• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tandur Kulit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tandur Kulit"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

TANDUR KULIT

OLEH

IMAM BUDI PUTRA

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

RSUP. H. ADAM MALIK

MEDAN

(2)

TANDUR KULIT

PENDAHULUAN

Kulit merupakan organ yang penting bagi manusia karena memiliki fungsi

antara lain sebagai pelindung terhadap lingkungan di sekitarnya dan mempertahankan

suhu tubuh. Komplikasi yang diakibatkan oleh kerusakan dan kehilangan jaringan

kulit dapat menimbulkan infeksi bakteri, kehilangan cairan tubuh, protein, energi,

serta kerusakan jaringan dibawahnya.l

Dalam menangani suatu luka akibat trauma atau penyakit, hasil yang

diharapkan adalah dapat mengembalikan integritas anatomi maupun fungsinya. Pada

kenyataannya tidak semua luka dapat menutup secara primer, karena kehilangan

kulitnya terlalu luas membutuhkan jaringan penutup untuk mengatasinya. Salah satu

pilihan untuk menutup luka tersebut adalah dengan melakukan tindakan tandur kulit

(skin graft).1,2

Tandur kulit sudah dilakukan oleh masyarakat Hindu Tilemaker Caste lebih

dari 2500-3000 tahun yang lampau. Pada saat itu tandur kulit dilakukan untuk

rekonstruksi hidung yang rusak akibat amputasi sebagai hukuman bagi para pencuri.

Pada abad ke 19 tandur kulit baru diperkenalkan di dunia barat. Selama 100 tahun

terakhir, alat dan metode yang digunakan mengalami banyak perubahan dan

perbaikan.3 Pada perkembangan awal terdapat beberapa nama yang berhubungan dengan tandur kulit ini, diantaranya adalah Bunger tahun 1823 melakukan

pemindahan kulit kecil dan tipis (epidermic graft) yang diletakkan pada permukaan

jaringan granulasi. Lawson (1870), Le fort (1872), dan Wolfe (1875)

memperkenalkan Full-Thickness Skin Graft (FTSG), sedangkan Ollier (1872) dan

Thiersch (I874) pertama kali melaporkan Split-thickness skin graft (STSG), yang juga

(3)

Blair dan Brown memperkenalkan Intermediate (medium) STSG Tahun 1939,

Padgett melakukan thick STSG dan juga memperkenalkan selanjutnya dermatome.2,4 Pada bidang bedah kulit terdapat banyak jenis tandur kulit, antara lain FTSG

dan STSG yang akan dibahas lebih mendalam definisi, indikasi, kontra indikasi,

perawatan, dan Tehnik mengerjakannya, sedangkan pada beberapa tandur kulit

lainnya yang sering dilakukan di bagian kulit seperti punch graft, hair-bearing graft,

cultured, epidermal graft, minigraft dan suction blister graft akan diuraikan secara

ringkas.

DEFINISI

Tandur kulit secara umum merupakan salah satu tindakan transplantasi yang

didefinisikan sebagai tindakan pemisahan sebagian atau seluruh tebalnya kulit donor

yang di pindahkan ke resipien. Supaya hidup di tempat yang baru tersebut,

dibutuhkan penyaluran darah baru (revaskularisasi) untuk menjamin kelangsungan

hidup kulit yang dipindahkan tersebut. Proses ini dinamakan take.1,4

Syarat - syarat tandur kulit baik adalah :

1. Vaskularisasi resipien yang baik.

2. Kontak yang akurat antara tandur kulit dengan resipien.

3. Imobilisasi.2

FASE KETAHANAN HIDUP TANDUR KULIT 1. Imbibisi

Fase ini dimulai segera setelah operasi. Pada 8 jam pertama fase ini donor

melekat pada resipien melalui bantuan bekuan fibrin.

Selama fase ini terjadi 3 hal, yaitu :

• Penempelan donor ke resipien melalui bekuan tibrin

(4)

pertama. Serum menyediakan nutrisi dan oksigen selama 2 hari pertama pasca

tranplantasi.

• Kulit donor tampak edema dan pucat serta mengalami metabolisme anaerobik yang ditandai dengan penurunan kerja enzim dan penurunan pH.1-5

2. Revaskularisasi

Fase ini terdiri atas 2 proses, yaitu :

• Inokulasi : 6 sampai 12 jam setelah tranplantasi, terjadi hubungan langsung antara tandur dengan pembuluh darah pejamu.

• Neovaskularisasi : pada tahap ini terdapat pertumbuhan pembuluh darah pejamu ke dalam tandur. Dalam waktu 48 jam, endotel kapiler pejamu

mencapai taut dermo epidermal tandur dan revaskularisasi lengkap terjadi

pada hari ke-4 atau 5. Secara klinis, tandur berwarna merah muda sampai

merah ungu. Pada hari ke 4 sampai ke 7, terbentuk pembuluh limfe serta vena,

dan edema berkurang.l-5 3. Maturasi

Pada hari ke-4 pasca operasi terjadi infiltrasi lapisan oleh fibroblas dan resorbsi

bekuan fibrin sehingga tandur melekat erat pada hari ke 9. trpitel bermitosis

dengan hebat, sehingga mencapai ketebalan 7 kali lipat. Organisasi dan penyatuan

tandur dengan pejamu terjadi pada hari ke 10 sampai 12 pasca operasi.1-5

JENIS - JENIS TANDUR KULIT Tandur kulit terbagi atas :

1. Autograft yaitu tandur kulit yang berasal dari individu yang sama berasal dari tubuh yang sama). Terdiri dari FTSG, STSG, dermal graft, dan Composite graft.

2. Homografi yaitu bila tandur berasal dari individu lain yang sama spesiesnya

(berasal dari tubuh lain).

3. Hetegraft (Xenograft) yaitu tandur yang berasal dari makhluk lain yang berbeda

(5)

AUTOGRAFT

A. Full-Thickness Skin Graft

Disebut juga sebagar Wolfian graft, yaitu tandur yang meliputi epidermis dan

seluruh ketebalan dermis. Sering digunakan untuk menutup kelainan di wajah,

leher, ketiak, volar manus atau menutup daerah yang diinginkan secara estetik

tidak terlalu jelek2,6-11

Keuntungan :

• Kecenderungan untuk terjadi kontraksi lebih kecil.

• Kecenderungan untuk berubah warna lebih kecil.

• Kecenderungan permujakaan berkilat lebih kecil.

• Secara estetik lebih baik dari STSG.2,6,7 Kerugian :

• Kemungkinan take lebih kecil dibanding STSG.

• Hanya dapat menutup defek yang tidak terlalu luas.

• Donor harus dijahit atau ditutup oleh STSG bila luka donor agak luas sehingga tidak dapat ditutup primer.

• Donor terbatas pada tempat-tempat tertentu seperti : inguinal, supraklavikular, retroaurikular.2,6,7

Indikasi :

• Kehilangan jaringan.

• Kualitas jaringan yang kurang baik.

• Memerlukan tindakan lebih dari satu tahap.6,7 Kontra indikasi :

• Tidak terdapatnya suplai darah.

• Perdarahan yang tidak dapat dikontrol.

(6)

Kehilangan kulit yang ada dibuat patron dari kasa karet sarung tangan bedah

kemudian dibuat desain pada daerah donor sesuai dengan patron. Donor dapat

diambil dari : retroaurikuler, supraklavakular, kelopak mata, perut, lipat paha

(inguinal), lipat siku, lipat pergelangan. Dilakukan penyuntikan NaCl 0,9 % atau

lidokain dicampur dengan adrenalin. Penyuntikan ini berguna untuk :

a. Meratakan permukaan kulit pada daerah donor yang tidak rata.

b. Membantu pemisahan lapisan dermis dengan jaringan lemak di bawahnya.

c. Lapangan operasi relatif lebih bersih dari peredaran membuat batas dermis

dan subkutis lebih jelas sehingga rnempermudah pengambilan tandur.

Insisi sesuai desain sampai sedalam dermis dengan menggunakan pisau no. 15

atau no. 10. Dilakukan pemisahan dermis dengan subkutis, keadaan kulit

dalam keadaan tegang dengan bantuan countertraction dari asisten. Setelah

kulit didapat dilakukan pembuangan jaringan lemak yang ikut terangkat saat

pengambilan. Dengan cara meietakkan permukaan epidermis teregang di atas

jari telunjuk operator dan menggunting sisa jaringan 1emak.2,6,7

B. Split-Thickness Skin Graft

Tandur yang mengandung epidermis dan sebagian dermis, tipe ini terdiri atas 3

jenis berdasarkan ketebalannya yaitu :

a. Thin STSG sering juga disebut Thiersch atau Ollier-Theirsch graft, berukuran

0,008 - 0,012 mm.

b. Intermediate (medium) srsG, berukuran 0,012 - o,018 mm.

c. Thick STSG atau three quarter thickness graft, berukuran 0,018 - 0,030

mm.12,13

STSG dapat merupakan tindakan yang definitif sebagai penutup kelainan yang

permanen atau hanya sebagai tindakan yang sementara sambil menunggu

tindakan yang definitif. Tindakan sementara ini dimaksudkan untuk rnengontrol,

mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dan menutup struktur vital,

(7)

hasil yang lebih baik. STSG diindikasikan untuk tnenutup defek - defek kulit

yang iuas.2,12,13 Keuntungan :

• Kemungkinan take iebih besar.

• Dapat dipakai untuk menutup defek yang luas.

• Donor dapat diambil dari daerah tubuh mana saja.

• Daerah donor dapat sembuh sendiri (epitelialisasi).2,12,13 Kerugian :

• Mempunyai kecenderungan kontraksi lebih besar.

• Mempunyai kecenderungan terjadi perubahan warna.

• Permukaan kulit berkilat.

• Secara estetik kurang baik. Indikasi

• Luka yang luas.

• Penutupan sementara.

• Observasi tumor yang rekuren.12,13 Kontra indikasi

Ukuran luka kecil yang dapat diperbaiki dengan melakukan flap atau FTSG 12,13

Tehnik mengerjakan

Donor dapat diambil dari daerah mana saja di tubuh seperti perut, dada,

punggung, bokong, ekstermitas dan lain-lain, bahkan satu tempat yang sama dapat

diambil beberapa kali. Umumnya yang sering dilakukan diambil dari tungkai atas.

Untuk mengambil STSG dari tempat donor dilakukan dengan menggunakan.

a. Pisau (blade) → semua pisau yang tajam, tipis dan rata.

(8)

c. Dermatome → dermatome tangan (drum dermatome), dermatome listrik dan tekanan udara.2,8,9

Pemilihan alat yang digunakan tergantung dari pengalaman masing-masing operator.

Prinsip dari penggunaan alat-alat ini adalah menggerakkan pisau untuk memotong

kulit agar mendapatkan selapis kulit yang ketebalannya tergantung pada kontrol dari

operator atau berdasarkan kalibrasi yang ada pada alat tersebut.2,12,33

ANASTESI PADA DAERAH DONOR

Pada F'TSG dan STSG dapat dilakukan dengan infiltrasi, anestesi block

regional atau narkose umum. Ini terganntung luas kulit dan daerah donor yang akan

dambil.l-5

PENEMPELAN TANDUR KULIT

Tehnik dasar penempelan STSG dan FTSG adalah sama. Sebelum

penempelan daerah resipien harus dilakukan hemostasis dengan baik sehingga

diperlukan resipien bersih tidak ada pendarahan atau bekuan darah. Dilakukan

penjahitan interupted. disekeliling tandur dengan benang non absorbable 4-0 atau 5-0

bisanya menggunakan silk. Jahitan dimulai dari tandur ke tepi luka resipien, dari

suatu yang lebih mobil ke tempat yang lebih fixed. Di atas kulit ditutup tule, dilapisi

kasa lembab NaCl 0,9% dan selanjutnya dilapisi kasa kering steril. Dibuat beberapa

lubang kecil di atas tandur kulit untuk jalan keluar darah yang ada. Kemudian

dilakukan irigasi untuk membuang sisa bekuan darah di bawah tandur dengan spuit

berisi NaCl 0,9%. Untuk membantu keberhasilan tindakan dilakukan balut tekan

menggunakan verban elastis. Pada daerah-daerah yang tidak memungkinkan dipasang

verban elastis seperti muka dan leher untuk menjamin fiksasi perlu dilakukan tie

over.2-4,7,9,12,13

Tie over adalah cara yang terbaik untuk fiksasi tandur kulit, bila akan

melakukan tie over saat menjahit tepi tandur beberapa sisa simpul dibiarkan panjang

untuk fiksasi. Bila perlu untuk menjamin imobilisasi dapat dipasang spalk

(9)

Kehilangan kulit daerah donor STSG akan sembuh sendiri melalui proses

epitelialisasi. Ini dimungkinkan karena masih terdapat unsur-unsur epitel di dalam

dermis seperti folikel rarnbut, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak (sebasea) Luka

donor STSG setelah pengambilan tandur ditutup tulle dan kasa steril kemudian

dibalut dengan verban elastis. 2-4,7-9,12,13

Kehilangan kulit daerah donor FTSG ditutup dengan melakukan undermining

pada tepi luka dan sedapatnya ditutup primer tanpa ketegangan. Bila tidak dapat

ditutup primer, luka ditutup dengan STSG. Pada donor FTSG setelah pengambilan

tandur harus dijahit karena lapisan yang diambil tidak menyisakan asesori kulit yang

mengandung unsur epitel sehingga tidak memungkinkan terjadinya

epitelialisasi.2-4,7-9,12,13

CARA PERAWATAN

Bila diyakini tindakan hemostatis daerah resipien telah dilakukan dengan baik

dan fiksasi tandur kulit telah dilakukan dengan baik, balutan dibuka hari ke-5 untuk

mengevaluasi take dari tandur kulit dan benang jahitan dicabut.1-3,7-9,12,13

Skin Graft take yang dimaksud adalah terjadinya revaskularisasi, di mana

tandur kulit memperoleh cukup vaskularisasi untuk hidup seperti parasit di tempat

yang baru. Apabila baik, dilakukan perawatan tiap 2-3 hari. Disarankan pada

penderita pasca tindakan tandur kulit di ekstremitas tetap memakai pembalut elastis

sampai pematngan tandur kurang lebih 3-6 bulan.1-3,7-9,12,13

Bila diduga akan adanya seroma, hematoma atau bekuan darah di bawah kulit

sebaiknya dalam 24-48 jam dilakukan pengamatan tandur kuiit. Karena bila terjadi

seroma, hematoma atau bekuan darah dibawah tandur kulit akan mengurangi kontak

tandur dengan resipien sehingga akan menghalangi take dari tandur kulit tersebut-

Pada pengamatan ini dilakukan pembukaan balutan dengan hati-hati, jangan sampai

merusak tandur (terangkat atau tergeser). Seroma, hematoma atau bekuan darah harus

segera dievakuasi dengan melakukan insisi kecil pada tandur kulit tepat di atas

seroma, hentatoma, bekuan darah tersebut, selanjutnya dilakukan pembalutan lagi.

(10)

bekuan darah tidak ada lagi di bawah tandur kulit. Bila evakuasi seroma, hemotoma,

bekuan darah dilakukan dalam 24 jam pertama, tandur masih dapat terjamin take

100%. Untuk selanjutnya perawatan dan pengelolaan sama seperti yang telah

diuraikan di atas. Infeksi pada tandur kulit tidak akan menimbulkan kenaikan suhu

badan dalam 24 jam pertama pasca bedah. Demam yang tidak tinggi disertai adanya

bau atau kemerahan pada pinggir tandur kulit antara hari ke-2 dan ke-4 pasca bedah,

apalagi bila disertai adanya rasa nyeri yang makin bertambah akan lebih menyokong

adanya infeksi pada daerah operasi. 1-3,7-9,12,13

PERAWATAN LUIKA DAERAH DONOR

Pada donor STSG balutan dibuka setelah proses epitelialisasi. Pada daerah donor

penyembuhan atau epitelialisasi untuk thin STSG 7 sampai 9 hari, intermediate STSG

10 sampai 14 hari sedangkan thick STSG memerlukan 14 hari atau lebih. Perawatan

STSG secara umum rata-rata memerlukan waktu 14 hari. Balutan dibiarkan sekitar 14

hari, kecuali bila balutan kotor diganti bagian luarnya saja. Balutan pada donor

biasanya melekat erat dengan kuiit. Saat melepas balut (tuIle) harus hati-hati dan

jangan dipaksa. Bila balutan masih melekat erat tidak diangkat. Hal yang terbaik

balutan dapat terpisah (terlepas) spontan. Bagian yang masih melekat dibiarkan

sampai dapat terlepas sendiri karena telah terjadi epitelialisasi. Bila pelepasan balut

(tulte) dipaksa akan berdarah disertai rasa nyeri, ini merusak proses epitelialisasi dan

penyembuhan akan bertambah lama.2,12,l3

Luka donor FTSG diperlukan seperti luka jahitan biasa yaitu hari ke-3 kontrol

luka dan hari ke-7 jahitan dapat diangkat atau bila diyakini hasil tindakan tidak akan

timbul masalah, kontrol dapat langsung hari ke-7. Pada donor FTSG yang tidak dapat

ditutup prirner, dilakukan penutupan dengan STSG, perawatannya seperti perawatan

luka STSG.2,7-9

FAKTOIR YANG MENGHAMBAT KEBERHASILAN TANDUR KULIT Kunci utama kesuksesan tindakan tandur kulit adalah terpenuhinya

(11)

gagal. Berangkat dari itu pula maka untuk meningkatkan keberhasilan tindakan

tandur kulit ini dilakukan upaya-upaya pencegahan terhadap faktor yang dapat

membuat tandur kulit gagal, yaitu: 1-4,6-8,12,13,16 1. Hematoma

Penyebab kegagalan tandur kulit yang terpenting adalah adanya perdarahan atau

hernatoma di bawah tandur kulit. Bekuan darah atau seroma akan menghalangi

kontak dan proses revaskularisasi, sehingga tindakan home ostasis yang baik

harus dilakukan sebeium penempelan tandur kulit. Perawatan perdarahan yang

baik pada resipien sebelum penempelan yaitu dengan cara ligasi (kauter) pada

sumber perdarahan (bleeding point) atau menunggu terjadinya proses spontan

hemostasis normal. Sambil menunggu luka resipien ditutup oleh kasa lembab

campuran NaCl 0,9% dengan adrenalin. Pada tandur dibuat beberapa insisi kecil

untuk drainase sehingga seroma darah tidak terkumpul di bawah tandur kulit yang

dapat menghalangi kontak tandur dengan resipien.

2. F'iksasi

Suplay darah yang kurang baik pada daerah resipien, misalnya daerah bekas crush

injury akan mengurangi kemungkinan take, kecuali bila telah dilakukan debridement yang adekuat. Penempelan tandur kutrit pada daerah yang avaskuler

seperti tulang, tendon, dan syaraf rnembuat tindakan tandur kulit gagal. Tandur

kulit akan gagal bila secara regional terjadi malfungsi arterial dan vena pada

daerah resipien. Dilakukan cara penjahitan interupted dipinggir kemudian jahitan

kasur diatas tandur kulit untuk menjamin kontak dan mencegah pergeseran.

Tandur kulit ditutup tule dan diatasnya ditutup kasa steril lembab NaCl 0,9%

sampai merata supaya dapat menyerap darah maupun seroma yang ada atau

dengan menggunakan kapas steril yang banyak kemudian dilapisi kasa kering

steril, diharapkan ada efek menekan secara merata keseluruh permukaan Tie over

ini dilakukan terutama pada daerah yang tidak dapat dilakukan balut tekan dengan

(12)

yang rapi, supaya bila nanti ditekan dengan tie over (verban elastis) dapat

memberi tekanan yang merata sampai disemua lekukan luka.

3. Imobilisasi

Pergeseran tandur kulit akan menghalangi atau merusak jalinan hubungan

(revaskularisasi) dengan resipien. Harus diusahakan terhindarnya daerah operasi

dari geseran dengan cara fiksasi dan imobilisasi yang baik. imobilisasi dilakukan

dengan spalk (splint) untuk daerah ekstremitas, leher, aksila yaitu untuk

melindungi tandur kulit dari gerakan-gerakan tubuh yang dapat merusak tandur

kulit serta mencegah kontraksi yang terjadi karena posisi anatornis.

4. Infeksi

Merupakan penyebab kegagalan yang sebenarnya tidak sering, walaupun dulu

seringkali para ahli bedah menyalahkan infeksi sebagai penyebab utama

kegagalan tandur kulit. Pendapat bahwa infeksi sebagai penyebab kegagalan

berdasarkan keyakinan bahwa sukses atau tidaknya penutupan luka tergantung

pada ada tidaknya infeksi luka. infeksi luka ditentukan oleh keseimbangan antara

daya tahan luka dan jumlah mikroorganisme. Bila jumlah mikroorganisme lebih

dari 104 /gram jaringan kemungkinan terjadinya infeksi adalah 89%. Sedangkan bila jumlah mikroorganisme dibawah 104 gram/jaringan kemungkinan terjadinya infeksi adalah 6%. Pada luka dengan jumlah Mikroorganisme lebih dari 105/gram jaringan hampir dipastikan penutupan luka selalu gagal (contohnya streptococcus

B hemoliticus). Perawatan luka yang baik, diperlukan untuk mencegah infeksi,

bila perlu dilakukan kompres NaCl 0,9% atau diberikan antibiotik yang sesuai

dengan mikroorganisme yang dapat merusak tandur kulit.

5. Tehnik yang salah

Tehnik yang salah dapat terjadi karena :

a. Menempelkan tandur kulit pada daerah berepitel atau daerah yang masih

(13)

epiderrnis dan asesori kulit yang mengandung unsur epitel sepeti kelenjar

keringat, kelenjar sebasea dan folikel rarnbut.

b. Penempelan tandur kulit terbalik.

c. Tandur kulit terlalu tebal.

d. Ukuran tidak tepat.

e. Ketegangan.

f. Penanganan yang kasar menyebabkan trauma.

6. Penyakit sistemik a. Diabetes mellitus

b. Imunosupresif

c. Kelainan kolagen-vaskuler

7. Tempat donor jelek

a. Lemak, tulang, kartilago, tendon.

b. Debris, nekrotik pada luka

c. Elektrokoagulasi berlebihan.

d. Jaringan granulasi inadekuat.

C. PUNCH GRAFTING

Tindakan ini sering dipakai pada kondisi jaringan parut yang tidak dapat

dikoreksi dengan dermabrasi.5

Indikasi

• Kanker kulit

Ice-Pick acne scar

• Ulkus pada kaki

• Leukoderma

• Vitiligo

Piebaldism

(14)

• Leukoderma dan alopesia sikalrisial

• Transplantasi rambut pada alopesia androgenik

• Transplantasi rambut pada alopesia sikatrisial

• Revisi jaringan parut muka.5

D. HAIR-BEARING GRAF'TS

Merupakan FTSG dengan bulbus rambut dan jaringan lemak. Digunakan pada

daerah-daerah tertentu seperti skalp, alis, janggut dan jambang, misalnya pada

karsinoma sel basal. Pada daerah tersebut skin flap biasanya lebih disukai

daripada tandur kulit, namun hal tersebut kadang-kadang tidak selalu

memungkinkan.5

E. CULTURED EPIDERMAL GRAFTS

Kulit berukuran sekitar 1 cm2 diambil dan dikultur selama 3-4 minggu agar siap untuk dilakukan tandur.l4

Indikasi

Autografts (dapat diterima secara komersial)

• Luka bakar, dengan dasar luka yang sudah siap

• Ulkus refrakter

• Epidermolisis bulosa tipe junctional

• Luka eksisi luas.14

Allografts ( tidak dianjurkan)

• Luka bakar

• Ulkus rekalsitran yang berasal dari berbagai macam - Ulkus venosum, arteriosum, campuran.

(15)

- Ulkus dekubitus.

- Ulkus karena keiainan sistemik: reumatoid arritis skleroderma.

• Kehilangan kulit karena trauma.

• Bekas menghilangkan tato denga laser CO2.

• Donor STSG.

• Epidermolisis bulosa (tipe distrofik resesif). Kontra indikasi

• Infeksi pada dasar luka.

• Selulitis.

• Dermatitis akut di sekitar luka.

• Tidak ada dasar luka yang bersih dan jaringan granulasi sehat

• Edema tungkai.l4

F. MINIGRAFTS

Merupakan prosedur yang sederhana. Tehnik ini menyerupai mekanisme

fisiologis pada repigmentasi yang sering terjadi pada vitiligo setelah luka bakar.

Sejumlah melanosit diimplantasikan dengan punch bcrukuran 1,0 atau 1,2 mm.15

Indikasi

• Vitiligo - Segmental

- Lokalisata

- Bilateral (lama, bentuk stabil)15

• Leukoderma

- Pasca luka bakar

- Pasca bedah beku

- Lupus eritematosus diskoid yang sudah baik

- Post hydroquinone monobenzyl ester toxixity

(16)

- Piebaldism.15

Kontra indikasi

• Vitiligo aktif

• Kecenderungan terbentuk hiperpigmentasi

• Kecenderungan terbentuk keloid.15 G. SUCTION BLISTER GRAFT

Tujuan utama dari prosedur ini memindahkan epidermis normal ke epitel

akromia, yang didapat setelah 2 sampai 3 jam dengan suction 200 sampai 300

mmHg.15

Indikasi

• Vitiligo - Segmental

- Lokalisata

- Bilateral (lama, bentuk stabil)

• Leukoderma

- Pasca luka bakar

- Pasca dermabrasi

- Piebaldism15

Kontra indikasi

• Vitiligo aktif

• Kecenderungan terbentuk hiperpigmentasi.15

PENUTUP

Telah dibicarakan beberapa jenis tandur kulit, indikasi, perawatan, Tehnik

mengerjakan, menghambat keberhasilannya. Namun sebelum tersebut harus

(17)

DAFTAR PUSTAKA

1. Brennan JA. Skin Grafts. Dalam: Myers AD. Biological Basis of Facial Plastic Surgery. New York: Thieme Medical publishers Inc., 1993; 129-36.

2. Perdanakusuma DS. Skin Grafting. Surabaya: Airlangga University Press, 1998; 1-38.

3. Johnson TM, Ratner D. Skin Grafts. Dalam: Ratz Jl, Geronemus RG, Goldman MP, Malovery ME, Padilla RS, penyunting. Textbook of Dermatologic Surgery. Philadelphia : Lippincot Raver, 1998; 201-21.

4. Rudolph R, Ballantyne DL Jr. skin Grafts. Dalam: Mc. JG, penyunting. Plastic surgery Volume 1. Philadelphia : WB Saunders Company, 1990 ; 221-74.

5. Arpey cj, Whitaker DC, O'Donnel MJ. Cutaneous Surgery Illustrated and Practical Approach. New York: Mc. Graw Hill, 1997; 155-94.

6. Roenigk RK, Zalla MJ. Full-Thickness Skin Grafts. Dalam: Robinson JK, Arndt KA, Leboit DE, Wintroub BU, penyunting. Atlas of Cutaneous Surgery. Philadelphia: WB Saunders Company, 1996; 157-64.

7. Kent DE. Full-Thickness Skin Grafts. Dalam: Lask Gp, Moy RL. Principles and Techniques of Cutaneous Surgery. New york: Mc Graw-Hill, 1996; 297-308.

8. Gloster HM Jr, Cincinnati MD. The use of full-thickness skin grafts to repair nonperfoating nasal detects. J Am Acad Dermatol 2000 ; 42: 1041-50.

9. Byrd DR, Otley CC, Nguyen TH. Alar batten cartilage grafting in nasal reconstruction: Functional and cosmetic results. J Am Acad Dermatol 2000; 43: 833 - 6.

10. Burge S, Rayment R, Free Skin Graft. Dalam: Simple Skin Surgery, Ronardy DH, Alih Bahasa, Suyono J. penerbit Widya Medika, Jakarta, 1993; 74-88

11. Falabella R, Antologous Minigrafting for stable leukoderma. dalam: surgical Gems in Dermatology, Ed. Robins P, Igaku Shoin. VoI 2, New York-Tokyo, 1991; 51-53.

12. Aroute J, Full Thickness skin Grafts. dalam: Surgical Gems in Dermatology Ed. Robins P, Igaku - Shoin Vol 2-, New York Tokyo, l991; 54.

(18)

14. Keunen H, skin Grafting. dalam: Skin surgery, Ed Harahap M, Warren, H. Green inc., St. Louis, Missouri, USA, 1985 ; 137-48

15. Falabella R. Surgical Techniques for Repigmentation. Dalam Robinson JK, et all, penyunting. Atlas of Cutaneous Surgery Philadelphia: WB saunders companny, 1996; 175 - 84.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

[r]

Akan tetapi sebagai tontonan yang mengedukasi dan dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang dapat memberikan ilmu pengetahuan kepada penonton terutama

Hasil pada tabel 3 menunjukkan semua dimensi yang ada pada GEQ Social Presence Module memiliki nilai α > 0.7 yang membuktikan seluruh pernyataan yang terdapat

Omzet usaha yang cukup tinggi dari industri kaos sablon ini kemudian menarik sejumlah pendatang yang ingin pula memperoleh keuntungan dari industri konveksi ini dengan

Eutiroidisme adalah suatu keadaan hipertrofi pada kelenjar tiroid yang disebabkan stimulasi kelenjar tiroid yang berada di bawah normal sedangkan kelenjar

Kegiatan PKL pada Manajemen Asuhan Gizi Klinik bertujuan untuk dapat tercapainya kompetensi yang terdiri dari : kemanpuan melakukan self assessment dalam rangka

menghasilkan desai yang berpedoman pada standar yang telah ditetapkan.. 2) Memadukan pasar tradisional dengan terminal agar lebih mempermudah akses selain itu pasar induk Cepu