HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN OTOT LENGAN TERHADAP TEKNIK DASAR TIGERSPRONG PADA SISWA
KELAS IX B SMP NEGERI 1 SEPUTIH AGUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh
MUHAMMAD ISHAQ GERY
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN OTOT LENGAN TERHADAP TEKNIK DASAR TIGERSPRONG PADA
SISWA KELAS IX B SMP NEGERI 1 SEPUTIH AGUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh
Muhammad Ishaq Gery
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot tungkai dan otot lengan terhadap teknik dasar tiger sprong pada siswa kelas IX B di SMP Negeri 1 Seputih Agung tahun pelajaran 2012/2013. Dan diharapkan bermanfaat bagi peneliti dan guru penjaskes sebagai bahan mengajar dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran penjaskes khususnya teknik dasar tiger sprong.
Metode penelitian yang digunakan adalah korelasi product moment. Populasi yang digunakan berjumlah 32 siswa. Sampel yang digunakan adalah semua populasi kelas IX B di SMP Negeri 1 Seputih Agung yang berjumlah 32 siswa karena populasi tidak lebih dari 100 testi. Pengumpulan sampel menggunakan purposive sampling.
Dari hasil penelitian di dapat bahwa kekuatan otot tungkai dan otot lengan memiliki hubungan yang cukup signifikan terhadap teknik dasar tiger sprong. Hasil penelitian menunjukan koefisien korelasi otot tungkai dengan teknik dasar tiger sprong sebesar 3,354 dan koefisien determinasi sebesar 12,53% selanjutnya koefesien korelasi kekuatan otot lengan terhadap teknik dasar tiger sprong juga sebesar 0,0027 dan koefisien determinasi sebesar 0,0007%. Dan selanjutnya koefisien korelasi antara kekuatan otot tungkai dan otot lengan terhadap teknik dasar tiger sprong sebesar 0,3624 dan koefisean determinasi sebesar 13,13%. Ini berarti ada hubungan yang cukup kuat antara kekuatan otot tungkai dan otot lengan terhadap teknik dasar tiger sprong.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah kekuatan otot tungkai dan otot lengan memiliki hubungan yang cukup signifikan terhadap teknik dasar tiger sprong pada siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Seputih Agung.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Batasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
G. Ruang Lingkup Penelitian ... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani ... 9
B. Gerak ... 10
C. Senam ... 13
D. Tiger Sprong ( Lompat Harimau ) ... 17
E. Kondisi Fisik ... 21
F. Kekuatan Otot Tungkai... 22
G. Kekuatan Otot Lengan ... 24
H. Kerangka Pikir ... 25
I. Hipotesis ... 26
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 28
B. Variable Penelitian ... 29
C. Populasi dan Sampel ... 29
D. Instrument Penelitian... . 30
E. Teknik Pengambilan Data ... 31
F. Analisis Data ... 34
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 40
A. Kesimpulan ... 50 B. Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA
I.PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah satu faktor yang dapat mempersiapkan sumberdaya manusia
yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya
yang dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk meningkatkan
kualitas manusia untuk bersaing dalam membangun taraf hidup
bangsa dan negara. Pada negara-negara yang baru berkembang
pendidikan merupakan hal yang sangat penting, karena baik tidaknya
hasil pendidikan tersebut akan dapat berpengaruh pada maju atau
tidaknya suatu bangsa dan negara.
Pemerintah sangat memperhatikan kualitas sumber daya manusia,
salah satunya yaitu dengan memberikan sarana dan prasarana
pendidikan, peningkatan mutu para pendidikannya melalui latihan,
kursus, dan seminar loka karya baik di tingkat daerah maupun
nasional. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut maka
ditempuh upaya melalui berbagai jalur pendidikan baik formal maupun
non formal, salah satunya melalui pendidikan jasmani.Salah satu upaya
untuk mewujudkan kualitas manusia tersebut adalah melalui
Peningkatan kualitas manusia dilakukan melalui pembinaan dan
pengembangan olahraga di mana kualitas olahraga yang diarahkan
kepada kesehatan jasmani dan rohani seluruh masyarakat, serta
ditujukan pada pembentukan watak dan kepribadian, disiplin dan
sportivitas yang tinggi.
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara
keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran
jasmani dan keterampilan berpikir psikis. Dalam pelaksanaannya,
aktifitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, dan
melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang
untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani dapat diartikan
pula sebagai pendidikan tentang dan melalui gerak insani, ketika
tujuan kependidikan dicapai melalui media aktivitas otot-otot besar
(gross motorik), memusatkan diri pada gerak fisikal dalam permainan,
olahraga, dan fungsi dasar tubuh manusia.
Dalam menempatkan posisi pendidikan jasmani, diyakini pula bahwa
kontribusi pendidikan jasmani hanya akan bermakna ketika
pengalaman-pengalaman gerak (aktivitas jasmani) dalam pendidikan
jasmani berhubungan dengan proses kehidupan seseorang secara utuh
di masyarakat. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang
mengaktualisasikan potensi-potensi aktivitas manusia berupa sikap,
tindakan dan karya yang diberi bentuk, isi, dan arah untuk menuju
menjaga keseimbangan antara perkembangan kecerdasan otak dan
keterampilan jasmani, maka di sekolah-sekolah di Indonesia, diberikan
pendidikan jasmani.
Salah satu materi pendidikan jasmani adalah senam lantai, materi yang
diajarkan terdiri dari Guling Depan (Forward Roll), Guling Belakang
(Backward Roll), Gerakan Lenting (Lenting Tengkuk), Sikap Kayang,
Sikap Lilin, Gerakan lompat harimau (tiger sprong), handstand roll,
meroda dan lain – lain. Dalam teknik dasar gerakan senam lantai
tersebut memerlukan teknik dan gerakan yang benar dan irama yang
tepat, sehingga gaya yang digunakan dapat dilakukan secara aman,
efisien, dan efektif. Dari berbagai aktivitas yang dilakukan dalam
senam lantai memiliki tujuan untuk membentuk dan mengembangkan
otot tubuh, mengembangkan kualitas fisik, membentuk keindahan
tubuh, dan memelihara kebugaran jasmani.
Gerakan lompat harimau (tiger sprong) secara prinsip teknik gerakan
loncat harimau tidak jauh berbeda dengan teknik gerakan roll kedepan.
Loncat harimau adalah sikap loncatan membusur dengan kedua tangan
lurus kedepan pada saat melayang dan diteruskan dengan gerakan
mengguling kedepan dan sikap akhir jongkok. Cara melakukannya
sebagai berikut a) Sikap awal, berdiri tegak, kedua lengan lurus
disamping, pandangan lurus kedepan. b) Sikap melayang, dengan
gerakan awalan jongkok melakukan gerakan meloncat kedepan atas
Pada saat kedua tangan menyentuh, kepala menunduk kedada antara
kedua tangan, sehingga bahu dan tengkuk menyentuh matras, lipat
kedua kaki, selanjutnya mengguling ke depan dengan tangan lurus. c)
Sikap akhir, sikap akhir jongkok kemudian berdiri.
Penggunaan gerakan lompat harimau ( tiger sprong ) sangat tergantung
dari kemampuan kekuatan otot tungkai sebagai tumpuan tolakan dan
kekuatan otot lengan sebagai tumpuan pada saat berguling kedepan.
Kualitas teknik awalan menjelang tolakan,kualitas teknik menolak
serta saat melayang,dan kualitas teknik pendaratan merupakan
koponen atau profil teknik yang mempengaruhi hasil lompat harimau
(tiger sprong) proses melompat hingga saat berlangsung pendaratan
hanya beberapa puluh detik saja. Pelatih dan guru harus mampu
menguraikan, mengusai gerakan tehnik lompat harimau (tiger sprong)
yang dilaksanakan dalam urutan teknik yang mulus,berkesinambungan
dan baik.
Dengan demikian ia dapat menganalisis kesalahan gerak dan factor
penyebabnya.Setelah itu dapat disusun metode latihan teknik
sistematis sebagai penunjang untuk menganalisis gerakanan yang
diterapkan oleh prinsip-prinsip mekanika. Koordinasi dan
bagian-bagian tubuh yang terlibat dalam gerakan diperolah dari proses belajar
yaitu dengan memahi gerakan dan melakukan gerakan berulang-ulang
yang disertai kesadaran fikir akan benar atau tidaknya gerak yang
Untuk mencapai tingkat gerak tertentu, lamanya waktu yang diperoleh
oleh setiap individu berbeda-beda, ada yang memerlukan waktu cukup
lama, padahal dalam satu pembelajaran sama. Untuk itu diperlukan
pola latihan yang berkesinambungan, agar tercapai peningkatan suatu
gerakan serta koordinasi dari kekuatan otot tungkai sebagai tumpuan
tolakan dan kekuatan otot lengan sebagai tumpuan pada saat berguling
kedepan sehingga menghasilkan lompat harimau ( tiger sprong ) yang
baik.
Menurut hasil observasi dan pengamatan di SMP Negeri 1 Seputih
Agung, didasarkan data-data yang diperoleh dari hasil pembelajaran
siswa kelas IX dalam melakukan lompat harimau ( tiger sprong )
masih kurang optimal, karena tidak memaksimalkan kekuatan otot
tungkai sebagai tumpuan tolakan dan kekuatan otot lengan sebagai
tumpuan pada saat berguling pada siswa kelas IX di SMP Negeri 1
Seputih Agung masih rendah.
Berdasarkan uraian di atas penulis menganggap banyak faktor yang
mempengaruhi kemampuan dan hasil lompat harimau ( tiger sprong ),
diantaranya teknik dasar lompat harimau yang meliputi kekuatan otot
tungkai dan kekuatan otot lengan.Oleh sebab itu peneliti bermaksud
mengadakan penelitian tentang “Hubungan kekuatan otot tungkai dan
otot lengan tehadap teknik dasar tiger sprong pada siswa kelas IX B
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Seputih Agung relatif memiliki
kekuatan otot tungkai dan otot lengan yang rendah sehingga sulit
melakukan lompat harimau ( tiger sprong ).
2. Rendahnya kemampuan siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Seputih
Agung dalam melakukan lompatan harimau ( tiger sprong ).
3. Hasil lompat harimau ( tiger sprong ) pada siswa kelas IX B SMP
Negeri 1 Seputih Agung dipengaruhi oleh kekuatan otot tungkai
dan otot lengan.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak meluas, maka penelitian ini dibatasi hanya
pada “ hubungan kekutan otot tungkai dan otot lengan terhadap teknik
dasar tiger sprong pada siswa kelas IX B SMP Negeri I Seputih Agung
Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013”
D. Rumusan Masalah
1. Seberapa besar hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan
teknik dasar tiger sprong pada siswa kelas IX B di SMP Negeri 1
Seputih Agung ?
2. Seberapa besar hubungan antara kekuatan otot lengan dengan
teknik dasar tiger sprong pada siswa kelas IX B di SMP Negeri 1
3. Seberapa besar hubungan antara kekuatan otot tungkai dan otot
lengan dengan teknik dasar tiger sprong pada siswa kelas IX B di
SMP Negeri 1 Seputih Agung ?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan
teknik dasar tiger sprong pada siswa kelas IX B di SMP Negeri 1
Seputih Agung .
2. Untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot lengan dengan
teknik dasar tiger sprong pada siswa kelas IX B di SMP Negeri 1
Seputih Agung.
3. Untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot tungkai dan
otot lengan terhadap teknik dasar tiger sprong pada siswa kelas
IX B di SMP Negeri 1 Seputih Agung.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a. Peneliti
Sebagai salah satu sarana untuk mengkaji hubungan antara
kekuatan otot tungkai dan otot lengan terhadap teknik dasar tiger
sprong. b. Siswa
Meningkatkan pengetahuan siswa dalam upaya meningkatkan
kemampuan lompat harimau ( tiger sprong ). Melalui pengetahuan
c. Guru Penjaskes
Sebagai salah satu metode dalam melatih senam lantai khususnya
dalam hal melatih kemampuan tiger sprong di sekolah.
d. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran dalam upaya
pengkajian serta informasi dan pengembangan ilmu bagi pihak
yang ingin melaksanakan penelitian.
G. Ruang Lingkup Penelitian
1. Obyek penelitian : Untuk menngetahui hubungan kekuatan otot
tungkai dan otot lengan terhadap teknik dasar
lompat harimau ( tiger sprong).
2. Subyek penelitian : Siswa kelas IX B SMP Negeri I Seputih Agung
Lampung Tengah.
3. Tempat penelitian : SMP Negeri I Seputih Agung Lampung
II.Tinjauan Pustaka
A. Pendidikan jasmani
Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk
meningkatkan kebugaran jasmani, pengetahuan, prilaku hidup yang aktif
dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara
terencana, bertahap, dan berkelanjutan agar dapat meningkatkan sikap
positif bagi diri sendiri sebagai pelaku dan menghargai manfaat aktifitas
jasmani bagi peningkatan kualitas hidup sehat seseorang sehingga akan
terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup yang aktif. Depdiknas (2004 : 2)
Menurut Eddy Suparman (2000:1), Pendidikan jasmani dan kesehatan
adalah mata pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan
keseluruhan yang dalam proses pembelajarannya mengutamakan aktivitas
jasmani dan kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dengan
pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang selaras, serasi,
Berdasarkan paparan di atas dapat ditegaskan bahwa dalam proses
pembelajaran pendidikan jasmani yang lebih diutamakan adalah
pemahaman tentang karakteristik pertumbuhan dan perkembangan yang
professional dari domain belajar yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif.
Oleh karena itu program pendidikan jasmani harus merupakan suatu
program yang memberikan perhatian yang cukup dan seimbang kepada
ketiga domain tersebut. Jika tidak, maka program bersangkutan tidak lagi
bisa disebut pendidikan jasmani.
B. Gerak
Pengertian Belajar Gerak atau Motorik
Belajar motorik merupakan seperangkat proses yang bertalian dengan
latihan atau pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan permanen
dalam prilaku terampil . Schmidt, dalam Lutan (1988:102). Meskipun
tekanan belajar motorik yaitu penguasaan keterampilan tidak berarti aspek
lain, seperti peranan dominan kognitif diabaikan. Menurut Meinel (1976)
dalam Lutan (1988:102), belajar gerak itu terdiri dari tahap penguasaan,
penghalusan dan penstabilan gerak atau keterampilan teknik olahraga.
Dia menekankan integrasi keterampilan di dalam perkembangan total dari
kepribadian seseorang. Oleh karena itu, penguasaan keterampilan baru
diperoleh melalui penerimaan dan pemilikan pengetahuan, perkembangan,
kordinasi dan kondisi fisik sebagaimana halnya kepercayaan dan semangat
kegiatan yang disadari dimana aktivitas belajar diarahkan untuk mencapai
suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Schnabel dalam Lutan (1988), (2001:102), menjelaskan, karakteristik
yang dominan dari belajar ialah kreativitas ketimbang sikap hanya sekedar
menerima di pihak siswa atau atlet yang belajar.
Penjelasan tersebut menegaskan pentingnya psiko-fisik sebagai suatu
kesatuan untuk merealisasi peningkatan keterampilan. Belajar gerak secara
khusus dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan atau modifikasi
tingkah laku individu akibat dari latihan dan kondisi lingkungan.
Drowatzky, dalam Lutan (1988). Kemampuan gerak dasar disebut juga
motor ability. Menurut Nurhasan (1986) Motor ability adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerak dasar secara umum. Atau dalam
pengertian yang lebih spesifik yang dikemukakan oleh Lutan (1988:96)
motor ability adalah kemampuan atau kapasitas dari seseorang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragan suatu keterampilan yang relatif melekat
setelah masa kanak-kanak.
Kemampuan gerak dasar itulah yang kemudian berperan sebagai landasan
bagi perkembangan keterampilan.Terampil adalah tingkat kemahiran
seseorang melaksanakan tugas gerak yang terkoordinasi, terorganisasi dan
Konsep Belajar Motorik
Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang relatif permanen pada
diri seseorang yang diperoleh melalui pengalaman dan latihan dan dapat
diamati melalui penampilannya.
Menurut Schmidt dalam Lutan (1988: 102), Belajar motorik adalah
seperangkat proses yang bertalian dengan latihan atau pengalaman yang
mengantarkan kearah perubahan permanen dalam perilaku gerak.
Beberapa hal penting dalam mempelajari motorik yang perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut :
1. Kesiapan belajar
Bahwa pembelajaran harus mempertimbangkan hukum kesiapan. Anak
yang lebih siap akan lebih unggul dalam menerima pembelajaran.
2. Kesempatan belajar
Pemberian kesempatan yang cukup banyak bagi anak sejak usia dini
untuk bergerak atau melakukan aktivitas jasmani dalam mengeksporasi
lingkunganya sangat penting. Bukan saja untuk perkembangan yang
normal kelak setelah dewasa, tapi juga untuk perkembangan mental
yang sehat. Jadi penting bagi orangtua atau guru untuk memberikan
kesempatan anak belajar melalui gerak.
3. Kesempatan latihan
Anak harus diberi waktu untuk latihan sebanyak yang diperlukan
untuk menguasai .Meskipun demikian, kualitas latihan jauh lebih
4. Model yang baik
Dalam mempelajari motorik, meniru suatu model memainkan peran
yang penting, maka untuk mempelajari suatu dengan baik, anak harus
dapat mencontoh yang baik.
5. Bimbingan
Untuk dapat meniru suatu model dengan betul, anak membutuhkan
bimbingan. Bimbingan juga membantu anak membetulkan sesuatu
kesalahan sebelum kesalahan tersebut terlanjur dipelajari dengan baik
sehingga sulit dibetulkan kembali. Bimbingan dalam hal ini
merupakan feed back.
C. Senam
Senam yang dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai salah satu cabang
olahraga merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris Gymnastics,
atau Belanda Gymnastiek. Gymnastics sendiri dalam bahasa aslinya
merupakan serapan kata dari bahasa Yunani, gymnos, yang berarti
telanjang.
Menurut Hidayat (1995:27), kata gymnastiex tersebut dipakai untuk
menunjukkan kegiatan-kegiatan fisik yang memerlukan keleluasaan gerak,
sehingga perlu dilakukan dengan telanjang atau setengah telanjang. Hal ini
bisa terjadi, karena pada waktu itu teknologi pembuatan bahan
memungkinkan membuat pakaian yang bersifat lentur mengikuti gerak
Menurut Hidayat (1995), senam adalah suatu latihan tubuh yang dipilih
dan di konstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana,
disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani,
mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental
spiritual.
Menurut Werner (1984), Senam dapat diartikan sebagai bentuk latihan
tubuh pada lantai, atau pada alat, yang dirancang untuk meningkatkan
daya tahan, kekuatan, kelenturan, kelincahan, koordinasi, serta kontrol
tubuh.
Tujuan dari latihan senam adalah : (1) menambah pengetahuan dan
penegetian tentang pentingnya senam, (2) menambah pengetahuan dan
pengertian tentang factor-faktor yang berhubungan dengan perkembangan
dan kondisi badan, (3) menambah kemampuan untuk menilai bagaimana
gerakan itu seharusnya, (4) menambah kelentukan, kekuatan, daya tahan,
keterampilan dan efsiensi gerak.
Manfaat dari senam adalah ; (1) pelentukan, penguatan, peregangan dan
pelemasan otot-otot, (2) keseimbangan dan ketangkasan, (3) pertumbuhan
yang selaras (harmonis), (4) pengoreksian sikap dan bentuk tubuh yang
salah.
Pada zaman modern ini perkembangan olahraga senam banyak sekali
macamnya, oleh karena itu dibatasi kegiatan senam yang dikelola
singkat FIG. yang di Indonesiakan menjadi Federasi Senam Internasional.
Menurut FIG, senam dibagi menjadi 6 kelompok.
1. Senam artistik (artistic gymnastics).
2. Senam ritmik sportif (sportif rhytmic gymnastics).
3. Senam akrobatik (acrobatic gymnastics).
4. Senam aerobik sport (sports aerobic).
5. Senam trampolin (trampolinning).
6. Senam umum (general gymnastic).
Senam artistic (artistic gymnastics) diartikan sebagai senam yang
menggabungkan aspek tumbeling dan akrobatik untuk mendapatkan
efek-efek artistic dari gerakan-gerakan yang dilakukan. Efek artistic dari besran
( amplitudo ) gerakan serta kesempurnaan gerak dalam menguasai tubuh
ketika melakukan sebagai posisi. Gerakan- gerakan tumbling digabung
dengan akrobatik yang dilaksanakan secara terkontrol, mampu
memberikan pengaruh mengejutkan yang mengundang rasa keindahan.
Senam ritmik sportif ( sportive rhythmic gymnastic )adalah senam yang
dikembangkan dari senam irama sehingga dapat diperbandingkan.
Komposisi gerak yang diantarkan melalui tuntunan irama music dalam
menghasilkan gerak-gerak tubuh dan alat artistic, menjadi cirri senam
ritmik sportif ini.
Senam akrobatik ( acrobatic gymnastic ) adalah senam yang
mengandalkan akrobatik dan tumbling, sehingga latihannya banyak
sulit. Misalnya mendarat di atas tangan pasangan atau bahunya. Senam
akrobatik biasanya dilakukan secara tunggal atau berpasangan.
Senam aerobic sport ( sport aerobics ) merupakan pengembangan dari
senam aerobic. Agar pantas dipertandingkan, latihan-latihan senam aerobic
yang berupa tarian atau kalistenik tertentu digabung dengan
gerakan-gerakan akrobatik yang sulit.
Senam trampoline ( trampolinning ) adalah merupakan pengembangan dari
satu bentuk latihan yang dilakukan diatas trampoline. Trampolin adalah
sejenis alat pantul yang terbuat dari rajutan kain yang dipasang pada
kerangka besi berbentuk segi empat, sehingga memiliki daya pantul yang
sangat besar.
Senam umum ( general gymnastic ) adalah segala jenis senam diluar
kelima jenis senam diatas. Dengan demikian senam-senam seperti aerobic,
senam pagi, SKJ, senam wanita, termasuk kedalam senam umum.
Pada dasarnya dalam cabang olahraga senam mempergunakan seluruh
komponen gerak untuk memudahkan dalam gerak-gerak seperti jalan, lari,
lompat, loncat, mengayun, memanjat, menolak, mendarat.
1. Nomor- nomor Senam Artistik
Nomor senam artistic terbagi dua kelompok, yaitu kelompok putera
dan kelompok puteri.
Nomor Artistik Putera :
2. Kuda Lompat ( vaulting horse )
3. Kuda Pelana ( pommel horse)
4. Palang Sejajar ( parallel bars )
5. Palang Tunggal ( horizontal bars )
6. Gelang-gelang ( rings )
Nomor Artistik Puteri :
1. Senam Lantai ( floor exercise )
2. Kuda Lompat ( vaulting horse )
3. Balok Titian/ Keseimbangan ( balance beam )
4. Palang Bertingkat ( uneven bars )
D. Tiger Sprong ( Lompat Harimau )
Kegiatan lompatan dalam senam memiliki peranan yang sangat penting,
karena berhubungan dengan gerak pendahuluan dari keterampilan
umumnya. Artinya, hampir semua gerakan dalam senam, terutama di
lantai dan di kuda lompat, selalu didahului oleh gerak melompat atau
menolak. Keberhasilan gerakan yang dilakukan, biasanya banyak
ditentukan oleh bagaimana lompatan atau tolakan yang dilakukan. Tidak
heran, lompatan dianggap sabagai salah satu pola gerak dominan dalam
senam.
Untuk dapat melompat dengan baik, tentu diperlukan hadirnya koordinasi
gerak lompatan yang baik. Ini perlu, karena gerak lompatan bukan hanya
gerak pendahuluan, baik berupa gerakan lari maupun ayunan, dan gerak
lanjutan.
Lompat harimau merupakan salah satu dari berbagai macam gerakan
dalam senam lantai. Lompat harimau adalah merupakan pengembangan
dari gerakan guling depan, akan tetapi gerakan lompat harimau dilakukan
dengan gerakan lompatan dan melayang diudara jaraknya lebih jauh dan
tinggi. Untuk dapat melakukan gerakan lompat harimau seorang siswa
terlebih dahulu harus menguasai gerakan guling depan. Pada dasarnya
gerakan lompat harimau sama dengan berguling kedepan akan tetapi
gerakannya didahului dengan lompatan ke depan atas. Dalam
pembelajaran lompat harimau guru sangat berperan penting dalam
keberhasilan, tidak hanya itu guru juga berperan penting dalam
keselamatan siswa. Guru berada di sisi matras dengan menempatkan
tangan ditekuk siswa dan membantunya dengan agak mengangkat atau
mengungkitnya. Cara membantu seperti ini dilakukan bantuan dalam
latihan lompat harimau (dalam Muhajir, 2004 : 147).
Gerakan lompat harimau dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : (a)
berdiri dengan sikap badan tegak dan kedua lengan disamping badan, (b)
siap mengambil ancang – ancang untuk melakukan gerakan, (c) pandangan
kearah depan, (d) bertolak dengan kedua kaki ke depan atas, ketika
melayang kedua lengan lurus ke depan, (e) saat telapak tangan menyentuh
matras, segera masukkan bahu di antara kedua tangan sehingga bahu
jongkok, lalu kemudian berdiri seperti posisi semula. Ada lompat harimau
tolakkan kaki memiliki peranan yang sangat penting. Dan untuk
mendapatkan tolakan yang kuat ada dua faktor yang harus diperhatikan,
yaitu kecepatan horizontal yang diperoleh dari awalan dan kecepatan
vertikal (kecepatan saat bertolak). Kecepatan horizontal yang lebih besar
akan menghasilkan jarak yang lebih jauh dan kecepatan vertikal yang lebih
kuat akan menghasilkan ketinggian yang lebih tinggi.
Dengan demikian akan diketahui pengaruh gravitasi terhadap titik berat
badan. Dengan memperbaiki bentuk cara-cara melompat dan mendarat,
akan memperbaiki hasil lompatan. Perubahan bentuk akan gaya-gaya
lompatan saat di udara tidak akan mempengaruhi parabola dari titik berat
badan, tetapi berguna untuk menjaga keseimbangan serta pendaratan yang
menguntungkan. Tidak hanya tolakan, meletakkan tangan sejauh mungkin
di atas matras merupakan faktor yang mempengaruhi dalam
memaksimalkan gerakan lompat harimau, selain itu kekuatan tangan pun
menjadi salah satu faktor penting dalam melakukan gerak dasar lompat
harimau agar semakin maksimal.
1. Tahapan dalam Lompat Harimau
Lompat harimau adalah melakukan awalan lari dan dapat pula dengan
awalan melangkah, akan tetapi hasil antara awalan lari dan awalan
melangkah akan menghasilkan tolakan yang berbeda. Setelah kaki
menolak, kemudian tangan lurus kedepan melewati alat bantu
modifikasi dalam posisi parabola dan diletakkan di atas matras, lalu
tangan, kemudian pungung dan pinggang, pada punggung dan
pinggang memutar tangan menjadi titik tumpu oleh karena itu
kekuatan tangan sangat diperlukan sekali pada gerakan lompat
harimau, setelah berputar kaki secepat mungkin jongkok lalu kemudian
berdiri seperti posisi awal.
Adapun pelaksanaan lompat harimau adalah sebagai berikut :
Gambar 1 : Rangkaian gerak dasar lompat harimau a. Sikap Awalan
1. Posisi badan tegap
2. Buka kaki selebar bahu, posisi tangan di samping badan
3. Pandangan ke arah depan
b. Pelaksanaan
1. Berlari 3 – 5 langkah menuju matras
2. Tolakkan kaki sekuat mungkin
3. Badan melayang di udara dengan posisi badan, kaki dan tangan
dalam keadaan parabol (lengkung)
4. Letakkan kedua telapak tangan di atas matras, di ikuti dengan
c. Sikap Akhir
1. Setelah gerakan berguling ke depan secara bulat
2. Sikap akhir jongkok dengan kedua lutut ditekuk
3. Kembali ke posisi awal berdiri tegap, kedua tangan lurus ke arah
atas
E. Kondisi Fisik
Kondisi fisik merupakan salah satu persyaratan yang diperlukan dalam
usaha peningkatan prestasi. Kondisi fisik adalah kemampuan yang
meliputi kekuatan ( Strength ), kecepatan ( Speed), daya tahan (endurace),
kelentukan ( flexibilitas), dan koordinasi.
Untuk meningkatkan kondisi fisik ada dua jalan secara metodis, ialah
peningkatan fisik umum dan peningkatan fisik khusus, yang termasuk
peningkatan umum yaitu ; kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelincahan,
dan kelentukan sedangkan yang termasuk peningkatan fisik khusus yaitu
kekuatan umum, kecepatan umum, daya tahan umum dan kelentukan
umum.
Menurut Boosey (1980) dalam Suharjana (2004:29) kekuatan adalah
kapasitas sebuat otot yang mempergunakan tenaga ( force ) untuk
melawan tahanan. Sedangan menurut Komi ( 1992 ) dalam Suharjana
(2004:29) kekuatan adalah kemampuan tubuh untuk mempergunakan
Kekuatan merupakan komponen yang sangat penting untuk meningkatkan
kondisi fisik secara keseluruhan karena kekuatan merupakan daya
penggerak setiap aktifitas fisik. Disamping itu kekuatan memegang
peranan penting melindungi atlet dari kemungkinan cidera.
F. Kekuatan Otot Tungkai
Setiap jenis keterampilan dalam olaharaga dilakukan oleh sekelompok
otot tertentu.
Kekuatan merupakan komponen yang sangat penting untuk meningkatkan
kondisi fisik secara keseluruhan karena kekuatan merupakan daya
penggerak setiap aktifitas fisik. Disamping itu kekuatan memegang
peranan penting melindungi atlet dari kemungkinan cedera.
Dalam melakukan tembakan bebas kekuatan otot tungkai mempunyai
peranan yang sangat penting terhadap keberhasilan tumpuan.
Otot-otot Tungkai :
1. Otot-otot tungkai atas meliputi:
M. abduktor maldanus,M. abduktor brevis, M. abduktor longus. Ketiga otot ini menjadi satu yang disebut M. abduktor femoralis dan berfungsi
menyelenggarakan gerakan abduksi dari femur,M. rektus femuralis, M.
vastus lateralis eksternal, M. vastus medialis internal, M. vastus inter medial, Biseps femoris, berfungsi membengkokkan paha dan
meluruskan tungkai bawah, M. semi membranosus, berfungsi tungkai
bawah, M. semi tendinosus (seperti urat), berfungsi membengkokkan
femur, memutar keluar waktu lutut fleksi, serta membantu gerakan fleksi femur dan membengkokkan keluar.
Gambar 2: Struktur otot tungkai atas
2. Otot-otot tungkai bawah meliputi:
Otot tulang kering, depan M. tibialis anterior, berfungsi mengangkut
pinggir kaki sebelah tengah dan membengkokkan kaki, M. ekstensor
talangus longus, berfungsi meluruskan jari telunjuk ke jari tengah, jari manis dan kelingking jari, Otot ekstensi jempol, berfungsi dapat
meluruskan ibu jari kaki, Tendo achilles, berfungsi meluruskan kaki di
sendi tumit dan membengkokkan tungkai bawah lutut (M. popliteus),
Gambar 3 : Gambar otot tungkai bawah
3). Rangka Tungkai
Menurut Soedarminto (1992: 60-61) tungkai terdiri dari tungkai atas
dan tungkai bawah. Tungkai atas terdiri atas pangkal paha sampai
lutut, sedangkan tungkai bawah terdiri atas lutut sampai kaki. Tulang
tungkai terdiri atas: Tulang pangkal paha, Tulang paha, Tulang
kering, Tulang betis, Tulang tempurung lutut, Tulang pangkal kaki,
Tulang telapak kaki, Tulang ruas jari kaki (Syaifudin, 1997: 31).
G. Kekuatan Otot Lengan
Kekuatan otot merupakan komponen yang sangat penting guna
meningkatkan kondisi fisik dan keseluruhan. Kegunaan kekuatan
disamping untuk mencapai prestasi maksimal juga untuk mempermudah
mempelajari teknik. Kinerja otot terjadi dalam dua cara, yaitu dinamis dan
dari kontraksi konsentris dan eksentrik. Artinya, kontraksi itu tidak
menyebabkan otot yang bersangkutan menjadi memanjang atau
memendek. Kontraksi ini dicirikan dengan adanya tegangan (tension) yang
menjadi bukti adanya energi yang dikeluarkan. Mahendra (2000:31).
H. Kerangka berpikir
a. Hubungan kekuatan otot tungkai dengan teknik dasar tiger sprong. Setiap jenis kemampuan olahraga dilakukan oleh sekelompok otot
tertentu. Kekuatan otot merupakan komponen yang sangat penting guna
meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Kegunaan kekuatan
disamping untuk mencapai prestasi maksimal, juga untuk mempelajari
tekhnik, mencegah cidera, dan memantapkan rasa percaya diri.
Dalam melakukan lompat tiger sprong kekuatan otot tungkai
mempunyai peranan yang sangat penting terhadap keberhasilan
lompatan tersebut, karena dengan kekuatan yang besar maka dapat
menghasilkan lompatan yang baik.
Berdasarkan uraian di atas, kekuatan otot tungkai sangat berperan
penting dalam menunjang keberhasilan lompat tiger sprong.
b.Hubungan kekuatan otot lengan terhadap teknik dasar tiger sprong. Kekuatan otot lengan juga berperan penting dalam melakukan lompat
tiger sprong. Kekuatan otot lengan berperan sebagai tumpuan jatuhan
sehingga lengan harus mempunyai kekuatan yang baik.
Berdasarkan uraian diatas, kekuatan otot lengan sangat penting karena
c. Hubungan kekuatan otot tungkai dan otot lengan terhadap teknik dasar tiger sprong.
Dalam penjelasan sebelumnya dikatakan bahawa kekuatan otot tungkai
berperan penting dalam melakukan teknik dasar tiger sprong begitu
juga dengan kekuatan otot lengan sangat berperang penting dalam
teknik dasar tiger sprong.
Berdasarkan uraian diatas makan dapat disimpulkan bahwa untuk
menganalisis teknik dasar tiger sprong seorang atlet/anak didik harus
memiliki kekuatan otot tungkai dan otot lengan yang baik dalam
melakukan tiger sprong ( lompat harimau ).
I. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara yang harus di uji lagi
kebenarannya melaui penelitian ilmiah,hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1: Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai
dengan teknik dasar tiger sprong.
Ho:Tidak ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai
dengan teknik dasar tiger sprong.
H2: Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan
signifikan dengan teknik dasar tiger sprong.
Ho:Tidak ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan
H3 : Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dan
otot lengan dengan teknik dasar tiger sprong.
Ho:Tidak ada hubungan yang signifikan antar kekuatan otot tungkai
III.Metode Penelitian
A. Metode penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) “Metode penelitian adalah cara
yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif korelasional. Menurut Riduwan (2005 : 207) metode deskriptif
korelasional yaitu studi yang bertujuan mendeskripsikan atau
menggambarkan peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung pada
saat penelitian tanpa menghiraukan sebelum dan sesudahnya.
Menurut Sugiyono (2008:10) analisis korelasi ganda untuk mencari
besarnya pengaruh atau hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih
secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y).
[image:34.595.247.460.608.745.2]Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
Gambar 4 : Desain Penelitian.Sumber Sugiyono (2008: 10)
Y
Keterangan :
X1 = kekuatan otot tungkai X2 = kekuatan otot lengan Y = Teknik dasar tiger sprong
B. Variable Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian
penelitian (Suharsimi Arikunto, 2002: 96). Variabel dalam penelitian ini
menggunakan 2 (dua) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat.
1. Variable Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak tergantung
pada variabel lainnya, dalam penelitian ini ada 2, yaitu:
a. Kekuatan otot tungkai (X1)
b. Kekuatan otot lengan (X2)
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang nilainya bergatung pada
variabel lainnya, variabel terikat dalam penelitian ini adalah teknik
dasar tiger sprong.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian
Populasi merupakan sumber data yang sangat penting, karena tanpa
kehadiran populasi penelitian tidak akan berarti serta tidak mungkin
terlaksana. Menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 106), populasi adalah
Dari pengertian tersebut populasi penelitian ini adalah siswa yang
terdapat di kelas IX B di SMP Negeri 1 Seputih Agung sebanyak 32
orang.
2. Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 108) Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih
baik diambil semua. Sebaliknya jika subjeknya lebih besar dari 100
dapat diambil antara 10-15%. Karena populasi siswa yang terdapat di
kelas IX B terdapat 32 siswa, maka sampel yang diambil adalah 32
siswa karena populasi kurang dari 100 maka diambil semua atau
sempel keseluruhan.
D. Instrument Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 136) instrumen adalah alat atau
fasilitas yang digunakan penelitian dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, sehingga mudah diolah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan one-shot-model yaitu pendekatan
yang menggunakan satu kali pengumpulan data.
a. Instrument pengukuran kekuatan otot tungkai 1) Leg Dynamometer
2) Blangko pengukuran kekuatan otot tungkai,
b. Instrument pengukuran kekuatan otot lengan 1. Push and Pull Dynamometer
2. Blangko pengukuran kekuatan otot lengan
3. Alat tulis
c. Instrument pengukuran teknik dasar tiger sprong 1. Meteran
2. Balngko pengukuran
3. Alat tulis
E. Teknik Pengambilan Data
a. Instrument tes kekuatan otot tungkai
Instrumen penelitian merupakan alat atau cara yang digunakan untuk
mengambil data penelitian. Instrumen yang digunakan untuk
mengambil data penelitian diantaranya :
Kekuatan otot tungkai bawah
Untuk mengukur kekuatan otot tungkai digunakan suatu alat yang
disebut Leg Dynamometer. Alat yang digunakan antara lain:
1. Leg Dynamometer,
2. Blangko dan
3. Alat tulis.
Pelaksanaan Leg Dynamometer :
Orang yang dites berdiri di atas alat leg dynamometer dan lutut di
tekuk membentuk sudut 130-140 derajat,tubuh tetap tegak lurus
rupa sesuai dengan orang yang di tes dengan posisi berdiri.Tongkat
pegangan di genggam dengan posisi tangan menghadap belakang.
Tarik tongkat pegangan sekuat mungkin dan meluruskan lutut
perlahan-lahan. Baca angka ada skala maksimum tercapainya
tarikan dalam satuan kilogram (kg).Pengukuran di ambil sebanyak
[image:38.595.165.463.276.367.2]dua kali dan hasil terbaik yang di pakai sebagai hasil pengukuran.
Gambar 5 : Leg Dynamometer
b.Instrument tes kekuatan otot lengan
Tes untuk mengukur kekuatan otot lengan menggunakan push and pull
dynamometer. Satuan dalam instrumen push and pull dynamometer ini adalah kilogram. Memiliki indeks validitas sebesar 0,63 dan reabilitas
0,63. Alat yang digunakan antara lain :
1. push and pull dynamometer
2. Blangko
3. Alat tulis
Pelaksanaan push and pull dynamometer :
Testee berdiri tegak dengan kaki terbuka selebar bahu dan
Tangan memegang push and pull dynamometer dengan kedua
tangan didepan dada. Posisi lengan dan tangan lurus dengan bahu.
Dorong alat tersebut dekuat tenaga.
Pada saat mendorong, alat tidak boleh menempel pada dada, sedang
[image:39.595.183.473.222.409.2]tangan dan siku tetap sejajar bahu.
Gambar 6 : push and pull dynamometer
c. Instrument tes teknik dasar tiger sprong
Instrumen penelitian merupakan alat atau cara yang digunakan untuk
mengambil data penelitian. Instrumen yang digunakan untuk
mengambil data penelitian diantaranya jarak antara tumpuan tolakan
lompatan hingga tumpuan jatuhan pada saat melakukan tiger sprong.
Alat yang digunakan antara lain:
1. Meteran
2. Blangko pengukuran
Pelaksaanaan :
Dalam melakukan tiger sprong adalah dengan cara berdiri tegak
kemudian mengambil sikap tertentu, jarak pengambilan awalan
biasanya bervariasi beberapa langkah atau banyak langkah.
Anak mengambil posisi berdiri tegak kemudian berlari cepat setelah
mendekati penanda segera melakukan tolakan dengan menumpu
pada kedua kaki, badan terangkat ke atas atau meloncat melewati
penanda yang sudah disediakan, setelah melewati penanda maka
kedua tangan sudah siap di depan untuk siap-siap menapak di atas
matras yang diikuti dengan membongkokkan badan sehingga
setelah tangan menapak di matras diikuti dengan tengkuk atau
punggung yang menyentuh matras yang dilanjutkan dengan gerakan
berguling kedepan sampai dua atau tiga kali.
F. Analisis Data
Analisis data atau pengolahan data merupakan suatu langkah penting
dalam suatu penelitian. Dalam suatu penelitian seorang peneliti dapat
menggunakan dua jenis analisis, yaitu analisis statistik dan analisis non
statistik.
Pada dasarnya statistik mempunyai dua pengertian yang luas dan yang
sempit. Dalam pengertian yang luas statistik merupakan cara-cara ilmiah
yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, mengajukan, dan menganalisis,
data yang berwujud angka. Sedangkan dalam pengertian yang sempit
kenyataan yang berwujud angka. Data yang di nilai adalah data variabel
bebas : kekuatan otot tungkai (X
1), Kekuatan otot lengan (X2),serta
variabel terikat yaitu teknik dasar tiger sprong (Y).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
korelasi ganda ( multiple corelation ). Menurut Suharsi Arikunto (2002),
untuk menguji hipotesis antara X1 dengan Y dan X2 dengan Y digunakan
statistik melalui korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:
=
Keterangan :
r xy = Koefesien korelasi
N = Jumlah sampel
X = Skor variabel X
Y = Skor variabel Y
∑X = Jumlah skor variabel X ∑Y = Jumlah skor variabel Y
∑X2
= Jumlah kuadrat skor variabel X
∑Y2
= Jumlah kuadrat skor variabel Y
Untuk menguji hipotesis antara X1 dengan Y digunakan statistik melalui
korelasi product moment dengan rumus :
y = xy
r
2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N 1 xr
2
2
2
Keterangan :
= Koefesien korelasi
N = Jumlah sampel
X1 = Skor variabel X1
Y = Skor variabel Y
∑X1 = Jumlah skor variabel X1
∑Y = Jumlah skor variabel Y
∑X2
= Jumlah kuadrat skor variabel X1
∑Y2
= Jumlah kuadrat skor variabel Y
Untuk menguji hipotesis antara X2 dengan Y digunakan statistik melalui
korelasi product moment dengan rumus :
y =
Keterangan :
= Koefesien korelasi
N = Jumlah sampel
X2 = Skor variabel X2
Y = Skor variabel Y
∑X2 = Jumlah skor variabel X2
∑Y = Jumlah skor variabel Y
∑X2
= Jumlah kuadrat skor variabel X2
∑Y2
= Jumlah kuadrat skor variabel Y
1
x y
r
2
X
r
2
2
2
Menurut Riduwan (2005:98), harga r yang diperoleh dari perhitungan hasil
tes dikonsultasikan dengan Tabel r product moment dengan taraf signifikan
[image:43.595.132.428.195.284.2]5%. Interprestasi tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 1: Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r.
Interval Koefisien Korelasi Interpretasi Hubungan
0,80 – 1,00 Sangat kuat
0,60 – 0,79 Kuat
0,40 – 0,59 Cukup kuat
0,20 – 0,39 Rendah
0,00 – 0,19 Sangat rendah
Sumber : Riduwan. 2005
Setelah diketahui besar kecilnya r xy maka taraf signifikan dilihat dengan :
Kriteria pengujian hipotesis tolak H0 jika t hitung > t tabel, dan terima Ho jika
t hitung < t tabel. Untuk dk distribusi t diambil n-2 dengan α = 0,05, dan untuk mencari besarnya sumbangan ( kontribusi ) antara variabel X dan
variabel Y maka menggunakan rumus Koefisian Determinansi :
Keterangan:
KP = Nilai Koefisien Detreminansi
r = Koefisien Korelasi
Menurut Riduwan ( 2005:144), untuk menguji hipotesis antara X1 dengan
X2 digunakan statistik F melalui model korelasi ganda antara X1 dengan X2,
dengan rumus :
2
r n-2
t = 1-r
Keterangan:
r x1x2 = Koefesien korelasi antara X1 dengan X2
N = Jumlah sampel
X1 = Skor variabel X1
X2 = Skor variabel X2
∑ X1 = Jumlah skor variabel X1
∑ X2 = Jumlah skor variabel X2
∑ X12 = Jumlah dari kuadrat skor variabel X1
∑ X22 = Jumlah dari kuadrat skor variabel X2
Setelah dihitung r x1x2, selanjutnya dihitung dengan rumus korelasi ganda.
Analisis korelasi ganda dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah
dilakukan yaitu untuk mengetahui besarnya hubungan variabel bebas (X1 dan
X2) terhadap variabel terikat (Y) baik secara terpisah maupun secara
bersama-sama.
Pengujian hipotesis menggunakan rumus Korelasi Ganda dengan rumus
sebagai berikut:
Keterangan :
R X1 X2 = Koefisien Korelasi Ganda antar variabel X1 dan X2 secara
bersama-sama dengan variabel Y
r X1.Y = Koefisien Korelasi X1 terhadap Y
r X2.Y = Koefisien Korelasi X2 terhadap Y
r X1 X2 = Koefisien Korelasi X1 terhadap X2
2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 X X N X X N X X X X N rxxDilanjutkan dengan uji F untuk mencari taraf signifikan antara variabel X1,
X2 dan Y, dengan rumus sebagai berikut :
Kriteria pengujian hipotesis tolak H0 jika F hitung > F tabel, dan terima H0 F hitung < F tabel. Dimana distribusi dk pembilang k=2 dan dk penyebut (n-k-1) dengan mengambil taraf uji α = 0,05.
2
2
R
K
F =
(1
R )
n
k
1
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka simpulan yang dapat
diambil dari penelitian ini adalah:
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai
terhadap teknik dasar tiger sprong pada siswa kelas IX B di SMP
Negeri 1 Seputih Agung.
2. Tidak ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan
terhadap teknik dasar tiger sprong pada siswa kelas IX B di SMP
Negeri 1 Seputih agung.
3. Ada hubungan yang cukup signifikan antara kekuatan otot
tungkai dan otot lengan terhadap teknik dasar tiger sprong pada
siswa kelas IX B di SMP Negeri 1 Seputih Agung.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis mengajukan saran sebagai
berikut :
1. Bagi siswa kelas IX B di SMP Negeri 1 Seputih Agung agar terus
berlatih, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar teknik dasar
2. Bagi para Guru Pendidikan Jasmani dalam usaha meningkatkan
hasil belajar teknik dasar tiger sprong maka perlu memberikan
latihan untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai.
3. Bagi peneliti lain yang berminat meneliti kembali permasalahan
ini, disarankan agar penelitian ini dapat dijadikan bahan
i
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek Edisi
Revisi. PT Rineka Cipta. Jakarta
Harsono.1988.Coaching dan aspek-aspek psikologis dalam coaching.P2LPTK:
Jakarta.
Jubaedi Ade.2009.Bahan Ajar Senam 1.Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.Universitas Lampung:Bandar Lampung.
Jubaedi Ade.2009.Bentuk Metode Latihan Senam Artistik.Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan:Bandar Lampung.
Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode.
Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.
Pearce, Evelyn C. 2012. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Cv. Prima
Grafika.
Sudjana. 2003. Metode Statistik. Bandung :Tarsito.Sugiyono,(2008) Desain
SumberPenelitian
Sugiyono,(2008) Desain Sumber Penelitian.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung
Tim Anatomi. (2003). Diklat Anatomi Manusia. Yogyakarta : laboratorium
ii
Universitas Lampung. 2009. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.
Watson, Roger. (2002). Anatomi dan Fisiologi Untuk Perawatan. Jakarta.
http://www.wikipedia-2013.17.19:50.indonesia.com/definisilompatharimau/