• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengawasan Intern Kas Daerah Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Pengawasan Intern Kas Daerah Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan”"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS DAERAH PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

(BPKD) KOTA MEDAN

Oleh :

LITA SELFIANA S 112102131

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : LITA SELFIANA S

NIM : 112102131

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM PENGAWASN INTERN KAS DAERAH PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN

Tanggal:____________2014 Dosen Pembimbing Tugas Akhir

(Drs. H. Hotmal Ja’far, MM, Ak.) NIP.19510425 198203 1 002

Tanggal:____________2014 Ketua Prodi Diploma III Akuntansi

(Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA) NIP.19511114 198203 1 002

Tanggal:____________2014 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

(Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec,Ac,Ak,CA) NIP.19560407 198002 1 00

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : LITA SELFIANA S

NIM : 112102131

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS DAERAH PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN

Medan, Agustus 2014

(LITA SELFIANA S)

NIM.112102131

(4)

KATA PENGANTAR

Dengan Kerendahan hati, penulis mengucapkan Puji dan syukur kepada

Tuhan Yesus Kritus yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Sistem Pengawasan Intern Kas Daerah Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan”.

Tugas akhir ini disusun guna memenuhi salah satu syarat menyelesaikan

pendidikan Program Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara. Penulis juga menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas akhir

ini banyak menerima bimbingan dan tidak terlepas dari arahan, bantuan, dan

petunjuk dari berbagai pihak sampai selesainya tugas akhir ini. Oleh sebab itu,

pada kesempatan ini izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya yang senantiasa membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini yaitu

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara,

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Program Studi Diploma III

Akuntansi Fakultas Ekonimi dan Bisnis Sumatera Utara yang telah memberikan

arahan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini,

3. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi Diploma

III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara,

4. Bapak Drs. H. Hotmal Ja’far MM, Ak. selaku Dosen Pembimbing penulis yang

telah banyak memberikan masukan dan arahan kepada penulis serta dengan sabar

membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini,

(5)

5. Drs. Hasan Basri, MM, selaku kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kota

Medan yang telah memberi izin riset, Ibu Khairunisa, SE, MM. Selaku Kepala

Bidang Akuntansi dan Pelaporan BPKD Kota Medan, Bpk. Arfan Anshari, SE.

Kepala Sub bidang Akuntansi, serta Bapak dan Ibu Pegawai Kantor bidang

Akuntansi dan Pelaporan BPKD Kota Medan, penulis mengucapkan banyak

terimakasih atas bimbingan dan bantuannya dalam memberikan data-data yang

diperlukan untuk penelitian dalam penulisan Tugas Akhir ini kepada penulis,

6. Teristimewa untuk Ayahanda A. sagala dan Ibunda Tumini tercinta, yang telah

memberikan kasih sayang, doa, pengorbanan untuk penulis, sehingga dapat

menyelesaikan tugas akhir ini. Kiranya Tuhan Yesus memberikan panjang umur

dan berkat yang melimpah, Amin.

7. Sahabat - sahabat terbaik Lima Serangkai: Tribudi Astuti, Alfria Sitompul, Rizky

Nirwana Nst, dan Ely Lasa, dan teman ku Ely Sabeth Ginting dan Fitri Annisa

yang telah saling mendukung dan memberi semangat serta doa dalam

menyelesaikan tugas akhir ini, dan juga seluruh teman mahasiswa jurusan

Diploma III Akuntansi Grup “C” dan teman-teman yang lain yang bersama-sama

berjuang menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara. bersama-sama bersemangat berjuang menyelesaikan

pendidikannya di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa

penyajian tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, Oleh karena itu, penulis

mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun Tugas Akhir ini dari

semua pihak demi kesempurnaan tugas akhir ini.

(6)

Akhir kata, peneliti berharap semoga tugas akhir ini memberikan manfaat

dan memberikan masukan kepada kita semua yang membacanya.

Medan, Agustus 2014

Penulis,

Lita Selfiana S

(NIM. 112102131)

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... ... i

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR LAMPIRAN... vii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 4

1. Tujuan Penelitian... 4

2. Manfaat Penelitian... 5

D. Rencana Penulisan... 5

1. Jadwal Survei/observasi... 5

2. Rencana Isi... 6

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH KOTA MEDAN... 9

A. Sejarah Ringkas... 9

1. Gambaran Umum Kota Medan... 9

2. Sejarah Ringkas Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan... 11

B. Struktur Organisasi... 20

(8)

C. Uraian Tugas (Job Description)... 21

D. Jaringan Usaha/ Kegiatan... 38

E. Kinerja Terkini... 38

F. Rencana Kegiatan... 39

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS DAERAH PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN... 42

A.Pengertian Kas Daerah dan Fungsi Pengawasan Intern... 42

1. Pengertian Kas Daerah... 42

2. Pengertian Pengawasan Intern... 43

B.Unsur-unsur Pengawasan Intern Kas... 45

C.Tujuan Pengawasan Intern Kas... 47

D.Analisa Prosedur Penerimaan Kas Daerah... 48

E. Analisa Pengawasan Intern Penerimaan Kas Daerah... 54

BAB IV PENUTUP... 56

A.Kesimpulan... 57

B.Saran... 58

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Jadwal Penelitian...6 2.2 Tabel Rencana Program/Kegiatan Badan Pengelola Keuangan

(BPKD) Daerah Kota Medan...4

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1 : Struktur Organisasi Badan Pengelola Keuangan Daerah

(BPKD) Kota Medan... 60

2 : Format Dokumen Surat Ketetapan Pajak (SKP) Daerah... 61

3 : Format Dokumen Surat Ketetapan Retribusi (SKR)... 62

4 : Format Dokumen Surat Tanda Setoran... 63

5 : Format Dokumen Tanda Bukti Pembayaran... 64

6 : Format Dokumen Slip Setoran... 65

7 : Format Dokumen Buku Kas Umum (BKU) Penerimaan... 66

8 : Format Dokumen Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian... 67

9 : Format Dokumen Surat Pertanggungjawaban Penerimaan (SPJ)... 68

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Kegiatan-kegiatan pembayaran atas suatu aktivitas sebagian besar di

dominasi dengan menggunakan kas. Ini tak terlepas dari kondisi masa kini

yang menjadikan uang tunai sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah.

Sangat jarang ditemukan dalam sistem perekonomian sebuah negara saat ini

yang tidak menggunakan uang tunai sebagai alat pembayaran.

Uang tunai atau sering disebut dengan kas merupakan komponen

penting dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Sebagian besar aktivitas pada

suatu entitas, apakah entitas bisnis ataupun entitas pemerintahan, selalu

melibatkan uang tunai dalam pelaksanaan kegiatannya. Hampir dapat

dipastikan bahwa kas inilah yang memiliki peranan sentral dalam menjaga

kelangsungan sebuah aktivitas.

Pos akuntansi (pencatatan) kas entitas bisnis pada entitas pemerintah

disebut dengan kas daerah, walaupun hakekatnya sama-sama sebagai pos

akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas untuk aktivitas entitas, yang

membedakannya adalah dari segi penerimaan kas, entitas bisnis menerima

kas dari kegiatan penjualan, sedangkan pemerintah menerima kas dari

pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan pendapatan asli daerah

lainnya yang sah. Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 39 tahun 2007

tentang pengelolaan uang negara/daerah, Kas daerah adalah tempat

penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh gubernur/bupati/walikota

(12)

untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh

pengeluaran daerah.

Pengawasan intern merupakan kegiatan mengkoordinasi

aktivitas-aktivitas entitas bisnis maupun entitas pemerintah agar sesuai dengan rencana

yang telah ditetapkan. Karena kas daerah adalah salah satu komponen dari

aktiva yang sangat vital bagi kelangsungan hidup entitas pemerintah daerah,

dimana kas daerah merupakan elemen kunci dalam perencanaan atas seluruh

aspek operasional pemerintah daerah maka diperlukan pengawasan intern.

Pengawasan intern dapat dilakukan dengan adanya penyusunan sistem

pengawasan intern yang telah dibuat untuk digunakan dalam kegiatan

aktivitas atau operasional entitas pemerintah. Sistem pengawasan intern

meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang

dikoordinasikan untuk menjaga kekayaaan organisasi, mendorong efisiensi

dan dipatuhinya kebijakan menajemen.

Masalah yang mendasari perlu adanya sistem pengawasan intern kas

terhadap kas daerah adalah bahwa kas daerah merupakan aset lancar yang

sensitif terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan. Baik entitas binis

atau entitas pemerintah, kas adalah salah satu aktiva yang siap untuk diubah

menjadi jenis aset yang lain; sangat mudah disembunyikan dan dipindahkan;

serta sangat diinginkan. Karena karakteristik ini, kas adalah aktiva yang

paling rawan terhadap pencurian dan penyalahgunaan. Terlebih lagi, karena

jumlah transaksi kas yang sangat besar, banyak kekeliruan mungkin terjadi

dalam pelaksanaan dan pencatatan transaksi kas membuat data keuangan

menjadi tidak akurat sehingga beresiko bagi aktivitas finansial.

(13)

Dengan adanya sistem pengawasan intern kas yang baik, diharapkan

baik penerimaan dan pengeluaran kas daerah dapat dilakukan secara tepat,

aman, terkendali, transparan, dan dapat menghindari kecurangan yang

mungkin saja dapat terjadi. Manfaat sistem pengawasan intern bagi

pemerintah daerah dalam pengelolaan kas daerah adalah untuk mengamankan

harta pemerintah daerah.

Keamanan kas daerah merupakan bagian dalam pengelolaan keuangan

daerah dan seharusnya sudah menjadi tanggungjawab kepala daerah sebagai

pemerintah daerah untuk menggunakan kas daerah sebaik-baiknya. Oleh

karena itu, kepala daerah selaku pemegang kekuasaan pengelola keuangan

daerah, melimpahkan sebagian kekuasaanya kepada Satuan Kerja Pengelola

Keuangan Daerah yaitu Badan Pengelola keuangan daerah (BPKD) untuk

memberi keyakinan memadai atas tujuan organisasi dalam mengelola

keuangan daerahnya.

Sesuai dengan salah satu misinya untuk meningkatkan transparansi,

efisiensi, dan efektifitas pengelolaan Keuangan daerah kota Medan khususnya

pengelolaan dan pelaporan keuangan kas daerah diperlukan sistem

pengawasan intern. Sehubungan dengan pentingnya sistem pengawasan intern

baik penerimaan dan pengeluaran kas daerah bagi

entitas pemerintah daerah, maka penulis ingin mempelajarinya dan sekaligus

menjadi acuan dalam melakukan penulisan tugas akhir ini, dengan

memilih judul: “Sistem Pengawasan Intern Kas Daerah Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan”.

(14)

B. Rumusan Masalah

Dalam kesempatan ini penulis akan membahas tentang sistem

pengawasan intern kas daerah sesuai dengan judul tugas akhir ini,

Sehubungan dengan luasnya ruang lingkup sistem pengawasan

penerimaan dan pengeluaran kas daerah pada BPKD Kota Medan, maka

penulis membatasi ruang lingkup penulisan tugas akhir ini dengan membahas

permasalah Sistem Pengawasan Intern Kas daerah, atas Penerimaan Kas

Daerah-nya saja pada BPKD Kota Medan, dengan rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana sistem pengawasan intern kas yang berlaku atas penerimaan

kas daerah pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan?

2. Apakah sistem pengawasan intern atas penerimaan kas daerah yang

diterapkan sudah dapat menjamin keamanan dalam pengelolaan kas

daerah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

Tujuan penulis mengadakan penelitian dalam penulisan tugas akhir ini

adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana kebijakan pelaksanaan sistem

pengawasan intern penerimaan kas daerah pada Badan Pengelola

Keuangan Daerah Kota Medan.

b. Untuk mengetahui dokumen-dokumen apa saja yang terkait dalam

penerimaan penerimaan kas daerah.

c. Untuk mengetahui apakah pengawasan intern kas yang dilakukan

(15)

Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan telah berjalan

efektif dan efisien.

d. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan

pada Pogram Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini tidak hanya bermanfaat bagi penulis tetapi juga

bermanfaat bagi perusahaan/instansi dan peneliti lainnya.

a. Bagi BPKD Kota Medan

digunakan sebagai masukan yang bermanfaat dalam membuat

perbaikan kebijakan atau keputusan pengawasan intern kas daerah di

masa yang akan datang.

b. Bagi peneliti

Memberikan pengetahuan dalam memperluas wawasan penulis

mengenai pengawasan intern kas daerah

c. Bagi pembaca

Memberikan informasi guna peneliti lain dalam menambah

wawasan tentang penelitian mengenai pengawasan intern kas daerah

yang akan datang.

D. Rencana Penulisan

Adapun Sistematika Penulisan Tugas Akhir adalah sebagai berikut:

1. Jadwal survei/observasi

Jadwal penelitian dilakukan setelah penulis menyelesaikan magang di

Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan, di JL. Kapten

(16)

Mulana Lubis No.2, Medan. Berikut adalah jadwal survei/observasi

[image:16.595.115.519.221.478.2]

selama penyusunan tugas akhir adalah:

Tabel 1.1

Jadwal Survei/observasi

2. Rencana Isi

Penulisan akan membuat rencana isi secara terarah dalam penulisan

tugas akhir, pembahasn tugas akhir ini terbagi atas empat (4) bab yang

saling berkaitan dimana masing-masing bab dibagi atas sub-sub bab yang

akan memberian pemahaman yang lebih baik. Secara garis besar

Rencana Isi adalah sebagai berikut yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang apa

yang menjadi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan rencana

No. Keterangan Juni Juli Agustus

III IV I II III IV I II III IV

1. Pengesahan Penulisan Tugas Akhir

2. Pengajuan Judul Tugas Akhir

3. Permohonan Izin Riset

4. Penunjukan Dosen Pembimbing

5. Pengumpulan Data 6. Penyusunan Tugas

Akhir

7. Bimbingan Tugas Akhir

8. Penyelesaian Tugas Akhir

(17)

penulisan yang mencakup jadwal survei/observasi dan

rencana isi.

BAB II : BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN

Pada bab ini diuraikan Sejarah Ringkas yang

mencakup Gambaran Umum Kota Medan dan sejarah

ringkas Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD)

Kota Medan, Struktur Organisasi, Uraian Tugas (Job

Description), Jaringan Usaha/Kegiatan, Kinerja

Terkini, dan Rencana Kegiatan BPKD Kota Medan.

BAB III : SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS DAERAH PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH KOTA MEDAN

Pada bab ini diuraikan mengenai Pengertian Kas

Daerah dan Pengawasan Intern, Unsur-unsur

Pengawasan Intern Kas, Tujuan Pengawasan Intern

Kas, Analisa Prosedur Penerimaan Kas Daerah yang

terdiri dari prosedur penerimaan di SKPD dan

Prosedur Penerimaan melalui Bendahara Umum

Daerah (BUD), dan Analisa Pengawasan Intern

Penerimaan Kas Daerah.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis mencoba menguraikan

kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah pada

(18)

BAB I, dan saran yang relevan dengan kesimpulan

yang dapat memberikan kemajuan instansi pada

masa yang akan datang.

(19)

BAB II

PROFIL BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH KOTA MEDAN

A. Sejarah Ringkas

1. Gambaran Umum Kota Medan a. Gambaran Umum

Sebagai salah satu daerah otonom berstatus kota di propinsi

Sumatera Utara, Kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup

penting dan strategis secara regional. Bahkan sebagai Ibukota

Propinsi Sumatera Utara, Kota Medan sering digunakan sebagai

barometer dalam pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah

daerah. Secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis

sebab berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian Utara,

sehingga relatif dekat dengan kota-kota / negara yang lebih maju

seperti Pulau Penang Malaysia, Singapura dan lain-lain.

Demikian juga secara demografis Kota Medan diperkirakan

memiliki pangsa pasar barang/jasa yang relatif besar. Hal ini tidak

terlepas dari jumlah penduduknya yang relatif besar dimana tahun

2007 diperkirakan telah mencapai 2.083.156 jiwa. Demikian juga

secara ekonomis dengan struktur ekonomi yang didominasi sektor

tertier dan sekunder, Kota Medan sangat potensial berkembang

menjadi pusat perdagangan dan keuangan regional/nasional.

b. Paradigma Baru Fungsi dan Peran Pemerintah Kota, (dari Sentralisasi ke Desentralisasi)

(20)

Diberlakukannya UU Nomor 32 Tahun 2004 ternyata telah

membawa perubahan, baik secara filosofis maupun administratif

penyelenggaraan Pemerintahan Kota. Secara filosofis,

diberlakukannya Undang–undang tersebut membawa implikasi

bahwa:

a. Semua persoalan diselesaikan di tingkat lokal.

b. Semua daerah harus berkembang dengan prakarsa, kreativitas

dan inovasi daerah masing- masing.

c. Merubah pandangan kesatuan, dari yang semula harus sama

menjadi pengakuan adanya keanekaragaman, sebagai potensi

bangsa/daerah.

d. Adanya pergeseran dari yang semula dominasi Eksekutif

menjadi keseimbangan dengan Legislatif.

e. Perlunya partisipasi masyarakat yang dinamis dalam pengelolaan

pemerintahan dan pembangunan kota.

Secara administratif, otonomi daerah juga dimaknai adanya

pergeseran kewenangan dari yang semula dominasi pusat kepada

daerah, dan dari yang semula dominasi daerah kepada masyarakat.

Perubahan tersebut juga harus dimaksimalkan adanya pergeseran

dalam paradigma pembagunan kota. Penyelenggaraan pemerintahan

dan pembangunanan kota tersebut diantisipasi dengan merumuskan

apa yang disebut Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Kota Medan lima tahun kedepan, dengan menetapkan Pemerintah

(21)

Kota, DPRD, swasta, dan masyarakat sebagai pilar utama

pembangunan.

2. Sejarah Ringkas Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan

Badan Pengelola Keuangan Daerah dahulu masih berupa unit kerja

yang kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota Medan dengan

tugas pokoknya mengelola keuangan pemerintah kota medan. Mengingat

pada saat itu potensi tugas pengelolaan keuangan pemerintah kota medan

belum begitu kompleks maka bagian keuangan kota medan terdiri dari 5

sub bagian yaitu anggaran, perbendaharaan, gaji, verifikasi, dan

pembukuan.

Dengan peningkatan perkembangan pembangunan dan laju

pertumbuhan penduduk kota medan, maka melalui peraturan daerah kota

medan No. 2 Tahun 2011 tentang perubahan Atas Perda No. 3 tahun

2003 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah

Kota Medan, bagian keuangan sekretariat daerah kota medan yang terdiri

dari 5 bagian tersebut ditingkatkan menjadi badan pengelola daerah

keuangan yang tugas pokoknya mengelola keuangan pemerintah kota

medan.

Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan yang mampu

sebagai konteks pelayanan publik dalam rangka penyelenggaraan tata

pemerintahan yang baik (good governance). Pengembangan dan

peningkatan pengelolaan keuangan daerah yang bertujuan penataan

organisasi perangkat daerah yang profesional dan berkualitas dalam

sistem dan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(22)

sebagai sarana pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan

daerah. Penataan organisasi perangkat daerah yang profesional guna

pengawasan dan akuntabilitas, kualitas serta penyusunan pelaporan dan

pengelolaan keuangan daerah.

Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan berkeinginan agar

setiap Aparatur Pemerintah Kota Medan berkemampuan melaksanakan

tugasnya dengan baik, berdayaguna dan berhasilguna yang didukung

dengan Kelembagaan Perangkat Daerah yang efektif dan efisien sehingga

dapat terwujud pelayanan Pemerintah Kota Medan yang prima sesuai

dengan sistem dan prosedur pengeloaan keuangan serta standar

operasional dan prosedur (SOP).

Organisasi BPKD, terdiri dari:

A. Badan

B. Sekretariat, membawahkan:

a. Sub Bagian Umum;

b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Penyusunan Program.

C. Bidang Anggaran, membawahkan:

a. Sub Bidang Pendapatan;

b. Sub Bidang Belanja Tidak Langsung;

c. Sub Bidang Belanja Langsung.

D. Bidang Perbendaharaan, membawahkan:

a. Sub Bidang Gaji;

b. Sub Bidang Belanja;

(23)

c. Sub Bidang Verifikasi dan Kas.

E. Bidang Akuntansi dan Pelaporan, membawahkan:

a. Sub Bidang Akuntansi;

b. Sub Bidang Pelaporan.

F. Unit Pelaksana Teknis (UPT);

G. Kelompok Jabatan Fungsional.

Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) berdiri pada tanggal

28 Desember 2011. Visi dan Misi Badan Pengelola Keuangan Daerah

diterapkan mulai 2011-2015.

Berikut ini akan dijelaskan visi dan misi BPKD:

1. Visi BPKD Kota Medan

Visi BPKD Kota Medan dirumuskan untuk mendukung visi

dan misi Kota Medan. Upaya untuk mewujudkan keberhasilan visi

ini tentunya sangat ditentukan oleh kinerja dan peran Aparatur

Pemerintah Kota Medan.

BPKD Kota Medan berkeinginan agar setiap Aparatur

Pemerintah Kota Medan berkemampuan melaksanakan tugasnya

dengan baik, berdaya guna, dan berhasil guna yang didukung dengan

Kelembagaan Perangkat Daerah yang efektif dan efisien, sehingga

dapat terwujud pelayanan Pemerintah Kota Medan yang prima

sesuai dengan sistem dan prosedur pengeloaan keuangan serta

standar operasional dan prosedur (SOP). Sejalan dengan visi dan

misi Kota Medan, maka visi BPKD Kota Medan Tahun 2011-2015

sebagai berikut:

(24)

“TERWUJUDNYA SUMBER DAYA APARATUR PEMERINTAH KOTA MEDAN YANG PROFESIONAL, BERWAWASAN MANAJEMEN PENGELOLAAN KEUANGAN YANG SISTEMATIS, EFISIEN DAN EFEKTIF”

Rasionalitas visi BPKD Kota Medan sebagaimana di atas

adalah sebagai berikut:

a. Terwujudnya pelayanan administrasi perkantoran yang professional

Pelayanan administrasi yang profesional sebagai unsur

yang utama dalam menjalankan fungsi pemerintah dalam

pengaturan/Regulasi maupun fungsi Pelayanan, maka

profesionalisme aparatur sangat memegang perananan dalam

rangka menumbuhkembangkan pembangunan masyarakat,

khususnya untuk menjawab permasalahan dan peluang pada era

globalisasi sekarang ini.

Untuk memungkinkan Pemerintah Kota Medan mampu

mengambil bagian dalam proses globalisasi yang telah terjadi

pada seluruh aspek kehidupan manusia, salah satu faktor

penting yang harus dimiliki oleh Pemerintah Kota Medan

adalah sumber daya aparatur yang profesional dengan

meningkatkan mutu pelayanan administrasi.

b. Sumber daya Aparatur Pemerintah Kota Medan yang berwawasan manajemen pengelolaan keuangan

Sumber daya aparatur yang profesional dimaksud adalah

(25)

sumber daya aparatur yang memiliki intelektualitas dan

kompetensi dalam hal merencanakan, melaksanakan, dan

mengendalikan proses pembangunan Kota Medan sekaligus

dapat segera merespon tuntutan dan harapan masyarakat. Hal ini

akan berimplikasi pada terbentuknya sumber daya aparatur yang

bersih, berwibawa, bermoral yang menjunjung tinggi nilai-nilai

agama dan budaya.

Faktor-faktor tersebut akan berkembang sejalan dengan

aparatur Kota Medan yang memiliki tingkat pendidikan yang

tinggi dan spesialisasi sesuai bidang tugasnya untuk

menciptakan kualitas sumber daya aparatur serta peningkatan

pengetahuan bagi aparaturnya.

Dengan demikian akan memungkinkan Pemerintah dan

masyarakat Kota Medan secara bersama mampu mencapai

keberhasilan dengan baik dalam pembangunan Kota

sebagaimana Visi dan Misi Kota Medan yaitu:

“Medan Kota yang berdaya saing, nyaman, peduli, dan sejahtera”.

c. Sumber daya Aparatur Pemerintah Kota Medan yang berpengabdian

Bahwa pada era globalisasi sekarang semakin terasa

luasnya cakupan pembangunan yang harus dilaksanakan.

Namun demikian dalam proses pembangunan untuk melayani

semua kebutuhan tersebut hanya dapat kita lakukan secara

(26)

bertahap. Dalam pembangunan dan pembinaan sumber daya

aparatur khususnya dan masyarakat pada umumnya juga

dilaksanakan dalam kerangka membangun persatuan dan

kesatuan Bangsa.

Oleh karena itu, profesionalisme sumber daya aparatur

yang akan diwujudkan tersebut tidak semata hanya membangun

kualitas, kompetensi, menguasai ilmu, dan teknologi tetapi juga

sangat penting memiliki integritas dan rasa pengabdian untuk

membangun bangsa dan negara melalui pembangunan

daerahnya. Dengan demikian perbedaan kecepatan pencapaian

kemajuan pembangunan antar daerah menjadi sebuah tantangan

dan masukan untuk perbaikan kebijakan dan kinerja ke arah

yang lebih baik ke depan, sehingga penerapan prinsip-prinsip

penyelenggaraan pemerintahan di bidang pengelolaan keuangan

daerah dan meningkatnya kualitas pelayanan aparatur.

d. Pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

Bahwa dalam rangka pencapaian sistem pelaporan

kinerja dan keuangan diperlukan pembinaan sumber daya

aparatur yang mampu berdaya guna untuk menunjang

peningkatan sistem capaian kinerja.

Oleh karena peningkatan capaian kinerja dan keuangan

bermuara dari kualitas sumber daya aparatur yang kompetensi,

menguasai perkembangan ilmu, dan teknologi tetapi juga sangat

(27)

penting memiliki integritas dan rasa pengabdian untuk

membangun bangsa dan negara melalui pembangunan

daerahnya, dengan demikian perbedaan kecepatan pencapaian

kemajuan pembangunan antar daerah menjadi sebuah tantangan

dan masukan untuk perbaikan kebijakan dan kinerja ke arah

yang lebih baik. Pengembangan sistem pelaporan capaian

kinerja dan keuangan sehingga dapat meningkatnya kualitas dan

sistem pelaporan.

e. Pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah

BPKD Kota Medan yang mampu sebagai konteks

pelayanan publik dalam rangka penyelenggaraan tata

pemerintahan yang baik (good governance). Pengembangan dan

peningkatan pengelolaan keuangan daerah yang bertujuan

penataan organisasi perangkat daerah yang profesional dan

berkualitas dalam sistem dan penyusunan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah sebagai sarana pengembangan dan

peningkatan pengelolaan keuangan daerah. Penataan organisasi

perangkat daerah yang profesional guna pengawasan dan

akuntabilitas, kualitas, serta penyusunan pelaporan dan

pengelolaan keuangan daerah.

2. Misi BPKD Kota Medan

Misi Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan

merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah dan

(28)

pihak-pihak lain yang berkepentingan agar harapan yang

dicita-citakan pada masa mendatang akan tercapai. Misi Badan Pengelola

Keuangan Daerah (BPKD) tersebut yaitu:

a. Meningkatkan transparansi, efisiensi, dan efektifitas pengelolaan

keuangan daerah Kota Medan.

b. Meningkatkan sistem pengelolaan keuangan daerah melalui

teknologi yang lebih baik.

c. Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Struktur Organisasi

Perangkat Daerah Kota Medan.

Dalam mencapai visi organisasi tersebut, Badan Pengelola

Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan merumuskan misi organisasi

sebagai tugas utama yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan

organisasi dalam kurun waktu tertentu. Ketiga misi Badan

Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan di atas dapat

dijelaskan dengan rasionalitas sebagai berikut:

a. Peningkatkan pelayanan administrasi perkantoran dan pelayanan Aparatur Pemerintah Kota Medan

Dengan terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana

administrasi perkantoran merupakan penunjang kelancaran

tugas-tugaspelayanan bagi aparatur sebagai aparatur Pemerintah

Kota Medan yang berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan

sumber daya manusia (SDM) maka pelayanan administrasi dan

aparatur dapat berjalan sesuai program dan rencana kerja yang

telah disusun dan dapat menerapkan mutu pelayanan adminis-

(29)

trasi serta peningkatan kualitas pelayanan publik.

b. Meningkatkan transparansi, efisiensi dan efektifitas pengelolaan keuangan daerah Kota Medan

Pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh Badan

Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan harus

memiliki manfaat tepat yang berbasis kinerja, sehingga aparatur

pemerintah semakin memiliki pengetahuan, keahlian,

keterampilan, maupun pengalaman yang sesuai dengan ruang

lingkup wewenang. tanggung jawab yang diemban sesuai

prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan khususnya

bidang pengelolaan keuangan daerah yang berkualitas

transparan, efisien, dan efektif.

c. Meningkatkan sistem pengelolaan keuangan daerah melalui teknologi yang lebih baik.

Terkait dengan salah satu tujuan organisasi Pemerintah

Kota Medan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, dan

pemerataan pelayanan umum Pemerintah Kota Medan kepada

masyarakat, maka disadari bahwa pada prakteknya, tujuan itu

hanya dapat tercapai oleh sumber daya aparatur Pemerintah

Kota Medan yang secara langsung berinteraksi dengan sistem

teknologi yang harus diketahui oleh aparatur dan menyadari

tugas pelayanan yang harus dilakukannya. Oleh karenanya,

motivasi, disiplin, dan kualitas sumber daya aparatur sangat

dibutuhkan guna mendukung penerapan penyelenggaraan

(30)

pengelolaan keuangan daerah yang good governance.

d. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas struktur organisasi Perangkat Daerah Kota Medan

Bahwa untuk dapat tercapainya tujuan organisasi Kinerja

organisasi akan selalu ditentukan oleh kinerja sumber daya

manusia dalam organisasi yang bersangkutan disamping adanya

peran penting faktor-faktor lain.

Oleh karena itu, peningkatan kinerja sumber daya aparatur

Pemerintah Kota Medan mutlak harus dilakukan.Dalam batasan

misi di atas, peningkatan kinerja aparatur dapat terlepas dari

makna peningkatan produktifitas kerja aparatur Pemerintah

Kota Medan sehingga terbebas dari pemborosan dan

ketidakefisienan. Menempatkan aparatur pada suatu gugus kerja

yang jelas, peningkatan karier, dan kesejahteraan yang sesuai

dengan prestasi aparatur, kepuasan kerja, budaya organisasi

yang mendukung peningkatan kinerja dan sebagainya

merupakan faktor-faktor yang secara simultan berkorelasi dalam

proses peningkatan kinerja sumber daya aparatur Pemerintah

Kota Medan.

B. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas

wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya

hubungan / keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu

(31)

wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut.

Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah

ditetapkan sebelumnya.Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur

organisasi dalam instansi.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan

pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektifitas kerja dapat

diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan

perusahaan dapat dicapai. Struktur organisasi Badan Pengelola Keuangan

Daerah Kota Medan (BPKD) Kota Medan dapat dilihat pada lampiran No.1

C. Uraian Tugas (Job description) Badan Pengelola Keuangan Daerah

Tugas pokok dan fungsi dari organisasi Badan Pengelola Keuangan

Daerah (BPKD) terdiri dari:

1. Kepala BPKD

Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) dipimpin oleh kepala

Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

Walikota melalui Sekretaris Daerah. Badan Pengelola Keuangan Daerah

(BPKD) mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan

kebijakan urusan pemerintahan daerah di bidang pengelolaan keuangan

daerah lingkup anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan.

Kepala BPKD menyelenggarakan fungsi:

1) Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan keuangan daerah

dan Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis urusan pemerintah

daerah di bidang pengelolaan keuangan daerah.

2) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di

(32)

bidang pengelolaan keuangan, serta penyusunan dan

penyelenggaraan administrasi keuangan, penatausahaan, pelaporan,

dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah.

3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan keuangan

daerah. serta Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Sekretariat

Dipimpin oleh Sekretaris, yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Kepala Badan. Sekretariat mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Badan Pengelola Keuangan Daerah

(BPKD) lingkup kesekretariatan yang meliputi pengelolaan administrasi

umum, keuangan, dan penyusunan program.

Sekretariat menyelenggarakan fungsi:

1) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan sekretariatan.

2) Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Badan

Pengelola Keuangan Daerah (BPKD).

3) Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi

kesekretariatan Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) yang

meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan

kerumahtanggaan BPKD.

4) Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia,

pengembangan organisasi, dan ketatalaksanaan.

5) Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Badan Pe

ngelola Pengelola Keuangan Daerah (BPKD).

(33)

6) Pelaksanaan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian bidang

kesekretariatan, serta pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan

pelaporan kesekretariatan.

7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Sekretariat, membawahkan Sub bagian:

a. Sub bagian Umum

Sub bagian umum dipimpin oleh Kepala Sub bagian yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Sub

bagian umum mempunyai tugas pokok pelaksanaan sebagian tugas

sekretariat lingkup administrasi umum.

Sub bagian Umum menyelenggarakan fungsi:

a) Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Umum

,serta Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan

administrasi.

b) Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan

tatanaskah dinas, penataan kearsipan, perlengkapan,

penyelenggaraan kerumahtanggaan dan keprotokolan Badan

Pengelola Keuangan Daerah (BPKD).

c) Pengelolaan administrasi kepegawaian dan Penyiapan bahan

pembinaan, pengawasan, dan pengembangan kelembagaan,

ketatalaksanaan dan kepegawaian.

d) Pelaksanaan hubungan masyarakat dan Pelaksanaan

monitoring, evaluasi, dan pelaporan tugas Pelaksanaan tugas

(34)

lain yang diberikan oleh Sekretaris dengan tugas dan

fungsinya.

b. Sub bagian Keuangan

Sub bagian keuangan dipimpin oleh Kepala Sub bagian, yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Seketaris. Sub

Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

tugas Seketariat lingkup pengelolaan administrasi keuangan.

Sub bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi:

a) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian

Keuangan serta penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan

administrasi keuangan.

b) Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi

kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan,

pengusulan, dan verifikasi, dan juga Penyiapan

bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi

keuangan.

c) Penyusunan laporan keuangan Badan Pengelola Keuangan

Daerah (BPKD).

d) Pelaksanaan tugas selaku Pejabat Penatausahaan Keuangan

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

e) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.

f) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas.

g) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai

(35)

dengan tugas dan fungsinya.

c. Sub bagian Penyusunan Program

Sub bagian Penyusunan Program dipimpin oleh Kepala Sub

bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Sekretaris. Sub bagian Penyusunan Program mempunyai tugas

pokok melaksanakan sebagian tugas sekretariat lingkup penyusunan

program dan pelaporan.

Sub bagian Penyusunan Program menyelenggarakan fungsi:

a) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian

Penyusunan Program, serta Pengumpulan bahan petunjuk teknis

lingkup penyusunan rencana, program, dan kegiatan Badan

Pengelola Keuangan Daerah (BPKD).

b) Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program Badan

Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) dan Penyusunan bahan

evaluasi pelaporan kinerja kegiatan BPKD.

c) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian

dan juga pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan

pelaksanaan tugas.

d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

3. Bidang Anggaran

Bidang anggaran dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Bidang anggaran

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas BPKD lingkup

(36)

pendapatan, belanja tidak langsung, dan belanja langsung.

Bidang anggaran menyelenggarakan fungsi:

1) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan bidang anggaran,

Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup anggaran yang meliputi

pendapatan, pembiayaan, belanja tidak langsung, dan belanja

langsung.

2) Pengkoordinasian Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas

Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TPAD), Pengkoordinasian Rencana Kerja dan

Anggaran (RKA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

3) Pengkoordinasian dan penyusunan Rancangan APBD dan Perubahan

APBD atas usulan SKPD.

4) Penyiapan bahan pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran

(DPA)/Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

5) Penyiapan Surat Penyediaan Dana (SPD) sesuai DPA/DPPA SKPD.

6) Penyusunan laporan realisasi Surat Penyediaan Dana (SPD) Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

7) Penyusunan laporan kinerja program bidang anggaran.

8) Penyiapan bahan pembinaan, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan

pelaksanaan tugas.

9) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Bidang anggaran, membawahkan:

(37)

a. Sub bidang Pendapatan

Sub bidang Pendapatan dipimpin oleh Kepala sub Bidang,

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang

anggaran. Sub bidang Pendapatan mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Bidang anggaran lingkup pendapatan

dan pembiayaan.

Sub bidang Pendapatan menyelenggarakan fungsi:

a) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang

Pendapatan, serta penyusunan bahan petunjuk teknis limgkup

pendapatan dan penerimaan pembiayaan.

b) Pengkoordinasian pelaksanaan dan pengendalian kegiatan ,

penyusunan rencana dan program pendapatan asli daerah, dana

perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.

c) Pengkoordinasian Rencana Keuangan Anggaran (RKA)

pendapatan SKPD, Penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan

anggaran pendapatan dan penerimaan pembiayaan.

d) Penyiapan bahan pengesahan DPA/DPPA pendapatan dan

pembiayaan SKPD, Penyiapan bahan SPD pendapatan dan

pembiayaan sesuai DPA/DPPA SKPD.

e) Penyiapan laporan realisasi SPD pendapatan dan pembiayaan,

Pengumpulan dan pengolahan data serta informasi yang

berhubungan dengan pendapatan dan penerimaan pembiayaan.

f) Penyusunan laporan kinerja program bidang anggaran lingkup

pendapatan dan pembiayaan, Pelaksanaan monitoring, evaluasi,

(38)

dan pelaporan pelaksanaan tugas.

g) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

sesuai dengan tugas dan fungsinya

b. Sub bidang Belanja Tidak Langsung

Sub bidang Belanja Tidak Langsung dipimpin oleh Kepala Sub

bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Bidang Anggaran. Sub bidang Belanja Tidak Langsung mempunyai

tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Anggaran

lingkup belanja tidak langsung.

Sub bidang Tidak Langsung menyelenggarakan fungsi:

a) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Belanja

Tidak Langsung, serta Penyusunan bahan petunjuk teknis

lingkup belanja tidak langsung.

b) Pengkoordinasian RKA belanja tidak langsung SKPD dan

Pengkoordinasian perencanaan dan penyusunan anggaran

belanja tidak langsung dengan SKPD.

c) Pemeriksaan dan penyiapan bahan pengesahan DPA/DPPA

belanja tidak langsung SKPD, dan penyiapan bahan SPD belanja

tidak langsung sesuai DPA/DPPA SKPD.

d) Penyiapan laporan realisasi SPD belanja tidak langsung dan

penyusunan laporan kinerja program bidang anggaran lingkup

belanja tidak langsung.

e) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas.

(39)

f) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c. Sub bidang Belanja Langsung

Sub bidang Belanja Langsung dipimpin oleh Kepala Sub

Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Bidang Anggaran. Sub Bidang Belanja Langsung mempuyai

tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Anggaran lingkup

belanja langsung.

Sub bidang Belanja Langsung menyelenggarakan fungsi:

a) Penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang Belanja

Langsung serta penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup

belanja langsung.

b) Pengkoordinasian Rencana Keuangan Anggaran (RKA) belanja

langsung SKPD, pengkoordinasian perencanaan dan

penyusunan anggaran belanja langsung dengan SKPD.

c) Pemeriksaan dan penyiapan bahan pengesahan DPA/DPPA

belanja langsung SKPD.

d) Penyiapan SPD belanja langsung sesuai DPA/DPPA SKPD dan

Peyiapan laporan realisasi Surat Penyediaan Dana (SPD) belanja

langsung.

e) Penyusunan laporan anggaran kinerja program bidang anggaran

lingkup belanja langsung.

f) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas.

(40)

g) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4. Bidang Perbendaharaan

Bidang Perbendaharaan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada

di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Bidang

Perbendaharaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) lingkup gaji, belanja,

verifikasi dan kas.

Bidang perbendaharaan menyelenggarakan fungsi:

1) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang serta

penyusunan petunjuk teknis lingkup perbendaharaan.

2) Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang gaji, belanja,

verifikasi dan kas.

3) Penyiapan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) belanja tidak

langsung, belanja langsung, dan pengeluaran pembiayaan dan

melakukan Pengujian terhadap pengajuan pembayaran gaji, belanja,

verifikasi dan kas.

4) Penyiapan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) belanja tidak

langsung, belanja langsung, dan pengeluaran pembiayaan serta

penyusunan laporan realisasi SP2D SKPD.

5) Penyusunan laporan kinerja program bidang perbendaharaan dan

Penyiapan bahan dalam rangka penyelesaian masalah tuntutan

perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi.

6) Penyiapan bahan pembinaan, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan

(41)

pelaksanaan tugas serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh

Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang perbendaharaan, membawahkan:

a. Sub bidang Gaji

Sub bidang Gaji dipimpin oleh Kepala Sub bidang yang berada

di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang

Perbendaharaan. Sub bidang Gaji mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Bidang Perbendaharaan lingkup gaji.

Sub bidang Gaji menyelenggarakan fungsi:

a) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Gaji

serta penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup gaji pegawai.

b) Penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang

gaji.

c) Pemeriksaan kelengkapan berkas pengajuan SPM gaji dan

Penyiapan bahan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana

(SP2D) gaji.

d) Penyiapan bahan pembuatan dan penyusunan daftar gaji SKPD

dan melaksanakan penyelesaian permasalahan lingkup gaji.

e) Penyiapan bahan dalam rangka penyelesaian masalah tuntutan

perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi lingkup gaji.

f) Peyiapan bahan untuk penerbitan Surat Keputusan

Pemberhentian Pembayaran (SKPP) gaji dan Penyiapan

pembayaran uang bagi PNS yang meninggal dunia.

g) Penyusunan laporan realisasi SP2D gaji dan penyusunan laporan

(42)

kinerja program bidang perbendaharaan lingkup gaji.

h) Pelaksanaan Monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas seta Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Sub bidang Belanja

Sub bidang Belanja dipimpin oleh Kepala Sub bidang, yang

bertanggung jawab kepada Kepala bidang Perbendaharaan.

Sub bidang Belanja menyelenggarakan fungsi:

a) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Belanja

serta penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja dan

Penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang

belanja.

c) Pemeriksaan kelengkapan berkas pengajuan Surat Perintah

Membayar (SPM) belanja dari SKPD dan penyiapan register

penolakan Surat Perintah Membayar (SPM) belanja.

d) Penyiapan bahan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana

(SP2D) belanja dan Penyiapan register Surat Perintah Pencairan

Dana (SP2D) belanja

e) Penyiapan bahan penyelesaian masalah tuntutan perbendaharaan

dan tuntutan ganti rugi lingkup belanja.

f) Penyiapan bahan penyusunan laporan realisasi anggaran belanja

dan Penyusunan laporan kinerja program bidang

perbendaharaan lingkup belanja.

g) Pelaksanaan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksa-

(43)

naan monitoring serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan

oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c. Sub bidang Verifikasi dan Kas

Sub bidang Verifikasi dan Kas dipimpin oleh Kepala Sub

Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Bidang Perbendaharaan. Sub Bidang Verifikasi dan Kas

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang

Perbendaharaan.

Sub bidang Verifikasi dan Kas menyelenggarakan fungsi:

a) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang

Verifikasi dan Kas, serta penyusunan bahan petunjuk teknis

lingkup verfikasi dan kas.

b) Penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang

verifikasi dan kas.

c) Penyiapan bahan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana

(SP2D) bidang verifikasi dan kas serta penyiapan register SP2D

bidang verifikasi dan kas.

d) Pemeriksaan kelengkapan surat pertanggungjawaban belanja

dan pelaksanaan pembinaan terhadap Bendahara SKPD.

e) Penyusunan laporan arus kas secara periodik, Pencatatan dan

penerimaan dan belanja ke dalam buku register serta membuat

laporan harian tentang penerimaan dan belanja daerah.

f) Pelaksanaan rekonsiliasi kas dengan bank per periode dan

melakukan Penyiapan bahan penyusunan laporan realisasi an-

(44)

ggaran verfikasi dan kas.

g) Penyusunan laporan kinerja program bidang perbendaharaan

lingkup verifikasi dan kas.

h) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas.

i) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

5. Bidang Akuntansi dan Pelaporan

Bidang Akuntansi dan Pelaporan dipimpin oleh Kepala Bidang,

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.

Bidang Akutansi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) lingkup

akuntansi dan pelaporan.

Bidang Akuntansi dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi:

1) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Akuntansi dan

Pelaporan.

2) Penyusunan petunjuk teknis lingkup akuntansi dan pelaporan.

3) Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang akuntansi dan

pelaporan.

4) Pelaksanaan penyusunan, sosialisasi, dan asistensi system penata-

usahaan akuntansi pemerintahan daerah.

5) Pengkoordinasian laporan keuangan, laporan kinerja, dan laporan

manajerial dari SKPD menjadi laporan keuangan sebagai

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

(45)

6) Penyajian data dan informasi di bidang analisa, bidang pelaporan

keuangan serta bidang penatausahaan keuangan.

7) Penatausahaan Pembukuan Keuangan Pemerintah Daerah dan

penyusunan Laporan Keuangan Daerah.

8) Penyusunan laporan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) setiap semester dan prognosis 6 (enam) bulan

berikutnya.

9) Penelitian kelengkapan surat pertanggungjawaban belanja dan

pengesahan surat pertanggungjawaban pendapatan.

10)Penyusunan laporan kinerja program bidang akuantansi dan

pelaporan.

11)Pelaksanaan pembinaan, pemantauan, pengawasan, dan

pengendalian di bidang akuntansi dan pelaporan.

12)Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Akuntansi dan Pelaporan, membawahkan:

a. Sub bidang Akuntansi

Sub bidang Akuntansi dipimpin oleh Kepala Sub bidang, yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang

Akuntansi dan Pelaporan. Sub Bidang Akuntansi mempunyai tugas

pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Akuntansi dan

Pelaporan lingkup akuntansi.

Sub bidang Akuntansi menyelenggarakan fungsi:

a) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Akun-

(46)

tansi, serta penyusunan bahan petunjuk teknis dan perumusan

lingkup akuntansi.

b) Pelaksanaan verifikasi atas Surat Perintah Pencairan Dana

(SP2D) yang telah terbit.

c) Penghimpunan proyeksi pendapatan dari seluruh Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) dalam rangka pengelolaan anggaran

kas.

d) Pelaksanaan pembukuan keuangan daerah dalam rangka

pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD).

e) Pengesahan surat pertanggungjawaban pendapatan.

f) Penyusunan laporan kinerja program bidang akuntansi dan

pelaporan lingkup akuntansi.

g) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas.

h) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Sub bagian Pelaporan

Sub bidang Pelaporan dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang

Akuntansi dan Pelaporan. Sub Bidang Pelaporan mempunyai tugas

pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Akuntansi dan

Pelaporan lingkup pelaporan.

Sub bidang Pelaporan menyelenggarakan fungsi:

(47)

1) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang

Pelaporan.

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis dan perumusan kebijakan

lingkup pelaporan.

3) Penghimpunan dan pengelolaan data serta informasi yang

berhubungan dengan laporan keuangan daerah.

4) Pelaksanaan konsolidasi dan rekonsiliasi laporan keuangan

SKPD dengan laporan keuangan Satuan Kerja Pengelola

Keuangan Daerah (SKPKD).

5) Pelaporan penerimaan daerah secara terpadu pada semua unit

pelaksana secara integrasi.

6) Penyiapan bahan penyusunan laporan keuangan semester dan

prognosis 6 (enam) bulan berikutnya.

7) Penyusunan laporan keuangan tahunan.

8) Penyiapan bahan dalam rangka penyusunan laporan berkala

tentang laporan keuangan daerah.

9) Penyiapan rancangan peraturan daerah tentang pertanggung-

jawaban pelaksanaan APBD.

10) Penyusunan laporan kinerja program bidang akuntansi dan

pelaporan lingkup pelaporan.

11) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

6. Unit Pelaksana Teknis

(48)

Pembentukan, nomenklatur, tugas pokok, dan fungsi Unit

Pelaksana Teknis akan ditentukan dan ditetapkan dengan Peraturan

Walikota.

7. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh Tenaga Fungsional

Senior yang dihunjuk. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas

melaksanakan sebagian tugas Badan sesuai dengan keahlian dan

kebutuhan. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga

fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan

perundang-undangan. Jumlah tenaga kerja tersebut ditentukan berdasarkan

kebutuhan dan beban kerja. Jenis dan jenjang jabatan fungsional tersebut

diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.

D. Jaringan Usaha/Kegiatan

Adapun jaringan kegiatan pada Badan Pengelola Keuangan Daerah

Kota Medan, yaitu dinas-dinas di kota Medan yang merupakan Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD), yang akan memberikan laporan keuangannya

kepada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan untuk

dikonsolidasi dan diberikan kepada Kepala Daerah sebagai Laporan

Pertanggungjawaban.

E. Kinerja Terkini

Kinerja terkini yang dilakukan pada BPKD Kota Medan, yaitu

Pendampingan Penatausahaan Keuangan SKPD di Lingkungan Pemerintah

Kota Medan untuk meningkatkan kualitas penatausahaan keuangan SKPD

tahun anggaran 2014 dengan menggunakan aplikasi SIMDA (Sistem Infor-

(49)

masi Manajemen dan Keuangan Daerah).

F. Rencana Kegiatan

Rencana Program dan kegiatan Badan Pengelola Keuangan Daerah

dirumuskan berdasarkan program dan kegiatan bidang-bidang pelaksana.

Matrix rencana program dan kegiatan disusun berdasarkan lampiran

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010, dimana setiap bidang

menyusun rencana program dan proiritas. Berikut adalah rencana program

[image:49.595.134.494.367.768.2]

atau kegiatan BPKD Kota Medan untuk tahun 2014.

Tabel 2. 2 Rencana Program/ Kegiatan Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan

No. PROGRAM / KEGIATAN

A. PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI

PERKANTORAN

1. Penyediaan jasa surat menyurat

2. Penyediaan jasa administrasi keuangan

3. Penyediaan alat tulis kantor

4. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

5. Penyediaan makanan dan minuman

6. Rapat –rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah

7. Penyediaan jasa tenaga pendukung teknis administrasi

perkantoran

8. Pengelolaan administrasi kepegawaian

9. Pembuatan aplikasi agenda harian dan surat masuk dan surat

keluar

B. PROGRAM PENINGKATAN SARANA PRASARANA APARATUR

1. Pengadaan perlengkapan gedung kantor

2. Pengadaan peralatan gedung kantor

(50)

3. Pengadaan membeleur

4. Pemeliharan rutin/berkala gedung kantor

5. Pengadaan laptop/notebook

6. Pengadan computer dan perlengkapannya

7. Pengadaan printer

C PENINGKATAN DISPLIN APARATUR

1. Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya

2. Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu

D. PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR

1. Pembinaan bendahara pengeluaran dan penerimaan

2. Bimbingan teknis laporan pertanggungjawaban

3. Bimbingan teknis penatausahaan SPJ SKPD

4. Peningkatan pengembangan kapasitasSDM

E. PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN

1. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi

kinerja SKPD

2. Penyusunan laporan keuangan semesteran

3. Penyusunan laporan keuangan akhir tahun

4. Penyusunan RENJA

5. Penyusunan LAKIP

6. Penyusunan laporan keuangan triwulan

F. PROGRAM PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

1. Penyiapanrancangan peraturan daerah tentang APBD

2. Penyiapan rancangan peraturan daerah tentang perubahan

APBD

3. Pendampingan penatausahaan keuangan SKPD

4. Pasilitasi penyusunan belanja gaji

(51)

5. Penatausahaan belanja bantuan hibah dansocial

6. Verifikasi RKA SKPD pelaksanaan APBD

7. Penyiapan dan pengesahan DPA SKPD pelaksanaan

8. Operasional majelis pertimbangan dan sekretariat majelis

pertimbangan tuntutan ganti rugi

9. Monotoring SPM TU SKPD

10. Pengembangan system pengelolaan keuangan

11. Koordinasi pelaksanaan APBD

12. Penyusunan Ranperda tentang tata kelola keuangan dan

peraturan walikota lainya

13. Penyusunan dan pengembangan SOP Pengelolaan keuangan

daerah

14. Sosialisasi peraturan wali kota tentang pemberian bantuan hibah

dan bantuan social

15. Verifikasi RKAP SKPD pelaksanaan perubahan APBD

16. Penyiapan dan pengesahan DPPA SKPD pelaksanaan

perubahan APBD

17. Pembenahan dan penataan dokumen keuangan

18. Inventerisasi hutang dan piutang pemda

19. Penyempurnaan penggunaan aplikasi gaji

20. Penataan dokumen arsip perbendaharaan

(52)

BAB III

SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS DAERAH PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN

DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN A. Pengertian Kas Daerah dan Pengawasan Intern kas

1. Pengertian Kas Daerah

Kas secara umum dikenal sebagai uang tunai sebagai alat

pembayaran dalam kegiatan perekonomian. Kas adalah salah satu

komponen dari aktiva yang sangat vital bagi kelangsungan hidup

organisasi, baik organisasi permerintah maupun perusahaan swasta. Kas

merupakan elemen kunci dalam perencanaan atas seluruh aspek

operasional suatu entitas.

Menurut Standar Akuntansi Pemerintah, “Kas adalah uang tunai

dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan untuk

membiayai kegiatan pemerintahan; Kas Daerah adalah tempat

penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh Bendaharawan Umum

Daerah untuk menampung seluruh penerimaan dan pengeluaran

pemerintah”.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan mendefinisikan “Kas terdiri

dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro setara kas

(cashequivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka

pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu

tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan”. Sesuai

dengan peraturan pemerintah Nomor 39 tahun 2007 tentang Pengelolaan

(53)

Uang Negara/Daerah, Kas daerah adalah tempat penyimpanan Uang

Daerah yang ditentukan oleh gubernur/bupati/walikota untuk

menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh

pengeluaran daerah.

2. pengertian pengawasan intern

Pengawasan intern (intern control) merupakan alat yang dapat

membantu pimpinan di dalam melakukan fungsinya, sehingga internal

control mempunyai peranan yang penting didalam suatu organisasi.

Melalui intern control, pemimpin dapat menilai struktur organisasi yang

ada dan kegiatan yang dilakukannya yang keseluruhannya bertujuan

untuk mencegah dan menghindarkan dari kesilapan, kecurangan, dan

penyelewengan.

Pengawasan intern kas merupakan salah satu fungsi manajemen

kas untuk menyelenggarakan seluruh rencana kegiatan pengelolaan kas

yang telah ditetapkan agar dapat berjalan dengan baik. oleh karena itu,

pengawasan intern sangat diperlukan baik entitas bisnis atau pemerintah.

Di dalam usaha mencapai tujuan, suatu entitas dihadapkan dengan

berbagai resiko tidak tercapainya sasaran yang telah direncanakan atau

ditetapkan, resiko kerugian finansial karena terjadinya kecenderungan

dan resiko pengambilan keputusan yang keliru karena data yang tidak

akurat. Sistem pengawasan intern merupakan suatu alat yang digunakan

dalam pengawasan intern yang diterapkan dalam suatu organisasi

dimaksudkan untuk memberikan batas yang memungkinkan dan

menghindari terjadinya resiko.

(54)

Mulyadi (2001: 163) mendefenisikan sistem pengendalian intern

atau sistem pengawasan intern sebagai berikut:

“Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan

ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,

mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi mendorong efisiensi

dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”.

Menurut Mulyadi (2001: 163) dari defenisi diatas, tujuan dari

pengawasan intern adalah :

a. Menjaga kekayaan organisasi

b. Mengecek ketelitian dan keandalan akuntansi

c. Mendorong efisiensi, dan

d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Kas daerah merupakan pos akuntansi penerimaan daerah sebagai

sumber dana untuk membiayai seluruh kegiatan pemerintah daerah.

Untuk itu diperlukan suatu sistem pengawasan intern kas daerah yang

baik dimana dapat memberikan perlidungan terhadap

penyimpangan-penyimpangan yang dapat terjadi. mengontrol penerimaan kas, menjamin

keamanan penerimaan, meningkatkan kontrol atas cara-cara pembayaran,

dan menghilangkan saldo kas menganggur.

sebagai pertanggungjawaban atas penyelenggaraan kegiatan

pemerintah daerah dalam pengelolaan keuangan daerah, pemerintah

daerah harus membuat laporan keuangan salah satunya yaitu laporan

realisasi anggaran dimana pemerintah harus menyusun dan melaksanakan

laporan aggaran atas penerimaan kas daerah. untuk itu agar laporan

(55)

tersebut menuhi syarat bahwa memberikan informasi yang dapat

dipercaya (akuntable)

B. Unsur-Unsur Pengawasan Intern Kas

Sistem pengawasan intern yang baik dapat terdiri dari kebijakan dan

prosedur dirancang untuk memberikan kepastian yang layak terhadap

manajemen bahwa organisasi telah mencapai tujuan dan sasarannya secara

kolektif membentuk pengendalian entitas tersebut dalam melindungi kas dan

penaganan atas transaksi penerimaan kas.

Beberapa unsur atau elemen pokok sistem pengendalian intern yang

baik digunakan dalam penerimaan kas daerah adalah:

a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas dan jelas

Struktur organisasi merupakan rerangka (framework) pembagian

tanggung jawab fungsional kepada unit-uit organisasi yang dibentuk

untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok penerimaan kas.

Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi pemerintah

dapat dilakukan dengan pemisahan fungsi operasi dan penyimpanan kas

dari fungsi akuntansi, fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh

untuk melakukan semua tahap taransaksi penerimaan kas daerah.

b. System wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan utang, pendapatan dan biaya.

Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otoritas

dari pejabat yang dimiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya

(56)

transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat system

yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya

setiap transaksi penerimaan kas. Salah satu media untuk menjamin

perlindungan yang cukup terhadap kegiatan penerimaan kas daerah oleh

BPKD kota medan yaitu adanya penatausahaan penerimaan kas daerah

yang diterapkan.

Dengan adanya Prosedur penatausahaan akan menjamin

pelaksanaan penerimaan kas yang baik, sehingga pengelolaannya

memberikan informasi yang dapat dipercaya (akuntable) sebagai

pertanggungjawaban pelaksanaan penerimaan kas daerah.

c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi

Cara-cara organisasi pemerintah dalam menciptakan praktik yang

sehat dengan cara setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal

sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi dan tanpa ada

campur tangan dari orang atau unit organisasi lain, adanya Perputaran

jabatan (job rotation), secara periodik diadakan pencocokan fisik

kekayaan dengan catatannya, Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektifitas unsur-unsur sistem pengendalian intern yang

lain

d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya

Unsur mutu karyawan merupakan unsur sistem pengendalian intern

yang paling penting. organisasi pemerintah memiliki karyawan yang

kompeten dan jujur, unsur pengendalian yang lain dapat dikurangi

(57)

sampai batas yang minimum, dan pemerintah tetap mapu menghasilkan

pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan.

Cara untuk mendapatkan karyawan yang kompeten yaitu dengan

seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh

pekerjaannya dan Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi

karywan pemerintah, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya

dengan memberikan inzin kepada karyawan nya dalam mengikuti

pelatihan tekhnis sehingga lebih memahami dan mampu mengelola

keuangan daerah khususnya penerimaan kas daerah.

C. Tujuan Pengawasan Intern Kas

Untuk mengetahui tujuan pengawasan intern kas, maka harus diketahui

terlebih dahulu sifat-sifat khusus dari kas yaitu kas adalah salah satu aktiva

yang siap untuk diubah menjadi jenis aset yang lain, sangat mudah

disembunyikan dan dipindahkan, serta sangat diinginkan.

Karena karakteristik ini, kas adalah aktiva yang paling rawan terhadap

pencurian dan penyalahgunaan. terlebih lagi, karena jumlah transaksi kas

yang sangat besar, banyak kekeliruan mungkin terjadi dalam pelaksanaan dan

pencatatan transaksi kas. untuk menjaga kas dan untuk memastikan akurasi

catatan akuntansi untuk kas, pengawasan intern sebagai pengendali intern

yang efektif terhadap kas sangat penting sekali dilakukan.

Adapun tujuan diterapkannya sistem pengawasan intern kas bagi

perusahaan dan instansi pemerintah daerah adalah :

1. Menjaga kekayaan organisasi

2. Mengecek ketelitian dan keandalan ak

Gambar

Tabel 1.1 Jadwal Survei/observasi
Tabel 2. 2 Rencana Program/ Kegiatan Badan Pengelola Keuangan

Referensi

Dokumen terkait

The speci®c objectives of the study were to: (1) determine the abundance and distribution of earth- worms, (2) assess earthworm age structure, and (3) relate overall and

Ketika liabilitas keuangan saat ini digantikan dengan yang lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi

All manures and neem treatments signi®cantly decreased populations of plant-parasitic nematodes and increased plant growth compared to untreated control plots.. These results

regarding to the acquisition plan of PT Era Mitra Selaras and its subsidiaries (EMS Group).. Thank you for

Distribution of (a) NaHCO3-Pi and (b) NaOH-Pi with depth in Le Bras silt loam soil amended with liquid pig manure over 14 years. 2) were significantly (p < 0.01) affected by the

Fresh manures and stored (dry) manures were not significantly different in nutrient concentrations although stored manures had slightly higher nutrient concentrations, probably as

See discussion items on SWG Wiki pages for change request parts listed on https://portal.opengeospatial.org/wiki/GEOPACKAGEswg/ChangeRequests with hyperlinks to constituent

bahwa mempertimbangkan point a dan b tersebut diatas, maka status Desa yang telah ditetapkan menjadi Kelurahan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Prabumulih Nomor 49 Tahun 2003