• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi dengan penggunaan media gambar : penelitian tindakan kelas XI sma yapisa nagrak gunung putri bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi dengan penggunaan media gambar : penelitian tindakan kelas XI sma yapisa nagrak gunung putri bogor"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN

DESKRIPSI DENGAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR

(Penelitian Tindakan Kelas XI SMA YAPISA Nagrak Gunung Putri Bogor) Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Syarif Hidayat NIM 106013000323

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN

DESKRIPSI DENGAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR

(Penelitian Tindakan Kelas XI di SMA YAPISA Nagrak Gunung Putri Bogor)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Yang Mengesahkan, Pembimbing I

Dra. Elvi Susanti, M. Pd. NIP: 19680801 200801 2 016

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

ABSTRAK

Syarif Hidayat; 106013000323. Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Penggunaan Media Gambar. Jakarta: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Pengajaran bahasa Indonesia menempati bagian yang penting, dari tingkat sekolah dasar (SD) sampai dengan sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) bahkan sampai perguruan tinggi bidang studi bahasa Indonesia dianjurkan dengan intensif sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Bahasa Indonesia dalam proses belajar mengajar juga digunakan sebagai pengantar untuk menyajikan setiap mata pelajaran atau bidang studi, yang berarti ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia digunakan dalam setiap mata pelajaran yang ada dalam kurikulum. Selain itu, bahasa Indonesia juga digunakan sebagai bahasa pengantar secara lisan maupun tulisan dalam kehidupan sehari-hari.

Pengamatan awal peneliti di SMA YAPISA Nagrak Gunung Putri menemukan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh guru di antaranya adalah kemampuan siswa yang rendah terhadap menulis. Untuk kompetensi ini kepala sekolah menetapkan standar KKM yang cukup (65) dengan pertimbangan tingkat kesulitan materi tersebut bagi siswa. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk meningkatkan kemampuan siswa terhadap menulis karangan deskripsi sehingga siswa dapat mengungkapkan kreativitasnya melalui tulisan dengan menggunakan media gambar.

Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, karena peneliti bertujuan memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar (KBM). Penelitian ini dilakukan di SMA YAPISA Nagrak Gunung Putri kelas XI dengan jumlah siswa perempuan 11 sedangkan jumlah siswa laki-laki 15, jumlah keseluruhan 26 siswa.

Hasil yang diperoleh dalam siklus I dengan penggunaan media gambar menunjukkan kenaikan nilai rata-rata. Pada pretest, nilai 64,6. Setelah postest

(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman, nikmat Islam, dan nikmat hidup sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada suri tauladan kita Rasulullah Muhammad SAW yang telah berhasil membawa manusia ke dalam dunia yang berperadaban.

Skripsi merupakan salah satu tugas wajib mahasiswa sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program studi Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sejauh ini penulis menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan pada skripsi ini, yang disebabkan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki.

Selama penyususnan skripsi ini tidak sedikit hambatan dan kendala yang dialami penulis, sehingga tidak mungkin selesai tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, untuk keikhlasan, pengertian, dan kesabaran yang tak henti mengingatkan kepada mahasiswa agar selalu mengerjakan skripsi hingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan skripsi hingga selesai.

3. Bapak Drs. E. Kusnadi, sebagai dosen penasehat akademik angkatan 2006, yang telah memberikan ilmu dan waktunya dengan keikhlasan, pengertian, dan kesabaran sampai kita selesai kuliah.

(5)

5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah mengajarkan dan memberikan ilmunya kepada penulis selama proses perkuliahan berlangsung. Semoga Allah memberikan balasan dan pahala berlipat ganda atas ilmu yang telah diberikan dengan ikhlas.

6. H. Syahroni S.S selaku kepala SMA YAPISA beserta seluruh guru dan para siswa siswinya, yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian.

7. Teristimewa buat Ayahanda, Ibunda, kakak beserta adik-adikku dan seluruh keluargaku di cikeas nagrak tercinta. Terimakasih atas kasih sayang, motivasi, materi, dan pengertiannya. Semoga Allah SWT membalasnya dengan segala keindahan dan kebaikan berlipat ganda. 8. Tersayang buat pacarku yang selalu membantu, memotivasi, dan mau

mengerti selama proses penyelesaian skripsi. Semoga apa yang kita cita-citakan dapat dikabulkan oleh Allah SWT.

9. Sahabat-sahabat sejatiku yang tidak bisa disebutkan satu persatu dari jurusan PBSI, KI-MP Khususnya angkatan 2006. Begitu juga yang di rumah, kalian selalu memberikan motivasi hingga penulisan skripsi selesai.

Terimakasih juga dihaturkan kepada pihak yang tidak tersebutkan namun telah memberikan kontribusi yang berharga untuk penulis. Semoga bantuan,

bimbingan, ilmu, dan do’a yang telah diberikan mendapat balasan pahala berlipat

ganda dari Allah SWT. Semoga Kita dipertemukan kembali di Surga yang abadi selamanya amin ya Allah. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk penulis dan juga para pembaca serta untuk kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya dalam dunia pendidikan.

Jakarta, 10 Maret 2011

(6)

DAFTAR ISI A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Perumusan Masalah ... 3

D. Batasan Masalah... 3

E. Tujuan Penelitian ... 3

F. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN TEORETIS A. Hakikat Menulis ... 6

1. Teori Menulis ... 6

2. Pengertian Menulis... 6

3. Tujuan Menulis ... 7

4. Fungsi Menulis ... 8

5. Manfaat Menulis ... 8

B. Pengertian Karangan ... 9

C. Pengertian Karangan Deskripsi... 10

1. Macam-macam Deskripsi... 13

2. Pendekatan Deskripsi………... 14

D. Pengertian Media Pembelajaran... 15

1. Landasan Teoretis Penggunaan Media Pembelajaran…... 17

2. Fungsi dan Peranan Media Pembelajaran………. 18

3. Macam-macam Media Pembelajaran……… 20

4. Kriteria Pemilihan Media Pengajaran………....…... 20

5. Media Gambar Sebagai Model Pembelajaran…………... 20

6. Jenis-jenis Media Gambar/ Foto……… 21

7. Ciri-ciri Gambar yang Baik……….. 22

8. Peranan Gambar sebagai Media Pengajaran……… 22

(7)

F. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian ... 24

C. Subjek Penelitian ... 26

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 27

E. Tahapan Intervensi Tindakan... 27

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan... 28

G. Data dan Sumber Data ... 28

H. Instrumen Pengumpulan Data ... 28

I. Teknik Pengumpulan Data ... 34

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi ... 35

K. Analisis Data dan Instrumen Hasil Analisis... 35

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ... 37

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ... 38

a. Latar Belakang Sekolah ... 38

b. Profil sekolah SMA YAPISA ... 40

c. Data Guru ... 41

d. Data Siswa... 43

B. Penelitian Pendahuluan ... 43

C. Tindakan Pembelajaran Siklus I... 44

1.1. Pertemuan Pertama... 44

1.2. Pertemuan Kedua ... 51

D. Pemeriksaan Keabsahan Data ... 61

E. Analisis Data ... 62

F. Interpretasi Hasil Analisis ... 64

G. Pembahasan Temuan Penelitian... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 67

B. Saran... 67

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel: Halaman

1. Tingkat keberhasilan belajar siswa ... 33

2. Hasil rata-rata keaktifan siswa pertemuan 1 ... 46

3. Tanggapan siswa terhadap tindakan pertama... 48

4. Nilaipretest membuat karangan deskripsi... 48

5. Catatan lapangan pertemuan pertama ... 50

6. Data perolehan nilaipostest pada akhir siklus I... 53

7. Hasil rata-rata keaktifan siswa pertemuan kedua... 55

8. Tanggapan siswa pertemuan kedua... 56

9. Hasil angket persepsi siswa keterampilan menulis ... 57

10. Hasil angket persepsi siswa keterampilan menulis dengan menggunakan media gambar ... 57

11. Hasil angket tentang pengetahuan tentang media gambar ... 58

12. Hasil angket tentang penggunaan media gambar saat menulis... 58

13. Hasil angket pendapat siswa terhadap media ganbar dalam menulis ... 58

14. Hasil angket tentang penggunaan media gambar dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam menulis... 59

15. Hasil angket keadaan siswa saat PBM ... 59

16. Hasil angket berkesankah siswa dalam PBM... 60

17. Hasil angket kejenuhan siswa terhadap PMB ... 60

18. Hasil angket keyakinan siswa akan meningkatkan pemahaman... 60

19. Data perolehan nilai tes pada akhir siklus I ... 62

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar : Halaman

1. Siklus kegiatan penelitian tindakan kelas ... 26

2. Kegiatan belajar mengajar kelas XI pertemuan pertama ... 46

3. Kegiatan belajar mengajar kelas XI Pertemuan kedua ... 52

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran:

1. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 2. Lembar kerja siswapretest

3. Hasil lembar kerja siswapretest

4. Lembar kerja siswapostest

5. Contoh media gambarpostest

6. Hasil lembar kerja siswapostest

7. Lembar observasi guru

8. Hasil lembar observasi guru pertemuan pertama 9. Hasil lembar observasi guru pertemuan kedua 10. Catatan lapangan

11. Hasil catatan lapangan pertemuan pertama 12. Hasil catatan lapangan pertemuan kedua 13. Jurnal siswa

14. Hasil jurnal siswa pertemuan pertama 15. Hasil jurnal siswa pertemuan kedua

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pengajaran bahasa Indonesia kita jumpai empat aspek kegiatan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Di antara keempat keterampilan tersebut, yang dianggap paling membutuhkan penguasaan keterampilan paling tinggi adalah keterampilan berbahasa dalam bidang menulis. Keterampilan menulis dibutuhkan banyak aspek antara lain penguasaan kosakata sebagai faktor intrinsik yang mendukung keterampilan menulis. Pada hakikatnya menulis merupakan keterampilan seseorang dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan yang disampaikan melalui bahasa tulis yang realisasinya berupa simbol-simbol grafis sehingga orang lain, yaitu pembaca mampu memahami pesan yang terkandung di dalamnya.

Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif sehingga keterampilan ini tidak datang dengan sendirinya akan tetapi membutuhkan latihan dan kebiasaan yang berkesinambungan. Minimnya pelajaran kemampuan menulis siswa, kebanyakan guru hanya memberikan pelajaran yang bersifat membaca dan pengetahuan tentang bahasa ataupun sastra saja. Guru tidak mengajarkan bagaimana cara menulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

(12)

tikus-tikus selokan atau kuda balapan, wajah seseorang yang cantik, atau seseorang yang putus asa, alunan musik atau gelegar guntur, dan sebagainya. Pada umumnya, peserta didik mengalami hambatan ketika diberi tugas oleh guru untuk menulis. Mereka mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat dan kurang menguasai tata bahasa. Kesulitan-kesulitan tersebut menyebabkan mereka tidak mampu menyampaikan pikiran dan gagasan dengan baik sehingga peserta didik menjadi enggan untuk menulis. Media pembelajaran merupakan wahana penyalur atau wadah pesan pembelajaran.

Media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Disamping dapat menarik perhatian siswa, media pembelajaran juga dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dalam setiap mata pelajaran. Dalam pembelajaran di sekolah, guru dapat menciptakan suasana belajar yang menarik perhatian dengan memanfaatkan media pembelajaran yang kreatif, inovatif dan variatif, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan proses dan berorientasi pada prestasi belajar. Salah satu media yang dapat digunakan guru dalam upaya meningkatkan prestasi mengarang siswa adalah media gambar. Media gambar diberikan agar siswa dapat menceritakan sebuah peristiwa yang terdapat dalam gambar, melatih daya imajinasi siswa dalam pengembangan sebuah karangan dengan melihat gambar. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran menulis dimaksudkan untuk mengembangkan imajinasi dan daya nalar siswa. Media gambar ini digunakan guru untuk memancing siswa untuk lebih aktif bertanya dan berpendapat mengenai cerita yang ingin dituangkan siswa ke dalam sebuah karangan.

Berdasarkan uraian di atas, media belajar memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran kepada siswa khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia pada lingkup menulis karangan, penulis tertarik untuk meneliti

(13)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut.

1. Apa penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi.

2. Apa penggunaan media gambar dapat mempermudah siswa dalam menulis karangan deskripsi.

3. Apa penggunaan media gambar menjadi solusi yang tepat bagi siswa dalam menulis karangan deskripsi.

C. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini penulis membatasi agar permasalahan tidak meluas, yaitu: 1. Masalah dibatasi pada peningkatan kemampuan siswa dalam menulis

karangan deskripsi.

D. Perumusan Masalah

Sehubungan latar belakang dan identifikasi masalah di atas kiranya penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas XI SMA YAPISA di Bogor?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini disusun untuk mengetahui sejauh manakah hubungan kemampuan menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar di sekolah. Di samping itu, penulis juga berusaha mencoba meneliti kemampuan pelajar yang berbeda-beda satu sama lainnya. Yang bertujuan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa. Tujuan khusus penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi di sekolah.

(14)

3. Memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoretis maupun praktis. Untuk lebih jelas mengenai kedua manfaat tersebut dapat di perikan sebagai berikut.

1. Manfaat teoretis

Sebagai bahan referensi belajar pihak-pihak sekolah yang terlibat dalam proses pembelajaran.

2. Manfaat praktis a. Bagi siswa

Meningkatkan keterampilan menulis karangan dengan menggunakan media gambar.

b. Bagi guru

1) Menambah wawasan dalam penggunaan media dalam pengajaran. 2) Mengetahui cara peningkatan keterampilan menulis peserta didik. 3) Sebagai arahan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran dan

membimbing kegiatan siswa secara bertahap. c. Bagi sekolah

Sebagai pengayaan berbagai media dalam pembelajaran khususnya dalam pembelajaran aspek keterampilan menulis.

d. Bagi pembaca

(15)

BAB II

ACUAN TEORETIS

A. Hakikat menulis 1. Teori Menulis

Teori yang berkembang saat ini adalah menulis model proses. Konsep pengajaran menulis untuk mendefinisikan model proses pengajaran menulis secara umum diantaranya sebagai berikut.

1) Guru mempertimbangkan latar belakang bahasa pembelajaran. 2) Latihan menulis secara terus menerus.

3) Memanfaatkan setiap ada kesempatan untuk menulis.

4) Gemar membaca pada setiap jenis bacaan sehingga kaya akan informasi. Banyak teoritikus memaparkan bahwa jika ingin menulis mantapkan dulu tujuannya, tentukan dulu temanya, apa misinya, dan lain-lain. Tidak salah memang. Tetapi coba sekali-kali ‘teori’ tersebut dibalik.Jangan pikirkan apa yang akan ditulis, tapi tuliskan yang ada di pikiran. Perhatikan apa yang terjadi? Tulisan itupun menjadi bukti.

2. Pengertian Menulis

Pada hakikatnya menulis merupakan keterampilan seseorang dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan yang disampaikan melalui bahasa tulis yang realisasinya berupa simbol-simbol grafis sehingga orang lain, yaitu pembaca mampu memahami pesan yang terkandung di dalamnya. Menulis ialah melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Gambaran dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan bahasa. Menulis merupakan representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.1Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan

1

(16)

ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, penulis berusaha terampil memanfaatkan struktur bahasa dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara sendirinya, tetapi harus melalui latihan terampil dan praktik yang banyak dan teratur. Dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara langsung, tidak langsung.2 Menulis sebenarnya bukanlah sesuatu yang asing bagi kita. Artikel, esai, laporan, karya sastra, buku, dan cerita contoh bentuk bahasa tulis yang akrab dengan kehidupan kita. Tulisan-tulisan itu menyajikan secara runtut dan menarik, ide, gagasan, dan perasaan penulisnya.

3. Tujuan menulis

Setiap jenis tulisan mengandung tujuan tertentu. Beberapa tujuan menulis adalah.

1) Untuk memberitahukan suatu informasi. 2) Untuk meyakinkan atau mendesak. 3) Untuk menghibur atau menyenangkan.

4) Untuk mengekpresikan perasaan dan emosi yang kuat.

Yang dimaksud dengan tujuan menulis adalah " respon atau jawaban yang diharapkan oleh penulis akan diperoleh dari pembacanya." Berdasarkan batasan ini dapatlah dikatakan bahwa.

1) Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut wacana informatif.

2) Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif.

3) Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang mengadung tujuan estetik disebut tulisan literer.

4) Tulisan yang mengespresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api disebut wacana ekspresif.3

2

Henry Guntur Tarigan,Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), h. 3.

3Ibid

(17)

Dalam kenyataannya, pengungkapan suatu tujuan dalam sebuah tulisan tidak dapat secara ketat, melainkan sering bersinggungan dengan tujuan-tujuan yang lain. Akan tetapi, biasanya dapat diusahakan ada satu tujuan yang dominan dalam sebuah tulisan yang memberi nama keseluruhan tulisan atau karangan tersebut. Penulis karangan deskripsi tak ubahnya seorang pelukis. Yang membedakan keduanya adalah media yang digunakan, yaitu pena dan kanvas. Penulis karangan deskripsi bertujuan agar pembaca seolah-olah ikut merasa, melihat, meraba, dan menikmati objek yang dilukiskan penulis.

4. Fungsi Menulis

Fungsi bahasa tulis sama dengan fungsi bahasa lisan, bahasa tulis digunakan untuk membuat berbagai hal untuk dikerjakan, menyediakan informasi, dan untuk menghibur. Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan sebagai alat komunikasi yang tidak langsung.4 Dengan menulis akan memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman dan dapat membantu kita untuk menjelaskan pikiran-pikiran kita.

5. Manfaat Menulis

Banyak manfaat yang dapat dipetik dari menulis. Manfaat itu antara lain: a) Peningkatan kecerdasan,

b) Pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, c) Penumbuhan keberanian,

d) Pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

B. Pengertian Karangan

Karangan merupakan hasil pekerjaan dari mengarang. Mengarang diartikan dengan merangkai atau menyusun ide atau buah pikiran dan perasaan kedalam rangkaian kalimat secara teratur dengan satu kesatuan yang utuh.

4Ibid

(18)

1. Jenis karangan a) Karangan Narasi

Karangan narasi/cerita, adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan itu. Karangan ini biasanya berisi cerita, dengan adanya pelaku, peristiwa, konflik, dan penyelesaiannya.5 Karangan narasi lebih terfokus pada waktu.

b) Karangan Deskripsi

Karangan deskripsi/lukisan, adalah karangan yang melukiskan atau menggambarkan objek tertentu (keadaan, peristiwa seseorang) dengan tujua agar pembaca seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu. Karangan deskripsi ini lebih terfokus pada ruang.

c) Karangan Argumentasi

Karangan argumentasi/alasan, adalah karangan yang meyakinkan dengan tujuan untuk menunjukan kebenaran sehingga pembaca meyakininya. Untuk meyakinkan itu memerlukan pembuktian data dan fakta yang akurat. Karangan ini biasanya berisi pendapat yang disertai dengan fakta-fakta sehingga pendapat itu diterima kebenarannya.

d) Karangan Eksposisi

Karangan eksposisi/paparan, adalah karangan yang menjelaskan sejumlah pengetahuan atau informasi dengan tujuan agar pembaca memperoleh informasi dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya. Untuk memperoleh informasi, dikemukakan data atau fakta.

e) Karangan Persuasi

Karangan persuasi/bujukan, adalah karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca agar pembaca terpengaruh, diperlukan data sebagai penunjang.6Karangan ini biasanya berisi imbauan atau ajakan kepada orang-orang tertentu, kelompok, atau masyarakat tentang sesuatu.

5

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI,EYD untuk SD, SMP, SMA dan Umum,(Jakarta: PT Buku Kita, 2010), h. 90

6

(19)

agar hal yang disampaikan itu dapat mempengaruhi orang lain, harus pula disertai penjelasan.

C. Pengertian Karangan Deskripsi

Kata deskripsi berasal dari kata latin describere yang berarti menggambarkan atau memerikan suatu hal. Dari segi istilah, deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan atau memerikan sesuatu hal sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah menyaksikan atau mengalaminya sendiri.7 Melalui deskripsi, penulis memindahkan kesan-kesannya, hasil pengamatan, dan perasaan kepada pembaca. Dia gambarkan sifat, ciri, serta rincian wujud yang terdapat pada objek yang dilukiskannya.

Seorang penulis deskripsi harus memiliki kata yang tepat sesuai dengan gambaran objek yang sebenarnya sehingga melahirkan imajinasi yang hidup dan segar tentang ciri-ciri, sifat-sifat, atau hakikat dari objek yang dideskripsikan itu. Tulisan deskripsi dimaksudkan untuk menciptakan sebuah pengalaman pada diri pembaca dan memberi identitas atau informasi mengenai objek tertentu sehingga pembaca dapat mengenalinya bila bertemu atau berhadapan dengan objeknya tadi.8

Sesuatu yang dideskripsikan tidak hanya terbatas dari apa yang dilihat, didengar, dicium, dirasa, dan diraba, tetapi juga yang dapat dirasa oleh hati dan pikir, seperti rasa takut, cemas, tegang, jijik, kasih, dan haru. Begitu pula suasana yang timbul dari suatu peristiwa, seperti suasana mencekam, teriknya panas matahari, serta keromantisan purnama. Pendeknya, deskripsi merupakan suatu upaya untuk melukiskan sesuatu dengan kata-kata untuk menghidupkan kesan dan daya khayal mendalam pada si pembaca.

7

Suparno Mohamad Yunus,Keterampilan Dasar Menulis,(Jakarta: Universitas Terbuka, 2006), h. 4.6.

8

(20)

Cara supaya kita dapat melukiskan sesuatu sehidup-hidupnya.

b. Melatih diri mengamati sesuatu. Segala sesuatu yang disekeliling kita dapat kita amati, laba-laba yang bekerja membuat sarang, rumput ilalang yang bergoyang diterpa angin dan lain sebagainya.

c. Melukiskan bagian-bagian yang penting sedetail mungkin. Jika kita melukiskan betapa mengerikianya tersesat di hutan, maka situasi yang dihutan dapat menimbulkan kengerian itu harus dilukiskan selengkap-lengkapnya sehingga pembaca dapat membayangkan bagaimana jika dia sendiri yang tersesat di hutan.

Untuk mencapai tujuan deskripsi itu penulis dituntut untuk mampu memilih dan mendayagunakan kata-kata yang dapat memancing kesan serta citra inderawi dan suasana batiniah pembaca. Sesuatu yang dideskripsikan harus tersaji secara gamblang, hidup, dan tepat. Sebagai contoh, seseorang mengatakanmalam purnama indah sekali. Pernyataan itu mengungkapkan indera penglihatan serta suasana hati orang itu menyerap keadaan malam dengan ciri dan sifat khusus

indah. Meskipun demikian, pernyataan itu masih terlalu umum dan kasar karena belum mampu menciptakan kesan, interpretasi, dan gambaran konkret mengenai keindahan malam purnama. Mengapa malam itu disebut purnama? Mengapa malam itu menjadi indah? Oleh karena itu, penulis deskripsi yang baik akan menghindari metafor, kiasan, atau kata-kata konotatif, akan sangat menentukan kekenyalan nuansa makna dari sebuah pemerian.

Dengan demikian dalam menggarap deskripsi yang baik dituntut tiga hal. Pertama, kesanggupan berbahasa penulis yang memiliki kekayaan nuansa dan bentuk. Kedua, kecermatan pengamatan dan keluasan pengetahuan tentang sifat, ciri, dan wujud objek yang dideskripsikan. Ketiga, kemampuan memilih detail khas yang dapat menunjang ketepatan dan keterhidupan pemerian. 9

Karangan deskripsi adalah karangan yang menimbulkan kesan adanya pelukisan atau penggambaran tentang sesuatu. Deskripsi berkaitan erat dengan pancaindera. Pembaca seolah-olah melihat, mendengar, merasa apa yang

9

(21)

dilukiskan penulisnya. Jadi karangan deskripsi selalu berusaha melukiskan dan mengemukakan sifat, tingkah laku seseorang, suasana dan keadaan suatu tempat atau sesuatu yang lain. Misalnya suasana kampung yang begitu damai, tentram dan saling menolong. Dapat dilukiskan dalam karangan deskripsi. Karangan yang menimbulkan kesan adanya pelukisan atau penggambaran tentang sesuatu, sesuai dengan keadaan sebenarnya.10

1. Macam-macam Deskripsi

Deskripsi merupakan bentuk tulisan yang berusaha memberikan perincian dari objek yang sedang dibicarakan. Penulis memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil pengamatannya dan perasaannya kepada pembaca melalui tulisan.

a. Deskripsi ekspositoris

Melalui deskripsi ekspositoris, penulis hanya ingin memberitahukan, memperhatikan, atau memperdengarkan sesuatu kepada pembaca. Ada atau tidak adanya kesan pembaca tidak menjadi masalah bagi penulis. Misalnya, orang melukiskan ruang kuliah sebagi berikut:

Ruang kuliah itu berukuran 8x6 m. cahaya masuk dari arah kiri mahasiswa. Deretan kursi kuliah masing-masing 5 buah ke kiri dan 5 buah ke kanan. Sedangkan dari muka ke belakang dijejerkan kanan ruang kuliah. Papan tulis yang berukuran 3x1,20m tertempel kokoh pada dinding tembok depan ruang itu.

b. Deskripsi impresionistik

Deskripsi impresionistik menimbulkan suatu kesan kepada para pembaca, misalnya menarik hati, indah, jijik dan seram.11

Agar pembaca memiliki penghayatan yang demikian, penulis harus dapat menyajikan objek sejelas-jelasnya, setepat-tepatnya, dan sehidup mungkin. Untuk

10

Djoko Widagdho,Bahasa Indonesia Pengantar Kemahiran Berbahasa, (Penerbit IAIN Walisongo, 2000), h. 112—113.

11

(22)

itu penulis dituntut untuk dapat menggunakan diksi yang tepat dan kalimat-kalimat yang dapat menghadirkan objek deskripsi di depan pembaca.12

c. Deskripsi sugesti, yaitu jenis deskripsi yang menciptakan dan memungkinkan daya khayal (imajinasi) pada para pembaca dengan perantara tenaga rangkaian kata-kata yang dipilih penulis untuk menggambarkan ciri, sifat, watak objek. d. Deskripsi ekspositoris/teknis, yaitu jenis deskripsi yang memberikan

identifikasi atau informasi mengenai objek hingga pembaca dapat mengenalnya bila bertemu atau berhadapan dengan objek tersebut.13

e. Deskripsi Tempat

Tempat memegang peranan yang sangat penting dalam setiap peristiwa. Tak ada peristiwa yang terlepas dari lingkungan dan tempat, semua kisah akan selalu mempunyai latar belakang tempat. Jalannya sebuah peristiwa akan lebih menarik kalau dikaitkan dengan tempat terjadinya peristiwa tersebut.

f. Deskripsi Orang

Kerumitan manusia tidak hanya struktur atomi dan morfologi tubuh,tetapi juga karena akal budi dan jiwa yang dimilikinya. Hal ini akan menyulitkan seseorang menghasilkan deskripsi yang memuaskan. Seseorang yang bersungguh-sungguh membuat deskripsi tentang seorang tokoh, harus mengetahui ciri utama sang tokoh seperti tingkah laku, bentuk tubuh, watak, penampilan, dan sebagainya. Seseorang yang bertampang gagah, berparas menarik, belum tentu memiliki watak dan moral yang baik. Sebaliknya, seseorang yang berwajah seram bertingkah laku kasar, mungkin memiliki hati yang baik.

g. Deskripsi Impresionistis

Deskripsi impresionistis, kadang-kadang dinamakan juga deskripsi stimulatif adalah untuk menggambarkan impresi penulisnya, atau untuk menstimulir pembacanya. Deskripsi impresionistis ini lebih menekankan impresi atau kesan penulisnya ketika melakukan observasi, atau ketika menuliskan

12

E. Kusnadi Mahsusi, Mahir Berbahasa Indonesia (Materi Pengayaan Bahasa Indonesia), (Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN, 2006), h. 33.

13

(23)

impresi tersebut. Urutan-urutan yang dipakai adalah menurut kuat lemahnya kesan penulis terhadap bagian-bagian objek itu.14

2. Pendekatan Deskripsi

Pendekatan dalam pendeskripsian dapat dibedakan atas pendekatan realistis, pendekatan impresionistis, dan pendekatan menurut sikap penulis.

a. Pendekatan Realistis

Dalam pendekatan realistis penulis berusaha agar deskripsi yang dibuatnya itu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, seobjektif mungkin. Perincian-perincian perbandingan antara satu bagian dengan bagian yang lain dilukiskan sedemikian rupa, sehingga tampak seperti dipotret atau sesuai dengan aslinya. Walaupun demikian, tidak ada sebuah deskripsi yang persis sama dengan keadaan yang sebenarnya, atau seperti yang dapat dilihat dengan mata. Gambaran kesibukan sebuah stasiun pada saat kereta api datang dan ada yang akan berangkat, tidak akan sama persis seperti aslinya walaupun penulis sudah berusaha mengamati dan menggambarkan keadaan dengan secermat-cermatnya. b. Pendekatan Impresionistis

Impresionistis adalah pendekatan yang berusaha menggambarkan sesuatu secara subjektif sesuai dengan impresi penulis.15 Penulis berusaha menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan yang diperolehnya, yang bersifat subjektif. Penulis menonjolkan pilihannya dan interpretasinya. Penulis menyeleksi secara cermat bagian-bagian yang diperlukan untuk dideskripsikan. Kemudian, baru berusaha menginterpretasikannya. Fakta-fakta yang dipilih oleh penulis harus dihubungkan dengan efek yang ingin ditampakan. Fakta-fakta ini dijalin dan diikat dengan pandangan-pandangan subjektif si penulis.

c. Pendekatan Menurut Sikap Penulis

Pendekatan ini sangat tergantung kepada tujuan yang ingin dicapai, sifat objek, serta pembaca deskripsinya. Dalam menguraikan sebuah persoalan,penulis mungkin mengharapkan agar pembaca merasa tidak puas terhadap suatu tindakan

14

Ismail Marahimin,Menulis Secara Populer, ( Jakarta: Pustaka Jaya, 1999), h. 47-48. 15

(24)

atau keadaan, atau penulis menginginkan agar pembaca juga harus merasakan bahwa persoalan yang tengah dihadapi merupakan masalah yang gawat. Penulis juga dapat membayangkan bahwa akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, sehingga pembaca dari mula sudah disiapkan dengan sebuah perasaan yang kurang enak, seram, takut, dan sebagainya.

Penulis harus menetapkan sikap yang akan diterapkan sebelum mulai menulis. Semua detail harus dipusatkan untuk menunjang efek yang ingin dihasilkan. Perincian yang tidak ada kaitannya dan menimbulkan keragu-raguan pada pembaca, harus disingkirkan penulis dapat memilih misalnya salah satu sikap seperti masa bodoh, bersungguh-sungguh, cermat, sikap seenaknya, atau sikap yang ironis.

D. Pengertian Media Pembelajaran

Kata “media” secara harfiah adalah “perantara atau pengantar”. Pengertian media sebagai sumber belajar adalah “manusia, benda, ataupun peristiwa yang

memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan”

(Djamarah dan Zein, 1996 : 136). ada lagi yang berpendapat bahwa media menurut Gerlach & Ely (dalam Ma’mur Saadie 2007: 5.3) adalah media itu grafik, fotografik, elektronik atau alat-alat mekanik untuk menyajikan, memproses, dan menjelaskan informasi lisan atau visual.16Penggunaan media dalam proses belajar mengajar sangat penting. Ketidakjelasan guru dalam menyampaikan bahan pengajaran dapat terwakili dengan kehadiran media.

Apabila tingkatan SD yang siswanya belum mampu berpikir abstrak, masih berpikir konkret. Keabstrakan bahan pelajaran dapat dikongkretkan dengan kehadiran media, sehingga anak didik lebih mudah mencerna bahan pelajaran daripada tanpa bantuan media. Dalam penggunaan media, perlu diperhatikan bahwa pemilihan media pengajaran haruslah jelas dengan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Apabila diabadikan media pengajaran bukannya membantu

16 Ma’mur Saadie, Strategi Pemebelajaran Bahasa Indonesia

(25)

proses belajar mengajar, tapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, membantu mempertegas bahan pelajaran, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses belajar.

Sesuatu dapat dikatakan sebagai media apabila dapat digunakan untuk menyampaikan atau menyalurkan pesan dan tujuan-tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kata media adalah bentuk jamak dari kata medium yang berasal dari bahasa latin ”medius” yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Media gambar adalah penyajian visual dua dimensi yang memanfaatkan rancangan gambaran sebagai sarana pertimbangan mengenai kehidupan sehari-hari, misalnya menyangkut manusia, peristiwa, benda-benda, tempat dan sebagainya. Menurut Sudjana dan Rifai (2003:68) media gambar adalah media yang mengombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui kombinasi pengungkapan kata-kata dengan gambar-gambar.

Di antara media pembelajaran yang ada, media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Media ini berfungsi menyalurkan pesan dari sumber informasi ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan dan pesan yang disampaikan dituangkan dalam simbol-simbol komunikasi visual. Namun secara khusus media gambar untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau memberi variasi agar siswa lebih tertarik dan berminat.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gambar adalah pengantar pesan antara pengirim pesan dan penerima pesan yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk dua dimensi sebagai hasil dari perasaan dan pikiran.

(26)

Secara lebih khusus pengertian media dalam peroses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, potografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

1. Landasan Teoretis Penggunaan Media Pembelajaran

Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan perubahan-perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena interaksi pengalaman baru dan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Menurut Bruner (1966) ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactif) pengalaman piktorial/gambar dan pengalaman abstrak.

Uraian di atas memberikan petunjuk bahwa agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya. Guru berupaya untuk menampilkan rangsangan (stimulus) yang diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk mengolah dan menerima informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan. Dengan demikian, siswa diharapkan akan dapat menerima dan menyerap dengan mudah dan baik pesan-pesan dalam materi yang disajikan.

2. Fungsi dan Peranan Media Pembelajaran

Fungsi utama media adalah sebagai alat bantu pengajaran yang mampu mempengaruhi keadaan, iklim kelas, dan lingkungan belajar yang efektif. Gambar sebagai alat peraga tidak saja berfungsi sebagai alat peraga, tetapi memiliki fungsi-fungsi tertentu yang terkandung di dalamnya. Hal tersebut disebabkan karena fungsi media dalam pembelajaran adalah sebagai penyaji stimulus atau informasi, dan untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi.

(27)

Media belajar adalah hal penting untuk menigkatkan pengalaman belajar siswa agar lebih konkret. Sementara itu Hidayat dan Rahmina (2001), mengemukakan fungsi media sebagai berikut.

a. sebagai alat bantu untuk menciptakan situasi belajar yang efektif.

b. sebagai bagian integral dari keseluruhan situasi belajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

c. alat peraga yang mengacu kepada tujuan pengajaran.

d. sebagai pelengkap suatu proses belajar mengajar untuk menarik perhatian siswa.

e. untuk mempercepat dan memperlancar jalannya pengajaran, sehingga siswa mudah untuk memahami.

f. untuk meningkatkan hasil dan mutu belajar.17

Pendapat lain dikemukakan oleh Wibawa (1992:28) bahwa fungsi media gambar dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan kemampuan visual. b. Mengembangkan imajinasi anak.

c. Membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak, atau peristiwa yang tidak mungkin dihadirkan di dalam kelas.

d. Mengembangkan kreativitas siswa.

Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto, gambar/ilustrasi, sketsa/gambar garis, grafik, bagan, dan gabungan dari dua bentuk atau lebih. Foto menghadirkan ilustrasi melalui gambar yang hampir menyamai kenyataan dari sesuatu objek atau situasi. Sementara itu, grafik merupakan representasi simbolis dan artistik sesuatu objek atau situasi.

Keberhasilan penggunaaan media berbasis visual ditentukan oleh kualitas dan efektivitas bahan-bahan visual dan grafik itu. Hal ini hanya dapat dicapai dengan mengatur dan mengorganisasikan gagasan-gagasan yang timbul, merencanakannya dengan seksama, dan menggunakan teknik-teknik dasar

17

(28)

visualisasi objek, konsep, informasi, atau situasi. Meskipun perancang media pengajaran bukan seorang pelukis dengan latar belakang profesional, ia sebaiknya mengetahui beberapa prinsip dasar dan penuntun dalam rangka memenuhi kebutuhan penggunaan media berbasis visual.18

Ketika fungsi-fungsi media pengajaran itu diaplikasikan ke dalam proses belajar-mengajar, maka terlihatlah perannya sebagai berikut.

a. Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang guru sampaikan.

b. Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya.

c. Media sebagai sumber belajar bagi siswa.

3. Macam-macam Media Pembelajaran

Ada beberapa macam media yang sering digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran. Menurut Hastuti (1997: 177) media pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu media visual yang tidak diproyeksikan dan media visual yang diproyeksikan. Yang termasuk media visual yang tidak diproyeksikan adalah 1. Gambar diam, misalnya lukisan, foto, gambar dari majalah,

2. Gambar seri

3. Berupa Gambar denah, bagan yang biasanya digantungkan di dinding. Sedangkan yang termasuk media visual yang diproyeksikan yaitu media menggunakan alat proyeksi (proyektor) sehingga gambar atau tulisan tampak pada layar.

4. Kriteria Pemilihan Media Pengajaran

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (dalam Djamarah dan Zein, 1996 : 150), mengemukakan beberapa kriteria dalam memilih media pengajaran, sebagai berikut:

18

(29)

a. ketepatan dengan tujuan pengajaran.

b. dukungan terhadap isi bahan pelajaran. Adanya media bahan pelajaran lebih mudah dipahami siswa.

c. media yang digunakan mudah diperoleh, murah, sederhana dan praktis penggunaannya.

d. keterampilan guru dalam menggunakan media dalam proses pengajaran. e. tersedia waktu untuk menggunakannya, sehinga media tersebut dapat

bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung. f. sesuai dengan taraf berpikir siswa.

5. Media Gambar sebagai Model Pembelajaran

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan media gambar, kriteria pemilihan media disinggung bahwa media digunakan harus sesuai dengan taraf berpikir anak didik. Demikian pula dalam pembelajaran menulis karangan di sekolah. Penggunaan media gambar dirasakan sangat tepat untuk membantu siswa dalam keterampilan menulis. Dengan melihat gambar, siswa dapat menarik isi kesimpulan dari gambar tersebut, kemudian dapat menguraikan dalam bentuk tulisan. Gambar yang dimaksud di sini termasuk foto, lukisan/gambar, dan sketsa (gambar garis). Tujuan utama penampilan berbagai jenis gambar ini adalah unyuk memvisualisasikan konsep yang ingin disampaikan kepada siswa.19

Berkaitan dengan penggunaan media gambar, Purwanto dan Alim (1997: 63), mengemukakan bahwa “Penggunaan media gambar untuk melatih anak menentukan pokok pikiran yang mungkin akan menjadi karangan-karangan”, juga

Tarigan (1997: 210) mengemukakan bahwa “Mengarang melalui media gambar

berarti melatih dan mempertajam daya imajinasi siswa”. Dari uraian di atas, dapat

ditarik kesimpulan bahwa cerita gambar adalah cara atau daya upaya dalam menyusun atau menulis suatu tulisan atau karangan dengan menerjemahkan isi pesan visual ke dalam bentuk tulisan.

19

(30)

6. Jenis-jenis Media Gambar/foto

Ada beberapa jenis media gambar/foto, antara lain :

1. Foto dokumentasi, yaitu gambar yang mempunyai nilai sejarah bagi individu maupun masyarakat.

2. Foto faktual, yaitu gambar yang menjelaskan sesuatu yang kejadian yang meliputi berbagai aspek kehidupan, misalnya gempa, topan, dan sebagainya. 3. Foto pemandangan, yaitu gambar yang melukiskan pemandangan suatu

daerah/lokasi.

4. Foto iklan/reklame, yati gambar yang digunakan untuk mempengaruhi orang atau masyarakat konsumen.

5. Foto simbolis, yaitu gambar yang menggunakan bentuk simblo atau tanda yang mengungkapkan pesan tertentu dan dapat mengungkapkan kehidupan manusia yang mendalam serta gagasan-gagasan atau ide-ide anak didik.20

7. Ciri ciri Gambar yang Baik

Gambar yang baik dan dapat digunakan sebagai sumber belajar adalah yang memiliki ciri - ciri yaitu :

1. Cocok dengan tingkat umur serta kemampuan siswa. 2. Dapat menyampaikan pesan atau ide tertentu.

3. Memberi kesan kuat dan menarik perhatian.

4. Merangsang orang yana melihat untuk ingin mengungkapkan tentang objek -objek dalam gambar.

5. Berani dan dinamis.

6. Ilustrasi tidak terlalu banyak, tetapi menarik dan mudah dipahami.21

20

H.Asnawi dan M. Basyiruddin Usman,Media Pembelajaran,(Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 51

21Ma’mur Saadie,Strategi Pemebelajaran Bahasa Indonesia

(31)

8. Peranan Gambar sebagai Media Pengajaran

Peranan gambar sebagai media pengajaran yaitu :

1. Dapat membantu guru dalam menyampaikan pelajaran dan membantu siswa dalam belajar.

2. Menarik perhatian anak sehinga terdorong untuk lebih giat belajar. 3. Dapat membantu daya ingat siswa (retensi)

4. Dapat disimpulkan dan digunakan lagi apabila diperlukan pada saat yang lain. Atas dasar uraian tersebut, hendaknya guru mau mempertimbangkan penggunaan media gambar di dalam pelaksanaan proses belajar mengajar terutama dalam pengajaran menulis karangan. Karena dengan gambar dapat merangsang imajinasi seorang siswa supaya suka bercerita tentang gambar yang dilihatnya sehingga selanjutnya diharapkan siswa tersebut dapat mampu menulis karangan sesuai dengan tema, ide, pengalaman, dan kejadianya. Gambar mungkin dilukis, dicetak atau dengan proses fotografi. Kebenaran foto juga harus menggambarkan keadaan yang sesungguhnya, gunakan lah foto sesuatu objek atau peristiwa yang dibuat-buat atau di dramatisasi. Disamping itu, foto-foto untuk tujuan pembelajran harus dapat memikat perhatian siswa.22 Dalam hal mewakili bendanya gambar mempunyai tingkat abstraksi yang cukup tinggi. Namun, media ini dapat memberikan gambaran tentang segala sesuatu. Melalui gambar dapat ditunjukkan kepada siswa suatu tempat, orang, dan segala sesuatu dari daerah yang jauh atau dari jangkauan pengalaman siswa sendiri.

E. Bahasan Hasil-hasil Penelitian yang Relevan

Untuk mendukung proses pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan, maka peneliti mengambil kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suwardi Cakro dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Deskripsi dengan Menggunakan Media Gambar Denah: Penelitian Tindakan Kelas pada

Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Gayam Sukoharjo, hasil penelitian menunjukkan

bahwa rata-rata hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama mengikuti

22

(32)

pembelajaran pada siklus I sebesar 62,34%, pada siklus II 73,52 %, dan pada siklus III 85,87%.23 Jadi kelas yang diajarkan menggunakan media gambar mengalami peningkatan dalam prestasi belajar keterampilan menulis. Maka media gambar ternyata dapat membantu memudahkan siswa dalam menulis karangan deskripsi.

F. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan

Konseptual perencanaan tindakan yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini mencakup pada materi menulis karangan deskripsi. Bahan materi ini yang diajarkan pada kelas XI SMA YAPISA pada semester genap. Sedangkan bentuk penerapan media gambar yang akan dilakukan pada siklus I pertemuan kedua dengan bentuk tes tertulis membuat karangan deskripsi secara individu. Kegiatan ini agar menambah pemahaman siswa terhadap sebuah karangan dalam pelajaran bahasa Indonesia. Target yang diharapkan dalam siklus I adalah 65% dari rata-rata keseluruhan siswa dan indikator tercapai. dikarenakan indikator sudah berhasil, maka penelitian akan dihentikan. Hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan pemahaman siswa keterampilan menulis khususnya dalam menulis karangan deskripsi setelah digunakan media gambar dalam menulis.

(33)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA YAPISA pada siswa kelas XI Cikeas Nagrak Bogor.

2. Waktu penelitian

Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2010/2011, tepatnya dari bulan Januari sampai Maret 2011.

B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan Penelitian

Metode penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.24Penelitian ini berusaha mengkaji, merefleksi secara kritis dan suatu rencana pembelajaran terhadap kinerja guru, interaksi antara guru dengan siswa, serta interaksi antar siswa di dalam kelas. Metode penelitian tindakan kelas ini menekankan pada suatu kajian yang benar-benar dari situasi alamiah di kelas. Penelitian tindakan merupakan suatu pencarian sistematik yang dilaksanakan oleh para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri (dalam pendidikan dilakukan oleh guru, dosen, kepala sekolah, konselor), dalam mengumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan, dan hambatan yang dihadapi, untuk kemudian, menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan.25

Proses penelitian tindakan kelas ini direncanakan berlangsung dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu 1) perencanaan, 2) tindakan, 3)

24

IGAK Wardhani dan Kuswaya Wihardit,Penelitian Tindakan Kelas,(Jakarta: penerbit Universitas Terbuka, 2008 ), h. 1.4.

25

(34)

observasi, dan 4) refleksi. Dalam penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini peneliti menggunakan PTK Partisipan. PTK Partipisan itu sendiri adalah suatu penelitian dimana peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan pembuatan laporan.26 Proses kegiatan tindakan kelas yang peneliti lakukan adalah bertolak dari permasalahan yang akan dipecahkan, kemudian peneliti merencanakan suatu tindakan dan melaksanakannya. Pada pelaksanaan tindakan peneliti melakukan penyampaian materi, tes perbuatan, dan observasi terhadap kegiatan yang dilakukan.

Permasalahan-permasalahan yang muncul pada siklus I merupakan permasalahan yang harus dipecahkan pada siklus II. Selanjutnya, kegiatan dimulai lagi seperti kegiatan pada siklus I, yakni perencaaan, tindakan, observasi, dan refleksi dengan perubahan-perubahan untuk mengatasi permasalahan yang muncul pada siklus I. Adapun prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat digambarkan pula sebagai berikut.27

26

M. Mega N dan Kania Islami Dewi,Penelitian Tindakan Kelas,(Bandung:CV Regina, 2009), h. 15

27

(35)

Siklus I

Siklus II

s

Gambar 1. Siklus Kegiatan PTK (Suharsimi Arikunto, dkk., 2007: 74)

C. Subjek Penelitian

(36)

D. Peranan dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Peranan peneliti adalah perencanaan dan pelaksannaan kegiatan. peneliti membuat perencanaan kegiatan, pelaksanaan, mengumpulkan data, menganalisis dan melaporkan hasil penelitian. Dalam melakukan pengamatan, peneliti sebagai

observer dalam proses pembelajaran dan penelitian yang sedang berlangsung.

E. Tahapan Perencanaan Tindakan

Prosedur penelitian ini berlangsung dalam satu siklus. Siklus I terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tahap penelitian dimulai dari tahap prapenelitian yang akan dilanjutkan dengan siklus I.

Kegiatan prapenelitian:

1. Observasi ke SMA YAPISA 2. Mengurus surat izin penelitian 3. Membuat instrumen penelitian 4. Membuat media pembelajaran 5. Menghubungi kepala sekolah

6. Wawancara dengan guru mata pelajaran 7. Menentukan kelas subjek penelitian 8. Observasi proses pembelajaran di kelas 9. Menjelaskan media gambar

Prosedur kegiatan pada siklus 1.

Perencanaan:

a. Menyiapkan kelas

b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran c. Membuat lembar kerja siswa

d. Membuat instrumen

(37)

Tindakan:

a. Menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Menjelaskan langkah-langkah metode pembelajaran c. Mempersiapkan siswa dalam kelompok

d. Siwa belajar dengan memahami pembelajaran yang telah disiapkan melalui lembar kerja siswa

e. Melakukan pengamatan

f. Penguatan dan kesimpulan bersama Observasi:

a. Situasi kegiatan belajar mengajar

b. Kemampuan siswa memahami pelajaran dengan media gambar Refleksi:

Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil intervensi yang diharapkan sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini, bagaimana meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar. Hasil perencanaan tindakan penelitian ini juga diharapkan dapat memenuhi kriteria keberhasilan penelitian yaitu bahwa hasil pengukuran kemampuan menulis karangan deskripsi menunjukan peningkatan.

G. Data dan Sumber Data

1. Data kualitatif seperti: hasil wawancara, lembar observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi.

(38)

H. Instrumen Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi: 1. Lembar observasi

Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan tehadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang sedang memberikan pengarahan, personil bidang kepegawaian yang sedang rapat, dan lain-lain. Observasi dapat dilakukan secara partisifatif ataupun non partisipatif.28 Dalam observasi partisipatif (participatory observation) pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung, pengamat ikut sebagai peserta rapat atau perserta pelatihan. dalam observasi nonpartisipatif (nonparticipatory observation) pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan.

Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa yang berhubungan dengan kemampuan menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar, dan peneliti yang berperan sebagai pelaksaan penelitian selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat menentukan dalam PTK.

2. Catatan lapangan

Catatan lapangan diperlukan untuk merekam kejadian dan peristiwa-peristiwa selama kegiatan tindakan kelas.

3. Tes hasil belajar siswa

Tes bersifat mengukur, tes hasil belajar siswa sesudah pembelajaran diperlukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis. Tes belajar siswa kadang-kadang disebut juga tes prestasi belajar, mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu tertentu. Sedangkan menurut tujuan dan

28

(39)

fungsinya tes hasil belajar ini juga dibedakan adanya tes formatif dan sumatif. namun pada penelitian ini tes yang akan dilakukan yaitu pretestdan postestpada siswa tersebut.

4. Angket

Angket adalah cara pengumpulan data denngan mempergunakan pertanyaan-pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden.29 Angket ini untuk mengetahui tingkat menulis siswa sesudah proses pembelajaran. angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Sama dengan pedoman wawancara, bentuk pertanyaan bisa bermacam-macam yaitu pertanyaan terbuka, pertanyaan berstruktur dan pertanyaan tertutup.

Pada angket pertanyaan terbuka, angket berisi pertanyaan- pertanyaan atau pernyataan pokok yang bisa dijawab atau direspon oleh responden secara bebas. Tidak ada anak pertanyaan ataupun rincian yang memberikan arahan dalam pemberian jawaban atau respon. Responden mempunyai kebebasan untuk memberikanjawaban atau respon sesuai dengan persepsinya. Pada angket berstruktur, pertanyaan atau pernyataan sudah disusun secara berstruktur di samping ada pertanyaan pokok atau pertanyaan utama, juga ada anak pertanyaan atau subpertanyaan. Dalam angket tertutup, pertanyaan atau pernyataan-pernyataan telah memiliki alternatif jawaban (option) yang tinggal dipilih oleh responden. Responden tidak bisa memberikan jawaban respon lain kecuali yang telah tersedia sebagai alternatif jawaban.

29

(40)

5. Dokumentasi

Dalam melakukan data dengan cara dokumentasi peneliti menelusuri berbagai macam dokumen antara lain kegiatan anak-anak yang sedang mengerjakan tugas tes akhir atau kondisi saat belajar mengajar berlangsung.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan mengamati setiap aktivitas siswa yang termasuk dalam indikator menulis karangan deskripsi. pengumpulan data dilakukan oleh guru sebagai peneliti selama proses pelaksanaan tindakan.30 Jadi data dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil angket, pengamatan kegiatan siswa selama pembelajaran, catatan lapangan dan tes hasil belajar menulis karangan deskripsi siswa setiap akhir siklus.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi adalah memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis penelitian membandingkan dengan hasil orang lain hal tersebut untuk memperoleh data yang valid.

Adapun tindakan yang dilakukan adalah:

1. Pengambilan data dari berbagai sumber, yaitu peneliti, guru, dan siswa.

2. Penggunaan berbagai metode atau cara analisis, sehingga data yang terkumpul dapat dipercaya. Dalam hal ini bisa dilakukan pengamatan, wawancara, dan pengambilan gambar dalam bentuk foto.

3. Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul baik tentang kejanggalan-kejanggalan, keaslian maupun kelengkapan.

4. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.

K. Analisis Data Dan Interpretasi Hasil Analisis

Proses analisis data terdiri dari pada saat di lapangan (saat pelaksanaan kegiatan) dan analisis data yang telah terkumpul. Analisis data merupakan upaya

30

(41)

yang dilakukan untuk mengklasifikasi, dan mengelompokkan data.31 Dari penelitian yang dilakukan data yang terkumpul terdiri dari hasil observasi aktivitas siswa sebagai indikator keaktifan siswa, hasil observasi aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan media gambar dan hasil belajar yang berupa nilai tes setiap akhir siklus sebagai indikator pemahaman siswa terhadap konsep yang disampaikan. Adapun langkah-langkah pengolahan data yang terkumpul dari setiap siklus adalah:

a. Menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan setiap siklus dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang hanya menggunakan paparan sederhana.

b. Menentukan rata-rata dari seluruh siswa yang mengikuti tes.

1) Penskoran terhadap siswa ketika mendeskripsikan isi gambar di dalam kelas.

2) Ketika mendeskripsikan gambar dan apabila bagus diberi nilai 80 dengan rumus;

Total Skor : Jumlah Skor yang Didapat Siswa Jumlah Skor Penilaian

3) Tingkat keberhasilan siswa berdasarkan skor tes yang diperolah ditetapkan dalam nilai dengan menggunakan rumus;

Nilai Akhir (NA)

Selanjutnya dihitung nilai rata-rata, rumus yang digunakan: Nilai rata-rata (x)=Jumlah Skor Seluruhnya

Jumlah Seluruh Siswa

Berdasarkan perolehan nilai, tingkat keberhasilan belajar siswa ditetapkan seperti dalam tabel berikut:32

31

Mahsun M.S,Metode Penelitian Bahasa “Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya”

(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2005), h. 253. 32

Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin Abdul Jabar,Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2007), h. 18.

Jumlah Skor yang didapat Siswa Skor Maksimum

(42)

Tabel 1

Tingkat keberhasilan belajar siswa

Nilai Siswa Kategori Prestasi Belajar

81-100% 61-80% 41-60% 21-40% <21%

Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan

(43)

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan a. Profil Sekolah

1. Latar Belakang Sekolah

Perubahan paradigma dalam pengembangan Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan upaya untuk lebih mendekatkan pada suatu realitas pendidikan umum. Dengan suatu kebijakan Dikmenum tentang suatu kesenjangan antara sekolah dengan dunia usaha/dunia industri dapat diperkecil, bahkan dihilangkan.

Perubahan pola pikir pada pendidikan umum tersebut perlu diikuti dengan suatu tindakan yang nyata oleh berbagai pihak yang terlibat secara langsung maupun secara tidak langsung. Keterlibatan dalam melihat dasar persoalan secara objektif dengan kajian keilmuan, merencanakan serta merumuskan segala kebijakan dan berorientasi pada dunia usaha/dunia industri, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semua itu perlu dituangkan dalam Rencana Induk Pengembangan Sekolah (RIPS).

Yayasan Pendidikan Islam Al-Falah Nagrak didirikan pada tahun 1985 diprakarsai pertama kali oleh bapak KH. Ahmad Rafei (alm), kemudian dilanjutkan oleh bapak K.H. Ahmad Dimyati (alm) selaku ketua yayasan. Adapun yang bertindak selaku kepala sekolah pertama kali adalah bapak H. Dedi Subadri M.M, kemudian dilanjutkan oleh H. Saroni S.S selaku Kepala sekolah sampai sekarang. Sebagai unsur swasta yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial, Yayasan Pendidikan Islam Al-Falah ikut serta merealisir program pemerintah dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa membentuk manusia seutuhnya menuju tercapainya masyarakat adil dan makmur yang merata dan berkesinambungan antara duniawi dan ukhrowi.

(44)

menterjemahkan problem sosial yang serba majemuk di mana pada saat ini dapat dirasakan oleh kita bersama dan orang tua terutama para intelektual dan cendekiawan, serta sudah menyadari akan pentingnya pendidikan agama untuk anak mereka sebagai generasi penerus bangsa.

Sesuai dengan hal tersebut di atas, kehadiran Yayasan Pendidikan Islam Al-Falah Kecamatan Gunug Putri Kabupaten Bogor sebagai lembaga pendidikan formal, didirikan dengan berangkat dari serba keterbatasan dan perencanaan yang matang serta langkah-langkah yang bijaksana, mendapat dukungan spontanitas dari masyarakat Desa Nagrak Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor khususnya, serta umat Islam pada umumnya.

2. Tujuan

Tujuan pendidikan berciri khas Agama Islam pada hakikatnya sama dengan pendidikan dasar sebagaimana tertuang pada pasal 3 peraturan pemerintah nomor 28 tahun 1990, SMA YAPISA Nagrak bertujuan sebagai sarana pengetahuan dan pendidikan Islam yang menghasilkan manusia yang berguna, sempurna, dan berilmu serta berakhlak mulia. Selain itu juga bermanfaat bagi siswa untuk mengembangkan bagi kehidupan sebagai pribadi muslim, anggota masyarakat, dan warga negara sesuai dengan tingkat perkembangannya serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan menengah dan mempersiapkan mereka untuk hidup dalam masyarakat.

3. Visi dan misi sekolah

Visi Sekolah:

Terwujudnya peserta didik yang cerdas, terampil, berakhlaqul karimah berdasarkan iman dan taqwa.

Misi Sekolah:

(45)

4) Mengembangkan profesionalisme, percaya diri, dan layanan prima.

4. Dasar hukum

Dasar pendidikan SMA YAPISA Nagrak adalah : 1. Al-Qur’an dan Al-Hadist

2. Pancasila

3. Undang-Undang No. 2 taun 1989, entang system pendidikan nasional 4. Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 1992 tentang peran serta pendidikan

masyarakat dalam Pendidikan Nasional. 5. Akta Noteris S.K. AD Notaris

b. Profil sekolah SMA YAPISA

Nama Sekolah : SMA YAPISA Kode Sekolah : 13-139

Status Sekolah : Negeri  Swasta NSS : 30.2.02.02.01.022

NPSN : 20232410

Status Akreditasi: A  B z C Belum terakreditasi Tanggal berlaku piagam akreditasi : 02.00/90/BAP-SM/XI/2007 s.d. 22/11/2011 Alamat Sekolah : Jl. KH. Rafei No.11 Desa Nagrak Kecamatan Gunungputri

Kab. Bogor

Telp (021) 8234841–8234662 Fax -Kode Pos : 16967 e-mail : smayapisa@gmail.com

(46)

c. Data guru

DAFTAR GURU DAN TUGAS MENGAJAR SMA YAPISA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Alokasi Waktu Kelas

No. Nama Guru L/P Mata Pelajaran

X XI XII

Jumlah

Jam Keterangan

1 Drs. H. Dedi Subadri,

M.M. L Ketua Yayasan

2 H. Saroni, S.S. L Kepala Sekolah

3 Jaelani Sidik, S.Pd. L Bahasa dan Sastra

Indonesia 4 4 Sie Kurikulum

4 Siti Juriah, S.Ag. P TU/Tata Usaha

5 Ahmad Jumroni, S.Pdi. L Bahasa Arab 2 2 2 6

6 Drs. Endang Sutisna L PKn 2 2 2 6 BP

7 Arif Robansyah, S.Pdi. L Pendidikan Seni & Budaya 2 2 2 6

8 Suria, S.Pdi. L Bahasa Sunda 2 2 2 6

11 Yuniarti, S.Pd. P Biologi 2 2

12 Rita Sundari, S.Si. P Matematika 4 4 4 12

13 Yayan Maryana, SE. P Ekonomi Akuntansi 2 4 4 10

14 Gustaman, S.Pd. L Bahasa dan Sastra

Indonesia 4 4 8

15 Makhrus, SE L Teknologi Informasi &

Komunikasi 2 2 2 6 Wali Kelas X

16 Muh. Irham Mudzakir,

S.Ag. L Sejarah Nasional & Umum 2 2 2 6

17 Supri Haryanto, S.Pd., Jas. L Penjaskes 2 2 2 6

18 Nurul Isnaeni, S.Ag. P Fisika 2 2

Kimia 2 2

19 Ahmad Badarudin, S.E. L Agama Islam 2 2 2 6

20 Ulan Dwi Astuti, S.S. P Bahasa Inggris 4 4 4 12

21 M. Yusup L Pembina Paskibra

(47)

d. Data siswa

Jumlah Siswa Kelas 10–12 Tahun Pelajaran 2010/2011 :

X XI/IPS XII/IPS TOTAL

L P JML L P JML L P JML L P JML

17 13 30 15 11 26 12 8 20 44 32 76

1. Jumlah Siswa : Laki-laki : 44 Perempuan : 32 Jumlah : 76 2. Jumlah Rombel : 3

3. Jumlah Kelas / Ruang : 3

B. Penelitian Pendahuluan

Penelitian tindakan kelas ini dimulai dengan melakukan observasi awal di SMA YAPISA Nagrak. Kegiatan ini melakukan observasi kemampuan siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA khususnya kelas XI.

Berdasarkan wacana tersebut diperoleh informasi bahwa pembelajaran bahasa Indonesia yang selama ini digunakan adalah dengan menggunakan teknik ceramah, tanya jawab, diskusi, penugasan. Guru pernah mencoba dengan melakukan pembelajaran berkelompok tapi siswa lebih banyak mengandalkan temannya dan lebih individu dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Jadwal mengajar pada siang hari juga menjadi kendala yang menyebabkan siswa kurang memperhatikan pelajaran dan sikap siswa cenderung pasif atau hanya siswa yang berada di depan yang aktif dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru dalam belajar bahasa Indonesia sehingga kurang adanya interaksi antara guru dan siswa.

(48)

materi yang disampaikan mudah diterima dengan baik oleh siswa selain itu siswa akan lebih bersemangat dalam tugas-tugas yang diberikan.

C. Tindakan Pembelajaran Siklus I 1. Pertemuan Pertama

a. Tahap perencanaan

Pembelajaran siklus I ini terdiri dua pertemuan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan pertemuan pertama ini adalah guru membuat RPP, catatan lapangan, dan lembar soalpretest. Materi yang diajarkan pada pertemuan pertama ini mengenai menulis karangan deskripsi. Untuk menunjang pembelajaran, guru juga telah menyiapkan lembar observasi dan jurnal siswa untuk setiap akhir pertemuan yang diberikan pada siswa.

Pada pertemuan pertama ini, setelah guru memberikan soalpretest kepada siswa, guru pun memperkenalkan pembelajaran media gambar sebagai teknik menulis karangan kepada siswa dengan harapan siswa dapat menyukai pembelajaran keterampilan menulis sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemahaman siswa. Penelitian dilaksanakan di kelas XI yang berjumlah 26 siswa yang terdiri 11 perempuan dan 15 laki-laki. Pada pembelajaran media gambar, guru menyampaikan teknik-teknik menggunakan media tersebut dalam proses menulis agar siswa dapat menjawab pertanyaan yang ada. Setelah penyampaian materi, siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan. Soal yang tidak dimengerti oleh siswa harus dikonfirmasi dahulu kepada guru sebelum dilaksanakan kegiatan pembelajaran selanjutnya.

b. Tahap pelaksanaan

Gambar

Tabel:                                                                                                          Halaman
Gambar :                                                                                                     Halaman
gambar dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
Gambar yang baik dan dapat digunakan sebagai sumber belajar adalah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas belajar siswa meningkat sesuai dengan yang

Berdasarkan data dan pembahasan hasil penelitian pada bab sebelumnya, disimpulkan kemampuan menulis karangan deskriptif dengan media gambar kelas XI SMK Negeri 1

Berikut ini tindakan yang dilakukan oleh guru yaitu (a) Memberitahukan tujuan pembelajaran, inti materi ajar dan kegiatan yakan dilakukan, (b) Menyampaikan materi

Berdasarkan latar belakang dan kajian teori maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “Jika digunakan media gambar maka hasil belajar

bahwa kemampuan menulis karangan anak menjadi lebih baik setelah diberikan perlakuan penerapan model pembelajaran picture and picture atau dengan kata lain

2019.’’ Penggunaan media gambar seri untuk meningkatkan keterampilann menulis karangan deskripsi pada siswa kelas IV SDN Gunung Sari 3 Surabaya.’’ Skripsi

Skripsi ini merupakan penelitian tindakan kelas yang memaparkan hasil menulis karangan deskripsi melalui model pembelajaran concept sentence berbantu media gambar

Pada tindakan perbaikan pembelajaran yang kedua ini difokuskan agar peserta didik meningkatkan dan menguasai pemahamanya tentang keterampilan menulis karangan bahasa Indonesia melalui