INDONESIA (TMI) DI BANDAR LAMPUNG
Oleh
DENNY INDRAJIT JAYA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR
ABSTRAK
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEKOLAH DASAR TUNAS MEKAR
INDONESIA (TMI) DI BANDAR LAMPUNG
Oleh
Denny Indrajit Jaya
Pada latar belakang dijelaskan bahwa total biaya sekolah di Tunas Mekar Indonesia pada jenjang SD adalah sebesar Rp 21.550.000, Total biaya sekolah di Global Surya pada jenjang SD adalah sebesar Rp 14.800.000 Total biaya sekolah di Star Kids pada jenjang SD adalah sebesar Rp 14.000.000 Total biaya sekolah di Sekolah Darma Bangsa pada jenjang SD adalah sebesar 18.000.000. Hal tersebut menjelaskan persaingan beberapa sekolah dasar swasta yang terkemuka di Bandar Lampung dengan biaya tertinggi ada pada sekolah dasar TMI. Sehingga dengan biaya tersebut diduga Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia (TMI) Bandar Lampung dinilai lebih mampu meningkatkan minat orang tua murid yang berdampak bagi keputusan memilih jasa pendidikan sekolah tersebut melalui peningkatan peranan lokasi, harga, kualitas pendidikan dan fasilitas. Lokasi yang strategis juga akan menarik minat konsumen untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. Sedangkan harga yang tinggi harus mampu diimbangi dengan kualitas pendidikan yang terbaik. Maka, kesesuaian biaya yang tinggi dan apa yang menjadi output layanan TMI haruslah baik, dengan menghimpun pendapat melalui kuisioner yang diiisi para wali murid yang menyekolahkan anak mereka di TMI sumber data penelitian ini diperoleh yang selanjutnya akan dikumpulkan sebagai input untuk diolah agar mengetahui adakah pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian di sekolah dasar TMI.
keseluruhan atau seimultan dan Uji t untuk melihat hasil pengaruh secara parsial arau persatuan veriabel X yang diteliti terhadap variabel Y.
Hasil uji t didapatkan nilai yang signifikan dimana perbandingan thitung dengan ttabel. Dengan kriteria ini yaitu thitung lebih besar dari ttabel pada taraf signifikan 95%. maka uji t dinyatakan menghasilkan pengaruh terhadap minat beli konsumen pada TMI secara parsial. Kemudian hasil uji F memperlihatkan dengan kriteria F hitung > F tabel yaitu 18,818 > 2.01 maka artinya bahwa bauran pemasaran (produk, harga, distribusi, promosi, orang, bukti fisik, proses) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Kemudian jika dinilai dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka nilai signifikansi yang diperoleh pada tabel yaitu 0,000 lebih kecil dari 0,05. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada TMI dapat diterima.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 11
1.3 Tujuan Penelitian ... 11
1.4 Manfaat Penelitian ... 12
1.5 Kerangka Pikir ... 12
1.6 Hipotesis ... 14
BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran Jasa ... 15
2.1.1 Definisi Pemasaran ... 15
2.1.2 Pengertian Jasa dan Pemasaran Jasa ... 16
2.1.3 Karakteristik Jasa ... 18
2.1.4 Variabel-variabel dalam bauran pemasaran ... 22
2.2 Keputusan Pembelian ... 23
2.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian ... 23
2.2.2 Jenis-jenis tingkah laku keputusan pembelian ... 24
2.3 Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian ... 31
2.4 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 32
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 34
3.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 34
3.3 Populasi dan Sampel ... 35
3.3.1 Populasi ... 35
3.3.2 Sampel ... 35
3.3.3 Metode Pengumpulan Sampel ... 36
3.4 Data dan Sumber Data ... 37
3.5 Tekhnik Pengumpulan Data ... 37
3.6 Definisi Operasional Variabel ... 38
3.7 Metode Analisis Data ... 41
3.7.1 Uji Alat Kuisioner ... 41
3.8. Tekhnik Analisis Data ... 42
3.8.1 Analisis Kualitatif ... 42
3.8.2 Analisis Kuantitatif ... 43
3.9 Uji Hipotesis ... 44
3.9.1 Uji F (Simultan) ... 44
3.9.2 Uji t (Parsial) ... 44
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuisioner ... 46
4.1.1 Uji Validitas ... 46
4.1.2 Uji Reliabilitas ... 49
4.2 Identitas Responden ... 51
4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden ... 53
4.3.1 Tanggapan Responden Tentang Produk ... 53
4.3.2 Tanggapan Responden Tentang Harga... 55
4.3.3 Tanggapan Responden Tentang Tempat ... 57
4.3.4 Tanggapan Responden Tentang Promosi ... 58
4.3.5 Tanggapan Responden Tentang Guru ... 60
4.3.7 Tanggapan Responden Tentang Proses ... 64
4.3.8 Tanggapan Responden Tentang Keputusan Pembelian ... 64
4.4 Analisis Kuantitatif ... 67
4.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda ... 67
4.4.2 Uji F (Simultan) ... 68
4.4.3 Uji t (Parsial) ... 69
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 73
5.2 Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1Biaya Sekolah pada Beberapa Sekolah Dasar Swasta di Bandar Lampung
jenjang SD Tahun 2012-2013 ... 5
3.6.1 Operasional Variabel ... 38
4.1Nilai Validitas Variabel Produk ... 46
4.2Nilai Validitas Variabel Harga ... 47
4.3Nilai Validitas Variabel Distribusi ... 47
4.4Nilai Validitas Variabel Promosi ... 47
4.5Nilai Validitas Variabel Orang ... 48
4.6Nilai Validitas Variabel Bukti Fisik ... 48
4.7Nilai Validitas Varibel Proses ... 48
4.8Nilai Validitas Variabel Keputusan Pembelian ... 49
4.9Hasil Uji Reliabilitas ... 50
4.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 51
4.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52
4.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 52
4.13 Pernyataan 1 Fasilitas yang disediakan TMI memuaskan ... 53
4.14 Pernyataan 2 Siswa TMI mampu bersaing dengan siswa sekolah lain .... 54
4.16 Pernyataan 1 DPP Sesuai dengan Hasil Yang Ditawarkan ... 55
4.17 Pernyataan 2 Pemberian Diskon Bermanfaat ... 56
4.18 Pernyataan 3 Harga SPP Sesuai Dengan Kualitas dan Layanan yang Diberikan ... 56
4.19 Pernyataan 1 Lokasi Sekolah Dasar Strategis ... 57
4.20 Pernyataan 2 Sarana Transportasi Umum baik ... 57
4.21 Pernyataan 3 Sistem keamanan yang baik ... 58
4.22 Pernyataan 1 Iklan yang dilakukan oleh TMI sudah tersebar baik ... 59
4.23 Pernyataan 2 Media Promosi yang dilakukan oleh TMI tidak hanya melalui media cetak ... 59
4.24 Pernyataan 3 Promosi yang ditampilkan TMI cukup menarik ... 60
4.25 Pernyataan 1 Penampilan Guru TMI sudah baik ... 60
4.26 Pernyataan 2 Tutur kata guru sudah baik ... 61
4.27 Pernyataan 3 Guru TMI sudah mampu menciptakan hubungan yang baik dengan wali murid ... 61
4.28 Pernyataan 1 Kondisi Gedung TMI sudah baik ... 62
4.29 Pernyataan 2 Kenyamanan sekolah dasar TMI sudah baik ... 62
4.30 Pernyataan 3 Fasilitas yang tersedia sudah memuaskan ... 63
4.31 Pernyataan 1 Cara Pembayaran Administrasi tidak Menyulitkan wali murid ... 64
4.32 Pernyataan 2 Guru sudah memberikan respon yang baik dalam menghadapi keluhan wali murid ... 64
4.33 Pernyataan 3 Kemudahan interaksi antara guru dan wali murid ... 65
4.34 Pernyataan 1 Memilih TMI karena visi dan misi yang diberikan ... 65
4.35 Pernyataan 2 Memilih TMI dengan melakukan survey terlebih dahulu .. 66
3.6Analisis Determinasi ... 67
3.7Hasil Uji F ... 68
3.8Analisis Regresi Linier Berganda ... 70
3.9Uji Hipotesis Pengaruh Variabel X terhadap Y ... 71
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan Paradigma penelitian bauran pemasaran terhadap keputusan
pembelian pada sekolah TMI ... 10
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Lembar Kuesioner Penelitian.
2. Hasil Kuesioner (Uji Realibilitas)
3. Hasil Uji Validitas (output program SPSS).
4. Tabel r
5. Tabel Distribusi F (0,05)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang diselenggarakan di
Indonesia, baik itu secara terstruktur maupun tidak tersruktur. Secara terstruktur,
pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan Nasional
Republik Indonesia (Kemdiknas), dahulu bernama Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan republic Indonesia (Depdikbud). Di Indonesia semua oenduduk wajib
mengikuti program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, enam tahun di
sekolah dasar dan tiga tahun di sekolah menengah atas. Saat ini pendidikan di
Indonesia diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa dan
faktor pendukung yang memegang peranan penting di seluruh sektor kehidupan,
sebab kualitas kehidupan suatu bangsa sangat erat dengan tingkat pendidikan. Peran
sekolah dinilai sangat penting bagi maju dan berkembangnya masyarakat dan
terjaminnya kebutuhan kehidupan mereka kelak di kemudian hari. Ada lima manfaat
1) Pengembangan kecerdasan pikiran dan pengetahuan: sekolah adalah sebuah
lembaga yang di samping mengembangkan pribadi anak didik secara menyeluruh
juga merupakan lembaga penelitian guna pengembangan ilmu dan pengetahuan
secara lebih ilmiah. Dalam hal ini, fungsi sekolah yang lebih penting adalah
menyampaikan pengetahuan dan melaksanakan tugas mencerdaskan bangsa. Fungsi
sekolah dalam pendidikan intelektual dapat disamakan dengan fungsi keluarga dalam
pendidikan formal
2) Spesialisasi: Di dalam fungsi ini, sekolah memberikan bekal keterampilan dan
ilmu pengetahuan secara terpola dan secara sistematis dengan mempertimbangkan
bakat dan minat dari peserta didik sehingga mereka mampu menjadi seseorang yang
memiliki keahlian khusus di bidangnya
3) Sosialisasi: sekolah mempunyai peranan yang penting di dalam proses sosialisasi,
yaitu proses membantu perkembangan individu menjadi makhluk sosial, makhluk
yang dapat beradaptasi dengan baik di masyarakat. Sebab bagaimanapun pada
akhirnya dia berada di masyarakat
4) Konservasi dan transmisi kultural: sekolah memelihara warisan budaya yang hidup
dalam masyarakat dengan jalan menyampaikan warisan kebudayaan tadi (transmisi
5) Transisi dari rumah ke masyarakat; ketika berada di keluarga, kehidupan anak
serba menggantungkan diri kepada orang tua, maka memasuki sekolah, dia
mendapatkan kesempatan untuk melatih diri sendiri dan tanggung jawab sebagai
persiapan sebelum ke masyarakat.
Pendidikan merupakan jasa yang berupa proses pembudayaan, pengertian ini
berimplikasi terhadap adanya input dan output. Dalam hal ini yang menjadi input
adalah peserta didik, sarana, prasarana, dan lingkungan, sedangkan outputnya adalah
jasa pelayanan pendidikan, lulusan atau alumni dan hasil penelitian.
Minat orang tua dalam menyekolahkan anaknya didasari oleh berbagai macam
pertimbangan seperti kemapanan secara ekonomi, perkembangan anak, harga diri,
dan faktor lainnya, kebanyakan orang yang kondisi ekonominya menengah ke atas
mampu memilih sekolah dasar yang terbaik bagi mereka dan anaknya. Pemilihan
sekolah yang tepat tidak lepas dari peran dan fungsi sekolah sendiri yang semakin
berkembang di era modern ini. Minat diperoleh dari suatu proses belajar dan proses
pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat pembelian ini menciptakan suatu
motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu keinginan yang
sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi
kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada di dalam benaknya tersebut.
Sekolah dasar swasta di Indonesia berkembang dengan pesat. Perkembangan ini juga
dalam jumlah yang cukup banyak dan menawarkan metode pendidikan yang
beraneka ragam. Perkembangan jumlah sekolah tersebut mengakibatkan semakin
tingginya persaingan usaha diantara mereka.
Sejauh ini, pendidikan di Bandar Lampung telah mengalami peningkatan kualitas
pendidikan.Dilihat melalui visi misi sekolah yang mengacu pada peningkatka kualitas
pendidikan di Bandar Lampung. Untuk meningkatkan kualitas tersebut, banyak
sekolah di Bandar Lampung yang telah menambah dan menyediakan fasilitas-fasilitas
yang mendukung hal tersebut. Seperti kurikulum yang berbasis teknologi, tersedianya
laboratorium komputer , laboratorium kimia dan pengajar yang berkompeten.
Harga merupakan tingkat biaya yang ditetapkan dan mekanisme pembayaran dalam
menggunakan jasa pendidikan yang menjadi pertimbangan orang tua dalam memilih
jasa pendidikan. Dalam hal ini harga berupa uang pembangunan (enroll payment),
untuk sarana dan prasarana sekolah seperti gedung sekolah, fasilitas belajar mengajar,
fasilitas bermain, serta makan siang dan kudapan yang bisa dinikmati oleh siswa.
Di Bandar Lampung banyak sekolah dasar swasta yang menawarkan fasilitas
pendidikan yang modern. Banyak pihak sekolah yang menyadari bahwa kebutuhan
pendidikan sudah sangat banyak dimintai oleh orang tua murid, apalagi banyak orang
tua murid yang membutuhkan sekolah yang berkualitas yang dapat mendidik anak
mereka menjadi anak yang yang lebih berguna baik secara kognitif maupun
berkualitas tinggi maka anak mereka dapat efektif secara perilaku dan psikomotornya,
memiliki motovasi dan kemauan untuk menjadi orang yang berguna. Berikut adalah
tabel biaya beberapa sekolah dasar swasta di Bandar Lampung.
Tabel 1.1 Biaya Sekolah pada Beberapa Sekolah Dasar Swasta di Bandar Lampung jenjang SD Tahun 2012-2013
No Daftar Biaya Tunas Mekar (Rp) Global Surya (Rp) Star Kids (Rp) Darma Bangsa (Rp) 1 Uang bangunan 19.800.000 13.200.000 12.700.000 16.000.000
2 Spp per Bulan 1.100.000 750.000 750.000 1.000.000
3 Seragam 650.000 850.000 550.000 1.000.000
TOTAL 21.550.000 14.800.000 14.000.000 18.000.000
Sumber : Sekolah Tunas Mekar, Sekolah Global Surya, Sekolah Star Kids , Sekolah Darma Bangsa
Dari tabel 1.1 dapat diketahui bahwa total biaya sekolah di Tunas Mekar Indonesia
pada jenjang SD adalah sebesar Rp 21.550.000 , Total biaya sekolah di Global Surya
pada jenjang SD adalah sebesar Rp 14.800.000 Total biaya sekolah di Star Kids pada
jenjang SD adalah sebesar Rp 14.000.000 Total biaya sekolah di Sekolah Darma
Bangsa pada jenjang SD adalah sebesar 18.000.000 .
Kualitas jasa pendidikan juga merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh
orang tua ketika ingin menyekolahkan anaknya di sekolah tertentu. Sekolah Dasar
Tunas Mekar Indonesia (TMI) Bandar Lampung memiliki kualitas pendidikan yang
baik. Hal ini tentunya didukung oleh tenaga pengajar dan sistem belajar mengajar
minimal S1 dan sebelum mengajar diwajibkan mengikuti training untuk metode
pengajaran Sekolah Dasar TMI. Fasilitas merupakan hal yang diperlukan dalam
mencapai sasaran belajar mengajar di sekolah. Sejauh ini fasilitas sekolah berupa
gedung sekolah, ruang kelas yang nyaman dan mendukung kegiatan belajar mengajar,
sarana olahraga, tempat bermain, perpustakaan, komputer, beberapa instrumen musik.
Dalam studi kasus ini, peneliti memfokuskan pada pendidikan di Sekolah Dasar
Tunas Mekar Indonesia (TMI) Bandar Lampung sebagai salah satu dari banyak
sekolah dasar swasta di Bandar Lampung mampu menghadapi dinamika persaingan
yang ketat dengan sekolah dasar swasta lainnya. Sekolah Dasar Tunas Mekar
Indonesia (TMI) Bandar Lampung dapat meningkatkan minat orang tua murid yang
berdampak bagi keputusan memilih jasa pendidikan sekolah tersebut melalui
peningkatan peranan lokasi, harga, kualitas pendidikan dan fasilitas. Lokasi yang
strategis akan menarik minat konsumen untuk menyekolahkan anaknya di sekolah
tersebut. Sedangkan harga yang tinggi harus mampu diimbangi dengan kualitas
pendidikan yang terbaik. Kualitas pendidikan merupakan bagian dari Sekolah Dasar
Tunas Mekar Indonesia (TMI) Bandar Lampung sebagai salah satu dari banyak
sekolah dasar swasta di Bandar Lampung mampu menghadapi dinamika persaingan
yang ketat dengan sekolah dasar swasta lainnya.
Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia (TMI) Bandar Lampung dapat meningkatkan
minat orang tua murid yang berdampak bagi keputusan memilih jasa pendidikan
fasilitas. Lokasi yang strategis akan menarik minat konsumen untuk menyekolahkan
anaknya di sekolah tersebut. Sedangkan harga yang tinggi harus mampu diimbangi
dengan kualitas pendidikan yang terbaik. Kualitas pendidikan merupakan bagian dari
Manajemen TMI beralih dari pemilik lama ke pemilik saat ini pada tahun 1999. Saat
itu TMI hanya terdiri dari KB dan TK di jalan KH. Ahmad Dahlan No.4, Pahoman,
dan masih di bawah Yayasan Tunas Mekar Indonesia yang bekerjasama dengan Kak
Seto selama 5 tahun (1999-2004). Pada tahun 2002, PT. Tunas Mekar Indonesia
diresmikan melalui Notaris Doni,S.H. dengan Akta PT nomor: 4 tahun 2002. Pada
tahun 2004, TMI mulai membangun SD di jalan Arief Rahman Hakim No.36,
Sukabumi di bawah naungan PT. Tunas Mekar Indonesia dan sekaligus berfungsi
sebagai kantor pusat, Pada tahun 2007, PT. TMI membangun SMP. Pada tahun 2010,
PT. TMI membangun SMA di jalan Arief Rahman Hakim No.30, Sukabumi.
Membaca kondisi ini maka, Tunas Mekar Indonesia menggunakan bauran pemasaran
agar dapat memasuki dunia persaingan dan bersaing secara sehat. Bauran pemasaran
mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli produk
atau jasa yang ditawarkan dan keberhasilan suatu pemasaran baik pemasaran produk
maupun pemasaran jasa di pasar. Menurut Philip Kotler (2005:18) “Bauran
Pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk
Jadi dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah suatu perangkat yang dapat
dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan terhadap produknya dan
perangkat-perangkat tersebut akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran bagi
perusahaan serta semua ini ditunjukan untuk memberikan kepuasan kepada
konsumennya.
Adapun perangkat atau alat dari bauran pemasaran menurut Yazid (2005:19) adalah
sebagai berikut :
1. Produk (product)
Penawaran nyata perusahaan kepada pasarnya, termasuk didalamnya kualitas
produk, desain produk, ciri-ciri produk, merek, dan kemasan produk.
Bauran pemasran produk yang telah dilakukan oleh Tunas Mekar Indonesia
adalah menawarkan jasa pelayanan pendidikan yang berkualitas bagi
konsumennya. Seperti tersedianya fasilitas dan teknologi yang modern yang
dapat menunjang belajar mengajar yang di lakukan di TMI. Lingkungan
sekolah yang bersih, sehingga memberikan kenyamanan tim pengajar dan
siswa-siswi yang melakukan aktifitas belajar mengajar di sekolah TMI.
Selain pelayanan jasa, produk yang ditawarkan oleh TMI kepada konsumen
tersedianya ruang bersama yang menjadi fasilitas bersama seperti aula, ruang
meeting , laboratorium, ruang komputer. Sekolah juga menyediakan tempat
2. Harga (price)
Jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk produk itu. Harganya harus
sesuai dengan persepsi pelanggan terhadap nilai penawaran tersebut.
Tunas Mekar Indonesia memberikan harga yang ditawarkan sesuai dengan
kualitas dan pelayanan jasa yang diberikan oleh pihak sekolah kepada
konsumen. Sehingga dengan harga tersebut, maka konsumen dapat merasakan
kepuasan.
3. Distribusi (place)
Berbagai aktifitas perusahaan untuk membuat produknya tersedia dan dapat
diakses oleh pasar sasarannya.
Sekolah Tunas Mekar Indonesia berada dilokasi yang strategis, yang mudah
diakses oleh konsumen baik menggunakan kendaraan pribadi maupun
transportasi umum. Sekolah Tunas Mekar Indonesia yang beralamatkan di Jl.
Arief Rahman Hakim No.36, Sukabumi Bandar Lampung.
4. Promosi (promotion)
Berbagai aktifitas perusahaan untuk mengkomunikasikan dan
mempromosikan produknya kepada pasar sasarannya. Promosi yang
dilakukan oleh Sekolah Tunas Mekar berupa membagikan menyebarkan
5. Orang (people)
Semua pelaku yang memainkan sebagian penyajian jasa dan karenanya
mempengaruhi persepsi pembeli.
Orang yang berpengaruh terhadap penyajian jasa di sekolah Tunas Mekar
Indonesia agar dapat mempengaruhi persepsi pembeli meliputi semua
perangkat sekolah, seperti kepala sekolah , kepala departemen , wakil kepala
sekolah , guru , dan staff.
6. Bukti Fisik (physical evidence)
Lingkungan fisik dimana jasa disampaikan dan dimana perusahaan dan
konsumennya berinteraksi.
Lingkungan fisik dimana perusahaan menyampaikan pelayanan jasa dan
berinteraksi kepada konsumen terjadi di sekolah Tunas Mekar Indonesia.
7. Proses (process)
Semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktifitas dengan mana jasa
disampaikan yang merupakan sistem penyajian atau operasi jasa.
Proses penyajian jasa yang terjadi di Tunas Mekar Indonesia salah satunya adalah
Berdasarkan pemaparan, dapat diketahui bahwasannya dalam satu persaingan yang
harus dimiliki dan dilakukan oleh sekolah Tunas Mekar Indonesia adalah dengan
menerapkan bauran pemasaran yang diharapkan nantinya akan dapat mempengaruhi
keputusan pembelian. Oleh karena itu, maka peneliti tertarik untuk membahas dan
meneliti masalah yang berkaitan dengan penerapan bauran pemasaran serta
pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan pada latar belakang yaitu terjadinya
persaingan antar sekolah dasar swasta yang ada di Bandar Lampung yang di jelaskan
dengan Tabel 1.1 Biaya Sekolah pada beberapa sekolah swasta di Bandar Lampung
jenjang SD di mana biaya sekolah di Tunas Mekar Indonesia paling mahal di
bandingkan sekolah lainnya.
Maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu Apakah bauran
pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada sekolah Tunas Mekar
Indonesia di Bandar Lampung .
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan permasalahan, tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui pengaruh variabel bauran pemasaran (produk, harga, distribusi,
promosi, orang, bukti fisik, proses ) terhadap keputusan pembelian pada sekolah
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitin ini dapat memberi informasi kepada sekolah Tunas Mekar
Indonesia sehingga dapat digunakan untuk menentukan kebijaksanaan
pengambilan keputusan.
2. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti dalam penerpan
pengetahuan dari teori yang diterima serta menambah ilmu pengetahuan dan
kepustakaan.
1.5 Kerangka Pikir
Adapun perangkat atau alat dari bauran pemasaran menurut Yazid (2005:19) adalah
sebagai berikut :
1. Produk (product)
Penawaran nyata perusahaan kepada pasarnya, termasuk didalamnya kualitas
produk, desain produk, ciri-ciri produk, merek, dan kemasan produk.
2. Harga (price)
Jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk produk itu. Harganya harus
sesuai dengan persepsi pelanggan terhadap nilai penawaran tersebut.
3. Distribusi (place)
Berbagai aktifitas perusahaan untuk membuat produknya tersedia dan dapat
4. Promosi (promotion)
Berbagai aktifitas perusahaan untuk mengkomunikasikan dan
mempromosikan produknya kepada pasar sasarannya.
5. Orang (people)
Semua pelaku yang memainkan sebagian penyajian jasa dan karenanya
mempengaruhi persepsi pembeli.
6. Bukti Fisik (physical evidence)
Lingkungan fisik dimana jasa disampaikan dan dimana perusahaan dan
konsumennya berinteraksi.
7. Proses (process)
Semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktifitas dengan mana jasa
disampaikan yang merupakan sistem penyajian atau operasi jasa
Menurut Philip Kotler (2005:202) keputusan pembelian adalah “ karakteristik
pembeli dan proses pengambilan keputusannya akan menimbulkan keputusan
Paradigma Penelitian :
Sumber Philip Kotler(2005:202)
Sumber : Yazid (2005:19)
Gambar 1. Bagan paradigma penelitian bauran pemasaran terhadap keputusan
pembelian pada sekolah Tunas Mekar Indonesia
1.6 Hipotesis
Bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, distribusi, promosi, orang, bukti
fisik, dan proses berpengaruh secara signifikan pada keputusan pembelian pada
sekolah Tunas Mekar Indonesia di Bandar Lampung. Bauran Pemasaran (X)
Produk (X1)
Harga (X2)
Distribusi (X3)
Promosi (X4)
Orang (X5)
Bukti Fisik (X6)
Proses (X7)
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pemasaran Jasa
2.1.1 Definisi Pemasaran
Pemasaran menyentuh kehidupan kita sehari-hari. Tetapi kebanyakan orang telah
salah mengartikan dan menganggapnya bahwa pemasaran sama dengan penjualan dan
promosi. Ini bukan berarti bahwa penjualan dan promosi menjadi tidak penting, tetapi
keduanya lebih merupakan bagian dari bauran pemasaran yang lebih luas. atau
seperangkat fungsi pemasaran yang harus dimanfaatkan untuk meraih dampak
maksimum dipasar.
Selanjutnya menurut Swastha (2005:10) pengertian pemasaran adalah sebagai
berikut: “Pemasaran adalah keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun
Menurut Payne alih bahasa Tjiptono, (2005: 27) mengemukakan bahwa “pemasaran
jasa merupakan suatu proses mempersepsikan, memahami, menstimulasi dan
memenuhi kebutuhan pasar sasaran yang dipilih secara khusus dengan menyalurkan
sumber-sumber sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut”.
Dari definisi tersebut dapat dijabarkan bahwa pemasaran merupakan suatu kegiatan
yang sangat kompleks bukan hanya penjulan maupun kegiatan penyaluran, tetapi
dimulai dari menyelidiki dan mengetahui serta keinginan pelanggan, menentukan
produk, menetapkan harga, menentukan cara-cara promosi serta penyaluran barang
atau jasa sehingga tujuan untuk dapat memenuhi kepuasan dan kebutuhan konsumen
akan tercapai.
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting bagi keberhasilan
suatu perusahaan, mengingat semakin banyaknya pesaing dan semakin kompleknya
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan masyarakat. Perubahan-perubahan
ini akan membawa dampak positif atau negatif bagi perusahaan, kadang-kadang
perubahan itu akan mendatangkan peluang dan kesempatan bagi perusahaan atau
kadang pula dapat membawa ancaman dan kesulitan bagi perusahaan. Untuk itulah
perusahaan harus benar-benar dapat mengamati perubahan-perubahan yang
menyangkut pasar, baik secara ekstern maupun intern.
Pemikiran pemasaran pada mulanya berkembang dari penjualan produk fisik.
Sementara itu pertumbuhan jasa yang luar biasa terjadi semenjak tahun 1969-an
ketika keadaan pasar semakin menurun dan meningkatnya pergolakan lingkungan,
sehingga pemasaran jasa menjadi salah satu megatren utama. Akan tetapi pada era
berikutnya terjadi konsolidasi dan peperangan perebutan pasar, karena adanya over
expansion of supply di tiap-tiap bidang sektor jasa seperti hotel, penerbangan, broker,
keuangan, surat kabar hingga bisnis eceran. Hal ini mendorong tumbuhnya perhatian
khusus dalam masalah pemasaran jasa.
Salah satu cara membedakan sebuah perusahaan adalah memberikan jasa dengan
kualitas yang lebih dari pesaing secara konsisten. Kuncinya adalah memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan sasaran mengenai kualitas jasa yang diberikan oleh
penyedia jasa.
Menurut pendapat Lupiyoadi (2005:5), jasa adalah semua aktivitas ekonomi yang
hasilnya tidak berupa produk dalam bentuk fisik atau kontruksi, yang biasanya
dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai
tambah (seperti misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, kesehatan) atau
pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen.
Jasa atau pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan tidak berwujud dan cepat
hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, serta konsumen lebih dapat
lambatnya pertumbuhan jasa sangat bergantung pada penilaian pelanggan terhadap
kinerja yang ditawarkan dan diberikan oleh pihak penyedia jasa, untuk menghasilkan
kepuasan pelanggan.
Adapun definisi pemasaran jasa, yaitu “Setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan
oleh satu pihak kepada pihak yang lain dan merupakan barang tidak berwujud
(intangible) serta tidak berakibat pada kepemilikan akan sesuatu”. Rismiati
(2005:270)
2.1.3 Karakteristik Jasa
Merujuk pada karateristik pemasaran jasa pada umumnya sebagaimana yang
dikemukakan oleh Philip Kotler (2005:429-433) maka karateristik pemasaran jasa
dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Tidak Berwujud
Jasa berbeda dengan barang. Jadi barang merupakan suatu objek, alat atau benda,
maka jasa adalah suatu perbuatan, kinerja atau usaha. Bila barang dapat dimiliki,
maka jasa hanya dapat dikonsumsi tetapi tidak dapat dimiliki. Meskipun sebagaian
besar jasa dapat dikaitkan dan didukung oleh produk fisik namun esensi dari apa yang
dibeli pelanggan oleh performance yang diberikan oleh satu pihak ke pihak lainnya.
Jasa bersifat tidak berwujud, artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, atau didengar
sebelum dibeli. Seseorang tidak dapat melihat hasil dari jasa sebelum ia
menikmatinya sendiri. Bila pelanggan membeli jasa, maka ia hanya menggunakan,
jasa yang dimilikinya. Oleh karena itu untuk mengurangi ketidakpastian, para
pelanggan memperhatikan tanda-tanda atau bukti kualitas jasa tersebut. Mereka akan
menyimpulkan kualitas jasa dari tempat, produk, prosesnya, dan lain-lainnya yang
mereka amati. Kesimpulan yang diambil para pelanggan perusahaan jasa, baik atribut
yang bersifat objektif dan dapat dikuantitatifkan maupun atribut yang sangat subjektif
dan bersifat perceptual.
2. Tidak Terpisahkan
Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu di konsumsi. Sedangkan jasa
biasanya dijual terlebih dahulu, baru kemudian di produksi dan di konsumsi secara
bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus
dalam pemasaran jasa. Keduanya mempengaruhi hasil dari jasa tersebut. Dalam
hubungan penyedia jasa dan pelanggan ini, efektivitas individu yang menyampaikan
jasa merupakan unsur penting. Dengan demikian, kunci keberhasilan bisnis jasa ada
pada konsep rekruitmen, kompensasi, pelatihan, dan pengembangan dan
karyawannya.
Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah pemberian perhatian khusus pada
tingkat partisipasi / keterlibatan pelanggan dalam proses jasa. Demikian pula halnya
dengan fasilitas pendukung jasa sangat perlu diperhatikan dan pemilihan lokasi yang
tepat, dalam artian mudah di jangkau oleh pelanggan. Hal ini berlaku untuk jasa,
dimana pelanggan yang mendatangi penyedia jasa, maupun sebaliknya penyedia jasa
3.Bervariasi
Jasa bersifat sangat variabel karena memiliki banyak variasi bentuk, kualitas dan
jenis, tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Ada tiga
faktor yang menyebabkan variabilitas kualitas jasa yaitu kerjasama atau partisipasi
pelanggan selama penyampaian jasa, moral/ motivasi karyawan dalam menangani
pelanggan, dan beban kerja perusahaan. Para pembeli jasa sangat peduli terhadap
variability jasa yang sangat tinggi dan seringkali mereka meminta pendapat orang lain
sebelum memutuskan untuk memilih penyedia jasa. Dalam hal ini penyedia jasa
dapat menggunakan tiga pendekatan dalam pengendalian kualitasnya, yaitu :
a. Melakukan investasi dalam seleski dan pelatihan personil yang baik
b. Melakukan standarisasi proses pelayanan jasa (service-performance
process). Hal ini dapat dilakukan dengan menyiapkan suatu cetak biru (blue
print) jasa yang menggambarkan peristiwa dan proses jasa dalam suatu
diagram alur, dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor potensial yang
dapat menyebabkan kegagalan dalam jasa tersebut.
c. Memantau kepuasan pelanggan melalui sistem saran dan keluhan serta
survey pelanggan sehingga pelayanan yang kurang baik dapat didekteksi dan
4. Tidak Dapat Disimpan
Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kondisi
seperti ini tidak akan menjadi masalah jika permintaannya konstan. Tetapi
kenyataannya permintaan pelanggan akan jasa umumnya sangat bervariasi dan
dipengaruhi oleh faktor musiman. Oleh karena itu, perusahaan jasa harus
mengevaluasi kapasitasnya (subtitusi dari persediaan jasa) guna menyeimbangkan
penawaran dan permintaan. Dalam hal ini perlu dilakukan analisis terhadap biaya dan
pendapatan bila kapasitas ditetapkan terlalu tinggi atau terlampau rendah.
Selain itu karakteristik jasa menurut Mursid (2002:116) adalah:
a. Maya atau tidak teraba (intangibility). Karena jasa tidak teraba, maka
pelanggan tidak dapat mengambil contohnya seperti mencicipi, merasakan,
melihat, mendengar atau mencium sebelum pelanggan membelinya. Oleh
karena itu dalam memasarkannya harus menonjolkan jasa itu sendiri.
Misalnya perusahaan telepon menguraikan bagaimana pelanggan dapat
menghemat biaya pengeluaran melalui pembicaraan telepon.
b. Tak terpisahkan (inseparability). Jasa tidak terpisahkan dengan pribadi
penjual. Untuk jasa tertentu diciptakan dan dipergunakan habis pada saat yang
c. Heterogenitas Output dari jasa tidak ada standarisasinya. Setiap unit jasa agak
berbeda dengan unit jasa lain yang sama. Misalnya order reparasi seorang
montir mobil tidak sama kualitasnya antara satu order dengan order lain. Oleh
sebab itu perusahaan jasa harus memperhatikan kualitasnya.
d. Cepat hilang (perishability) dan permintaan yang berfluktuasi. Jasa cepat
hilang dan tidak dapat disimpan. Pasaran jasa selalu berubah menurut waktu.
Misalnya montir menganggur pada hari kemarin, tidak dapat diganti pada hari
ini dan merupakan kerugian selamanya.
2.1.4 Variabel-Variabel Dalam Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran termaksud salah satu acuan dalam menyusun strategi pemasaran
yang kedudukannya cukup penting, karena keberhasilan perusahaan mencapai tujuan
sangat ditentukan oleh sejauh mana bauran pemasaran dilaksanakan.Hal ini sebagai
pertimbangan, bahwa beberapa variabel yang ada dalam bauran pemasaran adalah
variabel yang diperhitungkan oleh konsumen dalam menetapkan pembelian suatu
produk.
Adapun perangkat atau alat dari bauran pemasaran menurut Yazid (2005:19) adalah
sebagai berikut :
1. Produk (product)
Penawaran nyata perusahaan kepada pasarnya, termasuk didalamnya kualitas
produk, desain produk, ciri-ciri produk, merek, dan kemasan produk.
Jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk produk itu. Harganya harus
sesuai dengan persepsi pelanggan terhadap nilai penawaran tersebut.
3. Distribusi (place)
Berbagai aktifitas perusahaan untuk membuat produknya tersedia dan dapat
diakses oleh pasar sasarannya.
4. Promosi (promotion)
Berbagai aktifitas perusahaan untuk mengkomunikasikan dan
mempromosikan produknya kepada pasar sasarannya.
5. Orang (people)
Semua pelaku yang memainkan sebagian penyajian jasa dan karenanya
mempengaruhi persepsi pembeli.
6. Bukti Fisik (physical evidence)
Lingkungan fisik dimana jasa disampaikan dan dimana perusahaan dan
konsumennya berinteraksi.
7. Proses (process)
Semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktifitas dengan mana jasa
disampaikan yang merupakan sistem penyajian atau operasi jasa.
2.2 Keputusan pembelian
Menurut Angel et all. (2001:31) Keputusan pembelian adalah proses merumuskan
berbagai alternatif tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif
tertentu untuk melakukan pembelian. Pemasar perlu mengetahui siapa yang terlibat
dalam keputusan membeli dan peran apa yang dimainkan oleh setiap orang untuk
banyak produk, cukup mudah untuk mengenali siapa yang mengambil keputusan.
Menurut Angel et all. (2001:31) orang mungkin memainkan beberapa peran dalam
keputusan membeli:
a. Pemrakarsa orang yang pertama menyarankan atau mencetuskan gagasan
membeli produk atau jasa tertentu.
b. Pemberi pengaruh: orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi
keputusan membeli.
c. Pengambil keputusan : orang yang akhirnya membuat keputusan membeli
atau sebagian dari itu, apakah akan membeli, apa yang dibeli, bagaimana
membelinya atau di mana membeli.
d. Pembeli : orang yang benar-benar melakukan pembelian
e. Pengguna : orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa.
Mengetahui peserta utama proses pembelian dan peran yang mereka mainkan
membantu pemasar untuk menyesuaikan program pemasaran. Menurut Philip Kotler
(2005:202) keputusan pembelian adalah “ karakteristik pembeli dan proses
2.2.2 Jenis-jenis tingkah laku keputusan pembelian
Semakin kompleks keputusan yang harus diambil biasanya semakin banyak
pertimbangannya untuk membeli. Adapun jenis-jenis tingkah laku membeli
konsumen berdasarkan pada derajat keterlibatan dan tingkat perbedaan antara merek
menurut Philip Kotler (2005:160), yaitu:
a. tingkah laku membeli yang komplek
b. tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan.
c. tingkah laku membeli yang mencari variasi
d. tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan.
Penjelasan jenis-jenis tingkah laku tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tingkah laku membeli yang kompleks
Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan
tinggi konsumen dalam pembelian dan perbedaan besar yang dirasakan
diantara merek. Pembeli ini akan melewati proses pembelajaran, pertama
mengembangkan keyakinan mengenai produk, kemudian sikap, dan
selanjutnya membuat pilihan membeli yang dipikirkan masak-masak. Pemasar
dari produk yang banyak melibatkan peserta harus memahami tingkah laku
pengumpulan informasi dan evaluasi dari konsumen yang amat terlibat.
Mereka perlu membantu pembeli belajar mengenai atribut kelas produk dan
tertentu, mungkin dengan menguraikan panjang lebar keunggulan mereka
lewat media cetak.
b. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan
Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan
konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan diantara merek.
Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan terjadi ketika
konsumen amat terlibat dalam pembelian barang yang mahal, jarang dibeli
dan beresiko tetapi melihat sedikit perbedaan diantara merek.
c. Tingkah laku membeli yang merupakan kebiasaan
Tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan terjadi di bawah kondisi
keterlibatan konsumen yang rendah dan perbedaan merek yang dirasakan
besar. Konsumen tampaknya mempunyai keterlibatan yang rendah dengan
kebanyakan produk yang mempunyai harga murah dan sering dibeli.
Dalam hal ini, tingkah laku konsumen tidak diteruskan lewat urutan
keyakinan – sikap – tingkah laku yang biasa. Konsumen tidak mencari
informasi secara ekstensif mengenai merek mana yang akan dibeli.
Sebaliknya, mereka secara pasif menerima informasi ketika menonton televisi
atau membaca majalah. Pengulangan iklan menciptakan pengenalan akan
merek bukan keyakinan pada merek. Konsumen tidak membentuk sikap yang
kuat terhadap suatu merek; mereka memilih merek karena sudah dikenal.
Karena keterlibatan mereka dengan produk tidak tinggi, konsumen mungkin
tidak mengevaluasi pilihan bahkan setelah membeli. Jadi, proses membeli
dengan tingkah laku membeli, yang mungkin diikuti atau tidak dengan
evaluasi. Karena pembeli tidak memberikan komitmen yang kuat pada suatu
merek, pemasar produk yang kurang terlibat pada beberapa perbedaan merek
seringkali seringkali menggunakan harga dan promosi penjualan untuk
merangsang konsumen agar mau mencoba produk.
d. Tingkah laku membeli yang mencari variasi
Konsumen menjalani tingkah laku membeli yang mencari variasi dalam
situasi yang ditandai oleh keterlibatan konsumen rendah, tetapi perbedaan
merk dianggap berarti. Dalam kategori produk seperti ini, strategi pemasaran
mungkin berbeda untuk merk yang menjadi pemimpin pasar dan untuk merk
yang kurang ternama. Perusahaan akan mendorong pencarian variasi dengan
menawarkan harga rendah, penawaran khusus, kupon, sampel gratis, dan iklan
yang menunjukkan alasan untuk mencoba sesuatu yang baru.
2.2.3 Proses Keputusan Membeli
Menurut Philip Kotler (2005:162) tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai
keputusan membeli melewati lima tahap, yaitu:
a. Pengenalan kebutuhan
b. Pencarian Informasi
c. Evaluasi alternative
d. Keputusan Membeli
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Pengenalan kebutuhan
Proses membeli dimulai dengan pengenalan kebutuhan dimana pembeli
mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan
antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.
b. Pencarian informasi
Seorang konsumen yang sudah terkait mungkin mencari lebih banyak
informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan
produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen
kemungkinan akan membelinya. Bila tidak, konsumen dapat menyimpan
kebutuhan dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi yang
berhubungan dengan kebutuhan tersebut.
Menurut Philip Kotler (2005:162) kosumen dapat memperoleh informasi dari
beberapa sumber. Sumber ini termasuk:
1. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan
2. Sumber komersial : iklan, wiraniaga, agen, kemasan, pajangan.
3. Sumber publik: media massa, organisasi penilai konsumen
4. Sumber pengalaman : penanganan, pemeriksaan, menggunakan produk.
Pengaruh relatif dari sumber informasi ini bervariasi menurut produk dan
pembeli. Pada umumnya, konsumen menerima sebagian besar informasi
mengenai suatu produk dari sumber komersial, yang dikendalikan oleh
Sumber pribadi tampaknya bahkan lebih penting dalam mempengaruhi
pembelian jasa. Sumber komersial biasanya memberitahu pembeli, tetapi
sumber pribadi membenarkan atau mengevaluasi produk bagi pembeli.
Misalnya, dokter pada umumnya belajar mengenai obat baru cari sumber
komersial, tetapi bertanya kepada dokter lain untuk informasi yang evaluatif.
c. Evaluasi alternatif
Tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika konsumen menggunakan
informasi untuk mengevaluasi merk alternatif dalam perangkat pilihan.
Konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen.
Pertama, kita menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai
kumpulan atribut produk. Kedua, konsumen akan memberikan tingkat arti
penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan
unik masing-masing. Ketiga, konsumen mungkin akan mengembangkan satu
himpunan keyakinan merek mengenai dimana posisi setiap merek pada setiap
atribut. Keempat, harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi
pada tingkat atribut yang berbeda. Kelima, konsumen sampai pada sikap
terhadap merek berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi. Ada konsumen
yang menggunakan lebih dari satu prosedur evaluasi, tergantung pada
konsumen dan keputusan pembelian. Bagaimana konsumen mengevaluasi
alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu
dan situasi membeli spesifik. Dalam beberapa keadaan, konsumen
menggunakan perhitungan dengan cermat dan pemikiran logis. Pada waktu
mereka membeli berdasarkan dorongan sesaat atau tergantung pada intuisi.
Kadang-kadang konsumen mengambil keputusan membeli sendiri;
kadang-kadang mereka bertanya pada teman, petunjuk bagi konsumen, atau wiraniaga
untuk memberi saran pembelian. Pemasar harus mempelajari pembeli untuk
mengetahui bagaimana sebenarnya mereka mengevaluasi alternatif merek.
Bila mereka mengetahui proses evaluasi apa yang sedang terjadi, pemasar
dapat membuat langkah-langkah untuk mempengaruhi keputusan membeli.
d. Keputusan membeli
Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merek dan membentuk
niat untuk membeli. Pada umumnya, keputusan membeli konsumen adalah
membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara
niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah
sikap orang lain, yaitu pendapat dari orang lain mengenai harga, merek yang
akan dipilih konsumen. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak
diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan.
Akan tetapi peristiwa-peristiwa yang tak diharapkan bisa menambah niat
pembelian.
e. Tingkah laku pasca pembelian
Tahap dari proses keputusan pembeli, yaitu konsumen mengambil tindakan
lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas. Yang
menentukan pembeli merasa puas atau tidak puas dengan suatu pembelian
diterima dari produk. Bila produk tidak memenuhi harapan, konsumen merasa
tidak puas, bila memenuhi harapan konsumen merasa puas, bila melebihi
harapan konsumen akan merasa puas. Konsumen mendasarkan harapan
mereka pada informasi yang mereka terima dari penjual, teman dan
sumber-sumber yang lain. Bila penjual melebih-lebihkan prestasi produknya, harapan
konsumen tidak akan terpenuhi dan hasilnya ketidakpuasan. Semakin besar
antara kesenjangan antara harapan dan prestasi, semakin besar ketidakpuasan
kosumen. Hal ini menunjukkan bahwa pembeli harus membuat pernyataan
yang jujur mengenai prestasi produknya sehingga pembeli akan puas.
2.3 Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian
Merupakan suatu tantangan bagi perusahaan dan perlu untuk direspon dengan
merancang strategi pemasaran yang tepat. Perusahaan dituntut lebih memperhatikan
kebutuhan dan keinginan konsumen, selanjutnya perlu diketahui harapannya dan
kemudian berusaha untuk memenuhinya, sehingga perusahaan dapat eksis dalam
persaingan.
Bauran Pemasaran merupakan bagian yang paling penting dari kegiatan pemasaran
jasa. Bauran pemasaran jasa yang baik akan sangat membantu dalam
mempertahankan konsumen, karena biaya yang diperlukan untuk mempertahankan
kembali pelanggan yang telah hilang atau untuk menarik konsumen yang baru yang
biasanya lebih besar.
Pengaruh antara bauran pemasaran dengan keputusan konsumen ini diungkapkan oleh
Tjiptono (2005:68) sebagai berikut: Bauran pemasaran dan keputusan konsumen
berkaitan sangat erat. Bauran pemasaran memberikan suatu dorongan kepada
konsumen untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam
jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami
dengan seksama harapan konsumen serta kebutuhan mereka. Dengan demikian
perusahaan dapat meningkatkan keputusan pelanggan dimana perusahaan
memaksimumkan pengalaman yang menyenangkan dan meminimumkan atau
meniadakan pengalaman konsumen yang kurang menyenangkan. Pada gilirannya
kepuasan konsumen dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan kepada
perusahaan.
2.4 Hasil Penelitian Terdahulu yang relevan
No. Nama Judul Metode Penelitian Hasil yang
diperoleh
1 Anik Tri Martutik Pengaruh Bauran
pemasaran
terhadap keputusan konsumen
wawancara, kuesioner, dan dokumentasie. Sampel yang digunakan sebanyak 68 konsumen yang telah menggunakan jasa catering
(X1), harga (X2), promosi (X3),
orang (X4), bukti fisik (X5), proses (X6). Sedangkan sisanya 24,6% variabel keputusan konsumen akan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia yang beralamat di
Jalan Arief Rahman Hakim No.36, Sukabumi. Bandar Lampung. Data yang akan
diperoleh dari kualitas pelayanan yang memiliki 5 variabel yaitu, produk, harga,
distribusi, promosi, orang, bukti fisik, dan proses. Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan survei yaitu penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
3.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian
Adapun jenis data yang digunakan dalam uraian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Kuantitatif
Merupakan data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data
kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika
atau statistika.
Merupakan data yang berbentuk kata – kata bukan dalam bentuk angka. Data
kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data. Sedangkan
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan survei yaitu penelitian yang
mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat
pengumpulan data yang pokok.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi ialah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kuliatas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini populasi yang
digunakan ialah wali murid dari siswa-siswi sekolah SD Tunas Mekar Indonesia.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagaian untuk diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi. Oleh karena itu peneliti hanya mengambil
sampel dengan menyebarkan kuesioner pada wali murid dari siswa-siswi sekolah SD
Tunas Mekar Indonesia.
Peneliti mengambil sampel Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2007) sample
yang dinyatakan ideal dan dapat mewakili populasi adalah sampel yang jumlahnya 20
Jumlah sample yang ideal adalah 20 x 7 = 140 jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah
sampel minimum yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 140 orang. Dimana
alas an menggunakan sampel menurut Uma Sekaran karena pada penelitian
sebelumnya yang sejenis menggunakan metode tersebut, sehingga untuk menghindari
efek bias maka peneliti memilih metode yang sama.
3.3.3 Metode Pengumpulan Sampel
Sedangkan tehnik pengambilan sampel menggunakan tehnik aksidental, yaitu dengan
memberikan daftar kuesioner kepada wali murid dari siswa-siswi sekolah SD Tunas
Mekar Indonesia yang sedang melakukan aktifitas di Tunas Mekar Indonesia. Adapun
prosedur pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Mencari responden yang memakai jasa sekolah Tunas Mekar
Indonesia
2. Meminta kesediaan responden untuk mengisi kuesioner.
Membagikan kuesioner secara langsung kepada konsumen Tunas
Mekar Indonesia Pusat.
3. Memberikan penjelasan tentang cara-cara pengisian kuesioner.
4. Mengumpulkan kuesioner yang telah diisi oleh responden.
5. Menyeleksi jawaban apabila ditemukan jawaban yang rusak (tidak
lengkap) atau tidak memenuhi syarat.
6. Menganalisis dan mengolah data lalu ditarik kesimpulan dari data
3.4 Data dan Sumber Data
Sumber data terbagi menjadi dua, dalam penelitian ini sumberdata yang digunakan
adalah:
1. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh peneliti secara langsung melalui observasi, pembagian
angket atau kuesioner kepada wali murid dari siswa-siswi sekolah SD Tunas Mekar
Indonesia.
2. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada atau data yang secara
tidak langsung berhubungan dengan responden yang diteliti dan merupakan
pendukung bagian dari penelitian yang dilakukan, yaitu data yang diperoleh dari
instansi tempat dilakukannya penelitian.
3.5 Tekhnik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data secara terperinci dan baik, peneliti menggunakan metode,
kuisioner. Kuisioner merupakan cara pengumpulan data dengan menyebarkan suatu
daftar yang berisi serangkaian pertanyaan tertulis yang disusun secara sistematis,
yang diserahkan langsung kepada responden yang akan diteliti untuk diisi
Singarimbun (2006). Selanjutnya agar jawaban responden dapat diukur maka
jawaban responden diberi skor. Dalam pemberian skor maka digunakan skala ordinal,
menurut Efendy dan Singarimbun (2006) skala ordinal adalah merupakan cara
(responden) terhadap sesuatu. Selanjutnya dalam prosedur skala ordinal ini adalah
menetukan menetukan skor atas setiap pertanyaan dalam kuisioner yang disebarkan.
Jawaban dari responden dibagi dalam lima kategori penilaian dimana masing-masing
pertanyaan diberi skor satu sampai lima.
3.6 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah proses penentuan ukuran suatu variabel
Metode yang digunakan adalah metode dengan skala ordinal, yaitu dengan
memberikan pilihan jawaban untuk satu petanyaan, skor tersebut bergeser antara satu
hingga lima, yaitu:
5. Sangat setuju
4. Setuju
3. Netral
2. Tidak setuju
Tabel 3.6.1 Operasional Penelitian
Konsep Variabel Definisi Indikator Skala
Distribus i (X3) Berbagai aktifitas perusahaan untuk membuat produknya tersedia dan dapat diakses oleh pasar sasarannya. Proses belajar mengajar yang baik Interaksi belajar yang baik Penyampaian Ilmu pada siswa tersampaikan dengan baik Ordinal Promosi (X4) Berbagai aktifitas perusahaan untuk mengkomunika sikan dan mempromosika n produknya kepada pasar sasarannya. Sarana iklan Media promosi Kemenarikan promosi Ordinal Orang (X5)
Semua pelaku yang memainkan sebagian penyajian jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli. Penampilan karyawan Tutur kata karyawan Kemampuan menciptakan hubungan baik Ordinal Bukti fisik (X6) Lingkungan fisik dimana jasa disampaikan dan dimana perusahaan dan konsumennya berinteraksi. Kondisi gedung Kenyamanan sekolah Fasilitas sekolah Ordinal Proses (X7)
Semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktifitas dengan mana jasa disampaikan yang
Cara
pembayaran administrasi
merupakan sistem penyajian atau operasi jasa Respon menghadapi keluhan Kemudahan berinteraksi Keputusan pembelian (Y) Keputusan pembelian adalah proses merumuskan berbagai alternatif tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif tertentu untuk melakukan pembelian. Memilih Tunas Mekar Indonesia berdasarkan kebutuhan Membandingka n dengan sekolah lain Pengambilan keputusan Ordinal
3.7 Metode Analisis Data
3.7.1 Uji Alat Kuisioner
Menurut Singarimbun dan Effendi (2006 : 122) menyatakan bahwa uji validitas
adalah pengujian sejauh mana suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur
variabel yang ada. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur yang
diinginkan oleh peneliti, serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti
secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data
yang dikumpulkan tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
Pada penelitian ini pengukuran validitas menggunakan analisis faktor yang
cukup kuat diantara faktor – faktor pembentuk maka faktor tersebut dinyatakan
memang sebagai pembentuk variabel. Besarnya matriks korelasi yang lazim
digunakan adalah 0.5 .
1Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan sebuah instrumen.
Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel akan menghasilkan data yang
dapat dipercaya juga (Arikunto, 2002:154).
Arikunto (2002:171) merumuskan alpha cronbach yang telah dibakukan sebagai
berikut :
Keterangan :
r11 = reabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
= jumlah varian butir
= varian total
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai alpha cronbach
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan
kuantitatif.
3.8.1 Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif adalah riset yang cara pengolahan datanya tidak dikuantifikasi atau
tidak dihitung dan tidak menggunakan analisis matematis. Penelitian ini
menggunakan analisis kualitatif agar lebih memahami motivasi dan perasaan
konsumen untuk lebih loyalitas pada Tunas Mekar Indonesia. Selain itu dalam
metode analisis kualitatif menggunakan kuesioner yang didalamnya memuat
pertanyaan-pertanyaan terbuka sehingga data yang dihasilkan lebih kaya, manusiawi,
tajam dan seringkali lebih membuka wawasan (McDaniel & Gates, 2001:59).
3.8.2 Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif adalah riset yang cara pengolahan datanya dihitung menggunakan
analisis sistematis. Dalam penelitian ini menggunakan uji regresi linier berganda. Uji
regresi linier berganda digunakan untuk memeriksa kuatnya hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat. Menurut Sugiono (2006: 250) uji regresi linier
berganda dapat dilihat dalam persamaan berikut:
Y = a + b1x1+ b2x2+ b3x3+ b4x4+ b5x5+ b6x6+ b7x7+ e
Keterangan :
α = konstanta
b1-b7= koefisien regresi variabel bebas ke-1 sampai ke-7
x1 = produk
x2 = harga
x3 = distribusi
x4 = promosi
x5 = orang
x6 = bukti fisik
x7 = proses
e = standar eror.
3.9 Uji Hipotesis
3.9.1 Pengujian Hipotesis Secara Keseluruhan (Uji F)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen yaitu produk (X1),
harga (X2) distribusi (X3), promosi (X4), orang (X5), bukti fisik (X6), dan proses (X7)
bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen yaitu
keputusan pembelian (Y) pada tingkat kepercayaan 95% atau α = 5%. Hasil
pengujian uji F dapat ditemui pada tabel ANOVA (Analysis of Variance) dari output
SPSS untuk menjawab hipotesis statistik yaitu:
Ho= variabel X tidak ada pengaruh signifikan secara simultan terhadap
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Memperhatikan hasil pembahasan pada Bab IV sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis yang dirumuskan yaitu bauran pemasaran Sekolah
Dasar Tunas Mekar Indonesia di Bandar Lampung memberikan pengaruh
keputusan pembelian konsumen dapat diterima.
Hasil pengujian hipotesis tersebut didasarkan pada hasil perhitungan secara
statistik melalui Regresi Berganda pada tingkat Alpha 5 % yaitu sebagai berikut :
1. Dari hasil uji regresi linier berganda dapat diketahui bahwa pengaruh
bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian sebesar R2= 0,499 hal
ini berarti sumbangan variabel X (bauran pemasaran) berperan dalam
mempengaruhi variabel Y (keputusan pembelian) sebesar 49,9%,
sedangkan koefisien R bernalai 0,707 yang mengartikan bahwa semakin
nilai koefisien mendekati 1, maka semakin erat hubungan ppengaruh yang
sisanya 0,266 atau 26,6% dipengaruhi faktor lain yang tidak
terindentifikasi.
2. Hasil pengujian hipotesis secara menyeluruh dengan uji F pada tingkat
kepercayaan 95% atau dengan nilaiα= 5% , F hitung > F tabel (18,818 >
2,01) maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa bauran pemasaran
(produk, harga, tempat, promosi, orang, bukti fisik, dan proses) secara
bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap
keputusan pembelian. Jika dinilai dari taraf siginfikansi yaitu 0,05 maka
nilai signifikan yang diperoleh pada tabel 0,000 lebih kecil 0,05, ini
berpengaruh secara signifikan.
3. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dengan uji t padaα= 5% atauα=
0,05% , secara masing-masing variabel bebas yaitu produk, harga, tempat,
promosi, orang, bukti fisik, dan proses berpengaruh secara positif terhadap
variabel keputusan pembelian (Y), kesimpulannya Ho ditolak dan Ha
diterima.
5.2 Saran
Penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan
pembelian Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia di Bandar Lampung cukup baik
namun belum maksimal. Berdasarkan simpulan tersebut, maka saran-saran yang
dapat diberikan untuk menjadi bahan pertimbangan bagi Sekolah Dasar Tunas
Mekar Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Dari hasil yang paling besar variabel tempat, Sekolah Dasar Tunas Mekar
Indonesia diharapkan mempertahankan, lokasi yang strategis, keamanan
b. Produk sebagai variabel terkecil dari hasil penelitian tersebut. Hal ini harus
diperhatikan oleh pihak Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia,
diharapkan meningkatkan kualitas lulusan sekolah dasar Tunas Mekar
Indonesia yang lebih baik dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan
agar lebih baik dari lulusan sekolah lainnya, dan meningkatkan faslitas
berupa teknologi yang m,enunjang belajar mengajar sehingga memberikan
Angel, et all.2001 Perilaku Konsumen. Edisi ke6. Jilid 1. Binarupa. Aksara, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian, Edisi Revisi V. 2002. PT Rineka Cipta: Jakarta.
Fandy Tjiptono. (2005). Pemasaran Jasa. Bayumedia Publishing. Malang
Griffin, Jill.2002.Customer Loyalty How To Earn It, How To Keep It I, Mc Graw Hill, Kentucky.
Hair, J.F. Anderson, R.E, Tatham, R.I. and Black, W.C. 2006. Multivariate Data Analysis, Sixth Edition, Prentice Hall International: Uk.
McDaniel, Carl dan Gates, Roger. 2001. Riset Pemasaran Kontemporer. Salemba Empat: Jakarta.
Mursid.2002. Manajemen Pemasaran. Gramedia Widyasarana indonesia: Jakarta.
Philip Kotler. (2005). Manajemen Pemasaran. PT INDEKS Kelompok Gramedia. Jakarta
Stanton,J. William , dkk.2001.Marketing. Edisi ke 12. Erlangga.Jakarta