PENGARUH PERSEPSI HARGA, KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI
TERHADAP MINAT BELI PERTALITE DI KOTA MALANG
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh:
MUHAMMAD GILANG SYAHRIAL
201210160311250
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
SKRIPSI
PENGARUH PERSEPSI HARGA, KUALIATAS PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP MINAT BELI PERTALITE
(Studi di Malang)
Oleh:
Muhammad Gilang Syahrial
201210160311250
Diterima dan disetujui Pada tanggal 21 Januari 2016
Pembimbing I,
(Drs. Noor Aziz, M.M.)
Pembimbing II,
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan memajanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Persepsi Harga, Kualitas Produk dan Promosi Terhadap Minat Beli Pertalite (Studi di Kota Malang)”.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.
Di dalam penelitian ini disajikan pokok-pokok bahasan yang meliputi persepsi harga terhadap minat beli pertalite, pengaruh kualitas produk terhadap minat beli pertalite, dan pengauruh promosi terhadap minat beli pertalite.
Peneliti menyampaikan ucapan terimaksih yanag sebesar-besarnya kepada
1. Allah SWT yang selalu memberikan rancangan yang indah, berkat, kekuatan kemudahan, kelancaran dan kesehatan kepada penulis.
2. Ibu dan Bapak yang selalu memberikan dukungan baik berupa material dan non-material sehingga penulis mampu menempuh pendidikan di pergutuan tinggi.
3. Bapak Drs. Noor Aziz, M.M. dan Bapak Drs. Eko Handayanto, M.M selaku Pembimbing Skripsi.
4. Bapak Ketua Jurusan Dr. Marsudi, M.M Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.
5. Bapak Ibu Dosen pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis
7. Teman Spesial saya Lingga Gita Dwikasari yang telah banyak membantu dan mendukung saya dalam menyelesaikan Skripsi ini.
8. Semeton Rantau Forum Mahasiswa Mataram Malang (Bang jo, Bang Ical, Bang Rian, Ronny Ebong, Aldi dan seluruh Anggota FMM)
9. Teman-teman Manajemen E 2012 (Ucup, Shefta, Boby, Robet, Dony, Rizal, dan seluruh teman-teman kelas)
10. Teman-teman Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi dan Bisnis 11. Teman-teman KL (Fendi, Bram, Alvin, Yari, Aras, Bayu dan Rinal) 12. Teman-teman Dewan Pejuang Subuh (DPS)
13. Teman-teman KKN 46 Tumpang-Bokor (Ramli, Yankosmas, Haidar, Ardihto, Fajar, Andan Dead Devil dan lain-lain)
14. Bapak Yusuf selaku pemilik kos tempat saya tinggal.
15. Bapak – Ibu responden yang telah bersedia untuk mengisi kuisioner yang telah diajukan oleh penulis.
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rexeki dan berkah untuk membalas budi kepada semua pihak yang telah disebutkan oleh penulis diatas.
Malang, 10 Februasi 2016
C. Variabel dan Definisi Operasionel Variabel ... 23
2. Gambaran Umum Responden berdasarkan Jenis Kelamin .... 38
3. Gambaran Umum Responden berdasarkan pekerjaan ... 39
4. Gambaran Umum Responden berdasarkan Pendapaatan ... 40
G. Pembahasan ... 64
V. KESIMPULAN DAN PENUTUP ... 69
A. Kesimpulan ... 69
B. Saran ... 69
DATAR LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Cetakan keenam, Alfabeta, Bandung.
Anandia, 2015, Analisa Pengaruh Desain Produk, Persepsi Harga, Dan Kualitas Produk Terhadap Citra Merek Untuk Meningkatkan Minat Beli Konsumen Sepatu Adidas Original, Univ. Diponegoro: Semarang.
Aryatama, 2014, Ananlisis Pengaruh Promosi, Kualitas Produk, Layanan Purna Jual Terhadap Minat Beli Sepeda Motor Yamaha. Univ. Diponegoro.
Augusty Ferdinand. 2011. Metode Penelitian Manajemen Pedoman Penelitian untuk Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen. Edisi 3, AGF Books, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
Dewa, 2009, Persepsi Haarga Terhadap Minat Beli. Univ. Diponegoro.
Diponugroho, 2015, Ananlisis Pengaruh Kualitas Produk Dan Kemempun Inovasi Terhadap Minat Beli Ulang Dangan Daya Tarik Produk Sebagai Intervening. Univ. Diponegoro.
F.L, Whitney. 1960. The Elements of Resert. Asian Eds. Osaka: Overeseas Book Co.
Ferdinand, Augusty.2002. Metode Penelitian Manajemen. Semarang : Badan Penerbit Univ. Diponegoro.
Garvin, David A. 1998. Managing Quaity. New York USA : The Free Press, A Division of Macmillan, Inc.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hart, Norman A dan John Stalepton 1995. Kamus Marketing, penerjemah Anthony Than, Agustinus Subeki, edisi pertama. Jakarta : Bumi Aksara.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller 2008, Manajemen Pemasaran (Edisi Kedua Belas). Cetakan ketiga, PT. Indeks, Jakarta, 2008.
Kotler, Philip. 1999. Manajemen Pemasaran. Jilid II. Edisi Milenium. Jakarta: PT Prenhallindo.
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran, PT. Prenhallindo, Jakarta.
Lichtein, Donald R., Nancy M. Ridgway, and Richard G. Netemeyer. (1993). “Price Perception And Consumer Shopping Behavior: A Field Study”.
Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa . Jakarta : PT. Salemba Empat.
Mullins, Orville, Larrenche dan Boyd. 2005. Marketing Management : A Strategic Recision Making Approach,6�ℎedition, Penerbit McGraw-Hill. New York City.
Prasetyo, 2015, Analisis pegaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Harga, Dan Lokasi Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian, Univ. Diponeoro: Semarang
Ratminto dan Atik Winarsih. 2005. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Belajar.
Sarjono, Haryadi dan Winda Juliant. 2011. SPSS vs LISREL: Sebuah Pengatar, Aplikasi untuk Riset. Salemba Empat, Jakarta.
Shimp, Terence A. (2000). Periklanan Promosi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Simamora, Bilson. 2001. Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Yang
Efektif dan Profitable .Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Simamora, Bilson. 2003. Membongkar Kotak Hitam Konsumen . Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV. Alfabeta: Bandung. Swasta, Sukotjo 1998, Bisnis Pengantar Modern. Yogyakarta: Liberty
Umar, 2003. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap
mengkonsumsi. Menurut Kinnear dan Taylor (1995; dalam Sukmawati dan
Durianto, 2003) minat beli merupakan bagian dari komponen prilaku konsumen
dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum
keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Sedangkan minat beli ulang
merupakan minat pembelian yang didasarkan atas pengalaman pembelian yang
telah dilakukan di masa lalu.
Zeithalm et al (1996) menekankan pentingnya mengukur minat beli
konsumen, yaitu untuk mengetahui keinginan pelanggan yang tetap setia atau
meninggalkan suatu barang atau jasa. Konsumen yang merasa senang dan puas
akan barang atau jasa yang telah dibelinya akan berpikir untuk membeli kembali
barang atau jasa tersebut. Oleh karena itu, minat beli penting untuk diteliti.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen dalam
membeli suatu produk. Dewa (2009) melakukan penelitian tentang pengaruh
persepsi harga terhadap minat beli dengan mengambil Studi Kasus Star One di
Area Jakarta Pusat dan hasilnya menunjukkan bahwa persepsi harga memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen.
Harga adalah variabel penuh resiko untuk dijadikan dasar dalam
mengembangkan program pemasaran (Engel, Blacwell, dan Miniard, 1995:259).
2
produk tersebut. Harga adalah satu-satunya unsur pemasaran yang menghasilkan
pendapatan penjualan karena unsur yang lain adalah mengeluarkan biaya. (Swasta
dan Sukotjo, 1998:211).
Harga yang terjangkau dan kualitas yang baik dari pertalite
memungkinkan adanya peningkatan minat beli masyarakat. Muwarni (2004)
menemukan bahwa kualitas produk secara langsung dan tidak langsung
berpengaruh positif terhadap minat beli. Harga menjadi salah satu isyarat paling
dominan dalam pemasaran. Hal terebut karena harga ada pada semua situasi
pembelian. Harga juga merupakan salah satu isyarat yang digunakan konsumen
dalam proses persepsi karena harga akan mempengaruhi penilaian konsumen
tentang suatu produk (Ridgway dan Netemeyer, 1993).
Berhubung karakteristik operasi dasar dari sebuah produk yakni durability
(daya tahan), yang berarti berapa lama umur produk bertahan sebelum produk
tersebut harus berganti. (Maullins, Orville, Larreche, dan Boyd 2005:442). (Loh,
2001:34) menyatakan bahwa evolusi kualitas di seluruh dunia telah permanen
mengubah cara manusia menjalankan usaha. Kualitas memiliki sifat kumulatif,
kualitas bukankah etentis yang berdiri sendiri, melainkan mencakup totalitas dari
semua karakteristik suatu produk atau jasa yang membuat produk atau jasa
tersebut unggul dan baik.
Faktor berikutnya yang mempengaruhi minat beli menurut penelitian yang
dilakukan oleh Bachriansyah (2011) tentang pengaruh kualitas produk terhadap
minat beli konsumen pada produk ponsel nokia juga menunjukkan bahwa kualitas
3
Kualitas sebagai kecocokan untuk pemakaian (fitness for use) lain yang
lebih menekankan kepada orientasi pemenuhan harapan pelanggan. Kualitas
adalah perbaikan terus menerus. Definisi lain dikemukakan oleh Taguchi yang
menekankan pada kerugian yang harus dibayar oleh konsumen akibat kegagalan
suatu produk atau jasa. Kualitas merupakan fungsi dari biaya dimana biaya dapat
diturunkan dengan proses perbaikan atau pengurangan variasi dalam produk atau
variasi dalam proses. (Tjptono 2004:11)
Kualitas adalah suatu tujuan yang sulit dipahami (exclusive goal), sebab
harapan dari konsumen akan selalu berubah. Setiap ada standar baru yang
ditemukan, maka konsumen akan menuntut lagi agar diperoleh lagi standar baru
yang lebih baru dan lebih baik lagi. Dalam pandangan ini maka kualitas
merupakan suatu proses dan bukan merupakan suatu hasil akhir (Kadir, 2001:19).
Kualitas yang dimiliki oleh pertalite adalah kadar oktan yang berkisar di antara
90-91. Pertalite menjadi opsi terbaru bagi sebagian jenis kendaraan yang
tanggung. Banyak kendaraan yang tidak cocok menggunakan premium karena
kadar oktannya hanya 88 yang menyebabkan mesin kendaraan sering brebet.
Sedangkan, jika menggunakan pertamax dengan oktan 92, maka tenaga akan
keluar secara maksimal. Selain itu, pertalite yang non-timbal tetap bersih. Oktan
yang sesuai dengan kompresi mesin dapat menjadikan tarikan lebih enteng.
Faktor ke tiga yang mempengaruhi minat beli dalam penelitian ini adalah
promosi. Menurut Aryatama (2014), semakin perusahaan kreatif dalam proses
pembuatan promosi terhadap produk maka akan mempengaruhi konsumen untuk
4
Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran.
Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang
berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, membujuk, dan atau
meningkatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia
menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan
bersangkutan (Tjiptono, 2002:219). Kegiatan promosi terdiri dari semua kegiatan
pemasaran yang mencoba mempercepat aksi pembelian suatu produk atau
terjadinya pembelian dalam waktu yang singkat (Shimp, 2000:7).
Promosi membuat konsumen sadar akan produk-produk baru, mendidik
mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan
citra sebuah perusahaan yang menghasilkan produk pertalite. Media promosi atau
iklan yang baik tidak akan mampu memepersuasi pelanggan untuk mencoba
produk dan jasa yang ditawarkan. Terkadang persuasi berbentuk ]pegaruh
permintaan primer, yakni menciptakan permintaan bagi keseluruhan kategori
produk. Periklanan lebih jauh didemonstrasikan untuk mempengaruhi pengalihan
merek dengan meningkatkan promosi kepada konsumen yang akhir-akhir ini
belum membeli merek yang tersedia dan mengandung atribut-atribut yang
menguntungkan. Promosi yang efektif menyebabkan merek dipandang lebih
elegan, lebih bergaya, lebih bergengsi, dan bisa lebih unggul dari tawaran pesaing.
Dalam perkembangan selanjutnya, maka konsumen menjadi faktor kunci
penentu atas keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan didalam memasarkan
pruduknya. Perusahaan harus mampu mengenali secara dini apa yang menjadi
5
Seorang manajer pemasaran harus mempunyai pengetahuan yang seksama tentang
perilaku konsumen agar dapat memberikan pasar yang baik untuk mengikuti
perubahan yang terus-menerus ini, serta untuk merancang bauran pemasaran yang
tepat.
BBM terbesar yang digunakan di sektor transportasi adalah jenis gasoline,
termasuk di dalamnya BBM subsidi dan non subsidi. Pemakaian BBM jenis
gasoline terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dibandingkan tahun 2010,
konsumsi gasoline di sektor transportasi mengalami peningkatan 11,93% dari 23,1
juta KL menjadi 25,94 juta KL. Pemanfaatan biofuel juga menunjukkan trend
yang positif, meskipun sejak tahun 2009 pemanfaatan bio-ethanol cenderung
terhenti disebabkan karena kemampuan pasar dalam negeri yang masih terbatas
sehingga dari produksi bio-ethanol sebesar 35 ribu KL seluruhnya diekspor.
Gambar 1.1
Di dalam APBN 2011 pemerintah bersama DPR telah menyepakati kuota
6
rdiri dari: premium 23,19 juta KL, minyak tanah 2,32 juta KL, dan solar
13,08 juta KL. Angka tersebut kemudian direvisi pada pembahasan dan penetapan
APBN-P 2011 menjadi 40,49 juta KL yang terdiri dari premium 25,54 juta KL,
minyak tanah, dan solar 14,15 juta KL.
Pertalite merupakan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis baru yang di
produksi Pertamina, jika dibandingkan denga premium pertalite memiliki kualitas
bahan bakar lebih, sebab memiliki kadar Research Octan Number (RON) 90, di
atas premium, yang hanya RON 88. Berdasarkan uji tes antara pertalite dan
premium maka dapat dikatakan bahwa penggunaan bahan bakar pertalite akan
membuat kendaraan dalam pemakaian BBM lebih irit. Sebab, lebih iritnya
pertalite disebabkan karena pertalite memiliki RON yang lebih tinggi. Pertalite
merupakan produk yang lebih bersih dan ramah lingkungan. Kualitas dari
pertalite yang lebih bagus. Serta diproduksi untuk cocok dengan segala jenis
kendaraan. (Diyani, 2015). Keunggulan pertalite adalah membuat tarikan mesin
kendaraan menjadi lebih ringan. Zat adiktif yang diberikan pada BBM pertalite
lah yang membuat kualitasnya ada di atas premium dan bersaing dengan
pertamax.
Menurut Simora dalam Sinta (2004), produk baru merupakan barang dan
jasa yang pada dasarnya berbeda dari yang telah dipasarkan sebelumnya oleh
perusahaan. Pengembangan produk baru (new product development) adalah proses
pencarian gagasan untuk barang dan mengonvesikannya ke dalam tambahan lini
7
dunia (new-to-the-world product), yang menciptakan pasar baru, pengembangan
minor pada produk, maupun revisi pada produk yang ada (Kotler, 2009).
Perusahaan yang bertujuan memberikan kepuasan tertinggi bagi konsumen
akan berusaha menetapkan strategi pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan konsumen. Upaya ke arah itu dilakukan melalui studi atau penelitian
dengan maksud mencari sejumlah informasi tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian suatu produk.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti berusaha untuk mengetahui
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat beli pertalite yang meliputi
persepsi harga, kualitas produk, dan promosi. Sehingga penulis bermaksud.
Melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Persepsi Harga, Kualitas
Produk dan Promosi Terhadap Minat Beli Pertalite”.
B. Rumusan masalah
1. Apakah harga pertalite berpegaruh pada minat beli konsumen?
2. Apakah kualitas produk pertalite berpengaruh pada minat beli konsumen?
3. Apakah promosi pertalite berpengaruh pada minat beli konsumen?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui pengaruh harga pertalite pada minat beli konsumen.
2. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk pertalite pada minat beli
konsumen.
8
D. Manfaat penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan akan mempunyai manfaat, yaitu:
1. Manfaat Teoristis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberkan bahan yang
bermanfaat bagi penguatan minat beli dalam bidang Manajemen Pemasaran.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman dan tambahan