EFEKTIVITAS PROGRAM SISWA PINTAR WARGA
SUKOWATI (SINTAWATI) DALAM UPAYA PENINGKATAN
KUALITAS PENDIDIKAN DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN
2013-2014
SKRIPSI
Disusun Oleh:
ADITA DAMARIKA
20120520128
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
SKRIPSI
EFEKTIVITAS PROGRAM SISWA PINTAR WARGA
SUKOWATI (SINTAWATI) DALAM UPAYA
PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DI
KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013-2014
Oleh:
ADITA DAMARIKA
20120520128
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Dengan Judul:
“EFEKTIVITAS PROGRAM SISWA PINTAR WARGA SUKOWATI
(SINTAWATI) DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS
PENDIDIKAN DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013-2014”
Oleh:
ADITA DAMARIKA
20120520128
Telah dipertahankan dan disahkan di depan Tim Penguji Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Pada:
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Adita Damarika
NIM : 20120520128
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Menyatakan bahwa:
Semua yang tertulis di dalam naskah skripsi ini merupakan hasil karya
tulis saya sendiri dan bukan menjiplak hasil karya orang lain, kecuali dasar teori
yang saya cuplik dari buku yang sumbernya sudah dicantumkan di daftar pustaka
sebagai referensi saya dalam melengkapi naskah skripsi ini. Apabila pernyataan
ini tidak benar maka saya siap menerima sanksi dari Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta sesuai dengan peraturan yang ada dan berlaku.
Yogyakarta, 13 Agustus 2016
Penulis
HALAMAN PERSEMBAHAN
Bismillahirohmanirohim
Dengan rahmat Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
dengan ini saya persembahkan karya ini untuk :
Allah SWT yang Maha Penolong, Maha Pemurah, Maha Pengasih, Maha
Penyayang dan Maha Segalanya, Alhamdulillah Yaa Allah berkat ijin dan
ridho-Mu yang telah memberikan kelancaran dan kesehatan untuk
menyelesaikan tugas skripsi ini sampai selesai dengan baik. Ridhoi segala
urusan hambamu ini untuk ke depannya. Amin
Ibuku Nunuk Sri Utami yang selama ini sudah menjadi wanita paling hebat
dan selalu memberikan motivasi, semangat, dukungan untuk putrimu
satu-satunya ini hingga dapat menyelesaikan skripsi, studi, sampai bergelar
sarjana. Terimakasih atas semua doa dan kasih sayang yang selalu ibu
berikan. Terimakasih sudah membiayai putrimu ini sampai bergelar sarjana.
Semoga ini semua merupakan salah satu langkah awal putrimu mencapai
kesuksesan dan cita-cita. Semoga ibu diberikan panjang umur agar dapat
melihat kesuksesan putrimu ini. Amin
Adekku satu-satunya Daffa Ivanda Kurnia semoga dengan ini dapat
memotivasi untuk belajar.
Simbahku putri Subingah, yang selalu memberikan doa dan kasih sayang dan
menginginkan cucumu ini sukses semoga semua doamu dikabulkan Allah
Keluarga dari tanteku yang paling mengerti, Om Yazid, Tante Tari dan kedua
sepupuku Naya serta Lintang terimakasih untuk semua bantuan dan doa
hingga aku dapat menyelesaikan kuliah dengan tepat waktu.
(Alm) Pakde Bambang Santoso. Terima kasih untuk semua nasehat yang dulu
selalu diberikan. Walau saat ini pakde tidak dapat menemani wisuda, tapi aku
yakin pakde pasti senang dan melihat semuanya dari jauh.
Keluarga besar (Alm) Sunardi-Subingah. Terima kasih untuk semua doa,
bantuan dan dukungannya hingga aku berhasil meraih gelar sarjana.
Untuk laki-laki yang sudah menemaniku sampai sejauh ini, Didin Johan
Muchidin terima kasih untuk semua kasih sayang, doa, dan dukungannya
sampai skripsi ini terselesai dengan baik. Terima kasih sudah mau direpotkan
dan menerima semua kekuranganku. Tetap semangat, jangan menyerah.
Success for us !
Sahabat yang paling mengerti, Dinia Muarifah, S.Psi terima kasih atas semua
dukungan, nasehat, dan selalu mengingatkan untuk menyelesaikan skripsi ini
sampai akhirnya aku berhasil menyelesaikan dengan tepat waktu.
Untuk teman-teman kosan Ditaria, Tyra Delita, Dhea, Ayuk, Intan, dan
Mergie. Terima kasih sudah menjadi sahabat terbaik selama di Jogja. Walau
sebentar lagi kita akan terpisahkan jarak, tapi semoga kenangan selama satu
atap tidak akan pernah terpisahkan.
Cemara’s Family (Ramadhanta, Ichwan, Anthony, Putrika Ajeng, Diah, Erik,
Arif, Dicky, Ajeng Aprilia, Yoga Bintoro, Yoga Pandu, Dodok, Oviean
Dicky, Ziadi) terima kasih untuk semua doa dan dukungan kalian semua
kalian yang masih on the way menuju sarjana dipermudah semua urusannya, dilancarkan skripsinya, dan segera menyusul bergelar sarjana.
Teman-teman seperjuangan di IP kelas C terkhusus untuk Eko Wahyu
Hangga dan Al Hikmatul terima kasih sudah menjadi sahabat yang baik dari
awal menjadi mahasiswa sampai sejauh ini.
Teman-teman Jurusan Ilmu Pemerintahan 2012 UMY
Teman terkonyol (Wieke dan Maulela) terima kasih untuk semua
dukungannya. Kekonyolan kalian adalah penghibur dan salah satu obat stres
skripsi.
Dosen-dosen Ilmu Pemerintahan UMY. Terima kasih untuk ilmu yang sudah
diberikan. Semoga saya dapat melanjutkan dan menggunakan ilmu yang
MOTTO
“Failure only happens when we give up”
(B.J Habibie)
“Barangsiapa ingin mutiara, harus berani terjun di lautan
yang dalam”
(Ir. Soekarno)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga atas kehendak-Nya pula
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “EFEKTIVITAS PROGRAM
SISWA PINTAR WARGA SUKOWATI (SINTAWATI) DALAM UPAYA
PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DI KABUPATEN SRAGEN
TAHUN 2013-2014.” Sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Semoga karya ini dapat bermanfaatdann dapat
berkontribusi bagi khasamah ilmu pengetahuan.
Penulis menyadari terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak lepas dari
bimbingan, dukungan, saran,dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
dengan tulus hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto, MA., selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Ali Muhammad, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Ibu Dr. Titin Purwaningsih, S.IP., M.Si, selaku Kaprodi Jurusan Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
4. Ibu Erni Zuhriyati, S.S., S.IP., MA. Selaku dosen pembimbing selaku
dosen pembimbing yang dengan sabar membimbingan dan memberikan
arahan kepada penulis sampai skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Dosen Penguji Idan Dosen Penguji II.
6. Semua pihak yang terkait dalam penyususnan skripsi ini yang telah
memberikan banyak informasi yang dibutuhkan oleh penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna, hal ini mengingat kemampuan serta pengalaman peneliti yang
sangat terbatas. Tidak ada yang dapat penulis berikan selain ucapan terima kasih
atas seluruh bantuan yang diberikan. Akhir kata semoga skripsi ini dapat
bermanfaat dan memberi tambahan ilmu untuk pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Yogyakarta, 13 Agustus 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
SINOPSIS ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 9
E. Kerangka Teori... 9
1. Efektifivitas ... 9
2. Program ... 12
3. Kebijakan Pendidikan ... 14
4. Kualitas Pendidikan ... 19
F. Definisi Konsepsional ... 21
H. Metode Penelitian... 24
1. Jenis Penelitian ... 24
2. Lokasi Penelitian ... 24
3. Unit Analisis Data ... 25
4. Jenis Data ... 26
5. Teknik Pengumupulan Data ... 27
6. Teknik Analisis Data ... 29
BAB II DEFINISI WILAYAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabuptaten Sragen ... 31
1. Kondisi Geografis ... 31
2. Visi ... 32
3. Misi ... 34
B. Profil UPTPK Kabupaten Sragen ... 34
1. Tujuan ... 35
2. Visi ... 36
3. Misi ... 36
4. Outcomes ... 36
5. Struktur Organisasi ... 37
C. Profil Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen ... 37
1. Visi ... 38
2. Misi ... 39
3. Tujuan ... 39
BAB III EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM BEASISWA
SINTAWATI (Siswa Pintar Warga Sekowati)
A. Gambaran Umum Pelaksanaan Program Beasiswa Sintawati ... 43
B. Efektivitas Pelaksanaan Program Beasiswa Sintawati ... 44
1. Indikator Produktivitas ... 44
1.1.Hasil Pelaksanaan Program ... 50
1.2.Capaian Program ... 53
2. Indikator Efisiensi ... 55
2.1.Penggunaa Alokasi Waktu Pelaksanaan Program Sintawati ... 55
3. Indikator Kepuasan ... 62
4. Indikator Keunggulan ... 65
5. Indikator Pengembangan ... 65
C. Kualitas Pendidikan ... 66
D. Analisis Hubungan RKPD Bidang Pendidikan ... 77
E. Sintawati Pendidikan Dasar, Lanjutan, dan Perguruan Tinggi Negeri ... 81
F. Faktor Pendukung Pelaksanaan Program ... 82
G. Faktor Penghambat Pelaksanaan Program ... 85
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 88
B. Saran ... 90
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Jumlah Siswa/Mahasiswa 2005-2010 ... 6
Tabel 1.2 Angka Partisipasi Sekolah ... 7
Tabel 3.1 Rekap Jumlah Pemohon Beasiswa PTN Sintawadi ... 49
Tabel 3.2 Rekap Jumlah Penerima ... 49
Tabel 3.3 Angka siswa mengulang, putus sekolah dan lulusan tahun 2012/2013-2013/2014 ... 69
Tabel 3.4 Angka siswa mengulang, putus sekolah, dan lulusan tahun 2013/2014-2014/2015 ... 69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta administrasi Kabupaten Sragen ... 31
Gambar 2.2 Struktur organisasi UPTPK ... 37
Gambar 3.1Kartu Sintawati Melati ... 47
Gambar 3.2 Kartu Sintawati Menur ... 47
Gambar 3.3Kartu Sintawati Kenanga ... 48
Gambar 3.4Survey rumah pemohon beasiswa ... 59
Gambar 3.5Keadaan di dalam rumah ... 59
Gambar 3.6 Keadaan kamar tidur ... 60
Gambar 3.7Makanan sehari-hari ... 60
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Dengan Judul:
“EFEKTIVITAS PROGRAM SISWA PINTAR WARGA SUKOWATI
(SINTAWATI) DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN
DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013-2014”
Oleh:
ADITA DAMARIKA
20120520128
Telah dipertahankan dan disahkan di depan Tim Penguji Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Pada:
ABSTRAK
Di Indonesia masih banyak permasalahan dalam bidang pendidikan seperti krisis ekonomi yang berdampak pada anak putus sekolah. Hal tersebut berpengaruh terhadap kualitas pendidikan yang rendah. Salah satu usaha dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di Kabupaten Sragen, Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen membuat sebuah kebijakan pendidikan gratis yang dinamakan dengan program Sintawati. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan program sintawati dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Sragen tahun 2013-2014. Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa kualitatif dimana data yang diperoleh diklarifikasi dan digambarkan dengan kata-kata atau kalimat untuk menarik kesimpulan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa program Sintawati belum efektiv dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan karena ada beberapa indikator yang belum tercapai. Program Sintawati saat ini juga belum sepenuhnya dapat mewujudkan pendidikan yang berkualitas karena masih banyaknya angka anak putus sekolah dan mengulang. Banyaknya jumlah pemohon beasiswa tidak sebanding dengan banyaknya jumlah lulusan. Hal tersebut dikarenakan masih minimnya sosialisasi sehingga informasi yang diakses juga minim.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan oleh
setiap orang. Pendidikan juga merupakan hak asasi manusia yang diakui secara
Nasional maupun Internasional. Di Indonesia pendidikan diakui di dalam UUD
1945, pasal 31 ayat 1 sampai 5. Ada beberapa hal berkaitan dengan UUD 1945
yang mengatur posisi pemerintah dan warga negara. Pemerintah memiliki
kewajiban untuk menyelenggarakan pendidikan nasional, menganggarkan 20%
dari APBN dan APBD.1 Sementara, hak warga mendapatkan pendidikan,
kewajibannya adalah mengikuti pendidikann dasar yang dilakukan pemerintah
dan ikut berpastisipasi dalam menyukseskan pendidikan nasional tersebut.2
Negara dapat maju dan berkembang ditentukan oleh Sumber Daya
Manusia (SDM) yang tinggi dan berkualitas. Maka artinya yaitu pendidikan
sangat menentukan perkembangan kemajuan negara menjadi negara maju yang
dicirikan dengan tidak adanya warga yang buta huruf. Dalam upaya untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan isi dari UUD 1945 pendidikan
juga diarahkan untuk semua rakyat secara keseluruhan dan harus lebih
memperhatikan pada rakyat yang kurang mampu. Setiap warga Negara Indonesia
1 Rifai, Muhammad. 2011. Politik Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, Hal 44
berhak untuk memperoleh pendidikan yang bermutu tanpa memandang status
sosial, etnis, agama, ras, dan gender.
Pembangunan pendidikan merupakan bagian penting dari upaya
menyeluruh dan sungguh-sungguh untuk meningkatkan harkat dan martabat
bangsa. Keberhasilan dalam membangun pendidikan akan memberikan
kontribusi besar pada pencapaian tujuan pembangunan nasional secara
keseluruhan. Dalam konteks demikian pembangunan pendidikan itu mencakup
berbagai dimensi yang sangat luas; yang meliputi dimensi sosial, budaya,
ekonomi, dan politik.3 Awalnya pendidikan menjadi kewenangan pemerintah
pusat saja, tetapi dengan adanya UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah menandai bahwa daerah mempunyai kewenangan yang luas untuk
melakukan otonomi daerah. Hal tersebut menandakan bahwa Pemerintah Daerah
juga memiliki kewenangan dalam upaya pengelolaan pendidikan.
Dilihat lebih dekat, sebenarnya di Indonesia ini masih banyak
permasalahan dalam bidang pendidikan. Sejak dihantam krisis ekonomi di tahun
1998, kondisi perekonomian kita sebenarnya bisa dikatakan belum pulih benar.
Hal tersebut sejalan dengan persoalan dunia perbankan yang banyak menguras
tenaga, pikiran, dan kekayaan negara untuk menyehatkannya sehingga
mengurangi anggaran untuk menambah pembangunan di bidang-bidang lain,
3 Fattah, Prof. Dr. Nanang. 2013. Analisis Kebijakan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
terutama pendidikan. kondisi-kondisi tersebut jelas ikut menghambat
perkembangan dan kemajuan pendidikan nasional.4
Salah satu dampak krisis ekonomi yang secara langsung dirasakan dalam
pendidikan adalah menurunnya kemampuan masyarakat dalam membayar biaya
pendidikan. hal ini berakibat pada meningkatnya angka putus sekolah, bolos di
kalangan siswa, dan menurunnya motivasi belajar siswa yang berada di sekolah.5
Biaya merupakan faktor penting dalam pendidikan. Namun memenuhi hajat
hidup dalam hal ini kebutuhan pokok lebih penting. Hal ini yang menyebabkan
banyak orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya. Banyak sekali anak usia
sekolah yang harus membantu orang tuanya mencari nafkah. Oleh karena itu
undang-undang mengamanatkan agar pemerintah memperhatikan anak-anak usia
sekolah agar dapat mengikuti pendidikan dasar tanpa dibebani biaya yang dapat
menghambat proses pendidikan. Hal ini dipertegas dalam Undang-Undang
Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 11
ayat 2 yang berbunyi
“Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga Negara yang berusia tujuh sampai lima belas tahun”.6
4 Rifai, Muhammad. 2011. Politik Pendidikan Nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, Hal 44
5 Jalal, Dr. Fasli dan Supriadi, Prof. Dr. Dedi. 2001. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi
Daerah. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, hal 59
6 Qayyum, La Ode Abdul Haadiy. 2012. Efektivitas Program Pendidikan Gratis di SMP Negeri 3
Masih banyaknya anak-anak yang berada di jalanan dan tidak dapat
menikmati dunia pendidikan dikarenakan adanya masalah seperti mahalnya biaya
pendidikan juga merupakan salah satu permasalahan pembangunan pendidikan di
Indonesia. Tingginya angka pengangguran dan mahalnya biaya pendidikan
menyebabkan banyak anak yang putus sekolah. Padahal pemerintah Indonesia
sudah mencanangkan program wajib belajar sembilan tahun.
Program wajib belajar sembilan tahun merupakan pendidikan minimal
yang harus ditempuh oleh setiap warga Negara Indonesia. Tetapi pada
kenyataannya ternyata program tersebut belum berjalan dengan baik karena
masih banyaknya anak yang tidak dapat menikmati bangku sekolah karena faktor
ekonomi dan mahalnya biaya sekolah. Pemerintah Pusat sebenarnya juga
berusaha memberikan bantuan untuk pendidikan, tetapi pada prakteknya di
lapangan ternyata belum dapat berjalan dengan baik karena mungkin ada oknum
tertentu yang disengaja. Dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang
sebenarnya dialokasikan untuk pendidikan gratis ternyata pada kenyataannya
banyak sekolah yang masih memungut biaya pendidikan. Berbagai masalah dan
tantangan dalam pendidikan dasar dapat diatasi oleh pemerintah dengan
melahirkan berbagai kebijakan dan program yang bisa mengurangi masalah
secara bertahap, seperti masalah mutu pendidikan, pemerataan dan relevansi,
efektivitas, dan efisiensi pendidikan.7
Di setiap daerah yang sekarang ini sudah diberikan kewenangan oleh
pemerintah pusat untuk melaksanakan otonomi daerah menjadi semakin terbuka
luas untuk berkesempatan melakukan pembangunan di semua aspek termasuk
aspek pendidikan. Dalam bidang pendidikan, otonomi daerah bertujuan untuk
meningkatkan kinerja pendidikan di daerah melalui pemberdayaan kemampuan
lokal, meningkatnya peran serta masyarakat dalam pendidikan, terjaminnya
pemerataan pendidikan sebagai sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan semakin meningkatnya mutu pendidikan.8
Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen juga berupaya memperbaiki
pendidikan dengan cara membuat kebijakan sekolah bebas biaya untuk anak dari
keluarga kurang mampu. Kebijakan tersebut dibuat dalam bentuk program yang
bernama Sintawati. Sintawati merupakan kepanjangan dari Siswa Pintar Warga
Sukowati. Program tersebut diprioritaskan untuk siswa yang bersekolah di
Kabupaten Sragen jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK negeri maupun swasta.
Tujuan program tersebut yaitu agar anak-anak mempunyai semangat yang tinggi
untuk bersekolah dapat meminimalisir angka putus sekolah.
Kebijakan tersebut mulai dilaksanakan sejak tahun 2012. Keputusan baru
dari Bupati bahwa program Sintawati juga diperuntukkan bagi mahasiswa dari
keluarga kurang mampu yang kuliah di Perguruan Tinggi Negeri di wilayah
Pulau Jawa. Semua anak yang termasuk dalam kategori tersebut dapat
mengajukan permohonan sekolah gratis dengan memenuhi semua syarat
8 Jalal, Dr. Fasli dan Supriadi, Prof. Dr. Dedi. 2001. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi
administratif yang sudah ditentukan atau ditetapkan oleh Bupati Kabupaten
Sragen. Harapan dari Bupati Sragen Agus Fathurrachman bahwa :
“Nantinya anak pintar dari keluarga kurang mampu dapat bersekolah atau berkuliah sehingga nantinya dapat bersaing atau ikut berkompetisi di kota-kota besar dalam mencari pekerjaan sehingga dengan seperti itu dapat mengurangi angka pengangguran dan dapat membantu memperbaiki tingkat ekonomi.”9
Berikut ini data jumlah siswa/mahasiswa Kabupaten Sragen tahun 2005-2010:
Tabel 1.1
JUMLAH SISWA/MAHASISWA
JENIS SEKOLAH SATUAN 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Taman Kanak-kanak (TK)
tingkatan SD menunjukkan angka 0,16%, sedangkan untuk tingkatan SMP
menunjukkan angka 0,05%.10 Rata-rata lama sekolah Kabupaten Sragen
9Sragenkab.go.id diakses pada 5 Oktober 2015 pukul 15.10 WIB
10
menunjukkan angka 7,22 pada tahun 2012.11 Angka tersebut menunjukkan
penurunan dari tahun 2010 yang menunjukkan angka 7,54.
Tabel Angka Partisipasi Sekolah (APS) tahun 2014
Tabel 1.2
Kab/Kota Sragen L P L+P
7-12 98,043 100 99,058
13-15 97,925 99,306 98,594
16-18 77,889 77,064 77,451
19-24 22,025 12,218 16,404
Sumber: Sragenkab.bps.go.id
Program pendidikan gratis melalui Sintawati juga merupakan salah satu
cara dalam upaya pengentasan atau penanggulangan masalah kemiskinan di
Kabupaten Sragen melalui bidang pendidikan. Berdasarkan Indikator
Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota tahun 2011-2012, Kabupaten Sragen
memiliki angka presentasi tinggi yaitu 19,70% pada tahun 2011 dan 17,49%
pada tahun 2012.12 Untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat Sragen maka
Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen melaksanakan program-program
pengentasan kemiskinan yang ditangani oleh badan khusus yang terfokus pada
permasalahan kemiskinan saja. Badan tersebut yaitu Unit Pelayanan Terpadu
11 Jateng.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/779
Penanggulangan Kemiskinan (UPT-PK). Salah satu program yang ditangani oleh
UPT-PK ini adalah program Sintawati.
Dengan adanya badan khusus yang menangani masalah pengentasan
kemiskinan melalui program Sintawati maka harapannya agar pemerintah lebih
terfokus dalam menangani dan mendistribusikan Sintawati kepada siswa dari
keluarga kurang mampu. Tetapi apakah dengan cara memberikan kewenangan
khusus kepada UPT-PK progam Sintawati tersebut dapat berjalan dengan baik
dengan input dan output yang selaras belum dapat disimpulkan karena memerlukan monitoring dan juga evaluasi untuk memberikan kesimpulan apakah
program tersebut sudah efektif atau belum. Maka dari paparan di atas, penulis
ingin meneliti tetang “Efektivitas progam Sintawati dalam upaya peningkatan
kualitas pendidikan di Kabupaten Sragen tahun 2013-2014.”
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, maka
dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana Efektivitas Pelaksanaan Program Sintawati dalam Upaya
Peningkatan Kualitas Pendidikan di Kabupaten Sragen Tahun 2013-2014?”
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas
pelaksanaan program sintawati dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di
Kabupaten Sragen tahun 2013-2014.
a. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian kebijakan Pemerintah Daerah
terhadap dunia pendidikan gratis dan upaya pengentasan kemiskinan di
Kabupaten Sragen ini adalah untuk mengevaluasi kebijakan Sintawati untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Sragen.
b. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah memberi kontribusi
dalam bidang pendidikan khususnya dalam mengeluarkan kebijakan
pendidikan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sragen. Selain itu
diharapkan dengan adanya penelitian ini maka dapat memberikan perubahan
atau perbaikan untuk permasalahan-permasalahan pendidikan di Indonesia
khususnya di Kabupaten Sragen melalui program Sintawati dan juga dapat
memberikan solusi dalam upaya pengentasan kemiskinan. Selain itu,
manfaat praktis dari penelitian ini adalah dapat menjadi masukan, perubahan
dan perbaikan untuk program Sintawati.
E. KERANGKA TEORI
1. Efektivitas
a. Pengertian Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian
dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
dengan hasil yang sesungguhnya dicapai.13 Menurut Hidayat, efektivitas
adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,
kualitas, dan waktu) telah tercapai. Semakin besar presentase yang
dicapai, maka semakin tinggi efektivitasnya. Menurut pendapat
Mahmudi14 dalam bukunya Manajemen Sektor Publik mendefinisikan efektivitas sebagai berikut: “efektivitas merupakan hubungan antara
output dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program
atau kegiatan”.
Efektivitas berfokus pada outcomes (hasil), program, atau kegiatan yang dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang diharapkan atau dikatakan spending wisely. Konsep efektivitas menurut Chester I. Barnard Gibson dkk, adalah
pencapaian sasaran yang disepakati atas usaha bersama dan tingkat
pencapaian sasaran itu menunjukkan efektivitasnya.15 Menurut H.
Emerson efektivitas diartikan sebagai pengukuran tercapainya sasaran
dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika sasaran dan tujuannya
sudah tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan maka dapat
dikatakan sudah efektif, namun jika yang terjadi sebaliknya yaitu sasaran
13 Qayyum, La Ode Abdul Haadiy. 2012. Efektivitas Program Pendidikan Gratis di SMP Negeri 3
Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar. Makassar:Unhas
14
Mahmudi. 2005. Manajemen Sektor Publik. Erlangga: Jakarta. Hal 92
dan tujuan yang tercapai tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan
maka itu tidak efektif.16
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang ditekankan dalam istilah
atau pengertian efektivitas yaitu pada pencapaian tujuan yang dapat
tercapai sesuai dengan yang sudah direncanakan sebelumnya dan juga
dapat memberikan dampak atau efek yang timbul terhadap apa yang
diharapkan.
b. Faktor-Faktor Efektivitas
Menurut pendapat Gibson Ivancevich Donnely dalam bukunya
Prilaku Struktur, Proses menyebutkan bahwa ukuran efektivitas organisasi sebagai berikut:
1. Produksi, adalah merupakan kemampuan organisasi untuk
memproduksi jumlah dan mutu output sesuai dengan permintaan lingkungan.
2. Efisiensi adalah merupakan perbandingan (ratio) antara output dengan input.
3. Kepuasan adalah merupakan ukuran untuk menunjukkan tingkat
dimana organisasi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
16 Sutiyono. Efektivitas Pengelolaan Keuangan Desa (Desa Seling Kecamatan Karang Sambung,
4. Keunggulan adalah tingkat dimana organisasi dapat dan benar-benar
tanggap terhadap perubahan internal dan eksternal.
5. Pengembangan adalah merupakan mengukur kemampuan organisasi
untuk meningkatkan kapasitasnya dalam menghadapi tuntutan
masyarakat.
Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka
ukuran efektivitas organisasi merupakan suatu standar akan terpenuhinya
mengenai sasaran dan tujuan yang akan dicapai serta menunjukkan pada
tingkat sejauh mana organisasi, program/kegiatan melaksanakan
fungsi-fungsinya secara optimal. Hal-hal yang mempengaruhi efektivitas adalah
ukuran, tingkat kesulitan, kepuasan, hasil dan kecepatan serta individu
atau organisasi dalam melaksanakan sebuah kegiatan/program tersebut, di
samping itu evaluasi apabila terjadi kesalahan pengertian pada tingkat
produktivitas yang dicapai, sehingga akan tercapai suatu kesinambungan
(sustainability).17
2. Pengertian Program
Dalam merancang atau melaksanakan suatu kegiatan harus dilengkapi
dengan sesuatu yang dinamakan program. Program merupakan unsur pertama
yang harus ada untuk merangkai atau melaksanakan adanya suatu kegiatan
untuk melaksanakan atau menjalankan pekerjaan tertentu diperlukan
penyusunan program agar pekerjaan yang dilaksanakan dapat terarah
sehingga dapat terlaksana dengan baik dan dapat mencapai sasaran atau
tujuan yang telah ditetapkan. Untuk lebih memahami mengenai pengertian
program, berikut ini akan dikemukakan definisi dari program oleh beberapa
ahli:
Menurut Saifuddin Anshari, mengatakan bahwa:
“Program adalah daftar terperinci mengenai acara dan usaha yang akan
dilaksanakan.”
Menurut Sindhunata, mengatakan bahwa:
“Program adalah kelompok pernyataan yang persis dan berurutan yang gunanya untuk member tahu bagaimana melaksanakan suatu pekerjaan.”
Menurut Charles. O. Jones, mengatakan bahwa:
“Program adalah cara yang disahkan untuk mencapai suatu tujuan.”18
Dengan penjabaran yang tepat terlihat dengan jelas yang paling sedikit
lima hal, yaitu:
1. Berbagai sasaran konkrit yang ingin dicapai.
2. Jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
tertentu.
3. Besarnya biaya yang diperlukan beserta identifikasi sumbernya.
4. Jenis-jenis kegiatan operasional yang akan dilaksanakan.
5. Tenaga kerja yang dibutuhkan, baik ditinjau dari sudut
kualifikasinya maupun ditinjau dari segi jumlahnya.
Suatu program yang baik menurut Bintoro Tjokroamidjojo harus
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:19
1. Tujuan yang dirumuskan secara jelas.
2. Penentuan peralatan yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.
3. Suatu kerangka kebijaksanaan yang konsisten atau proyek yang
saling berkaitan untuk mencapai tujuan program seefektif
mungkin.
4. Pengukuran dengan ongkos-ongkos yang diperkirakan dan
keuntungan-keuntungan yang diharapkan akan hasil program
tersebut.
5. Hubungan dalam kegiatan lain dalam usaha pembangunan dan
program pembangunan lainnya.
6. Berbagai upaya dalam bidang manajemen, termasuk penyediaan
tenaga, pembiayaan, dan lain-lain untuk melaksanakan program
tersebut. Dengan demikian, dalam menentukan suatu program
harus dirumuskan secara matang sesuai dengan kebutuhan agar
dapat mencapai tujuan melalui pasrtisipasi dari masyarakat.
3. Kebijakan Pendidikan
Kebijakan pendidikan merupakan keseluruhan proses dan hasil
perumusan langkah-langkah strategis pendidikan yang dijabarkan dari visi
19
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%201-VI.pdf?sequence=1
dan misi pendidikan, dalam rangka untuk mewujudkan tercapainya tujuan
pendidikan dalam suatu masyarakat untuk kurun waktu tertentu.20
Dasar kebijakan pendidikan ditinjau dari segi sosiologis adalah selain
sebagai makhluk sosial, manusia adalah makhluk yang dapat dididik dan
proses pendidikan tersebut harus sesuai dengan hakikat manusia yang bebas.
21
Kebijakan pendidikan menurut Ali Imron memiliki karakteristik
sebagai berikut:22
a. Memiliki tujuan pendidikan; kebijakan pendidikan harus memiliki tujuan
pendidikan yang jelas dan terarah untuk memberikan kontribusi pada
pendidikan. Memiliki aspek legal-formal; kebijakan pendidikan harus
memenuhi syarat konstitusional sesuai dengan hierarki konstitusi yang
berlaku di sebuah wilayah hingga dapat dinyatakan sah dan resmi berlaku
di wilayah tersebut.
b. Memiliki komsep operasional; kebijakan pendidikan sebagai panduan
yang bersifat umum harus mempunyai manfaat operasional agar dapat
diimplementasikan. Adapun konsep operasional dalam bidang pendidikan
adalah sebagai berikut.
1) Dibuat oleh yang berwenang
20 H.A.R. Tilaar. 2008. Kebijakan Pendidikan Pengantar untuk Memahami Kebijakan Pendidikan dan
Kebijakan Pendidikan sebagai Kebijakan Public. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Hal 140.
21 Ibid.
Kebijakan pendidikan harus dibuat oleh para ahli bidang
pendidikan sehingga tidak sampai menimbulkan kerusakan pada
pendidikan dan lingkungan di luar pendidikan. para administrator
pendidikan, pengelola lembaga pendidikan, dan para politisi yang
berkaitan langsung dengan pendidikan adalah unsur minimal pembuat
kebijakan pendidikan.
2) Dapat dievaluasi
Kebijakan oendidikan yang telah ditetapkan memerlukan
evaluasi untuk ditindaklanjuti. Jika baik, kebijakan tersebut
dipertahankan atau dikembangkan. Jika mengandung kesalahan,
kebijakan tersebut harus dapat diperbaiki.
3) Memiliki sistematika
Kebijakan pendidikan harus memiliki sistematika yang jelas,
menyangkut seluruh aspek yang ingin diatur olehnya. Sistematika
tersebut dituntut memiliki efektivitas dan efisiensi yang tinggi
agarkebijakan pendidikan tidak bersifat pragmatis, diskriminatif, dan
rapuh strukturnya akibat serangkaian faktor yang hilang atau saling
berbenturan satu sama lainnya. Hal ini harus diperhatikan dengan
cermat agar pemberlakuannya kelak tidak menimbulkan kecacatan
hukum secara internal. Secara eksternal, kebijakan pendidikan harus
selaras dengan kebijakan lainnya, seperti kebijakan politik, kebijakan
moneter, bahkan kebijakan pendidikan di atasnya, di samping, dan
Untuk menentukan pilihan dalam merumuskan kebijakan dalam
pendidikan, perlu pemahaman tentang pandangan terhadap tujuan kebijakan,
yaitu: (1) Tujuan kebijakann dilihat dari tingkatan masyarakat; (2) tujuan
kebijakan dilihat dari tingkatan politisi; (3) tujuan kebijakan dilihat dari
tingkatan ekonomi. 23
Kebijakan pendidikan menunjuk pada keinginan penguasa atau
pemerintah yang idealnya dalam masyarakat demokratis merupakan cerminan
pendapat umum (opini pendidikan). untuk mewujudkan keinginan tersebut
dan menjadikan kebijakan efektif, diperlukan sejumlah hal berikut:24
a. Perangkat hukum berupa peraturan perundang-undangan sehingga dapat
diketahui pendidikan yang telah diputuskan.
b. Jelasnya struktur pelaksana dan pembiayaan.
c. Kontrol pendidikan, yaitu mekanisme yang memungkinkan pendidikan
mengetahui kebijakan ini dalam pelaksanaannya mengalami penyimpangan
atau tidak.
Kebijakan pendidikan di Indonesia berdasarkan Undang-Undang
Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
diarahkan untuk mencapai hal-hal berikut:
23 Dr. H. A. Rusdiana, M.M. 2015. Kebijakan Pendidikan; dari Filosofi ke Implementasi. Bandung:
Pustaka Setia. Hal 39.
a. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju
terciptanya manusia Indonesia berkualitas tinggi dengan peningkatan
anggaran pendidikan secara berarti.
b. Meningkatkan kemampuan akademis dan profesional serta meningkatkan
jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan sehingga tenaga pendidik
mampu berfungsi secara optimal dalam peningkatan pendidikan watak
dan budi pekerti agar dapat mengembalikan wibawa lembaga dan tenaga
kependidikan.
c. Melakukan pembaharuan sistem pendidikan termasuk pembaharuan
kurikulum, berupa diversifikasi kurikulum untuk melayani keberagaman
peserta didik, penyusunan kurikulum yang berlaku nasional dan lokal
sesuai dengan kepentingan setempat, serta diversifikasi jenis pendidikan
secara profesional.
d. Memberdayakan lembaga pendidikan, baik sekolah maupun luar sekolah
sebagai pusat pembudayaan nilai, sikap, dan kemampuan, serta
meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat yang didukung oleh
sarana dan prasarana memadai.
e. Melakukan pembaharuan dan pemantapan sistem pendidikan nasional
berdasarkan prinsip desentralisasi, otonoomi keilmuan, dan manajemen.
f. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik
pendidikan yang efektif dan efisien dalam menghadapi perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
g. Mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin secara
terarah, terpadu, dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan
reaktif oleh seluruh komponen bangsa agar generasi muda dapat
berkembang secara optimal disertai dengan hak dukungan dan lindungan
sesuai dengan potensinya.
h. Meningkatkan penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi, termasuk teknologi bangsa sendiri dalam
dunia usaha, terutama usaha kecil, menengah, dan koperasi.
4. Kualitas Pendidikan
Kualitas pendidikan menurut Ace Suryadi dan H.A.R Tilaar
merupakan kemampuan lembaga pendidikan dalam mendayagunakan
sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar
seoptimal mungkin. 25 Dalam konteks pendidikan, pengertian kualitas atau
mutu mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dari konteks
proses pendidikan yang berkualitas terlibat berbagai input seperti (bahan ajar:
kognitif, efektif, dan psikomotorik), metodologi (yang bervariasi sesuai
dengan kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana
prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif.
25
Kualitas dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada hasil atau
prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu (apakah
tiap akhir cawu, akhir tahun, 2 tahun atau 5 tahun, bahkan 10 tahun). Prestasi
yang dicapai atau hasil pendidikan (student achievement) dapat berupa hasil test kemampuan akademis, misalnya ulangan umum, EBTA atau UAN.
Dapat pula prestasi di bidang lain seperti di suatu cabang olah raga, seni atau
ketrampilan tambahan tertentu. Bahkan prestasi sekolah dapat berupa kondisi
yang tidak dapat dipegang (intangible) seperti suasana disiplin, keakraban, saling menghormati, kebersihan, dan sebagainya. 26
Menurut Syarifuddin ada banyak hal yang menjadi indikator kualitas
atau mutu pendidikan, yaitu nilai ujian (hasil belajar), tingkat kelulusan,
tingkat drop out, lama kelulusan studi, dan tingkat pengangguran. Selain itu juga ada dua faktor yang memprngaruhi kualitas pendidikan, yaitu faktor
internal dan eksternal. Adapun faktor internal berupa: kurikulum, sumber
daya ketenagaan, sarana dan prasarana, pembiayaan pendidikan, manajemen
sekolah, dan kepemimpinan. Kemudian faktor eksternal meliputi: partisipasi
masyarakat, ekonomi, sosial budaya, serta sains dan teknologi.27
Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan, menuntut adanya
perubahan sikap maupun tingkah laku dari seluruh komponen sekolah yang
meliputi kepala sekolah, guru, anak didik, dan tenaga administrasi termasuk
26
Umaedi. 1999. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Direktur Pendidikan Menengah dan Umum
27
orang tua siswa dan masyarakat dalam membantu sekaligus sebagai
pemantau yang melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam pengelolaan
sistem informasi yang presentatif guna untuk mencapai keberhasilan serta
untuk menyiapkan pendidikan yang berkualitas untuk masyarakat. Jadi,
pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang dapat menghasilkan
lulusan yang berkualitas, yaitu lulusan yang memiliki prestasi akademik dan
non-akademik yang mampu menjadi pelopor pembaruan dan perubahan
sehingga mampu menjawab berbagai tantangan dan permasalahan yang
dihadapinya, baik di masa sekarang atau di masa yang akan datang (harapan
bangsa).
F. DEFINISI KONSEPSIONAL
a. Efektivitas
Efektivitas merupakan keberhasilan yang dapat dicapai dalam usaha
untuk mewujudkan atau mencapai tujuan yang telah ditentukan yang dapat
dilihat dari kuantitas, kualitas, dan juga waktu dan dapat dinilai efektif apabila
output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan seperti yang diharapkan. b. Program
Program merupakan unsur pertama yang ada untuk merangkai atau
melaksanakan suatu kegiatan atau pekerjaan dengan adanya perumusan tujuan
yang jelas dan penentuan sasaran yang ingin dicapai, jangka waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan program tersebut, besarnya biaya yang
program tersebut, dan juga tenaga kerja yang diperlukan agar program atau
kegiatan yang direncanakan dapat terarah dengan baik sehingga tujuan yang
sudah dirumuskan dapat tercapai dengan baik.
c. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan
potensi yang ada di dalam diri setiap orang untuk menciptakan manusia yang
mempunyai SDM yang berkualitas sehingga dapat ikut bersaing misalnya
dalam hal mencari pekerjaan merupakan salah satu alternative atau solusi
menghadapi permasalahan-permasalahan yang ada di Indonesia misalnya yaitu
permasalahan kemiskinan dan masalah pendidikan.
d. Kualitas Pendidikan
Kualitas pendidikan merupakan kemampuan lembaga pendidikan
dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan yang dapat dilihat dari hasil,
misalnya yaitu hasil belajar, tingkat kelulusan, angka drop out, lama kelulusan, dan tingkat pengangguran untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan
memiliki prestasi akademik maupun non akademik sehingga dapat menjadi
pelopor perubahan dalam memecahkan suatu permasalahan yang sedang
terjadi di masa sekarang atau di masa yang akan datang.
G.DEFINISI OPERASIONAL
a. Efektivitas Program Sintawati
1. Produksi, dapat dilihat dari jumlah atau banyaknya peserta.
2. Efisiensi, dilihat dari penggunaan waktu dalam pelaksanaan program.
3. Kepuasan, dinilai dari terbantunya masyarakat dalam hal pembiayaan
pendidikan.
4. Keunggulan dilihat dari sasaran dari program.
5. Pengembangan, dilihat dari pengembangan model bantuan pendidikan
bagi masyarakat miskin
.
b. Kualitas Pendidikan
1. Hasil belajar (nilai)
2. Tingkat kelulusan
3. Angka drop out 4. Lama kelulusan
Faktor internal:
1. Kurikulum
2. Sumber daya ketenagakerjaan
3. Sarana dan prasarana
4. Pembiayaan pendidikan
5. Manajemen sekolah
6. Kepemimpinan
Faktor eksternal:
1. Partisipasi masyarakat
3. Sosial budaya
4. Sains dan teknologi
H.METODE PENELITIAN
1. JENIS PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitiann kualitatif.
Bogdan dan Taylor28 menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau secara lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
2. LOKASI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah.
Penulis memilih lokasi ini karena dalam data Indikator Kemiskinan Menurut
Kabupaten/Kota tahun 2011-2012 Kabupaten Sragen termasuk dalam kategori
Kabupaten yang berpenghasilan rendah atau miskin. Hal tersebut membuat
Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen untuk mengentaskan kemiskinan.
Dalam upaya pengentasan kemiskinan tersebut yaitu dengan membuat
kebijakan di bidang pendidikan yaitu dengan memberikan program
pendidikan gratis dengan menerbitkan kartu Sintawati untuk siswa dari
keluarga kurang mampu.
Penulis melakukan penelitian di instansi terkait yang menangani
program Sintawati yaitu di Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen, UPTPK, dan
sekolah SMA di Kabupaten Sragen. Penulis memilih sekolah SMA karena
ingin mengetahui partisipasi anak SMA dalam kategori miskin agar tetap
dapat menikmati bangku sekolah sehingga nantinya dapat memiliki
kemampuan untuk bersaing di dunia kerja dan dapat memperbaiki taraf hidup.
3. UNIT ANALISIS DATA
Unit analisis merupakan sesuatu yang berkaitan dengan fokus yang
diteliti. Unit analisis merupakan suatu penelitian yang dapat berupa benda,
individu, kelompok, wilayah, dan waktu tertentu sesuai dengan fokus
penelitiannya. Pada penelitian kualitatif pada dasarnya analisis data
mempergunakan pemikiran logis, analisis dengan logika, dengan induksi,
deduksi, analogi, komparasi, dan sejenisnya.29
Unit analisa dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang terkait.
Pihak-pihak tersebut adalah:
1. Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPT-PK)
Kabupaten Sragen.
2. Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen.
3. Beberapa peserta program Sintawati.
4. Instansi Pendidikan.
4. JENIS DATA
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua sumber
data, yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di
lapangan oleh orang yang melakukan penelitian yang bersangkutan atau
yang memerlukannya. Data primer ini, disebut juga data asli atau data
baru. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang didapat dari
UPTPK, Dinas Pendidikan, dan sekolah yang menjadi obyek dalam
penelitian ini.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada.
Data ini, biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan
peneliti terdahulu. Data sekunder disebut juga data tersedia.30 Data
Sekunder dalam penelitian ini di dapat dari informasi dari internet dan
koran.
5. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Wawancara
30 Hasan, M.M, Ir. M. Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia
Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahuli beberapa pertanyaan informal. Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke
formal. Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu
atau kendali oleh satu atau informan lainnya, aturann pada wawancara
penelitian lebih ketat. Tidak seperti pada percakapan biasa, wawancara
penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja
sehingga hubungan asimetris harus tampak. Peneliti cenderung
mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan, persepsi, dan
pemikiran informan.
Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu
masalah tertentu; ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua
orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik (Kartono, 1980:171).
Terdapat dua pihak dengan kedudukan yang berbeda dalam proses
wawancara. Pihak pertama berfungsi sebagai penanya, disebut pula sebagai
interviewer, sedang pihak kedua berfungsi sebagai pemberi informasi (information supplyer).31
Dalam penelitian ini yang menjadi sumber informasi atau yang
diwawancarai oleh penulis adalah:
a. Pegawai seksi bidang pendidikan di kantor Unit Pelayanan Terpadu
Penanggulangan Kemiskinan (UPT-PK) Kabupaten Sragen
31 Gunawan, S.Pd., M.Pd, Imam. 2003. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Yogyakarta:
b. Peserta program Sintawati
c. Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen
d. Kepala Sekolah atau guru SMA N 1 Sragen dan SMA Muhammadiyah
1 Sragen.
b. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang
berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang. Studi
dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara. Hasil penelitian akan lebih dapat dipercaya jika didukung oleh
dokumen. Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dari
sumber noninsani. Sumber ini terdiri dari dokumen dan rekaman. 32
Dokumentasi dalam penelitian ini adalah dokumentasi dari UPTPK.
6. TEKNIK ANALISIS DATA
Winarno Surachmad mengatakan bahwa teknik analisa data dalam
penelitian kualitatif meliputi: pengumpulan data, penilaian data, penafsiran
data, dan penyimpulan data. Berangkat dari pemikiran tersebut di atas maka
teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi empat
tahapan.33
a. Pengumpulan data
32 Ibid, Hal 176
b. Penilaian data
c. Interpretasi data
d. Penarikan kesimpulan dan generalisasi
Pertama, seperti yang telah diuraikan di muka, pengumpulan data dilakukan dengan teknik interview dan dokumentasi. Ketiga teknik ini
digunakan untuk mengumpulkan data primer dan data sekunder.
Kedua, problem utama menyangkut dalam penelitian kualitatif pada umumnya menyangkut validitas data primer dan data sekunder, maka untuk
tahapan penelitian ini dilakukan kontrol atas data yang telah tersedia. Dalamm
melakukan kontrol, penyusun menggunakan cara bahwa data yang diperoleh
baik data primer maupun data sekunder saling mencocokkan. Di samping itu
juga disesuaikan dengan kenyataan yang ada di lapangan, kontrol ini
diharapkn akan diperoleh data yang relevan dengan penilaian yang dilakukan
selama cara itu ditunjukkan pula untuk memenuhi kriteria validitas maupun
obyektivitas.
Ketiga, langkah interpretasi data ini pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan langkah kedua (penilaian data) tetapi langkah ketiga ini membutuhkan
kecermatan yang harus dibekali seperangkat konsepsional yang telah disusun.
Keempat, dilakukan dengan penarikan kesimpulan yang menerangkan secara ringkas apa yang sudah dibahas sebelumnya sehingga
menimbulkan kejelasan akan apa yang menjadi masalah dan pemecahan serta
jawaban atas permasalahan yang diteliti dan pengumpulan penilaian dan
sesuai dengan realitas di lapangan serta penarikan generalisasi dan
BAB II
DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN
A. Gambaran Umum Kabupaten Sragen
Gambar 2.1
Peta Administrasi Kabupaten Sragen
1) Kondisi Geografis
Kabupaten Sragen merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa
Tengah. Kabupaten Sragen dikenal dengan sebutan Bumi Sukowati. Hari jadi
Kabupaten Sragen ditetapkan dengan Perda Nomor 4 tahun 1987 yaitu
padahari Selasa Pon, 27 Mei 1746. Sragen berada di lembah aliran Sungai
Bengawan Solo yang mengalir kea rah timur. Sebelah utara berupa
berupa pegunungan, lereng dari Gunung Lawu. Batas Wilayah Kabupaten
Sragen adalah sebagai berikut:
Timur : Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur
Selatan : Kabupaten Karanganyar
Barat : Kabupaten Boyolali
Utara : Kabupaten Grobogan
Luas wilayah Kabupaten Sragen adalah 941,55 km2. Secara
administratif Kabupaten Sragen terbagi dalam 20 kecamatan dan 208 desa dan
kelurahan. Berdasarkan data BPS tahun 2011, jumlah penduduk di Kabupaten
Sragen adalah 887.715 jiwa (439.566 jiwa jenis kelamin laki-laki dan 448.150
jiwa jenis kelamin perempuan).
2) Visi
Visi Kabupaten Sragen Tahun 2016 –2021 adalah: “Bangkit Bersama
Mewujudkan Bumi Sukowati yang Sejahtera dan Bermartabat”
Bangkit adalah sebuah tindakan yang berangkat dari keyakinan untuk bangun
menggugah dan membangkitkan seluruh potensi agar aktif dan proaktif
bergerak melakukan pembangunan.
Bersama dimaksudkan pemerintah berkewajiban mewujudkan dan
meningkatkan peran serta dan partisipasi masyarakat Sragen di setiap bidang
pembangunan yang menyangkut hidup dan kehidupan terutama yang
menyangkut kepentingan masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan
Sejahtera dimaksudkan adalah kesejahteraan lahir dan batin. Kesejahteraan
yang diharapkan adalah kesejahteraan yang berbasis pada ketahanan keluarga
dan lingkungan sebagai dasar pengokohan sosial melalui peningkatan
partisipasi kerjasama seluruh lapisan masyarakat. Akan tetapi disamping
mewujudkan kesejahteraan dalam konteks lahiriyah dan materi dengan upaya
meningkatkan indeks kesejahteraan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan
dan layanan dasar kesehatan, sosial, pendidikan, ekonomi melalui
pembentukan karakter mandiri yang didukung dengan nilai-nilai kearifan
lokal dan jati diri masyarakat Sragen, sangat penting melengkapinya dengan
pemenuhan kesejahteraan jiwa dan batiniah agar setiap manusia dapat
memerankan diri secara optimal sebagai hamba dan wakil Tuhan di bumi
(kholifah). Kesejahteraan yang hakiki adalah keseimbangan hidup yang
merupakan buah dari kemampuan seseorang untuk memenuhi tuntutan dasar
seluruh dimensi dirinya, meliputi ruhani, akal dan jasad. Keterpaduan antara
sejahtera lahiriah dan batiniah adalah manifestasi dari sejahtera yang
paripurna.
Bermartabat dimaksudkan bahwa program pembangunan yang
diselenggarakan pemerintah bersama-sama seluruh elemen masyarakat harus
mampu membentuk karakter masyarakat yang memiliki harkat dan
kepercayaan diri yang tinggi untuk mencapai kualitas kehidupan yang lebih
baik, dan pada gilirannya nanti Sragen diharapkan menjadi teladan kemajuan
bagi daerah lainnya.
Misi Kabupaten Sragen Tahun 2016 –2021 adalah:
a. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan akuntabel, melalui
peningkatantata kelola pemerintahan yang efektif, aspiratif, partisipatif,
dan transparan.
b. Pembangunan infrastruktur yang menyeluruh dan berkualitas untuk
mempercepat capaian aspek-aspek pembangunan.
c. Membangun kemandirian ekonomi daerah melalui optimalisasi potensi
pertanian dan industri, serta memberikan akses yang lebih besar pada
pengembangan koperasi, industri kecil dan menengah, dan sektor
informal.
d. Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk meningkatkan
daya saing daerah.
B. Profil UPTPK Kabupaten Sragen
Pada tanggal 27 Mei 2012, Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan
Kemiskinan (UPT-PK) Kabupaten Sragen resmi diluncurkan berdasarkan dengan
Peraturan Bupati Sragen Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pembentukan Unit
Pelayanan Terpadu Penaggulangan Kemiskinan Kabupaten Sragen. UPT-PK
Kabupaten Sragen memberikan layanan untuk masyarakat Kabupaten Sragen
secara komprehensif yaitu penanggulangan kemiskinan berbasis kesehatan,
pendidikan, dan sosial ekonomi. UPTPK memberikan pelayanan kepada
dilakukan dalam bentuk SOP sehingga pelayanan dapat berjalan efektif dan
efisien. Tujuan penerapan konsep One Stop Service yaitu untuk menyederhanakan dan mempermudah warga miskin untuk mengakses berbagai
program pemerintah yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin.
Output yang dihasilkan dari UPTPK Kabupaten Sragen adalah berupa 15
pelayanan yang masuk dalam data pelaporan dan pengaduan masyarakat,
Pelayanan Kesehatan, Pelayanan Pendidikan dan Pelayanan Sosial Ekonomi,
semua pelayanan dilaksanakan dengan berkoordinasi dengan Dinas terkait
berdasarkan hasil survey lapangan oleh Tim Survey dan validasi dari desa. Dari
pelayanan yang dilaksanakan menhasilkan berbagai produk berupa kartu
Saraswati, Kartu Sintawati, Ruselawati, dan Sang Duta.
1) Tujuan
Tujuan penyelenggaraan UPTPK antara lain yaitu:
a. Untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat miskin.
b. Untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat miskin terhadap birokrasi
yang memberikan pelayanan kemiskinan.
c. Untuk menjamin masyarakat miskin terpenuhi hak-hak dan kebutuhannya
di bidang kesehatan, pendidikan, dan sosial ekonomi.
Tujuan akhir pelayanan kemiskinan yang ada di UPTPK adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin di Kabupaten Sragen.
Menjadi pelayan masyarakat miskin Kabupaten Sragen yang ramah,
prima, dan prosedural.
3) Misi
Melayani warga masyarakat miskin memenuhi kebutuhan kesehatan,
pendidikan dan sosial ekonomi.
4) Outcomes
Dengan berdirinya UPTPK Kabupaten Sragen, masyarakat miskin
merasakan banyak manfaat sebagai berikut:
a. Efisiensi waktu, karena segala keperluan masyarakat miskin sudah
mendapatkan pelayanan di satu tempat dengan standar waktu yang
cepat.
b. Efisien biaya, masyarakat tidak dipungut biaya dari seluruh
pelayanan di UPTPK.
c. Masyarakat miskin merasa dimanusiakan dengan pelayanan dan
fasilitas prima.
d. Terbentuknya citra yang baik mengenai pelayanan kemiskinan di
Pemerintah Kabupaten Sragen.
5) Struktur Organisasi
Gambar 2.2
Struktur Organisai Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK) Kabupaten Sragen.
C. Profil Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen
Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen merupakan instansi pemerintah yang
menangani masalah di bidang pendidikan di Kabupaten Sragen. Tugas pokok
Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen yaitu meliputi secretariat, bidang
pendidikan dasar, bidang pendidikan menengah, bidang pendidikan luar biasa,
pemuda, olahraga dan seni pelajar. Fungsi dari Dinas Pendidikan anatar lain
yaitu:
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan
2. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum
3. Pembinaan terhadap UPTD Pendidikan
4. Pengelolaan urusan ketatausahaan Dinas Pendidikan
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.
Dasar hukum berdirinya Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen yaitu:
1. Undang-Undang Nomor 13 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah
Kabupaten Sragen dalam lingkungan Provinsi Jawa Tengah.
2. Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom.
4. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2003 tentang Pedoman
Organisasi Perangkat Daerah.
6. Peraturan Daerah Kabupaten Sragen Nomor 11 tahun 2003 tentang
Pola Organisasi.
7. Peraturan Daerah Kabupaten Sragen Nomor 14 tahun 2003 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten
Sragen.
1. Visi Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen
Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen mempunyai visi yaitu “Terselenggaranya
layanan prima pendidikan di Kabupaten Sragen untuk membentuk masyarakat
yang cerdas berkualitas dan berakhlak mulia.”
Berikut yang dimaksud dengan layanan prima pendidikan di Kabupaten
Sragen:
a. Tersedia secara merata di seluruh pelosok di Kabupaten Sragen.
c. Berkualitas/bermutu dan relevan dengan kebutuhan kehidupan
bermasyarakat dunia usaha dan dunia industri.
d. Setara bagi Warga Negara Indonesia dalam memperoleh pendidikan
berkualitas dengan memperhatikan keragaman latar belakang sosial
budaya, ekonomi, geografi, gender, dan berkebutuhan khusus.
e. Menjamin kepastian bagi warga Negara Indonesia untuk mendapatkan
pendidikan dan menyesuaikan diri dengan tuntunan masyarakat, dunia
usaha dan dunia industri.
2. Misi Dinas Pendidikan
a. Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan.
b. Meningkatlan keterjangkauan layanan pendidikan.
c. Meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan.
d. Meningkatkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan.
e. Meningkatkan kepastian/keterjangkauan memperoleh layanan pendidikan.
3. Tujuan Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen
Pencapaian misi tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya tujuan
pencapaian. Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen mempunyai tujuan sebagai
berikut:
1. Menyediakan ketersediaan dan terjangkaunya layanan Pendidikan Anak
2. Mewujudkan keterjaminannya kepastian memperoleh layanan Pendidikan
Dasar seperti SD/SMP dan sederajat yang bermutu dan berkesetaraan di
semua lapisan masyarakat di Kabupaten Sragen.
3. Menyediakan ketersediaan dan terjangkaunya layanan menengah seperti
SMA, SMK dan sederajatnya yang bermutu relevan dan berkesetaraan di
semua lapisan masyarakat di Sragen.
4. Menyediakan ketersediaan dan terjangkaunya layanan pendidikan Non
Formal/kesetaraan serta Lembaga Pendidikan Ketrampilan (LPK) (KF
Kejar Paket A,B,C Pendidikan Ketrampilan/ Life skill) yang relevan dengan kebutuhan masyarakat serta memperhatikan pendidikan
berperspektif gender.
5. Mewujudkan ketersedianya sistem tata kelola yang handal dalam
menjamin terselenggaranya layanan layanan prima pendidikan.
D. Program Sintawati
Sintawati (Siswa Pintar Warga Sukowati) merupakan salah satu
program daerah Pemerintah Kabupaten Sragen khususnya dalam bidang
pendidikan. Program Sintawati sebenarnya merupakan turnan dari program
Saraswati (Sarase Warga Sukowati) yang sekarang terfokus dalam bidang
kesehatan. Jadi pada awalnya program Saraswati merupakan program yang
dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Sragen untuk menangani kemiskinan.
Berdasarkan keputusan Bupati Sragen yang saat itu menjabat adalah Bapak
sendiri yang akhirnya bernama program Sintawati, dan program Saraswati
dikhususkan untuk menangani dalam bidang kesehatan.
Program Sintawati dimulai sejak tahun 2012. Program ini bertujuan
untuk mengurangi angka PPAPKH (Pengurangan Pekerja Anak Program
Keluarga Harapan) dan mengurangi angka anak putus sekolah dikarenakan
biaya pendidikan. Dengan program ini diharapkan anak dari keluarga miskin
tetap dapat bersekolah dan bahkan dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi karena program Sintawati ini selain mencakup pendidikan
dasar juga diperuntukkan bagi mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Pulau
Jawa dari keluarga miskin.
Program Sintawati ini ditangani khusus oleh UPTPK (Unit Pelayanan
Terpadu Penanggulangan Kemiskinan) Kabupaten Sragen karena program ini
merupakan salah satu program pengentasan kemiskinan. UPTPK merupakan
lembaga non strukturan dengan tugas dan fungsi menanggulangi kemiskinan
dan masalah sosial lainnya. Dengan adanya pelayanan hak untuk mendapatkan
pendidikan maka diharapkan dapat memberi kemudahan bagi siswa
khususnya dari keluarga kurang mampu. Sintawati untuk pendidikan dasar
bagi siswa SD/MI dan SMP/MTS. Sedangkan untuk jenjang SMA/MA/SMK
disebut dengan Sintawati lanjutan. Produk dari Sintawati dasar adalah berupa
Kartu Sintawati, sedangkan produk untuk Sintawati Lanjutan adalah berupa
surat keterangan. Kartu Sintawati dapat digunakan untuk proses PPDB
(Penerimaan Peserta Didik Baru) dengan jalur khusus yaitu jalur Gakin