• Tidak ada hasil yang ditemukan

VARIASI BAHASA PADA TUTURAN GURU DAN SISWA DALAM KEGIATAN KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN MAN 3 MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "VARIASI BAHASA PADA TUTURAN GURU DAN SISWA DALAM KEGIATAN KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN MAN 3 MALANG"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

i

VARIASI BAHASA PADA TUTURAN GURU DAN SISWA DALAM

KEGIATAN KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN MAN 3 MALANG

SKRIPSI

Oleh

Nurul Hidayati

07340056

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

PROGRAM STUDI BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)

i

VARIASI BAHASA PADA TUTURAN GURU DAN SISWA

DALAM KEGIATAN KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN MAN 3 MALANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Oleh

Nurul Hidayati

07340056

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

PROGRAM STUDI BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(4)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul

‘’ Variasi Bahasa pada Tuturan Guru dan Siswa

dalam Kegiatan Komunikasi di Lingkungan MAN 3’’

ini disetujui dosen

Pembimbing pada tanggal 2 Mei 2011.

Dosen Pembimbing I,

Dosen Pembimbing II,

(5)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Tanggal 2 Mei 2011

Mengesahkan,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang

Dekan,

Drs. H. Fauzan, M.Pd.

Dewan Penguji,

1.

Dr. Ekarini Saraswati, M.Pd.

………..

2.

Purwati Anggraini, S.S, M.Hum.

………..

3.

Drs. Ajang Budiman. M.Hum.

………..

(6)

iv

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama

: Nurul Hidayati

Nim

: 07340056

Jurusan

: Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:

1.

Tugas akhir dengan judul:

VARIASI BAHASA PADA TUTURAN GURU DAN SISWA DALAM

KEGIATAN KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN MAN 3.

Adalah hasil karya saya dan dalam naskah tugas akhir ini tidak terdapat karya

ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar

akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagaian ataupun

keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan

disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

2.

Apabila ternyata di dalam naskah tugas akhir ini dapat dibuktikan terdapat

unsur PLAGIAT, saya bersedia TUGAS AKHIR INI DIGUGURKAN dan

GELAR AKADEMIK YANG SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta

diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3.

Tugas akhir ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK

BEBAS ROYALTI NON EKSLUSIF.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Malang, 1 Agustus 2011

Yang menyatakan,

(7)
(8)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puja dan puji syukur bagi Allah SWT, semoga shalawat

serta salam tetap terlimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Dengan

segala ridho dan rahmat-Nya akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Variasi Bahasa pada Tuturan Guru dan Siswa dalam Kegiatan Komunikasi

di Lingkungan MAN 3 Malang”

Dalam proses penyelesaian penelitian ini dari awal sampai akhir, banyak

pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung, moral

maupun spiritual, materil maupun non materil. Untuk itu peneliti mengucapkan

terima kasih dan hormat yang sebesar-besarnya kepada:

1.

Bapak Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Malang;

2.

Bapak Drs. Fauzan, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang;

3.

Ibu Dr. Ekarini Saraswati, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa,

Sastra, Indonesia dan Daerah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang;

4.

Bapak Drs. Gigit Mujianto, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang selalu sabar

membimbing dan mengarahkan peneliti, serta menjadi idola peneliti karena sifat

ketekunan dan kegigihannya dalam mengerjakan segala sesuatu;

5.

Bapak Drs. Ajang Budiman, M.Hum. selaku Dosen Pembimbing II yang telah

(9)

ix

6.

Bapak dan ibu dosen di program studi pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan

daerah yang telah memberikan ilmu selama peneliti berada di bangku kuliah;

7.

Bapak tercinta Aminullah dan ibu Sumini (Almarhumah) yang selalu menjadi

memberi semangat, ketegaran, motivasi, nasehat, senyum terindah dan untaian

doa-doa dengan penuh kasih sayang, walaupun ibu (Almarhumah) hanya mampu

menyaksikan peneliti disisi Allah, kalian adalah sumber inspirasi dan penerang

bagi peneliti (Jasakumullah koiron kasiron);

8.

Saudara tercinta (Mas Muhammad Nuruddin dan Mbak Eka, serta kepokanakan

kecilku Kirana sang generasi

children platinum

), terima kasih untuk waktu dan

motivasinya;

9.

Budhe Sofiatin tercinta dan semua keluarga besar di Malang dan Madura yang

selalu memberi doa dan semangat untuk peneliti;

10.

Bapak Drs. Imam Sujarwo, MPd. selaku kepala sekolah MAN 3 Malang yang

telah memberikan izin dan waktunya kepada peneliti untuk mengadakan kegiatan

penelitian di MAN 3 Malang;

11.

Bapak Adi selaku guru MAN 3 Malang yang telah memberikan izin kepada

peneliti selama peneliti melakukan penelitian di MAN 3 Malang;

12.

Ibu Drs. Hj Istianah selaku guru PPL dan guru pembimbing skripsi di MAN 3

yang telah sabar dalam memberikan arahan dan masukan kepada peneliti;

13.

Teman-teman kos, bunda Vidya, 3G in The Gank (Deviana, Anggi, Atin, Lala,

(10)

x

14.

Teman-teman angkatan 2007 kelas A dan B yang selalu memberikan warna dan

semangat dalam hidupku, kekompakan, kejahilan dan tingkah lucu kalian tidak

akan pernah terlupakan selamanya;

15.

Sahabat-sahabatku kelas B (Erika Yuriana, Fitry el latief, Maftukhatul Makiyah,

Novie, Arinda) yang selalu memberikan semangat kepada peneliti dalam

mengerjakan skripsi;

16.

Teman-teman PPL MAN 3 Malang (Rizkyka, Tia Anggraini, Latifatul Fitriyah)

terima kasih atas bantuan kalian dalam membantu peneliti selama melakukan

penelitian;

17.

Serta semua pihak yang membatu terselesainya skripsi ini;

Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya

dan bagi para pembaca pada umumnya. Peneliti menyadari bahwa tidak ada yang

sempurna di dunia ini. Oleh karena itu peneliti merasa tidak pernah lepas dari

kekurangan, dan apa yang sudah tertulis dalam skripsi ini masih ada kekurangan,

sehingga peneliti sangat mengharapakan adanya kritik dan saran membangun dari

semua pihak.

Malang, 10 Mei 2011

(11)

xi

M OTTO

Hidup adalah pengabdian kepada Tuhanmu,

Nabimu, dan kedua orang tuamu,

Dalam hidup kau harus berani bermimpi dan memiliki,

Keinginan untuk mewujudkan impian itu,

Walaupun harus tertatih (N_Hidayah)

J adikanlah pert emuan kit a dengan Tuhan sepert i sebuah sapu t angan yang selalu menj aga kit a, melindungi disaat debu dat ang, menyeka t et esan air mat a dan keringat disaat kit a membut uhkan,

karena sapu t angan akan selalu dibawa oleh pemiliknya dimanapun dia pergi. (N_Hid4)

Teruslah t ebarkan senyum dan semangat mu demi hari ini, besok, dan akan dat ang yang t elah menunggumu dengan sej ut a kerahasiannya.

j anganlah t akut unt uk menangis, karena t idak semua t angisan it u menyesakkan dadamu. Menangislah hanya unt uk Tuhanmu, orang- t ua, dan

agamamu. (N_Hid4)

PE RSE M BAH AN

Bapak Aminullah, dan ibunda Sumini (almarhumah), saudaraku M uhammad Nuruddin, dedek

(12)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………...

i

LEMBAR PERSETUJUAN………...

ii

LEMBAR PENGESAHAN………...

iii

SURAT PERNYATAAN………...……….

iv

ABSTRAK………...

v

KATA PENGANTAR………...

viii

MOTTO………...…...

.xi

DAFTAR ISI ………...

xii

DAFTAR TABEL………...…...

xv

DAFTAR GAMBAR………

xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………1

1.2 Rumusan Masalah………9

1.3 Tujuan Penelitian ………9

1.3.1 Tujuan Umum………..9

1.3.2 Tujuan Khusus………...10

1.4 Manfaat Penelitian………...10

1.4.1 Teoritik………..10

1.4.2 Praktiks………..…....11

1.5 Penegasan Istilah………...11

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Bilingualisme (Kedwibahasaan)..………..…14

2.2 Konsep Diglosia………..15

2.2.1 Hubungan Biingualisme dan Diglosia………22

(13)

xiii

2.4 Pemilihan Bahasa (Faktor Variasi) Bahasa dalam ranah Diglosia………..29

2.5 Alih Kode dan Campur Kode………..34

2.5.1 Alih Kode………34

2.5.2 Campur Kode………..36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian……….39

3.2 Data dan Sumber Data Penelitian………...40

3.2.1 Data Penelitian………40

3.2.2 Lokasi dan Sumber Data Penelitian…..………...41

3.3 Teknik Penelitian………...………..43

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data……….44

3.3.2 Teknik Analisa Data………...46

3.3.3 Pengecekan Keabsahan Data………..47

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAAN

4.1 Paparan Data Pemakaian Variasi Bahasa pada Tuturan Guru dan Siswa MAN 3

Malang………50

4.1.1 Pemakaian Variasi Bahasa pada Tuturan Guru dan Siswa MAN 3 Malang

Berdasarkan Latar (Waktu, Tempat) dan Situasi………...51

4.1.2 Pemakaian Variasi Bahasa pada Tuturan Guru dan Siswa MAN 3 Malang

Berdasarkan Partisipan Tutur dalam Interaksi………...65

4.1.3 Pemakaian Variasi Bahasa pada Tuturan Guru dan Siswa MAN 3 Malang

Berdasarkan Topik Percakapan (Pembicaraan)………….……….68

4.1.4 Pemakaian Variasi Bahasa pada Tuturan Guru dan Siswa MAN 3 Malang

Berdasarkan Fungsi Interaksi……….71

4.2 Variasi Bahasa pada Tuturan Guru dan Siswa MAN Malang………...73

(14)

xiv

4.2.2 Variasi Bahasa pada Tuturan Guru dan Siswa MAN 3 Malang Berdasarkan

Jenis (Ragam Bahasa Indonesia Tidak Baku)………86

4.2.3 Variasi Bahasa pada Tuturan Guru dan Siswa MAN 3 Malang Berdasarkan

Kedudukan Bahasa (Analisis Alih Kode)………...95

4.2.4 Variasi Bahasa pada Tuturan Guru dan Siswa MAN 3 Malang Berdasarkan

Kedudukan Bahasa (Analisis Campur Kode)………...100

4.2.5 Variasi Bahasa pada Tuturan Guru dan Siswa MAN 3 Malang Berdasarkan

Kedudukan Bahasa (Analisis dalam Ranah Diglosia)………..104

4.3 Faktor yang Memperngaruhi Pemakaian Variasi Bahasa pada Tuturan Guru dan

Siswa di MAN 3 Malang………..108

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………...124

5.2 Saran………..…………...136

Daftar Pustaka

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.2

Hasil Analisis Aspek Pilihan Kata……….

81

Tabel 4.3

Hasil Analisis Leksikal………..

83

Tabel 4.4

Hasil Analisis Fonologi……….

85

Tabel 4.5

Hasil Analisis Aspek Pilihan Kata………

90

Tabel 4.6

Hasil Analisis Secara Leksikal………..

91

Tabel 4.7

Hasil Analisis Secara Leksikal………..

92

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Bagan 4.1

Pemakaian Variasi Bahasa

75

(17)

xvii

Daftar Pustaka

Adiel. 2009.

Bilingualisme dan Diglosia

. (Online).

http://bilingualisme-dan-diglosia.html

, diakses 31 Desember 2010

Afriani. Iyan. 2009.

Metode Penelitian Kualitatif.

(Online).

http://116-metode-penelitian-kualitatif.html

, diakses 1 Januari 2011

Alwasilah, A. Chaedar. 1996.

Sosiologi Bahasa.

Bandung: Angkasa

Aslinda dan Syafyahya. 2007.

Pengantar Sosiolinguistik

. Bandung: Rifeka Aditama

Aries Erna Febru. 2008.

Metode Penelitian Studi Kasus

. (Online).

http://metode-penelitian-studi-kasusArdhanaWeblog.htm

l, diakses 13 Mei 2011

Chaer, Abdul

dan Agustina. 2004.

Sosiolinguistik:

Perkenalan Awal

. Jakarta: Rineka

Cipta

Deni, Andriana. 2009.

Triangulasi dan Keabsahan Data dalam Penelitian

. (Online).

http://Triangulasi-dan/Keabsahan-data_dalam-Penelitian.htm

l,

diakses

30

Desember 2010

Hasana, Rifsi. 2010.

“Penggunaan Diksi dalam Tuturan pada Pembelajaran Bahasa

Indonesia Kelas VIII SMP Muhammadiyah Malang”

. Skripsi tidak

diterbitkan. Malang: UMM

Henscyber.

Definisi Diglosia dan Alih Kode, Campur Kode

. (Online)

http://anaksastra.blogspot.com

, diakses 29 Desember 2010

Ibrahim, Abd Syukur. 1995.

Sosiolinguistik “Sajian, tujuan, pendekatan dan

problem”.

Surabaya: Usaha Penerbit Nasional

Kridalaksana, Harimurti. 2008.

Kamus Linguistik

. Jakarta: PT Gramedia

Kushartanti, dkk. 2007.

Pesona Bahasa “Langkah Awal Memahami Linguistik”

.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Moleong, Lexy J. 2009.

Metode Penelitian Kualitatif (edisi Revisi).

Bandung: PT

Remaja Rosda Karya

Nababan, P.W.J. 1986.

Sosiolinguistik: Suatu Pengantar

. Jakarta: PT Gramedia

(18)

xviii

Putrayasa, Ida Bagus. 2010.

” Analisis Kalimat ”Fungsi, Kategori, dan Peran”

.

Bandung: Rifeka Aditama

Putrayasa, Ida Bagus. 2010.

”Kalimat Efektif ”Diksi, Struktur, dan Logika”

.

Bandung: Rifeka Aditama

Rahardi, Kunjana. 2010.

Kajian Sosiolinguistik “Ihwal Kode dan Alih Kode”.

Bogor.

Ghalia Indonesia

Rabiahal.

Komunikasi dan Interaksi

. (Online).

http://komunikasi.sosial-dan-interaksi.Rabiahal’s.weblog.com

, diakses 29 Desember 2010

Rokhman, Fathur. 2007.

Sosiolinguistik Pemilihan Bahasa dan Masyarakat

Multilingual.

(Online).

http://fenomena-pemilihan-bahasa-Masyarakat-multilingual.paradigma.sosiolinguistik.html

, diakses 30 Desember 2010

Sugiyono. 2009.

Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung.

Alfabeta

Sumarsono. 2009.

Sosiolinguistik

. Yogyakarta: SABDA (Lembaga Studi Agama,

Budaya, dan Perdamaian&Pustaka Pelajar)

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan alat yang digunakan oleh sekelompok manusia untuk

berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan,

karena bahasa mengalami variasi yang begitu banyak di dalam masyarakat.

Bahasa banyak sekali digunakan oleh setiap individu dalam menyampaikan

maksud dan keinginannya kepada orang lain yang diajak sebagai lawan bicaranya.

Bloomfield(dalam Sumarsono, 2009:18) menyatakan bahwa bahasa adalah sistem

lambang berupa bunyi yang bersifat sewenang-wenang (arbiter) yang dipakai oleh

anggota masyarakat untuk saling berhubungan dan berinteraksi. Karena

merupakan suatu sistem, bahasa itu mempunyai aturan-aturan yang saling

bergantung, dan mengandung struktur unsur-unsur yang bisa dianalisis secara

terpisah-pisah. Orang berbahasa mengeluarkan bunyi-bunyi yang berurutan

membentuk suatu struktur tertentu.

Dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa setiap masing-masing

individu pastilah berbeda antara satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut karena

dipengaruhi oleh adanya berbagai hal di antaranya pola berpikir yang berbeda

dalam diri setiap individu, dan budaya secara tidak langsung turut pula berperan

terhadap pola tindak tutur yang nantinya akan diujarkan oleh masing-masing

individu. Dengan menggunakan bahasa setiap individu atau kelompok dapat

(20)

2

pekerjaan. Hal ini tentulah sangat berkaitan dengan penggunaan aspek dari bahasa

itu sendiri yang harus dikuasi oleh penutur kepada mitra tuturnya. Pada saat

berkomunikasi, manusia saling menyampaikan informasi, baik berupa gagasan,

maksud, pikiran, perasaan, maupun emosi secara langsung sehingga menyebabkan

terjadinya suatu peristiwa dalam bentuk tuturan (Speech Event). Peristiwa tutur

terjadi apabila dalam suatu bentuk ujaran yang melibatkan adanya dua pihak,

yakni penutur dan mitra tutur dengan satu pokok tuturan dalam waktu, tempat,

dan situasi tertentu (Chaer dan Leoni Agustina dalam Aslinda dan Leny

Syafyahya, 2007:31).

Peristiwa tutur merupakan suatu peristiwa sosial karena menyangkut

pihak-pihak yang bertutur dalam satu situasi tertentu dan tempat tertentu. Peristiwa tutur

pada dasarnya merupakan rangkaian dari sejumlah tindak tutur yang terorganisir

untuk mencapai suatu tujuan. Kalau peristiwa tutur merupakan gejala sosial, maka

tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan

keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam

menghadapi situasi tertentu. Peristiwa tutur lebih menitikberatkan pada makna

atau arti tindak (act) dalam suatu tuturan.

Peristiwa tutur dan tindak tutur merupakan dua gejala berbahasa yang

terdapat pada suatu proses, yakni proses komunikasi. Peristiwa tutur dan tindak

tutur dalam kehidupan sehari-hari melibatkan manusia sebagai pengguna bahasa.

Dalam studi sosiolinguistik dikenal variasi atau ragam bahasa yang merupakan

bahasan pokok dalam ilmu sosiolinguistik. Perbedaan budaya dan bahasa dalam

(21)

3

pada penutur. Jika diamati Indonesia adalah negara yang multikultural dan

multietnis karena begitu banyak budaya yang berkembang sehingga menyebabkan

bahasa banyak bermunculan dengan posisi Indonesia sebagai negara yang terdiri

dari banyak kebudayaan dan suku bangsa, sehingga memunculkan suatu

kedwibahasaan dengan penggunaan dua ragam bahasa yang digunakan dalam

situasi dan ragam tertentu.

Kemampuan dalam menggunakan bahasa pada setiap masing-masing

individu berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat bagaimana cara dari setiap

individu dalam bertutur, sehingga memunculkan variasi dalam suatu bahasa.

Bentuk tuturan ini dapat kita bedakan dalam monolingual, dan bilingual. Untuk

bilingual (dwibahasaan), kita perlu memahami pengertian kedwibahasaaan yang

berhubungan langsung dengan kontak bahasa. Sudah sepatutnya kita memahami

pengertian dwibahasaan, mengingat masyarakat Indonesia menggunakan lebih

dari satu bahasa. Penggunaan dua bahasa atau yang lazimnya disebut dwibahasaan

berkaitan erat sekali dengan perkembangan kebahasaan masyarakat Indonesia. Hal

ini dikarenakan bangsa Indonesia menggunakan lebih dari satu bahasa, yaitu

bahasa ibu mereka (bahasa daerah) dan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

Dari segi pemerolehan bahasa dapat dibedakan menjadi bahasa ibu sebagai bahasa

pertama, dan bahasa kedua (ketiga dan seterusnya).

Bahasa ibu merupakan satu sistem yang pertama kali dipelajari oleh anak

secara alamiah dari ibu atau keluarga. Bahasa ibu lazim juga disebut sebagai

bahasa pertama, karena bahasa itu yang pertama kali dipelajari dan didapat pada

(22)

4

seseorang mempelajari bahasa lain yang bukan bahasa ibunya, maka bahasa lain

yang dipelajarinya itu merupakan bahasa kedua. Dalam kenyataan, dapat dilihat

bahwa tidak ada individu yang hanya memainkan satu peranan, yang

berpartisipasi dalam satu hubungan sosial atau hanya menjadi anggota satu

kelompok. Penggunaan bahasa daerah disebut juga sebagai penggunaan bahasa

pertama, sementara penggunaan bahasa Indonesia disebut juga sebagai

penggunaan bahasa kedua. Penggunaan bahasa yang seperti itu disebut diglosia

(Aslindadkk., 2007:26).

Konsep diglosia kemudian dikembangkan oleh Fishman (dalam Aslinda

dan Leny Syafyahya, 2007:28) yang mengatakan, bahwa perbedaan antara

kedwibahasaan dan diglosia yaitu kedwibahasaan mengacu pada penguasaan atas

ragam tinggi (High) dan ragam rendah (Low) yang ada dalam masyarakat,

sedangkan diglosia mengacu pada persebaran (distribusi) fungsi ragam tinggi

(High) dan ragam rendah (Low) dalam ranah-ranah tertentu. Tidak selamanya

kedwibahasaan itu dibarengi dengan diglosia, sebagaimana yang telah

dikemukakan oleh Matriks (dalam Aslinda dan Leny Syafyahya, 2007:29). Pada

dasarnya fenomena diglosia terjadi apabila dalam suatu masyarakat terdapat dua

bahasa (variasi) yang saling berdampingan satu sama lain dalam pemakaiannya

dan mempunyai fungsi tertentu. Pengertian diglosia boleh dikatakan sama dengan

kedwibahasaan, tetapi istilah diglosia lebih cenderung dipakai untuk menunjukkan

keadaan masyarakat tutur, di mana terjadinya alokasi fungsi dari dua bahasa atau

ragam yang saling berdampingan dalam pemakaiannya dan mempunyai fungsi

(23)

5

Keberadaan masyarakat Indonesia yang tinggal di berbagai daerah dalam

wilayah Nusantara memungkinkan sebagian besar mempunyai lebih dari satu

bahasa yang digunakan misalnya saja pada bahasa daerah. Masyarakat Indonesia

yang menguasai beberapa bahasa biasanya cenderung menggunakan beberapa

ragam bahasa dalam komunikasi, sehingga secara tidak langsung hal inilah yang

menyebabkan adanya variasi bahasa. Terjadinya keragaman atau kevariasian

bahasa bukan hanya disebabkan oleh para penuturnya yang tidak homogen, tetapi

juga karena kegiatan interaksi sosial yang mereka lakukan sangat beragam. Setiap

kegiatan memerlukan atau menyebabkan terjadinya keragaman bahasa itu.

Keragaman akan semakin bertambah kalau bahasa tersebut digunakan oleh

penutur yang sangat banyak, serta dalam wilayah yang sangat luas seperti halnya

bahasa Indonesia yang wilayah penyebarannya dari Sabang sampai Merauke.

Chaer dan Leonie Agustina (2004:62) mengatakan variasi atau ragam

bahasa memiliki pandangan. Pertama, variasi atau ragam bahasa sebagai akibat

adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa. Jadi

variasi atau ragam bahasa terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan

keragaman fungsi bahasa. Hartman dan Stork (dalam Chaer dan Leonie Agustina,

2004:62) membedakan variasi berdasarkan kriteria sebagai berikut (1), dari latar

belakang geografi dan sosial penutur, (2), medium yang digunakan, (3), pokok

pembicaraan. Dalam penggunaan aspek keragaman atau variasi bahasa secara

tidak langsung akan muncul peristiwa fenomena diglosia di dalamnya. Dalam

situasi diglosia kita akan jumpai adanya tingkat-tingkat bahasa dalam beberapa

(24)

Masing-6

masing bahasa tersebut mempunyai nama di dalamnya, dan terdapat aturan tata

bahasa yang mengatur tingkatan ragam bahasa rendah dan ragam bahasa tinggi.

Misalnya saja di Jawa terdapat bahasa ngoko (tingkat paling rendah), krama

(tengah), krama inggil (tingkat tinggi). Keduanya mempunyai ukuran baku

masing-masing dan diakui oleh masyarakat pemakainya. Ragam-ragam tersebut

menduduki fungsi sosial, walaupun sekarang fungsi sosial tersebut sulit dicari.

Dahulu, ragam bahasa seperti dalam bahasa Sunda dan bahasa Jawa benar-benar

digunakan sesuai dengan tingkatan sosial masyarakatnya juga sesuai situasi

tertentu.

Dalam kajian diglosia, pemakaian ragam (variasi) dalam bahasa-bahasa

daerah dan bahasa Indonesia bukan didasarkan atas topik pembicaraan saja,

melainkan oleh siapa (golongan atau kelas) dan untuk siapa dalam suatu peristiwa

dan situasi tertentu. Dalam kaitannya dengan variasi bahasa yang memunculkan

adanya peristiwa diglosia di sini peneliti mengangkat penelitian dengan judul

“Variasi Bahasa pada Tuturan Guru dan Siswa dalam Kegiatan Komunikasi di

Lingkungan MAN 3 Malang”. Ada banyak hal yang membuat peneliti merasa

tertarik untuk mengambil judul kajian variasi bahasa dalam tuturan guru dan siswa

dengan sampel MAN 3 Malang sebagai subjek penelitian, karena peneliti melihat

dari aspek budaya multikultural yang melatarbelakangi MAN 3 sebagai sekolah

dengan berbagai ragam bahasa di dalamnya, sehingga hal ini dapat memunculkan

adanya variasi bahasa yang bersifat kedwibahasaan dan fenomena diglosia pada

(25)

7

Berdasarkan latar belakang sosial MAN 3 Malang adalah sekolah yang

memiliki kultur keheterogenan dengan siswa dan siswi yang berasal dari berbagai

macam daerah di Indonesia yang bersekolah di sekolah tersebut misalnya dari

Bontang (Kalimantan), Makassar, kota-kota di Jawa Timur sampai dengan Jawa

Barat dan Pulau Madura, tidak hanya pada bahasa asing dan bahasa Nasional

(bahasa Indonesia) yang merupakan ragam tinggi atau bahasa Indonesia saja yang

muncul ketika mereka berinteraksi, tetapi bahasa daerah seperti bahasa Jawa yang

menjadi pilihan bahasa di antara bahasa daerah yang berkembang di MAN 3

masih banyak digunakan dalam berkomunikasi terutama interaksi guru kepada

siswa di luar jam pelajaran (di luar kelas) dan interaksi siswa kepada sesama

teman-temannya seperti di kantin, perpustakaan dan sebagainya.

Terkait dengan penelitian variasi bahasa sepanjang pengetahuan peneliti

terbilang cukup banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya di antaranya judul

penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dari Supartini Ningsih

(2007) dengan judul “Telaah Ragam Bahasa Indonesia dalam Berita Liputan 6

SCTV” dengan mengkaji penggunaan ragam bahasa Indonesia khususnya situasi

ragam baku, ragam tidak baku, ragam formal, ragam santai, ragam akrab, dan

register yang dilihat dalam bentuk wujud bahasa yang digunakan dalam berita,

sedangkan dalam penelitian lanjutan ini peneliti lebih mengkhususkan

pembahasan variasi bahasa dalam peristiwa kedwibahasaan, diglosia yang

bersinggungan dengan alih kode dan campur kode dalam peristiwa kebahasaan

yang terjadi di MAN 3 Malang dalam kegiatan interaksi komunikasinya dengan

(26)

8

penelitian yang terkait dengan variasi bahasa yang sudah pernah dilakukan

sebelumnya adalah penelitian dari Rifsi Hasana (2010) dengan judul “Penggunaan

Diksi dalam Tuturan Guru Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP

Muhammadiyah Malang” dengan mendeskripsikan pembahasaan mengenai diksi

atau gaya bahasa yang digunakan oleh guru pada saat kegiatan belajar mengajar.

Dalam kajiannya peneliti mengkaji pemakaian ragam diksi oleh guru, yaitu

penggunaan kata umum dan khusus, denotasi, konotasi, kata kongkret, abstrak,

penggunaan kata ilmiah dan populer.

Terkait dengan penelitian tentang variasi bahasa pada bentuk tuturan guru

dan siswa serta adanya peristiwa diglosia sepengetahuan peneliti belumlah banyak

dilakukan, sehingga perlu adanya pengembangan lebih lanjut. Dalam penelitian

lanjutan ini, peneliti mengambil judul “Variasi Bahasa pada Tuturan Guru dan

Siswa dalam Kegiatan Komunikasi di Lingkungan MAN 3 Malang” dengan

mengedepankan pembahasan mengenai peristiwa keragaman atau variasi pada

bahasa di lingkungan sekolah MAN 3 sehingga memunculkan adanya interaksi

kedwibahasaan dan diglosia dalam kegiatan interaksi komunikasi yang dilakukan

oleh guru dan siswanya, fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia dan bahasa

daerah sebagai ragam tinggi dan rendah, serta faktor penyebab terjadinya

keragaman atau variasi bahasa pada setiap bentuk komunikasi yang ada di sekolah

tersebut, sehingga nantinya dapat memunculkan adanya situasi diglosia dalam

tuturan guru dan siswa, atau bahkan mungkin terselip adanya peristiwa campur

kode bahasa dalam suatu percakapan dari bahasa daerah (bahasa Jawa) ke dalam

(27)

9

1.2 Rumusan Masalah

Mengingat masalah yang akan dianalisis dikhawatirkan terlalu meluas,

maka peneliti membatasi penelitian ini. Berkaitan dengan keragaman atau variasi

bahasa dalam tuturan guru dan siswa MAN 3 Malang peneliti akan lebih

memfokuskan ke dalam pembahasan variasi bahasa yang memunculkan adanya

peristiwa diglosia dan kedwibahasaan dalam bentuk pemakaiannya serta faktor

penyebab terjadinya variasi bahasa pada tuturan guru dan siswa di MAN 3

Malang. Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

1) Bagaimanakah bentuk variasi bahasa pada tuturan guru dan siswa di sekolah

MAN 3 Malang?

2) Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pemakaian variasi bahasa pada

tuturan guru dan siswa di MAN 3 Malang?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini terbagi menjadi dua ruang lingkup.

Sebagaimana berikut ini

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mempelajari studi kajian ilmu sosiolinguistik dan keragaman atau

variasi bahasa dalam peristiwa tutur yang terjadi ditinjau dari pandangan

sosio-kultural sehingga dapat memunculkan peristiwa kedwibahasaan dan diglosia di

dalamnya dan studi Etnografi Komunikasi yang secara tidak langsung juga

(28)

10

sama dan jelas berbeda tetapi perbedaan proses dalam berbahasa tidak

menjadikannya kesenjangan sosial di antara sesamanya, dan dapat menjadikannya

sebagai sebuah khazanah keilmuan dalam bidang bahasa dan ilmu kebahasaan.

1.3.2 Tujuan Khusus

a) Mendeskripsikan penggunaan dan pemakaian variasi bahasa atau pilhan

bahasa pada tuturan guru dan siswa dalam melakukan interaksi

komunikasi pada saat kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas,

dan komunikasi di luar kelas MAN 3 Malang sehingga nantinya akan

memunculkan situasi kedwibahasaan dan diglosia.

b) Mendeskipsikan faktor atau penyebab terjadinya variasi bahasa dalam

kegiatan komunikasi guru dan siswa di MAN 3 Malang

1.4 Manfaat Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, maka manfaat yang

terdapat dalam penelitian ini ada dua, yaitu sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Memperkaya penyelaras teori tentang keragaman bahasa dalam studi

sosiolinguistik. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan dan

sumbangan bagi kajian bahasa sehingga uraian dan telaah tentang bahasa dapat

dijadikan pemikiran dan pengembangan penelitian selanjutnya, khususnya yang

mengkaji tentang bahasa, dan ragam penggunaannya dalam ranah diglosia dan

(29)

11

1.4.2 Manfaat Praktiks

Dalam penelitian ini peneliti mengharapkan dapat memberikan manfaat

khususnya kepada peneliti agar bisa mengembangkan penelitian tentang variasi

bahasa yang berhubungan dengan diglosia secara mendalam dan lebih spesifik.

1.5 Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam memahami istilah yang

digunakan dalam penelitian ini, maka perlu adanya penegasan istilah. Adapun

istilah-istilah yang perlu ditegaskan sebagai berikut:

1) Tuturan adalah wacana yang menonjolkan rangkaian peristiwa dalam

serentetan waktu tertentu, bersama dengan partisipan dan keadaan tertentu

(Harimurti Kridalaksana, 2008: 248)

2) Variasi bahasa adalah bentuk-bentuk bagian atau varian bahasa yang

masing-masing memiliki pola yang menyerupai pola umum bahasa induknya

(Poedjosoedarmo dalam Aslinda dan Leni Syafyahya, 2007:17).

3) Kegiatan interaksi komunikasi adalah kegiatan yang memungkinkan terjadinya

sebuah hubungan antara seseorang dengan orang lain, yang kemudian

diaktualisasikan melalui praktik komunikasi.

4) Kedwibahasaan menurut Bloomfield (dalam Aslinda dkk., 2007:23)

mengemukakan bahwa kedwibahasaan adalah native like control of two

(30)

12

5) Diglosia menurut Henscyber adalah penggunaan dua bahasa atau lebih dalam

masyarakat, tetapi masing-masing bahasa mempunyai fungsi atau peranan yang

berbeda dalam konteks sosial.

6) Masyarakat multikultural menurut Fatkhorrohman adalahsekelompok manusia

yang tinggal dan hidup menetap di suatu tempat yang memiliki kebudayaan

dan ciri khas tersendiri yang mampu membedakan antara satu masyarakat

Referensi

Dokumen terkait

Peran stakeholder dalam konservasi TNKpS lebih dominan pada peran positif yang berdampak baik terhadap fungsi perlindungan kawasan, pengawetan keanekaragaman hayati dan

Bagi dunia Antropologi penelitian ini diharapkan dapat memperkaya data terkait dengan keberadaan kesenian gejog lesung yang dihidupkan oleh peran paguyuban Nitibudaya,

Nomor 2 Tahun 2009 tentang Biaya Proses Penyelesaian Perkara dan Pengelolaannya pada Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada dibawahnya.. Surat Edaran

distribusi pada SUTM 20 kV dan koordinasinya terhadap fuse lebur terhadap arus lompatan api antara kawat fasa saat terjadi tegangan lebih akibat sambaran

ENDAH ISTIANA, Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Maret 2014, Pertimbangan Dinas Perhubungan Kabupaten Kediri Dalam Pemberian Ijin

Melakukan analisa hubungan fungsional (Hub. Hasil pada point 18 merupakan hasil yang digunakan untuk perencanaan ruang laut. Perencanaan ruang laut tersebut dapat

Az általános iskoláknál rendszerint nem jelentett problémát (bár egyes gyermekjóléti szolgálat által összeállított beszámolók azt mutatják, hogy az általános

Medical Center ITS (MC ITS) merupakan klinik yang dimiliki oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Medical Center ITS melayani pasien dari civitas akademik ITS dan