• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

UJI INFEKSI Mycosphaerella spp TERHADAP

BIBIT Eucalyptus spp

SKRIPSI

Oleh :

Lidya Morita Sondang

041202016 / Budidaya Hutan

DEPARTEMEN KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

LEMBAR PENGESAHAN

Judu l Skripsi : Uji Infeksi Mycosphaerella spp terhadap Bibit Eucalyptus spp

Nama : Lidya Morita Sondang

NIM : 041202016

Jurusan : Kehutanan

Program Studi : Budidaya Hutan

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Edy Batara Mulya Siregar, M.S Nelly Anna S.Hut M.Si Ketua Pembimbing Anggota

Mengetahui

(3)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

ABSTRAK

Lidya Morita Sondang. Uji Ketahanan Eucalyptus spp terhadap Mycosphaerella

spp. Di dawah bimbingan EDY BATARA MULYA SIREGAR dan NELLY

ANNA.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat ketahanan 2 klon Eucalyptus spp yaitu Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita dan Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylla terhadap Mycosphaerella spp serta mengetahui virulensi Mycospaherella spp pada 2 kelas umur (2 dan 3 bulan) pada tanaman Eucalyptus spp. Penelitian ini dilaksanakan dengan pengambilan sampel bibit tanaman Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita dan Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylla dari pembibitan PT.Toba Pulp Lestari Tbk. Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Metode Penelitian ini menggunakan teknik isolasi fungi, dan diinokulasikan dengan metode semprot ke daun bibit tanaman Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita dan Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylla yang sehat dengan umur 2 dan 3 bulan, dihitung intensitas serangan dan luas serangannya. Pengamatan dilakukan selama empat minggu dan setiap minggunya diamati gejala yang tampak. Hasil menunjukkan bahwa terdapat jenis fungi Mycosphaerella spp yang menyerang daun bibit tanaman yaitu bercak daun. Jenis tanaman yang paling tahan terhadap fungi patogen penyebab bercak daun adalah tanaman Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylla umur 3 bulan yang dilihat dari rendahnya intensitas serangan yang terjadi yaitu 4,71% sedangkan virulensi patogen penyebab penyakit bercak daun yang paling tinggi disebabkan oleh Mycosphaerella spp terhadap jenis tanaman Eucalyptus grandis x Eucalyptus pelita umur 2 bulan yang dilihat dari besarnya intensitas serangan yang terjadi yaitu 11,01%.

(4)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

ABSTRACT

LIDYA MORITA SONDANG. The approved experiment of Eucalyptus spp

against the Mycosphaerella spp. Under academic supervision by EDY BATARA

MULYA SIREGAR and NELLY ANNA.

The objective of the research is determine the approved degree of two Eucalyptus spp clons that is: Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita dan Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylla and also to identify the Mycosphaerella spp virulence in two class ages of the Eucalyptus plants (two and three month). The research was done with the intake sample of Eucalyptus seed plants from the PT. TPL Tbk Nursery, Toba Samosir Region, Porsea, North Sumatera. The research method used the fungi isolation tecnic with the brush method and be reinoculated to the fresh Eucalyptus leaf seed plant in two ages is two and three month, and then be calculated the attack intensity and wide attack. The observasif do for a four week and every week we must look the disease plant. The result showed that there were Mycosphaerella spp is the kind of pathogen that attacked the Eucalyptus spp plants in the plants leaf with the attacked mode. The very hole up plant type to the pathogen cause in leaf spot disease is the Eucalyptus plant that were seen and low of attack intensity that happened is 4,71 % in the four week but the highest pathogen virulence cause the leaf spot affected by Mycosphaerella spp to the Eucalyptus plant that was seen from the attack intensity is 11,01% in the fourth week.

(5)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari penelitian ini adalah Uji Infeksi Mycosphaerella spp terhadap Bibit Eucalyptus spp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan dari Eucalyptus spp terhadap patogen Mycosphaerella sp.

Dalam penyelesaian penelitian ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Keluarga penulis yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

2. Bapak Dr. Ir. Edy Batara Mulya Siregar, MS selaku ketua Departemen Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara dan sebagai ketua komisi pembimbing penelitian dan Ibu Nelly Anna S. Hut, M. Si selaku anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama ini.

Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk membangun skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat.

Medan, Agustus 2009 Penulis

(6)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

TujuanPenelitian ... 2

Manfat penelitian... 2

Hipotesis Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Mycosphaerella spp ... 4

Eucalyptus spp ... 5

Syarat Tumbuh Tegakan Eucalyptus spp ... 6

Penyebaran dan Morfologi Eucalyptus spp ... 6

Defenisi Penyakit Tanaman Hutan ... 7

Penyakit Penting Tanaman Hutan ... 8

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ... 13

Bahan dan Alat ... 13

Bahan ... 13

Alat ... 13

Prosedur Penelitian ... 14

KEADAAN KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN ... 20

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 22

Pembahasan... 22

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 37

Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... viii

(7)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Bagan Isolasi Patogen ... 15 2. Daun Bibit Tanaman E. Grandis x E. Urophylla yang Terkena

(8)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

DAFTAR TABEL

(9)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Teknik Isolasi ... 39

2. Intensitas Serangan Mycosphaerella spp Minggu 1 ... 41

3. Luas Serangan Mycosphaerella sppMinggu 1... 43

4. Intensitas Serangan Mycosphaerella spp Minggu 2 ... 45

5. Luas Serangan Mycosphaerella spp Minggu 2... 47

6. Intensitas Serangan Mycosphaerella spp dari Minggu 3 ... 49

7. Luas Serangan Mycosphaerella spp Minggu 3 ... 51

8. Intensitas Serangan Mycosphaerella spp Minggu 4 ... 53

(10)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Eucalyptus spp merupakan tanaman yang banyak ditanam di beberapa negara tropis, pada lahan yang luas. Adapun jenis dari Eucalyptus spp yaitu Eucalyptus camadulensis, Eucalyptus grandis, Eucalyptus pellita, Eucalyptus tereticornis dan Eucalyptus torelliana, tetapi biasanya yang paling banyak terdapat di Sumatera seperti perrnyataan (Nair, 2000) adalah Eucalyptus urophylla dan Eucalyptus grandis.

Banyak jenis penyakit yang menyerang tanaman Eucalyptus spp salah satunya adalah bercak daun (Leaf Spot Disease), yang disebabkan oleh patogen Mycosphaerella spp. Penyakit bercak daun ini umumnya terjadi pada persemaiaan atau tanaman di lapangan yang masih muda. Gejala serangan berupa bercak berwarna kekuning-kuningan yang tidak beraturan pada daun baik pada bagian atas ataupun bagian bawah daun dan biasanya berbentuk bulat dan lonjong.

Fungi dapat sebagai patogen pohon hutan sehingga merugikan industri kehutanan khususnya pada Hutan Tanaman Industri (HTI), karena serangan dari fungi ini membuat produksi tanaman akan menurun, oleh karena itu perlu dilakukan penelitiaan yang berguna untuk mengetahui ketahanan dari setiap tanaman Eucalyptus spp dengan memberikan jamur Mycosphaerella spp kepada tanaman sehingga dapat dilihat seberapa besar serangan yang disebabkan oleh fungi ini.

(11)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

menyerang daun tanaman Eucalyptus spp sehingga membuat pertumbuhan tanaman menjadi lambat dan dapat menggurangi produktivitasnya.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat ketahanan 2 klon Eucalyptus spp yaitu Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita dan Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylla terhadap Mycosphaerella spp.

2. Untuk mengetahui virulensi Mycospahaerella spp pada 2 kelas umur (2 dan 3 bulan) pada tanaman Eucalyptus spp.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat ketahanan Eucalyptus spp terhadap Mycosphaerella spp dan untuk mengetahui virulensi Mycosphaerella spp pada dua kelas umur (2 dan 3 bulan) pada tanaman Eucalyptus spp.

(12)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis penelitian ini adalah :

1. Terdapat perbedaan virulensi Mycosphaerella spp (penyebab bercak daun) pada Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita dan Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylla.

(13)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

TINJAUAN PUSTAKA

Mycosphaerella spp

Mycosphaerella spp merupakan patogen yang dapat menyerang berbagai jenis tanaman seperti tanaman Eucalyptus spp. Secara umum, patogen ini merupakan benalu dan dapat juga menjadi inang yang jahat jika sudah berkembang. Mycosphaerella spp merupakan genus fungi dimana lebih dari 10.000 jenis genus dari fungi berada di dalam tanaman. Patogen ini merupakan family Mycosphaerellaceae ) patogen ini merupakan panyebab penyakit daun tanaman Eucalyptus spp. Dapat dikenali dengan melihat gejala bercak daun yang berwarna kuning dengan bentuk yang tidak beraturan. Jenis fungi ini yang terjadi pada daun yang telah terinfeksi akan berkembang menjadi bercak dan bintik-bintik (Old. et al, 2003).

Spora dari patogen ini berbentuk seperti batang yang memiliki satu sekat dan biasanya spora ini berdekatan dan berkelompok sedangkan warna dari hifanya berwarna putih seperti warna krem dan tumbuh searah dan beraturan (Samosir, 2001).

(14)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

Serangan virus bercak daun membuat tangkai serta daunnya mengering.

Akibat serangan tersebut membuat tanaman menjadi rusak dan mengalami

penurunan produksi sehingga tanaman akan menjadi lebih murah. .

Eucalyptus spp

Tanaman Eucalyptus spp, merupakan family Myrtaceae dimana Spesies-spesies sudah dikenal, antara lain Eucalyptus alba (ampupu), Eucalyptus deglupta, Eucalyptus grandis, Eucalyptus plathyphylla, Eucalyptus saligna, Eucalyptus umbellate, Eucalyptus camadulensis, Eucalyptus pellita, Eucalyptus tereticornis dan Eucalyptus torreliana (Khaeruddin, 1993).

Jenis Eucalyptus spp merupakan jenis yang tidak membutuhkan persyaratan yang tinggi terhadap tanah dan tempat tumbuhnya, jenis Eucalyptus spp termasuk jenis yang sepanjamg tahun tetap hijau dan sangat membutuhkan cahaya. Kayunya mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi untuk dipakai sebagai kayu gergajian, konstruksi, vinir, bahan pulp dan kertas, oleh karena itu jenis tanaman ini cenderung untuk selalu dikembangkan.

Eucalyptus grandis termasuk ke dalam Kingdom: Plantae

(15)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009. Genus: Eucalyptus

Species: Eucalyptus grandis (Ayensu, 1980).

Syarat Tumbuh Tegakan Eucalyptus spp

Jenis-jenis Eucalyptus spp terutama menghendaki iklim bermusim (daerah arid) dan daerah yang beriklim basah dari tipe hujan tropis. Jenis Eucalyptus spp tidak menuntut persyaratan yang tinggi terhadap tempat tumbuhnya. Eucalyptus spp dapat tumbuh pada tanah yang dangkal, berbatu-batu, lembab, berawa-rawa, secara periodik digenangi air, dengan variasi kesuburan tanah mulai dari tanah-tanah kurus gersang sampai pada tanah yang baik dan subur. Jenis Eucalyptus spp dapat tumbuh di daerah beriklim A sampai C dan dapat dikembangkan mulai dari dataran rendah sampai daerah pegunungan yang tingginya per tahun yang sesuai bagi pertumbuhannya antara 0-1 bulan dan suhu rata-rata per tahun 20°-32°C. Jenis tanah yang digunakan dalam pertanaman Eucalyptus spp ini adalah jenis tanah litosol dan regosol podsolik.

Penyebaran dan Morfologi Eucalyptus spp

(16)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

menuju bagian timur. Spesies ini banyak tersebar di daerah-daerah pantai New South Wales dan Australia bagian Barat Daya. Pada saat ini beberapa spesies ditanam di luar daerah penyebaran alami, misalnya di Benua Asia, Afrika bagian Tropika dan Subtropika, Eropa bagian Selatan,Amerika tengah (Darwo,1997).

Tanaman ini dapat bertunas kembali setelah dipangkas dan agak tahan terhadap serangan rayap. Jenis ini termasuk cepat pertumbuhannya terutama pada waktu muda. Sistem perakarannya yang sangat muda cepat sekali memanjang menembus ke dalam tanah. Intensitas penyebaran akarnya ke arah bawah hampir sama banyaknya dengan ke arah samping.

Defenisi Penyakit Tanaman Hutan

Ilmu penyakit tanaman merupakan ilmu yang mempelajari karakteristik, penyebab, interaksi tanaman dan patogen (biotik), dan lingkungan (abiotik), faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit dalam suatu populasi atau individu tanaman, dan berbagai cara pengendalian penyakit tanaman juga memiliki aspek seni, yaitu dalam aplikasi pengetahuan yang diperoleh dari mempelajari ilmu tersebut (Sinaga, 2003).

(17)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

gangguannya bersifat terus menerus yang ditandai oleh aktivitas sel atau jaringan yang abnormal (gejala) (Sinaga, 2003). Penyakit tanaman terjadi bila salah satu atau lebih fungsi fisiologis tanaman menjadi abnormal karena adanya gangguan atau kondisi lingkungan tertentu (faktor abiotik) (Sinaga, 2003).

Penyakit Penting pada Eucalyptus spp

Beberapa penyakit penting yang sering menyerang tanaman Eucalyptus spp. antara lain:

1. Jamur embun hitam (black mildew)

Penyebab dari penyakit ini adalah jamur dari genus Meliola, famili Meliolaceae, spesies Meliolales (ascomycota). Spesies Meliola biasanya tumbuh pada permukaan daun dan batang, berwarna hitam, menyebar, membentuk koloni seperti beludru dengan diameter 1 cm. Pada umumnya serangan berat disebabkan oleh jamur. Kadang-kadang menyerang batang dan ranting muda. Informasi mengenai akibat dari penyakit jamur embun hitam ini pada pertumbuhan Eucalyptus spp, masih sangat sedikit.

2. Jamur hitam (Shoot blight)

(18)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

berwarna hitam. Akibat dari penyakit menyebabkan luka semakin menyebar, khususnya pada tanaman muda dan membuat serangan lebih hebat.

3. Foliar spot dan foliar blight

Penyakit ini disebabkan oleh Cylindrocladium spp. yang merupakan patogen yang menyerang tanaman lain juga selain Eucalyptus spp. Cylindrocladium spp. merupakan salah satu genus Cylindrocladium spp. menyebabkan penyakit pada pembibitan dan pada tanaman termasuk akar dan leher akar, hawar tunas, hawar daun dan bercak daun. Penyebaran penyakit dengan konodia dalam jumlah sangat besar terjadi di atas permukaan daun. Selama hujan lebat, spora-spora tersebut dipercik ke udara dan menempel pada daun dan pohon-pohon lain. Cylindrocladium spp. dapat hidup bertahan lama dalam tanah karena adanya dinding tebal klamidiospora dan propagulnya. Penularan biasanya mulai dari daun cabang bawah dan menyebar sampai ke mahkota. Gejala ditunjukkan pada daun muda yang berwarna abu-abu dan mulai membusuk. Apabila dibiarkan dapat berubah menjadi gejala nekrotik. Penyakit ini menjadi masalah utama pada pertumbuhan Eucalyptus spp. di daerah yang tropis lembab. Pencegahan penyakit leaf blight dapat dilakukan dengan cara penyemprotan fungisida. Pengendalian melalui penyemprotan bergantung pada waktu yang tepat saat penyemprotan

4. Penyakit daun Mycosphaerella spp

(19)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

ukuran luka, warna dan morfologi. Daun yang terinfeksi akan berkembang menjadi bintik dan bisul. Akibat dari penyakit ini adalah kesehatan pohon menjadi rusak, tetapi itu tergantung dari serangan jamurnya, fisiologinya ataupun iklimnya.

5. Penyakit daun Phaeophleospora

Penyakit ini disebabkan oleh jamur Phaeophleospora yang biasanya terdapat pada pembibitan dan menjangkit tanaman jenis tertentu. Gejala yang ditunjukkan berupa bercak daun berwarna kemerahan pada permukaan atas daun dan adanya spora berwarna hitam pada bagian permukaan bawah daun. Apabila satu daun tanaman telah terinfeksi patogen ini maka akan terjadi penularan penyakit pada daun yang berdekatan hingga dapat mengakibatkan kematian bibit tanaman. Penularan sering kali terlihat dimulai dari bagian pangkal bibit tanaman hingga mencapai daun bagian ujung tanaman. Patogen ini biasanya berada di bawah tajuk pohon dan dapat menyebabkan penghancuran secara signifikan pada semai di pembibitan.

Pada tingkat pembibitan ada beberapa penyakit yang menyerang tanaman Eucalyptus spp yaitu sering diserang penyakit rebah kecambah (dumping off) yang disebabkan oleh Phytium sp, dan Fusarium spp. Penyakit busuk akar disebabkan oleh serangan Phytium sp, Phytopthora sp, dan Batryodiplodia sp, menyebabkan kematian pohon (Nair, 2000).

Beberapa janis penyakit pada tanaman Eucalyptus spp

(20)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

2. Hawar (Blight) yaitu: organ daun, cabang, ranting dan bunga menjadi coklat dengan sangat cepat dan menyeluruh yang menyebabkan kematian.

3. Kanker yaitu: luka nekrosis atau luka yang terlokalisasi, sering mencekung pada permukaan batang jaringan tumbuhan berkayu.

4. Mati ujung (dieback) yaitu: nekrosis ranting secara ekstensif yang berawal dari ujung dan berkembang menuju pangkalnya.

5. Busuk akar yaitu: hancur dan membusuknya sebagain atau seluruh sistem parakaran tumbuhan.

6. Rebah kecambah atau patah rebah (dumping off) yaitu: kalopsi dan mati dengan cepat kecambah yang nasih sangat muda pada pembibitan di lapangan.

7. Busuk batang bawah yaitu: hancurnya batang bagian bawah.

8. Busuk basah dan busuk kering yaitu: terjadinya maserasi (pembusukan) dan hancurnya buah, akar, umbi, umbi lapis dan daun yang berdaging.

9. Antraknosa yaitu: luka nekrosis yang lekuk seperti mangkuk pada batang, daun, buah atau bunga tumbuhan inang.

10. Kudis yaitu: luka yang teralokasi pada buah, daun dan umbi dan lain-lain, biasanya sedikit menonjol dan puncaknya mencekung dan pecah, yang memberi bentuk seperti kudis.

(21)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

(clubroot) mungkin menyebabkan kekerdilan tumbuhan secara menyeluruh (old.et al, 2003).

(22)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di rumah kaca fakultas pertanian universitas sumatera utara dan pengambilan bibit di lokasi pembibitan PT. Toba Pulp Lestari Porsea. Penelitian dilakukan sejak bulan Oktober 2008 sampai dengan Maret 2009.

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit tanaman Eucalyptus spp yang bebas dari penyakit umur 2 dan 3 bulan, bibit Eucalyptus spp yang terkena penyakit umur 3 bulan, PDA (Potatoe Dextrose Agar) sebagai media untuk mengecambahkan penyakit, Alkohol untuk bahan sterilisasi, air steril sebagai bahan pelarut, kertas label untuk mencatat data dan aluminium foil sebagai bahan pembungkus alat tidak ikut bereaksi.

Alat

(23)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

Prosedur Penelitian

Tahapan prosedur penelitian adalah:

(1). Pengambilan sampel tanaman yang sakit dan yang sehat, tanaman Eucalyptus spp yang sakit atau yang bergejala digunakan sebagai bahan isolasi untuk mencari patogen Mycosphaerella spp. Tanaman yang sakit atau yang bergejala diambil sebanyak 20 tubs, sedangkan tanaman Eucalyptus spp yang sehat atau yang tidak bergejala digunakan sebagai bahan pengamatan setelah patogen Mycosphaerella spp diperoleh dan disemprotkan ketanaman. Pengamatan dilakukan selama 4 minggu dimana setiap minggunya diamati gejala yang muncul pada daun. Jumlah tanaman yang sehat diambil berkisar 40 tubs dengan kriteria 20 tubs E.grandis x E.pellita dan 20 tubs E.urophylla x E.grandis dengan umur 2 dan 3 bulan.

(24)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

Gambar 1. Bagan Isolasi Patogen

(3). Pengamatan patogen, jamur yang telah berumur 14 hari diambil dengan cara dipotong dan diambil dengan pinset yang steril. Dimasukkan ke dalam cawan petri kemudian diletakkan di atas preparat dan ditutupi dengan kaca objek lalu dimasukkan ke dalam kotak tray Setelah 4 hari dapat diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 1000x. (4). Penyiapan inokulum, biakan yang telah murni diambil dan dimasukkan aquadest kedalam cawan petri sebanyak 10 ml dan kemudian dikikis dengan menggunakan pengait, bagian atas biakan dikikis tanpa mengenai medianya setelah semua bagian permukaan terkikis lalu disaring dengan menggunakan kain kassa. Hal ini dilakukan sebanyak 40 kali sesuai dengan jumlah tanaman yang ada setelah selesai diamsukkan kedalam tabung reaksi dan diberi label. (5). Pelaksanaan inokulasi, setelah inokulum diperoleh hal selanjutnya yang dilakukan adalah penyemprotan inokulum kepada tanaman. Ini dilakukan dengan menggunakan sprayer setiap tanaman disemprotkan 10ml inokulum dan dilakukan secara bergantian terhadap tanaman, penyemprotan

Daun Bergejala Mycosphaerella

Isolasi

Pemisahan

Identifikasi

(25)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

dilakukan didalam sungkup dan keesokan harinya sungkup dibuka dan dimulai pengamatan gejala bercak daun pada tanaman selama 4 minggu. (6). Uji Ketahanan, dilakukan untuk mengetahui ketahanan tanaman Eucalyptus spp terhadap Mycosphaerella spp dan parameter yang diamati adalah:

a. Intensitas Serangan,

Parameter yang diamati adalah intensitas serangan Mycosphaerella spp. Pengamatan intensitas serangan dimulai pada saat bercak sudah kelihatan tetapi pengamatan dan penghitungan intensitas setelah sungkup dibuka yaitu setelah dua minggu.

Gejala yang diamati adalah gejala bercak yang terjadi setelah inokulasi. Pengamatan dilakukan terhadap lima tangkai daun teratas. Daun yang diamati diberi tanda dan disesuaikan dengan skala bercak daun (0-5) dalam (Pawirrosoemardjo, 1975).

Skala bercak terdiri dari:

Skala 0 : tidak ada bercak pada daun Skala 1: terdapat bercak daun 1/16 bagian Skala 2 : terdapat bercak daun 1/8 bagian Skala 3 : terdapat bercak daun 1/4 bagian Skala 4 : terdapat bercak daun 1/2 bagian

Skala 5 : terdapat bercak daun pada seluruh bagian permukaan daun Nilai intensitas serangan ditentukan dengan rumus:

Towsend dan Heiiberger (1943) dalam Sinaga (2003).

IS = V x N

v x n

(26)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009. Keterangan:

IS: Intensitas serangan

N: jumlah daun pada skala ke-i V: skala ke-i

N: jumlah total daun setiap tanaman V: skala tertinggi

b. Luas Serangan

Luas serangan ditentukan dengan cara menghitung jumlah daun yang terserang yaitu pada setiap bibit kemudian membaginya dengan jumlah daun yang diamati.

Adapun luas serangan penyakit ditentukan dengan rumus :

A = N

n

x 100 %

Keterangan: A: luas serangan

n : jumlah tanaman yang terserang spesies penyakit ke-I N: jumlah seluruh tanaman yang diamati

Analisis Data

Dengan Model Analisis Data sebagai berikut:

Yijk = µ + i + ßj + ( ß)ij + ∑ijk

Dimana:

Yijk = nilai pengamatan pada pemberian jenis tanaman, kelas umur dan pada ulangan ke-k

µ = rata-rata umum

i = pengaruh akibat pemberian jenis tanaman

(27)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

( ß)ij = pengaruh interaksi antara pemberian jenis tanaman dengan kelas umur

∑ijk = pengaruh acak (galad) percobaan pemberian jenis tanaman dan

kelas umur serta pada ulangan ke-k

Data yang diperoleh dari lapangan di transformasikan dengan menggunakan transformasi logaritma, jika diperoleh rancangan berbeda nyata pada interaksi antara jenis tanaman dengan kelas umur akan dilanjutkan dengan menggunakan rancangan DMRT (Duncan Multiple Range Test). (Sastrosupadi, A. 2000).

Hipotesis yang akan diuji adalah:

1. Terdapat perbedaan respon jenis tanaman Eucalyptus spp yaitu Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita dan klon Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylla terhadap infeksi Mycosphaerella spp.

2. Terdapat perbedaan respon kelas umur Eucalyptus spp Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita dan klon Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylla terhadap infeksi Mycosphaerella spp.

Rancangan Percobaan

I. Klon 1. Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylla (U) 2. Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita (P) II. Kelas Umur: 1. Umur 2 Bulan (A)

(28)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

Setiap perlakuan diulang sebanyak 10 kali, jumlah diperoleh 40 satuan percobaan. Kombinasi perlakuan yang dibuat adalah sebagai berikut:

Umur 2 Bulan. Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylla Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

(29)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

HPH PT Toba Pulp Lestari

1. Luas Areal

Penyediaan bahan baku industri PT Toba Pulp Lestari diberi Ijin Pemanfaatan Kayu Pinus (IPK) berdasarkan SK Menteri Kehutanan NO. 236/KPTS-IV/1984, sebagai sumber bahan baku jangka pendek, dan Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri (HPHHTI) sesuai dengan SK menteri kehutanan NO. 493/KPTS-II/1992 seluas 269.600 Ha sebagai sumber bahan baku jangka panjang PT Toba Pulp Lestari terletak di Porsea dan berada 223 km dari Medan.

Sektor Aek Nauli terdiri dari beberapa estate (blok kerja) yaitu: 1. Estate Aek Nauli

2. Estate Siapas-apas

3. Estate Gorbus

4. Estate Rondang

5. Estate Huta Tonga

2. Keadaan Topografi, Geologi dan Tanah

Keadaan topografi secara umum dapat diklasifikasikan atas areal datar

dan bergelombang. Berdasarkan survey lapangan dan penafsiran foto udara, seluruh areal HPHTI PT Toba Pulp Lestari dapat dikategorikan menjadi beberapa klas kemiringan yaitu 0-15%, 16-30%, 31-45%, dan 46%.

(30)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

Sedimentasi batu-batuan lapisan bawah memperlihatkan karakteristik metamorfik yang menghasilkan batu-batuan.

Jenis-jenis tanah yang terdapat disini adalah podsolik coklat, podsolik coklat kuning, podsolik coklat kelabu yang dihasilkan bahan tuff dan umumnya masam. Juga terdapat jenis litosol dan regosol yang dihasilkan dari bahan induk tuff intermedier dan ditemukan di areal metamorfik.

3. Iklim

Sektor Aek Nauli memiliki curah hujan rata-rata 2340 mm/th, dengan tipe iklim A (sangat basah) dimana bulan tertinggi adalah Desember dan bulan terendah adalah Juni. Suhu udara rata-rata adalah 19,8 oC. Kelembaban relatif berkisar antara 49,6%-75,8% dengan rata-rata 62,7%.

4. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang tersedia di Aek Nauli adalah bangunan kantor

administrasi, kantor SSL (Social Section License) dan GAL (General Administration License), workshop, store (gudang), holding, guest

house, mess karyawan, musholla, kantin, lapangan bola, lapangan voli, jalan angkutan, pembangkit tenaga listrik dan air bersih.

5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

(31)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gejala Penyakit Mycosphaerella spp pada Daun Tanaman Eucalyptus spp

Mycosphaerella spp merupakan jenis patogen yang menyerang tanaman Eucalyptus spp tepatnya pada daun tanaman ini. Bentuk serangan yang ditunjukkan yaitu berwarna kuning yang tidak beraturan dan menyebar di sekitar daun. Ciri-ciri dari koloni ini yaitu pada umur 14 hari berwarna putih dan tumbuh dengan arah yang sama.

(32)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

umumnya terjadi pada persemaian gejala serangan berupa nekrotik pada daun dengan bentuk bulat atau lonjong.

[image:32.595.156.469.151.500.2]

Gambar 2. Daun Bibit Tanaman E. Grandis x E. Urophylla yang Terkena Penyakit Bercak Daun

(33)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

perubahan warna koloni tetap putih dengan diameter umur setelah 14 hari adalah 8,90cm.

Mycosphaerella spp merupakan fungi yang cepat tumbuh dan dapat menutupi setengah dari biakan pada hari ke-3 dan pada hari ke-5 media telah tertutupi. Bentuk hifa, spora memiliki panjang 5-11µ m dan diameter fungi 2-3 µ m. Ascosporanya berbentuk seperti batang tapi ujungnya lonjong dan hanya memiliki satu sekat perspora.

Gambar 3. Koloni Fungi Umur 14 hari

(34)
[image:34.595.150.469.581.735.2]

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009. Gambar 4. Ascospora

.

Patogen ini merupakan penyebab penyakit pada tanaman Eucalyptus spp. Penyakit ini dapat dikenali dengan melihat adanya gejala bercak daun yang berwarna kuning agak kemerahan dengan bentuk yang tidak beraturan. Spesies fungi ini diperoleh dari biakan fungi pada sampel daun bibit tanaman yang terserang penyakit bercak daun. Hasil pengamatan ini diperoleh di bawah mikroskop dengan menggunakan preparat. Ascospora biasanya membentuk koloni berdekatan dengan hifa.

(35)
[image:35.595.111.515.286.409.2]

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

Gambar 5. Daun Tanaman Eucalyptus spp Gejala yang Timbul di Rumah Kaca Penyakit tumbuhan sebagian besar disebabkan oleh interaksi antara aktivitas mikroorganisme dan inangnya. Penyebab penyakit yang disebut patogen dapat berupa virus, bakteri, fungi, atau tumbuhan tingkat tinggi. Penyebab penyakit tumbuhan juga dapat berupa faktor lingkungan fisik/kimia baik tempat tumbuh maupun lingkungannya (Widyastuti, dkk, 2005). Bibit Eucalyptus sp. sebagai inang dapat dikatakan rentan terhadap penyakit bercak daun yang disebabkan oleh patogen. Patogen terbukti memiliki daya virulensi yaitu keberhasilan untuk menyebabkan suatu penyakit sebagai ekspresi dari patogenisitas.

Uji Ketahanan Eucalyptus spp terhadap Mycosphaerella spp

(36)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

adalah jamur yang bersifat parasit fakultatif. Jamur-jamur tersebut dapat bertahan sebagai saprofit pada seresah atau sebagai parasit pada gulma di sekitar persemaian. Apabila kondisi lingkungan memungkinkan dan terdapat inang yang cocok, maka jamur akan menginfeksi semai.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di lapangan untuk mengetahui virulensi Mycosphaerella spp dapat di ketahui dari intensitas serangan dan luas serangan yang terjadi pada daun tanaman Eucalyptus spp yang dilakukan di Rumah Kaca. Pengamatan dilakukan selama empat minggu dan diperoleh hasil yang berbeda pada tiap klon.

Intensitas Serangan

(37)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

0

2

4

6

8

10

12

P

er

en

tase S

er

an

g

an

%

U2

5.81

6.21

8.21

10.32

P2

1.23

4.57

9.5

11.01

U3

0.88

3.29

6.09

4.71

P3

1.17

3.63

7.62

7.08

minggu 1

minggu 2

minggu 3

minggu 4

[image:37.595.120.504.85.434.2]

Ket: U2 Eucalyptus gramdis x Eucalyptus urophylla umur 2 bulan P2 Eucalyptus grandis x Eucalyptus pelita umur 2 bulan U3 Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylla umur 3 bulan P3 Eucalyptus grandis x Eucalyptus pelita umur 3 bulan

(38)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

perlakuan klon dan perlakuan kelas umur serta interaksi antara perlakuan klon dengan perlakuan kelas umur hasilnya tidak berpengaruh nyata sedangkan pada luas serangan yang berpengaruh nyata hanya pada perlakuan klon (lampiran 3), Pada minggu ketiga intensitas serangan yang terendah yaitu pada perlakuan U3 yaitu sebesar 6,09% sedangkan yang tertinggi terjadi pada perlakuan P2 yaitu sebesar 9,5%, dan hasil analisis yang diperoleh yaitu dari minggu ketiga menunjukkan bahwa intensitas serangan perlakuan klon, perlakuan kelas umur dan interaksi antara perlakuan klon dengan perlakuan kelas umur tidak berpengaruh nyata sedangkan pada luas serangan yang berpengaruh nyata hanya perlakuan klon (lampiran 4), pada minggu kempat intensitas serangan yang terendah terjadi pada perlakuan U3 yaitu sebesar 4,71% sedangkan yang tertinggi terjadi pada perlakuan P2 yaitu sebesar 11,01%, dan hasil analisis yang diperoleh yaitu dari minggu keempat menunjukkan bahwa intensitas serangan yang berpengaruh nyata hanya pada perlakuan klon sedangkan perlakuan kelas umur tidak berpengaruh nyata dan hasil yang sama juga diperoleh pada interaksi antara perlakuan klon dengan perlakuan kelas umur tidak berpengaruh nyata, dan pada luas serangan yang berpengaruh nyata hanya pada perlakuan klon sedangkan perlakuan kelas umur dan interaksi antara perlakuan klon dengan perlakuan kelas umur tidak berpengaruh nyata (lampiran 5).

(39)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

terhadap serangan Mycosphaerella spp. Hal ini terjadi karena patogen memiliki adaptasi yang kuat terhadap inang (Sinulingga, 1995).

Berdasarkan grafik yang telah disajikan dalam Gambar 6 bahwa Intensitas Serangan yang tertinggi terdapat pada minggu keempat sebesar 11,01%, pada perlakuan P2 merupakan intensitas serangan yang terendah dan terdapat pada minggu pertama sebesar 0,88%, ini dikarenakan serangan yang disebabkan oleh fungi Mycosphaerella spp semakin lama semakin tinggi. Hal ini disebabkan pertumbuhan dari fungi ini sangat cepat baik pada media PDA maupun pada daun yang diserang. Pertumbuhan fungi ini juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, adapun faktor lingkungan diantaranya suhu dan kelembaban dimana kisaran suhu yang ada adalah 360-36,50 C sehingga fungi Mycosphaerella spp dapat tumbuh dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Ganjar (2006) yang menyatakan fungi dapat hidup pada kisaran kelembaban udara 70-90% dimana kisaran suhu optimumnya adalah 150-400C.

(40)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

Intensitas serangan Mycosphaerella spp yang rentan terjadi pada umur 2 bulan terhadap perlakuan klon U2, hal ini dapat dilihat dari grafik yang menunjukkan pada tiap minggu intensitas perlakuan U2 lebih tinggi daripada perlakuan U3, begitu juga dengan perlakuan P2 dan P3. Bahwa umur yang lebih muda lebih rentan terserang daripada umur yang lebih tua. Hal ini dapat ditarik kesimpulan semakin bertambah umur tanaman maka daya tahan tanaman tersebut terhadap fungi Mycosphaerella spp akan semakin meningkat.

(41)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

[image:41.595.114.510.167.310.2]

Rata-rata intensitas serangan yang dilakukan setiap minggunya yang diperoleh dari pembagian total serangan yang terjadi setiap minggunya.

Tabel 1. rata-rata intensitas serangan dari minggu I- minggu IV

No Perlakuan Rata-rata (%)

1 P3 4,49%

2 P2 4,50%

3 U3 6,02%

4 U2 7,52%

(42)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

Luas Serangan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di lapangan untuk mengetahui luas serangan penyakit bercak daun pada tanaman Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylla dan Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita dilakukan di rumah kaca. Persentase pengamatan luas serangan disajikan pada Gambar 7.

0 5 10 15 20 25 30

P

er

en

tase S

er

an

g

an

%

U2 20 25 25 25

P2 10 20 25 25

U3 7.5 17.5 20 22.5 P3 2.5 17.5 20 22.5

minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4

[image:42.595.116.504.249.560.2]

Ket: U2 Eucalyptus gramdis x Eucalyptus urophylla umur 2 bulan P2 Eucalyptus grandis x Eucalyptus pelita umur 2 bulan U3 Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylla umur 3 bulan P3 Eucalyptus grandis x Eucalyptus pelita umur 3 bulan

(43)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

adanya sifat tanaman yang berbeda walaupun berasal dari genus yang sama. Hal ini sesuai dengan pernyataan Habeshaw (1984) dalam Wood and Jellis (1984) yang menyatakan walaupun inokulum diberikan pada waktu yang sama ke semua tanaman tetapi ketahanan tanaman tersebut berbeda-beda.

Berdasarkan grafik dapat dilihat serangan yang terjadi pada tiap klon berbeda-beda, yang tertinggi terdapat pada minggu ke-4 pada perlakuan klon U2 dan P2. Dari semua klon yang diinfeksi dengan Mycosphaerella spp terdapat jenis klon yang tahan terhadap serangan fungi ini yaitu klon pada perlakuan P3, ini menunjukkan bahwa semakin tinggi umur tanamaan maka akan semakin tahan terhadap serangan fungi sesuai dengan pernyataan Bos (1994) yang menyatakan bahwa semakin tinggi umur tanaman maak akan memiliki ketahanan yang lebih besar dari umur yang lebih kecil.

Luas serangan pada tiap klon berbeda-beda dapat dilihat dari perkembangan tiap minggunya, setiap klon memiliki karakter yang berbeda, hal ini sesuai dengan pernyataan Fry (1982) yang menyatakan dari setiap tanaman yang telah diinfeksi memiliki ketahanan yang berbeda sehingga terdapat perbedaan serangan.

(44)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

Persentase luas serangan pada mingu pertama pada perlakuan U2 yaitu 20%, minggu kedua yaitu 25%, minggu ketiga yaitu 25% dan minggu keempat yaitu 25%. Pada perlakuan P2 persentase luas serangan pada minggu pertama yaitu 10%, minggu kedua yaitu 20%, minggu ketiga yaitu 25% dan minggu keempat yaitu 25%. Perlakuan U3 pada minggu pertama diperoleh persentase luas serangan yaitu 7,5%, minggu kedua yaitu 17,5%, minggu ketiga yaitu 20% dan minggu keempat yaitu 22,5%. Perlakuan P3 persentase luas serangan yang terjadi pada minggu pertama yaitu 2,5%, minggu kedua yaitu 17,5%, minggu ketiga yaitu 20% dan minggu keempat yaitu 22,5%.

[image:44.595.111.512.363.561.2]

Rata-rata luas serangan yang dilakukan setiap minggunya yang diperoleh dari pembagian total serangan yang terjadi setiap minggunya.

Tabel 1. rata-rata luas serangan dari minggu I- minggu IV

No Perlakuan Rata-rata (%)

1 P3 7,89%

2 P2 8,6%

3 U3 10,68%

4 U2 14,10%

(45)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

menahan serangan yang disebabkan Mycosphaerella spp, sedangkan pada interaksi antara perlakuan klon dengan perlakuan kelas umur dari minggu pertama sampai minggu keempat tidak berpengaruh nyata yang artinya bahwa tanaman dapat bertahan terhadap serangan Mycosphaerella spp.

(46)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Gejala yang ditimbulkan oleh infeksi Mycosphaerella spp pada daun Eucalyptus spp adalah berbentuk bercak yang berwarna kuning yang tidak beraturan.

2. -Intensitas serangan Mycosphaerella spp pada perlakuan klon yaitu pada minggu pertama dan keempat berpengaruh nyata sedangkan pada minggu kedua dan ketiga tidak berpengaruh nyata.

-Perlakuan kelas umur tanaman Eucalyptus spp menunjukkan pada minggu pertama berpengaruh nyata, sedangkan pada minggu kedua sampai keempat tidak berpengaruh nyata.

-Interaksi antara perlakuan klon dengan perlakuan kelas umur dari minggu pertama sampai minggu keempat tidak berpengaruh nyata.

3. –Luas serangan Mycosphaerella spp pada Perlakuan klon Eucalyptus spp menunjukkan pada minggu pertama sampai minggu keempat berpengaruh nyata.

-Perlakuan kelas umur tanaman Eucalyptus spp menunjukkan pada minggu pertama berpengaruh nyata, sedangkan pada minggu kedua sampai keempat tidak berpengaruh nyata.

(47)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

4. Jenis Eucalyptus spp yang tahan terhadap serangan adalah Eucalyptus pellita dan daya virulensi yang paling besar yang disebabkan Mycosphaerella spp ini adalah Eucalyptus urophylla umur dua bulan.

Saran

(48)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009.

DAFTAR PUSTAKA

Ayensu. 1980. Eucalyptus urophylla. Hutan Tanaman Industri.

Bos, L. 1994. Pengantar Virologi Tumbuhan, Penerjemah Triharso. Gadjah Mada University press. Yogyakarta.

Darwo. 1997. Evaluasi hasil inventarisasi tegakan Eucalyptus urophylla di HTI PT Inti Indo Rayon Utama, Sumatera Utara. Konifera No.1/Thn XIII/April/1997. Buletin Penelitian Kehutanan. Pematang Siantar.

Dickinson, C.H dan J.A. Lucas. 1982. Plant Pathology and Plant Pathogen. Blackwell Scientific publication oxeord.

Fry, W.E. 1982. Principle of Plant Disease Management. Academic Press INC. London.

Ganjar, I., Sjamsuridjal, dan A.Detrasi. 2006. Mikologi Dasar dan Terapan. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Johanson.1884. Scientific Classification. Wikimedia.

Khaerudin.1993. Pembibitan Hutan Tanaman Industri (HTI) Penebar Swadaya. Jakarta.

Leksono, B.S. Kurinobu dan A. Nirsatmanto. 1996. Strategi Pemuliaan Pohon Eucalyptus pellita dan Acacia mangium. Ekspose Hasil-hasil Penelitian dan Pengembangan Pemuliaan. Balai Penelitiaan dan Pengembangan Pemuliaan Benih Tanaman Hutan. Yogyakarta.

Nair, K. S.S. 2000. Insects Pest and Disease in Indonesia Forest an Assessment of the Major Threaths, Research Efforte and Literature. Center for International Forestry Research. Bogor.

Old, K.M, Wingfield, M.J, Yuan, Z.Q. 2003. A Manual of Disease of Eucalyptus in South-East Asia. Center For International ForestryResearch. Bogor. Rahayu, S. 1999. Penyakit Tanaman Hutan di Indonesia: gejala, penyebab dan

teknik pengendaliannya. Kanisisus. Yogyakarta

Sankaran, K.V., Sutton, B.C. and Minter, D.W. 1995. A Checklist of fungi recorded on Eucalyptus. Mycological papers 170. CABI Biosciene, Egham, surrey. 376b.

(49)

Lidya Morita Sondang : Uji Infeksi Mycosphaerella spp Terhadap Bibit Eucalyptus spp, 2009. Sarsidi, S.1998. Penyakit Bercak Daun. FAPERTA. Medan.

Sastrosupadi, A. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Semangun, H. 2001. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Sinaga, S. N. 2003. Ilmu Penyakit Hutan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sinulingga, W. 1995. Sifat Ketahanan Klon Tanaman dengan Skala Besar 1992-1995 terhadap Anatomi daun yang terserang. Pemuliaan Tanaman Indonesia. Medan.

Situmorang, H., 1995. kumpulan Makalah Lokakarya Pengendalian Penyakit Penting Tanaman. Penyelenggara Pusat Penelitian.

Stanier, R.Y.A. Adelberg dan J. L. Ingraham. 1982. Dunia Mikroba 1. Penerbit Bhratara Karya Aksara. Jakarta.

Widyastuti, S. M, Sumardi, Harjono. 2005. Patologi Hutan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Wood, K.S and G.J. jellis. 1984. Plant Disease Damage and Loses, Blackwell Scientific Publication. Oxford. London. Edinburg.

Yudiwanti W.E.K. 1999. Lembaga Penelitian dan Pengabdiaan kepada Masyarakat. Institut Pertanian Bogor. Bogor.L Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat INSTITUT PERTANIAN BOGOR

embaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat INSTITUT

Gambar

Gambar 2. Daun Bibit Tanaman E. Grandis x E. Urophylla yang Terkena  Penyakit Bercak Daun
Gambar  4. Ascospora .
Gambar 5. Daun Tanaman Eucalyptus spp Gejala yang Timbul di Rumah Kaca
Gambar 6. Intensitas Serangan
+4

Referensi

Dokumen terkait

• Terhadap contoh ciptaan yang filenya lebih dari 5 MB wajib dikirimkan ke Direktorat Hak Cipta, Desain Industri, DTLST dan Rahasia Dagang, Direktorat Jenderal Kekayaan

Kedua, dalam UU pemberantasan tindak pidana korupsi, tindak pidana Membiarkan orang lain menggelapkan uang atau surat berharga (Pasal 8), Mambantu orang lain mengambil

Teori ketergantungan adalah model pembangunan ekonomi dan sosial yang menjelaskan ketidaksetaraan global dalam hal eksploitasi sejarah negara-negara miskin oleh orang-orang

Skripsi saya berjudul “pelaksanaa pembagian harta bersama akibat perceraian” (studi pada masyarakat kecamatan panyabungan kota, kabupaten mandailing natal)” disusun sebagai salah

Pendidikan Al- Qur’an berkeyakinan bahwa tujuan yang benar dari pendidikan adalah melahirkan manusia-manusia beriman dan berilmu pengetahuan, yang dari imannya itu

Mengisolasi gen penyandi Carbohydrate Binding Module (CBM) GbtXyl43B dari Geobacillus thermoleovorans IT-08 dengan PCR menggunakan primer forward dan primer reverse

Program Skripsi Web Toko Buku Online 1 : Sistem Informasi Penjualan Buku Berbasis Web V.1 (Untuk Penerbitan, jadi sudah tidak ada data Penerbit) : Aplikasi yang ini dibuat dengan

Lukoto, 2018 Pengaruh Lama Penyinaran Lampu UV terhadap Penurunan Bakteri Kontaminan di Laboratorium Bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes