• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA BUKU GAMBAR BERCERITA TERHADAP PENINGKATAN KOSAKATA DASAR ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA BUKU GAMBAR BERCERITA TERHADAP PENINGKATAN KOSAKATA DASAR ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2014/2015"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA BUKU GAMBAR BERCERITA TERHADAP PENINGKATAN KOSAKATA

DASAR ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

2014/2015

(Skripsi)

Oleh LIA RESTIANA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA BUKU GAMBAR BERCERITA TERHADAP PENINGKATAN KOSAKATA

DASAR ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN PRINGSEWU

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

LIA RESTIANA

Penelitian ini berlatar belakang dari sedikitnya kosakata dasar atau perbendaharaan kata yang dimiliki anak di kelompok B TK Dharma Wanita Persatuan Pringsewu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media buku gambar bercerita terhadap peningkatan kosakata dasar anak. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian Pre-Experimental

dengan Desain One Grup Pretest-Posttes. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi dan dokumentasi, instrument penelitian menggunakan lembar observasi atau pedoman observasi. Teknik analisis data menggunakan analisis tabel silang dan analisis uji regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh antara aktivitas belajar menggunakan media buku gambar bercerita terhadap peningkatan kosakata dasar, dibuktikan dengan adanya peningkatan kosakata dasar anak kelompok B di TK Dharma Wanita Persatuan Pringsewu sebanyak 7 kosakata per hari.

(3)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LEARNING ACTIVITY USING THE PICTURE STORY BOOK A MEDIA FOR INCREASE THE BASIC VOCABULARY

OF CHILDREN IN GROUP B TK DHARMA WANITA PERSATUAN PRINGSEWU

ACADEMIC YEAR 2014/2015

By

LIA RESTIANA

This research based of children in group B TK Dharma Wanita Pringsewu have a little basic vocabulary. This study aims is to know impact of using picture story book to increase basic vocabulary of children. The study method used Pre-Experimental research with design One Group Pretest-Posttest. Sampling technic used was saturated sampling. Technic data collection used observation technic and documentation, research instrument observation paper or observation guidance. Technic analysis data used tabel cross tables and analysis test simple linear regression analysis. The study results showed that there was an impact between study activity by using picture story book to increase basic vocabulary evidenced with the increasing basic vocabulary as much 7 vocabulary in a day of children group B TK Dharma Wanita Pringsewu.

(4)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LEARNING ACTIVITY USING THE PICTURE STORY BOOK A MEDIA FOR INCREASE THE BASIC VOCABULARY

OF CHILDREN IN GROUP B TK DHARMA WANITA PERSATUAN PRINGSEWU

ACADEMIC YEAR 2014/2015

By

LIA RESTIANA

This research based of children in group B TK Dharma Wanita Pringsewu have a little basic vocabulary. This study aims is to know impact of using picture story book to increase basic vocabulary of children. The study method used Pre-Experimental research with design One Group Pretest-Posttest. Sampling technic used was saturated sampling. Technic data collection used observation technic and documentation, research instrument observation paper or observation guidance. Technic analysis data used tabel cross tables and analysis test simple linear regression analysis. The study results showed that there was an impact between study activity by using picture story book to increase basic vocabulary evidenced with the increasing basic vocabulary as much 7 vocabulary in a day of children group B TK Dharma Wanita Pringsewu.

(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

RIWAYAT HIDUP

Lia Restiana dilahirkan di RT/RW I, Kecamatan

Pringsewu Barat, Kabupaten Pringsewu pada tanggal 8

Januari 1993, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara,

pasangan Bapak Paino Aristanto dan Ibu Warsiyem.

Penulis menempuh pendidikan Taman Kanak-kanak (TK)

di TK Dharma Wanita Pringsewu, Kecamatan Pringsewu Selatan, Kabupaten

Pringsewu ditamatkan pada tahun 1999, Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD

Negeri 2 Pringsewu Barat, Kabupaten Pringsewu ditamatkan pada tahun 2006,

Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Pringsewu, Kabupaten

Pringsewu diselesaikan pada tahun 2008, dan menyelesaikan Pendidikan Sekolah

Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 2 Pringsewu pada tahun 2011.

Pada tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi S1-PG

PAUD melalui Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN), Jurusan Ilmu

Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Selama menjadi mahasiswa, penulis mengikuti lembaga kemahasiswaan di

HIMAJIP FKIP sebagai sekretaris bidang kaderisasi pada periode 2012-2013.

(10)

MOTO

“Man Jadda Wa Jadda”

“Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil”

(Al-hadits)

Di

balik kemudahan pasti ada doa yang selalu mengiringinya”

“Berusahalah dan

yakin pada diri sendiri bahwa Anda bisa karena keberhasilan

dapat tercapai jika ada keyakinan dalam diri setiap individu”

(11)

i PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim…

Kupersembahkan karya ini sebagai rasa syukur kepada ALLAH SAW beserta Nabi junjungan kami Muhammad SAW dan ucapan terima kasih serta rasa banggaku

kepada:

Mamakku tercinta (Warsiyem)

Yang sudah membesarkanku penuh dengan kasih sayang dan kesabaran, yang telah mendidikku hingga menjadi seperti sekarang, yang bekerja membanting tulang dan selalu memberikan semangat untuk terus berjuang dalam menggapai cita-cita, yang

tidak pernah lelah untuk selalu memberikan do’a, dan nasihat.

Bapakku tersayang (Paino Aristanto)

Yang telah menjadi sosok seorang ayah yang aku kagumi, selalu mengingatkanku untuk hal-hal yang baik, bekerja membanting tulang yang tida ternilai harganya, dan

selalu memberikan motivasi untuk menggapai cita-citaku.

Adik-adikku (Ayu Novitasari & Sidiq Bagas Apriyansah)

Yang selalu memberikan motivasi dalam setiap senyuman dan semangat untuk terus berjuang dalam menggapai cita-cita, terimakasih.

Teman-teman Angkatan 2011

Yang selalu memberikan mot ivasi, senyum dan semangat untuk terus berjuang dalam menyelesaikan studi ini, terimakasih.

Serta

Almamater tercinta Universitas Lampung

(12)

i SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul “Pengaruh Aktivitas Belajar Menggunakan Media Buku

Gambar Bercerita terhadap Peningkatan Kosakata Dasar Anak Usia Dini di TK

Dharma Wanita Persatuan Pringsewu Tahun Ajaran 2014/2015”.

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini

tentunya tidak akan mungkin terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Unila yang telah

memberikan dukungan yang teramat besar terhadap perkembangan program

studi PG-PAUD dan membantu peneliti dalam menyelesaikan surat guna

syarat skripsi.

2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang

telah membantu sumbangsih untuk kemajuan kampus PG-PAUD tercinta.

3. Ibu Ari Sofia. S. Psi. MA. Psi., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan

kampus PG-PAUD tercinta.

4. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S., selaku Pembimbing I sekaligus

(13)

ii

tercurahkan untuk bimbingan, masukan, kritik dan saran yang diberikan

dengan sabar dan ikhlas di sela kesibukannya dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Dr. Een Yayah Haenilah, M. Pd., selaku Pembimbing II atas jasanya

dalam memberikan masukan, kritikan dan saran dalam penyelesaian skripsi

ini.

6. Bapak Drs. Maman Surahman, M. Pd., selaku Pembahas yang telah

memberikan saran-saran dan masukan guna perbaikan dalam penyusunan

dan kelancaran skripsi ini.

7. Bapak/ibu Dosen dan Staf Karyawan PG-PAUD, yang telah membantu

sampai skripsi ini selesai.

8. Ibu Sri Handayani, S.Pd., selaku Kepala Sekolah TK Dharma Wanita

Persatuan Pringsewu yang telah memberikan izin dan dukungan dalam

pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini.

9. Dewan guru TK Dharma Wanita Persatuan Pringsewu yang telah bersedia

menjadi teman sejawat, membantu dalam pelaksanaan penelitian dan

memberikan dukungan dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian dan

penyusunan skripsi ini.

10. Kedua orang tuaku tercinta (Paino Aristanto & Warsiyem) yang tak henti

menyayangiku, memberikan do‟a, dukungan, semangat serta senantiasa

menantikan keberhasilanku.

11. Adik-adikku (Ayu Novitasari & Sidiq Bagas Apriyansyah) yang selalu

(14)

iii

12. Sahabat seperjuangan (Yekti Akilasari, Sira Difatiguna, Febri Lianti, Revina

Rizqiyani, Sutri Meilani, Oktami Dewi dan Bagas Oktaris Novia) yang telah

memberikan senyum, motivasi dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

13. Teman yang selalu membantu dan ada bersamaku terimakasih telah

menemani selama ini dikala susah & senang.

14. Teman-teman seperjuangan (Puput, Mesi, Ninda, Mbak Ros, Dwi P, Elda,

Elvira, Ayu, Heni O, Intan, Agy, Dwi L, Tiara, Dian, Cindy, Ratna, Dinda,

Awanda, Umay, Nur, Aini, Kiki, Riri, Suci, Wahyuni, Yunia, Najjati, Mbak

Wahyu, Dwi M) terimakasih telah menjadi teman yang terbaik.

15. Seluruh rekan-rekan mahasiswa PG-PAUD angkatan 2011 kelas A dan B

yang telah bersama-sama berusaha dari awal hingga akhir.

16. Teman-teman HIMAJIP (Riris, Kak Sainer, Kak Dayat, Mbak Septi, Mbak

Efril, Mbak Wela, Rizki Anggara, Umam, Odin, Fiknon, Kak Sofyan, Rina,

Arif) yang selalu memberikan keceriaan dan motivasi.

17. Teman-teman KKN dan PPL di Desa Lintik Kec. Krui Selatan Kab. Pesisir

Barat 2014 (Lala, Atika, Tiwi, Dila, Cindi, Ratna, Ade, Thomas dan Fikri).

18. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih.

Bandar Lampung, April 2015 Penulis,

Lia Restiana

(15)

i

5. Langkah-langkah Menggunakan Buku Gambar Bercerita ... 25

F. Penelitian Terdahulu ... 26

G. Kerangka Pikir ... 27

H. Hipotesis Penelitian ... 29

III. METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 30

1. Metode Penelitian ... 30

(16)

ii

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 33

1. Variabel Penelitian ... 33

2. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ... 34

F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 35

1. Teknik Pengumpulan Data ... 35

2. Instrumen Penelitian ... 36

G.Teknik Analisis Data ... 37

1. Analisis Tabel ... 37

2. Analisis Uji Regresi Linier Sederhana ... 38

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 40

(17)

i DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jadwal dan Pokok Bahasan Pelaksanaan Penelitian ... 32

2. Rekapitulasi Nilai Aktivitas Belajar ... 44

3. Rekapitulasi Peningkatan Kosakata Dasar ... 45

4. Tabel Silang Antara Aktivitas Belajar dan Peningkatan Kosakata Dasar 47

(18)

i DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 20

2. Kerangka Pikir ... 29

3. Desain One Grup Pretest-Posttes ... 30

(19)

ABSTRAK

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA BUKU GAMBAR BERCERITA TERHADAP PENINGKATAN KOSAKATA

DASAR ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN PRINGSEWU

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

LIA RESTIANA

Penelitian ini berlatar belakang dari sedikitnya kosakata dasar atau perbendaharaan kata yang dimiliki anak di kelompok B TK Dharma Wanita Persatuan Pringsewu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media buku gambar bercerita terhadap peningkatan kosakata dasar anak. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian Pre-Experimental

dengan Desain One Grup Pretest-Posttes. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi dan dokumentasi, instrument penelitian menggunakan lembar observasi atau pedoman observasi. Teknik analisis data menggunakan analisis tabel silang dan analisis uji regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh antara aktivitas belajar menggunakan media buku gambar bercerita terhadap peningkatan kosakata dasar, dibuktikan dengan adanya peningkatan kosakata dasar anak kelompok B di TK Dharma Wanita Persatuan Pringsewu sebanyak 7 kosakata per hari.

(20)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LEARNING ACTIVITY USING THE PICTURE STORY BOOK A MEDIA FOR INCREASE THE BASIC VOCABULARY

OF CHILDREN IN GROUP B TK DHARMA WANITA PERSATUAN PRINGSEWU

ACADEMIC YEAR 2014/2015

By

LIA RESTIANA

This research based of children in group B TK Dharma Wanita Pringsewu have a little basic vocabulary. This study aims is to know impact of using picture story book to increase basic vocabulary of children. The study method used Pre-Experimental research with design One Group Pretest-Posttest. Sampling technic used was saturated sampling. Technic data collection used observation technic and documentation, research instrument observation paper or observation guidance. Technic analysis data used tabel cross tables and analysis test simple linear regression analysis. The study results showed that there was an impact between study activity by using picture story book to increase basic vocabulary evidenced with the increasing basic vocabulary as much 7 vocabulary in a day of children group B TK Dharma Wanita Pringsewu.

(21)
(22)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat

dasar dan menjadi masa keemasan (golden age) bagi anak. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, pasal 28 ayat 1 berbunyi “Pendidikan Anak Usia Dini

diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan

merupakan persyaratan untuk mengikuti Pendidikan Dasar”. Selanjutnya pada

Bab 1, pasal 1, butir 14, ditegaskan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah

suatu upaya pembinaan yang di tujukan kepada anak sejak lahir sampai

dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan

rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pendidikan Anak Usia Dini sangat penting dalam proses tumbuh kembang

anak, di antaranya mengembangkan semua aspek perkembangan yang

dimiliki oleh anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan

usianya tanpa mengalami hambatan. Anak usia dini juga memiliki

karakteristik yang berbeda-beda, sehingga dalam menanganinya harus

(23)

Aspek-aspek perkembangan anak usia dini yang tercantum dalam Peraturan

Pemerintah No 58 Tahun 2003 meliputi aspek nilai-nilai dan moral agama,

fisik motorik, bahasa, kognitif dan sosial emosional. Kelima aspek ini sangat

penting untuk dikembangkan sejak dini, salah satunya adalah aspek

perkembangan bahasa. Bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam

kehidupan sehari-hari, bahasa digunakan untuk berkomunikasi dengan orang

lain, selain itu dapat digunakan untuk mengungkapkan perasaan dan ide

(gagasan) yang dimiliki.

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata dasar anak dapat dilakukan

melalui pemberian stimulus sejak usia dini. Melalui upaya stimulasi,

diharapkan kreativitas atau keterampilan anak dalam berbahasa akan semakin

berkembang dengan baik, kosakata anak pun akan semakin meningkat. Dalam

berkomunikasi anak memerlukan perbendaharaan atau kosakata yang banyak

dan luas, agar anak dapat mengungkapkan apa yang anak inginkan dan

perkataannya dapat di mengerti oleh orang lain.

Kosakata merupakan perbendaharaan kata yang dimiliki seseorang untuk

berkomunikasi dengan orang lain atau masyarakat. Menurut Hurlock kosakata

yang dimiliki pada anak usia 5-6 tahun sebanyak 2000 kata atau lebih. Ketika

anak memasuki sekolah kosakata mereka akan bertambah dengan sendirinya

karena di sekolah anak lebih banyak mendengar kata-kata baru dari teman

sebaya maupun guru. Kosakata anak dapat ditingkatkan dengan memberikan

rangsangan, seperti pemberian media pada saat proses pemberian informasi

(24)

anak ketika mereka mengucapkanya dengan tidak jelas atau tidak benar,

media dapat digunakan dalam melatih atau mengembangkan aspek

perkembangan bahasa anak.

Media merupakan alat bantu yang digunakan untuk mempermudah dalam

menyampaikan materi kepada anak. Selain itu dalam proses belajar mengajar

media juga dapat membantu meningkatkan perkembangan bahasa anak.

Selain perkembangan bahasa, media juga dapat meningkatkan keempat aspek

perkembangan anak yang lainnya meliputi perkembangan nilai-nilai dan

moral agama, fisik motorik, kognitif dan sosial emosional.

Buku gambar bercerita dapat digunakan untuk meningkatkan kosakata dasar

anak, karena dengan menggunakan media buku gambar bercerita anak akan

tertarik dengan gambar, warna dan bentuk dari isi buku gambar tersebut,

sehingga rasa ingin tau anak akan meningkat.

Pada dasarnya orang tua menginginkan anaknya agar dapat berkomunikasi

dengan baik dan benar. Selain itu dapat menjawab pertanyaan yang diajukan

orang lain seperti pertanyaan sederhana seperti, “Namanya siapa?”, “Adik

mau pergi kemana?”, dan lain sebagainya. Dalam Peraturan Pemerintah No

58 Tahun 2003, memiliki pelafalan yang benar pada saat mengucapkan kata,

dapat menuangkan idenya dengan kalimat-kalimat yang benar, itu semua

merupakan standar aspek perkembangan bahasa yang harus dimiliki oleh

(25)

Kenyataannya yang terjadi di lapangan ada beberapa anak mempunyai

kosakata yang tidak jelas atau tidak dapat dipahami oleh orang lain. Selain itu

ada juga anak yang belum bisa mengekspresikan idenya melalui kalimat yang

baik dan benar, namun hanya dengan gerakan atau kata-kata yang sederhana,

ada pula anak yang belum bisa menyusun kata menjadi kalimat yang utuh,

diam saja ketika ditanya dan lain-lain. Hal tersebut membuat orang tua

khawatir dengan perkembangan anak bahkan ada orang tua yang

menyalahkan anaknya ketika anak tersebut tidak bisa menjawab pertanyaan

yang diajukan oleh orang tuannya dengan kalimat atau kata-kata yang benar.

Kesalahan-kesalahan di atas bukan murni kesalahan anak tetapi bisa dari

kesalahan cara mengajar guru di sekolah yang disebabkan karena media dan

metode yang digunakan dalam mengenalkan itu semua monoton dan

membuat anak merasa bosan. Pada saat proses belajar mengajar terjadi guru

hanya menggunakan alat bantu seadanya dan hanya menjelaskan saja tanpa

menggunakan media atau Alat Permainan Edukatif (APE) yang menarik,

sehingga anak hanya bisa menyimak perkataan yang dijelaskan oleh guru

tanpa anak itu mengetahui gambar atau bentuk yang sesungguhnya. Hal

tersebut yang membuat anak cepat lupa dengan kata-kata baru yang

disampaikan, beda halnya lagi ketika menggunakan media yang menarik,

anak akan mudah mengingat pembelajaran yang ada dan kosakata dasar anak

pun akan bertambah ketika anak melihat gambar atau sesuatu benda yang

(26)

Pada TK Dharma Wanita Persatuan Pringsewu kelompok B Tahun Pelajaran

2014/2015, anak belum mempunyai banyak kosakata atau perbendaharaan

kata, yang dibuktikan dengan sedikitnya jumlah kosakata yang disebutkan

(kata-kata umum dan khusus), anak belum bisa menceritakan aktivitas yang

dilakukan sebelum berangkat ke sekolah dan mengulangi/ melanjutkan cerita

yang telah didengar, belum bisa menjawab pertanyaan yang lebih kompleks.

Hasil observasi dalam kegiatan bercerita terdapat 9 anak sangat aktif

(menceritakan kegiatan mereka sebelum berangkat ke sekolah, 8 anak aktif

(ketika namanya dipangil), 3 anak belum aktif dan 10 anak tidak atif. Pada

saat menjawab pertanyaan terdapat 4 anak sangat aktif (selalu menjawab

pertanyaan), 9 anak aktif (selalu menjawab pertanyaan namun ragu-ragu), 16

anak belum aktif (kadang-kadang bisa menjawab pertanyaan yang diberikan)

dan 1 anak tidak aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan. Anak

hanya dapat menjawab dengan kata-kata yang sederhana dan ada pula anak

yang mengalami kesulitan dalam menggabungkan kata-kata ke dalam

kalimat.

Selain itu ada beberapa anak yang belum mengenal kata-kata umum dan

khusus seperti kata (benda, kerja, sifat, keterangan kata ganti, warna, waktu,

uang, dll). Kata benda yang pada umumnya belum dikenal anak merupakan

benda-benda yang belum pernah mereka lihat atau belum mereka pahami

seperti nama-nama alat kedokteran, nama-nama hewan, dll. Anak juga belum

bisa menggunakan kata sifat seperti sombong, iri, baik hati, ramah, dll. Hasil

(27)

dapat menyebutkan 16-25 kata, 17 anak dapat menyebutkan 6-15 kata dan 1

anak hanya dapat menyebutkan <6 kata. Jadi dapat disimpulkan bahwa

kosakata dasar atau perbendaharaan kata yang dimiiki anak di kelompok B

TK Dharma Wanita Persatuan Pringsewu masih sedikit.

Untuk meningkatkan kosakata dasar anak dapat menggunakan media buku

gambar bercerita dalam proses belajar mengajar. Secara tidak langsung media

buku gambar bercerita ini dapat mempengaruhi anak untuk menggali

pengetahuannya yang membuat rasa ingin tahu anak pun meningkat dan akan

menimbulkan beberapa pertanyaan yang ingin mereka ketahui jawabannya

(terjadi komunikasi).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, dapat

diidentifikasikan permasalahan dalam penelitian adalah:

1. Kosa kata/ perbendaharaan kata yang dimiliki anak masih sedikit (belum

mengenal semua kata-kata umum dan khusus).

2. Anak belum bisa mengucapkan kata-kata dengan tepat dan jelas.

3. Anak belum bisa menyusun kata menjadi kalimat yang utuh atau

sederhana.

4. Anak belum bisa mengekspresikan idenya dalam bentuk kalimat.

5. Anak belum bisa menjawab pertanyaan, menceritakan aktivitas/

pengalamannya dan mengulangi atau melanjutkan cerita yang telah

(28)

6. Media dan metode yang digunakan monoton sehingga anak hanya diam

saja.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis hanya membatasi pada

aktifitas belajar dengan menggunakan media buku gambar bercerita meskipun

terdapat media lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan kosakata dasar

anak usia dini.

D. Perumusan Masalah dan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di atas,

diajukan rumusan masalah sebagai berikut: Kosa kata /perbendaharaan kata

yang dimiliki anak kelompok B masih sedikit.

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat diperoleh permasalahan

penelitian sebagai berikut: Apakah ada pengaruh aktivitas belajar

menggunakan media buku gambar bercerita terhadap peningkatan kosakata

dasar anak kelompok B?

(29)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian

adalah: Untuk mengetahui pengaruh aktivitas belajar menggunakan media

buku gambar bercerita terhadap peningkatkan kosakata dasar kelompok B.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi

guru dan calon guru dalam mengetahui keadaan anak dalam proses

belajar mengajar khususnya penggunaan media buku gambar bercerita

sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan kosakata dasar anak.

b. Untuk menambah pengetahuan serta lebih mendukung teori-teori yang

ada sehubungan dengan media buku gambar bercerita.

2. Praktis

a. Manfaat Bagi Anak

1) Anak dapat menceritakan pengalamannya dan cerita yang telah

didengar sebelumnya.

2) Kosakata yang dimiliki anak meningkat.

b. Manfaat Bagi Guru

1) Guru dapat mengetahui cara meningkatkan kosakata pada anak

(30)

2) Guru dapat lebih kreatif dalam menyediakan media atau Alat

Permainan Edukatif (APE) dalam upaya meningkatkan kosakata

dasar anak.

c. Peneliti

Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam

proses belajar mengajar dangan menggunakan buku gambar

bercerita.

d. Peneliti Lain

Dapat menjadi acuan bagi peneliti lain dalam mengembangkan

penelitian yang berkaitan dengan aktivitas belajar menggunakan

media buku gambar bercerita dan peningkatan kosakata dasar dalam

(31)

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Teori-Teori Belajar

Teori belajar dapat diartikan dan diuraikan dalam beberapa butir pemikiran

yang dilihat dari berbagai sudut pandang atau aliran yang berbeda,

diantaranya:

1. Teori Kontruktivisme

Teori belajar dilihat dari sudut pandang teori konstruktivisme dapat

diartikan dan diuraikan menurut beberapa tokoh atau ahli. Teori

kontruktivisme ini diplopori oleh Piaget dan Vygotsky. Menurut

Winasanjaya (2005: 118) konstruktivisme adalah proses membangun

atau menyusun pengetahuan baru dalam stuktur kognitif siswa

berdasarkan pengalaman. Pendapat lain juga dikatakan oleh Lev

Vygotsky dalam Nurani, Yuliani (2013:60) berpendapat bahwa

pengetahuan diperoleh dengan cara dialihkan dari orang lain, melainkan

sesuatu yang dibangun dan diciptakan oleh anak.

Teori konstruktivisme menjelaskan bahwa pengetahuan itu terbentuk

bukan dari objek semata, akan tetapi juga dari kemampuan individu

sebagai subjek yang menangkap setiap objek yang di amatinya. Sehingga

(32)

pengetahuan yang baru untuk melengkapi pengetahuan yang pernah

diperoleh.

2. Teori Behaviorisme

Watson, Thorndike, dan Skinner adalah para ahli yang terkenal dan

menganut teori behaviorisme. Menurut Nurani, Yuliani (2013: 55)

masing-masing ahli yang menganut teori ini percaya bahwa perilaku

dapat dibentuk dengan memberikan jawaban dalam bentuk kata-kata

ataupun tindakan tertentu. Sedangkan menurut Muhammad, Fadlillah

(2012: 110) istilah teori ini diambil dari kata behavior yang memiliki

makna perilaku. Maksudnya adalah dalam teori ini tingkah laku manusia

dikendalikan oleh ganjaran (reward) atau penguatan dari lingkungan.

Jadi belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari

interaksi antara stimulus dan respon atau dengan kata lain belajar adalah

perubahan yang dialami oleh anak dalam hal kemampuannya untuk

bertingkah laku dengan cara yang baru dan perubahan tingkah laku

merupakan hasil dari pengalamannya.

Kesimpulan dari beberapa teori di atas perubahan yang ditunjukkan

merupakan hasil dari pengalamannya, selain itu pengetahuan baru dapat

dibangun berdasarkan pengalaman itu juga. Teori Konstruktivisme

menjelaskan pengalaman sangat berperan penting bagi pertumbuhan dan

perkembangan anak. Selain itu anak dapat belajar dan mengenal konsep yang

diciptakan sendiri, sehingga anak dapat merangkai kata-kata menjadi kalimat

(33)

menjadi kalimat yang sempurna atau utuh. Sedangkan teori behaviorisme

dapat digunakan untuk pembiasaan atau pengulangan secara terus menerus

yang berhubungan dengan keterampilan dalam menggunakan kosakata.

B. Pengertian Belajar

Pengertian belajar sudah lama dikenal, dan dapat ditemukan dalam berbagai

sumber atau literatur. Bahkan banyak ahli yang mencoba mendefinisikan dan

membuat tafsirannya sendiri tentang arti belajar itu sendiri, diantaranya oleh

Abdillah dalam Aunurrahman (2012: 35) menyatakan belajar adalah suatu

usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik

melalui latihan dan pengalaman. Pendapat lain juga dikemukakan oleh

Sardiman (2008: 21) yang menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan

tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan

membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

Sedangkan menurut Slameto (2010: 2) belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.

Kesimpulan dari pendapat-pendapat di atas, belajar dapat diartikan proses

yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan dari lingkungannya dan

menghasilkan informasi yang baru, sehingga membuat seseorang yang tidak

tahu menjadi tahu. Proses yang kompleks atau usaha yang dilakukan, yang

dapat menyebabkan perubahan dari tidak bisa menjadi bisa, baik pengetahuan

(34)

C. Aktivitas Belajar

Setiap individu memiliki aktivitas dalam belajar yang berbeda-beda. Aktivitas

ini memiliki pengaruh pada hasil belajar setiap anak. Aktivitas yang

dilakukan dapat berupa kegiatan anak baik jasmani maupun rohani.

Keberhasilan belajar anak ditentukan oleh aktivitas dalam merespon pada saat

proses belajar mengajar terjadi seperti: bertanya, menjawab, bercerita,

melakukan sesuatu (dalam kegiatan jasmani), dll. Seperti yang dikemukakan

oleh Abdurrahman dalam Soemanto (2000:105) bahwa aktivitas belajar

adalah seluruh kegiatan siswa baik kegiatan jasmani maupun kegiatan rohani

yang mendukung keberhasilan belajar.

Sedangkan ada beberapa pendapat para ahli mengenai aktivitas belajar

diantaranya dikemukakan oleh Sardiman (2001: 93) menjelaskan bahwa

aktivitas belajar adalah prinsip yang berorientasi pada pandangan jiwa lama

dan modern. Sedangkan menurut Soemanto (2000: 104) aktivitas belajar atau

kegiatan belajar adalah segala bentuk kegiatan belajar siswa yang

menghasilkan suatu perubahan yaitu hasil belajar yang dicapai.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas

belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh anak, baik berupa kegiatan

jasmanai maupun kegiatan rohani yang menghasilkan suatu perubahan dan

mendukung keberhasilan belajar, selain itu aktivitas belajar berorientasi pada

(35)

D. Perkembangan Bahasa

Salah satu bidang pengembangan dalam pertumbuhan kemampuan dasar anak

usia dini yang perlu dikembangkan adalah pengembangan bahasa. Bahasa

dapat berkembang sesuai dengan tingkatan usia yang dimiliki seseorang,

semakin bertambah umur seseorang semakin baik bahasa yang dimiliki.

Menurut Brown (2008: 6) bahasa adalah keterampilan khusus yang kompleks, berkembang dalam diri anak-anak secara spontan, tanpa usaha sadar atau instruksi formal, dipakai tanpa memahami logika yang mendasarinya, secara kualitatif sama dalam diri setiap orang, dan berbeda dari kecakapan-kecakapan lain yang bersifat lebih umum dalam memproses informasi atau berprilaku secara cerdas.

Keterampilan dalam berbahasa seseorang dapat meningkat, semakin

bertambah pengalamannya maka semakin banyak penguasaan kosakata.

Bahasa juga berkembang secara sepontan ketika anak sedang berkomunikasi

dengan orang lain pengetahuannya pun akan bertambah.

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Vygotsky dalam Susanto Ahmad (2012:

73) bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan ide dan bertanya, dan

bahasa juga menghasilkan konsep dan kategori-kategori untuk berfikir.

Bahasa memungkinkan anak untuk dapat menerjemahkan pengalaman ke

dalam simbol-simbol yang dapat digunakan anak untuk berkomunikasi

dengan masyarakat selain itu juga dapat digunakan untuk berfikir

(memecahkan masalah).

Kesimpulanya bahasa adalah keterampilan dalam berkomunikasi

(mengekspresikan ide), berkembang secara sepontan di dalam diri anak dan

menghasilkan pengetahuan yang baru yang digunakan untuk bersosialisasi

(36)

Para ahli berpendapat bahwa anak dilahirkan tanpa membawa kemampuan

apa-apa dan lingkunganlah yang berpengaruh dalam hal tersebut.

Menurut Brown (2008: 28) menyatakan pandangannya bahwa anak-anak lahir dengan tabula rasa, sebidang papan tulis bersih tanpa pemahaman tertentu tentang dunia dan bahasa, anak-anak itu kemudian dibentuk oleh lingkungan mereka pelahan-lahan dikondisikan melalui berbagai dorongan terprogram. Pandangan ini diwakili oleh B.F Skinner, yang menekankan bahwa proses pemerolahan bahasa pertama dikendalikan dari luar diri si anak, yaitu oleh rangsangan yang diberikan melalui lingkungan.

Ketika anak memiliki kecerdasan tetapi tidak dipergunakan maka tidak akan

berkembang, sama halnya ketika anak memiliki kecerdasan dalam berbahasa

ketika tidak sering dipergunakan maka bahasa anak tidak akan berkembang.

Lingkungan sangat berperan dalam mengembangkan bahasa anak. Anak tidak

sekadar meniru bahasa yang mereka dengarkan, tapi ia juga mampu menarik

kesimpulan yang ada maka dari itu anak perlu mendapatkan model

pembelajaran bahasa sejak dini. Jadi bahasa bukan merupakan bawaan dari

dalam diri anak melainkan dibentuk oleh lingkungannya.

Menurut Sunarto & Agung Hartanto (2006: 139-140) ada 5 faktor yang

mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu:

a. Umur Anak

Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya, bertambah pengalaman, dan meningkat kebutuhannya. Bahasa seseorang akan berkembang sejalan dengan pertambahan pengalaman dan kebutuhan.

b. Kondisi lingkungan

Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi adil yang cukup besar dalam berbahasa.

c. Kecerdasan anak

(37)

d. Status sosial ekonomi keluarga

Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak. Dengan kata lain pendidikan keluarga berpengaruh pula terhadap perkembangan bahasa. e. Kondisi fisik

Kondisi fisik di sini yang dimaksud kondisi kesehatan anak yang dapat mengganggu perkembangan ber4komunikasi dan tentu saja akan mengganggu perkembangannya dalam berbahasa.

Faktor-faktor perkembangan bahasa di atas dapat terlihat bahwa

perkembangan bahasa anak selain dipengaruhi dari dalam diri terdapat juga

faktor dari luar, seperti kondisi lingkungan dan status sosial ekonomi. Anak

yang diasuh dengan kondisi lingkungan keluarga yang berkelainan (tuli dan

bisu), maka anak tersebut secara tidak langsung akan terbawa kebiasaan

keluarganya tersebut sehingga membuat anak menjadi tidak bisa berbicara

dengan lancar.

1. Pengertian Kosakata Dasar Anak Usia Dini

Kosakata dapat disebut juga pembendaharaan kata yang terdapat dalam

suatu bahasa. Kualitas keterampilan berbahasa seseorang sangat

bergantung pada kuantitas serta kualitas kemampuan kosakata yang

dimilikinya. Semakin kaya atau semakin bagus kemampuan penguasaan

kosakatanya maka semakin terampil pula dalam berbahasanya.

Menurut Soedjito (2009: 24) kosakata atau perbendaharaan kata diartikan sebagai:

a. Semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa.

b. Kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara atau penulis. c. Kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan

(38)

Sedangkan dalam KBBI (Depdiknas, 2001:513) kata adalah unsur bahasa

yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan

perasaan dan fikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa.

Menurut Hurlock (1978: 186) dalam mengembangkan kosakata, anak harus belajar mengaitkan arti dengan bunyi. Karena banyak kata yang memiliki arti yang lebih dari satu dan sebagian kata bunyinya hampir sama, tetapi memiliki arti yang berbeda, maka membangun kosakata jauh lebih sulit daripada mengucapkannya.

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kosakata merupakan

kata-kata yang dimiliki oleh seseorang untuk digunakan dalam berbahasa

(berkomunikasi) baik secara lisan maupun tulisan dan digunakan untuk

menuangkan ide atau pendapat (perasaan), atau dapat diartikan kosakata

dasar anak merupakan perbendaharaan kata yang dimiliki oleh anak

untuk mengungkapkan perasaan dan ide yang dimiliki. Penguasaan

kosakata sangat penting dalam berbahasa, semakin kaya kosakata yang

dimiliki oleh seseorang semakin besar pula keterampilan seseorang

dalam berbahasa.

2. Jenis-Jenis Kosakata Dasar Anak Usia Dini

Seiring dengan perkembangan dan pengalaman anak dalam berinteraksi

(berkomunikasi) dengan lingkungannya, kosakata dasar anak usia dini

dapat berkembang dengan pesat sesuai dengan perkembangan jaman dan

kata-kata baru pun akan bermunculan. Menurut Musfiroh, Tadkiroatun

(2005: 56) Secara garis besar, kata-kata tersebut meliputi nomina (kata

(39)

Sedangkan Menurut Hurlock (1978: 187) anak mempelajari dua jenis kosakata yakni kosakata umum dan kosakata khusus. Kosakata umum terdiri atas kata yang dapat digunakan dalam berbagai situasi yang berbeda. Kosakata khusus terdiri atas kata arti spesifik yang hanya digunakan pada situasi tertentu, seperti berikut:

a. Kosakata Umum: Kata benda, kata kerja, kata sifat, kata keterangan, kata perangkai dan kata ganti.

b. Kosakata Khusus: Kosakata warna, kosakata waktu, kosa kata uang,

kosakata ucapan popular, kosakata sumpah, bahasa rahasia.

Kosakata dasar ini lah yang harus dimiliki oleh anak usia dini untuk

mempermudah mereka dalam berkomunikasi dengan orang lain dan

dapat mengembangkan kreativitas dalam berbicara.

E. Media Pembelajaran

Media pembelajaran biasannya digunakan untuk membantu atau

mempermudah dalam proses belajar mengajar (menyampaikan materi). Kata

media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟,

„perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely dalam

Arsyad, Azhar (2007: 3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara

garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi

yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau

sikap. Sedangkan menurut Muhammad, Fadlillah (2012: 206) media

merupakan suatu alat yang dijadikan sebagai saran perantara untuk

menyampaikan sebuah pesan, supaya pesan yang diinginkan dapat

tersampaikan.

Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan

(40)

cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk

menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Seperti yang dikemukakan oleh Aqib, Zainal (2014: 50) media pembelajaran

adalah “segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan

merangsan terjadinya proses belajar pada si pembelajar (siswa). Makna media

pembelajaran lebih luas adalah alat peraga, alat bantu mengajar, media atau

visual”.

Jadi media merupakan alat bantu yang digunakan untuk mempermudah dalam

menyampaikan pesan atau materi dan merangsang terjadinya proses belajar

mengajar yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan, atau sikap.

1. Macam-macam Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar

cukup bervariatif dan memiliki bentuk yang beranekaragam, membuat

anak bersemangat untuk belajar atau bermain.

Menurut Fadlillah, Muhammad (2012: 211) macam-macam media

pembelajaran untuk anak usia dini dapat digolongkan menjadi tiga,

sebagai berikut:

a. Media Audio

Media audio adalah sebuah media pembelajaran yang mengandung

pesan dalam bentuk auditif (pendengaran), serta hanya

mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio dan kaset.

b. Media Visual

Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan, seperti poster, kartun, dan komik.

c. Media Audio Visual

(41)

Sedangkan pendapat lain dikemukakan Edgar Dale dalam Aqib Zainal

(2014: 49) klasifikasi 11 tingkat pengalaman belajar dari yang paling

konkret sampai yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian

dikenal dengan nama “Kerucut Pengalaman”, seperti pada gambar

berikut:

Abstrak

Verbal

Symbol

Visual

Radio

Film

Verbal

Tv

Wisata

Demonstras

Partisipasi

Observasi Konkret

Pengalaman langsuung

Gambar 1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Aqib, Zainal 2014: 49)

Dari gambar 1 di atas dapat disimpulkan bahwa anak belajar dari yang

konkret atau nyata keabstrak. Berikut ini jenis-jenis dan karakteristik

media menurut Aqib, Zainal (2014: 52), sebagai berikut:

a. Jenis Grafis (Simbol-simbol Komunikasi visual)

1) Gambar/foto

2) Sketsa

(42)

4) Bagan

b. Media Audio (dikaitkan dengan indra pendengaran)

1) Radio

2) Alat perekam

3) Multimedia (dibantu proyektor LCD), misalnya file program

computer multimedia.

Sedangkan menurut Arsyad, Azhar (2011: 29-33) media pembelajaran

dapat dibedakan ke dalam empat kelompok, yaitu:

a. Media hasil teknologi cetak

Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau

menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Kelompok media hasil teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto atau reprentasi fotografik dan reproduksi, materi cetak dan visual merupakan dasar pengembangan dan penggunaan kebanyakan materi pembelajaran lainnya. Teknologi cetak memiliki cirri-ciri sebagai berikut:

1) Teks dibaca secara linear, sedangkan visual diamati berdasarkan ruang.

2) Baik teks maupun visual menampilkan komunikasi satu arah dan reseptif.

3) Teks dan visual ditampilkan statis (diam).

4) Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip

kebahasaan dan persepsi visual.

5) Baik teks maupun visual berorientasi (berpusat) pada siswa. 6) Informasi dapat diatur kembali atau ditata ulang oleh pemakai. b. Media hasil teknologi audio-visual

Media ini diterapkan dengan cara menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio-visual. c. Media hasil teknologi yang berdasarkan computer

Media ini diterapkan dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor.

d. Media gabungan teknologi cetak dan computer

(43)

Dari penjelasan diatas, media yang sering digunakan oleh guru pada

umumnya adalah media hasil teknologi cetak seperti buku, majalah,

LKS, koran, foto, gambar, dll. Media cetak seperti ini mudah untuk

didapat dan tidak memerlukan biaya yang banyak untuk

memperolehnya, namun pada penggunaanya harus disesuaikan dengan

tingkatan usia anak tersebut.

2. Pengertian Buku Gambar Bercerita

Gambar dapat dipergunakan sebagai media dalam penyelenggaraan

proses pendidikan sehingga memungkinkan terjadinya proses

belajar-mengajar.

Menurut Nurgiyantoro, Burhan (2013:154) buku bergambar dapat menunjukkan pada pengertian yang beragam. Dalam pengertian sempit ia mungkin sekedar dilihat sebagai format buku bergambar, artinya buku-buku yang di dalamnya ada gambar-gambarnya, sedang pengertian luas ia dapat mencakup berbagai jenis buku bergambar seperti buku cerita bergambar, buku informasi, buku konsep, buku berhitung dan lain-lain.

Buku bergambar merupakan buku yang disajikan dengan menggunakan

teks dan ilustrasi atau gambar. Buku ini biasanya ditujukan pada

anak-anak. Untuk anak TK dan anak usia SD kelas rendah, gambar berperan

penting dalam proses belajar membaca dan menulis. Buku bergambar

lebih dapat memotivasi mereka untuk belajar. Dengan buku bergambar

yang baik, anak-anak akan terbantu dalam proses memahami dan

memperkaya pengalaman dari cerita. Dengan demikian buku-buku

anak-anak sebaiknya diperkaya dengan gambar, baik gambar sebagai alat

(44)

Jadi buku gambar bercerita adalah buku yang disajikan dengan

menggunakan teks dan gambar yang di dalamanya menggandung cerita

tertentu dan memiliki perpaduan warna yang menrik.

3. Manfaat Buku Gambar Bercerita

Buku bergambar adalah sebuah buku yang menjajarkan cerita dengan

gambar. Kedua elemen ini bekerjasama untuk menghasilkan cerita

dengan ilustrasi gambar. Biasanya buku-buku bergambar dimaksudkan

untuk mendorong ke arah apresiasi dan kecintaan terhadap buku. Selain

ceritanya secara verbal harus menarik, buku harus mengandung gambar

sehingga mempengaruhi minat siswa untuk membaca.

Buku bergambar dapat digunakan untuk membantu anak mengenal

lingkungan dan situasi yang berbeda dengan lingkungan mereka. Dengan

buku bergambar siswa dapat mengenal karakteristik pelaku, latar, yakni

waktu dan tempat terjadinya cerita, serta situasi. Di samping itu menurut

Mitchell dalam Nurgiyanto, Burhan (2013:159) menunjukkan beberapa

hal tentang fungsi atau manfaat buku cerita bergambar atau buku gambar

bercerita bagi anak sebagai berikut:

a. Buku cerita bergambar dapat membantu anak terhadap pengembangan

dan perkembangan emosi.

b. Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk belajar tentang dunia.

c. Buku cerita bergambar dapat membantu anak belajar tentang orang lain, hubungan yang ada dan pengembangan perasaan.

d. Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk memperoleh

kesenangan.

e. Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk mengapresiasi keindahan.

(45)

Selain Nurgianto pendapat lain juga dikemukakan oleh Sri, Anitah

(2009:8) manfaat media gambar antara lain:

a. Dapat menerjemahkan ide-ide abstrak ke dalam bentuk yang lebih nyata.

b. Banyak tersedia dalam buku-buku.

c. Sangat mudah dipakai karena tidak membutuhkan peralatan.

d. Relatif tidak mahal.

e. Dapat dipakai untuk berbagai tingkat pelajaran dan bidang studi.

Kesimpulan dari pendapat-pendapat di atas dengan menggunakan buku

bergambar anak dapat memberikan komentar atau reaksi terhadap

gambar, misalnya orang, benda, dan tempat, warna yang ditampilkan,

ilustrasi/gambar serta karakter dan perubahan objek termasuk

perkembangan cerita dari awal hingga akhir. Dengan mengajukan dan

menggali komentar anak, guru dapat memahami suatu bahasa mereka

dan kebiasaan anak dalam bereaksi terhadap buku. Selanjutnya guru

dapat membantu anak mempertajam kemampuan anak untuk

mengekspresikan apa yang mereka perhatikan dan juga membantu cara

mereka beraksi terhadap buku bergambar. Cerita dapat membantu anak

memahami dunianya dan kemudian membicarakannya dengan pihak lain.

Cerita dapat memotivasi, memperkaya perbendaharaan kata dan mudah

diperoleh.

4. Kekurangan Buku Gambar Bercerita

Buku gambar bercerita selain memiliki kelebihan juga memiliki

kekurangan. Kekurangan buku gambar bercerita (media gambar) menurut

(46)

a. Kadang-kadang terlampau kecil untuk ditunjukkan di kelas besar.

b. Gambar mati adalah gambar dua dimensi. Untuk menunjukkan

dimensi yang ketiga (kedalam benda), harus digunakan satu seri gambar dari objek yang sama tetapi dari sisi yang berbeda.

c. Tidak dapat menunjukkan gerak.

d. Anak tidak selalu mengetahui bagaimana membaca

(menginterpretasikan) gambar.

Pendapat lain juga di kemukakan oleh Arif, Sadiman (2009: 31)

kekurangan penggunaan media gambar sebagai media pendidikan, yaitu:

a. Gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata.

b. Gamba/foto benda yang terlalu kompleks kurang ektif untuk kegiatan

pembelajaran.

c. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

Kesimpulanya kekurangan buku gambar bercerita antara lain ukuran

(membuat anak kesulitan untuk memahaminya), dan objek yang tidak

bisa bergerak. Ini dapat diatasi dengan membuat media buku gambar

bercerita yang lebih besar dan juga terdapat variasi dalam

menggunakannya agar lebih menarik bagi anak usia dini.

5. Langkah-langkah Menggunakan Buku Gambar Bercerita

Langkah-langkah dalam menggunakan buku gambar bercerita mirip

dengan cara-cara dalam bercerita dengan menggunakan media gambar

lepas dan gambar buku menurut Musfiroh, Tadkiroatun (2005: 145)

sebagai berikut:

a. Pilihlah gambar yang bagus, sesuai dengan isi cerita, berukuran agak besar, dicetak dalam kertas yang relatif tebal, memiliki tata warna yang indah dan menarik.

b. Urutkan gambar terlebih dahulu, kuasai dengan baik detil cerita yang dikandung oleh gambar dalam setiap lembarnya.

c. Perlihatkan gambar pada anak secara merata sambil terus bercerita. Gambar harus menghadap anak.

(47)

e. Gambar dalam posisi kiri atau didada, dan tidak menutup wajah guru.

f. Jika perlu, gunakan telunjuk untuk menunjuk objek tertentu dalam gambar demi kejelasan cerita, seperti menunjuk gambar binatang, pohon atau benda lain.

g. Sambil bercerita, perhatikan reaksi anak. Amati apakah mereka memperhatikan gambar atau tidak.

Kesimpulanya langkah-langkah di atas dapat diterapkan pada penggunan

media buku gambar bercerita, baik buku gambar yang diperoleh secara

membeli atau membuat sendiri.

F. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Sri Astuti Nugraha,

A.A. Istri Ngurah Marhaeni, Nyoman Tika tahun 2012/2013 dalam penelitian

yang berjudul “Penggunaan Metode Bercerita Dengan Media Gambar Dalam

Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Dan Sikap Mandiri Anak

Kelompok A Tk Negeri Pembina Bangli Tahun Ajaran 2012/2013”, dapat

disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran menggunakan metode bercerita

dengan media gambar secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan

berbahasa dan sikap mandiri anak sesuai indikator yang diharapkan.

Menurut Dian Utami Dewi, Muhamad Ali, Sutarmanto tahun 2013 dalam

penelitian yang berjudul “Penggunaan Media Audio Visual Untuk

Meningkatkan Perolehan Kosakata Bahasa Indonesia Anak”, dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut 1) Rencana pembelajaran dengan menggunakan

media audio visual pada anak usia 5-6 tahun dalam IPKG 1 siklus 1 diperoleh

2,87 dan IPKG 2 Siklus 2 diperoleh 3,1. 2) Respon yang ditunjukkan oleh

(48)

sehingga anak mampu mengulang/menyebutkan kata-kata pada slide kartun

rata-rata berkembang sangat baik sebanyak 14 orang anak atau 66,7 % dari 21

orang anak sedangkan menceritakan kembali film animasi kartun yang

ditonton sebanyak 13 orang anak atau 61,9 % dari 21 orang anak.

G. Kerangka Pikir

Kosakata dasar merupakan perbendaharaan kata yang dimiliki anak untuk

mengekspresikan ide dan perasaan mereka. Perbendaharaan yang dimiliki

anak berupa kata umum dan khusus. Media pembelajaran merupakan alat

untuk membantu guru dalam menyampaikan materi atau pembelajaran supaya

mudah dipahami oleh anak.

Pada umumnya dalam proses belajar mengajar guru tidak menggunakan

media dan dalam menyampaikan informasi guru hanya menyampaikannya

secara lisan kepada anak tanpa menunjukkan alat bantu berupa media. Selama

proses pembelajaran guru lebih aktif bertindak sebagai pemberi informasi dan

anak hanya menerima informasi dengan cara mendengarkan dan menyimak,

sehingga anak cenderung tidak aktif di dalam kelas.

Pemahaman anak masih tergolong rendah sehingga setiap ada informasi atau

kata-kata baru yang disampaikan anak tidak dapat mengingatnya lebih lama

dan cenderung tidak bisa menggunakan kata-kata tersebut dikarenakan anak

tidak mengerti dengan apa yang dimaksudkan (arti kata tersebut), hal tersebut

membuat kosakata dasar anak tergolong masih rendah. Selain itu penggunaan

dan pemilihan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan kosakata

(49)

Salah satu media yang dapat meningkatkan kosakata dasar anak adalah media

yang nyata atau kongkrit dan menyerupai bentuk asli atau bisa mewakili apa

yang disampaikan seperti miniatur, gambar atau foto sehingga anak dapat

dengan mudah memahami apa arti kata tersebut. Kosakata dasar anak akan

meningkat apabila media yang digunakan menarik perhatian si anak sehingga

anak akan merasa senang dan tidak bosan pada saat proses belajar mengajar

berlangsung.

Buku gambar bercerita adalah salah satu media yang dapat meningkatkan

kosakata dasar anak. Dengan menggunakan media buku gambar bercerita

tersebut anak akan aktif, mereka akan bertanya (berkomunikasi), suasana

kelas tidak monoton dan dapat meningkatkan kosakata dasar anak. Secara

tidak langsung media buku gambar bercerita ini akan mempengaruhi anak

untuk mengetahui secara detail tentang informasi yang disampaikan (gambar

yang ditampilkan atau ditunjukkan).

Kelebihan media buku gambar ini adalah dapat memberikan masukan bahasa

kepada anak dalam arti dapat memerikan informasi tentang kata-kata baru

dan dapat meningkatkan kosakata dasar pada anak. Selain itu buku gambar

juga dapat merangsang pengelihatan anak (memberikan masukan visual)

sehingga anak akan mengetahui kata benda beserta bentuknya dan dapat lebih

mudah diingat oleh anak dikarenakan anak usia dini belajar dari yang

kongkrit (nyata) ke abstrak.

Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pikir dalam penelitian ini dapat

(50)

Gambar 2. Kerangka Pikir

Keterangan:

X : Aktivitas Belajar Menggunakan Media Buku Gambar Bercerita

Y : Kosakata Dasar Anak

H. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Rumus Hipotesis Nol (Ho)

Tidak ada pengaruh aktivitas belajar menggunakan media buku gambar

bercerita terhadap peningkatan kosakata dasar anak kelompok B.

2. Rumusan Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada pengaruh aktivitas belajar menggunakan media buku gambar

bercerita terhadap peningkatan kosakata dasar anak kelompok B.

(51)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode ini menggunakan metode Pre-Experimental Design, menurut

Sugiyono (2011: 109) dikatakan Pre-Experimental Design, karena desain

ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh dan masih terdapat

variable luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variable

dependen.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian Pre-Exsperimental menggunakan One Grup Pretest-Posttest. Pada penelitian ini, diberikan pre-test sebelum diberi perlakuan.

Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena

dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan

(Sugiyono, 2011:110). Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3. Desain One Grup Pretest-Posttest

X

O2

(52)

Keterangan:

O1 :Pre-Test diberikan sebelum menggunakan media BGB

X :Pemberian atau pengunaan media BGB (Buku Gambar Bercerita)

O2 :Post-Test diberikan setelah menggunakan media BGB

B. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Pembuatan kisi-kisi instrument penelitian, dapat dilihat pada

Lampiran 3.

b. Membuat Rancangan Kegiatan Harian (RKH) menggunakan media

buku gambar bercerita, dapat dilihat pada Lampiran 5.

c. Pembuatan lembar observasi/ pedoman observasi, dapat dilihat pada

Lampiran 4.

d. Menyiapkan media berupa buku gambar bercerita, contoh media,

dapat dilihat pada Lampiran 7.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pertemuan akan dilakukan 6 (enam) kali pertemuan

b. Lembar observasi/ pedoman observasi digunakan sebelum dan

sesudah pemberian perlakuan menggunakan media buku gambar

bercerita.

3. Tahap Pengumpulan

a. Pengamatan pada pembelajaran konvensional menggunakan lembar

(53)

b. Pelaksanaan pembelajaran dengan media buku gambar bercerita dan

diamati dengan lembar observasi/ pedoman observasi.

4. Tahap Akhir

Pengolahan dan analisis data hasil penelitian yang diperoleh dengan

instrument penelitian dan lembar observasi/ pedoman observasi.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelompok B TK Dharma Wanita Persatuan

Pringsewu, alamat Jl. Jendral Sudirman No.1 Pringsewu Kec.Pringsewu

Selatan Kab.Pringsewu Provinsi Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester Genap Tahun Pelajaran

2014/2015, dari bulan Februari - Maret 2015 selama 5 minggu

berturut-turut pukul 07.30-10.00 WIB. Pembelajaran dilaksanakan selama 150

menit untuk setiap pertemuannya, dapat dilihat secara lebih rinci pada

tabel di bawah ini:

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Kelompok Tangal Pertemuan Tema/ Sub Tema

B

23 Februari 2015 1 Profesi/ Dokter

26 Februari 2015 2 Profesi/ Pemadam Kebakaran

2 Maret 2015 3 Air, api & udara/ Air

5 Maret 2015 4 Air, api & udara/ Air

9 Maret 2015 5 Air, api & udara/ Api

(54)

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Semua anak di kelompok B yang berusia 5-6 tahun terdiri dari 30 siswa

(14 perempuan dan 16 laki-laki) di TK Dharma Wanita Persatuan

Pringsewu.

2. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan sampling

jenuh (penuh) atau samping total. Menurut Sugiyono (2011:124-125)

Sampling jenuh (penuh) ini adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel. Jika jumlah populasi

relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat

generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel

jenuh (penuh) adalah sensus, dimana semua anggota populasinya

dijadikan sampel.

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas

(independen) dan variabel terikat (dependen).

a. Variabel bebas menurut Sugiyono (2011: 61) merupakan variabel

yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya variabel

(55)

aktivitas belajar menggunakan media buku gambar bercerita yang

dilambangkan dengan (X).

b. Variabel terikat menurut Sugiyono (2011: 61) merupakan variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel

bebas. Variabel terikat (Y) adalah peningkatan kosakata dasar anak

usia dini.

2. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel a. Aktivitas Belajar

Definisi Konseptual: Menurut Abdurrahman dalam Soemanto (2000: 105) bahwa aktivitas belajar adalah seluruh kegiatan siswa

baik kegiatan jasmani maupun kegiatan rohani yang mendukung

keberhasilan belajar. Jadi aktivitas merupakan segala sesuatu atau

kegiatan yang dilakukan anak.

Definisi Operasional : Aktivitas belajar adalah segala sesuatu yang dilakukan atau dikerjakan anak dalam proses belajar mengajar.

Aktivitas belajar dapat ditunjukkan dengan mendengarkan atau

menyimak saat orang lain berbicara, mengerjakan perintah yang

diberikan, bertanya sesuai dengan materi yang dibahas dan

menjawab pertanyaan yang diberikan. Indikator dan kisi-kisi dapat

dilihat pada Lampiran 3.

b. Kosakata Dasar Anak

(56)

perwujudan kesatuan perasaan dan fikiran yang dapat digunakan

dalam berbahasa. Jadi kosakata dasar adalah kata-kata dasar yang

dimiliki oleh anak yang digunakan untuk mengungkapkan

perasaannya.

Definisi Operasional: Kosakata dasar merupakan perbendaharaan kata yang dimiliki anak untuk mengungkapkan ide atau perasaanya,

meliputi kata-kata umum dan khusus, anak dikatakan memiliki

kosakata yang baik (meningkat) apabila anak dapat menyebutkan

banyak kata-kata umum dan khusus, bercerita dengan kata-kata yang

bervariatif, bertanya dan menjawab sesuai dengan materi yang

dibahas, menyusun kata menjadi kalimat dan mengelompokkan kata

yang jenisnya. Indikator dan kisi-kisi dapat dilihat pada Lampiran 3.

F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2011: 203) mengemukakan bahwa,

observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan pisikologis. Dua diantara

yang penting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, peneliti

berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam

(57)

Observasi dilakukan oleh peneliti sebelum diberi perlakuan, saat

diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan

media buku gambar untuk mengetahui perkembangan kosakata di

kelas B TK Dharma Wanita Persatuan Pringsewu.

b. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2011: 329) dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,

gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dalam

penelitin ini teknik dokumentasi yang digunakan untuk memperoleh

data sebagai penunjang dalam penelitian ini.

Dokumentasi dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang

akurat dan jelas dari sekolah.

2. Instrumen Penelitian

Lembar Observasi/ Pedoman Observasi

Menurut Fadlillah, Muhammad (2012: 230) pedoman observasi yang

digunakan guru dapat berbentuk daftar cek (check list) yang bersifat

terstruktur dan tidak terstruktur.

Panduan observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pedoman observasi bersifat terstruktur, pengisiannya cukup dilakukan dengan memberikan tanda cek (√) pada pernyataan yang menunjukkan

prilaku yang ditampakkan anak.. Lembaran observasi yang

dipergunakan tersebut sebagai alat pengumpulan data dan ditujukan

(58)

sedang melakukan proses pembelajaran di kelas, dapat dilihat pada

Lampiran 4.

G. Teknik Analisis Data

Setelah diberi perlakuan, data yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui

besarnya peningkatan kosakata dasar anak usia dini. Data yang diperoleh

digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis penelitian. Untuk

menyajikan data secara singkat maka perlu menentukan interval, rumus

interval dalam Hadi, Sutrisno (2006: 178) adalah sebagai berikut:

=

(��−��)

Keterangan:

NT = Nilai tertinggi NR = Nilai terendah K = Katagori

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji

analisis data yaitu uji analisis tabel dan analisis hipotesis menggunakan uji

regresi linier sederhana. Adapun langkah-langkah dan rumus yang

digunakan sebagai berikut:

1. Analisis Tabel

Analisis tabel digunakan untuk mengetahui sebaran data yang diperoleh

dari hasil penelitian. Tabel tersebut berbentuk tabel tunggal atau tabel

(59)

2. Analisi Uji Hipotesis

Analisis Uji Regresi Linier Sederhana

Dalam penelitian ini guna mengetahui adanyan pengaruh (Resiprokal),

sehingga teknik yang digunakan dalam menganalisis uji hipotesis

menggunakan uji regresi linier sederhana dengan rumus dalam Sugiyono

(2014: 261) adalah sebagai berikut:

Keterangan :

Ŷ = Subyek dalam variable dependen yang diprediksikan

a = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka

peningkatan atau penurunaan variable dependen yang

didasarkan pada perubahan variable independen. Bila (+) arah

garis naik dan bila (-) arah garis turun.

X = Subyek pada variable independen yang mempunyai nilai tertentu

Untuk menguji hipotesis digunakan uji regresi linier sederhana, sebagai

berikut:

Ho: Tidak ada pengaruh aktivitas belajar menggunakan media buku

gambar bercerita terhadap peningkatan kosakata dasar anak

kelompok B.

(60)

Ha: Ada pengaruh aktivitas belajar menggunakan media buku gambar

bercerita terhadap peningkatan kosakata dasar anak usia

Gambar

GAMBAR BERCERITA TERHADAP PENINGKATAN KOSAKATA
Gambar 1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Aqib, Zainal 2014: 49)
Gambar 2. Kerangka Pikir
Gambar 3. Desain One Grup Pretest-Posttest
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang

Rubrik Seleb merupakan kumpulan berita yang berisi mengenai dunia. selebritis baik yang dirangkum dari selebritis internasional

Baik menggadaikan di pegadain Syariah maupun Konvensional, banyak manfaat yang dapat di terima oleh nasabah yang bersangkutan .Dalam hal ini, jelaslah manfaat yang diperoleh

Saran dari hasil penelitian ini, bahwa remaja hamil pra nikah hendaknya mengenali diri serta memahami kondisinya dan menemukan sendiri pemecahan masalah atas kondisi

Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk menganalisis perubahan penggunaan lahan, perbedaan sifat hidrologi lahan hutan yang dikelola dengan dan tanpa insentif PJL

Berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Negeri Malang Nomor 29.1.23/UN32lKPl2OL5 tanggal 29 Januari 20t5, terhitung mulai tanggal 30 Januari 2015 telah nyata

pole and line di Bitung dengan melihat nilai GZ kapal pada simulasi empat kondisi pemuatan yang berbeda yaitu kondisi kapal kosong, berangkat ke daerah penangkapan,

P6 Pas mau operasi, saat itu kan perut sudah kenceng sudah sakit banget Mikir antara takut sama operasinya, takut nanti bayi saya kenapa-napa, takut opersinya gagal, tapi saya