PENGGUNAAN LAYANAN INFORMASI CARA BELAJAR
AKTIF DAN EFEKTIF UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII SMP WIYATAMA
BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013
Oleh
EMA WIDYA SARI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PENGGUNAAN LAYANAN INFORMASI CARA BELAJAR AKTIF DAN EFEKTIF UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR
SISWA KELAS VII SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013
Oleh
EMA WIDYA SARI
Masalah dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar siswa rendah. Permasalahan dalam penelitian ini adalah “apakah aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan
dengan menggunakan layanan informasi cara belajar aktif dan efektif?” Metode
penelitan ini adalah Quasy-eksperimental dengan One-Group Pretest-Posttest
Design. Subjek penelitian berjumlah enam orang siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah. Data yang diperoleh dengan menggunakan teknik observasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan layanan informasi cara belajar aktif dan efektif pada siswa kelas VII SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun ajaran 2012/2013. Hal ini ditunjukan dari perhitungan perubahan aktivitas belajar sebelum dan sesudah diberikannya layanan informasi dengan menggunakan uji t-test, diperoleh thitung = 8,94, lebih besar dibandingkan dengan ttabel 0,05(6) = 2,015. Karena t hitung > t tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak.Yang berarti layanan informasi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa yang lebih baik dari sebelumnya setelah dilakukan layanan informasi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan layanan informasi cara belajar aktif dan efektif dapat meningkatkan aktivitas belajar pada siswa kelas VII SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012-2013.
Saran yang dapat diberikan adalah (1) kepada konselor sekolah, hendaknya konselor sekolah dapat lebih memperhatikan perkembangan siswa dan memberikan layanan informasi tentang pentingnya aktivitas belajar agar siswa dapat meningkatkan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, (2) saran kepada siswa, hendaknya dapat meningkatkan aktivitas belajar sehingga hasil belajar dapat meningkat, dapat merubah suasana kelas menjadi lebih aktif, dan dapat lebih fokus dalam menerima materi yang diberikan oleh guru di dalam kelas.
DAFTAR ISI A. Aktivitas Belajar dalam Bidang Bimbingan Belajar ... 10
1. Bidang Bimbingan Belajar ... 10
3. Alasan Penyelenggaraan Layanan Informasi ... 23
4. Jenis-jenis Informasi ... 25
5. Metode Layanan Informasi ... 28
6. Langkah-langkah Penyajian Informasi ... 30
C. Subyek Penelitian ... 37
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 37
1. Variabel Penelitian ... 37
2. Definisi Operasional ... 38
E. Fokus Penelitian ... 39
F. Teknik Pengumpulan Data ... 39
G. Teknik Analisis Data ... 41
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian 42 1. Gambaran Hasil Pra Layanan Informasi ... 42
2. Deskripsi Data ... 44
3. Pelaksanaan Kegiatan Layanan Informasi ... 53
4. Data Skor Subyek Sebelum (Pretest) dan Sesudah (Posttest) Mendapatkan Layanan Informasi ... 55
5. Pengujian Hipotesis ... 57
2. Pembahasan ... 59
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 63
B. Saran ... 63
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah
Aktivitas belajar merupakan segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas
secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan
dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya
tergantung pada sedikit banyaknya perubahan, aktivitas belajar sendiri
merupakan sesuatu hal yang penting dalam keberhasilan belajanya.
Aktivitas besar nilainya dalam pembelajaran, sebab dengan melakukan
aktivitas pada proses pembelajaran, siswa dapat mencari pengalaman
sendiri, memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan siswa, siswa dapat
bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri, siswa dapat
mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis, dapat mengembangkan
seluruh aspek pribadi siswa, suasana belajar menjadi lebih hidup sehingga
kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran menyenangkan bagi siswa.
Kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dalam
pembelajaran akan berdampak baik pada hasil belajarnya. Seperti yang
dikemukakan oleh Djamarah (2002: 67) bahwa: “Belajar sambil melakukan
yang dapat didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan didalam
benak anak didik.
“Aktivitas belajar juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: Faktor intern
yaitu: faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, antara lain :
faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Dan faktor extern
yaitu faktor yang ada di luar diri individu, antara lain : faktor keluarga,
faktor sekolah, dan faktor masyarakat”. (Slameto, 1995)
Setelah melakukan penelitian pendahuluan di SMP Wiyatama peneliti
melihat masih terdapat siswa yang tidak melakukan aktivitas belajar, seperti
mengobrol di dalam kelas, tidak memperhatikan guru saat pelajaran sedang
berlangsung, bahkan sampai ada siswa yang tertidur.
Selain faktor dalam diri yang sangat berpengaruh dalam menumbuhkan
aktivitas belajar dalam diri siswa faktor dari luar seperti keluarga, sekolah
dan lingkungan juga dapat membantu menumbuhkan aktivitas belajar siswa.
Setelah menemui guru kelas, peneliti menemukan bahwa masih terdapat
kekurangan informasi tentang pentingnya aktivitas dalam belajar dalam
proses pembelajaran di sekolah tersebut.
Menurut Prayitno (2004:259-260) “layanan informasi adalah kegiatan
memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang
dikehendaki.”
Dengan demikian layanan informasi sangat dibutuhkan untuk
menumbuhkan aktivitas belajar siswa. Penyajian informasi ini dimaksudkan
untuk memberikan wawasan kepada para siswa sehingga ia dapat
yang dihadapinya, serta untuk merencanakan masa depan khususnya tentang
masalah pentingnya aktivitas dalam belajar.
Alasan mengapa peneliti menggunakan layanan informasi adalah untuk
dapat membekali individu dengan berbagai macam pengetahuan tentang
pentingnya aktivitas belajar untuk mencapai suatu prestasi dalam proses
pembelajaran. Kurangnya informasi dapat sangat berpengaruh terhadap
adanya aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajarannya.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas dan dari latar belakang
yang telah dijelaskan maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul: “Penggunaan Layanan Informasi Cara Belajar Aktif dan Efektif Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas VII SMP
Wiyatama Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013”.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ada beberapa masalah yang
dapat di identifikasikan sebagai berikut :
1. Terdapat siswa yang tidak aktif dalam bertanya
2. Terdapat siswa terlihat tidak serius mendengarkan penjelasan guru saat
proses belajar berlangsung
3. Terdapat siswa yang bermalas-malasan saat melakukan praktek belajar
4. Terdapat siswa yang tidak aktif mencatat materi pelajaran
5. Terdapat siswa yang mengobrol saat proses pembelajaran
6. Terdapat siswa yang kurang terampil saat memecahkan masalah
pelajaran
3. Pembatasan Penelitian
Sebagaimana telah dikemukakan dalam latar belakang masalah serta dari
pengamatan awal yang ditemukan pada fenomena-fenomena yang dipilih
sebagai objek perhatian untuk dikaji secara ilmiah. Penelitian ini hanya
dibatasi pada “Penggunaan layanan informasi Cara Belajar Aktif dan Efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Wiyatama
Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013”.
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang identifikasi masalah dan pembatasan masalah
maka masalah dalam penelitian ini adalah ”apakah aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan layanan informasi Cara Belajar
Aktif dan Efektif ?”.
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan
layanan informasi cara belajar aktif dan efektif pada siswa kelas VII SMP
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan bagi dunia pendidikan khususnya pada bidang bimbingan dan
konseling.
b. Manfaat Praktis
1. Sebagai pengetahuan kegunaan layanan informasi dalam
meningkatkan aktivitas belajar.
2. Memberikan gambaran bagi siswa tentang pentingnya aktivitas
belajar.
3. Memberikan masukan bagi guru bahwa pentingnya layanan informasi
bagi keberhasilan proses belajar.
4. Sebagai bahan masukan pada guru pembimbing untuk memahami
faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya aktivitas dalam belajar.
C. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Ruang Lingkup Objek
Ruang lingkup objek penelitian ini adalah pemberian layanan informasi
dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.
b. Ruang Lingkup Subjek
Ruang lingkup subjek penelitian siswa kelas VII SMP Wiyatama Bandar
D.Kerangka Pikir
Kerangka pemikiran atau kerangka berpikir adalah dasar pemikiran dari
penelitian yang disentesiskan dari fakta-fakta, observasi dan kajian
kepustakaan. Kerangka berfikir memuat teori, dalil atau konsep-konsep yang
akan dijadikan dasar dalam penelitian. Kerangka berfikir dapat disajikan
dengan bagan yang menunjukkan alur berfikir peneliti serta keterkaitan antara
variable yang diteliti. Berdasarkan judul penelitian yang telah peneliti ajukan
maka dapat disusun kerangka pemikiran yang diuraikan dibawah ini:
Liang Gie (1995: 6) mengatakan bahwa: ”Keberhasilan siswa dalam belajar
tergantung pada aktivitas yang dilakukan-nya selama proses pembelajaran. Aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada
sedikit banyaknya perubahan”.
Sedangkan menurut Hamalik (2001: 175) penggunaan aktivitas besar nilai-nya dalam pembelajaran, sebab dengan melakukan aktivitas pada proses pembelajaran, siswa dapat mencari pengalaman sendiri, memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan siswa, siswa dapat bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri, siswa dapat mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis, dapat mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa, suasana belajar menjadi lebih hidup sehingga kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran menyenangkan bagi siswa.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan
siswa selama proses pembelajaran. Dengan melakukan berbagai aktivitas
dalam kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat membangun
pengetahuannya sendiri dengan bantuan guru.
Dengan mengemukakan beberapa pandangan di atas, jelas bahwa dalam
bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas,
belajar tidak akan berlangsung dengan baik dan tidak akan tercapainya prestasi
dalam belajar. Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan
pembelajaran yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Dengan
melakukan berbagai aktivitas dalam kegiatan pembelajaran diharapkan siswa
dapat membangun pengetahuannya sendiri dengan bantuan guru.
Kurangnya informasi tentang pentingnya aktivitas dalam belajar dapat
mengurangi keinginan siswa dalam mengikuti aktivitas pembelajaran. Menurut
Winkel (2006: 316-317) menjelaskan bahwa layanan informasi adalah usaha
untuk membekali para siswa dengan pengetahuan tentang data dan fakta
dibidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang perkembangan
pribadi-sosial, supaya mereka dengan belajar tentang lingkungan hidupnya
lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri.
Program bimbingan yang tidak memberikan layanan pemberian informasi akan
menghalangi peserta didik untuk berkembang lebih jauh, karena mereka
membutuhkan kesempatan untuk mempelajari data dan fakta yang dapat
mempengaruhi jalan hidupnya. Seperti informasi tentang pentingnya aktivitas
dalam belajar perlu dapat diberikan kepada siswa didik supaya mereka dapat
memahami dan mengetahui keuntungan dari aktivitas belajar.
Berdasarkan uraian di atas kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan
Gambar 1.1. Kerangka Pikir Penelitian
Gambar diatas memperlihatkan bahwa siswa kelas VII sebagai subjek
penelitian di SMP Wiyatama Bandar Lampung yang memiliki aktivitas belajar
rendah diberikan layanan informasi yang berguna dalam meningkatkan
aktivitas belajar siswa. Meningkatnya aktivitas belajar siswa memungkinkan
siswa memperoleh hasil yang optimal dalam belajar. Selain itu siswa juga
dapat siap baik secara fisik maupun mentalnya terhadap hasil belajar.
E.Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap persoalan yang diajukan
dalam penelitian. Hipotesis tidak hanya disusun berdasarkan pengamatan awal
terhadap objek penelitian, melainkan juga didasarkan pada hasil kajian
terhadap literatur yang relevan dengan bidang penelitian.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah:
Ha : “Penggunaan layanan informasi cara belajar aktif dan efektif dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Wiyatama Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2012/ 2013”.
Layanan
Ho : “Penggunaan layanan informasi cara belajar aktif dan efektif tidak dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Wiyatama Bandar
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.Aktivitas Belajar dalam Bidang Bimbingan Belajar 1. Bidang Bimbingan Belajar
Menurut Undang-undang sistem pendidikan Nasional tahun 1989,
pendidikan dilaksanakan dalam bentuk bimbingan, pengajaran, dan latihan.
Bimbingan atau membimbing memiliki dua makna yaitu bimbingan secara
umum yang mempunyai arti sama dengan mendidik atau menanamkan
nilai-nilai, membina moral, mengarahkan siswa supaya menjadi orang baik.
Sedangkan makna bimbingan yang secara khusus yaitu sebagai suatu upaya
atau program membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. Bimbingan
ini diberikan melalui bantuan pemecahan masalah yang dihadapi, serta
dorongan bagi pengembangan potensi-potensi yang dimiliki siswa
(Sukmadinata, 2005: 233).
Menurut Syamsu Juntika (2005: 82) Bimbingan belajar dapat diartikan
sebagai upaya pemberian bantuan kepada peserta didik dalam rangka
mencapai perkembangannya yang lebih optimal.
2. Fungsi Bimbingan Belajar
Fungsi utama dari bimbingan belajar adalah membantu murid dalam
dan pengajaran atau penempatan dan juga menjadi perantara dari siswa
dalam hubungannya dengan guru maupun tenaga administrasi. Menurut
Ahmadi (2004: 117) fungsi bimbingan ada 4 macam, yaitu:
1. Preservatif : Memelihara dan membina suasana dan situasi yang baik
dan tetap diusahakan terus bagi lancarnya belajar mengajar.
2. Preventif : Mencegah sebelum terjadi masalah.
3. Kuratif : Mengusahakan pembentukan dalam mengatasi masalah.
4. Rehabilitasi : Mengadakan tindak lanjut secara penempatan sesudah
diadakan treatmen yang memadai.
Dalam bidang bimbingan belajar, membantu siswa mengembangkan diri,
sikap, dan kebiasaan belajar yang baik, untuk menguasai pengetahuan dan
keterampilan serta, menyiapkannya melanjutkan pendidikan pada tingkat
yang lebih tinggi. Bimbingan belajar atau akademik ialah bimbingan dalam
hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang
sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan
dengan tuntutan-tuntutan belajar disuatu institut pendidikan (Sukardi,
2008:56). Cara-cara belajar yang salah mengakibatkan, bahwa materi
program-program-program studi tidak dikuasai dengan baik, sehingga
dalam mengikuti program studi kelanjutan akan timbul keulitan. (Winkel,
1991 : 125-126).
Bidang ini dapat dirincikan menjadi pokok-pokok berikut :
a) Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien serta
produktif, baik dalam mencari informasi dari berbagai sumber belajar,
bersikap terhadap guru dan narasumber lainnya, mengerjakan tugas,
b) Pemantapan sistem belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun
berkelompok.
c) Pemantapan penguasaan materi program belajar disekolah sesuai dengan
perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian.
d) Pemantapan pamahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial, dan
budaya yang ada dilingkungan sekitar, dan masyarakat untuk
pengembangan pengetahuan dan keterampilan dan pengembangan diri.
e) Orientasi belajar di perguruan tinggi.
3. Pengertian Aktivitas Belajar
Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa
belajar. Dalam pembelajaran, siswalah yang menjadi subjek, dialah pelaku
kegiatan belajar. Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan
belajar, maka guru hendaknya merencanakan pembelajaran, yang menuntut
siswa banyak melakukan aktivitas belajar. Sten (dalam Dimyati, 2006: 62)
berpendapat bahwa guru harus berperan dalam mengorganisasikan
kesempatan belajar bagi masing-masing siswa, artinya mengubah peran
guru dari bersifat didaktis menjadi lebih bersifat mengindividualis yaitu
menjamin bahwa setiap siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan di
dalam kondisi yang ada.
Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.
Thomas (dalam Rohani, 2004: 6) mengemukakan tentang belajar mengajar
Pengalaman itu sendiri hanya mungkin diperoleh jika peserta didik itu
dengan keaktifannya sendiri bereaksi terhadap lingkungannya.
Kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dalam
pembelajaran akan berdampak baik pada hasil belajarnya. Seperti yang
dikemukakan oleh Djamarah (2002: 67) bahwa belajar sambil melakukan
aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan
yang dapat didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan didalam
benak anak didik.
Senada dengan hal diatas, Gie (1995:6) mengatakan bahwa: keberhasilan
siswa dalam belajar tergantung pada aktivitas yang dilakukan-nya selama
proses pembelajaran. Aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan
atau aktivitas secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan
perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran
yang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan.
Sedangkan John (Dimyati, 2006: 44) mengemukakan bahwa belajar adalah
menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka
inisiatif harus datang dari siswa sendiri, guru sekedar pembimbing dan
pengarah. Dan Hamalik (2001: 171) mengatakan bahwa pengajaran yang
efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau
melakukan aktivitas sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Rousseau
(Sardirman, 1994: 96) yang memberikan penjelasan bahwa segala
pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman
diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknisis. Ini menunjukkan
setiap orang yang belajar harus aktif, tanpa ada aktivitas maka proses belajar
tidak mungkin terjadi.
Dilain pihak, Rohani (2004: 96) menyatakan bahwa belajar yang berhasil
mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis.
Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat
suatu bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan,
melihat atau hanya pasif. Kegiatan fisik tersebut sebagai kegiatan yang
tampak, yaitu saat peserta didik melakukan percobaan, membuat kontruksi
model, dan lain-lain. Sedangkan peserta didik yang memiliki aktivitas psikis
(kejiwaan) terjadi jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau
banyak berfungsi dalam pengajaran. Dia mendengarkan, mengamati,
menyelidiki, mengingat, dan sebagainya. Kegiatan psikis tersebut tampak
bila ia sedang mengamati dengan teliti, memecahkan persoalan, mengambil
keputusan, dan sebagainya.
Selanjutnya Hamalik (2001: 175) mengatakan penggunaan aktivitas besar
nilai-nya dalam pembelajaran, sebab dengan melakukan aktivitas pada
proses pembelajaran, siswa dapat mencari pengalaman sendiri, memupuk
kerjasama yang harmonis dikalangan siswa, siswa dapat bekerja menurut
minat dan kemampu-an sendiri, siswa dapat mengembangkan pemahaman
dan berpikir kritis, dapat mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa,
suasana belajar menjadi lebih hidup sehingga kegiatan yang dilakukan
Dengan mengemukakan beberapa pandangan di atas, jelas bahwa dalam
kegiatan belajar, subjek didik atau siswa harus aktif berbuat. Dengan kata
lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa
aktivitas, belajar tidak akan berlangsung dengan baik. Seperti yang
dikemukakan oleh Sardiman (1994: 93) bahwa: ”pada prinsipnya belajar
adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan
kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya
aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam
interaksi belajar mengajar”.
Asas aktivitas digunakan dalam semua jenis metode mengajar, baik
metode mengajar di dalam kelas maupun metode mengajar di luar kelas.
Penggunaannya dilaksanakan dalam bentuk yang berlain-lainan sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai dan disesuaikan dengan orientasi
sekolah yang menggunakan jenis kegiatan tersebut.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang
dilakukan siswa selama proses pembelajaran.
4. Jenis – jenis Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar meurut Paul D. Dierich (dalam Hamalik, 2001: 172) dibagi
dalam 8 kelompok, yaitu:
a. Visual Activities
Yaitu segala kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas siswa yang
memperhatikan gambar, mengamati ekperimen, mengamati demontrasi,
mengamati pekerjaan orang lain dan sebagainya.
b. Oral Activities
Yaitu aktivitas yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam
mengucapkan, menghapal, dan berpikir. Seperti bartanya, memberikan
saran, mengemukakan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi dan
sebagainya.
c. Listening Activities
Aktivitas yang berhubungan dengan kemapuan siswa dalam
berkonsentrasi menyimak pelajaran. Seperti mendengarkan percakapan,
mendengarkan uraian, atau diskusi kelompok, mendengarkan pidato dan
sebagainya.
d. Motor Activities
Yakni segala keterampilan jasmani siswa untuk mengespresikan bakat
yang dimilikinya. Seperti melakukan percobaan, melakukan konstruksi,
membuat model, mereparasi dan sebagainya.
e. Writing Activities
Seperti menulis cerita, menulis laporan, menulis karangan, mengerjakan
tes, mengisi angket, menyalin tulisan dan sebagainya.
f. Drawing Activities
Seperti menggambar, membuat grafik, membuat peta, membuat diagram,
g. Mental Activities
Seperti mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor,
melihat hubungan, membuat keputusan dan sebgainya.
h. Emotional Activities
Seperti manaru minat, merasa bosan, berani, tenang, gugup, gembira dan
lain-lain.
Aktivitas belajar sangat membantu siswa dalam mengembangkan proses
belajar untuk memperoleh prestasi. Dengan demikian siswa dapat memilih
dari ke delapan jenis aktivitas belajar di atas.
5. Bentuk Aktivitas Belajar
Menurut Djamarah (2002:39-45), ada beberapa bentuk aktivitas belajar
dalam beberapa situasi antara lain
a. Mendengarkan
Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar, setiap orang belajar di
sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan. Ketika seorang guru
menggunakan metode ceramah, maka setiap siswa atau mahasiswa di
haruskan mendengarkan apa yang guru (dosen) sampaikan.
b. Memandang
Dalam hal ini memadang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu
objek. Aktivitas memandang berhubungan erat dengan mata, karena
dalam memandang itu matalah yang memegang peranan penting. Tanpa
mata tidak mungkin terjadi aktivitas memandang dapat dilakukan. Dalam
pendidikan, aktivitas memandang termasuk dalam kategori aktivitas
memandang yang bertujuan sesuai dengan kebutuhan untuk mengadakan
perubahan tingkah laku yang positif. Aktivitas memandang tanpa tujuan
bukanlah termasuk perbuatan belajar. Meski pandangan tertuju pada
suatu objek, tetapi tidak adanya tujuan yang ingin dicapai, maka
pandangan yang demikian tidak termasuk belajar.
c. Meraba, Membau, dan Mencicipi / Mencecap
Aktivitas meraba, membau, dan mengecap adalah indra manusia yag
dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentngan belajar. Arti aktivitas
meraba, membau dan mengecap dapat memberikan kesempatan bagi
seseorang untuk belajar. Tentu saja aktivitasnya harus disadari oleh suatu
tujuan. Dengan demikian, aktivitas-aktivitas meraba, aktivitas mambau,
ataupun aktivitas mengecap dapat dikatakan belajar, apabila semua
aktivitas itu didorong oleh kebutuhan, motivasi untuk mecapai tujuan
dengan menggunakan situasi tertentu untuk memperoleh perubahan
tingkah laku.
d. Menulis atau mencatat
Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terisahkan dari
aktivitas belajar. Dalam mencatat tidak sekedar mencatat, tetapi mencatat
yang dapat menunjang pencapaian tujuan belajar. Catatan sangat berguna
untuk menampung sejumlah informasi, yang tidak hanya bersfat
fakta-fakta, melainkan juga terdiri atas materi hasil analisis dari bahan bacaan.
e. Membaca
Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan
untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, maka membaca salah jalan
menuju pintu ilmu pengetahuan, maka membaca adalah jalan menuju
pintu ilmu pengetahuan ini berarti untuk mendapatkan ilmu pengetahuan
tidak ada cara lain yang harus di lakukan kecuali memperbanyak
membaca. Kalau begitu membaca identik dengan mencari ilmu
pengetahuan agar menjadi cerdas dan mengabaikan berarti kebodohan.
f. Mencari ikhtisar atau ringkasan dan menggaris bawahi
Banyak orang merasa terbantu dalam belajarnya karena menggunakan
ikhtisar-ikhtisar materi yang dibuatnya. Ikhtisar atau ringkasan ini
memang dapat membantu dalam hal mengingat atau mencari kembali
materi dalam buku untuk masa-masa yang akan datang.
g. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-bagan
Dalam buku ataupun di lingkungan lain sering dijumpai tabel-tabel,
diagram, ataupun bagan-bagan. meteri non-verbal semacam ini sangat
berguna bagi seseorang dalam mempelajari materi yang relevan.
Demikian pula gambar-gambar, peta-peta, dan lain-lain dapat menjadi
bahan ilustratif yang membantu pemahaman seseorang tentang sesuatu
hal.
h. Menyusun paper atau kertas kerja
Dalam menyusun paper tidak bisa sembarangan, tetapi harus
metodologis atau sistematis. Metodologis artinya menggunakan
metode-metode tertentu dalam penggarapannya. Sistematis artinya menggunakan
i. Mengingat
Mengingat merupakan gejala psikologis. untuk mengetahui bahwa
seseorang sedang mengingat sesuatu, dapat dilihat dari sikap dan
perbuatannya. Perbuatan mengingat dilakukan bila seseorang sedang
mengingat-ingat kesan yang telat dipunyai.
j. Berfikir
Berpikir adalah termasuk aktivitas belajar. dengan berpikir orang
memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu
tentang hubungan antara sesuatu.
k. Latihan atau praktek
Learning by doing adalah konsep belajar yang menghendaki adanya
penyatuan usaha mendapatkan kesan-kesan dengan cara berbuat. belajar
sambil berbuat dalam hal ini termasuk latihan. Latihan termasuk cara
yang baik untuk memperkuat ingatan.
B.Layanan Informasi
1. Pengertian Layanan Informasi
Menurut Prayitno (2004:259-260) layanan informasi adalah kegiatan
memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan
tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau
kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang
dikehendaki. Dengan demikian, layanan informasi itu pertama-tama
merupakan perwujudan dari fungsi pemahaman dalam bimbingan dan
Menurut Purwoko (2008:52) penyajian informasi dalam rangka program
bimbingan ialah kegiatan membantu siswa dalam mengenali lingkungannya,
terutama tentang kesempatan-kesempatan yang ada di dalamnya, yang dapat
dimanfaatkan siswa baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang.
Penyajian informasi itu dimaksudkan untuk memberikan wawasan kepada
para siswa sehingga ia dapat menggunakan informasi itu baik untuk
mencegah atau mengatasi kesulitan yang dihadapinya, serta untuk
merencanakan masa depan. Perencanaan kehidupan ini mencakup,
kehidupan dalam studinya, dalam pekerjaannya, maupun dalam membina
keluarga.
Sedangkan Winkel (1997: 316-317) menjelaskan bahwa layanan informasi
adalah usaha untuk membekali para siswa dengan pengetahuan tentang data
dan fakta dibidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang
perkembangan pribadi-sosial, supaya mereka dengan belajar tentang
lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan merencanakan
kehidupannya sendiri. Program bimbingan yang tidak memberikan layanan
pemberian informasi akan menghalangi peserta didik untuk berkembang
lebih jauh, karena mereka membutuhkan kesempatan untuk mempelajari
data dan fakta yang dapat mempengaruhi jalan hidupnya. Namun,
mengingat luasnya informasi yang tersedia dewasa ini, mereka harus
mengetahui pula informasi manakah yang relevan atau yang tidak relevan
untuk mereka, seperti yang berkaitan dengan data dan fakta yang mungkin
Dari beberapa pengertian tentang layanan informasi di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa layanan informasi adalah suatu kegiatan atau usaha
untuk membekali para siswa tentang berbagai macam pengetahuan supaya
mereka mampu mengambil keputusan secara tepat dalam kehidupannya.
2. Tujuan Layanan Informasi
Layanan informasi yang ada di sekolah memiliki tujuan yang akan dicapai
seperti menurut Budi Purwoko (2008:52) sebagai berikut:
1. Para siswa dapat mengorientasikan dirinya kepada informasi yang
diperolehnya terutama untuk kehidupannya, baik semasa masih sekolah
maupun setelah menamatkan sekolah.
2. Para siswa mengetahui sumber-sumber informasi yang diperlukan.
3. Para siswa dapat menggunakan kegiatan kelompok sebagai sarana
memperoleh informasi.
4. Para siswa dapat memilih dengan tepat kesempatan-kesempatan yang ada
dalam lingkungannya sesuai dengan minat dan kemampuanya.
Sementara Ifdil (2008) menjelaskan tujuan layanan informasi ada dua
macam yaitu secara umum dan khusus. Secara umum agar terkuasainya
informasi tertentu sedangkan secara khusus terkait dengan fungsi
pemahaman (paham terhadap informasi yang diberikan) dan memanfaatkan
informasi dalam penyelesaian masalahnya. Layanan informasi menjadikan
individu mandiri yaitu memahami dan menerima diri dan lingkungan secara
positif, objektif dan dinamis, mampu mengambil keputusan, mampu
dapatmengaktualisasikan dirinya Dari pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa tujuan layanan informasi adalah supaya para siswa memperoleh
informasi yang relevan dalam rangka memilih dan mengambil keputusan
secara tepat guna pencapaian pengembangan diri secara optimal. Dalam
penelitian ini tujuan dari layanan informasi adalah membekali siswa dengan
berbagai informasi tentang potensi diri sehingga siswa mampu
meningkatkan pemahaman potensi diri guna mencapai kualitas hidup yang
lebih baik.
3. Alasan Penyelenggaraan Layanan Informasi
Menurut Prayitno (2004:260-261) ada tiga alasan utama mengapa layanan
informasi perlu diselenggarakan.
a) Membekali individu dengan berbagai macam pengetahuan tentang
lingkungan yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi
berkenaan dengan lingkungan sekitar, pendidikan, jabatan, maupun sosial
budaya.
b) Memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya “kemana dia
ingin pergi”. Syarat dasar untuk dapat menentukan arah hidup adalah apabila ia mengetahui apa (informasi) yang harus dilakukan serta
bagaimana bertindak secara kreatif dan dinamis berdasarkan atas
informasi-informasi yang ada itu.
Sedangkan Winkel (2006:317) menjelaskan, ada tiga alasan pokok mengapa
layanan pemberian informasi merupakan usaha vital dalam keseluruhan
program bimbingan yang terencana dan terorganisasi. Alasan tersebut
adalah :
1) Siswa membutuhan informasi yang relevan sebagai masukan dalam
mengambil ketentuan mengenai pendidikan lanjutan sebagai persiapan
untuk memangku jabatan dimasyarakat.
2) Pengetahuan yang tepat dan benar membantu siswa untuk berfikir lebih
rasional tentang perencanaan masa depan dan tuntutan penyesuaian diri
dari pada mengikuti sembarang keinginan saja tanpa memperhitungkan
kenyataan dalam lingkungan hidupnya.
3) Informasi yang sesuai dengan daya tangkapnya menyadarkan siswa akan
hal-hal yang tetap dan stabil, serta hal-hal yang akan berubah dengan
bertambahnya umur dan pengalaman.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa alasan penyelenggaraan
layanan informasi adalah karena siswa membutuhkan informasi yang
relevan sebagai bekal dalam menghadapi berbagai macam dinamika
kehidupan secara positif dan rasional, baik sebagai pelajar maupun anggota
masyarakat. Terkait dengan penelitian ini, ada dua alasan penyelenggaraan
layanan informasi. Pertama, untuk membuktikan bahwa layanan informasi
bisa meningkatkan pemahaman siswa terhadap potensi diri. Kedua, disadari
atau tidak siswa sangat membutuhkan informasi tentang pemahaman potensi
diri sebagai modal awal dalam menggapai cita-cita dan tujuan hidup yang
4. Jenis-jenis Informasi
Menurut Prayitno (2004:261-268) pada dasarnya jenis dan jumlah informasi
tidak terbatas. Namun, khusunya dalam rangka pelayanan bimbingan dan
konseling, hanya akan dibicarakan tiga jenis informasi, yaitu (a) informasi
pendidikan, (b) informasi pekerjaan, (c) informasi sosial budaya.
a. Informasi pendidikan
Dalam bidang pendidikan banyak individu yang berstatus siswa atau
calon siswa yang dihadapkan pada kemungkinan timbulnya masalah atau
kesulitan. Diantara masalah atau kesulitan tersebut berhubungan dengan
(a) pemilihan program studi, (b) pemilihan sekolah fakultas dan
jurusannya, (c) penyesuaian diri dengan program studi, (d) penyesuaian
diri dengan suasana belajar, dan (e) putus sekolah. Mereka membutuhkan
adanya keterangan atau informasi untuk dapat membuat pilihan dan
keputusan yang bijaksana.
b. Layanan informasi belajar adalah layanan yang memberikan informasi
kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan diri berkenaan dengan
sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan
kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan
kegiatan belajar lainnya, sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi,
dan kesenian
.
c. Informasi jabatan
Saat-saat transisi dari dunia pendidikan kedunia kerja sering merupakan
tidak saja dalam mendapatkan jenis pekerjaan yang cocok, tetapi juga
dalam penyesuaian diri dengan suasana kerja yang baru dimasuki dan
pengembangan diri selanjutnya.
d. Informasi sosial budaya
Hal ini dapat dilakukan melalui penyajian informasi sosial budaya yang
meliputi, macam-macam suku bangsa, adat istiadat, agama dan
kepercayaan, bahasa, potensi-potensi daerah dan kekhususan masyarakat
atau daerah tertentu.
Budi Purwoko (2008:53) juga menjelaskan, jenis-jenis informasi yang
penting bagi para siswa waktu masih sekolah, misalnya informasi tentang:
1) Kondisi fisik sekolahnya, fasilitas yang tersedia, guru-gurunya, para
karyawan, bagian administrasi, dan sebainya.
2) Informasi tentang program studi disekolahnya, yang bersumber dari
kurikulum yang berlaku.
3) Informasi tentang cara belajar yang efisien, yang bersumber dari para
pembimbingnya.
4) Informasi tentang usaha kesehatan sekolah yang bersumber dari
doktor, para perawat kesehatan
Sedangkan Winkel (1997:318) memberikan gambaran bahwa data dan fakta
yang disajikan kepada siswa sebagai informasi biasanya dibedakan atas tiga
tipe dasar, yaitu :
a) Informasi tentang pendidikan sekolah yang mencakup semua data
dari berbagai jenis, mulai dari semua persyaratan penerimaan sampai
dengan bekal yang dimiliki pada waktu tamat.
b) Informasi tentang dunia pekerjaan yang mencakup semua data mengenai
jenis-jenis pekerjaan yang ada dimasyarakat, mengenai gradasi posisi
dalam lingkup suatu jabatan, mengenai persyaratan tahap dan jenis
pendidikan, mengenai sistem klasifikasi jabatan, dan mengenai prospek
masa depan berkaitan dengan kebutuhan riil masyarakat akan/corak
pekerjaan tertentu.
c) Informasi tentang proses perkembangan manusia muda serta pemahaman
terhadap sesama manusia mencakup semua data dan fakta mengenai
tahap-tahap perkembangan serta lingkungan hidup fisik dan psikologis,
bersama dengan hubungan timbal balik antara perkembangan kepribadian
dan pergaulan sosial diberbagai lingkungan masyarakat.
Informasi tentang proses perkembangan manusia muda serta pemahaman
terhadap sesama manusia meliputi, pemahaman diri dan orang lain,
pembinaan jalinan hubungan yang sehat dengan teman sebaya, pendidikan
seks, fase-fase dalam kehidupan manusia dewasa, pemahaman dan
penyesuain diri terhadap kondisi dalam lingkungan keluarga dan perawatan
kesehatan jasmani dan penampilan diri (Winkel, 1997).
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa materi layanan
informasi pada dasarnya tidak terbatas. Khusus dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling, layanan informasi yang diberikan kepada siswa
belajar dan karier. Namun demi tercapainya tujuan dari layanan informasi
maka materi informasi sebaiknya disesuaikan dengan tujuan dari
pelaksanaan layanan informasi itu sendiri. Kaitannya dengan penelitian ini
maka materi layanan informasi yang akan diberikan adalah informasi
tentang berbagai macam jenis potensi diri yang dimiliki oleh siswa yang
sangat mungkin untuk dikembangkan guna mencapai prestasi dan kualitas
hidup yang terbaik.
5. Metode Layanan Informasi
Menurut Prayitno & Erman Amti (2004:269-271) Pemberian informasi
kepada siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut:
a. Ceramah
Ceramah merupakan metode pemberian informasi yang paling sederhana,
mudah dan murah, dalam arti bahwa metode ini dapat dilakukan hampir
oleh setiap petugas bimbingan disekolah.
b. Diskusi
Penyampaian informasi pada siswa dapat dilakukan melalui diskusi.
Diskusi semacam ini dapat diorganisasikan baik oleh siswa sendiri
mapun oleh konselor, atau guru.
c. Karya Wisata
Dalam bidang konseling karyawisata mempunyai dua sumbangan pokok.
Pertama, membantu siswa belajar dengan menggunakan berbagai sumber
yang ada dalam masyarakat yang dapat menunjang perkembangan
membantu pengembangan sikap-sikap terhadap pendidikan, pekerjaan
dan berbagai masalah dalam masyarakat.
d. Buku panduan
Buku-buku panduan (seperti buku panduan sekolah atau perguruan
tinggi, buku panduan kerja bagi karyawan) dapat membantu siswa dalam
mendapatkan informasi yang berguna.
e. Konferensi karier
Selain melalui teknik-teknik yang diutarakan diatas, penyampaian
informasi kepada siswa dapat juga dilakukan melalui konferensi karier.
Dalam konferensi karier para nara sumber dari kelompok-kelompok
usaha, jawatan atau dinas lembaga pendidikan, dan lain-lain yang
diundang, mengadakan penyajian berbagai aspek program pendidikan
dan latihan/pekerjaan yang diikuti oleh para siswa.
Prayitno (2004 : 69) menjelaskan bahwa teknik yang digunakan dalam
layanan informasi adalah sebagai berikut:
1) Ceramah
2) Diskusi atau Tanya jawab
3) Bacaan buku, selebaran dan brosur
4) Gambar, slide, pemutaran film
5) Karyawisata
6) Melalui mata pelajaran tertentu
7) Melalui kelas khusus
8) Hari karier
9) Hari perguruan tinggi
10) Wawancara dalam rangka konseling
Sedangkan dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam pemberian
layanan informasi cara belajar aktif dan efektif ini adalah teknik ceramah,
6. Langkah-langkah Penyajian Informasi
Dalam menyajikan suatu informasi diperlukan langkah-langkah, sehingga
informasi dapat disampaikan dengan sistematis. Sukardi (1990)
menyebutkan langkah-langkah dalam pemberian layanan informasi
mencangkup tiga tahapan. yaitu langkah persiapan, langkah pelaksanaan,
dan langkah evaluasi. Tahapan-tahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1). Langkah Persiapan
a. Menetapkan tujuan dan isi informasi termasuk alasan-alasannya.
a) Untuk siapa informasi disiapkan?
b) Apakah akan ttap dibutuhkan siswa?
c) Apakah berharga bagi siswa?
d) Apakah cukup akurat dan baru (tidak usah atau mubazir)
e) Apakah ada hubungannya dengan hal-hal yang sudah diketahui
siswa?
b. Mengidentifikasi sasaran (siswa) yang akan menerima informasi
a) Berapa jumlahnya?
b) Bagaimana karakteristiknya?
c. Mengetahui sumber-sumber informasi
a) Dari satu atau banyak sumber?
b) Apakah sumber-sumber itu mudah dicapai dan digunakan?
d. Menetapkan teknik penyampaian informasi
a) Cocokan dengan tujuan, isi dan sumber?
b) Dapatkah menarik perhatian siswa?
e. Menetapkan jadwal dan waktu kegiatan
a) Kapan, berapa kali, dimana?
b) Berapa lama pemberian informasi dilaksanakan?
f. Menetapkan ukuran keberhasilan
a) Apa kriterianya bahwa pemberian layanan informasi berhasil baik?
b) Bagaimana mengukur keberhasilan itu?
Langkah persiapan di atas dapat diringkaskan dengan
pertanyaan-pertanyaan: siapa, apa darimana, bagaimana, bilamana dan di mana.
2). Langkah Pelaksanaan
Pelaksanaan penyajian informasi tentu saja tergantung pada langkah
persiapan, terutama pada teknik yang digunakan. Meskipun isi dan
tujuan penyajian informasi sama, bila diberikan dengan teknik yang
berbeda maka pelaksanaannya akan berbeda pula.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penyajian
informasi, ialah:
a. Usahakan tetap menarik minat dan perhatian para siswa
b. Berikan informasi secara sistematik dan sederhana shingga jelas isi
dan manfaatnya.
c. Berikan contoh yang berhubungan dengan kehidupan siswa
sehari-hari.
d. Bila menggunakan teknik siswa mendapatkan sendiri informasi
sehingga siswa mengetahui apa yang harus diperhatikan, apa yang
harus dicatat, dan apa yang harus dilakukan.
e. Bila menggunakan teknik langsung atau tak langsung usahakan tidak
menjadi kekeliruan. Informasi yang keliru dan diterima siswa, sukar
untuk mengubahnya.
f. Usahakan selalu kerjasama dengan guru bidang bidang studi dan
wali kelas, agar isi informasi yang diberikan guru, wali kelas, dan
pembimbing tidak saling bertentangan atau ada keselarasan antara
sumber informasi.
3). Langkah Evaluasi
Pembimbing hendaknya mengevaluasi tiap kegiatan penyajian informasi.
Langkah evaluasi ini acap dilupakan sehingga tidak diketahui samai
seberapa jauh siswa mampu menangkap informasi.
Manfaat dari langkah evaluasi diantaranya adalah:
a. Pembimbing mengetahui hasil pemberian informasi.
a) Sampai seberapa jauh siswa telah memahami isi informasi
b) Adakah kekeliruan penangkapan informasi oleh para siswa?
b. Pembimbing mengetahui efetivitas suatu teknik
c. Pembimbing mengetahui apakah persiapannya sudah cukup matang
atau masih banyak kekurangan.
d. Pembimbing mengetahui kebutuhan siswa akan informasi lain atau
Bila dilakukan evaluasi, siswa merasa perlu memperhatikan lebih serius,
bukan sambil lalu. Dengan demikian timbul sikap positif dan menghargai isi
informasi yang diterimanya.
C. Kaitan Layangan Informasi dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar
Layanan informasi dapat meningkatkan aktivitas belajar seperti menurut
Hamalik (2001: 175) mengatakan penggunaan aktivitas besar nilainya dalam
pembelajaran, sebab dengan melakukan aktivitas pada proses pembelajaran,
siswa dapat mencari pengalaman sendiri, memupuk kerjasama yang harmonis
dikalangan siswa, siswa dapat bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri,
siswa dapat mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis, dapat
mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa, suasana belajar menjadi lebih
hidup sehingga kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran menyenangkan
bagi siswa.
Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, belajar
tidak akan berlangsung dengan baik dan tidak akan tercapainya prestasi dalam
belajar. Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang
dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Dengan melakukan berbagai
aktivitas dalam kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat membangun
pengetahuannya sendiri dengan bantuan guru. Kurangnya informasi tentang
pentingnya aktivitas dalam belajar dapat mengurangi keinginan siswa dalam
Menurut Prayitno (2004:259-260) layanan informasi adalah kegiatan
memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan
tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau
kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang
dikehendaki. Dengan demikian layanan informasi sangat dibutuhkan untuk
menumbuhkan aktivitas belajar siswa. Penyajian informasi ini dimaksudkan
untuk memberikan wawasan kepada para siswa sehingga ia dapat
menggunakan informasi itu baik untuk mencegah atau mengatasi kesulitan
yang dihadapinya, serta untuk merencanakan masa depan khususnya tentang
masalah pentingnya aktivitas dalam belajar.
Menurut Winkel (2006: 316-317) menjelaskan bahwa layanan informasi
adalah usaha untuk membekali para siswa dengan pengetahuan tentang data
dan fakta dibidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang
perkembangan pribadi-sosial, supaya mereka dengan belajar tentang
lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan merencanakan
III. METODOLOGI PENELITIAN
Metode dalam penelitian ini memegang peranan penting, sehingga penerapannya
memerlukan metode khusus yang dianggap relevan dan dapat membantu
memecahkan masalah. Metode ini digunakan untuk melaksanakan penelitian dan
menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
A.Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian, maka peneliti akan mengadakan penelitian ini
di SMP Wiyatama Bandar Lampung yang dilaksanakan pada semester genap
2012/2013.
B.Metode Penelitian
Metode dalam penelitian memegang peranan penting karena salah satu ciri dari
karangan ilmiah adalah terdapat suatu metode yang tepat dan sistematis sebagai
penentu arah yang tepat dalam pemecahan masalah. Ketepatan pemilihan
metode merupakan syarat yang sangat penting agar mendapatkan hasil yang
optimal.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Kartono
(1996:267) mengemukakan :
“Metode eksperimen adalah metode percobaan dan observasi
yang diamati, sehingga penelitian bisa mengatasi seluruh proses
eksperimennya”.
Penelitian eksperimen banyak memberi manfaat, terutama untuk menentukan
bagaimana dan mengapa suatu kondisi atau peristiwa terjadi. Hal ini berarti,
bahwa eksperimen merupakan kegiatan percobaan untuk meneliti suatu
peristiwa atau gejala yang muncul pada kondisi tertentu.
Bentuk penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Quasy-eksperimental dengan One-Group Pretest-Posttest Design karena
penelitian ini tanpa menggunakan kelompok kontrol dan desain ini terdapat
pretest sebelum diberikan perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat
diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum
diberi perlakuan. Desain ini dapat digambarkan seperti berikut:
Gambar 2. Pola One-Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono, 2008:74)
Keterangan :
O1: Observasi yang dilakukan sebelum diberikan perlakuan kepada
siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah.
X: Perlakuan/treatment yang diberikan (pelaksanaan layanan
Informasi kepada siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah
di SMP Wiyatama Bandar Lampung
O2 : Observasi yang diberikan kepada siswa setelah pelaksanaan
layanan informasi kepada siswa yang memiliki aktivitas
belajar rendah di SMP Wiyatama Bandar Lampung, yaitu
melihat peningkatan aktivitas belajar sesudah diberi layanan
informasi dengan menggunakan observasi yang sudah
diberikan.
C.Subyek Penelitian
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Wiyatama
Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang menunjukkan aktivitas
belajar rendah. Alasan peneliti menggunakan subyek penelitian karena
penelitian ini merupakan aplikasi untuk meningkatkan aktivitas siswa rendah
dengan menggunakan layanan informasi.
Berdasarkan rekomendasi dari guru bidang studi dan guru pembimbing di
sekolah tersebut, maka diperoleh subyek sebanyak 6 orang siswa kelas VII D
yang aktivitas belajarnya rendah. Keenam subyek tersebut adalah:
No Nama Kelas
1 Afra Ratria Rizkihuda VII D
2 Ray Punjabi VII D
3 Ajeng Apriyani VII D
4 Andi Mahmud VII D
5 Anggun Putri Sasmita VII D
6 Rizki Rahmat Setiawan VII D
D.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian
Arikunto (2006:118) menyatakan bahwa: “variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”.
Penelitian ini melibatkan dua variabel diantaranya satu variabel bebas
dan satu variable terikat. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini
a. Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable terikat
(Sugiyono, 2010:61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
layanan informasi.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010:61).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar.
2. Definisi Operasional
a. Layanan informasi adalah usaha untuk membekali para siswa
dengan pengetahuan tentang data dan fakta dibidang pendidikan
sekolah, bidang pekerjaan dan bidang perkembangan pribadi-sosial,
supaya mereka dengan belajar tentang lingkungan hidupnya lebih
mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri.
b. Aktivitas belajar yang dimaksud adalah seluruh aktivitas siswa
dalam proses belajar, mulai dari aktivitas visual (yaitu kegiatan yang
berhubungan dengan aktivitas melihat, mengamati dan
memperhatikan), aktivitas oral (yaitu aktivitas yang berhubungan
dengan kemapuan mengucap, menghapal, dan berpikir), aktivitas
listening, aktivitas motorik, aktivitas writing, aktivitas drawing,
E.Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah penggunaan layanan informasi dalam
meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Wiyatama Bandar
Lampung.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian selalu terjadi proses pengumpulan data untuk
memperoleh data yang valid. Menurut Arikunto (2002:126), teknik
pengumpulan data ialah “cara memperoleh data.” Peneliti akan
menggunakan teknik observasi dalam memperoleh data-data yang
diperlukan.
Teknik pengumpulan data adalah alat bantu untuk mengumpulkan data
pada waktu penelitian dengan memperhatikan metode pengumpulan data
yang dilakukan. Pada penelitian ini, pengumpulan data menggunakan
observasi dalam bentuk checklist. Dalam observasi bentuk checklist data
yang digunakan yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya.
Dalam hal ini peneliti hanya akan memberikan tanda check ( ) jika
kriteria yang dimaksud dalam format observasi ditunjukkan oleh anak.
Untuk memudahkan pembuatan checklist, maka peneliti membuat
kisi-kisinya terlebih dahulu. Berikut kisi-kisi checklist yang akan digunakan
Tabel 3.1. Kisi-kisi Checklist
Variabel Indikator Deskriptor
Aktivitas Belajar
1. Visual Activities 1.1 Memperhatikan Guru 1.2 Fokus terhadap Pelajaran 1.3. Tidak mengobrol di dalam
kelas
2. Oral Activities 2.1 Berani memberikan masukan kepada peserta diskusi 2.2 Bertanya pada teman saat
persentasi
2.3Berani Menyampaikan hasil
kerjanya pada orang lain
3. Listening Aktivities 3.1 Mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru 3.2 Mendengarkan saran yang
diberikan teman
3.3 Mendengar pertanyaan dari teman
4. Motor Activities 4.1Mengungkapkan ide 4.2 Memberikan kritik kepada
guru
4.3 Mengajukan pertanyaan pada saat tidak mengerti
5. Writing activities 5.1Terlihat fokus dalam
mencatat apa yang dijelaskan guru
5.2Tetap mencatat walau pada
saat persentasi
6. Mental Activities 6.1Tidak malu dalam bertanya
6.2Berani menjawab pertanyaan
6.3Mengajukan pertanyaan saat
pelajaran berlangsung
7. Emosional activities 7.1 Mau mengerjakan tugas yang diberikan guru
7.2 Fokus terhadap latihan-latihan yang diberikan 7.3 Terlihat tenang saat
G.Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam
kegiatan penelitian. Dengan analisis data maka akan dapat membuktikan
hipotesis dan menarik kesimpulan tentang masalah yang akan diteliti.
Penelitian eksperimen bertujuan untuk mengetahui dampak dari suatu
perlakuan yaitu mencobakan sesuatu, lalu dicermati akibat dari perlakuan
tersebut. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan skor keterampilan
Aktivitas belajar siswa sebelum dan sesudah pemberian layanan orientasi
dengan menggunakan analisis statistik Uji t atau t–test yaitu dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Arikunto (2006 : 306).
Adapun rumus tersebut adalah sebagai berikut :
) 1 (
2 N N
d X Md t
Keterangan :
Md : Mean dari deviasi (d) antara posttest dan pretest Xd : Perbedaan deviasi dengan mean deviasi
N : Banyak subjek
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa secara statistik aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan
melalui kegiatan layanan informasi. Hal ini terbukti dari hasil yang diperoleh,
yaitu t hitung = 8, 94.
B. SARAN
Saran yang dapat dikemukakan dari penelitian yang telah dilakukan di SMP
Wiyatama Bandar Lampung adalah:
1. Kepada Konselor Sekolah
Kepada konselor sekolah, hendaknya konselor sekolah dapat lebih
memperhatikan perkembangan siswa dan memberikan layanan informasi
tentang pentingnya aktivitas belajar agar siswa dapat meningkatkan
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
2. Kepada Siswa
Saran kepada siswa, hendaknya dapat meningkatkan aktivitas belajar
sehingga hasil belajar dapat meningkat, dapat merubah suasana kelas
menjadi lebih aktif, dan dapat lebih fokus dalam menerima materi yang
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 2004. Pskologi Belajar (edisi revisi).
Jakarta: Rineka Cipta.
Ahmad, Riska dan Syahril. 1986. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Padang:
Angkasa Raya
Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta. Rineka
Cipta
Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta. Rineka Cipta
Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah, Bahri Syaiful. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta. Rineka Cipta
Djamarah, S. B & Zain, A. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Gie, The Liang. 1995. Cara Belajar Efisien Jilid 11. Jogjakarta: Universitas Gajah
Mada
Hamalik, Oemar. 1985. Metodelogi dan Kesulitan Belajar. Bandung. Tarsito
_____________. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara
_____________. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara
Hanafiah dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Jakarta. Refika
Aditama
Juntika. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan.
Universitas Padang
Prayitno. 2001. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Ridwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Penenliti
Pemula. Jakarta: Alfabeta.
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Kencana
Sardiman, A. M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta. Bumi
Aksara.
Subagyo, Joko. 2011. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik. Jakarta. Rineka
Cipta
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2003. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara
Sukardi, D.K. 1983. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah.
Surabaya: Usaha Nasional
Sukardi, D.K & Sumiati, D.M. 1990. Bimbingan Penyuluhan di Sekolah. Jakarta:
Rineka Cipta
Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Belajar. Jakarta. PT Raja Gafindo Persada
Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tahbarany, Hasbullah. 1994. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta. PT Raja Gafindo Persada
Winkle, W.S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Industri Pendidikan. Jakarta: Grasindo
---. 2008. Layanan Informasi. diunduh dari
Lampiran 1
Kisi-kisi Checklist
Variabel Indikator Deskriptor No Item Jumlah Item
Aktivitas Belajar
1.Visual Activities 1.1 Memperhatikan Guru
1.2 Fokus terhadap Pelajaran
1.3 Tidak mengobrol di dalam kelas
1,2,3,4,5,6 6
2.Oral Activities 2.1 Berani memberikan
masukan kepada peserta
4.Motor Activities 4.1 Mengungkapkan ide
4.2 Memberikan kritik kepada guru
4.3 Mengajukan pertanyaan pada saat tidak mengerti
19,27,28 3
5.Writing activities 5.1 Terlihat fokus dalam
mencatat apa yang
6.Mental Activities 6.1 Tidak malu dalam
Variabel Indikator Deskriptor No Item Jumlah Item
7.Emosional activities
7.1 Mau mengerjakan tugas yang diberikan guru 7.2 Fokus terhadap
latihan-latihan yang diberikan 7.3 Terlihat tenang saat
mengerjakan tugas
30,31,32,33 ,34,35,36,
Lampiran 2
DAFTAR CHECKLIST AKTIVITAS BELAJAR Nama :
Kelas :
No Pernyataan √
1. Siswa membaca buku pelajaran
2. Siswa mencatat apa yang dijelaskan oleh guru
3. Siswa tidak mengobol saat guru menjelakan pelajaran
4. Siswa mengabaikan teman yang mengajak mengobrol saat pelajaran berlangsung
5. Siswa membaca tulisan yang berisi rangkuman yang telah dicatat 6. Siswa memperhatikan guru ketika mengajar
7. Siswa menyatakan pendapat ketika diskusi
8. Siswa bertanya kepada guru mengenai materi pelajaran 9. Siswa mengungkapkan pendapatnya kepada teman 10. Siswa mengungkapkan pendapatnya kepada guru
11. Siswa menyampaikan hasil kerjanya secara lisan kepada guru 12. Siswa merespon secara lisan instruksi yang diberikan oleh guru 13. Siswa mengungkapkan ketidasetujuannya terhadap pendapat teman
ketika dikelas
14. Siswa mendengarkan penjelasan guru ketika dikelas 15. Siswa mendengarkan pendapat dari teman
16. Siswa mendengarkan pertanyaan yang diajukan oleh teman didalam kelas
17. Siswa dengan seksama mendengarkan instruksi guru mengenai tugas 18. Siswa menyimak hasil kerja yang dibacakan teman dikelas
19. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru saat tidak mengerti 20. Siswa mencatat materi yang dijelaskna oleh guru
21. Siswa mencatat instruksi yang disampaikan oleh guru 22. Siswa mencatat tugas yang diberikan oleh guru 23. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 24. Siswa menulis laporan hasil diskusi kelas
25. Siswa mengajukan pertanyaan saat teman melakukan persentasi 26 Siswa mampu menjawab pertanyaan yang iberikan oleh guru 27. Siswa memberikan masukan kepada peserta diskusi
28. Siswa memberikan kritik ketika peserta diskusi melakukan kesalahan 29. Siswa memberikan pemecahan masalah ketika diskusi
30. Siswa cepat mengerjakan tugas tugas yang diberikan guru saat pelajaran berlangsung
31. Siswa mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan 32. Siswa tidak tegang dalam mengerjakan latihan
33. Siswa mengingat materi pelajaran yang diberikan oleh guru minggu lalu
34. Siswa terlihat tenang saat mengerjakan tugas
35. Siswa terliahat tenang saat mendengarkan penjelasan guru 36. Siswa terlihat gugup saat menjawab pertanyaan
Lampiran 3
SATUAN LAYANANKEGIATAN BIMBINGAN
PERTEMUAN 1 DAN 2
A. Topik Permasalahan/Pembahasan : Cara Belajar Yang Aktif dan Efektif
B. Bidang Bimbingan : Bimbingan Belajar
C. Bidang Layanan : Informasi
D. Fungsi Layanan : Pemahaman
E. Tujuan Layanan : Agar siswa mampu melaksanakan
belajar yang aktif dan efektif
F. Sasaran Layanan : Kelas VII
G. Uaraian Kegiatan
1. Strategi Penyajian : Ceramah, diskusi dan Tanya Jawab
2. Materi : Cara Belajar Yang Efektif
H. Tempat Penyelenggara : Ruang Kelas
I. Waktu : 2x45 Menit
J. Tanggal : 26 - 27 Maret 2013
K. Pihak yang disertakan sebagai
Penyelenggara : Siswa sebagai sasaran layanan