PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA BUKU GAMBAR BERCERITA TERHADAP PENINGKATAN KOSAKATA
DASAR ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN
2014/2015
(Skripsi)
Oleh LIA RESTIANA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA BUKU GAMBAR BERCERITA TERHADAP PENINGKATAN KOSAKATA
DASAR ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN PRINGSEWU
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh
LIA RESTIANA
Penelitian ini berlatar belakang dari sedikitnya kosakata dasar atau perbendaharaan kata yang dimiliki anak di kelompok B TK Dharma Wanita Persatuan Pringsewu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media buku gambar bercerita terhadap peningkatan kosakata dasar anak. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian Pre-Experimental
dengan Desain One Grup Pretest-Posttes. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi dan dokumentasi, instrument penelitian menggunakan lembar observasi atau pedoman observasi. Teknik analisis data menggunakan analisis tabel silang dan analisis uji regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh antara aktivitas belajar menggunakan media buku gambar bercerita terhadap peningkatan kosakata dasar, dibuktikan dengan adanya peningkatan kosakata dasar anak kelompok B di TK Dharma Wanita Persatuan Pringsewu sebanyak 7 kosakata per hari.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF LEARNING ACTIVITY USING THE PICTURE STORY BOOK A MEDIA FOR INCREASE THE BASIC VOCABULARY
OF CHILDREN IN GROUP B TK DHARMA WANITA PERSATUAN PRINGSEWU
ACADEMIC YEAR 2014/2015
By
LIA RESTIANA
This research based of children in group B TK Dharma Wanita Pringsewu have a little basic vocabulary. This study aims is to know impact of using picture story book to increase basic vocabulary of children. The study method used Pre-Experimental research with design One Group Pretest-Posttest. Sampling technic used was saturated sampling. Technic data collection used observation technic and documentation, research instrument observation paper or observation guidance. Technic analysis data used tabel cross tables and analysis test simple linear regression analysis. The study results showed that there was an impact between study activity by using picture story book to increase basic vocabulary evidenced with the increasing basic vocabulary as much 7 vocabulary in a day of children group B TK Dharma Wanita Pringsewu.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF LEARNING ACTIVITY USING THE PICTURE STORY BOOK A MEDIA FOR INCREASE THE BASIC VOCABULARY
OF CHILDREN IN GROUP B TK DHARMA WANITA PERSATUAN PRINGSEWU
ACADEMIC YEAR 2014/2015
By
LIA RESTIANA
This research based of children in group B TK Dharma Wanita Pringsewu have a little basic vocabulary. This study aims is to know impact of using picture story book to increase basic vocabulary of children. The study method used Pre-Experimental research with design One Group Pretest-Posttest. Sampling technic used was saturated sampling. Technic data collection used observation technic and documentation, research instrument observation paper or observation guidance. Technic analysis data used tabel cross tables and analysis test simple linear regression analysis. The study results showed that there was an impact between study activity by using picture story book to increase basic vocabulary evidenced with the increasing basic vocabulary as much 7 vocabulary in a day of children group B TK Dharma Wanita Pringsewu.
RIWAYAT HIDUP
Lia Restiana dilahirkan di RT/RW I, Kecamatan
Pringsewu Barat, Kabupaten Pringsewu pada tanggal 8
Januari 1993, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara,
pasangan Bapak Paino Aristanto dan Ibu Warsiyem.
Penulis menempuh pendidikan Taman Kanak-kanak (TK)
di TK Dharma Wanita Pringsewu, Kecamatan Pringsewu Selatan, Kabupaten
Pringsewu ditamatkan pada tahun 1999, Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD
Negeri 2 Pringsewu Barat, Kabupaten Pringsewu ditamatkan pada tahun 2006,
Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Pringsewu, Kabupaten
Pringsewu diselesaikan pada tahun 2008, dan menyelesaikan Pendidikan Sekolah
Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 2 Pringsewu pada tahun 2011.
Pada tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi S1-PG
PAUD melalui Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN), Jurusan Ilmu
Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Selama menjadi mahasiswa, penulis mengikuti lembaga kemahasiswaan di
HIMAJIP FKIP sebagai sekretaris bidang kaderisasi pada periode 2012-2013.
MOTO
“Man Jadda Wa Jadda”
“Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil”
(Al-hadits)
“
Di
balik kemudahan pasti ada doa yang selalu mengiringinya”
“Berusahalah dan
yakin pada diri sendiri bahwa Anda bisa karena keberhasilan
dapat tercapai jika ada keyakinan dalam diri setiap individu”
i PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim…
Kupersembahkan karya ini sebagai rasa syukur kepada ALLAH SAW beserta Nabi junjungan kami Muhammad SAW dan ucapan terima kasih serta rasa banggaku
kepada:
Mamakku tercinta (Warsiyem)
Yang sudah membesarkanku penuh dengan kasih sayang dan kesabaran, yang telah mendidikku hingga menjadi seperti sekarang, yang bekerja membanting tulang dan selalu memberikan semangat untuk terus berjuang dalam menggapai cita-cita, yang
tidak pernah lelah untuk selalu memberikan do’a, dan nasihat.
Bapakku tersayang (Paino Aristanto)
Yang telah menjadi sosok seorang ayah yang aku kagumi, selalu mengingatkanku untuk hal-hal yang baik, bekerja membanting tulang yang tida ternilai harganya, dan
selalu memberikan motivasi untuk menggapai cita-citaku.
Adik-adikku (Ayu Novitasari & Sidiq Bagas Apriyansah)
Yang selalu memberikan motivasi dalam setiap senyuman dan semangat untuk terus berjuang dalam menggapai cita-cita, terimakasih.
Teman-teman Angkatan 2011
Yang selalu memberikan mot ivasi, senyum dan semangat untuk terus berjuang dalam menyelesaikan studi ini, terimakasih.
Serta
Almamater tercinta Universitas Lampung
i SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Pengaruh Aktivitas Belajar Menggunakan Media Buku
Gambar Bercerita terhadap Peningkatan Kosakata Dasar Anak Usia Dini di TK
Dharma Wanita Persatuan Pringsewu Tahun Ajaran 2014/2015”.
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini
tentunya tidak akan mungkin terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Unila yang telah
memberikan dukungan yang teramat besar terhadap perkembangan program
studi PG-PAUD dan membantu peneliti dalam menyelesaikan surat guna
syarat skripsi.
2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang
telah membantu sumbangsih untuk kemajuan kampus PG-PAUD tercinta.
3. Ibu Ari Sofia. S. Psi. MA. Psi., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan
kampus PG-PAUD tercinta.
4. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S., selaku Pembimbing I sekaligus
ii
tercurahkan untuk bimbingan, masukan, kritik dan saran yang diberikan
dengan sabar dan ikhlas di sela kesibukannya dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Dr. Een Yayah Haenilah, M. Pd., selaku Pembimbing II atas jasanya
dalam memberikan masukan, kritikan dan saran dalam penyelesaian skripsi
ini.
6. Bapak Drs. Maman Surahman, M. Pd., selaku Pembahas yang telah
memberikan saran-saran dan masukan guna perbaikan dalam penyusunan
dan kelancaran skripsi ini.
7. Bapak/ibu Dosen dan Staf Karyawan PG-PAUD, yang telah membantu
sampai skripsi ini selesai.
8. Ibu Sri Handayani, S.Pd., selaku Kepala Sekolah TK Dharma Wanita
Persatuan Pringsewu yang telah memberikan izin dan dukungan dalam
pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini.
9. Dewan guru TK Dharma Wanita Persatuan Pringsewu yang telah bersedia
menjadi teman sejawat, membantu dalam pelaksanaan penelitian dan
memberikan dukungan dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian dan
penyusunan skripsi ini.
10. Kedua orang tuaku tercinta (Paino Aristanto & Warsiyem) yang tak henti
menyayangiku, memberikan do‟a, dukungan, semangat serta senantiasa
menantikan keberhasilanku.
11. Adik-adikku (Ayu Novitasari & Sidiq Bagas Apriyansyah) yang selalu
iii
12. Sahabat seperjuangan (Yekti Akilasari, Sira Difatiguna, Febri Lianti, Revina
Rizqiyani, Sutri Meilani, Oktami Dewi dan Bagas Oktaris Novia) yang telah
memberikan senyum, motivasi dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
13. Teman yang selalu membantu dan ada bersamaku terimakasih telah
menemani selama ini dikala susah & senang.
14. Teman-teman seperjuangan (Puput, Mesi, Ninda, Mbak Ros, Dwi P, Elda,
Elvira, Ayu, Heni O, Intan, Agy, Dwi L, Tiara, Dian, Cindy, Ratna, Dinda,
Awanda, Umay, Nur, Aini, Kiki, Riri, Suci, Wahyuni, Yunia, Najjati, Mbak
Wahyu, Dwi M) terimakasih telah menjadi teman yang terbaik.
15. Seluruh rekan-rekan mahasiswa PG-PAUD angkatan 2011 kelas A dan B
yang telah bersama-sama berusaha dari awal hingga akhir.
16. Teman-teman HIMAJIP (Riris, Kak Sainer, Kak Dayat, Mbak Septi, Mbak
Efril, Mbak Wela, Rizki Anggara, Umam, Odin, Fiknon, Kak Sofyan, Rina,
Arif) yang selalu memberikan keceriaan dan motivasi.
17. Teman-teman KKN dan PPL di Desa Lintik Kec. Krui Selatan Kab. Pesisir
Barat 2014 (Lala, Atika, Tiwi, Dila, Cindi, Ratna, Ade, Thomas dan Fikri).
18. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih.
Bandar Lampung, April 2015 Penulis,
Lia Restiana
i
5. Langkah-langkah Menggunakan Buku Gambar Bercerita ... 25
F. Penelitian Terdahulu ... 26
G. Kerangka Pikir ... 27
H. Hipotesis Penelitian ... 29
III. METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 30
1. Metode Penelitian ... 30
ii
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 33
1. Variabel Penelitian ... 33
2. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ... 34
F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 35
1. Teknik Pengumpulan Data ... 35
2. Instrumen Penelitian ... 36
G.Teknik Analisis Data ... 37
1. Analisis Tabel ... 37
2. Analisis Uji Regresi Linier Sederhana ... 38
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 40
i DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jadwal dan Pokok Bahasan Pelaksanaan Penelitian ... 32
2. Rekapitulasi Nilai Aktivitas Belajar ... 44
3. Rekapitulasi Peningkatan Kosakata Dasar ... 45
4. Tabel Silang Antara Aktivitas Belajar dan Peningkatan Kosakata Dasar 47
i DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 20
2. Kerangka Pikir ... 29
3. Desain One Grup Pretest-Posttes ... 30
ABSTRAK
PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA BUKU GAMBAR BERCERITA TERHADAP PENINGKATAN KOSAKATA
DASAR ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN PRINGSEWU
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh
LIA RESTIANA
Penelitian ini berlatar belakang dari sedikitnya kosakata dasar atau perbendaharaan kata yang dimiliki anak di kelompok B TK Dharma Wanita Persatuan Pringsewu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media buku gambar bercerita terhadap peningkatan kosakata dasar anak. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian Pre-Experimental
dengan Desain One Grup Pretest-Posttes. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi dan dokumentasi, instrument penelitian menggunakan lembar observasi atau pedoman observasi. Teknik analisis data menggunakan analisis tabel silang dan analisis uji regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh antara aktivitas belajar menggunakan media buku gambar bercerita terhadap peningkatan kosakata dasar, dibuktikan dengan adanya peningkatan kosakata dasar anak kelompok B di TK Dharma Wanita Persatuan Pringsewu sebanyak 7 kosakata per hari.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF LEARNING ACTIVITY USING THE PICTURE STORY BOOK A MEDIA FOR INCREASE THE BASIC VOCABULARY
OF CHILDREN IN GROUP B TK DHARMA WANITA PERSATUAN PRINGSEWU
ACADEMIC YEAR 2014/2015
By
LIA RESTIANA
This research based of children in group B TK Dharma Wanita Pringsewu have a little basic vocabulary. This study aims is to know impact of using picture story book to increase basic vocabulary of children. The study method used Pre-Experimental research with design One Group Pretest-Posttest. Sampling technic used was saturated sampling. Technic data collection used observation technic and documentation, research instrument observation paper or observation guidance. Technic analysis data used tabel cross tables and analysis test simple linear regression analysis. The study results showed that there was an impact between study activity by using picture story book to increase basic vocabulary evidenced with the increasing basic vocabulary as much 7 vocabulary in a day of children group B TK Dharma Wanita Pringsewu.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat
dasar dan menjadi masa keemasan (golden age) bagi anak. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pasal 28 ayat 1 berbunyi “Pendidikan Anak Usia Dini
diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan
merupakan persyaratan untuk mengikuti Pendidikan Dasar”. Selanjutnya pada
Bab 1, pasal 1, butir 14, ditegaskan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah
suatu upaya pembinaan yang di tujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan Anak Usia Dini sangat penting dalam proses tumbuh kembang
anak, di antaranya mengembangkan semua aspek perkembangan yang
dimiliki oleh anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan
usianya tanpa mengalami hambatan. Anak usia dini juga memiliki
karakteristik yang berbeda-beda, sehingga dalam menanganinya harus
Aspek-aspek perkembangan anak usia dini yang tercantum dalam Peraturan
Pemerintah No 58 Tahun 2003 meliputi aspek nilai-nilai dan moral agama,
fisik motorik, bahasa, kognitif dan sosial emosional. Kelima aspek ini sangat
penting untuk dikembangkan sejak dini, salah satunya adalah aspek
perkembangan bahasa. Bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari, bahasa digunakan untuk berkomunikasi dengan orang
lain, selain itu dapat digunakan untuk mengungkapkan perasaan dan ide
(gagasan) yang dimiliki.
Upaya meningkatkan kemampuan kosakata dasar anak dapat dilakukan
melalui pemberian stimulus sejak usia dini. Melalui upaya stimulasi,
diharapkan kreativitas atau keterampilan anak dalam berbahasa akan semakin
berkembang dengan baik, kosakata anak pun akan semakin meningkat. Dalam
berkomunikasi anak memerlukan perbendaharaan atau kosakata yang banyak
dan luas, agar anak dapat mengungkapkan apa yang anak inginkan dan
perkataannya dapat di mengerti oleh orang lain.
Kosakata merupakan perbendaharaan kata yang dimiliki seseorang untuk
berkomunikasi dengan orang lain atau masyarakat. Menurut Hurlock kosakata
yang dimiliki pada anak usia 5-6 tahun sebanyak 2000 kata atau lebih. Ketika
anak memasuki sekolah kosakata mereka akan bertambah dengan sendirinya
karena di sekolah anak lebih banyak mendengar kata-kata baru dari teman
sebaya maupun guru. Kosakata anak dapat ditingkatkan dengan memberikan
rangsangan, seperti pemberian media pada saat proses pemberian informasi
anak ketika mereka mengucapkanya dengan tidak jelas atau tidak benar,
media dapat digunakan dalam melatih atau mengembangkan aspek
perkembangan bahasa anak.
Media merupakan alat bantu yang digunakan untuk mempermudah dalam
menyampaikan materi kepada anak. Selain itu dalam proses belajar mengajar
media juga dapat membantu meningkatkan perkembangan bahasa anak.
Selain perkembangan bahasa, media juga dapat meningkatkan keempat aspek
perkembangan anak yang lainnya meliputi perkembangan nilai-nilai dan
moral agama, fisik motorik, kognitif dan sosial emosional.
Buku gambar bercerita dapat digunakan untuk meningkatkan kosakata dasar
anak, karena dengan menggunakan media buku gambar bercerita anak akan
tertarik dengan gambar, warna dan bentuk dari isi buku gambar tersebut,
sehingga rasa ingin tau anak akan meningkat.
Pada dasarnya orang tua menginginkan anaknya agar dapat berkomunikasi
dengan baik dan benar. Selain itu dapat menjawab pertanyaan yang diajukan
orang lain seperti pertanyaan sederhana seperti, “Namanya siapa?”, “Adik
mau pergi kemana?”, dan lain sebagainya. Dalam Peraturan Pemerintah No
58 Tahun 2003, memiliki pelafalan yang benar pada saat mengucapkan kata,
dapat menuangkan idenya dengan kalimat-kalimat yang benar, itu semua
merupakan standar aspek perkembangan bahasa yang harus dimiliki oleh
Kenyataannya yang terjadi di lapangan ada beberapa anak mempunyai
kosakata yang tidak jelas atau tidak dapat dipahami oleh orang lain. Selain itu
ada juga anak yang belum bisa mengekspresikan idenya melalui kalimat yang
baik dan benar, namun hanya dengan gerakan atau kata-kata yang sederhana,
ada pula anak yang belum bisa menyusun kata menjadi kalimat yang utuh,
diam saja ketika ditanya dan lain-lain. Hal tersebut membuat orang tua
khawatir dengan perkembangan anak bahkan ada orang tua yang
menyalahkan anaknya ketika anak tersebut tidak bisa menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh orang tuannya dengan kalimat atau kata-kata yang benar.
Kesalahan-kesalahan di atas bukan murni kesalahan anak tetapi bisa dari
kesalahan cara mengajar guru di sekolah yang disebabkan karena media dan
metode yang digunakan dalam mengenalkan itu semua monoton dan
membuat anak merasa bosan. Pada saat proses belajar mengajar terjadi guru
hanya menggunakan alat bantu seadanya dan hanya menjelaskan saja tanpa
menggunakan media atau Alat Permainan Edukatif (APE) yang menarik,
sehingga anak hanya bisa menyimak perkataan yang dijelaskan oleh guru
tanpa anak itu mengetahui gambar atau bentuk yang sesungguhnya. Hal
tersebut yang membuat anak cepat lupa dengan kata-kata baru yang
disampaikan, beda halnya lagi ketika menggunakan media yang menarik,
anak akan mudah mengingat pembelajaran yang ada dan kosakata dasar anak
pun akan bertambah ketika anak melihat gambar atau sesuatu benda yang
Pada TK Dharma Wanita Persatuan Pringsewu kelompok B Tahun Pelajaran
2014/2015, anak belum mempunyai banyak kosakata atau perbendaharaan
kata, yang dibuktikan dengan sedikitnya jumlah kosakata yang disebutkan
(kata-kata umum dan khusus), anak belum bisa menceritakan aktivitas yang
dilakukan sebelum berangkat ke sekolah dan mengulangi/ melanjutkan cerita
yang telah didengar, belum bisa menjawab pertanyaan yang lebih kompleks.
Hasil observasi dalam kegiatan bercerita terdapat 9 anak sangat aktif
(menceritakan kegiatan mereka sebelum berangkat ke sekolah, 8 anak aktif
(ketika namanya dipangil), 3 anak belum aktif dan 10 anak tidak atif. Pada
saat menjawab pertanyaan terdapat 4 anak sangat aktif (selalu menjawab
pertanyaan), 9 anak aktif (selalu menjawab pertanyaan namun ragu-ragu), 16
anak belum aktif (kadang-kadang bisa menjawab pertanyaan yang diberikan)
dan 1 anak tidak aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan. Anak
hanya dapat menjawab dengan kata-kata yang sederhana dan ada pula anak
yang mengalami kesulitan dalam menggabungkan kata-kata ke dalam
kalimat.
Selain itu ada beberapa anak yang belum mengenal kata-kata umum dan
khusus seperti kata (benda, kerja, sifat, keterangan kata ganti, warna, waktu,
uang, dll). Kata benda yang pada umumnya belum dikenal anak merupakan
benda-benda yang belum pernah mereka lihat atau belum mereka pahami
seperti nama-nama alat kedokteran, nama-nama hewan, dll. Anak juga belum
bisa menggunakan kata sifat seperti sombong, iri, baik hati, ramah, dll. Hasil
dapat menyebutkan 16-25 kata, 17 anak dapat menyebutkan 6-15 kata dan 1
anak hanya dapat menyebutkan <6 kata. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kosakata dasar atau perbendaharaan kata yang dimiiki anak di kelompok B
TK Dharma Wanita Persatuan Pringsewu masih sedikit.
Untuk meningkatkan kosakata dasar anak dapat menggunakan media buku
gambar bercerita dalam proses belajar mengajar. Secara tidak langsung media
buku gambar bercerita ini dapat mempengaruhi anak untuk menggali
pengetahuannya yang membuat rasa ingin tahu anak pun meningkat dan akan
menimbulkan beberapa pertanyaan yang ingin mereka ketahui jawabannya
(terjadi komunikasi).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, dapat
diidentifikasikan permasalahan dalam penelitian adalah:
1. Kosa kata/ perbendaharaan kata yang dimiliki anak masih sedikit (belum
mengenal semua kata-kata umum dan khusus).
2. Anak belum bisa mengucapkan kata-kata dengan tepat dan jelas.
3. Anak belum bisa menyusun kata menjadi kalimat yang utuh atau
sederhana.
4. Anak belum bisa mengekspresikan idenya dalam bentuk kalimat.
5. Anak belum bisa menjawab pertanyaan, menceritakan aktivitas/
pengalamannya dan mengulangi atau melanjutkan cerita yang telah
6. Media dan metode yang digunakan monoton sehingga anak hanya diam
saja.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis hanya membatasi pada
aktifitas belajar dengan menggunakan media buku gambar bercerita meskipun
terdapat media lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan kosakata dasar
anak usia dini.
D. Perumusan Masalah dan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di atas,
diajukan rumusan masalah sebagai berikut: Kosa kata /perbendaharaan kata
yang dimiliki anak kelompok B masih sedikit.
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat diperoleh permasalahan
penelitian sebagai berikut: Apakah ada pengaruh aktivitas belajar
menggunakan media buku gambar bercerita terhadap peningkatan kosakata
dasar anak kelompok B?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian
adalah: Untuk mengetahui pengaruh aktivitas belajar menggunakan media
buku gambar bercerita terhadap peningkatkan kosakata dasar kelompok B.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi
guru dan calon guru dalam mengetahui keadaan anak dalam proses
belajar mengajar khususnya penggunaan media buku gambar bercerita
sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan kosakata dasar anak.
b. Untuk menambah pengetahuan serta lebih mendukung teori-teori yang
ada sehubungan dengan media buku gambar bercerita.
2. Praktis
a. Manfaat Bagi Anak
1) Anak dapat menceritakan pengalamannya dan cerita yang telah
didengar sebelumnya.
2) Kosakata yang dimiliki anak meningkat.
b. Manfaat Bagi Guru
1) Guru dapat mengetahui cara meningkatkan kosakata pada anak
2) Guru dapat lebih kreatif dalam menyediakan media atau Alat
Permainan Edukatif (APE) dalam upaya meningkatkan kosakata
dasar anak.
c. Peneliti
Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
proses belajar mengajar dangan menggunakan buku gambar
bercerita.
d. Peneliti Lain
Dapat menjadi acuan bagi peneliti lain dalam mengembangkan
penelitian yang berkaitan dengan aktivitas belajar menggunakan
media buku gambar bercerita dan peningkatan kosakata dasar dalam
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Teori-Teori Belajar
Teori belajar dapat diartikan dan diuraikan dalam beberapa butir pemikiran
yang dilihat dari berbagai sudut pandang atau aliran yang berbeda,
diantaranya:
1. Teori Kontruktivisme
Teori belajar dilihat dari sudut pandang teori konstruktivisme dapat
diartikan dan diuraikan menurut beberapa tokoh atau ahli. Teori
kontruktivisme ini diplopori oleh Piaget dan Vygotsky. Menurut
Winasanjaya (2005: 118) konstruktivisme adalah proses membangun
atau menyusun pengetahuan baru dalam stuktur kognitif siswa
berdasarkan pengalaman. Pendapat lain juga dikatakan oleh Lev
Vygotsky dalam Nurani, Yuliani (2013:60) berpendapat bahwa
pengetahuan diperoleh dengan cara dialihkan dari orang lain, melainkan
sesuatu yang dibangun dan diciptakan oleh anak.
Teori konstruktivisme menjelaskan bahwa pengetahuan itu terbentuk
bukan dari objek semata, akan tetapi juga dari kemampuan individu
sebagai subjek yang menangkap setiap objek yang di amatinya. Sehingga
pengetahuan yang baru untuk melengkapi pengetahuan yang pernah
diperoleh.
2. Teori Behaviorisme
Watson, Thorndike, dan Skinner adalah para ahli yang terkenal dan
menganut teori behaviorisme. Menurut Nurani, Yuliani (2013: 55)
masing-masing ahli yang menganut teori ini percaya bahwa perilaku
dapat dibentuk dengan memberikan jawaban dalam bentuk kata-kata
ataupun tindakan tertentu. Sedangkan menurut Muhammad, Fadlillah
(2012: 110) istilah teori ini diambil dari kata behavior yang memiliki
makna perilaku. Maksudnya adalah dalam teori ini tingkah laku manusia
dikendalikan oleh ganjaran (reward) atau penguatan dari lingkungan.
Jadi belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari
interaksi antara stimulus dan respon atau dengan kata lain belajar adalah
perubahan yang dialami oleh anak dalam hal kemampuannya untuk
bertingkah laku dengan cara yang baru dan perubahan tingkah laku
merupakan hasil dari pengalamannya.
Kesimpulan dari beberapa teori di atas perubahan yang ditunjukkan
merupakan hasil dari pengalamannya, selain itu pengetahuan baru dapat
dibangun berdasarkan pengalaman itu juga. Teori Konstruktivisme
menjelaskan pengalaman sangat berperan penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Selain itu anak dapat belajar dan mengenal konsep yang
diciptakan sendiri, sehingga anak dapat merangkai kata-kata menjadi kalimat
menjadi kalimat yang sempurna atau utuh. Sedangkan teori behaviorisme
dapat digunakan untuk pembiasaan atau pengulangan secara terus menerus
yang berhubungan dengan keterampilan dalam menggunakan kosakata.
B. Pengertian Belajar
Pengertian belajar sudah lama dikenal, dan dapat ditemukan dalam berbagai
sumber atau literatur. Bahkan banyak ahli yang mencoba mendefinisikan dan
membuat tafsirannya sendiri tentang arti belajar itu sendiri, diantaranya oleh
Abdillah dalam Aunurrahman (2012: 35) menyatakan belajar adalah suatu
usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik
melalui latihan dan pengalaman. Pendapat lain juga dikemukakan oleh
Sardiman (2008: 21) yang menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan
tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan
membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.
Sedangkan menurut Slameto (2010: 2) belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Kesimpulan dari pendapat-pendapat di atas, belajar dapat diartikan proses
yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan dari lingkungannya dan
menghasilkan informasi yang baru, sehingga membuat seseorang yang tidak
tahu menjadi tahu. Proses yang kompleks atau usaha yang dilakukan, yang
dapat menyebabkan perubahan dari tidak bisa menjadi bisa, baik pengetahuan
C. Aktivitas Belajar
Setiap individu memiliki aktivitas dalam belajar yang berbeda-beda. Aktivitas
ini memiliki pengaruh pada hasil belajar setiap anak. Aktivitas yang
dilakukan dapat berupa kegiatan anak baik jasmani maupun rohani.
Keberhasilan belajar anak ditentukan oleh aktivitas dalam merespon pada saat
proses belajar mengajar terjadi seperti: bertanya, menjawab, bercerita,
melakukan sesuatu (dalam kegiatan jasmani), dll. Seperti yang dikemukakan
oleh Abdurrahman dalam Soemanto (2000:105) bahwa aktivitas belajar
adalah seluruh kegiatan siswa baik kegiatan jasmani maupun kegiatan rohani
yang mendukung keberhasilan belajar.
Sedangkan ada beberapa pendapat para ahli mengenai aktivitas belajar
diantaranya dikemukakan oleh Sardiman (2001: 93) menjelaskan bahwa
aktivitas belajar adalah prinsip yang berorientasi pada pandangan jiwa lama
dan modern. Sedangkan menurut Soemanto (2000: 104) aktivitas belajar atau
kegiatan belajar adalah segala bentuk kegiatan belajar siswa yang
menghasilkan suatu perubahan yaitu hasil belajar yang dicapai.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas
belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh anak, baik berupa kegiatan
jasmanai maupun kegiatan rohani yang menghasilkan suatu perubahan dan
mendukung keberhasilan belajar, selain itu aktivitas belajar berorientasi pada
D. Perkembangan Bahasa
Salah satu bidang pengembangan dalam pertumbuhan kemampuan dasar anak
usia dini yang perlu dikembangkan adalah pengembangan bahasa. Bahasa
dapat berkembang sesuai dengan tingkatan usia yang dimiliki seseorang,
semakin bertambah umur seseorang semakin baik bahasa yang dimiliki.
Menurut Brown (2008: 6) bahasa adalah keterampilan khusus yang kompleks, berkembang dalam diri anak-anak secara spontan, tanpa usaha sadar atau instruksi formal, dipakai tanpa memahami logika yang mendasarinya, secara kualitatif sama dalam diri setiap orang, dan berbeda dari kecakapan-kecakapan lain yang bersifat lebih umum dalam memproses informasi atau berprilaku secara cerdas.
Keterampilan dalam berbahasa seseorang dapat meningkat, semakin
bertambah pengalamannya maka semakin banyak penguasaan kosakata.
Bahasa juga berkembang secara sepontan ketika anak sedang berkomunikasi
dengan orang lain pengetahuannya pun akan bertambah.
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Vygotsky dalam Susanto Ahmad (2012:
73) bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan ide dan bertanya, dan
bahasa juga menghasilkan konsep dan kategori-kategori untuk berfikir.
Bahasa memungkinkan anak untuk dapat menerjemahkan pengalaman ke
dalam simbol-simbol yang dapat digunakan anak untuk berkomunikasi
dengan masyarakat selain itu juga dapat digunakan untuk berfikir
(memecahkan masalah).
Kesimpulanya bahasa adalah keterampilan dalam berkomunikasi
(mengekspresikan ide), berkembang secara sepontan di dalam diri anak dan
menghasilkan pengetahuan yang baru yang digunakan untuk bersosialisasi
Para ahli berpendapat bahwa anak dilahirkan tanpa membawa kemampuan
apa-apa dan lingkunganlah yang berpengaruh dalam hal tersebut.
Menurut Brown (2008: 28) menyatakan pandangannya bahwa anak-anak lahir dengan tabula rasa, sebidang papan tulis bersih tanpa pemahaman tertentu tentang dunia dan bahasa, anak-anak itu kemudian dibentuk oleh lingkungan mereka pelahan-lahan dikondisikan melalui berbagai dorongan terprogram. Pandangan ini diwakili oleh B.F Skinner, yang menekankan bahwa proses pemerolahan bahasa pertama dikendalikan dari luar diri si anak, yaitu oleh rangsangan yang diberikan melalui lingkungan.
Ketika anak memiliki kecerdasan tetapi tidak dipergunakan maka tidak akan
berkembang, sama halnya ketika anak memiliki kecerdasan dalam berbahasa
ketika tidak sering dipergunakan maka bahasa anak tidak akan berkembang.
Lingkungan sangat berperan dalam mengembangkan bahasa anak. Anak tidak
sekadar meniru bahasa yang mereka dengarkan, tapi ia juga mampu menarik
kesimpulan yang ada maka dari itu anak perlu mendapatkan model
pembelajaran bahasa sejak dini. Jadi bahasa bukan merupakan bawaan dari
dalam diri anak melainkan dibentuk oleh lingkungannya.
Menurut Sunarto & Agung Hartanto (2006: 139-140) ada 5 faktor yang
mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu:
a. Umur Anak
Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya, bertambah pengalaman, dan meningkat kebutuhannya. Bahasa seseorang akan berkembang sejalan dengan pertambahan pengalaman dan kebutuhan.
b. Kondisi lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi adil yang cukup besar dalam berbahasa.
c. Kecerdasan anak
d. Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak. Dengan kata lain pendidikan keluarga berpengaruh pula terhadap perkembangan bahasa. e. Kondisi fisik
Kondisi fisik di sini yang dimaksud kondisi kesehatan anak yang dapat mengganggu perkembangan ber4komunikasi dan tentu saja akan mengganggu perkembangannya dalam berbahasa.
Faktor-faktor perkembangan bahasa di atas dapat terlihat bahwa
perkembangan bahasa anak selain dipengaruhi dari dalam diri terdapat juga
faktor dari luar, seperti kondisi lingkungan dan status sosial ekonomi. Anak
yang diasuh dengan kondisi lingkungan keluarga yang berkelainan (tuli dan
bisu), maka anak tersebut secara tidak langsung akan terbawa kebiasaan
keluarganya tersebut sehingga membuat anak menjadi tidak bisa berbicara
dengan lancar.
1. Pengertian Kosakata Dasar Anak Usia Dini
Kosakata dapat disebut juga pembendaharaan kata yang terdapat dalam
suatu bahasa. Kualitas keterampilan berbahasa seseorang sangat
bergantung pada kuantitas serta kualitas kemampuan kosakata yang
dimilikinya. Semakin kaya atau semakin bagus kemampuan penguasaan
kosakatanya maka semakin terampil pula dalam berbahasanya.
Menurut Soedjito (2009: 24) kosakata atau perbendaharaan kata diartikan sebagai:
a. Semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa.
b. Kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara atau penulis. c. Kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan
Sedangkan dalam KBBI (Depdiknas, 2001:513) kata adalah unsur bahasa
yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan
perasaan dan fikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa.
Menurut Hurlock (1978: 186) dalam mengembangkan kosakata, anak harus belajar mengaitkan arti dengan bunyi. Karena banyak kata yang memiliki arti yang lebih dari satu dan sebagian kata bunyinya hampir sama, tetapi memiliki arti yang berbeda, maka membangun kosakata jauh lebih sulit daripada mengucapkannya.
Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kosakata merupakan
kata-kata yang dimiliki oleh seseorang untuk digunakan dalam berbahasa
(berkomunikasi) baik secara lisan maupun tulisan dan digunakan untuk
menuangkan ide atau pendapat (perasaan), atau dapat diartikan kosakata
dasar anak merupakan perbendaharaan kata yang dimiliki oleh anak
untuk mengungkapkan perasaan dan ide yang dimiliki. Penguasaan
kosakata sangat penting dalam berbahasa, semakin kaya kosakata yang
dimiliki oleh seseorang semakin besar pula keterampilan seseorang
dalam berbahasa.
2. Jenis-Jenis Kosakata Dasar Anak Usia Dini
Seiring dengan perkembangan dan pengalaman anak dalam berinteraksi
(berkomunikasi) dengan lingkungannya, kosakata dasar anak usia dini
dapat berkembang dengan pesat sesuai dengan perkembangan jaman dan
kata-kata baru pun akan bermunculan. Menurut Musfiroh, Tadkiroatun
(2005: 56) Secara garis besar, kata-kata tersebut meliputi nomina (kata
Sedangkan Menurut Hurlock (1978: 187) anak mempelajari dua jenis kosakata yakni kosakata umum dan kosakata khusus. Kosakata umum terdiri atas kata yang dapat digunakan dalam berbagai situasi yang berbeda. Kosakata khusus terdiri atas kata arti spesifik yang hanya digunakan pada situasi tertentu, seperti berikut:
a. Kosakata Umum: Kata benda, kata kerja, kata sifat, kata keterangan, kata perangkai dan kata ganti.
b. Kosakata Khusus: Kosakata warna, kosakata waktu, kosa kata uang,
kosakata ucapan popular, kosakata sumpah, bahasa rahasia.
Kosakata dasar ini lah yang harus dimiliki oleh anak usia dini untuk
mempermudah mereka dalam berkomunikasi dengan orang lain dan
dapat mengembangkan kreativitas dalam berbicara.
E. Media Pembelajaran
Media pembelajaran biasannya digunakan untuk membantu atau
mempermudah dalam proses belajar mengajar (menyampaikan materi). Kata
media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟,
„perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely dalam
Arsyad, Azhar (2007: 3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara
garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau
sikap. Sedangkan menurut Muhammad, Fadlillah (2012: 206) media
merupakan suatu alat yang dijadikan sebagai saran perantara untuk
menyampaikan sebuah pesan, supaya pesan yang diinginkan dapat
tersampaikan.
Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Seperti yang dikemukakan oleh Aqib, Zainal (2014: 50) media pembelajaran
adalah “segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan
merangsan terjadinya proses belajar pada si pembelajar (siswa). Makna media
pembelajaran lebih luas adalah alat peraga, alat bantu mengajar, media atau
visual”.
Jadi media merupakan alat bantu yang digunakan untuk mempermudah dalam
menyampaikan pesan atau materi dan merangsang terjadinya proses belajar
mengajar yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap.
1. Macam-macam Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar
cukup bervariatif dan memiliki bentuk yang beranekaragam, membuat
anak bersemangat untuk belajar atau bermain.
Menurut Fadlillah, Muhammad (2012: 211) macam-macam media
pembelajaran untuk anak usia dini dapat digolongkan menjadi tiga,
sebagai berikut:
a. Media Audio
Media audio adalah sebuah media pembelajaran yang mengandung
pesan dalam bentuk auditif (pendengaran), serta hanya
mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio dan kaset.
b. Media Visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan, seperti poster, kartun, dan komik.
c. Media Audio Visual
Sedangkan pendapat lain dikemukakan Edgar Dale dalam Aqib Zainal
(2014: 49) klasifikasi 11 tingkat pengalaman belajar dari yang paling
konkret sampai yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian
dikenal dengan nama “Kerucut Pengalaman”, seperti pada gambar
berikut:
Abstrak
Verbal
Symbol
Visual
Radio
Film
Verbal
Tv
Wisata
Demonstras
Partisipasi
Observasi Konkret
Pengalaman langsuung
Gambar 1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Aqib, Zainal 2014: 49)
Dari gambar 1 di atas dapat disimpulkan bahwa anak belajar dari yang
konkret atau nyata keabstrak. Berikut ini jenis-jenis dan karakteristik
media menurut Aqib, Zainal (2014: 52), sebagai berikut:
a. Jenis Grafis (Simbol-simbol Komunikasi visual)
1) Gambar/foto
2) Sketsa
4) Bagan
b. Media Audio (dikaitkan dengan indra pendengaran)
1) Radio
2) Alat perekam
3) Multimedia (dibantu proyektor LCD), misalnya file program
computer multimedia.
Sedangkan menurut Arsyad, Azhar (2011: 29-33) media pembelajaran
dapat dibedakan ke dalam empat kelompok, yaitu:
a. Media hasil teknologi cetak
Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau
menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Kelompok media hasil teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto atau reprentasi fotografik dan reproduksi, materi cetak dan visual merupakan dasar pengembangan dan penggunaan kebanyakan materi pembelajaran lainnya. Teknologi cetak memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
1) Teks dibaca secara linear, sedangkan visual diamati berdasarkan ruang.
2) Baik teks maupun visual menampilkan komunikasi satu arah dan reseptif.
3) Teks dan visual ditampilkan statis (diam).
4) Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip
kebahasaan dan persepsi visual.
5) Baik teks maupun visual berorientasi (berpusat) pada siswa. 6) Informasi dapat diatur kembali atau ditata ulang oleh pemakai. b. Media hasil teknologi audio-visual
Media ini diterapkan dengan cara menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio-visual. c. Media hasil teknologi yang berdasarkan computer
Media ini diterapkan dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor.
d. Media gabungan teknologi cetak dan computer
Dari penjelasan diatas, media yang sering digunakan oleh guru pada
umumnya adalah media hasil teknologi cetak seperti buku, majalah,
LKS, koran, foto, gambar, dll. Media cetak seperti ini mudah untuk
didapat dan tidak memerlukan biaya yang banyak untuk
memperolehnya, namun pada penggunaanya harus disesuaikan dengan
tingkatan usia anak tersebut.
2. Pengertian Buku Gambar Bercerita
Gambar dapat dipergunakan sebagai media dalam penyelenggaraan
proses pendidikan sehingga memungkinkan terjadinya proses
belajar-mengajar.
Menurut Nurgiyantoro, Burhan (2013:154) buku bergambar dapat menunjukkan pada pengertian yang beragam. Dalam pengertian sempit ia mungkin sekedar dilihat sebagai format buku bergambar, artinya buku-buku yang di dalamnya ada gambar-gambarnya, sedang pengertian luas ia dapat mencakup berbagai jenis buku bergambar seperti buku cerita bergambar, buku informasi, buku konsep, buku berhitung dan lain-lain.
Buku bergambar merupakan buku yang disajikan dengan menggunakan
teks dan ilustrasi atau gambar. Buku ini biasanya ditujukan pada
anak-anak. Untuk anak TK dan anak usia SD kelas rendah, gambar berperan
penting dalam proses belajar membaca dan menulis. Buku bergambar
lebih dapat memotivasi mereka untuk belajar. Dengan buku bergambar
yang baik, anak-anak akan terbantu dalam proses memahami dan
memperkaya pengalaman dari cerita. Dengan demikian buku-buku
anak-anak sebaiknya diperkaya dengan gambar, baik gambar sebagai alat
Jadi buku gambar bercerita adalah buku yang disajikan dengan
menggunakan teks dan gambar yang di dalamanya menggandung cerita
tertentu dan memiliki perpaduan warna yang menrik.
3. Manfaat Buku Gambar Bercerita
Buku bergambar adalah sebuah buku yang menjajarkan cerita dengan
gambar. Kedua elemen ini bekerjasama untuk menghasilkan cerita
dengan ilustrasi gambar. Biasanya buku-buku bergambar dimaksudkan
untuk mendorong ke arah apresiasi dan kecintaan terhadap buku. Selain
ceritanya secara verbal harus menarik, buku harus mengandung gambar
sehingga mempengaruhi minat siswa untuk membaca.
Buku bergambar dapat digunakan untuk membantu anak mengenal
lingkungan dan situasi yang berbeda dengan lingkungan mereka. Dengan
buku bergambar siswa dapat mengenal karakteristik pelaku, latar, yakni
waktu dan tempat terjadinya cerita, serta situasi. Di samping itu menurut
Mitchell dalam Nurgiyanto, Burhan (2013:159) menunjukkan beberapa
hal tentang fungsi atau manfaat buku cerita bergambar atau buku gambar
bercerita bagi anak sebagai berikut:
a. Buku cerita bergambar dapat membantu anak terhadap pengembangan
dan perkembangan emosi.
b. Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk belajar tentang dunia.
c. Buku cerita bergambar dapat membantu anak belajar tentang orang lain, hubungan yang ada dan pengembangan perasaan.
d. Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk memperoleh
kesenangan.
e. Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk mengapresiasi keindahan.
Selain Nurgianto pendapat lain juga dikemukakan oleh Sri, Anitah
(2009:8) manfaat media gambar antara lain:
a. Dapat menerjemahkan ide-ide abstrak ke dalam bentuk yang lebih nyata.
b. Banyak tersedia dalam buku-buku.
c. Sangat mudah dipakai karena tidak membutuhkan peralatan.
d. Relatif tidak mahal.
e. Dapat dipakai untuk berbagai tingkat pelajaran dan bidang studi.
Kesimpulan dari pendapat-pendapat di atas dengan menggunakan buku
bergambar anak dapat memberikan komentar atau reaksi terhadap
gambar, misalnya orang, benda, dan tempat, warna yang ditampilkan,
ilustrasi/gambar serta karakter dan perubahan objek termasuk
perkembangan cerita dari awal hingga akhir. Dengan mengajukan dan
menggali komentar anak, guru dapat memahami suatu bahasa mereka
dan kebiasaan anak dalam bereaksi terhadap buku. Selanjutnya guru
dapat membantu anak mempertajam kemampuan anak untuk
mengekspresikan apa yang mereka perhatikan dan juga membantu cara
mereka beraksi terhadap buku bergambar. Cerita dapat membantu anak
memahami dunianya dan kemudian membicarakannya dengan pihak lain.
Cerita dapat memotivasi, memperkaya perbendaharaan kata dan mudah
diperoleh.
4. Kekurangan Buku Gambar Bercerita
Buku gambar bercerita selain memiliki kelebihan juga memiliki
kekurangan. Kekurangan buku gambar bercerita (media gambar) menurut
a. Kadang-kadang terlampau kecil untuk ditunjukkan di kelas besar.
b. Gambar mati adalah gambar dua dimensi. Untuk menunjukkan
dimensi yang ketiga (kedalam benda), harus digunakan satu seri gambar dari objek yang sama tetapi dari sisi yang berbeda.
c. Tidak dapat menunjukkan gerak.
d. Anak tidak selalu mengetahui bagaimana membaca
(menginterpretasikan) gambar.
Pendapat lain juga di kemukakan oleh Arif, Sadiman (2009: 31)
kekurangan penggunaan media gambar sebagai media pendidikan, yaitu:
a. Gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata.
b. Gamba/foto benda yang terlalu kompleks kurang ektif untuk kegiatan
pembelajaran.
c. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
Kesimpulanya kekurangan buku gambar bercerita antara lain ukuran
(membuat anak kesulitan untuk memahaminya), dan objek yang tidak
bisa bergerak. Ini dapat diatasi dengan membuat media buku gambar
bercerita yang lebih besar dan juga terdapat variasi dalam
menggunakannya agar lebih menarik bagi anak usia dini.
5. Langkah-langkah Menggunakan Buku Gambar Bercerita
Langkah-langkah dalam menggunakan buku gambar bercerita mirip
dengan cara-cara dalam bercerita dengan menggunakan media gambar
lepas dan gambar buku menurut Musfiroh, Tadkiroatun (2005: 145)
sebagai berikut:
a. Pilihlah gambar yang bagus, sesuai dengan isi cerita, berukuran agak besar, dicetak dalam kertas yang relatif tebal, memiliki tata warna yang indah dan menarik.
b. Urutkan gambar terlebih dahulu, kuasai dengan baik detil cerita yang dikandung oleh gambar dalam setiap lembarnya.
c. Perlihatkan gambar pada anak secara merata sambil terus bercerita. Gambar harus menghadap anak.
e. Gambar dalam posisi kiri atau didada, dan tidak menutup wajah guru.
f. Jika perlu, gunakan telunjuk untuk menunjuk objek tertentu dalam gambar demi kejelasan cerita, seperti menunjuk gambar binatang, pohon atau benda lain.
g. Sambil bercerita, perhatikan reaksi anak. Amati apakah mereka memperhatikan gambar atau tidak.
Kesimpulanya langkah-langkah di atas dapat diterapkan pada penggunan
media buku gambar bercerita, baik buku gambar yang diperoleh secara
membeli atau membuat sendiri.
F. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Sri Astuti Nugraha,
A.A. Istri Ngurah Marhaeni, Nyoman Tika tahun 2012/2013 dalam penelitian
yang berjudul “Penggunaan Metode Bercerita Dengan Media Gambar Dalam
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Dan Sikap Mandiri Anak
Kelompok A Tk Negeri Pembina Bangli Tahun Ajaran 2012/2013”, dapat
disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran menggunakan metode bercerita
dengan media gambar secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan
berbahasa dan sikap mandiri anak sesuai indikator yang diharapkan.
Menurut Dian Utami Dewi, Muhamad Ali, Sutarmanto tahun 2013 dalam
penelitian yang berjudul “Penggunaan Media Audio Visual Untuk
Meningkatkan Perolehan Kosakata Bahasa Indonesia Anak”, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut 1) Rencana pembelajaran dengan menggunakan
media audio visual pada anak usia 5-6 tahun dalam IPKG 1 siklus 1 diperoleh
2,87 dan IPKG 2 Siklus 2 diperoleh 3,1. 2) Respon yang ditunjukkan oleh
sehingga anak mampu mengulang/menyebutkan kata-kata pada slide kartun
rata-rata berkembang sangat baik sebanyak 14 orang anak atau 66,7 % dari 21
orang anak sedangkan menceritakan kembali film animasi kartun yang
ditonton sebanyak 13 orang anak atau 61,9 % dari 21 orang anak.
G. Kerangka Pikir
Kosakata dasar merupakan perbendaharaan kata yang dimiliki anak untuk
mengekspresikan ide dan perasaan mereka. Perbendaharaan yang dimiliki
anak berupa kata umum dan khusus. Media pembelajaran merupakan alat
untuk membantu guru dalam menyampaikan materi atau pembelajaran supaya
mudah dipahami oleh anak.
Pada umumnya dalam proses belajar mengajar guru tidak menggunakan
media dan dalam menyampaikan informasi guru hanya menyampaikannya
secara lisan kepada anak tanpa menunjukkan alat bantu berupa media. Selama
proses pembelajaran guru lebih aktif bertindak sebagai pemberi informasi dan
anak hanya menerima informasi dengan cara mendengarkan dan menyimak,
sehingga anak cenderung tidak aktif di dalam kelas.
Pemahaman anak masih tergolong rendah sehingga setiap ada informasi atau
kata-kata baru yang disampaikan anak tidak dapat mengingatnya lebih lama
dan cenderung tidak bisa menggunakan kata-kata tersebut dikarenakan anak
tidak mengerti dengan apa yang dimaksudkan (arti kata tersebut), hal tersebut
membuat kosakata dasar anak tergolong masih rendah. Selain itu penggunaan
dan pemilihan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan kosakata
Salah satu media yang dapat meningkatkan kosakata dasar anak adalah media
yang nyata atau kongkrit dan menyerupai bentuk asli atau bisa mewakili apa
yang disampaikan seperti miniatur, gambar atau foto sehingga anak dapat
dengan mudah memahami apa arti kata tersebut. Kosakata dasar anak akan
meningkat apabila media yang digunakan menarik perhatian si anak sehingga
anak akan merasa senang dan tidak bosan pada saat proses belajar mengajar
berlangsung.
Buku gambar bercerita adalah salah satu media yang dapat meningkatkan
kosakata dasar anak. Dengan menggunakan media buku gambar bercerita
tersebut anak akan aktif, mereka akan bertanya (berkomunikasi), suasana
kelas tidak monoton dan dapat meningkatkan kosakata dasar anak. Secara
tidak langsung media buku gambar bercerita ini akan mempengaruhi anak
untuk mengetahui secara detail tentang informasi yang disampaikan (gambar
yang ditampilkan atau ditunjukkan).
Kelebihan media buku gambar ini adalah dapat memberikan masukan bahasa
kepada anak dalam arti dapat memerikan informasi tentang kata-kata baru
dan dapat meningkatkan kosakata dasar pada anak. Selain itu buku gambar
juga dapat merangsang pengelihatan anak (memberikan masukan visual)
sehingga anak akan mengetahui kata benda beserta bentuknya dan dapat lebih
mudah diingat oleh anak dikarenakan anak usia dini belajar dari yang
kongkrit (nyata) ke abstrak.
Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pikir dalam penelitian ini dapat
Gambar 2. Kerangka Pikir
Keterangan:
X : Aktivitas Belajar Menggunakan Media Buku Gambar Bercerita
Y : Kosakata Dasar Anak
H. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Rumus Hipotesis Nol (Ho)
Tidak ada pengaruh aktivitas belajar menggunakan media buku gambar
bercerita terhadap peningkatan kosakata dasar anak kelompok B.
2. Rumusan Hipotesis Alternatif (Ha)
Ada pengaruh aktivitas belajar menggunakan media buku gambar
bercerita terhadap peningkatan kosakata dasar anak kelompok B.
III. METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode ini menggunakan metode Pre-Experimental Design, menurut
Sugiyono (2011: 109) dikatakan Pre-Experimental Design, karena desain
ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh dan masih terdapat
variable luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variable
dependen.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian Pre-Exsperimental menggunakan One Grup Pretest-Posttest. Pada penelitian ini, diberikan pre-test sebelum diberi perlakuan.
Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena
dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan
(Sugiyono, 2011:110). Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3. Desain One Grup Pretest-Posttest
X
O2Keterangan:
O1 :Pre-Test diberikan sebelum menggunakan media BGB
X :Pemberian atau pengunaan media BGB (Buku Gambar Bercerita)
O2 :Post-Test diberikan setelah menggunakan media BGB
B. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Pembuatan kisi-kisi instrument penelitian, dapat dilihat pada
Lampiran 3.
b. Membuat Rancangan Kegiatan Harian (RKH) menggunakan media
buku gambar bercerita, dapat dilihat pada Lampiran 5.
c. Pembuatan lembar observasi/ pedoman observasi, dapat dilihat pada
Lampiran 4.
d. Menyiapkan media berupa buku gambar bercerita, contoh media,
dapat dilihat pada Lampiran 7.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pertemuan akan dilakukan 6 (enam) kali pertemuan
b. Lembar observasi/ pedoman observasi digunakan sebelum dan
sesudah pemberian perlakuan menggunakan media buku gambar
bercerita.
3. Tahap Pengumpulan
a. Pengamatan pada pembelajaran konvensional menggunakan lembar
b. Pelaksanaan pembelajaran dengan media buku gambar bercerita dan
diamati dengan lembar observasi/ pedoman observasi.
4. Tahap Akhir
Pengolahan dan analisis data hasil penelitian yang diperoleh dengan
instrument penelitian dan lembar observasi/ pedoman observasi.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelompok B TK Dharma Wanita Persatuan
Pringsewu, alamat Jl. Jendral Sudirman No.1 Pringsewu Kec.Pringsewu
Selatan Kab.Pringsewu Provinsi Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester Genap Tahun Pelajaran
2014/2015, dari bulan Februari - Maret 2015 selama 5 minggu
berturut-turut pukul 07.30-10.00 WIB. Pembelajaran dilaksanakan selama 150
menit untuk setiap pertemuannya, dapat dilihat secara lebih rinci pada
tabel di bawah ini:
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Kelompok Tangal Pertemuan Tema/ Sub Tema
B
23 Februari 2015 1 Profesi/ Dokter
26 Februari 2015 2 Profesi/ Pemadam Kebakaran
2 Maret 2015 3 Air, api & udara/ Air
5 Maret 2015 4 Air, api & udara/ Air
9 Maret 2015 5 Air, api & udara/ Api
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Semua anak di kelompok B yang berusia 5-6 tahun terdiri dari 30 siswa
(14 perempuan dan 16 laki-laki) di TK Dharma Wanita Persatuan
Pringsewu.
2. Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan sampling
jenuh (penuh) atau samping total. Menurut Sugiyono (2011:124-125)
Sampling jenuh (penuh) ini adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Jika jumlah populasi
relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel
jenuh (penuh) adalah sensus, dimana semua anggota populasinya
dijadikan sampel.
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas
(independen) dan variabel terikat (dependen).
a. Variabel bebas menurut Sugiyono (2011: 61) merupakan variabel
yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya variabel
aktivitas belajar menggunakan media buku gambar bercerita yang
dilambangkan dengan (X).
b. Variabel terikat menurut Sugiyono (2011: 61) merupakan variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas. Variabel terikat (Y) adalah peningkatan kosakata dasar anak
usia dini.
2. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel a. Aktivitas Belajar
Definisi Konseptual: Menurut Abdurrahman dalam Soemanto (2000: 105) bahwa aktivitas belajar adalah seluruh kegiatan siswa
baik kegiatan jasmani maupun kegiatan rohani yang mendukung
keberhasilan belajar. Jadi aktivitas merupakan segala sesuatu atau
kegiatan yang dilakukan anak.
Definisi Operasional : Aktivitas belajar adalah segala sesuatu yang dilakukan atau dikerjakan anak dalam proses belajar mengajar.
Aktivitas belajar dapat ditunjukkan dengan mendengarkan atau
menyimak saat orang lain berbicara, mengerjakan perintah yang
diberikan, bertanya sesuai dengan materi yang dibahas dan
menjawab pertanyaan yang diberikan. Indikator dan kisi-kisi dapat
dilihat pada Lampiran 3.
b. Kosakata Dasar Anak
perwujudan kesatuan perasaan dan fikiran yang dapat digunakan
dalam berbahasa. Jadi kosakata dasar adalah kata-kata dasar yang
dimiliki oleh anak yang digunakan untuk mengungkapkan
perasaannya.
Definisi Operasional: Kosakata dasar merupakan perbendaharaan kata yang dimiliki anak untuk mengungkapkan ide atau perasaanya,
meliputi kata-kata umum dan khusus, anak dikatakan memiliki
kosakata yang baik (meningkat) apabila anak dapat menyebutkan
banyak kata-kata umum dan khusus, bercerita dengan kata-kata yang
bervariatif, bertanya dan menjawab sesuai dengan materi yang
dibahas, menyusun kata menjadi kalimat dan mengelompokkan kata
yang jenisnya. Indikator dan kisi-kisi dapat dilihat pada Lampiran 3.
F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi
Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2011: 203) mengemukakan bahwa,
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan pisikologis. Dua diantara
yang penting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, peneliti
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam
Observasi dilakukan oleh peneliti sebelum diberi perlakuan, saat
diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan
media buku gambar untuk mengetahui perkembangan kosakata di
kelas B TK Dharma Wanita Persatuan Pringsewu.
b. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2011: 329) dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,
gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dalam
penelitin ini teknik dokumentasi yang digunakan untuk memperoleh
data sebagai penunjang dalam penelitian ini.
Dokumentasi dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang
akurat dan jelas dari sekolah.
2. Instrumen Penelitian
Lembar Observasi/ Pedoman Observasi
Menurut Fadlillah, Muhammad (2012: 230) pedoman observasi yang
digunakan guru dapat berbentuk daftar cek (check list) yang bersifat
terstruktur dan tidak terstruktur.
Panduan observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pedoman observasi bersifat terstruktur, pengisiannya cukup dilakukan dengan memberikan tanda cek (√) pada pernyataan yang menunjukkan
prilaku yang ditampakkan anak.. Lembaran observasi yang
dipergunakan tersebut sebagai alat pengumpulan data dan ditujukan
sedang melakukan proses pembelajaran di kelas, dapat dilihat pada
Lampiran 4.
G. Teknik Analisis Data
Setelah diberi perlakuan, data yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui
besarnya peningkatan kosakata dasar anak usia dini. Data yang diperoleh
digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis penelitian. Untuk
menyajikan data secara singkat maka perlu menentukan interval, rumus
interval dalam Hadi, Sutrisno (2006: 178) adalah sebagai berikut:
�
=
(��−��)�
Keterangan:
NT = Nilai tertinggi NR = Nilai terendah K = Katagori
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji
analisis data yaitu uji analisis tabel dan analisis hipotesis menggunakan uji
regresi linier sederhana. Adapun langkah-langkah dan rumus yang
digunakan sebagai berikut:
1. Analisis Tabel
Analisis tabel digunakan untuk mengetahui sebaran data yang diperoleh
dari hasil penelitian. Tabel tersebut berbentuk tabel tunggal atau tabel
2. Analisi Uji Hipotesis
Analisis Uji Regresi Linier Sederhana
Dalam penelitian ini guna mengetahui adanyan pengaruh (Resiprokal),
sehingga teknik yang digunakan dalam menganalisis uji hipotesis
menggunakan uji regresi linier sederhana dengan rumus dalam Sugiyono
(2014: 261) adalah sebagai berikut:
Keterangan :
Ŷ = Subyek dalam variable dependen yang diprediksikan
a = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan)
b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka
peningkatan atau penurunaan variable dependen yang
didasarkan pada perubahan variable independen. Bila (+) arah
garis naik dan bila (-) arah garis turun.
X = Subyek pada variable independen yang mempunyai nilai tertentu
Untuk menguji hipotesis digunakan uji regresi linier sederhana, sebagai
berikut:
Ho: Tidak ada pengaruh aktivitas belajar menggunakan media buku
gambar bercerita terhadap peningkatan kosakata dasar anak
kelompok B.
Ha: Ada pengaruh aktivitas belajar menggunakan media buku gambar
bercerita terhadap peningkatan kosakata dasar anak usia