SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE,Sy)
Oleh:
HUZAIMAH
107046200154
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
PENGGUNAAN TEORI PORTOFOLIO MODERN (MODERN PORTOFOLIO THEORY) DALAM PEMBENTUKKAN RETURN
PORTOFOLIO SAHAM SYARIAH
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (SE,Sy)
Oleh:
HUZAIMAH
NIM. 107046200154
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
Dr. Ir. IWAN PONTJOWINOTO, MM
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul Penggunaan Teori Portofolio Modern (Modern Portofolio Theory) Dalam Pembentukkan Return Portofolio Saham Syariah, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 18 Agustus 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)
Jakarta, 18 Agustus 2011 Dekan,
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM
NIP. 195505051982031012
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 195505051982031012
Sekretaris : Mu’min Rauf, M.A
NIP. 197004161997031004
Pembimbing : Dr. Ir. Iwan Pontjowinoto, MM
Penguji I : Titi Dewi Warninda, SE, MSi
i Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 4 Agustus 2011
ii
Efek Syariah (DES), dengan kriteria saham tersebut memiliki likuiditas yang tinggi, memiliki kepitalisasi pasar, total hutang ribawi dibanding ekuitas tidak lebih dari 82%, dan total pendapatan bunga dibanding total pendapatan tidak lebih dari 10%. Pembentukkan saham dengan menggunakan Teori Portofolio Modern (Modern Portofolio Theory) yaitu dengan Metode Markowitz berupa komposisi dan porsi saham yang masuk dalam portofolio dengan menghitung koefisien korelasi, kovarian, beta, varian, standar deviasi, dan selanjutnya menetapkan efficient frontier.
Kemudian mengukur kinerja portofolio berdasarkan Teori Portofolio Modern (Modern Portofolio Theory) dengan Risk Adjusted Return yaitu Indeks Sharpe, Indeks Jensen, dan Indeks Treynor. Adapun kurun waktu saham tersebut dari Januari – Desember 2010 dengan memakai data saham mingguan (weekly) dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia (BEI).
Hasil pengukuran tersebut dibandingkan dengan hasil pengukuran benchmark -nya yaitu return pasar, yaitu return IHSG. Serta melihat risiko dari saham yang terbentuk pada portofolio tersebut yang akan ditanggung investor dengan memberikan referensi kepada investor tipe konservatif, tipe moderat dan tipe agresif.
Hasil penelitian nya adalah Saham individu yang memiliki rata-rata return mingguan tertinggi adalah KLBF sebesar 1.6% dengan standar deviasi sebesar 6.14%. yang terendah adalah ENRG sebesar -1.16% dengan standar deviasi sebesar 7.68%. Standar deviasi tertinggi terdapat pada saham ENRG yaitu sebesar 7.68%. Portofolio dalam kurva minimum-variance frontier yang berada di atas garis yang melalui titik global minimum-variance portofolio (-0.0116 ; 0,0327) memberikan kombinasi risiko dan return yang baik sehingga dapat diketahui bahwa portofolio dari delapan belas saham syariah yang terbentuk adalah portofolio optimum.
Kinerja portofolio menggunakan Risk Adjusted Return menunjukkan Indeks Sharpe memberikan nilai 1.564; indeks Treynor sebesar 0.2480; indeks Jensen sebesar 0.1120. sedangkan nilai pasar sebesar 0.0074. Namun dari ketiga perhitungan indeks utama tersebut, kinerja portofolio yang paling baik terdapat pada Indeks
Sharpedengan nilai 1.564.
Penggunaan Teori Portofolio Modern (Modern Portofolio Theory) dalam membentuk suatu portofolio menghasilkan return dan risiko bagi investor tipe konservatif untuk berinvestasi pada saham SMGR dan saham INTP, Tipe Moderat berinvestasi pada saham PTBA dan pada saham UNTR, Tipe Agresif berinvestasi pada saham KLBF dan pada saham ITMG.
iii
Tiada kata yang paling indah, syahdu dan balaghoh seraya kita memanjatkan
Puja dan Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah, taufiq,
serta nikmat-Nya, sehingga Alhamdulillahirobbil’alamin penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul ” Penggunaan Teori Portofolio Modern (Modern Portofolio Theory) Dalam Pembentukkan Return Portofolio Saham Syariah”. Shalawat teriring salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad saw, kepada keluarganya, sahabat serta umatnya
hingga akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak sedikit
hambatan serta kesulitan yang penulis hadapi. Namun berkat kesungguhan hati dan
kerja keras serta dorongan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung
ataupun tidak langsung, sehingga membuat penulis tetap bersemangat dalam
menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis berterima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM., Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag dan Bapak Mu’min Rauf, S.Ag., M.A. sebagai Ketua
dan Sekretaris Jurusan Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Ir. Iwan Pontjowinoto, MM selaku dosen pembimbing skripsi yang
iv
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, serta para pengurus
perpustakaan yang telah meminjamkan buku-buku yang diperlukan oleh penulis.
5. Bagian Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia terima kasih
atas data yang telah diberikan.
6. Kepada Ummi tercinta, Lilis Sholihah yang begitu ulet, gigih, sabar dan tak
pernah mengenal letih dalam memperjuangkan pendidikan Putrimu ini. Ummi
yang memahami kesibukan saya, dan men-support segala aktifitas saya.
Terimakasih atas cinta, kasih dan sayangmu. Ku persembahkan Skripsi ini
sebagai kado terindah di hari Ulang tahunmu. Emah sayang Ummi.
7. Ya Rabb, sampaikan ucapan terimakasih ku kepada orang-orang terkasih yang
saat ini lebih dekat dengan-Mu. Abbi ku, Alm.Rofiuddin Abubakar, alm. Siti
Maradiah nenekku, kakek Alm. Jalaluddin dan Engkong Alm. Abubakar Sanusi
tersayang. Semoga amal ibadah kalian diterima di sisi Allah SWT.
8. Adikku Muhammad Dailami, Muthmainnah, Qothrunnada, dan Siti Roiyyatul
Ummah, maafin kakak ya karena jarang pulang, dan makasih ya de ku sayang
atas doa dan ketulusan sayangmu pada kakak. I love you All.
9. Kepada Nyai Siti Khosiah, Cing Hj. Mahmudah dan Mang H. Mahmud,
Engkong H. Cecep Maskanul Hakim, Cing Maftuhah yang cantik, Cing
Fadhilah, Mang Imron, Bi Eva, Bi Vivih, Bi ira, Sepupuku Mimi Hazami, hana,
v
bang ay, ka slamet, ka zul, ka lela, ka eti, ka iik, ka evi, ka oji, ka ilyas, ka
iskandar, dan semua angkatan GIGIL 2007. Ka MP, Ka Oci, Ka Olid, ka Sari,
Ka Emon, Ka uun, zakiyah, usniah, zaki, tono, joni, ahyi, rini, nuy, rosa, dan
seluruh warga Racana. Senang dapat menjadi bagian dari RFN Family.
11. UKM HIQMA, UKM KOPMA, BEMJ Asuransi Syariah, HIMALAYA Jakarta,
Kajian Azzahra, adik-adik didik Pramuka ku dan TPA Agung Al-munawwar.
Aku bangga dapat bergabung dengan sahabat semua.
12. Para sahabatku puput, wawan, vivi, nenk, mita, mpit, ela, rully, nabil, farhan,
lukman, panji, aa asyep, mila, corina, zakiyah, lirin, alif, eva, abud, syifa cibul,
dan semua teman seangkatan Asuransi 07. Khusus buat Atika yang selalu
menjadi teman share saya, dan selalu menyemangati saya selama pembuatan
skripsi. Semoga persahabatan dan pertemanan kita akan terus abadi hingga kita
mati. Sungguh kalian merupakan bagian dari episode perjalanan hidupku.
13. Teruntuk “seseorang” yang akan selalu menjadi misteri, terimakasih selalu
pengertian dan terima kasih atas segala nya, Maaf yah kalau selalu merepotkan.
Semoga Allah mempertemukan kita kembali dalam keadaan yang diridhoi-Nya.
Akhirnya, penulis menghaturkan banyak terima kasih atas semua pihak yang
turut berperan dalam proses penyelesaian tugas akhir penulis. Semoga karya ini
dapat bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat dan para akademisi.
Jakarta, 4 Agustus 2011
vi
LEMBAR PERNYATAAN………..……….i
ABSTRAK………..ii
KATA PENGANTAR………..……….iii
DAFTAR ISI………..………....vi
DAFTAR TABEL……….x
DAFTAR GAMBAR……….xii
DAFTAR GRAFIK………..……….xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………..….1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah………8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………...9
D. Review Kajian Terdahulu dengan Rencana Skripsi………...11
E. Kerangka Konseptual……….15
F. Pedoman Penulisan Skripsi………16
vii
A. Pasar Modal Syariah……….……18
1. Saham Syariah………..19
2. Efek Syariah……….22
3. Jenis Efek Syariah……….24
B. Emiten………...28
C. Peraturan Tentang Pasar Modal Syariah………29
D. Teori Portofolio Modern………31
1. Return………....36
a. Koefisien Korelasi dan Kovarian……….………37
2. Risiko……….38
a. Risiko Sistematik (Systematic Risk)…….…………40
b. Risiko Tidak Sistematik (Unsystematic Risk)……...41
3. Risk Adjusted Return……..………42
4. Diversifikasi Markowitz……….43
5. Efficient Frontier……..………..44
6. Portofolio Optimal………..………...47
viii
B. Jenis dan Sumber Data………..…53
C. Objek Penelitian...54
D. Metode Pengumpulan Data...54
E. Metode Penentuan Populasi dan Sampel...55
1. Pemilihan Sampel Saham Syariah……….55
F. TeknikPengolahan Data...57
G. Teknik Analisis Data...57
1. Return………57
a. Koefisien Korelasi dan Kovarian………..58
2. Risiko………59
3. Beta………...60
4. Risk Adjusted Return……..………..61
5. Penggunaan Model Markowitz………...63
6. Menetapkan Efficient Frontier………...64
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Perusahaan………...65
ix
a. Return Saham dan Standar Deviasi…………..…………102
b. Varian dan Beta saham……….106
c. Korelasi Saham………107
d. Kovarian Saham………...109
e. Portofolio Optimum Model Markowitz ………….…….111
C. Analisis Kinerja Risk Adjusted Return……….115
1. Pengukur Kinerja Sharpe………...115
2. Pengukur Kinerja Treynor……….…………115
3. Pengukur Kinerja Jensen………...115
D. Tingkat Risiko Yang Akan Ditanggung Oleh Investor……...116
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………...119
B. Saran………..…..121
DAFTAR PUSTAKA………...122
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kegiatan pasar modal di Indonesia diatur dalam Undang-undang No. 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal (UUPM) dimana Pasar Modal didefinisikan sebagai
kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek,
Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan Efek.1
UUPM tidak membedakan apakah kegiatan Pasar Modal tersebut dilakukan
dengan Prinsip-prinsip syariah atau tidak. Dengan demikian, berdasarkan UUPM,
kegiatan Pasar Modal Indonesia dapat dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah dan dapat pula dilakukan tidak sesuai dengan prinsip syariah.
Secara umum konsep pasar modal syariah dengan pasar modal konvensional
tidak jauh berbeda meskipun dalam konsep pasar modal syariah disebutkan bahwa
saham yang diperdagangkan harus berasal dari perusahaan yang bergerak dalam
sektor yang memenuhi kriteria syariah dan terbebas dari unsur ribawi, serta transaksi
saham dilakukan dengan menghindarkan berbagai praktik spekulasi.2
1 Undang-undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM). Pasal 1, ayat 13
2 M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam: Fiqih Muamalah, (Jakarta : Rajawali Pers, 2003), cet. 1, h. 101
Bagi emiten, pasar modal dapat dijadikan sebagai alternatif dalam
penghimpunan dana guna membantu ekspansi usaha mereka. Dengan adanya pasar
modal, para investor memungkinkan untuk melakukan diversifikasi investasi,
membentuk portofolio sesuai dengan risiko yang bersedia mereka tanggung dan
tingkat keuntungan yang mereka harapkan. Namun tidak bisa dipungkiri kemelut
sosial, politik, dan ekonomi yang masih berlangsung secara terus-menerus
menyebabkan melemahnya kinerja perekonomian. Pasar modal yang memiliki peran
sebagai indikator pendahulu (leading indicator) bagi perekonomian dapat juga
terkena dampaknya.
Langkah awal dalam melakukan investasi adalah menentukan tujuan investasi
dan jumlah kekayaan yang akan diinvestasikan. Karena adanya hubungan positif
antara resiko dan tingkat kembalian suatu investasi, maka tidaklah wajar bila investor
menetapkan tujuan investasinya hanya untuk menghasilkan sebanyak mungkin
kembalian tanpa mempertimbangkan resiko kerugian yang mungkin terjadi.
Namun demikian, masih dimungkinkan untuk mencapai tujuan yang lain,
yaitu menanamkan dana kas yang berlebihan ke dalam portofolio yang
menguntungkan. Sejalan dengan hal itu, investor harus mampu menentukan besarnya
dana yang dapat diinvestasikan. Sehingga seorang investor memerlukan pemahaman
yang baik dalam hal analisis sekuritas, yaitu analisis teknikal dan analisis
fundamental.
Analisis teknikal adalah analisis penentuan harga saham (aset keuangan)
saham (aset keuangan) perusahaan publik yang bersangkutan di bursa. Pendekatan
analisis teknikal ini merupakan suatu teknik analisis yang menggunakan data atau
catatan pasar yang telah dipublikasikan seperti harga saham, volume perdagangan,
indeks harga saham baik individu maupun gabungan serta faktor lainnya.
Peningkatan harga saham satu perusahaan akan menggambarkan bahwa nilai
perusahaan semakin meningkat, baik ditinjau dari sudut internal perusahaan maupun
pihak-pihak luar perusahaan. Harga saham suatu perusahaan menunjukkan nilai
penyertaan dalam perusahaan. Harga saham mencerminkan nilai perusahaan di mata
masyarakat. Apabila harga saham suatu perusahaan tinggi, maka nilai perusahaan di
mata masyarakat juga baik dan sebaliknya jika harga saham perusahaan rendah, nilai
perusahaan di masyarakat menjadi kurang baik.
Analisis fundamental adalah analisis penentuan harga saham (aset keuangan)
yang didasarkan pada kesehatan keuangan sebuah perusahaan emiten. Kesehatan
keuangan tersebut ditandai oleh kemampuan perusahaan publik yang bersangkutan
untuk menghasilkan laba atau membayarkan pendapatan (dividen) kepada investor.
Analisis fundamental ini berkaitan dengan analisis nilai perusahaan (value of the firm)
atau nilai instristik (intrinsic value) dari saham perusahaan publik.3
Pendekatan fundamental merupakan salah satu cara yang biasa digunakan
dalam menilai perusahaan. Pendekatan fundamental, terutama memperhatikan
3
faktor yang pada umumnya berada diluar pasar modal yang akan mempengaruhi
harga saham di masa mendatang.
Sementara itu, dalam konteks portofolio, risiko dibedakan menjadi dua yaitu
risiko sistematik dan dan risiko tidak sistematik. Risiko sistematik merupakan risiko
yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko
ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara
keseluruhan. Misalnya adanya perubahan tingkat bunga, kurs, valas, inflasi, kebijakan
pemerintah, dan sebagainya. Sehingga sifatnya umum dan berlaku bagi semua saham
dalam bursa saham yang bersangkutan. Risiko tidak sistematik merupaka risiko yang
dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam
satu perusahaan atau industry tertentu. Fluktuasi risiko ini hanya ada dalam satu
perusahaan atau industry tertentu. Fluktuasi risiko ini besarnya berbeda-beda antara
satu saham dengan saham yang lain. Karena perbedaaan itulah maka masing-masing
saham memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda terhadap setiap perubahan pasar.
Misalnya faktor struktur modal, struktur aset, tingkat likuiditas, tingkat profitabilitas,
dan lain-lain.4
Kemudian untuk seleksi portofolio pertama kali diperkenalkan dan
dipublikasikan oleh Prof. Harry M. Markowitz pada bulan Maret tahun 1952 melalui
Journal of Finance, 7, no. 1 dengan judul “Portofolio Selection”. Pendekatan
Markowitz diawali dengan asumsi bahwa investor mempunyai sejumlah uang untuk
di investasikan. Uang ini akan diinvestasikan dalam periode tertentu yang disebut
4
periode investasi. Pada akhir periode investasi, investor akan menjual sekuritas yang
dibelinya pada awal periode dan kemudian membelanjakan hasil penjualannya untuk
keperluan konsumsi atau menginvestasikan kembali dengan membeli sejumlah
sekuritas atau keduanya. Oleh karena itu, pendekatan Markowitz dapat dipandang
sebagai pendekatan periode tunggal, dengan awal periode pada saat t=0 dan akhir
periode pada saat t=1. Saat t=0 investor harus membuat keputusan sekuritas mana
yang akan dibeli dan disimpan hingga t=1. Karena portofolio adalah kumpulan
sekuritas, keputusan ini setara dengan menyeleksi suatu portofolio optimal dari
sekumpulan sekuritas yang ditawarkan atau yang tersedia.
Hal ini yang membuat pendekatan pendekatan Markowitz disebut sebagai
model seleksi portofolio. Markowitz menyadari bahwa selain menginginkan
kembalian yang tinggi, investor juga menginginkan kepastian dalam memperoleh
kembalian tersebut. Ini berarti investor ingin meminimumkan resiko dari kembalian.
Teori Portofolio Modern (Modern Portfolio Theory) menjelaskan mengenai
hubungan antara risiko portofolio, tingkat pengembalian investasi (return) dan
korelasi antar saham pembentuk portofolio efisien. Namun pada kenyataannya
kombinasi sekuritas yang efisien sulit dilakukan mengingat begitu banyaknya pilihan
komposisi portofolio dapat dibentuk. Kinerja portofolio dipengaruhi oleh seberapa
besar kontribusi dari masing-masing unit saham terhadap akumulasi risiko dan
pengembalian (return) portofolio. Kontribusi masing-masing unit saham tersebut
kombinasi saham yang berkorelasi negatif atau rendah maka risiko pasar portofolio
akan semakin berkurang. 5
Dalam mengevaluasi kinerja portofolio saham, meliputi penentuan kinerja
portofolio secara periodik dalam arti tidak hanya return yang diperhatikan tetapi juga
risiko yang dihadapi. Jadi diperlukan ukuran yang tepat tentang return dan risiko dan
juga standar yang relevan.6
Untuk hal tersebut terdapat pengukuran kinerja saham yang bersifat
risk-adjusted, yang memiliki pengertian bahwa pengukuran kinerja saham tidak hanya
diperhatikan dari besarnya return saham, tetapi juga harus dilihat dari besarnya risiko
yang harus ditanggung. Pada perkembangannya muncul metode pengukuran kinerja
saham yang dikembangkan oleh Sharpe (1964), Treynor (1965), dan Jensen (1966).
Konsep pengukuran yang dikembangkan ini didasarkan pada gabungan antara return
dan risiko, yang kemudian disebut dengan risk-adjusted performance.
Kemudian dalam rangka mencapai keseragaman dan sebagai pedoman bagi
para pemain di pasar modal syariah, Bapepam-LK mengeluarkan peraturan No. II.K.I
mengenai kriteria dan penerbitan Daftar Efek Syariah (DES) yang kemudian ditindak
lanjuti dengan keluarnya surat Keputusan Bapepam dan LK No. Kep-325/BL/2007
tentang Daftar Efek Syariah (DES) pada tanggal 12 September 2007. Dan terakhir di
5 IPB, “Analisis pembentukan portofolio efisien menggunakan teknik pengelompokan beta saham 2005”, artikel diakses pada tanggal 15 Maret 2011 dari
http://elibrary.mb.ipb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=mbipb-12312421421421412-andimuhamm-442
tahun 2010 pada tanggal 29 November 2010 Bapepam dan LK mengeluarkan
Keputusan No. Kep-523/BL/2010 yang berisi tentang ter-update atas Daftar Efek
Syariah (DES).
Pada Daftar Efek Syariah (DES) terbaru yang dikeluarkan oleh Bapepam dan
LK pada tanggal 29 November 2010 tersebut, terdiri dari 11 Surat Berharga Syariah
Negara, 31 Sukuk/Obligasi Syariah, 49 Kontrak Investasi Kolektif (KIK) Reksa Dana
Syariah, dan 221 saham dengan 209 saham dari 8 jenis sub-bagian berdasarkan jenis
industrinya ditambah dua sub bagian yang berisi saham-saham perusahaan publik
yang tidak tercatat (Listing) di Bursa Efek (3 saham) dan saham-saham dari
perusahaan yang telah dikeluarkan (delisting) dari bursa efek (9 saham).7
Karya akhir ini akan mengimplementasikan dan menganalisis salah satu
metode diversifikasi yang dikenalkan Harry M. Markowitz. Metode ini membantu
investor dalam memilih aset investasi dan menghitung porsi masing-masing aset
tersebut secara ilmiah untuk membentuk suatu portofolio yang optimum.
Karya akhir ini diharapkan dapat membantu para investor dalam mengambil
keputusan investasi saham yang terdaftar pada Daftar Efek Syariah (DES), terutama
dalam proses pembentukkan portofolio investasi.
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, penelitian ini berjudul
"Penggunaan Teori Portofolio Modern (Modern Portofolio Theory) Dalam
Pembentukkan Return Portofolio Saham Syariah".
B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH
1. Pembatasan Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah membentuk portofolio
dengan sampel delapan belas (18) saham dari dua ratus sembilan saham
(209) yang terdaftar pada Daftar Efek Syariah (DES), dengan kriteria saham
tersebut memiliki likuiditas yang tinggi, memiliki kepitalisasi pasar, total
hutang ribawi dibanding ekuitas tidak lebih dari 82%, dan total pendapatan
bunga dibanding total pendapatan tidak lebih dari 10%. Pembentukkan
saham dengan menggunakan Teori Portofolio Modern (Modern Portofolio
Theory) yaitu dengan Metode Markowitz berupa komposisi dan porsi saham
yang masuk dalam portofolio dengan menghitung koefisien korelasi,
kovarian, beta, varian, standar deviasi, dan selanjutnya menetapkan efficient
frontier.
Kemudian mengukur kinerja portofolio berdasarkan Teori Portofolio
Modern (Modern Portofolio Theory) dengan Risk Adjusted Return yaitu
Indeks Sharpe, Indeks Jensen, dan Indeks Treynor. Adapun kurun waktu
saham tersebut dari Januari – Desember 2010 dengan memakai data saham
mingguan (weekly) dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek
Indonesia (BEI).
Hasil pengukuran tersebut kemudian dibandingkan dengan hasil
pengukuran benchmark-nya dalam hal ini adalah return pasar, yaitu return
tersebut yang mana akan ditanggung oleh investor yang dalam hal ini adalah
memberikan referensi kepada investor tipe konservatif dengan prinsip
investasi aman dan risikonya rendah, tipe moderat dengan prinsip tingkat
toleransi terhadap risiko lebih tinggi asalkan imbal hasilnya sepadan dan
tipe agresif dengan prinsip High Risk High Return.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari apa yang diuraikan di atas dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
1) Bagaimanakah perkembangan harga saham dan return saham dari
delapan belas saham yang terpilih?
2) Bagaimana mengukur kinerja portofolio berdasarkan Teori Portofolio
Modern (Modern Portofolio Theory) dengan menggunakan Risk
Adjusted Return?
3) Bagaimana dengan tingkat risiko yang akan ditanggung oleh investor
tipe konservatif, moderat dan agresif?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana telah dijabarkan sebelumnya, maka
tujuan dari penelitian ini adalah :
1) Untuk memberikan informasi kepada investor akan perkembangan harga
2) Untuk mengukur kinerja saham Daftar Efek Syariah (DES) berdasarkan
Teori Portofolio Modern (Modern Portofolio Theory) dengan
menggunakan Risk Adjusted Return (Indeks Sharpe, Indeks Jensen dan
Indeks Treynor).
3) Untuk memberikan referensi kepada investor tipe konservatif, moderat
dan agresif akan saham-saham yang sepadan dengan tipenya disertakan
dengan risiko saham yang akan ditanggung oleh investor tersebut.
Penulis mengharapkan adanya manfaat dari penulisan penilitian ini antara lain :
1. Bagi penulis, menambah wawasan dan pemahaman tentang
pembentukkan portofolio saham syariah dengan Teori Portofolio Modern
(Modern Portofolio Theory).
2. Bagi pembaca dan calon investor, dapat menjadi panduan dan informasi
bagi calon investor sebelum berinvestasi di saham syariah.
3. Bagi perusahaan investasi, sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukkan kebijakan yang harus diambil agar lebih meningkatkan
kinerja perusahaan.
4. Bagi akademisi, dapat menambah keragaman referensi tentang
menentukkan alokasi aset investasi secara ilmiah untuk membentuk
D. R EVIEW KAJIAN TERDAHULU DENGAN RENCANA SKRIPSI
Untuk menghindari penelitian terhadap objek yang sama atau
pengulangan terhadap suatu penelitian yang sama, serta menghindari
anggapan plagiasi terhadap karya-karya tertentu, maka perlu sekali untuk
dilakukan review terhadap kajian yang pernah ada.
Adapun tema yang penulis angkat pada penelitian ini adalah
Penggunaan Teori Portofolio Modern (Modern Portofolio Theory) Dalam
Membentuk Return Portofolio Saham Syariah.
Berikut ini penulis memaparkan beberapa penelitian yang membahas
tema yang sama, antara lain :
Tabel 1.1
N O PENULIS, SUMBER, JURUSAN, TAHUN JUDUL
POKOK MASALAH SUMBER DATA PENDEKATAN HASIL PEMBEDA
1. Arief
Rofiadi, Tesis, Universitas Indonesia, 2007. Judul : “Optimasi Portofolio Saham Syariah dengan Permasalahannya
adalah dari
pembentukkan
portofolio optimal,
mengungkapkan
saham-saham yang
konsisten pada Jakarta
Islamic Index (JII)
selama periode
2003-2006.
Data harga saham
syariah yang
konsisten di JII
dari bulan Januari
2003 sampai
dengan bulan
Desember 2006.
Metode yang
digunakan
adalah studi
pustaka dan data
sekunder nya
dari data harga
saham syariah
yang
dipublikasikan
BEI. Sedangkan
dalam
pengukuran
Hasil penelitian ini
mengungkapkan tentang saham
yang konsisten dalam JII periode
2003-2006, yang dimana telah di
hasilkan 9 saham/emiten yang
konsisten dalam JII yaitu ANTM
(PT Aneka Tambang Tbk),
GJTL (PT Gajah Tunggal Tbk),
INDF (PT Indofood Sukses
Makmur Tbk), INTP (PT
Indocement Tunggal Perkasa
Tbk), SMCB (PT Semen
Pembentukkan saham
dengan menggunakan
Teori Portofolio Modern
(Modern Portofolio
Theory) yaitu dengan
Metode Markowitz
berupa komposisi dan
porsi saham yang masuk
dalam portofolio dengan
menghitung koefisien
korelasi, kovarian, beta,
Pemograman
Non-Linear
(Studi Kasus
Saham Yang
Konsisten
Pada JII
periode
2003-2006)”
adalah model
Markowitz
dengan metode
perhitungan
variance-covariance
metric.
Cibinong Tbk), ISAT (PT
Indosat Tbk), TLKM (PT
Telekomunikasi Tbk), UNTR
(PT United Tracktor Tbk), dan
UNVR (PT Unilever Indonesia
Tbk). Kemudian kombinasi
portofolio dari kesembilan
saham tersebut meliputi
kombinasi return : risk (3,20 :
7,92), (3,30 : 7,93), (3,40 : 7,97),
(350 : 8,04), (4,00 : 8,72), (4,50 :
9,96), (5,00 : 11,66) dan (5,50 :
13,93). Pilihan terhadap
portofolio optimal yang akan
dan selanjutnya
menetapkan efficient
frontier. Kemudian
mengukur kinerja
portofolio berdasarkan
Teori Portofolio Modern
(Modern Portofolio
Theory) dengan Risk
Adjusted Return yaitu
Indeks Sharpe, Indeks
Jensen, dan Indeks
Treynor. Adapun kurun
waktu saham tersebut
diambil, sangat tergantung
kepada preferensi atau
pandangan investor terhadap
risiko.
2010 dengan memakai
data saham mingguan
(weekly) dari Pusat
Referensi Pasar Modal
(PRPM) Bursa Efek
Indonesia (BEI).
Hasil pengukuran
tersebut kemudian
dibandingkan dengan
hasil pengukuran
benchmark-nya dalam
hal ini adalah return
E. KERANGKA KONSEPTUAL
Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 1.1
Kerangka Konseptual
Sampel saham pada Daftar Efek (DES) Saham Bapepam LK
Plot Data Saham
Menghitung Return, Standar Deviasi, varian, Beta, koefisien korelasi, dan kovarian
Menghitung Kinerja Portofolio dengan Risk Adjusted Return Portofolio Optimum Model Markowitz
Menetapkan Efficient Frontier
Selesai
F. PEDOMAN PENULISAN
Penulisan penelitian ini mengacu pada buku pedoman penulisan skripsi yang
dikeluarkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2007.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan ini terbagi dalam 5 (lima) bab, sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi : Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Rumusan Masalah,
Tujuan dan Manfaat Penelitian, Review Kajian Terdahulu dengan
Rencana Skripsi, Kerangka Konseptual, Pedoman Penulisan Skripsi, dan
Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini menguraikan : Pasar Modal Syariah (Saham Syariah, Efek
Syariah, Jenis Efek Syariah), Emiten, Peraturan Tentang Pasar Modal
Syariah, Teori Portofolio Modern (Return, Koefisien Korelasi dan
Kovarian, Risiko, {Risiko Sistematik / Systematic Risk, Risiko Tidak
Sistematik / Unsystematic Risk}, Risk Adjusted Return, Diversifikasi
Markowitz, Efficient Frontier, Portofolio Optimal), Tipe Investor.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini mendeskripsikan : Tempat dan Waktu Penelitian, Jenis dan
Penentuan Populasi dan Sampel (Pemilihan Sampel Saham Syariah),
Teknik Pengolahan Data, Teknik Analisis Data (Return {Koefisien
Korelasi dan Kovarian}, Risiko, Beta, Risk Adjusted Return, Penggunaan
Model Markowitz, Menetapkan Efficient Frontier).
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi mengemukaan tentang hasil penelitian dan pembahasan yaitu :
Profil Perusahaan, Pergerakan Saham dan Return perusahaan (Pergerakan
Saham perusahaan, Pembentukkan Return Portofolio Saham Syariah,
Return Saham dan Standar Deviasi, Varian dan Beta saham, Korelasi
Saham, Kovarian Saham, Portofolio Optimum Model Markowitz),
Analisis Kinerja Risk Adjusted Return (Pengukur Kinerja Sharpe,
Pengukur Kinerja Treynor, Pengukur Kinerja Jensen), Tingkat Risiko
Yang Akan Ditanggung Oleh Investor.
BAB V PENUTUP
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PASAR MODAL SYARIAH
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal adalah prinsip-prinsip hukum Islam
dalam kegiatan di bidang pasar modal berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), sepanjang fatwa dimaksud tidak bertentangan
dengan peraturan dan atau peraturan Bapepam dan LK yang didasarkan pada fatwa
DSN-MUI.
Menurut Iwan P. Pontjowinoto, terdapat empat pilar Prinsip Syariah di pasar
modal, yaitu:1
1. Emiten dan efek yang diterbitkannya memenuhi kaidah keadilan,
kehati-hatian dan transparansi.
2. Pelaku pasar (investor) yang telah memiliki pemahaman yang baik tentang
risiko dan manfaat transaksi di Pasar Modal.
3. Infrastruktur informasi bursa efek yang transparan dan tepat waktu yang
merata di publik yang ditunjang oleh mekanisme pasar yang wajar.
4. Pengawasan dan penegakan hukum oleh otoritas pasar modal dapat
diselenggarakan secara efisien, efektif dan ekonomis.
1
Iwan P. Pontjowinoto, Prinsip Syariah Di Pasar Modal, (Jakarta: Modal Publication, 2003), h. 38-39
1. Saham Syariah
Pasar modal syariah dikembangkan dalam rangka mengakomodir kebutuhan
umat Islam di Indonesia yang ingin melakukan investasi di produk-produk pasar
modal yang sesuai dengan prinsip dasar syariah. Dengan semakin beragam sarana dan
produk investasi di Indonesia, diharapkan masyarakat akan memiliki alternatif
berinvestasi yang di anggap sesuai dengan keinginannya, di samping investasi yang
selama ini sudah dikenal dan berkembang di sektor perbankan.2
Instrumen atau surat berharga yang diperdagangkan di bursa efek syariah
berbentuk penyertaan modal (kepemilikan atau saham) dan sukuk. Penyertaan modal
atau saham merupakan salah satu bentuk penanaman modal pada suatu entitas (badan
usaha) yang dilakukan dengan menyetorkan sejumlah dana tertentu dengan tujuan
untuk menguasai sebagian hak pemilikan atas perusahaan. Pemegang saham atau
investor mendapatkan hasil melalui pembagian deviden dan capital gain. Perusahaan
penerbit saham pada umumnya berbentuk Perseroan Terbatas (PT).3
Dalam bahasa Belanda, saham disebut “aandel”, dalam bahasa Inggris disebut
“share”, dalam bahasa Jerman disebut dengan “aktie”, dan dalam bahasa Perancis
disebut dengan “action”. Semua istilah ini mempunyai arti surat berharga yang
mencantumkan kata “saham” di dalamnya sebagai tanda bukti pemilihan sebagian
dari modal perseroan. Tentang saham diatur dalam pasar 40, 41, 42 KUHD.
2 BAPEPAM, “Studi Pasar Modal Syariah”, artikel diakses pada tanggal 04 Februari 2011dari http://bapepam.go.id/pasar_modal/publikasi_pm/studipm Syariah.pdf
3
Pemegang saham mempunyai hak untuk menuntut dividen (return) dan hak-hak lain
yang diberikan oleh anggaran dasar perseroan.4
Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang
berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten. Saham
menyatakan bahwa pemilik sebagian dari perusahaan itu. Dengan demikian kalau
seseorang investor membeli saham, maka ia pun menjadi pemilik atau pemegang
saham perusahaan.5
Adapun prinsip-prinsip Syariah pada saham syariah adalah:
a. Perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.
b. Lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi
konvensional.
c. Produsen, distributor, serta pedagang makanan dan minuman yang haram.
d. Produsen, distributor, dan atau penyedia barang-barang ataupun jasa yang
merusak moral dan bersifat mudarat.
e. Melakukan investasi pada Emiten (perusahaan) yang pada saat transaksi
tingkat (nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih
dominan dari modalnya.
4
Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia,
(Jakarta: Kencana, 2009), h. 93
5
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak
(badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan
modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan,
klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).
Syarat saham syariah adalah:6
a. Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf
b Peraturan Nomor IX.A.13, seperti judi, jasa keuangan berbasis bunga,
asuransi konvensional, produk non halal, produk yang merusak moral dan
atau bersifat mudharat, dan sebagainya.
b. Memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut:
1) Total hutang ribawi (berbasis bunga) dibandingkan dengan total ekuitas
tidak lebih dari 82%.
2) Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan
dengan total pendapatan usaha (revenue) dan pendapatan lain-lain tidak
lebih dari 10%.
Secara proses seleksi saham syariah yang dilakukan Bapepam dan LK dapat
dilihat pada gambar berikut:
6“Saham Syariah Makin Banyak”,
Gambar 2.1
Proses Seleksi Saham Syariah Yang Dilakukan Bapepam Dan Lk
Memenuhi
Memenuhi
Memenuhi
Sumber : Handbook Sekolah Pasar Modal Syariah Tahun 2011 Bursa Efek Indonesia
2. Efek Syariah
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 80/DSN-MUI/III/2011 menerangkan Efek
bersifat Ekuitas Sesuai Prinsip Syariah adalah Efek Bersifat Ekuitas yang termasuk
dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh Bapepam dan LK, yang
dalam penyusunannya melibatkan DSN-MUI.
SAHAM
Emiten dan Perusahaan Publik yang menyatakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah
Dilakukan penelaahan sesuai Kriteria Peraturan II.K.1 huruf a b dan c, yang dilakukan oleh Regulator (Bapepam dan LK, Bursa Efek Indonesia, dan DSN-MUI), yaitu tidak melakukan kegiatan usaha yang bertentangan
dengan prinsip syariah diantaranya:
Perjudian, penawaran palsu, unsur ribawi, produk haram dan unsur suap
SAHAM EMITEN dan PERUSAHAAN PUBLIK yang sesuai kriteria
Peraturan II.K.1 huruf d, Rasio hutang / modal ≤ 82% dan Pendapatan non
-halal/total pendapatan ≤ 10%akan dimuat dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang dilakukan secara periodik 2 kali setahun
Jadi, Efek Syariah adalah efek sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang
Pasar Modal dan Peraturan pelaksanaannya yang akad, cara, dan kegiatan usaha yang
menjadi landasan penerbitannya tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di
Pasar Modal.
Peraturan No.IX.A.14 menyebutkan akad-akad yang digunakan dalam penerbitan
Efek Syariah, yaitu:
a. Ijarah, adalah perjanjian (akad) dimana pihak yang memiliki barang atau jasa
(pemberi sewa atau pemberi jasa) berjanji kepada penyewa atau pengguna
jasa untuk menyerahkan hak penggunaan atau pemanfaatan atas suatu barang
dan atau memberikan jasa yang dimiliki pemberi sewa atau pemberi jasa
dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa dan atau upah (Ujrah), tanpa
diikuti dengan beralihnya hak atas pemilikan barang yang menjadi obyek
ijarah.
b. Kafalah, adalah perjanjian (akad) dimana Pihak Penjamin (kafil/guarantor)
berjanji memberikan jaminan kepada Pihak yang dijamin (makfuul
„anhu/ashil/debitur) untuk memenuhi kewajiban pihak yang dijamin kepada
pihak lain (makfuul lahu/kreditur).
c. Mudharabah, adalah perjanjian (akad) dimana Pihak yang Menyediakan dana
(shahib al-mal) berjanji kepada Pengelola usaha (Mudharib) untuk
menyerahkan modal dan pengelola (Mudharib) berjanji untuk mengelola
d. Wakalah, adalah perjanjian (akad) dimana Pihak yang Memberi Kuasa
(muwakkil) memberikan kuasa kepada Pihak yang menerima kuasa (wakil)
untuk melakukan tindakan atau perbuatan tertentu
.
3. Jenis Efek Syariah
Tahun 2004, Bapepam dan LK sebagai regulator di bidang pasar modal
membentuk unit setingkat eselon 1 (satu) yang dipimpin oleh Kepala Sub Bagian
yang diberi amanat dengan tugas dan fungsi untuk melakukan pengembangan pasar
modal syariah, dari sisi pengembangan kebijakan dan regulasi. Hal pertama yang
dilakukan dengan adanya unit ini adalah memasukkan pengembangan pasar modal
syariah sebagai salah satu tujuan dalam Master Plan Pasar Modal 2004-2009.7
Tahun 2006, terbit paket peraturan Bapepam dan LK terkait pasar modal syariah,
yaitu peraturan No.IX.A.13 Tentang Penerbitan Efek Syariah dan peraturan
No.IX.A.14 tentang akad-akad yang digunakan dalam penerbitan efek syariah.8
Pada tahun berikutnya, tahun 2007 Bapepam dan LK melakukan penyaringan
atas saham-saham yang tercatat (listing) di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya sebelum adanya penggabungan kedua bursa tersebut. Bapepam dan LK,
khususnya melakukan penyaringan atas efek saham. Untuk efek pendapatan tetap
syariah (Obligasi Syariah) atau Sukuk, Bapepam dan LK tidak mengadakan
7
Saat ini unit tersebut telah dikembangkan menjadi unit setingkat eselon 3 yang dipimpin oleh Kepala bagian pada tahun 2006
8 “Perkembangan Pasar Modal Syariah di Indonesia dan kebijakannya”,
penyaringan karena secara struktur efek Sukuk telah terdaftar sebaai efek yang dalam
penerbitannya sesuai dengan syariah. Sehingga, terbitlah Daftar Efek Syariah (DES)
yang pertama sebagai tindak lanjut terbitnya peraturan No.II.K.1 tentang Kriteria dan
Penerbitan Daftar Efek Syariah (DES). Penerbitan Daftar Efek Syariah (DES) ini
memberikan dampak yang sangat positif bagi kegiatan investasi syariah di Indonesia.
Data-data saham yang dilakukan penyaringan oleh Bapepam dan LK adalah sebagaimana tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1
Jumlah Saham Dalam Penyaringan Bapepam dan Lk
No Tempat Pencatatan (Listing) Jumlah
1 Bursa Efek Jakarta 160
2 Bursa Efek Surabaya 22
3 Bursa Efek Jakarta & Bursa Efek Surabaya 179
Jumlah Saham 361
Sumber : Kanny Hidaya, Tesis: Analisis Investabilitas Saham-saham Syariah Pada Daftar Efek Syariah (DES) Bapepam dan LK, h. 92
Dari hasil penyaringan atas saham-saham di atas dengan menggunakan data
keungan tengah tahun 2007, maka dihasilkanlah 164 saham dengan rincian per sektor
seperti terlihat dalam tabel 3.2 berikut:
Tabel 2.2
Daftar Efek Syariah Bapepam dan Lk (Berdasarkan Sektor) Tahun 2007
No Keterangan Jumlah Emiten %
1 Sektor Pertanian 6 3,66
2 Sektor Pertambangan 8 4,88
3 Industri Dasar dan Kimia 24 14,63
5 Industri Barang Konsumsi 20 12,20
6 Industri Properti dan Real Estate 30 18,29
7 Infrastruktur, Utilitas & Transport 11 6,71
8 Perdagangan, Jasa & Investasi 46 28,05
Total 164 100
Sumber: Tesis: Analisis Investabilitas Saham-saham Syariah Pada Daftar Efek Syariah (DES) Bapepam dan LK, h. 92
Sedangkan dari hasil penyaringan atas saham-saham di atas dengan
menggunakan data keuangan tengah tahun 2010, maka dihasilkanlah 209 saham
[image:38.612.107.538.54.576.2]dengan rincian per sektor seperti terlihat dalam tabel 3.3 berikut:
Tabel 2.3
Daftar Efek Syariah Bapepam dan Lk (Berdasarkan Sektor) Tahun 2010
No Keterangan Jumlah Emiten %
1 Sektor Pertanian 11 5,26
2 Sektor Pertambangan 17 8,13
3 Industri Dasar dan Kimia 35 16,75
4 Aneka Industri 23 11,01
5 Industri Barang Konsumsi 21 10,05
6 Industri Properti dan Real Estate 36 17,22
7 Infrastruktur, Utilitas & Transport 10 4,78
8 Perdagangan, Jasa & Investasi 56 26,79
Total 209 100
Sumber: Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan(Bapepam dan LK) Nomor: KEP-523/BL/2010
Saat pertama kali diterbitkannya Daftar Efek Syariah (DES) yang berjumlah 164
dari 383 saham terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau mengomposisi 43%.
saat ini yaitu berjumlah 209 dari 414 saham terdaftar dan mengomposisi 51%. Seperti
[image:39.612.108.537.85.422.2]terlihat dalam tabel 3.4 berikut:
Tabel 2.4
Perkembangan Jumlah Daftar Efek Syariah (DES)
Period Published Date Sharia Share Listed Share %
I 30-Nov-07 164 383 43%
II 30-May-07 180 390 46%
III 30-Nov-08 185 396 47%
IV 29-May-09 177 396 45%
V 30-Nov-09 186 402 46%
VI 27-May-10 194 401 48%
VII 30-Nov-10 209 414 51%
AVAREGE 185 397 47%
Sumber: “Perkembangan Pasar Modal Syariah di Indonesia dan kebijakannya”, Majalah Sharing, Edisi 46 Tahun V Oktober 2010, h. 53
Dengan dikeluarkannya Daftar Efek Syariah (DES) ini investor maupun manager
investasi wajib menggunakan Daftar Efek Syariah (DES) sebagai dasar bagi pihak
yang menerbitkan Indeks Efek Syariah atau menyusun portofolio investasi Efek
Syariah
B. EMITEN
Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 Pasal 1 ayat 6 bahwa
emiten adalah pihak yang melakukan Penawaran Umum.
Emiten merupakan sebutan bagi perusahaan yang menerbitkan saham atau
menjual saham melalui penawaran umum baik investor publik, penawaran kepada
pemegang saham yang ada (right issue), maupun penawaran saham berikutnya
(seasoned equity offering).9
Selanjutnya, Saham atau obligasi baru tersebut dapat dicatatkan di bursa efek
untuk diperdagangkan antar-investor. Jadi seluruh perusahaan yang saham atau
obligasinya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) disebut juga sebagai emiten.
Namun tidak semua emiten mencatatkan saham atau obligasinya di bursa efek.
Emiten adalah perusahaan yang menerbitkan sekuritas yang akan menjadi
instrumen investasi untuk diperdagangkan di bursa. Emiten ini dapat dibedakan atas:
(a) Perusahaan Publik; dan (b) Perusahaan Reksa Dana.10
Dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 Pasal 1 ayat 22 disebutkan bahwa
Perusahaan Publik adalah perseroan yang sahamnya telah dimiliki oleh
kurangnya 300 orang pemegang saham dan memiliki modal yang disetor
sekurang-kurangnya Rp 3.000.000.000 (Tiga Miliar Rupiah), atau suatu jumlah pemegang
saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Perusahaan
Publik ini harus mendapatkan izin dari otoritas bursa untuk dapat menjual sahamnya
kepada publik di bursa. Izin diberikan setelah memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal Pasar Modal (Bapepam dan LK) dan
pengelola bursa efek. Perusahaan Publik yang telah diberi izin dan dicatat sahamnya
9
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi, h. 64
10
di sebuah bursa, memberi hak kepada perusahaan publik yang bersangkutan untuk
menjual sahamnya ke publik. Persyaratan yang ada ditujukan untuk melindungi
kepentingan publik dari perbuatan tidak bertanggung jawab dari pihak emiten.
Menurut Iwan P. Pontjowinoto, terdapat ketentuan umum mengenai Emiten yang
sesuai dengan Prinsip-prinsip Syariah adalah:11
1. Halal Produk dan jasa.
2. Halal Cara Perolehan dan tidak ada Pendapatan Riba, karena bunga Bank
adalah Riba.
3. Halal Cara Perolehan dan memenuhi Prinsip Keterbukaan serta dilarang
menciptakan keraguan yang dapat merugikan (gharar).
4. Halal Cara Pemakaian dan Manajemen Usaha yang berprilaku Islami.
5. Halal Cara Pemakaian dan Hubungan Dengan Investor, yang dimana Emiten
harus mempunyai pembukuan yang jelas (sebaiknya terpisah) mengenai
kegiatan usaha yang dibiayai, sehingga dapat dinyatakan dengan transparan
dan adil manfaat atau hasil usaha yang diperoleh pada kegiatan usaha yang
dibiayai.
C. PERATURAN TENTANG PASAR MODAL SYARIAH
Peraturan Perundang-undangan pasar modal adalah:
11
1. Undang-undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Yaitu tentang
Penerbitan Efek Syariah oleh Pihak Swasta seperti saham, sukuk korporasi,
reksadana dan EBA.
2. Undang-undang No. 19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara
(SBSN). Yaitu tentang Penerbitan Efek Syariah oleh Negara seperti Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN).
Paket peraturan yang terkait Penerapan Prinsip Syariah di Pasar Modal adalah:
1. Peraturan Nomor IX.A.14 (Kep-131/BL/2006) Tentang Akad yang
Digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah Di Pasar Modal.
2. Peraturan Nomor IX.A.13 (Kep-181/BL/2009) Tentang Kriteria dan
Penerbitan Daftar Efek Syariah (DES).
3. Peraturan Nomor II.K.1 (Kep-180/BL/2009) Tentang Kriteria dan Penerbitan
Daftar Efek Syariah (DES).
Ketentuan operasional pasar modal syariah diatur pula melalui fatwa yang
dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI),
yaitu adalah:
1. 20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk
Reksadana Syariah.
2. 32/DSN-MUI/IX/2002 Tentang Obligasi Syariah.
3. 33/DSN-MUI/IX/2002 Tentang Obligasi Syariah Mudharabah.
4. 40/DSN-MUI/X/2003 Tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum
5. 41/DSN-MUI/III/2004 Tentang Obligasi Syariah Ijarah.
6. 59/DSN-MUI/IV/2007 Tentang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi.
7. 65/DSN-MUI/III/2008 Tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
Syariah (HMETD Syariah).
8. 66/DSN-MUI/III/2008 Tentang Waran Syariah.
9. 69/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara.
10.70/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Metode Penerbitan Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN).
11.71/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Sale and Lease Back
12.72/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara Ijarah Sale
and Lease Back.
13.80/DSN-MUI/VI/20011 Tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam
Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa
Efek.
D. TEORI PORTOFOLIO MODERN
Di Pasar Modal seringkali didengar sebuah kata “Portofolio”, bahkan para
Manager Investasi sering membahas kata portofolio. Portofolio memberikan arti
bahwa pemilikan aset lebih dari satu, misalnya Reksa Dana Nikko Saham Nusantara
(NSN) mempunyai saham sebagian investasi sebanyak 10 saham yaitu Telkom, BNI
’46, Gudang Garam, HM Sampoerna, Indosemen T.P, Indofood S.M, Astra
Semen Gresik, dan Indosat. Pernyataan portofolio NSN adalah portofolio dalam
saham.
Portofolio dalam properti yaitu hotel, apartemen, pertokoan, real estate, dan
pergudangan. Portofolio dalam deposito berjangka yaitu deposito berjangka satu
bulan, deposito berjangka tiga bulan, deposito berjangka enam bulan dan deposito
berjangka dalam satu tahun. Portofolio dalam obligasi yaitu obligasi tingkat bunga
mengambang dan obligasi tingkat bunga tetap serta obligasi dengan tingkat bunga
campuran antara tetap dan mengambang. Tetapi, portofolio bisa saja dalam bentuk
deposito, properti, saham dan obligasi bahkan mengikutsertakan investasinya dalam
Sertifikat Bank Indonesia (SBI).12
Portofolio adalah sekelompok instrumen investasi yang dipilih sebagai objek
investasi dari seorang investor atau sebuah perusahaan investasi.13 Portofolio
merupakan susunan aset finansial dalam investasi yang dilakukan oleh seorang
investor melalui pasar modal dan atau melalui Pasar Modal dan Pasar uang.
Menurut Sunariyah14, Portofolio adalah serangkaian kombinasi beberapa aktiva
yang diinvestasi dan dipegang oleh pemodal, baik perorangan maupun
lembaga.kombinasi aktiva tersebut bisa berupa aktiva riil, aktiva finansial ataupun
keduamya. Seorang pemodal yang menginvestasikan dananya di pasar modal
12
Edler Haymas Manurung, Ekonomi Finansial, (Jakarta: PT Adler Manurung Press, 2010), h. 27
13
Murdifin Haming dan Salim Basalamah, Studi Kelayakan Investasi Proyek & Bisnis, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), h. 377
14
biasanya tidak hanya memilih satu saham saja. Dengan melakukan kombinasi saham,
pemodal bisa meraih return yang optimal sekaligus akan memperkecil risiko melalui
diversifikasi.
Portofolio berarti sekumpulan investasi, tahap ini menyangkut identifikasi
sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan
ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak sekuritas
dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung. Pemilihan sekuritas
dipengaruhi antara lain: preferensi risiko, pola kebutuhan kas, status pajak dan
sebagainya.15
Portofolio merupakan penganekaragaman (diversifikasi) pada beberapa peluang
investasi yang dilakukan oleh investor perorangan atau lembaga.16 Sedangkan
menurut Suad Husnan, Portofolio adalah sekumpulan kesempatan investasi. Jadi
portofolio saham adalah sekumpulan saham yang dibentuk dalam rangka diversifikasi
untuk mengurangi resiko.17
Oleh karena itu, adanya beberapa aset dalam portofolio juga memberikan sebuah
konsep lain yang harus dipahami yaitu proporsi aset dalam portofolio (Portofolio
Weight). Proporsi aset dalam portofolio ini dapat bervariasi dari lebih besar nol
persen sampai dengan dibawah 100 persen. Bila sebuah portofolio hanya mempunyai
15
Yuli Kurniyati, (Analisis Portofolio Saham Yang Optimal di BEJ dengan Menggunakan Indeks Beta,
(Skripsi Progam Sarjana Ekonomi-Universitas Negeri Semarang, 2007), h. 24
16
Sabar warsini, Manajemen Investasi, (Jakarta: Semesta Media, 2009), h. 117
17
satu aset, maka proporsi aset dalam portofolionya sebesar 100%, tetapi ini bukan
disebut portofolio.
Teori Portofolio yang dikembangkan oleh Harry M. Markowitz ini menggunakan
beberapa pengukuran statistik dasar untuk mengembangkan suatu rencana portofolio,
diantaranya expected return, standar deviasi baik sekuritas maupun portofolio, dan
korelasi antar return.
Teori Portofolio Markowitz ini disebut juga Teori Portofolio Modern yang biasa
disebut pula sebagai Mean-Varian Model, dalam hal ini menekankan pada usaha
memaksimalkan ketidakpastian/risiko (varian) untuk memilih dan menyusun
portofolio optimal. Markowitz mengembangkan Index Model sebagai penyederhanaan
dari Mean-Varian Model, yang berusaha untuk menjawab berbagai permasalahan
dalam penyusunan portofolio, yaitu terdapatnya begitu banyak kombinasi aktiva
berisiko yang dapat dipilih dan disusun menjadi suatu portofolio. Dari sekian banyak
kombinasi yang mungkin dipilih, investor rasional pasti akan memilih portofolio
optimal (efficient set). Teori revolusioner yang ditemukan oleh Markowitz ini sangat
membantupara investor untuk menentukan proporsi yang efisien dalam berinvestasi
dipasar modal. Investor dapat mengkombinasikan investasi di beberapa saham secara
efisien untuk dapat menghasilkan hasil yang maksimal.
Teori Portofolio Modern (Modern Portofolio Theory) adalah teori investasi
yang mencoba untuk memaksimalkan portofolio yang diharapkan kembali dengan
tingkat pengembalian yang diharapkan, dengan hati-hati memilih berbagai proporsi
aset.
Dapat diketahui, Teori Portofolio Modern (Modern Portofolio Theory) adalah
formulasi matematika dari konsep diversifikasi dalam berinvestasi, dengan tujuan
memilih koleksi aset investasi yang telah menurunkan resiko aset kolektif dari pada
individu. Bahwa ini mungkin dapat dilihat secara intuitif karena berbagai jenis aset
sering perubahan nilai dengan cara yang berlawanan. Sebagai contoh, karena harga
dipasar saham cenderung bergerak secara independen dari harga dipasar ikatan,
koleksi kedua jenis asset sehingga dapat memiliki risiko secara keseluruhan lebih
lebih rendah dibandingkan secara individu. Tetapi diversifikasi menurunkan risiko
bahkan jika kembali aset tidak berkorelasi negatif, bahkan jika mereka berkorelasi
positif.
Tujuan akhirnya adalah mengurangi risiko investasi dengan membentuk
portofolio yang berkorelasi paling rendah (negatif). Untuk menyaring saham yang
berkorelasi rendah dapat dilakukan dengan menggabungkan saham-saham beta
negatif dengan saham beta positif. Pergerakan harga saham dengan beta negatif akan
cenderung berlawanan dengan pergerakan harga pasar pada umumnya sedangkan
saham beta positif akan cenderung searah dengan pergerakan pasar sehingga jika
dipadukan dalam satu portofolio kemungkinan besar kedua kelompok saham tersebut
berkorelasi rendah atau negatif. Dengan demikian metode pembentukan portofolio
saham yang optimum dapat dicapai dengan menggabungkan kelompok saham beta
Lebih teknis, model Teori Portofolio Modern (Modern Portofolio Theory) aset
kita kembali terdistribusi secara normal fungsi, mendefinisikan risiko sebagai standar
deviasi return, dan model portofolio sebagai kombinasi tertimbang aktiva, supaya
kembalinya portofolio adalah kombinasi tertimbang mengembalikan aset. Dengan
menggabungkan aset pengembalian yang berbeda dan tidak positif
berkorelasi sempurna, Teori Portofolio Modern (Modern Portofolio Theory)
berupaya mengurangi jumlah varian dari return portofolio.18
Suatu portofolio juga memiliki tingkat return dan risiko seperti halnya sebuah
aset investasi. Namun, pembentukkan portofolio adalah suatu upaya melakukan
trade-off yang terbaik antara risiko dan return. Risiko yang rendah belum tentu akan
memuaskan investor karena cenderung menghasilkan return yang rendah pula.
Sebaliknya return yang tinggi biasanya diiringi dengan tingkat risiko yang tinggi
biasanya diiringi dengan tingkat risiko yang tinggi pula. Investor yang rasional akan
mencari kombinasi investasi dalam portofolio yang akan memberikan perbandingan
yang terbaik antara risiko dan return.
1. Return
Setiap investasi yang dilakukan diharapkan mendatangkan sejumlah return yang
sesuai dengan ekspektasi setiap investor. Menurut Abdul Halim, return merupakan
imbalan yang diperoleh dari investasi.
18 “Tugas teori Portofolio Modern” artikel diakses pada tanggal 15 Maret 2011 dari
a. Koefisien Korelasi dan Kovarian
Kontribusi penting dari ajaran Markowitz adalah temuannya bahwa return
aset itu berkorelasi antara satu dengan yang lainnya, dan tidak independen.
Oleh karena itu, risiko portofolio tidak boleh dihitung dari penjumlahan semua
risiko aset yang ada dalam portofolio, tetapi juga harus mempertimbangkan
efek keterkaitan antar return aset tersebut dalam pengestimasian risiko
portofolio. Kontribusi risiko akibat keberadaan hubungan antar return aset,
dapat diwakili oleh nilai kovarian atau koefisien korelasi.
Menurut Eduardus Tandelilin, Koefisien Korelasi adalah suatu ukuran
statistik yang menunjukkan pergerakan bersamaan relatif (relative
comovements) antara dua variabel. Dalam konteks diversifikasi, ukuran ini akan
menjelaskan sejauh mana return dari suatu sekuritas terkait satu dengan
lainnya. Ukuran tersebut biasanya dilambangkan dengan (ρi,j) dan berjarak
(berkorelasi) antara +1,0 sampai -1,0, dimana 19:
Jika ρi,j =+ 1,0 ; berarti korelasi positif sempurna;
Jika ρi,j = - 1,0 ; berarti korelasi negatif sempurna;
Jika ρi, j = - 0,0 ; berarti tidak ada korelasi.
Kovarian adalah ukuran absolut yang menunjukkan sejauh mana dua
variabel mempunyai kecenderungan untuk bergerak secara bersama-sama.
Dalam konteks manajemen portofolio, kovarian menunjukkan sejauh mana
19
return dari dua sekuritas mempunyai kecendrungan bergerak bersama-sama.
Kovarians bisa berbentuk angka positif, negatif, maupun nol. Sebagai contoh,
misalnya kita menggabungkan dua sekuritas.
2. Risiko
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam aktivitas ekonomi selalu ada risiko. Risiko
disamakan dengan ketidakpastian (Uncertainty). Dalam Islam ketidakpastian adalah
gharar. Sedangkan gharar dilarang oleh agama Islam. Oleh karenanya sangat penting
melakukan upaya pembedaan terhadap gharar, atau risiko atau ketidakpastian.20
Dalam perspektif Syariah, ada tiga risiko agar dapat dikategorikan sebagai
tolerable risk, yaitu:21
a. Dapat diabaikan (negligible/ Al-Gharar Yasir).
Untuk suatu tolerable risk maka kemungkinan dari kegagalan haruslah
lebih kecil daripada kemungkinan tingkat keberhasilannya.
b. Tidak dapat dihindarkan (inevitable/Laa yumkin Tahrizu Minhu).
Mengidentifikasi bahwa tingkat penambahan nilai dari suatu aktifitas
transaksi tidak dapat diwujudkan tanpa adanya kesiapan untuk
menanggung ririko.
c. Tidak diinginkan dengan sengaja (unintentional/Ghairu Maqshud).
20
Inggi Achsien, Investasi Syariah di Pasar Modal Menggagas Konsep, h. 50
21 Iggi Haruman Achsan, “Pengantar Landasan Fikih Pasar Modal.” Dalam
Mengisyaratkan bahwa tujuan dari suatu transaksi ekonomi yang normal
adalah untuk menciptakan nilai tambah, bukan untuk menanggung risiko.
Sehingga risiko bukan merupakan sesuatu yang menjadi keinginan dari
suatu transaksi keuangan dan investasi.
Salah satu ukuran risiko adalah seberapa besar kemungkinan nilai portofolio di
masa depan menyimpang dari nilai yang diharapkan atau diramalkan. Lebih
spesifiknya, risiko bagi sebagian besar investor berhubungan dengan kemungkinan
nilai portofolio di masa depan lebih rendah dari yang diperkirakan.22
Menurut Eduardus Tandelilin, ada beberapa sumber risiko yang bisa
mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi. Sumber-sumber tersebut antara lain
risiko suku bunga, risiko pasar, risiko inflasi, risiko bisnis, risiko finansial, risiko
likuiditas, risiko nilai tukar mata uang, dan risiko negara (Country Risk).23
Risiko portofolio adalah tingkat ketidakpastian return yang akan dihasilkan suatu
portofolio. Investor akan mencari return yang paling optimum dalam portofolio dan
cenderung untuk mencari risiko yang rendah.
Menghitung risiko portofolio tidak sama seperti menghitung return portofolio.
Risiko portofolio bukanlah penjumlahan masing-masing tingkat risiko (standar
deviasi) aset investasi dikalikan porsinya.
22
Frank J. Fabozzi, dkk, Pasar & Lembaga Keuangan, (Terjemah oleh Chaerul Djakman), (Jakarta : Salemba Empat, 1999), h. 258
23
Varian dan Standar Deviasi mengukur ketidakpastian hasil. Standar Deviasi
dari tingkat imbal hasil adalah ukuran risiko. Jadi, Varian dihitung untuk
mengukur risiko. Nilai varian akan selalu positif karena adanya pengkuadratan.
Nilai penyimpangan akan menjadi besar karena dilakukan pengkuadratan tersebut.
Dalam Teori Portofolio Modern (Modern Portfolio Theory), risiko investasi
dipisahkan menjadi dua jenis risiko, atas dasar itu suatu jenis risiko tertentu dapat
dihilangkan dengan diversifikasi atau tidak. Kedua jenis risiko tersebut adalah
risiko sistematis dan risiko tidak sistematis.
a. Risiko Sistematik (Systematic Risk)
Risiko sistematis atau dikenal dengan risiko pasar merupakan risiko
yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan.
Perubahan pasar tersebut akan mempengaruhi variabilitas return suatu
investasi. Dengan kata lain, risiko sistematis merupakan risiko yang tidak
dapat di diversifikasikan.24
Risiko sistematis atau risiko yang tidak dapat didiversifikasikan
(undiversifiable) disebut pula risiko pasar yang berkaitan dengan
perekonomian secara makro. “risk that attributable to marketwide risk
sources.” Artinya adalah risiko yang mewakili risiko pasar yang luas.
24
jenis risiko sistematik yaitu Interest Rate risk, Inflation, and risk Market
Risk.25