• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PERIODIK DATA CURAH HUJAN STASIUN NEGARA RATU, KANDIS KARANG ANYAR DAN WAY GALIH (LAMPUNG SELATAN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL PERIODIK DATA CURAH HUJAN STASIUN NEGARA RATU, KANDIS KARANG ANYAR DAN WAY GALIH (LAMPUNG SELATAN)"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

MODEL PERIODIK DATA CURAH HUJAN STASIUN NEGARA RATU, KANDIS KARANG ANYAR DAN WAY GALIH

(LAMPUNG SELATAN)

By

LENON PALANTINO

The purpose of this research was conducted to understand the depth of daily rainfall and create a synthetic model of daily rainfall. The data used daily rainfall data with data length in the 12 year of 1994 year to 2005 year in 3 station which is Negara Ratu stations, Kandis Karang Anyar stasions and Way Galih stations (South Lampung).

This study uses secondary daily rainfall data in the region of south Lampung ,this study was composed rainfall data into a spectrum of time series of rainfall using the program FFT (Fast Fourier Transform), Least squares and Fourier. Periodicity of daily rainfall data were presented by using 512 rainfall data that is periodic.

Based on these results we can conclude that synthetic daily rainfall time series can be obtained exactly significant approach measurable rainfall. With the value of the average correlation coefficient (R) periodic models of three stations are 0.9762 Negara Ratu stations, 0,9752 Kandis Karang Anyar stasions and 0.9664 Way Galih station.

(2)

ABSTRAK

MODEL PERIODIK DATA CURAH HUJAN STASIUN NEGARA RATU, KANDIS KARANG ANYAR DAN WAY GALIH

(LAMPUNG SELATAN)

Oleh

LENON PALANTINO

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mempelajari kedalaman curah hujan harian dan membuat model sintetik curah hujan harian. Data yang digunakan adalah data curah hujan harian dengan panjang data 12 tahun yaitu dari tahun1994 sampai tahun 2005 di 3 stasiun yaitu Stasiun Negara Ratu, Stasiun Kandis Karang Anyar dan Stasiun Way Galih (Lampung Selatan).

Penelitian ini menggunakan data sekunder curah hujan harian di Wilayah Lampung Selatan, Penelitian ini menggubah data hujan seri waktu menjadi spektrum curah hujan menggunakan program FFT (Fast Fourier Transfrom), Kuadrat terkecil dan Fourier. Keperiodikan dari data curah hujan harian dipersentasikan dengan menggunakan 512 hari data curah hujan yang bersifat periodik.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan curah hujan harian sintetik seri waktu dapat diperoleh cukup signifikan mendekati curah hujan terukur. Dengan nilai koefisien korelasi rata-rata (R) model periodik dari 3 stasiun adalah 0,9762 stasiun Negara Ratu, 0,9752 stasiun Kandis Karang Anyar dan 0,9664 stasiun Way Galih.

(3)

MODEL PERIODIK DATA CURAH HUJAN STASIUN

NEGARA RATU, KANDIS KARANG ANYAR DAN

WAY GALIH (LAMPUNG SELATAN)

Oleh

LENON PALANTINO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

MODEL PERIODIK DATA CURAH HUJAN STASIUN

NEGARA RATU, KANDIS KARANG ANYAR DAN

WAY GALIH (LAMPUNG SELATAN)

(Skripsi)

Oleh

LENON PALANTINO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

DAFTAR GAMBAR

11. Curah hujan seri waktu selama 12 tahun dari stasiun Kandis Karang Anyar (tahun 1994 – tahun 2005) ... 27

15. Spektrum curah hujan seri waktu 256 hari (1994) dari Stasiun Way Galih ... 29

(6)

v

17. Model Periodik Data Curah Hujan Harian Tahun 1994-1995 Seri Waktu 512 Hari dari Stasiun Kandis Karang Anyar ... 31

18. Model Periodik Data Curah Hujan Harian Tahun 1994-1995 Seri Waktu 512 Hari dari Stasiun Way Galih ... 32

19. Model Periodik Data Curah Hujan Harian Tahun 1994-1995 Seri Waktu 64 Hari dari Stasiun Negara Ratu ... 33 20. Model Periodik Data Curah Hujan Harian Tahun 1994-1995 Seri

Waktu 64 Hari dari Stasiun Kandis Karang Anyar ... 33

21. Model Periodik Data Curah Hujan Harian Tahun 1994-1995 Seri Waktu 64 Hari dari Stasiun Way Galih ... 34

22. Simulasi model periodik dari Stasiun Negara Ratu tahun

(1994-2005), dengan panjang data 512 hari ... 36

23. Simulasi model periodik dari Stasiun Kandis Karang Anyar tahun (1994-2005), dengan panjang data 512 hari ... 36

(7)

DAFTAR ISI

C. Penerapan Statistik Dalam Hidrologi 14

D. Metode Spektral 15

E. Metode Fourier 16

F. Metode Kuadrat Terkecil (Least Squares) 17

(8)

ii

F. Menganalisis Hasil dan Menarik Kesimpulan 24

G. Flow Chart 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Hujan Harian ... 27

B. Spektrum Curah Hujan Harian ... 28

C. Model Periodik Curah Hujan Harian ... 30

1. Pada Tahun 1994 sampai Tahun 1995 Panjang Data 512 Hari .. 31 2. Pada Tahun 1994 sampai Tahun 1995 Panjang Data 64 Hari .... 33

D. Koefisien Korelasi Model Periodik Curah Hujan ... 35

E. Tinggi Maksimum Dan Rerata Antara Data Dan Model Periodik

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Koefesien Korelasi Dari Stasiun Negara Ratu, Stasiun Kandis

Karang Anyar Dan Stasiun Way Galih panjang data 512 hari

(Tahun 1994-Tahun 2005) ... 35

2. Perbandingan Tinggi Curah Hujan Maximum dan Rerata Dari

(10)
(11)
(12)

Moto

Keep humble and positive thinking

Belajar dari Imam Ali Ghazali, bahwasannya :

Yang singkat itu waktu,

Yang menipu itu dunia,

Yang dekat itu kematian,

Yang besar itu hawa nafsu,

Yang berat itu amanah,

Yang mudah itu berbuat dosa,

Yang susah itu sabar,

Yang sering lupa itu bersyukur,

Yang membakar amal itu mengupat,

Yang mendorong ke neraka itu lidah,

Yang berharga itu iman,

Yang menentramkan hati itu teman sejati,

Dan yang ditunggu Allah S. W. T. itu taubat.

Life is like riding a bicycle.

To keep your balance, you must keep moving.”

(13)
(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pendopo Talang Ubi Kabupaten Penukal

Abab Lematang Ilir pada tanggal 04 Oktober 1988, anak

keempat dari enam bersaudara pasangan Bapak Alpani dan Ibu

Sukma Wati.

Penulis menempuh pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri

1 Talang Ubi Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir diselesaikan pada tahun 2000,

pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) YKPP Pendopo Talang Ubi

Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir diselesaikan pada tahun 2003, pendidikan di

Sekolah Menengah Atas (SMA) YKPP Pendopo Talang Ubi Kabupaten Penukal

Abab Lematang Ilir diselesaikan pada tahun 2006.

Pada tahun 2007, penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Teknik Jurusan

Teknik Sipil Universitas Lampung. Pada tahun 2013 penulis pernah melaksanakan

Kerja Praktik (KP) pada Proyek Pemeliharaan Dan Pelebaran Jalan Simpang

Kalianda – Bakauheni, Lampung Selatan yang dilaksanakan oleh PT. Manggung

(15)

SANWACANA

Assallamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan kekuatan lahir dan batin kepada

Penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Model Periodik Data

Curah Hujan Harian Dari Beberapa Stasiun Hujan Di Wilayah Lampung Selatan

( Stasiun Negara Ratu, Stasiun Kandis Karang Anyar dan Stasiun Way Galih ).

Melalui kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga

kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada

Penulis dalam proses perkuliahan maupun dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan

terimakasih yang tak terhingga Penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Drs. Suharno, M.sc., selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Lampung.

2. Bapak Ir. Idharmahadi Adha, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil

Universitas Lampung. Serta selaku pembimbing Akademik yang telah

banyak membantu dalam proses perkuliahan maupun dalam menyelesaikan

skripsi ini.

3. Bapak Ir. Ahmad Zakaria, M.T., Ph,D. selaku dosen pembimbing utama

penulis yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing,

berdiskusi, berbagi ilmu dengan penulis, memberikan pengarahan dan saran

(16)

4. Bapak Subuh Tugiono, S.T., M.T. selaku Pembimbing Kedua Penulis yang

telah bersedia meluangkan waktu, membimbing dan berbagi ilmu dengan

Penulis, memberikan pengarahan dan saran kepada Penulis, sehingga

Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Ahmad Herison, S.T., M.T. Selaku Penguji utama, yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk hadir diruang sidang, menguji dan

memberikan masukan serta saran dan kritiknya kepada Penulis, sehingga

Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Lampung yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, terima kasih

atas bimbingan dan pengajarannya selama Penulis menjadi mahasiswa

Fakultas Teknik Universitas Lampung.

7. Mas Yanto, Mas Sajiran, Mas Roni, Mba Ida dan seluruh karyawan Fakultas

Teknik Universitas Lampung yang telah banyak membantu dalam proses

akademis dan kemahasiswaan.

8. Ayah dan Ibu, Ayunda (Lidia Andriani, Ledi Diana Tari & Lusiana Fitriani)

Adinda (Luara Nova Astria & Lia Intan Permatasari) yang telah banyak

memberikan bantuan kepada penulis baik bantuan moril maupun materil,

nasehat serta wawasan pengetahuan dan bimbingan dalam menyelesaikan

Skripsi ini.

9. Kepada kedua kakak iparku yang telah banyak memberikan bantuan kepada

penulis baik bantuan moril maupun materil, nasehat serta wawasan

(17)

10. Bapak Asidin, S.T yang telah memberikan dukungan, nasehat serta do’a

sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

11. Lismai Saroh atas segala dukungan serta semangat yang telah luar biasa

diberikan.

12. Seluruh rekan seperjuangan Teknik Sipil angkatan 2007 Non Reguler:

Adenan, M.Hafiz, Sarwin, Oche, Fauzan, Rengga, Deni, Chairul,

Madiansyah, Reza, Bayu, atas segala dukungan, bantuan dan

kebersamaannya.

13. Teman-teman seperjuangan Teknik Sipil 2004, 2005, 2006, dan 2008 yang

namanya tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu. Terimakaasih atas

kebersamaannya selama ini, semoga hubungan pertemanan ini tetap terjaga.

14. Almamater tercinta Universitas Lampung.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan dan kebaikan bagi kita

semua. Akhir kata, Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, namun Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

diri Penulis secara pribadi maupun mereka yang telah menyediakan waktu dan

sempat untuk membacanya.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Bandar Lampung, 10 Desember 2015 Penulis

(18)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Curah Hujan merupakan suatu parameter penting untuk memperkirakan

ketersediaan air bagi tanaman dan dapat digunakan untuk menentukan suatu

besaran hidrologi yang digunakan, selain itu curah hujan juga dapat digunakan

sebagai dasar perhitungan dalam merencanakan berbagai bangunan air,

misalnya bangunan-bangunan pengendali banjir.

Faktor penyebab terjadinya hujan antara lain adalah faktor klimatologi, suhu

udara, arah angin, dan kelembaban udara. Adapun perulangan kejadian hujan

merupakan fenomena alam yang menjadi kajian baik oleh para ahli hidrologi

maupun oleh para ahli dalam bidang terkait seperti yang dilakukan oleh

Rizalihadi (2002), Bhakar (2006), Zakaria (2008), Angga (2010), Rio (2010),

dan Rasimin (2013).

Variabel tinggi curah hujan sangat bervariasi, baik terhadap posisi atau lokasi

maupun terhadap waktu. Perilaku seri data curah hujan dapat disimulasikan

dengan mempelajari perilaku acak dari data curah hujan.

Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah

memberi pengaruh positif bagi dunia pendidikan. Sebagai contohnya, saat ini

(19)

2

adanya komputer dalam bentuk program dan didapatkan hasil yang lebih cepat

dan akurat.

B. Identifikasi Masalah

Informasi tinggi curah hujan sangat diperlukan bagi pihak perencana terutama

untuk perencanaan bangunan air. Untuk mendapatkan data hujan dapat juga

dilakukan dengan membuat curah hujan buatan (sintetik), curah hujan sintetik

kini dapat dibuat dengan membuat simulasi model Periodik curah hujan harian.

C.Perumusan Masalah

Dari uraiaan di atas timbul pertanyaan: bagaimana model Periodik dari 3 (tiga)

Stasiun data curah hujan harian dari Stasiun Negara Ratu, Stasiun Kandis

Karang Anyar dan Stasiun Way Galih?

D.Maksud dan Tujuan Penelitian

Untuk mensimulasikan model sintetik curah hujan harian dari Stasiun curah

hujan yang berada di wilayah Lampung Selatan.

Sedangkan Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menghitung Spektrum curah hujan harian dari 3 (tiga) Stasiun curah hujan

yang berada di wilayah Lampung Selatan (Stasiun Negara Ratu,Stasiun

Kandis Karang Anyar dan Stasiun Way Galih) dengan menggunakan

(20)

3

2. Membuat beberapa model Periodik curah hujan harian Stasiun Negara

Ratu,Stasiun Kandis Karang Anyar dan Stasiun Way Galih dengan

menggunakan persamaan Fourier.

E.Batasan Masalah

Didalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan sebagai berikut :

Ruang lingkup penelitian pada pemilihan data curah hujan yaitu menggunakan

Stasiun curah hujan yang terdapat di Lampung Selatan (Stasiun Negara

Ratu,Stasiun Kandis Karang Anyar dan Stasiun Way Galih). Menggunakan

program komputer dengan FFT, Fourier.

F. Manfaat Penelitian

Penulisan Skripsi ini diharapkan bermanfaat bagi :

a. Sebagai bahan referensi bagi siapa saja yang membacanya khususnya bagi

mahasiswa yang menghadapi masalah yang sama.

b. Membandingkan hasil yang didapat berupa model Periodik dengan data

curah hujan yang terukur dari 3 (tiga) curah hujan harian di wilayah

Lampung Selatan (Stasiun Negara Ratu,Stasiun Kandis Karang Anyar dan

(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Hujan

1. Pengertian Hujan

Hujan adalah jatuhnya hydrometeor yang berupa partikel-partikel air dengan

diameter 0,5 mm atau lebih. Jika jatuhnya air sampai ke tanah maka disebut

hujan, namun apabila air tersebut jatuhnya tidak mencapai tanah karena

menguap lagi maka jatuhan air tersebut disebut virga. Hujan juga dapat

didefinisikan dengan uap yang mengkondensasi dan jatuh ke tanah dalam

rangkaian proses hidrologi.

2. Proses Terjadinya Hujan

Proses terjadinya dan turunnya hujan dapat dijelaskan sebagai berikut :

 Mula-mula sinar matahari menyinari bumi, energi sinar matahari ini

mengakibatkan terjadinya evaporasi atau penguapan di lautan, samudra,

sungai, danau, dan sumber-sumber air lainnya.

 Uap-uap air yang naik ini pada ketinggian tertentu akan mengalami

kondensasi. Peristiwa kondensasi ini diakibatkan oleh suhu sekitar uap air

lebih rendah daripada titik embun uap air.

 Uap-uap air ini kemudian akan membentuk awan. Kemudian, angin (yang

(22)

5

 Butir-butir air ini menggabungkan diri (proses ini dinamakan koalensi)

dan semakin membesar akibat turbelensi udara, butir-butir air ini akan

tertarik oleh gaya gravitasi bumi sehingga akan jatuh ke permukaan bumi.  Saat jatuh ke permukaan bumi, butir-butir air akan melewati lapisan yang

lebih hangat di bawahnya sehingga butir-butir air sebagian kecil menguap

lagi ke atas dan sebagian lainnya jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan.

Untuk lebih memahami proses terjadinya hujan, dapat dilihat pada gambar

berikut ini :

Sumber : http/www.Google.com/gambar/siklushidrologi/

Gambar 2.1 Siklus Hidrologi

Siklus Hidrologi adalah siklus atau daur air dalam berbagai bentuk, meliputi

proses evaporasi dari lautan dan badan-badan berair didaratan (misalnya :

sungai, danau, vegetasi dan tanah lembab) ke udara sebagai reservoir uap

air, proses kondensasi kedalam bentuk awan atau bentuk-bentuk

pengembunan lain (embun, frost, kabut), kemudian kembali lagi kedaratan

dan lautan dalam bentuk presipitasi

(23)

6

Komponen siklus hidrologi dari gambar 2.1 :

1. Transpirasi (penguapan dari tumbuhan)

transpirasi merupakan penguapan yang berasal dari embun pernafasan

mahluk hidup, misalnya manusia, hewan, dan tumbuhan. Buktinya coba

Anda bernafas menempel pada kaca, pasti akan ada embun atau uap hasil

pernafasan.

2. Evaporasi (penguapan dari tanah, sungai/danau dan laut)

evaporasi merupakan penguapan yang bersumber dari badan air atau

perairan, misalnya penguapan air laut, air sungai, air danau, dan air

presipitasi sering juga disebut sebagai hujan. presitipasi merupakan

proses jatuhnya butiran-butiran air dari awan ke permukaan bumi.

5. Infiltrasi

Infiltrasi merupakan meresapnya atau masuknya air hujan ke dalam tanah

secara vertikal. Air hujan yang akan masuk ke dalam tanah dapat masuk

terus ke dalam tanah dan mengalir di bawah tanah.

6. Perkolasi

Perkolasi merupakan aliran air di dalam tanah setelah terjadinya proses

(24)

7

7. Aliran air tanah/Run off

Run off sering juga disebut sebagai aliran permukaan. Run off

merupakan aliran air hujan yang mengalir di atas permukaan bumi,

misalnya melalui sungai, selokan, irigasi, dsb ke tempat yang lebih

rendah hingga sampai ke laut.

B. Curah Hujan

1. Pengertian Curah Hujan

Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat

yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir (Handoko,

1995). Satuan curah hujan selalu dinyatakan dalam satuan millimeter atau

inchi namun untuk di Indonesia satuan curah hujan yang digunakan adalah

dalam satuan millimeter (mm). Curah hujan dalam 1 (satu) milimeter

memiliki arti dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar

tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter.

Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan persatuan jangka waktu

tertentu. Apabila dikatakan intensitasnya besar berarti hujan lebat dan kondisi

ini sangat berbahaya karena berdampak dapat menimbulkan banjir, longsor dan

(25)

8

2. Lokasi Stasiun Curah Hujan Negara Ratu, Kandis Karang Anyar dan Way Galih di Wilayah Lampung Selatan.

Sumber : http/www.Google.com/gambar/petalampungselatan/.

(26)

9

3. Alat Pengukur Curah Hujan

(27)

10

(28)

11

Gambar 2.5 Stasiun Curah Hujan Way Galih

Presipitasi/hujan adalah suatu endapan dalam bentuk padat/cair hasil dari

proses kondensasi uap air di udara yang jatuh kepermukaan bumi. Satuan ukur

(29)

12

(mass/area) untuk persipitasi bentuk cair. 1 mm hujan artinya adalah

ketinggian air hujan dalam radius 1 m2, dan dimana apabila air hujan tersebut

tidak mengalir, meresap atau menguap. Pengukuran curah hujan harian

sedapat mungkin dibaca/dilaporkan dalam skala ukur 0.2 mm (apabila

memungkinkan menggunakan resolusi 0.1 mm).

Alat Pengukur Curah Hujan berdasarkan prinsip kerja alat terbagi menjadi 3

jenis, yaitu:

1. Pengukur curah hujan biasa (observariaum), curah hujan yang jatuh diukur

tiap hari dalam kurun waktu 24 jam yang pada umumnya dilaksanakan

setiap pukul 00.00 GMT.

2. Pengukur curah hujan otomatis, pengukuran curah hujan yang dilakukan

selama 24 jam dengan merekam jejak hujan menggunakan pias yang

terpasang dalam jam alat otomatis tersebut dan dilakukan penggantian pias

setiap harinya pada pukul 00.00 GMT.

3. Pengukuran curah hujan digital dimana curah hujan langsung terkirim ke

monitor komputer berupa data sinyal yang telah diubah kedalam bentuk

satuan curah hujan.

Jumlah hujan yang terjadi dalam satu DAS (Daerah aliran sungai) merupakan

(30)

13

kebutuhan ini adalah bahwa di dalam DAS tersebut harus tersedia alat ukur

yang mampu menangkap seluruh air hujan yang jatuh.

Untuk memperoleh hasil pengukuran yang baik, beberapa syarat harus

dipenuhi untuk pemasangan alat ukur hujan tersebut yaitu antara lain :

1.Tidak dipasang ditempat yang terlalu terbuka (over exposed), seperti

dipuncak bangunan dan dipuncak bukit.

2.Tidak dipasang di tempat yang terlalu tertutup (under exposed), seperti

diantara dua bangunan gedung yang tinggi.

3.Paling dekat berjarak 4 x tinggi bangunan/rintangan yang terdekat.

4.Mudah memperoleh tenaga pengamat.

4. Jaringan Pengukuran Hujan

Untuk memperoleh perkiraan besaran hujan yang baik dalam suatu DAS, maka

diperlukan sejumlah stasiun hujan. Semakin banyak jumlah stasiun hujan yang

didapat, akan semakin menghasilkan perkiraan terhadap hujan sebenarnya yang

terjadi di dalam suatu DAS. Namun, penempatan stasiun dalam jumlah yang

sangat banyak akan memerlukan dana yang besar. Mengingat pula bahwa

variabilitas hujan yang sangat besar, tidak hanya jumlah stasiun hujan tersebut

yang mempunyai peran yang besar. Dengan demikian, di dalam merencanakan

jaringan stasiun hujan (rainfall networks), terdapat dua hal penting yang harus

diperhatikan, yaitu :

1. Jumlah stasiun hujan dinyatakan dalam km2/stasiun (network density).

(31)

14

C. Penerapan Statistik Dalam Hidrologi

Proses hidrologi merupakan gambaran fenomena hidrologi yang mengalami

perubahan terus menerus, terutama terhadap waktu. Jika perubahan variabel

selama proses diikuti dengan hukum kepastian, maka proses tersebut tidak

tergantung kepada peluang (change), ini dinamakan dengan proses

deterministik. Aliran air tanah merupakan contoh proses deterministik,

karena laju aliran sebanding dengan gradien hidrolik. Disamping tidak

tergantung pada peluang, proses deterministik juga merupakan proses yang

tidak berubah karena waktu (time variant).

Tetapi jika perubahan variabel merupakan faktor peluang, maka prosesnya

dinamakan dengan stokastik atau probabilistik. Pada umumnya proses

stokastik adalah proses yang tergantung pada waktu, sedangkan proses

probabilistik adalah proses yang tidak tergantung dengan waktu. Contoh

proses probabilistik adalah lengkung durasi aliran, kebanyakan proses

hidrologi termasuk kedalam proses stokastik. Sebenarnya proses hidrologi

terdiri atas komponen-komponen deterministik dan stokastik. Besarnya kadar

masing-masing komponen tersebut menentukan apakah proses tersebut dapat

diselesaikan secara deterministik atau stokastik. Karena proses non-stasioner

secara matematik sangat sulit, maka proses-proses hidrologi diselesaikan

secara stasioner.

Atas dasar klasifikasi tersebut, maka ilmu hidrologi dapat dibagi menjadi

hidrologi parametrik dan hidrologi stokastik. Hidrologi parametrik

(32)

parameter-15

parameter fisik yang dimasukkan ke dalam kejadian hidrologi, dan

penggunaan hubungan itu untuk menghasilkan atau membuat sintesa

kejadian-kejadian hidrologi. Studi dan penelitian hidrologi parametrik dapat

melibatkan penggunaan model-model fisik, analog dan digital. Hidrologi

stokastik didefinisikan sebagai manipulasi karakteristik statistik dari

variabel-variabel hidrologi untuk menyelesaikan persoalan-persoalan hidrologi atas

dasar stokastik dari variabel-variabel tersebut. Salah satu penerapan yang

penting adalah penataan kembali urutan waktu kejadian-kejadian hidrologi

yang historik dan usaha untuk menghasilkan urutan non historik yang

representatif.

D. Metode Spektral

Metode spektral merupakan metode transformasi yang dipresentasikan

sebagai Fourier Transform sebagai berikut (Zakaria (2003), Zakaria (2008)):

(33)

16

m = Variabel untuk menunjukan waktu

n = Variabel untuk menentukan frekuensi

Berdasarkan pada frekuensi curah hujan yang dihasilkan, amplitudo sebagai

fungsi dari frekuensi curah hujan dapat dihasilkan. Amplitudo maksimum

dapat ditentukan dari amplitudo amplitudo yang dihasilkan sebagai amplitudo

yang signifikan. Frekuensi curah hujan dari amplitudo yang signifikan di

gunakan untuk mensimulasikan curah hujan sintetik atau buatan yang di

asumsikan sebagai frekuensi curah hujan yang signifikan. Frekuensi curah

hujan signifikan yang dihasilkan dalam studi ini merupakan frekuensi sudut

dan digunakan untuk menentukan komponen periodik curah hujan harian.

E. Metode Fourier

Hujan (t) dapat dimodelkan sebagai suatu akumulasi dari sejumlah

gelombang dengan frekuensi, amplitudo dan phase tertentu, yang

diformulasikan sebagai berikut (Zakaria, 1998),



Persamaan (2) dapat disusun menjadi persamaan berikut,

(34)

17

F. Metode Kuadrat Terkecil (Least Squares)

Dengan menggunakan metode least squares, dari persamaan (4) dapat

dihitung koefisien A, B dan frekuensi sudutnya (Zakaria,1998) dengan solusi

sebagai berikut :

J hanya akan minimum bila memenuhi persamaan berikut,

0

Dari penyelesaian dengan menggunakan metode least squares diatas didapat :

a. Curah hujan harian rerata,

(35)

18

b. Amplitudo tiap komponen harmonik,

CrAr2 Br2 (7)

c. Fase dari komponen harmonik,



Selanjutnya komponen-komponen tersebut dimasukkan ke persamaan berikut,

)

Periodik didapat berdasarakan data curah hujan harian dari stasuin curah hujan

Negara Ratu, Kandis Karang Anyar dan Way Galih di Wilayah Lampung

Selatan.

G. Koefisien Korelasi

Untuk menghitung hubungan atau korelasi antara model dan data dapat di

persentasikan sebagai mana persamaan berikut :

(10)

∑ ) ̅ )

(36)

19

∑ ) ̂ )) (12)

Dimana 0 < R < 1

X(t) = Data hasil pencatatan curah hujan seri waktu

̂(t) = Model sintetik seri waktu curah hujan

(37)

III. METODE PENELITIAN

A.Pendahuluan

Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut. Pertama tama dilakukan pengolahan data sekunder yang berupa data

curah hujan harian dalam bentuk digital (tabel excel) dari beberapa stasiun

curah hujan yang ada di Lampung Selatan. Data tersebut sebelum diolah

diurutkan terlebih dahulu menjadi data dalam bentuk time series, dari data

terlama sampai dengan data yang paling baru. Data inilah yang selanjutnya

diolah atau dilakukan analisis. Pertama, data dari setiap tahun (512 hari) diolah

dengan menggunakan Metode FFT untuk menghasilkan spektrum curah hujan.

Kemudian data hasil yang berupa spektrum curah hujan dipergunakan untuk

membuat model periodik curah hujan harian. Selisih antara curah hujan yang

terukur dengan model periodik curah hujan dipergunakan untuk menghitung

curah hujan. Setelah model periodik dihasilkan, model ini dibandingkan

dengan data curah hujan terukur. Koefisien korelasi antara model dan data

curah hujan terukur dihitung sebagai ukuran kedekatan antara data dan model

curah hujan harian.

Bekerja dalam hidrologi berarti bekerja dengan data. Data yang dapat

dikumpulkan dari seluruh jaringan pengukuran merupakan rekaman dari

(38)

21

DAS. Dengan demikian ketelitian interpretasi yang diperoleh sebagian besar

ditentukan oleh ketelitian data yang dapat dikumpulkan. Data hidrologi harus

memenuhi standar, dapat dipercaya, dan mempunyai ketelitian yang memadai.

B. Tempat dan Waktu

Dalam pengolahan data curah hujan ini, penulis melakukan penelitian di

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung. Sedangkan untuk

waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2015 .

C.Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa data harian curah hujan

yang didapat dari 3 (tiga) Stasiun curah hujan. Data ini berupa data sekunder

atau bukan data hasil dari pengukuran langsung (data primer). Pada dasarnya

didalam penerapan metode ini, jumlah Stasiun curah hujan akan

mempengaruhi keakuratan hasil penelitian. Namun, dikarenakan keterbatasan

alat pengukur curah hujan yang terdapat di Negara Ratu, Kandis Karang Anyar

dan Way Galih dan hambatan didalam pengumpulan data sekunder, maka

didalam penelitian ini hanya menggunakan 3 Stasiun curah hujan.

Data sekunder atau bukan data pengukuran langsung (data primer) yang

dimaksud didalam penelitian ini adalah berupa data yang diambil dari Stasiun

yang bertempat di wilayah Lampung Selatan. Wilayah tersebut terdiri dari

3(tiga) Stasiun curah hujan yaitu Stasiun Negara Ratu, Kandis Karang Anyar

dan Way Galih. Panjang waktu data curah hujan dari setiap Stasiun adalah 12

(39)

22

D. Alat

Di dalam penelitian ini, alat yang digunakan untuk mensimulasikan data curah

hujan yaitu berupa Program komputer yang dikenal dengan nama FFT,

FOURIER. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Zakaria (1998),

Rizalihadi (2002), Bhakar (2006), Zakaria (2008). Metode ini telah digunakan

untuk menentukan model yang realistis untuk menghitung dan menguraikan

data hujan seri waktu berbagai komponen Frekuensi, Amplitudo, dan Phase

hujan yang bervariasi. Mencari Frekuensi perulangan kejadian hujan dari data

curah hujan harian dengan menggunakan Metode Spektral, Metode Fourier,

Metode Kuadrat Terkecil (Least Sguares Method), sehingga dapat diperoleh

model periodik curah hujan.

E. Analisa Data

Dalam pemodelan curah hujan harian digunakan data curah hujan harian

terukur untuk setiap tahun yaitu sebanyak 12 data dengan panjang data 512

hari yang dimulai dari 1 Januari untuk setiap tahunnya. Algoritma yang

dipergunakan untuk menghitung spektrum dengan panjang data 512 hari ini

adalah menggunakan algoritma dari subroutine yang dikembangkan oleh

(Cooley dan Tukey, (1965)), sehingga jumlah data yang dipergunakan harus

mengikuti fungsi 2n atau mengikuti deret 4, 8, 16, 32, 64, 128, 256, 512, dan

seterusnya. Sehingga untuk menghitung data tahunan, dipergunakan panjang

(40)

23

Dalam menganalisa data curah hujan harian ini digunakan Metode Spektrum

Transformasi Fourier, metode ini dipergunakan untuk menguraikan periode

dominan dari data curah hujan harian pada 3 (tiga) stasiun yang berada di

wilayah Lampung Selatan.

Pada penelitian ini periode yang digunakan, yaitu periode dominan 12 tahun

dengan batasan yaitu periode 512 hari, yang kemudian digunakan untuk

mensimulasikan data curah hujan tahunan. Periode tersebut kemudian

dijalankan menggunakan Program Fourier sehingga akan didapatkan koefisien

(41)

24

F. Menganalisis Hasil Dan Menarik Kesimpulan

Gambar 3.1. Tampilan Program FFT

Gambar 3.2. Tampilan Program Fourier

(42)

25

G. Flow Chart

Gambar 3.4. Flow Chart Perhitungan model curah Hujan.

Mulai

Data curah hujan harian dari stasiun Negara Ratu,

stasiun Kandis Karang Anyar dan Way Galih

Program Ftrans

Program Fourier

Korelasi dan perbandingan antara data terukur dan hasil simulasi (model)

Kesimpulan

Selasai

Fourier.inp Spectrum.out Spectrum.eps

(43)

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan hasil pembahasan pada penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa :

1. Dengan menggunakan metode FFT model curah hujan harian

sintetik yang dihasilkan menjadi cukup akurat dengan koefesien

korelasi rata-rata model periodik dari stasiun Negara Ratu, stasiun

Kandis Karang Anyar dan Way Galih dengan panjang data 512 hari

adalah 0,9762 mm, 0,9752 mm dan 0,9664 mm. Dari ketiga stasiun

didapat rerata koefisien korelasi model periodik curah hujan adalah

0,9726 mm.

2. Power Spectral Density (PSD) maksimum dari amplitudo kuadrat.

Nilai ini di dapat dari spectrum curah hujan harian seri waktu 256

hari. Untuk stasiun Negara Ratu sebesar 22,066 mm2, stasiun Kandis

Karang Anyar sebesar 31,345 mm2 dan stasiun Way Galih sebesar

(44)

41

B. Saran

1. Penggunaan program FFT dan Fourier tergantung dengan data hujan

harian seri waktu, oleh sebab itu kualitas data hujan yang digunakan

juga harus baik dan lengkap agar mendapatkan gambaran hujan

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Angga, M.W.P., 2010, Analisis periode dominan data curah hujan harian di Kota Bandar Lampung, Skripsi (S.T), Universitas Lampung. Bandar

Lampung.

Bhakar, S.R., 2006, Stochstic modeling of monthly rainfall at kota region, ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences, Vol.1, No.3, pp. 36—44.

Cooley, James W. Tukey, Jhon W. 1965. An Alogrithm For Machine Calculation Of Complex Fourier Series. Mathematics Of Computation.PP. 199215.

Handoko, 1995, Klimatologi Dasar, PT Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.

Rizalihadi, M., 2002, The generation of synthetic sequences of monthly rainfall using autoregressive model, Jurnal Teknik Sipil Universitas Syah Kuala, Vol. 1 (2), pp. 64—68.

Rio, 2010, Analisi Periode Dominan Curah Hujan Rerata Di Kabupaten Tanggamus, Skripsi (S.T), Univeristas Lampung, Bandar Lampung.

Rasimin, 2013, pemodelan periodik dan stokastik dikota bandar lampung, Skripsi (S.T), Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Universitas Lampung, 2013, Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung, Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Zakaria, A., 1998, Preliminary study of tidal prediction using Least Squares Method, Thesis (Master), Bandung Institute of Technology, Bandung, Indonesia.

Zakaria, A., 2003, Numerical modelling of wave propagation using higher order finite-difference formulas, Thesis (Ph.D.), Curtin University of Technology, Perth, W.A., Australia.

Gambar

Gambar 2.1 Siklus Hidrologi
Gambar 2.2 Lokasi Stasiun Curah Hujan
Gambar 2.3 Stasiun Curah Hujan Negara Ratu
Gambar 2.4 Stasiun Curah Hujan Kandis Karang Anyar
+4

Referensi

Dokumen terkait

Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau

Dengan alat ukur yang disusun dan dirancang dengan mengunakan sensor arus dan sensor tegangan yang dihubungkan langsung dengan Arduino, maka nilai dari beberapa besaran

Banyak dari kasus kembar siam yang mendapati masalah sosial dalam tindakan operasi pemisahan, apalagi operasi pemisahan yang akan mengorbankan satu anak demi anak yang lain

(1) Besaran pokok Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud pasal 72 dengan dasar pengenaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) desain pengembangan bahan ajar IPA Terpadu pada materi getaran, gelombang dan bunyi dengan mengintegrasikan ayat Alquran berada

Dalam rangka menindaklanjuti program pemerintah pusat ini khusus membangun sinergitas program dibidang ke-ciptakaryaan maka pemerintah kabupaten Indragiri Hilir mencoba

Agar mitra memiliki kemampuan meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi baju bodo yang memiliki asesoris sehingga baju bodo memiliki tampilan indah, maka metode yang

Sebagai pelaksanaan amanat Pasal 3 UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM), selama 2014 OJK telah melakukan pengawasan terhadap kegiatan pasar modal berupa