• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan sistem informasi geografis konservasi Fauna Kabupaten Garut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan sistem informasi geografis konservasi Fauna Kabupaten Garut"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

KONSERVASI FAUNA KABUPATEN GARUT

JAKA AHMAD JULIARTA

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengembangan Sistem Informasi Konservasi Fauna Kabupaten Garut adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014

(4)

ABSTRAK

JAKA AHMAD JULARTA. Pengembangan Sistem Informasi Geografis Konservasi Fauna Kabupaten Garut. Dibimbing oleh YANI NURHADRYANI.

Sistem informasi geografis digunakan oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Cimanuk-Citanduy sebagai sarana pelayanan publik. Salah satu wilayah cakupan BPDAS Cimanuk-Citanduy adalah kabupaten Garut yang memiliki luas wilayah hutan sebesar 35%, oleh karena itu perlu adanya managemen lahan sebagai area konservasi sesuai dengan jumlah fauna dilindungi untuk kelangsungan ekosistem hutan kabupaten Garut. Area konservasi ini perlu publikasikan dengan menggunakan media online agar semua kalangan dapat dengan mudah memperoleh informasi tersebut dan sebagai media promosi daerah Garut untuk penggunaan lahan yang lebih tepat guna. Sistem online yang dikembangkan yaitu berbasis web dengan metode pengembangan yang dikeluarkan oleh Department of Geography University at Buffalo tahun 2004. Sistem yang terbentuk berupa peta dinamis dan interaktif dengan menggunakan Mapserver dan framework Pmapper. Peta yang ditampilkan dalam sistem yaitu informasi wilayah administrasi kecamatan, wilayah habitat, wilayah tingkat prioritas, informasi jalan, dan wilayah konservasi fauna.

Kata kunci : Garut, sistem informasi geografis, konservasi, Pmapper

ABSTRACT

JAKA AHMAD JULIARTA. Development of Geographic Information System Fauna Conservation in District Garut. Supervised by YANI NURHADRYANI.

Geographic information systems are used by Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Cimanuk-Citanduy as a tools to improve public service. One of the region BPDAS Cimanuk-Citanduy is Garut district which has an area of forest by 35%, therefore the need for land management as a conservation area which suitable with the count of fauna for the survival of the forest ecosystem in Garut district. This conservation area needs to be socialized by using online media so that all people can access and easily obtain the information and also as a media campaign of Garut district for effective land use. This online system developed as a web-based using development methods issued by the Department of Geography University at Buffalo in 2004. This systems a dynamic and interactive maps using Mapserver and Pmapper framework. The maps displayed in the system is the information of district administration, habitat, region priority level, road information, and fauna conservation area.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komputer

pada

Departemen Ilmu Komputer

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

KONSERVASI FAUNA KABUPATEN GARUT

JAKA AHMAD JULIARTA

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Sistem Informasi Geografis Konservasi Fauna Kabupaten Garut Nama : Jaka Ahmad Juliarta

NIM : G64080082

Disetujui oleh

Dr Yani Nurhadriani, SSi, MT Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Buono, MSi, MKom Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2012 ini ialah Pengembangan Sistem Informasi Geografis Konservasi Fauna Kabupaten Garut. Banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik bersifat materi maupun moral kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Oleh sebab itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1 Ibu Dr Yani Nurhadriani, SSi MT selaku pembimbing yang telah banyak memberi pengarahan, saran, dan motivasi dalam penyelesaian tugas akhir. 2 Kedua orang tua Bapak Kuswadi, BscF dan Ibu Eem Suhaemi, Delonix

Regia, Usep Nurhidayat dan Retno Kusumaningrum yang senantiasa mendoakan, mendukung serta memberikan motivasi dan kesabarannya dalam mengingatkan penulis untuk menyelesaikan tugas akhir.

3 Bapak Hari Agung Adrianto, SKom MSi dan Ibu Dr Imas Sukaesih Sitanggang, SSi MKom selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun.

4 Seluruh staf pengajar Ilmu Komputer IPB atas ilmu dan bimbingan selama penulis berkuliah di almamater ini.

5 Teman-teman seperjuangan di tingkat akhir Hutomo, Rian, Tenri, Roni, Asrori, Ryan atas saran serta dukungan selama ini.

6 Seluruh ilkomerz’45 atas saran, semangat, dan motivasi kepada penulis selama ini.

Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Jazakumullah khairan. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2014

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 3

Ruang Lingkup Penelitian 3

METODE 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Analisis Kebutuhan Sistem 6

Perancangan Konseptual 8

Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data 9

Survei Perangkat Lunak dan Perangkat Keras 9

Pengujian Kesesuaian Perangkat Lunak dan Perangkat Keras 10

Akuisisi Perangkat Lunak dan Perangkat Keras 10

Perencanaan dan Perancangan Database 11

Pembangunan Database 12

Integrasi dan Perancangan Antarmuka 16

Pengembangan Sistem 18

Pengujian Sistem 20

Penggunaan dan Perawatan Database 20

SIMPULAN DAN SARAN 21

Simpulan 21

Saran 21

DAFTAR PUSTAKA 21

LAMPIRAN 23

(10)

DAFTAR TABEL

1 Basis data SIG konservasi fauna kabupaten Garut 11 2 Lokasi kecamatan dan jumlah fauna yang dilindungi (BPLH dan LIPI

2007) 12

3 Kriteria berdasarkan jumlah fauna yang dilindungi 13 4 Kriteria penggunaan lahan untuk habitat fauna 14

DAFTAR GAMBAR

1 Metoda penelitian Department of Geography University at Buffalo

2004) 4

2 Tahapan perancangan peta konservasi fauna (Gordon 2009) 8 3 Diagram Konteks (DFD level 0) SIG Konservasi Fauna 9

4 Peta penyebaran fauna kabupaten Garut 13

5 Peta tingkat prioritas berdasarkan penyebaran fauna kabupaten Garut 14

6 Peta habitat fauna di kabupaten Garut 15

7 Peta daerah konservasi fauna di kabupaten Garut 15 8 Arsitektur sistem dengan Three Tier Architecture(Microsoft Developer

Network 2014) 17

9 Antarmuka halaman utama 18

10 Antarmuka halaman peta 18

11 Struktur umum mapfile(Prahasta 2007) 19

12 Pendefinisian objek layeryang terintegrasi basis data 19 13 Halaman peta SIG konservasi fauna kabupaten Garut 21

DAFTAR LAMPIRAN

1 Deskripsi proses dalam SIG konservasi fauna kabupaten Garut 23 2 DFD level 1 dan level 2 sistem informasi geografis konservasi fauna

kabupaten Garut 24

3 Survei Perangkat Keras 26

4 Diagram keterhubungan antartabel SIG Konservasi Fauna Kabupaten

Garut 26

5 Desain physicalbasis data SIG konservasi fauna kabupaten Garut 27

6 Diagram hierarki Sistem 28

7 Diagram hierarki antarmuka peta 28

(11)

PENDAHULUAN

Di era global saat ini teknologi informasi sangat diperlukan untuk mendapatkan informasi dengan lebih cepat dan akurat sehingga proses bisnis yang terjadi dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Sistem informasi akan mendominasi kegiatan suatu pemerintahan agar setiap instansi pemerintahan yang terkait dapat saling terintegrasi dengan baik dan proses ekstraksi informasi menjadi lebih transparan. Hal ini mendorong suatu instansi pemerintah untuk mampu menyediakan layanan dalam bentuk elektronis. Salah satu sistem informasi yang banyak digunakan di instansi pemerintah bidang pertanian adalah Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG ini merupakan salah satu jenis sistem informasi yang menangani data spasial/komponen geografis (Yongling & Jungsong 2007).

Latar Belakang

SIG digunakan oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Cimanuk-Citanduy yang merupakan perangkat pemerintah bergerak di bidang pertanian khususnya kehutanan dibawah Kementerian Kehutanan Republik Indonesia. BPDAS Cimanuk-Citanduy ini bertugas untuk menangani Proyek Perencanaan Pembinaan Reboisasi Penghijauan Daerah Aliran Sungai (P3RP DAS) disekitar sungai Cimanuk-Citanduy. Salah satu tugas lainnya adalah melakukan penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi tata air, penggunaan lahan, sosial ekonomi, kelembagaan dan pengelolaan sistem informasi daerah aliran sungai (BPDAS Cimanuk-Citanduy 2010).

BPDAS di Indonesia tercatat ada 36 instansi yang tersebar dari ujung barat sampai ujung timur Indonesia. Menangani wilayah yang dilalui setiap sungai yang ada di daerahnya. Menurut hasil survei Kementerian Kehutanan pada tahun 2012 tercatat hanya delapan website BPDAS yang aktif dalam pelayanan informasi DAS dan hanya tiga BPDAS yang telah menggunakan sistem informasi geografis perpetaan secara online. BPDAS Cimanuk-Citanduy itu sendiri memliki website untuk pelayanan informasi DAS namun belum memiliki pelayanan peta secara online.

(12)

2

Wilayah kerja BPDAS Cimanuk-Citanduy ini mencakupi wilayah Priangan Timur, salah satunya Kabupaten Garut yang memiliki luas hutan sekitar 35% dari total wilayah Kabupaten Garut menurut dinas kehutanan Garut. Dalam kondisi hutan yang sekarang khususnya di Kabupaten Garut, keberlanjutan merupakan suatu hal yang sedang diperhatikan oleh masyarakat global, baik dalam hal energi, pangan, teknologi, dsb. Intinya semua hal tersebut dikaitkan dengan dampak terhadap lingkungan dan kelestarian lingkungan tersebut baik hayati maupun non hayati. Menurut Gordon et al. 2009, salah satu krisis keanekaragaman fauna dunia telah terjadi akibat perubahan tata guna lahan yang dihasilkan dari aktivitas manusia sehingga lahan yang tersedia kurang tepat guna dan mengganggu ekosistem. Hal ini terutama terjadi di daerah yang tingkat fragmentasi habitatnya tinggi dan tingkat modifikasi lahan yang besar sehingga habitat sekitar pada umumnya tidak cocok untuk banyak fauna. Hal ini menjadi lebih penting lagi apabila spesies endemik, terancam dan dilindungi ternyata memiliki habitat di kawasan konservasi yang dijadikan daerah pengembangan dan pertumbuhan populasi penduduk.

Untuk menyikapi hal tersebut maka perlu adanya analisis perencanaan penggunaan lahan sebagai wilayah konservasi berdasarkan jumlah fauna yang dilindungi di setiap daerah kabupaten Garut dengan hasil berupa peta konservasi fauna yang diharapkan menjadi suatu landasan tata guna lahan yang tepat guna (Gordon et al. 2009). Penelitian ini membahas mengenai perencanaan konservasi wilayah kabupaten Garut yang terintegrasi antara aspek konservasi dan keanekaragaman fauna dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG) berbasis webyang dinamis dengan menggunakan Mapserver dan Pmapper. Untuk membangun suatu SIG yang terintegrasi antara kesesuaian perangkat keras dan perangkat lunak diperlukan metode pengembangan khusus yaitu yang dikeluarkan oleh Department of Geography University at Buffalo tahun 2004. Aplikasi SIG berbasis webini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan informasi berupa peta konservasi fauna yang dinamis dan interaktif, juga dapat dimanfaatkan secara luas di berbagai bidang khususnya di bidang kehutanan sebagai alat bantu dalam melakukan analisa, pengambilan keputusan, dan media informasi promosi wilayah Garut tanpa mengganggu ekosistem hutan yang di dalamnya terdapat fauna dilindungi. Analisis ini diharapkan dapat membantu bagi penentu kebijakan dalam menentukan langkah konservasi fauna, sehingga pada akhirnya akan mempertahankan hutan area konservasi sebagai habitat fauna dan terjalin hubungan yang sejalan dengan perkembangan pembangunan.

Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini antara lain:

1 Bagaimana proses analisis rekomendasi konservasi fauna di kabupaten Garut. 2 Bagaimana proses pembuatan peta konservasi fauna.

(13)

3

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan sistem informasi geografis berbasis web berupa peta konservasi fauna kabupaten Garut untuk mempermudah pelayanan informasi peta dan sebagai media promosi pengembangan wilayah Garut yang tepat guna lahan.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menyediakan suatu informasi wilayah konservasi kabupaten Garut berupa peta berbasis webyang dinamis dan interaktif. Pengguna dapat dengan mudah memperoleh data spasial konservasi fauna untuk kepentingan pengembangan wilayah Garut yang sesuai wilayah konservasi.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian terbatas pada pengembangkan sistem informasi geografis berupa peta konservasi fauna kabupaten Garut yang dapat meningkatkan pelayanan informasi data spasial BPDAS Cimanuk-Citanduy. Pengembangan sistem informasi geografis mencakup tools peta, pencarian kategori peta, dan menampilkan peta konservasi fauna kabupaten Garut. Sistem dibuat dengan bahasa pemrograman PHP dengan menggunakan Mapserver dan framework Pmapper.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini memiliki beberapa tahapan. Tahapan-tahapannya mengacu pada GIS Development Guide yang dikeluarkan oleh Department of Geography University at Buffalo (2004), namun telah disesuaikan dengan penelitian yang dilakukan.

Penyesuaian yang dilakukan pada tahapan implementasi yang terdiri dari tiga tahap, yaitu perancangan antarmuka, pengembangan, dan pengujian. Ketiga tahap ini dilakukan secara berulang sampai didapatkan sistem yang diharapkan. Perulangan ini selesai jika tahap pengujian sistem telah sesuai (Gambar 1).

Analisis Kebutuhan Sistem

(14)

4

(15)

5

Perancangan Konseptual

Perancangan konseptual meliputi perancangan konseptual database dan desain proses dari sistem. Perancangan database mengidentifikasikan data yang dibutuhkan. Desain proses dibuat berdasarkan kebutuhan fungsional dan kebutuhan data. Aliran informasi dan data yang terjadi diilustrasikan dalam diagram konteks.

Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data

Setelah dilakukan identifikasi data dilakukan survei terhadap ketersediaan data. Tahap survei ketersediaan data meliputi inventarisasi dan dokumentasi data peta, yang dimiliki maupun sumber data lainnya. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi setiap sumber data yang potensial dalam pengembangan sistem dan dilanjutkan dengan pengumpulan data yang dibutuhkan.

Survei Perangkat Lunak dan Perangkat Keras Sistem

Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan perangkat keras dan perangkat lunak untuk mengetahui perangkat apa saja yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem berdasarkan fungsionalitas sistem tersebut.

Pengujian Kesesuaian Perangkat Lunak dan Perangkat Keras Sistem

Pada tahapan ini dilakukan pengujian kesesuaian antara perangkat keras dan perangkat lunak yang didapatkan dari hasil survei sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk memperoleh perangkat keras dan perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan sistem yang akan dikembangkan.

Akuisisi Perangkat Lunak dan Perangkat Keras

Tahapan ini dilakukan untuk merancang perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam pengembangan sistem, berdasarkan fungsionalitas sistem. Perangkat keras yang dibutuhkan harus mampu menjalankan perangkat lunak yang dibutuhkan.

Perencanaan dan Perancangan Database

(16)

6

Pembangunan Database

Dalam tahapan ini membuat suatu databasespasial dan mulai memasukkan tipe data hasil dari pengolahan yang telah diperoleh pada tahapan sebelumnya ke dalam database. Tipe data ini berupa tipe data spasial dan data atribut.

Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem

Berbeda dengan aplikasi komputer lainnya, aplikasi SIG bukanlah sistem yang plug and play. Beberapa komponen mungkin dapat berjalan dengan baik bila berjalan sendiri, tetapi belum tentu dapat berjalan baik bila telah dipadukan. Pada tahapan ini kita melakukan integrasi antara data raster dengan data vektor sehingga dapat digunakan sebagai sebuah sumber data yang valid.

Pengembangan Sistem

Perangkat dan teknologi diaplikasikan untuk membangun aplikasi webyang telah dirancang. Pengembangan sistem ini dilakukan dengan konfigurasi layer pada mapfile.

Pengujian Sistem

Pengujian terhadap sistem dilakukan dengan menggunakan metode black-box. Pengujian ini dilakukan dengan cara memberikan masukan tertentu untuk memeriksa apakah keluaran yang dihasilkan sesuai dengan harapan. Yang melakukan uji terhadap sistem ini adalah pihak instansi yang akan memelihara webGIS ini.

Penggunaan dan Perawatan Database

Perawatan terhadap data secara berkala sangat diperlukan dalam aplikasi SIG. Penyusunan dokumentasi diperlukan sebagai panduan bagi administrator database dan pengembangan sistem aplikasi pada masa yang akan datang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Kebutuhan Sistem

(17)

7

adanya web GIS ini diharapkan dapat menciptakan suatu pelayanan yang efektif dan efisien di wilayah kerja BPDAS Cimanuk-Citanduy khususnya daerah Garut.

Spesifikasi pengguna sistem ini dibagi menjadi dua kategori yaitu admin dan pengguna. Penggolongan ini dilakukan berdasarkan tanggung jawab dan hak akses yang dimiliki masing-masing pengguna sistem.

Perbedaan antara admin dan pengguna terletak pada hak akses terhadap data sistem. Admin memiliki wewenang untuk memanipulasi data sementara pengguna terbatas hanya dapat melihat informasi peta dan informasi mengenai konservasi yang disajikan sistem.

Spesifikasi pengguna diantaranya, masyarakat umum yang ingin mengetahui informasi wilayah konservasi fauna kabutapen Garut, pengguna di lingkungan cakupan instansi yang membutuhkan data spasial baik untuk kepentingan pribadi atau untuk instansinya, pengguna di lingkungan pendidikan seperti mahasiswa yang membutuhkan data peta untuk penelitian, dan instansi-instansi terkait yang membutuhkan data peta seperti Departemen Pertanian, Departemen Kehutanan, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, pemerintahan daerah Garut, dan pihak lain yang membutuhkan data spasial konservasi fauna.

Adapun kebutuhan fungsional perangkat lunak yang dikembangkan memiliki fungsi-fungsi umum sebagai berikut:

1 Menyajikan informasi tentang gambaran umum pentingnya konservasi fauna dan sekilas tentang kabupaten Garut.

2 Menyediakan fasilitas unduh peta bagi user.

3 Pengelolaan basis data yang hanya dapat dilakukan oleh admin. Fungsi-fungsi operasi peta yang dimiliki sistem ini :

1 Menampilkan peta wilayah kabupaten Garut sebagai wilayah cakupan BPDAS Cimanuk-Citanduy, hasil analisis dari peta administrasi kabupaten Garut, peta penggunaan lahan kabupaten Garut, peta jalan kabupaten Garut, dan peta jumlah penduduk kabupaten Garut berupa peta koservasi fauna.

2 Memilih layeraktif peta yang diinginkan pengguna.

3 Menampilkan menu legenda yang berisi simbol dan keterangan dari layer yang ingin ditampilkan.

4 Perbesaran maksimum sesuai dengan besarnya frame. 5 Melakukan pergeseran posisi tampilan peta.

6 Melakukan pengukuran jarak dari satu titik ke titik yang lain dan pengukuran luas poligon dalam peta.

7 Mempetbesar dan memperkecil ukuran peta.

8 Menampilkan menu navigasi, seperti zoom to full extent, back, next, zoom in, zoom out, pan.

9 Melakukan proses searchinglokasi berdasarkan daerah konservasi fauna. 10 Dapat melakukan konversi peta dalam bentuk JPEG, PNG, dan PDF. 11 Print previewpeta dalam skala tertentu.

(18)

8

Perancangan Konseptual

Perancangan konseptual meliputi perancangan konseptual database dan desain proses dari sistem. Dalam perancangan konseptual database perlu mengidentifikasi data yang dibutuhkan, dari hasil analisis sistem dapat disimpulkan bahwa informasi data dan peta yang ingin ditampilkan terdiri atas:

1. Data spasial dan data atribut peta konservasi fauna hasil dari penambahan data atribut berupa jumlah fauna dan klasifikasi berdasarkan jumlah fauna, kemudian hasil dari overlay layerpeta yang terdiri atas, peta administrasi dengan atribut nama kecamatan di kabupaten Garut, peta penggunan lahan dengan atribut keterangan lahan, peta kepadatan penduduk dan peta jalan dengan atribut keterangan nama jalan. Tahapan overlay untuk menentukan peta konservasi dapat dilihat pada Gambar 2.

2. Informasi singkat mengenai kabupaten Garut dan konservasi fauna kabupaten Garut.

Desain proses dari sistem atau yang dikenal sebagai Data Flow Diagram (DFD) sebagai pemodelan kebutuhan fungsional merepresentasikan proses aliran data dalam sebuah sistem. Diagram konteks (DFD level 0) dikembangkan kembali menjadi DFD level satu dan level dua yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Gambar umum sistem dapat dilihat pada diagram konteks (DFD level 0) pada Gambar 3.

(19)

9

Navigasi peta

Data peta Navigasi peta

Kueri pencarian Kueri pencarian

Informasi peta Informasi hasil pencarian Informasi hasil pencarian

Gambar 3 Diagram Konteks (DFD level 0) SIG Konservasi Fauna

Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data

Survei ketersediaan dan pengumpulan data dilakukan berdasarkan perancangan konseptual yang telah dilakukan. Dari proses ini diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Data peta berupa data spasial data polygon, data line, dan data pointhasil olahan perangkat lunak Arcview dengan format file shapefile (.shp, .shx, .dbf, .sbn) yang diperoleh dari BPDAS Cimanuk-Citanduy bagian program DAS dan evaluasi DAS yang terdiri atas peta administrasi, peta penggunaan lahan, peta jalan, dan peta kepadatan penduduk.

2. Peta raster dari peta administrasi wilayah kabupaten Garut dengan format file .tif.

3. Informasi sekilas tentang konservasi fauna yang diperoleh dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat dan informasi tentang kabupaten Garut dari website resmi pemerintahan daerah kabupaten Garut.

Selanjutnya dilakukan proses pengumpulan data sesuai dengan kebutuhan informasi tersebut.

Survei Perangkat Lunak dan Perangkat Keras

Berdasarkan kebutuhan fungsional sistem, jenis perangkat lunak yang dibutuhkan untuk implementasi sistem ini terbagi dalam tiga kategori yaitu :

1 Perangkat lunak untuk membuka dan mengolah data spasial yang berformat file shapefileyang digunakan sebagai layerpada implementasi sistem, perangkat lunak yang tersedia diantaranya Quantum GIS dan ArcView.

2 Perangkat lunak untuk pengembangan sistem berbasis web yang sesuai dengan kebutuhan sistem ini yang tersedia yaitu MapServer dan ArcIMS sebagai fasilitas untuk menampilkan data spasial ke dalam peta berbasis web. Kerangka kerja pendukung mapserver yang digunakan sebagai alternatif yaitu Chameleon dan Pmapper.

3 Perangkat lunak sebagai sistem manajemen basis data (Database Management System) yang tersedia untuk mengelola basis data diantaranya PostgreSQL dan MySQL.

Pengembangan sistem ini dikembangkan dalam platform Windows 8 dan Windows XP sehingga perlu ditinjau spesifikasi perangkat lunak terhadap perangkat kerasnya. Survey perangkat keras dapat dilihat pada Lampiran 3.

Admin

SIG Konservasi

(20)

10

Berdasarkan survei perangkat lunak maka perangkat keras dengan spesifikasi minimum yang dapat digunakan dalam proses pengembangan sistem ini adalah :

 Prosesor Intel 1 GHz.  RAM 1 GB.

Harddiskdengan kapasitas minimal 16 GB. Direct X 9 graphic card800×600 display.

Pengujian Kesesuaian Perangkat Lunak dan Perangkat Keras

Pada tahap ini dilakukan pengujian antara spesifikasi minimum perangkat keras dengan perangkat lunak yang akan digunakan dan telah disurvei pada tahap sebelumnya. Perangkat lunak untuk mengolah data spasial yang diuji yaitu Arcview dan Quantum GIS. Fungsi kedua perangkat lunak ini hampir sama yaitu menghasilkan shapefile hasil pengolahan data spasial. Namun Arcview memiliki ekstensi gix-export-tooluntuk mengekspor file shapefile menjadi mapfile karena MapServer dengan mapscript hanya mampu membaca mapfile. Arcview pun dapat mengekspor file ke dalam format sql.

Perangkat lunak dalam pengembangan berbasis web. Untuk pengujian ini dilihat kriteria ketersediaan pustaka yang mendukung interaksi antara peta dan pengguna dan biaya lisensi. MapServer dan ArcIMS mendukung dalam interaksi antara peta dengan pengguna sistem namum MapServer merupakan perangkat lunak yang open source sedangkan ArcMIS merupakan perangkat lunak yang komersil yang dikeluarkan oleh ESRI.

Perangkat lunak sebagai sistem manajemen basis data yang dibutuhkan harus memiliki kemampuan untuk menyimpan data spasial dan memiliki lisensi open source. PostgreSQL dan MySQL memilki lisensi Open Sourcenamun dalam kemampuan mengolah data spasial hanya dapat dilakukan oleh PostgreSQL sedangkan MySQL tidak bisa mengolah data spasial.

Akuisisi Perangkat Lunak dan Perangkat Keras

Berdasarkan pengujian kesesuaian perangkat keras dan perangkat lunak, maka perangkat lunak yang digunakan dalam pengembangan sistem ini yaitu:

1 Arcview 3.3 sebagai perangkat lunak untuk mengolah data spasial yang telah memiliki ekstensi gix-export-tooluntuk mengkonversi menjadi tipe file .map dan .sql.

2 MapServer sebagai perangkat lunak untuk mengembangkan sistem berbasis webdengan kerangka kerja Pmapper.

3 PostgreSQL sebagai perangkatDatabase Management System(DBMS) Perangkat keras yang dipilih sesuai dengan hasil survei yang telah dilakukan sebelumnya. Perangkat keras yang dipilih telah dianggap memenuhi syarat untuk pengembangan sistem ini yaitu :

 Prosesor Core i3 – 2330M, 2.2GHz  Memori 4 GB

(21)

11

Perencanaan dan Perancangan Database

Perancangan database dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap konseptual, logik dan fisik.

Perancangan Konseptual Database

Pada tahap konseptual dilakukan identifikasi data yang dibutuhkan dan penyajian model data. Jenis data yang digunakan yaitu data vektor. Format data vektor yang didukung MapServer adalah shapefile sehingga semua data yang digunakan harus memiliki format shapefile(*.shp) untuk data spasial dan format dbaseIV (*.dbf) untuk data atribut. Format data ini dihasilkan dengan menggunakan perangkat lunak Arcview GIS 3.3.

Bentuk data vektor yang digunakan dalam sistem informasi geografis konservasi fauna kabupaten Garut yaitu data polygonuntuk wilayah administrasi kecamatan, penggunaan lahan dan kepadatan penduduk, data line untuk sungai dan jalan, dan data point untuk nama wilayah konservasi. Semua data vektor menggambarkan setiap layernya dan berasal dari satu tabel yang sama setelah overlay semua data vektornya, hal ini dapat mempermudah dalam konfigurasi layerdan proses pencarian.

Perancangan Logical Database

Perancangan logical database ditampilkan dalam diagram keterhubungan antartabel dapat dilihat di Lampiran 4. Tabel basis data dirancang sesuai kebutuhan sistem dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Basis data SIG konservasi fauna kabupaten Garut

Nama Tabel Kegunaan

Konservasi Memberikan informasi wilayah konservasi sesuai prioritas biodiversitas dan kepadatan penduduk User Login admin berupa usernamedan password

Saran Buku tamu sistem

geometry_columns Identifikasi tabel yang memiliki atribut spasial

spatial_ref_sys Referensi spasial dari kolom geometri

(22)

12

Perancangan Fisik Database

Perancangan fisik databasedilakukan dengan tipe data dari tiap atribut dan menyimpan data dalam bentuk yang dapat dengan mudah digunakan dalam sistem. Oleh karena itu, data spasial dan atribut disimpan dalam database postgreSQL dalam shapefiletiga format file yaitu *.shp, *.shx, .*dbf dengan ekstensi PostGIS. Desain fisik berupa tabel tipe data dapat dilihat pada Lampiran 5.

Pembangunan Database

Proses pembangunan database terdiri atas pengumpulan data spasial, pengolahan data, konversi data shapefileke dalam bentuk PostGIS dan membuat databasebaru dalam PostgreSQL.

Pengolahan Data pada Arcview

Data spasial yang diperoleh sudah dalam bentuk shapefile yang memiliki beragam tipe data seperti point, line, dan polygon yang berformat *.shp, *.shx, dan *.dbf. Selanjutnya data tersebut diolah sesuai dengan alur pada Gambar 2 untuk memperoleh peta konservasi fauna kabupaten Garut dengan menggunakan teknik overlay. Teknik overlay, merupakan suatu cara menggabungkan dua atau lebih shapefile yang berbeda tipe untuk menghasilkan satu shapefile yang memiliki atribut berhubungan.

Pengolahan peta konservasi fauna kabupaten Garut berdasarkan Gordon et al (2009) dalam jurnal yang berjudul Integrating conservation planning and landuse planning in urban landscaps yaitu membuat zonasi sesuai jumlah fauna pada suatu daerah dan zonasi tingkat prioritas konservasi kemudian merekomendasikan wilayah konservasi dan pembangunan berdasarkan zonasi tersebut dengan pendekatan sistem informasi geografis.

Langkah awal yang dilakukan yaitu menentukan daerah administrasi kecamatan di kabupaten Garut yang menjadi area penyebaran fauna dengan menambahkan atribut ada tidaknya fauna di kawasan kecamatan, sehingga peta administrasi terbentuk menjadi kawasan penyebaran fauna dan bukan kawasan penyebaran fauna. Lokasi kecamatan dan jumlah fauna yang dilindungi terdapat pada Tabel 2 dan peta yang telah dibagi dua kawasan bisa dilihat di Gambar 4.

Tabel 2 Lokasi kecamatan dan jumlah fauna yang dilindungi (BPLH dan LIPI 2007)

Lokasi Jumlah

Kecamatan Wanaraja 61

Kecamatan Samarang 49

Kecamatan Caringin 40

Kecamatan Cisurupan 38

Kecamatan Cisewu 37

Kecamatan Cibalong 21

Kecamatan Mekarmukti 18

Kecamatan Tarogong Kaler 17

(23)

13

Gambar 4 Peta penyebaran fauna kabupaten Garut

Peta penyebaran fauna yang didapat digunakan untuk menentukan tingkat prioritas suatu wilayah berdasarkan jumlah fauna yang dibagi menjadi tiga kategori yaitu prioritas tinggi, prioritas sedang dan prioritas rendah sesuai dengan kriteria pada Tabel 3. Dari peta penyebaran fauna yang tergolong prioritas tinggi yaitu kecamatan Wanaraja, kecamatan Samarang, dan kecamatan Caringin. Untuk prioritas sedang yaitu kecamatan Cisurupan, kecamatan Cisewu, dan kecamatan Cibalong. Untuk prioritas rendah yaitu kecamatan Mekarmukti, kecamatan Tarogong Kaler, dan kecamatan Bungbulang. Peta tingkat prioritas berdasarkan penyebaran fauna dapat dilihat pada Gambar 5.

Tabel 3 Kriteria berdasarkan jumlah fauna yang dilindungi

Kriteria Jumlah Fauna

Prioritas Rendah <20

Prioritas Sedang 20-40

(24)

14

Gambar 5 Peta tingkat prioritas berdasarkan penyebaran fauna kabupaten Garut

Pada peta penyebaran fauna dapat diketahui kecamatan yang dihuni sebagai habitatnya namun masih belum terlihat jelas dimanakah habitat hewan tersebut berada. Diperlukan suatu informasi tambahan untuk menentukan habitatnya yaitu dengan menggabungkan peta penyebaran fauna dengan peta penggunaan lahan di kabupaten Garut, kemudian membagi 3 zona yaitu habitat utama, habitat tambahan, dan bukan habitat, berdasarkan kriteria pada Tabel 4. Untuk peta habitat bisa dilihat pada Gambar 6.

Klasifikasi prioritas ditentukan oleh tinggi rendahnya biodiversitas fauna. Daerah yang berbiodiversitas tinggi berarti prioritas utama dalam penggunaan lahannya adalah sebagai area konservasi. Peta ini berfungsi sebagai salah satu dasar untuk membuat rekomendasi pada peta konservasi fauna.

Tabel 4 Kriteria penggunaan lahan untuk habitat fauna

Kriteria Klasifikasi

Habitat Utama Hutan Lahan Kering Primer, Hutan Lahan Kering Sekunder, Hutan Mangrove Primer

Habitat Tambahan Hutan Tanaman, Semak Belukar, Perkebunan Bukan Habitat Sawah, Pemukiman, Tanah Terbuka, Pertanian

(25)

15

Gambar 6 Peta habitat fauna di kabupaten Garut

Gambar 7 Peta daerah konservasi fauna di kabupaten Garut

(26)

16

yang terpisah-pisah.. Adapun non habitat adalah kawasan yang tidak memungkinkan sebagai tempat hidup satwa liar. Kawasan ini dicirikan dengan tingkat aktivitas manusia yang tinggi.

Peta yang telah terbentuk merupakan peta komponen untuk menentukan daerah konservasi fauna yaitu dengan menggabungkan peta penyebaran fauna, peta tingkat prioritas, peta habitat, dan peta jalan. Gambar 7 merupakan peta konservasi fauna kabupaten Garut.

Konversi Data dan Pembangunan Databasepada PostgreSQL

Tahapan konversi ini dilakukan untuk mempermudah proses pemasukan data ke dalam database PostgreSQL yang bertipe shapefile dan juga untuk mempermudah proses konfigurasi mapfile pada mapserver. DBMS PostgreSQL ini bersifat open source yang mendukung PostGIS di dalamnya. PostGIS merupakan ekstensi PostgreSQL yang menawarkan kemampuan mengelola data spasial. Konversi data shapefileke dalam PostGIS dilakukan dengan mengimport data. Konversi pada file *.shp juga dilakukan dengan ekstensi gix-export-tool pada arcview untuk mendapatkan mapfiledari shapefilehasil overlaydengan hasil berupa shapefilepeta konservasi fauna kabupaten Garut.

Aini (2009) menjelaskan bahwa untuk memasukkan tabel ke dalam database baru yang telah dibuat, data yang digunakan adalah data hasil konversi tipe data shapefile(*.shp) ke dalam bentuk tipe data PostgreSQL (*.sql). Setelah data spasial dimasukkan ke dalam basis data postgreSQL langkah selanjutnya adalah memberikangix index, vacuum analyze, dan gid indexpada masing-masing tabel.

Langkah di atas dapat dilewati dengan menggunakan instalasi ekstensi postgis, versi ekstensi ini harus sesuai dengan versi PosgreSQL yang digunakan. Keunggulan dari ekstensi ini, tidak perlu adanya langkah yang dilakukan di atas, karena ketika instalasi ekstensi tersebut bisa langsung menambahkan komponen PostGIS dan template spatial database yang di dalamnya telah mencakup pembuatan index gid dan tabel spasial yg dibutuhkan seperti tabel geometry_columns ataupun tabel spatial_ref_sys. Untuk mempermudah memasukan tabel yang berasal dari berkas shapefile dan tidak perlu adanya konversi ke berkas *sql maka digunakan ekstensi Shape File to PosGIS Importer.

Integrasi dan Perancangan Antarmuka

Arsitektur Sistem

Perancangan arsitektur sistem didasarkan pada three tier architectureyang dikeluarkan oleh Microsoft Developer Network (2014) yaitu data tier, logic tier dan presentation tier. Arsitektur yang digunakan dalam pengembangan sistem dapat dilihat pada Gambar 8. Diagram hierarki SIG konservasi fauna kabupaten Garut dapat dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7.

(27)

17

mapfile tersebut dibangkitkan oleh Pmapper untuk menyajikan bentuk tampilan peta dengan menu navigasi yang interaktif dan dinamis.

Pada MapServer terjadi konversi data shapefile ke tiff/jpeg sehingga MapServer dapat menempatkan sebuah gambar peta statis pada halaman web. Gambar ditempatkan pada sebuah filedengan bentuk HTML. Proses dari tampilan MapServer, konfigurasi mapfile pada Pmapper, dan penanganan komunikasi antara client dan server terjadi pada lapisan logic tier.

Pada presentation tier, lapisan ini bertanggung jawab dalam penyedia antarmuka ke pengguna yaitu web browser. Pada lapisan inilah client melakukan sebuah permintaan ke web server.

Keuntungan dari three tier architecture salah satunya adalah perubahan pada antarmuka pengguna tidak saling mempengaruhi satu sama lain, membuat suatu aplikasi mudah berevolusi untuk memenuhi kebutuhan baru.

Gambar 8 Arsitektur sistem dengan Three Tier Architecture (Microsoft Developer Network2014)

Perancangan Antarmuka

Antarmuka sistem dibagi menjadi dua yaitu antarmuka sistem halaman utama dan antarmuka halaman peta dinamis. Halaman utama Sistem Informasi Geografis Konservasi Fauna Kabupaten Garut ini terdiri atas beberapa bagian, yaitu header, menu, form login, sekilas tentang Garut dan konservasi Fauna, dan footer. Tampilan perancangan antarmuka halaman utama dapat dilihat pada Gambar 9.

(28)

18

pencarian pada tombol search. Pada bagian tools terdapat pilihan download dan print peta dalam bentuk berkas *.jpeg, *.png, dan *.pdf. Bagian referensi berupa tampilan peta dasar yang statis dapat berupa berkas raster. Tampilan perancangan antarmuka halaman peta pada Gambar 10.

Gambar 9 Antarmuka halaman utama

Gambar 10 Antarmuka halaman peta

Pengembangan Sistem

(29)

19

Halaman peta konservasi fauna menggunakan data yang dikonversi dari shapefilemenjadi mapfile. Struktur umum mapfiledapat dilihat pada Gambar 11. Mapfilesecara umum terdiri atas pendefinisian objek map yang umumnya berisi tentang extension peta, size, pendefinisian objek layer, pendefinisian objek style, dan pendifinisian objek label.

Salah satu contoh pendefinisian objek layer dalam mapfile dengan tipe data polygon pada sistem yang terintegrasi dengan database dapat dilihat pada Gambar 12.

MAP …

LAYER

… CLASS

… STYLE …

END #AKHIR DEFINISI OBJEK STYLE

LABEL …

END #AKHIR DEFINISI OBJEK LABEL

END #AKHIR DEFINISI OBJEK CLASS

END #AKHIR DEFINISI OBJEK LAYER

END #AKHIR DEFINISI OBJEK MAP

Gambar 11 Struktur umum mapfile(Prahasta 2007)

Gambar 12 Pendefinisian objek layeryang terintegrasi basis data

(30)

20

kecamatan, layer penggunaan lahan untuk melihat daerah yang merupakan kawasan hutan dan pemukiman, layer biodiversitas untuk melihat tingkat biodiversitas suatu kecamata, layerjalan untuk melihat jalur jalan dan tipe jalan, kemudian layerdaerah konservasi. Halaman peta dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13 Halaman peta sistem informasi geografis konservasi fauna kabupaten Garut

Pengujian Sistem

Secara fungsional, sistem dapat digunakan pada browser Internet Explorer 6, Mozilla Firefox 3.0 dan Safari 4. Administrator dan pengguna umum dapat menggunakan sistem ini sesuai dengan dengan hak akses dan tanggung jawab yang telah ditentukan. Sesuai dengan pembagian kategori pengguna, administrator mempunyai hak akses dan tanggung jawab melakukan manajemen basis data, hanya saja manajemen data spasial tidak dapat dilakukan secara langsung dalam sistem ini dikarenakan batasan sistem. Untuk melakukan pengolahan dan pengeditan data spasial menggunakan perangkat ArcView.

Pengujian sistem dilakukan dengan menggunakan metode pengujian black-box. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi yang ada dalam sistem berjalan dengan baik serta memeriksa terjadinya error pada saat sistem digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan memeriksa kesesuaian input dan output yang dihasilkan oleh sistem. Hasil pengujian yang didapat dari serangkaian pengujian yang dilakukan menyatakan bahwa sistem berhasil menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik (Lampiran 8).

Penggunaan dan Perawatan Database

(31)

21

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Sistem Informasi Geografis (SIG) konservasi fauna kabupaten Garut berhasil dikembangkan melalui serangkaian tahapan analisis pembuatan peta konservasi dan pengembangan sistem. Data pada sistem berupa data spasial dan data atribut berbentuk vektor yang telah diolah sebelumnya menggunakan perangkat lunak ArcView.

SIG konservasi fauna kabupaten Garut dikembangkan sebagai sistem yang menyediakan informasi tentang wilayah konservasi, berbasis web, dinamis, dan interaktif. Informasi tersebut, meliputi batas wilayah administrasi kecamatan di kabupaten Garut, penggunaan lahan, kawasan habitat, tingkat prioritas, dan area konservasi sehingga memudahkan pengguna mencari wilayah yang tepat guna untuk pembangunan. Sistem ini dinamis dikarenakan dalam penyajian dikembangkan dengan menggunakan framework Pmapper yang menyediakan fungsi multiple. Sistem ini diuji dengan pengujian Black-box dan dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik.

Saran

Sistem informasi geografis ini memiliki kekurangan dalam proses analisis peta konservasi maupun kekurangan dari sistem yang telah dibangun. Kekurangan dari segi analisis yaitu perlu adanya analisis lanjutan dari seorang ahli yang dapat menentukan kriteria prioritas bukan hanya dari jumlah fauna tetapi dari tingkat biodiversitas suatu daerah. Dari segi sistem kekurangannya yaitu sistem ini melakukan pengolahan data di ArcView dan halaman peta terbatas menampilkan data saja tanpa dapat melakukan pengolahan data oleh pengguna. Dengan demikian, penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan pengolahan data langsung pada halaman peta, masukan data dapat berupa data raster, dan adanya halaman admin untuk pengolahan data pada PostgreSQL.

DAFTAR PUSTAKA

Aini IK. 2009. Sistem Informasi Geogrofis Fasilitas Kota Bogor Menggunakan Framework Pmapper. [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor

[BPDAS Citanduy] Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Cimanuk-Citanduy. 2010. Rencana Strategis (Renstra) BPDAS Cimanuk-Citanduy 2010-2014. Bandung (ID): BPDAS.

Budiyanto E. .2003. Sistem Informasi Geografis Menggunakan Arc View GIS. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

(32)

22

Evans D, Yen David C. 2007. American E-Government Service Sectors and Applications. Di dalam: Potter M, Roth K, Neidig J, Reed S, editor. Encyclopedia of Digital Government. Volume 3. Hershey(US): Idea Group. hlm 49-55.

Gordon A, Simondson D, White M, Moilanen A, Bekessy SA. 2009. Integrating conservation planning and landuse planning in urban landscapes. Landscape and Urban Planning. Vol. 91, 183-194

Khairani WD. 2011. Pengembangan dan Implementasi Web GIS Kampus IPB Dramaga. [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Microsoft. 2014. Three-Tier Architecture homepage. Microsoft Developer Network. [diacu 13 Januari 2014]. Tersedia dari : http://msdn.microsoft.com/en-us/library/ms685068(VS.85).aspx

Prahasta E. 2007. Membangun Aplikasi Web-based GIS dengan MapServer. Bandung: Informatika.

(33)

23

Lampiran 1 Deskripsi proses dalam SIG konservasi fauna kabupaten Garut

Level Id Proses Nama Proses Data Input Data Output Deskripsi Proses

1 1 Menampilkan

Peta Konservasi Fauna

Kabupaten Garut

Navigasi peta Informasi peta Konservasi Fauna Kabupaten Garut

Menyediakan informasi peta Konservasi Fauna kabupaten Garut. Peta bersifat interaktif yaitu dapat dilakukan operasi-operasi sesuai fungsi yang tersedia. 2 1.1 Memilih layer

peta

Klik (berikan tanda X) pada text box pilihan layer

Tampilan peta sesuai dengan layer yang dipilih kembali keadaan peta dengan koordinat

1.4 Back Klik Tombol Back Kembali ke tampilan peta satu operasi zoom sebelumnya

Sistem menampilkan kembali keadaan satu operasi zoom sebelumnya (bila ada) 1.5 Forward Klik Tombol

Forward

Kembali ke tampilan peta satu operasi zoom setelahnya

Sistem menampilkan kembali keadaan satu operasi zoom setelahnya (bila ada).

1.6 Pan Klik Tombol Pan

lalu pilih lokasi pada peta yang akan digeser

Tampilan peta sesuai dengan pergeseran posisi tampilan yang diinginkan 1.9 Identifikasi layer Klik Tombol

(34)

24

Level Id Proses Nama Proses Data Input Data Output Deskripsi Proses

1.10 Identifikasi layer keluaran berupa tabel atribut objek terkait. jarak yang sebenarnya di dunia nyata sesuai dengan perbandingan skala peta.

1.12 Search Peta Memilih layer yang akan dicari kemudian

memasukkan nama yang akan dicari

Peta dengan layer yang dicari

Sistem menampilkan layer yang dicari dengan memberikan warna yang berbeda untuk lokasi yang dicari.

1.13 Print preview Klik tombol Print preview dan pilih Print preview sesuai dengan skala yang diinginkan.

1 1.1 Kontrol data content web

Masukkan username dan password pada form login

Tampilan menu admin

Sistem melakukan verifikasi password dan menampilkan menu

Sistem menampilkan isi halaman dari masing-masing submenu

Tampilan form isian buku tamu

Sistem menampilkan formisian buku tamu

1.4 Melihat isi buku tamu

Sistem menampilkan isi buku tamu yang ada di dalam databasesistem 1.5 Melihat isi menu

kontak kami

2.2 Hapus data Klik tombol hapus dan pilih informasi yang akan dihapus

Tampilan data yang telah di-delete

Sistem melakukan penghapusan data pada content web.

2.3 Tambah data Klik tombol tambah dan pilih informasi yang akan dihapus

Tampilan data yang telah ditambahkan

Sistem melakukan penambahan data pada content web.

2.4 Logout Klik menu logout Tampilan Halaman Utama

(35)

25

Lampiran 2 DFD level 1 dan level 2 Sistem Informasi Geografis Konservasi Fauna Kabupaten Garut

1. Menampilkan

Peta

2. Pencarian

3. Pengeditan Data

Administrator Pengguna Umum

Perintah operasi peta

Tampilan peta

Perintah operasi peta

Tampilan peta

Kata yang dicari Kata yang dicari

Informasi hasil pencarian

Informasi hasil pencarian

Data Atribut Peta

Kata yang dicari Semua kata kunci yang dicari

DBMS PostgreSQL

Data Wilayah Konservasi Data Wilayah Konservasi DBMS PostgreSQL

Data peta

Data terbaru

(36)

26

Lampiran 3 Survei Perangkat Keras

Software Prosesor Memori Kapasitas Minimum

Harddisk

Minimum Resolusi Layar

Windiws XP SP 2 x64 Pentium 233 MHz 64 MB 1,5 GB 800 × 600 display

Windows 8 Pro x64 Pentium 1 Ghz 1 GB 16 GB 800 × 600 display

Arcview GIS 3.3 Pentium 450 MHz 24 MB 300 800 × 600 display

Quantum GIS 1.7.4 Pentium III 1 GHz 256 MB 200 MB 800 × 600 display PostgreSQL Intel Pentium 64 MB 220 MB 800 × 600 display

MySQL Oentium 166 MHz 64 MB 95 MB 800 × 600 display

(37)

27

Lampiran 5 Desain physicalbasis data SIG konservasi fauna kabupaten Garut

Atribut dalam layeradministrasi, habitat, biodiversitas, konservasi

Nama Field Tipe Data (Ukuran) Keterangan

gid int Id spasial

tingkat_biodiversitas character varying (16) Tingkat biodiversitas dari setiap kecamatan

kecamatan character varying (16) Nama kecamatan

count int Luas wilayah penggunaan lahan

dengan satuan m2 keterangan character varying (16) Nama penggunaan lahan habitat character varying (16) Jenis habitat

jumlah_fauna int Jumlah fauna yang dilindungi

the_geom geometry Berisi informasi spasial

multipoligon

Geometry_columns

Nama Field Tipe Data (Ukuran) Keterangan

f_table_catalog varchar (30) Bernilai ‘ ” ‘

f_table_schema varchar (30) Hak akses tabel (publik)

f_table_name varchar (30) Nama tabel yang memiliki atribut spasial f_Geometry_column varchar (30) Nama kolom yang berisi informasi spasial

(kolom the_geom)

coord_dimension int Dimensi informasi spasial (bernilai “2”)

srid int Bernilai “-1”

type varchar (30) Tipe informasi spasial (multipoligon, multiline, point)

Spatial_ref_sys

Nama Field Tipe Data (Ukuran) Keterangan

srid int Id Sistem Referensi Spasial

auth_name varchar (14) Bernilai “EPSG”

auth_srid int Id Sistem Referensi Spasial dari auth_name

srtext varchar (80) Representasi WKT (Well Known Text) dari Sistem Referensi Spasial

(38)

28

Lampiran 6 Diagram Hierarki Sistem

Lampiran 7 Diagram Hirarki Antarmuka Peta

Lampiran 8 Hasil Pengujian Black-box

No Kelas Uji Deskripsi Uji Kondisi Awal

(39)

29

No Kelas Uji Deskripsi Uji Kondisi Awal

(40)

30

No Kelas Uji Deskripsi Uji Kondisi Awal

Skenario Uji Hasil yang Diharapkan interest dan klik lokasi pada peta

Tampilan layeryang dicari dengan memberikan warna yang berbeda untuk lokasi yang dicari

Sukses

(41)

31

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di kabupaten Majalengka, Jawa Barat, 23 Juli 1989 sebagai anak kedua dari pasangan Bapak Kuswadi dan Ibu Eem Suhaemi. Penulis sejak tahun 1996 tinggal di kabupaten Garut hingga sekarang serta mengenyam pendidikan di sana. Penulis merupakan lulusan dari SMAN 1 Garut (2005-2008) dan SMPN 1 Garut (2002-2005).

Gambar

Gambar 1  Metode Penelitian (Department of Geography University at Buffalo 2004)
Gambar 3. Gambar 2 Tahapan Perancangan Peta Konservasi Fauna (Gordon 2009)
Gambar 3 Diagram Konteks (DFD level 0) SIG Konservasi Fauna
Tabel 1 Basis data SIG konservasi fauna kabupaten Garut
+7

Referensi

Dokumen terkait

Minuman SBJB yang diberi penambahan bulir buah pada mixing tank memiliki berat bulir yang lebih rendah dibandingkan dengan minuman SBJB yang ditambahkan bulir buah pada

2) Menu kuis : menu ini berisi latihan soal operasi bilangan yang terdiri dari 12 soal secara acak. 3) Menu permainan : menu ini memiliki 2 pilihan permainan, yaitu

Untuk mengatasi masalah sering terjadinya kebuntuan saringan pasir lambat akibat kekeruhan air baku yang tinggi, dapat ditanggulangi dengan cara modifikasi disain

Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?” Kata imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi kepada Yesus,

sisi kecantikan secara isik dari para Muslimah tetap diperhitungkan. Misalnya adalah ketika ada seorang Muslimah yang dapat menghafal 30 Juz, tetapi berbibir

Banyak guru yang memiliki pertanyaan seputar belajar dan mengajar terangsang untuk menghubungkannya dengan berbagai tingkat dari taksonomi yang dibuat oleh Bloom, dan dapat

[r]

Dalam berbagai dataran dialog dari apa yang telah dijelaskan diatas, saya menganalisis bahwa bentuk aplikasi dari dialog antar umat beragama dalam Masjid Baitul