UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Peranan Pengembangan Masyarakat (Community Development)
PTPN II Kwala Madu dalam Meningkatkan Kemandirian Petani
(Studi Deskriptif di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat )
S K R I P S I
DIAJUKAN OLEH: INDAH KARTIKA
060901014 Departemen Sosiologi
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Pengembangan masyarakat (community development) adalah salah satu metode pekerjaan sosial yang tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat dengan mendayagunakan sumber-sumber yang ada pada mereka serta menekankan pada prinsip pasrtisipasi sosial (dalam hal ini masyarakat dengan industri). Sehingga masyarakat di tempat tersebut diharapkan menjadi lebih mandiri dengan kualitas kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik. Berkaitan dengan hal tersebut, industri tidak lagi dituntut untuk hanya mewujudkan citranya melalui kampanye yang baik namun juga harus mampu menunjukkan akuntabilitasnya kepada kepentingan publik. Perusahaan yang dapat bertanggungjawab akan memperhatikan corporate social responsibility semaksimal mungkin, yang didukung oleh good corporate governance. Disinilah dapat dilihat bahwa program pengembangan masyarakat (community development) merupakan wujud social responsibility perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan community development (pengembangan masyarakat) PTPN II dalam meningkatkan kemandirian petani di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat.
Metode Penelitian dalam penelitian ini menggunakan jenis studi deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif, untuk memperoleh informasi dan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dilakukan dengan melakukan wawancara kepada informan, obeservasi, dokumentasi yang berupa artikel, serta jurnal yang masih berkaitan dengan penelitian. Data-data dan informasi yang telah diperoleh dari lapangan diinterpretasikan melalui teknik analisa data yang sesuai dengan jenis penelitian.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK...i
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI...v
DAFTAR TABEL...vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian...1
1.2 Perumusan Masalah...8
1.3 Tujuan Penelitian...8
1.4 Manfaat Penelitian...8
1.5 Definisi Konsep...9
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengembangan Masyarakat (Community Development)...12
2.2 Teori Perubahan Sosial...16
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian...22
3.2 Lokasi Penelitian...22
3.3 Unit Analisis dan Informan...23
3.4 Teknik Pegumpulan Data...23
3.5 Interpretasi Data...25
3.6 Jadwal Kegiatan...26
3.7 Keterbatasan Penelitian...26 BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA
4.1.1 Sejarah Desa Sambirejo...28
4.1.2 Keadaan Geografis Desa Sambirejo...30
4.1.3 Pembagian Dusun Desa Sambirejo...31
4.1.4 Keadaan Penduduk Desa Sambirejo...34
4.1.5 Sarana Umum Desa Sambirejo 4.1.5.1 Sarana Kesehatan Desa Sambirejo...38
4.1.5.2 Sarana Pendidikan Desa Sambirejo...38
4.1.5.3 Sarana Olahraga Desa Sambirejo...39
4.1.5.4 Sarana Peribadatan Desa Sambirejo...40
4.1.6 Bidang Pemerintahan Desa Sambirejo...40
4.1.7 Profil Informan...43
4.2 Interpretasi Data 4.2.1 Program Pengembangan Masyarakat (Community Development) PTPN II...53
4.2.2 Sosialisasi dan Implementasi Pengembangan Masyarakat (Community Development) PTPN II...55
4.2.3 Peranan Pengembangan Masyarakat (Community Development) PTPN II dalam meningkatkan Kemandirian Petani 4.2.3.1 Kehidupan Sosial Ekonomi Petani...60
4.2.3.2 Jumlah Pendapatan dan Kemiskinan Petani...67
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan...76
5.2 Saran...79 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.6 Jadwal Kegiatan………...26
Tabel 4.1.1 Nama-nama Kepala Desa Sambirejo………29
Tabel 4.1.2 Tata Guna Tanah Desa Sambirejo………30
Tabel 4.1.4. 1.Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin………...34
Tabel 4.1.4. 2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan…….…...….35
Tabel 4.1.4 3. Jumlah Penduduk Desa Sambirejo Berdasarkan Mata Pencaharian....36
Tabel 4.1.4. 4. Keadaan penduduk Desa Sambirejo menurut agama………..37
Tabel 4.1.5.1 Sarana Kesehatan Desa Sambirejo.………...38
Tabel 4.1.5.2 Sarana Pendidikan Desa Sambirejo..……….39
Tabel 4.1.5.3 Sarana Olahraga Desa Sambirejo...……….39
Tabel 4.1.5.4 Sarana Peribadatan Desa Sambirejo ...………40
Tabel 4.1.6 Nama-Nama Pemegang Jabatan Perangkat Desa Sambirejo………42
Tabel 4.2.3.1 Nama-nama Kelompok Tani Desa Sambirejo…..……….65
DAFTAR BAGAN
ABSTRAK
Pengembangan masyarakat (community development) adalah salah satu metode pekerjaan sosial yang tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat dengan mendayagunakan sumber-sumber yang ada pada mereka serta menekankan pada prinsip pasrtisipasi sosial (dalam hal ini masyarakat dengan industri). Sehingga masyarakat di tempat tersebut diharapkan menjadi lebih mandiri dengan kualitas kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik. Berkaitan dengan hal tersebut, industri tidak lagi dituntut untuk hanya mewujudkan citranya melalui kampanye yang baik namun juga harus mampu menunjukkan akuntabilitasnya kepada kepentingan publik. Perusahaan yang dapat bertanggungjawab akan memperhatikan corporate social responsibility semaksimal mungkin, yang didukung oleh good corporate governance. Disinilah dapat dilihat bahwa program pengembangan masyarakat (community development) merupakan wujud social responsibility perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan community development (pengembangan masyarakat) PTPN II dalam meningkatkan kemandirian petani di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat.
Metode Penelitian dalam penelitian ini menggunakan jenis studi deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif, untuk memperoleh informasi dan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dilakukan dengan melakukan wawancara kepada informan, obeservasi, dokumentasi yang berupa artikel, serta jurnal yang masih berkaitan dengan penelitian. Data-data dan informasi yang telah diperoleh dari lapangan diinterpretasikan melalui teknik analisa data yang sesuai dengan jenis penelitian.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat modern
dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan
kemakmuran dan mobilitas perorangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada
sebagian besar penduduk dunia, terutama di negara-negara maju. Bagi negara
berkembang, industri sangat essensial untuk memperluas landasan pembangunan dan
memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Banyak kebutuhan umat
manusia yang hanya dapat dipenuhi oleh barang dan jasa yang disediakan dari sektor
industri (Bethan,2008).
Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang direncanakan dan
dikehendaki. Setidak-tidaknya pembangunan merupakan kehendak masyarakat yang
terwujud dalam keputusan-keputusan yang diambil oleh para pemimpinnya. Hal
mana yang kemudian disusun dalam suatu perecanaan yang selanjutnya dilaksanakan.
Pembangunan mungkin hanya menyangkut satu bidang kehidupan saja, namun juga
dilakukan secara simultan terhadap berbagai kehidupan yang berkaitan.
(Soekanto,2005:437-438)
Salah satu yang menjadi kegagalan pada pelaksanaan pembangunan pada
masa lalu adalah titik berat pembangunan pertumbuhan ekonomi yang tidak
diimbangi dengan pemerataan keadilan. Pertumbuhan ekonomi yang tidak diimbangi
kesenjangan yang amat lebar antara segelintir orang yang sangat kaya dibandingkan
dengan besarnya jumlah orang-orang yang kurang sejahtera, dan bahkan sebagian
tergolong ke dalam orang-orang yang sangat miskin. Besarnya jumlah masyarakat
miskin pada akhirnya akan menimbulkan berbagai bentuk permasalahan sosial yang
bermuara pada instabilitas politik dan keamanan. Agar keadaan tersebut tidak terjadi,
maka di perlukan pertimbangan yang matang untuk mencari alternatif solusinya. Dan
yang menjadi salah satu bentuk alternatif solusinya adalah dengan menetapkan
kebijakan dan regulasi yang lebih mendekatkan antara dunia usaha dengan
masyarakat melalui berbagai program dan inisiatif, yang salah satunya adalah melalui
program community development (Supancana,dkk.2007:7).
Karena itu dalam suatu kegiatan industri, perusahaan biasanya memiliki
kegiatan atau program pengembangan masyarakat atau yang biasa disebut dengan
Community development. Pengembangan masyarakat atau yang lebih dikenal dengan
community development adalah salah satu metode pekerjaan sosial yang tujuan
utamanya adalah untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat dengan
mendayagunakan sumber-sumber yang ada pada mereka serta menekankan pada
prinsip pasrtisipasi sosial, dalam hal ini partisipasi perusahaan terhadap masyarakat
(Suharto.2009:37).
Tujuan (objectify) pengembangan masyarakat adalah membantu masyarakat
menemukan cara atau jalan untuk mengorganisirkan diri dan juga mendampingi
masyarakat agar mampu membuat perencanaan (secara teknis dan aksi) agar
Pengembangan masyarakat (community development) merupakan sebuah
konsep pembangunan yang menitik beratkan pada tingkat penumbuhan peran serta
masyarakat sekitar wilayah sekitar kegiatan dengan mengembangkan suasana kerja
sama yang saling menguntungkan. Perusahaan sebagai pihak yang memiliki investasi
dan kemampuan modal diharapkan mampu membangkitkan simpati dan
memperhatikan kepentingan mereka. Prinsip ini dapat diterapkan dengan pemerhatian
terhadap adat-istiadat dan tradisi yang berlaku setempat sehingga hadirnya kegiatan
tidak menimbulkan sense resistensi maupun penolakan masyarakat yang merasa
kemampanan budaya tradisi maupun pranata-pranata sosial mereka terusik. Di sisi
lain kepentingan sosial budaya dan juga kepentingan ekonomi mereka pun
diharapkan juga dapat diperhatikan (Dalimunthe.2005:V:23).
Dalam pemahaman yang umum tampaknya telah disadari urgensi penjalinan
hubungan serasi antara pengembangan industri dengan pengembangan masyarakat,
khususnya masyarakat lokal tempat pusat atau kegiatan industri berada. Namun
demikian, sampai saat ini hubungan seperti itu belum terwujud seperti yang
diharapkan. Banyak faktor penyebab, yang salah satunya adalah belum banyak
digunakannya konsep-konsep dan model-model tindakan dari sebuah disiplin
keahlian yang disebut pengembangan masyarakat.
Pengembangan industri pada dasarnya ditujukan untuk memberikan manfaat
bagi kesejahteraan masyarakat baik melalui pembukaan lapangan pekerjaan,
mendatangkan devisa negara, maupun peningkatan pendidikan. Namun demikian,
semua hal memiliki harga beli yang harus dibayar oleh masyarakat itu sendiri. Salah
yang tidak jarang menimbulkan social cost yang dapat lebih mahal daripada manfaat
ekonomi yang diperoleh; berupa munculnya berbagai masalah sosial di masyarakat
baik yang berskala lokal maupun nasional.
Sebagai salah satu aktor institusional dalam masyarakat yang dibentuk dengan
tujuan mendukung kesejahteraan masyarakat, maka industri memiliki fungsi sosial
baik secara internal maupun eksternal. Kondisi kehidupan masyarakat yang semakin
baik akan memberikan dampak yang cukup berarti terhadap keberlangsungan industri
itu sendiri. Kegiatan pengembangan masyarakat yang diselenggarakan oleh industri
menunjukkan adanya kepedulian industri terhadap masyarakat di sekitarnya. Hal ini
akan memunculkan adanya kepedulian masyarakat terhadap industri dan memandang
industri sebagai pihak yang harus didukung dan dijaga oleh masyarakat. Dengan
demikian, kegiatan pengembangan masyarakat tidak hanya akan meberikan manfaat
untuk masyarakat, namun juga akan memberikan keuntungan sangat besar bagi
industri dengan adanya pandangan positif dari masyarakat.
Selain memberikan manfaat pada tingkat makro dan tidak langsung, industri juga
harus menjalin hubungan baik dengan masyarakat lokal tempat industri itu berada.
Selama ini mungkin sudah dilakukan partisipasi industri melalui bantuan dana, yang
biasanya diserahkan kepada pemerintah lokal baik untuk kegiatan pembangunan
maupun aktivitas kemasyarakatan. Namun demikian dalam banyak kasus, warga
masyarakat tidak mengetahuinya, sehingga menganggap keberadaan industri hanya
mengganggu kehidupan masyarakat sekitar. Keadaan tersebut diperburuk dengan
adanya pihak-pihak tertentu yang memiliki kepentingan mendapatkan keuntungan
yang tidak hanya bersifat bantuan sosial, melainkan juga program bimbingan sosial
yang berkelanjutan, yang melibatkan partisipasi masyarakat secara penuh
Karena itu pengembangan masyarakat (community development) dilakukan
secara sistematis, terencana dan diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat
guna mencapai kondisi sosial ekonomi dan kualitas yang lebih baik apabila
dibandingkan dengan kegiatan pembangunan sebelumnya. Pada masa pembangunan
seperti sekarang ini, pandangan, perhatian dan pemeliharaan terhadap para petani di
pedesaan sudah semestinya diperhatikan. Kenyataannya kehidupan para petani di
pedesaan dan tingkat kesejahteraannya masih rendah, sehingga produksi yang mereka
lakukan hasilnya juga kurang maksimal. Petani di desa sangat menginginkan
perubahan. Para petani di desa tidak dapat melakukan perubahan karena terbentur
pada keadaan mereka sendiri, mereka kurang menguasai ilmu-ilmu yang dapat
memajukan hasil tani mereka. Karena itu di harapkan adannya program yang dapat
mengembangkan kemampuan masyarakat petani yang nantinya dapat meningkatkan
kesejahteraan mereka. Pada masa pembangunan seperti sekarang ini, seharusnya
pemerintah sangat memperhatikan pendidikan dan kesejahteraan bagi mereka.
Pendidikan yang cocok bagi mereka adalah pendidikan non formal yang praktis,
mudah diterapkan dalam usaha-usaha produksi produk pertanian. Pengembangan
masyarakat sangat erat hubungannya dengan empowerment. Titik berat pendekatan
pengembangan masyarakat adalah penekanan pada pentingnya masyarakat lokal yang
mandiri sebagai suatu sistem yang mengorganisir diri mereka sendiri. Pendekatan
individu, bukan sebagai objek, tetapi justru sebagai subjek pelaku pembangunan yang
ikut menentukan masa depan dan kehidupan masyarakat secara umum. Dengan kata
lain, pengembangan masyarakat juga memerlukan fasilitator. Peranan fasilitator
antara lain adalah sebagai orang yang mampu membantu masyarakat agar masyarakat
mau berpartisipasi dalam kegiatan bertani, orang yang mampu mendengar dan
memahami aspirasi masyarakat, mampu memberikan dukungan, serta dapat
memberikan fasilitas kepada masyarakat
(http:www.fashihullisantugaspenyuluhan.blogspot.com).
Sedikitnya ada dua alasan mengapa pembangunan masyarakat desa masih
relevan untuk di bahas. Pertama, kendati dalam dua dasawarsa terakhir
perkembangan kota maju dengan sangat pesat, secara umum wilayah negara kita
masih didominasi oleh daerah pedesaan. Hal ini diperkirakan masih akan berlangsung
relatif lama. Benar bahwa di beberapa daerah ciri pedesaan itu susut perlahan
bersamaan dengan proses industrialisasi dan urbanisasi, akan tetapi itu tidak berarti
hilang sama sekali. Ciri pedesaan tersebut bahkan masih akan bertahan sedemikian
rupa sehingga mempengaruhi arah dan sifat perkembangan kota. Kedua, kendati sejak
awal tahun 1970-an pemerintah Orde Baru telah mencanangkan berbagai macam
kebijaksanaan dan program pembangunan pedesaan yang ditandai dengan inovasi
teknologi modern, secara umum kondisi sosial ekonomi masih memprihatinkan. Oleh
karena itu, kegiatan pembangunan perlu diarahkan untuk merubah kehidupan mereka
untuk menjadi lebih baik. Perencanaan dan implementasi pembangunan seharusnya
berisi usaha untuk memberdayakan mereka sehingga mereka mempunyai akses-akses
menanggulangi kemiskinan dan kesenjangan menjadi fenomena yang semakin
kompleks, pembangunan pedesaan dalam perkembangannya tidak semata-mata
terbata pada peningkatan produksi pertanian. Pembangunan pedesaan juga tidak
hanya mencakup implementasi program peningkatan kesejahteaan sosial melalui
distribusi uang dan jasa untuk mencukupi kebutuhan dasar. Lebih dari itu adalah
sebuah upaya dengan sepektrum kegiatan yang menyentuh pemenuhan berbagai
macam kebutuhan sehingga setiap anggota masyarakat dapat mandiri, percaya diri,
tidak bergantung dan dapat lepas dari belenggu struktural yang membuat hidup
sengsara (Usman,2004:29-32)
Karena itu melalui program pengembangan masyarakat (community
development) diharapkan tercipta suatu sinergi yang saling menguntungkan antara
dunia usaha dan masyarakat. Masyarakat diharapkan dapat menjadi masyarakat yang
mandiri dan berkembang sehingga dapat meningkatkan kondisi sosial dan ekonomi
mereka. Hubungan sinergis dan harmonis akan memberikan kontribusi secara positif
terhadap kelangsungan kegiatan usaha dan juga kemandirian dan kesejahteraan
masyarakat disekitar perusahaan. Dalam hal ini Pihak PTPN II dengan masyarakat di
Desa Sambirejo. Karena itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang peranan
pengembangan masyarakat (community development) PTPN II Kwala Madu dalam
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas maka yang menjadi
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana peranan pengembangan
masyarakat (community development) PTPN II Kwala Madu dalam meningkatkan
kemandirian petani?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui bagaimana peranan
pengembangan masyarakat (community development) PTPN II Kwala Madu dalam
meningkatkan kemandirian petani.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini sekiranya dapat memberikan manfaat baik bagi peneliti sendiri,
orang lain dan juga ilmu pengetahuan. Maka yang menjadi manfaat penelitian ini
adalah:
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman serta
pengetahuan mengenai peranan pengembangan masyarakat (community
development) PTPN II Kwala Madu dalam meningkatkan kemandirian petani.
Sehingga dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan akademis
terutama ilmu sosiologi. Dan penelitian ini diharapkan dapat membuka
lainnya mengenai Peranan pengembangan masyarakat (community
development) PTPN II Kwala Madu dalam meningkatkan kemandirian petani.
2. Manfaat Praktis
Yakni meningkatkan pengetahuan serta dapat menjadikan hasil penelitian ini
sebagai rujukan atau referensi bagi peneliti-peneliti berikutnya.
3. Manfaat bagi penulis
Yakni sebagai pembelajaran untuk semakin meningkatkan kemampuan
penulis serta memperluas wawasan penulis mengenai peranan pengembangan
masyarakat (community development) PTPN II Kwala Madu dalam
meningkatkan kemandirian petani.
1.5 Definisi Konsep
Untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak diteliti,
penggunaan konsep sangat penting. Konsep merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan dimana kelompok atau individu
yang menjadi pusat perhatian (Singarimbun, 1989 : 33). Melalui konsep, peneliti
diharapkan dapat menyederhanakan dan membatasi pembahasan. Maka beberapa
konsep yang dibatasi dengan mendefinisikannya secara operasional dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Peranan:
Merupakan aspek dinamis dari suatu status (kedudukan). Apabila seseorang
atau suatu organisasi melakukan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan
tingkah laku atau aktifitas yang diharapkan dari orang atau organisasi yang
memiliki kedudukan atau status (Soekanto, 2001:)
2. Pengembangan Masyarakat (Commuity Development):
Salah satu metode pekerjaan sosial yang tujuan utamanya adalah untuk
memperbaiki kualitas hidup masyarakat dengan mendayagunakan
sumber-sumber yang ada pada mereka serta menekankan pada prinsip pasrtisipasi
sosial, dalam hal ini partisipasi perusahaan terhadap masyarakat
(Suharto.2009:37).
3. PTPN II
Sebua
perkebunan. Badan usaha ini dibentuk berdasarkan
Nomor 7 Tahun 1996 tanggal 14 Februari
4. Kemandirian
Menunjuk pada adanya kepercayaan akan kemampuan diri untuk
menyelesaikan persoalan-persoalan tanpa bantuan khusus dari orang lain,
keengganan untuk dikontrol orang lain, dapat melakukan sendiri
kegiatan-kegiatan dan menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang dihadapi
(http:www.damandiri.or.id).
5. Petani:
Petani adalah seseorang yang bergerak di bidan
dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk
lain), dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk di
gunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengembangan masyarakat (community development)
Pengembangan masyarakat (community development) adalah salah satu
kegiatan yang menjadi bagian dari program corporate social responsibility (CSR).
Corporate social responsibility (CSR) sendiri memiliki nama yang berbeda pada
setiap perusahaan, pada perusahaan BUMN seperti pada PTPN sendiri, corporate
social responsibility (CSR) di sebut sebagai Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL). Program kemitraan adalah program untuk meningkatkan
kemampuan usaha kecil dalam bentuk pinjaman baik untuk modal usaha maupun
pembelian perangkat penunjang produksi agar usaha kecil menjadi tangguh dan
mandiri. Sementara Program Bina Lingkungan adalah program pemberdayaan
kondisi sosial masyarakat untuk tujuan memberikan manfaat kepada masyarakat di
wilayah perusahaan. Dan kegiatan yang lazimnya dilakukan oleh perusahaan dalam
mengimplementasikannya adalah dengan menyelenggarakan program pengembangan
masyarakat atau yang lebih dikenal dengan community development
(Wibisono,2007:83).
Secara umum pengembangan masyarakat (community development) dapat
didefinisikan sebagai kegiatan pengembangan bagi masyarakat yang berada disekitar
perusahaan yang diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat untuk mencapai
kondisi sosial-ekonomi-budaya yang lebih baik apabila dibandingkan dengan
diharapkan menjadi lebih mandiri dengan kualitas kehidupan dan kesejahteraan yang
lebih baik. Program pengembangan masyarakat (community development) memiliki
tiga karakter utama yaitu:
a. Berbasis masyarakat (community based)
b. Berbasis sumber daya setempat (local resource based)
c. Berkelanjutan (sustainable).
Dua sasaran yang ingin dicapai yaitu sasaran kapasitas masyarakat dan
sasaran kesejahteraan. Sasaran pertama yaitu kapasitas masyarakat dapat dicapai agar
anggota masyarakat dapat ikut dalam proses produksi atau institusi penunjang dalam
proses produksi, kesetaraan (equity) dengan tidak membedakan status dan keahlian,
keamanan (security), keberlanjutan (sustainability) dan kerjasama (cooperation),
kesemuanya berjalan secara simultan. Sektor Industri di Indonesia sampai dengan
saat ini masih memberikan kontribusi yang tinggi terhadap proses pembangunan
nasional. Kontribusi yang diberikan oleh sektor ini tidak hanya dalam bentuk
sumbangan devisa terhadap negara, tetapi juga dapat dilihat dari multiplier efect
yang telah diciptakan oleh industri-industri baik itu di daerah-daerah ataupun tidak.
Salah satu multiplier efect yang disumbangkan oleh industri adalah melalui
program-program pengembangan masyarakat (community development). Program-program-program
pengembangan masyarakat (community development) yang dilaksanakan oleh industri
tersebut selain merupakan bagian dari corporate social responsibility (CSR), juga
dalam rangka mempersiapkan life after mining/operation (kehidupan setelah adanya
pembangunan) bagi daerah maupun masyarakat sekitarnya
Berbicara tentang masalah pengembangan masyarakat (community
development) tersebut, makan dapat dilihat bahwa berbagai industri dan dunia usaha
di Indonesia dan juga di seluruh dunia telah memiliki arah yang sama untuk
mengembangkan hubungan yang lebih harmonis dengan komunitas lokal. Hal ini
sebenarnya merupakan komitmen bersama banyak pihak sebagai implementasi
paradigma pembangunan berkelanjutan. Setidaknya ada tiga alasan penting mengapa
perusahaan melakukan kegiatan pengembangan masyarakat (community
development), antara lain adalah:
a. Izin lokal untuk beroperasinya perusahaan dalam mengembangkan hubungan
dengan masyarakat lokal.
b. Mengetahui sosial budaya masyarakat lokal.
c. Mengatur dan menciptakan strategi ke depan melalui program pengembangan
masyarakat (community development). Reputasi hubungan baik antara
perusahaan dengan masyarakat lokal dan pengembangan masyarakat
(community development) dapat menciptakan kesempatan usaha yang
bar
Dan yang yang menjadi tujuan dari pengembangan masyarakat (community
development) adalah:
a. Agar masyarakat sekitar perusahaan dapat membangun dirinya sendiri.
b. Membantu meningkatkan kemandirian baik secara material maupun spritual.
Pelaksanaan pengembangan masyarakat (community development) yang
dilakukan oleh perusahaan umumnya menggunakan skema yang digunakan untuk
a. Kontribusi perusahaan pada program pengembangan masyarakat
b. Pendanaan kegiatan sesuai dengan kerangka legal
c. Partisipasi masyarakat dalam bisnis
d. Tanggapan atas tekanan kelompok kepentingan
Umumnya, perusahaan-perusahaan yang telah berhasil dalam penerapannya
menggunakan tahapan sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Dimana pada tahap ini dilakukan daperencanaan dan pengonsepan awal
terhadap program pengembangan masyarakat (community development)yang
dilakukan.
b. Tahap Implementasi
Tahap menjalankan perencanaan dengan sosialisasi, pelaksanaan, dan
internalisasi.
c. Tahap Evaluasi
Tahap yang perlu di lakukan secara konsisten dari waktu ke waktu untuk
mengukur sejauh mana efektifitas penerapan program.
d. Pelaporan
Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem informasi baik untuk
keperluan proses pengambilan keputusan maupun keperluan keterbukaan
Untuk peran sosial BUMN sendiri seperti PTPN II antara lain dituangkan
melalui keputusan Nomor : Kep-236/MBU/2003. Keputusan yang dikeluarkan oleh
Menteri Negara BUMN pada 17 Juni 2003 ini pada prinsipnya mengikat BUMN
untuk menyelenggarakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).
Kemudian seiring dengan berjalannya waktu dan menimbang bahwa Keputusan
Menteri BUMN tersebut dipandang belum cukup memberikan landasan operasional
bagi peningkatan pelaksanaan program PKBL ini, maka pemerintah menetapkan
peraturan baru tentang tata cara pelaksanaan PKBL yang mengacu kepada peraturan
Menteri BUMN No. PER-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan.
Berkaitan dengan hal-hal tersebut diatas, industri tidak lagi dituntut untuk
hanya mewujudkan citranya melalui kampanye yang baik namun juga harus mampu
menunjukkan akuntabilitasnya kepada kepentingan publik. Perusahaan yang baik
dapat bertanggung jawab dan akan memperhatikan corporate social responsibility
semaksimal mungkin, yang didukung oleh good corporate governance. Disinilah
dapat dilihat bahwa program pengembangan masyarakat (community
development)sebagai wujud social responsibility perusahaan
2.2 Perubahan Sosial
Setiap manusia selama hidup pasti mengalami perubahan.
Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai essensial, norma-norma sosial, pola
masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainya
(Soekanto,2005:301).
Menurut Gillin dan Gillin (Soekanto,2005:304) perubahan-perubahan sosial
sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan
geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena
adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Selain itu, secara
singkat Samuel Kroenig (Soekanto,2005:305) mengatakan bahwa perubahan sosial
menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan
manusia. Dimana modifikasi-modifikasi terjadi karena sebab-sebab intern maupun
sebab-sebab ekstern.
Dalam mempelajari mekanisme tersebut, kita harus menerangkan
kekuatan-kekuatan yang dapat dimodifikasi. Adanya perubahan tidak disangkal dan pentingnya
perubahan tidak diremehkan, namun perubahan hanya dapat dipahami melalui
pemahaman mengenai struktur terlebih dahulu. Perubahan sosial terjadi pada
masyarakat terutama pada dekade terakhir dapat dikategorikan sebagai perubahan
sosial yang disengaja (indeed change) dan tidak di sengaja (unintended change) atau
dengan istilah lain contact change dan immanen change. Intended change atau
contact change merupakan perubahan sosial yang bersumber dari luar masyarakat
baik yang disengaja melalui agen of change (orang-orang yang terlibat dalam
perubahan tersebut) maupun secara spontan dikombinasi oleh pihak-pihak dari luar
masyarakat (Soekanto 2005:315-316)
Soerjono Soekanto (2005:306) berpendapat bahwa ada kondisi-kondisi sosial
teknologis dan geografis, atau biologis yang menyebabkan terjadinya
perubahan-perubahan pada aspek-aspek kehidupan sosial lainnya. Sebaliknya ada pula yang
mengatakan bahwa semua kondisi tersebut sama pentingnya, satu atau semua akan
menghasilkan perubahan-perubahan sosial.
Perubahan-perubahan di suatu bidang secara langsung atau tidak langsung
akan mengakibatkan perubahan bidang lain. Seperti halnya perubahan dalam
meningkatkan taraf hidup (pembangunan), maka akan dapat pula mempengaruhi dan
mengubah sikap, nilai-nilai yang selama ini dianut. Nilai-nilai yang selama ini
menjadi pedoman mulai mengalami benturan yang diakibatkan masuknya pengaruh
nilai dari luar. Adapun yang menjadi ciri-ciri perubahan sosial itu sendiri antara lain:
a. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya. Karena setiap
masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara lambat atau secara
cepat.
b. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan diikuti
dengan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya.
c. Perubahan-perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi
yang bersifat sementara karena berada di dalam proses penyesuaian diri.
d. Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang
spiritual saja, karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal-balik
yang sangat kuat (Soekanto, 2005:310)
Lebih lanjut apabila diteliti lebih mendalam sebab terjadinya suatu perubahan
memuaskan. Morris Ginsberg (Soekanto, 1983) menganalisis faktor-faktor penyebab
terjadinya perubahan adalah sebagai berikut:
a. Keinginan-keinginan secara sadar dan keputusan secara pribadi
b. Sikap-tindak pribadi yang dipengaruhi oleh kondisi-kondisi yang berubah.
c. Perubahan struktural dan halangan struktural
d. Pengaruh-pengaruh eksternal
e. Pribadi-pribadi dan kelompok-kelompok yang menonjol
f. Unsur-unsur yang bergabung menjadi satu
g. Peristiwa-peristiwa tertentu
h. Munculnya tujuan bersama
Selain itu pada umumnya dapat dikatakan bahwa sebab-sebab terjadinya
perubahan ada yang sumbernya terletak di dalam masyarakat dan ada yang letaknya
di luar masyarakat itu sendiri. Sebab-sebab yang bersumber dalam masyarakat itu
sendiri, dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Bertambah atau berkurangnya penduduk
Terjadinya pertambahan dan berkurangnya penduduk yang sangat amat cepat
akan mengakibatkan perubahan dalam struktur masyarakat, khususnya dalam
lembaga kemasyarakatan.
b. Penemuan-penemuan baru
Penemuan baru sebagai akibat terjadinya perubahan-perubahan dapat dibedakan
dalam pengertian Discovery dan Invention. Discovery adalah penemuan unsur
seorang individu atau serangkaian cipataan para individu. Discovery akan menjadi
Invention, jika masyarakat sudah mengakui, menerima serta menerapkan
penemuan baru tersebut.
c. Pertentangan (conflict) masyarakat
Pertentangan ini bisa terjadi antar individu dengan kelompok atau kelompok
dengan kelompok. Keadaan seperti ini pasti akan mengakibatkan perubahan di
dalam masyarakat.
d. Terjadinya pemberontakan atau revolusi
Revolusi yang terjadi pada suatu masyarakat akan membawa akibat berubahnya
segala tata cara yang berlaku pada lembaga-lembaga kemasyarakatannya.
Biasanya hal ini diakibatkan karena adanya kebijaksanaan atau ide-ide yang
berbeda.
Sedangkan perubahan sosial yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri
antara lain:
a. Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan fisik yang ada di sekitar manusia
Sebab yang bersumber pada lingkungan fisik, kadang disebabkan oleh
tindakan para waraga itu sendiri. Adanya bencana alam pada suatu
masyarakat, akan dapat berakibat masyarakat tersebut dengan sangat terpaksa
pindah ketempat yang lain. Adanya perpindahan ketempat yang baru,
membuat masyarakat itu berusaha beradaptasi dengan lingkungan yang baru
b. Peperangan
Terjadinya perang antar suku atau antar negara akan berakibat munculnya
perubahan-perubahan, pada suku atau negara yang kalah. Pada umumnya
mereka yang menang akan memaksakan kebiasaan-kebiasaan yang biasa
dilakukan oleh masyarakatnya, ataupun kebudayaan yang dimilikinya kepada
suku atau negara yang mengalami kekalahan.
c. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Adanya pengaruh kebudayaan asing ini akan dapat mempengaruhi terjadinya
perubahan-perubahan pada masyarakat yang terkena pengaruhnya.
Terdapatnya hubungan secara fisik antar kebudayaan dan dua masyarakat
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan dan
memecahkan masalah. Pada hakikatnya, penelitian adalah untuk memecahkan
masalah, oleh karena itu langkah-langkah yang ditempuh harus relevan dengan
masalah (Nawawi,1990:63)
Dalam penelitian ini menggunakan jenis studi deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Dimana studi deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan atau
melukiskan realitas sosial yang kompleks yang ada di masyarakat (Mantra,2004:38).
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lainnya yang secara holistik dengan cara
deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alami
dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong,2005:6).
3.2 Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian dilakukan di Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai,
Kabupaten Langkat. Adapun alasan pemilihan lokasi tersebut adalah karena diantara
beberapa desa yang berada di sekitar Perusahaan, Desa Sambirejo merupakan salah
satu desa yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani. Dan desa ini berada di
langsung dari program pengembangan masyarakat (community development) yang
dilakukan oleh PTPN II Kwala Madu, dan dilakukan di Desa Sambirejo ini.
3.3 Unit Analisis dan Informan 3.3.1 Unit Analisis
Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek
penelitian (Arikunto,2002:121). Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisisnya
adalah seluruh masyarakat yang bertempat tinggal di Desa Sambirejo.
3.3.2 Informan
Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah petani bertempat tinggal
di desa Sambirejo, perangkat desa serta pihak perusahaan yang bertugas menangani
program pengembangan masyarakat (community development). Pencarian informan
menggunakan teknik snow ball. Teknik ini merupakan teknik penentuan informan
penelitian dengan mengikuti informasi-informasi dari informan sebelumnya.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah
pengumpulan data primer dan data sekunder.
Data Primer
a. Observasi langsung, yaitu pengamatan secara langsung yang dilakukan
peneliti terhadap objek penelitian. Data yang diharapkan juga akan diperoleh
melalui observasi atau pengamatan yang akan dilakukan oleh peneliti.
kemudian memberikan penilaian kedalam suatu skala bertingkat. Beberapa
pengamatan yang akan dilakukan penulis adalah mengamati aktifitas sosial
baik interaksi dengan keluarga ataupun dengan sesama petani dan juga
perusahaan serta aktifitas ekonomi informan baik dalam bertani atau
pekerjaan sampingan lainnya. Obervasi juga melihat gejala yang terjadi di
lokasi penelitian. Hal ini berguna untuk mengamati bagaimana peranan
pengembangan masyarakat (community development) PTPN II Kwala Madu
dalam meningkatkan kemandirian petani.
b. Wawancara mendalam (depth interview), yaitu pertemuan dua orang atau
lebih untuk bertukar informasi dan ide-ide melalui proses tanya jawab
terhadap informan di lokasi penelitian dilakukan. Wawancara yang
dimaksudkan adalah wawancara yang bersifat luwes, terbuka dan tidak baku.
Intinya adalah, penulis akan melakukan pertemuan berulang kali secara
langsung dengan informan, dan dengan harapan informan dapat
mengungkapkan informasi dengan bahasanya sendiri. Wawancara yang akan
dilakukan adalah Tanya jawab, yaitu tentang bagaimana keberlangsungan
hidup sehari-hari informan atau keluarga tersebut yang akan mencakup
gambaran kehidupan sosial ekonomi komunitas petani. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui bagaimana peranan pengembangan masyarakat (community
development) PTPN II Kwala Madu dalam meningkatkan kemandirian petani
yang mereka rasakan sampai dengan saat ini. Kemudian peneliti akan
melakukan proses tanya jawab kepada orang-orang yang dianggap sebagai
namun itu hanya sebatas instrument pembantu bagi peneliti yang sifatnya
tidak monoton.
Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang bersumber dari hasil penelitian orang lain
yang dianggap untuk maksud yang berbeda. Data tersebut dapat berupa hasil
penelitian, sepert tabel, gambar dan laing din-lain. Data sekunder ini di peroleh dari
studi kepustakaan dengan mengutip berbagai referensi, seperti buku-buku, jurnal
ataupun diperoleh dari internet yang dianggap relevan serta berkaitan dengan
permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini.
3.5 Interpretasi Data
Data yang diperoleh dalam catatan hasil wawancara dengan bantuan catatan
lapangan, hasil observasi langsung, dan hasil kajian pustaka akan dibaca dan ditelaah
kembali. Kemudian selanjutnya, data-data yang sudah terkumpul akan dilakukan
analisa data. Data-data yang diperoleh tersebut akan dikelompokkan berdasarkan
permasalahan yang telah ditetapkan, lalu dipisahkan secara kategorial dan di cari
hubungan yang muncul dari data, yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu
analisis yang baik yang dapat mengungkapkan permasalahan dari penelitian yang
dilakukan. Sedangkan hasil observasi yang diuraikan untuk memperkaya hasil
wawancara sekaligus melengkapi data. Berdasarkan data yang diperoleh akan
3.6 Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Bulan Ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Pra Observasi √
2 ACC Judul √
3 Penyusunan proposal √ √ √
4 Seminar proposal √
5 Revisi Proposal √ √ √
6 Penelitian Ke Lapangan √ √
7 Pengumpulan Data dan
Analisis Data
√ √
8 Bimbingan Skripsi √ √
9 Penulisan Laporan Akhir √ √
10 Sidang Meja Hijau √
3.7 Keterbatasan Penelitian
Setiap penelitian sejatinya sering mengalami hambatan baik dari faktor
internal (dalam) maupun faktor eksternal (luar). Adapun keterbatasan yang penulis
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang muncul dari dalam. Kendala-kendala
tersebut meliputi keterbatasan waktu dan juga jarak lokasi penelitian yang
lumayan jauh sehingga memakan waktu yang lama dalam pengambilan data.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan kendala-kendala yang muncul dari luar, yakni
adanya kendala waktu oleh para informan-informan, mengingat sebagian dari
informan telah mempunyai pekerjaan atau usaha sendiri, sehingga intensitas
waktu yang penulis dapatkan terbilang terbatas. Serta tingkat pendidikan
beberapa informan yang beberapa diantaranya tergolong rendah,
menyebabkan penulis kurang lancar dalam mendapatkan informasi atau data
yang diperlukan, karena tidak jarang terjadi perbedaan pemahaman dalam
mengartikan atau menemukan suatu maksud yang terkandung dalam panduan
wawancara. Kemudian, pada dasarnya melakukan pendekatan memerlukan
kesabaran, karena sifat dan sikap setiap informan yang penulis teliti beraneka
ragam. Disisi lain, ada informan sangat terbuka terhadap setiap pertanyaan
yang diajukan. Namun, ada pula beberapa informan sangat tertutup dan takut
untuk diwawancarai. Hal inilah yang membutuhkan pendekatan khusus seperti
menjelaskan, serta memberikan pengertian lebih terhadap mereka tentang apa
yang sebenarnya penulis teliti. Hal ini dikarenakan penulis bukan berasal dari
desa tersebut dan awalnya dianggap sebagai orang luar, Sehingga harus
berusaha lebih keras dalam menumbuhkan rasa kepercayaan informan kepada
BAB IV
DESKRIPTIF WILAYAH DAN INTERPRETASI DATA
4.1 Deskripsi Wilayah
4.1.1 Sejarah Desa Sambirejo
Desa Sambirejo merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Binjai
Kabupaten Langkat, dengan luas daerah 1081 Ha. Desa ini berjarak + 1,7 Km dari
ibukota Kabupaten Langkat.
Asal kata nama Sambirejo berasal dari 2 kata yaitu Sambi yang berarti sambil
atau nyambi dan rejo yang berarti sukses. Jadi Sambirejo memiliki arti “kerja
sambilan menuju sukses”. Diberi nama Sambirejo karena penduduk asli desa ini
berasal dari Dusun Limau Manis yang sekarang merupakan Dusun IX di Desa ini.
Pada awalnya penduduk Limau Manis ini bekerja pada areal perkebunan Belanda,
namun setelah Belanda kalah perang maka mereka terpaksa kehilangan pekerjaan
untuk menghidupi keluarga mereka mengolah lahan sendiri di Desa Limau Manis.
Untuk mencapai pendapatan tambahan penduduk dari Dusun Limau Manis ini
melakukan kerja sambilan dengan menggarap lahan yang sebelumnya adalah milik
Belanda yang sudah tidak aktif lagi. Akhirnya satu persatu penduduk Limau Manis
membawa pindah keluarganya kelahan baru yang dahulunya adalah tanah perkebunan
milik Belanda, hingga akhirnya terus berkembang dan terbentuklah sebuah desa,
yaitu Desa Sambirejo. Mengenai tahun berdirinya Desa Sambirejo tidak diketahui
dengan pasti dikarenakan data-data tersebut telah musnah pada saat pergolakan
Hingga sekarang pemerintah Desa Sambirejo sedang berusaha untuk mencari
data-data tentang tahun berapa berdirinya Desa Sambirejo yang mengalami langsung
setiap perkembangan Desa Sambirejo sebagai juru kunci memperoleh informasi yang
sebenarnya. Berikut nama-nama yang pernah menjabat sebagai kepala desa di Desa
Sambirejo sejak tahun 1951 sampai dengan sekarang adalah sebagai berikut:
4.1.1 Tabel Nama-Nama Kepala Desa Sambirejo
No Nama Pejabat Desa Sambirejo Tahun
1 Sasta Rebo Sebelum s/d 1951
2 Amat Saru 1951 s/d 1954
3 Sumirat 1954 s/d 1965
4 Pardi Pawiro 1965 s/d 1966
5 Mudjiman 1966 s/d 1985
6 Bani Sutrisno 1988 s/d 1993
7 Kusno 1993 s/d 1994
8 Drs.Zulkifli (Pelaksana) 1994 s/d 1995
9 Satiman 1995 s/d 2003
10 Suparto (Pelaksana) 2003 s/d 2004
11 Satiman, S.Sos 2004 s/d 2009
12 Kusnadi 2010 s/d sekarang
4.1.2 Keadaan Geografis Desa Sambirejo
Desa Sambirejo memiliki luas areal sekitar 1.181 Ha yang sebagian besar
terdiri dari areal persawahan perkebunana penduduk. Tanah yang dimanfaatkan
berupa tegalan, kebun dan ladang seluas + 626 Ha. Areal perkebunan seluas 70 Ha
dan selebihnya 485 Ha digunakan sebagai areal pemukiman penduduk.
Tata guna tanah telah dimanfaatkan secara optimal, terbukti dengan luasnya
areal untuk tanaman konsumsi dan produktif yang diatanami dengan padi, kacang
kedelai, kacang panjang, mentimun dan jagung.
Perkarangan penduduk umumnya dimanfaat kan dengan mananam tanaman
apotik hidup, buah-buahan seperti rambutan, serta bunga-bungaan yang dapat di jual.
Mengenai tata guna tanah di desa ini secara lebih rinci dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.1.2 Tata Guna Tanah di Desa Sambirejo
No Tata Guna Tanah Luas (Ha)
1 Bangunan dan halaman 458
2 Sawah tadah hujan 521
3 Tagalan, kebun dan huma 175
Total 1.081 Ha
Luas wilayah Desa Sambirejo + 1.801 Ha. Dengan batas-batas sebagai
berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan : Perkebunan PTPN II Kwala Madu
Sebelah Selatan berbatasan dengan : Desa Tanjung Jati
Sebelah Barat berbatasan dengan : Desa Kwala Begumit
Sebelah Timur berbatasan dengan : Desa Sendang Rejo
4.1.3 Pembagian Dusun Desa Sambirejo
Desa Sambirejo di bagi menjadi 9 Dusun yaitu:
1. Dusun ini terletak di sepanjang jalan utama. Pekerjaan penduduk Dusun I
pada umumnya adalah bertani, tukang, juga karyawan pada perusahaan swasta
yang bergerak di bidang pengelolaan kayu, jenis pertanian yang diterapkan
adalah padi sawah dan padi ladang, untuk mengaliri areal persawahan
penduduk masih mengandalkan curah hujan hanya sebagian menggunakan
sistem irigasi. Industri rumah tangga di Dusun I ini merupakan pembuatan
kerupuk opak yang terbuat dari ubi kayu, dan pembuatan batu bata. Selain itu
terdapat juga usaha penggalian pasir dari sungai Bingai yang meruapakan
usaha milik perorangan.
2. Dusun II Jl. Setia utama
Dusun ini terletak + 500 M dari jalan utama yang dilintasi oleh rel kereta api.
Seperti halnya dusun I, Penduduk Dusun II ini juga mayoritas bertani yang
bergabung dalam kelompok tani “Karya Tani” dengan panen tiga kali dalam
penduduknya ber etnis Jawa. Industri Rumah tangga di dusun ini adalah
kerajinan tangan yaitu pembuatan bunga hiasan, tas dari manik-manik dan jug
terdapat kilang batu permata.
3. Dusun III Jl. Bakti
Dusun ini berjarak + 300 m dari jalan utama, dan mayoritas bekerja sebagai
petani dengan pola tanam padi – palawija – padi. Disini juga terdapat industri
rumah tangga yang mengelola kacang kedele manjadi tempe dan keripik
tempe.
4. Dusun IV Jl.T.A.Hamzah
Dusun ini juga terletak disepanjang jalan utama. Kantor Kepala Desa, Balai
Desa , Peskesmas, Pos PPKBD, SD Inpres serta Pos Kelompok Tani Dewi Sri
Pemenang Insus Kedelai Tingkat I Sumatera Utara terdapat di Dusun ini.
Pekerjaan utama penduduk dusun ini adalah petani. Karyawan perusahaan,
industri rumah tangga di dusun ini antara lain adalah kerajinan smock jepang,
membuat tas dari tali kur, sulam bordir, membuat gorden, membuat tikar,
membuat tahu, tempe, dan kerupuk emping.
5. Dusun V Jl. Bumi Ayu
Dusun ini terletak +300 m dari jalan utama, seperti halnya pada Dusun II dan
Dusun III penduduk Dusun ini mayoritas petani dengan pola tanam padi –
palawija –padi. Selain pertanian terdapat juga usaha perternakan domaba yang
6. Dusun VI Jl.Yogya
Dusun ini berjarak + 2km dari jalan utama, disebut dengan Dusun Yogya di
karenakan penduduk di dusun ini mayoritas pendatang dari provinsi
yogyakarta, mata pencaharian penduduk dusun ini adalah bertani sawah dan
untuk usaha sampingan banyak juga yang bekerja sebagai buruh di PTPN II
Kwala Madu.
7. Dusun VII Jl. Tempel
Dusun ini berjarak + 275 km dari jalan utama, disebut Dusun Tempel
dikarenakan lokasi dusun ini bersebelahan atau menempel disamping rel
kereta api. Mata pencaharian penduduk dusun ini adalah bertani sawah.
8. Dusun VIII Jl.Waru-waru
Dusun ini berjarak + 2 km dari jalan utama. Berbatasan dengan Desa Sendang
Rejo dan pabrik PTPN II Kwala Madu, mata pencaharian utama penduduknya
adalah bertani sawah dan menjadi buruh di PTPN II Kwala Madu.
9. Dusun IX Limau Manis
Dusun ini dipisahkan oleh sungai Bingai dengan dusun-dusun lainnnya. Dan
berjarak 5 km dari jalan utama. Mata pencaharian penduduk adalah bertani
4.1.4 Keadaan Penduduk Desa Sambirejo 1. Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah penduduk desa berdasarkan pendataan adalah 6515 jiwa yang terdiri
dari 3328 jiwa pria dan 3187 jiwa wanita dengan jumlah kepala keluarga sebanyak
1674 kepala keluarga.
4.1.4.1. Tabel Komposisi Penduduk berdasarkan Jenis kelamin
No Dusun Pria Perempuan Jumlah
1 Dusun I 658 604 1.262
2 Dusun II 518 520 1.025
3 Dusun III 205 218 424
4 Dusun IV 807 808 1.619
5 Dusun V 430 399 833
6 Dusun VI 159 160 313
7 Dusun VII 259 238 494
8 Dusun VIII 138 113 261
9 Dusun IX 157 127 284
Total 3328 3187 6515
Sumber : Profil desa tahun 2009
2. Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Umumnya penduduk desa sambirejo berpendidikan tamatan SLTP meskipun
dan program wajib belajar 9 tahun mulai terlaksana. Komposisi penduduk
berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
4.1.4. 2. Tabel Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah
1 Tidak Tamat Sekolah 1167
2 Tidak Tamat SD 469
3 Tamat SD 1267
4 Tamat SLTP 1249
5 Tamat SLTA 2156
6 Tamat Perguruan Tinggi 207
Total 6515
Sumber : Profil desa tahun 2009
3. Berdasarkan Sosial Ekonomi
Mata pencaharian masyarakat Desa Sambirejo umumnya adalah sebagai
petani yang sudah menggunakan teknologi dalam sistem pertaniannya. Untuk
meningkatkan hasil produksi tanaman hampir disetiap dusun telah dibentuk kelompok
tani dan secara berkala diadakan penyuluhan oleh PPL sehingga petani terlepas dari
sepekulan tengkulak. Selain itu ada juga pasar desa yang diadakan setiap minggu
yaitu setiap jum’at pagi. Namun pelaksanaannnya tidaklah begitu saja berhasil
meskipun tempat penjualannya atau kiosnya sudah berupa bangunan semi permanen.
karena transportasi kendaraan umum sudah lancar. Keadaan penduduk Desa
Sambirejo menurut mata pencaharian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1.4 3. Jumlah Penduduk Desa Sambirejo Berdasarkan Mata Pencaharian
Jenis Mata Pencaharian Jumlah
Bertani 2463
Buruh Tani 724
Pedagang 754
Pegawai Negeri / TNI / Polri 77
Karyawan Swasta 194
Lain-lain 2303
Jumlah 6515
Sumber : Profil desa tahun 2009
4. Sosial Budaya dan Agama
Sebagian besar masyarakat Desa Sambirejo menganut agama islam, sarana
untuk melaksanakan kegiatan peribadatan di Desa Sambirejo ini antara lain terdapat
Mesjid dan Mushollah sebanyak 12 buah, kehidupan dan kegiatan kerohanian cukup
baik ditandai dengan adanya majlis Ta’lim dan Remaja Mesjid. Selain agama Islam
ada juga penduduk yang memeluk agama Kristen dan Budha, yang hidup
Adat istiadat dan tradisi di Desa ini yang mayoritas suku Jawa masih
terpelihara dengan baik sebagai norma kehidupan bermasyarakat, hal ini dapat dilihat
dari banyaknya kegiatan budaya yang dilaksanakan pada acara-acara tertentu seperti
perayaan hari kemerdekaan RI, hari besar agama Islam, Pesta-pesta rakyat dan
lainnya. Keadaan penduduk Desa Sambirejo menurut agama adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1.4. 4.Keadaan Penduduk Desa Sambirejo menurut Agama
No Agama Jumlah
1 Islam 6495
2 Kristen Protetan 16
3 Kristen Katolik -
4 Budha 4
5 Hindhu -
Total 6515
Sumber : Profil Desa tahun 2009
4.1.5 Sarana Umum Desa Sambirejo
Untuk sarana umum di desa Sambirejo ini memang tidak terlalu lengkap dan
kurang berkembang dengan pesat, ini dikarenakan jarak Desa Sambirejo dengan
ibukota kecamatan yang lumayan dekat, hanya memerlukan waktu 15 menit untuk
mencapai kota Binjai dengan kendaraan. Karena itu jika ada warga yang
akan pergi langsung ke kota Binjai. Hal ini juga didukung dengan sarana transportasi
umum menuju ke kota Binjai juga sangat mudah dicari dan lancar.
4.1.5.1 Sarana Kesehatan Desa Sambirejo
Sarana kesehatan yang tersedia di Desa Sambirejo memang tidak begitu
lengkapDan sarana-sarana kesehatan yang ada di Desa Sambirejo adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.1.5.1 Sarana Kesehatan Desa Sambirejo
No Keterangan Jumlah
1 Rumah sakit -
2 Puskesmas 1
3 Posyandu 9
4 Balai Pengobatan Masyarakat 1
5 Toko Obat 1
Sumber : Profil desa tahun 2009
4.1.5.2 Sarana Pendidikan Desa Sambirejo
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan penting dalam setiap hidup,
karena tingkat pendidikan sangat berkaitan erat dengan kesejahteraan sosial ekonomi.
Tingkat pendidikan yang semakin tinggi cenderung akan memberi tingkat
penting demi tercapainya pembangunan yang lebih baik. Adapun sarana-sarana
pendidikan yang ada di desa ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1.5.2 Sarana Pendidikan Desa Sambirejo
No Keterangan Jumlah
1 TK 3
2 SD 4
3 SLTP -
4 SLTA -
5 Lembaga Pendidikan Agama 1
6 Perpustakaan Desa 1
Sumber : Profil desa tahun 2009
4.1.5.3 Sarana Olah Raga Desa Sambirejo
Sarana olahraga merupakan tempat kegiatan olah raga warga desa, pada
umumnya kegiatan olahraga banyak dilakukan oleh pemuda desa, sarana yang
dimiliki diantaranya adalah :
Tabel 4.1.5.5 Sarana Olah Raga di Desa Sambirejo
No Keterangan Jumlah
1 Lapangan Sepak Bola 1 2 Lapangan Bulu Tangkis 2
3 Lapangan Tenis 1
4 Lapangan Voli 1
4.1.5.4 Sarana Peribadatan Desa Sambirejo
Sarana peribadatan di wilayah Desa Sambirejo memang tidak terlalu lengkap.
Tercatat hanya terdapat sarana peribadatan bagi umat muslim di Desa Sambirejo ini.
Sedangkan sarana peribadatan agama lain tidak ada sama sekali. Hal ini dikarenakan
jumlah pertumbuhan umat beragama selain Islam tidak terlalu berkembang.
Tabel 4.1.5.4 Sarana Peribadatan di Desa Sambirejo
No Keterangan Jumlah
1 Mesjid 4
2 Mushollah 7
3 Gereja Protestan -
4 Gereja Katolik -
5 Vihara -
Sumber : Profil desa tahun 2009
4.1.6 Bidang Pemerintahan Desa Sambirejo
Dalam melaksanakan roda pemerintahan desa, kepala desa tetap menjalin
kerja sama yang baik antar unsur pemerintahan atau lembaga-lembaga pemerintahan
dan lembaga-lembaga kemasyarakatan seperti BPD, LPMD, Perangkat desa Kepala
Dusun, RT, RW, Tokoh Pemuda, Tokoh masyarakat, tokoh agama baik bidang
pemerintahan maupun kemasyarakatan. Adapun struktur organisasi pemerintah Desa
Bagan 4.1.6 Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa Sambirejo
Dan nama-nama pemegang jabatan-jabatan diatas dapat dilihat dalam tabel
dibawah ini:
Tabel 4.1.6 Nama-Nama Pemegang Jabatan Perangkat Desa Sambirejo
No Jabatan Nama
1 Badan Permusyawaratan Desa BPD Emri Yulizal Ardi, S.Pd
2 Kepala Desa Sambirejo Kusnadi
3 Sekretaris Desa Siti Saodah
4 Ka. Urusan Pemerintahan Suparto
5 Ka. Urusan Pembangunan Mawardi
6 Ka. Kesra Susi Suprapti.S.Sos
7 Kadus I Rin Jemain
8 Kadus II Sumardi
9 Kadus III Binardi
10 Kadus IV Boimin
11 Kadus V M.Irsyad
12 Kadus VI Paimin
13 Kadus VII Supirin
14 Kadus VIII Sulardi
15 Kadus IX Herman
4.1.7 Profil Informan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, telah ditentukannya informan
sebanyak 5 informan. Adapun uraian profil informan yang diperoleh adalah sebagai
berikut :
4.1.7.1 S
S yang berusia 39 tahun memiliki pekerjaan pokok sebagai petani. Tinggal di
salah satu Dusun di Desa Sambirejo bersama dengan istri dan ketiga anaknya yang
berjenis kelamin laki-laki. Anak sulungnya saat ini sedang duduk di kelas 3 SLTP,
kemudian anaknya yang kedua sedang duduk di bangku kelas 3 SD, kemudian anak
bungsunya masih berada di Taman Kanak-kanak (TK). Desa Sambirejo bukan daerah
yang baru bagi S, karena desa itu merupakan tanah kelahirannya sehingga S
merupakan putera daerah, dia di besarkan dan menikmati pendidikan sampai Sekolah
Dasar di Desa tersebut, bahkan sampai menikah dan hingga saat ini tinggal bersama
keluarganya tercinta, mempertahankan hidup dari hasil pekerjaan sebagai petani padi.
Keluarga nya tinggal di rumah yang keseluruhan terbuat dari beton dan pada sebelah
kanan dan belakang rumahnya berbatasan dengan rumah masyarakat yang lain
kemudian sisi kiri dan depan rumahnya diapit oleh lahan-lahan persawahan yang luas
dan hijau. S tinggal di Dusun VII yang berbatasan dengan dusun IV dan Dusun III.
S memiliki sawah seluas 2 rante yang dimilikinya dengan cara menjaminkannya ke
orang lain untuk dapat membayar angsurannya setiap bulannya. S tidak memiliki alat
jetor (alat untuk membajak atau menggemburkan tanah) dan juga alat perontok padi,
sehingga apabila musim tanam dan musim panen telah tiba ia menyewa alat milik
dan juga upah orang yang menjalankan alat jetor tersebut. Tak jauh beda dengan
kegiatan-kegiatan selanjutnya yaitu penanaman bibit padi juga ia upah kan kepada
orang lain dengan upah yang sama yaitu Rp.20.000 sampai dengan Rp.25.000
perante. Upah buruh tani antara laki-laki dan perempuan umumnya berbeda, upah
pekerja untuk buruh tani laki-laki umumnya Rp.40.000 sampai Rp.50.000 perhari
tergantung dengan pekerjaan yang mereka lakukan, sedangkan untuk buruh tani
perempuan umumnya Rp. 20.000 sampai Rp 25.000. Untuk dan menurutnya ini sudah
menjadi hal yang lumrah bagi petani-petani di desa ini. Jadi ia turun kesawah lebih
banyak untuk mengontrol dan hanya sesekali ikut turut membantu. Namun pada
petani-petani yang lain, ada juga petani di desa ini yang bertani tetapi juga bekerja
sebagai buruh tani. Biasanya itu dilakukan oleh petani yang tidak memiliki pekerjaan
sampingan.
Selain petani, ia juga memiliki pekerjaan sambilan sebagai pedagang kerupuk.
Karena menurutnya di sawah tidak menyita banyak waktu baginya karena dapat di
wakilkan oleh istrinya dan juga pekerjaan di sawah banyak yang sudah diupahkan
keorang lain, maka di waktu yang senggang ia pergi mengantarkan kerupuk
kewarung-warung langganannya. Menurutnya aktifitas sebagai petani lebih padat
pada saat padi berumur 5 sampai dengan 35 hari, pada saat padi memasuki umur 2
atau 3 bulan mendekati panen ia hanya perlu sesekali mengontrolnya. Dengan begitu
ia mempunyai 2 penghasilan sekaligus dari bertani dan juga dari berdagang.
Sehingga ia dapat memenuhi kebutuhan rumah tangganya, karena ia mengaku bahwa
saat ini jumlah pendapatan petani telah meningkat, ia tetap bekerja sambilan sebagai
pedagang.
4.1.7.2 S. Spd
S adalah seorang petani dan juga seorang guru. Ia juga merupakan salah satu
ketua kelompok tani di Desa Sambirejo ini. S berumur 54 tahun dan sebentar lagi
akan memasuki masa pensiunan, ia telah 49 tahun menetap di Desa Sambirejo ini
sejak ia berumur 5 tahun. Ia lahir sebagai anak tunggal di Purwokerto, dan kedua
orang tuanya berasal dari pulau jawa. Saat ia berumur 5 tahun, orang tuanya
mengajak ia untuk pindah ke pulau sumatera agar mendapatkan kehidupan yang lebih
baik. Terlahir sebagai anak tunggal membuat ia tidak pernah kekurangan kasih
sayang, karena kasih sayang orang tuanya hanya tercurah untuk ia seorang. Selain itu
orang tuanya termasuk orang yang cukup, sehingga ia tidak pernah merasa
kekurangan tapi menurutnya tidak juga berlebihan untuk dipoya-poyakan karena ia
terbiasa hidup sederhana. Orang tuanya adalah orang yang sangat giat bekerja dan
keduanya adalah petani, dan dari hobinya yang suka membantu kedua orang tuanya
bertani maka ia pun menjadi tertarik untuk menjadi petani seperti kedua orang tuanya.
Namun orang tuanya tidak termasuk orang tua yang memperdulikan pendidikan bagi
anaknya agar menjadi maju, Karena itu orang tuanya mendukung agar S melanjutkan
sekolah sampai kejenjang yang tertinggi, namun pada saat itu S hanya sampai
pendidikan D1 dan kemudian mendapatkan beasiswa dan melanjutkan ke jenjang DII.
Tak puas sampai disitu akhirnya S pun melanjutkan pendidikan S1 sebagai Sarjana
tidak langsung melanjutkan S1 pada saat masih muda, namun terlepas dari itu semua
S sangat bersyukur kepada ALLAH SWT dengan apa yang telah diperolehnya saat
ini.
Dulu ia adalah petani musiman, yaitu bertani hanya pada saat musim hujan
karena persawahan di desa ini dulunya adalah sawah tadah hujan yang hanya dapat
panen sekali dalam setahun. Karena itu S berusaha mencari pekerjaan lain yang dapat
membantu perekonomian keluarganya dengan penghasilan tetap setiap bulannya. Saat
itu ia sudah mulai mengajar sebagai guru honorer di salah satu sekolah swasta di
Binjai, dan karena kegigihannya akhirnya kini ia menjadi seorang Pegawai Negeri
Sipil tepatnya sebagai guru agama. Namun saat ini kegiatannya sebagai guru
dilakukannya pagi hari, kemudian sepulangnya bekerja barulah ia menjadi petani.
Selain itu dirumahnya yang lumayan besar, ia menjalankan kilang padi yang dulunya
dibangun dengan dana bantuan dari IMBIS pada tahun 2001. Namun didirikan diatas
tanahnya dan sekarang kontraknya dengan IMBIS telah selesai. Jadi selain menjadi
guru ia juga seorang petani padi, kemudian ia juga seorang pengelola kilang padi,
juga seorang petani coklat dan juga menjabat sebagai ketua salah satu kelompok tani
yang ada di Desa Sambirejo ini.
Selain profesinya sebagai guru, ia juga dapat dikatakan sebagai petani yang
berhasil. Selain itu ia juga termasuk orang tua yang berhasil dalam mendidik
anak-anaknya, saat ini ketiga anaknya telah bekerja dan hanya tinggal satu lagi saja yang
masih bersekolah dan dua diantaranya telah berumah tangga. Anak pertamanya S.M
saat tinggal di Kalimantan dan bekerja di sana, kemudian putranya yang kedua yang
anaknya yang ketiga S.Mr saat ini baru saja diterima Pegawai Negeri Sipil sebagai
seorang guru agama seperti dirinya, dan ia bangga dengan hasil didikannya.
Walaupun anak-anaknya tidak ada yang suka membantunya bertani atau turun ke
sawah tapi ia memang tidak pernah memaksa anak-anaknya untuk menjadi petani,
yang terpenting baginya adalah pendidikan bagi anak-anaknya. Saat ini ia mendiami
rumah miliknya sendiri yang memiliki perkarangan yang luas, yang sebagian tanah
perkarangannya telah dibangun kilang, selain itu ia juga memiliki sebuah mobil dan
juga sepeda motor.
4.1.7.3 M. I
M.I adalah seorang petani tulen, ia yang saat ini berumur 57 tahun telah mulai
menetap di Desa Sambirejo ini dari tahun 1976. Ia lahir di Banyumas 57tahun tahun
yang lalu. M.I awalnya hanya berniat untuk merantau ke pulau Sumatera agar
mendapatkan penghidupan yang lebih baik lagi seperti kebanyakan orang, saat itu ia
masih bermur 23 tahun. Sebelum merantau ke Sumatera ini dulunya ia juga
merupakan anak dari seorang petani dan juga sering membantu kedua orang tuanya
dan bertani, setelah sampai di desa ini awalnya ia bingung ingin bekerja sebagai apa
dan awalnya ia hanya bekerja mengikuti temannnya. Namun setelah ia melihat bahwa
kondisi di desa ini mayoritasnya sebagai petani dan ia juga memiliki kemampuan
dalam bertani, kemudian ia mulai terjun lagi dalam bidang pertanian. Tak setelah itu
ia berkenalan S.H dan akhirnya menikah dan kemudian menetap di desa ini. Sejak
lain, namun sama seperti S. Spd ia juga menjabat sebagai salah satu kepala dusun dan
juga menjabat sebagai ketua kelompok tani.
Dari pernikahannya dengan S.H memiliki 4 orang anak dan tiga dari keempat
anaknya telah berumah tangga, jadi saat ini tanggungan M.I hanya tinggal 1 orang
saja yaitu anaknya yang paling kecil yang baru saja menamatkan pendidikan di
Sekolah Teknik Menengah dan saat ini sedang mencoba mencari-cari pekerjaan.
Menurut M.I penghasilan sebagai seorang petani bisa tidak cukup untuk menghidupi
keluarganya dulu, apalagi dulu petani-petani di desa ini hanya dapat panen sekali
dalam setahun karena sawah mereka adalah sawah tada hujan, namun ia beruntung
karena istrinya juga bekerja. Istrinya bekerja sebagai guru di salah satu Sekolah Dasar
di Binjai. Karena itu istrinya juga menopang perekonomian keluarganya. Saat ini M.I
memiliki 5 rante sawah dan ini ia kerjakan sendiri dan tidak ada yang disewakan ke
orang lain. Dalam pengerjaannya seperti petani yang lain, ia juga mengupahkanya
kepada buruh tani yaitu dalam pekerjaan menggemburkan tanah dan penanaman bibit.
tetapi dalam hal pemupukan dan juga pemanennya tetap dilakukankanya sendiri. Jika
tinggal menunggu panen seperti beberapa saat yang lalu, ia lebih banyak dirumah dan
hanya sebentar saja memeriksa sawahnya dalam sehari. Karena itu apabila ada rapat
dari kepala desa atau pertemuan-pertemuan bagi petani ia hampir selalu dapat
menghadirinya. Karena ia tidak mempunyai pekerjaan sampingan yang lain.
4.1.7.4 St
St adalah seorang ibu rumah tangga yang juga berprofesi sebagai petani dan