• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS GURU SEKOLAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN KUALITAS GURU SEKOLAH"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS GURU SEKOLAH DASAR

TUGAS INDIVIDU

Disusun Sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah Landasan Kependidikan Pengampu: Prof. Dr. Sugiyo, M.Si.

oleh

R. Gita Ardhy Nugraha (0103516101)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR (PGSD)

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

(2)

R. Gita Ardhy Nugraha

Pendidikan Dasar (PGSD), Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Semarang nug.ardhy@students.unnes.ac.id

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah salah satu usaha atau cara untuk mendewasakan seseorang. Proses pendewasaan tidak serta merta terjadi begitu saja, tetapi membutuhkan sosok guru di dalam prosesnya. Proses pendewasaan seseorang dapat dilakukan dalam lembaga pendidikan formal, nonformal, maupun informal. Proses pendidikan secara formal atau yang biasa dikenal dengan proses pendidikan di sekolah membutuhkan sosok guru untuk membelajarkan peserta didik agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Tujuan pendidikan di Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa membutuhkan peran besar sosok guru, utamanya pada guru sekolah dasar. Guru sekolah dasar mempunyai peranan yang besar dalam membelajarkan peserta didik menuju kedewasaan karena guru sekolah dasar memberikan hal-hal mendasar kepada peserta didik untuk bertahan hidup.

Proses bertahan hidup salah satunya dengan melalui proses pendidikan. Pendidikan membantu anak untuk menguasai aneka pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai yang diwarisi dari keluarga dan masyarakatnya (Rohman, 2011). Pendidikan dapat mengantarkan peserta didik untuk menorehkan prestasi di berbagai bidang dengan melalui bimbingan yang dilakukan oleh guru. Guru mempunyai peranan yang begitu besar dalam mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan dikatakan berkualitas jika guru itu sendiri bekualitas dan mampu menyalurkan kualitasnya dengan baik kepada peserta didik baik melalui pengajarannya di dalam kelas maupun perilakunya dalam masyarakat.

(3)

pedagogik (UU No. 14 tahun 2005). Jika keempat kompetensi dapat dicapai dan dilaksanakan dengan baik, maka guru sudah dapat disebut sebagai guru yang berkualitas.

Seiring berjalannya waktu, kualitas guru khususnya di beberapa daerah di Indonesia mengalami penurunan baik dari segi kompetensi kepridadian, sosial, professional, maupun pedagodik. Menurunnya kualitas guru disebabkan oleh kurangnya kesadaran untuk meningkatkan kualitas keilmuannya dan metode yang diterapkan ketika memberikan materi pelajaran. Ditinjau dari segi kemampuan penguasaan bidang kompetensi, kemampuan rata-rata guru dalam menjawab soal uji kompetensi tidak sampai 50%, yaitu 44%. Kemampuan rata-rata guru dari segi pedagogik hanya 56,69% jika dilihat dari nilai rata-rata ujian kompetensi tahun 2015 (Hurriyati, 2016).

Penurunan kualitas guru tentunya akan mempunyai efek pada kualitas pendidikan yang ada di Indonesia. Sebuah penelitan (Goldhaber, 2016) mengatakan bahwa kualitas guru hanya meningkat ketika di awal karir pekerjaanya saja. Guru meningkatkan pengalamannya yang berkaitan dengan keilmuannya hanya di awal karirnya kurang lebih selama lima tahun semenjak guru itu bekerja. Salah satu efek negatif yang sudah dirasakan oleh peserta didik adalah peserta didik merasa cepat bosan jika diajar materi oleh gurunya sendiri. Melalui artikel ini, penulis mencoba memberikan sebuah gambaran mengenai upaya meningkatkan kualitas guru khususnya guru sekolah dasar yang ditinjau dari berbagi penelitian yang sudah ada sebelumnya.

TINJAUAN PUSTAKA

(4)

biasa-biasa saja. Guru merupakan sebuah profesi yang profesional dimana mempunyai ciri-ciri memiliki seperangkat pengetahuan, ilmu, dan keterampilan khusus yang diperoleh lewat pendidikan dan latihan yang lama (Pidarta, 2009).

Dalam prakteknya, guru harus menguasi empat kompetensi guru (Rohman, 2011) yang terdiri dari kompetensi pedagogik yang mencakup: (1) pemahaman dan pengembangan potensi peserta didik, (2) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (3) pemahaman terhadap sistem evaluasi pembelajaran. Kompetensi kepribadian yang mencakup: (1) kemantapan pribadi dan akhlak mulia, (2) kedewasaan dan kearifan, (3) keteladanan dan kedewasaan. Kompetensi profesioanal yang mencakup: (1) penguasaan materi keilmuan, (2) penguasaan kurikulum dan silabus sekolah, (3) metode khusus pembelajaran bidang studi, (4) wawasan etika dan pengembangan profesi. Kompetensi sosial yang mencakup: (1) kemampuan berkomuniakasi, (2) penguasaan terhadap pengetahuan umum.

Keberhasilan suatu pendidikan juga ditentukan oleh kualitas guru itu sendiri. Goldhaber (2016) mengungkapkan bahwa kualitas guru mempunyai kaitan yang erat dengan prestasi peserta didik daripada fasilitas atau kurikulum sekolah itu sendiri. Kualitas guru juga merupakah salah satu ciri dari beberapa ciri sekolah yang secara signifikan mempengaruhi kinerja siswa dalam pembelajaran. Cara utama mempengaruhi hasil belajar peserta didik adalah melalui kualitas guru yang dimiliki oleh sekolah. Semakin baik kualitas guru, maka akan semakin baik kualitas pendidikannya. Kualitas guru dalam memberikan pertanyaan penyelidikan kepada siswa juga mempunyai kaitan yang erat terhadap prestasi belajar siswa (Şahin, 2015). Siswa menjadi lebih tertantang dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

(5)

melakukan pembelajaran di sekolah juga dipengaruhi oleh lamanya guru tersebut mengajar dan umur dari guru itu sendiri.

Berdasarkan tinjauan pustaka yang sudah dipaparkan, kualitas guru mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi siswa. Guru yang berkualitas dapat dilihat dari berapa lama guru mengajar dan dari cara guru memberikan pengajaran. Semakin siswa tertarik terhadap pengajaran yang diberikan guru dan meningkatkan prestasi siswa, maka dapat dikatakan bahwa guru tersebut adalah guru yang berkualitas. Guru yang berkualitas mengantarkan siswa untuk berprestasi dan secara signifikan meningkatkan pendidikan di suatu sekolah.

METODE

Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah studi kepustakaan. Studi kepustakaan (Sugiyono, 2012) berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Metode ini dilakukan untuk pengambilan data yang bersifat teori yang kemudian digunakan sebagai literatur penunjang guna mendukung penulisan artikel yang dilakukan. Data diperoleh dari sumber yang dapat dijadikan acuan yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti seperti jurnal, artikel, buku, maupun surat kabar.

PEMBAHASAN

Kualitas guru mempunyai hubungan yang erat dengan prestasi siswa dan juga kualitas pendidikan khususnya di sekolah. Secara langsung, kualitas guru dalam pembelajaran mempengaruhi kualitas pendidikan yang ada di Indonesia. Guru sekolah dasar adalah peletak dasar-dasar pengetahuan untuk peserta didik yang nantinya akan dibawa sampai peserta didik mencapai kedewasaan. Oleh karena itu, diperlukan beberapa upaya untuk meningkatkan kualitas guru yang dirasa sudah mulai menurun khususnya di Indonesia. Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas guru di Indonesia antara lain:

(6)

Program induksi berbasis perguruan tinggi (Van Zandt Allen, 2014) merupakan program pengembangan profesi guru untuk meningkatkan kualitas guru. Program ini bisa dilakukan oleh guru dari berbagai tingkat pendidikan baik dasar maupun menengah. Program ini adalah program pelatihan dimana guru dilatih untuk melakukan mentoring sesama guru dan melakukan penelitian tindakan kelas. Tujuan dari program ini adalah melatih guru untuk merumuskan kurikulum, guru yang tepat guna, keterhubungan program dengan peningkatan kualitas guru, dan masa kerja guru.

Dalam perumusan kurikulum, guru dilatih untuk menuliskan secara fokus mengenai kebutuhan utama pembelajaran selama mereka mengajar di tahun pertama yang mempunyai keterkaitan langsung terhadap peningkatan kualitas guru. Merancang kurikulum dan pengajaran secara responsif terhadap kebutuhan siswa tertentu adalah tugas utama dari tahun pertama guru dalam membuat rancangan kurikulum. Guru juga dilatih untuk menjadi guru yang tepat guna. Empat sumber tepat guna dapat diidentiikasi melalui beberapa hal berikut ini (Bandura dalam Van Zandt Allen, 2014): pengalaman keahlian, melakukan pembelajaran untuk orang lain, kepercayaan verbal, dan respon psikologis. Keterhubungan program dengan peningkatan kualitas guru berkaitan dengan proses pembelajaran guru saat guru masih menjadi mahasiswa di perguruan tinggi. Proses pembelajaran di perguruan tinggi harus mempunyai relevansi terhadap profesi guru yang menjadi kompetensi lulusannya. Guru juga akan dilatih secara khusus berkaitan dengan masa kerja guru tersebut. Guru yang memiliki masa kerja yang sudah lama tentunya akan mendapatkan porsi pelatihan yang berbeda dengan guru yang masa kerjanya kurang sama dengan satu tahun.

(7)

memberikan gambaran kepada guru mengenai pembelajaran yang akan dilakukan kemudian hari. Program pelatihan ini melatih guru untuk merancang pembelajaran yang berkesinambungan di setiap pertemuannya.

2. Pendidikan Profesi Guru (PPG)

Pendidikan profesi guru adalah salah satu progam untuk meningkatkan kualitas guru yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia (Sutoyo, 2014). Pendidikan profesi guru sendiri terbagi menjadi dua yaitu pendidikan profesi guru dalam jabatan dan pendidikan profesi guru pra jabatan. Pendidikan profesi guru adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan guru agar menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan sehingga dapat memperoleh sertifikat pendidik (Permendiknas No. 9 Tahun 2010). Program pendidikan profesi guru bertujuan untuk menghasilkan guru profesional yang memiliki kompetensi dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran; menindaklanjuti hasil penilaian dengan melakukan pembimbingan, dan pelatihan peserta didik; dan mampu melakukan penelitian dan mengembangkan keprofesian secara berkelanjutan.

Dalam pelaksanaan program profesi guru, seorang guru harus mengikuti program ini harus mempunyai kesesuaian dengan satuan pendidikan atau mata pelajaran yang diampu. Tidak bisa guru mata pelajaran matematika mengikuti pendidikan profesi guru untuk mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Kualifikasi akademik peserta didik program pendidikan profesi guru bagi guru dalam jabatan adalah S-1/D-IV. Sistem pembelajaran pada program PPG mencakup kegiatan

(8)

Pelaksanaan program pendidikan profesi guru dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas guru dalam pembelajaran. Program pendidikan profesi guru memberikan hasil yang positif dalam melatih guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, meningkatkan kemampuan mengajar, melatih pembuatan bahan ajar dan lembar kerja siswa, melatih guru untuk mengembangkan metode pembelajaran yang bervariasi, dan melatih guru dalam penguasaan prinsip pembelajaran yang mendidik (Anita & Arifin, 2013).

KESIMPULAN

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Anita, Nurul & Arifin Rahman. 2013. “Penilaian Peserta PPG SM-3T Prodi PPKn UNESA Terhadap Pelaksanaan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Tahun 2013”. Kajian Moral dan Kewarganegaraan. 1(3), hlm. 409-423. Diperoleh dari http://ejournal.unesa.ac.id/article/6598/41/article.pdf (diunduh 14 Desember 2016)

Goldhaber, Dan. 2016. “In Schools, Teacher Quality Matters Most”. Education Next. 16(2), hlm. 56-62. Diperoleh dari http://web.b.ebscohost.com/ehost/detail/detail?sid=1a79954b-eaaf-46d0-

a6a0-072963650b00%40sessionmgr103&vid=0&hid=115&bdata=JnNpdGU9ZW hvc3QtbGl2ZQ%3d%3d#AN=113544266&db=ehh (diunduh 13 Desember 2016)

Hurriyati, Ratih. 2016. “Kualitas Guru Kita”. Pikiran Rakyat, 4 Mei 2016. Diperoleh di http://www.pikiran-rakyat.com/opini/2016/05/04/kualitas-guru-kita-368286 (diakses 13 Desember 2016)

Permendiknas No. 9 Tahun 2010 tentang Program Pendidikan Profesi Guru Bagi Guru Dalam Jabatan

Pidarta, Made. 2009. Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Rohman, Arif. 2011. Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: LaksBang Mediatama

Şahin, Alpaslan. 2015. “The Effects of Quantity and Quality of Teachers' Probing and Guiding Questions on Student Performance”. Sakarya University Journal of Science. 19(1), hlm. 95-113. Diperoleh dari http://web.b.ebscohost.com/ehost/detail/detail?sid=768e819f-87d0-40ef-

ac7f-5875ab1521a1%40sessionmgr102&vid=0&hid=115&bdata=JnNpdGU9ZW hvc3QtbGl2ZQ%3d%3d#AN=108867646&db=bth (diunduh 13 Desember 2016)

(10)

Sutoyo. 2014. “Meningkatkan Kualitas Guru Melalui Pendidikan Profesi Guru”.

Widya Wacana, 9(1), hlm. 18-25. Diperoleh dari

http://id.portalgaruda.org/index.php?

ref=browse&mod=viewarticle&article=380970 (diunduh 13 Desember 2016)

Undang-undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

Van Zandt Allen, Laura. 2014. “Connecting The Continuum: A University-Based Induction Program to Improve Teacher Quality”. Teacher Development. 18(1), hlm. 65-80. Diperoleh dari http://web.b.ebscohost.com/ehost/detail/detail?sid=bb27712c-b161-4c23-

93cd-25add536c5d0%40sessionmgr120&vid=0&hid=115&bdata=JnNpdGU9ZW hvc3QtbGl2ZQ%3d%3d#AN=94757804&db=ehh (diunduh 13 Desember 2016)

Zhang, Danhui & Campbell Todd. 2015. “An Examination of the Impact of Teacher Quality and ‘Opportunity Gap’ On Student Science Achievement in China”. International Journal of Science & Mathematics Education. 13(3), hlm. 489-513. Diperoleh dari http://web.b.ebscohost.com/ehost/detail/detail?sid=93690a13-718e-4893-

Referensi

Dokumen terkait

Adapun sebagian kecil lainnya tetap ikut dalam upacara ini, namun mereka beranggapan hanya sebagai rangkaian budaya saja, seiring dengan perkembangan Islam yang begitu pesat,

Pengguna juga diberi satu penilaian formatif iaitu pengguna diminta untuk membina sistem tuas kelas pertama (First Class Lever) dan sistem Tuas Kelas Kedua.. Pengguna juga

Akan tetapi, menilik beberapa contoh peristiwa yang terjadi pada kaum muda Tionghoa Indonesia tersebut, rasanya masih perlu waktu untuk kembali mengenalkan kelenteng sebagai salah

Selain berdasarkan hasil wawancara, peneliti juga menemukan fakta serupa dari hasil dokumentasi, yaitu tujuan dilakukannya relokasi ini berdasarkan Surat Keputusan

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai hubungan faktor internal (umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, motivasi, lama pemakaian NAPZA

Fungsi yang di gunakan untuk mengambil bagian kiri dari data teks sebanyak karakter tertentu adalah.... mengambil bagian bagian kanan dari data teks sebanyak

Mardiasmo (2013:255) menyebutkan bahwa Pajak Penghasilan pasal 23 adalah pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri

Raskin meskipun telah terprogram secara Nasional dengan menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang baku dan berlaku umum, tetapi kenyataan di lapangan diasumsikan