BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan nasional yang dilakukan selama ini merupakan upaya
pembangunan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Guna mencapai tujuan
tersebut, pelaksanaan pembangunan harus senantiasa memperhatikan keserasian,
keselarasan dan kesinambungan. Berbagai unsur pembangunan termasuk bidang
ekonomi dan keuangan. Bidang keuangan membutuhkan eksistensi lembaga
keuangan, hal ini bertujuan untuk menegakkan aturan-aturan ekonomi. Sebagai
bagian dari sistem ekonomi, lembaga tersebut merupakan bagian dari sistem sosial
yang bertujuan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat.
Semakin pesatnya perkembangan pembangunan nasional di beberapa sektor
banyak sekali program-program yang di buat untuk melengkapi tujuan dari
pembangunan tersebut. Program-program yang dibuat oleh berbagai instansi
memberikan banyak kemudahan bagi para pihak dalam mengembangkan kegiatan
perekonomian. Perekonomian yang berkembang merupakan salah satu faktor utama
yang berperan penting dalam mendukung pembangunan nasional. Kemajuan
didukung melalui sektor perbankan. Perekonomian didukung melalui perbankan
dengan jasa transaksi pembayaran. Tanpa kelancaran transaksi pembayaran, kinerja
pelaku usaha dalam pembangunan akan mengalami hambatan. Untuk mengantisipasi
hal tersebut, para pihak yang terlibat dalam suatu transaksi bisnis banyak sekali
mengikutsertakan pihak ketiga untuk menjamin likuiditas dana. Guna
mengakomodasi kepentingan tersebut, pelaku bisnis memanfaatkan jasa lembaga
keuangan seperti perbankan.
Sebagai lembaga keuangan yang berorientasi di bidang bisnis, bank juga
melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan perbankan yang paling pokok adalah
membeli uang dengan cara menghimpun dana dari masyarakat luas. Kemudian
menjual uang yang berhasil dihimpun dengan cara menyalurkan kembali kepada
masyarakat melalui pemberian pinjaman atau kredit. Dengan perkataan lain pada
praktiknya kegiatan bank tidak lepas dari kegiatan jasa.
Salah satu jasa lembaga perbankan dalam menunjang aktivitas bisnis tersebut
adalah Bank Garansi. Dilihat dari ketentuan KUH Perdata, garansi bank adalah
perjanjian penanggungan hutang (borgtoch) sebagaimana diatur dalam Buku III Bab
XVII, yakni Pasal 1820 sampai dengan Pasal 1850, di mana bank dalam hal ini
bertindak sebagai penanggung.1 Bank Garansi adalah jaminan tertulis bank kepada
pihak penerima jaminan dimana bank mengikatkan diri untuk membayar sejumlah
1 Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, hlm.
uang tertentu (atau yang dapat dipersamakan dengan itu) apabila pihak pemohon
tidak memenuhi kewajibannya kepada pihak penerima jaminan berdasarkan
kesepakatan atau perjanjian antara pihak pemohon dengan pihak penerima jaminan
dalam jangka waktu dan syarat-syarat tertentu. Dalam hal ini fungsi Bank Garansi
ialah menjamin transaksi yang tunduk pada hukum Indonesia dan/atau terjadi di
dalam wilayah Indonesia.2
Bank Garansi dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
(1) Bank Garansi atas dasar Kontra Garansi;
(2) Bank Garansi Past Due;
(3) Bank Garansi Jaminan Kredit;
(4) Bank Garansi Jaminan Uang Muka (Advance Payment Bond);
(5) Bank Garansi Pelaksanaan (Performance Bond);
(6) Bank garansi Jaminan Penawaran (Bid Bond/Tender Bond); dan
(7) Bank Garansi Pita Cukai Tembakau.
Bank Garansi merupakan jaminan dalam bentuk warkat/instrumen lain yang
dapat dipersamakan dengan hal tersebut (misalnya: swift, telex) yang diterbitkan oleh
bank kepada nasabah, yang mengakibatkan bank akan membayar kepada pihak yang
2 Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, hlm.
menerima jaminan apabila pihak yang dijamin (dalam hal ini adalah nasabah yang
bersangkutan) cidera janji (wanprestasi). 3
Dalam Surat Edaran diperbolehkan melakukan amendment/perubahan dalam
Bank Garansi. Amendment/perubahan adalah pernyataan tertulis Bank tentang
perubahan sebagian isi Bank Garansi yang telah diterbitkan sebelumnya serta
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Bank Garansi yang telah
diterbitkan sebelumnya.4 Perubahan Bank Garansi dilakukan atas permintaan
pemohon/Beneficiary dengan persetujuan para pihak. Perubahan Bank Garansi yang
diterbitkan atas dasar kontra garansi dilakukan atas permintaan Counter Bank/
Beneficiary dengan persetujuan para pihak. Perubahan Bank Garansi mencakup :
a. Perubahan nilai dan atau
b. Perubahan jangka waktu dan atau
c. Perubahan syarat dan ketentuan lain.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka Penulis melaksanakan Kerja Praktek
di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Jakarta Pusat adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kerja Praktek semester tujuh tahun akademik 2010/2011 pada program
kekhususan Hukum Bisnis untuk mengetahui bagaimana peran Perbankan dalam
bidang pembangunan hukum yang mengatur sektor perekonomian khususnya
mengenai Bank Garansi. Dalam hal ini mendorong Penulis untuk melakukan Laporan
Kerja Praktek yang berjudul TINJAUAN HUKUM MENGENAI PROSEDUR PERUBAHAN BANK GARANSI DALAM PENJAMINAN OLEH SUATU BANK .
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan apa yang telah diuraikan pada latar belakang pada bab sebelumnya,
maka penulis mencoba mengidentifikasikan permasalahan mengenai Bank Garansi.
1. Bagaimana prosedur perubahan/amendment Bank Garansi terhadap
perubahan Nilai Bank Garansi?
2. Bagaimana perlindungan hukum bagi pihak bank apabila Bank Garansi
dibatalkan oleh pemohon?
C. Sejarah Berdirinya PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Perkembangan sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan
sejarah bangsa Indonesia pada umumnya. Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober
pemerintah Indonesia.5 Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah yaitu : (1) Bank
Bumi Daya (BBD); (2) Bank Dagang Negara (BDN); (3) Bank Ekspor Impor
Indonesia (Bank Exim) dan (4) Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), bergabung
menjadi Bank Mandiri.
Salah satu bank tertua di Indonesia yaitu, Bank Dagang Negara. Bank Dagang
Negara didirikan berdasarkan undang-undang Nomor 18 Tahun 1968. Sebelumnya
Bank Dagang Negara dikenal sebagai Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij
yang didirikan di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857. Pada tahun 1949 namanya
berubah menjadi Escomptobank NV. Selanjutnya, pada tahun 1960 Escomptobank
dinasionalisasi dan berubah nama menjadi Bank Dagang Negara, sebuah Bank
pemerintah yang membiayai sektor industri dan pertambangan.6
Bank Bumi Daya didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun
1968, melalui suatu proses panjang yang bermula dari nasionalisasi sebuah
perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV, menjadi Bank Umum Negara
pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank (sebelumnya adalah Bank milik
Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank Umum Negara diberi hak untuk melanjutkan
operasi Bank tersebut. Pada tahun 1965, bank umum negara digabungkan ke dalam
Bank Negara Indonesia dan berganti nama menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV
beralih menjadi Bank Bumi Daya.
5
Rahadiawan, Sejarah Bank Mandiri, www.rahadiawansatriakusuma.wordpress.com, pada tanggal 12 Oktober 2010, pukul 18.10 WIB.
Sementara itu, Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) berawal dari
perusahaan dagang Belanda N.V.Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan
pada tahun 1842 dan mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun
1870. Pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini pada tahun 1960, dan
selanjutnya pada tahun 1965 perusahan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia
menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1968 Bank Ekspor Impor
Indonesia didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1968. Bank
Negara Indonsia Unit II dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank Negara
Indonesia Unit II Divisi Ekspor Impor, yang akhirnya menjadi Bank Exim, bank
Pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor dan impor.
Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank Industri Negara
(BIN), sebuah Bank Industri yang didirikan pada tahun 1951. Misi Bank Industri
Negara adalah mendukung pengembangan sektor sektor ekonomi tertentu,
khususnya perkebunan, industri, dan pertambangan. Bapindo adalah bank
pembangunan milik Negara yang pendiriannya diatur dalam undang-undang (PERPU
Nomor 21 Tahun 1960).7 Bapindo dibentuk sebagai bank milik negara pada tahun
1960 dan BIN kemudian digabung dengan Bank Bapindo. Pada tahun 1970, Bapindo
ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional melalui pembiayaan jangka
menengah dan jangka panjang pada sektor manufaktur, transportasi dan pariwisata.8
Dengan demikian, Bank Mandiri merupakan penerus suatu tradisi layanan jasa
perbankan dan keuangan yang telah berpengalaman selama lebih dari 140 tahun.
Masing-masing dari empat bank yang tersebut memainkan peranan yang penting
dalam pembangunan Ekonomi Indonesia.
D. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan dari Kerja Praktek ini adalah untuk mengetahui
pelaksanaan Bank Garansi sejak pemberian fasilitas, penerbitan hingga pembayaran
Bank Garansi apabila terjadi klaim dan juga apabila terjadi amendment/perubahan
pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Jakarta Pusat.
Sedangkan tujuan dari Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui prosedur perubahan/amendment Bank Garansi terhadap
perubahan Nilai Bank Garansi.
2. Untuk mengetahui perlindungan hukum bagi pihak bank apabila Bank
E. Kerangka Pemikiran
Dalam rangka kegiatan usaha bank, perlu adanya upaya pembangunan dalam
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Sesuai dengan Pasal 6, Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
Tentang Perbankan, maka usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh bank diantaranya
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu; memberikan kredit dan pemberian jaminan guna kegiatan transaksi
pembayaran.
Dalam kegiatan perbankan jaminan merupakan tanggungan yang dapat dinilai
dengan uang yaitu berupa kebendaan tertentu yang diserahkan debitur kepada
kreditor sebagai akibat dari suatu hubungan perjanjian hutang piutang atau perjanjian
lain. Kebendaan tertentu diserahkan debitur kepada kreditor dimaksudkan sebagai
tanggungan atas pinjaman atau fasilitas kredit yang diberiakan kreditur kepada
debitur sampai debitur melunasi pinjamannya tersebut. Apabila debitur wanprestasi
kebendaan tertentu tersebut akan dinilai dengan uang, selanjutnya akan dipergunakan
untuk pelunasan seluruh atau sebagian dari pinjaman atau utang debitur kepada
pemenuhan pinjaman atau utang debitur seandainya wanprestasi sebelum sampai
jatuh tempo pinjaman utangnya berakhir.9
Secara yuridis, jaminan merupakan sesuatu yang sudah pasti dan meyakinkan,
karena jaminan berupa harta kekayaan milik pribadi debitur, terkecuali kredit yang
diberikan diperuntukkan bagi pembelian barang atau benda-benda tertentu. Dengan
diserahkan, dijaminkan atau ditahannya harta pribadi tertentu milik debitur, dari
semula nasabah debitur akan menyadari apabila usahanya mengalami kegagalan,
jaminan itulah yang akan menjadi gantinya, namun sebaliknya jika usaha nasabah
debitur berhasil keuntungan yang akan didapat menjadi jauh lebih besar dibandingkan
dengan keuntungan yang diperoleh oleh bank.
Berdasarkan peran perbankan, maka salah satu jasa yang ditawarkan oleh bank
ialah jasa pemberian jaminan dalam bentuk Bank Garansi. Bank Garansi adalah
jaminan tertulis bank kepada pihak penerima jaminan dimana bank mengikatkan diri
untuk membayar sejumlah uang tertentu (atau yang dapat dipersamakan dengan itu)
apabila pihak pemohon tidak memenuhi kewajibannya kepada pihak penerima
jaminan berdasarkan kesepakatan atau perjanjian antara pihak pemohon dengan pihak
penerima jaminan dalam jangka waktu dan syarat-syarat tertentu.
Dalam kegiatan perbankan, tidak sedikit para pihak mengalami kendala
terutama salah satunya dalam Bank Garansi. Banyaknya kendala yang dialami maka
dalam Bank Garansi dimungkinkan adanya Amendment/perubahan.
9 Rachmadi Usman, SH, MH, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, PT. Gramedia, Pustaka
Amendment/perubahan adalah pernyataan tertulis bank tentang perubahan sebagian isi
Bank Garansi yang telah diterbitkan sebelumnya serta merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dengan Bank Garansi yang telah diterbitkan sebelumnya. Perubahan
Bank Garansi dilakukan atas permintaan pemohon/Beneficiary dengan persetujuan
para pihak.10 Perubahan Bank Garansi yang diterbitkan atas dasar kontra garansi
dilakukan atas permintaan Counter Bank/Beneficiary dengan persetujuan para pihak.
Perubahan Bank Garansi mencakup :
a) Perubahan nilai dan atau
b) Perubahan jangka waktu dan atau
c) Perubahan syarat dan ketentuan lain
F. Pembatasan Masalah
Masalah yang akan diuraikan oleh penulis dalam laporan ini mengenai prosedur
perubahan Bank Garansi dalam penjaminan oleh suatu bank. Hal ini sesuai dengan
program kekhususan yang diambil oleh penulis yaitu hukum bisnis dan sesuai dengan
hasil yang diperoleh pada waktu kerja praktek.
Dengan demikian pembahasan hanya dibatasi pada hal tersebut. Hal ini
dimaksudkan agar laporan tidak menyimpang pada hal-hal yang dianggap tidak perlu
diuraikan.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Kegiatan Jasa Perbankan
Perbankan mempunyai peranan yang besar bagi aktivitas perekonomian. Pada
umumnya, perbankan ialah kegiatan-kegiatan dalam menjual/belikan mata uang, surat
efek dan instrument-instrumen yang dapat diperdagangkan. Perbankan adalah segala
sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta
cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (Pasal 1 angka 1 UU No.
7/1992 jo UU No. 10/1998 Tentang Perbankan).1 Peran strategis bank salah satunya
mampu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien ke
arah peningkatan taraf hidup masyarakat. Dalam rangka menambah sumber-sumber
penerimaan bagi bank serta untuk memberikan pelayanan kepada nasabahnya, bank
menyediakan berbagai bentuk jasa. Semakin pesatnya persaingan antar bank,
sehingga bank didorong tidak hanya mengandalkan sumber penerimaan utamanya
dari penyaluran kredit saja melainkan juga dari jasa-jasa lain yang diberikan. Bentuk
jasa yang diberikan oleh bank selalu mengalami perkembangan.
Jasa bank adalah semua aktivitas bank, baik secara langsung maupun tidak
langsung yang berkaitan dengan tugas dan fungsi bank sebagai lembaga intermediasi,
yaitu lembaga yang memperlancar terjadinya transaksi perdagangan, sebagai lembaga
yang memperlancar peredaran uang serta sebagai lembaga yang memberikan jaminan
kepada nasabahnya.2
Dalam prakteknya, Kegiatan jasa perbankan dibedakan kedalam beberapa jenis,
diantaranya :
1. Memberi Kredit
Salah satu jenis layanan jasa perbankan yang cukup klasik ialah member
kredit kepada nasabahnya.3
2. Jasa Lalu lintas Pembayaran Giral
Alat pembayaran giral adalah alat pembayaran yang berkaitan dengan giro.
Dalam praktek perbankan, yang dimaksud dengan alat pembayaran giral
adalah Bilyet Giro, Cek, Wesel Bank (untuk transfer) dan surat bukti
penerimaan transfer. Pendapat lain mengemukakan, bahwa pembayaran
dengan giral adalah pembayaran nontunai. Jenis lalu lintas pembayaran
nontunai yang biasa digunakan orang di Negara-negara memakai system
ekonomi pasar adalah lalu lintas:
a) Cek;
b) Wesel;
c) Mail Transfer;
d) Telegraphic Transfer;
e) Kliring;
f) Call Money;
g) surat Kredit.4
3. Bank Garansi
Salah satu produk yang ditawarkan oleh bank dalam layanan jasanya ialah
bank garansi. Bank garansi adalah jaminan bank dalam bentuk warkat yang
diterbitkan oleh bank yang merupakan kesanggupan membayar terhadap
pihak yang menerima jaminan apabila yang dijamin cidera janji/wanprestasi.5
4. Pembukaan Letter of Credit
Letter of Credit atau biasa disingkat dengan L/C adalah merupakan suatu
perintah dari importir (pembeli) kepada banknya (opening bank) agar
melakukan pembayaran kepada penjual (eksportir), dengan ketentuan pihak
eksportir harus melengkapi syarat-syarat yang telah disepakati, sebagaimana
yang tertuang dalam kontrak penjualan (sales contract).6
Dalam prakteknya, bank dapat menawarkan dan melakukan seluruh jasa
perbankan (Full Banking Service), tetapi ada juga yang hanya melakukan sebagian
jasa saja. Masing-masing bank dapat memilih jasa (usaha) yang dipilihnya. Dengan
demikian kebutuhan masyarakat terhadap berbagai jenis jasa bank dapat dipenuhi
oleh dunia perbankan tanpa mengabaikan prinsip kesehatan dan efisiensi bank
tersebut,7 sehingga kegiatan dalam pemberian jasa-jasa tersebut dapat membantu
4 Op Cit, 52. 5 Op Cit
, 54.
6 Op Cit, 57.
memperlancar kegiatan bank dalam menghimpun dan menyalurkan dana dari
masyarakat dan untuk masyarakat.
B. Kredit Perbankan
Menurut pasal 1 butir 11 Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998 perubahan
atas Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, yang dimaksud
dengan kredit perbankan yaitu penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga . Adapun
tujuan dari pemberian kredit perbankan diantaranya yaitu untuk mencari keuntungan
bagi bank/kreditur, untuk meningkatkan usaha nasabah debitur, dan untuk membantu
pemerintah dalam meningkatkan pembangunan nasional khususnya dalam sektor
perekonomian.8
Pemberian kredit oleh bank biasanya didasarkan pada pertimbangan
pertimbangan tertentu, tidak setiap permohonan kredit yang diajukan akan dikabulkan
oleh bank. Secara umum, bank wajib memberikan kredit berdasarkan pada prinsip
prinsip pemberian kredit, Prinsip prinsip dalam pemberian kredit perbankan
tersebut terdapat dalam Pasal 8 Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998 perubahan
atas Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan ayat (1) dalam
memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syari ah, bank umum wajib
memiliki keyakinan terhadap analisis yang mendalam atas itikad dan kemampuan
atau kesanggupan nasabah debitur, untuk melunasi utangnya, sesuai dengan yang
diperjanjikan . Ayat (2) yaitu bank umum wajib memiliki dan menerapkan
pedoman perkreditan dan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia .
Kredit kemudian dibedakan kedalam beberapa jenis, dilihat dari berbagai segi
diantaranya dari segi kegunaan, dari segi tujuan kredit, dari segi jangka waktu, dari
segi agunan, dan dari segi sektor usaha.9 Berdasarkan jenis jenis tersebut,kemudian
dibuat perjanjian kredit yang diatur dalam buku III KUHPerdata, perjanjian kredit
terdiri dari 2 bentuk, diantaranya perjanjian yang dibuat dalam bentuk akta bawah
tangan (pasal 1874 BW) yaitu akta perjanjian yang baru memiliki kekuatan hukum
pembuktian apabila diakui oleh pihak-pihak yang menanda-tangani dalam akta
perjanjian tersebut, dan perjanjian yang dibuat dalam bentuk akta otentik, yaitu akta
perjanjian yang memiliki kekuatan hukum pembuktian yang sempurna, karena
ditandatangani langsung oleh pejabat pembuat akta, dalam hal ini notaris.
Dengan adanya jasa perbankan dalam bentuk kredit tersebut, dapat
memudahkan masyarakat dalam melakukan peminjaman sejumlah dana melalui bank
untuk kepentingan masyarakat tersebut. Guna kepentingan masyarakat tersebut, bank
9 Disampaikan pada Kegiatan Ilmiah: Aspek Hukum Kredit Perbankan, Hotel Sukajadi, 26 Januari
wajib memberikan kredit dengan menggunakan prinsip pemberian kredit didasarkan
pada 5C atau the 5C s analisys of credit , yaitu:
1. Character (watak)
2. Capacity (kemampuan)
3. Capital (modal)
4. Condition of Economic (kondisi ekonomi)
5. Collateral (jaminan/agunan).10
C. Penjaminan dalam Perbankan
Dalam praktek perbankan, jaminan diartikan sebagai kepercayaan/keyakinan
dari bank atas kemampuan atau kesanggupan debitur untuk melaksanakan
kewajibannya. Dalam kegiatan perbankan suatu kegiatan jasa atau perkreditan harus
disertai adanya suatu jaminan, Adapun kegunaan jaminan diantaranya yaitu:
1. memberikan hak dan kekuasaan kepada bank/kreditur untuk mendapatkan
pelunasan agunan, apabila debitur melakukan cidera janji.
2. menjamin agar debitur berperan serta dalam transaksi untuk membiayai
usahanya, sehingga kemungkinan untuk meninggalkan
usahanya/proyeknya, dengan merugikan diri sendiri, dapat dicegah.
3. memberikan dorongan kepada debitur untuk memenuhi janjinya, misalnya
dalam pembayaran angsuran pokok kredit tiap bulannya.
Berdasarkan ketentuan tersebut diatas, maka sudah jelas dalam pelaksanaan
kegiatannya bank memerlukan adanya suatu jaminan. Berdasarkan jenisnya, jaminan
dalam pasal 1131 dan 1132 KUHPerdata dibedakan kedalam dua jenis yaitu jaminan
kebendaan dan jaminan perorangan. Adapun yang dimaksud dngan jaminan
kebendaan yaitu adanya suatu benda baik yang berwujud maupun tidak berwujud
yang diikat secara khusus.11 Sedangkan, jaminan perorangan adalah jaminan yang
diberikan oleh pihak ketiga kepada orang lain yang menyatakan bahwa pihak ketiga
menjamin pembayaran kembali suatu pinjaman sekiranya yang berutang (debitur)
tidak mampu dalam memenuhi kewajiban kewajiban finansialnya terhadap kreditur
dalam hal ini bank.12
Dengan demikian, untuk mengurangi resiko timbulnya kerugian, bank dapat
menambahkan unsur jaminan dalam perjanjian atau kegiatan jasa perbankan sesuai
dengan bentuk atau jenis jaminan tersebut. Sehingga dalam pelaksanaannya bank
dapat memperoleh dan memiliki keyakinan bahwa debitur akan mengembalikan
hutangnya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian.
BAB III
ASPEK HUKUM PEMBERIAN BANK GARANSI PELAKSANAAN PADA PEMBANGUNAN SUATU PROYEK
A. Jasa Perbankan dalam Pemberian Bank Garansi
Peran strategis bank salah satunya mampu menghimpun dan menyalurkan dana kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak (Pasal 1 butir 2 Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan). Salah satu jasa yang ditawarkan oleh pihak
bank ialah bank garansi. Bank Garansi adalah jaminan tertulis bank kepada pihak penerima
jaminan dimana bank mengikatkan diri untuk membayar sejumlah uang tertentu (atau yang dapat
dipersamakan dengan itu) apabila pihak pemohon tidak memenuhi kewajibannya kepada pihak
penerima jaminan berdasarkan kesepakatan/kontrak antara pihak pemohon dengan pihak
penerima jaminan.1
Salah satu tugas bank dalam menerbitkan Bank Garansi, untuk kepentingan nasabahnya
dengan tujuan memberikan bantuan yang sifatnya menunjang nasabah yang akan melakukan
suatu pembelian yang tidak membutuhkan kredit dari bank. Bank Garansi tersebut antara lain
diberikan untuk melaksanakan pembangunan proyek diadakan perjanjian antara pemborong dan
pemberi pekerjaan pembangunan proyek, untuk pembelian barang, dan untuk mendapatkan
Keterangan Pemasukan Pabean (KPP) atas barang-barang yang Letter of Credit-nya (L/C)
belum dibayar penuh oleh importir.2
1Disampaikan pada kegiatan Kerja Praktek: Bank Garansi, Jakarta Tanggal 9 Agustus 2010.
2 Dr. Thomas Suyatno, M. M., Djuhaepah T. Marala, MBA., Kelembagaan Perbankan, PT. Gramedia Pustaka
Dasar hukum dari Bank Garansi, ialah sebagai berikut:3
1. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 23/88/KEP/DIR Tanggal 18 Maret 1991
perihal Pemberian Garansi oleh Bank berikut perubahan-perubahannya di kemudian
hari.
2. Surat Edaran Direksi Bank Indonesia No. 23/7/UKU Tanggal 18 Maret 1991 perihal
Pemberian Garansi oleh Bank berikut perubahan-perubahannya di kemudian hari.
3. Surat Kepetusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 585/KMK.5/1996
Tanggal 23 September 1996 perihal Penggunaan Jaminan Bank untuk menjamin
pembayaran Pungutan Bea Masuk, Cukai, Denda Administrasi dan Pajak Dalam
Rangka Impor berikut perubahan-perubahannya di kemudian hari.
4. Uniform Rules for Demand Guarantees (URDG) International Chamber of
Commerce Publication No. 458 berikut perubahan-perubahannya di kemudian hari.
5. Standar Prosedur Kredit PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. berikut
perubahan-perubahannya di kemudian hari.
6. Persetujuan Direksi dalam rapat Wholesale Executive Committee sesuai Risalah
Rapat No. 022 Tanggal 27 Desember 2007.
Perjanjian Garansi bersdasarkan kesepakatan. Kesepakatan pemberian garansi bank oleh
perbankan kepada terjamin dituangkan dalam suatu perjanjian yang disebut perjanjian bank
garansi vide Pasal 1824 KUH Perdata, pasal tersebut menentukan bahwa penaggungan (jaminan)
harus ditentukan secara tegas meski tidak harus secara tertulis.4 Namun sebagaimana lazimnya,
suatu perjanjian perbankan selalu dituangkan dalam bentuk akta tertulis untuk menjamin
3 Loc Cit.
4 http://rully-anthony.blogspot.com/2009/03/seputar-bank-garansi.html, Bank Garansi, pada tanggal 12 Januari
kepentingan hukum para pihak. Berdasarkan surat perjanjian garansi bank tersebut bank akan
memberikan surat garansi bank kepada terjamin untuk diserahkan kepada penerima jaminan.5
Menurut Anwari (1981 : 26) Surat Perjanjian Garansi Bank memuat syarat minimal
sebagai berkut:6
1. Tujuan penggunaan garansi bank
2. Jumlah tertinggi garansi bank
3. Tanggal mulai berlaku serta jangka waktu garansi bank
4. Tempat kedudukan (domisili) terjamin dan bank
5. Macam jaminan lawan yang diserahkan oleh jaminan kepada bank serta nilainya
6. Terjamin tunduk kepada ketentuan ketentuan dan peraturan peraturan tentang
pemberian garansi bank yang ditetapkan oleh bank
7. Terjamin tunduk kepada intruksi intruksi dan peraturan peraturan yang dikeluarkan
oleh pemerintah dan bank indonesia serta kelaziman perbankan
8. Biaya garansi bank yang harus dibayar oleh terjamin
9. Terjamin memberi kuasa yang tak dapat dicabut kembali kepada bank untuk sewaktu
waktu mencairkan jaminan lawan guna melunasi hutang terjamin sebagai akibat
dilaksanakannya pembayaran garansi bank maupun hutang lainnya yang timbul
sehubungan dengan pemberian garansi bank tersebut.
Surat Keputusan Bank Indonesia No. 11 / 110 Tahun 1979 tidak memberikan definisi
tentang perjanjian garansi bank. Surat Keputusan Bank Indonesia tersebut hanya menentukan hal
hal minimal yang harus dipenuhi dalam satu garansi bank.7
Pasal 2 butir 2 Surat Keputusan Bank Indonesia mengatur syarat minimal dalam garansi bank
sebagai berikut:8
1. Judul garansi bank atau bank garansi
2. Nama dan alamat bank pemberi garansi
3. Tanggal penerbitan garansi bank
4. Transaksi antar pihak yang dijamin dengan penerimaan jaminan
5. Jumlah uang yang dijamin oleh bank
6. Tanggal mulai berlaku dan berakhirnya garansi bank
7. Penegasan batasan waktu klaim
8. Pernyataan bahwa penjamin (bank) akan memenuhi pembayaran denganterlebih dahulu
menyita dn menjual benda benda terjamin (nasabah) untuk melunasi hitungannya sesuai
dengan pasal 1831 KUHPerdata, atau pernyataan bahwa penjamin (bank) melepaskan
bank istimewanya untuk menuntut supaya benda benda terjamin (nasabah) lebih dahulu
disita dan dijual untuk melunasi hutangnya vide pasal 1832 KUHPerdata.
Pasal 2 butir 3 Surat Keputusan Bank Indonesia menentukan hal yang tidak dimuat dalam
garansi bank sebagai berikut:9
1. Syarat syarat yang terlebih dahulu harus dipenuhi untuk berlakunya garansi bank
2. Ketentuan bahwa garansi bank dapat diubah atau dibatalkan secara sepihak Sebagaimana
diketahui, lembaga perbankan diwajibkan untuk bersikap selektif dalam melakukan
aktivitas untuk meminimalisasi risiko. Berdasarkan prudential banking (prinsip kehati
hatian bank), dalam pemberian garansi bank, garansi harus melakukan penilaian secara
seksama terhadap calon nasabah.
8 Ibid.
9 http://rully-anthony.blogspot.com/2009/03/seputar-bank-garansi.html, Bank Garansi, pada tanggal 12 Januari
Surat Edaran Bank Indonesia No. 11 / 11 UPPB Tanggal 28 Maret Tahun 1979, mengharuskan
bank untuk :
1. Meneliti bonafiditas pihak yang dijamin
2. Meneliti sifat dan menilai transaksi yang akan dijamin sehingga dapat diberikan jaminan
yang sesuai
3. Menilai jumlah jaminan yang akan diberikan bank
4. Menilai kemampuan pihak yang akan dijamin untuk memberikan kontra jaminan yang
cukup sesuai dengan kemungkinan terjadinya resiko.
Guna membatasi risiko dalam penerbitan garansi bank, pihak bank mensyaratkan adanya
jaminan lawan (counter garanty) yang nilainya ditentukan oleh kebijakan bank namun biasanya
setara dengan nilai jaminan yang tercantum dalam garansi bank. Jaminan lawan tersebut tidak
harus dalam bentuk uang tunai, melainkan bisa berupa giro, deposito, surat surat berharga, atau
lainnya yang dianggap aman oleh bank.10
Sebagaimana diuraikan di atas, bahwa garansi bank diterbitkan oleh perbankan untuk
meminjam pelaksanaan prestasi yang dijanjikan terjamin kepada penerima jaminan apabila
terjamin tidak melakukan prestasi tersebut. Dengan demikian, lembaga Bank Garansi merupakan
bentuk dari perjanjian penanggungan (borghtoch) yang diatur dalam Buku III KUHPerdata
dalam Pasal 1820 1850 KUHPerdata.11
Pasal 1820 KUHPerdata menyebutkan bahwa: Penanggungan adalah suatu perjanjian
dengan nama seorang pihak ketiga guna kepentingan si berpiutang mengikatkan diri untuk
memenuhi perikatnya si berhutang manakala orang ini sendiri tak memenuhinya. Sebagaimana
perjanjian jaminan pada umumnya, perjanjian garansi bank merupakan perjanjian assesoir (
perjanjian tambahan ) yang menyertai suatu perjanjian pokok. Perjanjian pokok yang dibuat oleh
pihak terjamin dan penerima jaminan merupakan dasar dari dibuatnya perjanjian garansi bank.12
Berdasarkan ketentuan pasal 1820 1821 KUHPerdata, ada beberapa karakteristik dari
perjanjian penanggungan sebagai berikut :13
1. Perjanjian garansi bersifat assesoir.
2. Hak hak yang terbit dari suatu garansi bersifat kontraktual bukan hak kebendaan.
3. Kedudukan kreditur bersifat konkuren.
4. Gurantor merupakan target setelah debitor.
5. Garansi tidak bisa dipersangkakan.
Akibat akibat hukum yang timbul dari suatu perjanjian jaminan antara penjamin dan
penerima jaminan diatur dalam Pasal 1831 1838 KUHPerdata sedangkan akibat akibat
hukum yang muncul antara penjamin dan terjamin ditentukan dalam Pasal 1839 1844
KUHPerdata.14
Ketentuan tentang perjanjian yang diatur dalam buku III KUHPerdata, termasuk
ketentuan mengenai perjanjian jaminan ( penaggungan hutang ) dalam Pasal 1820 1850
KUHPerdata menganut sistem terbuka. Para pihak bebas menentukan sendiri isi perjanjian
diantara mereka. Peraturan dalam hukum perjanjian bersifat pelengkap yang berarti ketentuan
tersebut disediakan oleh pembentuk undang undang untuk dipergunakan oleh para pihak yang
membuat perjanjian apabila ternyata mereka kurang lengkap atau belum mengatur suatu hal
tertentu.15
12 Ibid.
13 Op Cit., hlm. 200.
14 http://rully-anthony.blogspot.com/2009/03/seputar-bank-garansi.html, Bank Garansi, pada tanggal 12 Januari
2011, Pukul 17.45 WIB.
15 http://rully-anthony.blogspot.com/2009/03/seputar-bank-garansi.html, Bank Garansi, pada tanggal 12 Januari
Dalam pelaksananan perjanjian garansi bank, apabila terjamin tidak melakukan
kewajibannya kepada penerima jaminan maka pihak bank yang harus menunaikan kewajiban
tersebut dengan membayar sejumlah uang seperti yang tertera dalam garansi bank.16 Dengan
dilaksanakannya pembayaran garansi bank kepada penerima jaminan, maka jumlah yang
dibayarkan itu menjadi hutang terjamin kepada bank.17 Pihak bank akan segera mencairkan
counter garanty yang telah diberikan terjamin untuk membayar kembali dana yang diserahkan
bank kepada pihak penerima jaminan.18 Apabila langkah tersebut masih menyisakan hutang bagi
terjamin kepada pihak bank maka terjamin harus membayar hutang tersebut dalam suatu jangka
waktu tertentu.19 Apabila dalam durasi waktu yang telah ditentukan, terjamin tidak melunasi
hutangnya maka hubungan hukum antara penjamin (bank ) dengan terjamin (nasabah) berubah
menjadi hubungan kreditor dengan debitor dalam suatu perjanjian kredit biasa.20 Berdasarkan hal
ini, maka diantara terjamin dan bank dibuat akta perjanjian kredit untuk jangka waktu yang
ditentukan pihak bank.
B. Mekanisme Pemberian Bank Garansi Pelaksanaan (Performance Bond)
Garansi Bank dibagi berdasarkan jenis pekerjaan yang dijaminkan. Demikian pula halnya
dengan Garansi Bank yang menjamin Garansi Bank yang diterbitkan tersebut.21 Jenis Garansi
Bank yang dimaksud salah satunya ialah Garansi Bank Pelaksanaan (Performance Bond), yaitu Garansi Bank yang menjamin bahwa Principal akan dapat menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh Obligee sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diperjanjikan dalam kontrak
pekerjaan.22 Apabila Principal tidak melaksanakan kewajibannya sesuai dengan kontrak maka
Bank Penerbit akan memberikan ganti rugi kepada Obligee sebesar nilai jaminan yang
diterbitkan kepada Obligee.23
Garansi Bank Pelaksanaan (Performance Bond) dibagi menjadi beberapa kelompok sebagai berikut:24
a. Bank Garansi Jaminan Pemeliharaan/ Maintenance Bond/Retention Bond Adalah Bank Garansi untuk menjamin bahwa pelaksana proyek sebagai Pemohon akan
melaksanakan pemeliharaan terhadap proyek yang telah selesai/harta milik pemilik
proyek sebagai Beneficiary selama masa warranty/pemeliharaan berlangsung.
b. Bank Garansi Pelaksanaan Pekerjaan adalah Bank Garansi untuk menjamin bahwa penerima pekerjaan sebagai Pemohon akan menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan
pemberi kerja/pemilik pekerjaan sebagai Beneficiary. Nilai dan waktu penyerahan
BG ini dapat distruktur untuk nilai keseluruhan proyek maupun per temin proyek.
c. Bank Garansi Pembayaran adalah Bank Garansi untuk menjamin bahwa pemberi kerja/pemilik pekerjaan/agen/dealer/distributor sebagai Pemohon akan melakukan
pembayaran kepada pelaksana/penerima pekerjaan/produsen/pedagang besar sebagai
Beneficiary, sesuai kontrak/perjanjian.
Apabila terjadi Klaim setelah adanya kesepakatan, maka dapat dilakukan secara tertulis
disertai Asli Bank Garansi dan dokumen yang dipersyaratkan Pemeriksaan Pengajuan klaim
masih dalam masa laku Bank Garansi (termasuk masa klaim), dokumen yg disyaratkan di dalam
Bank Garansi telah dipenuhi (jika ada) diajukan oleh orang yg berhak/berwenang.25
23 Ibid.
Berakhirnya Bank Garansi ialah sebagai berikut:26
1. Berakhirnya jangka waktu Bank Garansi (termasuk periode klaim); atau
2. Adanya klaim dan telah dibayar; atau
3. Dikembalikannya Bank Garansi sebelum jangka waktu berakhir disertai pernyataan
beneficiary & applicant bahwa Bank Garansi tidak diperlukan lagi.
Bank Garansi atas dasar Counter Guarantee adalah Penerbitan Bank Garansi dengan
cover Counter Guarantee dari bank lain/lembaga keuangan bukan bank (Asuransi). Berdasarkan
hal tersebut alasan penerbitan dikarenakan:27
1. Applicant tidak mempunyai fasilitas
2. Beneficiary hanya menerima Bank Garansi dari bank tertentu
3. Domisili applicant tidak sama dengan beneficiary
Regulasi untuk Bank Garansi yg akan diterbitkan :28
1. SE BI No.23/7/UKU tanggal 18 Maret 1991
2. Ketentuan Internal Bank Yang Menerbitkan Bank Garansi
Untuk Counter Guarantee :29
1. SE BI No.23/7/UKU tanggal 18 Maret 1991
2. Jika SBLC tunduk pada ISP 98 atau UCPDC ICC 500
3. Jika Demand Guarantee tunduk pada URDG ICC Pub.458
Syarat Counter Guarantee:30
1. Tersedianya Line
2. Tunduk pada SE BI/UCP 500/ISP 98 /URDG
26 Disampaikan pada kegiatan Kerja Praktek: Bank Garansi, Jakarta Tanggal 9 Agustus 2010 27 Ibid.
28 Ibid.
3. Syarat & Kondisi disetujui Bank Penerbit BG
Sarana Komunikasi yang Dipergunakan adalah SWIFT (Society of Worldwide Interbank
Financial Telecommunication).31
Proses Klaim dapat diajukan apabila tanggal pengajuan klaim masih dalam jangka waktu
pengajuan/valid Secara tertulis, dokumen yg disyaratkan dalam BG telah dipenuhi, reklaim
kepada Counter Bank, pembayaran dilakukan kepada beneficiary dengan Tarif Komisi / Provisi
berdasarkan :32
1. Grade Counter Bank (Bank Rating)
2. Negara Counter Bank (Counter Risk)
Berdasarkan penjelasan tersebut mekanisme Pemberian Bank Garansi Pelaksanaan
(Performance Bond) apabila dilakukan di bank pusat dapat diberikan kepada nasabah yang
memiliki fasilitas tertentu dengan membawa bukti identitas beserta surat kuasa. Pemberian Bank
Garansi Pelaksanaan (Performance Bond) diberikan berdasarkan tiga kelompok.
C. Prosedur Perubahan/Amendment Bank Garansi
Bank mengeluarkan Bank Garansi sebagai suatu pengakuan tertulis yang isinya
menyetujui mengikat diri kepada penerima jaminan dalam jangka waktu dan syarat-syarat
tertentu, apabila di kemudian hari ternyata si terjamin tidak memenuhi kewajibannya kepada si
penerima jaminan. Si penerima jaminan percaya kepada bank sebagai penjamin dengan
berpegang kepada kepercayaan masyarakat terhadap bank yang merupakan modal utama bank.33
Pengaturan Garansi Bank semula diatur dalam Pasal 1 butir 1 Surat Keputusan Direksi
Bank Indonesia (SKBI) No. 11/110/Kep/Dir/UPPB Tanggal 29 Maret 1977 Tentang Pemberian
Jaminan oleh Bank dan Pemberian Jaminan oleh Lembaga Keuangan bukan Bank, menyebutkan
: "Jaminan adalah warkat yang diterbitkan oleh bank atau lembaga keuangan bukan bank yang
mengakibatkan kewajiban membayar terhadap pihak yang menerima jaminan apabila jaminan
pihak yang dijamin cidera janji (wanprestasi)".34
Mengingat perkembangan perbankan Indonesia setelah Paket Kebijakan 1988, maka
peraturan mengenai pemberian garansi bank tersebut perlu disempurnakan sehingga keluarlah
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 23/88/KEP/DIR tentang Pemberian Garansi
Bank, tertanggal 18 Maret 1991.35
Bentuk Garansi Bank menurut Pasal 1 ayat (3) Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia
Nomor 23/88/KEP/DIR, terdiri:36
a. Garansi dalam bentuk warkat yang diterbitkan oleh bank yang mengakibatkan
kewajiban membayar terhadap yang menerima garansi apabila pihak yang dijamin
cidera janji (wanprestasi).
b. Garansi dalam bentuk penandatanganan kedua dan seterusnya atas surat berharga
seperti aval dan endosemen dengan hak regres yang dapat menimbulkan kewajiban
membayar bagi bank apabila yang dijamin cidera janji (wanprestasi).
33 Op Cit, hlm. 65 .
34 http://rully-anthony.blogspot.com/2009/03/seputar-bank-garansi.html, Bank Garansi, pada tanggal 12 Januari
2011, Pukul 17.45 WIB.
c. Garansi lainnya yang terjadi karena perjanjian bersyarat sehingga dapat menimbulkan
kewjiban finansial bagi bank.
Pemberian Bank Garansi ada 3 pihak, yaitu:
a. bank sebagai pihak yang memberikan jaminan disebut penjamin;
b. nasabah sebagai pihak yang dijamin disebut terjamin;
c. pihak yang menerima jaminan disebut penerima jaminan merupakan pihak ketiga.
Bank Garansi merupakan suatu perjanjian tertulis yang isinya bank menyetujui untuk
mengikatkan diri kepada penerima jaminan guna memenuhi kewajiban terjamin dalam suatu
jangka waktu tertentu dan dengan syarat syarat tertentu berupa pembayaran sejumlah uang
tertentu apabila terjamin di kemudian hari ternyata tidak memenuhi kewajibannya kepada
penerima jaminan.
Dalam surat bank garansi dicantumkan berlakunya jangka waktu.37 Bilamana masa
berlaku Bank Garansi akan berakhir, sedangkan si terjamin menganggap masih memerlukannya,
maka ia dapat mengajukan permintaan untuk memperpanjangnya.38 Untuk itu bank yang
bersangkutan akan memperbaharuinya dan akan menerbitkan Bank Garansi baru.39 Masalah
pokok yang harus diperhatikan adalah masa berlakunya Bank Garansi. Bank harus selalu
mengetahui berakhirnya bank garansi sehingga dapat melakukan langkah sebelum masa berlaku
bank garansi berakhir.40 Setelah berakhir Bank Garansi, maka sebagai terjamin harus
menyerahkan surat Bank Garansi tersebut kepada bank yang bersangkutan.41
37 Dr. Thomas Suyatno, M. M., Djuhaepah T. Marala, MBA., Kelembagaan Perbankan, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 2003, hlm. 65.
Penerbitan Bank Garansi dimungkinkan adanya Perubahan Bank Garansi. Perubahan
Bank Garansi tersebut dilakukan atas permintaan pemohon/beneficiary dengan persetujuan para
pihak, perubahan tersebut diterbitkan atas dasar kontra garansi dilakukan atas permintaan
Counter Bank/Beneficiary dengan persetujuan para pihak.
Adapun perubahan Bank Garansi tersebut mencakup:42
a. perubahan nilai dan atau;
b. perubahan jangka waktu dan atau;
c. perubahan syarat dan ketentuan lainnya.
Perubahan Bank Garansi dapat dilakukan apabila memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:43
a. Mengajukan formulir perubahan/amendment,
b. Menyertakan checklist,
c. Menyertakan foto copy bank garansi,
d. Menyertakan underlying yang menyatakan perubahan tersebut beserta kolom bank.
Perubahan/Amendment Bank Garansi, meliputi:44
1. Kenaikan nominal (Increase)
2. Penurunan nominal (Decrease)
3. Perpanjangan jangka waktu (Extend)
4. Pemendekan jangka waktu (Shorten)
5. Perubahan kata / kalimat (Wording)
6. Kombinasi dari perubahan diatas
42
Disampaikan pada kegiatan Kerja Praktek: Bank Garansi, Jakarta Tanggal 9 Agustus 2010
43 Ibid.
Proses Perubahan/Amendment Bank Garansi harus berdasarkan instruksi dari Counter
BAB IV
ANALISIS HUKUM TERHADAP PERUBAHAN BANK GARANSI DALAM SUATU PENJAMINAN
A. Prosedur Perubahan/Amendment Bank Garansi Terhadap Perubahan Nilai Bank Garansi
Perubahan/Amendment adalah pernyataan tertulis Bank tentang perubahan
sebagian isi Bank Garansi yang telah diterbitkan sebelumnya serta merupakan satu
kesatuan yang tak terpisahkan dengan Bank Garansi yang telah diterbitkan
sebelumnya. Perubahan Bank Garansi dilakukan atas permintaan pemohon/
Beneficiary dengan persetujuan para pihak, Perubahan Bank Garansi yang diterbitkan
atas dasar kontra garansi dilakukan atas permintaan Counter Bank/Beneficiary dengan
persetujuan para pihak, Perubahan Bank Garansi mencakup :
a. Perubahan nilai dan atau
b. Perubahan jangka waktu dan atau
c. Perubahan syarat dan ketentuan lain.
Bank Garansi atas dasar Counter Guarantee adalah Penerbitan Bank Garansi
dengan cover Counter Guarantee dari bank lain/lembaga keuangan bukan bank
(Asuransi). Berdasarkan hal tersebut alasan penerbitan dikarenakan Applicant tidak
tertentu yang diketahui bahwa Domisili applicant tidak sama dengan beneficiary,
maka kriteria nasabah dalam Bank Garansi, ialah sebagai berikut:
- Nasabah segmen corporate, commercial and small bussines
- Nasabah kelolaan credit recovery group
- Nasabah yang menyerahkan setoran jaminan 100% sebagai sumber pelunasan
pembayaran klaim Bank Garansi.
Format Bank Garansi sebelum adanya perubahan/amendment, sebagai berikut:
- Judul BANK GARANSI / GARANSI BANK
- Nama dan alamat Bank sebagai Penerbit
- Tanggal penerbitan
- Transaksi antara pihak yang dijamin dengan penerima Garansi
- Jumlah uang yang dijamin Bank
- Tanggal mulai berlaku dan berakhirnya Bank Garansi
- Penegasan batas waktu pengajuan klaim (setelah segera timbul wanprestasi)
- Dokumen klaim yang dipersyaratkan
- Pernyataan bahwa bank akan memenuhi pembayaran terlebih dahulu dengan
menyita dan menjual benda-benda nasabah untuk melunasi kewajibannya
(Pasal 1831 KUH Perdata) yaitu tentang Pelepasan hak istimewa.1
Berdasarkan format tersebut, apabila akan mengajukan perubahan/amendment
maka Perubahan Bank Garansi dapat dilakukan apabila memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
a. Mengajukan formulir perubahan/amendment,
b. Menyertakan checklist,
c. Menyertakan foto copy bank garansi.
Dengan demikian, Bank Garansi menjelaskan akan adanya Risk Factor dalam
perubahan nilai Bank Garansi. Risk Factor adalah resiko yang disebabkan oleh
perubahan nilai valuta/mata uang asing/suku bunga.2 Berdasarkan hal ini maka pihak
Bank Garansi mengikuti laju naik turunnya nilai valuta/mata uang asing/suku bunga.
B. Perlindungan Hukum Bagi Pihak Bank Apabila Garansi Dibatalkan Oleh Pemohon
Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya (Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 jo Undang-Undang
No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan).3 Peran strategis bank salah satunya mampu
menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien ke arah
peningkatan taraf hidup masyarakat.
2 Ibid., Jakarta Tanggal 9 Agustus 2010.
Dalam rangka menambah sumber-sumber penerimaan bagi bank serta untuk
memberikan pelayanan kepada nasabahnya, bank menyediakan berbagai bentuk jasa
ataupun kredit. Pasal 8 Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998 perubahan atas
Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan ayat (1) dalam
memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syari ah, bank umum wajib
memiliki keyakinan terhadap analisis yang mendalam atas itikad dan kemampuan
atau kesanggupan nasabah debitur, untuk melunasi utangnya, sesuai dengan yang
diperjanjikan . Ayat (2) yaitu bank umum wajib memiliki dan menerapkan
pedoman perkreditan dan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia .
Semakin pesatnya persaingan antar bank, sehingga bank didorong tidak
hanya mengandalkan sumber penerimaan utamanya dari penyaluran kredit saja
melainkan juga dari jasa-jasa lain yang diberikan. Dalam prakteknya, kegiatan jasa
perbankan dibedakan kedalam beberapa jenis salah satunya ialah Bank Garansi.
Dasar hukum Bank Garansi adalah perjanjian penanggungan (borgtocht) yang
diatur dalam KUHPerdata Pasal 1820 s/d Pasal 1850.4 Untuk menjamin kelangsungan
bank garansi, maka penanggung mempunyai hak istimewa yang diberikan
undang-undang yaitu memilih salah satu antara Pasal 1831 ataupun Pasal 1832 KUHPerdata.5
Pasal 1831 : Si penanggung tidaklah diwajibkan membayar kepada si berpiutang
4 http://www.scribd.com
,Bank Garansi Pelaksanaan Pekerjaan, pada tanggal 7 Januari 2011, pukul 14.10 WIB.
selain jika si berutang lalai, sedangkan benda-benda si berutang ini harus lebih dulu
disita dan dijual untuk melunasi utangnya . Pasal 1832 : Si penanggung tidak dapat
menuntut supaya benda-benda si berutang lebih dulu disita dan dijual untuk melunasi
utangnya .6 Perbedaan kedua pasal tersebut adalah jika bank menggunakan Pasal
1831, maka apabila timbul wanprestasi, si penjamin dapat meminta agar benda-benda
si berutang disita dan dijual.7
Dengan demikian, pembatalan Bank Garansi dapat dilakukan sepanjang Bank
Garansi belum diterbitkan. Pembatalan yang diajukan akan dikenakan biaya sesuai
tarif yang ditentukan oleh pihak bank yang bersangkutan.
1
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
maka kesimpulan permasalahan mengenai Bank Garansi adalah sebagai berikut:
1. Prosedur perubahan/amendment Bank Garansi terhadap perubahan Nilai Bank
Garansi, Perubahan Bank Garansi dapat dilakukan apabila memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
a.Perubahan nilai dan waktu;
b.Perubahan jangka waktu dan atau; c. Perubahan syarat dan ketentuan lainnya.
Perubahan Bank Garansi dapat dilakukan apabila memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
a. Mengajukan formulir perubahan/amendment,
b. Menyertakan checklist,
c. Menyertakan fotocopy Bank Garansi.
Dalam hal ini Bank Garansi menjelaskan akan adanya Risk Factor dalam
perubahan nilai Bank Garansi. Berdasarkan hal ini maka pihak Bank Garansi
mengikuti laju naik turunnya nilai valuta/mata uang asing/suku bunga.
2. Perlindungan hukum bagi pihak bank apabila Bank Garansi dibatalkan oleh
2
dikarenakan dasar hukum Bank Garansi diatur dalam KUHPerdata Pasal 1820
s/d Pasal 1850 dan untuk menjamin kelangsungan Bank Garansi, maka
penanggung mempunyai hak istimewa yang diberikan undang-undang yaitu
memilih salah satu antara Pasal 1831 ataupun Pasal 1832 KUHPerdata. Hal
ini menjelaskan bahwa pembatalan Bank Garansi dapat dilakukan sepanjang
Bank Garansi belum diterbitkan. Pembatalan yang diajukan akan dikenakan
biaya sesuai tarif yang ditentukan oleh pihak bank yang bersangkutan.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
maka dalam hal ini saran mengenai Bank Garansi adalah sebagai berikut:
1. Perlu adanya penambahan mekanisme perubahan terhadap Bank Garansi yang
ditentukan untuk semua Bank Umum.
vii
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003.
Widjanarto, Hukum dan Ketentuan Perbankan di Indonesia, Grafiti, Jakarta, 1993.
Disampaikan pada kegiatan Kerja Praktek: Bank Garansi, Jakarta 2010.
Bambang Sunggono, Pengantar Hukum Perbankan, CV Mandar Maju, Bandung, 1995.
Rachmadi Usman, SH, MH, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia,
PT. Gramedia, Pustaka Utama, Jakarta, 2003.
Sentosa Sembiring, SH, MH, Hukum Perbankan, CV. Mandar Maju, Bandung, 2000.
Thomas Suyatno, dkk, Dasar-Dasar Perkreditan, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 1997.
Disampaikan pada Kegiatan Ilmiah: Aspek Hukum Kredit Perbankan, Hotel Sukajadi, Januari , 2010.
Thomas Suyatno, M. M., Djuhaepah T. Marala, MBA., Kelembagaan Perbankan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003.
Munir Fuady, Hukum Perbankan, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997.
Djuhaendah Hasan, Hukum Perbankan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996.
Undang-Undang :
Kitab Undang-undang Hukum Perdata (BW)
viii
Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998 perubahan atas Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 23/88/KEP/DIR Tanggal 18 Maret 1991 perihal Pemberian Garansi oleh Bank berikut perubahan-perubahannya di kemudian hari.
Surat Edaran Direksi Bank Indonesia No. 23/7/UKU Tanggal 18 Maret 1991 perihal Pemberian Garansi oleh Bank berikut perubahan-perubahannya di kemudian hari.
Surat Kepetusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 585/KMK.5/1996 Tanggal 23 September 1996 perihal Penggunaan Jaminan Bank untuk menjamin pembayaran Pungutan Bea Masuk, Cukai, Denda Administrasi dan Pajak Dalam Rangka Impor berikut perubahan-perubahannya di kemudian hari.
Website :
Rahardiawan,SejarahBankmandiri,
www.rahardiawansatriakusuma.wordpress.com, pada tanggal 12 Oktober 2010, Pukul 18.10 WIB.
www.wordpress.com, Jasa Perbankan, pada tanggal 6 Desember 2010, Pukul 18.00 WIB.
http://multiply.com, Tinjauan Umum Tentang Kredit, pada tanggal 2010, Pukul 18.15 WIB.
http://rully-anthony.blogspot.com/2009/03/seputar-bank-garansi.html,
Bank Garansi, pada tanggal 12 Januari 2011, Pukul 17.45 WIB.
http://ahliasuransi.com, Kontra Bank garansi, pada tanggal 7 Januari 2011, Pukul 13.55 WIB.
ix
Rahadiawan, Sejarah Bank Mandiri,
TINJAUAN HUKUM MENGENAI PROSEDUR PERUBAHAN
Diaju
TINJAUAN HUKUM MENGENAI PROSEDUR PERUBAHAN
GARANSI DALAM PENJAMINAN OLEH SUATU BANK
ajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
U N I V E R S I T A S K O M P U T E R I N D O N E S I A
LAPORAN KERJA PRAKTEK
TINJAUAN HUKUM MENGENAI PROSEDUR PERUBAHAN
GARANSI DALAM PENJAMINAN OLEH SUATU BANK
kan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum
J U R U S A N I L M U H U K U M
U N I V E R S I T A S K O M P U T E R I N D O N E S I A
LAPORAN KERJA PRAKTEK
TINJAUAN HUKUM MENGENAI PROSEDUR PERUBAHAN
GARANSI DALAM PENJAMINAN OLEH SUATU BANK
kan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Universitas
kan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Universitas Komputer Indonesia
kan sebagai salah satu syarat untuk memenuhitugas mata kuliah Kerja Praktek
Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Komputer Indonesia
Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Komputer Indonesia
J U R U S A N I L M U H U K U M F A K U LT A S H U K U M
U N I V E R S I T A S K O M P U T E R I N D O N E S I A
TINJAUAN HUKUM MENGENAI PROSEDUR PERUBAHAN
BANK
GARANSI DALAM PENJAMINAN OLEH SUATU BANK
tugas mata kuliah Kerja Praktek
U N I V E R S I T A S K O M P U T E R I N D O N E S I A
BANK
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. DATA PRIBADI
Nama : Evie Arisandy
Tempat / Tanggal Lahir : Panjalu Ciamis, 02 Oktober 1983
Jenis Kelamin : Perempuan
Bangsa : Indonesia
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl. Pratista Timur VIII No. 29 Antapani
Telepon : 081802177544
B. PENDIDIKAN FORMAL
1993 - 1996 : SDN I Cimindi
1996 - 1999 : SMP Santo Mikael Cimahi
1999 - 2002 : SMA Pasundan 7 Bandung
2007 - sekarang : Mahasiswa UNIKOM
C. PENGALAMAN ORGANISASI
a) SD : - Anggota Pramuka
- Anggota Rampak Sekar
b) SMP : - Anggota Pramuka
- Anggota Paskibra - Anggota Basket - Anggota Paduan Suara
c) SMA : - Anggota OSIS
: - Anggota Basket
d) UNIKOM : - Wakil Ketua I HIMA Fakultas Hukum
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini. Adapun judul dari Laporan
Kerja Praktek ini adalah TINJAUAN HUKUM MENGENAI PROSEDUR PERUBAHAN BANK GARANSI DALAM PENJAMINAN OLEH SUATU BANK , yang penulis buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kerja Praktek pada program studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Komputer
Indonesia.
Merupakan kebahagiaan tersendiri bagi Penulis karena telah menyelesaikan
kerja praktek ini, walaupun Penulis menyadari dalam penulisan kerja praktek ini
masih jauh dari kesempurnaan baik dalam metode penulisan maupun dalam
pembahasan materi. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan maupun
kemampuan. Namun Penulis berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai hasil
yang terbaik. Oleh karena itu Penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Yth. Budi Fitriadi, S.H., M.Hum. selaku Dosen Pembimbing mata
kuliah kerja praktek Fakultas Hukum, Universitas Komputer Indonesia.
Dalam kesempatan ini, tak lupa Penulis ingin berterima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Yth. Bapak Dr. Ir Eddy Suryanto S., M.Sc. selaku Rektor Universitas
iii
2. Yth. Ibu Prof. Dr. Hj. Ria Ariawati, SE., AK., MS. selaku Pembantu Rektor I
Universitas Komputer Indonesia.
3. Yth. Bapak Prof. Dr. Moh. Tadjudin, M.A. selaku Pembantu Rektor II
Universitas Komputer Indonesia.
4. Yth. Ibu Dr. Hj. Aelina Surya, dra. selaku Pembantu Rektor III Universitas
Komputer Indonesia.
5. Yth. Bapak Prof. Dr. H.R. Otje Salman Soemadiningrat, S.H. selaku Dekan
Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia.
6. Ibu Hetty Hassanah, S.H., M.H. selaku Ketua Jurusan Fakultas Hukum
Universitas Komputer Indonesia.
7. Bapak Waridi, S.H. selaku Dosen Fakultas Hukum Universitas Komputer
Indonesia.
8. Ibu Febilita Wulansari, S.H, selaku Dosen Fakultas Hukum Universitas
Komputer Indonesia.
9. Ibu Arinita Sandria, S.H., M.Hum. selaku Dosen Fakultas Hukum Universitas
Komputer Indonesia.
10.Ibu Rika Rosillawati, A.Md. selaku Sekertaris Fakultas Hukum Universitas
Komputer Indonesia.
Akhir kata, semoga segala pengorbanan baik moril maupun materil yang telah
diberikan oleh papih dan mamih tersayang, adik-adikku, dan Arie yang telah
membantu memberikan doanya kepada penulis semoga mendapat berkat yang
iv
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, penulis menyadari bahwa Laporan Kerja
Praktek ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan penuh lapang dada
penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun bagi perbaikan Laporan
Kerja Praktek ini.
Bandung, Desember 2010
v
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ... i
Kata Pengantar ... ii
Daftar Isi ... v
Bab I : PENDAHULUAN A.Latar Belakang... 1
B.Identifikasi Masalah... 5
C.Sejarah Berdirinya PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk... 5
D.Maksud dan Tujuan... 8
E.Kerangka Pemikiran... 9
F. Pembatasan Masalah... 11
Bab II : LANDASAN TEORITIS A.Kegiatan Jasa Perbankan... 12
B.Kredit Perbankan ... 15
C.Penjaminan dalam Perbankan... 17
vi
B.Mekanisme Pemberian Bank Garansi Pelaksanaan (Performance
Bond) ... 27
C.Prosedur Perubahan/Amendment Bank Garansi... 30
Bab IV : HUKUM TERHADAP PERUBAHAN BANK GARANSI DALAM
SUATU PENJAMINAN
A.Hukum Terhadap Perubahan Bank Garansi dalam Suatu
Penjaminan... 35
B.Perlindungan Hukum Bagi Pihak Apabila Garansi Dibatalkan Oleh
Pemohon ... 37
Bab V : SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.Kesimpulan ... 40
B.Saran ... 41
Daftar Pustaka .... vii
Biodata