SISTEM HUKUM INDONESIA
A. Pengertian Sistem Hukum
Sistem adalah keseluruhan bagian atau komponen yang saling mempengaruhi satu sama lain untuk mencapai tunjuan tertentu.
Sehingga Sistem hukum dapat diartikan sebagai suatu kesatuan peraturan-peraturan hukum yang terdiri atas bagian-bagian (hukum) yang mempunyai kaitan (interaksi) satu sama lain, yang tersusun sedemikian rupa menurut asas-asasnya, dimana berfungsi untuk mencapai tujuan. Masing-masing bagian tidak berdiri sendiri, tetapi saling terikat. Arti pentingnya yaitu setiap bagian terletak pada ikatan sistem, dalam kesatuan dan hubungannya yang sistematis dengan peraturan-peraturan hukum lainnya.
Dalam sistem hukum yang baik tidak boleh terjadi pertentangan diantara bagian-bagian yang ada. Jika suatu pertentangan atau konstradiksi tersebut terjadi, sistem itu sendiri yang menyelesaikannya sehingga tidak berlarut.
B. Sistem Hukum di dunia
Sistem hukum didunia terdiri dari beberapa sistem hukum yaitu sistem hukum sipil (civil law), sistem hukum anglo saxon, sistem hukum agama, sistem hukum adat dan sistem hukum negara-negara blok timur (sosialis).
1. Sistem Hukum Sipil (civil law)
Kodifikasi hukum ini merupakan kumpulan dari berbagai kaidah hukum yang ada sebelum masa Yustinianus yang disebut Corpus Juris Civilis (hukum yg terkodifikasi). Corpus Juris Civilis dijadikan prinsip dasar dalam perumusan dan kodifikasi hukum di negara-negara Eropa daratan seperti Jerman, Belanda, Prancis, Italia, Amerika Latin, Asia (termasuk Indonesia pada masa penjajahan Belanda).
Sistem ini setiap hukum harus dikodifikasikan sebagai dasar berlakunya hukum dalam suatu negara. Yang menjadi prinsip utama dari sistem ini adalah bahwa hukum itu memperoleh kekuasaan mengikat karena berupa peraturan yang berbentuk undang-undang yang tersusun secara sistematis dalam kodifikasi. Kepastian hukumlah yang menjadi tujuan hukum. Kepastian hukum dapat terwujud apabila segala tingkah laku manusia dalam pergaulan hidup diatur dengan peraturan tertulis, (contohnya Undang-Undang). Bahkan dalam sistem ini dikatakan ”tidak
ada hukum selain undang-undang”, jadi hukum diidentifikasikan dengan undang-undang.
Sistem hukum ini memungkinkan penyelesaian semua permasalahan atau kasus dengan mudah karena didasarkan pada undang-undang/hukum tertulis, dan lebih dapat menjamin kepastian hukum.
Namun bagaimana dengan masalah/kasus-kasus yang tidak termuat didalam Undang-undang, sesuai adanya perkembangan masyarakat, ini menjadikan suatu kendala dalam menyelesaikan kasus-kasus tersebut.
Hakim tidak bebas dalam menciptakan hukum baru karena hakim hanya berperan menetapkan dan menafsirkan peraturan-peraturan yang ada berdasarkan wewenang yang ada padanya .
2. Sistem Hukum Anglo Saxon
terdahulu yang kemudian menjadi dasar putusan hakim-hakim selanjutnya. Sistem Anglo Saxon cenderung lebih mengutamakan hukum kebiasaan, hukum yang berjalan dinamis sejalan dengan dinamika masyarakat.
Pembentukan hukum melalui lembaga peradilan dengan sistem juriprudensi dan dianggap lebih baik agar hukum selalu sejalan dengan rasa keadilan dan kemanfaatan yang dirasakan oleh masyarakat secara nyata dalam sistem hukum ini peranan yang diberikan kepada seorang hakim sangat luas.
Hakim berfungsi tidak hanya sebagai pihak yang bertugas menetapkan dan menafsirkaan peraturan-peraturan hukum saja tapi juga sebagai pihak yang berperan dalam membentuk seluruh tata kehidupan masyarakat. Selain itu bisa menciptakan hukum baru yang menjadi pegangan hakim-hakim lain untuk menyelesaikan perkara sejenis.
Sistem hukum ini berkembang dan berlaku pada negara-negaa bekas jajahan Inggris namun tetap dipengaruhi oleh sistem sosial negara-negara tersebut.
Sistem ini lebih cenderung menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan masyarakat, karena hukum-hukum yang diberlakukan adalah hukum tidak tertulis, namun untuk kepastiam hukum tidak dapat dijamin
3. Hukum Adat
Sistem Hukum untuk pertama kali digunakan Christian Snouck Hurgronye sebagai sebutan bagi hukum rakyat Indonesia yang tidak dikodifikasi. Hukum adat adalah hukum yang hidup dan berkembang dalam masyarakat sejak lama yang berdasarkan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat baik nilai asli maupun atau yang tercampur dari yang datang dari luar dan hanya berlaku untuk masyarakat itu saja.
Umumnya sumber hukum adat dari peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang serta dipertahankan berdasarkan kesadaran hukum masyarakatnya. Bersifat hukum tradisional dengan berpangkal pada kehendak nenek moyangnya. Hukum adat berubah-ubah karena pengaruh kejadian dan keadaan sosial yang silih berganti. Karena sifatnya yang mudah berubah dan mudah menyesuaikan dengan perkembangan situasi sosial, hukum adat elastis sifatnya. Karena sumbernya tidak tertulis, hukum adat tidak kaku dan mudah menyesuaikan diri.
4. Sistem Hukum Islam
Sistem hukum Islam menganut suatu keyakinan dan ajaran islam dengan keimanan lahir batin secara individual. Negara-negara yang menganut sistem hukum Islam dalam bernegara melaksanakan peraturan-peraturan hukumnya sesuai dengan rasa keadilan berdasarkan peraturan perundangan yang bersumber dari Qur’an.Dari uraian diatas tampak jelas bahwa di negara-negara penganut asas hukum Islam, agama Islam berpengaruh sangat besar terhadap cara pembentukan negara maupun cara bernegara dan bermasyarakat bagi warga negara dan penguasanya.
C. Sistem Hukum Indonesia
Sistem hukum di Indonesia dipengaruhi oleh sistem hukum yang berasal dari daratan Eropa (eropa kontinental) karena adanya warisan kolonial Belanda, dan itu tebukti sampai dengan sekarang dan masih tetap mempengaruhi dalam menyusun hukum di Indonesia.
menghadapi kendala.. tetapi cukup efisien untuk masyarakat setempat yang memberlakukannya.
Hukum Islam menjadi bagian yang juga mempengaruhi hukum di Indonesia, karena mayoritas agama di Indonesia adalah Islam, yang memungkinkan hukum Islam menjadi bagian yang penting dan berpengaruh dalam hukum di Indonesia. Terbukti adanya peraturan tentang UU penyelengaraan Haji, dan ini membuktikan bahwa negara Indonesia tidak melepaskan tanggungjawab urusan beragama dengan urusan negara/pemerintah.
Sehingga dapat dikatakan bahwa hukum Indonesia dipengaruhi oleh warna hukum kontinental, hukum adat dan hukum Islam. Yang pada kenyataannya masing-masing mempunyai pengaruh yang besar dalam sistem hukum di Indonesia. Dan ini lalu menjadi bagiaan yang cukup sulit ketika harus membangun sistem hukum Indonesia yang bisa mewujudkan sesuatu yang persuasif dan berkeadilan sosial, karena masing-masing dari sistem ini sendiri mempunyai kelebihan dan kekurangan.
D. Pembangunan Sistem Hukum Indonesia.
Kompleksistas persoalan dan masalah hukum yang terjadi di Indonesia, mengharuskan suatu solusi penyelesaian secara baik dalam suatu sistem hukum yang dapat mewujudkan penyelesaian yang berkeadilan dan berdampak untuk kehidupan social masyarakat, bangsa dan negara.
untuk bisa menggali dan menemukan lebih dalam tentang cara penyelesaian dari suatu persoalan hukum.
Namun sistem anglo saxon memungkinkan hukum mampu menyelesaiakan permasalah yang dapat disesuaikan dengan perkembangan masyarakat, sehingga hakimpun dapat menemukan hukum untuk suatu persoalan baru yang belum ditentukan dalam suatu peraturan.
Hukum adat sebagai hukum asli orang Indonesia juga merupakan bagian yang sangat penting yang mempengaruhi sistem hukum di Indosia, karena terbukti, tanpa tertulis, dari kebiasaan yang timbul dalam masyarakat, lalu kemudian membentuk suatu hukum yang hidup dan sangat berhasil menjaga keseimbagam diantara individu dalam masyarakat tetapi juga mejaga keseimbangan dengan alam, sekalipun hanya untuk masyarakat setempat.
Mayoraritas pemeluk agama Islam di Indonesia lalu juga memungkinkan hukum Islam mempengaruhi sistem hukum di Indoneia, karena itu ada aturan-yang khusus terkait dengan hukum Islam dan ini membuktikan Indonesia bukanlah suatu negara yang berusaha memisahkan diri dari urusan negara dengan urusan agama.
Semua sistim hukum yang ada sangatlah mempengarhui sistem hukum di Indoensia, yang jadi persoalan, apakah kita mampu menciptakan dan mengabungan seluruhan kelebihan dari masing-masing system hukum untuk dapat diterapkan secara berkeadilan di negara ini.
Karena itu perlu adanya sinkronisasi antara para stakeholder dalam hal ini pembentuk hukum itu sendiri, penegak hukum, aparat pelayanan, beserta dengan masyarakat sehingga mampu membentuk suatu peraturan yang terpadu, yang didalamnya memuat nilai positif dari sistem-sistem hukum yang ada dan akan menghasilkan sistem hukum yang baik.