• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN PERLINDUNGAN KORBAN KEJAHATAN EKONOMI DI BIDANG PERBANKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEBIJAKAN PERLINDUNGAN KORBAN KEJAHATAN EKONOMI DI BIDANG PERBANKAN"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

1

Dimuat dalam majalah hukum fak. Hukum uned 2001

KEBIJAKAN PERLINDUNGAN KORBAN

KEJAHATAN EKONOMI DI BIDANG PERBANKAN

(Oleh: M. Arief Amrullah, S.H.,M.Hum)

A. PENDAHULUAN

Mengkaji tentang perlindungan korban, tidak bisa dilepaskan dari

tujuan diselenggarakannya Negara Republik Indonesia, yaitu sebagaimana

dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea ke-4: "melindungi segenap

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk

memajukan kesejahteraan umum,....".

Ide dasar yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut,

sebenarnya ada hubungannya dengan konsep negara kesejahteraan

(welfare state) yang meninggalkan konsep negara klasik (Negara Penjaga

Malam). Dalam kaitan ini, Friedmann (1971: 3) mengemukakan, bahwa

dalam konsep welfare state ini, negara bertanggung jawab terhadap

pelayanan bagi masyarakat.

Untuk mewujudkan tanggung jawab negara terhadap rakyatnya, maka

munculnya konsep welfare state ini, yang berarti negara dalam melakukan

campur-tangan terhadap kehidupan ekonomi, dimaksudkan agar setiap

warga negara dapat menikmati demokrasi ekonomi, yaitu demokrasi dalam

arti senyata-nyatanya dan dalam arti seluas-luasnya. Campur tangan

tersebut, antara lain berupa penyediaan kemudahan-kemudahan terutama

yang ditujukan kepada golongan masyarakat yang paling miskin atau paling

(2)

2

Kaitannya dengan perlindungan terhadap korban kejahatan ekonomi

di bidang perbankan, maka negara harus bertanggungjawab dalam upaya

mengangkat harkat dan martabat manusia yang merupakan perwujudan

perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia. Dalam konteks ini, Hadjon

(1987: 38) mengatakan, bahwa prinsip perlindungan hukum bagi rakyat

terhadap tindak pemerintahan bertumpu dan bersumber dari konsep tentang

pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia.

Dengan demikian, perlindungan terhadap korban kejahatan ekonomi

di bidang perbankan, pada dasarnya merupakan bagian dari perlindungan

terhadap hak-hak asasi manusia secara keseluruhan (universal). Munculnya

kecenderungan perhatian terhadap studi tentang korban, terdapat beberapa

alasan, yaitu sebagaimana

yang dikemukakan oleh Mardjono Reksodiputro (1987: 97), ada dua arus

yang perlu diketahui sehubungan dengan perhatian para ilmuwan terhadap

victimology, yaitu :

1. adanya pikiran bahwa negara turut bersalah dalam terjadinya korban, karena itu sewajarnyalah negara memberikan kompensasi kepada korban;

2. adanya aliran pemikiran baru dalam kriminologi yang meninggalkan pendekatan positivis, dan lebih memperhatikan proses-proses yang terjadi dalam sistem peradilan pidana dan struktur masyarakatnya (critical criminology), pandangan kriminologi kritis ini banyak mempengaruhui pemikiran dalam victimology.

Menelaah mengenai upaya perlindungan terhadap korban kejahatan

ekonomi di bidang perbankan, merupakan suatu hal yang perlu

dikedepankan, karena melihat berbagai kebijakan di bidang perbankan yang

telah digulirkan oleh pemerintah yang diawali dengan paket Juni 1983

sampai dengan paket 27 Oktober 1988, ternyata lebih banyak segi

Referensi

Dokumen terkait

Namun dalam memberikan pertimbangan hukum dalam menjatuhkan keputusan hanya berpedoman kepada sahnya kesepakatan masing-masing pihak, tanpa memperhatikan bantahan

 Asking and Giving Opinion (Bertanya dan memberi opini)..  Expressing Likes

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN

Karena dengan media audio visual peserta didik tidak hanya mendengarkan uraian dari penjelasan guru tetapi peserta didik juga mengamati film- film pendek yang ditayangkan

Maka hipotesis ketujuh yang menyatakan bahwa Human Relation berpengaruh secara tidak langsung terhadap Loyalitas dimediasi melalui Motivasi dapat diterima. Agus Tugas

Proses perengkahan residue ini dimungkinkan dengan pemanasan umpan menggunakan visbreaking unit fired heater dan rapid quenching fluida keluar fired heater, yang memudahkan

(5) Pemegang IUPK Operasi Produksi sebagai Kelanjutan PKP2B yang telah melaksanakan kewajiban Pengembangan dan/atau Pemanfaatan Batubara secara terintegrasi di dalam negeri

Salah satu model pembelajaran yang dapat menjelaskan konsep-konsep fisika serta dapat memberi kesempatan pada peserta didik untuk meningkatkan kreativitasnya adalah