• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN LAYANAN INFORMASI CARA BELAJAR AKTIF DAN EFEKTIF UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN LAYANAN INFORMASI CARA BELAJAR AKTIF DAN EFEKTIF UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN LAYANAN INFORMASI CARA BELAJAR

AKTIF DAN EFEKTIF UNTUK MENINGKATKAN

AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII SMP WIYATAMA

BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh

EMA WIDYA SARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENGGUNAAN LAYANAN INFORMASI CARA BELAJAR AKTIF DAN EFEKTIF UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

SISWA KELAS VII SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh

EMA WIDYA SARI

Masalah dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar siswa rendah. Permasalahan dalam penelitian ini adalah “apakah aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan

dengan menggunakan layanan informasi cara belajar aktif dan efektif?” Metode

penelitan ini adalah Quasy-eksperimental dengan One-Group Pretest-Posttest

Design. Subjek penelitian berjumlah enam orang siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah. Data yang diperoleh dengan menggunakan teknik observasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan layanan informasi cara belajar aktif dan efektif pada siswa kelas VII SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun ajaran 2012/2013. Hal ini ditunjukan dari perhitungan perubahan aktivitas belajar sebelum dan sesudah diberikannya layanan informasi dengan menggunakan uji t-test, diperoleh thitung = 8,94, lebih besar dibandingkan dengan ttabel 0,05(6) = 2,015. Karena t hitung > t tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak.Yang berarti layanan informasi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa yang lebih baik dari sebelumnya setelah dilakukan layanan informasi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan layanan informasi cara belajar aktif dan efektif dapat meningkatkan aktivitas belajar pada siswa kelas VII SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012-2013.

Saran yang dapat diberikan adalah (1) kepada konselor sekolah, hendaknya konselor sekolah dapat lebih memperhatikan perkembangan siswa dan memberikan layanan informasi tentang pentingnya aktivitas belajar agar siswa dapat meningkatkan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, (2) saran kepada siswa, hendaknya dapat meningkatkan aktivitas belajar sehingga hasil belajar dapat meningkat, dapat merubah suasana kelas menjadi lebih aktif, dan dapat lebih fokus dalam menerima materi yang diberikan oleh guru di dalam kelas.

(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI A. Aktivitas Belajar dalam Bidang Bimbingan Belajar ... 10

1. Bidang Bimbingan Belajar ... 10

3. Alasan Penyelenggaraan Layanan Informasi ... 23

4. Jenis-jenis Informasi ... 25

5. Metode Layanan Informasi ... 28

6. Langkah-langkah Penyajian Informasi ... 30

(7)

C. Subyek Penelitian ... 37

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 37

1. Variabel Penelitian ... 37

2. Definisi Operasional ... 38

E. Fokus Penelitian ... 39

F. Teknik Pengumpulan Data ... 39

G. Teknik Analisis Data ... 41

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian 42 1. Gambaran Hasil Pra Layanan Informasi ... 42

2. Deskripsi Data ... 44

3. Pelaksanaan Kegiatan Layanan Informasi ... 53

4. Data Skor Subyek Sebelum (Pretest) dan Sesudah (Posttest) Mendapatkan Layanan Informasi ... 55

5. Pengujian Hipotesis ... 57

2. Pembahasan ... 59

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 63

B. Saran ... 63

(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah

Aktivitas belajar merupakan segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas

secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan

dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya

tergantung pada sedikit banyaknya perubahan, aktivitas belajar sendiri

merupakan sesuatu hal yang penting dalam keberhasilan belajanya.

Aktivitas besar nilainya dalam pembelajaran, sebab dengan melakukan

aktivitas pada proses pembelajaran, siswa dapat mencari pengalaman

sendiri, memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan siswa, siswa dapat

bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri, siswa dapat

mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis, dapat mengembangkan

seluruh aspek pribadi siswa, suasana belajar menjadi lebih hidup sehingga

kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran menyenangkan bagi siswa.

Kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dalam

pembelajaran akan berdampak baik pada hasil belajarnya. Seperti yang

dikemukakan oleh Djamarah (2002: 67) bahwa: “Belajar sambil melakukan

(9)

yang dapat didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan didalam

benak anak didik.

“Aktivitas belajar juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: Faktor intern

yaitu: faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, antara lain :

faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Dan faktor extern

yaitu faktor yang ada di luar diri individu, antara lain : faktor keluarga,

faktor sekolah, dan faktor masyarakat”. (Slameto, 1995)

Setelah melakukan penelitian pendahuluan di SMP Wiyatama peneliti

melihat masih terdapat siswa yang tidak melakukan aktivitas belajar, seperti

mengobrol di dalam kelas, tidak memperhatikan guru saat pelajaran sedang

berlangsung, bahkan sampai ada siswa yang tertidur.

Selain faktor dalam diri yang sangat berpengaruh dalam menumbuhkan

aktivitas belajar dalam diri siswa faktor dari luar seperti keluarga, sekolah

dan lingkungan juga dapat membantu menumbuhkan aktivitas belajar siswa.

Setelah menemui guru kelas, peneliti menemukan bahwa masih terdapat

kekurangan informasi tentang pentingnya aktivitas dalam belajar dalam

proses pembelajaran di sekolah tersebut.

Menurut Prayitno (2004:259-260) “layanan informasi adalah kegiatan

memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang

dikehendaki.”

Dengan demikian layanan informasi sangat dibutuhkan untuk

menumbuhkan aktivitas belajar siswa. Penyajian informasi ini dimaksudkan

untuk memberikan wawasan kepada para siswa sehingga ia dapat

(10)

yang dihadapinya, serta untuk merencanakan masa depan khususnya tentang

masalah pentingnya aktivitas dalam belajar.

Alasan mengapa peneliti menggunakan layanan informasi adalah untuk

dapat membekali individu dengan berbagai macam pengetahuan tentang

pentingnya aktivitas belajar untuk mencapai suatu prestasi dalam proses

pembelajaran. Kurangnya informasi dapat sangat berpengaruh terhadap

adanya aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajarannya.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas dan dari latar belakang

yang telah dijelaskan maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul: “Penggunaan Layanan Informasi Cara Belajar Aktif dan Efektif Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas VII SMP

Wiyatama Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013”.

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ada beberapa masalah yang

dapat di identifikasikan sebagai berikut :

1. Terdapat siswa yang tidak aktif dalam bertanya

2. Terdapat siswa terlihat tidak serius mendengarkan penjelasan guru saat

proses belajar berlangsung

3. Terdapat siswa yang bermalas-malasan saat melakukan praktek belajar

4. Terdapat siswa yang tidak aktif mencatat materi pelajaran

5. Terdapat siswa yang mengobrol saat proses pembelajaran

6. Terdapat siswa yang kurang terampil saat memecahkan masalah

pelajaran

(11)

3. Pembatasan Penelitian

Sebagaimana telah dikemukakan dalam latar belakang masalah serta dari

pengamatan awal yang ditemukan pada fenomena-fenomena yang dipilih

sebagai objek perhatian untuk dikaji secara ilmiah. Penelitian ini hanya

dibatasi pada “Penggunaan layanan informasi Cara Belajar Aktif dan Efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Wiyatama

Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013”.

4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang identifikasi masalah dan pembatasan masalah

maka masalah dalam penelitian ini adalah ”apakah aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan layanan informasi Cara Belajar

Aktif dan Efektif ?”.

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan

layanan informasi cara belajar aktif dan efektif pada siswa kelas VII SMP

(12)

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan bagi dunia pendidikan khususnya pada bidang bimbingan dan

konseling.

b. Manfaat Praktis

1. Sebagai pengetahuan kegunaan layanan informasi dalam

meningkatkan aktivitas belajar.

2. Memberikan gambaran bagi siswa tentang pentingnya aktivitas

belajar.

3. Memberikan masukan bagi guru bahwa pentingnya layanan informasi

bagi keberhasilan proses belajar.

4. Sebagai bahan masukan pada guru pembimbing untuk memahami

faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya aktivitas dalam belajar.

C. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Ruang Lingkup Objek

Ruang lingkup objek penelitian ini adalah pemberian layanan informasi

dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.

b. Ruang Lingkup Subjek

Ruang lingkup subjek penelitian siswa kelas VII SMP Wiyatama Bandar

(13)

D.Kerangka Pikir

Kerangka pemikiran atau kerangka berpikir adalah dasar pemikiran dari

penelitian yang disentesiskan dari fakta-fakta, observasi dan kajian

kepustakaan. Kerangka berfikir memuat teori, dalil atau konsep-konsep yang

akan dijadikan dasar dalam penelitian. Kerangka berfikir dapat disajikan

dengan bagan yang menunjukkan alur berfikir peneliti serta keterkaitan antara

variable yang diteliti. Berdasarkan judul penelitian yang telah peneliti ajukan

maka dapat disusun kerangka pemikiran yang diuraikan dibawah ini:

Liang Gie (1995: 6) mengatakan bahwa: ”Keberhasilan siswa dalam belajar

tergantung pada aktivitas yang dilakukan-nya selama proses pembelajaran. Aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada

sedikit banyaknya perubahan”.

Sedangkan menurut Hamalik (2001: 175) penggunaan aktivitas besar nilai-nya dalam pembelajaran, sebab dengan melakukan aktivitas pada proses pembelajaran, siswa dapat mencari pengalaman sendiri, memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan siswa, siswa dapat bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri, siswa dapat mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis, dapat mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa, suasana belajar menjadi lebih hidup sehingga kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran menyenangkan bagi siswa.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan

siswa selama proses pembelajaran. Dengan melakukan berbagai aktivitas

dalam kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat membangun

pengetahuannya sendiri dengan bantuan guru.

Dengan mengemukakan beberapa pandangan di atas, jelas bahwa dalam

(14)

bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas,

belajar tidak akan berlangsung dengan baik dan tidak akan tercapainya prestasi

dalam belajar. Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat

disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan

pembelajaran yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Dengan

melakukan berbagai aktivitas dalam kegiatan pembelajaran diharapkan siswa

dapat membangun pengetahuannya sendiri dengan bantuan guru.

Kurangnya informasi tentang pentingnya aktivitas dalam belajar dapat

mengurangi keinginan siswa dalam mengikuti aktivitas pembelajaran. Menurut

Winkel (2006: 316-317) menjelaskan bahwa layanan informasi adalah usaha

untuk membekali para siswa dengan pengetahuan tentang data dan fakta

dibidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang perkembangan

pribadi-sosial, supaya mereka dengan belajar tentang lingkungan hidupnya

lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri.

Program bimbingan yang tidak memberikan layanan pemberian informasi akan

menghalangi peserta didik untuk berkembang lebih jauh, karena mereka

membutuhkan kesempatan untuk mempelajari data dan fakta yang dapat

mempengaruhi jalan hidupnya. Seperti informasi tentang pentingnya aktivitas

dalam belajar perlu dapat diberikan kepada siswa didik supaya mereka dapat

memahami dan mengetahui keuntungan dari aktivitas belajar.

Berdasarkan uraian di atas kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan

(15)

Gambar 1.1. Kerangka Pikir Penelitian

Gambar diatas memperlihatkan bahwa siswa kelas VII sebagai subjek

penelitian di SMP Wiyatama Bandar Lampung yang memiliki aktivitas belajar

rendah diberikan layanan informasi yang berguna dalam meningkatkan

aktivitas belajar siswa. Meningkatnya aktivitas belajar siswa memungkinkan

siswa memperoleh hasil yang optimal dalam belajar. Selain itu siswa juga

dapat siap baik secara fisik maupun mentalnya terhadap hasil belajar.

E.Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap persoalan yang diajukan

dalam penelitian. Hipotesis tidak hanya disusun berdasarkan pengamatan awal

terhadap objek penelitian, melainkan juga didasarkan pada hasil kajian

terhadap literatur yang relevan dengan bidang penelitian.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah:

Ha : “Penggunaan layanan informasi cara belajar aktif dan efektif dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Wiyatama Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2012/ 2013”.

Layanan

(16)

Ho : “Penggunaan layanan informasi cara belajar aktif dan efektif tidak dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Wiyatama Bandar

(17)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Aktivitas Belajar dalam Bidang Bimbingan Belajar 1. Bidang Bimbingan Belajar

Menurut Undang-undang sistem pendidikan Nasional tahun 1989,

pendidikan dilaksanakan dalam bentuk bimbingan, pengajaran, dan latihan.

Bimbingan atau membimbing memiliki dua makna yaitu bimbingan secara

umum yang mempunyai arti sama dengan mendidik atau menanamkan

nilai-nilai, membina moral, mengarahkan siswa supaya menjadi orang baik.

Sedangkan makna bimbingan yang secara khusus yaitu sebagai suatu upaya

atau program membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. Bimbingan

ini diberikan melalui bantuan pemecahan masalah yang dihadapi, serta

dorongan bagi pengembangan potensi-potensi yang dimiliki siswa

(Sukmadinata, 2005: 233).

Menurut Syamsu Juntika (2005: 82) Bimbingan belajar dapat diartikan

sebagai upaya pemberian bantuan kepada peserta didik dalam rangka

mencapai perkembangannya yang lebih optimal.

2. Fungsi Bimbingan Belajar

Fungsi utama dari bimbingan belajar adalah membantu murid dalam

(18)

dan pengajaran atau penempatan dan juga menjadi perantara dari siswa

dalam hubungannya dengan guru maupun tenaga administrasi. Menurut

Ahmadi (2004: 117) fungsi bimbingan ada 4 macam, yaitu:

1. Preservatif : Memelihara dan membina suasana dan situasi yang baik

dan tetap diusahakan terus bagi lancarnya belajar mengajar.

2. Preventif : Mencegah sebelum terjadi masalah.

3. Kuratif : Mengusahakan pembentukan dalam mengatasi masalah.

4. Rehabilitasi : Mengadakan tindak lanjut secara penempatan sesudah

diadakan treatmen yang memadai.

Dalam bidang bimbingan belajar, membantu siswa mengembangkan diri,

sikap, dan kebiasaan belajar yang baik, untuk menguasai pengetahuan dan

keterampilan serta, menyiapkannya melanjutkan pendidikan pada tingkat

yang lebih tinggi. Bimbingan belajar atau akademik ialah bimbingan dalam

hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang

sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan

dengan tuntutan-tuntutan belajar disuatu institut pendidikan (Sukardi,

2008:56). Cara-cara belajar yang salah mengakibatkan, bahwa materi

program-program-program studi tidak dikuasai dengan baik, sehingga

dalam mengikuti program studi kelanjutan akan timbul keulitan. (Winkel,

1991 : 125-126).

Bidang ini dapat dirincikan menjadi pokok-pokok berikut :

a) Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien serta

produktif, baik dalam mencari informasi dari berbagai sumber belajar,

bersikap terhadap guru dan narasumber lainnya, mengerjakan tugas,

(19)

b) Pemantapan sistem belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun

berkelompok.

c) Pemantapan penguasaan materi program belajar disekolah sesuai dengan

perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian.

d) Pemantapan pamahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial, dan

budaya yang ada dilingkungan sekitar, dan masyarakat untuk

pengembangan pengetahuan dan keterampilan dan pengembangan diri.

e) Orientasi belajar di perguruan tinggi.

3. Pengertian Aktivitas Belajar

Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa

belajar. Dalam pembelajaran, siswalah yang menjadi subjek, dialah pelaku

kegiatan belajar. Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan

belajar, maka guru hendaknya merencanakan pembelajaran, yang menuntut

siswa banyak melakukan aktivitas belajar. Sten (dalam Dimyati, 2006: 62)

berpendapat bahwa guru harus berperan dalam mengorganisasikan

kesempatan belajar bagi masing-masing siswa, artinya mengubah peran

guru dari bersifat didaktis menjadi lebih bersifat mengindividualis yaitu

menjamin bahwa setiap siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan di

dalam kondisi yang ada.

Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.

Thomas (dalam Rohani, 2004: 6) mengemukakan tentang belajar mengajar

(20)

Pengalaman itu sendiri hanya mungkin diperoleh jika peserta didik itu

dengan keaktifannya sendiri bereaksi terhadap lingkungannya.

Kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dalam

pembelajaran akan berdampak baik pada hasil belajarnya. Seperti yang

dikemukakan oleh Djamarah (2002: 67) bahwa belajar sambil melakukan

aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan

yang dapat didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan didalam

benak anak didik.

Senada dengan hal diatas, Gie (1995:6) mengatakan bahwa: keberhasilan

siswa dalam belajar tergantung pada aktivitas yang dilakukan-nya selama

proses pembelajaran. Aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan

atau aktivitas secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan

perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran

yang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan.

Sedangkan John (Dimyati, 2006: 44) mengemukakan bahwa belajar adalah

menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka

inisiatif harus datang dari siswa sendiri, guru sekedar pembimbing dan

pengarah. Dan Hamalik (2001: 171) mengatakan bahwa pengajaran yang

efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau

melakukan aktivitas sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Rousseau

(Sardirman, 1994: 96) yang memberikan penjelasan bahwa segala

pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman

(21)

diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknisis. Ini menunjukkan

setiap orang yang belajar harus aktif, tanpa ada aktivitas maka proses belajar

tidak mungkin terjadi.

Dilain pihak, Rohani (2004: 96) menyatakan bahwa belajar yang berhasil

mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis.

Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat

suatu bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan,

melihat atau hanya pasif. Kegiatan fisik tersebut sebagai kegiatan yang

tampak, yaitu saat peserta didik melakukan percobaan, membuat kontruksi

model, dan lain-lain. Sedangkan peserta didik yang memiliki aktivitas psikis

(kejiwaan) terjadi jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau

banyak berfungsi dalam pengajaran. Dia mendengarkan, mengamati,

menyelidiki, mengingat, dan sebagainya. Kegiatan psikis tersebut tampak

bila ia sedang mengamati dengan teliti, memecahkan persoalan, mengambil

keputusan, dan sebagainya.

Selanjutnya Hamalik (2001: 175) mengatakan penggunaan aktivitas besar

nilai-nya dalam pembelajaran, sebab dengan melakukan aktivitas pada

proses pembelajaran, siswa dapat mencari pengalaman sendiri, memupuk

kerjasama yang harmonis dikalangan siswa, siswa dapat bekerja menurut

minat dan kemampu-an sendiri, siswa dapat mengembangkan pemahaman

dan berpikir kritis, dapat mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa,

suasana belajar menjadi lebih hidup sehingga kegiatan yang dilakukan

(22)

Dengan mengemukakan beberapa pandangan di atas, jelas bahwa dalam

kegiatan belajar, subjek didik atau siswa harus aktif berbuat. Dengan kata

lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa

aktivitas, belajar tidak akan berlangsung dengan baik. Seperti yang

dikemukakan oleh Sardiman (1994: 93) bahwa: ”pada prinsipnya belajar

adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan

kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya

aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam

interaksi belajar mengajar”.

Asas aktivitas digunakan dalam semua jenis metode mengajar, baik

metode mengajar di dalam kelas maupun metode mengajar di luar kelas.

Penggunaannya dilaksanakan dalam bentuk yang berlain-lainan sesuai

dengan tujuan yang hendak dicapai dan disesuaikan dengan orientasi

sekolah yang menggunakan jenis kegiatan tersebut.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang

dilakukan siswa selama proses pembelajaran.

4. Jenis – jenis Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar meurut Paul D. Dierich (dalam Hamalik, 2001: 172) dibagi

dalam 8 kelompok, yaitu:

a. Visual Activities

Yaitu segala kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas siswa yang

(23)

memperhatikan gambar, mengamati ekperimen, mengamati demontrasi,

mengamati pekerjaan orang lain dan sebagainya.

b. Oral Activities

Yaitu aktivitas yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam

mengucapkan, menghapal, dan berpikir. Seperti bartanya, memberikan

saran, mengemukakan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi dan

sebagainya.

c. Listening Activities

Aktivitas yang berhubungan dengan kemapuan siswa dalam

berkonsentrasi menyimak pelajaran. Seperti mendengarkan percakapan,

mendengarkan uraian, atau diskusi kelompok, mendengarkan pidato dan

sebagainya.

d. Motor Activities

Yakni segala keterampilan jasmani siswa untuk mengespresikan bakat

yang dimilikinya. Seperti melakukan percobaan, melakukan konstruksi,

membuat model, mereparasi dan sebagainya.

e. Writing Activities

Seperti menulis cerita, menulis laporan, menulis karangan, mengerjakan

tes, mengisi angket, menyalin tulisan dan sebagainya.

f. Drawing Activities

Seperti menggambar, membuat grafik, membuat peta, membuat diagram,

(24)

g. Mental Activities

Seperti mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor,

melihat hubungan, membuat keputusan dan sebgainya.

h. Emotional Activities

Seperti manaru minat, merasa bosan, berani, tenang, gugup, gembira dan

lain-lain.

Aktivitas belajar sangat membantu siswa dalam mengembangkan proses

belajar untuk memperoleh prestasi. Dengan demikian siswa dapat memilih

dari ke delapan jenis aktivitas belajar di atas.

5. Bentuk Aktivitas Belajar

Menurut Djamarah (2002:39-45), ada beberapa bentuk aktivitas belajar

dalam beberapa situasi antara lain

a. Mendengarkan

Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar, setiap orang belajar di

sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan. Ketika seorang guru

menggunakan metode ceramah, maka setiap siswa atau mahasiswa di

haruskan mendengarkan apa yang guru (dosen) sampaikan.

b. Memandang

Dalam hal ini memadang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu

objek. Aktivitas memandang berhubungan erat dengan mata, karena

dalam memandang itu matalah yang memegang peranan penting. Tanpa

mata tidak mungkin terjadi aktivitas memandang dapat dilakukan. Dalam

pendidikan, aktivitas memandang termasuk dalam kategori aktivitas

(25)

memandang yang bertujuan sesuai dengan kebutuhan untuk mengadakan

perubahan tingkah laku yang positif. Aktivitas memandang tanpa tujuan

bukanlah termasuk perbuatan belajar. Meski pandangan tertuju pada

suatu objek, tetapi tidak adanya tujuan yang ingin dicapai, maka

pandangan yang demikian tidak termasuk belajar.

c. Meraba, Membau, dan Mencicipi / Mencecap

Aktivitas meraba, membau, dan mengecap adalah indra manusia yag

dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentngan belajar. Arti aktivitas

meraba, membau dan mengecap dapat memberikan kesempatan bagi

seseorang untuk belajar. Tentu saja aktivitasnya harus disadari oleh suatu

tujuan. Dengan demikian, aktivitas-aktivitas meraba, aktivitas mambau,

ataupun aktivitas mengecap dapat dikatakan belajar, apabila semua

aktivitas itu didorong oleh kebutuhan, motivasi untuk mecapai tujuan

dengan menggunakan situasi tertentu untuk memperoleh perubahan

tingkah laku.

d. Menulis atau mencatat

Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terisahkan dari

aktivitas belajar. Dalam mencatat tidak sekedar mencatat, tetapi mencatat

yang dapat menunjang pencapaian tujuan belajar. Catatan sangat berguna

untuk menampung sejumlah informasi, yang tidak hanya bersfat

fakta-fakta, melainkan juga terdiri atas materi hasil analisis dari bahan bacaan.

e. Membaca

Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan

(26)

untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, maka membaca salah jalan

menuju pintu ilmu pengetahuan, maka membaca adalah jalan menuju

pintu ilmu pengetahuan ini berarti untuk mendapatkan ilmu pengetahuan

tidak ada cara lain yang harus di lakukan kecuali memperbanyak

membaca. Kalau begitu membaca identik dengan mencari ilmu

pengetahuan agar menjadi cerdas dan mengabaikan berarti kebodohan.

f. Mencari ikhtisar atau ringkasan dan menggaris bawahi

Banyak orang merasa terbantu dalam belajarnya karena menggunakan

ikhtisar-ikhtisar materi yang dibuatnya. Ikhtisar atau ringkasan ini

memang dapat membantu dalam hal mengingat atau mencari kembali

materi dalam buku untuk masa-masa yang akan datang.

g. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-bagan

Dalam buku ataupun di lingkungan lain sering dijumpai tabel-tabel,

diagram, ataupun bagan-bagan. meteri non-verbal semacam ini sangat

berguna bagi seseorang dalam mempelajari materi yang relevan.

Demikian pula gambar-gambar, peta-peta, dan lain-lain dapat menjadi

bahan ilustratif yang membantu pemahaman seseorang tentang sesuatu

hal.

h. Menyusun paper atau kertas kerja

Dalam menyusun paper tidak bisa sembarangan, tetapi harus

metodologis atau sistematis. Metodologis artinya menggunakan

metode-metode tertentu dalam penggarapannya. Sistematis artinya menggunakan

(27)

i. Mengingat

Mengingat merupakan gejala psikologis. untuk mengetahui bahwa

seseorang sedang mengingat sesuatu, dapat dilihat dari sikap dan

perbuatannya. Perbuatan mengingat dilakukan bila seseorang sedang

mengingat-ingat kesan yang telat dipunyai.

j. Berfikir

Berpikir adalah termasuk aktivitas belajar. dengan berpikir orang

memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu

tentang hubungan antara sesuatu.

k. Latihan atau praktek

Learning by doing adalah konsep belajar yang menghendaki adanya

penyatuan usaha mendapatkan kesan-kesan dengan cara berbuat. belajar

sambil berbuat dalam hal ini termasuk latihan. Latihan termasuk cara

yang baik untuk memperkuat ingatan.

B.Layanan Informasi

1. Pengertian Layanan Informasi

Menurut Prayitno (2004:259-260) layanan informasi adalah kegiatan

memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan

tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau

kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang

dikehendaki. Dengan demikian, layanan informasi itu pertama-tama

merupakan perwujudan dari fungsi pemahaman dalam bimbingan dan

(28)

Menurut Purwoko (2008:52) penyajian informasi dalam rangka program

bimbingan ialah kegiatan membantu siswa dalam mengenali lingkungannya,

terutama tentang kesempatan-kesempatan yang ada di dalamnya, yang dapat

dimanfaatkan siswa baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang.

Penyajian informasi itu dimaksudkan untuk memberikan wawasan kepada

para siswa sehingga ia dapat menggunakan informasi itu baik untuk

mencegah atau mengatasi kesulitan yang dihadapinya, serta untuk

merencanakan masa depan. Perencanaan kehidupan ini mencakup,

kehidupan dalam studinya, dalam pekerjaannya, maupun dalam membina

keluarga.

Sedangkan Winkel (1997: 316-317) menjelaskan bahwa layanan informasi

adalah usaha untuk membekali para siswa dengan pengetahuan tentang data

dan fakta dibidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang

perkembangan pribadi-sosial, supaya mereka dengan belajar tentang

lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan merencanakan

kehidupannya sendiri. Program bimbingan yang tidak memberikan layanan

pemberian informasi akan menghalangi peserta didik untuk berkembang

lebih jauh, karena mereka membutuhkan kesempatan untuk mempelajari

data dan fakta yang dapat mempengaruhi jalan hidupnya. Namun,

mengingat luasnya informasi yang tersedia dewasa ini, mereka harus

mengetahui pula informasi manakah yang relevan atau yang tidak relevan

untuk mereka, seperti yang berkaitan dengan data dan fakta yang mungkin

(29)

Dari beberapa pengertian tentang layanan informasi di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa layanan informasi adalah suatu kegiatan atau usaha

untuk membekali para siswa tentang berbagai macam pengetahuan supaya

mereka mampu mengambil keputusan secara tepat dalam kehidupannya.

2. Tujuan Layanan Informasi

Layanan informasi yang ada di sekolah memiliki tujuan yang akan dicapai

seperti menurut Budi Purwoko (2008:52) sebagai berikut:

1. Para siswa dapat mengorientasikan dirinya kepada informasi yang

diperolehnya terutama untuk kehidupannya, baik semasa masih sekolah

maupun setelah menamatkan sekolah.

2. Para siswa mengetahui sumber-sumber informasi yang diperlukan.

3. Para siswa dapat menggunakan kegiatan kelompok sebagai sarana

memperoleh informasi.

4. Para siswa dapat memilih dengan tepat kesempatan-kesempatan yang ada

dalam lingkungannya sesuai dengan minat dan kemampuanya.

Sementara Ifdil (2008) menjelaskan tujuan layanan informasi ada dua

macam yaitu secara umum dan khusus. Secara umum agar terkuasainya

informasi tertentu sedangkan secara khusus terkait dengan fungsi

pemahaman (paham terhadap informasi yang diberikan) dan memanfaatkan

informasi dalam penyelesaian masalahnya. Layanan informasi menjadikan

individu mandiri yaitu memahami dan menerima diri dan lingkungan secara

positif, objektif dan dinamis, mampu mengambil keputusan, mampu

(30)

dapatmengaktualisasikan dirinya Dari pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa tujuan layanan informasi adalah supaya para siswa memperoleh

informasi yang relevan dalam rangka memilih dan mengambil keputusan

secara tepat guna pencapaian pengembangan diri secara optimal. Dalam

penelitian ini tujuan dari layanan informasi adalah membekali siswa dengan

berbagai informasi tentang potensi diri sehingga siswa mampu

meningkatkan pemahaman potensi diri guna mencapai kualitas hidup yang

lebih baik.

3. Alasan Penyelenggaraan Layanan Informasi

Menurut Prayitno (2004:260-261) ada tiga alasan utama mengapa layanan

informasi perlu diselenggarakan.

a) Membekali individu dengan berbagai macam pengetahuan tentang

lingkungan yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi

berkenaan dengan lingkungan sekitar, pendidikan, jabatan, maupun sosial

budaya.

b) Memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya “kemana dia

ingin pergi”. Syarat dasar untuk dapat menentukan arah hidup adalah apabila ia mengetahui apa (informasi) yang harus dilakukan serta

bagaimana bertindak secara kreatif dan dinamis berdasarkan atas

informasi-informasi yang ada itu.

(31)

Sedangkan Winkel (2006:317) menjelaskan, ada tiga alasan pokok mengapa

layanan pemberian informasi merupakan usaha vital dalam keseluruhan

program bimbingan yang terencana dan terorganisasi. Alasan tersebut

adalah :

1) Siswa membutuhan informasi yang relevan sebagai masukan dalam

mengambil ketentuan mengenai pendidikan lanjutan sebagai persiapan

untuk memangku jabatan dimasyarakat.

2) Pengetahuan yang tepat dan benar membantu siswa untuk berfikir lebih

rasional tentang perencanaan masa depan dan tuntutan penyesuaian diri

dari pada mengikuti sembarang keinginan saja tanpa memperhitungkan

kenyataan dalam lingkungan hidupnya.

3) Informasi yang sesuai dengan daya tangkapnya menyadarkan siswa akan

hal-hal yang tetap dan stabil, serta hal-hal yang akan berubah dengan

bertambahnya umur dan pengalaman.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa alasan penyelenggaraan

layanan informasi adalah karena siswa membutuhkan informasi yang

relevan sebagai bekal dalam menghadapi berbagai macam dinamika

kehidupan secara positif dan rasional, baik sebagai pelajar maupun anggota

masyarakat. Terkait dengan penelitian ini, ada dua alasan penyelenggaraan

layanan informasi. Pertama, untuk membuktikan bahwa layanan informasi

bisa meningkatkan pemahaman siswa terhadap potensi diri. Kedua, disadari

atau tidak siswa sangat membutuhkan informasi tentang pemahaman potensi

diri sebagai modal awal dalam menggapai cita-cita dan tujuan hidup yang

(32)

4. Jenis-jenis Informasi

Menurut Prayitno (2004:261-268) pada dasarnya jenis dan jumlah informasi

tidak terbatas. Namun, khusunya dalam rangka pelayanan bimbingan dan

konseling, hanya akan dibicarakan tiga jenis informasi, yaitu (a) informasi

pendidikan, (b) informasi pekerjaan, (c) informasi sosial budaya.

a. Informasi pendidikan

Dalam bidang pendidikan banyak individu yang berstatus siswa atau

calon siswa yang dihadapkan pada kemungkinan timbulnya masalah atau

kesulitan. Diantara masalah atau kesulitan tersebut berhubungan dengan

(a) pemilihan program studi, (b) pemilihan sekolah fakultas dan

jurusannya, (c) penyesuaian diri dengan program studi, (d) penyesuaian

diri dengan suasana belajar, dan (e) putus sekolah. Mereka membutuhkan

adanya keterangan atau informasi untuk dapat membuat pilihan dan

keputusan yang bijaksana.

b. Layanan informasi belajar adalah layanan yang memberikan informasi

kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan diri berkenaan dengan

sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan

kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan

kegiatan belajar lainnya, sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi,

dan kesenian

.

c. Informasi jabatan

Saat-saat transisi dari dunia pendidikan kedunia kerja sering merupakan

(33)

tidak saja dalam mendapatkan jenis pekerjaan yang cocok, tetapi juga

dalam penyesuaian diri dengan suasana kerja yang baru dimasuki dan

pengembangan diri selanjutnya.

d. Informasi sosial budaya

Hal ini dapat dilakukan melalui penyajian informasi sosial budaya yang

meliputi, macam-macam suku bangsa, adat istiadat, agama dan

kepercayaan, bahasa, potensi-potensi daerah dan kekhususan masyarakat

atau daerah tertentu.

Budi Purwoko (2008:53) juga menjelaskan, jenis-jenis informasi yang

penting bagi para siswa waktu masih sekolah, misalnya informasi tentang:

1) Kondisi fisik sekolahnya, fasilitas yang tersedia, guru-gurunya, para

karyawan, bagian administrasi, dan sebainya.

2) Informasi tentang program studi disekolahnya, yang bersumber dari

kurikulum yang berlaku.

3) Informasi tentang cara belajar yang efisien, yang bersumber dari para

pembimbingnya.

4) Informasi tentang usaha kesehatan sekolah yang bersumber dari

doktor, para perawat kesehatan

Sedangkan Winkel (1997:318) memberikan gambaran bahwa data dan fakta

yang disajikan kepada siswa sebagai informasi biasanya dibedakan atas tiga

tipe dasar, yaitu :

a) Informasi tentang pendidikan sekolah yang mencakup semua data

(34)

dari berbagai jenis, mulai dari semua persyaratan penerimaan sampai

dengan bekal yang dimiliki pada waktu tamat.

b) Informasi tentang dunia pekerjaan yang mencakup semua data mengenai

jenis-jenis pekerjaan yang ada dimasyarakat, mengenai gradasi posisi

dalam lingkup suatu jabatan, mengenai persyaratan tahap dan jenis

pendidikan, mengenai sistem klasifikasi jabatan, dan mengenai prospek

masa depan berkaitan dengan kebutuhan riil masyarakat akan/corak

pekerjaan tertentu.

c) Informasi tentang proses perkembangan manusia muda serta pemahaman

terhadap sesama manusia mencakup semua data dan fakta mengenai

tahap-tahap perkembangan serta lingkungan hidup fisik dan psikologis,

bersama dengan hubungan timbal balik antara perkembangan kepribadian

dan pergaulan sosial diberbagai lingkungan masyarakat.

Informasi tentang proses perkembangan manusia muda serta pemahaman

terhadap sesama manusia meliputi, pemahaman diri dan orang lain,

pembinaan jalinan hubungan yang sehat dengan teman sebaya, pendidikan

seks, fase-fase dalam kehidupan manusia dewasa, pemahaman dan

penyesuain diri terhadap kondisi dalam lingkungan keluarga dan perawatan

kesehatan jasmani dan penampilan diri (Winkel, 1997).

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa materi layanan

informasi pada dasarnya tidak terbatas. Khusus dalam pelaksanaan

bimbingan dan konseling, layanan informasi yang diberikan kepada siswa

(35)

belajar dan karier. Namun demi tercapainya tujuan dari layanan informasi

maka materi informasi sebaiknya disesuaikan dengan tujuan dari

pelaksanaan layanan informasi itu sendiri. Kaitannya dengan penelitian ini

maka materi layanan informasi yang akan diberikan adalah informasi

tentang berbagai macam jenis potensi diri yang dimiliki oleh siswa yang

sangat mungkin untuk dikembangkan guna mencapai prestasi dan kualitas

hidup yang terbaik.

5. Metode Layanan Informasi

Menurut Prayitno & Erman Amti (2004:269-271) Pemberian informasi

kepada siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut:

a. Ceramah

Ceramah merupakan metode pemberian informasi yang paling sederhana,

mudah dan murah, dalam arti bahwa metode ini dapat dilakukan hampir

oleh setiap petugas bimbingan disekolah.

b. Diskusi

Penyampaian informasi pada siswa dapat dilakukan melalui diskusi.

Diskusi semacam ini dapat diorganisasikan baik oleh siswa sendiri

mapun oleh konselor, atau guru.

c. Karya Wisata

Dalam bidang konseling karyawisata mempunyai dua sumbangan pokok.

Pertama, membantu siswa belajar dengan menggunakan berbagai sumber

yang ada dalam masyarakat yang dapat menunjang perkembangan

(36)

membantu pengembangan sikap-sikap terhadap pendidikan, pekerjaan

dan berbagai masalah dalam masyarakat.

d. Buku panduan

Buku-buku panduan (seperti buku panduan sekolah atau perguruan

tinggi, buku panduan kerja bagi karyawan) dapat membantu siswa dalam

mendapatkan informasi yang berguna.

e. Konferensi karier

Selain melalui teknik-teknik yang diutarakan diatas, penyampaian

informasi kepada siswa dapat juga dilakukan melalui konferensi karier.

Dalam konferensi karier para nara sumber dari kelompok-kelompok

usaha, jawatan atau dinas lembaga pendidikan, dan lain-lain yang

diundang, mengadakan penyajian berbagai aspek program pendidikan

dan latihan/pekerjaan yang diikuti oleh para siswa.

Prayitno (2004 : 69) menjelaskan bahwa teknik yang digunakan dalam

layanan informasi adalah sebagai berikut:

1) Ceramah

2) Diskusi atau Tanya jawab

3) Bacaan buku, selebaran dan brosur

4) Gambar, slide, pemutaran film

5) Karyawisata

6) Melalui mata pelajaran tertentu

7) Melalui kelas khusus

8) Hari karier

9) Hari perguruan tinggi

10) Wawancara dalam rangka konseling

Sedangkan dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam pemberian

layanan informasi cara belajar aktif dan efektif ini adalah teknik ceramah,

(37)

6. Langkah-langkah Penyajian Informasi

Dalam menyajikan suatu informasi diperlukan langkah-langkah, sehingga

informasi dapat disampaikan dengan sistematis. Sukardi (1990)

menyebutkan langkah-langkah dalam pemberian layanan informasi

mencangkup tiga tahapan. yaitu langkah persiapan, langkah pelaksanaan,

dan langkah evaluasi. Tahapan-tahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1). Langkah Persiapan

a. Menetapkan tujuan dan isi informasi termasuk alasan-alasannya.

a) Untuk siapa informasi disiapkan?

b) Apakah akan ttap dibutuhkan siswa?

c) Apakah berharga bagi siswa?

d) Apakah cukup akurat dan baru (tidak usah atau mubazir)

e) Apakah ada hubungannya dengan hal-hal yang sudah diketahui

siswa?

b. Mengidentifikasi sasaran (siswa) yang akan menerima informasi

a) Berapa jumlahnya?

b) Bagaimana karakteristiknya?

c. Mengetahui sumber-sumber informasi

a) Dari satu atau banyak sumber?

b) Apakah sumber-sumber itu mudah dicapai dan digunakan?

d. Menetapkan teknik penyampaian informasi

a) Cocokan dengan tujuan, isi dan sumber?

b) Dapatkah menarik perhatian siswa?

(38)

e. Menetapkan jadwal dan waktu kegiatan

a) Kapan, berapa kali, dimana?

b) Berapa lama pemberian informasi dilaksanakan?

f. Menetapkan ukuran keberhasilan

a) Apa kriterianya bahwa pemberian layanan informasi berhasil baik?

b) Bagaimana mengukur keberhasilan itu?

Langkah persiapan di atas dapat diringkaskan dengan

pertanyaan-pertanyaan: siapa, apa darimana, bagaimana, bilamana dan di mana.

2). Langkah Pelaksanaan

Pelaksanaan penyajian informasi tentu saja tergantung pada langkah

persiapan, terutama pada teknik yang digunakan. Meskipun isi dan

tujuan penyajian informasi sama, bila diberikan dengan teknik yang

berbeda maka pelaksanaannya akan berbeda pula.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penyajian

informasi, ialah:

a. Usahakan tetap menarik minat dan perhatian para siswa

b. Berikan informasi secara sistematik dan sederhana shingga jelas isi

dan manfaatnya.

c. Berikan contoh yang berhubungan dengan kehidupan siswa

sehari-hari.

d. Bila menggunakan teknik siswa mendapatkan sendiri informasi

(39)

sehingga siswa mengetahui apa yang harus diperhatikan, apa yang

harus dicatat, dan apa yang harus dilakukan.

e. Bila menggunakan teknik langsung atau tak langsung usahakan tidak

menjadi kekeliruan. Informasi yang keliru dan diterima siswa, sukar

untuk mengubahnya.

f. Usahakan selalu kerjasama dengan guru bidang bidang studi dan

wali kelas, agar isi informasi yang diberikan guru, wali kelas, dan

pembimbing tidak saling bertentangan atau ada keselarasan antara

sumber informasi.

3). Langkah Evaluasi

Pembimbing hendaknya mengevaluasi tiap kegiatan penyajian informasi.

Langkah evaluasi ini acap dilupakan sehingga tidak diketahui samai

seberapa jauh siswa mampu menangkap informasi.

Manfaat dari langkah evaluasi diantaranya adalah:

a. Pembimbing mengetahui hasil pemberian informasi.

a) Sampai seberapa jauh siswa telah memahami isi informasi

b) Adakah kekeliruan penangkapan informasi oleh para siswa?

b. Pembimbing mengetahui efetivitas suatu teknik

c. Pembimbing mengetahui apakah persiapannya sudah cukup matang

atau masih banyak kekurangan.

d. Pembimbing mengetahui kebutuhan siswa akan informasi lain atau

(40)

Bila dilakukan evaluasi, siswa merasa perlu memperhatikan lebih serius,

bukan sambil lalu. Dengan demikian timbul sikap positif dan menghargai isi

informasi yang diterimanya.

C. Kaitan Layangan Informasi dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar

Layanan informasi dapat meningkatkan aktivitas belajar seperti menurut

Hamalik (2001: 175) mengatakan penggunaan aktivitas besar nilainya dalam

pembelajaran, sebab dengan melakukan aktivitas pada proses pembelajaran,

siswa dapat mencari pengalaman sendiri, memupuk kerjasama yang harmonis

dikalangan siswa, siswa dapat bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri,

siswa dapat mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis, dapat

mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa, suasana belajar menjadi lebih

hidup sehingga kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran menyenangkan

bagi siswa.

Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, belajar

tidak akan berlangsung dengan baik dan tidak akan tercapainya prestasi dalam

belajar. Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan

bahwa aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang

dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Dengan melakukan berbagai

aktivitas dalam kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat membangun

pengetahuannya sendiri dengan bantuan guru. Kurangnya informasi tentang

pentingnya aktivitas dalam belajar dapat mengurangi keinginan siswa dalam

(41)

Menurut Prayitno (2004:259-260) layanan informasi adalah kegiatan

memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan

tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau

kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang

dikehendaki. Dengan demikian layanan informasi sangat dibutuhkan untuk

menumbuhkan aktivitas belajar siswa. Penyajian informasi ini dimaksudkan

untuk memberikan wawasan kepada para siswa sehingga ia dapat

menggunakan informasi itu baik untuk mencegah atau mengatasi kesulitan

yang dihadapinya, serta untuk merencanakan masa depan khususnya tentang

masalah pentingnya aktivitas dalam belajar.

Menurut Winkel (2006: 316-317) menjelaskan bahwa layanan informasi

adalah usaha untuk membekali para siswa dengan pengetahuan tentang data

dan fakta dibidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang

perkembangan pribadi-sosial, supaya mereka dengan belajar tentang

lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan merencanakan

(42)

III. METODOLOGI PENELITIAN

Metode dalam penelitian ini memegang peranan penting, sehingga penerapannya

memerlukan metode khusus yang dianggap relevan dan dapat membantu

memecahkan masalah. Metode ini digunakan untuk melaksanakan penelitian dan

menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

A.Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian, maka peneliti akan mengadakan penelitian ini

di SMP Wiyatama Bandar Lampung yang dilaksanakan pada semester genap

2012/2013.

B.Metode Penelitian

Metode dalam penelitian memegang peranan penting karena salah satu ciri dari

karangan ilmiah adalah terdapat suatu metode yang tepat dan sistematis sebagai

penentu arah yang tepat dalam pemecahan masalah. Ketepatan pemilihan

metode merupakan syarat yang sangat penting agar mendapatkan hasil yang

optimal.

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Kartono

(1996:267) mengemukakan :

“Metode eksperimen adalah metode percobaan dan observasi

(43)

yang diamati, sehingga penelitian bisa mengatasi seluruh proses

eksperimennya”.

Penelitian eksperimen banyak memberi manfaat, terutama untuk menentukan

bagaimana dan mengapa suatu kondisi atau peristiwa terjadi. Hal ini berarti,

bahwa eksperimen merupakan kegiatan percobaan untuk meneliti suatu

peristiwa atau gejala yang muncul pada kondisi tertentu.

Bentuk penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Quasy-eksperimental dengan One-Group Pretest-Posttest Design karena

penelitian ini tanpa menggunakan kelompok kontrol dan desain ini terdapat

pretest sebelum diberikan perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat

diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum

diberi perlakuan. Desain ini dapat digambarkan seperti berikut:

Gambar 2. Pola One-Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono, 2008:74)

Keterangan :

O1: Observasi yang dilakukan sebelum diberikan perlakuan kepada

siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah.

X: Perlakuan/treatment yang diberikan (pelaksanaan layanan

Informasi kepada siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah

di SMP Wiyatama Bandar Lampung

O2 : Observasi yang diberikan kepada siswa setelah pelaksanaan

layanan informasi kepada siswa yang memiliki aktivitas

belajar rendah di SMP Wiyatama Bandar Lampung, yaitu

melihat peningkatan aktivitas belajar sesudah diberi layanan

(44)

informasi dengan menggunakan observasi yang sudah

diberikan.

C.Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Wiyatama

Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang menunjukkan aktivitas

belajar rendah. Alasan peneliti menggunakan subyek penelitian karena

penelitian ini merupakan aplikasi untuk meningkatkan aktivitas siswa rendah

dengan menggunakan layanan informasi.

Berdasarkan rekomendasi dari guru bidang studi dan guru pembimbing di

sekolah tersebut, maka diperoleh subyek sebanyak 6 orang siswa kelas VII D

yang aktivitas belajarnya rendah. Keenam subyek tersebut adalah:

No Nama Kelas

1 Afra Ratria Rizkihuda VII D

2 Ray Punjabi VII D

3 Ajeng Apriyani VII D

4 Andi Mahmud VII D

5 Anggun Putri Sasmita VII D

6 Rizki Rahmat Setiawan VII D

D.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

Arikunto (2006:118) menyatakan bahwa: “variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”.

Penelitian ini melibatkan dua variabel diantaranya satu variabel bebas

dan satu variable terikat. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini

(45)

a. Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable terikat

(Sugiyono, 2010:61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

layanan informasi.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010:61).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar.

2. Definisi Operasional

a. Layanan informasi adalah usaha untuk membekali para siswa

dengan pengetahuan tentang data dan fakta dibidang pendidikan

sekolah, bidang pekerjaan dan bidang perkembangan pribadi-sosial,

supaya mereka dengan belajar tentang lingkungan hidupnya lebih

mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri.

b. Aktivitas belajar yang dimaksud adalah seluruh aktivitas siswa

dalam proses belajar, mulai dari aktivitas visual (yaitu kegiatan yang

berhubungan dengan aktivitas melihat, mengamati dan

memperhatikan), aktivitas oral (yaitu aktivitas yang berhubungan

dengan kemapuan mengucap, menghapal, dan berpikir), aktivitas

listening, aktivitas motorik, aktivitas writing, aktivitas drawing,

(46)

E.Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah penggunaan layanan informasi dalam

meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Wiyatama Bandar

Lampung.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian selalu terjadi proses pengumpulan data untuk

memperoleh data yang valid. Menurut Arikunto (2002:126), teknik

pengumpulan data ialah “cara memperoleh data.” Peneliti akan

menggunakan teknik observasi dalam memperoleh data-data yang

diperlukan.

Teknik pengumpulan data adalah alat bantu untuk mengumpulkan data

pada waktu penelitian dengan memperhatikan metode pengumpulan data

yang dilakukan. Pada penelitian ini, pengumpulan data menggunakan

observasi dalam bentuk checklist. Dalam observasi bentuk checklist data

yang digunakan yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya.

Dalam hal ini peneliti hanya akan memberikan tanda check ( ) jika

kriteria yang dimaksud dalam format observasi ditunjukkan oleh anak.

Untuk memudahkan pembuatan checklist, maka peneliti membuat

kisi-kisinya terlebih dahulu. Berikut kisi-kisi checklist yang akan digunakan

(47)

Tabel 3.1. Kisi-kisi Checklist

Variabel Indikator Deskriptor

Aktivitas Belajar

1. Visual Activities 1.1 Memperhatikan Guru 1.2 Fokus terhadap Pelajaran 1.3. Tidak mengobrol di dalam

kelas

2. Oral Activities 2.1 Berani memberikan masukan kepada peserta diskusi 2.2 Bertanya pada teman saat

persentasi

2.3Berani Menyampaikan hasil

kerjanya pada orang lain

3. Listening Aktivities 3.1 Mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru 3.2 Mendengarkan saran yang

diberikan teman

3.3 Mendengar pertanyaan dari teman

4. Motor Activities 4.1Mengungkapkan ide 4.2 Memberikan kritik kepada

guru

4.3 Mengajukan pertanyaan pada saat tidak mengerti

5. Writing activities 5.1Terlihat fokus dalam

mencatat apa yang dijelaskan guru

5.2Tetap mencatat walau pada

saat persentasi

6. Mental Activities 6.1Tidak malu dalam bertanya

6.2Berani menjawab pertanyaan

6.3Mengajukan pertanyaan saat

pelajaran berlangsung

7. Emosional activities 7.1 Mau mengerjakan tugas yang diberikan guru

7.2 Fokus terhadap latihan-latihan yang diberikan 7.3 Terlihat tenang saat

(48)

G.Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam

kegiatan penelitian. Dengan analisis data maka akan dapat membuktikan

hipotesis dan menarik kesimpulan tentang masalah yang akan diteliti.

Penelitian eksperimen bertujuan untuk mengetahui dampak dari suatu

perlakuan yaitu mencobakan sesuatu, lalu dicermati akibat dari perlakuan

tersebut. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan skor keterampilan

Aktivitas belajar siswa sebelum dan sesudah pemberian layanan orientasi

dengan menggunakan analisis statistik Uji t atau t–test yaitu dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Arikunto (2006 : 306).

Adapun rumus tersebut adalah sebagai berikut :

) 1 (

2 N N

d X Md t

Keterangan :

Md : Mean dari deviasi (d) antara posttest dan pretest Xd : Perbedaan deviasi dengan mean deviasi

N : Banyak subjek

(49)

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa secara statistik aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan

melalui kegiatan layanan informasi. Hal ini terbukti dari hasil yang diperoleh,

yaitu t hitung = 8, 94.

B. SARAN

Saran yang dapat dikemukakan dari penelitian yang telah dilakukan di SMP

Wiyatama Bandar Lampung adalah:

1. Kepada Konselor Sekolah

Kepada konselor sekolah, hendaknya konselor sekolah dapat lebih

memperhatikan perkembangan siswa dan memberikan layanan informasi

tentang pentingnya aktivitas belajar agar siswa dapat meningkatkan

kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.

2. Kepada Siswa

Saran kepada siswa, hendaknya dapat meningkatkan aktivitas belajar

sehingga hasil belajar dapat meningkat, dapat merubah suasana kelas

menjadi lebih aktif, dan dapat lebih fokus dalam menerima materi yang

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 2004. Pskologi Belajar (edisi revisi).

Jakarta: Rineka Cipta.

Ahmad, Riska dan Syahril. 1986. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Padang:

Angkasa Raya

Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta. Rineka

Cipta

Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta. Rineka Cipta

Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, Bahri Syaiful. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta. Rineka Cipta

Djamarah, S. B & Zain, A. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Gie, The Liang. 1995. Cara Belajar Efisien Jilid 11. Jogjakarta: Universitas Gajah

Mada

Hamalik, Oemar. 1985. Metodelogi dan Kesulitan Belajar. Bandung. Tarsito

_____________. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara

_____________. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara

Hanafiah dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Jakarta. Refika

Aditama

Juntika. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan.

(51)

Universitas Padang

Prayitno. 2001. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di

Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Ridwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Penenliti

Pemula. Jakarta: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Kencana

Sardiman, A. M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta. Bumi

Aksara.

Subagyo, Joko. 2011. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik. Jakarta. Rineka

Cipta

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2003. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara

Sukardi, D.K. 1983. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah.

Surabaya: Usaha Nasional

Sukardi, D.K & Sumiati, D.M. 1990. Bimbingan Penyuluhan di Sekolah. Jakarta:

Rineka Cipta

Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Belajar. Jakarta. PT Raja Gafindo Persada

Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tahbarany, Hasbullah. 1994. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta. PT Raja Gafindo Persada

Winkle, W.S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Industri Pendidikan. Jakarta: Grasindo

---. 2008. Layanan Informasi. diunduh dari

(52)

Lampiran 1

Kisi-kisi Checklist

Variabel Indikator Deskriptor No Item Jumlah Item

Aktivitas Belajar

1.Visual Activities 1.1 Memperhatikan Guru

1.2 Fokus terhadap Pelajaran

1.3 Tidak mengobrol di dalam kelas

1,2,3,4,5,6 6

2.Oral Activities 2.1 Berani memberikan

masukan kepada peserta

4.Motor Activities 4.1 Mengungkapkan ide

4.2 Memberikan kritik kepada guru

4.3 Mengajukan pertanyaan pada saat tidak mengerti

19,27,28 3

5.Writing activities 5.1 Terlihat fokus dalam

mencatat apa yang

6.Mental Activities 6.1 Tidak malu dalam

(53)

Variabel Indikator Deskriptor No Item Jumlah Item

7.Emosional activities

7.1 Mau mengerjakan tugas yang diberikan guru 7.2 Fokus terhadap

latihan-latihan yang diberikan 7.3 Terlihat tenang saat

mengerjakan tugas

30,31,32,33 ,34,35,36,

(54)

Lampiran 2

DAFTAR CHECKLIST AKTIVITAS BELAJAR Nama :

Kelas :

No Pernyataan

1. Siswa membaca buku pelajaran

2. Siswa mencatat apa yang dijelaskan oleh guru

3. Siswa tidak mengobol saat guru menjelakan pelajaran

4. Siswa mengabaikan teman yang mengajak mengobrol saat pelajaran berlangsung

5. Siswa membaca tulisan yang berisi rangkuman yang telah dicatat 6. Siswa memperhatikan guru ketika mengajar

7. Siswa menyatakan pendapat ketika diskusi

8. Siswa bertanya kepada guru mengenai materi pelajaran 9. Siswa mengungkapkan pendapatnya kepada teman 10. Siswa mengungkapkan pendapatnya kepada guru

11. Siswa menyampaikan hasil kerjanya secara lisan kepada guru 12. Siswa merespon secara lisan instruksi yang diberikan oleh guru 13. Siswa mengungkapkan ketidasetujuannya terhadap pendapat teman

ketika dikelas

14. Siswa mendengarkan penjelasan guru ketika dikelas 15. Siswa mendengarkan pendapat dari teman

16. Siswa mendengarkan pertanyaan yang diajukan oleh teman didalam kelas

17. Siswa dengan seksama mendengarkan instruksi guru mengenai tugas 18. Siswa menyimak hasil kerja yang dibacakan teman dikelas

19. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru saat tidak mengerti 20. Siswa mencatat materi yang dijelaskna oleh guru

21. Siswa mencatat instruksi yang disampaikan oleh guru 22. Siswa mencatat tugas yang diberikan oleh guru 23. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 24. Siswa menulis laporan hasil diskusi kelas

25. Siswa mengajukan pertanyaan saat teman melakukan persentasi 26 Siswa mampu menjawab pertanyaan yang iberikan oleh guru 27. Siswa memberikan masukan kepada peserta diskusi

28. Siswa memberikan kritik ketika peserta diskusi melakukan kesalahan 29. Siswa memberikan pemecahan masalah ketika diskusi

30. Siswa cepat mengerjakan tugas tugas yang diberikan guru saat pelajaran berlangsung

31. Siswa mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan 32. Siswa tidak tegang dalam mengerjakan latihan

33. Siswa mengingat materi pelajaran yang diberikan oleh guru minggu lalu

34. Siswa terlihat tenang saat mengerjakan tugas

35. Siswa terliahat tenang saat mendengarkan penjelasan guru 36. Siswa terlihat gugup saat menjawab pertanyaan

(55)

Lampiran 3

SATUAN LAYANANKEGIATAN BIMBINGAN

PERTEMUAN 1 DAN 2

A. Topik Permasalahan/Pembahasan : Cara Belajar Yang Aktif dan Efektif

B. Bidang Bimbingan : Bimbingan Belajar

C. Bidang Layanan : Informasi

D. Fungsi Layanan : Pemahaman

E. Tujuan Layanan : Agar siswa mampu melaksanakan

belajar yang aktif dan efektif

F. Sasaran Layanan : Kelas VII

G. Uaraian Kegiatan

1. Strategi Penyajian : Ceramah, diskusi dan Tanya Jawab

2. Materi : Cara Belajar Yang Efektif

H. Tempat Penyelenggara : Ruang Kelas

I. Waktu : 2x45 Menit

J. Tanggal : 26 - 27 Maret 2013

K. Pihak yang disertakan sebagai

Penyelenggara : Siswa sebagai sasaran layanan

Gambar

Gambar 1.1. Kerangka Pikir Penelitian
Tabel 3.1. Kisi-kisi Checklist
TABEL PENINGKATANAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN LAYANAN INFORMASI

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendiskripsikan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa melalui cerita lisan berbantuan media boneka tangan pada pembelajaran IPS

DIAGNOSA TRAUMA ABDOMEN POST LAPARATOMI ATAS INDIKASI INTERNAL BLEEDING DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU)RS.Dr.MOEWARDI SURAKARTA. Penyusun Laporan Komprehensif ini

Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 3 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja.. Perpustakaan Nasional sebagaimana telah

Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya adakah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

Akibatnya, peningkatan IRR menyebabkan penurunan pendapatan bunga lebih besar dibandingkan dengan penurunan biaya bunga, sehingga BOPO meningkat dan IRR berpengaruh positif

Hasil: Berdasarkan uji hipotesis dengan metode Mc Nemar didapati nilai p sebesar 0,021 (CI 95%) yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara kejadian limfadenitis TB pada

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Studi

Soebandi Kabupaten Jember” mengkaji implementasi pola pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah (PPK BLUD) di rumah sakit daerah (RSD) dr. Soebandi Kabupaten Jember