• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEKOLAH DASAR TUNAS MEKAR INDONESIA (TMI) DI BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEKOLAH DASAR TUNAS MEKAR INDONESIA (TMI) DI BANDAR LAMPUNG"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

INDONESIA (TMI) DI BANDAR LAMPUNG

Oleh

DENNY INDRAJIT JAYA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR

(2)

ABSTRAK

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEKOLAH DASAR TUNAS MEKAR

INDONESIA (TMI) DI BANDAR LAMPUNG

Oleh

Denny Indrajit Jaya

Pada latar belakang dijelaskan bahwa total biaya sekolah di Tunas Mekar Indonesia pada jenjang SD adalah sebesar Rp 21.550.000, Total biaya sekolah di Global Surya pada jenjang SD adalah sebesar Rp 14.800.000 Total biaya sekolah di Star Kids pada jenjang SD adalah sebesar Rp 14.000.000 Total biaya sekolah di Sekolah Darma Bangsa pada jenjang SD adalah sebesar 18.000.000. Hal tersebut menjelaskan persaingan beberapa sekolah dasar swasta yang terkemuka di Bandar Lampung dengan biaya tertinggi ada pada sekolah dasar TMI. Sehingga dengan biaya tersebut diduga Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia (TMI) Bandar Lampung dinilai lebih mampu meningkatkan minat orang tua murid yang berdampak bagi keputusan memilih jasa pendidikan sekolah tersebut melalui peningkatan peranan lokasi, harga, kualitas pendidikan dan fasilitas. Lokasi yang strategis juga akan menarik minat konsumen untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. Sedangkan harga yang tinggi harus mampu diimbangi dengan kualitas pendidikan yang terbaik. Maka, kesesuaian biaya yang tinggi dan apa yang menjadi output layanan TMI haruslah baik, dengan menghimpun pendapat melalui kuisioner yang diiisi para wali murid yang menyekolahkan anak mereka di TMI sumber data penelitian ini diperoleh yang selanjutnya akan dikumpulkan sebagai input untuk diolah agar mengetahui adakah pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian di sekolah dasar TMI.

(3)

keseluruhan atau seimultan dan Uji t untuk melihat hasil pengaruh secara parsial arau persatuan veriabel X yang diteliti terhadap variabel Y.

Hasil uji t didapatkan nilai yang signifikan dimana perbandingan thitung dengan ttabel. Dengan kriteria ini yaitu thitung lebih besar dari ttabel pada taraf signifikan 95%. maka uji t dinyatakan menghasilkan pengaruh terhadap minat beli konsumen pada TMI secara parsial. Kemudian hasil uji F memperlihatkan dengan kriteria F hitung > F tabel yaitu 18,818 > 2.01 maka artinya bahwa bauran pemasaran (produk, harga, distribusi, promosi, orang, bukti fisik, proses) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Kemudian jika dinilai dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka nilai signifikansi yang diperoleh pada tabel yaitu 0,000 lebih kecil dari 0,05. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada TMI dapat diterima.

(4)
(5)
(6)
(7)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL

ABSTRAK

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Manfaat Penelitian ... 12

1.5 Kerangka Pikir ... 12

1.6 Hipotesis ... 14

BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran Jasa ... 15

2.1.1 Definisi Pemasaran ... 15

2.1.2 Pengertian Jasa dan Pemasaran Jasa ... 16

2.1.3 Karakteristik Jasa ... 18

2.1.4 Variabel-variabel dalam bauran pemasaran ... 22

2.2 Keputusan Pembelian ... 23

2.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian ... 23

2.2.2 Jenis-jenis tingkah laku keputusan pembelian ... 24

(8)

2.3 Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian ... 31

2.4 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 32

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 34

3.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 34

3.3 Populasi dan Sampel ... 35

3.3.1 Populasi ... 35

3.3.2 Sampel ... 35

3.3.3 Metode Pengumpulan Sampel ... 36

3.4 Data dan Sumber Data ... 37

3.5 Tekhnik Pengumpulan Data ... 37

3.6 Definisi Operasional Variabel ... 38

3.7 Metode Analisis Data ... 41

3.7.1 Uji Alat Kuisioner ... 41

3.8. Tekhnik Analisis Data ... 42

3.8.1 Analisis Kualitatif ... 42

3.8.2 Analisis Kuantitatif ... 43

3.9 Uji Hipotesis ... 44

3.9.1 Uji F (Simultan) ... 44

3.9.2 Uji t (Parsial) ... 44

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuisioner ... 46

4.1.1 Uji Validitas ... 46

4.1.2 Uji Reliabilitas ... 49

4.2 Identitas Responden ... 51

4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden ... 53

4.3.1 Tanggapan Responden Tentang Produk ... 53

4.3.2 Tanggapan Responden Tentang Harga... 55

4.3.3 Tanggapan Responden Tentang Tempat ... 57

4.3.4 Tanggapan Responden Tentang Promosi ... 58

4.3.5 Tanggapan Responden Tentang Guru ... 60

(9)

4.3.7 Tanggapan Responden Tentang Proses ... 64

4.3.8 Tanggapan Responden Tentang Keputusan Pembelian ... 64

4.4 Analisis Kuantitatif ... 67

4.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda ... 67

4.4.2 Uji F (Simultan) ... 68

4.4.3 Uji t (Parsial) ... 69

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 73

5.2 Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1Biaya Sekolah pada Beberapa Sekolah Dasar Swasta di Bandar Lampung

jenjang SD Tahun 2012-2013 ... 5

3.6.1 Operasional Variabel ... 38

4.1Nilai Validitas Variabel Produk ... 46

4.2Nilai Validitas Variabel Harga ... 47

4.3Nilai Validitas Variabel Distribusi ... 47

4.4Nilai Validitas Variabel Promosi ... 47

4.5Nilai Validitas Variabel Orang ... 48

4.6Nilai Validitas Variabel Bukti Fisik ... 48

4.7Nilai Validitas Varibel Proses ... 48

4.8Nilai Validitas Variabel Keputusan Pembelian ... 49

4.9Hasil Uji Reliabilitas ... 50

4.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 51

4.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52

4.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 52

4.13 Pernyataan 1 Fasilitas yang disediakan TMI memuaskan ... 53

4.14 Pernyataan 2 Siswa TMI mampu bersaing dengan siswa sekolah lain .... 54

(11)

4.16 Pernyataan 1 DPP Sesuai dengan Hasil Yang Ditawarkan ... 55

4.17 Pernyataan 2 Pemberian Diskon Bermanfaat ... 56

4.18 Pernyataan 3 Harga SPP Sesuai Dengan Kualitas dan Layanan yang Diberikan ... 56

4.19 Pernyataan 1 Lokasi Sekolah Dasar Strategis ... 57

4.20 Pernyataan 2 Sarana Transportasi Umum baik ... 57

4.21 Pernyataan 3 Sistem keamanan yang baik ... 58

4.22 Pernyataan 1 Iklan yang dilakukan oleh TMI sudah tersebar baik ... 59

4.23 Pernyataan 2 Media Promosi yang dilakukan oleh TMI tidak hanya melalui media cetak ... 59

4.24 Pernyataan 3 Promosi yang ditampilkan TMI cukup menarik ... 60

4.25 Pernyataan 1 Penampilan Guru TMI sudah baik ... 60

4.26 Pernyataan 2 Tutur kata guru sudah baik ... 61

4.27 Pernyataan 3 Guru TMI sudah mampu menciptakan hubungan yang baik dengan wali murid ... 61

4.28 Pernyataan 1 Kondisi Gedung TMI sudah baik ... 62

4.29 Pernyataan 2 Kenyamanan sekolah dasar TMI sudah baik ... 62

4.30 Pernyataan 3 Fasilitas yang tersedia sudah memuaskan ... 63

4.31 Pernyataan 1 Cara Pembayaran Administrasi tidak Menyulitkan wali murid ... 64

4.32 Pernyataan 2 Guru sudah memberikan respon yang baik dalam menghadapi keluhan wali murid ... 64

4.33 Pernyataan 3 Kemudahan interaksi antara guru dan wali murid ... 65

4.34 Pernyataan 1 Memilih TMI karena visi dan misi yang diberikan ... 65

4.35 Pernyataan 2 Memilih TMI dengan melakukan survey terlebih dahulu .. 66

(12)

3.6Analisis Determinasi ... 67

3.7Hasil Uji F ... 68

3.8Analisis Regresi Linier Berganda ... 70

3.9Uji Hipotesis Pengaruh Variabel X terhadap Y ... 71

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Paradigma penelitian bauran pemasaran terhadap keputusan

pembelian pada sekolah TMI ... 10

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Lembar Kuesioner Penelitian.

2. Hasil Kuesioner (Uji Realibilitas)

3. Hasil Uji Validitas (output program SPSS).

4. Tabel r

5. Tabel Distribusi F (0,05)

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang diselenggarakan di

Indonesia, baik itu secara terstruktur maupun tidak tersruktur. Secara terstruktur,

pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan Nasional

Republik Indonesia (Kemdiknas), dahulu bernama Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan republic Indonesia (Depdikbud). Di Indonesia semua oenduduk wajib

mengikuti program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, enam tahun di

sekolah dasar dan tiga tahun di sekolah menengah atas. Saat ini pendidikan di

Indonesia diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa dan

faktor pendukung yang memegang peranan penting di seluruh sektor kehidupan,

sebab kualitas kehidupan suatu bangsa sangat erat dengan tingkat pendidikan. Peran

sekolah dinilai sangat penting bagi maju dan berkembangnya masyarakat dan

terjaminnya kebutuhan kehidupan mereka kelak di kemudian hari. Ada lima manfaat

(16)

1) Pengembangan kecerdasan pikiran dan pengetahuan: sekolah adalah sebuah

lembaga yang di samping mengembangkan pribadi anak didik secara menyeluruh

juga merupakan lembaga penelitian guna pengembangan ilmu dan pengetahuan

secara lebih ilmiah. Dalam hal ini, fungsi sekolah yang lebih penting adalah

menyampaikan pengetahuan dan melaksanakan tugas mencerdaskan bangsa. Fungsi

sekolah dalam pendidikan intelektual dapat disamakan dengan fungsi keluarga dalam

pendidikan formal

2) Spesialisasi: Di dalam fungsi ini, sekolah memberikan bekal keterampilan dan

ilmu pengetahuan secara terpola dan secara sistematis dengan mempertimbangkan

bakat dan minat dari peserta didik sehingga mereka mampu menjadi seseorang yang

memiliki keahlian khusus di bidangnya

3) Sosialisasi: sekolah mempunyai peranan yang penting di dalam proses sosialisasi,

yaitu proses membantu perkembangan individu menjadi makhluk sosial, makhluk

yang dapat beradaptasi dengan baik di masyarakat. Sebab bagaimanapun pada

akhirnya dia berada di masyarakat

4) Konservasi dan transmisi kultural: sekolah memelihara warisan budaya yang hidup

dalam masyarakat dengan jalan menyampaikan warisan kebudayaan tadi (transmisi

(17)

5) Transisi dari rumah ke masyarakat; ketika berada di keluarga, kehidupan anak

serba menggantungkan diri kepada orang tua, maka memasuki sekolah, dia

mendapatkan kesempatan untuk melatih diri sendiri dan tanggung jawab sebagai

persiapan sebelum ke masyarakat.

Pendidikan merupakan jasa yang berupa proses pembudayaan, pengertian ini

berimplikasi terhadap adanya input dan output. Dalam hal ini yang menjadi input

adalah peserta didik, sarana, prasarana, dan lingkungan, sedangkan outputnya adalah

jasa pelayanan pendidikan, lulusan atau alumni dan hasil penelitian.

Minat orang tua dalam menyekolahkan anaknya didasari oleh berbagai macam

pertimbangan seperti kemapanan secara ekonomi, perkembangan anak, harga diri,

dan faktor lainnya, kebanyakan orang yang kondisi ekonominya menengah ke atas

mampu memilih sekolah dasar yang terbaik bagi mereka dan anaknya. Pemilihan

sekolah yang tepat tidak lepas dari peran dan fungsi sekolah sendiri yang semakin

berkembang di era modern ini. Minat diperoleh dari suatu proses belajar dan proses

pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat pembelian ini menciptakan suatu

motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu keinginan yang

sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi

kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada di dalam benaknya tersebut.

Sekolah dasar swasta di Indonesia berkembang dengan pesat. Perkembangan ini juga

(18)

dalam jumlah yang cukup banyak dan menawarkan metode pendidikan yang

beraneka ragam. Perkembangan jumlah sekolah tersebut mengakibatkan semakin

tingginya persaingan usaha diantara mereka.

Sejauh ini, pendidikan di Bandar Lampung telah mengalami peningkatan kualitas

pendidikan.Dilihat melalui visi misi sekolah yang mengacu pada peningkatka kualitas

pendidikan di Bandar Lampung. Untuk meningkatkan kualitas tersebut, banyak

sekolah di Bandar Lampung yang telah menambah dan menyediakan fasilitas-fasilitas

yang mendukung hal tersebut. Seperti kurikulum yang berbasis teknologi, tersedianya

laboratorium komputer , laboratorium kimia dan pengajar yang berkompeten.

Harga merupakan tingkat biaya yang ditetapkan dan mekanisme pembayaran dalam

menggunakan jasa pendidikan yang menjadi pertimbangan orang tua dalam memilih

jasa pendidikan. Dalam hal ini harga berupa uang pembangunan (enroll payment),

untuk sarana dan prasarana sekolah seperti gedung sekolah, fasilitas belajar mengajar,

fasilitas bermain, serta makan siang dan kudapan yang bisa dinikmati oleh siswa.

Di Bandar Lampung banyak sekolah dasar swasta yang menawarkan fasilitas

pendidikan yang modern. Banyak pihak sekolah yang menyadari bahwa kebutuhan

pendidikan sudah sangat banyak dimintai oleh orang tua murid, apalagi banyak orang

tua murid yang membutuhkan sekolah yang berkualitas yang dapat mendidik anak

mereka menjadi anak yang yang lebih berguna baik secara kognitif maupun

(19)

berkualitas tinggi maka anak mereka dapat efektif secara perilaku dan psikomotornya,

memiliki motovasi dan kemauan untuk menjadi orang yang berguna. Berikut adalah

tabel biaya beberapa sekolah dasar swasta di Bandar Lampung.

Tabel 1.1 Biaya Sekolah pada Beberapa Sekolah Dasar Swasta di Bandar Lampung jenjang SD Tahun 2012-2013

No Daftar Biaya Tunas Mekar (Rp) Global Surya (Rp) Star Kids (Rp) Darma Bangsa (Rp) 1 Uang bangunan 19.800.000 13.200.000 12.700.000 16.000.000

2 Spp per Bulan 1.100.000 750.000 750.000 1.000.000

3 Seragam 650.000 850.000 550.000 1.000.000

TOTAL 21.550.000 14.800.000 14.000.000 18.000.000

Sumber : Sekolah Tunas Mekar, Sekolah Global Surya, Sekolah Star Kids , Sekolah Darma Bangsa

Dari tabel 1.1 dapat diketahui bahwa total biaya sekolah di Tunas Mekar Indonesia

pada jenjang SD adalah sebesar Rp 21.550.000 , Total biaya sekolah di Global Surya

pada jenjang SD adalah sebesar Rp 14.800.000 Total biaya sekolah di Star Kids pada

jenjang SD adalah sebesar Rp 14.000.000 Total biaya sekolah di Sekolah Darma

Bangsa pada jenjang SD adalah sebesar 18.000.000 .

Kualitas jasa pendidikan juga merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh

orang tua ketika ingin menyekolahkan anaknya di sekolah tertentu. Sekolah Dasar

Tunas Mekar Indonesia (TMI) Bandar Lampung memiliki kualitas pendidikan yang

baik. Hal ini tentunya didukung oleh tenaga pengajar dan sistem belajar mengajar

(20)

minimal S1 dan sebelum mengajar diwajibkan mengikuti training untuk metode

pengajaran Sekolah Dasar TMI. Fasilitas merupakan hal yang diperlukan dalam

mencapai sasaran belajar mengajar di sekolah. Sejauh ini fasilitas sekolah berupa

gedung sekolah, ruang kelas yang nyaman dan mendukung kegiatan belajar mengajar,

sarana olahraga, tempat bermain, perpustakaan, komputer, beberapa instrumen musik.

Dalam studi kasus ini, peneliti memfokuskan pada pendidikan di Sekolah Dasar

Tunas Mekar Indonesia (TMI) Bandar Lampung sebagai salah satu dari banyak

sekolah dasar swasta di Bandar Lampung mampu menghadapi dinamika persaingan

yang ketat dengan sekolah dasar swasta lainnya. Sekolah Dasar Tunas Mekar

Indonesia (TMI) Bandar Lampung dapat meningkatkan minat orang tua murid yang

berdampak bagi keputusan memilih jasa pendidikan sekolah tersebut melalui

peningkatan peranan lokasi, harga, kualitas pendidikan dan fasilitas. Lokasi yang

strategis akan menarik minat konsumen untuk menyekolahkan anaknya di sekolah

tersebut. Sedangkan harga yang tinggi harus mampu diimbangi dengan kualitas

pendidikan yang terbaik. Kualitas pendidikan merupakan bagian dari Sekolah Dasar

Tunas Mekar Indonesia (TMI) Bandar Lampung sebagai salah satu dari banyak

sekolah dasar swasta di Bandar Lampung mampu menghadapi dinamika persaingan

yang ketat dengan sekolah dasar swasta lainnya.

Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia (TMI) Bandar Lampung dapat meningkatkan

minat orang tua murid yang berdampak bagi keputusan memilih jasa pendidikan

(21)

fasilitas. Lokasi yang strategis akan menarik minat konsumen untuk menyekolahkan

anaknya di sekolah tersebut. Sedangkan harga yang tinggi harus mampu diimbangi

dengan kualitas pendidikan yang terbaik. Kualitas pendidikan merupakan bagian dari

Manajemen TMI beralih dari pemilik lama ke pemilik saat ini pada tahun 1999. Saat

itu TMI hanya terdiri dari KB dan TK di jalan KH. Ahmad Dahlan No.4, Pahoman,

dan masih di bawah Yayasan Tunas Mekar Indonesia yang bekerjasama dengan Kak

Seto selama 5 tahun (1999-2004). Pada tahun 2002, PT. Tunas Mekar Indonesia

diresmikan melalui Notaris Doni,S.H. dengan Akta PT nomor: 4 tahun 2002. Pada

tahun 2004, TMI mulai membangun SD di jalan Arief Rahman Hakim No.36,

Sukabumi di bawah naungan PT. Tunas Mekar Indonesia dan sekaligus berfungsi

sebagai kantor pusat, Pada tahun 2007, PT. TMI membangun SMP. Pada tahun 2010,

PT. TMI membangun SMA di jalan Arief Rahman Hakim No.30, Sukabumi.

Membaca kondisi ini maka, Tunas Mekar Indonesia menggunakan bauran pemasaran

agar dapat memasuki dunia persaingan dan bersaing secara sehat. Bauran pemasaran

mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli produk

atau jasa yang ditawarkan dan keberhasilan suatu pemasaran baik pemasaran produk

maupun pemasaran jasa di pasar. Menurut Philip Kotler (2005:18) “Bauran

Pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk

(22)

Jadi dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah suatu perangkat yang dapat

dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan terhadap produknya dan

perangkat-perangkat tersebut akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran bagi

perusahaan serta semua ini ditunjukan untuk memberikan kepuasan kepada

konsumennya.

Adapun perangkat atau alat dari bauran pemasaran menurut Yazid (2005:19) adalah

sebagai berikut :

1. Produk (product)

Penawaran nyata perusahaan kepada pasarnya, termasuk didalamnya kualitas

produk, desain produk, ciri-ciri produk, merek, dan kemasan produk.

Bauran pemasran produk yang telah dilakukan oleh Tunas Mekar Indonesia

adalah menawarkan jasa pelayanan pendidikan yang berkualitas bagi

konsumennya. Seperti tersedianya fasilitas dan teknologi yang modern yang

dapat menunjang belajar mengajar yang di lakukan di TMI. Lingkungan

sekolah yang bersih, sehingga memberikan kenyamanan tim pengajar dan

siswa-siswi yang melakukan aktifitas belajar mengajar di sekolah TMI.

Selain pelayanan jasa, produk yang ditawarkan oleh TMI kepada konsumen

tersedianya ruang bersama yang menjadi fasilitas bersama seperti aula, ruang

meeting , laboratorium, ruang komputer. Sekolah juga menyediakan tempat

(23)

2. Harga (price)

Jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk produk itu. Harganya harus

sesuai dengan persepsi pelanggan terhadap nilai penawaran tersebut.

Tunas Mekar Indonesia memberikan harga yang ditawarkan sesuai dengan

kualitas dan pelayanan jasa yang diberikan oleh pihak sekolah kepada

konsumen. Sehingga dengan harga tersebut, maka konsumen dapat merasakan

kepuasan.

3. Distribusi (place)

Berbagai aktifitas perusahaan untuk membuat produknya tersedia dan dapat

diakses oleh pasar sasarannya.

Sekolah Tunas Mekar Indonesia berada dilokasi yang strategis, yang mudah

diakses oleh konsumen baik menggunakan kendaraan pribadi maupun

transportasi umum. Sekolah Tunas Mekar Indonesia yang beralamatkan di Jl.

Arief Rahman Hakim No.36, Sukabumi Bandar Lampung.

4. Promosi (promotion)

Berbagai aktifitas perusahaan untuk mengkomunikasikan dan

mempromosikan produknya kepada pasar sasarannya. Promosi yang

dilakukan oleh Sekolah Tunas Mekar berupa membagikan menyebarkan

(24)

5. Orang (people)

Semua pelaku yang memainkan sebagian penyajian jasa dan karenanya

mempengaruhi persepsi pembeli.

Orang yang berpengaruh terhadap penyajian jasa di sekolah Tunas Mekar

Indonesia agar dapat mempengaruhi persepsi pembeli meliputi semua

perangkat sekolah, seperti kepala sekolah , kepala departemen , wakil kepala

sekolah , guru , dan staff.

6. Bukti Fisik (physical evidence)

Lingkungan fisik dimana jasa disampaikan dan dimana perusahaan dan

konsumennya berinteraksi.

Lingkungan fisik dimana perusahaan menyampaikan pelayanan jasa dan

berinteraksi kepada konsumen terjadi di sekolah Tunas Mekar Indonesia.

7. Proses (process)

Semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktifitas dengan mana jasa

disampaikan yang merupakan sistem penyajian atau operasi jasa.

Proses penyajian jasa yang terjadi di Tunas Mekar Indonesia salah satunya adalah

(25)

Berdasarkan pemaparan, dapat diketahui bahwasannya dalam satu persaingan yang

harus dimiliki dan dilakukan oleh sekolah Tunas Mekar Indonesia adalah dengan

menerapkan bauran pemasaran yang diharapkan nantinya akan dapat mempengaruhi

keputusan pembelian. Oleh karena itu, maka peneliti tertarik untuk membahas dan

meneliti masalah yang berkaitan dengan penerapan bauran pemasaran serta

pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan pada latar belakang yaitu terjadinya

persaingan antar sekolah dasar swasta yang ada di Bandar Lampung yang di jelaskan

dengan Tabel 1.1 Biaya Sekolah pada beberapa sekolah swasta di Bandar Lampung

jenjang SD di mana biaya sekolah di Tunas Mekar Indonesia paling mahal di

bandingkan sekolah lainnya.

Maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu Apakah bauran

pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada sekolah Tunas Mekar

Indonesia di Bandar Lampung .

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan permasalahan, tujuan penelitian adalah

untuk mengetahui pengaruh variabel bauran pemasaran (produk, harga, distribusi,

promosi, orang, bukti fisik, proses ) terhadap keputusan pembelian pada sekolah

(26)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitin ini dapat memberi informasi kepada sekolah Tunas Mekar

Indonesia sehingga dapat digunakan untuk menentukan kebijaksanaan

pengambilan keputusan.

2. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti dalam penerpan

pengetahuan dari teori yang diterima serta menambah ilmu pengetahuan dan

kepustakaan.

1.5 Kerangka Pikir

Adapun perangkat atau alat dari bauran pemasaran menurut Yazid (2005:19) adalah

sebagai berikut :

1. Produk (product)

Penawaran nyata perusahaan kepada pasarnya, termasuk didalamnya kualitas

produk, desain produk, ciri-ciri produk, merek, dan kemasan produk.

2. Harga (price)

Jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk produk itu. Harganya harus

sesuai dengan persepsi pelanggan terhadap nilai penawaran tersebut.

3. Distribusi (place)

Berbagai aktifitas perusahaan untuk membuat produknya tersedia dan dapat

(27)

4. Promosi (promotion)

Berbagai aktifitas perusahaan untuk mengkomunikasikan dan

mempromosikan produknya kepada pasar sasarannya.

5. Orang (people)

Semua pelaku yang memainkan sebagian penyajian jasa dan karenanya

mempengaruhi persepsi pembeli.

6. Bukti Fisik (physical evidence)

Lingkungan fisik dimana jasa disampaikan dan dimana perusahaan dan

konsumennya berinteraksi.

7. Proses (process)

Semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktifitas dengan mana jasa

disampaikan yang merupakan sistem penyajian atau operasi jasa

Menurut Philip Kotler (2005:202) keputusan pembelian adalah “ karakteristik

pembeli dan proses pengambilan keputusannya akan menimbulkan keputusan

(28)

Paradigma Penelitian :

Sumber Philip Kotler(2005:202)

Sumber : Yazid (2005:19)

Gambar 1. Bagan paradigma penelitian bauran pemasaran terhadap keputusan

pembelian pada sekolah Tunas Mekar Indonesia

1.6 Hipotesis

Bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, distribusi, promosi, orang, bukti

fisik, dan proses berpengaruh secara signifikan pada keputusan pembelian pada

sekolah Tunas Mekar Indonesia di Bandar Lampung. Bauran Pemasaran (X)

Produk (X1)

Harga (X2)

Distribusi (X3)

Promosi (X4)

Orang (X5)

Bukti Fisik (X6)

Proses (X7)

(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pemasaran Jasa

2.1.1 Definisi Pemasaran

Pemasaran menyentuh kehidupan kita sehari-hari. Tetapi kebanyakan orang telah

salah mengartikan dan menganggapnya bahwa pemasaran sama dengan penjualan dan

promosi. Ini bukan berarti bahwa penjualan dan promosi menjadi tidak penting, tetapi

keduanya lebih merupakan bagian dari bauran pemasaran yang lebih luas. atau

seperangkat fungsi pemasaran yang harus dimanfaatkan untuk meraih dampak

maksimum dipasar.

Selanjutnya menurut Swastha (2005:10) pengertian pemasaran adalah sebagai

berikut: “Pemasaran adalah keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan

untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan

barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun

(30)

Menurut Payne alih bahasa Tjiptono, (2005: 27) mengemukakan bahwa “pemasaran

jasa merupakan suatu proses mempersepsikan, memahami, menstimulasi dan

memenuhi kebutuhan pasar sasaran yang dipilih secara khusus dengan menyalurkan

sumber-sumber sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut”.

Dari definisi tersebut dapat dijabarkan bahwa pemasaran merupakan suatu kegiatan

yang sangat kompleks bukan hanya penjulan maupun kegiatan penyaluran, tetapi

dimulai dari menyelidiki dan mengetahui serta keinginan pelanggan, menentukan

produk, menetapkan harga, menentukan cara-cara promosi serta penyaluran barang

atau jasa sehingga tujuan untuk dapat memenuhi kepuasan dan kebutuhan konsumen

akan tercapai.

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting bagi keberhasilan

suatu perusahaan, mengingat semakin banyaknya pesaing dan semakin kompleknya

perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan masyarakat. Perubahan-perubahan

ini akan membawa dampak positif atau negatif bagi perusahaan, kadang-kadang

perubahan itu akan mendatangkan peluang dan kesempatan bagi perusahaan atau

kadang pula dapat membawa ancaman dan kesulitan bagi perusahaan. Untuk itulah

perusahaan harus benar-benar dapat mengamati perubahan-perubahan yang

menyangkut pasar, baik secara ekstern maupun intern.

(31)

Pemikiran pemasaran pada mulanya berkembang dari penjualan produk fisik.

Sementara itu pertumbuhan jasa yang luar biasa terjadi semenjak tahun 1969-an

ketika keadaan pasar semakin menurun dan meningkatnya pergolakan lingkungan,

sehingga pemasaran jasa menjadi salah satu megatren utama. Akan tetapi pada era

berikutnya terjadi konsolidasi dan peperangan perebutan pasar, karena adanya over

expansion of supply di tiap-tiap bidang sektor jasa seperti hotel, penerbangan, broker,

keuangan, surat kabar hingga bisnis eceran. Hal ini mendorong tumbuhnya perhatian

khusus dalam masalah pemasaran jasa.

Salah satu cara membedakan sebuah perusahaan adalah memberikan jasa dengan

kualitas yang lebih dari pesaing secara konsisten. Kuncinya adalah memenuhi atau

melebihi harapan pelanggan sasaran mengenai kualitas jasa yang diberikan oleh

penyedia jasa.

Menurut pendapat Lupiyoadi (2005:5), jasa adalah semua aktivitas ekonomi yang

hasilnya tidak berupa produk dalam bentuk fisik atau kontruksi, yang biasanya

dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai

tambah (seperti misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, kesehatan) atau

pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen.

Jasa atau pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan tidak berwujud dan cepat

hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, serta konsumen lebih dapat

(32)

lambatnya pertumbuhan jasa sangat bergantung pada penilaian pelanggan terhadap

kinerja yang ditawarkan dan diberikan oleh pihak penyedia jasa, untuk menghasilkan

kepuasan pelanggan.

Adapun definisi pemasaran jasa, yaitu “Setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan

oleh satu pihak kepada pihak yang lain dan merupakan barang tidak berwujud

(intangible) serta tidak berakibat pada kepemilikan akan sesuatu”. Rismiati

(2005:270)

2.1.3 Karakteristik Jasa

Merujuk pada karateristik pemasaran jasa pada umumnya sebagaimana yang

dikemukakan oleh Philip Kotler (2005:429-433) maka karateristik pemasaran jasa

dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Tidak Berwujud

Jasa berbeda dengan barang. Jadi barang merupakan suatu objek, alat atau benda,

maka jasa adalah suatu perbuatan, kinerja atau usaha. Bila barang dapat dimiliki,

maka jasa hanya dapat dikonsumsi tetapi tidak dapat dimiliki. Meskipun sebagaian

besar jasa dapat dikaitkan dan didukung oleh produk fisik namun esensi dari apa yang

dibeli pelanggan oleh performance yang diberikan oleh satu pihak ke pihak lainnya.

Jasa bersifat tidak berwujud, artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, atau didengar

sebelum dibeli. Seseorang tidak dapat melihat hasil dari jasa sebelum ia

menikmatinya sendiri. Bila pelanggan membeli jasa, maka ia hanya menggunakan,

(33)

jasa yang dimilikinya. Oleh karena itu untuk mengurangi ketidakpastian, para

pelanggan memperhatikan tanda-tanda atau bukti kualitas jasa tersebut. Mereka akan

menyimpulkan kualitas jasa dari tempat, produk, prosesnya, dan lain-lainnya yang

mereka amati. Kesimpulan yang diambil para pelanggan perusahaan jasa, baik atribut

yang bersifat objektif dan dapat dikuantitatifkan maupun atribut yang sangat subjektif

dan bersifat perceptual.

2. Tidak Terpisahkan

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu di konsumsi. Sedangkan jasa

biasanya dijual terlebih dahulu, baru kemudian di produksi dan di konsumsi secara

bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus

dalam pemasaran jasa. Keduanya mempengaruhi hasil dari jasa tersebut. Dalam

hubungan penyedia jasa dan pelanggan ini, efektivitas individu yang menyampaikan

jasa merupakan unsur penting. Dengan demikian, kunci keberhasilan bisnis jasa ada

pada konsep rekruitmen, kompensasi, pelatihan, dan pengembangan dan

karyawannya.

Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah pemberian perhatian khusus pada

tingkat partisipasi / keterlibatan pelanggan dalam proses jasa. Demikian pula halnya

dengan fasilitas pendukung jasa sangat perlu diperhatikan dan pemilihan lokasi yang

tepat, dalam artian mudah di jangkau oleh pelanggan. Hal ini berlaku untuk jasa,

dimana pelanggan yang mendatangi penyedia jasa, maupun sebaliknya penyedia jasa

(34)

3.Bervariasi

Jasa bersifat sangat variabel karena memiliki banyak variasi bentuk, kualitas dan

jenis, tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Ada tiga

faktor yang menyebabkan variabilitas kualitas jasa yaitu kerjasama atau partisipasi

pelanggan selama penyampaian jasa, moral/ motivasi karyawan dalam menangani

pelanggan, dan beban kerja perusahaan. Para pembeli jasa sangat peduli terhadap

variability jasa yang sangat tinggi dan seringkali mereka meminta pendapat orang lain

sebelum memutuskan untuk memilih penyedia jasa. Dalam hal ini penyedia jasa

dapat menggunakan tiga pendekatan dalam pengendalian kualitasnya, yaitu :

a. Melakukan investasi dalam seleski dan pelatihan personil yang baik

b. Melakukan standarisasi proses pelayanan jasa (service-performance

process). Hal ini dapat dilakukan dengan menyiapkan suatu cetak biru (blue

print) jasa yang menggambarkan peristiwa dan proses jasa dalam suatu

diagram alur, dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor potensial yang

dapat menyebabkan kegagalan dalam jasa tersebut.

c. Memantau kepuasan pelanggan melalui sistem saran dan keluhan serta

survey pelanggan sehingga pelayanan yang kurang baik dapat didekteksi dan

(35)

4. Tidak Dapat Disimpan

Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kondisi

seperti ini tidak akan menjadi masalah jika permintaannya konstan. Tetapi

kenyataannya permintaan pelanggan akan jasa umumnya sangat bervariasi dan

dipengaruhi oleh faktor musiman. Oleh karena itu, perusahaan jasa harus

mengevaluasi kapasitasnya (subtitusi dari persediaan jasa) guna menyeimbangkan

penawaran dan permintaan. Dalam hal ini perlu dilakukan analisis terhadap biaya dan

pendapatan bila kapasitas ditetapkan terlalu tinggi atau terlampau rendah.

Selain itu karakteristik jasa menurut Mursid (2002:116) adalah:

a. Maya atau tidak teraba (intangibility). Karena jasa tidak teraba, maka

pelanggan tidak dapat mengambil contohnya seperti mencicipi, merasakan,

melihat, mendengar atau mencium sebelum pelanggan membelinya. Oleh

karena itu dalam memasarkannya harus menonjolkan jasa itu sendiri.

Misalnya perusahaan telepon menguraikan bagaimana pelanggan dapat

menghemat biaya pengeluaran melalui pembicaraan telepon.

b. Tak terpisahkan (inseparability). Jasa tidak terpisahkan dengan pribadi

penjual. Untuk jasa tertentu diciptakan dan dipergunakan habis pada saat yang

(36)

c. Heterogenitas Output dari jasa tidak ada standarisasinya. Setiap unit jasa agak

berbeda dengan unit jasa lain yang sama. Misalnya order reparasi seorang

montir mobil tidak sama kualitasnya antara satu order dengan order lain. Oleh

sebab itu perusahaan jasa harus memperhatikan kualitasnya.

d. Cepat hilang (perishability) dan permintaan yang berfluktuasi. Jasa cepat

hilang dan tidak dapat disimpan. Pasaran jasa selalu berubah menurut waktu.

Misalnya montir menganggur pada hari kemarin, tidak dapat diganti pada hari

ini dan merupakan kerugian selamanya.

2.1.4 Variabel-Variabel Dalam Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran termaksud salah satu acuan dalam menyusun strategi pemasaran

yang kedudukannya cukup penting, karena keberhasilan perusahaan mencapai tujuan

sangat ditentukan oleh sejauh mana bauran pemasaran dilaksanakan.Hal ini sebagai

pertimbangan, bahwa beberapa variabel yang ada dalam bauran pemasaran adalah

variabel yang diperhitungkan oleh konsumen dalam menetapkan pembelian suatu

produk.

Adapun perangkat atau alat dari bauran pemasaran menurut Yazid (2005:19) adalah

sebagai berikut :

1. Produk (product)

Penawaran nyata perusahaan kepada pasarnya, termasuk didalamnya kualitas

produk, desain produk, ciri-ciri produk, merek, dan kemasan produk.

(37)

Jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk produk itu. Harganya harus

sesuai dengan persepsi pelanggan terhadap nilai penawaran tersebut.

3. Distribusi (place)

Berbagai aktifitas perusahaan untuk membuat produknya tersedia dan dapat

diakses oleh pasar sasarannya.

4. Promosi (promotion)

Berbagai aktifitas perusahaan untuk mengkomunikasikan dan

mempromosikan produknya kepada pasar sasarannya.

5. Orang (people)

Semua pelaku yang memainkan sebagian penyajian jasa dan karenanya

mempengaruhi persepsi pembeli.

6. Bukti Fisik (physical evidence)

Lingkungan fisik dimana jasa disampaikan dan dimana perusahaan dan

konsumennya berinteraksi.

7. Proses (process)

Semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktifitas dengan mana jasa

disampaikan yang merupakan sistem penyajian atau operasi jasa.

2.2 Keputusan pembelian

(38)

Menurut Angel et all. (2001:31) Keputusan pembelian adalah proses merumuskan

berbagai alternatif tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif

tertentu untuk melakukan pembelian. Pemasar perlu mengetahui siapa yang terlibat

dalam keputusan membeli dan peran apa yang dimainkan oleh setiap orang untuk

banyak produk, cukup mudah untuk mengenali siapa yang mengambil keputusan.

Menurut Angel et all. (2001:31) orang mungkin memainkan beberapa peran dalam

keputusan membeli:

a. Pemrakarsa orang yang pertama menyarankan atau mencetuskan gagasan

membeli produk atau jasa tertentu.

b. Pemberi pengaruh: orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi

keputusan membeli.

c. Pengambil keputusan : orang yang akhirnya membuat keputusan membeli

atau sebagian dari itu, apakah akan membeli, apa yang dibeli, bagaimana

membelinya atau di mana membeli.

d. Pembeli : orang yang benar-benar melakukan pembelian

e. Pengguna : orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa.

Mengetahui peserta utama proses pembelian dan peran yang mereka mainkan

membantu pemasar untuk menyesuaikan program pemasaran. Menurut Philip Kotler

(2005:202) keputusan pembelian adalah “ karakteristik pembeli dan proses

(39)

2.2.2 Jenis-jenis tingkah laku keputusan pembelian

Semakin kompleks keputusan yang harus diambil biasanya semakin banyak

pertimbangannya untuk membeli. Adapun jenis-jenis tingkah laku membeli

konsumen berdasarkan pada derajat keterlibatan dan tingkat perbedaan antara merek

menurut Philip Kotler (2005:160), yaitu:

a. tingkah laku membeli yang komplek

b. tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan.

c. tingkah laku membeli yang mencari variasi

d. tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan.

Penjelasan jenis-jenis tingkah laku tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tingkah laku membeli yang kompleks

Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan

tinggi konsumen dalam pembelian dan perbedaan besar yang dirasakan

diantara merek. Pembeli ini akan melewati proses pembelajaran, pertama

mengembangkan keyakinan mengenai produk, kemudian sikap, dan

selanjutnya membuat pilihan membeli yang dipikirkan masak-masak. Pemasar

dari produk yang banyak melibatkan peserta harus memahami tingkah laku

pengumpulan informasi dan evaluasi dari konsumen yang amat terlibat.

Mereka perlu membantu pembeli belajar mengenai atribut kelas produk dan

(40)

tertentu, mungkin dengan menguraikan panjang lebar keunggulan mereka

lewat media cetak.

b. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan

Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan

konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan diantara merek.

Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan terjadi ketika

konsumen amat terlibat dalam pembelian barang yang mahal, jarang dibeli

dan beresiko tetapi melihat sedikit perbedaan diantara merek.

c. Tingkah laku membeli yang merupakan kebiasaan

Tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan terjadi di bawah kondisi

keterlibatan konsumen yang rendah dan perbedaan merek yang dirasakan

besar. Konsumen tampaknya mempunyai keterlibatan yang rendah dengan

kebanyakan produk yang mempunyai harga murah dan sering dibeli.

Dalam hal ini, tingkah laku konsumen tidak diteruskan lewat urutan

keyakinan – sikap – tingkah laku yang biasa. Konsumen tidak mencari

informasi secara ekstensif mengenai merek mana yang akan dibeli.

Sebaliknya, mereka secara pasif menerima informasi ketika menonton televisi

atau membaca majalah. Pengulangan iklan menciptakan pengenalan akan

merek bukan keyakinan pada merek. Konsumen tidak membentuk sikap yang

kuat terhadap suatu merek; mereka memilih merek karena sudah dikenal.

Karena keterlibatan mereka dengan produk tidak tinggi, konsumen mungkin

tidak mengevaluasi pilihan bahkan setelah membeli. Jadi, proses membeli

(41)

dengan tingkah laku membeli, yang mungkin diikuti atau tidak dengan

evaluasi. Karena pembeli tidak memberikan komitmen yang kuat pada suatu

merek, pemasar produk yang kurang terlibat pada beberapa perbedaan merek

seringkali seringkali menggunakan harga dan promosi penjualan untuk

merangsang konsumen agar mau mencoba produk.

d. Tingkah laku membeli yang mencari variasi

Konsumen menjalani tingkah laku membeli yang mencari variasi dalam

situasi yang ditandai oleh keterlibatan konsumen rendah, tetapi perbedaan

merk dianggap berarti. Dalam kategori produk seperti ini, strategi pemasaran

mungkin berbeda untuk merk yang menjadi pemimpin pasar dan untuk merk

yang kurang ternama. Perusahaan akan mendorong pencarian variasi dengan

menawarkan harga rendah, penawaran khusus, kupon, sampel gratis, dan iklan

yang menunjukkan alasan untuk mencoba sesuatu yang baru.

2.2.3 Proses Keputusan Membeli

Menurut Philip Kotler (2005:162) tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai

keputusan membeli melewati lima tahap, yaitu:

a. Pengenalan kebutuhan

b. Pencarian Informasi

c. Evaluasi alternative

d. Keputusan Membeli

(42)

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Pengenalan kebutuhan

Proses membeli dimulai dengan pengenalan kebutuhan dimana pembeli

mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan

antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.

b. Pencarian informasi

Seorang konsumen yang sudah terkait mungkin mencari lebih banyak

informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan

produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen

kemungkinan akan membelinya. Bila tidak, konsumen dapat menyimpan

kebutuhan dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi yang

berhubungan dengan kebutuhan tersebut.

Menurut Philip Kotler (2005:162) kosumen dapat memperoleh informasi dari

beberapa sumber. Sumber ini termasuk:

1. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan

2. Sumber komersial : iklan, wiraniaga, agen, kemasan, pajangan.

3. Sumber publik: media massa, organisasi penilai konsumen

4. Sumber pengalaman : penanganan, pemeriksaan, menggunakan produk.

Pengaruh relatif dari sumber informasi ini bervariasi menurut produk dan

pembeli. Pada umumnya, konsumen menerima sebagian besar informasi

mengenai suatu produk dari sumber komersial, yang dikendalikan oleh

(43)

Sumber pribadi tampaknya bahkan lebih penting dalam mempengaruhi

pembelian jasa. Sumber komersial biasanya memberitahu pembeli, tetapi

sumber pribadi membenarkan atau mengevaluasi produk bagi pembeli.

Misalnya, dokter pada umumnya belajar mengenai obat baru cari sumber

komersial, tetapi bertanya kepada dokter lain untuk informasi yang evaluatif.

c. Evaluasi alternatif

Tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika konsumen menggunakan

informasi untuk mengevaluasi merk alternatif dalam perangkat pilihan.

Konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen.

Pertama, kita menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai

kumpulan atribut produk. Kedua, konsumen akan memberikan tingkat arti

penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan

unik masing-masing. Ketiga, konsumen mungkin akan mengembangkan satu

himpunan keyakinan merek mengenai dimana posisi setiap merek pada setiap

atribut. Keempat, harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi

pada tingkat atribut yang berbeda. Kelima, konsumen sampai pada sikap

terhadap merek berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi. Ada konsumen

yang menggunakan lebih dari satu prosedur evaluasi, tergantung pada

konsumen dan keputusan pembelian. Bagaimana konsumen mengevaluasi

alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu

dan situasi membeli spesifik. Dalam beberapa keadaan, konsumen

menggunakan perhitungan dengan cermat dan pemikiran logis. Pada waktu

(44)

mereka membeli berdasarkan dorongan sesaat atau tergantung pada intuisi.

Kadang-kadang konsumen mengambil keputusan membeli sendiri;

kadang-kadang mereka bertanya pada teman, petunjuk bagi konsumen, atau wiraniaga

untuk memberi saran pembelian. Pemasar harus mempelajari pembeli untuk

mengetahui bagaimana sebenarnya mereka mengevaluasi alternatif merek.

Bila mereka mengetahui proses evaluasi apa yang sedang terjadi, pemasar

dapat membuat langkah-langkah untuk mempengaruhi keputusan membeli.

d. Keputusan membeli

Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merek dan membentuk

niat untuk membeli. Pada umumnya, keputusan membeli konsumen adalah

membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara

niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah

sikap orang lain, yaitu pendapat dari orang lain mengenai harga, merek yang

akan dipilih konsumen. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak

diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan.

Akan tetapi peristiwa-peristiwa yang tak diharapkan bisa menambah niat

pembelian.

e. Tingkah laku pasca pembelian

Tahap dari proses keputusan pembeli, yaitu konsumen mengambil tindakan

lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas. Yang

menentukan pembeli merasa puas atau tidak puas dengan suatu pembelian

(45)

diterima dari produk. Bila produk tidak memenuhi harapan, konsumen merasa

tidak puas, bila memenuhi harapan konsumen merasa puas, bila melebihi

harapan konsumen akan merasa puas. Konsumen mendasarkan harapan

mereka pada informasi yang mereka terima dari penjual, teman dan

sumber-sumber yang lain. Bila penjual melebih-lebihkan prestasi produknya, harapan

konsumen tidak akan terpenuhi dan hasilnya ketidakpuasan. Semakin besar

antara kesenjangan antara harapan dan prestasi, semakin besar ketidakpuasan

kosumen. Hal ini menunjukkan bahwa pembeli harus membuat pernyataan

yang jujur mengenai prestasi produknya sehingga pembeli akan puas.

2.3 Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian

Merupakan suatu tantangan bagi perusahaan dan perlu untuk direspon dengan

merancang strategi pemasaran yang tepat. Perusahaan dituntut lebih memperhatikan

kebutuhan dan keinginan konsumen, selanjutnya perlu diketahui harapannya dan

kemudian berusaha untuk memenuhinya, sehingga perusahaan dapat eksis dalam

persaingan.

Bauran Pemasaran merupakan bagian yang paling penting dari kegiatan pemasaran

jasa. Bauran pemasaran jasa yang baik akan sangat membantu dalam

mempertahankan konsumen, karena biaya yang diperlukan untuk mempertahankan

(46)

kembali pelanggan yang telah hilang atau untuk menarik konsumen yang baru yang

biasanya lebih besar.

Pengaruh antara bauran pemasaran dengan keputusan konsumen ini diungkapkan oleh

Tjiptono (2005:68) sebagai berikut: Bauran pemasaran dan keputusan konsumen

berkaitan sangat erat. Bauran pemasaran memberikan suatu dorongan kepada

konsumen untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam

jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami

dengan seksama harapan konsumen serta kebutuhan mereka. Dengan demikian

perusahaan dapat meningkatkan keputusan pelanggan dimana perusahaan

memaksimumkan pengalaman yang menyenangkan dan meminimumkan atau

meniadakan pengalaman konsumen yang kurang menyenangkan. Pada gilirannya

kepuasan konsumen dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan kepada

perusahaan.

2.4 Hasil Penelitian Terdahulu yang relevan

No. Nama Judul Metode Penelitian Hasil yang

diperoleh

1 Anik Tri Martutik Pengaruh Bauran

pemasaran

terhadap keputusan konsumen

(47)

wawancara, kuesioner, dan dokumentasie. Sampel yang digunakan sebanyak 68 konsumen yang telah menggunakan jasa catering

(X1), harga (X2), promosi (X3),

orang (X4), bukti fisik (X5), proses (X6). Sedangkan sisanya 24,6% variabel keputusan konsumen akan

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia yang beralamat di

Jalan Arief Rahman Hakim No.36, Sukabumi. Bandar Lampung. Data yang akan

diperoleh dari kualitas pelayanan yang memiliki 5 variabel yaitu, produk, harga,

distribusi, promosi, orang, bukti fisik, dan proses. Pendekatan yang digunakan adalah

pendekatan survei yaitu penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan

menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

3.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Adapun jenis data yang digunakan dalam uraian ini adalah sebagai berikut:

1. Data Kuantitatif

Merupakan data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data

kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika

atau statistika.

(49)

Merupakan data yang berbentuk kata – kata bukan dalam bentuk angka. Data

kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data. Sedangkan

pendekatan yang digunakan adalah pendekatan survei yaitu penelitian yang

mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat

pengumpulan data yang pokok.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi ialah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kuliatas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini populasi yang

digunakan ialah wali murid dari siswa-siswi sekolah SD Tunas Mekar Indonesia.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagaian untuk diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi. Oleh karena itu peneliti hanya mengambil

sampel dengan menyebarkan kuesioner pada wali murid dari siswa-siswi sekolah SD

Tunas Mekar Indonesia.

Peneliti mengambil sampel Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2007) sample

yang dinyatakan ideal dan dapat mewakili populasi adalah sampel yang jumlahnya 20

(50)

Jumlah sample yang ideal adalah 20 x 7 = 140 jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah

sampel minimum yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 140 orang. Dimana

alas an menggunakan sampel menurut Uma Sekaran karena pada penelitian

sebelumnya yang sejenis menggunakan metode tersebut, sehingga untuk menghindari

efek bias maka peneliti memilih metode yang sama.

3.3.3 Metode Pengumpulan Sampel

Sedangkan tehnik pengambilan sampel menggunakan tehnik aksidental, yaitu dengan

memberikan daftar kuesioner kepada wali murid dari siswa-siswi sekolah SD Tunas

Mekar Indonesia yang sedang melakukan aktifitas di Tunas Mekar Indonesia. Adapun

prosedur pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Mencari responden yang memakai jasa sekolah Tunas Mekar

Indonesia

2. Meminta kesediaan responden untuk mengisi kuesioner.

Membagikan kuesioner secara langsung kepada konsumen Tunas

Mekar Indonesia Pusat.

3. Memberikan penjelasan tentang cara-cara pengisian kuesioner.

4. Mengumpulkan kuesioner yang telah diisi oleh responden.

5. Menyeleksi jawaban apabila ditemukan jawaban yang rusak (tidak

lengkap) atau tidak memenuhi syarat.

6. Menganalisis dan mengolah data lalu ditarik kesimpulan dari data

(51)

3.4 Data dan Sumber Data

Sumber data terbagi menjadi dua, dalam penelitian ini sumberdata yang digunakan

adalah:

1. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh peneliti secara langsung melalui observasi, pembagian

angket atau kuesioner kepada wali murid dari siswa-siswi sekolah SD Tunas Mekar

Indonesia.

2. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada atau data yang secara

tidak langsung berhubungan dengan responden yang diteliti dan merupakan

pendukung bagian dari penelitian yang dilakukan, yaitu data yang diperoleh dari

instansi tempat dilakukannya penelitian.

3.5 Tekhnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data secara terperinci dan baik, peneliti menggunakan metode,

kuisioner. Kuisioner merupakan cara pengumpulan data dengan menyebarkan suatu

daftar yang berisi serangkaian pertanyaan tertulis yang disusun secara sistematis,

yang diserahkan langsung kepada responden yang akan diteliti untuk diisi

Singarimbun (2006). Selanjutnya agar jawaban responden dapat diukur maka

jawaban responden diberi skor. Dalam pemberian skor maka digunakan skala ordinal,

menurut Efendy dan Singarimbun (2006) skala ordinal adalah merupakan cara

(52)

(responden) terhadap sesuatu. Selanjutnya dalam prosedur skala ordinal ini adalah

menetukan menetukan skor atas setiap pertanyaan dalam kuisioner yang disebarkan.

Jawaban dari responden dibagi dalam lima kategori penilaian dimana masing-masing

pertanyaan diberi skor satu sampai lima.

3.6 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah proses penentuan ukuran suatu variabel

Metode yang digunakan adalah metode dengan skala ordinal, yaitu dengan

memberikan pilihan jawaban untuk satu petanyaan, skor tersebut bergeser antara satu

hingga lima, yaitu:

5. Sangat setuju

4. Setuju

3. Netral

2. Tidak setuju

(53)
[image:53.612.93.553.113.654.2]

Tabel 3.6.1 Operasional Penelitian

Konsep Variabel Definisi Indikator Skala

(54)

Distribus i (X3) Berbagai aktifitas perusahaan untuk membuat produknya tersedia dan dapat diakses oleh pasar sasarannya. Proses belajar mengajar yang baik Interaksi belajar yang baik Penyampaian Ilmu pada siswa tersampaikan dengan baik Ordinal Promosi (X4) Berbagai aktifitas perusahaan untuk mengkomunika sikan dan mempromosika n produknya kepada pasar sasarannya. Sarana iklan Media promosi Kemenarikan promosi Ordinal Orang (X5)

Semua pelaku yang memainkan sebagian penyajian jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli. Penampilan karyawan Tutur kata karyawan Kemampuan menciptakan hubungan baik Ordinal Bukti fisik (X6) Lingkungan fisik dimana jasa disampaikan dan dimana perusahaan dan konsumennya berinteraksi. Kondisi gedung Kenyamanan sekolah Fasilitas sekolah Ordinal Proses (X7)

Semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktifitas dengan mana jasa disampaikan yang

Cara

pembayaran administrasi

(55)

merupakan sistem penyajian atau operasi jasa Respon menghadapi keluhan Kemudahan berinteraksi Keputusan pembelian (Y) Keputusan pembelian adalah proses merumuskan berbagai alternatif tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif tertentu untuk melakukan pembelian. Memilih Tunas Mekar Indonesia berdasarkan kebutuhan Membandingka n dengan sekolah lain Pengambilan keputusan Ordinal

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Uji Alat Kuisioner

Menurut Singarimbun dan Effendi (2006 : 122) menyatakan bahwa uji validitas

adalah pengujian sejauh mana suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur

variabel yang ada. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur yang

diinginkan oleh peneliti, serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti

secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data

yang dikumpulkan tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Pada penelitian ini pengukuran validitas menggunakan analisis faktor yang

(56)

cukup kuat diantara faktor – faktor pembentuk maka faktor tersebut dinyatakan

memang sebagai pembentuk variabel. Besarnya matriks korelasi yang lazim

digunakan adalah 0.5 .

1Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan sebuah instrumen.

Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel akan menghasilkan data yang

dapat dipercaya juga (Arikunto, 2002:154).

Arikunto (2002:171) merumuskan alpha cronbach yang telah dibakukan sebagai

berikut :

Keterangan :

r11 = reabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

= jumlah varian butir

= varian total

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai alpha cronbach

(57)

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan

kuantitatif.

3.8.1 Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif adalah riset yang cara pengolahan datanya tidak dikuantifikasi atau

tidak dihitung dan tidak menggunakan analisis matematis. Penelitian ini

menggunakan analisis kualitatif agar lebih memahami motivasi dan perasaan

konsumen untuk lebih loyalitas pada Tunas Mekar Indonesia. Selain itu dalam

metode analisis kualitatif menggunakan kuesioner yang didalamnya memuat

pertanyaan-pertanyaan terbuka sehingga data yang dihasilkan lebih kaya, manusiawi,

tajam dan seringkali lebih membuka wawasan (McDaniel & Gates, 2001:59).

3.8.2 Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah riset yang cara pengolahan datanya dihitung menggunakan

analisis sistematis. Dalam penelitian ini menggunakan uji regresi linier berganda. Uji

regresi linier berganda digunakan untuk memeriksa kuatnya hubungan antara variabel

bebas dengan variabel terikat. Menurut Sugiono (2006: 250) uji regresi linier

berganda dapat dilihat dalam persamaan berikut:

Y = a + b1x1+ b2x2+ b3x3+ b4x4+ b5x5+ b6x6+ b7x7+ e

Keterangan :

(58)

α = konstanta

b1-b7= koefisien regresi variabel bebas ke-1 sampai ke-7

x1 = produk

x2 = harga

x3 = distribusi

x4 = promosi

x5 = orang

x6 = bukti fisik

x7 = proses

e = standar eror.

3.9 Uji Hipotesis

3.9.1 Pengujian Hipotesis Secara Keseluruhan (Uji F)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen yaitu produk (X1),

harga (X2) distribusi (X3), promosi (X4), orang (X5), bukti fisik (X6), dan proses (X7)

bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen yaitu

keputusan pembelian (Y) pada tingkat kepercayaan 95% atau α = 5%. Hasil

pengujian uji F dapat ditemui pada tabel ANOVA (Analysis of Variance) dari output

SPSS untuk menjawab hipotesis statistik yaitu:

Ho= variabel X tidak ada pengaruh signifikan secara simultan terhadap

(59)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Memperhatikan hasil pembahasan pada Bab IV sebelumnya, maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesis yang dirumuskan yaitu bauran pemasaran Sekolah

Dasar Tunas Mekar Indonesia di Bandar Lampung memberikan pengaruh

keputusan pembelian konsumen dapat diterima.

Hasil pengujian hipotesis tersebut didasarkan pada hasil perhitungan secara

statistik melalui Regresi Berganda pada tingkat Alpha 5 % yaitu sebagai berikut :

1. Dari hasil uji regresi linier berganda dapat diketahui bahwa pengaruh

bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian sebesar R2= 0,499 hal

ini berarti sumbangan variabel X (bauran pemasaran) berperan dalam

mempengaruhi variabel Y (keputusan pembelian) sebesar 49,9%,

sedangkan koefisien R bernalai 0,707 yang mengartikan bahwa semakin

nilai koefisien mendekati 1, maka semakin erat hubungan ppengaruh yang

(60)

sisanya 0,266 atau 26,6% dipengaruhi faktor lain yang tidak

terindentifikasi.

2. Hasil pengujian hipotesis secara menyeluruh dengan uji F pada tingkat

kepercayaan 95% atau dengan nilaiα= 5% , F hitung > F tabel (18,818 >

2,01) maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa bauran pemasaran

(produk, harga, tempat, promosi, orang, bukti fisik, dan proses) secara

bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap

keputusan pembelian. Jika dinilai dari taraf siginfikansi yaitu 0,05 maka

nilai signifikan yang diperoleh pada tabel 0,000 lebih kecil 0,05, ini

berpengaruh secara signifikan.

3. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dengan uji t padaα= 5% atauα=

0,05% , secara masing-masing variabel bebas yaitu produk, harga, tempat,

promosi, orang, bukti fisik, dan proses berpengaruh secara positif terhadap

variabel keputusan pembelian (Y), kesimpulannya Ho ditolak dan Ha

diterima.

5.2 Saran

Penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan

pembelian Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia di Bandar Lampung cukup baik

namun belum maksimal. Berdasarkan simpulan tersebut, maka saran-saran yang

dapat diberikan untuk menjadi bahan pertimbangan bagi Sekolah Dasar Tunas

Mekar Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Dari hasil yang paling besar variabel tempat, Sekolah Dasar Tunas Mekar

Indonesia diharapkan mempertahankan, lokasi yang strategis, keamanan

(61)

b. Produk sebagai variabel terkecil dari hasil penelitian tersebut. Hal ini harus

diperhatikan oleh pihak Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia,

diharapkan meningkatkan kualitas lulusan sekolah dasar Tunas Mekar

Indonesia yang lebih baik dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan

agar lebih baik dari lulusan sekolah lainnya, dan meningkatkan faslitas

berupa teknologi yang m,enunjang belajar mengajar sehingga memberikan

(62)
(63)

Angel, et all.2001 Perilaku Konsumen. Edisi ke6. Jilid 1. Binarupa. Aksara, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian, Edisi Revisi V. 2002. PT Rineka Cipta: Jakarta.

Fandy Tjiptono. (2005). Pemasaran Jasa. Bayumedia Publishing. Malang

Griffin, Jill.2002.Customer Loyalty How To Earn It, How To Keep It I, Mc Graw Hill, Kentucky.

Hair, J.F. Anderson, R.E, Tatham, R.I. and Black, W.C. 2006. Multivariate Data Analysis, Sixth Edition, Prentice Hall International: Uk.

McDaniel, Carl dan Gates, Roger. 2001. Riset Pemasaran Kontemporer. Salemba Empat: Jakarta.

Mursid.2002. Manajemen Pemasaran. Gramedia Widyasarana indonesia: Jakarta.

Philip Kotler. (2005). Manajemen Pemasaran. PT INDEKS Kelompok Gramedia. Jakarta

(64)

Stanton,J. William , dkk.2001.Marketing. Edisi ke 12. Erlangga.Jakarta

Gambar

Tabel 1.1 Biaya Sekolah pada Beberapa Sekolah Dasar Swasta di Bandar Lampung jenjang SD Tahun 2012-2013
Gambar 1. Bagan paradigma penelitian bauran pemasaran terhadap keputusan
Tabel 3.6.1 Operasional Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana hasil dari penelitian ini PT OT agar dapat mempertahankan variabel iklan karena yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen, dan dapat meningkatkan

Berdasarkan nilai koefisiensi regresi variabel yang berpengaruh terbesar atau memiliki nilai yang tertinggi terhadap Keputusan Pembelian pada Susu Formula Nutricia

Ritel juga dapat mengantar produk hingga dekat ke tempat konsumen, menyediakan jasa yang memudahkan konsumen dalam membeli dan menggunakan produk, maupun

Saat ini perkembangan persaingan pasar sepeda motor menjadi semakin kompleks.. Hal ini disebabkan karena pengaruh trend yang terjadi di masyarakat dan semakin banyak pilihan

Produk, promosi, harga, distribusi terhadap keputusan pembelian mempunyai pengaruh positif dan signifikan, artinya dimana produk merupakan suatu proses yang dikenalkan pada konsumen