PENYIANGAN KOLEKSI PADA BADAN PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SUMATERA UTARA
(BPAD PROVSU)
Kertas Karya
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md)
Disusun Oleh :
LUSI SYAFRINA 102201028
PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN
DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Kertas Karya : Penyiangan Koleksi Di Badan Perpustakaan Arsip
Dan Dokumentasi Propinsi Sumatera Utara (BPAD
PROVSU)
Oleh : Lusi Syafrina
Nim : 102201028
Dosen Pembimbing : Hotlan Siahaan, S.Sos., M.I.Kom.
NIP : 197803312005012003
Tanda Tangan :
Tanggal :
Dosen Pembaca : Dra. Zaslina Zainuddin, M. Pd
NIP : 19570407 198603 2 001
Tanda Tangan :
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Kertas Karya : Penyiangan Koleksi Di Badan Perpustakaan Arsip
Dan Dokumentasi Propinsi Sumatera Utara (BPAD
PROVSU)
Oleh : Lusi Syafrina
Nim : 102201028
PROGRAM STUDI D-III PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
Ketua : Dra. Zaslina Zainuddin, M. Pd
NIP : 19570407 198603 2 001
Tanda Tangan :
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Segala Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan kertas
karya ini. Shalawat beriring salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Kertas karya ini berjudul “Penyiangan Koleksi Pada Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Propinsi Sumatera Utara ”. harapan penulis dengan adanya kertas karya ini, selain berguna bagi penulis juga bisa
bermanfaat bagi segenap pembaca yang sedang berkecimpung dalam dunia ilmu
perpustakaan.
Saya menyadari bahwa kertas karya ini masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan dan wawasan saya. Oleh sebab itu, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan kertas karya ini.
Selanjutnya pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah memberikan bantuan,
bimbingan dan dukungannya secara langsung maupun tidak langsung sehingga
memungkinkan penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini. Dengan setulus hati
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd, sebagai Ketua Program Studi
Perpustakaan D-III Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan
juga selaku Dosen Pembaca penulis yang telah banyak memberikan
bimbingan demi selesainya kertas karya ini.
3. Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos. M.I.Kom, selaku Dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktunya dan fikirannya untuk memberikan bimbingan
(saran) yang sangat berguna kepada penulis dalam penyusunan kertas
4. Selurh Staf dan Pengajar atau Dosen Studi Ilmu Perpustakaan dan
Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
5. Teristimewa kepada kedua orang tua saya Wagino S.Pd (Ayahanda) dan
Rustina (Ibunda) tersayang, serta kepada abang saya Rudi syahtriawan
S.Pd, dan Kedua adik saya, Heru Mawan Dana, Ibnu Wanda Efendi.
Terima kasih atas doa dan dukungannya, yang merupakan pendorong
semangat bagi penulis yang telah membesarkan dan memberikan kasih
sayang, doa, semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya
dengan baik. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan
hidayahnya kepada mereka.
6. Sahabat-sahabat tersayang, Siti Chairina, Mar’atul Qibtiyyah, Melati
Sucita, Kartika Putri, abang Susandi Jasman S.Sos, dan buat orang yang
istimewa di hati saya Suheru S.Sos terima kasih buat kalian semua atas
motivasi dan dukungannya yang selalu menemani penulis selama
perkuliahan baik suka dan duka.
Akhir kata penulis berharap semoga kertas karya ini dapat memberikan
manfaat, khususnya bagi saya dan umumnya bagi pembaca.
Medan, Juli 2013
Penulis,
Lusi Syafrina
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Tujuan Penulisan ... 2
1.3 Ruang Lingkup ... 3
1.4 Metode Pengumpulan Data ... 3
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Perpustakaan Umum ... 4
2.2 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Umum ... 5
2.2.1 Tujuan Perpustakaan Umum ... 5
2.2.2 Fungsi Dari Perpustakaan Umum... 7
2.2.3 Koleksi Perpustakaan Umum ... 8
2.2.4 Jenis Koleksi Perpustakaan Umum ... 10
2.3 Pengertian Penyiangan ... 11
2.3.1 Tujuan Penyiangan ... 12
2.3.2 Manfaat Penyiangan Koleksi ... 12
2.3.3 Kriteria Penyiangan ... 15
2.3.4 Teknik Pelaksanaan ... 16
2.3.5 Prosedur Penyiangan ... 17
BAB III PENYIANGAN KOLEKSI PADA BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SUMATERA UTARA 3.1 Sejarah BPAD PROVSU ... 21
3.1.1 Visi dan Misi ... 21
3.3 Koleksi BPAD PROVSU ... 25
3.4 Kebijakan Penyiangan Koleksi BPAD PROVSU ... 27
3.4.1 Alasan Perlu Diadakan Penyiangan ... 27
3.5 Prosedur Penyiangan ... 29
3.6 Evaluasi Bahan Pustaka Sebelum Penyiangan ... 29
3.7 Kriteria Bahan Pustaka Yang Perlu Disiangi ... 30
3.8 Analisis Kerja Sistem Penyiangan BPAD PROVSU ... 31
3.9 Kendala-kendala dalam penyiangan koleksi ... 34
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 36
4.2 Saran ... 36
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah
Perpustakaan merupakan pusat penyediaan informasi, sehingga dikenal
sebagai unit pelayanan informasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas
karena perpustakaan memang terikat dalam tatanan masyarakat yang luas.
Perpustakaan harus ada dan dibangun ditengah-tengah masyarakat, karena setiap
orang pasti ingin maju dan berkembang, serta ingin menguasai banyak ilmu
pengetahuan yang tentunya dapat dilakukan dengan membaca atau belajar pada
buku dan sumber informasi lainnya. Untuk dapat menemukan berbagai sumber
informasi, maka cara paling mudah dan murah yang dapat dilakukan semua orang
adalah dengan berkunjung ke perpustakaan. Karena perpustakaan didirikan untuk
melayani mereka yang membutuhkan informasi.
Dengan pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi, maka kebutuhan
pengguna perpustakaan terhadap informasi akan berubah dari waktu kewaktu,
sehingga beberapa bahan pustaka menjadi usang isinya. Untuk menjaga agar
koleksi perpustakaan dapat bermanfaat bagi penggunanya, selain koleksi itu harus
ditambah maka koleksi tersebut harus disiangi (weeding).
Pengadaan buku yang dilaksanakan oleh perpustakaan secara
terus-menerus berdasarkan prosedur dan prinsip-prinsip seleksi buku, membuat bahan
pustaka perpustakaan terus bertambah. Namun demikian buku-buku tersebut
bukanlah disimpan seluruhnya untuk selamanya, karena pada akhirnya banyak
buku-buku yang dimiliki itu tidak bermanfaat atau tidak sesuai lagi dengan alasan
kondisi fisik maupun kesesuian isinya.
Penyiangan merupakan bagian dari perawatan bahan pustaka. Kalau
kebijaksanaan pemilihan bahan pustaka baik, maka penyiangan akan berpengaruh
dalam pengembangan koleksi. Fungsi penyiangan ini adalah untuk menjaga agar
Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Propinsi Sumatera Utara
yang berfungsi untuk melestarikan ilmu pengetahuan, menunjang kurikulum dan
kegiatan penelitian sering menghadapi banyak masalah seperti dalam menampung
banyaknya perkembangan informasi sehingga perlu diadakannya penyiangan
terhadap koleksi bahan pustaka yang memang benar-benar tidak dibutuhkan lagi.
Ada koleksi pustaka yang walaupun usia terbitannya sudah tua, tetapi
nilainya makin tinggi, baik nilai ilmiahnya (intrinsik), maupun nilai fisiknya
(ekstrinsik). Koleksi pustaka tersebut merupakan karya langka, memuat sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan serta diakui sebagai akar perkembangan ilmiah
masa kini. Masalah lain adalah makin terbatasnya ruang perpustakaan tempat
menyimpan koleksi dan makin tingginya biaya pemeliharaan, sehingga perlu
mengurangi buku-buku yang benar-benar tidak bermanfaat lagi.
Tujuan diselenggarakannya penyiangan pada perpustakaan Badan
Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Propinsi Sumatera Utara adalah untuk lebih
menghemat tempat, menghemat waktu membuat koleksi lebih menarik
meningkatkan reputasi perpustakaan, mengetahui kebutuhan koleksi, dan
mengetahui dimana kekuatan dan kelemahan pada koleksi.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui
bagaimana pelaksanaan penyiangan koleksi perpustakaan Badan Perpustakaan,
Arsip dan Dokumentasi Propinsi Sumatera Utara. Dengan demikian penulis
memilih judul “Penyiangan koleksi pada perpustakaan Badan Berpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Propinsi Sumatera Utara “.
1.2Tujuan penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan kertas karya ini adalah:
1. Untuk mengetahui metode penyiangan koleksi yang dilakukan oleh
Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Propinsi Sumatera Utara
2. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam melakukan penyiangan
1.3Ruang Lingkup
Berdasarkan uraian latar belakang, kertas karya ini membahas tentang kriteria
penyiangan, prosedur penyiangan, kendala-kendala penyiangan.
1.4 Metode Pengumpulan Data
Pada penulisan kertas karya ini, penulis mengumpulkan data dengan
menggunakan metode sebagai berikut :
1. Studi Pustaka ( Library Research ), yaitu dengan mempelajari literature
atau bahan pustaka yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.
2. Studi Lapangan ( Field Research ), yaitu dengan mengadakan pengamatan
langsung ke perpustakaan Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
Propinsi Sumatera Utara serta mengadakan wawancara dengan petugas
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Pengertian Perpustakaan Umum
Perpustakaan diartikan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan
tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual (Sulistyo Basuki;1991).
Ada dua unsur utama dalam perpustakaan, yaitu buku dan ruangan. Dimasa
sekarang koleksi sebuah perpustakaan tidak hanya terbatas pada buku-buku, tetapi
dapat juga berupa film, slide, atau lainnya, yang dapat diterima di perpustakaan
sebagai sumber informasi. Kemudian semua sumber informasi itu diorganisir, disusun
secara teratur, sehingga ketika pengguna membutuhkan suatu informasi dapat dengan
mudah menemukannya.
Dengan memperhatikan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa
perpustakaan adalah suatu unit kerja, tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang
diatur secara sistematis dan dapat dipergunakan oleh pemakainya sebagai sumber
informasi.
Perpustakaan umum merupakan unit/satuan kerja, badan atau lembaga
membidangi pengembangan pengetahuan masyarakat yang berada dalam
jangkauannya. Bertugas mengumpulkan, menyimpan, mengatur dan menyajikan
bahan pustaka untuk masyarakat umum.
Perpustakaan umum diselenggarakan untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat umum tanpa memandang latar belakang pendidikan, agama, adat istiadat,
umur, laik-laki, perempuan dan lain sebagainya, untuk itu koleksi perpustakaan
umum terdiri dari beraneka ragam bidang dan pokok masalah sesuai dengan
kebutuhan informasi dari penggunanya.
Dalam Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000:5)
dijelaskan bahwa :
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan di
pemukiman penduduk (kota atau desa) diperuntukkan bagi semua lapisan dan
golongan masyarakat penduduk pemukiman tersebut untuk melayani kebutuhannya
Selanjutnya pengertian perpustakaan umum menurut Badan Standardisasi
Nasional (SNI 7495:2009:2) adalah Perpustakaan yang kegiatannya diselenggarakan
oleh pemerintah daerah kabupaten atau kotamadya yang mempunyai tugas pokok
melaksanakan pengembangan perpustakaan di wilayah kabupaten atau kotamadya
serta melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyarakat umum yang tidak
membedakan usia, ras, agama, status sosial ekonomi dan gender.
Definisi lain tentang perpustakaan umum dikemukakan oleh Reitz (2004)
bahwa “perpustakaan umum adalah sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan
yang menyediakan akses yang tidak terbatas kepada sumbernya perpustakaan dan
layanan gratis kepada warga masyarakat didaerah atau wilayah tertentu, yang
didukung penuh atau sebagian dari dana masyarakat (pajak). Dari defenisi diatas,
Perpustakaan Umum memiliki tugas yang sangat luas dalam hal yang menyediakan
akses informasi kepada masyarakat.
.
2.2 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Umum
Perkembangan informasi dan teknologi informasi dewasa ini menempatkan
perpustakaan umum pada posisi yang kompleks. Keberagaman pengguna yang ada
dalam jangkauan perpustakaan umum juga demikian beragam, hal ini sudah
seharusnya berimplikasi terhadap tujuan dan fungsi sebuah perpustakaan umum dan
juga disesuaikan dengan tujuan dan fungsi lembaga induknya seperti halnya dengan
perpustakaan umum pada pemerintah daerah tingkat II (kabupaten/kota).
2.2.1. Tujuan Perpustakaan Umum
Secara umum tujuan dari perpustakaan umum adalah memberikan
kesempatan bagi umum untuk memanfaatkan bahan pustaka atau sumber informasi
yang dimiliki perpustakaan, untuk meningkatkan pengetahuan yang berguna dalam
memperbaiki kehidupan masyarakat.
Perpustakaan umum menyediakan sumber informasi yang murah dan tepat
mengenai topik-topik yang sedang hangat dalam masyarakat maupun topik yang
berguna bagi masyarakat. Selain itu perpustakaan umum membantu warga
mengembangkan kemampuan yang dimiliki sehingga yang bersangkutan dapat
Dalam Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (1992:6) dinyatakan
bahwa tujuan perpustakaan umum di rinci ke dalam 3 (tiga) jenis tujuan, antara lain :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari perpustakaan umum adalah membina dan
mengembangkan kebiasaan membaca dan belajar sebagai suatu proses yang
berkesinambungan seumur hidup, serta kesegaran jasmani dan rohani masyarakat
yang berada dalam jangkauan layanannya. Sehingga berkembang daya kreasi dan
inovasi bagi peningkatan martabat dan produktivitas setiap warga masyarakat secara
menyeluruh dalam menunjang pembangunan nasional.
2. Tujuan Fungsional/Khusus
Tujuan fungsional atau tujuan khusus perpustakaan umum antara lain :
a. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya,
serta mendayagunakan budaya tulisan dalam segala sektor kehidupan.
b. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah, serta memanfaatkan
informasi.
c. Mendidik masyarakat agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan
pustaka secara tepat guna dan berhasil guna.
d. Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri.
e. Memupuk minat dan bakat masyarakat.
f. Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif.
g. Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kehidupan atas tanggungjawab dan usaha sendiri dengan
mengembangkan kemampuan membaca masyarakat.
h. Berpartisipasi aktif dalam menunjang pembangunan nasional dengan
menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan dalam pembangunan sesuai
3. Tujuan Operasional
Tujuan operasional perpustakaan umum merupakan pernyataan formal yang
terperinci tentang sasaran yang harus dicapai, serta cara untuk mencapainya.
Sehingga tujuan tersebut dapat dimonitor, diukur, dan dievaluasi tingkat
keberhasilannya.
Sedangkan menurut Taslimah Yusuf (1996:18) bahwa tujuan dari
perpustakaan umum adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan minat baca serta mendayagunakan semua bahan pustaka
yang tersedia di perpustakaan umum.
2. Mengembangkan kemampuan mencari, mengelola, dan memanfaatkan
informasi yang tersedia di perpustakaan umum.
3. Mendidik masyarakat agar dapat memanfaatkan pepustakaan secara
efektif dan efisien.
4. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri.
5. Memupuk minat baca dan menumbuhkan daya apresiasi dan imajinasi
masyarakat.
6. Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah,
bertanggung jawab dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional
Dari pengertian di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa perpustakaan
umum memiliki tujuan untuk membina dan mengembangkan minat baca masyarakat,
belajar mandiri, jasa informasi serta untuk meningkatkan daya kreatifitas dan aktifitas
agar dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional.
2.2.2. Fungsi Dari Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum pada era informasi sekarang ini mengarahkan pemikiran
tentang fungsi perpustakaan umum yang semakin kompleks. Standard Nasional
Indonesia (SNI 7495) ; Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota (2009:3) menetapkan
bahwa fungsi perpustakaan umum kabupaten/kota adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan koleksi.
2. Menghimpun koleksi muatan lokal.
4. Mendayagunakan koleksi.
5. Menyelenggarakan pendidikan pengguna.
6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
7. Melestarikan materi perpustakaan.
8. Membantu peningkatan sumber daya perpustakaan di wilayahnya.
Menurut Sulistyo Basuki (1993:112) tujuan lain dari perpustakaan umum juga
“berfungsi sebagai agen kultural, artinya perpustakaan umum pusat utama kehidupan
utama budaya masyarakat sekitarnya dan menumbuhkan apresiasi budaya
masyarakat”.
Perpustakaan umum baik yang berada di Daerah Tingkat II (ibukota
kabupaten/kota), di ibukota kecamatan maupun yang berada di desa, menurut
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1988 dan Instruksi Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 1988, mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Menghimpun dan mengolah bahan pustaka dan informasi.
2. Memelihara dan melestarikan bahan pustaka dan informasi.
3. Mengatur dan mendayagunakan bahan pustaka dan informasi, sebagai
pusat kegiatan belajar, pelayanan informasi, penelitian dan menumbuhkan
minat dan kebiasaan membaca bagi seluruh lapisan masyarakat.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum memiliki
fungsi yang kompleks, selain sebagai sarana belajar, penelitian dan pengembangan
minat baca, perpustakaan umum juga berfungsi sebagai tempat pelestarian bahan
pustaka lokal.
2.2.3 Koleksi Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum adalah perpustakaan dengan variasi penggunanya yang
paling beragam jika dibandingkan dengan jenis perpustakaan lain pada umumnya.
Hal ini tentunya berimplikasi terhadap cakupan keberagaman koleksi yang
dimilikinya.
Sutarno (2006:37) menyatakan bahwa “perpustakaan umum sering
diibaratkan sebagai universitas rakyat, karena perpustakaan umum menyediakan
semua jenis koleksi bahan pustaka dari berbagai disiplin ilmu, dan penggunaannya
Sedangkan dalam Standard Nasional Indonesia (SNI 7495) ; Perpustakaan
Umum Kabupaten/Kota (2009:3) diperinci hal-hal yang terkait dengan koleksi
perpustakaan umum sebagai berikut :
1. Koleksi perpustakaan dikembangkan untuk menunjang visi dan misi, tugas
pokok dan fungsi, serta kebutuhan masyarakat.
2. Jenis koleksi perpustakaan terdiri atas koleksi karya cetak, karya rekam dan
bentuk lain yang mengakomodasikan semua kebutuhan masyarakat termasuk
kebutuhan penyandang cacat.
3. Perpustakaan umum kabupaten/kota memiliki koleksi buku
sekurang-kurangnya 5.000 eksemplar.
4. Perpustakaan menyediakan koleksi terbitan lokal dan koleksi muatan lokal.
5. Koleksi perpustakaan terdiri dari berbagai disiplin ilmu sesuai kebutuhan
Masyarakat.
6. Penambahan koleksi buku sekurang-kurangnya 2% dari jumlah judul
pertahun.
7. Perpustakaan melakukan pencacahan koleksi sekurang-kurangnya setiap 3
tahun.
8. Perpustakaan melakukan penyiangan koleksi sekurang-kurangnya setiap 3
tahun.
9. Perpustakaan melanggan sekurang-kurangnya 2 judul surat kabar terbitan
lokal/propinsi dan 2 judul terbitan nasional.
10.Perpustakaan melanggan sekurang-kurangnya 5 judul majalah.
Dari uraian di atas, disimpulkan bahwa koleksi dari perpustakaan umum
sangat beragam, artinya dari berbagai jenis (buku maupun non buku), berbagai
disiplin ilmu (pengguna yang beragam) dan juga menyediakan koleksi bahan pustaka
2.2.4 Jenis Koleksi Perpustakaan Umum
Jenis koleksi perpustakaan umum mencakup bahan pustaka yang sesuai
dengan keperluan dan mampu dibaca atau didengar dan dimengerti oleh masyarakat
pengguna perpustakaan umum. Setiap bahan pustaka yang ditempatkan diruang
koleksi adalah bahan pustaka yang sudah siap untuk dimanfaatkan oleh masyarakat
pengguna.
Menurut Taslimah Yusuf (1996:75) berbagai jenis bahan pustaka yang
terdapat di perpustakaan umum adalah sebagai berikut :
1. Buku teks atau monografi.
2. Buku fiksi.
3. Majalah.
4. Surat kabar.
5. Brosur atau pamflet.
6. Buku referensi.
7. Bahan grafis.
8. Bahan kartografi.
9. Bentuk komputer atau nonbuku.
Selain pendapat di atas, dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan
Perpustakaan Umum (2000 : 19) diuraikan bahwa “koleksi perpustakaan umum
mencakup bahan pustaka tercetak seperti buku, majalah, dan surat kabar, bahan
pustaka terekam dan elektronik seperti kaset, video, piringan hitam dan lain-lain”.
Dari dua pandangan tentang jenis koleksi perpustakaan umum di atas, dapat
dinyatakan bahwa koleksi perpustakaan umum adalah berupa buku teks, majalah,
surat kabar, bentuk digital dan lain-lain.
Jenis koleksi yang beragam pada suatu perpustakaan umum membutuhkan
penanganan yang baik, agar mampu memenuhi semua jenis koleksi yang dibutuhkan
2.3 Pengertian Penyiangan
Penyiangan adalah suatu praktek mengeluarkan bahan pustaka dari koleksi
yang copynya kelebihan, dan koleksi yang jarang digunakan serta koleksi yang
informasinya kurang tepat dan kurang relevan untuk kurikulum yang dibutuhkan
oleh mahasiswa (Yulia :1999;198-199).
Sedangkan menurut Thompson (1943:148) Penyiangan adalah suatu
praktek yang dilakukan untuk menarik koleksi atau mengirim koleksi yang
kelebihan copy serta jarang digunakan dimana tingkat pemakaiannya sangat
rendah.
Kebijakan pengawetan dan pelestarian bahan pustaka suatu perpustakaan
berkaitan dengan perencanaan serta kegiatan mengurangi kerusakan bahan
pustaka. Kegiatan-kegiatan pengawasan lingkungan dan fisik materi dan gedung,
pengembangan perencanaan kesiagaan terhadap kerusakan bahan pustaka, usaha
alih media/bentuk, serta perawatan preventif dan perbaikan dituangkan dalam
program yang terpadu. Harus ditunjuk orang, bagian atau pihak tertentu yang
bertanggung jawab atas program pengawetan dan pelestarian ini, yang dapat
bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk di dalamnya pihak administrasi
perpustakaan, pengawas gedung (maintenance), dan pihak atasan dari instansi
induk setempat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan pengguna
yang meningkat dan berubah dari waktu ke waktu, serta pengembangan koleksi
perpustakaan yang dilakukan secara terus menerus menyebabkan makin
bertambah banyaknya koleksi yang ada di perpustakaan. Sebagian koleksi pustaka
akan berkurang manfaatnya, misalnya karena ada perkembangan baru sehingga
diperlukan edisi mutakhir. Ada koleksi pustaka yang walaupun usia terbitannya
sudah tua, tetapi nilainya makin tinggi, baik nilai ilmiahnya (intrinsik), maupun
nilai fisiknya (ekstrinsik). Koleksi pustaka tersebut merupakan karya langka,
memuat sejarah perkembangan ilmu pengetahuan serta diakui sebagai akar
perkembangan ilmiah masa kini. Masalah lain adalah makin terbatasnya ruang
perpustakaan tempat menyimpan koleksi dan makin tingginya biaya
tidak bermanfaat. terutama untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna bahan
pustaka sesuai dengan kebutuhan pengguna dan misi perpustakaan.
Penyiangan bahan pustaka atau weeding yaitu upaya mengeluarkan
koleksi dari susunan rak karena tidak diminati terlalu banyak eksemplarnya, telah
ada edisi terbaru maupun koleksi itu tidak relevan. Koleksi yang dikeluarkan ini
dapat diberikan ke perpustakaan lain, atau dihancurkan untuk dibuat kertas lagi.
Koleksi perpustakaan secara berkala perlu disiangi agar bahan pustaka yang sudah
tidak sesuai lagi dapat diganti dengan bahan pustaka yang baru. Pemilihan bahan
pustaka yang dikeluarkan dari koleksi sebaiknya dilakukan oleh petugas
perpustakaan. Kemudian untuk dipisahkan atau dipindahkan, dihibahkan atau
dimusnahkan. Keputusan tersebut berdasarkan pertimbangan kemuktakhiran,
kesesuaian, dan kondisi fisik dokumen.
2.3.1Tujuan Penyiangan
Adapun tujuan dari penyiangan adalah proses pengeluaran koleksi dari rak
karena koleksi tersebut sangat rusak, terbitan lama, isinya kurang dipahami,
kurang diminati, kurang relevan, telah ada edisi baru. Untuk memperoleh
tambahan tempat (shelf space) untuk koleksi yang baru, serta membuat koleksi
lebih bisa dimanfaatkan lagi sebagai sumber informasi yang akurat, relevan, up to
date dan menarik, memberikan kemudahan pada pemakai koleksi dan
memungkinkan staf perpustakaan untuk mengelola koleksi lebih efektif dan lebih
efisien.
2.3.2 Manfaat Penyiangan Koleksi
Ada enam manfaat utama dari penyiangan koleksi:
1. Pengerakan Tempat
Biaya penyediaan ruangan dan rak tidak boleh lebih rendah dari biaya
sebenarnya untuk pembelian rak tambahan untuk pengerakan lebih banyak
buku. Suatu perawatan koleksi yang baik akan menghemat biaya
pengerakan buku, mengurangi debu dari buku yang tidak satupun
Pengguna dan staf kehilangan kesabaran berusaha untuk mencari buku
yang disusun di rak. Staf perpustakaan tidak perlu mengisi rak bawah atau
buku tumpukan di atas tumpukan, dan perpustakaan akan lebih menarik
dan mudah digunakan. Praktek yang baik mengatakan rak tidak boleh dari
85% penuh (dan 75% adalah bahkan lebih baik). Selain itu,
mempertahankan bahan yang tidak terpakai menghabiskan ruang rak yang
dapat digunakan untuk menampilkan buku baru. Database katalog online
juga memerlukan space yang tidak menimbulkan memori komputer
melebihi kapasitas. Penyiangan memungkinkan anda untuk menjaga
penampilan, ramah dan terbuka yang merupakan ciri khas kebanyakan
perpustakaan yang baik.
2. Menghemat Waktu
Menghemat waktu baik bagi pengguna maupun staf dan yang terbaik bagi
semuanya. Rak-rak penuh dengan buku yang rusak-rusak dan memerlukan
waktu untuk memeriksa tanda-tanda yang tak terbaca. Pengguna yang
mencari buku tertentu harus memilah-milah buku yang jelas tidak
diinginkan. Staf mencoba untuk mengesampingkan buku yang kembali
harus bergeser dan buku tersebut disusun kembali untuk membuat ruang.
Pustakawan mencoba untuk menggunakan koleksi untuk referensi atau
jasa konsultasi pembaca harus membaca dengan teliti item usang untuk
menemukan informasi yang benar, saat ini. Kelebihan kutipan dari katalog
online yang mengarah ke bahan uasang atau tidak dapat digunakan
memperlambat pencarian dan frustasi pengguna. Kerumah tanggaan
karena kelebihan buku dan bahan lainnya yang tidak berguna.
3. Membuat Koleksi Lebih Menarik
Dengan mengganti buku yang rusak-rusak, tercoreng dengan penjilidan
kembali yang menarik dan buku-buku baru yang menarik. Bahkan fvorit
abadi dan manfaat klasik setelah digantikan oleh salinan yang bersing
dengan sampulan diperbaharui. Sirkulasi dapat di tingkat dengan hanyak
membuat rak terlihat lebih menarik dan ramah dalam pemakain, bahkan
dan ruang kosong di rak dari pada memiliki buku tua yang mencegah
penyelidikan. Banyak perpustakaan melaporan bahwa pelanggan mereka
diasumsikan telah membeli banyak buku-buku baru ketika semua yang
dilakukan adalah untuk penyiangan yang penuh semangat.
4. Meningkatkan Reputasi Perpustakaan
Penyiangan juga dimaksud untuk kehandalan dan kemuktakhiran dan
membangun kepercayaan publik. Pelanggan berharap bahwa bahan putaka
yang dipilih oleh para ahli adalah informasi yang up-to-date dan dapat
diandalkan. Untuk banyak pengguna, khususnya orang-orang mudah, fakta
bahwa perpustakaan meminjamkan buku adalah memiliki otoritas untuk
itu. Satu bagian dari buku astronomi yang mencakup banyak buku
eksplorasi ruang angkasa pra teleskop atau buku-buku yang mencakup
planet pluto sebagai menciptakan kesenjangan kredibilitas dimensi
astronomi. Tidak ada yang akan mencegah suatu mahasiswa banyak
menulis sebuah makalah berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan
bahan perpustakaan yang memberikan informasi usang atau salah.
Masyarakat menghitung pada perpustakaan memberikan informasi akurat.
Pelanggan dengan cepat memutuskan bahwa perpustakaan memiliki nilai
“apa-apa” jika mereka memilah-milah banyak bahan usang.
5. Mengetahui Kebutuhan Koleksi
Metode crew memberikan hasil pemeriksan berkelanjutan tentang
perlunya memperbaiki atau menjilid kembali, pemberitahuan staf
perpustakaan untuk buku hilang atau dicuri yang membutuhkan pengganti,
dan menjamin hitungan volume yang lebih akurat. Proses ini juga
memungkinkan untuk kedua berlangsung penyiangan, dimana buku-buku
lusuh digantikan yang baru, atau buku yang tidak terpakai dapat dihapus,
dan dijadwalkan penyiangan dimna anda melihat spesifikasi daerah
koleksi secara teratur. Staf perpustkaan yang menyiangi terus memiliki
pengetahuan yang akurat tentang koleksi.
6. Mendapat Masukan yang Konstan Pada Kekuatan dan Kelemahan Koleksi
keputusan tentang pembelian. Misalnya, mengetahui bahwa buku bisnis
out-of-date pustakawan bisa mendekati kelompok terorganisir atau
individu dan permintaan bantuan khusus dalam mengembangkan pada
bidang kepentingan khusus dan kegunaannya bagi mereka. CREW (counti
nuous Review Evaluation and Weeding) membuat bentuk koleksi jelas
dalam pikiran dan membuat dalam merencanakan arah masa depan untuk
itu. CREW membantu pustakawan dan tujuan dari setiap tugas dalam
kaitannya dengan pengguna dan koleksi. Keuntungan penyiangan dengan
menerapkan metode CREW menunjukkan kebenaran pepatah lama.
2.3.3 Kriteria Penyiangan
Hal penting yang harus ada dalam proses penyiangan koleksi adalah
kebijakan perpustakaan tentang kriteria koleksi yang akan disiangi (diweeding).
Kriteria ini biasanya dibuat sebagai suatu kebijakan perpustakaan sebagai hasil
dari analisa pustkawan terhadap beberapa faktor internal perpustakaan. Faktor itu
biasanya menyangkut fisik koleksi, subyek kebutuhan pemakai, kapasitas tempat
yang dimiliki perpustakaan serta kebijakan menyangkut Tempat Penyimpanan
Akhir (TPA) pasca penyiangan.
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam melakukan kegiatan penyiangan
koleksi tahap pertama ini juga telah menentukan kriteria penyiangan koleksi.
Penentuan kriteri ini didasarkan pada 2 faktor utama yaitu:
1. Faktor Fisik koleksi :
a) Rusak ringan ( lepas sampul / jilidan)
b) Rusak berat ( hilang cover, sobek )
c) Hilang lebih dari 10 % halaman
2. Faktor Subyek koleksi :
a) Out of date dan tidak bernilai historis
b) Tidak pernah dipergunakan /dipinjam dalam tempo relatif lama
c) Duplikasi berlebihan
d) Tidak memiliki relevansi
e) Adanya edisi terbaru
Adapun wacana kebijakan pasca penyiangan koleksi, menyangkut tempat
penyimpanan akhir direncanakan sebagai berikut :
• Dihibahkan ke lembaga lain baik formal maupun informal (pesantren)
• Preservasi (diperbaiki)
• Dimusnahkan
2.3.4 Teknik Pelaksanaan
Teknis pelaksaaan penyiangan koleksi secara umum akan dilakukan
melalui tahapan kerja sebagai berikut :
1) Seleksi dan Penarikan Koleksi
Seleksi koleksi dan penarikan didasarkan pada kebijakan kriteria kebijakan
penyiangan yang telah ditentukan. Dengan berpedoman pada kriteria
tersebut koleksi yang memenuhi kriteria penyiangan akan langsung
ditarik dan dikumpulkan pada tempat yang telah ditentukan.
2) Pencatatan dan pengelompokan koleksi
Koleksi yang sudah ditarik dari jajaran akan dilakukan pencatatan atau
inventarisasi koleksi sebagai berita acara penyiangan koleksi. Koleksi
kemudian dikelompokkan sesuai kategori untuk menentukan tempat
penyimpanan akhir, apakah masuk kategori hibah, preservasi atau
2.3.5 Prosedur Penyiangan
Prosedur penyiangan koleksi secara umum yaitu :
1. Menentukan persyaratan koleksi pustaka yang akan disiangi misalnya atas
dasar: usia terbit, subjek, cakupan, kandungan informasi.
2. Menentukan jenis koleksi yang akan disiangi, misalnya buku, majalah,
brosur, leaflet, kaset rekaman, laporan tahunan/bulanan dan sebagainya.
3. Pemilihan/seleksi koleksi pustaka yang perlu dikeluarkan/disiangi. Pada
tahap ini perlu dipertimbangkan koleksi pustaka yang dianggap sudah
tidak bermanfaat bagi pemakai perpustakaan, terutama dalam hal edisi
terbitan, volume, nomor dan subjek.
4. Mengeluarkan kartu buku, mencabut katalog dari semua jajaran katalog,
menghapus data dari pangkalan data/katalog elektronik.
5. Koleksi pustaka yang disiangi diberi cap yang berbunyi: “Dikeluarkan dari
koleksi perpustakaan”.
6. Membuat Berita Acara tentang hasil penyiangan/penghapusan untuk
keperluan pertanggungjawaban administrasi dengan dilampiri daftar bahan
pustaka hasil penyiangan.
7. Menyimpan di gudang atau menawarkan ke perpustakaan lain yang
diperkirakan lebih membutuhkan.
Kegiatan penyiangan koleksi buku-buku teks ini diakukan sebagai usaha
untuk mengeluarkan atau menarik buku-buku teks yang kurang pemanfaatannya,
atau bahkan tidak termanfaatkan sama sekali. Buku-buku teks tersebut biasanya
adalah buku-buku yang merupakan hadiah dari pihak luar yang pada kenyataanya
pemanfaatan bagi users kurang atau tidak ada sama sekali. Buku-buku tersebut
biasanya memiliki subyek yang tidak sesuai dengan jurusan atau program studi
yang ada di universitas. Selain itu faktor bahasa yang kurang dikenal dan tahun
terbit yang sudah tidak bisa dikatakan baru lagi, adalah faktor yang membuat
buku-buku tersebut menjadi tidak laku.
Pelaksana kegiatan penyiangan/pencabutan buku-buku adalah petugas
yang ada di bagian layanan koleksi cadangan. Karena pada tahap awal
direncanakan proses penyiangan/pencabutan selanjutnya diteruskan di bagian
layanan buku-buku teks yang bisa dipinjam (sirkulasi) yang pelaksanaanya akan
dilakukan pada waktu dan oleh petugas tersendiri. Semua buku-buku hasil
penyiangan/pencabutan yang disimpan di gudang, di data oleh petugas bagian
cadangan. Dan sewaktu-waktu ada pertanyaan tentang buku-buku tersebut, data
dan buku siap untuk diberikan/dilayankan. Proses selanjutnya (proses akhir) dari
kegiatan penyiangan/pencabutan buku-buku yang kurang atau tidak dipakai sama
sekali, akan dibicarakan di tingkat pimpinan perpustakaan dan universitas lebih
lanjut. Apakah akan di selamatkan informasinya (alih media), disumbangkan atau
dihanguskan data dan phisiknya.
Fungsi dari kegiatan penyiangan adalah sebagai berikut:
1. Fungsi melindungi, adalah untuk melindungi bahan pustaka supaya terjaga
kelestariaannya sehingga dapat digunakan lebih lama
2. Fungsi pengawetan, untuk membuat bahan pustaka menjadi lebih awet dan
tahan lama
3. Fungsi Kesehatan, adalah terjaga kebersihannya sehingga petugas maupun
pengguna perpustakaan terjaga kesehatannya
4. Fungsi pendidikan, adalah melatih atau mendidik pengguna untuk lebih
memperhatikan penggunaan dan perlakuan terhadap bahan pustaka
5. Fungsi kesabaran, adalah melatih kesabaran karena untuk merawat bahan
pustaka diperlukan kesabaran yang besar
6. Fungsi sosial, adalah mampu menciptakan komunikasi dan hubungan
dengan pihak luar
7. Fungsi ekonomi, adalah menghemat anggaran dalam kegiatan
pemeliharaan bahan pustaka
8. Fungsi keindahan, karena dengan kerapian dan kebersihan bahan pustaka
maka akan tercipta keindahan sehingga pengguna akan merasa senang
Penyiangan bahan pustaka atau weeding yaitu upaya mengeluarkan
koleksi dari susunan rak karena tidak diminati terlalu banyak eksemplarnya, telah
ada edisi terbaru maupun koleksi itu tidak relevan. Koleksi yang dikeluarkan ini
Koleksi perpustakaan secara berkala perlu disiangi agar bahan pustaka yang sudah
tidak sesuai lagi dapat diganti dengan bahan pustaka yang baru. Pemilihan bahan
pustaka yang dikeluarkan dari koleksi sebaiknya dilakukan oleh petugas
perpustakaan dan guru, kemudian untuk dipisahkan atau dipindahkan, dihibahkan
atau dimusnahkan. Keputusan tersebut berdasarkan pertimbangan kemuktakhiran,
kesesuaian, dan kondisi fisik dokumen.
Adapun alasan dilakukannya bahan pustaka yang perlu dikeluarkan dari
koleksi adalah sebagai berikut:
• Bahan pustaka yang isinya sudah tidak sesuai lagi
• Edisi dan cetakan lama
• Bahan pustaka yang rusak dan tidak dapat diperbaiki
• Bahan pustaka yang isinya tidak lengkap
• Bahan pustaka yang jumlah copynya terlalu banyak
Dengan melakukan proses penyiangan bahan pustaka ini perpustakaan
bertujuan untuk memelihara ke-up-date-an, keaktifan dan manfaat koleksi tersebut
yang merupakan refleksi dari sasaran dan tujuan perpustakaan. Solusi dari bahan
pustaka yang disiangi yaitu dengan cara menjualnya, pertukaran antar
perpustakaan, atau memberikan hadiah kepada yang membutuhkannya.
Adapun prosedurnya menurut sebagai berikut:
• menentukan persyaratan koleksi yang akan disiangi misalnya atas dasar
usia terbit, subjek, cakupan atau kandungan informasi
• Menentukan jenis koleksi yang ingin disiangi seperti buku, majalah,
brosur, kaset rekaman, laporan tahunan.
• Mengeluarkan kartu buku, mencabut katalog dari semua jajaran katalog,
dan menghapus data dari pangkalan data/ opac.
• Koleksi perpustakaan yang disiangi diberi cap yang berbunyi:
“dikeluarkan dari koleksi perpustakaan”.
• Membuat berita acara tentang penyiangan koleksi untuk keperluan
• Menyimpan koleksi hasil penyiangan tersebut digedung atau bisa
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Pengertian Perpustakaan Umum
Perpustakaan diartikan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan
tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual (Sulistyo Basuki;1991).
Ada dua unsur utama dalam perpustakaan, yaitu buku dan ruangan. Dimasa
sekarang koleksi sebuah perpustakaan tidak hanya terbatas pada buku-buku, tetapi
dapat juga berupa film, slide, atau lainnya, yang dapat diterima di perpustakaan
sebagai sumber informasi. Kemudian semua sumber informasi itu diorganisir, disusun
secara teratur, sehingga ketika pengguna membutuhkan suatu informasi dapat dengan
mudah menemukannya.
Dengan memperhatikan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa
perpustakaan adalah suatu unit kerja, tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang
diatur secara sistematis dan dapat dipergunakan oleh pemakainya sebagai sumber
informasi.
Perpustakaan umum merupakan unit/satuan kerja, badan atau lembaga
membidangi pengembangan pengetahuan masyarakat yang berada dalam
jangkauannya. Bertugas mengumpulkan, menyimpan, mengatur dan menyajikan
bahan pustaka untuk masyarakat umum.
Perpustakaan umum diselenggarakan untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat umum tanpa memandang latar belakang pendidikan, agama, adat istiadat,
umur, laik-laki, perempuan dan lain sebagainya, untuk itu koleksi perpustakaan
umum terdiri dari beraneka ragam bidang dan pokok masalah sesuai dengan
kebutuhan informasi dari penggunanya.
Dalam Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000:5)
dijelaskan bahwa :
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan di
pemukiman penduduk (kota atau desa) diperuntukkan bagi semua lapisan dan
golongan masyarakat penduduk pemukiman tersebut untuk melayani kebutuhannya
Selanjutnya pengertian perpustakaan umum menurut Badan Standardisasi
Nasional (SNI 7495:2009:2) adalah Perpustakaan yang kegiatannya diselenggarakan
oleh pemerintah daerah kabupaten atau kotamadya yang mempunyai tugas pokok
melaksanakan pengembangan perpustakaan di wilayah kabupaten atau kotamadya
serta melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyarakat umum yang tidak
membedakan usia, ras, agama, status sosial ekonomi dan gender.
Definisi lain tentang perpustakaan umum dikemukakan oleh Reitz (2004)
bahwa “perpustakaan umum adalah sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan
yang menyediakan akses yang tidak terbatas kepada sumbernya perpustakaan dan
layanan gratis kepada warga masyarakat didaerah atau wilayah tertentu, yang
didukung penuh atau sebagian dari dana masyarakat (pajak). Dari defenisi diatas,
Perpustakaan Umum memiliki tugas yang sangat luas dalam hal yang menyediakan
akses informasi kepada masyarakat.
.
2.2 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Umum
Perkembangan informasi dan teknologi informasi dewasa ini menempatkan
perpustakaan umum pada posisi yang kompleks. Keberagaman pengguna yang ada
dalam jangkauan perpustakaan umum juga demikian beragam, hal ini sudah
seharusnya berimplikasi terhadap tujuan dan fungsi sebuah perpustakaan umum dan
juga disesuaikan dengan tujuan dan fungsi lembaga induknya seperti halnya dengan
perpustakaan umum pada pemerintah daerah tingkat II (kabupaten/kota).
2.2.1. Tujuan Perpustakaan Umum
Secara umum tujuan dari perpustakaan umum adalah memberikan
kesempatan bagi umum untuk memanfaatkan bahan pustaka atau sumber informasi
yang dimiliki perpustakaan, untuk meningkatkan pengetahuan yang berguna dalam
memperbaiki kehidupan masyarakat.
Perpustakaan umum menyediakan sumber informasi yang murah dan tepat
mengenai topik-topik yang sedang hangat dalam masyarakat maupun topik yang
berguna bagi masyarakat. Selain itu perpustakaan umum membantu warga
mengembangkan kemampuan yang dimiliki sehingga yang bersangkutan dapat
Dalam Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (1992:6) dinyatakan
bahwa tujuan perpustakaan umum di rinci ke dalam 3 (tiga) jenis tujuan, antara lain :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari perpustakaan umum adalah membina dan
mengembangkan kebiasaan membaca dan belajar sebagai suatu proses yang
berkesinambungan seumur hidup, serta kesegaran jasmani dan rohani masyarakat
yang berada dalam jangkauan layanannya. Sehingga berkembang daya kreasi dan
inovasi bagi peningkatan martabat dan produktivitas setiap warga masyarakat secara
menyeluruh dalam menunjang pembangunan nasional.
2. Tujuan Fungsional/Khusus
Tujuan fungsional atau tujuan khusus perpustakaan umum antara lain :
a. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya,
serta mendayagunakan budaya tulisan dalam segala sektor kehidupan.
b. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah, serta memanfaatkan
informasi.
c. Mendidik masyarakat agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan
pustaka secara tepat guna dan berhasil guna.
d. Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri.
e. Memupuk minat dan bakat masyarakat.
f. Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif.
g. Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kehidupan atas tanggungjawab dan usaha sendiri dengan
mengembangkan kemampuan membaca masyarakat.
h. Berpartisipasi aktif dalam menunjang pembangunan nasional dengan
menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan dalam pembangunan sesuai
3. Tujuan Operasional
Tujuan operasional perpustakaan umum merupakan pernyataan formal yang
terperinci tentang sasaran yang harus dicapai, serta cara untuk mencapainya.
Sehingga tujuan tersebut dapat dimonitor, diukur, dan dievaluasi tingkat
keberhasilannya.
Sedangkan menurut Taslimah Yusuf (1996:18) bahwa tujuan dari
perpustakaan umum adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan minat baca serta mendayagunakan semua bahan pustaka
yang tersedia di perpustakaan umum.
2. Mengembangkan kemampuan mencari, mengelola, dan memanfaatkan
informasi yang tersedia di perpustakaan umum.
3. Mendidik masyarakat agar dapat memanfaatkan pepustakaan secara
efektif dan efisien.
4. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri.
5. Memupuk minat baca dan menumbuhkan daya apresiasi dan imajinasi
masyarakat.
6. Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah,
bertanggung jawab dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional
Dari pengertian di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa perpustakaan
umum memiliki tujuan untuk membina dan mengembangkan minat baca masyarakat,
belajar mandiri, jasa informasi serta untuk meningkatkan daya kreatifitas dan aktifitas
agar dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional.
2.2.2. Fungsi Dari Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum pada era informasi sekarang ini mengarahkan pemikiran
tentang fungsi perpustakaan umum yang semakin kompleks. Standard Nasional
Indonesia (SNI 7495) ; Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota (2009:3) menetapkan
bahwa fungsi perpustakaan umum kabupaten/kota adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan koleksi.
2. Menghimpun koleksi muatan lokal.
4. Mendayagunakan koleksi.
5. Menyelenggarakan pendidikan pengguna.
6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
7. Melestarikan materi perpustakaan.
8. Membantu peningkatan sumber daya perpustakaan di wilayahnya.
Menurut Sulistyo Basuki (1993:112) tujuan lain dari perpustakaan umum juga
“berfungsi sebagai agen kultural, artinya perpustakaan umum pusat utama kehidupan
utama budaya masyarakat sekitarnya dan menumbuhkan apresiasi budaya
masyarakat”.
Perpustakaan umum baik yang berada di Daerah Tingkat II (ibukota
kabupaten/kota), di ibukota kecamatan maupun yang berada di desa, menurut
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1988 dan Instruksi Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 1988, mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Menghimpun dan mengolah bahan pustaka dan informasi.
2. Memelihara dan melestarikan bahan pustaka dan informasi.
3. Mengatur dan mendayagunakan bahan pustaka dan informasi, sebagai
pusat kegiatan belajar, pelayanan informasi, penelitian dan menumbuhkan
minat dan kebiasaan membaca bagi seluruh lapisan masyarakat.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum memiliki
fungsi yang kompleks, selain sebagai sarana belajar, penelitian dan pengembangan
minat baca, perpustakaan umum juga berfungsi sebagai tempat pelestarian bahan
pustaka lokal.
2.2.3 Koleksi Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum adalah perpustakaan dengan variasi penggunanya yang
paling beragam jika dibandingkan dengan jenis perpustakaan lain pada umumnya.
Hal ini tentunya berimplikasi terhadap cakupan keberagaman koleksi yang
dimilikinya.
Sutarno (2006:37) menyatakan bahwa “perpustakaan umum sering
diibaratkan sebagai universitas rakyat, karena perpustakaan umum menyediakan
semua jenis koleksi bahan pustaka dari berbagai disiplin ilmu, dan penggunaannya
Sedangkan dalam Standard Nasional Indonesia (SNI 7495) ; Perpustakaan
Umum Kabupaten/Kota (2009:3) diperinci hal-hal yang terkait dengan koleksi
perpustakaan umum sebagai berikut :
1. Koleksi perpustakaan dikembangkan untuk menunjang visi dan misi, tugas
pokok dan fungsi, serta kebutuhan masyarakat.
2. Jenis koleksi perpustakaan terdiri atas koleksi karya cetak, karya rekam dan
bentuk lain yang mengakomodasikan semua kebutuhan masyarakat termasuk
kebutuhan penyandang cacat.
3. Perpustakaan umum kabupaten/kota memiliki koleksi buku
sekurang-kurangnya 5.000 eksemplar.
4. Perpustakaan menyediakan koleksi terbitan lokal dan koleksi muatan lokal.
5. Koleksi perpustakaan terdiri dari berbagai disiplin ilmu sesuai kebutuhan
Masyarakat.
6. Penambahan koleksi buku sekurang-kurangnya 2% dari jumlah judul
pertahun.
7. Perpustakaan melakukan pencacahan koleksi sekurang-kurangnya setiap 3
tahun.
8. Perpustakaan melakukan penyiangan koleksi sekurang-kurangnya setiap 3
tahun.
9. Perpustakaan melanggan sekurang-kurangnya 2 judul surat kabar terbitan
lokal/propinsi dan 2 judul terbitan nasional.
10.Perpustakaan melanggan sekurang-kurangnya 5 judul majalah.
Dari uraian di atas, disimpulkan bahwa koleksi dari perpustakaan umum
sangat beragam, artinya dari berbagai jenis (buku maupun non buku), berbagai
disiplin ilmu (pengguna yang beragam) dan juga menyediakan koleksi bahan pustaka
2.2.4 Jenis Koleksi Perpustakaan Umum
Jenis koleksi perpustakaan umum mencakup bahan pustaka yang sesuai
dengan keperluan dan mampu dibaca atau didengar dan dimengerti oleh masyarakat
pengguna perpustakaan umum. Setiap bahan pustaka yang ditempatkan diruang
koleksi adalah bahan pustaka yang sudah siap untuk dimanfaatkan oleh masyarakat
pengguna.
Menurut Taslimah Yusuf (1996:75) berbagai jenis bahan pustaka yang
terdapat di perpustakaan umum adalah sebagai berikut :
1. Buku teks atau monografi.
2. Buku fiksi.
3. Majalah.
4. Surat kabar.
5. Brosur atau pamflet.
6. Buku referensi.
7. Bahan grafis.
8. Bahan kartografi.
9. Bentuk komputer atau nonbuku.
Selain pendapat di atas, dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan
Perpustakaan Umum (2000 : 19) diuraikan bahwa “koleksi perpustakaan umum
mencakup bahan pustaka tercetak seperti buku, majalah, dan surat kabar, bahan
pustaka terekam dan elektronik seperti kaset, video, piringan hitam dan lain-lain”.
Dari dua pandangan tentang jenis koleksi perpustakaan umum di atas, dapat
dinyatakan bahwa koleksi perpustakaan umum adalah berupa buku teks, majalah,
surat kabar, bentuk digital dan lain-lain.
Jenis koleksi yang beragam pada suatu perpustakaan umum membutuhkan
penanganan yang baik, agar mampu memenuhi semua jenis koleksi yang dibutuhkan
2.3 Pengertian Penyiangan
Penyiangan adalah suatu praktek mengeluarkan bahan pustaka dari koleksi
yang copynya kelebihan, dan koleksi yang jarang digunakan serta koleksi yang
informasinya kurang tepat dan kurang relevan untuk kurikulum yang dibutuhkan
oleh mahasiswa (Yulia :1999;198-199).
Sedangkan menurut Thompson (1943:148) Penyiangan adalah suatu
praktek yang dilakukan untuk menarik koleksi atau mengirim koleksi yang
kelebihan copy serta jarang digunakan dimana tingkat pemakaiannya sangat
rendah.
Kebijakan pengawetan dan pelestarian bahan pustaka suatu perpustakaan
berkaitan dengan perencanaan serta kegiatan mengurangi kerusakan bahan
pustaka. Kegiatan-kegiatan pengawasan lingkungan dan fisik materi dan gedung,
pengembangan perencanaan kesiagaan terhadap kerusakan bahan pustaka, usaha
alih media/bentuk, serta perawatan preventif dan perbaikan dituangkan dalam
program yang terpadu. Harus ditunjuk orang, bagian atau pihak tertentu yang
bertanggung jawab atas program pengawetan dan pelestarian ini, yang dapat
bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk di dalamnya pihak administrasi
perpustakaan, pengawas gedung (maintenance), dan pihak atasan dari instansi
induk setempat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan pengguna
yang meningkat dan berubah dari waktu ke waktu, serta pengembangan koleksi
perpustakaan yang dilakukan secara terus menerus menyebabkan makin
bertambah banyaknya koleksi yang ada di perpustakaan. Sebagian koleksi pustaka
akan berkurang manfaatnya, misalnya karena ada perkembangan baru sehingga
diperlukan edisi mutakhir. Ada koleksi pustaka yang walaupun usia terbitannya
sudah tua, tetapi nilainya makin tinggi, baik nilai ilmiahnya (intrinsik), maupun
nilai fisiknya (ekstrinsik). Koleksi pustaka tersebut merupakan karya langka,
memuat sejarah perkembangan ilmu pengetahuan serta diakui sebagai akar
perkembangan ilmiah masa kini. Masalah lain adalah makin terbatasnya ruang
perpustakaan tempat menyimpan koleksi dan makin tingginya biaya
tidak bermanfaat. terutama untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna bahan
pustaka sesuai dengan kebutuhan pengguna dan misi perpustakaan.
Penyiangan bahan pustaka atau weeding yaitu upaya mengeluarkan
koleksi dari susunan rak karena tidak diminati terlalu banyak eksemplarnya, telah
ada edisi terbaru maupun koleksi itu tidak relevan. Koleksi yang dikeluarkan ini
dapat diberikan ke perpustakaan lain, atau dihancurkan untuk dibuat kertas lagi.
Koleksi perpustakaan secara berkala perlu disiangi agar bahan pustaka yang sudah
tidak sesuai lagi dapat diganti dengan bahan pustaka yang baru. Pemilihan bahan
pustaka yang dikeluarkan dari koleksi sebaiknya dilakukan oleh petugas
perpustakaan. Kemudian untuk dipisahkan atau dipindahkan, dihibahkan atau
dimusnahkan. Keputusan tersebut berdasarkan pertimbangan kemuktakhiran,
kesesuaian, dan kondisi fisik dokumen.
2.3.1Tujuan Penyiangan
Adapun tujuan dari penyiangan adalah proses pengeluaran koleksi dari rak
karena koleksi tersebut sangat rusak, terbitan lama, isinya kurang dipahami,
kurang diminati, kurang relevan, telah ada edisi baru. Untuk memperoleh
tambahan tempat (shelf space) untuk koleksi yang baru, serta membuat koleksi
lebih bisa dimanfaatkan lagi sebagai sumber informasi yang akurat, relevan, up to
date dan menarik, memberikan kemudahan pada pemakai koleksi dan
memungkinkan staf perpustakaan untuk mengelola koleksi lebih efektif dan lebih
efisien.
2.3.2 Manfaat Penyiangan Koleksi
Ada enam manfaat utama dari penyiangan koleksi:
1. Pengerakan Tempat
Biaya penyediaan ruangan dan rak tidak boleh lebih rendah dari biaya
sebenarnya untuk pembelian rak tambahan untuk pengerakan lebih banyak
buku. Suatu perawatan koleksi yang baik akan menghemat biaya
pengerakan buku, mengurangi debu dari buku yang tidak satupun
Pengguna dan staf kehilangan kesabaran berusaha untuk mencari buku
yang disusun di rak. Staf perpustakaan tidak perlu mengisi rak bawah atau
buku tumpukan di atas tumpukan, dan perpustakaan akan lebih menarik
dan mudah digunakan. Praktek yang baik mengatakan rak tidak boleh dari
85% penuh (dan 75% adalah bahkan lebih baik). Selain itu,
mempertahankan bahan yang tidak terpakai menghabiskan ruang rak yang
dapat digunakan untuk menampilkan buku baru. Database katalog online
juga memerlukan space yang tidak menimbulkan memori komputer
melebihi kapasitas. Penyiangan memungkinkan anda untuk menjaga
penampilan, ramah dan terbuka yang merupakan ciri khas kebanyakan
perpustakaan yang baik.
2. Menghemat Waktu
Menghemat waktu baik bagi pengguna maupun staf dan yang terbaik bagi
semuanya. Rak-rak penuh dengan buku yang rusak-rusak dan memerlukan
waktu untuk memeriksa tanda-tanda yang tak terbaca. Pengguna yang
mencari buku tertentu harus memilah-milah buku yang jelas tidak
diinginkan. Staf mencoba untuk mengesampingkan buku yang kembali
harus bergeser dan buku tersebut disusun kembali untuk membuat ruang.
Pustakawan mencoba untuk menggunakan koleksi untuk referensi atau
jasa konsultasi pembaca harus membaca dengan teliti item usang untuk
menemukan informasi yang benar, saat ini. Kelebihan kutipan dari katalog
online yang mengarah ke bahan uasang atau tidak dapat digunakan
memperlambat pencarian dan frustasi pengguna. Kerumah tanggaan
karena kelebihan buku dan bahan lainnya yang tidak berguna.
3. Membuat Koleksi Lebih Menarik
Dengan mengganti buku yang rusak-rusak, tercoreng dengan penjilidan
kembali yang menarik dan buku-buku baru yang menarik. Bahkan fvorit
abadi dan manfaat klasik setelah digantikan oleh salinan yang bersing
dengan sampulan diperbaharui. Sirkulasi dapat di tingkat dengan hanyak
membuat rak terlihat lebih menarik dan ramah dalam pemakain, bahkan
dan ruang kosong di rak dari pada memiliki buku tua yang mencegah
penyelidikan. Banyak perpustakaan melaporan bahwa pelanggan mereka
diasumsikan telah membeli banyak buku-buku baru ketika semua yang
dilakukan adalah untuk penyiangan yang penuh semangat.
4. Meningkatkan Reputasi Perpustakaan
Penyiangan juga dimaksud untuk kehandalan dan kemuktakhiran dan
membangun kepercayaan publik. Pelanggan berharap bahwa bahan putaka
yang dipilih oleh para ahli adalah informasi yang up-to-date dan dapat
diandalkan. Untuk banyak pengguna, khususnya orang-orang mudah, fakta
bahwa perpustakaan meminjamkan buku adalah memiliki otoritas untuk
itu. Satu bagian dari buku astronomi yang mencakup banyak buku
eksplorasi ruang angkasa pra teleskop atau buku-buku yang mencakup
planet pluto sebagai menciptakan kesenjangan kredibilitas dimensi
astronomi. Tidak ada yang akan mencegah suatu mahasiswa banyak
menulis sebuah makalah berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan
bahan perpustakaan yang memberikan informasi usang atau salah.
Masyarakat menghitung pada perpustakaan memberikan informasi akurat.
Pelanggan dengan cepat memutuskan bahwa perpustakaan memiliki nilai
“apa-apa” jika mereka memilah-milah banyak bahan usang.
5. Mengetahui Kebutuhan Koleksi
Metode crew memberikan hasil pemeriksan berkelanjutan tentang
perlunya memperbaiki atau menjilid kembali, pemberitahuan staf
perpustakaan untuk buku hilang atau dicuri yang membutuhkan pengganti,
dan menjamin hitungan volume yang lebih akurat. Proses ini juga
memungkinkan untuk kedua berlangsung penyiangan, dimana buku-buku
lusuh digantikan yang baru, atau buku yang tidak terpakai dapat dihapus,
dan dijadwalkan penyiangan dimna anda melihat spesifikasi daerah
koleksi secara teratur. Staf perpustkaan yang menyiangi terus memiliki
pengetahuan yang akurat tentang koleksi.
6. Mendapat Masukan yang Konstan Pada Kekuatan dan Kelemahan Koleksi
keputusan tentang pembelian. Misalnya, mengetahui bahwa buku bisnis
out-of-date pustakawan bisa mendekati kelompok terorganisir atau
individu dan permintaan bantuan khusus dalam mengembangkan pada
bidang kepentingan khusus dan kegunaannya bagi mereka. CREW (counti
nuous Review Evaluation and Weeding) membuat bentuk koleksi jelas
dalam pikiran dan membuat dalam merencanakan arah masa depan untuk
itu. CREW membantu pustakawan dan tujuan dari setiap tugas dalam
kaitannya dengan pengguna dan koleksi. Keuntungan penyiangan dengan
menerapkan metode CREW menunjukkan kebenaran pepatah lama.
2.3.3 Kriteria Penyiangan
Hal penting yang harus ada dalam proses penyiangan koleksi adalah
kebijakan perpustakaan tentang kriteria koleksi yang akan disiangi (diweeding).
Kriteria ini biasanya dibuat sebagai suatu kebijakan perpustakaan sebagai hasil
dari analisa pustkawan terhadap beberapa faktor internal perpustakaan. Faktor itu
biasanya menyangkut fisik koleksi, subyek kebutuhan pemakai, kapasitas tempat
yang dimiliki perpustakaan serta kebijakan menyangkut Tempat Penyimpanan
Akhir (TPA) pasca penyiangan.
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam melakukan kegiatan penyiangan
koleksi tahap pertama ini juga telah menentukan kriteria penyiangan koleksi.
Penentuan kriteri ini didasarkan pada 2 faktor utama yaitu:
1. Faktor Fisik koleksi :
a) Rusak ringan ( lepas sampul / jilidan)
b) Rusak berat ( hilang cover, sobek )
c) Hilang lebih dari 10 % halaman
2. Faktor Subyek koleksi :
a) Out of date dan tidak bernilai historis
b) Tidak pernah dipergunakan /dipinjam dalam tempo relatif lama
c) Duplikasi berlebihan
d) Tidak memiliki relevansi
e) Adanya edisi terbaru
Adapun wacana kebijakan pasca penyiangan koleksi, menyangkut tempat
penyimpanan akhir direncanakan sebagai berikut :
• Dihibahkan ke lembaga lain baik formal maupun informal (pesantren)
• Preservasi (diperbaiki)
• Dimusnahkan
2.3.4 Teknik Pelaksanaan
Teknis pelaksaaan penyiangan koleksi secara umum akan dilakukan
melalui tahapan kerja sebagai berikut :
1) Seleksi dan Penarikan Koleksi
Seleksi koleksi dan penarikan didasarkan pada kebijakan kriteria kebijakan
penyiangan yang telah ditentukan. Dengan berpedoman pada kriteria
tersebut koleksi yang memenuhi kriteria penyiangan akan langsung
ditarik dan dikumpulkan pada tempat yang telah ditentukan.
2) Pencatatan dan pengelompokan koleksi
Koleksi yang sudah ditarik dari jajaran akan dilakukan pencatatan atau
inventarisasi koleksi sebagai berita acara penyiangan koleksi. Koleksi
kemudian dikelompokkan sesuai kategori untuk menentukan tempat
penyimpanan akhir, apakah masuk kategori hibah, preservasi atau
2.3.5 Prosedur Penyiangan
Prosedur penyiangan koleksi secara umum yaitu :
1. Menentukan persyaratan koleksi pustaka yang akan disiangi misalnya atas
dasar: usia terbit, subjek, cakupan, kandungan informasi.
2. Menentukan jenis koleksi yang akan disiangi, misalnya buku, majalah,
brosur, leaflet, kaset rekaman, laporan tahunan/bulanan dan sebagainya.
3. Pemilihan/seleksi koleksi pustaka yang perlu dikeluarkan/disiangi. Pada
tahap ini perlu dipertimbangkan koleksi pustaka yang dianggap sudah
tidak bermanfaat bagi pemakai perpustakaan, terutama dalam hal edisi
terbitan, volume, nomor dan subjek.
4. Mengeluarkan kartu buku, mencabut katalog dari semua jajaran katalog,
menghapus data dari pangkalan data/katalog elektronik.
5. Koleksi pustaka yang disiangi diberi cap yang berbunyi: “Dikeluarkan dari
koleksi perpustakaan”.
6. Membuat Berita Acara tentang hasil penyiangan/penghapusan untuk
keperluan pertanggungjawaban administrasi dengan dilampiri daftar bahan
pustaka hasil penyiangan.
7. Menyimpan di gudang atau menawarkan ke perpustakaan lain yang
diperkirakan lebih membutuhkan.
Kegiatan penyiangan koleksi buku-buku teks ini diakukan sebagai usaha
untuk mengeluarkan atau menarik buku-buku teks yang kurang pemanfaatannya,
atau bahkan tidak termanfaatkan sama sekali. Buku-buku teks tersebut biasanya
adalah buku-buku yang merupakan hadiah dari pihak luar yang pada kenyataanya
pemanfaatan bagi users kurang atau tidak ada sama sekali. Buku-buku tersebut
biasanya memiliki subyek yang tidak sesuai dengan jurusan atau program studi
yang ada di universitas. Selain itu faktor bahasa yang kurang dikenal dan tahun
terbit yang sudah tidak bisa dikatakan baru lagi, adalah faktor yang membuat
buku-buku tersebut menjadi tidak laku.
Pelaksana kegiatan penyiangan/pencabutan buku-buku adalah petugas
yang ada di bagian layanan koleksi cadangan. Karena pada tahap awal
direncanakan proses penyiangan/pencabutan selanjutnya diteruskan di bagian
layanan buku-buku teks yang bisa dipinjam (sirkulasi) yang pelaksanaanya akan
dilakukan pada waktu dan oleh petugas tersendiri. Semua buku-buku hasil
penyiangan/pencabutan yang disimpan di gudang, di data oleh petugas bagian
cadangan. Dan sewaktu-waktu ada pertanyaan tentang buku-buku tersebut, data
dan buku siap untuk diberikan/dilayankan. Proses selanjutnya (proses akhir) dari
kegiatan penyiangan/pencabutan buku-buku yang kurang atau tidak dipakai sama
sekali, akan dibicarakan di tingkat pimpinan perpustakaan dan universitas lebih
lanjut. Apakah akan di selamatkan informasinya (alih media), disumbangkan atau
dihanguskan data dan phisiknya.
Fungsi dari kegiatan penyiangan adalah sebagai berikut:
1. Fungsi melindungi, adalah untuk melindungi bahan pustaka supaya terjaga
kelestariaannya sehingga dapat digunakan lebih lama
2. Fungsi pengawetan, untuk membuat bahan pustaka menjadi lebih awet dan
tahan lama
3. Fungsi Kesehatan, adalah terjaga kebersihannya sehingga petugas maupun
pengguna perpustakaan terjaga kesehatannya
4. Fungsi pendidikan, adalah melatih atau mendidik pengguna untuk lebih
memperhatikan penggunaan dan perlakuan terhadap bahan pustaka
5. Fungsi kesabaran, adalah melatih kesabaran karena untuk merawat bahan
pustaka diperlukan kesabaran yang besar
6. Fungsi sosial, adalah mampu menciptakan komunikasi dan hubungan
dengan pihak luar
7. Fungsi ekonomi, adalah menghemat anggaran dalam kegiatan
pemeliharaan bahan pustaka
8. Fungsi keindahan, karena dengan kerapian dan kebersihan bahan pustaka
maka akan tercipta keindahan sehingga pengguna akan merasa senang
Penyiangan bahan pustaka atau weeding yaitu upaya mengeluarkan
koleksi dari susunan rak karena tidak diminati terlalu banyak eksemplarnya, telah
ada edisi terbaru maupun koleksi itu tidak relevan. Koleksi yang dikeluarkan ini
Koleksi perpustakaan secara berkala perlu disiangi agar bahan pustaka yang sudah
tidak sesuai lagi dapat diganti dengan bahan pustaka yang baru. Pemilihan bahan
pustaka yang dikeluarkan dari koleksi sebaiknya dilakukan oleh petugas
perpustakaan dan guru, kemudian untuk dipisahkan atau dipindahkan, dihibahkan
atau dimusnahkan. Keputusan tersebut berdasarkan pertimbangan kemuktakhiran,
kesesuaian, dan kondisi fisik dokumen.
Adapun alasan dilakukannya bahan pustaka yang perlu dikeluarkan dari
koleksi adalah sebagai berikut:
• Bahan pustaka yang isinya sudah tidak sesuai lagi
• Edisi dan cetakan lama
• Bahan pustaka yang rusak dan tidak dapat diperbaiki
• Bahan pustaka yang isinya tidak lengkap
• Bahan pustaka yang jumlah copynya terlalu banyak
Dengan melakukan proses penyiangan bahan pustaka ini perpustakaan
bertujuan untuk memelihara ke-up-date-an, keaktifan dan manfaat koleksi tersebut
yang merupakan refleksi dari sasaran dan tujuan perpustakaan. Solusi dari bahan
pustaka yang disiangi yaitu dengan cara menjualnya, pertukaran antar
perpustakaan, atau memberikan hadiah kepada yang membutuhkannya.
Adapun prosedurnya menurut sebagai berikut:
• menentukan persyaratan koleksi yang akan disiangi misalnya atas dasar
usia terbit, subjek, cakupan atau kandungan informasi
• Menentukan jenis koleksi yang ingin disiangi seperti buku, majalah,
brosur, kaset rekaman, laporan tahunan.
• Mengeluarkan kartu buku, mencabut katalog dari semua jajaran katalog,
dan menghapus data dari pangkalan data/ opac.
• Koleksi perpustakaan yang disiangi diberi cap yang berbunyi:
“dikeluarkan dari koleksi perpustakaan”.
• Membuat berita acara tentang penyiangan koleksi untuk keperluan
• Menyimpan koleksi hasil penyiangan tersebut digedung atau bisa
BAB III
PENYIANGAN KOLEKSI DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SUMATERA UTARA
3.1Sejarah singkat berdirinya Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara.
Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Porovinsi Sumatera Utara
merupakan lembaga teknis yang dibentuk Provinsi Sumatera Utara berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2002 dalam rangka pelaksanaan otonomi
Daerah. Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara
juga sebagai salah satu lembaga terkait Daerah sesuai dengan teknis Daerah sesuai
peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara No.9 Tahun 2008 tentang organisasi
dan tata kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Utara.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.38 Tahun 2007 bahwa Perpustakaan dan
kearsipan merupakan unsur urusan wajib Pemerintah, pimpinan oleh seorang
Kepala Badan berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur
Sumatera Utara melalui sekretaris Daerah. Maka Badan Perpustakaan, Arsip dan
Dokumentasi Provinsi Sumatera Utarasenantiasa berupaya melakukan perbaikan
dan revitalisasi sesuai dengan tuntutan perubahan yang terjadi.
Sebagai implementasi dan kondisi tersebut Badan Perpustakaan, Arsip dan
Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara berupaya melaksanakan penyelenggaran
Pemerintah dan Pembangunan agar dapat berlangsung secara efesien dan efektif,
bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
3.1.1 Visi dan Misi a. Visi :
“Menjadi Lembaga Pembina dan Pengembang Perpustakaan, Kearsipan dan
Dokumentasi yang profesional “
b. Misi
1. Mengumpulkan dan menyelamatkan karya cetak, karya rekam, karya tulis
2. Meningkatkan promosi gemar budaya baca