g. ruas Wonogiri – Banyu Urip;

h. ruas Kalibalangan – Tata Karya;

i. ruas Ogan Lima – Gunung Betuah;

j. ruas Ketapang – Gunung Betuah;

k. ruas Bindu Pasar – Jerangkang;

l. ruas Kali Balangan – Cabang Empat;

m. ruas Gunung Besar – Subik;

n. ruas Suka Marga – Muara Aman;

o. ruas Bumi Agung – Papan Rejo;

p. ruas Bangun Jaya – Pepang Tangguk;

q. ruas Sp. Ketapang – Gn. Batin;

r. ruas Ketapang – Sp. Negeri TL Bawang;

s. ruas Sinar Ogan – Jerangkang;

t. ruas Tanjung Raja – Merambung;

u. ruas Candi Mas – Kota Agung;

v. ruas KBA – Kota Agung;

w. ruas Bumi Agung – KBA;

x. ruas Kotabumi – Talang Bojong;

(26)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 26

z. ruas Kali Cinta – Dorowati;

aa.ruas Dorowati – Wono kitri;

bb.ruas Sp. Sawo Jajar – Wonokitri;

cc.ruas Mulyo Rejo – Iso Rejo;

dd.ruas Iso Rejo – Bandar Agung;

ee.ruas Madu Koro – Sri Agung;

ff. ruas Gunung Labuhan – Sri Agung; dan

gg.ruas Sawo Jajar – Balay Benih.

Rencana jaringan jalan baru di Kabupaten Lampung Utara diarahkan

dengan adanya pembanguinan jalan lingkar Kalibalangan (Kecamatan

Abung Selatan) – Mulang Maya (Kecamatan Kotabumi Selatan), dimana

dalam pembangunan jaringan jalan lingkar terlebih dahulu dilakukan

persiapan pengusahaan jalan dengan penyiapan Feasibility study (FS)

Pembangunan Jalan dengan kegiatan kegiatan pra studi kelayakan, studi

kelayakan serta analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) dan

ANDALIN.

B. Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang di Kabupaten

Lampung Utara meliputi terminal dan pengembangan unit pengujian

kendaraan bermotor. Rencana pengembangan prasarana lalu lintas dan

angkutan jalan di Kabupaten Lampung Utara meliputi:

1. Pengembangan Terminal

a. Pengembangan terminal penumpang, meliputi :

 Pengembangan terminal tipe B Simpang Propau di Kecamatan

(27)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 27

 Pengembangan terminal tipe C di Kalibalangan Kecamatan Abung

Selatan, Ogan Lima Kecamatan Abung Barat, Negara Ratu

Kecamatan Sungkai Utara dan Tata Karya Kecamatan Abung

Surakarta.

b. Pembangunan terminal barang, meliputi :

 Rencana pembangunan terminal barang Negara Ratu di Kecamatan

Sungkai Utara; dan

 Rencana pembangunan terminal barang Kalibalangan di Kecamatan

Abung Selatan

2. Pengembangan unit pengujian kendaraan bermotor meliputi pengujian

Kendaraan Bermotor di Kecamatan Kotabumi dan uji emisi gas buang

di Kecamatan Kotabumi.

C. Jaringan Pelayanan Lalu Lintas

Jaringan pelayanan lalu lintas dalam hal ini adalah pengembangan

angkutan penumpang dan barang dengan pengembangan di Kabupaten

Lampung Utara adalah sebagai berikut :

(1) Pengembangan angkutan penumpang :

a. Angkutan Antarkota Antar Provinsi (AKAP) meliputi:

1. jalur Simpang Propau Baturaja (Provinsi Sumatera Selatan);

2. jalur Simpang Propau Palembang (Provinsi Sumatera Selatan);

3. jalur Simpang Propau Martapura (Provinsi Sumatera Selatan);

4. jalur Simpang Propau Bandung (Provinsi Jawa Barat);

5. jalur Simpang Propau Yogyakarta (D.I Yogyakarta);

6. jalur Simpang Propau Solo (Provinsi Jawa Tengah); dan

(28)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 28

b. Pengembangan angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP) meliputi :

1. jalur Simpang Propau Bandar Lampung;

2. jalur Bukit Kemuning Way Kanan; dan

3. jalur Simpang Propau Daya Murni.

4. jalur Simpang Propau Menggala (Kab. Tulang Bawang);

5. jalur Simpang Propau Bukit Kemuning Liwa (Kab. Lampung

Barat);

6. jalur Simpang Propau Rajabasa (Kab. Lampung Selatan); dan

7. jalur Simpag Propau Bukit Kemuning Pakuon Ratu Blambangan

Umpu (Kab. Way Kanan).

c. Pengembangan angkutan perkotaan meliputi:

1. jalur Kalibalangan Kotabumi Ogan Lima Bukit Kemuning;

2. jalur Kalibalangan Kotabumi Madukoro Ketapang Negara

Ratu;

3. jalur Ogan Lima Sinar Harapan Gunung Labuhan Labuhan Ratu

– Negara Bumi – Negara Ratu;

4. jalur Gunung Besar Kinciran Pekurun Tengah Pekurun Udik

Gilih Suka Negeri – Sinar Ogan – Trimodadi – Kalibalangan;

5. jalur Bukit Kemuning Dwikora;

6. jalur Simpang Propau Tata Karya Daya Murni;

7. jalur Simpang Propau Semuli Raya Papan Asri Sidorahayu

Blambangan;

8. jalur Simpang Propau Kalicinta Lewat Bernah Madukoro; dan

(29)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 29

d. Pengembangan angkutan perdesaan meliputi:

1. jalur Kalibalangan Trimodadi Cabang Empat;

2. jalur Kotabumi Tanjung Raja Cahaya Negeri;

3. jalur Kotabumi Kalicinta Papan Rejo Mulyorejo Dorowati;

4. jalur Sinar Harapan Ketapang Kalicinta;

5. jalur Bukit Kemuning Sukamenanti Sekipi Sidokayo;

6. jalur Bukit Kemuning Cahaya Negeri Tanjung Raja;

7. jalur Bukit Kemuning Tulung Buyut Negara Ratu;

8. jalur Simpang Propau Gunung Labuhan Way Tebabeng;

9. jalur Negara Ratu Negara Batin Kota Negara Bunga Mayang;

10. jalur Negara Ratu Tulung Buyut Bukit Kemuning;

11. jalur Negara Ratu Sinar Ogan;

12. jalur Bunga Mayang Negara Ujung Karang; dan

13. jalur Bunga Mayang Negeri Besar.

e. Penyediaan angkutan bus sekolah meliputi:

1. jalur Kotabumi Ketapang;

2. jalur Kotabumi Blambangan Pagar; dan

3. jalur Kotabumi Bukit Kemuning.

(2) Pengembangan angkutan barang meliputi:

a. Pengembangan angkutan barang Kalibalangan – Kotabumi – Ogan

Lima – Bukit Kemuning;

b. Pengembangan angkutan barang Ogan Lima – Sinar Harapan –

(30)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 30

c. Pengembangan angkutan barang Gunung Besar – Kinciran – Pekurun

Tengah – Pekurun Udik – Gilih Suka Negeri – Sinar Ogan – Trimodadi –

Kalibalangan; dan

d. Pengembangan angkutan barang Kalibalangan – Kotabumi – Madukoro

– Ketapang – Negara Ratu.

3.3.2Rencana Sistem Jaringan Perkeretaapian

Pengembangan prasarana transportasi berbasis kereta api di Kabupaten

Lampung Utara meliputi jaringan jalur kereta api dan prasarana

perkeretaapian.

A. Rencana Jalur Kereta Api

1.Jaringan Jalur Kereta Api Umum

Rencana perkeretaapian di Kabupaten Lampung Utara terkait dengan

Sumatra Rail Way sepanjang 200 Km, Rancangan Peraturan Presiden

RTR Pulau Sumatera Tahun 2011 dan jaringan jalur kereta api Regional

Provinsi Lampung.

Rencana Jaringan jalur kereta api umum di Kabupaten Lampung Utara

adalah Pengembangan Jaringan jalur kereta api umum , meliputi :

a. Pembangunan rel kereta api dengan jalur Kotabumi-Terbanggi

Besar-Menggala.

b. Pengoperasian Jalur Kereta Api dengan jalur Kertapati Tanjung

Karang (Kertapati – Prabumilih - Baturaja – Martapura – Blambangan

(31)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 31

2.Jaringan Jalur Kereta Api Khusus

Pengembangan jaringan rel kereta api khusus pengangkutan Batu Bara

dengan jalur Blambangan Pagar - Abung Semuli - Abung Selatan -

Kotabumi Selatan – Kotabumi - Kotabumi Utara - Sungkai Selatan -

Sungai Tengah - Sungkai Utara - Hulu Sungkai.

B.Rencana Prasarana Perkeretaapian

Rencana prasarana perkeretaapian merupakan pengembangan stasiun

kereta api meliputi:

1. Stasiun Blambangan Pagar di Kecamatan Blambangan Pagar;

2. Stasiun Kalibalangan di Kecamatan Abung Selatan;

3. Stasiun Kotabumi di Kecamatan Kotabumi;

4. Stasiun Ketapang di Kecamatan Sungkai Selatan; dan

(32)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

(33)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 33

3.4.1 Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Sistem pengembangan jaringan sumber daya air di Kabupaten Lampung

Utara adalah sistem pengelolaan wilayah sungai (WS), cekungan air tanah

(CAT), jaringan irigasi jaringan air baku untuk air bersih dan sistem

pengendalian daya rusak air bertujuan untuk mempertahankan dan

melindungi sumber daya air sebagai air baku kebutuhan penduduk di

Kabupaten Lampung Utara.

A. Sistem Pengelolaan Wilayah Sungai

Kabupaten Lampung Utara dilalui oleh Wilayah Sungai lintas Porvinsi

dan Strategis Nasonal, meliputi

a. Wilayah Sungai (WS) Mesuji-Tulang Bawang yang merupakan WS

Lintas Provinsi-kewenangan Pemerintah Pusat; dan

b. Wilayah Sungai (WS) Seputih-Sekampung yang merupakan WS

Strategis Nasional-Kewenangan Pemerintah Pusat.

Untuk mempertahankan pelestarian sumber daya air wilayah sungai,

maka rencana pengelolaan Wilayah Sungai di Kabupaten Lampung

Utara meliputi :

a. Rehabilitasi dan revitalisasi wilayah hulu sungai Way Abung yang

bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten yang berbatasan.

b. Penetapan wilayah sempadan sungai sebagai kawasan lindung.

c. Revitalisasi sungai, khususnya dalam upaya pelestarian

WSMesuji-Tulang Bawang dan Seputih-Sekampung.

B. Cekungan Air Tanah (CAT)

Dalam upaya menjaga keberadaan/ketersediaan sumber daya air tanah

dan mencegah adanya krisis akibat kerusakan lingkungan maka

(34)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 34

penggunaan air tanah. Cekungan air tanah yang ada di Kabupaten

Lampung Utara adalah termasuk kedalam CAT Metro – Kota Bumi yang

merupakan CAT lintas kabupaten terdapat di Kecamatan Bukit

Kemuning; Kecamatan Abung Tinggi; sebagian Kecamatan Tanjung

Raja; Kecamatan Abung Barat; Kecamatan Abung Tengah; sebagian

Kecamatan Abung Pekurun; Kecamatan Abung Kunang; Kecamatan

Abung Semuli; Kecamatan Abung Selatan; Kecamatan Abung Timur;

Kecamatan Abung Surakarta; Kecamatan Kotabumi; Kecamatan

Kotabumi Utara; Kecamatan Kotabumi Selatan; Kecamatan Sungkai

Selatan; Kecamatan Sungkai Jaya; sebagian Kecamatan Sungkai Utara;

Kecamatan Muara Sungkai; Kecamatan Sungkai Barat; sebagian

Kecamatan Hulu Sungkai; sebagian Kecamatan Sungkai Tengah;

Kecamatan Blambangan Pagar; dan Kecamatan Bunga Mayang.

Rencana perwujudan yang dilakukan, meliputi :

a. Penentuan batas cekungan air tanah;

b. Memelihara dan pengendalian terhadap penggunaan air tanah;

c. Meningkatkan jumlah imbuhan air tanah, khususnya di wilayah

cekungan air tanah;

d. Peningkatan kemanfaatan fungsi air tanah guna memenuhi

penyediaan air tanah;

e. Pelaksanaan pengendalian daya rusak serta konservasi air tanah;

f. Pengelolaan cekungan air tanah Metro – Kota Bumi; dan

g. Inventarisasi, pengaturan pemanfaatan, perijinan, pengendalian

(35)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 35

C. Sistem Jaringan Irigasi

Pengembangan jaringan irigasi merupakan salah satu sumber daya air di

Kabupaten Lampung Utara dilakukan dengan strategi optimasi prasarana

yang ada melalui pemeliharaan prasarana yang sudah ada serta

peningkatan kapasitas dan jumlah saluran irigasi. Hal ini untuk kemudian

disesuaikan dengan pemanfaatan sumber air irigasi dari sungai – sungai

yang mengaliri wilayah dan pembangunan bendungan serta saluran

induk irigasi.

Pengembangan jaringan irigasi ditujukan untuk mengairi areal pertanian

dan perkebunan sebagai sumber air potensial, antara lain adalah :

a. Daerah Irigasi (DI) yang merupakan kewenangan pusat dan lintas

kabupaten/kota yaitu Dl Way Rarem dengan luasan kurang lebih

9.259 hektar;

b. Daerah Irigasi (DI) kewenangan pemerintah pusat, utuh

kabupaten/kota meliputi Dl Way Tulung Mas dengan luasan kurang

lebih 3.200 hektar dan Dl Bumi Agung dengan luasan lebih kurang

3.000 hektar; dan

c. Daerah Irigasi di bawah 1.000 Ha yang merupakan kewenangan

kabupaten terdiri dari 77 Daerah Irigasi dengan luasan total kurang

lebih 10.474 hektar, meliputi DI Way Balai Kencana, DI Sebabuy, DI

W. Wonokriyo I, II,DI W. Wonokriyo I, II, DI Way Ambu Tapis, DI Way

Behima , DI Way Beringin , DI Way Bluru I , DI Way Bluru II , DI Way

Buah II, DI Way Buah III, DI Way Ci Buah, DI Way Curup Meray,DI

Way Getah Hilir, DI Way Getah Sri Menantai, DI Way Gunung Sadar,

DI Way Ilahan, DI Way Jagang, DI Way Jerinjing, DI Way Kadis, DI

(36)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 36

Kulindang, DI Way Kulur, DI Way Kulur, DI Way Kulur II, DI Way

Kurnia , DI Way Lempaung, DI Way Lubuk Gentong, DI Way Melumi

B, DI Way Merah, DI Way Panjangan I,DI Way Pukem, DI Way

Punjung I, DI Way Punjung IV, DI Way Sabuk II, DI Way Sabuk Indah,

DI Way Sabuk Sindang Agung, DI Way Saung Naga, DI Way Skipi

Hilir, DI Way Sumber Asri, DI Way Talang Padang, DI Way Tebabeng,

DI Way Tebak Mayan, DI Way Tenonpura Wiwitan, DI Way Tirta

Shinta, DI Way Tulung Buha, DI Way Tulung Mili, DI Way Uluhan

Liwa, DI Waduk Simpang Pematang, DI Way Melumi A, DI Way

Curup, DI Way Gunung Sadar II, DI Way Kandis (Ketapang), DI Way

Lintah, DI Way Muara Balak, DI Way Napal, DI Way Ngaji, DI Way

Ngimbar I, DI Way Panglong, DI Way Panjangan II, DI Way Papan

Asri, DI Way Rakan I, DI Way Rakan II, DI Way Sabuk III, DI Way

Sabuk IV, DI Way Simpang Pematang, DI Way Sri Balong I, DI Way

Sri Balong II, DI Way Talang Jali, DI Way Tela, DI Way Timba, DI Way

Umbu Tua dan DI Way Ciamis.

d. Rencana pengembangan sistem jaringan irigasi meliputi :

 Penambahan prasarana dan peningkatan fungsi jaringan irigasi

meliputi saluran irigasi primer, saluran irigasi sekunder, dan saluran

irigasi tersier;

 Pengelolaan dan perlindungan daerah irigasi Way Rarem, daerah

irigasi Tulung Mas dan Dl Bumi Agung.

 Perbaikan jaringan irigasi;

 Pemanfaatan jaringan irigasi untuk mengairi lahan pertanian;

 Konservasi sumber daya lahan dan air serta pemeliharaan jaringan

(37)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 37

khususnya dalam pengembangan LP2B, perikanan dan

(38)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

(39)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 39

D. Jaringan Air Baku Untuk Air Bersih

Untuk memenuhi kebutuhan pemenuhan air bersih, maka rencana sistem

jaringan air baku air bersih di Kabupaten Lampung Utara adalah dengan

Penyediaan dan pemeliharaan lahan-lahan sumber air baku, yaitu :

1. Perbaikan dan pemantauan kualitas air sungai Way Abung (Kotabumi),

Way Sindang (Ulu Way Sabuk) di Kecamatan Tanjung Raja, Way Abung

Timah Dwikora di Kecamatan Bukit Kemuning dan Mata air Way Kulur di

Kecamatan Abung Tengah.

2. Pengembangan dan pemanfaatan sumur bor arthesis di Desa Kalicinta

dan Madukoro di Kecamatan Kotabumi Utara dan Desa Ketapang di

Kecamatan Sungkai Selatan.

E. Sistem Pengendalian Daya Rusak Air

Pengendalian daya rusak air tanah adalah upaya untuk mencegah,

menanggulangi, dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang

disebabkan oleh daya rusak air tanah. Sistem pengendalian daya rusak air

berupa banjir terdapat di Kecamatan Muara Sungkai sebagai bagian hulu

sungai Way Abung.

Pengendalian daya rusak air dilakukan dengan upaya Pencegahan,

Penanggulangan, dan Pemulihan.

 Mengutamakan upaya Pencegahan melalui perencanaan pengendalian

daya rusak air yang disusun secara terpadu dan menyeluruh dalam Pola

pengelolaan sumber daya air.

 Upaya Pencegahan lebih diutamakan pada Kegiatan Non-fisik.

Kegiatan Non-fisik adalah kegiatan penyusunan dan/atau penerapan piranti

lunak yang meliputi antara lain pengaturan, pembinaan, pengawasan, dan

(40)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 40

 Penanggulangan dilakukan secara terpadu oleh instansi-instansi terkait dan

masyarakat melalui suatu badan koordinasi penanggulangan bencana pada

tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten.

 Pemulihan daya rusak air dilakukan dengan memulihkan kembali fungsi

lingkungan hidup dan sistem prasarana sumber daya air.

 Menjadi tanggung jawab Pemerintah, pemerintah daerah, serta pengelola

sumber daya air wilayah sungai dan masyarakat.

Berdasarkan upaya pengendalian di atas, maka dengan rencana pengendalian

daya rusak air di Kabupaten Lampung Utara adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan jumlah imbuhan air tanah, khususnya di wilayah cekungan

air tanah untuk menghambat atau mengurangi laju penurunan muka air

tanah.

2. Normalisasi sistem prasarana saluran air di Kecamatan Muara Sungkai.

3. Meningkatkan kapasitas bendungan Tirtasinta.

4. Pembangunan tanggul dan saluran pengendali banjir di sekitar aliran

sungai Way Rarem dan Way Abung sebagai bagian dari sub DAS Tulang

Bawang.

5. Penanggulangan daya rusak air dilakukan dengan mitigasi bencana

melakukan kegiatan fisik dengan pembangunan saluran pengendali banjir

dan penanaman vegetasi di sekitar aliran sungai.

3.4.2 Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Lainnya

Rencana sistem jaringan prasarana wilayah lainnya di Kabupaten Lampung

Utara meliputi:

(a) sistem persampahan,

(41)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 41

(c) sistem pengelolaan air limbah;

(d) sistem jaringan drainase dan

(e) jalur dan ruang evakuasi bencana.

1.4.4.1 Rencana Sistem Persampahan

Pada tahun 2008 telah disahkan UU No. 18 Tahun 2008 tentang

Pengelolaan Sampah, dan salah satu di dalamnya diatur tentang

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah bukan lagi sebagai Tempat

Pemrosesan Akhir, dan setiap daerah/kota diwajibkan untuk

meninggalkan cara operasional lama (open dumping)

selambat-lambatnya dalam waktu 5 tahun sejak Undang-Undang ditetapkan.

Beberapa kendala yang dijumpai di berbagai daerah perkotaan,

termasuk Kabupaten Lampung Utara dan daerah sekitarnya,

menyebabkan penanganan masalah persampahan, khususnya Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah masih belum mendapat prioritas

yang proporsional. Kebutuhan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Sampah akan terus meningkat sejalan dengan pembangunan yang

berwawasan lingkungan.

Berdasarkan klasifikasinya, Kabupaten Lampung Utara hingga akhir

Tahun perencanaan termasuk ke dalam termasuk ke dalam Kota

Besar. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :

14/PRT/M/2010Tanggal : 25 Oktober 2010 mengenai Petunjuk Teknis

Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum Dan Penataan

Ruang, maka sistem pengolahan untuk kota besar dilakukan dengan

(42)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 42

Secara garis besar pengelolaan sampah dapat di rinci seperti ini :

a. Pewadahan, yaitu melalui penyediaan tong-tong sampah di setiap

rumah maupun bangunan sarana kota, dengan ukuran 40 - 100 liter.

Tong sampah di setiap rumah disediakan sendiri oleh masing-masing

keluarga, sedangkan tong-tong sampah pada sarana kota di sediakan

oleh pemerintah.

b. Pengumpulan : proses pengumpulan sampahnya dapat dilakukan baik

secara individual maupun secara komunal melalui bak-bak

penampungan yang disediakan di setiap unit lingkungan perumahan

maupun pada unit kegiatan komersial dan pemerintahan/perkantoran.

Sampah domestik tersebut kemudian diangkut memakai gerobak

sampah ukuran 1 m3 ke lokasi Transfer Depo atau Tempat

Penampungan Sementara (TPS) oleh pengelola swadaya masyarakat

di masing-masing unit lingkungan. Sedangkan sampah dari kegiatan

komersial dan pemerintahan atau perkantoran serta yang berada di

sepanjang jalan utama dikelola oleh instansi terkait .

c. Pengangkutan : dari TPS dapat berupa kontainer sampah maupun

sampah dari tiap lokasi TPS atau Transfer Depo diangkat dengan truk

sampah maupun armroll truck /dump truck ke lokasi Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah yang dikelola oleh Pemerintah

Daerah.

d. Pembuangan akhir : sampah dari TPS dikumpulkan dan di bawa ke

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah, di mana nantinya

sampah-sampah organik akan di olah menjadi kompos, briket dan gas

(43)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 43

Lampung Utara belum memiliki Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Sampah, maka diperlukan studi penentuan lokasi TPA.

e. Sistem Pembuangan/Pengolahan, yaitu sistem pengolahan sampah

yang dilakukan di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah dengan

cara sistem lahan urug (sanitary landfill) yang dilengkapi sarana sistem

drainase permukaan maupun bawah permukaan, sistem pembuangan

gas yang dihasilkan oleh proses dekomposisi sampah dan sumur (pipa)

pemantau leachate (cairan yang ditimbulkan oleh sampah), serta daur

ulang. Selain itu sampah-sampah yang mempunyai potensi untuk dapat

dimanfaatkan kembali, seperti plastik, kertas dan kaleng dapat dijadikan

sebagai bahan baku industri pengolahan sampah, yang selanjutnya

dilakukan proses pengolahan dari sampah yang telah dipisahkan

menjadi bahan baku atau barang jadi.

f. Pengembangan reduksi sampah dalam skala mikro, yaitu melalui

reduksi sampah dari rumah tangga (pemilahan sampah mulai dari

sumbernya maupun dengan Pengembangan konsep 4R (reuse,

reduce, recycle dan replace) atau dapat dikatakan sebagai konsep

zero waste untuk mengurangi volume sampah pada masing-masing

TPS.

Hasil prediksi dengan menggunakan Standar Pelayanan Minimal

(Kepmenkimpraswil No. 534/2001) yang disesuaikan asumsinya, maka

jumlah timbulan sampah pada akhir tahun perencanaan (2032) adalah

sebesar 103.227 m3/hari, maka dibutuhkan sarana penunjang antara

lain 51.614 gerobak sampah, 8.602 bak sampah besar, 10.323 TPS

(44)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 44

Tabel 3.8

Produksi Sampah dan Kebutuhan Sarana Penunjang

di Kabupaten Lampung Utara Tahun 2012-2032

No Keterangan Satuan 2012 2016 2021 2026 2032

1 Jmlh Penduduk jiwa 633.899 693.006 766.891 840.775 914.660

2 Jmlh Rumah tangga kk 126.780 138.601 153.378 168.155 182.932

3

Standar produksi

sampah

m3/orang/hari 0,003m3/org/hari

4 Produksi sampah m3/hari 1.902 2.079 2.301 94.810 103.227

5

Kebutuhan gerobak

Sampah

2m3 951 1.040 1.150 47.405 51.614

6

Kebutuhan bak sampah

kecil

6m3 317 347 383 15.802 17.205

7

Kebutuhan Bak sampah

Besar

12m3 158 173 192 7901 8.602

8 TPS kontainer besi 10m3 190 208 230 9481 10.323

9 Truk terbuka 7m3 272 297 329 13.544 14.747

10 Dump-truck 8m3 238 260 288 11.851 12.903

11 Arm-roll truck 10m3 190 208 230 9.481 10.323

(45)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 45

Gambar 3.5

Pengolahan Sampah dengan Sanitarry Landfiill

Sistem sanitary landfill yang merupakan teknik pembuangan sampah terkontrol,

dimana dilakukan penutupan dan pemadatan setiap hari. Landfill ialah

pengelolaan sampah dengan cara menimbunnya di dalam tanah. Di dalam

lahan landfill, limbah organik akan didekomposisi oleh mikroba dalam tanah

menjadi senyawa-senyawa gas dan cair. Senyawa-senyawa ini berinteraksi

dengan air yang dikandung oleh limbah dan air hujan yang masuk ke dalam tanah

dan membentuk bahan cair yang disebut lindi (leachate). Jika landfill tidak

didesain dengan baik, leachate akan mencemari tanah dan masuk ke dalam

badan-badan air di dalam tanah. Karena itu, tanah di landfill harus mempunya

permeabilitas yang rendah. Aktifias mikroba dalamlandfill menghasilkan gas CH4

dan CO2 (pada tahap awal – proses aerobik) dan menghasilkan gas methane

(46)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 46

Gas landfill tersebut mempunyai nilai kalor sekitar 450-540 Btu/scf. Sistem

pengambilan gas hasil biasanya terdiri dari sejumlah sumur-sumur dalam

pipa-pipa yang dipasang lateral dan dihubungkan dengan pompa vakum sentral. Selain

itu terdapat juga sistem pengambilan gas dengan pompa desentralisasi. Sanitary

landfill ini ditujukan untuk penangkapan dan pembakaran gas TPA atau dijadikan

pembangkit tenaga listrik.

Gambar 3.6

Pengolahan Sampah dengan Konsep 4 R

Penjelasan :

1.Pemilahan dilakukan sejak dari rumah tangga, yaitu dengan 3 kantong tempat

sampah. Setiap rumah tangga memisahkan sampah sesuai jenisnya seperti

sampah plastik, kertas dan kaca logam. Plastik sachet minuman, snack dan

refill bisa didaur ulang menjadi kerajinan seperti tas, dompet, topi, tempat koran,

(47)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 47

2.Sedangkan sampah organik rumah tangga dimasukkan dalam gentong/drum

komposter. Nantinya, sampah yang sudah menjadi kompos ini dapat dijual.

3.Setelah sampah pemilahan di rumah penuh kemudian dibawa ke drum/ tong

sampah sesuai jenisnya. Kemudian dari drum/ tong sampah tersebut nanti

diangkut petugas dibawa ke TPS.

4.Di TPS, sampah yang sudah terkumpul disortir, packing dan dijual. Hasil

penjualan untuk biaya operasional dan sisanya masuk kas kampung.

Rencana Sistem Persampahan di Kabupaten Lampung Utara dapat diuraikan

sebagai berikut :

1. Optimasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Talang Bojong di

Kecamatan Kotabumi dengan menggunakan sistem sanitary landfill;

2. Pengembangan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Ulak Durian seluas

kurang lebih 6 (enam) hektar dengan menggunakan sistem sanitary landfill.

3. Penyediaan Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan komposer pada

diseluruh Kecamatan sebagai tempat pembuangan sampah pasar dan rumah

tangga.

4. Khusus untuk Area Komersial rencana prasarana persampahannya dapat

diarahkan agar dibuat tersendiri dengan penyediaan komposer di setiap TPS

unit lingkungan yang dapat dikelola oleh masyarakat atau badan usaha

tertentu.

5. Penerapan pengelolaan sampah dengan menggunakan pendekatan konsep

4R (reuse, reduce, recycle dan replace) untuk mengurangi volume sampah

pada masing-masing TPS.

Untuk sistem pengolahan sampah kabupaten, maka diperlukan pengembangan

(48)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 48

mengedepankan prinsip Zero Waste dan perlahan-lahan hingga akhir tahun

perencanaan menjadi Waste to Energy.

Gambar 3.7

Pola Operasional Pengelolaan Persampahan Kabupaten Lampung Utara

1.4.4.2 Sistem Penyediaan Air Minum

Sistem jaringan air minum di Kabupaten Lampung Utara

direncanakan secara terintegrasi dan sistematis ditujukan untuk

melayani pusat – pusat kegiatan dan pusat – pusat pelayanan

melalui pemanfaatan PDAM Way Bumi yang melayani Kecamatan

Kotabumi, Kotabumi Utara, Bukit Kemuning, Blambangan Pagar,

(49)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 49

bersih di Kabupaten Lampung Utara pada akhir tahun perencanaan

2032 adalah sebesar 90.880.595 liter/hari (90.880,59 m3/hari).

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, maka rencana

pengembangan sistem jaringan air bersih dilakukan dengan :

1. Penyusunan Masterplan Air Bersih di Kabupaten Lampung Utara

sebagai pedoman detail perencanaan air bersih.

2. Sistem penyediaan air minum

a. Pengembangan jaringan perpipaan berupa jaringan PDAM

meliputi:

1. Kecamatan Kotabumi;

2. Kecamatan Bukit Kemuning;

3. Kecamatan Sungkai Utara;

4. Kecamatan Abung Surakarta;

5. Kecamatan Abung Selatan;

6. Kecamatan Kotabumi Utara;

7. Kecamatan Sungkai Selatan;

8. Kecamatan Tanjung Raja; dan

9. Kecamatan Abung Tengah.

b. Pengembangan jaringan non perpipaan berupa penggunaan

sumur bor dan penjernihan sungai tersebar di seluruh

kecamatan di wilayah kabupaten.

3. Pemanfaatan air permukaan dan tanah di kabupaten Lampung

Utara dapat digunakan sebagai bahan baku untuk kegiatan

industri dengan pemakaian dan pengambilan air baku sesuai

(50)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

(51)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 51

1.4.4.3 Rencana Sistem Pengelolaan Air Limbah

Untuk sistem air limbah agar tidak mencemari lingkungan

diusahakan pengembangan sistem pembuangan air limbah terpadu

antar lingkungan dengan cara menggunakan sistem pengolahan

sebelum masuk sungai-sungai yang ada, sehingga tidak terjadi

pencemaran.

Produksi air limbah akan terus meningkat sejalan dengan

pertambahan penduduk dan peningkatan aktivitas kegiatan. Volume

air buangan setiap hari sebesar 70-80 % dari volume pemakaian air

bersih. Sampai tahun 2032 diperkirakan kegiatan rumah tangga,

perdagangan, perdagangan dan jasa, pariwisata dan industri akan

meningkat bukan hanya dalam jumlah tetapi juga jenis.

Produksi limbah (lumpur) pada akhir Tahun perencanaan (2032)

diperkirakan sebanyak 90.213 liter/hari, sehingga dibutuhkan prasarana

penunjang antara lain mobil tinja 23 mobil dengan kapasitas 4 m3/hari.

Berdasarkan produksi air limbah dan penanganan air limbah di

Kabupaten Lampung Utara, maka rencana sistem pengelolaan air

limbah diarahkan sebagai berikut :

a. Pengembangan septic tank terpadu pada seluruh kawasan

permukiman perkotaan dan perdesaan.

b. Pengembangan sistem jaringan air limbah dan Instalasi

Pengelolaan Air Limbah (IPAL) terpadu di Kecamatan Kotabumi

Utara, Kecamatan Sungkai Selatan dan Kecamatan Abung

(52)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 52

c. Pengembangan Instalasi Pengelolaan Limbah Tinja (IPLT) di

Kecamatan Kotabumi.

d. Pengembangan sistem jaringan tertutup untuk kawasan

peruntukan industri yang memungkinkan menghasilkan limbah.

e. Limbah dari industri sebelum masuk ke IPAL terpadu harus

dilakukan kontrol kualitas terlebih dahulu.

Arahan dalam Pengembangan Instalasi Pengololahan Lumpur

Tinja (IPLT) dengan ketentuan sebagai berikut :

 Daerah dengan kepadatan tinggi (> 300 orang/Ha) dan daerah

pengembangan baru harus dilayani dengan sisem terpusat.

 Daerah kepadatan sedang (100 – 300 orang/Ha) harus

dilayani dengan interceptor dan fasilitas pengolahan lumpur

tinja ukuran kecil/komunal.

 Daerah kepadatan rendah (50 – 100 orang/Ha) dengan

lingkungan berkualitas tinggi harus dilayani dengan interceptor

terkait dengan aliran kali/sungai terdekat.

 Daerah kepadatan sedang dengan kecepatan perkolasi tinggi

(> 3 cm/menit) atau muka air tanah tinggi (< 1,5m) harus

dilayani dengan shallow sewer dan septic tank komunal.

 Daerah kepadatan rendah dengan kecepatan perkolasi

rendah (< 3 cm/menit) atau muka air tanah rendah (> 1,5m)

harus dilayani dengan septic tank yang desainnya sesuai

(53)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 53

1.4.4.4 Sistem Jaringan Drainase

Drainase adalah jaringan-jaringan saluran air yang digunakan untuk

pematusan air hujan, yang berfungsi menghindarkan genangan

(indundation) yang berada dalam suatu kawasan atau dalam batas

administrasi wilayah/kota. Umumnya Sistem drainase yang

direncanakan terdiri dari primer, sekunder dan tersier. Berdasarkan

jenisnya, maka rencana pengembangan sistem drainase Kabupaten

Lampung Utara meliputi :

1. Peningkatan kapasitas sistem drainase di pusat-pusat kegiatan,

meliputi kawasan perkotaan Kotabumi, pusat bisnis Bukit

Kemuning, kawasan perkotaan Abung Surakarta, Abung Selatan,

Sungkai Utara, Blambangan Pagar, Bunga Mayang, Kotabumi

Utara serta wilayah genangan di Muara Sungkai.

2. Penataan sistem saluran drainase yang berhirarki, yaitu saluran

primer, sekunder dan tersier.

a. Saluran Primer meliputi Sungai Way Abung dan Sungai Way

Rarem; dan

b. Saluran Sekunder dan tersier mengikuti jaringan jalan utama di

kawasan perkotaan dan perdesaan di Kabupaten Lampung

Utara.

3. Penataan dan pengembangan sistem saluran tertutup pada

kawasan-kawasan dengan tingkat kepadatan bangunan tinggi

(kawasan perdagangan di pusat-pusat perkotaan) dan sistem

saluran terbuka dipakai pada kawasan dengan kepadatan

(54)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 54

Arahan pengembangan jaringan drainase yang akan digunakan

dalam perencanaan jaringan drainase di Kabupaten Lampung

Utara adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan Saluran primer diusahakan mengikuti

pengeringan (pematusan) alami, sedangkan saluran sekunder

dan tersier mengikuti pola jaringan jalan.

b. Mengalirkan air hujan kesaluran drainase secepatnya menuju

badan air terdekat untuk menghemat panjang saluran.

c. Jaringan drainase yang telah ada dimanfaatkan secara

optimal seperti sungai, anak sungai atau pun saluran drainase

primer sebagai saluran pembuang.

d. Indikasi penanganan :

 Genangan < 10 Ha dilakukan penanganan drainase mikro;

 Genangan > 10 Ha dilakukan penanganan drainase

makro;

 Bangunan-bangunan drainase terdiri dari bangunan

terjunan, polder, gorong-gorong, sodetan, jalan inspeksi,

(55)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

(56)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 56

1.4.4.5 Rencana Jalur dan Ruang Evakuasi Bencana

Penanggulangan Bencana berdasarkan Undang-Undang No. 26

Tahun 2007 tentang Penataan Ruang merupakan upaya

serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan

pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan

pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. Jalur

evakuasi merupakan upaya dalam membantu masyarakat kota

menuju zona aman, serta rencana pengembangan prasarana

penunjangnya (jalan, jembatan, angkutan evakuasi).

Kondisi rawan bencana di Kabupaten Lampung Utara masih

tergolong rendah hingga menengah, untuk mengantisipasi

kemungkinan-kemungkinan yang terjadi, maka penanggulangan

dilakukan dengan penyediaan ruang evakuasi bencana dan

jalur-jalur evakuasi yang berpotensi untuk dilalui oleh masyarakat baik

tanpa atau menggunakan kendaraan.

Rencana evakuasi bencana disiapkan sebagai antisipasi apabila

terjadi bencana alam seperti longsor, banjir hingga antisipasi jika

terjadinya gempa dan puting beliung.

Adapun rencana dalam penanggulangan bencana di Kabupaten

Lampung Utara adalah sebagai berikut :

a. Titik lokasi ruang evakuasi yang merupakan titik kumpul di setiap

kelurahan untuk mempermudah proses evakuasi yang

merupakan tempat yang dianggap sebagai tempat yang masih

aman dan tempat pengungsian akhir dengan memanfaatkan

(57)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 57

meliputi: Alun-Alun, Gedung Olahraga, Kantor Kecamatan, Balai

RW, Kantor Kelurahan, Sekolah, Masjid serta

bangunan-bangunan terdekat yang aman dari bencana.

b. Jalur evakuasi meliputi :

1) Jalur evakuasi bencana banjir meliputi :

 Bencana banjir di Kecamatan Muara Sungkai dievakuasi

mengikuti jalan utama menuju: Desa Tanah Abang, Desa

Mulyarejo II, Desa Karang Sari dan Desa Karang Sakti di

Kecamatan Bunga Mayang; dan

 Bencana banjir di sekitar bantaran sungai Way Rarem di

Kecamatan Kotabumi Selatan dan Way Abung di

Kecamatan Kotabumi dievakuasi mengikuti jalan utama

menuju perkotaan Kotabumi.

2) Jalur evakuasi bencana bencana longsor/gerakan tanah di

Kecamatan Hulu Sungkai mengikuti jalan utama menuju Desa

Gedung Negara dan Negeri Galih Rejo di Kecamatan Hulu

Sungkai;

3) Jalur evakuasi bencana gempa di Kecamatan Abung Tengah

mengikuti jalan utama menuju lahan terbuka dan bangunan

publik yang aman; dan

4) Jalur evakuasi bencana angin puting beliung di Kecamatan

Abung Pekurun mengikuti jalan utama menuju lahan terbuka

dan bangunan publik yang aman.

c. Penyediaan taman-taman lingkungan (taman RT atau taman

RW), lapangan olahraga, bangunan-bangunan umum

dan/atau ruang terbuka publik lainnya menjadi titik atau pos

(58)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 58

d. Penyediaan Penyediaan sarana dan prasarana peringatan

dini/Papan Informasi ruang dan jalur Evakuasi Bencana.

e. Sosialisasi Mekanisme Mitigasi Bencana kepada Masyarakat

setempat.

Upaya yang dilakukan dalam penyediaan jalkur dan ruang

evakuasi bencana diantarantya adalah sebagai berikut :

a. Mengembangkan jalan eksisting.

b. Mengintegrasikan/menghubungkan jalan eksisting dan

menambah jalan baru sebagai rencana jalur

penyelamatan dengan fasilitas perlindungan dan sistem

wilayah secara umum.

c. Meningkatkan kualitas jalan yang ada menjadi jalan

evakuasi dengan cara Pelebaran jalan, Perbaikan

alignment jalan eksisting, Peningkatan kualitas badan

jalan dan Efektivitas dan efisiensi kota.

d. Mengintegrasikan/menghubungkan jalan eksisting

tersebut dengan rencana jalur penyelamatan yang

merupakan urban sistem lama sehingga menjadi suatu

sistem kota yang terpadu dan dapat memitigasi bencana

(59)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

Gambar

Tabel 3.1 Rencana Sistem Pusat Kegiatan Kabupaten Lampung Utara
Gambar 3.2 Peta Rencana Sistem Jaringan Transportasi Darat
Gambar 3.4 Peta Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Tabel 3.8
+6

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah pasangan yang diperlukan tergantung pada peluang karakteristik p, jumlah bit subkey yang dihitung serentak,k, jumlah rata-rata per pasangan yang

sebuah realita yang sering menjadi penghambat dari tercapainya kehidupan harmonis yang keberadaanya tidak bisa dilupakan adalah sangat majemuknya kehidupan manusia baik dari

sebesar paling tinggi 100% (seratus per seratus) dari PBB-P2 yang terutang dalam bal objek pajak terkena bencana alam atau sebab lain yang luar biasa sebagaimana dimaksud dalam

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BANTUL TENTANG PEMBERIAN PENGURANGAN PAJAK PARKIR YANG TERUTANG. KESATU :

Bahan penelitian adalah data rekam medis pasien kanker kolorektal di Rumah Sakit Immanuel Bandung yang memuat data mengenai jenis kelamin, umur, pekerjaan, predileksi tertinggi

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA bidang agama adalah terciptanya suasana kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang penuh keimanan dan ketaqwaan,

Analisis Faktor merupakan nama umum yang menunjukkan suatu kelas prosedur, utamanya untuk mereduksi data atau meringkas, dari variabel yang banyak diubah menjadi

Sedangkan kelompok komoditas yang mengalami kenaikan adalah Kelompok komoditas Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau (2,36 persen); Sandang (0,43 persen); sedangkan