• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan seleksi penerimaan siswa baru di SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pelaksanaan seleksi penerimaan siswa baru di SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Zaenal Mutaqin

Tempat/Tgl Lahir : Indramayu, 7 Juli 1985

NIM : 105018200703

Jurusan : Manajemen Pendidikan

Judul Skripsi :Pelaksanaan Seleksi Penerimaan Siswa Baru di SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang

Pembimbing : Drs. Hasyim Asyari MP.d

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang say gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 13 April 2010 Penulis

Zaenal Mutaqin

(4)

ABSTRAK

Nama : Zaenal Mutaqin Nim : 105018200703

Pelaksanaan Seleksi Penerimaan Siswa Baru di SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang

. Keadaan pendidikan di Indonesia merupakan barometer utama untuk menggambarkan keadaan Sumber Daya Manusianya, menyadari betapa pentingnya pendidikan serta perannya dalam mempersiapkan generasi yang akan datang sebagai penerus kehidupan Bangsa, maka salah satu upaya yang dapat dilakukan sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di tingkat lembaga ialah dengan melakukan seleksi penerimaan siswa baru agar dapat memenuhi standar nasional pendidikan. Proses seleksi penerimaan siswa baru pada berbagai jenjang pendidikan bertujuan untuk mengetahui kemampuan dasar siswa pada waktu memasuki jenjang sekolah yang baru karena apabila kemampuan dasar siswa tidak memadai, maka siswa tadi akan mengalami kesulitan dan merupakan hambatan dalam proses belajar dan akibatnya output pendidikan tidak berkualitas.

Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan seleksi penerimaan siswa baru di SMA Muhammadiyah 25 Pamulang, mengetahui kendala-kendala apa saja yang ditemukan dalam pelaksanaan seleksi penerimaan siswa baru di SMA Muhammadiyah 25 Pamulang, serta bagaimana strategi seleksi dalam penerimaan siswa baru di SMA Muhammadiyah 25 Pamulang.

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan kepala sekolah selaku ketua panitia dan para guru yang menjadi panitia pelaksana seleksi penerimaan siswa baru mengenai perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan evaluasi kegiatan seleksi penerimaan siswa baru di SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang.

Pelaksanaan seleksi penerimaan siswa baru di SMA MUHAMMADIYAH 25 Setiabudi Pamulang, mencakup beberapa kegiatan yaitu: Pembentukan panitia, penentuan syarat pendaftaran, penyediaan formulir pendaftaran, pembuatan buku pendaftaran, penentuan waktu dan tempat pendaftaran, Pelaksanaan seleksi calon siswa. Pengumuman hasil seleksi siswa baru, pendaftaran kembali bagi siswa yang diterima serta melakukan pemeriksaan medis melalui tes urin ntuk mengetahui kesehatan fisiology siswa, Membuat laporan pertanggung jawaban panitia mengenai seluruh rangkaian kegiatan pelaksanaan seleksi penerimaan siswa baru di SMA MUHAMMADIYAH 25 Setiabudi Pamulang. Melakukan evaluasi pelaksanaan seleksi penerimaan siswa baru yang dilakukan pada tahun ini agar dapat dilakukan perbaikan-perbaikan dalam pelaksanaan seleksi penerimaan siswa baru yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang. Hasil tersebut sudah sesuai dengan prosedur yang dibuat oleh perguruan Muhammadiyah dan dinas pendidikan kota tangerang selatan serta sesuai dengan kajian teori yang sudah ditulis.

(5)

KATA PENGANTAR ﻢﯿﺣﺮﻟا ﻦﻤﺣﺮﻟا ﷲا ﻢﺴﺑ

Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, dan Allah maha besar. Yang memberikan nikmat, hidayah dan cinta kepada hamba-Nya, dan menerangi manusia dari kegelapan dengan cahaya ilmu.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad yang selalu dimuliakan oleh yang maha mulia, yang telah mendidik umatnya dengan akhlak yang mulia. Penulisan skripsi ini tidak akan pernah bisa selesai tanpa izin Allah SWT serta iringan do’a dan tirakat bapak dan mimi yang selalu memberi motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini aku persembahkan untuk keluargaku yang selalu mendoakan, dan memberi motivasi tiada henti. Atas selesainya penulisan skripsi ini penulis sampaikan rasa terima kasih sebanyak-banyaknya kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Ketua dan Sekertaris Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. Hasyim Asyari MP.d selaku dosen pembimbing penulisan skripsi yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membimbing penulis.

4. Bapak Abdur Rozak M.Si, Dosen Penasihat Akademik.

5. Kepala Sekolah dan Guru-guru, Siswa-siswi SMA Muhammadiyah 25 Pamulang. Yang telah membantu penulis dalam mendapatkan data-data yang dibutuhkan untuk skripsi ini.

6. Orang Tua kami tercinta H. Fathoni Abbas dan Hj. Aminah, satu dari sekian banyak harapan Ayah dan Ibu dengan ini telah ananda penuhi, semoga harapan-harapan yang lain dapat ananda wujudkan. Apa artinya ananda tanpa do’a dan bimbingan kalian, untuk itu ananda memohon untuk terus mendoakan dan membimbing ananda dengan penuh kesabaran untuk meraih sukses.

(6)

7. Kaka tercintaku Uripah, Moh Zen dan adiku tercinta Ade Mahdi, Neng Cece yang telah mewarnai hari-hari penulis dengan penuh keceriaan dan penuh kasih saying yang telah memberikan motivasi dalam proses penulisan skripsi ini hingga selesai.

8. Paman Sopandi dan Mba Yus, paman Faizin dan Mba Iis, yang selalu memotivasi dan mendoakan penulis untuk meraih sukses.

9. Tak lupa pula matur nuwun sanget yang tak terhingga penulis haturkan kepada Ust Abdul Muis dan Ibu Nana (Widari) selaku guru yang selama ini memberikan wejangan beserta doanya sehingga penulisan skripsi ini dapat berjalan sesuai harapan penulis

10.Sahabat-sahabat FORMAL-ku, Cak Andi yang pertama memberikan inspirasi penulisan skripsi ini, Cak Ray dan Cak Hidayat yang sibuk membantu dan menemani penulis, Cak Rosyid, Cak Afifi, Cak Inu, Cak Kodir, Cak Adoer, Cak Muin, Cak Ghozi , Cak dedi, Cak Roy, Cak Mozer, Cak Syarif, Cak Iskandar, Cak Amin, Cak Syafiq, Cak Lutfi, Cak Ayung, Cak Umam, Cak Ainul Ghuri, Cak Soim, Habib Syaikhon Yahya, Mba Edah, Lulu, Tiharoh, Rofiah, yang selalu menemani penulis dengan penuh canda.

11.Teman-teman seperjuangan di Jurusan KI-Manajemen pendidikan angkatan 2005, Muallafat 2004, dan seluruh teman-temanku yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Meskipun penulis sadari bahwa sekripsi ini jauh dari kesempurnaan, namun tak mengurangi harapan penulis, kiranya karya ilmiah dalam bentuk skripsi ini dapat memberikan kemanfaatan bagi berbagai pihak, baik dari kalangan civitas akademik maupun masyarakat luas dunia dan akhirat. Amiiiin.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ILMIAH... i

ABSTRAKSI... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Identifikasi Masalah ……….. 5

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian...6

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 7

A. Pengertian Seleksi...7

B. Langkah-langkah dalam Penerimaan Siswa Baru ...10

C. Faktor-faktor Yang Harus Diperhitungkan Dalam Pelaksanaan Seleksi ...25

D. Strategi Dalam Pelaksanaan Penerimaan Siswa Baru... 26

E. Kendala-Kendala Seleksi... 27

F. Kerangka berfikir………... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A. Tujuan Penelitian ...31

B. Tempat Dan Waktu Penelitian………... 31

C. Metode Penelitian……….. 31

D. Sumber Data……….. 32

E. Teknik Pengumpulan Data……….... 32

F. Instrumen Pengumpulan Data... 33

G. Teknik Analisis Data... 36

(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN... 37

A. Gambaran Umum SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang...37

1. Sejarah Berdirinya SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang...37

2. Visi dan Misi ...49

3. Struktur Organisasi...40

4. Keadaan Guru, Pegawai dan Siswa ...41

5. Sarana Prasarana...42.

B. Deskripsi dan Analisis Data ...43

BAB V PENUTUP...53

A. Kesimpulan...53

B. Saran...54

DAFTAR PUSTAKA... 56

LAMPIRAN...69

(9)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Kisi-kisi Wawancara Pelaksanaan Seleksi Penerimaan Siswa

Baru ………:36

2. Tabel 2 Perkembangan Rombongan Belajar Tiap Kelas………: 43

3. Tabel 3 Perkembangan Siswa……….... : 43

4. Tabel 4 Perkembangan Ketenagaan……….. : 44

5. Tabel 5 Sarana dan Prasarana………... : 44

6. Tabel 6 Susunan Panitia Penerimaan Siswa BaruTahun Pelajaran 2009/2010………....: 48

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Berita wawancara Kepala Sekolah/Koordinator Seleksi PSB SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang

2. Berita wawancara Wakabid Kurikulum/Sekertaris Seleksi PSB SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang.

3. Berita wawancara Guru Ekonomi/Ketua Pelaksana Seleksi PSB SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang.

4. Berita wawancara Guru PPKN/Publikasi dan Informasi PSB SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang.

5. Berita wawancara Guru Fisika/Staf Tes Seleksi PSB SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang.

6. Hasil wawancara Kepala Sekolah/Koordinator Seleksi PSB SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang

7. Hasil wawancara Wakabid Kurikulum/Sekertaris Seleksi PSB SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang.

8. Hasil wawancara Guru Ekonomi/Ketua Pelaksana Seleksi PSB SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang.

9. Hasil wawancara Guru PPKN/Publikasi dan Informasi PSB SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang.

10.Hasil wawancara Guru Fisika/Staf Tes Seleksi PSB SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang.

11.Lembar Pengesahan Judul Skripsi. 12.Surat Izin Penelitian Dari Fakultas.

13.Surat Keterangan Bimbingan Skripsi dari Fakultas.

14.Surat Keterangan Penelitian Skripsi dari SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan investasi yang paling berharga dalam bentuk peningkatan kualitas sumber daya manusia bagi perkembangan suatu bangsa karena kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari kualitas pendidikan masyarakatnya. Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh suatu masyarakat, maka semakin majulah bangsa tersebut. Kualitas pendidikan tidak saja dilihat dari kemegahan fasilitas pendidikan yang dimiliki, tetapi sejauhmana output (lulusan) suatu pendidikan dapat membangun sebagai manusia yang memiliki daya saing dalam kompetisi global saat ini.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan sebuah respon atas berbagai masalah pendidikan Indonesia selama ini, tentunya segala bentuk program yang bertujuan meningkatkan mutu SDM harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses perbaikan, percepatan serta pemerataan pembangunan bangsa yang kita cintai ini, terlebih jika sebagai penerus yang menentukan masa depan bangsa ini kita sangat tidak ingin menyaksikan bangsa ini tidak mampu berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan bangsa-bangsa lain di tengah gelombang era globalisasi yang menerpa seluruh sudut dunia kita kala ini.

Berbicara lebih jauh mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah bersama seluruh lapisan yang menjadi unsur dari segala unsur bangsa ini, tak terkecuali para pakar maupun para pelaku pendidikan telah dan terus berupaya merumuskan berbagai konsep.Untuk mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas antara lain melalui

(12)

pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Tetapi pada kenyataannya upaya yang telah dilakukan selama ini belum cukup berarti dalam meningkatkan kuailtas pendidikan yang diharapkan oleh semua pihak. 1

Salah satu indikator kegagalan atau keberhasilan keseluruhan kegiatan dalam proses pendidikan yang telah ada dapat dilihat melalui hasil belajar (rapor) maupun nilai UN siswa untuk berbagai bidang studi pada jenjang SLTP dan SLTA yang belum memperlihatkan perubahan positif yang mengarah pada kualitas pendidikan manusia Indonesia, bahkan boleh dikatakan konstan atau berjalan di tempat dari tahun ke tahun, kecuali pada beberapa sekolah dengan jumlah yang relatif sangat kecil.

Permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, misalnya pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukan peningkatan dan pemerataan yang berarti. Sebagian sekolah, terutama di kota-kota, menunjukan peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun sebagian lainnya masih memprihatinkan.

Keadaan pendidikan di Indonesia merupakan barometer utama untuk menggambarkan keadaan Sumber Daya Manusianya, menyadari betapa pentingnya pendidikan serta perannya dalam mempersiapkan generasi yang akan datang sebagai penerus kehidupan Bangsa, maka diperlukan sebuah upaya serius oleh seluruh elemen Bangsa secara kolektif untuk meningkatkan mutu pendidikan yang ada, tanpa terkecuali pemerintah sebagai pengambil kebijakan harus mampu

1

(13)

menyelenggarakan pendidikan yang baik dan merata bagi seluruh warganya.sebagaimana amanat konstitusi.2

Dalam menilai keberhasilan penyelenggaraan lembaga pendidikan (sekolah) akan sangat bergantung kepada manajemen komponen-komponen pendukung pelaksanaan kegiatan seperti kurikulum, peserta didik, pembiayaan, tenaga pelaksana, dan sarana prasarana. Komponen-komponen tersebut merupakan satu kesatuan dalam upaya pencapaian tujuan lembaga pendidikan (sekolah), artinya bahwa satu komponen tidak lebih penting dari komponen lainnya. Akan tetapi satu komponen memberikan dukungan bagi komponen lainnya sehingga memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pencapaian tujuan lembaga pendidikan (sekolah ) tersebut.3

Komponen peserta didik merupakan hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan kita, terlebih dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah, peserta didik merupakan subyek sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan. Oleh karena itu keberadaan peserta didik tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan saja, akan tetapi harus merupakan bagian dari kebermutuan dari lembaga pendidikan (sekolah)

Oleh karena itu, salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mencapai keberhasilan pendidikan (sekolah) ialah dengan melakukan seleksi penerimaan siswa baru agar dapat memenuhi standar nasional pendidikan, adapun dalam proses seleksi calon siswa di haruskan mengikuti sejumlah tes yang telah direncanakan oleh sekolah. Sekolah dalam hal ini harus mampu melaksanakan strategi-strategi yang tepat dan benar agar pelaksanaan seleksi dapat berjalan sesuai harapan dan tujuan yang diinginkan.

Acuan dasar dilakukannya proses seleksi penerimaan siswa baru pada berbagai jenjang pendidikan bertujuan untuk mengetahui kemampuan dasar siswa pada waktu memasuki jenjang sekolah yang baru. Hal ini perlu dipertimbangkan karena kemampuan siswa sangat diperlukan di dalam proses belajar. Apabila

2

http://fai.uhamka.ac.id/post.php?dpost=124 Eman Suparman 3

(14)

kemampuan dasar siswa tidak memadai, maka siswa tadi akan mengalami kesulitan dan merupakan hambatan dalam proses belaja, dan akibatnya output pendidikan tidak berkualitas. Oleh karena itu sekolah- sekolah sebaiknya melakukan seleksi masuk dengan melalui tes kemampuan akademik yang materinya berupa kemampuan dasar bagi mata pelajaran-mata pelajaran tertentu.

Seleksi penerimaan siswa baru merupakan tindakan awal yang dapat dilakukan oleh sekolah sebagai salah satu bagian terpenting dalam pendidikan, agar dalam pelaksanaan pendidikan, sekolah dapat berfungsi secara efektif mencetak generasi depan yang menguasai IPTEK dan IMTAQ sebagaimana tujuan pendidikan kita, seleksi penerimaan siswa baru harus dipahami sebagai sebuah proses untuk memperoleh anak didik yang unggul dalam arti luas memiliki mutu yang baik.

Tentunya terkait permasalahan diatas Henry Simamora pernah menyatakan dalam buku berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia (STIE: YKPN, 2004). Hal 202 sebagai berikut:

“Seleksi itu sendiri merupakan motivasi, jadi jika seseorang itu telah melalui proses seleksi, maka proses motivasi dengan sendirinya akan berjalan dengan baik yang disebabkan karena orang-orang tersebut telah mempunyai sikap dan prilaku yang baik atau unggul dan dengan sendirinya akan melakukan tugas mereka sesuai dengan system yang telah tertata”.4

Penerimaan Siswa Baru (PSB) bagi sebuah satuan pendidikan adalah kegiatan yang amat penting karena merupakan kegiatan pertama dan mempunyai nilai strategis guna menjaring calon siswa yang berkualitas. Demikian halnya bagi SMA Muhammadiyah 25 Pamulang, proses penerimaan siswa baru dijadikan strategi awal dalam menjaring calon siswa yang berkualitas secara akademik, memiliki kepribadian yang mantap, dan keimanan yang kuat, agar mereka dapat hidup dan bersosialisasi dalam lingkungan sosialnya bersama orang lain ketika berada di luar sekolah.

Perubahan sistem penerimaan siswa baru di SMA Muhammadiyah 25 Pamulang sejak tahun ajaran 2008/2009 diupayakan agar kriteria yang ada selama ini sesuai dengan standar yang dinginkan oleh sekolah, agar siswa yang berperan

4

(15)

sebagai input maupun output yang dihasilkan dalam proses pendidikan nantinya lebih berkualitas, karena dengan menjaring siswa baru yang berkualitas akan lebih memudahkan para guru maupun siswa untuk mengembangkan potensi dasar siswa, kemampuan verbal, kemampuan numerik, kemampuan analitis, kemampuan menyerap informasi, kemampuan adaptasi, daya juang, dan kepribadian yang baik.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas input siswa baru, mulai tahun pelajaran 2008/2009 ditambahkan materi tes akademik yang meliputi tes bidang studi: Matematika. Calon siswa baru berasal dari MTs dan SMP negeri maupun swasta diutamakan dari lulusan SMP Muhammadiyah 22 Pamulang. Indikator kelulusan lebih menekankan pada potensi kecerdasan, potensi skolastik, dan akademik. Dengan demikian, diharapkan kualitas input lebih bagus sehingga proses pembelajaran dan lulusannya pun lebih berkualitas.

Setelah didapatkan siswa yang unggul melalui proses seleksi di atas, sekolah juga perlu melakukan hal-hal yang sifatnya dapat mangasah kemampuan siswa sehingga pendidikan yang dilakukan oleh sekolah tersebut lebih bermutu, berdasarkan latarbelakang masalah di atas penulis tertarik untuk meneliti masalah ini dengan menjadikannya sebagai fokus kajian penelitian yang berjudul

Pelaksanaan Seleksi Penerimaan Siswa Baru di SMA Muhammadiyah 25 Pamulang.

B. Identifikasi Masalah

Dari berbegai masalah pelaksanaan seleksi penerimaan siswa baru yang ada, maka didapatkan identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Belum optimalnya pelaksanaan seleksi penerimaan siswa baru yang dilakukan pada berbagai jenjang pendidikan formal khususnya di tingkat SMA.

(16)

3. Masih ditemukan adanya diskriminasi dalam pelaksanaan seleksi penerimaan siswa baru bagi sebagian calon siswa yang berasal dari kalangan kurang mampu.

C. Pembatasan Masalah

Karena begitu luasnya permasalahan yang ada mengenai hal ini, maka penulis membatasi masalah-masalah yang terjadi pada:

1. Pelaksanaan seleksi penerimaan siswa baru yang dilakukan harus mengacu pada azas objektifitas, transparansi, akuntabilitas, tidak diskriminatif, efektif dan efisien.

2. Secara praktis pelaksanaan seleksi penerimaan siswa baru yang baik membutuhkan tenaga-tenaga profesional, ketersediaan dana serta manajemen yang baik.

3. Upaya-upaya pencegahan pungutan liar harus segera dilakukan dalam pelaksanaan seleksi penerimaan siswa baru pada berbagai jenjang pendidikan formal agar dapat memberikan kesempatan yang sama dalam bidang pendidikan bagi setiap warga negara usia sekolah.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka didapatkan perumusan masalah yaitu, bagaimana pelaksanaan seleksi penerimaan siswa baru di SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan seleksi penerimaan siswa baru yang dilakukan di SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang.

(17)

F. Manfaat Penelitian

1. Sebagai syarat untuk meraih gelar S1 (Strata satu) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Secara teoritis hasil penelitian ini dapat menambah dan memperkaya sumber bacaan mengenai pelaksanaan seleksi penerimaan siswa baru di SMA Muhammadiyah 25 Pamulang.

(18)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Seleksi

Penerimaan siswa baru merupakan salah satu kegiatan yang pertama dilakukan yang biasanya dengan mengadakan seleksi calon siswa. Pengelolaan siswa baru ini harus dilakukan sedemikian rupa, sehingga kegiatan belajar-mengajar sudah dapat dimulai pada hari pertama setiap tahun ajaran baru.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kata seleksi berarti penyaringan pemilihan: (untuk mendapatkan yang terbaik). Metode dan prosedur yang dipakai oleh bagian personalia (kepegawaian) waktu memilih orang untuk mengisi lowongan pekerjaan.5 Menurut kamus pendidikan seleksi siswa adalah penyaringan calon siswa berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan.6

Adapun menurut W.F. Casio, Seleksi adalah proses untuk memperoleh pegawai/karyawan baru dengan menetapkan diterima atau ditolak untuk mengisi jabatan/pekerjaan yang kosong”. Definisi “Seleksi” menurut W.B. Werther dan Keith Davis adalah rangkaian kegiatan dan langkah-langkah khusus yang dilakukan untuk menetapkan pegawai (pelamar) yang direkrut atau ditolak dan berhak memperoleh gaji/upah”.7

Henry Simamora dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia menjelaskan bahwa seleksi adalah proses dimana sebuah organisasi, lembaga atau

5

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet I, h. 1019 6

Vembriart, dkk., Kamus Pendidikan, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. 1994), h. 59

7

Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi non Profit Bidang Pemerintahan dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Gadjah Mada University Press, 2005), Cet. 3, h. 334.

(19)

perusahaan memilih dari kelompok pelamar, orang atau orang-orang yang paling memenuhi kriteria seleksi untuk posisi yang tersedia berdasarkan kondisi yang ada pada saat ini.8

Menurut T. Hani Handoko dalam bukunya Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia seleksi adalah serangkaian langkah kegiatan yang digunakan untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau tidak.9 Seleksi adalah suatu proses pengambilan keputusan terhadap individu yang dipilih karena kebaikan yang dimilikinya daripada yang lain yang didasarkan pada karakter atau sifat-sifat baik daripada individu tersebut, sesuai dengan persyaratan.10

Seleksi merupakan sebuah proses yang ditujukan untuk memutuskan pelamar mana yang harusnya diterima. Keputusan itu perlu diambil dengan harapan agar yang diterima adalah mereka yang layak untuk diterima.11 Seleksi merupakan serangkain kegiatan yang dilaksanakan untuk memutuskan ditolak atau diterimanya pelamar. Seleksi dilakukan untuk mendapatkan pelamar yang memenuhi syarat dan mempunyai kualifikasi.12

Seleksi merupakan sebuah proses menganalisa informasi hasil dari proses sebelumnya, membandingkan informasi hasil wawancara dan resume, membandingkan calon satu dengan yang lain, membandingkan kelemahan dan kekuatan para calon, dan memutuskan calon yang paling sesuai dengan persyaratan pelamar yang diperlukan. 13

Menurut Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan dalam bukunya Administrasi Pendidikan menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan sistem penerimaan siswa baru ini adalah, “Cara-cara, jalan-jalan atau teknik-teknik yang

8

Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia…, h. 202 9

T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2000), Cet. 14, h. 85.

10

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo. 2005), h. 351-352

11

Mutiara Sibarani Panggabean, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bogor: PT Ghia Indonesia. 2002), Cet. I, h. 33.

12

Ali Nurdin, dkk., Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Faza Media. 2006), Cet. I, h. 43.

13

(20)

digunakan untuk menyeleksi siapa-siapa diantara para calon siswa yang akan diterima sebagai siswa baru”.14

Penerimaan Siswa Baru adalah proses pencatatan dan layanan kepada siswa yang baru masuk sekolah, setelah mereka memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh sekolah itu.15

Berdasarkan berbagai pendapat di atas dalam konteks seleksi siswa, maka dapatlah disimpulkan bahwa seleksi adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan untuk memilih, menyeleksi sejumlah siswa dengan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh pelaksana seleksi untuk dapat diterima menjadi siswa pada lembaga pendidikan tertentu. Adapun SMA MUHAMMADIYAH 25 Pamulang dalam melaksanakan seleksi penerimaan siswa baru setiap tahun menganut teori sebagaiman yang diuraikan di atas. Dalam hal ini penulis lebih cendurung mengadopsi pendapat T. Hani handoko.

B. Langkah-Langkah Dalam Proses Seleksi

Penerimaan pelamar merupakan tahap yang sangat kritis dalam Manajemen SDM. Bukan saja karena biaya proses penerimaan pelamar yang sangat mahal. Lebih dari itu, merekrut orang yang tidak tepat ibarat menanam benih yang buruk. Ia akan menghasilkan buah yang tidak baik dikemudian hari, bahkan satu orang saja yang tidak baik dapat merusak tatanan sebuah organisasi secara keseluruhan. Seperti kata pepatah” rusak susu sebelanga, karena setitik tuba”. 16

Karena itu proses penerimaan pelamar harus dipikirkan secara cermat dan direncanakan dengan baik sebelum proses itu dijalankan. Hal-hal yang perlu dipahami antara lain adalah pengetahuan pihak-pihak yang terlibat dalam proses ini misalnya mengenai tujuan rekutmen, rancangan pekerjaan, sifat pekerjaan, uraian tugas dan tanggung jawab, nama jabatan, persyaratan jabatan, tujuan umum

14

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, Administrasi Pendidikan, (Malang: IKIP Malang. 1989), Cet. 2, h. 94

15

http://massofa.wordpress.com/2008/07/30/peran-guru-dalam-administrasi-kesiswaan 16

(21)

pekerjaan dan lain-lain. Proses rekutmen dapat dibagi menjadi lima tahapan yaitu persiapan, penyaringan, wawancara, seleksi serta keputusan penerimaan. 17

Dalam proses seleksi harus terdapat langkah-langkah pelaksanaan seleksi yang bertujuan untuk memberikan pedoman agar seleksi dapat berjalan dengan baik, dalam buku Soekidjo Notoatmadja disebutkan bahwa ada tujuh langkah-langkah dalam proses seleksi adalah sebagai berikut:

Sumber: Diadaptasi dari buku Soekidjo Notoatmodjo: Langkah-langkah dalam proses seleksi. 18

Jadi ada tujuh langkah dalam proses seleksi yang diawali dengan penerimaan lamaran pendaftaran yang kemudian nantinya akan dipilih yang memenuhi standar yang ditetapkan dan dilakukan seleksi yang nantinya juga akan diketahui calon-calon yang dapat bergabung dalam sebuah organisasi itu melalui keputusan penerimaan.

Pelaksanaan seleksi dalam penerimaan siswa baru setidaknya terdapat tujuh langkah yang harus dilalui oleh para calon siswa yaitu:

1. Penerimaan Pendahuluan pelamar

Maksudnya disini yaitu panitia menerima seluruh pendaftar yang kemudian diseleksi siapa-siapa calon siswa yang memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh sekolah tersebut, seleksi ini pada tahap awal.

17

Wili Susilo, Audit SDM Panduan Komperhensif Auditor dan Praktisi manajemen Sumberdaya Manusia serta Pimpinan Organisasi/Perusahaan..., h. 15

18

Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Rineka Cipta. 2009), Cet. 4, h. 109-111

(22)

2. Tes Penerimaan

Tes ini dilakukan untuk mengetahui secara objektif tentang kemampuan calon siswa yang telah lulus dalam seleksi pada tahap awal. Tes ini berbentuk tes tertulis dan juga tes psikologi. Tes psikologi ini mencakup berbagai aspek yakni: Tes kecerdasan, Tes kepribadian, Tes bakat, Tes minat, dan Tes prestasi

3. Wawancara Seleksi

Wawancara seleksi ini dimaksudkan untuk mengetahui tentang apa-apa yang tidak diperoleh dalam tes tertulis kepada calon siswa, misalnya adalah tentang minat dan bakat yang dimiliki oleh calon siswa tersebut. Wawancara ini merupakan teknik yang paling umum digunakan, dengan alasan hasilnya dapat dipercaya.

Wawancara seleksi adalah percakapan formal dan mendalam yang dilakukan untuk mengevaluasikan hal dapat diterimanya atau tidak seorang pelamar.

Terdapat empat tahap dalam proses wawancara yaitu: a) Pengarahan

Setelah wawancara dimulai pewawancara perlu menciptakan hubungan yang releks dengan pelamar dan suasana yang enak, penciptaan hubungan dimulai dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak membuat tegang dan menakutkan. Dan pewawancara bisa menggunakan bahasa non verbal atau gerak tubuh untuk membuat releks pelamar, senyuman, jabat tangan, sikap duduk yang releks atau memindahkan kertas-kertas merupakan cara berkomunikasi tanpa kata-kata, yang dapat memelihara suasana selama periode wawancara.

b) Pertukaran Informasi

Untuk membantu penciptaan hubungan banyak pewawancara mulai dengan bertanya kepada pelamar bila ada pertanyaan-pertanyaan yang ingin diajukan dan ini dapat menimbulkan komunikasi dua arah, dan memungkinkan pewawancara mulai untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pelamar.

(23)

c) Terminasi

Bila waktu wawancara yang tersedia habis, pewawancara perlu memberi isyarat bahwa wawancara akan segera diakhiri. Dalam hal ini komunikasi verbal sangat berguna, misalnya degan melihat jam, menarik kursi, dan memandang ke pintu merupakan tanda bagi para pelamar bahwa wawancara akan segera berakhir. Setelah wawancara berakhir pewawancara perlu memberitahukan langkah berikut dalam proses seleksi, atau menyebutkan kapan keputusan penerimaan akan diambil.

d) Evaluasi

Setelah wawancara berakhir, pewawancara harus mencatat jawaban-jawaban tertentu dan kesan-kesan umum mengenai pelamar. Penilaian ini dapat menggunakan catatan yang telah disiapkan secara standar. Penggunaan catatan atau daftar standar akan meningkatkan reliabilitas wawancara sebagai teknik seleksi. 19

Pada dasarnya wawancara diselenggarakan dalam bentuk tatap muka antara seorang pewawancara dengan seorang pelamar. Dewasa ini dikenal paling sedikit tiga jenis wawancara:20

(1) Wawancara tidak Terstruktur

Dalam menyelenggarakan wawancara tidak terstruktur, pewawancara tidak mempersiapkan sejumlah pertanyaan sebelumnya. Jumlah dan jenis pertanyaan yang diajukan kepada pelamar biasanya berkembang sambil wawancara berlangsung. Meskipun demikian tidak berarti bahwa pewawancara tidak melakukan persiapan. Bahkan sesungguhnya teknik wawancara tidak terstruktur menuntut keterampilan improvisasi yang tinggi sehingga informasi kunci dalam arti penting dan relevan mengenai diri pelamar benar-benar diperoleh.

(2) Wawancara Terstruktur

Tipe wawancara ini digunakan apabila pertimbangan validitas informasi yang dicari dianggap penting dan apabila jumlah pelamar yang hendak diwawancarai besar. Pelaksanaannya menuntut agar pewawancara menyusun dan

19

T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia …. h. 96-97 20

(24)

mempersiapkan serangkaian pertanyaan yang ditanyakan pada semua pelamar. Kelemahan utama penggunaan teknik ini terletak pada dua hal yaitu:

(a) Pelaksanaannya cenderung terlalu formal dan mekanikal

(b) Kurang tersedianya kesempatan bagi pewawancara untuk melakukan improvisasi yang mungkin diperlukan seperti dalam hal pelamar memeberikan jawaban menarik yang sebenarnya memerlukan “penggalian” lebih lanjut.

(3) Gabungan antara Tidak Terstruktur dan Terstruktur

Kenyataan dan pengalaman banyak orang menunjukan bahwa wawancara yang paling sering digunakan sebagai teknik seleksi adalah teknik gabungan antara wawancara tidak terstruktur dan terstruktur. Alasannya ialah bahwa penggabungan teknik tersebut mengambil manfaat dari keduanya. Dengan perkataan lain, karena wawancara terstruktur memungkinkan perolehan informasi yang dapat digunakan untuk membandingkan kualifikasi seorang pelamar dengan para pelamar lainnya dilengkapi dengan perolehan informasi secara lebih mendalam melalui wawancara terstruktur.

Dalam pelaksanaan wawancara tidak selalu dapat berjalan lancar, karena wawancara merupakan komunikasi dua arah yang melibatkan dua orang dan dua pemikiran maka banyak terjadi kesalahan dalam wawancara. Sedangkan menurut T. Hani Handoko. Terdapat beberapa kesalahan dalam wawancara diantaranya:

(a) Halo Effect

Kesalahan ini terjadi apabila pewawancara menggunakan informasi terbatas tentang pelamar untuk berprasangka dalam evaluasi terhadap karakteristik-karakteristik lain pelamar.

(b) Leading Question

Kesalahan ini akaibat pewawancara mengirimkan “telegram” jawaban yang diinginkan dengan cara memberi arah pertanyaan-pertanyaan wawancara.

(c) Personal Biases

(25)

(d) Dominasi Pewawancara

Kesalahan ini akibat pewawancara menggunakan waktu wawancara untuk “membual” kepada pelamar, menyombongkan keberhasilan, atau melakukan percakapan sosial.21

4. Pemeriksaan referensi

Pemeriksaan referensi adalah meneliti siapa referensi pelamar, dipercaya atau tidak untuk memberikan informasi mengenai sifat, prilaku, dan hal lain yang dianggap penting bagi pelamar. Referensi merupakan metode yang paling penting, dipakai untuk memeriksa pendidikan dan riwayat-riwayat siswa terutama tentang kepribadian atau keterampilan siswa.22

Pemeriksaan referensi harus dilakukan dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan dalam penerimaan, karena biasanya referensi itu berisi tentang hal-hal yang baik saja, “terdapat dua jenis referensi yaitu, personal references dan employment references”.

Personal references berisi tentang karakter pelamar, biasanya diberikan oleh keluarga atau teman-teman terdekat baik yang ditunjuk oleh pelamar sendiri. Bila referensi diberikan secara tertulis, pemberi referensi biasanya hanya menekankan hal-hal prinsip-prinsip. Karena itu referensi pribadi pada umumnya jarang digunakan.

Employment references referensi ini berbeda dengan referensi pribadi karena mencakup latar belakang. Referensi yang bisa dijamin kebenarannya akan bermanfaat sebagai informasi pelengkap bagi tes dan wawancara.

5. Tes kesehatan

Tes ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan yang dimiliki oleh calon peserta didik, yang berguna bagi kedua belah pihak dan sekolah dalam rangka memperoleh anak didik yang sehat dan produktif. Sebelum keputusan penerimaan dibuat, dalam proses seleksi perlu juga melakukan pemeriksaan kesehatan pelamar. Pada umumnya evaluasi ini mengharuskan pelamar untuk menunjukan informasi kesehatannya. Ada dua cara umum yang ditempuh dalam

21

T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia…, h. 98-99 22

(26)

proses ini. Pertama, pelamar diminta melampirkan surat keterangan dari dokter. Cara kedua, yaitu melakukan sendiri evaluasi medis dengan mengharuskan pelamar menjalani tes kesehatan menyeluruh di tempat pemeriksaan dan oleh dokter yang ditunjuk oleh organisasi. 23

6. Wawancara akhir

Dilakukan untuk mencocokan kemampuan yang dimiliki oleh calon siswa dengan standar sekolah itu.

7. Keputusan penerimaan

Langkah terakhir dalam proses seleksi ini adalah pengambilan keputusan tentang lamaran yang masuk. Siapa pun yang pada akhirnya calon siswa yang dianggap memenuhi standar sekolah tersebut maka dapat diterima. 24

Proses seleksi adalah suatu proses penyaringan pelamar untuk memastikan bahwa yang diterima adalah calon yang paling tepat.25 Menurut stephen P. Robbins dan Mary Coulter, setiap keputusan seleksi dapat menimbulkan empat macam kemungkinan, seperti terlihat pada gambar berikut.

Keputusan Seleksi

Menerima Ditolak Keputusan

Yang betul

Kesalahan Menolak Kesalahan

Menerima

Keputusan yang betul

Gambar 8.3 Hasil-hasil Keputusan Seleksi26

Untuk menghindari kesalahan dalam keputusan seleksi, maka alat-alat yang digunakan dalam proses seleksi, seperti analisis formulir lamaran yang diisi oleh calon, ujian tertulis, wawancara, penelitian latar belakang, dan pemeriksaan jasmani haruslah memperlihatkan validitas dan keandalan (reliabilitas) alat seleksi tersebut. Artinya harus ada bukti kaitan antara alat seleksi tersebut dengan suatu

23

Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia…, h. 111 24

Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia…, h. 111 25

Iwan Purwonto, Manajemen Strategi, (Bandung: PT Yrama Yuda. 2007), Cet. I, h. 158 26

(27)

kinerja yang relevan. Sedangkan keandalan menunjuk pada apakah alat tersebut mengukur hal yang sama secara konsisten. Misalnya, apabila sebuah tes itu andal, setiap perolehan harus tetap dan cukup konsisten, dan sifat-sifat yang diukur juga tetap.

Proses seleksi ini bertujuan untuk mencari input siswa yang dapat mengikuti proses belajar mengajar di sekolah dengan baik sehingga seleksi dapat berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan sekolah tersebut, sehingga dalam buku T. Hani Handoko, dinyatakan bahwa faktor-faktor yang dicari dalam diri Sumberdaya Manusia yang potensial adalah:Latar belakang pribadi, Bakat dan minat, Sikap dan kebutuhan, Kemampuan-kemampuan analisis dan manipulatif, Keterampilan dan kemampuan teknik, kesehatan, tenaga dan stamina

Secara logika, kegiatan seleksi yang pertama dan yang paling penting adalah mendapatkan pelamar yang cakap. Tentu saja prosesnya mulai dengan perekrutan dan keputusan mengenai dimana dan bagaimana mencari pelamar. Kemudian para pengambil keputusan harus mengevaluasikan bagaimana kecakapan para pelamar dapat dicocokan dengan kebutuhan organisasi. Beberapa alat evaluasi itu adalah: Formulir lamaran, Ujian, dan Wawancara. 27

Demikian pula halnya kegiatan seleksi penerimaan siswa baru di sekolah untuk mendapatkan calon peserta didik yang berkualitas. Sudah barang tentu dalam proses pelaksanaan seleksinya diawali dengan melakukan sensus ke berbagai sekolah terlebih dahulu untuk mengetahui rasio kuantitas dan kualitas calon siswa yang dibutuhkan dengan mengacu pada analisis kebutuhan jumlah siswa yang akan diterima sesuai dengan daya tampung kelas, rasio murid dan guru serta sarana pra sarana penunjang lainnya yang tersedia.

Bervariasinya kebutuhan siswa akan belajar, serta semakin beragamnya kebutuhan guru dan staf lainnya untuk mengembangankan profesionalismenya, yang disebabkan oleh berbagi faktor, diantaranya ialah akibat adanya perbedaan lingkungan sekolah satu dengan lainnya maupun oleh adanya peberbedaan harapan orang tua/masyarakat akan pendidikan yang bermutu bagi anak yaitu

27

(28)

dapat dilakukan dengan mengadakan proses seleksi pada penerimaan siswa baru di sekolah.

Dalam kaitannya dengan dunia pendidikan, pelaksanaan proses seleksi tetap diperlukan, baik itu untuk penerimaan siswa baru maupun pada saat penerimaan calon guru, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh bibit-bibit unggul dalam sekolah guna meningkatkan mutu pendidikan dan dapat tercapai semua tujuan yang telah direncanakan oleh sekolah tersebut.

Langkah pertama yang dilakukan oleh lembaga pendidikan (sekolah) sebelum mengadakan kegiatan penerimaan siswa baru adalah dengan melakukan sensus sekolah. Yang dimaksud dengan sensus sekolah adalah pencatatan anak-anak usia sekolah yang diperkirakan akan masuk sekolah atau calon siswa.

Sensus sekolah akan lebih lengkap apabila pencatatan itu tidak saja menghasilkan jumlah calon siswa, tetapi juga dilengkapi dengan minat kemana mereka itu ingin melanjutkan sekolah. Dengan informasi tersebut dapat ditetapkan jumlah calon siswa pada tahun ajaran yang akan datang sehingga sedini mungkin telah dapat dipersiapkan secara seksama, baik program pendidikan, sarana prasarana pendidikan, maupun tenaga pengajarnya yang diperlukan guna menampung calon siswa. 28

a. Fungsi Sensus Sekolah

Pencatatan anak usia sekolah atau calon siswa merupakan salah satu komponen penting dalam perencanaan pendidikan. Dengan :

a) Jumlah dan lokasi sekolah

b) Batas daerah penerimaan siswa disuatu sekoalah c) Jumlah fasilitas transportasi

d) Layanan program pendidikan

e) Fasilitas pendidikan bagi anak-anak penderita cacat

f) Laju pertumbuhan pendudukan, khususnya anak-anak usia sekolah di daerah sekitar sekolah

b. Pelaksanaan Sensus Sekolah

28

Ibrahim Bafadal, Dasar-dasar Manajemen dan Supervisi Taman Kanak-Kanak,

(29)

Saat yang tepat untuk melaksanakan Sensus Sekolah, memang sulit untuk ditetapkan, sebab sangat dipengaruhi oleh tujuan sensus tersebut. Mungkin sensus di sekolah perlu dilaksanaan dalam tahun ajaran yang sedang berjalan, dengan harapan agar tahun ajaran yang akan datang telah dapat dipersiapkan kebutuhan pengajar dan fasilitas guna menampung siswa. Dapat juga sensus sekolah dilaksanakan dua tiga tahun sebelumnya. Sebab mungkin sensus sekali dari hasil sensus sekolah diperlukan bukan hanya tambahan ruangan, tapi perlu di tambah sekolah baru. Karena itu diperlukan proses kontinue bagi suatu sensus sekolah, sensus sekolah sangat diperlukan agar sekolah benar-benar akan mendapatkan jumlah calon siswa yang memadai.29

Langkah pertama dalam kegiatan penerimaan siswa baru adalah melakukan analisis kebutuhan yaitu penetapan siswa yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan (sekolah). Kegiatan yang dilakukan dalam langkah ini adalah Merencanakan jumlah siswa yang akan diterima. Penentuan jumlah siswa yang akan diterima perlu dilakukan sebuah lembaga pendidikan, agar layanan siswa bisa dilakukan secara optimal. Besarnya jumlah siswa yang akan diterima harus mempertimbangkan hal-hal berikut:

a. Daya tampung kelas atau julah kelas yang tersedia. Jumlah siswa dalam satu kelas (ukuran kelas) berdasarkan kebijakan pemerintah berkisar 40-45 orang. Sedangkan ukuran kelas yang ideal secara teoritik berjulah 25-30 siswa per satu kelas

b. Rasio murid dan guru. Yang dimaksud rasio murid dan guru adalah perbandingan antara banyaknya siswa dengan guru perfultimer. Secara ideal rasio murid guru adalah 1:30.30

Seleksi siswa baru adalah kegiatan pemilihan calon siswa untuk menentukan diterima atau tidaknya calon siswa menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) tersebut berdasarkan ketentuan yang berlaku. Seleksi siswa penting dilakukan terutama bagi lembaga pendidikan (sekolah) yang calon siswanya

29

Tholib Kasan, Teori dan administrasi Pendidikan…, h. 70-71 30

(30)

melebihi daya tampung yang tersedia di lembaga pendidikan (sekolah) tersebut. Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan adalah:

1. Seleksi administratif, diantaranya pengumpulan ijazah, pengisian formulir, surat-surat yang digunakan sebagai syarat administratif.

2. Tes-tes, setelah proses pengumpulan surat-surat sebagai seleksi administratif selanjut adalah tes. Tes yang diadakan dengan alat bantu kriteria yakni psikotes, pengetahuan, ataupun tes performan. Tes ini tergantung dan terkait dengan kriteria peserta didik seperti apa yang ingin dimiliki oleh sekolah tersebut.

3. Wawancara, sekolah yang ingin mengetahui lebih jauh lagi tentang peserta didik yang akan masuk sekolah tersebut kerap melakukan wawancara. Namun, ini biasanya tidak terjadi pada seleksi sekolah negeri, karena terlalu banyak kuota yang diterima sehingga akan memakan banyak waktu dan membutuhkan banyak SDM bila harus melakukan wawancara.31

4. Pemeriksaan referensi, terdapat dua jenis pemeriksaan refrensi, yakni personel dan perfoman. Pada refrensi personel biasanya yang dicek adalah pekerjaan dari orang tua, taraf ekonomi. Pada refrensi performan dicek seperti prestasi yang telah diraih dan lain-lain.

5. Pemeriksaan medis, tes ini bisa diadakan mandiri oleh sekolah atau sekolah hanya menerima hasil dari lembaga medis atas hasil kesehatan peserta didik tersebut.

6. Keputusan penerimaan, pengumuman penerimaan mencakup media yang digunakan dalam mengumumkan siapa saja yang diterima atau bisa juga mengumumkan juga siapa saja yang ditolak disekolah tersebut. Media yang digunakan bisa papan pengumuman di sekolah yang bersangkutan, koran/surat kabar, atau internet.32

Setelah ditetapkan siswa yang diterima dan yang tidak diterima, kemudian diumumkan. Pengumuman hasil seleksi sebaiknya dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, supaya tidak menimbulkan keresahan bagi calon siswa.

31

http://tugaskuliahsemata.blogspot.com/2009_11_29_archive.html 32

(31)

Pengumuman ini bisa dilakukan secara terbuka atau secara tertutup. Secara terbuka biasanya diketahui oleh semua orang baik yang diterima atau yang tidak diterima. Biasanya hasil seleksinya ditempel ditempat-tempat yang strategis atau melalui media massa.

Pengumuman secara tertutup biasanya melalui surat atau amplop tertutup yang diberikan kepada calon siswa, sehingga yang mengetahui diterima atau tidak diterimanya hanya calon siswa yang bersangkutan. Bagi calon siswa yang diterima diharuskan mendaftar ulang padala lembaga pendidikan (sekolah) yang menerimanya. Pada waktu daftar ulang, biasanya calon siswa harus melengkapi persyaratan-persyaratan administratif yang berguna bagi pengisian data siswa di lembaga pendidikan (sekolah) tersebut.33

Dalam setiap tahun ajaran baru selalu diadakan pendaftaran siswa baru dan penerimaan siswa baru. B. Suryosubroto menjelaskan bahwa “Penerimaan siswa baru merupakan salah satu kegiatan yang pertama dilakukan yang biasanya mengadakan seleksi calon murid”.34

Berapa calon jumlah siswa yang akan diterima di suatu sekolah sangat bergantung pada jumlah kelas atau fasilitas tempat duduk yang tersedia. Perkiraan jumlah siswa yang akan diterima bisa dibuat berdasarkan perkiraan siswa yang akan meninggalkan sekolah. Sebagian besar siswa yang akan meninggalkan sekolah ialah siswa-siswa yang duduk di kelas terakhir.35

Dalam penentuan jumlah siswa yang akan diterima disekolah yang biasanya terkait dengan tiga hal, yaitu: kebijakan dalam penerimaan siswa baru, sistem penerimaan siswa baru, dan orientasi siswa baru.

1. Kebijakan dalam penerimaan siswa baru

Dalam rangka kegiatan penerimaan siswa baru ini ada beberapa kebijakan yang wajib diperhatikan, karena kebijakan-kebijakan tersebut akan menjadi

33

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan…, h. 209-210

34

B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), Cet. I, h. 74

35

(32)

landasan kerja dalam pelaksanaan kegiatan penerimaan siswa baru. Kebijakan-kebijakan tersebut salah satunya terdapat dalam UUD 1945.36

Dalam alenia keempat Pembukaan UUD 1945, disebutkan bahwa salah satu tujuan nasional pendidikan kita ialah untuk “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Oleh karena itu, pemerintah dalam hal ini berkewajiban dan bertanggung jawab penuh untuk memberikan dan melaksanakan pendidikan bagi seluruh warga negara Indonesia secara merata tanpa pandang bulu.

2. Sistem Penerimaan Siswa Baru

Yang dimaksud dengan sistem penerimaan siswa baru ialah cara atau teknik yang digunakan untuk menyeleksi siapa-siapa diantara para calon siswa yang akan diterima sebagai siswa baru. Dengan banyaknya calon siswa yang mendaftar dan terbatasnya tempat yang tersedia, mau tidak mau diadakan seleksi. Dengan demikian, tempat yang terbatas tersebut benar-benar dapat diberikan kepada calon siswa yang betul-betul berkualitas unggul, yang mampu menyelesaikan studinya dengan waktu yang telah ditentukan.37

3. Orientasi Siswa baru

Orientasi siswa baru adalah kegiatan yang merupakan salah satu bagian dalam rangka proses penerimaan siswa baru. Ada beberapa istilah yang digunakan untuk memberi nama kegiatan ini. Istilah-istilah itu diantaranya ialah Masa orientasi siswa (MOS), dan pengenalan kampus menjadi OSPEK. Tujuan orientasi siswa baru ialah memperkenalkan berbagai masalah tentang sekolah, agar siswa baru dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sekolah.38

Menurut Drs. Ismed Syariel Cs. Langkah-langkah penerimaan murid baru pada garis besarnya adalah sebagai berikut:

a) Membentuk Panitia Penerimaan Murid

Panitia pelaksana penerimaan siswa baru yaitu pihak sekolah terdiri dari kepala sekolah dan beberapa guru yang ditunjuk untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan yakni:

36

Tholib Kasan, Teori dan administrasi Pendidikan…, h. 72 37

Tholib Kasan, Teori dan administrasi Pendidikan…, h. 72 38

(33)

1) Syarat-syarat pendaftaran murid baru 2) Formulir pendaftaran

3) Pengumuman 4) Buku pendaftaran 5) Waktu Pendaftaran

6) Jumlah calon yang diterima39 b) Menentukan Syarat Pendaftaran Calon

Pada jenjang SLTA, persyaratan pendaftaran siswa baru tentu saja harus disertai bukti sudah memiliki STTB (Surat Tanda Tamat Belajar) dari sekolah sebelumnya di samping itu faktor umur juga diperhatikan.

Untuk memperjelas masalah syarat-syarat pendaftaran di SLTA di bawah ini kami kemukakan contoh persyaratan yang dimaksud:

1) Surat keterangan kelahiran, atau umur 2) Surat keterangan kesehatan

3) Surat keterangan kelakuan baik dari kepala sekolah asal 4) Salinan tanda lulus/STTB yang disahkan

5) Salinan rapor kelas tertinggi 6) Membayar biaya pendaftaran

7) Pas foto ukuran 3x4/4x6 sebanyak yang diperlukan 8) Mengisi formulir pendaftaran40

c) Menyediakan Formulir Pendafaran

Formulir pendaftaran diaksud untuk mengetahui identitas calon dan untuk kepentingan pengisian buku induk sekolah. Sebuah contoh formulir pendaftaran.41 d) Pengumuman Pendaftaran Calon

Hal ini dilakukan setelah segala sesuatunya sudah disiapkan baik perangkat, peralatan, tenaga panitia pelaksana pendaftaran, maupun fasilitas yang lain. Pengumuman dapat melalui media massa seperti surat kabar dan sebagainya, tetapi dapat juga hanya menggunakan papan pengumuman di sekolah. Adapun maksud dan tujuan pengumuman ini ialah agar kesempatan dan syarat pendaftaran

39

B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah…, h. 74 40

B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah…, h. 75 41

(34)

calon murid baru disekolah tersebut bisa diketahui oleh masyarakat luas khususnya para orang tua yang berkepentingan.

e) Menyediakan Buku Pendaftaran

Buku ini untuk mencatat para calon siswa yang mendaftarkan ingin masuk ke sekolah iti. Berdasarkan pencatatan ini pula calon memperoleh nomor pendaftaran (nomor calon) yang mungkin juga disebut juga sebagai nomor seleksi.

f) Waktu Pendaftaran

Penentuan waktu atau lama pendaftaran calon siswa tergantung pada kebutuhan. Waktu bisa diperpanjang apabila target belum terpenuhi, dan sebaliknya mungkin dipersiapkan apabila target sudah terpenuhi.

g) Penentuan calon yang diterima

Pada SLTP/SLTA penentuan calon siswa yang diterima di samping memperhatikan persyaratan pendaftaran dan daya tampung kelas, biasanya diperhatikan pula hasil seleksi (tes masuk). Kadang-kadang hasil tes inilah yang merupakan faktor “kunci” mengingat sifat-sifat khusus yang diperlukan dan dituntut oleh lembaga pendidikan yang hendak diikuti.

Apabila hasil tes masuk yang hendak dijadikan standar, maka penentuan calon siswa ynag diterima dapat didasarkan pada urutan keberhasilan nilai tes itu (sistem rengking) sampai sebanyak calon yang ditargetkan sesuai dengan daya tampung kelas.

Penentuan (perhitungan) daya tampung ini dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

DT = B x M – TK Keterangan:

DT : Daya Tampung

B : Banyak bangku di kelas itu M : Muatan bangku

TK : Jumlah murid yang tinggal kelas pada kelas42

Proses penerimaan ini tentu ada pedomannya, sekolah yang baik bilamana ada penerimaan murid secara berencana, dalam acara tersebut dapat:

42

(35)

a. Diperkenalkan semua guru, staf sekolah para murid b. Memperkenalkan semua pengurus siswa

c. Menjelaskan program-program sekolah dan tata-tertib sekolah d. Menjelaskan semua fasilitas sekolah

Menjelaskan program-program sekolah43

C. Faktor-Faktor Yang Harus Diperhitungkan Dalam Pelaksanaan Seleksi Telah umum dimaklumi bahwa proses seleksi bukanlah kegiatan yang berdiri sendiri. Artinya sebelum melakukan kegiatan seleksi berbagai masukan perlu pula di perhitungkan dan dipertimbangkan. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin banyak jumlah pelamar untuk diseleksi, semakin baik bagi organisasi karena dengan demikian semakin besar jaminan bahwa pelamar yang terseleksi dan diterima menjadi siswa benar-benar merupakan peserta didik yang memenuhi berbagai persyaratan yang telah ditentukan. Akan tetapi bukanlah merupakan hal yang mustahil bahwa jumlah pelamar kurang dari yang diharapkan.

Dengan perkataan lain, mungkin saja perbandingan antara pelamar dan yang terpilih besar atau kecil. Dalam hal ini perbandingan itu kecil, perlu diperhatikan bahwa penyebabnya mungkin karena persyaratan yang harus dipenuhi memang berat, atau karena mutu para pelamar rendah.44

a) Faktor Etika

Tidak dapat disanggah bahwa para perekrut memegang peranan penting dalam menentukan siapa di antara pelamar yang diterima dan siapa yang ditolak merupakan kenyataan pula bahwa organisasi mengharapkan bahwa para pelamar bermutu setinggi mungkin. Menggabungkan kedua hal itu dalam proses seleksi menuntut standar etika tinggi dari para perekrut siswa baru karena hanya dengan demikian siswa-siswa bermutu yang diterima.

Memegang teguh norma-norma etika menuntut antara lain disiplin pribadi yang tinggi, kejujuran yang tidak tergoyahkan, integritas karakter serta obyektivitas yang didasarkan pada kriteria yang rasional. Hal ini sangat penting

43

Piet A. Sahertian, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional. 1985), Cet. I, h. 115

44

(36)

karena tidak mustahil perekrut dihadapkan kepada berbagai macam godaan, seperti menerima hadiah, disogok oleh pelamar, mengkatrol nilai seleksi dari pelamar yang mempunyai hubungan darah atau kaitan primodial lainnya atau hal-hal lain yang mengakibatkan seseorang perekrut mengambil keputusan yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan subyektif.

b) Faktor Internal Organisasi

Para perekrut pada umumnya menyadari bahwa situasi internal organisasi harus dipertimbangkan juga dalam merekrut dan menyeleksi pelamar. Misalnya, besar kecilnya anggaran yang dialokasikan untuk belanja pegawai baru menentukan berapa banyak siswa baru yang boleh direkrut.

c) Faktor Kesamaan Kesempatan

Diberbagai negara atau masyarakat, masih saja terdapat praktek-praktek pemanfaatan sumber daya manusia yang sifatnya diskriminatif. Ada kalanya praktek diskriminatif itu didasarkan atas warna kulit, atau daerah asal, atau latar belakang sosial. Dengan perkataan lain, terhadap sekelompok warga masyarakat yang diidentifikasi sebagai minoritas diberlakukan pembatasan-pembatasan tertentu sehingga mereka tidak memperoleh kesempatan yang sama dengan warga masyarakat lainnya untuk memperoleh pendidikan.

D. Strategi Dalam Pelaksanaan Penerimaan Siswa Baru

Pengertian Strategi Menurut Faisal Afiff (1986: 9), yang dimaksud dengan strategi adalah: Suatu tindakan penyesuaian untuk mengadakan reaksi terhadap situasi lingkungan tertentu (baru dan khas) yang dapat dianggap penting, di mana tindakan penyesuaian tersebut dilakukan secara sadar berdasarkan pertimbangan yang wajar. Dalam suatu strategi senantiasa akan terkandung juga perencanaan strategi yang merupakan proses yang berlangsung secara terus menerus.Terdapat dua strategi agar penerimaan siswa baru pada sekolah mendapatkan siswa sesuai yang kita inginkan yaitu intern dan ekstern. Strategi pertama adalah strategi intern yaitu dengan:

(37)

III, serta membekali siswa dengan berbagai keterampilan terapan, dan selalu meningkatkan praktik keagamaan dan kedisiplinan siswa.

2. Memperbaiki ruang kelas, kantor dan sarana pra sarana sekolah. Langkah ini bisa dilakukan dengan berbagai hal, diantaranya melakukan renovasi ruangan, pengecetan, pembuatan taman, yang pada prinsipnya menjadikan penampilan sekolah menjadi lebih menarik.

3. Menampilkan pengelola sekolah yang menarik. Penampilan yang menarik bisa dilakukan dengan meningkatkan kualitas pelayanan, kedisiplinan, pemakaian seragam yang sopan dan sesuai dengan citra sekolah, serta rasa kekeluargaan yang tinggi.

Sedangkan strategi kedua, strategi ekstern. Strategi ini dapat dilakukan dengan: 1. Pembuatan brosur. Brosur berisi profil sekolah secara ringkas, padat dan

jelas. Usahakan brosur dibuat semenarik mungkin. Karena brosur akan mewakili dan menggambarkan sekolah. Ketika orang melihat brosur, ketika itu pula dia membaca dan menilai kualitas kita.

2. Spanduk. Spanduk yang baik, dapat menarik orang untuk membacanya. Buatlah spanduk yang menyolok. Berisi tulisan singkat yang menggambarkan tentang sekolah. Misalnya berisi visi dan misi sekolah, serta program-program unggulan sekolah.

3. Bantuan komite sekolah. Sampaikan permasalahan sekolah, selanjutnya mintalah saran agar permasalahan tersebut dapat dipecahkan bersama. 4. Mengadakan berbagai jenis perlombaan yang diminati siswa. Sosialisasi

sekolah dapat pula dilakukan dengan mengadakan perlombaan antar sekolah, yang diadakan di sekolah.

5. Mengadakan kegiatan yang melibatkan masyarakat sekitar sekolah. Misalnya, bakti sosial, peringatan tujuh belasan, pembagian zakat dan daging kurban.

6. Menginformasikan profil sekolah lewat radio, koran ,majalah atau media masa lainnya.45

(38)

E. Kendala-kendala Yang Dihadapi Dalam Proses Seleksi

Untuk dapat memperoleh input yang sesuai dengan kebutuhan, bukan hal yang mudah, sekolah harus menentukan kriteria khusus calon siswa yang seperti apa yang akan diterima dalam sekolah tersebu. Banyak sekali serangakaian proses yang ditempuh terutama bagi peserta didik tersebut. Maka ditemukan banyak tantangan dalam seleksi. Tantangan tersebut diantaranya:

1) Ketidaksesuaian suply (terkait dengan ketersediaan calon), bila makin banyak pelamar, maka memungkinkan bagi lembaga untuk memilih yang terbaik, tetapi hal ini juga berarti menambah pekerjaan administratif, memerlukan waktu yang lebih banyak, membutuhkan sumber daya yang lebih banyak juga untuk melakukan proses seleksi, dan juga membutuhkan biaya yang lebih banyak hanya untuk proses seleksi.

2) Adanya halangan berupa ethis (etika) dalam hal ini, terjadi kesetaraan jender (berkaitan dengan sarana) lalu adanya family sistem, dimana beberapa pelamar yang mempunyai koneksi ”dimudahkan” oleh orang di dalam lembaga untuk masuk ke lembaga tersebut. Di Indonesia, sudah sering ditemukan adanya unsur KKN dalam proses seleksi, adanya sogokan, surat sakti, maupun letkol dan letjen (lewat kolong, lewat jendela). Untuk beberapa lembaga, tidak terdapat transparansi dalam hasil seleksi, hal ini dapat membuat beberapa calon menjadi kurang puas. Terkadang seleksi pun hanyalah sebuah formalitas, dalam hal ini calon/pelamar sebenarnya sudah dipastikan masuk lembaga tersebut, tetapi test seleksi masih tetap dilakukan.

3) Lalu hambatan yang terakhir adalah kondisi organisasi (organisasional) dimana organisasi yang melakukan proses seleksi memiliki keterbatasan sarana, pembiayaan, dan alokasi sehingga terkadang proses seleksi tidak berjalan maksimal.46

Selain faktor-faktor di atas, dalam pelaksanaan manajemen sumber daya manusia setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu rekutmen, seleksi dan orientasi. Dalam rekutmen semakin besar jumlah pelamar, akan memudahkan

46

(39)

untuk memilih pelamar yang berkualitas tinggi. Akan tetapi pada kenyataan fakta di lapangan, hal tersebut sulit terwujud karena yang terjadi walaupun pelamar banyak, karena untuk mendapatkan pelamar yang sesuai dengan harapan organisasi tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Hal tersebut disebabkan pula oleh adanya faktor-faktor lain yang dihadapi dalam melaksanakan proses seleksi, walaupun penyeleksi melakukannya dengan amat baik, karena yang menjadi objek dari seleksi adalah manusia yang pada dasarnya memiliki perbedaan antara satu dan lainnya.

Adapun menurut Mutiara Sibarani Panggabean dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam proses seleksi antara lain: tolak ukur, penyeleksi, dan pelamar.47

1) Tolak ukur

Tolak ukur adalah kesulitan untuk menentukan standar atau tolak ukur yang akan dipergunakan mengukur kualifikasi-kualifikasi seleksi secara obyektif. Misalnya, mengukur kejujuran atau kesetiaan. Bobot nilai yang diberikan sering berdasarkan pada pertimbangan subjektif saja, karena tolak ukur yang digunakan mengandung prinsip yang sama terhadap para pelamar yang datang dengan latar belakang yang berbeda-beda.

2) Penyeleksi

Kesulitan untuk mendapatkan penyeleksi yang benar-benar qualified, jujur, dan objektif penilaiannya, merupakan salah satu faktor yang seringkali dihadapi dalam pelaksanaan seleksi.

3) Pelamar

Untuk mendapatkan jawaban yang jujur dari pelamar bukanlah perkara yang mudah, karena mereka selalu berusaha memberikan jawaban mengenai hal-hal yang baik saja tentang dirinya sedangkan hal-hal yang kurang baik disembunyikan. Hal ini terjadi karena pelamar adalah manusia yang mempunyai pikiran, kepintaran dan keahlian untuk mengelabuhi penyeleksi.

47

(40)

KERANGKA BERPIKIR

(41)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Pelaksanaan Seleksi Penerimaan Siswa Baru di SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Dalam usaha untuk memperoleh data-data yang diperlukan penyusunan skripsi ini, penulis melakukan observasi secara langsung di SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang. Jl Surya Kencana No. 29 Pamulang Barat. Kota Tangerang Selatan. Banten.

2. Waktu Penelitian dimulai pada 20 Maret sampai dengan 2 April tahun 2010

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif yaitu menggambarkan, memaparkan, dan mengungkapkan hasil penelitian Pelaksanaan Seleksi Penerimaan Siswa Baru di SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang secara gamblang sehingga hasil penelitian dapat tergambar secara jelas.

D. Sumber Data

(42)

Sumber data dalam penelitian ini adalah panitia yang teri\libat langsung dalam pelaksanaan PSB di SMA Muhammadiyah 25 setiabudi Pamulang, diantara mereka adalah sebagai berikut: Kepala Sekolah/Koordinator Seleksi PSB, Wakabid Kurikulum/Sekertaris Seleksi PSB, Ekonomi/Ketua Pelaksana Seleksi PSB, Guru PPKN/Publikasi dan Informasi PSB, dan Guru Fisika/Staf Tes Seleksi PSB SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat dalam menyusun laporan penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa teknik pengambilan data primer (data asli) antara lain:

1. Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.48 Observasi ini dilaksanakan untuk memperoleh data yang menyeluruh mengenai kondisi objek yang sedang diteliti misalnya keadaan lingkungan sekolah; keadaan guru, keadaan karyawan, keadaan murid, dan keadaan sarana prasarana. Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi di SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang.

2. Wawancara, yaitu cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan Tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.49 Berkaitan dengan hal ini, wawancara yang dilakukan penulis dalam memperoleh data mengenai masalah yang menjadi objek penelitian, maka dilakukan sejumlah wawancara kepada pihak-pihak yang mengetahui secara jelas bagaimana pelaksanaan seleksi penerimaan siswa baru yang selama ini telah di lakukan di SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang.

48

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2008), h.76

49

(43)

3. Dokumentasi, digunakan ketika data tidak bisa diperoleh dari hasil wawancara dan observasi. Peneliti mengambil data-data tentang sejarah berdirinya sekolah, tujuan sekolah, struktur sekolah, visi misi sekolah, dan yang berhubungan dengan penerimaan siswa baru di SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang.

F. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini berbentuk wawancara terbuka. Untuk memberi batasan yang jelas dalam penyusunan instrumen, berikut ini dikemukakan definisi konseptual dan definisi operasional.

1. Definisi Konseptual

Seleksi adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan untuk memilih, menyeleksi sejumlah orang (pelamar) dengan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh pelaksana seleksi untuk mendapatkan suatu kedudukan atau pekerjaan.

Penerimaan siswa baru merupakan salah satu kegiatan yang pertama dilakukan yang biasanya mengadakan seleksi calon murid yang dilakukan setiap menjelang tahun ajaran baru.

2. Definisi Oprasional

Seleksi secara praktis yaitu melaksanakan serangkaian kegiatan untuk memilih, menyeleksi sejumlah orang (pelamar) dengan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh pelaksana seleksi untuk mendapatkan suatu kedudukan atau pekerjaan.

(44)

diinginkan oleh pihak penyelenggara seleksi penerimaan siswa baru di SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang.

[image:44.595.89.537.261.740.2]

Sedangkan penerimaan siswa baru yaitu langkah-langkah sistematis yang dilakukan dalam kegiatan penerimaan siswa baru. Langkah-langkah tersebut merupakan rangkaian proses yang meliputi perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi kegiatan, tentunya ketiga proses di atas dilakukan agar pelaksanaan seleksi penerimaan siswa baru dapat mencapai tujuan yang diinginkan oleh pihak penyelenggara seleksi penerimaan siswa baru di SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang.

Tabel 1

Kisi-kisi Wawancara

Pelaksanaan Seleksi Penerimaan Siswa Baru Di SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang

Variabel Aspek Indikator No.Item

1) Me

Gambar

Tabel 1 Kisi-kisi Wawancara
JUMLAH ROMBONGAN Tabel  2 TAHUN
Tabel  4

Referensi

Dokumen terkait

Penyeleksian atau penerimaan siswa baru adalah suatu hal yang perlu1. ditentukan secara cepat dan

MTs Negeri Gondangrejo Karanganyar merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berada di Karanganyar. Setiap tahun ajaran baru sekolah ini mengadakan penerimaan siswa

Dalam melakukan perancangan sistem informasi penerimaan siswa baru SMA N 3 Lubuk Basung, Penulis pertama sekali melakukan observasi langsung kelapangan untuk

Dengan Panduan Penerimaan Siswa Baru ini diharapkan dapat membantu serta mempermudah para calon siswa dan calon orangtua siswa dalam memahami dan mengikuti

Dari berbagai tinjauan yang dilakukan kepada Sekolah Menengah Pertama dalam penerimaan peserta didik baru dengan adanya berbagai kendala yaitu proses calon siswa baru

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2017 Tentang Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah

Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, atau bentuk lain yang sederajat. Keputusan Kepala Dinas

menjual saham; (8) Berbagai proteksi bagi investor di pasar modal. Dengan pemaparan materi yang dikemas dalam berbagai gambar, foto, infografis dan bahkan video