RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI
PEMESANAN ONLINE pada PERUSAHAAN KONVEKSI
CV. ALFISA (STUDI KASUS: PAKAIAN SERAGAM)
Putro Utomo Nurfatihi
a, Zainuddin Bey Fananie
bdan Bakri La Katjong
caMahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
bStaf Pengajar Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tel : (021) 7493606 Fax : (021) 7493315
cStaf Pengajar Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tel : (021) 7493606 Fax : (021) 7493315
ABSTRAK
Seiring perkembangan teknologi informasi dan komputerisasi dalam beberapa tahun ini, khususnya dalam bidang perdagangan bebas. Sehingga memicu setiap pelaku bisnis dan usaha untuk meningkatkan daya saingnya dalam mendapatkan dan menyampaikan informasi dengan cepat dan up-to-date, CV. Alfisa yang bergerak dibidang konveksi, selama ini menawarkan produk-produk mereka melalui sales disekitar wilayah JABODETABEK dengan cara bertemu langsung, yang memerlukan banyak waktu untuk satu pelanggan. Apabila perusahaan ingin mengembangkan usahanya ke luar kota maka sistem tersebut dinilai sudah tidak layak lagi, karena hal ini memerlukan lebih banyak waktu, tenaga dan biaya. Oleh karena itu, dengan adanya sistem pemesanan secara online diharapkan dapat memecahkan permasalahan diatas. Metode pengumpulan data penelitian dengan studi lapangan dan studi pustaka, serta metode pengembangan sistem menggunakan model System Development Life Cycle (SDLC) secara terstruktur dengan DFD, ERD, STD sebagai alat perancangan sistem. Menggunakan PHP sebagai bahasa pemrograman dan MySQL sebagai media penyimpanan basisdatanya.
Keywords: Sistem Informasi, SDLC, DFD, ERD, STD, PHP, dan MySQL.
1.Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Penelitian
Seiring perkembangan teknologi informasi dan komputerisasi dalam beberapa tahun ini, khususnya dalam bidang perdagangan bebas. Sehingga memicu setiap pelaku bisnis dan usaha untuk bersaing dalam mendapatkan dan menyampaikan informasi dengan cepat dan up-to-date. Karena perdagangan bebas dapat didefinsikan sebagai tidak adanya hambatan buatan (hambatan yang diterapkan pemerintah) dalam perdagangan antar individual-individual dan
perusahaanperusahaan yang berada di negara yang berbeda (Eko Suwono, 2010)
konsumen dimanapun mereka berada (tidak terbatas oleh jangkauan geografis perusahaan) (Adi Nugroho, 2006 : 8).
CV. Alfisa adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang konveksi. Perusahaan tersebut selama ini memasarkan produk–produk mereka melalui pegawai
sales, yaitu para sales mengunjungi satu persatu calon pelanggan dan menunjukkan disain dan contoh bahan yang dimiliki oleh perusahaan. Karena itu semenjak berdiri dari belasan tahun yang lalu dalam melakukan transaksi penjualan, perusahaan hanya mampu menjangkau para calon dan pelanggan di wilayah JABODETABEK.
Semenjak akhir tahun 2007 sampai sekarang banyak calon pelanggan dari luar wilayah JABODETABEK yang ingin melakukan pembelian namun karena terbatasnya jumlah sales dan kemungkinan akan memerlukan lebih banyak waktu, tenaga dan biaya. Maka sistem yang biasa digunakan untuk para pelanggan yang berada di wilayah JABODETABEK tidak layak lagi. Berdasarkan realitas tersebut, Pada kesempatan ini penulis tertarik, untuk membuat suatu peneltian yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Pemesanan Online pada Perusahaan Konveksi CV. Alfisa (Studi Kasus: Pakaian Seragam)”.
1.2 Tujuan Penelitian
1. Terwujudnya sistem pemesanan online
yang dapat menghemat tenaga, waktu, dan biaya pemasaran dengan berbasis
website.
2. Memberikan kemudahan baik kepada calon pelanggan dalam melakukan pemesanan dan bagi perusahaan dalam menerima pesanan dari pelanggan.
2. Landasan Teori
2.1 Konsep Sistem Informasi
2.1.1 Konsep Dasar Sistem
Dalam buku analisis dan desain karangan Jogiyanto Hartono menjelaskan bahwa terdapat dua kelompok pendekatan didalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya (Hartono, 2005 : 1). Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada
prosedur mendefinisikan sistem yaitu adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Hartono, 2005 : 1). Pendekatan yang menekankan pada prosedur lebih menekankan pada urutan-urutan operasi didalam sistem.
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai berikut (Hartono, 2005 : 2): sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Komponen-komponen atau subsistem-subsistem dalam suatu sistem tidak dapat berdiri sendiri-sendiri. Komponen-komponen atau subsistem saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk suatu kesatuan sehingga tujun atau sasaran sistem tersebut tercapai.
2.1.2 Karakteristik Sistem
Suatu sistem biasanya terdiri dari tiga tahapan utama pada umumnya yaitu input,
process, dan output. Namun sistem juga mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu. Karakteristik dari suatu sistem menurut Jogiyanto adalah sebagai berikut (Hartono, 2005 : 3):
1. Komponen sistem (Components) Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat-sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
2. Batasan sistem (Boundary)
Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem lainnya atau sistem dengan antara sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
3. Lingkungan luar sistem (Environments)
luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat menguntungkan dan dapat juga merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem tersebut, dengan demikian harus selalu dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar sistem yang merugikan harus dikendalikan, karena kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut. 4. Penghubung (Interface)
Sebagai media yang menghubungkan satu subsistem dengan subsistem yang lainnya disebut dengan penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain. Keluaran suatu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem yang lain dengan melalui penghubung. Dengan penghubung tersebut dapat terjadi suatu integrasi antar subsistem yang membentuk satu kesatuan.
5. Masukan (Input)
Energi yang dimasukan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Sebagai contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, program adalah maintenance input
yang digunakan untuk mengoperasikan komputer, sementara data adalah sinyal input yang akan diolah menjadi informasi.
6. Keluaran (Output)
Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain. Seperti contoh sistem informasi, keluaran yang dihasilkan adalah informasi, yang mana informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang merupakan input bagi subsistem lainnya.
7. Pengolah (Process)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. Sebagai contoh sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi
laporan-laporan yang dubutuhkan oleh pihak manajemen.
8. Sasaran (Objectives) atau tujuan (Goal)
Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.
2.1.3 Konsep Dasar Informasi
Informasi ibarat darah yang mengalir didalam tubuh suatu organisasi, sehingga informasi ini sangat penting didalam suatu organisasi. Suatu system yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi luruh, kerdil, dan akhirnya berakhir. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. (Jogiyanto, 2005 : 7)
Sumber dari informasi adalah data, data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. (Jogiyanto, 2005 : 8)
2.1.4 Kualitas Informasi
Kualitas dari informasi tergantung dari tiga hal, yaitu informasi haru akurat (accurate), tepat waktu (timeliness), dan relevan (relevance). (Jogiyanto Hartono, 2005 : 10):
Akurat, berarti informasi harus bebas
dari kesalaha-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan bayak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.
Tepat pada waktunya, berarti
informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.
Relevan, berarti informasi tersebut
mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.
2.1.5 Konsep Dasar Sistem Informasi
Sistem informasi didefinisikan oleh Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. (Jogiyanto Hartono, 2005 : 11)
2.2 Bussiness, Commerce, dan E-Marketting
2.2.1 Definisi E-Bussiness
Menurut Turban dan kawan-kawan,
e-business merupakan definisi yang lebih luas dari e-commerce, e-business tidak hanya meliputi pembelian dan penjualan barang dan jasa. Tetapi juga melayani para pelanggan, dan berkerjasama dengan mitra usaha, serta melakukan transaksi elektronik didalam sebuah organisasi.
Jadi e-business tidak hanya melakukan kegiatan jual-beli saja, tetapi juga melayani para pelanggannya agar tetap menjadi pelanggan yang setia. Dan juga melakukan kerjasama dengan mitra usaha yang lain untuk menciptakan suatu produk barang dan jasa yang inovatif, yang dapat bertransaksi elektronik melalui Internet
dengan tujuan mengurangi segala jenis pencatatan pada organisasi atau perusahaan dengan media kertas (paperless)
(Turban. dkk, 2004 : 3).
2.2.2 Definisi E-Commerce
Turban dan kawan-kawan mendefinisikan e-commerce sebagai suatu proses penjualan, pembelian, proses transfer atau pertukaran produk, servis dan informasi melalui jaringan komputer, termasuk
Internet (Turban. dkk, 2004 : 3).
E-commerce dapat didefinisikan sebagai cara untuk menjual dan membeli barang-barang (dan jasa) lewat jaringan
Internet (Nugroho, 2006 : 5). Dari kedua definisi diatas, penulis menyimpulkan e-commerceadalah kegiatan perdagangan baik itu pembelian, penjualan, pemasaran, pembayaran, maupun pelayanan yang berupa barang atau jasa yang dilakukan melalui suatu koneksi yang terhubung dengan jaringan Internet.
2.2.3 Jenis-jenis Transaksi Dalam
E-Commerce
Ada beberapa jenis transaksi dalam e-commerce, menurut Turban dan kawan-kawan ada delapan jenis klasifikasi dari sifat-sifatnya dan interaksinya, diantaranya
adalah sebagai berikut (Turban. dkk, 2004 : 7-8):
1. Business-to-business (B2B). Jenis transaksi B2B ini, semua peserta baik itu penjual atau pembeli merupakan suatu organisasi atau pebisnis (pengusaha).
2. Business-to-costumer (B2C). Jenis transaksi B2C ini, dimana bisnis-bisnis penjualan ditujukan kepada para pembeli secara perorangan atau individual.
3. Business-to-business-to-costumer
(B2B2C). Jenis transaksi B2B2C ini merupakan suatu bisnis yang menyediakan beberapa produk atau pelayanan kepada mitra bisnis yang melayani dan mengurus para pelanggan mereka sendiri.
4. Costumer-to-Business (C2B). Jenis transaksi C2B ini, mengikutsertakan seseorang (individu) yang menggunakan Internet, untuk menjual produk produk-produk atau layanan kepada organisasi, atau untuk perorangan yang bertujuan untuk menawarkan produk-produk atau layanan yang mereka butuhkan. Salah satunya dengan cara pihak perseorangan tersebut membangun halaman web yang dapat diakses oleh pihak perusahaan-prusahaan.
5. Costumer-to-costumer (C2C). Jenis transaksi ini, hubungan bisnis dimana pihak perseorangan secara langsung menjual kepada pelanggan lainnya. 6. Business-to-employee (B2E). Jenis
transaksi ini, dimana suatu organisasi mengantarkan pelayanan, informasi, atau produk-produk kepada para karyawan mereka sendiri.
7. E-Government. Dalam e-governtment electronic commerce, pihak pemerintah membeli atau menyediakan barang-barang, pelayanan, atau informasi untuk para pebisnis (pengusaha).
8. M-Commerce (Mobile Commerce).
2.2.4 E-Marketing (Pemasaran Elektronik)
(Nugroho, 2006 : 203) Menurut American Marketing Association (Electronic Commerce tulisan Marilyn Greenstein dan Miklos Vasahelyi) yang dikutip oleh Nugroho, menjelaskan pemasaran dapat didefinisikan sebagai proses analisis, perencanaan, dan implementasi konsep-konsep penetapan harga (pricing), promosi (promotion), serta penyebaran (distribution) ide-ide, barang-barang, dan layanan-layanan, untuk menciptakan pertukaran-pertukaran yang memuaskan, baik untuk sasaran-sasaran organisasi maupun untuk sasaran-sasaran pribadi. Ada istilah empat ”P” yang diterapkan pada pemasaran diInternet, yaitu (Nugroho, 2006 : 205-214):
2.2.5 Jenis-Jenis Pembayaran di Internet
Menurut Adi Nugroho, jenis-jenis pembayaran diInternetdapat dilakukan melalui 6 cara yaitu (Nugroho, 2006 : 80-91):
1. Kartu magnetik (Magnetic Stripe Card): Adalah kartu plastik kecil yang memilki pita termagnetisasi di permukaannya. Kartu magnetik digunakan secara luas untuk aplikasi-aplikasi seperti kartu debit, kartu kredit, kartu telpon, kartu ATM, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, kartu magnetik dapat diperluas fungsinya menjadi kartu yang dapat digunakan untuk melakukan transaksi-transaksi pembelian barang dan/atau jasa dalam kaitannya dengan perdagangan elektronik.
2. Kartu kredit: Dalam transaksi menggunakan kartu kredit, konsumen memerlukan nomor kartu kreditnya ke pedagang. Pedagang kemudian dapat memverifikasi nomor itu ke bank penerbit dan kemudian dibuat slip pembelian bagi konsumen untuk disetujui. Pedagang kemudian menggunakan slip pembelanjaan itu untuk mendapatkan uang dari bank. Pada periode berikutnya, konsumen akan menerima pernyataan dari bank yang mencatat transaksi yang bersangkutan. Dalam suatu kasus, konsumen mungkin dapat menelusuri situs web dan memasukkan nomor kartu kredit pada form pemesanan dan mengklik tombol Submit untuk mentransmisikan informasi yang
bersangkutan ke server web milik pedagang.
3. Cek elektronik: Sistem pembayaran menggunakan kartu kredit tidak dapat disangkal lagi merupakan sistem pembayaran yang paling populer dalam perdagangan diInternet, tetapi kartu kredit bukan satu-satunya metode pembayaran diInternet. Ada dua sistem yang telah dikembangkan, yaitu oleh Financial Services Technology Corporation (FTSC) dan oleh CyberCashyang memungkinkan konsumen menggunakan cek elektronik untuk membayar secara langsung kepada pedagang di web. Cek elektronik dapat dibuktikan lebih unggul dari cek kertas dalam satu aspek yang signifikan. Sebagai pengirim, konsumen dapat melindungi dirinya dari kecurangan-kecurangan yang mungkin muncul dari penyingkapan nomor rekening oleh orang yang tidak berhak. Cek elektronik ini menggunakan tanda tangan digitaluntuk penandatanganan dan penyetujuan terhadap transaksi yang dilakukan.
4. Digital cash: Digital cashatau e-cash
bertindak dengan cara yang mirip, versi digital lebih menarik sebab
digital cash sangat bersifat pribadi,
digital cash sangat menghargai privasi. Digital cash juga merupakan sistem yang sesuai untuk melakukan transaksi komersial yang melibatkan nilai uang dengan jumlah yang tidak terlalu banyak. Saat ini diInternet,
digital cash dipandang sebagai aplikasi gelombang baru untuk perdagangan elektronik.
pencurian. Selain itu, dibandingkan dengan kartu kredit atau kartu debit, kartu pintar juga seringkali lebih aman, karena kartu pintar memiliki mikroprosesor di dalamnya dan data-data pada kartu pintar juga dapat disandikan (dienkripsi) menggunakan protokol SET (Secure Electronic Transaction).
6. Electronic Data Interchange (EDI): EDI telah digunakan sejak tahun 1960-an di Amerika Serikat, tetapi penggunaannya hanya terbatas pada perusahaan-perusahaan besar dengan para penyedianya (supplier) yang saling bekerja sama lewat jaringan pribadi yang dinamakan VAN (Value Added Network). Penyedia layanan EDI memelihara VAN, dengan masing-masing kotak surat (mailbox) untuk masing-masing rekanan bisnis. Penyedia layanan ini menyimpan kemudian mengirimkan pesan-pesan EDI antarrekanan kerja. Masing-masing perusahaan menggunakan EDI untuk mengendalikan bisnisnya. Dalam hal ini, masing-masing perusahaan yang berpartisipasi harus memiliki perangkat lunak EDI untuk menerjemahkan data-data EDI ke format-format yang digunakan oleh sistem basis data milik perusahaan. Penyedia layanan EDI saat ini menawarkan akses ke layanan EDI yang terkemas di pusat-pusat komputer mereka sehingga perusahaan-perusahaan tidak perlu memelihara perangkat keras dan perangkat lunak terlalu banyak. Dengan pergerakan implementasi EDI yang lebih fleksibel, beberapa dari mereka dapat menggunakan formulir-formulir yang dilengkapi penggunaan browser web, banyak perusahaan-perusahaan berskala kecil menengah mulai menggunakan EDI untuk bisnis mereka.
2.3 Database
2.3.1 Konsep Database
Terkait dengan databaseterdapat kata dasar yaitu data. Dalam pengertiannya menurut Abdul Kadir data adalah suatu bahan mentah yang kelak dapat diolah lebih lanjut untuk menjadi sesuatu yang lebih bermakna (Kadir, 2009 : 3). Data digital
yang disimpan kedalam perangkat keras berupa harddisk saat ini tidak hanya berupa
teks, tetapi bisa berupa gambar, suara (audio), dan gambar bergerak (video). Data-data inilah yang kelak dapat disimpan kedalam database.
Pengertian database itu sendiri menurut Connolly dan Begg adalah sebuah kumpulan bersama data-data logis yang saling terkait, dan keterangan dari data-data ini dirancang untuk mempertemukan informasi yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi (Connolly dan Begg, 2005 : 15). Awalnya database ini digunakan itu mengomputerisasi data-data yang dicatat secara manual, untuk menghindari penggandaan data (duplikasi data).
Menurut Ramakrishman yang dikutip oleh Abdul Kadir, database adalah kumpulan data yang umumnya menjabarkan aktivitas-aktivitas dari satu atau lebih organisasi yang terkait (Kadir, 2009 : 9).
Seiring perkembangannya database
sekarang ini tidak hanya untuk menyimpan data-data dalam jumlah tertentu, tetapi juga dapat diolah untuk proses perubahan data tanpa membuat perubahan pada program yang memroses data. Contohnya dapat melakukan proses penambahan, up-date
(pembaruan), dan menghapus data.
2.3.2 DatabaseRelasional
Salah satu jenis database yang terkenal saat ini adalah databaserelasional.
Database relasional adalah jenis database
yang menggunakan model relasional (Kadir, 2009 : 15). Pada model relasional data disusun dalam bentuk sejumlah relasi (hubungan) atau tabel. Didalam setiap tabelnya terdapat sejumlah data menurut baris dan kolom. Misalnya data seorang mahasiswa. Penulis mengasumsikan terdapat satu buah tabel mahasiswa yang pada kolom pertama berisi nama-nama mahasiswa, sedangkan kolom yang kedua berisi NIM.
Apabila seseorang melihat data mahasiswa berdasarkan kolom nama, maka yang akan dia dapatkan adalah urutan nama mahasiswa saja tanpa ada NIM, sebaliknya apabila seseorang tersebut menginginkan melihat data mahasiswa berdasarkan baris, maka dia akan mendapatkan informasi nama mahasiswa berikut dengan NIMnya.
Pada model relasional, satu tabel bisa berhubungan dengan tabel lain. Hubungan dibentuk melalui yang dalam istilahnya yaitu disebut primary key dan foreign key.
foreign key adalah suatu kolom yang merujuk ke primary keypada tabel yang lain (Kadir, 2009 : 16).
2.3.3 DBMS (Database Management
System)
Database Management Systemadalah suatu perangkat lunak yang ditujukan untuk menangani penciptaan, pemeliharaan, dan pengendalian akses data (Kadir, 2009 : 17). Dengan adanya perangkat lunak seperti ini memudahkan dalam melakukan pengelolaan data. Sejauh ini sudah ada beberapa perangkat lunak DBMS ini baik yang berbayar ataupun yang gratis (open source), untuk yang berbayar contohnya Ms Access,
Oracle, Microsoft SQL Server. Dan untuk yang gratisan yaitu MySQL, PostgreSQL, walaupun sifatnya terbuka tetapi perangkat lunak ini sudah banyak yang memakainya. DBMS ini biasanya dikelola oleh seseorang yang biasa disebut administrator.
2.4 Bahasa Pemrograman 2.4.1 PHP
PHP merupakan singkatan dari PHP Hypertext Processor adalah bahasa pemrograman script yang bersifat server side yang di-Embed dalam HTML (Fajar Junaedi, 2005 : 14). PHP dapat dimasukkan ke dalam Tag HTML, untuk melihat hasil dari perintah PHP tersebut terlebih dahulu diproses oleh web server yang kemudian menampilkan kembali hasil dari perintah tersebut ke layar monitor user melalui sebuah browser, browser merupakan perangkat lunak untuk menerjemahkan perintah server dan menampilkan kembali dalam bentuk tampilan halaman web.
Tujuan awal diciptakannya bahasa PHP oleh Rasmus Lerdorf untuk mencatat pengunjung-pengunjung yang membuka halaman resumenya di web (Nugroho, 2006 : 61). Namun dalam perkembangannya, saat ini PHP digunakan untuk membuat suatu situs webmenjadi dinamis, yang seolah-olah dapat berinteraksi dua arah. Dan salah satu kelebihan dari PHP ini sifatnya berupa sistem terbuka (open source), siapapun orang di seluruh penjuru didunia yang tertarik dengan bahasa pemrograman ini dapat mendalaminya dan mengembangkannya secara gratis, dan juga mampu mendukung dengan perangkat lunak
database.
Selain ASP (Active Server Page) buatan Microsoft yang notabene bersifat komersil, dan JAVA, PHP yang secara sintaksnya mirip dengan bahasa
pemrograman C/C++, merupakan satu dari sejumlah bahasa script server side yang paling banyak dipakai saat ini.
2.4.2 MySQL
MySQL adalah salah satu jenis
database server, yang sangat terkenal. Kepopulerannya disebabkan MySQL
menggunakan SQL sebagai bahasa dasar untuk mengakses databasenya. MySQL
termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management System), itulah sebabnya istilah seperti tabel, baris, kolom digunakan pada MySQL (Abdul Kadir, 2003 : 353). Perangkat lunak server MySQL
pertama dibuat oleh Michael "Monty” Widenius dan timnya pada tahun 1994,
MySQLbersifat free(gratis), namun MySQL
terdiri dari dua lisensi yaitu (Saputro, 2005 : 1-2) :
1) Lisensi free (free software/open source GNU General Public Licence). MySQL ini bebas digunakan, dimodifikasi source
programnya dengan catatan harus dipublikasikan ke pemakai.
2) Lisensi komersial (non-GPL). Pemakai harus membayar sejumlah biaya kepada MySQL AB sebagai pemegang hak cipta, sesuai dengan jenis layanan yang tersedia.
Mysql dapat berjalan disemua
platform sistem operasi, MySQL ini merupakan database serveryang ideal untuk data segala ukuran dengan kemampuan mempunyai kecepatan yang sangat tinggi dalam proses data dan query (Saputro, 2005 : 2). Ukuran kapasitas file database MySQL
juga lebih kecil dibandingkan dengan file databaseyang lain, sehingga tidak memakan ruang terlalu banyak pada harddisk
komputer.
2.5 Perangkat Lunak
2.5.1 Macromedia Dreamweaver8.0
Macromedia Dreamweaver atau lebih sering dikenal ”Dreamweaver” adalah sebuah program webeditor yang digunakan untuk membuat dan mendesain web (Hadi, 2006 : 2). Salah satu kelebihan dari perangkat lunak ini yaitu mempunyai kehandalan dalam membuat dan mendesain
webtanpa harus menuliskan tag-tagHTML satu persatu dari baris pertama.
Dreamweaver juga mempunyai kemampuan untuk mendukung pemrograman server side dan client side.
Server sidedigunakan untuk memroses data yang berhubungan dengan server, misalnya dalam pengolahan database. Client side
merupakan bahasa pemrograman tambahan
sekaligus sebagai pelengkap dari bahasa pemrograman lainnya (Hadi, 2006 : 2).
2.5.2 Macromedia Flash8.0
(Sutopo, 2003 : 60) Macromedia Flash adalah software aplikasi untuk animasi yang digunakan untuk Internet. Dengan Macromedia Flash, aplikasi web
dapat dilengkapi dengan beberapa macam animasi, audio, interaktif animasi dan lain-lain.
Animasi yang dihasilkan oleh perangkat lunak ini berbasis vektor, sehingga tidak akan berpengaruh tingkat kedalaman warnanya apabila akan dikecilkan atau dibesarkan gambarnya. Selain untuk animasi kartun, Macromedia Flash juga bisa digunakan untuk membuat animasi logo, game, dan lain-lain.
2.6 Metodologi Penelitian 2.6.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian, penulis mengumpulkan data-data untuk mendapatkan informasi yang berguna dan selengkap-lengkapnya dengan tiga cara yaitu sebagai berikut:
Studi Pustaka, Studi pustaka yaitu
memperoleh kesimpulan-kesimpulan atau pendapat-pendapat para ahli dengan lebih menekankan pengutipan-pengutipan untuk memperkuat uraian kita (Keraf, 1994 : 165). Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan buku-buku, jurnal dan sebagainya untuk mendapatkan informasi mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini.
Studi Lapangan, Dalam studi
lapangan ini ada tiga cara untuk mendapatkan data-data dan informasi yang penulis butuhkan dalam melakukan penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Observasi
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata secara langsung. Pengamatan, baru tergolong sebagai teknik mengumpulkan data jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria sebagai berikut (Nazir, 2003 : 174):
a. Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematis
b. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan
c. Pengamatan dicatat secara sistematis
d. Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas data yang telah dikumpulkan
2. Wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab kepada narasumber, sambil bertatap muka secara langsung dan bercakap-cakap secara dua arah (Nazir, 2003 : 193). Interaksi serta komunikasi akan berjalan dengan mudah jika waktu, tempat, serta sikap narasumber menunjang situasi.
Literatur Sejenis, Tujuan dari studi
literatur sejenis adalah untuk mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai kemana ilmu yang berhubungan dengan penelitian telah berkembang, sampai kemana terdapat kesimpulan yang pernah dibuat, sehingga situasi yang diperlukan dapat diperoleh. (Nazir, 2003 : 93).
2.6.2 Metode Pengembangan Sistem
Siklus Hidup Pengembangan Sistem merupakan salah satu metode pengembangan sistem yang sering digunakan dalam melakukan suatu penelitian. SDLC pada penelitian ini menggunakan SDLC pendekatan terstruktur, dimana proses dari alur sistem dijelaskan satu persatu secara detail sehingga dapat melakukan pemantauan dalam prosesnya.
SDLC adalah pendekatan melalui beberapa tahap untuk menganalisis dan merancang sistem yang dimana sistem tersebut telah dikembangkan dengan sangat baik melalui penggunaan siklus kegiatan penganalisis dan pemakai secara fisik (Kendall dan Kendall, 2003 : 11). Menurut Kendal SDLC ini dibagi dalam tujuh tahap sebagai berikut (Kendall dan Kendall, 2003 : 11):
1. Mengidentifikasi masalah peluang, dan tujuan
sangat penting bagi keberhasilan proyek.
2. Menentukan syarat-syarat
Tahap ini, penganalisis memasukkan apa saja yang menentukan syarat-syarat informasi untuk para pemakai yang terlibat.
3. Menganalisis kebutuhan-kebutuhan sistem
Tahap ini ialah menganalisis kebutuhan-kebutuhan sistem, perangkat dan teknik-teknik tertentu akan membantu penganalisis menentukan kebutuhan.
4. Merancang sistem yang direkomendasikan
Tahap ini ialah mengumpulkan informasi-informasi yang terkumpul sebelumnya untuk mencapai desain dan prosedur data masukan sedemikian rupa sehingga data yang dimasukkan ke dalam sistem benar-benar akurat. Selain itu, analisis sistem menggunakan teknik-teknik bentuk dan perancangan layar tertentu untuk menjamin keefektifan input sistem informasi. Tahap perancangan ini juga mencakup perancangan file-file atau basisdata, hasil keluaran (output) pada layar atau hasil cetakan. Dan yang terakhir penganalisis merancang prosedur back up dan kontrol.
5. Mengembangkan dan mendokumentasikan perangkat lunak Tahap ini penganalisis bekerja sama dengan pemrogram untuk mengembangkan suatu perangkat lunak yang diperlukan. Selain itu penganalisis juga bekerja sama dengan pemakai untuk mengembangkan dokumentasi perangkat lunak.
6. Menguji dan mempertahankan sistem Tahap ini melakukan pengujian terlebih dahulu terhadap sistem yang telah dibuat. Tujuannya untuk mengemat biaya bila menangkap adanya masalah sebelum sistem tersebut diterapkan. Rangkaian pengujian pertama-tama dijalankan bersama-sama dengan data contoh serta dengan data aktual dari sistem yang telah ada. Mempertahankan sistem dan dokumentasinya dimulai pada tahap ini dan dilakukan secara rutin selama sistem masih berjalan
yaitu dengan melakukan pemeliharaan sistem.
7. Mengimplementasikan dan mengevaluasi sistem
Tahap ini ialah melakukan penginstallan sistem dan menjalankan sistem yang telah disetujui pada tahap pengujian. Evaluasi dimaksudkan untuk pembahasan apakah pemakai yang dituju benar-benar menggunakan sistem.
2.6.3 Perangkat Pengembangan Sistem
Adapun alat-alat (tools) yang digunakan untuk membantu melakukan pengembangan sistem adalah sebagai berikut.
1. Bagan alir (Flowchart). 2. Konteks Diagram
3. Diagram arus data (Data Flow Diagram).
4. Entity Relational Diagram(ERD).
2.6.4 Bagan Alir Data (Flowchart)
Bagan alir (Flowchart) adalah bagan yang menunjukkan alir di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi (Hartono, 2005 : 795). Jogiyanto menuturkan ada lima macam bagan alir yaitu (Hartono, 2005 : 796-805):
1. Bagan alir sistem (System Flowchart). Merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem, bagan ini juga menjelaskan urutan-urutan dari prosedur yang ada di dalam sistem. 2. Bagan alir dokumen (Document
Flowchart). Merupakan bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya.
3. Bagan alir skematik (Schematic Flowchat). Merupakan bagan alir yang menggambarkan prosedur didalam sistem dengan menggunakan gambar-gambar komputer dan gambar peralatan lainnya yang digunakan.
komputer terinci (detailed computer program flowchart) digunakan untuk menggambarkan instruksi-instruksi program komputer secara terinci. 5. Bagan alir proses (Process
Flowchart). Merupakan bagan alir yang banyak digunakan di teknik industri. Bagan alir ini juga berguna bagi analis sistem untuk menggambarkan proses dalam suatu prosedur.
2.6.5 Konteks Diagram
Diagram konteks atau biasa disebut konteks diagram adalah tingkatan tertinggi dalam diagram aliran data dan hanya memuat satu proses, menunjukkan sistem secara keseluruhan. Proses tersebut diberi nomor nol, semua enititas eksternal yang ditunjukkan pada diagram konteks berikut aliran data-data utama menuju dan dari sistem. Diagram konteks awal harus berupa suatu pandangan, yang mencakup masukan-masukan dasar, sistem, umum dan keluaran (Kendall dan Kendall, 2003 : 267).
2.6.6 Data Flow Diagram(DFD)
DFD secara grafis (gambar) menandai proses-proses serta aliran data dalam suatu sistem bisnis, menurut pernyataan aslinya diagram aliran data menggambarkan pandangan sejauh mungkin mengenai masukan, proses, dan keluaran sistem yang berhubungan dengan masukan, proses, dan keluaran dari model sistem umum (Kendall dan Kendall, 2003 : 263). Pendekatan aliran data memliki empat kelebihan utama, yaitu sebagai berikut (Kendall dan Kendall, 2003 : 263-264): 1. Kebebasan dari menjalankan
implementasi teknis sistem yang terlalu dini.
2. Pemahaman lebih jauh mengenai keterkaitan satu sama lain dalam sistem dan subsistem.
3. Mengomunikasikan pengetahuan sistem yang ada dengan pengguna melalui diagram aliran data.
4. Menganalisis sistem yang diajukan untuk menentukan apakah data-data dan proses yang diperlukan sudah diterapkan.
2.6.7 Kamus Data
(Kendall dan Kendall, 2003 : 333)
Setelah tingkatan diagram aliran data berturut-turut dilengkapi, penganalisis sistem menggunakannya untuk membantu membuat katalog proses-proses, aliran, simpanan, struktur dan elemen-elemen data dalam suatu kamus data. Kamus data adalah
suatu aplikasi khusus dari jenis-jenis kamus-kamus yang digunakan sebagai referensi kehidupan sehari-hari, kamus data merupakan hasil referensi data mengenai data yang disusun oleh penganalisis sistem untuk membimbing mereka selama melakukan analisis dan desain. Sebagai suatu dokumen, kamus data mengumpulkan dan mengkoordinasi istilah-istilah data tertentu.
(Kendall dan Kendall, 2003 : 353-356) Menurut Kendall bersaudara, kamus data yang ideal adalah kamus data yang bersifat otomatis, interaktif, online dan revolusioner. Kamus data juga bisa digunakan untuk membuat layar, laporan, dan formulir-formulir, setiap masukan didalam kamus data memuat nama item, deskripsi, alias, elemen-elemen terkait, rentang, pengkodean, dan informasi editing yang diperlukan.
Kamus data sangat berguna dalam semua tahap analisis, perancangan, dan dokumentasi akhir karena ia merupakan sumber yang berwenang atas suatu elemen data digunakan dan ditetapkan dalam sistem.
2.6.8 Entity Relationship Diagram(ERD)
ERD adalah suatu perancangan konseptual yang diperlukan untuk suatu pendekatan yang mana digunakan untuk menggambarkan hubungan antar data dalam bentuk entitas, atribut dan hubungan antar entitas (relationship) (Kadir, 2009 : 30).
Model perncangan ini dinyatakan ke dalam bentuk diagram oleh sebab itu disebutnya ER-Diagram, ERD ini pada dasarnya tidak mencerminkan bentuk fisik yang nantinya akan disimpan dalam
database, melainkan hanya bersifat konseptual.
Dalam banyak literature, jenis hubungan antar dua tipe entitas dinyatakan dengan istilah one-to-one, one-to-many,
many-to-one, dan many-to-many. Dengan mengasumsikan terdapat dua buah entitas yaitu entitas A dan B. Masing-masing jenis hubungan tersebut adalah sebagai berikut (Kadir, 2009 : 46):
1) Hubungan one-to-one. Menyatakan bahwa setiap satu entitas A paling banyak berpasangan dengan satu entitas B, begitu pula sebaliknya. 2) Hubungan one-to-many. Menyatakan
3) Hubungan many-to-one. Menyatakan bahwa setiap entitas A paling banyak berpasangan dengan satu entitas B, namun entitas B dapat berpasangan dengan banyak entitas A.
4) Hubungan many-to-many. Menyatakan bahwa setiap entitas A dan B dapat berpasangan dengan banyak pada setiap entitasnya.
2.7 State Transition Diagram
Menurut Munawar (2005), state chart diagramdiperlukan untuk membantu analis, perancang dan pengembang untuk memahami perilaku obyek disistem. State chart diaram menelusuri individu-individu obyek melalui keseluruhan daur hidupnya, menspesifikasikan semua urutan yang mungkin dari pesan-pesan yang akan diterima obyek tersebut, bersama-sama dengan tanggapan atas pesan-pesan tersebut.
State diagram memastikan bahwa obyek-obyek tersebut akan menebak apa yang seharusnya dilakukan, dengan gambaran yang jelas tentang perilaku obyek, kemungkinan tim pengembang akan memproduksi sebuah sistem yang sesuai dengan requirement (kebutuhan) akan meningkat.
State chart diagrammenampilkan state-stateyang mungkin dari sebuah objek, event yang dapat dideteksi dan respon atas event-event tersebut. Secara umum, pendeteksian sebuah event dapat menyebabkan sebuah obyek bergerak daro suatu state ke state
yang lain, hal ini disebut dengan transition
(Munawar, 2005 : 73-75). Untuk melihat simbol-simbol yang digunakan dapat dilihat pada halaman daftar simbol.
2.8 Black Box Testing
Pengujian dengan menggunakan black box testinguntuk berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Dengan demikian, pengujian black box
memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input
yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program (Pressman, 2007 : 551).
Pengujian blck box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut (Pressman, 2007 : 551): 1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau
hilang
2. Kesalahan interface
3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
4. Kesalahan kinerja
5. Inisialisasi dan kesalahan terminasi Menurut Pressman (2007), langkah pertama pada pengujian black box adalah memahami objek yang dimodel didalam perangkat lunak dan hubungan yang akan menghubungkan objek tersebut. Maka langkah selanjutnya adalah menentukan sederetan pengujian yang membuktikan bahwa semua objek memiliki hubungan yang diterapkan satu dengan yang lainnya.
Dengan kata lain, pengujian perangkat lunak ini dimulai dengan membuat grafik dari objek-objek yang penting dan hubungan objek-objek serta kemudian memikirkan sederetan pengujian yang akan mencakup grafik tersebut sehingga masing-masing objek dan hubungan digunakan dan kesalahan ditemukan (Pressman, 2007 : 552).
3. Metodologi Penelitian
3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Studi Pustaka
Penulis mengumpulkan dan mempelajari buku-buku, yang berhubungan dengan pemesanan suatu produk atau barang yang berbasis web secara online, serta buku-buku yang mendukung dengan topik yang akan dibahas dalam penyusunan penelitian ini.
Adapun beberapa buku yang digunakan sebagai referensi diantaranya:
1. Electronic Commerce A Managerial Perspective, karangan Efrain Turban dan kawan-kawan
2. E-Commerce Memahami Perdagangan Modern di Dunia Maya, karangan Adi Nugroho
3.1.2 Studi Lapangan
1. Observasi
door-to-door atau bertatap langsung dengan calon pelanggan.
2. Wawancara
Penulis menggunakan metode wawancara bebas atau tidak terstruktur mengenai masalah-masalah yang terkait. Wawancara dilakukan pada tanggal 20 April 2009 mulai pukul 19.15 WIB sampai dengan selesai, dengan narasumber bapak Ir. Nursalim selaku pemilik perusahaan Alfisa dirumahnya, jalan Sersan Idris nomor 37 Bekasi.
Adapun kesimpulan dari hasil wawancara yang telah dilakukan sebagai berikut: Dibutuhkan sebuah sistem pemesanan online berbasis
website yang dapat menyampaikan informasi mengenai produk seragam yang dimiliki dari mulai gambar, harga, jenis bahan.
Serta disediakan halaman khusus untuk Pengelola website yang dapat memperbaharui segala macam jenis informasi yang akan ditampilkan ke pelanggan dan memroses pesanan, tagihan, sampai pada tahap pembayaran DP. Dan media pembayarannya menggunakan transfer tunai pada
Internet Bankingsaat ini
3.1.3 Literatur Sejenis
Pada tahap ini penulis melakukan kunjungan ke perpustakaan salah satu universitas swasta di Depok, yaitu Universitas Gunadharma. Dan penelitian yang penulis jadikan sebagai bahan literatur yaitu berjudul ”Pembuatan Situs Web E-Commerce Toko Buku Global dengan PHP MySql”. Dan yang melakukan penelitian tersebut yaitu:
Nama : Desi Hariyantini NIM : 10103529 Jurusan : Sistem Informasi Tahun : 2007
3.2 Metode Pengembangan Sistem
1. Mengidentifikasi Masalah, Peluang
dan Tujuan
Pada tahap ini akan diuraikan mengenai beberapa hal diantaranya sebagai berikut:
1. Gambaran umum yang diuraikan secara singkat tentang profil perusahaan Alfisa, sejarah singkat, serta struktur organisasi yang dimiliki, tempat dimana penulis melakukan penelitian
2. Identifikasi terhadap masalah yamg timbul pada sistem yang sedang
berjalan saat ini, dan mencari solusi sebagai peluang pemecahan masalahnya, dan menentukan sistem mana yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini sistem yang dianggap sesuai untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan membuat sistem e-commerce
pemesanan berbasis web.
2. Menentukan Syarat-Syarat
Tahap ini memasukkan dan menentukan syarat-syarat informasi untuk para pemakai yang akan terlibat. Dengan melakukan wawancara dengan pimpinan perusahaan, sales dengan mengamati langsung ke lokasi perusahaan Alfisa. Untuk menentukan syarat-syarat informasi tersebut perlu mengetahui dan melakukan analisis detail-detail fungsi sistem yang ada, diantaranya para pemakai yang terlibat, jenis kegiatan bisnis yang dilakukan.
3. Menganalisis Kebutuhan-Kebutuhan
Sistem
Pada tahap ini menganalisis sistem yang sedang berjalan, siapa orang-orang yang terlibat pada tahap sebelumnya, maka pada tahap ini dilakukan analisis mengumpulkan data-data mengenai apa kebutuhan-kebutuhan pemakai sistem, menyusun daftar input, proses dan output yang akan dihasilkan oleh sistem yang akan dibuat. Yang digambarkan dalam bentuk diagram konteks.
4. Merancang Sistem Yang
Direkomendasikan
Tahap ini menggunakan informasi-informasi yang terkumpul sebelumnya untuk mencapai desain sistem informasi yang logik dengan merancang prosedur
data entry, merancang tampilan layar, merancang file-file. Tahap ini melakukan disain sistem secara terinci yaitu dengan menentukan beberapa hal yaitu menentukan konsep disain tampilan proses inputdan output, disain
database menggunakan MySQL versi 5.0, tampilan antarmuka (interface) dengan menggunakan perangkat lunak Macromedia Dreamweaver 8.0. Berdasarkan disain proses detail yang telah dibuat dengan menggunakan DFD,
flowchart program, ERD dan Normalisasi database.
5. Mengembangkan Dan
Mendokumentasikan Perangkat
Tahap ini dilakukannya kegiatan pengembangan dengan membuat program menggunakan bahasa pemrograman PHP versi 5.1 dan XAMPP 1.6 sebagai webserver, keduanya dipilih karena baik PHP dan XAMPP bersifat terbuka dan gratis. Serta melakukan dokumentasi berupa seperti menu help pada sistem yang ditujukan kepada pemakai tentang cara penggunaan sistem atau aturan-aturan yang berlaku.
6. Menguji Dan Mempertahankan
Sistem
Tahap ini adalah tahap untuk melakukan uji coba sistem informasi pemesanan online berbasis web yang telah dibuat dengan menggunakan metode blackbox testing menggunakan suatu perangkat lunak pada proses diagram konteks dan diagram level zero
(no) sampai dengan proses detail diagram levelsatu, dua, dan tiga . Untuk memastikan bahwa hasil dari setiap proses aliran data yang masuk dan keluar sama atau seimbang, sehingga sistem yang akan dihasilkan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
3.3 Kerangka Penelitian
4. Pembahasan Masalah
4.1 Mengidentifikasi Masalah, Peluang dan Tujuan
Pada tahap pertama ini penulis memulai dengan menguraikan sekilas tentang
gambaran umum perusahaan, kemudian membahas hasil analisis tentang permasalahan, peluang yang ditemukan pada sistem yang berjalan saat ini. Dan menentukan tujuan yang akan dicapai pada aplikasi yang
Margajaya Bekasi Selatan. Yang bergerak dibidang konveksi seragam dan sejenisnya yang melayani pemesanan dalam partai kecil, maupun partai besar.
Nama Alfisa itu sendiri diambil dari kedua nama pasangan suami-istri selaku pemilik perusahaan, yang saat ini masih terjun langsung ke lapangan untuk mengurusi kegiatan-kegiatan perusahaan, yaitu ibu Alfiah sang istri dan bapak Nursalim sang suami, yang kemudian disingkat menjadi Alfisa.
Visi dari perusahaan CV. Alfisa ini adalah ingin menjadi sebuah perusahaan konveksi terbesar dan ternama di Indonesia. Dan misinya adalah membuat produk-produk pakaian jadi berupa seragam yang dapat memenuhi segala kebutuhan dan keinginan pelanggan.
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Berawal dari usaha untuk memanfaatkan garasi rumah pada tahun 1993, dengan hanya mempunyai dua orang penjahit, dimana hanya baru mempunyai satu unit mesin jahit kecil, satu unit mesin jahit motif, dan satu unit mesin obras kecil. Alfisa memulai dengan membuat pakaian jadi anak dengan motif sederhana.
Pada tahun 1998 mulai dengan pengembangan Sales Management, yaitu merekrut satu orang sales dan mengembangkan pemasaran ke beberapa biro perjalanan Haji dan Umroh, dan ke sekolah-sekolah TK, SD di sekitar Bekasi.
Periode tahun 1999 - 2003, dilanjutkan pengembangan manajemen produksi, yang dimulai dari kapasitas produksi, dengan mengganti semua mesin jahit kecil (low speed) dengan mesin jahit
high speed. Pengembangan manajemen produksi berikutnnya adalah dengan merapikan sistem atau mekanisme produksi, untuk meningkatkan efisiensi dan sekaligus kapasitas produksi. Sistem produksi ini didukung dengan pengolahan data dengan komputer secara sederhana.
Flowchart Sistem Usulan untuk Pelanggan
4.1.2 Struktur Organisasi
4.2 Menentukan Syarat-Syarat
Informasi
Agar dapat menentukan syarat-syarat informasi apa saja yang dibutuhkan, untuk itu penulis melakukan wawancara secara personal dengan pimpinan utama dan para
sales. Adapun hasil dari wawancara tersebut tentang informasi-informasi yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
1. Jenis-jenis produk seragam yang telah dihasilkan dan sudah dipakai oleh sekolah-sekolah, perusahaan, dan biro-biro Haji dan Umroh yang dikategorikan sesuai dengan jenis seragam.
2. Kelengkapan data-data harga satu set seragam, jenis bahan yang digunakan, dan detail seragam beserta rincian harga antara model atasan dan bawahan (untuk seragam sekolah) agar menjadi informasi bagi pelanggan.
3. Data-data nilai kontrak dari tahun sebelumnya dan pada tahun sekarang, untuk memprediksi range kenaikan harga tiap tahunnya, sehingga pada tahun yang akan datang pelanggan sudah dapat mengetahui jumlah biaya yang harus dikeluarkan.
4.3 Menganalisis Kebutuhan Sistem 4.3.1 Analisis Sistem Berjalan
Diagram flowchart yang menggambarkan sistem yang berjalan pada CV. Alfisa saat ini adalah sebagai berikut:
4.3.2 Analisis Sistem yang Diusulkan
Flowchart sistem yang disusulkan terdiri dari pelanggan, staff administrator, desainer, dan manager adalah sebagai berikut ini:
Pimpinan Uta
Manag
er
Marketi ng
Kepala Produksi
Pemoto ng
Bagian Bagian Bagian
Adminis trasi
4.4 Merancang Sistem yang direkomendasikan
4.4.1 Konteks Diagram
diagram konteks yang diusulkan, dimana pada sistem informasi pemesanan
online ini yang akan dibangun terdiri dari empat eksternal entity yang mempunyai perannya masing-masing. Yaitu diantaranya: Pelanggan, staff administrator, managerdan desainer. Form Daftar Home Admin
Kode Pesanan
D 5 ProdukR incian D 4Kategori
D 10 D esainPesanan
D 8 Tb D 10 D esainPesanan
D 12 Testim onial Form D af tar Inf o Plg U ID Plg
Inf o Plg
U sernam e, Pass Form Login
Inf o Seragam Produk R incian Produk R incian Form Pem esanan
Kode Pesanan
D raf t Kontrak
Status Kontrak ID Kontrak Status Kontrak
Form Testim onial N ota Bay ar &
Form Testim onial ID Testi
FlowchartSistem Usulan untuk Staff Administrator
FlowchartSistem Usulan untuk Desainer
Berikut keterangan setiap proses yang digambar pada DFD Level Zero diatas: 1. Proses 1.0
Menggambarkan tentang proses pendaftaran yang dilakukan oleh pelanggan, dan tentang proses staff administrator dalam melihat dan mendapatkan informasi jumlah pelanggan.
2. Proses 2.0
Menggambarkan tentang proses login
atau hak akses untuk bisa masuk ke dalam halaman home, baik itu pelanggan, staff administrator,
managerdan desainer. 3. Proses 3.0
Menggambarkan tentang proses pelanggan dalam melihat-lihat semua kategori produk, dan proses staff administrator dalam menambahkan produk.
4. Proses 4.0
Menggambarkan tentang proses pelanggan melakukan pembelian produk dengan mengisikan formulir aplikasi pembelian.
5. Proses 5.0
Menggambarkan tentang proses pesanan masuk, dimana pelanggan mendapatkan informasi daftar pesanan, dan staff administrator melihat dan menerima informasi pesanan masuk. 6. Proses 6.0
Menggambarkan tentang proses input
draft kontrakyang dilakukan oleh staff administrator, dan melihat status kontrak yang ditentukan oleh pelanggan, pelanggan melihat dan mengkonfirmasi draft kontraktersebut. 7. Proses 7.0
Menggambarkan tentang proses melihat jumlah pesanan yang disetujui oleh pelanggan melalui konfirmasi
draft kontrak, yang dilakukan oleh
staff manager, dan desainer. Bagi desainer, dari pesanan yang disetujui ini dapat melakukan input desain pesanan sesuai dari permintaan pelanggan.
8. Proses 8.0
Menggambarkan tentang proses informasi jumlah tagihan yang harus dibayarkan kepada pelanggan, bagi
staff administratordan manager dapat melihat dan menerima informasi tagihan pelanggan.
9. Proses 9.0
Menggambarkan tentang proses melakukan konfirmasi bukti pembayaran oleh pelanggan, dimana pelanggan setelah itu dapat melihat hasil desain yang diminta sebelumnya dan mencetak nota bukti pembayaran. Dan bagi staff administrator dapat melihat dan menerima bukti pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan.
4.4.3 Perancangan Entity Relationship
Diagram(ERD)
Pada tahap ini akan dirancang basisdata yang akan dibutuhkan untuk menentukan tabel apa saja yang akan dibuat
4.4.5 State Transition Diagram
1. STD Menu pada Halaman Utama Pelanggan
Pada halaman untuk pelanggan terdapat dua jenis menu utama, yaitu halaman utama pelanggan sebelum login dan halaman pelanggan setelah melakukan login.
2 STD Menu Lihat Pesanan Masuk pada
Staff Administrator
3. STD Menu Input Desain Sampel pada Halaman Desainer
4. STD Menu Lihat Laporan Tagihan pada Halaman Manager
4.4.6 Perancangan Antarmuka 1. Halaman Menu Utama Pelanggan
2. Halaman Menu Utama Staff
3. Halaman Menu Utama Desainer
4. Halaman Menu Utama Manager
4.5 Mengembangkan dan
Mendokumentasikan Perangkat
Lunak
Pada tahap ini mengaplikasikan perancangan alur sistem dan antarmukanya yang telah dilakukan sebelumnya, yang diterjemahkan menggunakan kode-kode bahasa pemrograman PHP, dimana menggunakan perangkat lunak dari
Macromedia Dreamweaver 8.0 sebagai medianya.
Proses dokumentasi dilakukan dengan menggunakan MySQL sebagai media penyimpanan data yang dapat milihat, menambah, mengupdate, dan menghapus data-data yang tersimpan. Adapun kode-kode program yang dibuat dapat dilihat pada lampiran.
4.6 Menguji dan Mempertahankan
Sistem
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode black box testing
menggunakan suatu perangkat lunak pada
proses diagram konteks dan diagram level zero (no) sampai dengan proses detail diagram level satu, dua, dan tiga . Untuk mengetahui bahwa hasil dari setiap proses aliran data yang masuk dan keluar sama atau seimbang.
Hasil yang ditampilkan berupa laporan jumlah kesalahan, apabila tidak terdapat kesalahan maka setiap aliran data pada proses tersebut hasilnya sama atau seimbang. Sehingga sistem yang akan dihasilkan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Setelah dilakukan pengujian hasilnya benar, tidak terdapat kesalahan pada setiap proses aliran data yang masuk dan keluar mulai dari diagram konteks, diagram level zero (nol) sampai dengan proses detail diagram
levelsatu, dua, dan tiga.
5. PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini akan disimpulkan bahwa:
1. Merancang sistem e-commerce untuk membantu pelanggan dan pihak perusahaan melakukan pemesanan dengan menggunakan model pendekatan (System Developtment Life Cycle) SDLC terstruktur.
2. Melakukan analisis masalah dengan menghasilkan perancangan sistem menggunakan diagaram alir (Flowchart), Data Flow Diagram
(DFD), Entity Relationship Diagram
(ERD), dan State Transition Diagram
(STD).
3. Menghasilkan perancangan sistem yang dapat membantu dalam melakukan pemesanan, pembuatan kontrak, dan pemasaran produk secara onlinedengan berbasis website.
4. Memberikan layanan komunikasi dua arah berupa aplikasi chatting sebagai bentuk pelayanan agar lebih dekat dengan pelanggan.
5. Merancang database guna membantu dalam menyimpan data-data perusahaan dalam jumlah cukup banyak, dimana terdapat duabelas tabel diantaranya: desain_pesanan, kategori, konfirm_dp, kontrak, pelanggan, pesanan, produk, produk_rincian, repeat_order, tb_order,
testimonial, user.
manager sebagai hasil keluaran dari sistem.
5.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan yang telah diterangkan, penulis mengajukan beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut antara lain:
1 Melakukan penelitian pada sistem pemesanan dimasa yang akan datang dapat langsung menangani proses pengukuran, penjadwalan produksi dan pengiriman, serta proses laporan keuangan.
2 Dapat dikembangkan menjadi system e-commerce yang menggunakan sistem pembayaran secara online seperti pembayaran melalui kartu kredit yang dapat langsung mengecek validitas kartu kredit tersebut.