• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEROLEHAN LABA PADA USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING MENGGUNAKAN MODEL MATEMATIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PEROLEHAN LABA PADA USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING MENGGUNAKAN MODEL MATEMATIKA"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PEROLEHAN LABA PADA USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING MENGGUNAKAN MODEL MATEMATIKA

Oleh

Agnecia Eca Putri

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA SAINS

Pada

Jurusan Matematika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

ANALISIS PEROLEHAN LABA PADA USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING MENGGUNAKAN MODEL MATEMATIKA

Oleh

Agnecia Eca Putri

Dalam era globalisasi dan persaingan yang semakin kuat, dunia bisnis atau usaha bukan menjadi hal yang tabu lagi, dalam bisnis dibutuhkan suntikan dana yang bersumber pada perbankan. Pemodelan matematika yang merupakan cabang ilmu matematika sangat berperan di bidang ilmu-ilmu yang lain. Sebagai contoh pada studi kasus usaha ternak ayam ras pedaging. Dalam suatu usaha diperlukan analisis perolehan laba untuk memperoleh laba maksimal. Perolehan laba tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain frekuensi pembayaran kredit dan jumlah populasi akhir ternak.

Berdasarkan masalah ini maka dapat dibentuk model matematika fungsi kredit dan fungsi populasi ternak setelah waktu yang dipengaruhi oleh angka pertumbuhan ternak ( dan angka kematian ternak ( . Model pertumbuhan populasi ternak yang terbentuk adalah model pertumbuhan populasi eksponensial yaitu dan model matematis fungsi kreditnya yaitu . Dengan kedua model di atas setelah dianalisis secara matematis maka terdapat hubungan yang optimal antara pihak instansi kredit (bank) dengan pengusaha ternak yaitu jika nilai angka pertumbuhan populasi ternak dikurangi angka kematian ( ( = koefisien pembungaan pada bank).

(3)
(4)
(5)
(6)

i 1.1 Latar Belakang dan Masalah ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Matematika ... 4

2.2 Proses Penyusunan Model Matematika ... 4

2.3 Model Pertumbuhan Populasi ... 5

2.4 Fungsi Eksponen ... 6

2.5 Model Populasi Eksponensial ... 6

2.6 Pertumbuhan Eksponensial ... 7

2.7 Persamaan Diferensial Orde Satu ... 9

2.8 Metode Pemisahan Variabel ... 11

(7)

ii 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 18

3.2 Metodelogi Penelitian ... 18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 19

4.2 Pembahasan ... 21

4.2.1 Asumsi Model ... 21

4.2.2 Model Pertumbuhan Populasi Ternak ... 21

4.2.3 Model Matematis Fungsi Kredit ... 24

4.2.4 Analisis Hubungan Optimal Fungsi Kredit dengan Fungi Ternak ... 25

4.2.5 Frekuensi Pembayaran Kredit Per Bulan ... 27

4.2.6 Angka Pertumbuhan Populasi ( ) Pada Ayam Ras Pedaging ... 28

4.2.7 Studi Kasus Hubungan Optimal Fungsi Kredit dengan Fungsi Ternak ... 29

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 39

(8)

iii

(9)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Dalam era globalisasi dan persaingan yang semakin kuat, dunia bisnis atau usaha

bukan menjadi hal yang tabu lagi, baik di negara maju maupun di negara

berkembang. Dalam suatu usaha modal menjadi penopang berdirinya suatu usaha

bagi para pengusaha yang ada di belahan dunia. Setiap usaha membutuhkan

modal baik materi maupun non materi, baik dari pengusaha kecil maupun

pengusaha besar. Tidak semua pengusaha mempunyai modal yang cukup dalam

membangun usaha yang didirikan, bahkan masih banyak pengusaha yang sering

terhambat oleh modal di tengah-tengah proses berjalannya suatu usaha sehingga

mereka membutuhkan suntikan dana atau modal tambahan agar usaha tetap

berjalan baik. Modal tersebut sangat berkaitan bahkan sudah mendarah daging

dalam dunia perbankan. Modal yang diberikan dari pihak bank berupa bunga

pinjaman atau kredit. Bagi masyarakat yang hidup di negara-negara maju

mendengar kata bank sudah bukan merupakan hal yang asing.

Bank merupakan mitra untuk memenuhi kebutuhan ataupun modal bagi para

pengusaha, seperti Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ataupun jenis

(10)

2

faktor-faktor yang harus diperhatikan agar pinjaman atau kredit tersebut menjadi

titik awal bagi kemajuan usaha dan bukan menjadi kerugian dalam berusaha,

contohnya dalam pemilihan bunga kredit. Oleh karena itu pengusaha harus

menganalisis terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan dalam pengambilan

bunga kredit. Selain menganalisis pemilihan bunga kredit pengusaha harus

melihat faktor lain yang dapat berpengaruh pada masalah kredit dan bunga kredit,

seperti dari segi usaha yang di jalankannya, pengusaha harus membuat strategi

yang baik agar hubungan antara usaha dan modal yang dipinjamnya berimbang,

sehingga pengusaha memperoleh grafik laba yang terus meningkat. Akan tetapi

masih ada pengusaha yang belum memahami atau mempertimbangkan hal-hal

tersebut. Sehingga dalam hal ini pemodelan matematika yang merupakan salah

satu cabang ilmu matematika bisa membantu atau memberikan solusi dari

permasalahan tersebut.

Dalam kesempatan ini penulis mengambil contoh objek usaha ternak ayam ras

pedaging atau disebut juga broiler, di mana pertumbuhan populasi ternak sangat

berpengaruh terhadap perolehan laba. Selain itu usaha ternak ayam ras pedaging

merupakan usaha yang menjanjikan karena supply daging ayam di pasaran tinggi

akibat permintaan masyarakat terhadap daging ayam selalu dibutuhkan dari waktu

ke waktu. Selain itu ayam ras pedaging merupakan jenis ras unggulan yang

memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam,

serta dalam waktu yang relatif singkat sekitar 4 minggu sudah bisa dipanen.

Dalam pelaksanaan usaha ternak, setiap peternak selalu mengharapkan

(11)

3

untuk mengukur keberhasilan suatu usaha adalah tingkat keuntungan yang

diperoleh. Oleh karena itu penulis akan menganalisis laba pada usaha ternak ayam

ras pedaging dengan pemodelan matematika.

1.2 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis hanya membahas model pertumbuhan populasi

ternak, hubungan optimal fungsi kredit dan fungsi ternak, menganalisis

variabel-variabel dalam perkreditan yaitu frekuensi pembayaran bunga kredit yang sangat

berpengaruh dalam perolehan laba pihak instansi perkreditan.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengkonstruksi model matematika untuk usaha ternak ayam ras pedaging

dan fungsi kredit serta mencari hubungan yang optimal.

2. Menganalisis laba pada usaha ternak ayam ras pedaging.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Menambah wawasan mengenai penerapan ilmu matematika pada usaha

ternak ayam ras pedaging.

2. Memberikan motivasi kepada mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA

akan pentingnya ilmu matematika bagi disiplin ilmu lain.

(12)
(13)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Model Matematika

Model Matematika adalah uraian secara matematika (sering kali menggunakan

fungsi atau persamaan) dari fenomena dunia nyata seperti populasi, permintaan

untuk suatu barang, kecepatan benda jatuh, konsentrasi dalam reaksi kimia,

harapan hidup seseorang pada waktu lahir, atau biaya reduksi emisi. Tujuan

model adalah memahami suatu fenomena dan mungkin membuat prakiraan

tentang perilaku di masa depan (Stewart, 1999).

2.2 Proses Penyusunan Model Matematika

Proses penyususan model matematika dapat dilakukan dengan tahap-tahap

sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan masalah nyata yang akan dimodelkan.

2. Mengidentifikasi faktor-faktor atau variabel-variabel penting.

3. Menyederhanakan masalah nyata dengan membuat asumsi-asumsi yang

logis atau dengan menggunakan dalil-dalil dalam ilmu-ilmu terkait

misalnya ilmu fisika, biologi, rekayasa dan lain sebagainya.

4. Menterjemahkan masalah nyata tersebut dengan bahasa ilmu matematika.

(14)

5

dalam bentuk persamaan linier, persamaan nonlinier, persamaan

diferensial, pertidaksamaan, bentuk optimisasi, bentuk matrik, bentuk

statistika dan lain sebagainya.

5. Menyelesaikan model matematika. Untuk menyelesaikan model

matematika yang diperoleh, kita perlu mengetahui mengenai

bidang-bidang matematika terkait seperti bidang-bidang aljabar, analisis matematika,

pemrograman komputer dan lain-lain.

6. Menginterpretasikan model matematika, misalnya bisa geometris,

interpretasi fisik, dan lain-lain.

7. Apabila model sudah dianggap cocok, maka biasanya model matematika

dianggap baik dan layak digunakan. Sebaliknya jika model dianggap

belum cocok untuk kasus tertentu, maka model perlu dimodifikasi.

8. Modifikasi model matematika.

(Widodo, 2011)

2.3 Model Pertumbuhan Populasi

Sebuah model untuk pertumbuhan populasi didasarkan pada asumsi bahwa

populasi bertambah dengan laju yang sebanding dengan besarnya populasi. Ini

merupakan asumsi yang masuk akal untuk populasi bakteri atau hewan dalam

kondisi ideal (lingkungan takterbatas, nutrisi yang mencukupi, tidak adanya

pemangsa, imunitas terhadap penyakit).

Identifikasi dan nama variabel-variabel dalam model ini yaitu :

= waktu

(15)

6

= angka pertumbuhan populasi

Laju pertumbuhan populasi adalah turunan . Jadi diasumsikan bahwa laju

pertumbuhan populasi sebanding dengan besarnya populasi, dapat dituliskan

sebagai persamaan :

(2.1)

(Stewart, 1999)

2.4 Fungsi Eksponen

Fungsi eksponen umum :

Definisi :

=

Fungsi eksponen asli :

Fungsi eksponen asli didefinisikan sebagai invers dari logaritma asli dan

dinyatakan oleh ekp. Jadi :

(Purcell et al, 2003)

2.5 Model Populasi Eksponensial

Misalkan menunjukkan ukuran populasi pada waktu menunjukkan

jumlah kelahiran per individu per satuan waktu, dan menunjukkan jumlah

(16)

7

Maka perubahan populasinya adalah sebagai berikut :

[ ] (2.2)

Bagi persamaan (2.2) dengan . Jika mendekati nol, maka diperoleh :

(2.3)

Dengan adalah tingkat pertumbuhan intrinstik dari populasi. Model

(2.2) menggambarkan populasi akan tumbuh secara eksponensial jika dan

akan menurun secaraeksponensialjika (Hallam and Levin, 1986).

2.6 Pertumbuhan Eksponensial

Definisi laju pertumbuhan eksponensial adalah :

(2.4)

Secara umum laju pertumbuhan ini bergantung pada waktu. Itu berarti dikalkulasi

pada interval dari panjang waktu . Berdasarkan definisi ini laju pertumbuhan

juga bergantung pada ukuran interval waktu. Kemungkinan yang lebih menarik

adalah laju pertumbuhan saat itu

(2.5)

Laju pertumbuhan populasi yaitu laju perubahan dalam populasi setiap individu.

Dengan kata lain laju perubahan populasi, sebanding dengan laju pertumbuhan

R waktu populasi N. Sebagai model pertama, diasumsikan laju pertumbuhan

adalah tetap. Jika laju pertumbuhan adalah tetap , maka pertumbuhan populasi

digambarkan dengan solusi untuk persamaan diferensial linier orde pertama

(17)

8

(2.6)

Yang memenuhi kondisi awal

(2.7)

Solusi secaraeksponensial

(2.8)

Digambarkan dalam gambar berikut :

(18)

9

Gambar 2. Peluruhan Populasi

Pada gambar 1 jika > 0 sebuah pertumbuhan populasi jika laju pertumbuhan

bernilai positif.

Sedangkan pada gambar 2 jika 0 peluruhan populasieksponensial jika laju

pertumbuhan bernilai negatif (Ini sangat tepat atau cocok pada waktu awal =0)

(Haberman, 1977).

2.7 Persamaan Diferensial Orde Satu

Pengertian turunan dalam subbab ini yang akan digunakan dianggap sudah

diketahui dengan baik sehingga tidak dimasukkan. Persamaan diferensial adalah

persamaan yang memuat turunan-turunan satu atau lebih peubah tak bebas

(19)

0 0



turunan pertama dari y. Hubungan antara perubahan y, F

x

, dan f

x,y

yang

dinotasikan dengan dy  f

x,y

dx merupakan suatu persamaan diferensial.

Berikutnya akan diberikan definisi persamaan diferensial orde satu.

Definisi :Diberikan persamaan diferensial orde satu :

dy

Untuk mengetahui ketunggalan solusi dari persamaan diferensial orde satu (2.10)

maka diberikan teorema di bawah ini :

Teorema :Diketahui persamaan diferensial orde satu (2.10) yaitu :

dy

Maka terdapat dengan tunggal penyelesaian Φ dari persamaan diferensial

(2.10) pada interval xx0h dengan h cukup kecil serta memenuhi kondisi:

Φ

x

fungsi linier maka persamaan diferensial di atas adalah persamaan diferensial

(20)

11

persamaan diferensial di atas adalah persamaan diferensial nonlinier orde satu

(Ross, 1984).

2.8 Metode Pemisahan Variabel

Langkah 1. Tulis kembali persamaan :

(2.11)

dalam bentuk yang terpisah :

(2.12)

Langkah 2. Integralkan masing - masing sisi dari persamaan (2.12) untuk

menemukan solusi implisit.

(2.13)

dengan c adalah suatu konstanta bebas.

Langkah 3. Jika mungkin selesaikan y dalam bentuk solusi implisit untuk

memperoleh solusi eksplisit (Farlow, 1994).

2.9 Maksimum dan Minimum Pada Fungsi

Jika suatu fungsi berlaku untuk batas-batas tertentu yaitu dimana

, mempunyai kemiringan ke bawah seperti terlihat pada gambar 3,

maka fungsi tersebut dinamakan fungsi yang menurun (decreasing function).

Dalam hal ini fungsi y menurun pada saat nilai x bertambah sehingga kemiringan

kurva yaitu . Sebaliknya apabila fungsi itu mempunyai kemiringan

(21)

12

dinamakan fungsi yang menaik (increasing function). Dalam hal ini fungsi y

menaik pada saat nilai x bertambah, sehingga kemiringan kurva yaitu

y y = f(x)

a b

x

Gambar 3. Grafik Fungsi Menurun

y

y = f(x)

a b

x

Gambar 4. Grafik Fungsi Menaik

(22)

13

2.10 Kredit

Definisi :

Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain

yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan pemberian bunga.

1. Dilihat dari segi kegunaan

a. Kredit investasi

b. Kredit modal kerja

2. Dilihat dari segi jangka waktu

a. Kredit jangka pendek

b. Kredit jangka menengah

c. Kredit jangka panjang

3. Dilihat dari segi sektor usaha

a. Kredit pertanian

(23)

14

Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang

berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual

produknya. Bunga bagi bank juga dapat diartikan sebagai harga yang harus

dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dan harga yang harus dibayar

oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). (Kasmir, 2002)

(24)

15

2.12 Bunga Sederhana

Dengan konsep bunga sederhana, besarnya bunga dihitung dari nilai pokok awal

( dikalikan dengan tingkat bunga ( dan waktu

( . Perhitungan bunga ini dilakukan satu kali saja yaitu pada akhir

periode atau pada tanggal pelunasan. Secara matematis, hal ini dapat dinyatakan

dalam persamaan sebagai berikut :

(2.15)

Dengan (bunga sederhana)

(pokok)

(tingkat bunga/tahun)

(waktu dalam tahun)

Karena satuan adalah tahun, jika waktu diberikan dalam bulan maka dapat

menggunakan persamaan sebagai berikut :

Jumlah bulan / 12

Sedangkan jika diberikan dalam hari, akan ada dua metode dalam mencari nilai

, yaitu :

1. Metode Bunga Tepat (Exact Interest Method) atau Sie dengan

= Jumlah hari/365

2. Metode Bunga Biasa (Ordinary Interest Method) atau Sio dengan

Jumlah hari/360

(25)

16

2.13 Bunga Majemuk

Dengan bunga majemuk, bunga yang jatuh tempo ditambahkan ke nilai pokok

pada akhir setiap periode perhitungan bunga untuk mendapatkan pokok yang

baru. Perhitungan bunga untuk periode berikutnya akan didasarkan pada nilai

pokok baru ini dan bukan pada nilai pokok awal, demikian seterusnya. Periode

perhitungan bunga adalah periode bunga dihitung untuk ditambahkan ke pokok

periode perhitungan bunga, dapat dinyatakan dalam bulanan, triwulanan,

semesteran atau tahunan.

Untuk mempermudah perhitungan bunga majemuk, digunakan notasi sebagai

berikut :

nilai pokok awal

nilai akhir

jumlah periode perhitungan bunga

frekuensi perhitungan bunga dalam setahun

tingkat bunga nominal tahunan dengan periode perhitungan kali per tahun

tingkat bunga per periode perhitungan bunga

Perhatikan bahwa tingkat bunga selalu digunakan dalam perhitungan

bunga majemuk.

Dengan menggunakan notasi dan definisi di atas, persamaan dari bunga majemuk

dapat dinyatakan sebagai berikut:

(2.16)

(26)

17

2.14 Laba

Analisis Biaya Volume Laba (BVL) adalah metode dasar untuk menganalisa

bagaimana hubungan antara tiga faktor yaitu biaya, pendapatan, dan laba. Model

BVL adalah :

Laba = PendapatanTotal Biaya

Total Biaya meliputi elemen biaya tetap dan biaya variabel.

Pendapatan = Biaya Tetap + Biaya Variabel + Laba

(27)
(28)

III. METODELOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jurusan Matematika FMIPA Universitas Lampung

pada semester ganjil (7) tahun 2013.

3.2 Metodelogi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur (jurnal,

buku-buku teks, diktat kuliah) dengan tahap-tahap sebagai berikut :

1. Mengumpulkan bahan literatur serta studi pustaka sebagai bahan refrensi

model pertumbuhan populasi ternak.

2. Mengumpulkan data-data mengenai usaha ternak ayam ras pedaging seperti

analisis keuangan untuk modal serta pendapatan laba dan lain-lain.

3. Menentukan asumsi dan megkonstruksi model pertumbuhan populasi

ternak ayam ras pedaging.

4. Menganalisis hubungan antara fungsi ternak dan fungsi kredit dalam

perolehan laba.

(29)

39

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Populasi ayam ras pedaging setelah waktu akan mengikuti model

matematika sehingga akan lebih mudah ditentukan angka

pertumbuhan populasi dan angka kematian ternak sebagai pedoman dalam

pengambilan bunga kredit yang juga berpengaruh pada perolehan laba.

2. Dari persamaan eksponensial dapat dicari angka

pertumbuhan populasi yaitu dan angka kematian

ternak yaitu .

3. Dari analisa fungsi bunga majemuk ⁄ maka frekuensi

pembayaran kredit mempengaruhi besarnya nilai jumlah kredit yang juga

mempengaruhi perolehan laba.

4. Hubungan optimal antara pihak instansi kredit (bank) dengan pengusaha

jika nilai angka pertumbuhan populasi dikurangi angka kematian ternak

( > ( = koefisien pembungaan pada bank).

5. Untuk mendapatkan laba yang optimal maka derivatif dari fungsi laba

harus lebih besar dari nol (

(30)

40

5.2Saran

Pada penulisan ini dibahas mengenai analisis laba yang dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain funsgi kredit dan fungsi ternak, dengan objek ayam ras

pedaging. Bagi yang tertarik dapat mengembangkan penelitian dengan objek yang

lain dan pengembangan model matematika yang lebih sesuai terhadap objek yang

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarriani, Susty. 2000. Manajemen Biaya. Jakarta: Salemba Empat.

Assauri, Sofjan. 1995. Matematika Ekonomi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Farlow, J. 1994. An Introduction To Differential Equations and Their

Applications. McGraw-Hill. New York.

Frensidy, Budi. 2007. Matematika Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.

Haberman, Richard. 1977. Mathematical Models in Mechanical Vibrations,

Population Dynamics, and Traffic Flow. Prentice-hall. USA.

Hallam, G and S. A. Levin. 1986. Mathematical Ecology An Introduction.

Springer-Verlag. Berlin

Kasmir. 2002. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kellison, Stephen G. 1991. The Theory Of Interest. New York: Sons Company.

Perko, L., 2001, Differential Equations and Dynamical Systems .Texts in Applied Mathematics Vol. 7, Springer – Verlag , New – York , USA.

Purcell, et.al. 2003. Kalkulus. Jakarta: Erlangga.

Ross, S.L., 1984, Differential Equations, 3th Edition, John Wiley & Sons, Inc, New - York, USA.

Stewart, James. 1999. Kalkulus. Jakarta: Erlangga.

(32)

Berikut langkah-langkah membuat grafik menggunakan software maple :

1. Grafik fungsi bunga majemuk

Buka software maple kemudian masukkan fungsi bunga majemuk, untuk

membuat grafik tambahkan plot di depan fungsinya, lalu masukkan nama

labels dan nama grafik fungsi tersebut :

 Setelah memasukkan fungsi, nama label, dan nama grafik tekan enter maka

grafik fungsi bunga majemuk akan muncul :

(33)

2. Grafik Fungsi Laba

 Buka software maple kemudian masukkan fungsi laba, untuk membuat

grafik tambahkan plot di depan fungsinya, lalu masukkan nama labels dan

nama grafik fungsi tersebut :

 Setelah memasukkan fungsi, nama label, dan nama grafik tekan enter maka

(34)

3. Fungsi Populasi Ternak Setelah 3 Bulan

 Buka software maple kemudian masukkan fungsi populasi ternak setelah 3

bulan, untuk membuat grafik tambahkan plot di depan fungsinya, lalu

masukkan nama labels dan nama grafik fungsi tersebut :

 Setelah memasukkan fungsi, nama label, dan nama grafik tekan enter maka

(35)

4. Fungsi Populasi Ternak Selama 5 Kali Produksi

 Buka software maple kemudian masukkan fungsi populasi ternak selama 5 kali

produksi, untuk membuat grafik tambahkan plot di depan fungsinya, lalu

masukkan nama labels dan nama grafik fungsi tersebut :

 Setelah memasukkan fungsi, nama label, dan nama grafik tekan enter maka

grafik fungsi populasi ternak selama 5 kali produksi akan muncul :

Gambar

grafik fungsi bunga majemuk akan muncul :
grafik fungsi laba akan muncul :
grafik fungsi laba akan muncul :
grafik fungsi populasi ternak selama 5 kali produksi akan muncul :

Referensi

Dokumen terkait

Kesamaan pada kedua bentuk kemitraan inti plasma dan KOA yaitu adanya penyedia modal yang menyediakan sarana produksi ternak dan terdapat pihak penerima modal

Biaya variabel terbesar yang dikeluarkan oleh usaha ternak ayam ras petelur Rajawali Poultry Shop adalah biaya pakan yaitu sebesar Rp.. Urutan kedua adalah biaya bibit

Hal ini dikarenakan peternak di Kabupaten Purbalingga sebagian besar memberikan pakan sesuai dengan kebutuhan ternak, sehingga pemberian pakan dengan model seperti ini

Konsep yang digunakan dalam efisiensi ekonomis adalah meminimalkan biaya artinya suatu proses produksi akan efisien secara ekonomis pada suatu tingkatan output

Nilai rata-rata Efisiensi Harga (EH) sebesar -4,205 yang berarti bahwa penggunaan input pada usaha ternak ayam ras pedaging di Kecamatan Limbangan belum efisien,

Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan oleh peternak dimana besar kecilnya biaya yang dikeluarkan tidak bergantung pada jumlah produksi dan tidak mengalami perubahan

Kerja sama pola kemitraan antara peternak plasma dan PT. Pesona Ternak Gemilang sebagai inti pada fase pasca produksi berjalan dengan baik dimana pihak inti selalu

Secara ekonomi, pengembangan menggunakan Rasio R/L yaitu usaha ternak ayam ras petelur di Indonesia dengan membandingkan antara memiliki prospek bisnis yang