• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PROGRAM SISWA PINTAR WARGA SUKOWATI (SINTAWATI) DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013-2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PROGRAM SISWA PINTAR WARGA SUKOWATI (SINTAWATI) DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013-2014"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PROGRAM SISWA PINTAR WARGA

SUKOWATI (SINTAWATI) DALAM UPAYA PENINGKATAN

KUALITAS PENDIDIKAN DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN

2013-2014

SKRIPSI

Disusun Oleh:

ADITA DAMARIKA

20120520128

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

SKRIPSI

EFEKTIVITAS PROGRAM SISWA PINTAR WARGA

SUKOWATI (SINTAWATI) DALAM UPAYA

PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DI

KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013-2014

Oleh:

ADITA DAMARIKA

20120520128

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

Dengan Judul:

“EFEKTIVITAS PROGRAM SISWA PINTAR WARGA SUKOWATI

(SINTAWATI) DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS

PENDIDIKAN DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013-2014”

Oleh:

ADITA DAMARIKA

20120520128

Telah dipertahankan dan disahkan di depan Tim Penguji Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Pada:

(4)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Adita Damarika

NIM : 20120520128

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa:

Semua yang tertulis di dalam naskah skripsi ini merupakan hasil karya

tulis saya sendiri dan bukan menjiplak hasil karya orang lain, kecuali dasar teori

yang saya cuplik dari buku yang sumbernya sudah dicantumkan di daftar pustaka

sebagai referensi saya dalam melengkapi naskah skripsi ini. Apabila pernyataan

ini tidak benar maka saya siap menerima sanksi dari Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta sesuai dengan peraturan yang ada dan berlaku.

Yogyakarta, 13 Agustus 2016

Penulis

(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Bismillahirohmanirohim

Dengan rahmat Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

dengan ini saya persembahkan karya ini untuk :

 Allah SWT yang Maha Penolong, Maha Pemurah, Maha Pengasih, Maha

Penyayang dan Maha Segalanya, Alhamdulillah Yaa Allah berkat ijin dan

ridho-Mu yang telah memberikan kelancaran dan kesehatan untuk

menyelesaikan tugas skripsi ini sampai selesai dengan baik. Ridhoi segala

urusan hambamu ini untuk ke depannya. Amin

 Ibuku Nunuk Sri Utami yang selama ini sudah menjadi wanita paling hebat

dan selalu memberikan motivasi, semangat, dukungan untuk putrimu

satu-satunya ini hingga dapat menyelesaikan skripsi, studi, sampai bergelar

sarjana. Terimakasih atas semua doa dan kasih sayang yang selalu ibu

berikan. Terimakasih sudah membiayai putrimu ini sampai bergelar sarjana.

Semoga ini semua merupakan salah satu langkah awal putrimu mencapai

kesuksesan dan cita-cita. Semoga ibu diberikan panjang umur agar dapat

melihat kesuksesan putrimu ini. Amin

 Adekku satu-satunya Daffa Ivanda Kurnia semoga dengan ini dapat

memotivasi untuk belajar.

 Simbahku putri Subingah, yang selalu memberikan doa dan kasih sayang dan

menginginkan cucumu ini sukses semoga semua doamu dikabulkan Allah

(6)

 Keluarga dari tanteku yang paling mengerti, Om Yazid, Tante Tari dan kedua

sepupuku Naya serta Lintang terimakasih untuk semua bantuan dan doa

hingga aku dapat menyelesaikan kuliah dengan tepat waktu.

 (Alm) Pakde Bambang Santoso. Terima kasih untuk semua nasehat yang dulu

selalu diberikan. Walau saat ini pakde tidak dapat menemani wisuda, tapi aku

yakin pakde pasti senang dan melihat semuanya dari jauh.

 Keluarga besar (Alm) Sunardi-Subingah. Terima kasih untuk semua doa,

bantuan dan dukungannya hingga aku berhasil meraih gelar sarjana.

 Untuk laki-laki yang sudah menemaniku sampai sejauh ini, Didin Johan

Muchidin terima kasih untuk semua kasih sayang, doa, dan dukungannya

sampai skripsi ini terselesai dengan baik. Terima kasih sudah mau direpotkan

dan menerima semua kekuranganku. Tetap semangat, jangan menyerah.

Success for us !

 Sahabat yang paling mengerti, Dinia Muarifah, S.Psi terima kasih atas semua

dukungan, nasehat, dan selalu mengingatkan untuk menyelesaikan skripsi ini

sampai akhirnya aku berhasil menyelesaikan dengan tepat waktu.

 Untuk teman-teman kosan Ditaria, Tyra Delita, Dhea, Ayuk, Intan, dan

Mergie. Terima kasih sudah menjadi sahabat terbaik selama di Jogja. Walau

sebentar lagi kita akan terpisahkan jarak, tapi semoga kenangan selama satu

atap tidak akan pernah terpisahkan.

 Cemara’s Family (Ramadhanta, Ichwan, Anthony, Putrika Ajeng, Diah, Erik,

Arif, Dicky, Ajeng Aprilia, Yoga Bintoro, Yoga Pandu, Dodok, Oviean

Dicky, Ziadi) terima kasih untuk semua doa dan dukungan kalian semua

(7)

kalian yang masih on the way menuju sarjana dipermudah semua urusannya, dilancarkan skripsinya, dan segera menyusul bergelar sarjana.

 Teman-teman seperjuangan di IP kelas C terkhusus untuk Eko Wahyu

Hangga dan Al Hikmatul terima kasih sudah menjadi sahabat yang baik dari

awal menjadi mahasiswa sampai sejauh ini.

 Teman-teman Jurusan Ilmu Pemerintahan 2012 UMY

 Teman terkonyol (Wieke dan Maulela) terima kasih untuk semua

dukungannya. Kekonyolan kalian adalah penghibur dan salah satu obat stres

skripsi.

 Dosen-dosen Ilmu Pemerintahan UMY. Terima kasih untuk ilmu yang sudah

diberikan. Semoga saya dapat melanjutkan dan menggunakan ilmu yang

(8)

MOTTO

“Failure only happens when we give up”

(B.J Habibie)

“Barangsiapa ingin mutiara, harus berani terjun di lautan

yang dalam”

(Ir. Soekarno)

(9)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang

telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga atas kehendak-Nya pula

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “EFEKTIVITAS PROGRAM

SISWA PINTAR WARGA SUKOWATI (SINTAWATI) DALAM UPAYA

PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DI KABUPATEN SRAGEN

TAHUN 2013-2014.” Sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta. Semoga karya ini dapat bermanfaatdann dapat

berkontribusi bagi khasamah ilmu pengetahuan.

Penulis menyadari terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak lepas dari

bimbingan, dukungan, saran,dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

dengan tulus hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto, MA., selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Ali Muhammad, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Ibu Dr. Titin Purwaningsih, S.IP., M.Si, selaku Kaprodi Jurusan Ilmu

Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas

(10)

4. Ibu Erni Zuhriyati, S.S., S.IP., MA. Selaku dosen pembimbing selaku

dosen pembimbing yang dengan sabar membimbingan dan memberikan

arahan kepada penulis sampai skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Dosen Penguji Idan Dosen Penguji II.

6. Semua pihak yang terkait dalam penyususnan skripsi ini yang telah

memberikan banyak informasi yang dibutuhkan oleh penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kata sempurna, hal ini mengingat kemampuan serta pengalaman peneliti yang

sangat terbatas. Tidak ada yang dapat penulis berikan selain ucapan terima kasih

atas seluruh bantuan yang diberikan. Akhir kata semoga skripsi ini dapat

bermanfaat dan memberi tambahan ilmu untuk pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Yogyakarta, 13 Agustus 2016

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

SINOPSIS ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Kerangka Teori... 9

1. Efektifivitas ... 9

2. Program ... 12

3. Kebijakan Pendidikan ... 14

4. Kualitas Pendidikan ... 19

F. Definisi Konsepsional ... 21

(12)

H. Metode Penelitian... 24

1. Jenis Penelitian ... 24

2. Lokasi Penelitian ... 24

3. Unit Analisis Data ... 25

4. Jenis Data ... 26

5. Teknik Pengumupulan Data ... 27

6. Teknik Analisis Data ... 29

BAB II DEFINISI WILAYAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabuptaten Sragen ... 31

1. Kondisi Geografis ... 31

2. Visi ... 32

3. Misi ... 34

B. Profil UPTPK Kabupaten Sragen ... 34

1. Tujuan ... 35

2. Visi ... 36

3. Misi ... 36

4. Outcomes ... 36

5. Struktur Organisasi ... 37

C. Profil Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen ... 37

1. Visi ... 38

2. Misi ... 39

3. Tujuan ... 39

(13)

BAB III EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM BEASISWA

SINTAWATI (Siswa Pintar Warga Sekowati)

A. Gambaran Umum Pelaksanaan Program Beasiswa Sintawati ... 43

B. Efektivitas Pelaksanaan Program Beasiswa Sintawati ... 44

1. Indikator Produktivitas ... 44

1.1.Hasil Pelaksanaan Program ... 50

1.2.Capaian Program ... 53

2. Indikator Efisiensi ... 55

2.1.Penggunaa Alokasi Waktu Pelaksanaan Program Sintawati ... 55

3. Indikator Kepuasan ... 62

4. Indikator Keunggulan ... 65

5. Indikator Pengembangan ... 65

C. Kualitas Pendidikan ... 66

D. Analisis Hubungan RKPD Bidang Pendidikan ... 77

E. Sintawati Pendidikan Dasar, Lanjutan, dan Perguruan Tinggi Negeri ... 81

F. Faktor Pendukung Pelaksanaan Program ... 82

G. Faktor Penghambat Pelaksanaan Program ... 85

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 88

B. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Jumlah Siswa/Mahasiswa 2005-2010 ... 6

Tabel 1.2 Angka Partisipasi Sekolah ... 7

Tabel 3.1 Rekap Jumlah Pemohon Beasiswa PTN Sintawadi ... 49

Tabel 3.2 Rekap Jumlah Penerima ... 49

Tabel 3.3 Angka siswa mengulang, putus sekolah dan lulusan tahun 2012/2013-2013/2014 ... 69

Tabel 3.4 Angka siswa mengulang, putus sekolah, dan lulusan tahun 2013/2014-2014/2015 ... 69

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta administrasi Kabupaten Sragen ... 31

Gambar 2.2 Struktur organisasi UPTPK ... 37

Gambar 3.1Kartu Sintawati Melati ... 47

Gambar 3.2 Kartu Sintawati Menur ... 47

Gambar 3.3Kartu Sintawati Kenanga ... 48

Gambar 3.4Survey rumah pemohon beasiswa ... 59

Gambar 3.5Keadaan di dalam rumah ... 59

Gambar 3.6 Keadaan kamar tidur ... 60

Gambar 3.7Makanan sehari-hari ... 60

(16)

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

Dengan Judul:

“EFEKTIVITAS PROGRAM SISWA PINTAR WARGA SUKOWATI

(SINTAWATI) DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN

DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013-2014”

Oleh:

ADITA DAMARIKA

20120520128

Telah dipertahankan dan disahkan di depan Tim Penguji Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Pada:

(17)

ABSTRAK

Di Indonesia masih banyak permasalahan dalam bidang pendidikan seperti krisis ekonomi yang berdampak pada anak putus sekolah. Hal tersebut berpengaruh terhadap kualitas pendidikan yang rendah. Salah satu usaha dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di Kabupaten Sragen, Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen membuat sebuah kebijakan pendidikan gratis yang dinamakan dengan program Sintawati. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan program sintawati dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Sragen tahun 2013-2014. Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa kualitatif dimana data yang diperoleh diklarifikasi dan digambarkan dengan kata-kata atau kalimat untuk menarik kesimpulan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa program Sintawati belum efektiv dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan karena ada beberapa indikator yang belum tercapai. Program Sintawati saat ini juga belum sepenuhnya dapat mewujudkan pendidikan yang berkualitas karena masih banyaknya angka anak putus sekolah dan mengulang. Banyaknya jumlah pemohon beasiswa tidak sebanding dengan banyaknya jumlah lulusan. Hal tersebut dikarenakan masih minimnya sosialisasi sehingga informasi yang diakses juga minim.

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan oleh

setiap orang. Pendidikan juga merupakan hak asasi manusia yang diakui secara

Nasional maupun Internasional. Di Indonesia pendidikan diakui di dalam UUD

1945, pasal 31 ayat 1 sampai 5. Ada beberapa hal berkaitan dengan UUD 1945

yang mengatur posisi pemerintah dan warga negara. Pemerintah memiliki

kewajiban untuk menyelenggarakan pendidikan nasional, menganggarkan 20%

dari APBN dan APBD.1 Sementara, hak warga mendapatkan pendidikan,

kewajibannya adalah mengikuti pendidikann dasar yang dilakukan pemerintah

dan ikut berpastisipasi dalam menyukseskan pendidikan nasional tersebut.2

Negara dapat maju dan berkembang ditentukan oleh Sumber Daya

Manusia (SDM) yang tinggi dan berkualitas. Maka artinya yaitu pendidikan

sangat menentukan perkembangan kemajuan negara menjadi negara maju yang

dicirikan dengan tidak adanya warga yang buta huruf. Dalam upaya untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan isi dari UUD 1945 pendidikan

juga diarahkan untuk semua rakyat secara keseluruhan dan harus lebih

memperhatikan pada rakyat yang kurang mampu. Setiap warga Negara Indonesia

1 Rifai, Muhammad. 2011. Politik Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, Hal 44

(19)

berhak untuk memperoleh pendidikan yang bermutu tanpa memandang status

sosial, etnis, agama, ras, dan gender.

Pembangunan pendidikan merupakan bagian penting dari upaya

menyeluruh dan sungguh-sungguh untuk meningkatkan harkat dan martabat

bangsa. Keberhasilan dalam membangun pendidikan akan memberikan

kontribusi besar pada pencapaian tujuan pembangunan nasional secara

keseluruhan. Dalam konteks demikian pembangunan pendidikan itu mencakup

berbagai dimensi yang sangat luas; yang meliputi dimensi sosial, budaya,

ekonomi, dan politik.3 Awalnya pendidikan menjadi kewenangan pemerintah

pusat saja, tetapi dengan adanya UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah menandai bahwa daerah mempunyai kewenangan yang luas untuk

melakukan otonomi daerah. Hal tersebut menandakan bahwa Pemerintah Daerah

juga memiliki kewenangan dalam upaya pengelolaan pendidikan.

Dilihat lebih dekat, sebenarnya di Indonesia ini masih banyak

permasalahan dalam bidang pendidikan. Sejak dihantam krisis ekonomi di tahun

1998, kondisi perekonomian kita sebenarnya bisa dikatakan belum pulih benar.

Hal tersebut sejalan dengan persoalan dunia perbankan yang banyak menguras

tenaga, pikiran, dan kekayaan negara untuk menyehatkannya sehingga

mengurangi anggaran untuk menambah pembangunan di bidang-bidang lain,

3 Fattah, Prof. Dr. Nanang. 2013. Analisis Kebijakan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

(20)

terutama pendidikan. kondisi-kondisi tersebut jelas ikut menghambat

perkembangan dan kemajuan pendidikan nasional.4

Salah satu dampak krisis ekonomi yang secara langsung dirasakan dalam

pendidikan adalah menurunnya kemampuan masyarakat dalam membayar biaya

pendidikan. hal ini berakibat pada meningkatnya angka putus sekolah, bolos di

kalangan siswa, dan menurunnya motivasi belajar siswa yang berada di sekolah.5

Biaya merupakan faktor penting dalam pendidikan. Namun memenuhi hajat

hidup dalam hal ini kebutuhan pokok lebih penting. Hal ini yang menyebabkan

banyak orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya. Banyak sekali anak usia

sekolah yang harus membantu orang tuanya mencari nafkah. Oleh karena itu

undang-undang mengamanatkan agar pemerintah memperhatikan anak-anak usia

sekolah agar dapat mengikuti pendidikan dasar tanpa dibebani biaya yang dapat

menghambat proses pendidikan. Hal ini dipertegas dalam Undang-Undang

Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 11

ayat 2 yang berbunyi

“Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga Negara yang berusia tujuh sampai lima belas tahun”.6

4 Rifai, Muhammad. 2011. Politik Pendidikan Nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, Hal 44

5 Jalal, Dr. Fasli dan Supriadi, Prof. Dr. Dedi. 2001. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi

Daerah. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, hal 59

6 Qayyum, La Ode Abdul Haadiy. 2012. Efektivitas Program Pendidikan Gratis di SMP Negeri 3

(21)

Masih banyaknya anak-anak yang berada di jalanan dan tidak dapat

menikmati dunia pendidikan dikarenakan adanya masalah seperti mahalnya biaya

pendidikan juga merupakan salah satu permasalahan pembangunan pendidikan di

Indonesia. Tingginya angka pengangguran dan mahalnya biaya pendidikan

menyebabkan banyak anak yang putus sekolah. Padahal pemerintah Indonesia

sudah mencanangkan program wajib belajar sembilan tahun.

Program wajib belajar sembilan tahun merupakan pendidikan minimal

yang harus ditempuh oleh setiap warga Negara Indonesia. Tetapi pada

kenyataannya ternyata program tersebut belum berjalan dengan baik karena

masih banyaknya anak yang tidak dapat menikmati bangku sekolah karena faktor

ekonomi dan mahalnya biaya sekolah. Pemerintah Pusat sebenarnya juga

berusaha memberikan bantuan untuk pendidikan, tetapi pada prakteknya di

lapangan ternyata belum dapat berjalan dengan baik karena mungkin ada oknum

tertentu yang disengaja. Dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang

sebenarnya dialokasikan untuk pendidikan gratis ternyata pada kenyataannya

banyak sekolah yang masih memungut biaya pendidikan. Berbagai masalah dan

tantangan dalam pendidikan dasar dapat diatasi oleh pemerintah dengan

melahirkan berbagai kebijakan dan program yang bisa mengurangi masalah

secara bertahap, seperti masalah mutu pendidikan, pemerataan dan relevansi,

efektivitas, dan efisiensi pendidikan.7

(22)

Di setiap daerah yang sekarang ini sudah diberikan kewenangan oleh

pemerintah pusat untuk melaksanakan otonomi daerah menjadi semakin terbuka

luas untuk berkesempatan melakukan pembangunan di semua aspek termasuk

aspek pendidikan. Dalam bidang pendidikan, otonomi daerah bertujuan untuk

meningkatkan kinerja pendidikan di daerah melalui pemberdayaan kemampuan

lokal, meningkatnya peran serta masyarakat dalam pendidikan, terjaminnya

pemerataan pendidikan sebagai sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

dan semakin meningkatnya mutu pendidikan.8

Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen juga berupaya memperbaiki

pendidikan dengan cara membuat kebijakan sekolah bebas biaya untuk anak dari

keluarga kurang mampu. Kebijakan tersebut dibuat dalam bentuk program yang

bernama Sintawati. Sintawati merupakan kepanjangan dari Siswa Pintar Warga

Sukowati. Program tersebut diprioritaskan untuk siswa yang bersekolah di

Kabupaten Sragen jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK negeri maupun swasta.

Tujuan program tersebut yaitu agar anak-anak mempunyai semangat yang tinggi

untuk bersekolah dapat meminimalisir angka putus sekolah.

Kebijakan tersebut mulai dilaksanakan sejak tahun 2012. Keputusan baru

dari Bupati bahwa program Sintawati juga diperuntukkan bagi mahasiswa dari

keluarga kurang mampu yang kuliah di Perguruan Tinggi Negeri di wilayah

Pulau Jawa. Semua anak yang termasuk dalam kategori tersebut dapat

mengajukan permohonan sekolah gratis dengan memenuhi semua syarat

8 Jalal, Dr. Fasli dan Supriadi, Prof. Dr. Dedi. 2001. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi

(23)

administratif yang sudah ditentukan atau ditetapkan oleh Bupati Kabupaten

Sragen. Harapan dari Bupati Sragen Agus Fathurrachman bahwa :

“Nantinya anak pintar dari keluarga kurang mampu dapat bersekolah atau berkuliah sehingga nantinya dapat bersaing atau ikut berkompetisi di kota-kota besar dalam mencari pekerjaan sehingga dengan seperti itu dapat mengurangi angka pengangguran dan dapat membantu memperbaiki tingkat ekonomi.”9

Berikut ini data jumlah siswa/mahasiswa Kabupaten Sragen tahun 2005-2010:

Tabel 1.1

JUMLAH SISWA/MAHASISWA

JENIS SEKOLAH SATUAN 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Taman Kanak-kanak (TK)

tingkatan SD menunjukkan angka 0,16%, sedangkan untuk tingkatan SMP

menunjukkan angka 0,05%.10 Rata-rata lama sekolah Kabupaten Sragen

9Sragenkab.go.id diakses pada 5 Oktober 2015 pukul 15.10 WIB

10

(24)

menunjukkan angka 7,22 pada tahun 2012.11 Angka tersebut menunjukkan

penurunan dari tahun 2010 yang menunjukkan angka 7,54.

Tabel Angka Partisipasi Sekolah (APS) tahun 2014

Tabel 1.2

Kab/Kota Sragen L P L+P

7-12 98,043 100 99,058

13-15 97,925 99,306 98,594

16-18 77,889 77,064 77,451

19-24 22,025 12,218 16,404

Sumber: Sragenkab.bps.go.id

Program pendidikan gratis melalui Sintawati juga merupakan salah satu

cara dalam upaya pengentasan atau penanggulangan masalah kemiskinan di

Kabupaten Sragen melalui bidang pendidikan. Berdasarkan Indikator

Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota tahun 2011-2012, Kabupaten Sragen

memiliki angka presentasi tinggi yaitu 19,70% pada tahun 2011 dan 17,49%

pada tahun 2012.12 Untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat Sragen maka

Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen melaksanakan program-program

pengentasan kemiskinan yang ditangani oleh badan khusus yang terfokus pada

permasalahan kemiskinan saja. Badan tersebut yaitu Unit Pelayanan Terpadu

11 Jateng.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/779

(25)

Penanggulangan Kemiskinan (UPT-PK). Salah satu program yang ditangani oleh

UPT-PK ini adalah program Sintawati.

Dengan adanya badan khusus yang menangani masalah pengentasan

kemiskinan melalui program Sintawati maka harapannya agar pemerintah lebih

terfokus dalam menangani dan mendistribusikan Sintawati kepada siswa dari

keluarga kurang mampu. Tetapi apakah dengan cara memberikan kewenangan

khusus kepada UPT-PK progam Sintawati tersebut dapat berjalan dengan baik

dengan input dan output yang selaras belum dapat disimpulkan karena memerlukan monitoring dan juga evaluasi untuk memberikan kesimpulan apakah

program tersebut sudah efektif atau belum. Maka dari paparan di atas, penulis

ingin meneliti tetang “Efektivitas progam Sintawati dalam upaya peningkatan

kualitas pendidikan di Kabupaten Sragen tahun 2013-2014.”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan dari latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, maka

dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:

“Bagaimana Efektivitas Pelaksanaan Program Sintawati dalam Upaya

Peningkatan Kualitas Pendidikan di Kabupaten Sragen Tahun 2013-2014?”

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas

pelaksanaan program sintawati dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di

Kabupaten Sragen tahun 2013-2014.

(26)

a. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian kebijakan Pemerintah Daerah

terhadap dunia pendidikan gratis dan upaya pengentasan kemiskinan di

Kabupaten Sragen ini adalah untuk mengevaluasi kebijakan Sintawati untuk

meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Sragen.

b. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah memberi kontribusi

dalam bidang pendidikan khususnya dalam mengeluarkan kebijakan

pendidikan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sragen. Selain itu

diharapkan dengan adanya penelitian ini maka dapat memberikan perubahan

atau perbaikan untuk permasalahan-permasalahan pendidikan di Indonesia

khususnya di Kabupaten Sragen melalui program Sintawati dan juga dapat

memberikan solusi dalam upaya pengentasan kemiskinan. Selain itu,

manfaat praktis dari penelitian ini adalah dapat menjadi masukan, perubahan

dan perbaikan untuk program Sintawati.

E. KERANGKA TEORI

1. Efektivitas

a. Pengertian Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian

dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

(27)

dengan hasil yang sesungguhnya dicapai.13 Menurut Hidayat, efektivitas

adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,

kualitas, dan waktu) telah tercapai. Semakin besar presentase yang

dicapai, maka semakin tinggi efektivitasnya. Menurut pendapat

Mahmudi14 dalam bukunya Manajemen Sektor Publik mendefinisikan efektivitas sebagai berikut: “efektivitas merupakan hubungan antara

output dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program

atau kegiatan”.

Efektivitas berfokus pada outcomes (hasil), program, atau kegiatan yang dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang diharapkan atau dikatakan spending wisely. Konsep efektivitas menurut Chester I. Barnard Gibson dkk, adalah

pencapaian sasaran yang disepakati atas usaha bersama dan tingkat

pencapaian sasaran itu menunjukkan efektivitasnya.15 Menurut H.

Emerson efektivitas diartikan sebagai pengukuran tercapainya sasaran

dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika sasaran dan tujuannya

sudah tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan maka dapat

dikatakan sudah efektif, namun jika yang terjadi sebaliknya yaitu sasaran

13 Qayyum, La Ode Abdul Haadiy. 2012. Efektivitas Program Pendidikan Gratis di SMP Negeri 3

Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar. Makassar:Unhas

14

Mahmudi. 2005. Manajemen Sektor Publik. Erlangga: Jakarta. Hal 92

(28)

dan tujuan yang tercapai tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan

maka itu tidak efektif.16

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli

di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang ditekankan dalam istilah

atau pengertian efektivitas yaitu pada pencapaian tujuan yang dapat

tercapai sesuai dengan yang sudah direncanakan sebelumnya dan juga

dapat memberikan dampak atau efek yang timbul terhadap apa yang

diharapkan.

b. Faktor-Faktor Efektivitas

Menurut pendapat Gibson Ivancevich Donnely dalam bukunya

Prilaku Struktur, Proses menyebutkan bahwa ukuran efektivitas organisasi sebagai berikut:

1. Produksi, adalah merupakan kemampuan organisasi untuk

memproduksi jumlah dan mutu output sesuai dengan permintaan lingkungan.

2. Efisiensi adalah merupakan perbandingan (ratio) antara output dengan input.

3. Kepuasan adalah merupakan ukuran untuk menunjukkan tingkat

dimana organisasi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

16 Sutiyono. Efektivitas Pengelolaan Keuangan Desa (Desa Seling Kecamatan Karang Sambung,

(29)

4. Keunggulan adalah tingkat dimana organisasi dapat dan benar-benar

tanggap terhadap perubahan internal dan eksternal.

5. Pengembangan adalah merupakan mengukur kemampuan organisasi

untuk meningkatkan kapasitasnya dalam menghadapi tuntutan

masyarakat.

Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka

ukuran efektivitas organisasi merupakan suatu standar akan terpenuhinya

mengenai sasaran dan tujuan yang akan dicapai serta menunjukkan pada

tingkat sejauh mana organisasi, program/kegiatan melaksanakan

fungsi-fungsinya secara optimal. Hal-hal yang mempengaruhi efektivitas adalah

ukuran, tingkat kesulitan, kepuasan, hasil dan kecepatan serta individu

atau organisasi dalam melaksanakan sebuah kegiatan/program tersebut, di

samping itu evaluasi apabila terjadi kesalahan pengertian pada tingkat

produktivitas yang dicapai, sehingga akan tercapai suatu kesinambungan

(sustainability).17

2. Pengertian Program

Dalam merancang atau melaksanakan suatu kegiatan harus dilengkapi

dengan sesuatu yang dinamakan program. Program merupakan unsur pertama

yang harus ada untuk merangkai atau melaksanakan adanya suatu kegiatan

untuk melaksanakan atau menjalankan pekerjaan tertentu diperlukan

penyusunan program agar pekerjaan yang dilaksanakan dapat terarah

(30)

sehingga dapat terlaksana dengan baik dan dapat mencapai sasaran atau

tujuan yang telah ditetapkan. Untuk lebih memahami mengenai pengertian

program, berikut ini akan dikemukakan definisi dari program oleh beberapa

ahli:

Menurut Saifuddin Anshari, mengatakan bahwa:

“Program adalah daftar terperinci mengenai acara dan usaha yang akan

dilaksanakan.”

Menurut Sindhunata, mengatakan bahwa:

“Program adalah kelompok pernyataan yang persis dan berurutan yang gunanya untuk member tahu bagaimana melaksanakan suatu pekerjaan.”

Menurut Charles. O. Jones, mengatakan bahwa:

“Program adalah cara yang disahkan untuk mencapai suatu tujuan.”18

Dengan penjabaran yang tepat terlihat dengan jelas yang paling sedikit

lima hal, yaitu:

1. Berbagai sasaran konkrit yang ingin dicapai.

2. Jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan

tertentu.

3. Besarnya biaya yang diperlukan beserta identifikasi sumbernya.

4. Jenis-jenis kegiatan operasional yang akan dilaksanakan.

5. Tenaga kerja yang dibutuhkan, baik ditinjau dari sudut

kualifikasinya maupun ditinjau dari segi jumlahnya.

(31)

Suatu program yang baik menurut Bintoro Tjokroamidjojo harus

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:19

1. Tujuan yang dirumuskan secara jelas.

2. Penentuan peralatan yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.

3. Suatu kerangka kebijaksanaan yang konsisten atau proyek yang

saling berkaitan untuk mencapai tujuan program seefektif

mungkin.

4. Pengukuran dengan ongkos-ongkos yang diperkirakan dan

keuntungan-keuntungan yang diharapkan akan hasil program

tersebut.

5. Hubungan dalam kegiatan lain dalam usaha pembangunan dan

program pembangunan lainnya.

6. Berbagai upaya dalam bidang manajemen, termasuk penyediaan

tenaga, pembiayaan, dan lain-lain untuk melaksanakan program

tersebut. Dengan demikian, dalam menentukan suatu program

harus dirumuskan secara matang sesuai dengan kebutuhan agar

dapat mencapai tujuan melalui pasrtisipasi dari masyarakat.

3. Kebijakan Pendidikan

Kebijakan pendidikan merupakan keseluruhan proses dan hasil

perumusan langkah-langkah strategis pendidikan yang dijabarkan dari visi

19

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%201-VI.pdf?sequence=1

(32)

dan misi pendidikan, dalam rangka untuk mewujudkan tercapainya tujuan

pendidikan dalam suatu masyarakat untuk kurun waktu tertentu.20

Dasar kebijakan pendidikan ditinjau dari segi sosiologis adalah selain

sebagai makhluk sosial, manusia adalah makhluk yang dapat dididik dan

proses pendidikan tersebut harus sesuai dengan hakikat manusia yang bebas.

21

Kebijakan pendidikan menurut Ali Imron memiliki karakteristik

sebagai berikut:22

a. Memiliki tujuan pendidikan; kebijakan pendidikan harus memiliki tujuan

pendidikan yang jelas dan terarah untuk memberikan kontribusi pada

pendidikan. Memiliki aspek legal-formal; kebijakan pendidikan harus

memenuhi syarat konstitusional sesuai dengan hierarki konstitusi yang

berlaku di sebuah wilayah hingga dapat dinyatakan sah dan resmi berlaku

di wilayah tersebut.

b. Memiliki komsep operasional; kebijakan pendidikan sebagai panduan

yang bersifat umum harus mempunyai manfaat operasional agar dapat

diimplementasikan. Adapun konsep operasional dalam bidang pendidikan

adalah sebagai berikut.

1) Dibuat oleh yang berwenang

20 H.A.R. Tilaar. 2008. Kebijakan Pendidikan Pengantar untuk Memahami Kebijakan Pendidikan dan

Kebijakan Pendidikan sebagai Kebijakan Public. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Hal 140.

21 Ibid.

(33)

Kebijakan pendidikan harus dibuat oleh para ahli bidang

pendidikan sehingga tidak sampai menimbulkan kerusakan pada

pendidikan dan lingkungan di luar pendidikan. para administrator

pendidikan, pengelola lembaga pendidikan, dan para politisi yang

berkaitan langsung dengan pendidikan adalah unsur minimal pembuat

kebijakan pendidikan.

2) Dapat dievaluasi

Kebijakan oendidikan yang telah ditetapkan memerlukan

evaluasi untuk ditindaklanjuti. Jika baik, kebijakan tersebut

dipertahankan atau dikembangkan. Jika mengandung kesalahan,

kebijakan tersebut harus dapat diperbaiki.

3) Memiliki sistematika

Kebijakan pendidikan harus memiliki sistematika yang jelas,

menyangkut seluruh aspek yang ingin diatur olehnya. Sistematika

tersebut dituntut memiliki efektivitas dan efisiensi yang tinggi

agarkebijakan pendidikan tidak bersifat pragmatis, diskriminatif, dan

rapuh strukturnya akibat serangkaian faktor yang hilang atau saling

berbenturan satu sama lainnya. Hal ini harus diperhatikan dengan

cermat agar pemberlakuannya kelak tidak menimbulkan kecacatan

hukum secara internal. Secara eksternal, kebijakan pendidikan harus

selaras dengan kebijakan lainnya, seperti kebijakan politik, kebijakan

moneter, bahkan kebijakan pendidikan di atasnya, di samping, dan

(34)

Untuk menentukan pilihan dalam merumuskan kebijakan dalam

pendidikan, perlu pemahaman tentang pandangan terhadap tujuan kebijakan,

yaitu: (1) Tujuan kebijakann dilihat dari tingkatan masyarakat; (2) tujuan

kebijakan dilihat dari tingkatan politisi; (3) tujuan kebijakan dilihat dari

tingkatan ekonomi. 23

Kebijakan pendidikan menunjuk pada keinginan penguasa atau

pemerintah yang idealnya dalam masyarakat demokratis merupakan cerminan

pendapat umum (opini pendidikan). untuk mewujudkan keinginan tersebut

dan menjadikan kebijakan efektif, diperlukan sejumlah hal berikut:24

a. Perangkat hukum berupa peraturan perundang-undangan sehingga dapat

diketahui pendidikan yang telah diputuskan.

b. Jelasnya struktur pelaksana dan pembiayaan.

c. Kontrol pendidikan, yaitu mekanisme yang memungkinkan pendidikan

mengetahui kebijakan ini dalam pelaksanaannya mengalami penyimpangan

atau tidak.

Kebijakan pendidikan di Indonesia berdasarkan Undang-Undang

Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

diarahkan untuk mencapai hal-hal berikut:

23 Dr. H. A. Rusdiana, M.M. 2015. Kebijakan Pendidikan; dari Filosofi ke Implementasi. Bandung:

Pustaka Setia. Hal 39.

(35)

a. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh

pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju

terciptanya manusia Indonesia berkualitas tinggi dengan peningkatan

anggaran pendidikan secara berarti.

b. Meningkatkan kemampuan akademis dan profesional serta meningkatkan

jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan sehingga tenaga pendidik

mampu berfungsi secara optimal dalam peningkatan pendidikan watak

dan budi pekerti agar dapat mengembalikan wibawa lembaga dan tenaga

kependidikan.

c. Melakukan pembaharuan sistem pendidikan termasuk pembaharuan

kurikulum, berupa diversifikasi kurikulum untuk melayani keberagaman

peserta didik, penyusunan kurikulum yang berlaku nasional dan lokal

sesuai dengan kepentingan setempat, serta diversifikasi jenis pendidikan

secara profesional.

d. Memberdayakan lembaga pendidikan, baik sekolah maupun luar sekolah

sebagai pusat pembudayaan nilai, sikap, dan kemampuan, serta

meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat yang didukung oleh

sarana dan prasarana memadai.

e. Melakukan pembaharuan dan pemantapan sistem pendidikan nasional

berdasarkan prinsip desentralisasi, otonoomi keilmuan, dan manajemen.

f. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik

(36)

pendidikan yang efektif dan efisien dalam menghadapi perkembangan

ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

g. Mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin secara

terarah, terpadu, dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan

reaktif oleh seluruh komponen bangsa agar generasi muda dapat

berkembang secara optimal disertai dengan hak dukungan dan lindungan

sesuai dengan potensinya.

h. Meningkatkan penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu

pengetahuan dan teknologi, termasuk teknologi bangsa sendiri dalam

dunia usaha, terutama usaha kecil, menengah, dan koperasi.

4. Kualitas Pendidikan

Kualitas pendidikan menurut Ace Suryadi dan H.A.R Tilaar

merupakan kemampuan lembaga pendidikan dalam mendayagunakan

sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar

seoptimal mungkin. 25 Dalam konteks pendidikan, pengertian kualitas atau

mutu mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dari konteks

proses pendidikan yang berkualitas terlibat berbagai input seperti (bahan ajar:

kognitif, efektif, dan psikomotorik), metodologi (yang bervariasi sesuai

dengan kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana

prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif.

25

(37)

Kualitas dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada hasil atau

prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu (apakah

tiap akhir cawu, akhir tahun, 2 tahun atau 5 tahun, bahkan 10 tahun). Prestasi

yang dicapai atau hasil pendidikan (student achievement) dapat berupa hasil test kemampuan akademis, misalnya ulangan umum, EBTA atau UAN.

Dapat pula prestasi di bidang lain seperti di suatu cabang olah raga, seni atau

ketrampilan tambahan tertentu. Bahkan prestasi sekolah dapat berupa kondisi

yang tidak dapat dipegang (intangible) seperti suasana disiplin, keakraban, saling menghormati, kebersihan, dan sebagainya. 26

Menurut Syarifuddin ada banyak hal yang menjadi indikator kualitas

atau mutu pendidikan, yaitu nilai ujian (hasil belajar), tingkat kelulusan,

tingkat drop out, lama kelulusan studi, dan tingkat pengangguran. Selain itu juga ada dua faktor yang memprngaruhi kualitas pendidikan, yaitu faktor

internal dan eksternal. Adapun faktor internal berupa: kurikulum, sumber

daya ketenagaan, sarana dan prasarana, pembiayaan pendidikan, manajemen

sekolah, dan kepemimpinan. Kemudian faktor eksternal meliputi: partisipasi

masyarakat, ekonomi, sosial budaya, serta sains dan teknologi.27

Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan, menuntut adanya

perubahan sikap maupun tingkah laku dari seluruh komponen sekolah yang

meliputi kepala sekolah, guru, anak didik, dan tenaga administrasi termasuk

26

Umaedi. 1999. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Direktur Pendidikan Menengah dan Umum

27

(38)

orang tua siswa dan masyarakat dalam membantu sekaligus sebagai

pemantau yang melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam pengelolaan

sistem informasi yang presentatif guna untuk mencapai keberhasilan serta

untuk menyiapkan pendidikan yang berkualitas untuk masyarakat. Jadi,

pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang dapat menghasilkan

lulusan yang berkualitas, yaitu lulusan yang memiliki prestasi akademik dan

non-akademik yang mampu menjadi pelopor pembaruan dan perubahan

sehingga mampu menjawab berbagai tantangan dan permasalahan yang

dihadapinya, baik di masa sekarang atau di masa yang akan datang (harapan

bangsa).

F. DEFINISI KONSEPSIONAL

a. Efektivitas

Efektivitas merupakan keberhasilan yang dapat dicapai dalam usaha

untuk mewujudkan atau mencapai tujuan yang telah ditentukan yang dapat

dilihat dari kuantitas, kualitas, dan juga waktu dan dapat dinilai efektif apabila

output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan seperti yang diharapkan. b. Program

Program merupakan unsur pertama yang ada untuk merangkai atau

melaksanakan suatu kegiatan atau pekerjaan dengan adanya perumusan tujuan

yang jelas dan penentuan sasaran yang ingin dicapai, jangka waktu yang

diperlukan untuk menyelesaikan program tersebut, besarnya biaya yang

(39)

program tersebut, dan juga tenaga kerja yang diperlukan agar program atau

kegiatan yang direncanakan dapat terarah dengan baik sehingga tujuan yang

sudah dirumuskan dapat tercapai dengan baik.

c. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan

potensi yang ada di dalam diri setiap orang untuk menciptakan manusia yang

mempunyai SDM yang berkualitas sehingga dapat ikut bersaing misalnya

dalam hal mencari pekerjaan merupakan salah satu alternative atau solusi

menghadapi permasalahan-permasalahan yang ada di Indonesia misalnya yaitu

permasalahan kemiskinan dan masalah pendidikan.

d. Kualitas Pendidikan

Kualitas pendidikan merupakan kemampuan lembaga pendidikan

dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan yang dapat dilihat dari hasil,

misalnya yaitu hasil belajar, tingkat kelulusan, angka drop out, lama kelulusan, dan tingkat pengangguran untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan

memiliki prestasi akademik maupun non akademik sehingga dapat menjadi

pelopor perubahan dalam memecahkan suatu permasalahan yang sedang

terjadi di masa sekarang atau di masa yang akan datang.

G.DEFINISI OPERASIONAL

a. Efektivitas Program Sintawati

(40)

1. Produksi, dapat dilihat dari jumlah atau banyaknya peserta.

2. Efisiensi, dilihat dari penggunaan waktu dalam pelaksanaan program.

3. Kepuasan, dinilai dari terbantunya masyarakat dalam hal pembiayaan

pendidikan.

4. Keunggulan dilihat dari sasaran dari program.

5. Pengembangan, dilihat dari pengembangan model bantuan pendidikan

bagi masyarakat miskin

.

b. Kualitas Pendidikan

1. Hasil belajar (nilai)

2. Tingkat kelulusan

3. Angka drop out 4. Lama kelulusan

Faktor internal:

1. Kurikulum

2. Sumber daya ketenagakerjaan

3. Sarana dan prasarana

4. Pembiayaan pendidikan

5. Manajemen sekolah

6. Kepemimpinan

Faktor eksternal:

1. Partisipasi masyarakat

(41)

3. Sosial budaya

4. Sains dan teknologi

H.METODE PENELITIAN

1. JENIS PENELITIAN

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitiann kualitatif.

Bogdan dan Taylor28 menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau secara lisan

dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

2. LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah.

Penulis memilih lokasi ini karena dalam data Indikator Kemiskinan Menurut

Kabupaten/Kota tahun 2011-2012 Kabupaten Sragen termasuk dalam kategori

Kabupaten yang berpenghasilan rendah atau miskin. Hal tersebut membuat

Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen untuk mengentaskan kemiskinan.

Dalam upaya pengentasan kemiskinan tersebut yaitu dengan membuat

kebijakan di bidang pendidikan yaitu dengan memberikan program

pendidikan gratis dengan menerbitkan kartu Sintawati untuk siswa dari

keluarga kurang mampu.

Penulis melakukan penelitian di instansi terkait yang menangani

program Sintawati yaitu di Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen, UPTPK, dan

(42)

sekolah SMA di Kabupaten Sragen. Penulis memilih sekolah SMA karena

ingin mengetahui partisipasi anak SMA dalam kategori miskin agar tetap

dapat menikmati bangku sekolah sehingga nantinya dapat memiliki

kemampuan untuk bersaing di dunia kerja dan dapat memperbaiki taraf hidup.

3. UNIT ANALISIS DATA

Unit analisis merupakan sesuatu yang berkaitan dengan fokus yang

diteliti. Unit analisis merupakan suatu penelitian yang dapat berupa benda,

individu, kelompok, wilayah, dan waktu tertentu sesuai dengan fokus

penelitiannya. Pada penelitian kualitatif pada dasarnya analisis data

mempergunakan pemikiran logis, analisis dengan logika, dengan induksi,

deduksi, analogi, komparasi, dan sejenisnya.29

Unit analisa dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang terkait.

Pihak-pihak tersebut adalah:

1. Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPT-PK)

Kabupaten Sragen.

2. Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen.

3. Beberapa peserta program Sintawati.

4. Instansi Pendidikan.

4. JENIS DATA

(43)

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua sumber

data, yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di

lapangan oleh orang yang melakukan penelitian yang bersangkutan atau

yang memerlukannya. Data primer ini, disebut juga data asli atau data

baru. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang didapat dari

UPTPK, Dinas Pendidikan, dan sekolah yang menjadi obyek dalam

penelitian ini.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada.

Data ini, biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan

peneliti terdahulu. Data sekunder disebut juga data tersedia.30 Data

Sekunder dalam penelitian ini di dapat dari informasi dari internet dan

koran.

5. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. Wawancara

30 Hasan, M.M, Ir. M. Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia

(44)

Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahuli beberapa pertanyaan informal. Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke

formal. Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu

atau kendali oleh satu atau informan lainnya, aturann pada wawancara

penelitian lebih ketat. Tidak seperti pada percakapan biasa, wawancara

penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja

sehingga hubungan asimetris harus tampak. Peneliti cenderung

mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan, persepsi, dan

pemikiran informan.

Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu

masalah tertentu; ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua

orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik (Kartono, 1980:171).

Terdapat dua pihak dengan kedudukan yang berbeda dalam proses

wawancara. Pihak pertama berfungsi sebagai penanya, disebut pula sebagai

interviewer, sedang pihak kedua berfungsi sebagai pemberi informasi (information supplyer).31

Dalam penelitian ini yang menjadi sumber informasi atau yang

diwawancarai oleh penulis adalah:

a. Pegawai seksi bidang pendidikan di kantor Unit Pelayanan Terpadu

Penanggulangan Kemiskinan (UPT-PK) Kabupaten Sragen

31 Gunawan, S.Pd., M.Pd, Imam. 2003. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Yogyakarta:

(45)

b. Peserta program Sintawati

c. Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen

d. Kepala Sekolah atau guru SMA N 1 Sragen dan SMA Muhammadiyah

1 Sragen.

b. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang

berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang. Studi

dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara. Hasil penelitian akan lebih dapat dipercaya jika didukung oleh

dokumen. Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dari

sumber noninsani. Sumber ini terdiri dari dokumen dan rekaman. 32

Dokumentasi dalam penelitian ini adalah dokumentasi dari UPTPK.

6. TEKNIK ANALISIS DATA

Winarno Surachmad mengatakan bahwa teknik analisa data dalam

penelitian kualitatif meliputi: pengumpulan data, penilaian data, penafsiran

data, dan penyimpulan data. Berangkat dari pemikiran tersebut di atas maka

teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi empat

tahapan.33

a. Pengumpulan data

32 Ibid, Hal 176

(46)

b. Penilaian data

c. Interpretasi data

d. Penarikan kesimpulan dan generalisasi

Pertama, seperti yang telah diuraikan di muka, pengumpulan data dilakukan dengan teknik interview dan dokumentasi. Ketiga teknik ini

digunakan untuk mengumpulkan data primer dan data sekunder.

Kedua, problem utama menyangkut dalam penelitian kualitatif pada umumnya menyangkut validitas data primer dan data sekunder, maka untuk

tahapan penelitian ini dilakukan kontrol atas data yang telah tersedia. Dalamm

melakukan kontrol, penyusun menggunakan cara bahwa data yang diperoleh

baik data primer maupun data sekunder saling mencocokkan. Di samping itu

juga disesuaikan dengan kenyataan yang ada di lapangan, kontrol ini

diharapkn akan diperoleh data yang relevan dengan penilaian yang dilakukan

selama cara itu ditunjukkan pula untuk memenuhi kriteria validitas maupun

obyektivitas.

Ketiga, langkah interpretasi data ini pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan langkah kedua (penilaian data) tetapi langkah ketiga ini membutuhkan

kecermatan yang harus dibekali seperangkat konsepsional yang telah disusun.

Keempat, dilakukan dengan penarikan kesimpulan yang menerangkan secara ringkas apa yang sudah dibahas sebelumnya sehingga

menimbulkan kejelasan akan apa yang menjadi masalah dan pemecahan serta

jawaban atas permasalahan yang diteliti dan pengumpulan penilaian dan

(47)

sesuai dengan realitas di lapangan serta penarikan generalisasi dan

(48)

BAB II

DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Sragen

Gambar 2.1

Peta Administrasi Kabupaten Sragen

1) Kondisi Geografis

Kabupaten Sragen merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa

Tengah. Kabupaten Sragen dikenal dengan sebutan Bumi Sukowati. Hari jadi

Kabupaten Sragen ditetapkan dengan Perda Nomor 4 tahun 1987 yaitu

padahari Selasa Pon, 27 Mei 1746. Sragen berada di lembah aliran Sungai

Bengawan Solo yang mengalir kea rah timur. Sebelah utara berupa

(49)

berupa pegunungan, lereng dari Gunung Lawu. Batas Wilayah Kabupaten

Sragen adalah sebagai berikut:

Timur : Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur

Selatan : Kabupaten Karanganyar

Barat : Kabupaten Boyolali

Utara : Kabupaten Grobogan

Luas wilayah Kabupaten Sragen adalah 941,55 km2. Secara

administratif Kabupaten Sragen terbagi dalam 20 kecamatan dan 208 desa dan

kelurahan. Berdasarkan data BPS tahun 2011, jumlah penduduk di Kabupaten

Sragen adalah 887.715 jiwa (439.566 jiwa jenis kelamin laki-laki dan 448.150

jiwa jenis kelamin perempuan).

2) Visi

Visi Kabupaten Sragen Tahun 2016 –2021 adalah: “Bangkit Bersama

Mewujudkan Bumi Sukowati yang Sejahtera dan Bermartabat”

Bangkit adalah sebuah tindakan yang berangkat dari keyakinan untuk bangun

menggugah dan membangkitkan seluruh potensi agar aktif dan proaktif

bergerak melakukan pembangunan.

Bersama dimaksudkan pemerintah berkewajiban mewujudkan dan

meningkatkan peran serta dan partisipasi masyarakat Sragen di setiap bidang

pembangunan yang menyangkut hidup dan kehidupan terutama yang

menyangkut kepentingan masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan

(50)

Sejahtera dimaksudkan adalah kesejahteraan lahir dan batin. Kesejahteraan

yang diharapkan adalah kesejahteraan yang berbasis pada ketahanan keluarga

dan lingkungan sebagai dasar pengokohan sosial melalui peningkatan

partisipasi kerjasama seluruh lapisan masyarakat. Akan tetapi disamping

mewujudkan kesejahteraan dalam konteks lahiriyah dan materi dengan upaya

meningkatkan indeks kesejahteraan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan

dan layanan dasar kesehatan, sosial, pendidikan, ekonomi melalui

pembentukan karakter mandiri yang didukung dengan nilai-nilai kearifan

lokal dan jati diri masyarakat Sragen, sangat penting melengkapinya dengan

pemenuhan kesejahteraan jiwa dan batiniah agar setiap manusia dapat

memerankan diri secara optimal sebagai hamba dan wakil Tuhan di bumi

(kholifah). Kesejahteraan yang hakiki adalah keseimbangan hidup yang

merupakan buah dari kemampuan seseorang untuk memenuhi tuntutan dasar

seluruh dimensi dirinya, meliputi ruhani, akal dan jasad. Keterpaduan antara

sejahtera lahiriah dan batiniah adalah manifestasi dari sejahtera yang

paripurna.

Bermartabat dimaksudkan bahwa program pembangunan yang

diselenggarakan pemerintah bersama-sama seluruh elemen masyarakat harus

mampu membentuk karakter masyarakat yang memiliki harkat dan

kepercayaan diri yang tinggi untuk mencapai kualitas kehidupan yang lebih

baik, dan pada gilirannya nanti Sragen diharapkan menjadi teladan kemajuan

bagi daerah lainnya.

(51)

Misi Kabupaten Sragen Tahun 2016 –2021 adalah:

a. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan akuntabel, melalui

peningkatantata kelola pemerintahan yang efektif, aspiratif, partisipatif,

dan transparan.

b. Pembangunan infrastruktur yang menyeluruh dan berkualitas untuk

mempercepat capaian aspek-aspek pembangunan.

c. Membangun kemandirian ekonomi daerah melalui optimalisasi potensi

pertanian dan industri, serta memberikan akses yang lebih besar pada

pengembangan koperasi, industri kecil dan menengah, dan sektor

informal.

d. Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk meningkatkan

daya saing daerah.

B. Profil UPTPK Kabupaten Sragen

Pada tanggal 27 Mei 2012, Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan

Kemiskinan (UPT-PK) Kabupaten Sragen resmi diluncurkan berdasarkan dengan

Peraturan Bupati Sragen Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pembentukan Unit

Pelayanan Terpadu Penaggulangan Kemiskinan Kabupaten Sragen. UPT-PK

Kabupaten Sragen memberikan layanan untuk masyarakat Kabupaten Sragen

secara komprehensif yaitu penanggulangan kemiskinan berbasis kesehatan,

pendidikan, dan sosial ekonomi. UPTPK memberikan pelayanan kepada

(52)

dilakukan dalam bentuk SOP sehingga pelayanan dapat berjalan efektif dan

efisien. Tujuan penerapan konsep One Stop Service yaitu untuk menyederhanakan dan mempermudah warga miskin untuk mengakses berbagai

program pemerintah yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin.

Output yang dihasilkan dari UPTPK Kabupaten Sragen adalah berupa 15

pelayanan yang masuk dalam data pelaporan dan pengaduan masyarakat,

Pelayanan Kesehatan, Pelayanan Pendidikan dan Pelayanan Sosial Ekonomi,

semua pelayanan dilaksanakan dengan berkoordinasi dengan Dinas terkait

berdasarkan hasil survey lapangan oleh Tim Survey dan validasi dari desa. Dari

pelayanan yang dilaksanakan menhasilkan berbagai produk berupa kartu

Saraswati, Kartu Sintawati, Ruselawati, dan Sang Duta.

1) Tujuan

Tujuan penyelenggaraan UPTPK antara lain yaitu:

a. Untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat miskin.

b. Untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat miskin terhadap birokrasi

yang memberikan pelayanan kemiskinan.

c. Untuk menjamin masyarakat miskin terpenuhi hak-hak dan kebutuhannya

di bidang kesehatan, pendidikan, dan sosial ekonomi.

Tujuan akhir pelayanan kemiskinan yang ada di UPTPK adalah untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin di Kabupaten Sragen.

(53)

Menjadi pelayan masyarakat miskin Kabupaten Sragen yang ramah,

prima, dan prosedural.

3) Misi

Melayani warga masyarakat miskin memenuhi kebutuhan kesehatan,

pendidikan dan sosial ekonomi.

4) Outcomes

Dengan berdirinya UPTPK Kabupaten Sragen, masyarakat miskin

merasakan banyak manfaat sebagai berikut:

a. Efisiensi waktu, karena segala keperluan masyarakat miskin sudah

mendapatkan pelayanan di satu tempat dengan standar waktu yang

cepat.

b. Efisien biaya, masyarakat tidak dipungut biaya dari seluruh

pelayanan di UPTPK.

c. Masyarakat miskin merasa dimanusiakan dengan pelayanan dan

fasilitas prima.

d. Terbentuknya citra yang baik mengenai pelayanan kemiskinan di

Pemerintah Kabupaten Sragen.

5) Struktur Organisasi

(54)

Gambar 2.2

Struktur Organisai Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK) Kabupaten Sragen.

C. Profil Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen

Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen merupakan instansi pemerintah yang

menangani masalah di bidang pendidikan di Kabupaten Sragen. Tugas pokok

Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen yaitu meliputi secretariat, bidang

pendidikan dasar, bidang pendidikan menengah, bidang pendidikan luar biasa,

pemuda, olahraga dan seni pelajar. Fungsi dari Dinas Pendidikan anatar lain

yaitu:

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan

2. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum

3. Pembinaan terhadap UPTD Pendidikan

4. Pengelolaan urusan ketatausahaan Dinas Pendidikan

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.

Dasar hukum berdirinya Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen yaitu:

(55)

1. Undang-Undang Nomor 13 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah

Kabupaten Sragen dalam lingkungan Provinsi Jawa Tengah.

2. Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom.

4. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2003 tentang Pedoman

Organisasi Perangkat Daerah.

6. Peraturan Daerah Kabupaten Sragen Nomor 11 tahun 2003 tentang

Pola Organisasi.

7. Peraturan Daerah Kabupaten Sragen Nomor 14 tahun 2003 tentang

Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten

Sragen.

1. Visi Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen

Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen mempunyai visi yaitu “Terselenggaranya

layanan prima pendidikan di Kabupaten Sragen untuk membentuk masyarakat

yang cerdas berkualitas dan berakhlak mulia.”

Berikut yang dimaksud dengan layanan prima pendidikan di Kabupaten

Sragen:

a. Tersedia secara merata di seluruh pelosok di Kabupaten Sragen.

(56)

c. Berkualitas/bermutu dan relevan dengan kebutuhan kehidupan

bermasyarakat dunia usaha dan dunia industri.

d. Setara bagi Warga Negara Indonesia dalam memperoleh pendidikan

berkualitas dengan memperhatikan keragaman latar belakang sosial

budaya, ekonomi, geografi, gender, dan berkebutuhan khusus.

e. Menjamin kepastian bagi warga Negara Indonesia untuk mendapatkan

pendidikan dan menyesuaikan diri dengan tuntunan masyarakat, dunia

usaha dan dunia industri.

2. Misi Dinas Pendidikan

a. Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan.

b. Meningkatlan keterjangkauan layanan pendidikan.

c. Meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan.

d. Meningkatkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan.

e. Meningkatkan kepastian/keterjangkauan memperoleh layanan pendidikan.

3. Tujuan Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen

Pencapaian misi tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya tujuan

pencapaian. Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen mempunyai tujuan sebagai

berikut:

1. Menyediakan ketersediaan dan terjangkaunya layanan Pendidikan Anak

(57)

2. Mewujudkan keterjaminannya kepastian memperoleh layanan Pendidikan

Dasar seperti SD/SMP dan sederajat yang bermutu dan berkesetaraan di

semua lapisan masyarakat di Kabupaten Sragen.

3. Menyediakan ketersediaan dan terjangkaunya layanan menengah seperti

SMA, SMK dan sederajatnya yang bermutu relevan dan berkesetaraan di

semua lapisan masyarakat di Sragen.

4. Menyediakan ketersediaan dan terjangkaunya layanan pendidikan Non

Formal/kesetaraan serta Lembaga Pendidikan Ketrampilan (LPK) (KF

Kejar Paket A,B,C Pendidikan Ketrampilan/ Life skill) yang relevan dengan kebutuhan masyarakat serta memperhatikan pendidikan

berperspektif gender.

5. Mewujudkan ketersedianya sistem tata kelola yang handal dalam

menjamin terselenggaranya layanan layanan prima pendidikan.

D. Program Sintawati

Sintawati (Siswa Pintar Warga Sukowati) merupakan salah satu

program daerah Pemerintah Kabupaten Sragen khususnya dalam bidang

pendidikan. Program Sintawati sebenarnya merupakan turnan dari program

Saraswati (Sarase Warga Sukowati) yang sekarang terfokus dalam bidang

kesehatan. Jadi pada awalnya program Saraswati merupakan program yang

dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Sragen untuk menangani kemiskinan.

Berdasarkan keputusan Bupati Sragen yang saat itu menjabat adalah Bapak

(58)

sendiri yang akhirnya bernama program Sintawati, dan program Saraswati

dikhususkan untuk menangani dalam bidang kesehatan.

Program Sintawati dimulai sejak tahun 2012. Program ini bertujuan

untuk mengurangi angka PPAPKH (Pengurangan Pekerja Anak Program

Keluarga Harapan) dan mengurangi angka anak putus sekolah dikarenakan

biaya pendidikan. Dengan program ini diharapkan anak dari keluarga miskin

tetap dapat bersekolah dan bahkan dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan

yang lebih tinggi karena program Sintawati ini selain mencakup pendidikan

dasar juga diperuntukkan bagi mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Pulau

Jawa dari keluarga miskin.

Program Sintawati ini ditangani khusus oleh UPTPK (Unit Pelayanan

Terpadu Penanggulangan Kemiskinan) Kabupaten Sragen karena program ini

merupakan salah satu program pengentasan kemiskinan. UPTPK merupakan

lembaga non strukturan dengan tugas dan fungsi menanggulangi kemiskinan

dan masalah sosial lainnya. Dengan adanya pelayanan hak untuk mendapatkan

pendidikan maka diharapkan dapat memberi kemudahan bagi siswa

khususnya dari keluarga kurang mampu. Sintawati untuk pendidikan dasar

bagi siswa SD/MI dan SMP/MTS. Sedangkan untuk jenjang SMA/MA/SMK

disebut dengan Sintawati lanjutan. Produk dari Sintawati dasar adalah berupa

Kartu Sintawati, sedangkan produk untuk Sintawati Lanjutan adalah berupa

surat keterangan. Kartu Sintawati dapat digunakan untuk proses PPDB

(Penerimaan Peserta Didik Baru) dengan jalur khusus yaitu jalur Gakin

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Sragen
Gambar 2.2 Struktur Organisai Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan
Gambar 3.1 Kartu Sintawati Melati
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kartina Simanjuntak, NIM 3123121027 “Sejarah TB Silalahi (Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Balige Kabupaten Toba Samosir)”. Skripsi Jurusan Pendidikan Sejarah

Hasil penelitian yang diperoleh (1) Upaya Pemerintah dalam peningkatan kualitas kehidupan masyarakat penghuni Rusunawa Pekunden ada lima kebijakan yaitu menciptakan perumahan

Upaya Mengembangkan Kreativitas Melalui Bermain Plastisin Pada Anak Kelompok A TK Bandung 2 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen.

UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS MELALUI BERMAIN PLASTISIN PADA ANAK KELOMPOK A TK BANDUNG 21. KECAMATAN NGRAMPAL, KABUPATEN SRAGEN

Penelitian yang dilakukan di Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta membuat mahasiswa lebih mengerti keadaaan nyata yang terjadi di dunia pendidikan khususnya Dinas

Hasil penelitian yang diperoleh (1) Upaya Pemerintah dalam peningkatan kualitas kehidupan masyarakat penghuni Rusunawa Pekunden ada lima kebijakan yaitu menciptakan perumahan

Selain daripada kondisi ekonomi masyarakat, dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan masyarakat kabupaten Pangkep, pemerintah daerah mengeluarkan dana yang cukup

Oleh karena itu, kualitas sebuah program televisi pendidikan sangat tergantung pada penampilan gambar (visual) dan suara yang mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan