• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Terhadap Jumlah Produksi Karet, Jumlah Ekspor Karet Dan Nilai Devisa Karet Di Indonesia Pada Tahun 1988-2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisa Terhadap Jumlah Produksi Karet, Jumlah Ekspor Karet Dan Nilai Devisa Karet Di Indonesia Pada Tahun 1988-2008"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA TERHADAP JUMLAH PRODUKSI KARET, JUMLAH EKSPOR KARET DAN NILAI DEVISA KARET DI INDONESIA

PADA TAHUN 1988-2008

TUGAS AKHIR

LAILA ELFI SYAHRI PANE 072407054

PROGRAM STUDI DIII STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISA TERHADAP JUMLAH PRODUKSI KARET, JUMLAH EKSPOR KARET DAN NILAI DEVISA KARET DI INDONESIA

PADA TAHUN 1988-2008

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

LAILA ELFI SYAHRI PANE 072407054

PROGRAM STUDI DIII STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : ANALISA TERHADAP JUMLAH PRODUKSI KARET, JUMLAH EKSPOR KARET DAN NILAI DEVISA KARET DI INDONESIA PADA TAHUN 1988-2008

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : LAILA ELFI SYAHRI PANE

Nomor Induk Mahasiswa : 072407054

Program studi : DIPLOMA III STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, 28 Juni 2010

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua Pembimbing

Dr. Saib Suwilo, M.Sc Drs. Faigiziduhu Buulolo, M.Si

(4)

PERNYATAAN

ANALISA TERHADAP JUMLAH PRODUKSI KARET, JUMLAH EKSPOR KARET DAN NILAI DEVISA KARET DI INDONESIA

PADA TAHUN 1988-2008

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 28 Juni 2010

(5)

PENGHARGAAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan keridhoan-Nya lah

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Shalawat dan salam penulis

hadiahkan ke roh nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di hari kelak.

Terima kasih penulis sampaikan kepada bapak Drs. Faigiziduhu Bu’ulolo M.Si

yang telah banyak membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tugas

akhir ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak Dr. Saib Suwilo, M.Sc

selaku ketua Departemen Matematika dan bapak Drs. Henry Rani Sitepu, M.Si selaku

sekretaris Departemen Matematika. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada dekan

dan pembantu dekan serta semua dosen dan pegawai Departemen Matematika di

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera

Utara.

Terima kasih penulis ucapkan kepada ibunda tercinta Rosdiani Hasibuan

sebagai sumber inspirasi bagi penulis dan yang selalu memberi semangat dan do’a

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.Buat ayahanda, bg Mail dan

keluarga terima kasih atas dukungan dan bantuannya. Dan tidak lupa terima kasih buat

temen-temen yang sudah banyak membantu dan memberikan semangat buat penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Daftar Isi v

Daftar Tabel vii

Daftar Gambar viii Bab 1 Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 4

1.3 Batasan Masalah 5

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 5

1.5 Metodologi Penelitian 6

1.6 Tinjauan Pustaka 7

1.7 Sistematika Penulisan 8

Bab 2 Landasan Teori 10

2.1 Defenisi Analisis Korelasi dan Regresi 10

2.2 Analisis Korelasi Sederhana dan Berganda 10

2.2.1 Analisis Korelasi Sederhana 10

2.2.2 Analisis Korelasi Berganda 12

2.3 Analisis Regresi Sederhana dan Berganda 13

2.3.1 Analisis Regresi Sederhana 13

2.3.2 Analisis Regresi Berganda 15

2.4 Uji Regresi Linier Berganda 16

Bab 3 Tinjauan Umum Tempat Riset 20

3.1 Kegiatan Badan Pusat Statistik (BPS) 20

3.1.1 Pengumpulan Data 20

3.1.2 Pengolahan Data 21

3.1.3 Ruang Lingkup Kegiatan Kantor BPS Propsu 22

3.2 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik 23

3.3 Visi dan Misi Badan Pusat Statistik 30

Bab 4 Analisa Data 31

4.1 Data Jumlah Produksi karet, Jumlah Ekspor Karet dan Nilai Devisa Karet di Indonesia Tahun 1988-2008 31

4.2 Analisis Korelasi Sederhana dan Berganda 36

4.3 Analisis Regresi Linier Berganda 39

(7)

4.5 Standard Error of Estimate 42

4.6 Koefisien Korelasi Parsial 43

4.7 Uji Asumsi dalam Model Regresi 44

4.8 Uji Koefisien Model Regresi Berganda 48

4.9 Uji Kelayakan Model Regresi 50

Bab 5 Implementasi Sistem 52

5.1 Pengertian Implementasi Sistem 52

5.2 Pengertian SPSS 52

5.3 Langkah-langkah Pengolahan Data dengan SPSS 53

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 58

6.1 Kesimpulan 58

6.2 Saran 59

Daftar Pustaka 60

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tingkat Hubungan Nilai r 11

Tabel 2.2 ANOVA 18

Tabel 4.1 Data Jumlah Produksi Karet, Jumlah Ekspor Karet, dan Nilai 32 Devisa Karert di Indonesia pada Tahun 1988-2008

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Analisa Regresi dan Korelasi 33

Tabel 4.3 Variansi dan Standar Deviasi 34

Tabel 4.4 Perhitungan Standar Deviasi dan Standar Error Penduga 35

Tabel 4.5 Analisis Varians (ANOVA) 41

Tabel 4.6 Dependent Variabel Nilai Devisa 45

Tabel 4.7 Model Summary 47

Tabel 4.8 Coefficients 48

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual 44 Gambar 4.2 Regression Standardized Pradicted Value 46

Gambar 5.1 Tampilan Jendela pada Variabel View dalam SPSS 53

Gambar 5.2 Tampilan Jendela pada Variabel View dalam SPSS 54 Gambar 5.3 Tampilan Jendela Pengisian Data View dalam SPSS 55

Gambar 5.4 Tampilan Jendela Pengisian Pengolahan Data dalam SPSS 56

Gambar 5.6 Tampilan Jendela Pengisian Linier Regression Statistics 57

(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor Karet Indonesia selama 20 tahun terakhir

terus menunjukkan adanya peningkatan dari 1.0 juta ton pada tahun 1985 menjadi 1.3

juta ton pada tahun 1995 dan 2.0 juta ton pada tahun 2005. Pendapatan devisa dari

komoditi ini pada semester pertama tahun 2006 mencapai US$ 2.0 milyar, dan

diperkirakan nilai ekspor karet pada tahun 2006 akan mencapai US $ 4,2 milyar

(Kompas, 2006). Sejumlah lokasi di Indonesia memiliki keadaan lahan yang cocok

untuk perkebunan karet, sebagian besar berada di wilayah Sumatera dan Kalimantan.

Luas area perkebunan karet tahun 2005 tercatat mencapai lebih dari 3.2 juta ha

yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Diantaranya 85% merupakan perkebunan

karet milik rakyat, dan hanya 7% perkebunan besar negara serta 8% perkebunan besar

milik swasta. Produksi karet secara nasional pada tahun 2005 mencapai 2.2 juta ton.

Jumlah ini masih akan bisa ditingkatkan lagi dengan melakukan peremajaan dan

memberdayakan lahan-lahan pertanian milik petani serta lahan kosong/tidak produktif

yang sesuai untuk perkebunan karet.

Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya di

(11)

(KK), komoditas ini juga memberikan kontribusi yang signifikan sebagai salah satu

sumber devisa non-migas, pemasok bahan baku karet dan berperan penting dalam

mendorong pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru di wilayah-wilayah

pengembangan karet.

Sebagai penghasil devisa negara, karet memberikan kontribusi yang sangat

berarti. Sampai dengan tahun 1998 komoditas karet masih merupakan penghasil

devisa terbesar dari subsektor perkebunan dengan nilai US$ 1,1 miliar, namun pada

tahun 2003 turun menjadi nomor dua setelah kelapa sawit dengan nilai US$ 1,4 miliar

(nilai ekspor minyak sawit mencapai US$ 2,4 miliar). Pada tahun 2005 pendapatan

devisa dari komoditas karet mencapai US$ 2,6 miliar, atau sekitar 5% dari pendapatan

devisa non-migas. Di samping itu, perusahaan besar yang bergerak di bidang karet

juga memberikan sumbangan pendapatan kepada negara dalam bentuk berbagai jenis

pajak dan pungutan perusahaan.

Ditengah ancaman pelemahan pertumbuhan ekonomi dunia akibat krisis

keuangan, perekonomian Indonesia juga akan mendapat tekanan yang cukup berat.

Pelemahan pertumbuhan ekonomi di negara-negara industri memberikan tekanan yang

cukup besar terhadap kinerja ekspor komoditas, namun diharapkan dengan bangsa

yang cukup besar dan adanya ekspektasi perbaikan perekonomian dunia dalam 2-3

tahun ke depan, ekspor komoditas masih tetap menjadi tumpuan perekonomian dalam

jangka panjang. Ekspor komoditas yang selama ini menopang perekonomian pasca

krisis 1997, diharapkan dapat kembali menjadi salah satu faktor penting dalam

(12)

Kinerja ekspor komoditas pertanian menunjukkan pertumbuhan yang cukup

baik khususnya hasil perkebunan. Salah satu komoditas yang selama ini menjadi

andalan ekspor adalah karet dan barang karet (pertumbuhan ekspor karet dan barang

karet mencapai sekitar 65% dalam 3 tahun terakhir) di samping CPO yang tetap

menjadi primadona ekspor.

Peranan karet dan barang karet terhadap ekspor nasional tidak dapat dianggap

kecil mengingat Indonesia merupakan produsen karet no 2 (dua) terbesar di dunia

dengan produksi sebesar 2,55 juta ton pada tahun 2007 setelah Thailand (produksi

sebesar 2,97 juta ton) dan negara yang memiliki luas lahan karet terbesar di dunia

dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun 2007.

Dengan posisi yang cukup strategis tersebut, karet diharapkan menjadi salah

satu penggerak kebangkitan ekonomi melalui peningkatan produksi yang akan

meningkatkan ekspor karet. Strategi optimalisasi ekspor karet dinilai tepat mengingat

harganya yang cukup tinggi di pasar internasional dan kemampuan pasar dalam negeri

untuk mengolah karet menjadi barang industri masih rendah.

Perkembangan harga karet menunjukkan tren cukup baik akibat meningkatnya

permintaan dari negara berkembang yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi

tinggi yang dimotori oleh industrialisasi seperti Cina (rata-rata pertumbuhan ekonomi

sebesar 10%) dan India (8%). Disamping dari negara tersebut, permintaan dari negara

industri juga cukup tinggi seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea dan negara-negara

(13)

Tingginya pertumbuhan permintaan dari negara tersebut relatif tidak diikuti

dengan pertumbuhan produksi dari negara-negara produsen karet. Kondisi tersebut

mengakibatkan terjadinya over demand pasar yang mendorong terjadinya peningkatan

harga di pasar internasional, disamping terjadinya kenaikan harga minyak dunia yang

juga berperan dalam mendorong kenaikan harga karet internasional. Menurut

perkiraan IRSG (International Rubber Study Group), pada tahun 2020 dengan

proyeksi permintaan dunia mencapai 10,9 juta ton dengan rata-rata pertumbuhan

konsumsi per tahun sebesar 9%, akan terjadi kekurangan pasokan karet bila produksi

karet tidak mengalami pertumbuhan yang tinggi (diatas 9%).

1.2Rumusan Masalah

Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

upaya peningkatan devisa Indonesia, melihat hal tersebut maka penulis ingin

mengetahui bagaimana hubungan antara jumlah produksi karet, jumlah ekspor karet,

dan nilai devisa karet. Berdasarkan uraian di atas maka masalah dalam tugas akhir ini

dirumuskan sebagai berikut :

1. Seberapa besarkah hubungan (korelasi) antara jumlah produksi karet, jumlah

ekspor karet dan nilai devisa karet di Indonesia pada tahun 1988-2008?.

2. Bagaimana pengaruh antara jumlah produksi karet, jumlah ekspor karet dan

(14)

1.3Batasan Masalah

Dalam penelitian ini analisis terhadap jumlah produksi karet dan jumlah ekspor karet

yang mempengaruhi pendapatan devisa negara hanya dibatasi pada sektor pertanian

dibidang perkebunan karet yaitu, jumlah produksi karet, jumlah ekspor karet dan nilai

devisa karet di Indonesia pada tahun 1988-2008, dengan menggunakan analisis regresi

dan analisis korelasi.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dan hubungan antara jumlah

produksi karet, jumlah ekspor karet dan nilai devisa karet di Indonesia pada tahun

1988-2008.

Selain tujuan tersebut, penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai

berikut :

1. Menentukan apakah jumlah produksi karet dan jumlah ekspor karet

mempunyai hubungan dengan nilai devisa karet di Indonesia pada tahun

1988-2008.

2. Mencari besarnya hubungan (korelasi) antara jumlah produksi karet, jumlah

ekspor karet dan nilai devisa karet di Indonesia pada tahun 1988-2008.

3. Menentukan apakah jumlah produksi karet dan jumlah ekspor karet

berpengaruh terhadap besarnya nilai devisa karet di Indonesia pada tahun

(15)

4. Mencari bagaimana pengaruh jumlah produksi karet dan jumlah ekspor karet

terhadap nilai devisa karet di Indonesia pada tahun 1988-2008.

1.4.2 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini salah satunya penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang

diperoleh sewaktu duduk di bangku perkuliahan. Selain itu manfaatnya adalah :

1. Penelitian ini dapat memberi gambaran seberapa besar hubungan antara

jumlah produksi karet, jumlah ekspor karet dan nilai devisa karet di Indonesia

2. Penelitian ini dapat memberi gambaran tentang pengaruh jumlah produksi,

jumlah ekspor terhadap besarnya nilai devisa karet di Indonesia pada tahun

1988-2008.

3. Hasil penelitian ini dapat memberi bahan masukan bagi penelitian-penelitian

selanjutnya yang berkenaan dengan masalah karet di Indonesia.

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk melaksanakan

penelitian sehingga tujuan penelitian diperoleh. Metodologi penelitian yang digunakan

dalam tugas akhir ini adalah penelitian kuantitatif. Pada bagian ini akan diuraikan

mengenai sumber data serta analisa dan evaluasi data.

1.5.1 Sumber Data

Sumber data tugas akhir ini, menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan

(16)

jumlah produksi karet dan besarnya nilai devisa karet di Indonesia pada tahun

1988-2008.

1.5.2 Analisa dan Evaluasi Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi dan korelasi untuk

menganalisis pengaruh dan hubungan antara jumlah produksi dan besarnya nilai

devisa karet di Indonesia pada tahun 1988-2008. kemudian untuk meramalkan jumlah

produksi karet dan besarnya nilai devisa karet di Indonesia, penulis menggunakan

metode peramalan trend kuadratis. Pengolahan data penelitian ini menggunakan

program komputer microsoft excel dan SPSS.

1.6 Tinjauan Pustaka

Teori penunjang yang digunakan untuk mewujudkan tulisan ini dikutip dari buku

Metode dan Aplikasi Peramalan yang diterbitkan oleh Binapura Aksara yang mana di

dalam buku tersebut disebutkan bahwa persamaan analisis korelasi dan analisis regresi

sebagai berikut :

Rumus korelasi sederhana adalah : r

xy=

{

2 2

}{

2 2

}

) ( ) ( ) )( ( Y Y n X X n Y X XY n ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑

Rumus korelasi ganda adalah : R

2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 . 1 1 ) )( )( ( 2 x x x x y x y x y x y x y x x r r r r r r − − + =

Persamaan penduga regresi linier berganda adalah sebagai berikut :

n n i

i b X b X

X b a

(17)

Persamaan penduga regresi linier berganda dengan dua variabel bebas adalah :

2 2 1 1X b X

b a

Y∧ = + +

1.7 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, identifikasi masalah,

batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan uraian tentang teori-teori yang akan digunakan dalam

penelitian ini.

BAB 3 : TINJAUAN UMUM TEMPAT RISET

Bab ini memaparkan kegiatan Badan Pusat Statisik (BPS), Visi dan Misi

(18)

BAB 4 : ANALISA DATA

Bab ini menjelaskan tentang cara menggunakan rumus yang telah ditentukan

penulis.

PAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menjelaskan tentang bagaimana mengolah dan menganalisa data

dengan menggunakan program excel dan SPSS.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran untuk permasalahan penelitian

(19)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Defenisi Analisis Korelasi dan Regresi

a) Analisis Korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan

kuatnya atau derajat hubungan linear antara dua variabel atau lebih. Semakin

nyata hubungan linier ( garis lurus ), maka semakin kuat atau tinggi derajat

hubungan garis lurus anrata kedua variabel atau lebih. Ukuran untuk derajat

hubungan garis lurus ini dinamakan koefisien korelasi.

b) Analisis Regresi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan

kemungkinan bentuk hubungan/pengaruh antara dua atau lebih variabel bebas

(X) dengan variabel terikat (Y). Tujuan pokok penentuan metode ini adalah

untuk meramalkan atau memperkirakan nilai dari satu variabel (Y) dalam

hubungannya dengan variabel yang lain yang diketahui (X).

2.2 Analisis Korelasi Sederhana dan Berganda

2.2.1 Analisis Korelasi Sederhana

Kegunaan analisis korelasi sederhana untuk mengetahui derajat hubungan antara

variabel bebas X (independent) dengan variabel terikat Y (dependent). Rumus korelasi

sederhana

(20)

r

xy

=

( ) ( )( )

( )

{

}

{

( )

}

2 2

2 2

y y

n x x

n

y x xy

n

Koefisien korelasi sederhana dilambangkan (r) adalah suatu ukuran arah dan

kekuatan hubungan linear antara dua variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y),

dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1≤ r ≤ +1 ). Ap ab ila n ilai r = -1

artinya korelasinya negatif sempurna(menyatakan arah hubungan antara X dan Y

adalah negatif dan sangat kuat) ; r = 0 artinya tidak ada korelasi ; dan r = 1 berarti

korelasinya sangat kuat dengan arah yang positif. Sedangkan arti harga r akan

dikonsultasikan dengan tabel sebagai berikut :

Tabel 2.1 Tingkat Hubungan Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000

0,60 – 0,799

0,40 – 0, 599

0,20 – 0. 399

0,00 – 0, 199

Sangat Kuat

Kuat

Cukup Kuat

Rendah

Sangat Rendah

Besar kecilnya sumbangan nilai variabel X terhadap Y dapat ditentukan

dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut :

R2 = r2 x 100%, di mana : R2 = nilai koefisien determinasi

(21)

Pengujian signifikansi berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna dari

hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi tersebut diuji signifikansi

sebagai berikut :

Hipotesis :

H0 : Variabel X berhubungan secara signifikan dengan variabel Y

H1 : Variabel Y tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Y

Dasar Pengambilan Keputusan :

Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig

atau [0,05 ≤ Sig] maka Ho diterima dan H1 ditolak, artinya tidak signifikan.

Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig

atau [0,05 ≥ Sig] maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya signifikan.

2.2.2 Analisis Korelasi Berganda

Analisis korelasi berganda berfungsi untuk mencari besarnya hubungan antara dua

varibel bebas (X) atau lebih secara simultan dengan variabel terikat (Y). Rumus

korelasi berganda yaitu :

RX1.X2.Y=

2 1 2 1 2 1 2 1 . 2 . . . . 2 . 2 1 ) ).( ).( ( 2 X X X X Y X Y X Y X Y X r r r r r r − − +

Selanjutnya untuk mengetahui signifikan korelasi ganda bandingkan antara

(22)

Hipotesis :

H0 : Variabel X dan 1 X berhubungan secara simultan dan signifikan terhadap 2

variabel Y.

H1 : Variabel X dan 1 X tidak berhubungan secara simultan dan signifikan terhadap 2

variabel Y.

Dasar Pengambilan Keputusan :

Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig

atau [ 0,05≤ Sig ] maka Ho diterima dan H1 ditolak, artinya tidak signifikan.

Jika nilai Probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig

atau [ 0,05≥ Sig] maka Ho ditolak dan H1diterima, artinya signifikan.

2.3 Analisis Regresi Sederhana dan Berganda.

2.3.1 Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana adalah proses mengestimasi (menaksir) sebuah fungsi

hubungan antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen (X). dalam suatu

persamaan regresi besarnya nilai variabel dependen adalah tergantung pada nilai

variabel lainnya. Sedangkan variabel independent adalah variabel yang nilainya tidak

tergantung pada nilai variabel lainnya.

Persamaan regresi linear sederhana Y terhadap X adalah :

a. Model populasi regresi linear sederhana dinyatakan dalam persamaan :

(23)

b. Model sampel (penduga) untuk regresi linear sederhananya Yi =a+bXi ^

di mana: X i= variabel bebas (independent)

Y i= variabel terikat (dependent)

α = penduga bagi intersep (α)

b = penduga bagi koefisien regresi (ß)

i = 1,2,3,…

Nilai α dan ß adalah parameter yang nilainya tidak diketahui sehinggga diduga

menggunakan statistik sampel. Komponen sisaan/kesalahan ( εj= galat )

menunjukkan :

a) Pengaruh dari variabel yang tidak dimasukkan dalam persamaan regresi karena berbagai peertimbangan.

b) Penetapan persamaan yang tidak sempurna

c) Kesalahan pengukuran dalam pengumpulan dan pemrosesan data.

Nilai a menunjukkan intersep (konstanta) persamaan tersebut. Artinya jika nilai

variabel X = 0 maka besarnya Y = a. Parameter b menunjukkan besarnya koefisien

(slope) persamaan tersebut. Nilai ini menunjukkan besarnya perubahan nilai Y jika

nilai X berubah sebesar satu satuan. Dengan menggunakan metode kuadrat terkecil

nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

b=

∑ ∑

− −

2 2

) ( ) (

) )( ( ) (

X X

n

Y X XY

n

dan α =

n X b n

Y

(24)

2.3.2 Analisis Regresi Berganda

Regresi berganda adalah bentuk hubungan atau pengaruh dari dua atau lebih variabel

bebas X dengan variabel terikat Y. persamaan regresi linear berganda dari Y terhadap

X adalah :

1. Model populasi regresi berganda adalah

Y =α+β1X1i +β2X2i +...+βnXni

a) Sedangkan model penduganya (model sampel ) regresi linier ganda adalah

n n i

i b X b X

X b a

Y∧ = + 1 1 + 2 2 +...+

α dan ß adalah parameter yang nilainya tidak diketahui sehingga diduga

menggunakan statistik sampel. Nilai a,b1,dan b akan diperoleh dari tiga persamaan 2

normal berikut :

Y =an+b

X1 +b

X2

=

+

+ 2

1 2

2 1 1 1

1Y a X b X b X X

X

=

+

+

2

2 2 2 1 1 2

2Y a X b X X b X

X

Koefisien a,b1,dan b dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : 2

2 2 1 1 − − − − −

=Y b X b X

(25)

Nilai dari a,b1,dan b dari tiga persamaan normal di atas dapat juga dihitung 2

dengan metode determinan matriks. Persamaan normal di atas adalah bentuk sistem

persamaan linear (SPL) yang dapat diselesaikan dengan metode determinan, yaitu

menggunakan aturan Crammar.

Jika Ax = b merupakan suatu persamaan linear dalam k peubah, maka sistem

tersebut mempunyai suatu penyelesaian sebagai berikut :

A A

a= 1

A A

b1 = 2

A A

bk = k

Dengan Ajadalah matriks yang diperoleh dengan menggantikan anggota –

amggota pada kolom ke – j dari matriks A dengan anggota pada matriks b.

2.4 Uji Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui atau menguji kepastian dari persamaan regresi berganda tersebut

apakah X1 dan X2berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap Y dilakukan

dengan uji F.

1. Hipotesa yang diuji

0 : 1 2

0 β =β =

H ,berarti antara X dan 1 X tidak berpengaruh simultan dan signifikan 2

terhadap y.

0 : 1 2

0 β =β ≠

H ,berarti antara X dan 1 X berpengaruh simultan dan signifikan 2

(26)

2. Perhitungan uji statistik ( taraf nyata α = 5 % )

JK res =

− ^ 2

) (Yi Yi

JKT =

n

Y Y

2 2 ( )

JK reg = JKT-Jkres, JK res + JK reg

= −

=ni i Y Y 1 2 ) (

− + = n i i Y Y 1 2 ^ ) (

= − − n i i Y Y 1 2 ^ ) (

dimana : JK res ( Jumlah Kuadrat Residu) variasi yang tidak dijelaskan

JK reg (Jumlah Kuadrat Regresi) adalah variasi yang dijelaskan.

JKT (Jumlah Kuadrat Total) adalah variasi total.

) 1 /( / − − = = k n JKres k JKreg KTres KTreg Fhitung

Tabel 2.2 ANOVA

Sumber variasi JK df KT F hit

Regresi Jkreg k Jkreg / k

Residu Jkres (n-k-1) Jkres/ (n-k-1) JKreg/ JK res

Total JKT n-1

3. Kriteria pengujian :

Pada tingkat keyakinan sebesar 95% atau taraf nyata sebesar 5 %, dengan derajat

kebebasan pembilang (df = k) dan derajat kebebasan penyebut (n-k-1). Nilai F tabel

(27)

4. Membuat Kesimpulan

Standart Error of Estimate

Standar error atau kesalahan baku adalah angka yang digunakan untuk mengukur

ketepatan suatu penduga atau mengukur jumlah variasi titik – titik observasi di atas

dan di bawah regresi populasi. Karena standard error populasinya tidak diketahui,

maka σe Diduga dengan S (standard error estimate) sehingga e S adalah standard e

deviasi yang menggambarkan variasi titik – titik di atas dan di bawah garis regresi

sampel. Nilai S dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut : e

e

S =

1 ) (

^ 2

− −

k n

Y Y

Apabila semua titik observasi berada pada garis regresi, berarti standar error

penduga sama dengan nol. Dengan demikian, standard error penduga berguna untuk

mengetahui batasan seberapa jauh melesetnya perkiraan dalam meramalkan data.

Varians dan Standard Deviasi

Standar deviasi (S) adalah akar kuadrat dari varians dan menunjukkan standar

penyimpangan data dari nilai rata – rata hitungnya. Varians (S2) menunjukkan

sebaran atau fluktuasi data terhadap rata – rata hitungnya. Nilai S2 dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut :

S

1 ) (

1 1 2

− − =

=

n X X

n

i

(28)

BAB 3

TINJAUAN UMUM TEMPAT RISET

3.1 Kegiatan Badan Pusat Statistik (BPS)

Badan Pusat Statistik (BPS) adalah lembaga negara non-departemen dan bertanggung

jawab langsung kepada Presiden. Badan Pusat Statistik melakukan kegiatan yang

ditugaskan oleh pemerintah antara lain : di bidang pertanian, agraria, pertambangan,

kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan, pendapatan dan keagamaan. Selain

hal-hal di atas Badan Pusat Statistika juga bertugas untuk melaksanakan koordinasi di

lapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik di pusat maupun daerah dengan

tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi,

memajukan keseragaman dalam penggunaan defenisi, klasifikasi dan ukuran-ukuran

lainnya. Adapun kegiatan dari Badan Pusat Statistik (BPS) antara lain:

3.1.1 Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data statistik adalah sensus, survei sektoral, studi khusus, dan

pemanfaatan catatan administrasi.

Sensus adalah kegiatan yang berskala besar yang dilakukan sepuluh tahun sekali

sebagai upaya pengumpulan data secara menyeluruh. BPS melakukan tiga macam

(29)

1. Sensus Penduduk yang dilaksanakan pada tahun berakhiran 0 (nol).

2. Sensus Pertanian yang dilaksanakan pada tahun berakhiran 3 (tiga).

3. Sensus Ekonomi yang dilaksanakan pada tahun yang berakhiran 6 (enam).

Survei Antar Sensus adalah kegiatan pengumpulan data yang berkaitan dengan

sensus. Survei Sekroral adalah survei yang bebas penyelenggaraanya dan tidak

berkaitan dengan salah satu sensus. Pemanfaatan catatan administrasi dilakukan

bekerja sama dengan departemen/instansi pemerintah atau swasta yang mengelola

administrasi. Survei khusus dilaksanakn guna menghasilkan data staristik yang

beragam, lebih lengkap untuk memenuhi berbagai keperluan dan diusahakan

pelaksanaannya dilakukan secara teratur.

Studi khusus dilakukan untuk mempelajari kegiatan aspek statistik guna memberi

masukan untuk pengumpulan data statistik yang baru, penyempurnaan metode yang

sudah ada sebelum diimplementasikan secara nasional. Disamping itu, studi khusus

dimaksudkan untuk memenuhi permintaan data yang lebih spesifik yang belum

terdapat pada sensus atau survei.

3.1.2 Pengolahan Data

Kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data, kegiatan ini dilakukan dengan dua cara

yaitu cara komputerisasi dan manual. Di bidang perangkat keras saat ini BPS

mempunyai jaringan yang tersebar di Indonesia hingga tingkat Kabupaten /

Kotamadya dan dikelompokkan menurut Lokal Area Network untuk keperluan

(30)

Dengan semakin memasyarakatnya penggunaan komputer, memungkinkan

untuk pengiriman data secara elektronik. Di bidang perangkat lunak BPS dilengkapi

dengan berbagai bahasa pemrograman.

3.1.3 Ruang Lingkup Kegiatan Kantor BPS Propinsi Sumatera Utara

a. Merencanakan kegiatan Badan Pusat Statistik untuk dilaksanakan misalnya,

jenis data yang akan dikumpulkan, kegunaan data dan lain-lain.

b. Mengumpulkan Data Badan Pusat Statistik

Sesudah dikumpulkan data sebelumnya agar data yang diperlukan itu dapat

dipergunakan sebaik-baiknya.

c. Mengolah Data Badan Pusat Statistik

Sesudah dikumpulkan data tersebut satu persatu kemudian data diolah kembali

supaya dengan mudah menemukannya saat dibutuhkan.

d. Menyajikan Data Badan Pusat Statistik

Kantor Badan Pusat Statistik adalah merupakan suatu sumber atau pusat

informasi yang dapat mempermudah masyarakat untuk mengetahui tentang

perkembangan Negara Indonesia.

e. Menganalisa Data Badan Pusat Statistik

Kemudian data tersebut dianalisa atau dibahas, data statistik tersebut juga

disebarluaskan. Misalnya indikator pendapatan, proyeksi keadaan

perekonomian dan ketenagakerjaan di Indonesia, analisa Badan Pusat Statistik

(31)

f. Memasyarakatkan Data Badan Pusat Statistik

Sesudah selesai dikerjakan seluruhnya, data tersebut disebarluaskan kepada

seluruh lapisan masyarakat agar suatu tujuan dapat tercapai.

3.2Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik

Organisasi merupakan suatu fungsi manajemen yang mempunyai peranan dan

kegiatan langsung dengan instansi sosial yang terjadi diantara individu dalam rangka

kerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan adanya struktur

organisasi pemisahan tugas diantara para pegawai / staf akan lebih jelas.

Struktur organisasi yang diterapkan di kantor Badan Pusat Staristik adalah

struktur organisasi yang mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standarisasi

kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi dalam pembuatan keputusan yang

menunjukkan lokasi kekuasaaan, pembuatan keputusan dan ukuran satuan yang

menunjukkan suatu kelompok kerja.

Adapun struktur organisasi Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara

adalah sebagai berikut. Dalam organisasi kantor Badan Pusat Statistik Propinsi

Sumatera Utara dipimpin seorang kepala kantor. Kepala kantor dibantu bagian tata

usaha terdiri dari :

a. Sub Bagian Urusan Dalam

b. Sub Bagian Urusan Perlengkapan

c. Sub Bagian Urusan Keuangan

(32)

e. Sub Bagian Urusan Bina Potensi / Bina Program

Bidang Penunjang Statistik terdiri dari lima bidang yaitu :

1. Bidang Statistik Produksi

Bidang statistik produksi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan statistik

pertanian, industri, konstruksi pertambangan dan energi.

2. Bidang Statistik Distribusi

Bidang statistik disrtibusi mempunyai tugas untuk mempunyai tugas untuk

melaksanakan kegiatan statistik konsumen dan perdagangan besar, statistik keuangan

dan harga produsen serta niaga dan jasa.

3. Bidang Statistik Sosial

Bidang statistik sosial kependudukan mempunyai tugas yaitu melaksanakan kegiatan

demografi dan rumah tangga, ketenegakerjaan, serta ststistik kesejahteraan.

4. Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS)

Penyiapan data, penyusunan sistem dan program serta operasional pengolahan data

(33)

5. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Mempunyai tugas untuk penyusunan neraca produksi, neraca konsumsi, dan

akumulasi penyajian analisis serta kegiatan penerapan statistik.

Tugas dan Wewenang Masing-Masing Bagian di Badan Pusat Statistik

Wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintahkan orang lain untuk

melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Tugas adalah

kewajiban untuk melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.

1. Bagian Tata Usaha

a. Menyusun progran kerja tahunan tiap bidang.

b. Mengatur dan melaksanakan penghimpunan barang dan penyusunan program

kerja tahunan baik rutin maupun proyek kantor statistik propinsi dan

menyampaikan ke Bidang Pusat Statistik.

c. Mengatur dan melaksanakn urusan dalam yang meliputi surat-surat

penggandaan atau percetakan kearsipan, rumah tangga dan pemeliharaan

gedung keamanan dan lingkungan serta dinas di dalam maupun di luar negeri.

d. Mengatur dan melaksanakan urusan perlengkanapan dan perbekalan yang

meliputi penyusunan, penyimpanan atau penggudangan, inventarisasi dan

penghapusan serta pemeliharaan perlengkapan.

e. Mengatur dan melaksanakan urusan dan keuangan yang meliputi tata usaha

(34)

f. Mengatur dan melaksanakan urusan dan mutassi pegawai, pembinaan

pegawai, kesejahteraan pegawai, administrasi jabatan dan fungsional, hukum,

organisasi tata laksana serta penyajian.

g. Menyusun laporan kegiatan bagian secara berkala dan sewaktu-waktu.

h. Mengatur dan melaksanakan urusan penyelanggaraan berbagai pelatihan

teknis dan pelatihan administrarif.

2. Bidang Statistik Produksi

a. Menyusun program kerja tahunan yang meliputi kegiatan statitik di bidang

pertanian, industri, konstruksi energi dan statistik produksi lainnya yang

ditemuka n.

b. Mengatur keikutsertaan program pelatihan yang diselenggarakan oleh pusat di

bidang statistik produksi.

c. Mengatur dan mengkoordinasikan penyelenggaraaan pelatihan petugas

lapangan di pusat pelatihan serta mengatur penjatahan pelatihannya.

d. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik Propinsi atau pimpinan bagian

proyek untuk menyiapkan program pelatihan petugas laporan.

e. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dan pengawasan lapangan terhadap

pelaksanaan lapangan produksi.

f. Mengatur dan melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan dokumen hasil

pengumpulan data statistik produksi.

g. Bersama-sama dengan bidang pengolahan data, mengatur dan menyiapkan

data statistik produksi melalui komputer sesuai yang diterapkan.

(35)

i. Maengatur dan menyiapkan hasil pengolahan statistik produksi yang akan

dikirim ke pusat melalui komputer sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

j. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik Propinsi melakukan pembinaan

secara teratur, petugas pencacah, pengawas dan pemeriksaan pengumpulan

data statistik produksi, Kabupaten, Kotamadya, maupun di Kecamatan.

3. Bidang Statistik Distribusi

a. Menyusun program kerja tahunan yang meliputi pelaksanaan kegiatan statistik

di bidang pertanian, industri pertambangan, energi dan statistik produksi

lainnya yang ditentukan.

b. Mengatur keikutsertaan program pelatihan yang diselenggarakan oleh pusat di

bidang statistik distribusi.

c. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik memimpin proyek untuk

menyiapkan proyek tugas lapangan.

d. Mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaraaan petugas lapangan di pusat

pelatihan serta mengatur pelatihan.

e. Mengatur dan melaksanakan dokumen yang diperlukan untuk pelaksanaan

lapangan, melakukan pembinaan, dan pengawasan terhadap kegiatan statistik

produksi.

f. Melakukan pembinaan, pengamatan lanjut, dan pengawasan lapangan

terhadap pelaksanaan kegiatan statistik produksi.

g. Mengatur dan melaksanakan penerimaan dan pemeriksaan dokumen hasil

(36)

h. Mengatur dan melaksanakan pengolahan data statistik distribusi secara

sederhana sesuai yang diterapkan oleh pusat.

i. Bersama-sama dengan bidang pengolahan data, mengatur dan menyiapkan

data statistik distribusi melalui komputer sesuai yang diterapkan.

j. Mengatur dan mengevaluasi hasil kegiatan statistik distribusi sebagai bahan

masukan untuk penyempurnaan selanjutnya.

k. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik Propinsi melakukan

pembinaan secara terarur terhadap petugas pencacah, pengawas dan

pemeriksaan penyimpulan data statistik produksi, kabupaten, kotamadya,

ataupun di kecamatan.

4. Bidang Statistik Sosial

a. Menyusun program kerja tahunan di bidang statistik kependudukan meliputi

pelaksanaan kegiatan statistik demokratis, rumah tangga dan statistik

kependudukan lainnya.

b. Mengatur keikutsertaan program lainnya yang diselenggarakan oleh statistik

bidang penduduk.

c. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik Propinsi atau pimpinan bagian

untuk menyiapkan pengolahan latihan tugas lapangan.

d. Mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaraan latihan tugas lapangan di

pusat serta mengatur penjatahan pelatihannya.

e. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dokumen untuk melaksanaan tugas

(37)

f. Melakukan pembinaan dan pengawasan lapangan terhadap pengawasan

kegiatan statistik kependudukan.

g. Bersama-sama dengan bidang pengolahan data mengatur dan menyiapkan data

statistik kependudukan melalui komputer sesuai yang ditetapkan.

h. Mengatur dan melaksanakan penerimaan dokumen hasil dari pengumpulan

data statistik kependudukan.

i. Mengatur dan menyiapkan pengolahan data statistik kependudukan yang akan

dikirim ke pusat sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

j. Mengatur dan melaksanakan evaluasi hasil pengolahan statistik kependudukan

sebagai bahan untuk penyempurnaan.

5. Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik

a. Menyusun program kerja tahunan.

b. Melaksanakan penyusunan, pemeliharaan, penyelesaian permasalahan dan

pengembangan sistem jaringan komunikasi data sesuai dengan aturan yang

ditetapkan serta membantu penyerapan teknologi informasi.

c. Mengatur dan melaksanakan keikutsertaan dalam program latihan yang

diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik dalam bidang pengolahan,

penyajian dan pelayanan statistik.

d. Melaksanakan koordinasi pengolahan dan pemeliharaan perangkat keras dan

perangkat lunak serta menyusun sistem pengolahan data.

e. Mengatur integrasi penggunaan sistem dan program aplikasi pengolahan data

statistik seperti data statistik kependudukan, data statistik produksi dan data

(38)

f. Melaksanakan kajian evaluasi kebutuhan dan pengolahan data termasuk bahan komputer yang bekerja sama dengan satuan organisasi terkait.

3.3Visi dan Misi Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik mempunyai visi menjadikan informasi statistik sebagai tulang

punggung informasi pembangunan nasional dan regional, didukung sumber daya

manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang mutakhir.

Dalam menunjang pembangunan nasional Badan Pusat Statistik mengemban

misi mengarahkan pembangunan statistik pada penyediaan data statistik yang

bermutu, handal, efektif, dan efisien. Peningkatan kesadaran mesyarakat akan arti dan

(39)

BAB 4

ANALISA DAN EVALUASI

4.1 Data Jumlah Produksi Karet, Jumlah Ekspor Karet, dan Nilai Devisa Karet di Indonesia Pada Tahun 1988-2008

Data yang akan dianalisa dalam tugas akhir ini adalah data sekunder yang diperoleh

dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara di Jalan Asrama No. 179 Medan

yaitu data jumlah produksi karet, jumlah ekspor karet, dan nilai devisa karet di

[image:39.595.109.534.498.756.2]

Indonesia pada tahun 1988-2008. Datanya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Data Jumlah Produksi Karet, Jumlah Ekspor Karet dan Nilai Devisa Karet di Indonesia pada Tahun 1988-2008

Periode Tahun Produksi Karet

(dalam ribuan ton)

Ekspor Kopi

(dalam ribuan ton)

Nilai Devisa Karet

(dalam jutaaan US$)

1 1988 1.173,3 1.131,9 1.243,1

2 1989 1.180,2 1.151,8 1.007,6

3 1990 1.228,7 1.077,3 846,9

4 1991 1.301,5 1.220,0 1.056,6

5 1992 1.365,4 1.267,8 1.036,7

6 1993 1.437,0 1.214,3 976,8

7 1994 1.464,5 1.244,8 1.271,8

8 1995 1.532,1 1.323,8 1.962,8

9 1996 1.527,7 1.434,3 1.918,0

(40)

Periode Tahun Produksi Karet

(dalam ribuan ton)

Ekspor Kopi

(dalam ribuan ton)

Nilai Devisa Karet

(dalam jutaaan US$)

11 1998 1.513,8 1.641,2 1.101,5

12 1999 1.488,3 1.494,6 849,1

13 2000 1.547,9 1.379,6 888,6

14 2001 1.547,3 1.453,4 786,2

15 2002 1.630,4 1.496,4 1.038,4

16 2003 1.792,3 1.662,0 1.494,6

17 2004 2.065,8 1.875,2 2.181,4

18 2005 2.270,9 1.674,7 2.133,4

19 2006 2.637,2 1.948,0 3.690,8

20 2007 2.764,7 2.097,1 4.243,3

21 2008 2.892,2 1.798,9 4.795,8

Jumlah 32.974,0 29.240,4 31.208,6

(41)

4.2 Analisis Korelasi Sederhana dan Berganda

Rumus koefisien korelasi ssederhana :

r

xy

=

( ) ( )( )

( )

{

}

{

( )

}

− 2 2 2 2 y y n x x n y x xy n

Rumus koefisian korelasi ganda : RX .X .Y 2 1 =

2 1 2 1 2 1 2 1 . 2 . . . . 2 . 2 1 ) ).( ).( ( 2 X X X X Y X Y X Y X Y X r r r r r r − − +

Dari (Tabel 4.4) diperoleh :

n = 21

X1 =35.871,2

=66.577.356,68

2 1

X

X1Y =72.516.603,62

X2 =31.039,3

=47.539.081,91

2 2

X

X2Y =58.294.375,09

Y = 36.004,4 2 88.356.523,62

Y =

X1X2 =55.679.107,3

Koefisien Korelasi antara X dan 1 Y

r

X1Y

=

(

) (

)( )

(

)

{

}

{

( )

}

− 2 2 2 1 2 1 1 1 Y Y n X X n Y X Y X n

r

X1Y

=

{

2

}{

2

}

) 4 , 004 . 36 ( ) 62 , 523 . 356 . 88 ( 21 ) 2 , 871 . 35 ( ) 68 , 356 . 577 . 66 ( 21 ) 4 , 004 . 36 )( 2 , 871 . 35 ( ) 62 , 603 . 516 . 72 ( 21 − − −

=

) 7 , 176 . 170 . 559 ( 8 , 500 . 381 . 111 7 , 642 . 327 . 231

=

3 , 043 . 562 . 249 7 , 642 . 327 . 231
(42)

r

X1Y

=

0,9269 adalah koefisien korelasi antara X dan 1 Y. Hal ini menunjukkan

arah hubungan antara X dan 1 Yantara positif sebesar 0,9269 dan mempunyai

hubungan yang sangat kuat.

Koefisien Korelasi antara X2 dan Y

r

X2Y

=

(

) (

)( )

(

)

{

}

{

( )

}

− 2 2 2 2 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X Y X n

r

X2Y

=

{

2

}{

2

}

) 4 , 004 . 36 ( ) 62 , 523 . 356 . 88 ( 21 ) 3 , 039 . 31 ( ) 91 , 081 . 539 . 47 ( 21 ) 4 , 004 . 36 )( 3 , 039 . 31 ( ) 09 , 375 . 294 . 58 ( 21 − − −

=

8 , 361 . 661 . 139 504 . 630 . 106

r

X2Y

=

0,7635

r

X2Y

=

0,7635 adalah koefisien korelasi antara X2 dan Y. Hal ini menunjukkan

arah hubungan antara X2 dan Y adalah positif sebesar 0,7635 dan mempunyai

hubungan yang kuat.

Koefisien Korelasi antara X1 dan X 2

r

X1X2

=

(

)

(

)(

)

(

)

{

}

{

(

)

}

− 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 X X n X X n X X X X n

r

X1X2

=

{

2

}{

2

}

(43)

=

10 , 963 . 331 . 62 14 , 315 . 844 . 55

r

X1X2

=

0,8959

r

X1X2

=

0,8959 adalah koefisien antara X1 dan X2. Hal ini menunjukkan arah

hubungan antara X1 dan X2 adalah positif sebesar 0,8959 dan mempunyai hubungan

sangat kuat.

Koefisien Korelasi antara X1,X2 dan Y

RX .X .Y 2 1 = 2 1 2 1 2 1 2 1 . 2 . . . . 2 . 2 1 ) ).( ).( ( 2 X X X X Y X Y X Y X Y X r r r r r r − − +

RX1.X2.Y = 2

2 2 ) 89 , 0 ( 1 ) 89 , 0 ).( 76 , 0 ).( 92 , 0 ( 2 ) 76 , 0 ( ) 92 , 0 ( −− + = 80263681 , 0 1 179424 , 0 −

= 0,8630

RX .X .Y 2

1 = 0,9289

RX.X .Y 2

1 = 0,9289. Koefisien korelasi ganda (R) menunjukkan tingkat hubungan antar

variabel 0,9289 yaitu hubungan yang sangat kuat antara jumlah produksi karet (X1)

dan jumlah ekspor karet (X2) secara simultan terhadap nilai devisa karet (Y) di

Indonesia. R square (koefisien determinasi) adalah pengkuadratan dari koefisien

(44)

bahwa sebesar 86,28% variabel Y dapat dijelaskan variabel X1 dan X , sisanya 2

sebesar 13,72% diterangkan oleh faktor-faktor lain.

4.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Persamaan regresi linear berganda Y atas X ,1 X ,…,2 Xn akan ditaksir oleh :

n n i

i b X b X

X b a

Y∧ = + 1 1 + 2 2 +...+ . Penaksir untuk persamaan regresi linear berganda untuk dua variabel bebas adalah 1 1 2 2

^

X b X b a

Y = + + . Nilai a,b1,dan b akan 2

diperoleh dari tiga persamaan normal berikut :

Y =an+b

X1 +b

X2

=

+

+ 2

1 2

2 1 1 1

1Y a X b X b X X

X

=

+

+

2

2 2 2 1 1 2

2Y a X b X X b X

X

Persamaan normal di atas adalah berbentuk sistem persamaan linear (SPL)

yang dapat diselesaikan dengan metode determinan. Jika Ax = b dengan Aj adalah

matriks yang diperoleh dengan menggantikan anggota-anggota pada kolom ke-j dari

matriks A dengan anggota pada matriks b maka, persamaan tersebut sebagai berikut :

A A

a= 1

A A

b1 = 2

A A

bn = k

21 35.871,2 31.039,3 a 36.004,4

A = 35.871,2 66.577.356,68 55.679.107,3 b1 = 72.492.642,62

(45)

Setelah dihitung nilai determinan A,A1, A2,dan A3 maka diperoleh penyelesaian

sebagai berikut :

A A

a= 1 = -966,426

A A

b1 = 2 = 2,763

A A

b2 = 3 = 1,381

Penaksir untuk persamaan regresi linear berganda yaitu 1 1 2 2

^

X b X b a

Y = + +

adalah 1 2

^

381 , 1 763 , 2 246 ,

966 X X

Y =− + + .

Konstanta sebesar -966,246 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai

dari variabel jumlah produksi karet (X ) dan jumlah ekspor karet (1 X ) maka nilai 2

devisa karet adalah 966,246 juta US$. Koefisien regresi berganda sebesar 2,763 dan

1,381 menyatakan bahwa setiap pengurangan dan penambahan satu skor, maka nilai

jumlah produksi karet dan jumlah ekspor karet akan memberikan pengurangan dan

penambahan sebesar 2,763 dan 1,381.

4.4 Uji Persamaan Linear Berganda

Untuk mengetahui atau menguji kepastian dari persamaan linear berganda tersebut

apakah jumlah produksi karet dan jumlah ekspor karet berpengaruh secara simultan

dan signifikan terhadap pendapatan devisa karet di Indonesia atau tidak berpengaruh

dilakukan dengan uji F. Langkah-langkah pengujian persamaan ini adalah sebagai

berikut:

1. Hipotesis yang di uji

0 : 1 2

0 β =β =

H , berarti antara jumlah produksi karet (X1) dan jumlah ekspor karet

(X2) tidak berpengaruh simultan dan signifikan terhadap nilai devisa karet (Y)

(46)

0 : 1 2

0 β =β ≠

H ,berarti antara jumlah produksi karet (X1) dan jumlah ekspor karet

(X2) berpengaruh simultan dan signifikan terhadap nilai devisa karet (Y)

di Indonesia .

2. α = 5 % ( taraf nyata )

3. Kriteria Pengujian : H ditolak jika 0 Fhit >Ftabel

4. Perhitungan uji statistik :

JKT = JK res + JK reg

JK res = 3142667,757

JKT = 26627125,52

JK reg = JKT-Jkres = 26.627.125,52-3.142.667,757

= 23.484.457,76

255 , 67 6532 , 592 . 174

88 , 228 . 742 . 11 ) 1 /(

/

= =

− − =

=

k n JKres

k JKreg KTres

[image:46.595.110.527.527.658.2]

KTreg F

Tabel 4.5 Analisis Varians (ANOVA)

Sumber Variasi JK dk KT F hit

Regresi 23.484.457,76 2 11.742.228,88

Residu 3.142.667,76 18 174.592,65 67,255

(47)

5. Kriteria Pengujian

0

H ditolak jika Fhit >Ftabel

Pada tingkat keyakinan sebesar 95% atau taraf nyata atau kesalahan 5% dengan

derajat kebebasan pembilang (k) =2 dan derajat kebebasan penyebut (n-k-1) =18,

maka diperoleh F tabel =3,55 untuk α =5%( dilihat dari tabel distribusi F). Diperoleh Fhit >Ftabel = 67,255 > 3,55 , H ditolak. 0

Dapat disimpulkan bahwa antara jumlah produksi karet (X1)dan jumlah

ekspor karet (X2) berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap nilai devisa

karet (Y ) di Indonesia .

4.5 Standard Error of Estimate (Kesalahan Baku Persamaan Regresi Linear Berganda)

e

S =

1 ) (

^ 2

− −

k n

Y Y

= 417,84

18 757 , 3142667

=

Standard Error of Estimate atau kesalahan baku adalah angka yang digunakan

untuk mengukur ketepatan suatu penduga atau mengukur jumlah variasi titik-titik

observasi di atas dan di bawah garis regresi populasi. Standard Error of Estimate

berguna untuk mengetahui batasan seberapa jauh melesetnya perkiraan dalam suatu

peramalan. Kesalahan baku yang terjadi dalam memprediksi nilai devisa adalah

(48)

4.6 Koefisien Korelasi Parsial

Koefisien korelasi parsial adalah angka yang digunakan untuk mengukur keeratan

hubungan antara dua variabel, jika variabel lainnya konstan pada persamaan yang

melibatkan lebih dari dua variabel.

Koefisian korelasi parsial antara Y dan X1, apabilaX2 konstan

) 1

)( 1

( 2 1 2

2 1 2 1 2 .

1 2 2

X X YX X X YX YX X YX r r r r r r − − − = = ) 8959 , 0 1 )( 7635 , 0 1 ( ) 8959 , 0 ( 7635 , 0 9269 , 0 2 2 − − − = 286903854 , 0 24288035 , 0 2 . 1X YX

r = 0,846556595 = 0,847

Koefisian korelasi parsial antara Y dan X2, apabila X1 konstan

) 1

)( 1

( 1 1 2

2 1 1 2 1 .

2 2 2

X X YX X X YX YX X YX r r r r r r − − − = = ) 8959 , 0 1 )( 9269 , 0 1 ( ) 8959 , 0 ( 9269 , 0 7635 , 0 2 2 − − − = 166732919 , 0 06690971 , 0 − 1 . 2X YX

(49)

4.7 Uji Asumsi Dalam Model Regresi

1. Uji Normalitas

Uji ini merupakan pengujian terhadap normalitas kesalahan pengganggu/error yang

digunakan untuk melihat apakah variabel bebas dan variabel terikat mempunyai

distribusi normal. Asumsi kenormalan dapat diperiksa dengan menggunakan plot

[image:49.595.135.530.410.699.2]

normal P-P Plot sebagai berikut :

(50)

2. Uji Non-multikolinearitas

Multikolinearitas adalah antara variabel independen dalam model memiliki

hubungan/korelasi sempurna atau mendekati sempurna (koefisien korelasinya tinggi).

[image:50.595.105.474.268.411.2]

Pengujian ini dapat dilihat dari nilai VIF pada tabel berikut :

Tabel 4.6

Model

Correlations Collinearity Statistics

Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant)

Jumlah Produksi .927 .848 .550 .200 5.009

Jumlah Ekspor .761 -.406 -.152 .200 5.009

a.Dependent Variabel : Nilai Devisa

3. Heteroskedastisidas

Heteroskedastisidas adalah varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan

di dalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

heteroskedastisidas.

Kriterianya adalah sebagai berikut :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola

tertentu yang teratur, maka terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah

(51)
[image:51.595.126.508.151.323.2]

Gambar 4.2

Dapat dilihat bahwa dari plot gambar 4.2 di atas sebaran data disekitar nilai nol

secara acak dan tidak membentuk pola tertentu sehingga mengindikasikan bahwa

tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi.

4. Uji Non-autokorelasi

Adanya penyimpangan autokorelasi dalam model regresi berarti ada korelasi antara

sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Penyimpangan asumsi ini karena

menggunakan data time series.

Konsekuensi adanya autokorelasi dalam suatu model regresi adalah varians

sampel tidak dapat menggambarkan varians polulasinya. Selain itu model regresi yang

dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel dependent (Y) pada

(52)

dalam suatu model regresi dilakukan pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson

(DW).

Tabel 4.7

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .939a .882 .869 417.84286 1.019

a. Predictors: (Constant), Jumlah Ekspor, Jumlah Produksi

b. Dependent Variable: Nilai Devisa

Pada tabel 4.7 di atas menunjukkan nilai koefisien korelasi ganda(R), koefisien

determinasi (R Square), standar error penduga, nilai Durbin Watson. Prosedur

pengujiannya adalah sebagai berikut :

1. Menentukan hipotesa

H0 : tidak ada autokorelasi

H1 : ada autokorelasi positif/negatif

2. Menentukan nilai α dan nilai d tabel

Signifikan 5% pada n= 21 dan k=2 diperoleh d =1,13 danL d = 1,54 u

3. Menentukan Kriteria Pengujian a. Untuk autokorelasi positif

H0 diterima jika d>d dan Hu 1 ditolak jika d<d serta tidak ada kesimpulan jika L

L

(53)

b. Untuk autokorelasi negatif

H0 diterima jika (4-d)< d dan Hu 1 ditolak jika (4-d)< d serta tidak ada kesimpulan L

jika d <d<L d . u

4. Menentukan nilai uji statistik

Pada tabel 4.7 di atas nilai uji statistik diperoleh d =1,019 (nilai Durbin-Watson).

5. Membuat kesimpulan

Nilai d= 1,019 <d =1,13, berarti HL 1ditolak dapat di ambil kesimpulan bahwa tidak

terdapat autokorelasi.

[image:53.595.106.554.432.621.2]

4.8 Uji Koefisien Model Regresi Berganda

Tabel 4.8

Standardized Coefficients

t Sig.

95.0% Confidence Interval for B Correlations

Beta Lower Bound Upper Bound

Zero-order Partial Part

1 -1.715 .104 -2150.504 217.652

Jumlah Produksi

1.232 6.798 .000 1.909 3.617 .927 .848 .550

Jumlah Ekspor

-.341 -1.883 .076 -2.922 .160 .761 -.406

-.152

Berdasarkan tabel 4.8 koefisien di atas diperoleh bentuk estimasi persamaan

model regresi linear berganda 1 2

^

381 , 1 763 , 2 426 ,

966 X X

Y =− + − . Model ini untuk

menjeleskan keterkaitan atau pengaruh X1 dan X terhadap 2 Y. Jika nilai sign< 0,05

(54)

kedua variabel bebas secara sendiri-sendiri berpengaruh secara signifikan terhadap Y .

Untuk memperkuat penjelasan tersebut dapat didukung dengan uji korelasi parsial.

Pada tabel korelasi parasial zero order menampilkan koefisien korelasi biasa sebelum

dilakukan uji parsial.

Analisis koefisien regresi secara sendiri-sendiri signifikan atau tidak

digunakan uji sebagai berikut :

1. Hipotesis yang diuji

H0 : koefisien regresi tidak signifikan

H1 : koefisien regresi signifikan

t t t

SB B b t0 = −

2. Taraf nyata α 5 %

3. Nilai uji statistik t (t hitung) 0

t t t

SB B b t0 = −

407 , 0

0 763 , 2

1

− =

t = 6,789 dan

733 , 0

0 381 , 1

1

− −

=

t = -1,884

Nilai t tabel = t(nk1);(α)=t(18;0,05) =2,10

Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan jika t hitung < t tabel maka H0 diterima.

Dari hasil di atas maka koefisien regresi yang signifikan hanya koefisien regresi

(55)

4.9 Uji Kelayakan Model Regresi (Uji F)

Tabel 4.9

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.348E7 2 1.174E7 67.255 .000a

Residual 3142667.757 18 174592.653

Total 2.663E7 20

a. Predictors: (Constant), Jumlah Ekspor, Jumlah Produksi

Uji kelayakan/keberartian untuk melihat apakah model yang digunakan dapat

menggambarkan/menjelaskan variabel Y. Tabel ANOVA adalah pengujian apakah

model 1 2

^

381 , 1 763 , 2 426 ,

966 X X

Y =− + − dapat digunakan untuk menjelaskan nilai

variabel Y. Pengujian yang dilakukan dengan menyatakan bentuk hipotesis sebagai

berikut :

Hipotesis yang diuji :

0 : 1 2

0 β =β =

H (model tidak memiliki kelayakan)

0 : 1 2 0 β =β ≠

(56)

Uji kelayakan model dapat dilihat pada nilai Sign Regression sebesar

0,000<0,05 berarti H0 ditolak. Artinya model regresi linear

2 1

^

381 , 1 763 , 2 426 ,

966 X X

Y =− + − memiliki keberartian /kelayakan untuk digunakan

menjelaskan variabel Y . Uji kelayakan model regresi dapat juga dengan

membandingkan F hitung dengan F tabel. Dengan α = 5 %, dk pembilang = 2, dk

penyebut = 18, maka diperoleh F tabel = 3,56. Karena F hit > F tabel maka H0

ditolak. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh antara X1 dan X terhadap 2 Y.

Sehingga model regresi tersebut memiliki keberartian/kelayakan untuk digunakan

(57)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi sistem adalah tahap penerapan hasil desain tertulis ke dalam

programming dengan menggunakan perangkat lunak (software) sebagai implementasi

atau prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem. Dalam analisa dan

evaluasi data yang digunakan pada tugas akhir ini adalah satu perangkat lunak sebagai

implementasi sistem yaitu software SPSS versi 17 for windows untuk memperoleh

hasil perhitungan.

5.2 Pengertian SPSS

SPSS ( Statistical Product and Service Sollution) merupakan suatu program statistika

untuk pengolahan ataupun analisis data ilmu sosial. SPSS pertama kali dibuat pada

tahun 1968 oleh mahasiswa Stanford University. Seiring dengan perkembangan

software ini, SPSS sudah mampu memproses data statistik pada berbagai ilmu bidang

sosial maupun non sosial.

Dalam pengolahan data, komputer mempunyai kelebihan dari manusia yaitu

kecepatan, ketepatan, dan keandalan dalam memproses data. Dengan adanya

perangkat lunak tersebut sangat terbantu karena ada kalanya data yang sangat rumit

(58)

tentunya membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak untuk mengolah data tersebut.

Faktor kesalahan yang dilakukan manusia relatif besar sementara komputer dan

perangkat lunak dapat menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan tepat waktu serta

mempunyai kesalahan yang relatif kecil.

5.3 Langkah-langkah Pengolahan Data dengan SPSS

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyelesaikan program linier berganda

dengan SPSS sesuai dengan data dalam tulisan sebagai berikut :

1. Bukalah program SPSS dengan menggunakan klik ganda pada ikon SPSS 17 pada

desktop atau ikon pada start menu.

2. Klik Cancel untuk memulai membuat variabel dan data baru.

[image:58.595.108.531.433.702.2]

3. Klik variabel view pada SPSS data editor, maka akan tampil sebagai berikut :

(59)

4. Pada kolom Name baris pertama ketik y, pada Label ketik Nilai Devisa, dan pada

kolom Measure pilih Scale. Pada kolom Name baris kedua ketik x1, pada Label

ketik Jumlah Produksi, pada kolom Measure pilih Scale. Pada kolom Name baris

ketiga ketik x2, pada Label ketik Jumlah Ekspor, dan pada kolom Measure pilih

Scale untuk kolom lainnya bisa diabaikan (isian default). Maka akan tampil

[image:59.595.109.541.252.607.2]

sebagai berikut :

Gambar 5.2 Tampilan jendela pengisian variabel view dalam SPSS

5. Kemudian masukkan data ke halaman Data View dengan cara klik Data View.

(60)
[image:60.595.107.531.85.354.2]

Gambar 5.3 Tampilan jendela pengisian data view dalam SPSS

7. Selanjutnya, kliklah Analyze > Regression >Linear.

Gambar 5.4 Tampilan jendela pengisian pengolahan data dalam SPSS

[image:60.595.113.530.432.701.2]
(61)
[image:61.595.108.546.85.396.2]

Gambar 5.5 Tampilan jendela pengisian linier regression

8. Masukkan variabel Nilai Devisa ke kotak Dependent, sedangkan Jumlah Produksi

dan Jumlah Ekspor ke kotak Independent (s).

9. Klik tab Statistics. Beri centang pada kotak Estimate

Gambar

Tabel 2.1 Tingkat Hubungan Nilai r
Tabel 2.2 ANOVA
Tabel 4.1 Data Jumlah Produksi Karet, Jumlah Ekspor Karet dan Nilai Devisa Karet di
Tabel 4.5 Analisis Varians (ANOVA)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dimana faktor yang diamati dalam penelitian ini adalah volume ekspor karet Indonesia, jumlah produksi karet Indonesia, harga karet internasional, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar

Selanjutnya, nilai tukar rupiah juga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap volume ekspor karet alam di Indonesia tahun 1993-2013, dapat dilihat dari

Pada tahun penelitian ini, terdapat kebijakan pembatasan ekspor karet oleh ITRC, sehingga jumlah produksi karet alam Indonesia tidak berpengaruh terhadap

Terjadinya krisis ekonomi Amerika Serikat berdampak terhadap ekpor karet Indonesia ke Amerika Serikat dengan mengalami penurunan nilai ekspor, harga dan produksi

Untuk mengetahui seberapa signifikan variabel Ekspor, Nilai tukar rupiah serta inflasi dapat mempengaruhi Cadangan devisa, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul

Judul Tugas Akhir : Peramalan Tingkat Produksi Karet Rakyat Tahun 2018 Di Kabupaten Simalungun. Telah melaksanakan test program Tugas Akhir Mahasiswa tersebut di

Uji Asumsi Klasik dan Analisis Regresi Linier Bergand a Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada variabel ekspor terhadap cadangan devisa,

LUAS_LAHAN does not Granger Cause EKSPOR 39 0.00332 0.9544 PRODUKSI does not Granger Cause EKSPOR 39 0.21565 0.6452 Sumber : Hasil Eviews, 2022 Tabel 4.4 Hasil uji koneksi menunjukkan