• Tidak ada hasil yang ditemukan

Spirit As The Beginning of A Regeneration

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Spirit As The Beginning of A Regeneration"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

SPIRIT AS THE BEGINNING OF A REGENERATION

LAPORAN AKHIR SKRIPSI RTA 4231 SKRIPSI SARJANA

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2014/2015

OLEH

JABAL HIDAYAT 110406088

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

SPIRIT AS THE BEGINNING OF A REGENERATION

LAPORAN AKHIR SKRIPSI RTA 4231 SKRIPSI SARJANA

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2014/2015

OLEH

JABAL HIDAYAT 110406088

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

PERNYATAAN

SPIRIT AS THE BEGINNING OF A REGENERATION

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 1 Juli 2015

(4)

Judul Skripsi : Spirit As The Beginning of A Regeneration Nama Mahasiswa : Jabal Hidayat

Nomor Induk Mahasiswa : 110406088 Departemen : Arsitektur

Menyetujui Dosen Pembimbing

Ir.Rudolf Sitorus,MLA NIP : 195802241986011002

Koordinator Skripsi Ketua Program Studi

Ir. N. Vinky Rahman, M.T Ir. N. Vinky Rahman, M.T NIP : 196606221997021001 NIP : 196606221997021001

(5)

Telah diuji pada Tanggal

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji : Ir.Rudolf Sitorus, MLA

(6)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR

(SHP2A)

Nama : Jabal Hidayat

NIM : 110406088

Judul Proyek Tugas Akhir : Spirit As The Beginning Of A Regeneration

Tema : Arsitektur Vernakular Kontemporer

Rekapitulasi Nilai :

A B+ B C C+ D E

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas rahmat dan kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi kewajiban penulis untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Teknik Departemen Arsitektur USU dengan baik dan tepat pada

waktunya. Skripsi ini mengambil judul Spirit As The Beginning of The

Regeneration.

Pada kesempatan ini ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :  Bapak Ir. Rudolf Sitorus, MLA selaku ketua sidang serta dosen

pembimbing I atas dukungan yang tiada henti untuk tetap bersemangat,

bimbingan, kesabaran , perhatian, dan dorongan positif yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.

 Salmina Wati Ginting, S.T, M.T selaku dosen penguji I atas usaha ,ide-ide

dan ilmu yang sangat membantu dalam proses desain serta dorongan bagi penulis untuk terus mengesksplorasi desain-desain penulis selama ini.  Wahyuni Zahrah, S.T, M.S selaku dosen penguji II atas saran dan kritik

yang sangat bermanfaat sebagai masukan selama proses perancangan.  Kedua orang tua saya tercinta Ir.Umar Hidayat dan Meilina yang telah

(8)

 Teman-teman stambuk 2011, terutama rekan-rekan kelompok

seperjuangan, Fitrul, Helen, Grace dan teman-teman kelompok Kaldera

Toba yang telah bersama-sama melalui proses perancangan dan skripsi ini. Tidak lupa penulis berterima kasih kepada adik junior sekaligus adik kandung saya Ivany Hidayat yang telah ikut membantu.

Kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberikan dan melimpahkan kasih dan anugerah-Nya bagi mereka atas segala hal yang membantu penulis menyelesaikan Skripsi ini.

Penulis sungguh menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Karena itu penulis membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi penyempurnaan skripsi ini kedepannya. Dan akhirnya penulis berharap tulisan ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.

Medan, 1 Juli 2015 Hormat penulis,

(9)

DAFTAR ISI HLM

2.3 Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro (Undip) ... 23

2.3.1 Prasarana Gedung .../... 23

2.3.2 Prasarana Kandang dan Kebun Percobaan... 25

2.3.3 Sarana Penunjang Praktikum/Penelitian... 27

BAB III. BERJUANG UNTUK BERKEMBANG... 30

3.1 Awal Berkembang... 30

3.2 Pejalanan Tiada Akhir... 34

3.3 Perjalanan Yang Dinantikan... 35

(10)

4.1 Awal Yang Rumit... 41

4.2 Kembali Untuk Maju... 52

BAB V. TUMBUHNYA GENERASI BARU... 61

5.1 Awal Berkembang... 61

5.2 Mulai Untuk Tumbuh... 65

5.3 Mencapai Penyempurnaan Bentuk... 72

KESIMPULAN ... 84

EPILOG ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 86

(11)

DAFTAR GAMBAR HLM

GAMBAR 1.1 PROFIL UMUM KAB.NIAS UTARA... ... 2

GAMBAR 1.2.1 FOTO PAK SAHARMAN GEA (KANAN)... 5

GAMBAR 1.2.2 FOTO PAK EDWARD ZEGA (KANAN),BUPATI NIAS UTARA... . 6

GAMBAR 1.2.3 SITE AWAL PERANCANGAN KAMPUS... 7

GAMBAR 1.2.4 PERKEMBANGAN SITE PERANCANGAN KAMPUS... 8

GAMBAR 1.2.5 SUASANA DI PANTAI LA’FAU ... 10

GAMBAR 1.2.6 PANTAI – PANTAI DI KAB.NIAS UTARA ... 11

GAMBAR 2.1.1 LIMA FOKUS PENGEMBNAGAN AKADEMIK KAMPUS ITB WALINI (2020) ... 13

GAMBAR 2.1.2 RENCANA TAPAK ... 14

GAMBAR 2.1.3 ORIENTASI KAWASAN PENGEMBNAGAN KAMPUS ITB WALINI (2020) ... 15

GAMBAR 2.1.4 ILUSTRASI AERIAL VIEW KAWASAN PENGEMBNAGAN KAMPUS ITB WALINI (2020) ... 17

(12)

GAMBAR 3.1.1 KONDISI SITE ... 31

GAMBAR 4.1.2 JARAK SITE DARI LOKASI PANTAI DISEKITARNYA.. 42

(13)
(14)
(15)

DAFTAR TABEL HLM

TABEL 1.2.1 NAMA SEKOLAH DAN JUMLAH SISWSA DI KAB. NIAS

UTARA ... 8

TABEL 1.2.2 PERTUMBUHAN KDRB KAB.NIAS UTARA TAHUN 2008 - 2009 ... 11

TABEL 2.1.1 SARANA DAN PRASARANA PENDUKUNG PUSAT KEUNGGULAN KAMPUS ITB WALINI (2020) ... 16

TABEL 2.3.1.1 PRASANA GEDUNG FAK.PETERNAKAN UNDIP ... 23

TABEL 2.3.1.2 PRASARANA LABORATURIUM GEDUNG A FAKULTAS PETERNAKAN UNDIP ... 24

TABEL 2.3.1.2 PRASARANA LABORATURIUM GEDUNG B FAKULTAS PETERNAKAN UNDIP ... 24

TABEL 2.3.2.1 PRASARANA KANDANG DAN KEBUN PERCOBAAN... 26

TABEL 2.3.3.1 PERALATAN LABORATURIUM ... 27

(16)

DAFTAR LAMPIRAN HLM

LAMPIRAN 1 ... 87

LAMPIRAN 2 ... 88

LAMPIRAN 3 ... 89

LAMPIRAN 4 ... 90

LAMPIRAN 5 ... 91

(17)

ABSTRAK

Akademi Komunitas Nias Utara (AKNIRA) adalah sebuah Perguruan

Tinggi Negeri dengan jenjang pendidikan DII yang telah didirikan di Kab.Nias Utara pada tahun 2013 lalu. Kehadiran Akademi Komunitas Negeri Nias Utara

diharapkan mampu menyediakan layanan dan meningkatkan kualitas pendidikan di Kab.Nias Utara yang memberikan peningkatan kepada sumber daya manusia dalam mengelolah potensi daerah yang ada. Maka untuk itulah proyek

pengembangan kampus ini diangkat. Dan tema pribadi yang diangkat adalah “spirit as the beginnings of a regeneration”. Tema ini diangkat karena semangat

dari masyarakat Nias Utara terhadap pengembangan kampus AKNIRA yang diharapkan dapat memberikan perubahan yang lebih baik pada generasi-generasi muda dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia khususnya yang berada di

Nias Utara

Skripsi ini disusun melalui proses pengamatan dan penulisan ilmiah dalam

proses merancang dan hasil rancangan dalam kegiatan studio perancangan arsitektur 6. Sehingga hal ini merupakan hasil refleksi proses perancangan studio perancangan arsitektur 6. Pada akhir kegiatan perancangan dihasilkan sebuah

bangunan yang berfungsi sebagai sarana tempat Program Studi Budidaya Ternak. Dan hasil rancangan ini dapat dipertanggung jawabkan baik secara desain maupun

struktur yang menyebabkan bangunan ini tidak hanya akan menjadi desain semata tetapi dapat diwujudkan dalam dunia nyata.

(18)

ABSTRACT

North Nias Community Academy ( AKNIRA ) is a State University with a

Diploma II level of education that has been established in North Nias in 2013 ago. The presence of State Community College North Nias is expected to provide design studio 6. At the end of the design activities produced a building that serves as a means of Majors Livestock Science that are designed in accordance with the

criteria and requirements that have been determined. And the results of this design can be justified either by design or structure that causes this building will not only

be a mere design but can be realized in the real world .

(19)

PROLOG

Skripsi ini merupakan hasil refleksi mata kuliah studio perancangan

arsitektur 6 yang telah dilalui sebelumnya. Pada studio perancangan arsitektur 6 ini, kelompok saya mendapat tugas merancang kampus Akademi Komunitas Nias Utara (AKNIRA). Dan saya sendiri mendapat bagian dalam merancang gedung

jurusan budidaya ternak potong yang merupakan salah satu jurusan yang terdapat di AKNIRA .Semoga membaca skripsi ini dapat memberikan pengalaman

mengenai proses desain yang dilalui dalam merancang sebuah bangunan khusunya jurusan budidaya ternak potong . Dan setelah melalui proses yang

(20)

ABSTRAK

Akademi Komunitas Nias Utara (AKNIRA) adalah sebuah Perguruan

Tinggi Negeri dengan jenjang pendidikan DII yang telah didirikan di Kab.Nias Utara pada tahun 2013 lalu. Kehadiran Akademi Komunitas Negeri Nias Utara

diharapkan mampu menyediakan layanan dan meningkatkan kualitas pendidikan di Kab.Nias Utara yang memberikan peningkatan kepada sumber daya manusia dalam mengelolah potensi daerah yang ada. Maka untuk itulah proyek

pengembangan kampus ini diangkat. Dan tema pribadi yang diangkat adalah “spirit as the beginnings of a regeneration”. Tema ini diangkat karena semangat

dari masyarakat Nias Utara terhadap pengembangan kampus AKNIRA yang diharapkan dapat memberikan perubahan yang lebih baik pada generasi-generasi muda dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia khususnya yang berada di

Nias Utara

Skripsi ini disusun melalui proses pengamatan dan penulisan ilmiah dalam

proses merancang dan hasil rancangan dalam kegiatan studio perancangan arsitektur 6. Sehingga hal ini merupakan hasil refleksi proses perancangan studio perancangan arsitektur 6. Pada akhir kegiatan perancangan dihasilkan sebuah

bangunan yang berfungsi sebagai sarana tempat Program Studi Budidaya Ternak. Dan hasil rancangan ini dapat dipertanggung jawabkan baik secara desain maupun

struktur yang menyebabkan bangunan ini tidak hanya akan menjadi desain semata tetapi dapat diwujudkan dalam dunia nyata.

(21)

ABSTRACT

North Nias Community Academy ( AKNIRA ) is a State University with a

Diploma II level of education that has been established in North Nias in 2013 ago. The presence of State Community College North Nias is expected to provide design studio 6. At the end of the design activities produced a building that serves as a means of Majors Livestock Science that are designed in accordance with the

criteria and requirements that have been determined. And the results of this design can be justified either by design or structure that causes this building will not only

be a mere design but can be realized in the real world .

(22)

BAB I. BERAWAL DARI SEMANGAT

“Semangat” adalah sesuatu hal yang abstrak, tidak terlihat namun dapat

dirasakan. Semangat juga diperlukan sebagai langkah awal dalam mengawali

suatu kegiatan untuk mencapai kesuksesan. Dan hal inilah yang tercermin dalam proses saat melakukan perancangan kampus Akademi Komunitas Nias Utara (AKNIRA) pada mata kuliah studio perancangan arsitektur 6 dan juga sejarah

berdirinya AKNIRA pada tahun 2013 lalu.

Gambar 1.1 Profil Umum Kab.Nias Utara

1.1. Awal Yang Tidak Terduga

(23)

direfleksikan dengan skripsi nanti. Suasana penasaran bercampur semangatpun

terasa dalam hati. Karena pada perancangan kali ini para mahasiswa ingin memberikan hal yang terbaik karena ini merupakan studio perancangan terakhir.

Dan pada studio perancangan arsitektur 6 kali ini, yang menjadi dosen kordinator adalah Pak Bauni Hamid. Walaupun pada saat minggu-minggu awal dimulainya perancangan arsitektur 6 beliau masih berada di Amerika, beliau tetap

semangat membimbing kami. Beliau tetap memberikan tugas kepada kami untuk membuat jurnal yang akan dikirimkan ke beliau melalui email.

Minggu ke minggu kami lalui dan sampailah pada pembagian kelompok dan judul tugas perancangan bagi kami yang tentunya akan menjadi bagian dari

proses yang dijalani nantinya. Setelah menunggu beberapa minggu akhirnya kami menerima email dari Pak Bauni dan ternyata saya mendapat kelompok Nias Utara. Dan pada kelompok ini yang menjadi dosen pembimbing kami adalah Pak Rudolf

Sitorus. Beliau membimbing dua kelompok yaitu kelompok Nias Utara dan kelompok Geopark Kaldera Toba. Setelah mendapat kelompok masing-masing kami semua bersiap mengawali perancangan ini dengan semangat. Tetapi langkah

semangat kami sempat terhenti karena dengan tiba-tiba Pak Bauni selaku kordinator Perancangan Arsitektur 6 mengundurkan diri. Tentu hal ini

mengejutkan kami. Karena kami berpikir bagaimana nasib kami nanti kedepannya. Tetapi walaupun demikian kami tidak pantang menyerah. Kami tetap mengikuti prosedur yang ada dan mengikuti peraturan dan pembagian tugas

(24)

pembimbing kami mengawali perancangan arsitektur 6. Selanjutnya beliau

memberikan informasi tugas kami kedepannya tentang apa yang harus kami lakukan.

1.2 Melangkah Dengan Semangat

Dalam perancangan kali ini Pak Rudolf mejelaskan secara singkat tentang awal mulanya berdiri kampus Akademi Komunitas Nias Utara (AKNIRA). Yang

dimana awal tersebut merupakan semangat dari Pemerintah Kab.Nias Utara yang ingin menngkatkan kualitas sumberdaya manusia agar dapat mengelolah sumberdaya alam yang ada. Tentunya semangat awal ini bukanlah hal yang

muncul begitu saja. Tetapi ada sebab mengapa hal itu terjadi dan dibalik ide berdirinya kampus AKNIRA ada cerita yang sedikit menarik.Dikisahkan oleh

Bapak Saharman Gea, bahwa keinginan untuk membangun perguruan tinggi negeri di Kab.Nias Utara ini muncul karena pernah suatu hari beliau membaca koran dan menemukan berita bahwa Nias khususnya Nias Utara masuk kedalam

salah satu daerah tertinggal di Indonesia. Setelah mengetahui hal ini beliau merasa sangat sedih karena beliau tidak menyangka bahwa kampung halamannya menjadi

daerah yang masih tertinggal. Dan beliau merasa sangat berdosa jika dia sebagai putra yang lahir di Nias yang telah mengenyam pendidikan di luar negeri tidak memberikan suatu pemikiran yang dapat mengubah fakta yang ada terhadap

(25)

Gambar 1.2.1 Foto Pak Saharman Gea (kanan)

Untuk merealisasikan pemikirannya, beliau kemudian kembali ke

kampung halamannya dan langsung menemui Bupati Nias Utara. Ibaratkan pendekar yang turun dari gunung. Dalam perjumpaan dengan bupati beliau mengungkapkan bahwa kualitas sumberdaya manusia di Nias Utara harus

ditingkatkan agar dapat mengelolah potensi sumberdaya alam yang besar yaitu dengan membangun sebuah perguruan tinggi negeri. Dan hal ini langsung

(26)

Gambar 1.2.2 Foto Pak Edward Zega (kanan),Bupati Nias Utara

Tetapi untuk merealisasikan hal tersebut bukanlah hal yang mudah.

Banyak permasalahan yang harus dihadapi. Permasalahan kelayakan, tenaga pengajar , peminat dan lahan sebagai tempat berdirinya perguruan tinggi tersebut. Dan hal ini tidak menyulutkan semangat beliau untuk melanjutkan cita-citanya.

Setelah melewati proses yang panjang, akhirnya pada tahun 2013 berdirilah sebuah perguruan tinggi di Nias Utara yang bernama “Akademi Komunitas Nias

Utara” yang pada saat itu dibina oleh Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

yang hadir dengan 3 program studi yaitu budidaya ternak potong, budidaya

tanaman karet dan budidaya perikanan air tawar. Hal ini merupakan kesuksesan awal yang baik untuk menuju tujuan yang diharapkan. Tetapi perjuangan belum berakhir. Karena masih ada beberapa permasalahan yang harus dihadapi

(27)

sehingga proses belajar mengajar harus berlangsung dan menumpang di sebuah

sekolah negeri yang ada di Nias Utara.

Kemudian ada suatu yang menarik dalam penyelesaian masalah tersebut.

Karena semangat yang tinggi dari masyarakat Nias Utara itu sendiri, membuat sebagian masyarakat merelakan atau menyumbangkan tanah milik mereka untuk dijadikan lahan sebagai tempat berdirinya kampus AKNIRA. Sehingga tidak

heran jika site yang dijadikan lahan sebagai tempat perancangan kampus bentuknya tidak beraturan dan masih ada yang berpisah-pisah. Dan hal inilah

yang selanjutnya menjadi permasalahan utama dalam melakukan perancangan kampus AKNIRA.

(28)

Gambar 1.2.4 Perkembangan Site Perancangan Kampus

(Sumber : Studi Kelayakan Pembangunan Kampus AKNIRA)

(29)

Dan studi kelayakan pembangunan kampus AKNIRA memiliki cerita

tersendiri tentang awal berdirinya kampus AKNIRA. Berdasarkan fakta pendidikan yang menunjukkan bahwa lulusan SLTA banyak yang tidak terserap

di dunia kerja maka pemerintah Kabupaten Nias Utara bertekad untuk meningkatkan aspek keterampilan lulusan SLTA agar mampu mengolah potensi daerah menjadi sumber penggerak roda pembangunan daerah. Keinginan tersebut

diwujudkan dengan dibuatnya rencana pendirian pendidikan tinggi vokasi yang mampu meningkatkan kompetensi lulusan SLTA sesuai kebutuhan pembangunan

Nias, khususnya Nias Utara.

Dalam studi kelayakan pembangunan kampus dijelaskan bahwa menurut

data BPS tahun 2012, sebagian besar atau 47.6% angkatan kerja tersebut tidak lulus sekolah dasar. Sedangkan angkatan kerja yang memiliki pendidikan setingkat sekolah dasar mencapai 13.434 jiwa atau 23.7%, yang berpendidikan

SLTP 13.8% dan yang berpendidikan SLTA ke atas mencapai 15.0%. Selain itu, tercatat juga dari 2.509 jiwa usia produktif yang tidak memiliki pekerjaan, 60% atau 1498 jiwa justru berpendidikan SLTA ke atas. Sementara berdasarkan

ketersediaan guru, terdapat 2800 tenaga guru dengan 1000 guru berstatus pegawai negeri sipil dan 1800 tenaga swasta. Dari 1800 tenaga guru swasta tersebut 300

diantaranya hanya mengenyam pendidikan SLTA. Dengan melihat kondisi tersebut maka dapat dipahami jika kompetensi lulusan SLTA tidak sesuai dengan kebutuhan.

(30)

Nias Utara bertekad untuk meningkatkan aspek keterampilan lulusan SLTA agar

mampu mengolah potensi daerah menjadi sumber penggerak roda pembangunan daerah. Keinginan tersebut diwujudkan dengan dibuatnya rencana pendirian

pendidikan tinggi vokasi yang mampu meningkatkan kompetensi lulusan SLTA sesuai kebutuhan pembangunan Nias, khususnya Nias Utara. Keinginan Pemerintah kabupaten Nias Utara tersebut kemudian diwujudkan dengan

mendirikan pendidikan tinggi yang berbentuk Akademi Komunitas (AK) dengan pendidikan vokasi jangka pendek (D2) yang selanjutkan berkembang dan diberi

nama Akademi Komunitas Nias Utara (AKNIRA).

Dengan hadirnya AKNIRA diharapkan generasi-generasi muda khususnya

yang berada di Nias Utara dapat menjadi alat pembangunan daerah yang mandiri dan dapat mengelolah potensi sumberdaya alam yang ada demi meningkatkan perekonomian dan kemajuan di wilayah Nias Utara. Dan hal inilah yang menjadi

tujuan didirikannya AKNIRA seperti yang telah diungkapkan oleh Bapak Saharman Gea.

(31)

(Sumber : www.id-id.facebook.com/pariwisataNU ) Gambar 1.2.6 Pantai di Kab.Nias Utara

(32)

BAB II. BELAJAR DARI PENGALAMAN

Dalam merancang sebuah kawasan kampus diperlukan berbagai informasi

dan sumber yang dapat dijadikan pembanding atau rujukan. Dan dalam merancang kawasan kampus AKNIRA kali ini ada beberapa perguruan tinggi yang dijadikan studi banding dan beberapa informasi yang dapat dijadikan studi

literatur. Karena terdapat dua buah perancangan yaitu perancangan kawasan kampus AKNIRA dan perancangan jurusan peternakan maka studi banding yang

digunakan akan berbeda kepada kedua rancangan tersebut.

Untuk merancang kawasan kampus perguruan tinggi yang dijadikan studi

banding yaitu :

2.1 Kampus ITB Walini (2020) Green Techno-Art Campus

Kampus ITB Walini (2020) memiliki masterplan yang merupakan dokumen rencana jangka panjang Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam

mengembangkan kampus baru untuk menjaga dan meningkatkan peran dan kontribusi ITB membangun bangsa yang unggul dan berdaya saing tinggi.

Pengambilan kata Walini berasal dari daerah tempat pengembangan kampus ini sendiri yang te rletak di perkebunan teh PTPNVIII Walini .

Sebagai Research University, ITB konsisten menciptakan inovasi

teknologi dan menghasilkan masterpiece dalam bidang sains dan teknologi serta menjadi yang terdepan dalam perkembangan desain dan karya seni nasional. ITB

(33)

lingkungan hidup. ITB menyadari bahwa diperlukan lebih banyak sarjana teknik

yang berkualitas dalam membangun Indonesia masa dating, yang akan menjadi salah satu solusi pemecahan masalah kemandirian Indonesia. Oleh karena itu, ITB

akan menghasilkan lebih banyak sarjana teknik berkualitas dalam mendukung program pembangunan Indonesia yang tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rencana Pembangunan

Jangka Panjang (RPJP), Pencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), dan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

2011 2025.

Gambar 2.1.1 Lima Fokus Pengembangan Akademik Kampus ITB Walini (2020)

ITB berinisiatif membangun Green Techno-Art Campus di kawasan yang

(34)

pada masa mendatang sebagai solusi untuk menghasilkan sarjana teknik yang

lebih banyak.Kampus untuk perjalanan 100 tahun ITB yang kedua ini akan menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas, serta

dalam jumlah yang lebih besar.

Gambar 2.1.2 Rencana Tapak

(35)

di Desa Cisomang Barat, Wangunjaya, Cikalong, dan Tenjolaut, Kecamatan

Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Area ini berada pada kurang lebih km 103 Tol Cipularang, berjarak kurang lebih dari 22 km dari

Kota Bandung.

Ditinjau dari aspek tata ruang wilayah, berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung Barat yang telah disahkan oleh Peraturan

DaerahKabupaten Bandung Barat Nomor 214 Tahun 2012dan RTRW Jawa Barat Tahun 2009-2029, kawasan ini merupakan kawasan yang diprioritaskan untuk

pengembangan kampus hijau ITB.

Gambar 2.1.3 Orientasi Kawasan Pengembangan Kampus ITB Walini (2020)

Perencanaan struktur kawasan Kampus ITB Walini (2020)

(36)

seperti topografi, geologi, ekologi, dan iklim kawasan secara umum, serta

faktor-faktor pembentuk kondisi fisik dan non fisik lahan. Beberapa pertimbangan yang dilakukan antara lain adalah terkait kriteria pemilihan area terbangun berdasarkan

kemiringan lahan, proses hidrologis lahan, serta faktor ekologi; pencapaian menuju area yang berpotensi terbangun(buildable area); serta pemilihan akses untuk mencapai buildable area baik dari luar kawasan kampus maupun berupa

sirkulasi didalam kawasan.

Tabel 2.1.1 Sarana dan Prasarana Pendukung Pusat Keunggulan Kampus ITB Walini (2020)

(37)

Walini (2020) sebagai living-learning community . Dengan demikian, selain

fasilitas kampus, penyusunan program ruang ini juga harus memperhatikan pemenuhan fasilitas penunjang, baik bagi Kampus ITB Walini (2020) secara

khusus maupun kawasan Afdeling Panglejar secara umum.

Gambar 2.1.4 Ilustrasi Aerial View Kawasan Kampus ITB Walini (2020)

(38)

Gambar 2.1.6 Ilustrasi Suasana - Area Masuk Utama Kampus

Gambar 2.1.7 Ilustrasi Suasana – Zona Riset Sains dan Teknologi

(39)

Sementara itu untuk merancang gedung jurusan peternakan perguruan

tinggi yang dijadikan studi banding yaitu :

2.2. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB)

(Sumber : http://nahrowi.staff.ipb.ac.id/ ) Gambar 2.2.1 Fakultas Peternakan IPB

Titik awal pembentukan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

(FAPET) IPB terjadi antara 1950-1960, yaitu pengusulan pembentukan Lembaga Ilmu Ternak dan Lembaga Ilmu Makanan Ternak di dalam struktur Fakultas

Kedokteran Hewan, Universitas Indonesia. Pengembangan Fakultas Kedokteran Hewan Menjadi Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan dilakukan pada tahun 1960. Pada tahun 1962, Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan

(40)

Laut. Terhitung 1 September 1963, Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran

Hewan, Peternakan dan Perikanan Laut dilepas dari Universitas Indonesia.

2.2.1. Keunggulan Fakultas Peternakan IPB

FAPET IPB sangat berpengaruh dalam berkiprah di dunia pendidikan peternakan baik nasional maupun internasional. Fasilitas belajar yang

excellent, yaitu gedung perkuliahan, laboratorium dan kantor dengan luas 3,2 ha, laboratorium lapang di kampus Darmaga seluas 10 ha dan jonggolseluas 169 ha. Fakultas Peternakan IPB memiliki teknologi dari hulu sampai hilir di bidang

peternakan (perencanaan usaha peternakan, pakan, produksi ternak, penanganan, pengolahan dan pemasaran produk peternakan) serta sumberdaya pembelajaran

yang handal dan layak di bidang peternakan. Dengan adanya teknologi dan sumberdaya ini, maka Fakultas Peternakan IPB dapat menghasilkan SDM berdaya

saing tinggi dalam penguasaan IPTEK dan Kewirausahaan Peternakan.

2.2.2. Departemen dan Bidang Minat

FAPET IPB memiliki dua departemen yaitu Departemen Ilmu Produksi

dan Teknologi Peternakan (IPTP) dan Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP). Bidang minat (Program Mayor) yang ada di IPTP adalah Teknologi Produksi Ternak (S1) dan Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

(41)

2.2.3. Staf Pengajar

Dosen FAPET IPB adalah lulusan dari dalam dan luar negeri, yang sangat kompeten dan profesional, demikian juga staf teknisi dan administrasinya. Memiliki jaringan kerjasama dengan berbagai pihak baik pemerintahan maupun

perusahaan swasta, dalam ataupun luar negeri.

2.2.4. Fasilitas

Ruang kelas sangat memadai dan dilengkapi peralatan pengajaran yang

memenuhi standar pendidikan tinggi. Laboratorium yang dimiliki adalah lab. lapang serta lab. ruang yang dilengkapi dengan peralatan analisis kimia, biologi dan mikrobiologi yang canggih. FAPET juga memiliki sarana teaching farm di

jonggol seluas 169 ha dan di Dramaga yang dilengkapi perkandangan, rumah potong hewan, pabrik makanan ternak dan sarana pembelajaran agribisnis lainnya.

Unit Pendidikan dan Penelitian Peternakan Jonggol (UP3J ) Fakultas Peternakan IPB mulai dibangun tahun 1985 - 1991, melalui kerjasama dengan Pemerintah Australia, dan pengelolaannya dilakukan oleh IPB dan Australia. Tahun 1993,

pengelolaan UP3J diserahkan kepada Fakultas Peternakan IPB secara mandiri. Melalui SK Rektor no. 020/Um/1993 tanggal 15 Maret 1993. (UP3J) yang juga dikenal sebagai “Jonggol Animal Science Teaching and Research Unit

(JASTRU)”, diharapkan dapat dimanfaatkan dan dikembangkan oleh fakultas

Peternakan baik untuk kepentingan Fakultas Peternakan, Fakultas lain di

(42)

2.2.5. Profil Lab UP3J

 Letak : 60 Km sebelah Timur Laut Bogor, di Desa Singasari Kecamatan

Jonggol Bogor

 Geografi : Ketinggian Berkisar antara 70 m (dari dataran pantai terdekat) di

atas permukaan laut. 20% areal UP3J umumnya tanah datar, 60% bergelombang dan 20% bukit-bukit curam dan lembah

 Luas : Luas peternakan adalah 169 Ha

 Iklim (Selama 19 tahun ) : Curah hujan rata-rata 3.206 mm. Temperatur

maksimum rata-rata 32,7ºC dan temperatur minimum rata-rata 24,5ºC dan kelembaban rata-rata 79%. Bulan terbasah terjadi pada bulan Januari

(rata-rata 413 mm) dan bulan terkering yaitu pada bulan Juli (116 mm). Periode kering biasanya selama 3 – 4 bulan yaitu Juni – September.

 Tanah : Tanah di UP3J mempunyai pH rata-rata 6 dan termasuk jenis

tanah liat coklat pekat. Memiliki respon yang baik terhadap pemupukan NPK dan tingkat kesuburan tanah umumnya rendah.

 Padang rumput dan Vegetasi :

Brachiaria humudicolla (BH) : 55 Ha Brachiaria decumbens (BD) : 10 Ha King grass dan rumput gajah : 2 Ha

 Kebun koleksi Themeda spp, Imperata cylindrica, Polytrias amaura, juga

(43)

2.3. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro (Undip)

Mulai semester genap tahun akademik 1996/1997, Fakultas Peternakan secara keseluruhan telah menempati Kampus Baru di Kompleks Universitas

Diponegoro Tembalang. Kampus Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro memiliki 6 (enam) gedung utama dengan luas bangunan seluruhnya 22.275,4 m2.

(Sumber : http://nasional.tempo.co) Gambar 2.3.1 Universitas Diponegoro

2.3.1. Prasarana Gedung

Gedung Peruntukan Luas

(m2)

Gedung A (3 lantai) Aktivitas Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak (Lab, R.Dosen dll.)

1905x3

Gedung B (3 lantai) Aktivitas Jurusan Produksi Ternak 1905x3 Gedung C (1 lantai) Pusat kegiatan mahasiswa 225 Gedung D (3 lantai) Aktivitas kuliah, ruang baca, unit

pengelolaan data, ruang dosen

1129x3

(44)

Tabel 2.3.1.1 Prasarana Gedung Fak.Peternakan Undip

Ruang laboratorium yang digunakan untuk mendukung kegiatan penelitian

dan praktikum adalah :

Tabel 2.3.1.2 Prasarana Laboraturium Gedung A Fak.Peternakan Undip

Laboratorium Kapasitas Tampung Dosen

Pemuliaan dan Reproduksi Ternak 20 54

Teknologi Hasil Ternak 20 50

Sosial Ekonomi Peternakan 40 80

Tabel 2.3.1.2 Prasarana Laboraturium Gedung B Fak.Peternakan Undip

Ruang-ruang dosen pada Gedung B secara umum menempati di sekitar laboratorium-laboratorium yang bersangkutan, yang diharapkan dapat

Gedung F (3 lantai) Dekanat, tata usaha, ruang sidang 691 Aula (1 lantai) Berbagai aktivitas akademik 352

Laboratorium Kapasitas Tampung untuk

(45)

menciptakan atmosfer akademik yang kondusif seperti praktikum, penelitian dan

pembimbingan tugas akhir dari mahasiswa.

Gedung C digunakan untuk Pusat Kegiatan Mahasiswa, Badan Eksekutif

Mahasiswa Fakultas, Senat Mahasiswa Fakultas serta beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa (HMPS, UKM, dll.).

Gedung D terbagi atas ruang-ruang kuliah, ruang-ruang dosen, ruang baca,

ruang unit komputasi data, dan ruang redaksi Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis.

Gedung E terbagi atas ruang-ruang kuliah dan musholla. Ruang-ruang kuliah yang menempati pada Gedung E sebanyak 8 ruang (792 m2) dengan

kapasitas tampung 360 orang dan Ruang Unit Komputasi Data (kapasitas 20 komputer) dan Ruang Pengembangan Bahasa Inggris mahasiswa (kapasitas 20 komputer).

Gedung F terbagi atas ruang dekan, ruang pembantu dekan, ruang bagian tata usaha, ruang sub bagian pendidikan, ruang sub bagian kepegawaian dan keuangan, ruang sub bagian umum dan perlengkapan, ruang sub bagian

kemahasiswaan dan hubungan alumni, ruang pengelola program studi D3 manajemen usaha peternakan, ruang pengelola program studi S1

2.3.2. Prasarana Kandang dan Kebun Percobaan

(46)

percobaan yang digunakan untuk mendukung praktikum dan penelitian, yang

Kandang sapi potong (1 unit) 70 12 Ilmu Ternak Potong dan Kerja

Kandang kerbau (1 unit) 70 12 Ilmu Ternak Potong dan Kerja

Kandang sapi perah (1 unit) 70 12 Ilmu Ternak Perah

Kandang tikus 54 540 Pemuliaan dan Reproduksi

Ternak

Kandang Digesti (sapi) 150 6 Biokimia Nutrisi

Kebun tanaman pakan 25000 Ilmu Tanaman Makanan Ternak

Tabel 2.3.2.1 Prasarana Kandang dan Kebun Percobaan

(47)

misalnya untuk prasarana teaching farm atau unit usaha peternakan. Rencana

pengembangan tersebut selain ditujukan untuk peningkatan mutu praktikum dan penelitian juga untuk revenue generating unit dalam menyongsong rencana

otonomi Universitas Diponegoro menjadi Badan Hukum Milik Negara.

2.3.3. Sarana Penunjang Praktikum/Penelitian

Dalam menunjang kegiatan praktikum dan penelitian, ruang-ruang

laboratorium dilengkapi dengan sarana/peralatan yang khas sesuai dengan kebutuhan laboratorium. Secara umum alat-alat utama (inti) disetiap laboratorium, antara lain adalah:

Laboratorium Alat-alat Utama (unit)

Fisiologi dan Biokimia Mikroskop (20 unit), microtome, hematocytometer, colony counter

Ilmu Ternak Perah Butyrometer, centrifuge, milking machine, surface thermometer, lactodensitometer, hygrometer, pH meter, digital rectal thermometer, pasteurisator, freezer

Ilmu Ternak Potong dan Kerja

Bone saw, drenching gun, dual purpose applicator, dehorner, elastrator, tang bordizo, tagger, shearer, automatic knapsack, thermolyne, fat analyser, aquadestilator, rectal thermometer, timbangan ternak, freezer

(48)

Tabel 2.3.3.1 Peralatan Laboraturium Pemuliaan dan Reproduksi

Ternak

Microphot FXA, electronic microscope, electronic ejaculator, incubator CO2, oven incubator, N2 container, centrifuge, digital pH meter, minitube, analitycal balance, vagina buatan

Sosial dan Ekonomi

Peternakan Audiovisual, transmitter unit, antena komunikasi

Teknologi Hasil Ternak Colony Counter, Depth Micrometer, Elecream, Electronic Impulse Sealer, Food Processor, Freezer Box, Icecream Maker, Juice Extractor, Lactodensimeter, Meat Grinder, Egg Micrometer, Microwave Oven, Pemisah Telur, Penetrometer, pH Meter, Triplebeam Analitic, Yolk Colour FAM, Autoclave.

Biokimia Nutrisi Spektrophotometer (3 unit), Atomic Absorbance Spectrometer (1 unit), High Performance Liquid Chromatography (1 unit), Adiabatic Bomb Calorimeter (2 unit), Plainjacket Bomb Calorimeter (1 unit)

Biometrika Peternakan Komputer 15 Unit

Ilmu Makanan Ternak Proximate analyses (6 unit), Oven Incubator, Digister, Analitic Balance, Titrator, Oven Incubator, Autoclave, Destruktor.

Ilmu Tanaman Makanan Ternak

Hand tractor (2 unit), Stasiun Mini Cuaca, Rumah Kaca (2 unit), Spektrofotometer, pH Meter, Analitical Balance, Triplebeam, Microscope, Portabel Soil Tester, Autoclave, seperangkat alat ukur kultur jaringan dan tanah

Teknologi Makanan Ternak

(49)

(Sumber : www.medicalexpo.com) (Sumber : www.hoskin.ca )

Gambar 2.3.3.1 Autoclave Gambar 2.3.3.2 Oven Incubator

(50)

BAB III. BERJUANG UNTUK BERKEMBANG

Pada perancangan kampus AKNIRA kali ini ada hal yang menarik yang

biasanya tidak terjadi pada studio perancangan-perancangan sebelumnya. Hal tersebut yaitu tidak melakukan survey lapangan terhadap perancangan yang dilakukan. Padahal untuk melakukan suatu perancangan, survey lapangan adalah

sesuatu yang harus dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan perancangan seperti kondisi lahan, budaya, iklim, suasana,

vegetasi dll. Dan angan-angan untuk pergi ke Nias Utara merupakan hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh kelompok kami saat pertama kali mendapat tugas

perancangan ini. Tetapi hal tersebut tidak menjadi penghalang dalam perancangan kali ini.

Walupun tidak melakukan survey tetapi kelompok kami terus mencari

informasi yang ada dengan berbagai cara. Diantaranya dengan melakukan wawancara kepada beberapa narasumber yang terlibat dalam proyek. Sehingga ada beberapa informasi yang didapatkan bisa bertolak belakang dengan kondisi

yang ada di lapangan yang harus diklarifikasi kembali kebenarannya dan hal ini membuat kami harus tetap berjuang untuk mendapatkan informasi-informasi yang

sebenarnya yang diperlukan dalam perancangan nanti.

3.1. Awal Berkembang

(51)

adalah menerima informasi awal tentang kondisi site dari Pak Rudolf. Beliau

adalah orang yang bisa dikatakan terlibat langsung dalam awal perancangan kampus AKNIRA. Beliau telah melakukan perjalanan beberapa kali ke Nias Utara

untuk meninjau langsung kondisi site. Dari beliau kami mendapat beberapa informasi awal. Diantaranya kondisi site merupakan tanah gambut, luas site sekitar 20 Ha dan terdapat 5 jurusan yang akan ditempatkan pada area site

tersebut. Dan tidak tertutup kemungkinan informasi tersebut bisa berubah yang harus diklarifikasi kembali kebenarannya.

(52)

Gambar 3.1.2 Masterplan Praperancangan Awal

Gambar 3.1.3 Lokasi Site Dari Kota Lottu

Diawal perancangan kami menerima masterplan praperancangan. Pada masterplan tersebut dapat dilihat akan dibangun sebuah gedung rektorat, sebuah

(53)

masterplan. Tetapi itu bukanlah ukuran site yang akan dijadikan tempat berdirinya

AKNIRA. Karena ukuran site akan bertambah mengingat site merupakan sumbangan dari masarakat setempat.

Gambar 3.1.4 Luasan Awal Site

(54)

3.2. Pejalanan Tiada Akhir

Dalam perkembangan selanjutnya dengan kondisi site yang berubah-ubah membuat kami harus cepat dalam mengambil keputusan mengingat waktu yang

kami miliki tidak banyak. Sehingga pada akhirnya kami memutuskan untuk menetapkan sendiri site yang akan dijadikan tempat perancangan. Karena kami tidak mungkin menunggu kepastian luasan site yang berubah-ubah tersebut

mengingat waktu yang kami dapatkan dalam melakukan perancangan hanya lah beberapa bulan. Dan luasan site yang kami tetapkan yaitu +20 Ha.

Gambar 3.2.1 Luasan Site Yang Ditetapkan

Dari site yang telah kami tetapkan tersebut nantinya akan dirancang

(55)

1. Jurusan Pertanian selanjutnya hanya 3 jurusan yang akan dibangun yaitu jurusan pertanian,

perikanan dan peternakan. Dan demikian juga dengan luasan site yang telah kami tetapkan sebelumnya yang pada akhirnya akan berubah kembali mengikuti

perkembangan yang ada. Dimana perubahannya tidak jauh berbeda dengan luasan site yang telah kami tetapkan sendiri sebelumnya. Dan hal ini akan dijelaskan pada perkembangan selanjutnya.

3.3. Perjalanan Yang Dinantikan

Selama proses pencarian informasi tentang kondisi di Nias Utara yang

dimana kami tidak melakukan survey langsung kesana, Pak Rudolf berinisiatif membawa kami ke suatu tempat yang berada di daerah Pancur Batu. Yang dimana

suasana kawasannya tidak jauh berbeda dengan suasana di daerah Nias Utara. Hal ini dilakukan untuk menurunkan rasa jenuh dan menyegarkan kembali pikiran yang mulai terasa lelah selama proses perancangan.

(56)

tersebut matahari bersinar dengan cerahnya menyambut langkah kami dalam

memulai melakukan penjelajahan. Masing-masing dari kami melakukan persiapan dengan membawa peralatan yang dibutuhkan dalam penjelajahan

seperti topi, meteran, kamera, alat tulis dan tidak luput juga gitar tua yang menjadi penghibur hati kami saat letih menghampiri badan. Kami pun berkumpul di kampus pada pukul 10.00. Melakukan sedikit briefing sebelum kami melakukan

perjalanan. Setelah briefing kami pun bersiap untuk berangkat.

Dalam melakukan perjalanan menuju Pancur Batu kami mengendari 2

buah mobil. Kami pun memulai perjalanan melalui Jl.Jamin Ginting. Di tengah perjalanan menuju Pancur Batu kami mulai bertanya-tanya apa yang akan kami

temukan di Pancur Batu. Suasana hati penuh rasa penasaran bercampur rasa senang. Simpang demi simpang kami lewati, debu dan asap kendaran bermotor dicampur suasana hiruk pikuk keramaian jalan tidak menyurutkan langkah kami.

Dan tiba lah kami disuatu simpang tiga yang saya sendiri tidak tahu apa namanya. Dari simpang tersebut kami belok kanan dan suasana pun berubah. Yang tadi jalan penuh ramainya kendaraan bermotor berubah menjadi suasana pedesaan

yang tenang dengan dikelilingi pohon kelapa dan tanah yang berbukit. Setelah lama berjalan akhirnya sampai lah kami disebuah lahan. Lahan tersebut

merupakan lahan pribadi milik Pak Rudolf yang berbatasan langsung dengan sungai. Di lahan tersebut ada sebuah gubuk yang merupakan tempat tinggal penjaga lahan. Kami menelusuri lahan tersebut dan mengambil beberapa foto.

(57)

Gambar 3.3.1 Suasana Di Sekitar Sungai

`

Gambar 3.3.2 Suasana Di Sekitar Gubuk

Matahari pun telah melewati batas tengah hari. Dan perut kami pun mulai terasa lapar. Tetapi kami tetap melanjutkan perjalanan mencari suasana tempat

yang cocok bagi kami untuk melepas penat sambil menikmati makan sian. Dan Pak Rudolf pun membawa kami kesebuah kawasan pinggiran sungai. Dipinggir

(58)

kami pun bersiap menyantap makanan siang yang telah kami beli sebelumnya.

Dibawah terik sinar matahari diatas batu sungai yang besar sambil menikmati suara air sungai yang beriak menambah suasana makan siang kami menjadi

semakin menarik.

Gambar 3.3.3 Suasana Santai Setelah Makan Siang

Diperjalanan pulang Pak Rudolf membawa kami ke tempat pandai besi yang lokasinya tidak jauh dari pasar Pancur Batu. Disana kami sempat melihat banyak penjual alat-alat perkakas yang terbuat dari besi walaupun kami tidak

melihat secara langsung bagaimana proses pembuatannya. Kemudian kami pun melanjutkan perjalanan pulang. Ditengah perjalanan kami menikamti es kelapa

(59)

Gambar 3.3.4 Suasana Santai Saat Minum Air Kelapa

Setelah itu kami melanjutkan perjalanan pulang. Dan ditengah perjalanan

pulang Pak Rudolf membawa kami ke sebuah kawasan di daerah Tuntungan yaitu Pasar Induk. Disana kami dapat melihat bangunan yang akan dijadikan pasar

terbesar di kota Medan. Ditempat tersebut kami menelusuri seluruh bagian gedung dan mengambil beberapa foto. Dan tidak lupa juga kami melakukan foto bersama sebelum melanjutkan perjalanan pulang. Dan akhirnya kami pun sampai

(60)

Gambar 3.3.5 Foto Di Pasar Induk Medan Tuntungan

Ini sungguh perjalanan yang mengesankan walaupun badan terasa letih setidaknya kami mendapatkan sesuatu yang sangat berharga. Ternyata masih ada

kawasan lingkungan yang indah yang masih dekat dengan kota Medan khususnya yang dapat dijadikan tempat pelepas penat sibuknya suasana perkotaan. Dan

(61)

BAB IV. PERUBAHAN YANG DINANTIKAN

Pada bab ini saya akan membahas tentang proses desain masterplan kampus AKNIRA yang terbentuk. Karena masterplan yang telah terbentuk

sebelumnya telah menjalani beberapa proses desain dan beberapa tahapan panjang. Sehingga pada akhirnya masterplan yang dipilih adalah masterplan yang

terbentuk dari hasil pemikiran dan diskusi semua anggota kelompok.

4.1. Awal Yang Rumit

Sebelum membuat masterplan AKNIRA hal yang harus kami lakukan

adalah menentukan lokasi site dan luasannya. Luasan site yang selalu berubah-ubah menjadikan hal ini sebagai kendala yang harus kami atasi secepat mungkin

mengingat waktu yang kami miliki tidak banyak. Untuk mengatasi hal tersebut kelompok kami melakukan diskusi mengenai luasan site yang akan dijadikan masterplan kampus. Setelah melalui proses yang cukup panjang kami pun sepakat

untuk mengambil site dengan luasan +20 Ha.

(62)

Setelah menentukan site, langkah selanjutnya yang kami lakukan adalah

mencari informasi tentang kondisi disekitar site, batas-batasan site, kondisi tanah, jarak site ke pusat kota dan segala sesuatu yang berkaitan dengan site.

Gambar 4.1.2 Jarak Site Dari Lokasi Pantai Disekitarnya

(63)

Pada site tersebut rencana awal akan dibangun masterplan kampus

AKNIRA dengan 5 jurusan yaitu jurusan pertanian, perikanan, peternakan ,pariwisata dan multimedia. Karena anggota di kelompok kami berjumlah 5 orang,

jadi masing-masing anggota merancang satu jurusan. Jurusan yang dirancang dipilih oleh anggota kelompok setelah melakukan diskusi terlebih dahulu. Kemudian setiap anggota kelompok diminta untuk merancang masterplan

masing-masing sehingga nantinya akan ada 5 masterplan yang akan terbentuk.

(64)

Gambar 4.1.4 Masterplan Rancangan Helen

(65)

Gambar 4.1.6 Masterplan Rancangan Irham

(66)

Dari kelima masterplan tersebut, masing-masing memiliki kelebihan dan

kekurangan. Setiap anggota menjelaskan tentang kelebihan dan kekurangan yang ada. Sehingga kami harus mendiskusikan kembali masterplan mana yang akan

dipilih selanjutnya yang dapat menutupi kekurangan yang ada. Dalam menentukan masterplan yang dipilih setiap anggota kelompok memberikan masukan untuk menutupi kekurangan yang ada. Dan hal ini membutuhkan waktu

yang cukup panjang karena masing anggota memiliki pendapat masing-masing. Tetapi perdebatan tetap dapat berlangsung dengan kepala dingin.

Setelah mengalami perdebatan yang cukup panjang, akhirnya ditemukanlah sebuah titik terang yaitu dipilihlah satu masterplan yang terbaik

yang dapat menutupi masalah dan kekurangan-kekurangan yang ada yaitu masterplan Fitrul. Masterplan yang dirancang Fitrul dinilai dapat menjawab beberapa masalah yang ada.

(67)

Tetapi masterplan yang telah ditetapkan tersebut belumlah keputusan

akhir. Karena masih ada beberapa kekurangan yang harus diatasi. Sehingga kami pun harus berpikir kembali untuk membuat alternatif-alternatif lain untuk

menjawab permasalahan yang ada yang akan diajukan kepada dosen pembimbing nantinya. Dan kami pun membuat 3 buah masterplan lagi sebagai alternatif. Yang dimana alternatif tersebuat merupakan pengembangan dari penzoningan

masterplan yang telah ditetapkan sebelumnya.

(68)

Gambar 4.1.10 Masterplan Alternatif 1

(69)

Gambar 4.1.12 Masterplan Alternatif 3

Setelah kami mengajukan alternatif masterplan yang ada kepada dosen pembimbing dan setelah melakukan sedikit diskusi maka kami kemudian

mengembangkan kembali alternatif yang ada untuk membuat sebuah masterplan. Dengan menggabungkan setiap kelebihan yang ada pada masterplan-masterplan tersebut terciptalah sebuah masterplan baru yang akan kami jadikan tempat

(70)

Gambar 4.1.13 Masterplan Sidang Preview 1

(71)

Gambar 4.1.15 Potongan Tapak 2

Gambar 4.1.16 Suasana Pintu Masuk

(72)

4.2. Kembali Untuk Maju

Setelah kami memiliki masterplan yang telah disepakati maka kami pun bersiap untuk mengajukannya pada sidang preview I. Pada sidang preview I kali

ini dihadari oleh 1 dosen pembimbing, 2 dosen penguji dan seorang tamu kehormatan yaitu Pak Saharman Gea. Dari sidang preview I banyak masukan-masukan yang diberikan oleh dosen penguji terhadap rancangan kami. Dan karena

Pak Saharman hadir pada waktu itu maka saat giliran beliau memberikan komentar beliau merasa sangat puas terhadap hasil rancangan kami dan beliau

juga membantu kami menjelaskan lebih rinci tentang proyek pembangunan kampus AKNIRA yang dimana pada waktu itu kami masih minim informasi,

Beliau bercerita kepada kami semua tentang awal berdirinya AKNIRA dan menjelaskan tentang site yang akan menjadi tempat rancangan kampus AKNIRA. Permasalahan apa saja yang harus dihadapi dan solusi apa yang harus diambil.

Kami pun mendengarkan semua penjelasan beliau dan memperoleh banyak informasi yang dimana informasi tersebut dapat membantu kami nantinya dalam merancang.

Dan untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak lagi, setelah sidang preview I kami pun berencana untuk menemui beliau secara langsung. Kemudian

kami membuat janji dengan beliau tentang waktu dan tempat untuk bisa jumpa kembali. Akhirnya beliau mengundang kami untuk datang ke kantornya yang jaraknya tidak jauh dari gedung arsitektur yaitu gedung FMIPA. Di dalam ruang

(73)

yang sebenarnya. Sehingga hal ini membuat kami sedikit tenang karena telah

mendapatkan ukuran site yang sebenarnya walaupun kami harus merancang kembali masterplan baru dengan site yang baru.

Gambar 4.2.1 Logo Akademi Komunitas Nias Utara

(74)

Kemudian dari hasil diskusi dengan Pak Saharman ditetapkan beberapa

bangunan yang akan dirancang di kawasan kampus AKNIRA diantaranya : 1. Gedung Direktorat

Dan untuk bangunan jurusan pertanian, peternakan dan perikanan

disepakati terdiri dari 3 lantai. Hal ini dilakukan agar tidak banyak lahan yang terpakai untuk mendirikan bangunan. Karena Pak Saharman ingin aktifitas kuliah

(75)

perpustakaan dan student centre) sehingga area parkir kendaraan bermotor berada

dibagian dekat area key buildings.

Kemudian penambahan fungsi bangunan mesjid dan chapel pada site

sebagai tempat beribadah mahasiswa karena sebagian besar penduduk Kab.Nias Utara beragama islam dan kristen. Sementara bengkel dan gudang dijadikan tempat untuk menyimpan peralatan praktek saat dilapangan. Untuk student centre

sendiri berfungsi untuk sarana tempat berkumpulnya mahasiswa dalam melakukan berbagai kegiatan kemahasiswaan dan tempat mewujudkan program

living learning community.

Dan auditorium berfungsi sebagai tempat berkumpulnya para mahasiswa

dan tamu undangan pada saat melakukan acara-acara seperti seminar umum dan acara wisuda mahasiswa. Auditorium ini nantinya juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat atau pemerintahan setempat sebagai tempat untuk melakukan

acara-acara besar yang memerlukana area cukup besar untuk menampung jumlah peserta yang besar

Sedangkan asrama putra, asrama putri dan perumahan dosen berada di luar

site yang dijadikan kawasan kampus. Site asrama dan perumahan berlokasi di dekat kawasan kampus yaitu berada di timur kawasan kampus. Asrama nantinya

(76)

Gambar 4.2.3 Site Asrama dan Perumahan Dosen

Setelah mendapatkan informasi tentang apa saja yang akan dirancang,

langkah selanjutnya yaitu membagi tugas. Setiap anggota memilih 2 buah bangunan untuk dirancang. Saya merancang jurusan peternakan dan mesjid, Helen merancang jurusan pertanian dan chapel, Grace merancang jurusan perikanan dan

auditorium, Fitrul merancang gedung direktorat dan perpustakaan yang digabung dengan student centre dan Irham merancang perumahan dosen dan asrama.

(77)

perjuangan belum berakhir karena kami harus merancang sebuah masterplan baru

dengan bangunan yang telah disepakati sebelumnya.

Gambar 4.2.4 Deskripsi Kawasan Perancangan

Dalam merancang masterplan yang baru kali ini, seperti biasa kami selalu

membuat beberapa alternatif. Alternatif yang kami buat berdasarkan masukan-masukan yang diberikan oleh para dosen penguji saat sidang preview I sebelumnya ditambah dengan informasi-informasi yang baru kami dapat.

(78)

Gambar 4.2.5 Alternatif 1 Gambar 4.2.6 Alternatif 2

Gambar 4.2.7 Alternatif 3 Gambar 4.2.8 Alternatif 4

Dari keempat alternatif di atas yang kami pilih yang terbaik adalah

alternatif keempat. Gambar yang keempat merupakan proses pengembangan dari rancangan gambar-gambar sebelumnya. Kemudian masterplan gambar 4 tersebut selanjutnya kami kembangkan kembali untuk menutupi kekurangan-kekuranan

(79)

Gambar 4.2.9 Masterplan Terpilih

Masterplan di atas selanjutnya yang akan kelompok kami gunakan hingga akhir perancangan dan hingga sidang akhir nanti yang tata letak bangunannya sudah dirancang dengan mempertimbangkan berbagai hal seperti view dari luar,

(80)
(81)

BAB V. TUMBUHNYA GENERASI BARU

Pada bab ini saya akan menjelaskan proses terbentuknya denah jurusan

peternakan. Dimana pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa saya mendapat pilihan merancang jurusan peternakan. Dalam perancangan kali ini kami tidak lagi merancang secara berkelompok tetapi sudah melakukan

perancangan masing-masing.

5.1. Awal Berkembang

Langakah awal yang harus dilakukan sebelum mulai merancang adalah

mengumpulkan berbagai literatur peternakan yang dapat dijadiakan sumber informasi dan data dalam merancang. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses perancangan nantinya. Tentu hal ini tidaklah mudah karena saya harus

mencari bangunan yang bisa dijadikan studi banding dengan jenjang pendidikan DII. Tetapi karena dengan semangat yang tinggi semua kesulitan yang ada dapat diatasi. Dan saya berhasil mengumpulkan dan membuat program ruang bagi

jurusan peternakan yang saya rancang.

Program ruang yang ada saya himpun berdasarkan kebutuhan yang

(82)

Tabel 5.1.1 Program Ruang Jurusan Peternakan

Setelah memiliki program ruang maka selanjutnya saya membuat konsep. Konsep awal yang saya buat adalah konsep yang sederhana dengan tujuan agar

(83)

area taman. Pada konsep awal ini saya belum berfikir untuk memasukkan unsur

lokal kedalam rancangan saya.

Gambar 5.1.1 Bentukan Massa Awal

Gambar 5.1.2 3D Massa Awal

Dengan memberikan area taman di tengan massa bangunan maka akan membuat sirkulasi udara dapat mengalir ke segala sisi bangunan. Dan untuk

ketinggian bangunan sendiri saya rancang 2. Pada saat merancang konsep awal ini, kelompok saya belum berjumpa dengan Pak Sahrman untuk mendiskusikan ketinggian bangunan yang akan dibangun di kawasan kampus AKNIRA. Setelah

(84)

Gambar 5.1.3 Denah Pertama Lt.1

(85)

Setelah selesai dengan denah awal maka saya pun mengajukan denah

tersebut untuk diasistensikan kepada Pk Rudolf selaku dosen pembimbing. Dari beliau saya mendapatkan banyak masukan salah satunya yaitu pemberian tema

pada bangunan dan memadukan unsur lokal seperti rumah adat nias utara kedalam rancangan saya. Setelah mendapatkan berbagai masukan maka saya pun memulai untuk mencari-cari tema yang cocok untuk bangunan saya nantinya.

Gambar 5.1.5 Rumah Adat Nias Utara

5.2. Mulai Untuk Tumbuh

Pada pencarian tema awal yang cocok untuk bangunan, saya membaca banyak literatur-iteratur peterakan. Setelah banyak membaca saya menemukan

sebuah kata yang tidak asing di dalam dunia peternakan yaitu “regenerasi”. Regenerasi di dalam kamus besar bahasa indonesi artinya sebuah pembaharuan,

(86)

Kemudian tema yang ada tersebut saya ajukan kembali kepada dosen

pembimbing dan beliau menerimanya tetapi beliau mengatakan pemberian tema harus ada kaitannya dengan bagunan yang dirancang nantinya. Setelah

mendapatkan persetujuan maka saya pun mencoba untuk memadukan tema tersebut kedalam konsep rancangan ditambah dengan pemaduan unsur lokal. Unsur lokal yang saya pilih yaitu rumah adat nias utara. Untuk konsep selanjutnya

saya mengambil bentukan lengkung pada rumah adat tersebut. Yang saya padukan dengan denah yang telah saya buat sebelumnya.

(87)

Kemudian denah yang baru saya buat tersebut didiskusikan kembali

kepada dosen pembimbing dan para anggota lainnya. Dosen pembimbing saya sangat tertarik terhadap denah tersebut. Tetapi tidak demikian dengan para

anggota kelompok yang lain. Dari diskusi para anggota kami merasa bangunan yang kami rancang masing-masing belum memiliki keterkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Ibarat kami merancang hanya merancang satu bangunan

saja dan hal ini sangat bertolak belakang dengan kenyataan yang ada. Untuk itu kami harus mencari sesuatu hal yang bisa memadukan bangunan-bangunan yang

kami rancang. Karena bangunan yang kami rancang merupakan satu kesatuan dalam kawasan kampus.

Setelah lama kami berdiskusi akhirnya kami menyepakati beberapa hal yang harus kami terapkan dalam bangunan kami masing-masing agar memiliki keterkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Beberapa hal tersebut kami

ambil dari beberapa bentuk rumah adat nias utara. Yang telah kami sepakati diantaranya :

1. Bangunan memiliki bentukan lengkungan seperti rumah adat nias

utara.

2. Menggunakan bentuk kolom yang bulat ibarat kolom kayu pada rumah

adat nias utara.

3. Area lantai satu dibuat luas tanpa dinding ibarat kolong.

4. Menggunakan shading sebagai pembentuk dinding yang miring.

(88)

Setelah kami menetapkan beberapa hal yang harus kami sepakati, langkah

selanjutnya yaitu membuat konsep bangunan masing-masing. Konsep yang dibuat pun harus menyertai beberapa aturan yang telah kami sepakati. Dan konsep yang

pertama saya buat yaitu menggunakan bentuk dasar oval seperi bentuk denah rumah adat nias utara.

Gambar 5.2.2 Bentuk Dasar

Dari bentuk oval tersebut bagian kiri dan kanan dipotong untuk dijadikan area taman. Sementara massa bangunan berada ditengah sehingga seperti

berbentuk trapesium. Area taman berada dipinggi massa bangunan sebagai area sirkulasi udara dan pencahayaan bagi bangunan itu sendiri. Untuk bangunan

(89)

Gambar 5.2.3 Konsep 1

Ruang di lantai 1 : hall, ruang seminar, ruang tata usaha, ruang rapat, ruang kepala jurusan , ruang sekretaris jurusan, ruang ikatan mahasiswa dan

toilet.

Ruang di lantai 2 : ruang dosen, ruang laboraturium, ruang kepala laboraturium,

ruang lab.komputasi dan ruang kelas.

Ruang di lantai : perpustakaan, ruang laboraturium, ruang kepala laboraturium, dan ruang kelas.

(90)

Gambar 5.2.4 Konsep 2

Setelah selesai dengan konsep maka saya pun melanjutkannya ketahap pembuatan denah. Denah inilah yang saya tampilkan pada sidang preview II. Pada lantai 1 saya mengkhususkannya untuk area administrasi dan area publik. Hal ini

dilakukan untuk memudahkan tamu yang datang.Karena tidak perlu untuk naik ke lantai atas lagi. Selanjutnya pada lantai 2 dan 3 saya khususkan untuk proses

belajar mengajar. Area ini termasuk area semi private karena hanya mahasiswa, staf dan dosen yang berinteraksi di area ini. Dan rooftop dijadikan area kantin. Saya meletakkan kantin pada area paling atas untuk mendapatkan area yang lebih

(91)

sekitar kampus peternakan. Karena kantin inilah yang juga akan dijadikan

mahasiswa untuk berkumpul, berdiskusi dan tempat menunggu jam masuk kuliah.

Gambar 5.2.5 Denah Awal

(92)

Gambar 5.2.7 Perspektif

5.3. Mencapai Penyempurnaan Bentuk

Setelah selesai dengan denah, tampak, potongan dan melalui sidang

preview II dengan lancar, kami pun beristirahat beberapa hari untuk memulihkan kondisi tubuh yang mulai lemah. Libur beberapa hari kami manfaatkan untuk istirahat di rumah. Tentu saja pikiran masih tetap memikirkan rencana-rencana

selanjutnya terhadap rancangan saya.

Dan sampailah pada hari dimana kami harus berkumpul kembali untuk

memikirkan rencana-rencana untuk sidang akhir nanti. Kami pun berdiskusi kembali tentang masukan-masukan yang telah diberikan oleh dosen penguji kepada kami saat sidang preview II sebelumnya. Kami terus berbenah diri untuk

menemukan rancangan yang terbaik. Masterplan yang telah kami buat dan telah diajukan kepada dosen penguji saat sidang sebelumnya pun harus mengalami

perubahan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan desain yang terbaik. Walaupun perubahan yang dilakukan tidak terlalu signifikan.

(93)

bangunan antara yang satu dengan yang lainnya walaupun tiap bangunan memiliki

fungsi yang berbeda. Dan akhirnya kami sepakat bahwa bentuk bangunan akan mengikuti bentuk rumah adat nias utara. Ini adalah konsep yang telah kami

sepakati bersama.

Kemudian konsep yang telah kami sepakati tersebut saya padukan dengan konsep bangunan saya pada jurusan peternakan. Untuk bangunan jurusan

peternakan sendiri saya mengambil tema “regeneration”. Dalam kamus besar bahasa Indonesia regenerasi memiliki arti pembaruan semangat dan tata susila;

penggantian alat yang rusak atau yang hilang dengan pembentukan jaringan sel

baru; penggantian generasi tua kepada generasi muda; peremajaan. Dan proses

regenerasi sendiri biasa terjadi pada sel makhluk hidup termasuk hewan. Dari pengertian peternakan sendiri yaitu kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari

kegiatan ternak, maka kata regenerasi memiliki keterkaitan. Karena proses regenerasi sering terjadi saat melakukan pembudidayaan atau pengembangbiakkan.

Untuk konsep “regeneration” sendiri saya mengambil bentuk pembelahan sel. Yang dimana sebuah sel melakukan pembelahan dari satu menjadi dua. Dan

(94)

(Sumber : www.sman11mks.com) Gambar 5.3.1 Proses Pembelahan Sel

Dari bentuk tersebut kemudian saya membuat denah awal. Sehingga massa bangunan yang terbentuk seolah-olah terdiri dari dua buah massa bangunan dan

memanjang. Untuk memberikan kesan dinding miring pada bangunan, saya menambahkan shading pada bagian luar dinding bangunan yaitu pada dinding lantai 2 dan 3. Shading yang digunakan berbahan kayu dan aluminium. Hal ini

dilakukan untuk membentuk kesan dinding miring seperti pada rumah adat Nias Utara. Dan juga penggunaan model atap rumah adat Nias Utara tetapi

menggunakan material berupa baja ringan bukan lagi material kayu seperti aslinya. Penggunaan shading dan atap rumah adat merupakan konsep utama yang telah disepakati bersama dan harus diterapkan pada bangunan masing-masing

yang dirancang oleh anggota kelompok untuk membuat keserasian antar bangunan

(95)

Gambar 5.3.2 Sketsa Jurusan Peternakan

Setelah selesai dengan konsep, kemudian saya melanjutkan membuat denah. Pada pembuatan denah terdapat 2 versi yang berbeda. Versi 1 yaitu denah lantai 1 dengan beberapa ruang diantaranya hall, ruang tamu, ruang kepala

jurusan, ruang sekretaris jurusan, ruang rapat, ruang ikatan mahasiswa, ruang seminar, kantin dan toilet. Sementara lantai 2 dan 3 terdapat ruang kelas,

laboraturium, ruang dosen, perpustakaan, ruang kepala laboraturium dan gudang. Kedua versi ini muncul setelah sidang preview II. Sehingga denah yang terbentuk belum diketahui oleh para dosen penguji.

Pembuatan kedua versi denah mengalami proses yang cukup panjang. Dilihat dari struktur kolom, pada denah versi 1 menggunakan sistem struktur

kolom yang dimana terdapat kolom sebagai pusat bertumpunya balok-balok kolom yang lain mengingat bentuk bangunan berbentuk lingkaran. Tetapi pada versi 2, struktur yang digunakan yaitu sistem struktur rigid frame.Hanya saja pada

(96)

sistem struktur tersebut maka sistem struktur versi 2 yang dipilih lebih cocok

diterapkan pada bangunan.

Gambar 5.3.3 Denah Awal

(97)

berada menghadap area kandang. Sehingga ruang laboraturium atau kelas

seharusnya berada pada sisi tersebut. Karena untuk mempermudah sirkulasi peralatan praktek dan laboraturium. Perubahan tata letak ruang pun terjadi yaitu

membuat denah versi 2. Pada versi 2, denah lantai satu dibagi menjadi 2 zona yaitu zona kanan bangunan dan zona kiri. Dan ini berlaku juga untuk lantai 2 dan 3.

Zona kiri merupakan area tempat fasilitas pendukung, service dan area administrasi jurusan yaitu :

Lantai1 : ruang tata usaha, ruang tamu, ruang kepala jurusan, ruang sekretaris jurusan, ruang rapat, ruang ikatan mahasiswa dan toilet.

Lantai 2 : kantin dan ruang dosen

Lantai 3 : ruang kelas, sudent lounge dan toilet

Zona kanan merupakan area proses belajar mengajar yaitu ruang laboraturium, ruang kepala laboraturium, ruang kelas dan perpustakaan. Zona kanan bangunan inilah yang menghadap ke area kandang dan area gembala.

Kemudian terdapat 2 buah laboraturium yang dikhususkan berada pada lantai 1 dan berdekatan dengan area gembala. Laboraturium tersebut adalah lab.teknologi

makanan ternak dan lab.ilmu ternak potong dan kerja. Kedua laboraturium ini menggunakan peralatan yang cukup besar yaitu berupa timbangan ternak dan mesin penggilingan biji yang disimpan di bengkel dekat kandang ternak. Dan saya

Gambar

Gambar 1.1  Profil Umum Kab.Nias Utara
Gambar 1.2.1  Foto Pak Saharman Gea (kanan)
Gambar 1.2.2  Foto Pak Edward Zega (kanan),Bupati Nias Utara
Gambar 1.2.3 Site Awal Perancangan Kampus
+7

Referensi

Dokumen terkait

tentang depresi yang dapat mendukung kajian saya.. Maranatha Christian University Setelah mengkaji sebuah sampul album musik, saya mendapati bahwa.. suatu gambar di dalam

In Islam, the denial of the crucifixion is the way to uphold the sovereignty of God over human follies (as Ayoub has said); yet in Christianity, the death and resurrection of

Keberhasilan KS sebagi media tranfer ilmu bisa menjadi titik awal bagi BBKB dalam mengembangkan model pembelajaran daring yang lebih kompleks sehingga dapat

Argumentasi artikel ini adalah sekalipun gereja sebagai arbiter jemaat dengan Allah (sakral dan profan), tetapi dalam dinamika sejarah Bait Suci, bangunan fisik bukanlah aspek

Akan tetapi, penelitian tersebut berfokus pada keefektivitasan dalam mendapatkan informasi dan belum terdapatnya penelitian yang membahas tentang animasi 2D

Hubungan antara pengembang dengan pemerintah yang terjadi dalam pengembangan suatu kawasan perumahan yakni dalam pengurusan ijin kavling, dan Ijin Mendirikan

Results and Discussion Method Rukyat Al-Hilal for Indonesian Islamic Society Rukyat is one of the methods of determining the lunar month that was carried out at the time of the

Agar bangunan jejaring entrepreneurship dapat berjalan, maka tim SES-UWKS memberikan dukungan antara lain dalam bentuk: a memberikan bantuan alat penyosoh sorgum kepada kelompok tani, b