• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH NYSE, IRD, KURS, DAN SIBOR TERHADAP PERGERAKAN IHSG DI INDONESIA (PERIODE 2007:01 – 2013:12)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH NYSE, IRD, KURS, DAN SIBOR TERHADAP PERGERAKAN IHSG DI INDONESIA (PERIODE 2007:01 – 2013:12)"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH NYSE, IRD, KURS, DAN SIBOR TERHADAP PERGERAKAN IHSG DI INDONESIA

(PERIODE 2007:01 – 2013:12)

Oleh

CHAIR RUNNISA ANSYORI

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan indikator yang penting untuk melihat keadaan di pasar modal. Indeks ini mencakup pergerakan seluruh harga saham baik harga saham preferen maupun harga saham biasa yang semuanya merupakan saham yang tercatat di BEI.

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh variabel indeks New York Stock Exchange (NYSE), Interest Rate Differential (IRD) antara the Fed rate dan BI rate, Kurs tengah, dan Singapore Inter Bank Offerate Rate (SIBOR) terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia selama periode 2007:01 sampai 2013:12. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Error Correction Model (ECM). Data yang digunakan adalah data sekunder yang

merupakan data bulanan selama periode 2007:01 – 2013:12.

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel NYSE berpengaruh positif signifikan terhadap pergerakan IHSG, variabel IRD berpengaruh positif signifikan terhadap pergerakan IHSG, variabel kurs berpengaruh negatif terhadap pergerakan IHSG, dan variabel SIBOR berpengaruh negatif terhadap pergerakan IHSG.

(2)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE EFFECT OF NYSE, IRD, EXCHANGE RATE, AND SIBOR AGAINST TO THE MOVEMENT OF IHSG IN INDONESIA

(PERIOD 2007:01 – 2013:12)

By

CHAIR RUNNISA ANSYORI

IHSG is the indicator to show the situation on stock market. It is include of all stock prices even it is preference stock or common stock which is listing in BEI.

The purpose of this research is to analyze the effect of variable New York Stock Exchange (NYSE), Interest Rate Differential (IRD) between the Fed rate and BI rate, middle rate, and Singapore Inter Bank Offerate Rate (SIBOR) on IHSG over the period 2007:01 to 2013:12. The method used in this research is the Error Correction Model (ECM). The data used are secondary data which is monthly data over the period 2007:01 - 2013:12.

The results showed that NYSE has a significantly positive effect on IHSG, IRD has a significantly positive effect on IHSG, middle rate has a negative effect on IHSG, and SIBOR has a negative effect on IHSG,

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Chair Runnisa Ansyori lahir pada tanggal 6 Mei 1992 di Bandarlampung. Penulis lahir sebagai anak terakhir dari pasangan Bapak Ahmad Ansyori Marzuki dan Ibu Hindun, S. Pd.

Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-kanak Taruna Jaya pada tahun 1996 dan tamat pada tahun 1998. Selanjutnya penulis meneruskan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 2 Way Halim Permai yang diselesaikan pada tahun 2002. Kemudian, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Bandarlampung dan tamat pada tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis meneruskan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Al-kautsar, Bandarlampung dan tamat pada tahun 2010.

(8)

MOTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Dan jika telah selesai mengerjakan suatu urusan, maka kerjakanlah (dengan sungguh-sungguh) urusan

yang lain. Dan hanya kepada Allah lah hendaknya kamu berharap.” ( Qur’an al Karim 94 : 6-8 )

Always be learning. It is essential for your growth as a person.

(Robert T. Kiyosaki)

Keep your eyes on prize. Your ability to focus is vitally important

to your success.

(Robert T. Kiyosaki)

It takes 20 years to build a reputation and five minutes to ruin it. If you think about that, you will do things differently.

(9)

PERSEMBAHAN

Puji syukur pada Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang, Karya ini kupersembahkan kepada:

Kedua orang tuaku, yang selalu memberikan cinta dan kasih sayangnya, dukungan do’a, moril dan materi yang tak terbatas serta didikannya agar saya menjadi

pribadi yang mandiri dan disiplin.

Papaku, Ahmad Ansyori Marzuki Zakaria, yang selalu memberikan semangat Mamaku, Hindun, S. Pd., yang selalu memberikan semangat

Kakakku, Evi Ayashovia, S. E., yang selalu memberikan semangat Kakakku, R. Lutfi Martadina H., S. Stp., yang selalu memberikan semangat Keponakanku, Muhammad Affan Hilman yang selalu memberikan semangat

(10)

SANWACANA

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh NYSE, IRD, Kurs, dan SIBOR terhadap

Pergerakan IHSG di Indonesia (Periode 2007:01 – 2013:12)” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis ucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Yoke Muelgini, M.Sc selaku dosen pembimbing.

2. Bapak Thomas Andrian, S.E., M.Si sebagai dosen pendamping.

3. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

4. Bapak Muhammad Husaini, S.E., M.Ep. sebagai Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

(11)

8. Keluargaku Papah Terbaik, Mamah Terhebat dan Kakak-kakakku Tercinta. 9. Oki Yanto yang keistimewaannya dihidupku tak bisa disebutkan dengan

kata-kata.

10.Bu Mar, Bu Yati, Pakde Heriyanto, serta pegawai jurusan lainnya yang telah banyak membantu kelancaran proses penyelesaian skripsi ini.

11.Teman – teman EP’10 : Angga Eka Saputra, Claudya Phylosa Wijaya, Dede Saputra, Dinasty Hernatiara, Dwinta Aprilydia, Fischa Annisa, G. Kevin Garzia, Hastiari Zahara, Ika Dwi Wahyuni, M. Irfansyah Yus.

12.Sahabat terbaik EP’10 : Andhyka Rizki Satriaji, Ardan Rifa’i, Darusman Tohir, Dania Hellin Amrina, Destarini Kurnia C., Desy (echy) Ratanasari, Devi Meilina Ulfa, Erika Marcella S., Latifa Oktarina, Hana Eka Sandy, Siti Nurul Noviana, Via Eviana, Yulandhita Pratiwi, Yulian Elvia Hermy dan sahabat ep lainnya karena mereka telah memberikan semangat, doa dan warna dikehidupan saya.

13.Teman – teman EP’09: Falda Eka Putra, Denny Indrayana, dan M Lazuardi Andriansyah.

(12)

Utami, Tri Novitasari, M. Hifdzi Khoir.

16.Teman satu asa dan satu rasa: Tetik Puji Lestari, Monica Caesar Kartika Sari, Renny Mardiana Putri yang sudah memberikan semangat dan berjuang bersama – sama selama bimbingan.

17. Sahabat terbaik sepanjang masa: Helrita Maulina, Ridwan Amin dan Selvi Yulianti, Bernadetha Simamora, A. Citra Varika, Army Aftrastya, Beni Purnama, Dany Chandra, Devi Septi Heryani yang selalu memberikan semangat yang tiada henti.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Bandar Lampung, 11 Juni 2014 Penulis,

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan ... 11

C. Tujuan Penelitian ... 12

D. Kerangka Pemikiran ... 12

E. Hipotesis ... 14

F. Sistematika Penulisan ... 15

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 16

A. Tinjauan Teoritis ... 16

1. Pasar Modal ... 16

2. Instrumen Pasar Modal ... 18

3. Indeks Harga Saham ... 20

4. Jenis-jenis Indeks Harga Saham ... 24

5. Teori Portofolio Choice ... 25

6. Teori Pertumbuhan Gordon ... 29

7. Teori Penilaian Saham ... 30

8. Faktor-faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Nilai Saham ... 31

B. Tinjauan Empiris ... 42

(14)

A. Jenis dan Sumber Data ... 48

B. Definisi Operasional ... 49

C. Model Penelitian ... 51

1. Teknik Analisis Data ... 51

D. Prosedur Analisis Data ... 53

1. Uji Stasioneritas ... 53

2. Uji Kointegrasi ... 54

3. Penentuan Lag Optimum ... 54

4. Metode ECM ... 55

5. Uji Asumsi Klasik ... 55

5.1. Uji Normalitas ... 55

5.2. Uji Multikolinearitas ... 56

5.3. Uji Autokorelasi ... 56

5.4. Uji Heteroskedastisitas ... 57

6. Uji Hipotesis ... 58

6.1. Uji t ... 58

6.2. Uji F ... 59

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 60

A. Hasil Pengujian ... 60

1. Hasil Uji Stasioneritas ... 60

2. Hasil Uji Kointegrasi ... 61

3. Hasil Penentuan Lag Optimum... 62

4. Hasil Metode ECM ... 63

5. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 64

5.1. Hasil Uji Normalitas ... 64

5.2. Hasil Uji Multikolinearitas ... 65

5.3. Hasil Uji Autokorelasi ... 65

5.4. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 66

6. Hasil Uji Hipotesis ... 68

6.1. Hasil Uji t ... 68

6.2. Hasil Uji F ... 69

B. Pembahasan ... 69

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tingkat Loss Indeks Global ... 2

2. Pengaruh Faktor‐faktor Ekonomi Terhadap investasi ... 32

3. Ringkasan Penelitian “The Impact of Monetary Policy on Asset Prices” ... 43

4. Ringkasan Penelitian “Co-Integration Dan Contagion Effect Antara Pasar Saham Syariah Di Indonesia, Malaysia, Eropa, Dan Amerika Saat Terjadinya Krisis Yunani” ... 43

5. Ringkasan Penelitian “Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Makro dan Rasio Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia” ... 44

6. Ringkasan Penelitian “Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Laju Inflasi Dan Pertumbuhan Gdp Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti (Kajian Empiris Pada Bursa Efek Indonesia Periode Pengamatan Tahun 2000-2008 ) ... 45

7. Ringkasan Penelitian “What Explains the Stock Market’s Reaction to Federal Reserve Policy?” ... 45

8. Ringkasan Penelitian “Eyes on the Prize: How Did the Fed Respond to the Stock Market?” ... 46

9. Ringkasan Penelitian “Measuring the Reaction of Monetary Policy to the Stock Market” ... 47

10. Deskripsi Data ... 48

11. Hasil Uji Stasioneritas pada Ordo Level ... 60

(16)

15. Hasil Uji Normalitas ... 64

16. Hasil Uji Multikolineritas ... 65

17. Hasil Uji Autokorelasi ... 66

18. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 67

19. Perubahan Standard Error ... 67

20. Hasil Uji t ... 68

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Perubahan IHSG selama periode Januari 2007 hingga Desember 2013 ... 3

2. Pergerakan IHSG dan NYSE selama Periode 2007:01 sampai dengan 2013:12 ... 6

3. Pergerakan IHSG dan SIBOR selama Periode 2007:01 sampai dengan 2013:12 ... 7

4. Pergerakan IHSG dan Kurs selama Periode 2007:01 sampai dengan 2013:12 ... 9

5. Pergerakan IHSG dan IRD selama Periode 2007:01 sampai dengan 2013:12 ... 10

6. Model Kerangka Pemikiran Analisis Pengaruh NYSE, Kurs, SIBOR, dan IRD terhadap Pergerakan IHSG di Indonesia Periode 2007:01 – 2013:12. ... 14

7. Respon Pengaruh Variabel-variabel terhadap Pergerakan IHSG ... 26

8. Kurva Keseimbangan Penawaran dan Permintaan Saham... 27

(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah sebuah indikator yang

menunjukkan pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks ini mencakup pergerakan seluruh harga saham baik harga saham preferen maupun harga saham biasa yang semuanya merupakan saham yang tercatat di BEI. Indeks harga saham (IHS) merupakan ringkasan dari pengaruh simultan dan kompleks dari berbagai macam variabel yang berpengaruh, terutama tentang kejadian-kejadian ekonomi, tetapi responsinya menyangkut juga mengenai kejadian-kejadian sosial, politik dan keamanan (Abdul Halim, 2003).

(19)

Liberalisasi sistem keuangan telah dimulai sejak akhir dekade 1990-an. Diawali dengan deregulasi sektor perbankan dan kemudian diikuti dengan deregulasi sektor pasar modal. Proses liberalisasi keuangan di Indonesia membawa implikasi semakin terintegrasinya pasar modal Indonesia dengan pasar modal luar negeri, baik regional maupun global (Endri, 2009). Sejalan dengan hal tersebut, derajat ketergantungan pasar modal domestik terhadap pergerakan pasar modal luar negeri, baik regional maupun global akan semakin tinggi pula. Dengan demikian pasar modal Indonesia melalui BEI telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan bursa saham global. Dalam kondisi tersebut, perubahan di suatu bursa akan ditransmisikan ke bursa di negara lain, di mana bursa yang lebih besar akan mempengaruhi bursa yang lebih kecil (Moh. Mansur, 2005:204).

Berikut adalah tingkat loss beberapa indeks besar di dunia selama terjadi krisis global.

Tabel 1. Tingkat Loss Indeks Global

Bursa Saham Tingkat Loss Indeks

DJIA (AS) 39,34

S & P 500 (AS) 45,52

FTSE (Inggris) 41,44

Nikkei 225 (Jepang) 48,32

SCI (China) 62,57

Hang Seng (Hongkong) 54,48

IHSG (Indonesia) 58,25

STI (Singapura) 52,04

Sumber: Kompas (21/10/2008)

(20)

efek di Indonesia mengalami kerugian hingga 58,25%. Akibat keadaan tersebut likuiditas adalah hal yang paling dicari untuk dapat menolong perusahaan yang ditinggal investornya karena spekulasi resiko yang akan ditanggung. Hal ini menyebabkan beberapa perusahaan yang ditinggal oleh para investor kesulitan likuiditas dalam bentuk modal sehingga banyak yang harus mengalami kebangkrutan.

Pada masa krisis tersebut, pergerakan indeks-indeks pasar saham dunia memiliki alur yang beriringan. Hal ini seakan membuktikan bahwa terdapat efek domino (contagion effect) yang terjadi pada indeks-indeks pasar saham negara berkembang akibat adanya fluktuasi yang terjadi pada negara-negara adidaya seperti Amerika. Fluktuasi tersebut juga terjadi di Indonesia yang terlihat pada pergerakan IHSG. Pergerakan IHSG yang fluktuatif selama periode Januari 2007 hingga Desember 2013 dapat dilihat pada grafik berikut.

Sumber: Bursa Efek Indonesia (diolah), www.idx.co.id

Gambar 1. Perubahan Volume Transaksi IHSG Periode 2007:01 sampai dengan 2013:12

Dari Gambar 1 dapat terlihat bahwa terjadi perubahan yang cukup fluktuatif pada IHSG dari tahun 2008 hingga tahun 2013. Dari grafik tersebut dapat

0

Perubahan Volume Transaksi IHSG Periode 2007:01 - 2013:12

(21)

dilihat bahwa IHSG berkembang cukup pesat. Pada tahun 2008 terjadi penurunan IHSG yang cukup signifikan yaitu sebesar 19,61%. Hal ini disebabkan atas responsi para investor terhadap krisis keuangan global yang terjadi saat itu. Para investor banyak yang menarik investasinya dari saham Indonesia sehingga nilai indeks saham di Indonesia turun cukup rendah. Hal ini disebabkan karena banyak investor yang sebisa mungkin untuk

meminimalkan skala resiko yang akan terjadi saat perekonomian sedang krisis.

Akan tetapi dari grafik yang disajikan terlihat pula bahwa krisis global pada tahun 2008 hanya berdampak sampai akhir tahun 2008 terhadap IHSG di BEI. Hal ini dikarenakan Indonesia berusaha untuk memperkuat sistem perekonomiannya dengan menggunakan berbagai instrumen kebijakan perekonomiannya. Kemudian, pada awal tahun 2009 terjadi peningkatan yang sangat signifikan pada bursa saham Indonesia hingga kuartal kedua di tahun 2009. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah likuiditas di pasar modal Indonesia akibat banyaknya investor asing yang berusaha mengamankan dana investasinya ke pasar modal negara-negara berkembang (emerging market) yang dinilai cukup stabil perekonomiannya.

(22)

sentral Amerika Serikat (Federal Reserve Bank/FRB) akan melakukan pengurangan stimulus tahun 2013 dan paling cepat akan dilakukan pada bulan September. Isu ini membuat pasar bergejolak dan menimbulkan

kekhawatiran berkurangnya likuiditas di pasar modal.

Memasuki awal tahun 2013 the Fed menyatakan jika outlook kondisi pasar tenaga kerja di Amerika membaik seperti yang diperkirakan, maka

dimungkinkan untuk melakukan pengurangan atas pembelian aset dimulai pada awal tahun 2013 dan menghentikannya di akhir tahun. Pernyataan tersebut menimbulkan kesan di pasar bahwa akan terjadi pengetatan kebijakan moneter di Amerika dalam waktu dekat. Pengetatan stimulus berpotensi terjadi pengurangan likuiditas di pasar keuangan. Nilai tukar dollar Amerika bisa lebih kuat dan harga-harga instrumen keuangan bisa mengalami koreksi akibat pengurangan likuiditas. Hal ini akan memberikan dampak ke Indonesia melalui pelemahan nilai tukar dan pasar saham yang dilanda aksi jual.

(23)

Adanya pengaruh pergerakan indeks harga saham luar negeri terhadap pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia semakin diperkuat oleh realita mengenai pola perilaku investor domestik di lantai bursa. Realita yang ada menunjukkan bahwa walaupun peranan investor domestik semakin

meningkat, terdapat kebiasaan dari investor domestik untuk melakukan strategi ikut-ikutan terhadap perilaku investasi investor asing atau setidaknya investor domestik menggunakan perilaku investor asing sebagai acuan (Jaka, 2000:93). Hal ini disebabkan oleh proporsi dari pelaku di pasar modal yang sebagian besar atau dua per tiga dari keseluruhan investor merupakan investor asing (BEI, 2014). Oleh sebab itu, saat investor asing melepas sahamnya sebagai bentuk respon atas kondisi pasar di negaranya yang ditunjukkan oleh pergerakan indeks harga saham di bursa yang ada di negara tersebut, investor domestik juga akan melakukan aksi yang serupa dan berdampak pada

penurunan indeks harga saham yang semakin tajam. Hubungan antara indeks saham asing atas pengaruhnya terhadap IHSG dapat dilihat melalui grafik berikut.

Sumber Bursa Efek Indonesia (diolah), www.idx.co.id

Gambar 2. Pergerakan IHSG dan NYSE selama Periode 2007:01 sampai dengan 2013:12

Hubungan IHSG dan NYSE

IHSG

(24)

Salah satu indeks harga saham yang kerap menjadi acuan dalam proses pengambilan keputusan investor di BEI adalah New York Stock Exchange (NYSE). NYSE merupakan salah satu indeks pengukur kinerja pasar

keuangan di Amerika Serikat yang masih berjalan hingga saat ini. Indeks ini dianggap dapat merepresentasikan pengaruh bursa saham Amerika Serikat yang besar terhadap bursa saham global, termasuk Indonesia.

Gambar 2 memperlihatkan bahwa NYSE dan IHSG memiliki pergerakan grafik yang beriringan. Secara umum peningkatan yang terjadi pada NYSE akan diiringi oleh peningkatan pada IHSG di Indonesia. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang seiring (positif) antara IHSG dan NYSE.

Variabel lain yang digunakan dalam penelitian ini ialah SIBOR. Hubungan antara suku bunga SIBOR atas pengaruhnya terhadap IHSG dapat dilihat melalui grafik berikut.

Sumber Bursa Efek Indonesia (diolah), www.idx.co.iddan BI (diolah), www.bi.go.id Gambar 3. Pergerakan IHSG dan SIBOR selama Periode 2007:01

sampai dengan 2013:12

Hubungan IHSG dan SIBOR

SIBOR

(25)

SIBOR atau singapore interbank offered rate tidak lain merupakan suku bunga rata-rata antar bank di Singapura yang penetapannya berdasarkan pada suku bunga yang ditawarkan oleh beberapa bank yang terkemuka di

Singapura. SIBOR juga merupakan sebuah tawaran berupa pinjaman dana yang diberikan oleh suatu bank kepada bank lain di pasar uang Singapura dengan tanpa kewajiban untuk memberikan agunan atas pinjaman dana tersebut.

Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa pergerakan SIBOR tidak sejalan dengan pergerakan yang terjadi pada IHSG di Indonesia selama periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2013. Perbedaan alur pergerakan grafik tersebut mengindikasikan adanya hubungan yang bertolak belakang antara suku bunga SIBOR dengan IHSG. Menurut Ben S. Bernanke dan Kenneth N. Kuttner (2004) perubahan yang terjadi pada kebijakan moneter yang dalam hal ini dapat diwakilkan melalui perubahan suku bunga pasar uang antar bank (PUAB) sebesar 0,25 basis point akan membuat perubahan terhadap IHSG sebesar satu persen. Hal ini memberikan implementasi bahwa suku bunga PUAB dan IHSG memiliki hubungan yang saling bertolak belakang (negatif). Ketika suku bunga SIBOR menurun, maka para investor akan meresponnya dengan membeli saham para eminten yang melakukan ekspansi usaha dengan harapan agar mendapatkan imbal hasil (return) yang meningkat.

(26)

Sumber Bursa Efek Indonesia (diolah), www.idx.co.iddan BI (diolah), www.bi.go.id Gambar 4. Pergerakan IHSG dan Kurs selama Periode 2007:01 sampai

dengan 2013:12

Kurs (exchange rate) merupakan harga dari satu mata uang terhadap mata uang lain. Kurs menjadi hal yang penting karena dapat mempengaruhi harga barang domestik relatif terhadap harga barang luar negeri. Ketika mata uang suatu negara terapresiasi nilainya, maka barang yang dihasilkan oleh negara tersebut di luar negeri menjadi lebih mahal dan barang-barang luar negeri di negara tersebut menjadi lebih murah dengan asumsi bahwa harga domestik konstan pada tiap-tiap negara.

Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa pergerakan kurs dan pergerakan IHSG memiliki alur yang tidak selalu sejalan untuk periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2013. Terdapat bebarapa periode perbedaan alur pergerakan grafik yang mengindikasikan adanya hubungan yang negatif antara kurs dengan IHSG. Hal ini terjadi dikarenakan ketika kurs domestik atas aset dollar AS naik, maka tingkat pengembalian atas dollar akan meningkat relatif terhadap aset dalam negeri sehingga masyarakat akan

0

Hubungan IHSG dan Kurs

KURS

(27)

memegang aset dollar AS lebih banyak. Jumlah aset dollar yang diminta akan meningkat pada setiap nilai kurs.

Variabel lainnya yang digunakan dalam penelitian ini yaitu interest rate differential (IRD). Gambar berikut merupakan grafik pergerakan IRD dan

IHSG selama periode 2007:01 sampai dengan 2013:12.

Sumber Bursa Efek Indonesia (diolah), www.idx.co.iddan BI (diolah), www.bi.go.id Gambar 5. Pergerakan IHSG dan IRD selama Periode 2007:01 sampai

dengan 2013:12

Interest Rate Differential adalah selisih antar suku bunga. Di dalam

penelitian ini yang akan digunakan ialah selisih antara The Fed rate dan BI rate. The Fed rate dan BI Rate merupakan suku bunga kebijakan yang

mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter di negara masing-masing.

Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa pergerakan interest rate differential mengiringi pergerakan yang terjadi pada IHSG di Indonesia selama periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2013. Pada gambar tersebut terlihat adanya kesamaan alur pergerakan antara interest rate differential dan IHSG.

-10.00

Hubungan IHSG dan IRD

ihsg

(28)

Hal tersebut mengindikasikan adanya hubungan yang seiring sejalan antara interest rate differential dengan IHSG. Ketika Bank Indonesia (BI)

menurunkan suku bunga kebijakannya (BI rate), maka nilai interest rate differential akan semakin meningkat. Peningkatan nilai interest rate

differential akan memberikan kesan bahwa indeks resiko semakin kecil. Hal

ini akan membuat peningkatan respon dari para investor untuk

menginvestasikan dananya di pasar modal Indonesia. Dari uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa interest rate differential dan IHSG berhubungan positif.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang akan menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah pengaruh indeks New York Stock Exchange terhadap pergerakan IHSG di Indonesia?

2. Bagaimanakah pengaruh variabel kurs terhadap pergerakan IHSG di Indonesia?

3. Bagaimanakah pengaruh variabel SIBOR terhadap pergerakan IHSG di Indonesia?

4. Bagaimanakah pengaruh variabel interest rate differential antara the Fed rate dan BI rate terhadap pergerakan IHSG di Indonesia? 5. Bagaimanakah pengaruh variabel indeks New York Stock Exchange,

(29)

dan BI rate secara bersama-sama terhadap pergerakan IHSG di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut dapat dinyatakan bahwa penelitian ini ditujukan untuk:

1. Untuk menganalisis pengaruh New York Stock Exchange terhadap pergerakan IHSG di Indonesia.

2. Untuk menganalisis pengaruh variabel kurs terhadap pergerakan IHSG di Indonesia

3. Untuk menganalisis pengaruh variabel SIBOR terhadap pergerakan IHSG di Indonesia.

4. Untuk menganalisis pengaruh variabel interest rate differential antara the Fed rate dan BI rate terhadap pergerakan IHSG di Indonesia.

5. Untuk menganalisis pengaruh variabel indeks New York Stock Exchange, kurs, SIBOR, dan interest rate differential antara the Fed rate dan BI rate secara bersama-sama terhadap pergerakan IHSG di Indonesia.

D. Kerangka Pemikiran

(30)

Faktor internal dapat berupa isu-isu ekonomi dalam negeri dan keadaan ekonomi di dalam negeri. Isu-isu ekonomi yang paling hangat dan selalu menjadi perbincangan ialah kurs. Perubahan kurs sering menjadi indikator penting bagi investor-investor yang ingin menginvestasikan dananya pada pasar modal di Indonesia. Ada indikasi bahwa ketika kurs terdepresiasi maka para pelaku pasar akan mencoba lebih banyak dalam menginvestasikan dananya di pasar modal Indonesia dengan pertimbangan ekpekstasi return yang lebih tinggi. Selain itu keadaan ekonomi juga menjadi hal penting bagi investor dalam menginvestasikan dananya. Besarnya resiko yang mungkin dialami ketika perekonomian tidak stabil menjadi hal yang sangat

diperhatikan oleh para investor. Ketika investor memasuki pasar modal di emerging market yang penuh dengan ketidakpastian akan ekspektasi return,

maka hal yang akan selalu diperhatikan adalah suku bunga kebijakan di negara tersebut. Suku bunga kebijakan BI rate terkadang mempunyai alur pergerakan yang sejalan dengan suku bunga kebijakan The Fed. Untuk melihat seberapa besar respon para pelaku pasar di pasar modal atas perubahan suku bunga kebijakan maka di dalam penelitian ini digunakan variabel interest rate differential antara The Fed rate dan BI rate.

Sementara faktor eksternal yang berasal dari luar negeri dapat berupa pergerakan indeks luar negeri dan keadaan pasar uang di negara lain. Di dalam penelitian ini terdapat indikasi bahwa pergerakan indeks saham di luar negeri bisa mempengaruhi pergerakan indeks saham di Indonesia. Hal ini didukung pula oleh sikap para pelaku pasar domestik yang umumnya

(31)

berinvestasi di pasar modal. Selain itu perubahan yang terjadi pada pasar uang negara lain diindikasikan mempunyai pengaruh pada perilaku investor dalam menginvestasikan dananya.

Respon atas perubahan-perubahan baik dari faktor internal maupun

perubahan-perubahan dari faktor eksternal terhadap pergerakan IHSG dapatv dilihat melalui Gambar 6.

Gambar 6. Model Kerangka Pemikiran Analisis Pengaruh NYSE, Kurs, SIBOR, dan IRD terhadap Pergerakan IHSG di Indonesia Periode 2007:01 – 2013:12.

E. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan

sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

Pergerakan IHSG di BEI

(32)

1. Diduga New York Stock Exchange berpengaruh positif signifikan terhadap pergerakan IHSG di Indonesia.

2. Diduga kurs berpengaruh negatif signifikan terhadap pergerakan IHSG di Indonesia.

3. Diduga SIBOR berpengaruh negatif signifikan terhadap pergerakan IHSG di Indonesia.

4. Diduga interest rate differential antara the Fed rate dan BI rate

berpengaruh positif signifikan terhadap pergerakan IHSG di Indonesia. 5. Diduga terdapat pengaruh yang bersamaan dan signifikan dari New

York Stock Exchange, kurs, SIBOR, dan interest rate differential antara

the Fed rate dan BI rate terhadap pergerakan IHSG di Indonesia.

F. Sistematika Penulisan

Penulisan Skripsi ini akan dibagi dalam 5 bab, yaitu :

Bab I : Pendahuluan, yang berisi latar belakang, tujuan penelitian, hipotesis, kerangka pemikiran dan sistematika penulisan penelitian.

Bab II : Tinjauan pustaka meliputi tinjauan teoritis dan tinjauan empiris yang relevan dengan penelitian ini.

Bab III : Metode penelitian yang terdiri dari sumber data, batasan variabel, alat analisis, dan tahapan pengujian.

Bab IV : Hasil perhitungan dan pembahasan

Bab V : Penutup yang berisi simpulan dan saran.

Daftar Pustaka

(33)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Pasar Modal

P

asar modal (capital market) merupakan sebuah aktivitas sebagaimana pasar

pada umumnya di mana di dalam pasar modal aktivitas pertemuan antara para pemilik modal dan pihak yang membutuhkan modal dilakukan dengan

perantaraan broker atau pialang efek. Pemilik modal adalah mereka atau pihak yang memiliki modal atau yang lazim disebut sebagai investor, sedangkan yang membutuhkan modal adalah perusahaan atau pihak yang akan menjual saham, obligasi dan instrumen pasar modal lainnya.

Pasar modal juga dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan atau sekuritas yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri (Darmadji, 2001). Pasar modal merupakan alternatif penghimpun dana selain sistem perbankan. Menurut undang‐undang

(34)

dengan efek (Bapepam.go.id, 2006). Pasar modal pada hakikatnya juga merupakan jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim atau hak jangka panjang, penambahan aset finansial atau hutang pada saat yang sama juga memungkinkan investor untuk mengubah dan menyesuaikan portofolio investasinya melalui pasar sekunder (Anoraga, 2001).

Pasar modal menjalankan dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Terkait fungsinya dalam ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari para investor yang menanamkan dananya (lendders) kepada para eminten yang menerbitkan efek di pasar modal (borrower). Fungsi ekonomi yang terjadi dalam hal ini dilakukan oleh para perantara keuangan seperti perbankan ataupun perusahaan-perusahaan yang menyediakan jasa broker. Sedangkan fungsi keuangan dilakukan dengan menyediakan dana yang diperlukan oleh borrowers dan lenders menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi.

(35)

di bursa efek diperdagangkan. Pasar sekunder memberikan kesempatan kepada para investor untuk membeli atau menjual efek-efek yang tercatat di bursa.

2. Instrumen Pasar Modal

Pasar modal merupakan sebuah pasar dari instrumen keuangan jangka panjang yang memiliki peranan sangat penting bagi perekonomian suatu negara. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana. Sebagai pertemuan pemilik modal dan pihak yang membutuhkan modal, praktis dana yang ada di pasar modal merupakan dana-dana yang dapat dikatakan sebagai dana-dana murah. Dana tersebut menjadi murah, karena pemilik modal dalam sebuah aktivitas pasar modal dalam menyalurkan dana dengan menukarkan sebagian dana yang dimiliki dengan sejumlah saham. Praktis dengan membeli saham tersebut, pemilik modal (investor) tidak mengenakan bunga terhadap modal yang diberikan kepada issuer/emiten. Dengan kata lain investor menjadi pemegang saham (pemilik

dari perusahaan).

(36)

pengembalian dalam bentuk bunga, sama sekali tidak ada. Jadi dana yang diperoleh dari investor itu benar-benar murah, dan bisa optimal

dikembangkan untuk menjalankan operasional perusahaan. Pengembalian kepada pemegang saham nantinya dalam bentuk dividen, atau meningkatknya harga saham atau yang biasa disebut dengan capital gain (selisih harga beli dengan harga jual saham atau efek).

Kepemilikan saham oleh masyarakat melalui pasar modal dapat menjadikan masyarakat sebagai penikmat keberhasilan perusahaan melalui pembagian dividen dan peningkatan harga saham yang diharapkan. Kepemilikan saham oleh masyarakat juga dapat memberikan pengaruh positif terhadap

pengelolaan perusahaan melalui pengawasan langsung oleh masyarakat.

Instrumen-instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal antara lain:

1. Saham

Saham adalah klaim ekuitas atas laba bersih dan aset perusahaan (Mishkin, 2008). Saham didefinisikan sebagai surat berharga yang dijadikan sebagai bukti penyertaan atau kepemilikian modal individu ataupun sebuah institusi dalam suatu perusahaan (Anoraga, 2001). 2. Hipotek

(37)

3. Obligasi Korporat

Obligasi ini merupakan obligasi jangka panjang yang diterbitkan perusahaan-perusahaan dengan peringkat kredit yang sangat kuat. Obligasi ini umumnya memberikan pembayaran bunga kepada para pemegangnya dua kali dalam setahun dan membayarkan nominalnya ketika jatuh tempo.

4. Obligasi Pemerintah

Obligasi ini merupakan instrumen jangka panjang yang diterbitkan pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.

5. Surat Utang Negara

Intrumen ini merupakan instrumen jangka panjang yang diberikan pemerintah juga untuk membiayai defisit anggaran.

3. Indeks Harga Saham

Seiring dengan meningkatnya aktivitas perdagangan, kebutuhan untuk memberikan informasi yang lebih lengkap kepada masyarakat mengenai perkembangan bursa juga semakin meningkat. Salah satu informasi yang diperlukan tersebut adalah harga saham sebagai cerminan dari pergerakan harga saham di pasar modal. Indeks harga saham merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham. Di pasar modal sebuah indeks diharapkan memiliki lima fungsi (BEI, 2008) yaitu:

1. Sebagai indikator tren pasar,

2. Sebagai indikator tingkat keuntungan,

(38)

4. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif, dan 5. Memfasilitasi berkembangnya produk derivatif.

Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah nilai pasar dari total saham yang tercatat pada tanggal 10 Agustus 1982. Jumlah nilai pasar adalah total perkalian setiap saham yang tercatat di bursa kecuali untuk perusahaan yang berada dalam program restrukturisasi dengan harga di BEI pada hari tersebut. Formula perhitungannya adalah sebagai berikut:

∑ ... (2.1)

dimana p adalah harga penutupan di pasar reguler, x adalah jumlah saham, dan d adalah nilai dasar dengan nilai dasar 100.

̅̅̅̅̅̅̅ ∑ ...(2.2)

Perhitungan indeks merepresentasikan pergerakan harga saham di bursa yang terjadi melalui sistem perdagangan lelang. Nilai dasar akan disesuaikan secara cepat bila terjadi perubahan modal emiten atau terdapat faktor lain yang tidak terkait dengan harga saham. Penyesuaian akan dilakukan bila ada tambahan emiten baru, right issue, partial/company listing, waran, obligasi konversi dan juga delisting. Dalam hal terjadi stock split, nilai dasar dari dividen saham tidak disesuaikan karena nilai pasar tidak terpengaruh. Harga saham yang digunakan dalam menghitung IHSG adalah harga saham di pasar reguler yang didasarkan pada harga yang terjadi berdasarkan sistem lelang.

Perhitungan IHSG dilakukan setiap hari, yaitu setelah penutupan

(39)

IHSG dapat dilakukan beberapa kali atau bahkan dalam beberapa menit, hal ini dapat dilakukan setelah sistem perdagangan otomasi diimplementasikan dengan baik.

Ada beberapa macam pendekatan atau metode perhitungan yang digunakan untuk menghitung indeks, yaitu:

a.Menghitung rata‐rata (arithmetic mean) harga saham yang masuk dalam

anggota indeks;

b.Menghitung (geometric mean) dari indeks individual saham yang masuk anggota indeks;

c.Menghitung rata‐rata tertimbang nilai pasar. Umumnya semua IHSG

(composite) menggunakan metode rata‐rata tertimbang termasuk di bursa

efek indonesia (BEI, 2008).

Seluruh indeks yang ada di BEI menggunakan metode perhitungan yang sama, yaitu metode rata‐rata tertimbang berdasarkan jumlah saham tercatat.

Perbedaan utama yang terdapat pada masing‐masing indeks adalah jumlah

emiten dan nilai dasar yang digunakan untuk penghitungan indeks. Misalnya untuk Indeks LQ45 menggunakan 45 saham untuk perhitungan indeks

sedangkan Jakarta Islamic Index (JII) menggunakan 30 saham untuk perhitungan indeks. Indeks‐indeks tersebut ditampilkan terus menerus

(40)

Dewasa ini, IHS dijadikan barometer kesehatan ekonomi di suatu negara dan juga sebagai landasan analisis statistik atas pasar modal. Terdapat banyak fenomena-fenomena ekonomi yang dapat mempengaruhi sikap para invetor dalam berinvestasi. Fenomena ekonomi tersebut meliputi mikro dan makro ekonomi. Fenomena makro diantaranya perubahan nilai tukar, suku bunga baik suku bunga kebijakan maupun suku bunga pasar uang, dan juga perubahan indeks-indeks saham di pasar negara-negara maju. Perubahan harga saham setiap hari di dalam perdagangan akan membentuk IHS. Angka indeks dibuat sedemikian rupa hingga dapat digunakan untuk mengukur kinerja saham yang dicatat di bursa efek, di mana return dan risiko pasar tersebut dihitung. Return portofolio diharapkan meningkat jika IHS

cenderung meningkat, demikian sebaliknya return tersebut menurun jika IHS cenderung menurun. Bahkan saat ini IHS dapat dijadikan barometer yang menunjukkan kesehatan ekonomi suatu negara dan dapat dijadikan dasar dalam menganalisis kondisi pasar modal (BEI, 2008).

Apabila terjadi peningkatan IHS maka kondisi pasar bagus. IHS digunakan oleh investor dalam melihat kondisi bursa yang akan digunakan untuk mengambil suatu keputusan saat melakukan transaksi saham. IHS berlaku untuk saham individu/kelompok sedangkan harga saham gabungan

menggunakan data semua saham yang tercatat di suatu bursa efek.

(41)

4. Jenis-jenis Indeks Harga Saham

Sekarang ini PT. Bursa Efek Indonesia memiliki 8 macam harga saham yang secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik, sebagai salah satu pedoman bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal (BEI, 2008). Ke delapan macam indeks tersebut adalah:

1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Indeks ini merupakan indeks yang meliputi pergerakan saham biasa dan saham preferen. Indeks ini menggunakan semua emiten yang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. Nilai dasar dari IHSG ditetapkan yaitu sebesar 100 yang telah ditetapkan sejak tanggal 10 Agustus 1982 dan selalu disesuaikan dengan hal-hal yang terjadi di pasar modal seperti right issue, company listing, delistimg, dan sebagainya.

2. Indeks Harga Saham Sektoral

Indeks ini merupakan indeks harga-harga saham yang menggunakan semua emiten yang tergabung dalam masing-masing sektor yang dibentuk.

3. Indeks LQ45

Indeks ini merupakan gabungan dari 45 emiten yang dipilih berdasarkan kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan dan umumnya disesuaikan setiap enam bulan. 4. Jakarta Islamic Index (JII)

(42)

emiten yang masuk dalam kriteria syariah dan termasuk saham yang memiliki kapitalisasi besar dan likuiditas tinggi.

5. Indeks Kompas100

Indeks ini merupakan indeks yang dibuat atas kerjasama antara BEI dan harian Kompas. Indeks ini menggunakan 100 saham yang dipilih berdasarkan kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.

6. Indeks Papan Utama

Indeks ini menggunakan emiten yang masuk dalam kriteria papan utama. 7. Indeks Papan Pengembangan

Indeks ini menggunakan emiten yang masuk dalam kriteria papan pengembangan.

8. Indeks Harga Saham Individual (IHSI)

Indeks ini merupakan indeks harga-harga masing-masing perusahaan terhadap tahun dasarnya. Perhiungan indeks ini sama dengan

perhitungan IHSG.

5. Teori Portofolio Choice

Menurut Mishkin (2008) indeks harga saham berdasarkan teori portofolio choice menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi permintaan surat

berharga atau saham diantaranya yaitu kurs, tingkat suku bunga yang

diharapkan, inflasi yang diharapkan, resiko yang mungkin ditanggung, return saham dan likuiditas surat-surat berharga. Sedangkan penawarannya

(43)

aktivitas pemerintah. Kekayaan dan likuiditas surat-surat berharga berpengaruh positif terhadap permintaan surat-surat berharga tersebut, sedangkan tingkat bunga yang diharapkan, inflasi yang diharapkan, dan resiko dari surat berharga berpengaruh negatif terhadap permintaan saham. Akan tetapi dari sisi penawaran ketiga variabel tersebut berpengaruh positif terhadap harga saham.

Teori portofolio modern yang dikemukakan oleh Harry Markowitz berkembang sejak dikemukakannya cara berinvestasi yang efisien dan optimal. Teori ini menyatakan bahwa cara berinvestasi yang efisien dan optimal yaitu dengan membentuk portofolio yang optimal. Hal ini ditujukan untuk memenuhi prinsip berinvestasi yaitu memperoleh imbal hasil atau return pada tingkat yang dikehendaki dengan resiko yang paling minimum.

Gambar 7. Respon Pengaruh Variabel-variabel terhadap Pergerakan IHSG (Miskhin, 2008)

Pada Gambar 7 ketika kurs domestik atas aset dollar AS naik dari 11000/$ ke 12000/$, maka tingkat pengembalian atas dollar akan meningkat relatif terhadap aset dalam negeri sehingga masyarakat akan memegang aset dollar

S

Jumlah Aset Dollar AS

Kurs Rp per dollar

AS

12000/$

(44)

AS lebih banyak. Jumlah aset dollar yang diminta akan meningkat pada setiap nilai kurs, seperti yang dijelaskan dengan pergeseran kurva permintaan ke kanan dalam gambar di atas dari D1 ke D2. Keseimbangan kurs naik dari

E1 ke E2.

Proporsi dari tiap-tiap surat berharga di dalam portofolio tergantung pada kapitalisasi pada pasar surat berharga itu sendiri. Naik turunnya nilai portofolio akan sebanding dengan naik turunnya imbal hasil pasar yang juga mengikuti naik turunnya indeks harga saham di pasar modal.

Gambar 8. Kurva Keseimbangan Penawaran dan Permintaan Saham (Nopirin, 2000)

Pada Gambar 8 tingkat suku bunga awal pada titik r0 menyebabkan investasi

naik pada titik I0 karena tingkat suku bunga turun dan jika suku bunga naik

pada titik r1 maka menyebabkan investasi turun pada titik I1. Naiknya tingkat

bunga dari r0 ke r1 akan mendorong investasi turun dari I0 ke I1. Kenaikan

permintaan akan mendorong tingkat bunga turun, berarti harga saham naik. Orang akan mendorong untuk menambah saham atau portofolio mereka.

S

Saham

r

E

(45)

Dalam jangka panjang, investasi baru atau saham baru akan terjadi terus sampai dapat memenuhi kenaikan permintaan di atas (Nopirin, 2000).

Gambar 9. Efek Perubahan Permintaan Saham (Nopirin, 2000)

Gambar 9 menunjukkan keadaan turunnya tingkat bunga dari r0 ke r1.

Penurunan ini akan mendorong investasi naik dari I0 ke I1. Kenaikan

permintaan akan mendorong tingkat bunga turun, berarti harga saham naik. Orang akan mendorong untuk menambah saham dalam portofolio mereka. Dalam jangka panjang, investasi baru atau saham baru akan terjadi terus sampai dapat memenuhi kenaikan permintaan di atas (Nopirin, 2000).

Permintaan dan penawaran saham akan sangat mempengaruhi transaksi-transaksi yang terjadi di bursa. Hal ini akan berpengaruh pada fluktuasi yang terjadi di harga saham. Permintaan yang terlalu banyak atas saham tertentu atau pun penawaran yang terlalu sedikit atas saham tertentu dapat membuat kenaikan pada harga saham yang bersangkutan. Hal ini tidak akan

S

Jumlah Saham

r r

Jumlah Saham Baru (Investasi)

(46)

berlangsung terus-menerus karena pada suatu titik harga saham akan menjadi terlalu mahal.

6. Teori Pertumbuhan Gordon

Dalam mengembangkan teori penilaian harga saham dapat menggunakan teori model pertumbuhan gordon. Model pertumbuhan gordon menyatakan bahwa beberapa perusahaan berupaya untuk meningkatkan deviden dengan tingkat konstan setiap tahun, persamaan ini mencerminkan pertumbuhan deviden yang konstan:

...(2.3)

Keterangan:

= deviden yang paling akhir dibayarkan

g = perkiraan tingkat pertumbuhan deviden yang konstan

= tingkat imbal hasil investasi ekuitas yang disyaratkan (require return on investment)

Persamaan di atas dapat disederhanakan dengan persamaan ini:

...(2.4)

Model ini bermanfaat untuk mencari nilai saham, dengan beberapa asumsi berikut:

(47)

yang benar. Ini karena kesalahan mengenai lamanya arus kas menjadi kecil didiskontokan ke periode sekarang.

2. Laju pertumbuhan diasumsikan lebih rendah dari imbal hasil atas ekuitas yang disyaratkan, ke Myron Gordon, dalam pengembangan modelnya, menunjukkan bahwa hal tersebut menjadi asumsi yang masuk akal. Dalam teori, jika laju pertumbuhan lebih cepat daripada tingkat imbal hasil yang diminta pemegang saham perusahaan, dalam jangka panjang perusahaan akan tumbuh besar yang sebenarnya hal itu sangat tidak mungkin (Mishkin, 2008).

7. Teori Penilaian Saham

Teori penilaian saham dapat menggunakan model penilaian suatu periode. Model penilaian satu periode merupakan membeli saham dengan memegang saham untuk satu periode untuk mendapatkan deviden kemudian menjual sahamnya. Cara menilai saham sekarang, perlu mengetahui nilai diskonto sekarang dari perkiraan arus kas pembayaran di masa mendatang dengan menggunakan persamaan ini. Faktor diskonto yang digunakan untuk mendiskonto arus kas adalah tingkat imbal hasil atas investasi yang

diisyaratkan (require return on investment) pada ekuitas, bukan suku bunga. Arus kas tediri dari pembayaran deviden ditambah harga jual akhir. Ketika arus kas ini didiskontokan kembali ke masa sekarang, persamaan berikut digunakan untuk menghitung harga saham sekarang:

(48)

Keterangan:

= harga saham sekarang, angka nol di bawah menunjukkan periode waktu nol atau sekarang

= deviden yang akan dibayar pada periode 1

= tingkat imbal hasil investasi ekuitas yang disyaratkan (require return

on investment)

= harga pada akhir periode 1; harga jual saham yang diperkirakan (Mishkin, 2008).

8. Faktorfaktor Ekonomi yang Mempengaruhi Nilai Saham

Para pemodal dalam proses penilaian investasi harus memahami kondisi ekonomi nasional suatu negara dimana mereka akan berinvestasi. Pasar modal merupakan pasar untuk sekuritas jangka panjang, seperti saham dan obligasi (Jhon Taylor, 2000). Berkembangnya pasar modal dapat

dicerminkan dari fluktuasi harga pasar saham maupun volume transaksinya. Di dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mengindikasikan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan IHSG ialah kurs, suku bunga baik suku bunga kebijakan maupun suku bungan pasar uang antar bank, dan efek domino antar indeks (contagion effect).

Tandelilin (2000) menyatakan bahwa faktor-faktor ekonomi makro secara empirik telah terbukti mempunyai pengaruh terhadap kondisi pasar modal di

(49)

tingkat suku bunga dan nilai tukar mata uang (exchange rate). Pengaruh masing‐masing faktor tersebut dapat digambarkan di tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Pengaruh Faktorfaktor Ekonomi Terhadap investasi

Indikator Ekonomi Pengaruh

Tingkat suku bunga Menurunnnya tingkat suku bunga merupakan sinyal positif terhadap harga saham.

Kurs Menguatnya kurs rupiah terhadap mata uang asing merupakan sinyal positif bagi ekonomi yang mengalami inflasi

Sumber: Tandelilin, Eduardus, 2000. "Pasar Modal Indonesia: Problem dan Prospek", Wahana vol.3 no.2,

Tidak ada teori yang membantah adanya hubungan antara pasar saham dengan keadaan ekonomi makro. Menurut Chen, Roll, dan Ross (dalam Sitinjak dan Widuri, 2003), perubahan harga saham biasanya merupakan

respon dan kekuatan eksternal. Selain itu memang ada kebijakan‐kebijakan

moneter (berkaitan dengan ekonomi makro) yang mempengaruhi pasar modal dan pasar uang bersama‐sama (Sitinjak dan Widuri, 2003). Kebijakan

ekonomi makro tersebut dapat dicerminkan melalui kurs dan suku bunga, baik suku bunga kebijakan maupun suku bunga pasar uang antar bank (PUAB).

1. Kurs

(50)

items of another currency”. Gregory Mankiw (2003: 123) mengemukakan

bahwa kurs (exchange rate) antara dua negara adalah tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan perdagangan.

Kalau kita bicara tentang nilai tukar rupiah atas dolar adalah jumlah mata uang rupiah yang disepakati sama dengan satu unit mata uang asing yaitu satu dolar. Sedangkan nilai tukar rupiah adalah harga rupiah terhadap mata uang negara lain. Jadi, nilai tukar rupiah merupakan nilai dari satu mata rupiah yang ditranslasikan ke dalam mata uang negara lain. Misalnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS, nilai tukar rupiah terhadap Yen, dan lain sebagainya. Kurs inilah sebagai salah satu indikator yang mempengaruhi aktivitas di pasar saham maupun pasar uang karena investor cenderung akan berhati-hati untuk melakukan investasi. Menurunnya kurs Rupiah terhadap mata uang asing khususnya Dolar AS memiliki pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar modal (Sitinjak dan Kurniasari, 2003).

Kurs juga merupakan salah satu harga yang terpenting dalam perekonomian terbuka mengingat pengaruh yang demikian besar bagi neraca transaksi berjalan maupun variabel‐variabel makro ekonomi yang lain. Ada dua

pendekatan yang digunakan untuk menentukan nilai tukar mata uang yaitu pendekatan moneter dan pendekatan pasar. Dalam pendekatan moneter, nilai tukar mata uang di definisikan sebagai harga dimana mata uang asing

diperjualbelikan terhadap mata uang domestik dan harga tersebut

(51)

yakni bisa dengan cara dilakukan secara resmi oleh pemerintah suatu negara yang menganut sistem managed floating exchange rate, atau bisa juga karena tarik menariknya kekuatan‐kekuatan penawaran dan permintaan di dalam

pasar (market mechanism) dan lazimnya perubahan nilai tukar mata uang tersebut bisa terjadi karena empat hal, yaitu:

a. Depresiasi (depreciation), adalah penurunan harga mata uang nasional berbagai terhadap mata uang asing lainnya, yang terjadi karena tarik menariknya kekuatan‐kekuatan supply and demand di

dalam pasar (market mechanism).

b. Appresiasi (appreciation), adalah peningkatan harga mata uang nasional terhadap berbagai mata uang asing lainnya, yang terjadi karena tarik menariknya kekuatan‐kekuatan supply dan demand di

dalam pasar (market mechanism).

c. Devaluasi (devaluation), adalah penurunan harga mata uang nasional terhadap berbagai mata uang asing lainnya yang dilakukan secara resmi oleh pemerintah suatu negara.

d. Revaluasi (revaluation), adalah peningkatan harga mata uang nasional terhadap berbagai mata uang asing lainnya yang dilakukan secara resmi oleh pemerintah suatu negara.

Nilai tukar atau disebut juga kurs valuta dalam berbagai transaksi ataupun jual beli valuta asing, dikenal ada empat jenis, yaitu:

(52)

2. Middle rate (kurs tengah), yaitu kurs tengah antara kurs jual dan kurs beli valuta asing terhadap mata uang nasional, yang ditetapkan oleh Bank Central pada suatu saat tertentu.

3. Buying rate (kurs beli), yaitu kurs yang ditentukan oleh suatu bank untuk pembelian valuta asing tertentu pada saat tertentu.

4. Flat rate (kurs flat), yaitu kurs yang berlaku dalam transaksi jual beli bank notes dan traveler chaque, di mana dalam kurs tersebut telah

diperhitungkan promosi dan biaya lainlain.

Hubungan antara saham dan kurs yang didasarkan pada pendekatan

keseimbangan portofolio. Para investor mengalokasikan kekayaan mereka diantara aset‐aset alternatif termasuk uang domestik, sekuritas domestik

maupun asing. Peran nilai tukar adalah untuk menyeimbangkan antara pemenuhan (supply) dan kebutuhan (demand) aset yang ada. Oleh karena itu setiap perubahan kebutuhan dan pemenuhan dari aset akan mengubah

keseimbangan nilai tukar. Sebagai contoh, terjadinya penambahan harga saham domestik akan menambah kekayaan dan kebutuhan akan uang dan konsekuensinya tingkat suku bunga akan meningkat. Tingginya tingkat suku bunga pada gilirannya, akan menaikkan modal asing, dan hasilnya adalah peningkatan kurs domestik dan suatu peningkatan nilai tukar riil.

Pendekatan tradisional mengatakan bahwa hubungan antara kurs dan harga saham adalah positif, di mana perubahan nilai tukar mempengaruhi

(53)

yang pada akhirnya menyebabkan perubahan pada harga sahamnya. Dengan kata lain, pergerakan nilai tukar mempengaruhi nilai pembayaran

(penerimaan) masa depan suatu perusahaan yang didenominasi oleh mata uang luar negeri.

Berlawanan dengan pendekatan tradisional, pendekatan “portofolio balance

mengasumsikan saham sebagai bagian dari kekayaan sehingga dapat mempengaruhi perilaku nilai tukar melalui hukum demand for money yang sesuai dengan model monetaris dari determinasi nilai tukar. Pendekatan ini mengasumsikan terdapat hubungan yang negatif antara harga saham dan nilai tukar, dengan arah kausalitas dari pasar saham ke pasar uang, sesuai dengan interaksi pasar keuangan yang sangat cepat. Hal ini terjadi karena hubungan antara kedua pasar terjadi dalam periode waktu yang pendek. Di satu sisi, menurut Saini dalam Gultom (2007) para pendukung model

“portfoliobalance" meyakini bahwa harga saham mempengaruhi nilai tukar

uang secara negatif. Ekuitas yang merupakan bagian dari kekayaan (wealth) perusahaan dapat mempengaruhi nilai tukar uang melalui permintaan uang. Sebagai contoh semakin tinggi harga saham akan menyebabkan semakin tinggi permintaan uang dengan tingkat bunga yang semakin tinggi pula, sehingga hal ini akan menarik minat investor asing untuk menanamkan modalnya dan hasilnya terjadi apresiasi terhadap mata uang domestik.

(54)

Market India. Penelitian yang dilakukan oleh Hardiningsih et dalam Gultom

(2007) menunjukkan hasil bahwa nilai tukar rupiah terhadap US Dollar berpengaruh negatif terhadap saham. Disisi lain, Utami dan Rahayu (2003) serta Suciwati dan Machfoedz (2002) dalam Gultom (2007) hasilnya menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah terhadap UD dollar berpengaruh positif terhadap saham. Ajayi dan Mougue (dalam Setyorini dkk., 2000) melalui pendekatan Error Correction Model (EMC) menemukan bahwa pasangan indeks saham dan nilai tukar untuk di tiap negara saling berkaitan. Setyorini dkk. (2000) menyimpulkan bahwa pergerakan kurs rupiah terhadap US dolar di pasar valuta asing berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham dan bukan sebaliknya. IHSG berpengaruh negatif dan signifikan pada kurs rupiah terhdap dolar AS secara long run dan short run.

2. Suku Bunga

Tingkat suku bunga menyatakan tingkat pembayaran atas pinjaman atau investasi lain, di atas perjanjian pembayaran kembali, yang dinyatakan dalam persentase tahunan (Dornbusch, et.al., 2008 : 43). Suku bunga

mempengaruhi keputusan individu terhadap pilihan membelanjakan uang lebih banyak atau menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan. Suku bunga juga merupakan sebuah harga yang menghubungkan masa kini dengan masa depan, sebagaimana harga lainnya maka tingkat suku bunga ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran.

(55)

a. Karena bunga merupakan biaya, maka makin tinggi suku bunga, makin rendah laba perusahaan apabila hal lain tetap konstan. b. Suku bunga mempengaruhi tingkat aktivitas ekonomi sehingga

mempengaruhi laba perusahaan.

Suku bunga yang mempengaruhi laba perusahaan, dapat mempengaruhi harga saham (common stock) dengan tiga cara yaitu:

a) Perubahan suku bunga dapat mempengaruhi kondisi perusahaan, kondisi bisnis secara umum dan tingkat profitabilitas perusahaan yang tentunya akan mempengaruhi harga saham di pasar modal.

b) Perubahan suku bunga juga akan mempengaruhi hubungan perolehan dari obligasi dan perolehan dividen saham, oleh karena itu daya tarik yang relatif kuat antara saham dan obligasi.

c) Perubahan suku bunga juga akan mempengaruhi psikologis para investor sehungan dengan investasi kekayaan, sehingga mempengaruhi harga saham.

Pada waktu perusahaan merencanakan pemenuhan kebutuhan modal sangat dipengaruhi oleh tingkat bunga yang berlaku saat itu. Apakah akan

menerbitkan sekuritas ekuitas atau hutang. Karena penerbitan obligasi atau penambahan hutang hanya dibenarkan jika tingkat bunganya lebih rendah dari earning power dari penambahan modal tersebut. Suku bunga yang rendah

akan menyebabkan biaya peminjaman yang lebih rendah. Suku bunga yang rendah akan merangsang investasi dan aktivitas ekonomi yang akan

(56)

Tingkat bunga yang tinggi merupakan sinyal negatif terhadap harga saham. Tingkat suku bunga yang meningkat akan meningkatkan suku bunga yang diisyaratkan atas investasi pada suatu saham. Di samping itu, tingkat suku bunga yang meningkat bisa juga menyebabkan investor menarik investasinya pada saham dan memindahkannya pada investasi berupa tabungan ataupun deposito. Suku bunga yang makin tinggi memperlesu perekonomian, menaikan biaya bunga dengan demikian menurunkan laba perusahaan, dan menyebabkan para investor menjual saham dan mentransfer dana ke pasar obligasi.

Ketika suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia naik, maka pada dasarnya akan menaikkan suku bunga kredit yang dikeluarkan oleh bank. Pengaruh antara suku bunga terhadap harga saham yang menyatakan bahwa perubahan harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang salah satunya adalah suku bunga. Hal tersebut didukung pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami dan Rahayu dalam Gultom (2007) yang menemukan secara empiris pengaruh negatif suku bunga terhadap harga saham selama masa krisis di Indonesia.

(57)

perubahan suku bunga riil berpengaruh secara negatif dengan harga saham, di sisi lain perubahan suku bunga riil juga mempengaruhi tingkat inflasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut konsisten dengan dengan hasil yang diperoleh di Jepang dan Amerika.

3. Efek Penularan Indeks (Contagion Effect)

Dengan adanya globalisasi yang semakin marak terjadi akhir-akhir ini, kondisi perekonomian suatu negara tidak lagi hanya ditentukan oleh negara tersebut melainkan kondisi perekonomian di negara lain juga menjadi sangat berpengaruh terhadap perekonomian negara lainnya. Contohnya, kondisi krisis yang terjadi pada negara-negara Asia tahun 1997 dimana menurut penelitian Bank Dunia terutama disebabkan oleh adanya efek domino (contagion effect) dari negara lain (Tandan Antonio dalam Ikrima, 2013).

Menurut para ahli, sebenarnya liberalisasi dalam bidang perekonomian cenderung menguntungkan perekonomian negara maju dan berdampak merugikan terhadap perekonomian negara yang sedang berkembang akibat lemahnya pondasi perekonomian yang dimilikinya. Pola pengembangan perekonomian antara negara-negara maju (developer countries) ternyata memiliki perbedaan dengan negara-negara yang sedang berkembang (developing countries)(Hakan Berrument, 2004).

(58)

2004). Krisis keuangan timbul karena antar pasar atau negara saling berkorelasi, sehingga sebagai konsekuensinya telah terjadi perhatian yang

meningkat dalam ”contagion” yang secara luas didefinisikan sebagai

transmission of shocks(krisis) antar pasar (negara). Krisis dapat

ditransmisikan secara kualitatif dalam dua cara yakni keterkaitan antar-negara yang stabil (channels), dan perubahan yang mendadak (shifts) dalam

keterkaitan persistensi yang berubah-ubah (Endri, 2009). Tiga definisi contagion yang diklasifikasikan oleh Bank Dunia dalam penelitian Endri

(2009) adalah sebagai berikut :

a. Dalam arti luas, contagion di indentifikasi dengan proses umum dari transmisi shocks antar negara. Definisi ini berlaku baik dalam periode stabil maupun krisis dan tidak hanya berhubungan dengan negative shocks tetapi juga dengan positive spillover effects.

b. Definisi restriktif : contagion meliputi perambatan guncangan (propagation of shocks) diantara dua negara lebih dari apa yang sebenarnya diperkirakan berdasarkan asas fundamental setelah mempertimbangkan pergerakan bersama yang dipicu oleh guncangan bersama (Common shocks). Jika definisi ini diadopsi maka diperlukan pengetahuan apa yang menjadi underlying fundamental.

(59)

Perilaku investor juga dapat menjadi penyebab terjadinya efek domino (contagion) di pasar modal, yakni perilaku investor yang fokus pada peranan masalah likuiditas saja yang dapat menimbulkan efek tersebut (Valadkhani, 2006), kerugian dalam satu negara menyebabkan investor menjual sekuritas di pasar yang lain untuk meningkatkan kas sebagai antisipasi terhadap redemption yang lebih besar. Perilaku investor lainnya yang dapat

menyebabkan terjadinya penularan adalah keadaan investor yang sering tidak mempunyai gambaran yang lengkap mengenai kondisi dalam setiap negara sehingga didapatkan informasi yang asimetris dan tidak sempurna.

Ketiadaan informasi-informasi penting seperti analisis atas krisis yang terjadi dalam suatu negara dapat menyebabkan investor menganggap bahwa negara-negara lain juga menghadapi masalah yang sama. Akibatnya, investor akan menjual asetnya ke negara lain yang dirasa aman dari pengaruh krisis. Jika suatu krisis menunjukkan fundamental yang lemah, investor mungkin dapat menyimpulkan bahwa negara-negara yang serupa juga menghadapi persoalan yang sama, sehingga menyebabkan munculnya efek penularan (contagion).

B. Tinjauan Empiris

(60)

Tabel 3. Ringkasan Penelitian “The Impact of Monetary Policy on Asset Prices

Judul The Impact of Monetary Policy on Asset Prices

Penulis Roberto Rigobon dan Brian Sack,2002

Tujuan Untuk menganalisis perkiraan respon harga aset terhadap perubahan kebijakan moneter yang bersifat kompleks melalui endogenitas keputusan kebijakan dan fakta bahwa kedua suku bunga dan harga aset bereaksi terhadap berbagai variabel lain. Penelitian ini mengembangkan estimator baru yang didasarkan pada heteroskedastisitas yang ada dalam data frekuensi tinggi. Variabel  Indeks Dow Jones

 Indeks Nasdaq  Indeks Willshire5000  Indeks S & P 500

 Suku bunga kebijakan jangka pendek Model & Alat

Analisis

Alat Analisis : Vector Autoregression(VAR) dan OLS

Model Analisis VAR:

Model Analisis OLS:

̂

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan yaitu : 1) Peningkatan suku bunga dalam jangka pendek berpengaruh

pada penurunan harga saham dan pergeseran ke atas kurva yield yang menjadi lebih kecil pada jangka waktu lebih lama

Tabel 4. Ringkasan Penelitian “Co-Integration Dan Contagion Effect Antara Pasar Saham SyariahDi Indonesia, Malaysia, Eropa, DanAmerika Saat Terjadinya KrisisYunani

Judul Co-Integration Dan Contagion Effect Antara Pasar Saham Syariah Di Indonesia, Malaysia, Eropa, Dan Amerika Saat Terjadinya KrisisYunani

Penulis Tara Ninta Ikrima, 2013

(61)

Indonesia, Malaysia, Amerika, dan Eropa sendiri. Selain itu penelitian ini juga melakukan analisis mengenai hubungan jangka panjang (cointegration) dan Efek penularan (contagion effect) yang terjadi selama periode tersebut.

Variabel Jakarta Islamic Index (JII)

Dow Jones Islamic Market (DJIM)

MSCI Europe index

Dow Jones Islamic Market Malaysia (DJIMY)

Model & Alat Analisis

Alat Analisis : VAR (Vector Auto Regressive) danVECM (Vector Error Correction Model)

Model Analisis :

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan yaitu : 1) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan yang timbul akibat

adanya krisis tersebut. Namun Hubungan Jangka panjang antar keempat negara cukup baik selain itu terlihat bahwa terdapat efek penularan atau contagion effect atas pergerakan harga saham syariah di keempat negara tersebut.

Tabel 5. Ringkasan Penelitian “Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Makro dan Rasio Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”

Judul Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Makro dan Rasio Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

Penulis Sugeng Raharjo, 2009

Tujuan Untuk menganalisis pengaruh antara perubahan variabel makro ekonomi dan perubahan pada rasio keuangan terhadap harga saham perusahaan manufaktur di BEI

Variabel  Harga Saham  Inflasi

Alat Analisis : Regresi Berganda

Model Analisis :

(62)

1) Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara inflasi, kurs,

Tabel 6. Ringkasan Penelitian “Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Laju Inflasi Dan Pertumbuhan GDP Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti (Kajian Empiris Pada Bursa Efek Indonesia Periode Pengamatan Tahun 2000-2008 )

Judul Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Laju Inflasi Dan Pertumbuhan GDP Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti (Kajian Empiris Pada Bursa Efek Indonesia Periode Pengamatan Tahun 2000-2008 )

Penulis Achmad Ath Thobarry, 2009

Tujuan Untuk mengkaji mengenai pengaruh indikator ekonomi makro, tingkat inflasi, suku bunga, kurs, dan pertumbuhan terhadap indeks harga saham sektor properti selama periode tahun 2000-2008. Variabel  Nilai tukar

 Suku bunga  Laju Inflasi  Pertumbuhan GDP  Indeks harga saham Model & Alat

Analisis

Alat Analisis : Regresi Linear Berganda

Model Analisis :

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan yaitu : 1) Variabel nilai tukar memiliki pengaruh positif signifikan dan

variabel inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap indeks harga saham sektor properti.

2) Variabel suku bunga dan pertumbuhan GDP hanya signifikan bila diuji secara bersamaan dan tidak berpengaruh signifikan bila diuji secara parsial.

Tabel 7. Ringkasan Penelitian “What Explains the Stock Market’s Reaction to Federal Reserve Policy?

Judul What Explains the Stock Market’s Reaction to Federal Reserve

Policy?

Penulis Ben S. Bernanke dan Kenneth N. Kuttner, 2004

(63)

Variabel Federal Funds Rate

CRSP value-weighted index

 Harga saham Model & Alat

Analisis

Alat Analisis : Vector Autoregression(VAR)

Model Analisis :

̃

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan yaitu : 1) Pasar saham akan merespon lebih besar jika terjadi perubahan

kebijakan yang dianggap relatif lebih permanen,

2) Pasar saham akan merespon lebih kecil untuk kebijakan-kebijakan tak terduga yang dilakukan oleh FOMC,

3) Respon pasar terhadap kejutan kebijakan moneter cenderung berbeda-beda di seluruh portofolio berbasis industri, dengan sektor teknologi tinggi dan telekomunikasi menunjukkan setengah dari respon sektor lain yang terdapat di indeks pasar saham yang luas.

Tabel 8. Ringkasan Penelitian “Eyes on the Prize: How Did the Fed Respond to the Stock Market?

Judul Eyes on the Prize: How Did the Fed Respond to the Stock Market?

Penulis Jeff Fuhrer and Geoff Tootell

Tujuan Untuk mengetahui peran yang tepat untuk harga ekuitas dalam pembahasan kebijakan moneter.

Variabel  Harga pasar  Federal funds rate

Model & Alat Analisis

Alat Analisis : Ordinary Least Square (OLS)

Model Analisis :

̂

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan yaitu : 1) Suku bunga kebijakan dapat menjadi indikator yang penting

Gambar

Tabel 1. Tingkat Loss Indeks Global
Gambar 1.  Perubahan Volume Transaksi IHSG Periode 2007:01 sampai
Gambar 2.  Pergerakan IHSG dan NYSE selama Periode 2007:01 sampai
Gambar 3.  Pergerakan IHSG dan SIBOR selama Periode 2007:01
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan pengembangan lapangan gas metana batubara di daerah Idamanggala, Kota Rantau dan sekitarnya, Kabupaten Hulu Sungai

Mungkin saja Mazmur 128 ini menjadi salah satu #LaguFavorit bangsa Israel pada zaman itu, karena siapa yang tidak mau rumah tangganya diberkati oleh Tuhan,

Diabetes millitus tipe 2 yaitu tipe tidak tergantung insulin sering kali disebabkan karena adanya gangguan resistensi hormone insulin sehingga mengakibatkan

• Untuk melihat Jurnal dari semua transaksi yang ada: klik Akuntansi Daftar Jurnal?. Setiap nomor Jurnal dapat diedit secara manual jika Anda membutuhkan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sediaan krim pada konsentrasi 1 %, 5 % dan 10 % memberikan efek antibakteri untuk pengobatan luka sayat

Untuk penugasan setiap perawat, metode roulette-wheel digunakan untuk memilih satu rule (pola shift ) sesuai dengan probabilitas kondisional dari seluruh node yang

Dalam pasal 225 Kompilasi Hukum Islam (KHI) ditentukan, bahwa benda yang telah diwakafkan tidak dapat dilakukan perubahan atau penggunaan lain dari pada yang dimaksud dalam

Lestari melakukan analisis jumlah pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan perbankan syariah melalui website dengan hasil skor IFR bank syariah paling banyak jumlahnya pada