Nama : RENDY PRATAMA TARIGAN Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 13 Maret 1990
Alamat : Jl. Pahlawan IIIB Blok G 47 No. 5, RT 004 RW 015, Desa Mangunjaya Papan Mas, Tambun Selatan-Bekasi Timur
Telepon : 085694320280
Agama : Kristen Protestan
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
RENDY PRATAMA TARIGAN
10108806
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
Daftar Pustaka
[1] Pujawan, I Nyoman. 2010. Supply chain management Edisi Kedua. Surabaya : Guna Widya.
[2] Riyanto, 2011. Sistem Informasi Penjualan dengan PHP dan MySQL. Yogyakarta: Gava Media.
[3] [12 okt 2012, 16.26]
pusdatin.deptan.go.id/admin/RB/Programming/Materi%20PHP.pdf
[4] [12 Jan 2013, 20.34]
http://ocw.usu.ac.id/course/download/4160000079-manajemen-operasi/tdi_437_handout_peramalan1.pdf
[5] A.S., Rosa & Shalahuddin, M. (2011). Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak (Terstruktur dan Berorientasi Objek), bandung:Penerbit Modula.
[6] Mangkulo, Hengky Alexander.(2011). Microsoft Word 2007 untuk Tingkat Mahir, Surabaya:PT Elex Media Komputindo
[7] H.M., Jogiyanto. 1989. Analisis & Desain, Yogyakarta : Penerbit Andi
[8] Fathansyah. 2012. Basis Data Edisi Revisi. Bandung : Penerbit Infornatika
iii
Segala Puja dan Puji Syukur penulis naikkan hanya kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat, penyertaan dan anugerah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pembangunan Sistem Informasi Dengan Pendekatan Supply Chain Management Di PD
Dedy Kurnia Jaya”, yang ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat Ujian Akhir Sarjana pada Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Komputer Indonesia.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa banyak bantuan dan dukungan yang telah diberikan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat, penyertaan, dan anugerah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
2. Mamah tercinta Dra. Suryati Sembiring, terima kasih mah karena telah banyak berkorban dalam membesarkan penulis hingga sampai selesai kuliah, terima kasih buat doa, perhatian, nasihat, dukungan serta motivasi selama studi. Terima kasih “I Love You Mom” Tuhan Yesus memberkati. 3. Yang terhormat Bapak Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku
Rektor Universitas Komputer Indonesia.
4. Yang terhormat Bapak Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia.
5. Yang terhormat Bapak Irawan Afrianto, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika, Universitas Komputer Indonesia.
iv
bimbingan kepada penulis.
8. Yang terhormat Ibu Dian Dharmayanti, S.T., M.Kom., selaku dosen penguji di Sidang yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis.
9. Kang Andri terima kasih banyak atas bantuan, masukan dan bimbingannya dalam pembuatan program skripsi ini.
10.Seluruh Dosen pengajar dan staf sekretariat program studi Teknik Informatika terima kasih atas bimbingan dan bantuannya selama ini. 11.Yang terhormat Bapak Muhammad Kodir, S.T., selaku pengelola dan
Bapak Dedy selaku pemilik PD Dedy Kurnia Jaya beserta seluruh staf pegawai.
12.Kakakku Listya Kartika Sari dan Adikku Yosafat Lawrence tersayang terima kasih telah memberikan dukungan, semangat dan selalu mendoakan saya.
13.Kekasihku, Evalina Rumondang tercinta, terima kasih untuk segala dukungan, motivasi, semangat, dan perhatiannya. Terima kasih juga buat omelannya sangat membangun, terima kasih untuk doanya.
14.Sahabat-sahabatku, Adit, Adhly, Sandi, Ayik, Mita, Vani, Pivan yang selalu bersama dalam suka dan duka saling membangun, saling melengkapi, saling menegur, terima kasih untuk bantuan, kebersamaan, supportnya, sangat bersyukur punya sahabat-sahabat seperti kalian.
15.Teman-teman yang seperjuangan dalam menyusun skripsi ini, Puji Tuhan akhirnya selesai juga skripsi kita, tidak percuma jerih payah dan kerja keras kita. Terima kasih untuk motivasi dan kebersamaannya.
v
Dengan segala kerendahan hati penulis memohon maaf dan sangat mengharapkan segala saran dan kritik yang dapat mebangun penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Bandung, Agustus 2013
vi
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR SIMBOL ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
BAB I PENDAHULUAN ... 1
I.5 Metodologi Penelitian ... 4
I.6 Sistematika Penulisan ... 7
BAB II Tinjauan Pustaka ... 9
II.1 Tempat Penelitian ... 9
II.1.1 Bidang dan Kegiatan Perusahaan ... 9
II.1.2 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan ... 9
II.1. 2.1 Struktur Organisasi ... 9
II.1. 2.2 Uraian Pekerjaan ... 10
II.2 Landasan Teori ... 11
II.2.1 Sistem Informasi ... 11
II.2.2 Supply chain management (SCM) ... 11
II.2.2.1 Pengertian Supply chain management ... 11
II.2.2.2 Area Cakupan SCM ... 14
vii
II.2.8.1 Konsep Dasar Peramalan ... 22
II.2.8.2 Tujuan Peramalan ... 22
II.2.8.3 Beberapa Sifat Hasil Peramalan ... 23
II.2.8.4 Teknik Peramalan ... 23
II.2.8.4.1 Faktor yang Memengaruhi Pemilihan Teknik Peramalan ... 23
II.2.8.4.2 Klasifikasi Teknik Peramalan... 28
II.2.8.5 Beberapa contoh Teknik Peramalan ... 30
II.2.8.5.1 Single Exponential Smoothing ... 30
II.2.8.5.2 Single Moving Average ... 31
II.2.8.5.3 Simple Average ... 32
II.2.8.6 Evaluasi Hasil Peramalan ... 32
II.2.9 Macromedia Dreamweaver MX ... 34
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 37
III.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan ... 37
III.1.1 Analisis Masalah ... 37
III.1.2 Gambaran Prosedur yang Terjadi ... 38
III.1.2.1 Prosedur Pengadaan Produk Jadi ... 38
III.1.2.2 Prosedur Pengadaan Bahan Baku ... 41
III.1.2.3 Prosedur Penjualan Bahan baku ... 43
III.1.2.4 Deskripsi Tugas ... 45
III.1.2.5 Aturan Bisnis ... 46
III.1.3 Analisis metode Supply chain management ... 47
viii
III.1.5.1.1 Single Exponential Smoothing ... 56
III.1.5.1.2 Single Moving Average ... 57
III.1.5.1.3 Simple average ... 58
III.1.5.2 Evaluasi Hasil Peramalan ... 59
III.1.5.2.1 Menghitung Evaluasi Peramalan dengan RMSE ... 59
III.1.5.2.2 Menghitung Evaluasi Peramalan MAPE ... 61
III.1.6 Analisis Non Fungsional dan Kebutuhan Non-Fungsional ... 65
III.1.6.2 Analisis Perangkat Lunak... 65
III.1.6.3 Analisis Pengguna... 66
III.1.7 Analisis Basis Data ... 67
III.1.8 Analisis Pengkodean ... 69
III.2 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 69
III.2.1 Diagram Konteks ... 69
III.2.2 Data Flow Diagram (DFD) ... 70
III.2.2.1 DFD level 1 Sistem Informasi PD Dedy Kurnia Jaya ... 73
III.2.2.1.1 DFD level 1 proses 1 Login ... 74
III.2.2.1.2 DFD level 1 proses 2 Pengolahan Data Master ... 75
III.2.2.1.3 DFD level 1 proses 3 Pengolahan Data Bahan Baku ... 76
III.2.2.1.4 DFD level 1 proses 4 Pengolahan Data Produk ... 77
III.2.2.1.5 DFD level 1 proses 5 Pembuatan Laporan ... 78
III.2.2.1.6 DFD level 1 proses 6 Peramalan ... 79
III.2.2.2 DFD Level 2 Sistem Informasi PD Dedy Kurnia Jaya ... 79
III.2.2.2.1 DFD Level 2 proses 3.1 Perencanaan Bahan baku ... 80
III.2.2.2.2 DFD Level 2 proses 3.2 Permintaan Bahan baku ... 81
III.2.2.2.3 DFD Level 2 proses 3.3 Penjualan Bahan baku ... 82
III.2.2.2.4 DFD Level 2 proses 4.1 Perencanaan Produk ... 83
ix
III.3.1.1 Skema Relasi ... 119
III.3.1.2 Perancangan Struktur Tabel ... 121
III.3.2.1 Perancangan Struktur Menu ... 130
III.3.2.2 Perancangan Antar Muka ... 134
III.3.2.3 Perancangan Pesan ... 167
III.3.2.4 Jaringan Semantik ... 169
III.4 Perancangan Prosedural ... 75
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ... 179
IV.1 Implementasi Sistem ... 179
IV.1.1 Perangkat Keras yang Dibutuhkan ... 179
IV.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 180
IV.1.3 Implementasi Basis Data ... 180
IV.2 Implementasi Antar Muka ... 194
IV.3 Pengujian Perangkat Lunak ... 200
IV.3.1 Pengujian Alpha... 201
IV.3.1.1 Rencana Pengujian Aplikasi ... 201
IV.3.1.2 Kasus dan Hasil Pengujian ... 202
IV.3.1.2.1 Pengujian Login Admin ... 202
IV.3.1.2.2 Pengujian Login Supplier ... 203
IV.3.1.2.3 Pengujian Login Pengrajin ... 204
IV.3.1.2.4 Pengujian Login Pimpinan ... 204
IV.3.1.2.5 Pengujian Pengolahan Data Pengrajin ... 205
IV.3.1.2.6 Pengujian Pengolahan Data Supplier ... 207
IV.3.1.2.7 Pengujian Pengolahan Data Pelanggan ... 208
IV.3.1.2.8 Pengujian Pengolahan Data Bahan baku... 209
IV.3.1.2.9 Pengujian Pengolahan Data Produk ... 211
x
IV.3.1.2.15Pengujian Permintaan Bahan baku ... 220
IV.3.1.2.16Pengujian Penjualan Bahan baku ... 223
IV.3.1.2.17Pengujian Perencanaan Produk ... 224
IV.3.1.2.18Pengujian Pembelian Produk ... 226
IV.3.1.2.19Pengujian Pemesanan Produk ... 228
IV.3.1.2.20Pengujian Pembuatan Laporan Permintaan Bahan baku ... 229
IV.3.1.2.21Pengujian Pembuatan Laporan Penjualan Bahan baku ... 230
IV.3.1.2.22Pengujian Pembuatan Laporan Pembelian Produk ... 232
IV.3.1.2.23Pengujian Pembuatan Laporan Pemesanan Produk ... 233
IV.3.1.2.24Pengujian Peramalan ... 234
IV.3.1.3 Kesimpulan Pengujian Alpha ... 235
IV.3.2 Pengujian Beta ... 235
IV.3.3 Kesimpulan Pengujian Beta ... 238
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 239
V.1 Kesimpulan ... 239
V.2 Saran ... 239
1
I.1 Latar Belakang Masalah
Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya sehari-hari. Salah satu faktor yang memerlukan banyak biaya dalam memasarkan suatu produk yaitu adanya manajemen logistik yang terdiri dari perancangan produk, peramalan kebutuhan, pengadaan material, produksi, pengendalian persediaan, penyimpanan, distribusi dan retailer. PD. Dedy Kurnia Jaya merupakan sebuah Perusahaan Dagang yang menawarkan jasa penjualan boneka. Industri ini mempunyai rangkaian sistem kerja dari mulai pembelanjaan bahan baku dari supplier, menjual bahan baku ke pengrajin, kemudian membeli kembali hasil olahan bahan baku yang sudah menjadi barang jadi. Dari barang jadi ada yang disimpan ada yang digunakan untuk didistribusikan ke pelanggan yang telah memesan produk tersebut.
Hubungan kerja sama dalam bisnis antara PD. Dedy Kurnia Jaya dengan para supplier dan pengrajin masih dilakukan dengan cara manual atau bertemu secara langsung. PD Dedy Kurnia Jaya yang memerlukan bahan baku, maka harus belanja secara langsung ke supplier ataupun menghubungi melalui telepon dengan membawa daftar kebutuhan untuk bahan baku. Proses pengadaan produk PD. Dedy Kurnia Jaya harus meminta ke pengrajin untuk memproduksi boneka, permintaan ini dilakukan dengan bertemu secara langsung ke pengrajin. Cara kerja sama bisnis ini menyebabkan waktu produksi dan pemesanan menjadi lambat, biaya produksi dan transportasi menjadi besar mengingat kerja sama dengan para supplier bahan baku berada di luar kota yakni di Bandung, Bekasi dan Tangerang.
lama disimpan. Sedangkan kekurangan persediaan dapat menyebabkan terjadinya kehabisan stok dan kekurangsigapan apabila terjadi pemesanan produk oleh pelanggan dalam jumlah yang besar.
Tidak hanya itu, dalam hal pencatatan dan pengarsipan produk, transaksi-transaksi yang terjadi baik itu merupakan pembelanjaan bahan baku kepada supplier, penjualan bahan baku kepada pengrajin, pembelian produk dan pemesanan produk yang dilakukan pelanggan kurang rapih dan teratur. Tata cara penulisan/pencatatannya berupa pencatatan ke dalam bentuk buku dengan menulis tangan, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pengulangan data yang sama karena banyaknya produk yang ada, kesalahan dalam pencatatan nota pembelian karena transaksi melibatkan banyak produk.
Melihat laporan berjangka baik harian, bulanan dan tahunan sulit untuk dilakukan. Dikarenakan prosesnya tidak terkomputerisasi yang mungkin tidak terlalu masalah jika dalam harian, namun akan menemukan kendala yang sangat besar apabila laporan dalam bentuk bulanan dimana harus mengumpulkan dan mengecek satu persatu bukti struk laporan dan yang paling penting adalah memakan waktu yang tidak sedikit dalam penyampaian laporan serta sangat rentan terjadi kesalahan dalam pembuatan laporan.
Melihat kondisi di atas maka dalam mendukung kegiatan-kegiatan yang ada didalam perusahaan baik sistem informasi yang berjalan dibutuhkan suatu konsep management yang dapat mengatur persediaan, mengatur aliran barang dan informasi yang tepat dan akurat dari rantai suplai yaitu konsep SCM.
Berdasarkan pertimbangan dari beberapa masalah yang telah dipaparkan maka dibutuhkan suatu informasi sistem “PEMBANGUNAN SISTEM
INFORMASI DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
DI PD. DEDY KURNIA JAYA”.
I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana menerapkan pendekatan SCM pada sistem informasi yang akan dibangun.
2. Bagaimana menentukan jumlah produk yang harus disediakan untuk memenuhi pemesanan dari pelanggan.
3. Bagaimana membangun sistem informasi bagi PD.Dedy Kurnia Jaya dalam mengolah data-data bahan baku, produk dan membuat laporan-laporan.
I.3 Maksud dan Tujuan
I.3.1 Maksud
Berdasarkan permasalahan yang diteliti maka maksud dari penelitian ini adalah untuk membangun sistem informasi dengan pendekatan supply chain management di PD. Dedy Kurnia Jaya yang disajikan dalam bentuk website.
I.3.2 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah :
1. Menerapkan pendekatan SCM dengan sistem informasi manajemen berbasis web sehingga memudahkan PD Dedy Kurnia Jaya dalam melakukan kerja sama bisnis dengan supplier dan pengrajin dimanapun mereka berada.
2. Memudahkan PD Dedy Kurnia Jaya dalam menentukan jumlah produk yang harus disediakan sebagai pertimbangan untuk menentukan jumlah persediaan produk, sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan memenuhi kebutuhan permintaan pelanggan produk jadi.
3. Memudahkan dalam pengolahan data-data produk, bahan baku, transaksi-transaksi dan membuat laporan-laporan.
I.4 Batasan Masalah
perancangan sistem itu sendiri, sehingga masalah yang dihadapi tidak meluas dan pembahasan menjadi terarah sebagaimana mestinya. Batasan tersebut adalah :
1. Dalam studi kasus ini konsep supply chain management hanya menitikberatkan pada hubungan antara perusahaan dengan supplier dan pengrajin.
2. Sistem tidak menangani penerimaan order bahan baku dari pengrajin dan order produk jadi dari pelanggan atau konsumen.
3. Mengelola data produk, pelanggan dan bahan baku di PD. Dedy Kurnia Jaya
4. Jenis produk yang diolah berupa boneka tokoh kartun, boneka hewan, tas, dan bantal.
5. Mengelola data pembelanjaan(permintaan) bahan baku yang terjadi antara PD. Dedy Kurnia Jaya dengan suppliers yaitu data supplier dan permintaan bahan baku.
6. Menampilkan laporan permintaan bahan baku, penjualan bahan baku, pembelian produk, dan pemesanan produk.
7. Sistem tidak menangani data-data keuangan yang terjadi berupa transaksi dan data gaji karyawan yang bekerja di PD Dedy Kurnia Jaya.
8. Peramalan menggunakan metode peramalan dengan hasil error terkecil dengan metode untuk menghitung error menggunakan metode MAPE dan MSE. Data yang digunakan untuk peramalan adalah data Boneka Cindy dengan ukuran small.
I.5Metodologi Penelitian
Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis menggunakan metodologi penelitian yang digunakan untuk pembuatan laporan dan proses pembangunan sistem informasi pada PD Dedy Kurnia Jaya adalah sebagai berikut :
1 Metode pengumpulan data
a.Studi Literatur.
Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal, paper dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan judul penelitian. Membaca buku mengenai pemrograman PHP dan buku tentang Supply chain management.
b.Observasi.
Cara pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan langsung ke PD. Dedy Kurnia Jaya.
c.Interview / Wawancara.
Cara pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung kepada pemilik dan maupun pegawai di PD Dedy Kurnia Jaya.
2 Metode pembuatan perangkat lunak
Dalam pembuatan perangkat lunak menggunakan metode waterfall, yang meliputi beberapa proses diantaranya :
a. Analysis
Communication merupakan tahap pertama yang menjadi dasar dari proses pembuatan perangkat lunak yakni dilakukan inisiasi proyek, seperti mengumpulkan kebutuhan secara lengkap yang kemudian akan dianalisis masalahnya dan tujuan yang hendak dicapai. Pada tahap ini harus dikerjakan secara lengkap untuk bisa menghasilkan desain yang lengkap. Selain itu dilakukan juga requirements gathering, dimana akan dikumpulkan informasi requirement dari user yang dilakukan dengan cara interview, survey atau diskusi maupun kuisioner. Tahap ini merupakan tahap dimana dilakukan estimasi mengenai kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk membuat sistem. Pada tahap ini data yang ingin dikumpulkan yakni berupa data-data boneka, data penjualan beberapa bulan kebelakang, data pembelanjaan bahan baku serta data penjualan bahan baku. Selain itu, penjadwalan dalam proses pengerjaan juga ditentukan pada tahap ini.
b. Design
c. Coding
Pada tahap ini merupakan penerjemahan desain sistem yang telah dibuat ke dalam bentuk kode-kode yang dimengerti oleh komputer dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan untuk database-nya menggunakan MySQL. Program yang dibangun kemudian langsung diuji.
d. Maintenance
Setelah proses pengkodean dan pengujian selesai, dilakukan pengiriman yang artinya implementasi kepada masyarakat luas dalam artian disini pihak PD Dedy Kurnia Jaya dimana perangkat lunak diterapkan atau diinstal yang telah selesai dibuat kedalam lingkungan Teknologi Informasi instansi dan memberikan pelatihan kepada pengguna di instansi. Pada tahap ini juga dilakukan pemeliharaan, perbaikan, dan pengembangan agar sistem tersebut tetap dapat berjalan sebagaimana fungsinya. Karena sistem yang dibuat berbasis web makan pada tahap ini juga dilakukan hosting dan menguji program agar bisa berjalan dengan baik juga di dalam web.
I.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
BAB II. LANDASAN TEORI
Membahas berbagai konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian yang dilakukan seperti teori tentang apa itu sistem, informasi kemudian kesimpulan sistem informasi, teori tentang SCM meliputi pengertian SCM, apa bedanya SCM dengan SC (Supply Chain), area cakupan dari SCM dan peran informasi dalam Supply Chain, sedikit teori tentang internet dan website, kemudian teori tentang PHP, XAMPP, MySQL serta Peramalan.
BAB III. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bagian ini merupakan tahap menganalisis masalah-masalah yang timbul dari penelitian yang kemudian diubah ke dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh pengguna dengan memodelkan masalah ke dalam bentuk sesuai dengan pada tahap Modelling.
BAB IV. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
Setelah selesai menganalisis dan rancangan sistem yang telah jadi kemudian pada tahap ini diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman, dalam hal ini menggunakan PHP. Setelah perangkat lunak selesai dikerjakan maka tahap selanjutnya adalah melakukan uji sistem apakah berjalan dengan baik dan melakukan-melakukan perbaikan apabila terdapat kesalahan atau error.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
9
II.1Tempat Penelitian
II.1.1 Bidang dan Kegiatan Perusahaan
Saat ini perusahaan bergerak dalam bidang penjualan dengan produknya
boneka. Dalam upaya mengembangkan usahanya, senantiasa tanggap terhadap
kebutuhan, tuntutan, perkembangan mode produk dengan menyempurnakan
produk yang sudah ada dan memperkenalkan yang lebih inovatif dan kompetitif.
Untuk sementara perusahaan ini belum membuka cabang di tempat lain,
jadi hanya di satu tempat, hal ini mungkin dikarenakan lokasi Cikampek yang
cukup strategis untuk dijangkau dari seluruh kota di Indonesia.
Jenis produk yang demikian banyaknya, menjadi tempat tujuan yang
semakin diminati oleh para pelanggan boneka yang datang ke lokasi ini.
Pembinaan terhadap para pengrajin boneka juga sering dilakukan dalam
upaya meningkatkan kwalitas produk. Baik dalam pemilihan bahan baku, proses
produksi, maupun dalam pengemasan produknya.
Beberapa produk yang dimiliki oleh perusahaan ini diantaranya:
1. Boneka jenis hewan
2. Boneka jenis tokoh kartun
3. Boneka jenis buah-buahan
4. Berbagai jenis bantal
5. Macam-macan tas dari hewan dan tokoh kartun
II.1.2 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan
II.1. 2.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan kerangka antara hubungan satuan-satuan
organisasi yang didalamnya terdapat tugas, jabatan serta wewenang
masing-masing perannya dalam suatu kesatuan yang utuh.
Struktur organisasi yang diterapkan pada PD Dedy Kurnia Jaya adalah tipe
pengelola dan kemudian diteruskan ke karyawan dibawahnya. Gambaran skema
struktur organisasi dapat dilihat pada gambar II.1 sebagai berikut :
Gambar II.1 Struktur Organisasi
II.1. 2.2 Uraian Pekerjaan
Berikut akan dipaparkan masing-masing tugas kerja tiap bagian dari
gambar struktur organisasi di atas antara lain sebagai berikut:
1. Pemilik bertanggung jawab atas jalannya seluruh transaksi bisnis.
Memastikan setiap pelanggan yang ingin memesan produk dapat
dilayani dengan baik yang dibantu oleh bagian pemasaran. Selain itu
juga memastikan produk selalu tersedia untuk setiap jenis produk yang
dibantu oleh bagian pengadaan.
2. Pengelola bertanggung jawab atas seluruh kegiatan yang terjadi di
dalam lingkungan PD Dedy Kurnia Jaya. Berhubungan dengan supplier
dengan memesan bahan baku yang diperlukan. Menjalankan setiap
3. Bagian pengadaan produk bertanggung jawab langsung terhadap
ketersediaan dan kondisi produk yang ada di lokasi gudang. Bagian
pengadaan berhubungan langsung dengan para para pengrajin boneka.
Mengontrol penyimpanan seluruh produk, baik yang masuk atau pun
yang akan dikirim ke pelanggan.
4. Bagian pemasaran berhubungan langsung dengan para pelanggan,
menerima pesanan produk, melakukan transaksi penjualan.
5. Bagian pengiriman mengatur produk-produk yang telah dikemas untuk
dikirim kepada pelanggan.
6. Bagian pengrajin berhubungan langsung dengan bagian pengadaan.
Menerima pesanan produk boneka, membuat boneka serta mengirim
boneka yang sudah jadi dibuat ke bagian pengadaan.
II.2 Landasan Teori
II.2.1 Sistem Informasi
Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen
yang dihubungkan bersama saling berinteraksi untuk memudahkan aliran
informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan.
Secara umum informasi dapat dikatakan sebagai hasil dari suatu
pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi
penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata yang nantinya
akan digunakan untuk pengambilan suatu keputusan.
Jadi sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi
operasi yang bersifat manajerial dengan menyediakan informasi bagi semua
tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan serta menyediakan bagi
pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk pengambilan
keputusan.
II.2.2 Supply chain management (SCM)
Supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara
bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan
pemakai akhir. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya ternasuk supplier,
pabrik, distributor, took atau ritel, serta perusahaan-perusahaan pendukung
seperti perusahaan jasa logistik.
Pada suatu supply chain biasanya ada 3 macam aliran yang harus dikelola.
Pertama adalah aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir
(downstream). Contohnya adalah bahan baku yang dikirm ke pabrik. Setelah produk selesai diproduksi, mereka dikirim ke distributor, lalu ke pengecer atau
ritel, kemudian ke pemakai akhir. Yang kedua adalah aliran uang dan sejenisnya
yang mengalir dari hilir ke hulu. Yang ketiga adalah aliran informasi yang bisa
terjadi dari hulu ke hilir ataupun sebaliknya. Informasi tentang persediaan
produk yang masih ada di masing-masing supermarket sering dibutuhkan oleh
distributor maupun pabrik. Informasi tentang ketersediaan kapasitas produksi
yang dimiliki oleh supplier juga sering dibutuhkan oleh pabrik. Informasi
tentang status pengiriman bahan baku sering dibutuhkan oleh perusahaan yang
mengirim maupun yang akan menerima. Perusahaan pengapalan harus membagi
informasi seperti ini supaya pihak-pihak yang berkepentingan bisa memonitor
Gambar II.2 Simplifikasi model supply chain dan 3 macam aliran yang dikelola
Istilah SCM pertama kali dikemukakan oleh Oliver & Weber pada tahun
1982 (cf. Oliver & Weber, 1982; Lambert et al. 1998). Kalau supply chain
adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam
memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke
pemakai akhir, SCM adalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaanya.
Namun perlu ditekankan bahwa SCM mengehendaki pendekatan atau metode
yang terintegrasi dengan dasar semangat kolaborasi. Ada beberapa definisi
tentang SCM. Misalnya, the Council of Logistics Management memberikan
definisi berikut :
Jadi Supply chain management tidak hanya berorientasi pada urusan internal sebuah perusahaan, melainkan juga urusan eksternal yang menyangkut
hubungan dengan perusahaan partner. Karena
perusahaan-perusahaan yang berada pada suatu supply chain pada intinya ingin memuaskan
konsumen akhir yang sama, mereka harus bekerja sama untuk membuat produk
yang murah, mengirimkannya tepat waktu, dan dengan kualias yang bagus.
Idealnya, hubungan antar pihak pada suatu supply chain berlangsung jangka
panjang. Hubungan jangka panjang memungkinkan semua pihak untuk
menciptakan kepercayaan yang lebih baik serta menciptakan efisiensi. Efisiensi
bisa tercipta karena hubungan jangka panjang berarti mengurangi
ongkos-ongkos untuk mendapatkan perusahaan partner baru.
II.2.2.2 Area Cakupan SCM
Apabila kita mengacu pada sebuah perusahaan manufaktur,
kegiatan-kegiatan utama yang masik dalam klasifikasi SCM adalah :
1. Kegiatan merancang produk baru (product development)
2. Kegiatan mendapatkan bahan baku (Procurement, Purchasing, atau
Control)
3. Kegiatan merencanakan produksi dan persediaan (Planning & Control)
4. Kegiatan melakukan produksi (Production)
5. Kegiatan melakukan pengiriman / distribusi (Distribution)
6. Kegiatan pengelolaan pengembalian produk / barang (Return)
Keenam klasifikasi tersebut biasanya tercermin dalam bentuk pembagian
departement atau divisi pada perusahaan manufaktur.
Tabel II.1 Lima bagian utama dalam sebuah perusahaan manufaktur yang terkait
dengan fungsi utama supply chain
Bagian Cakupan Kegiatan antara lain
Pengembangan Produk Melakukan riset pasar, merancang produk baru,
Pengadaan Memilih supplier, mengevaluasi kinerja supplier, melakukan pembelian bahan baku dan komponen,
memonitor supply risk, membina dan memelihara
hubungan dengan supplier
Perencanaan &
pengendalian
Demand Planning, peramalan permintaan,
perencanaan kapasitas, perencanaan produksi dan
persediaan
Operasi / Produksi Eksekusi produksi, pengendalian kualitas
Pengiriman / Distribusi Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan
pengiriman, mencari dan memelihara hubungan
dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor
service level di tiap pusat distribusi
II.2.2.3 Peran Informasi dalam Rantai Pasok
Menurut Chopra dan Meindl (2007) informasi harus memiliki beberapa
karakteristik agar dapat berguna dalam mengambil keputusan rantai pasok :
1. Akurat. Informasi harus menggambarkan kondisi yang sebenarnya agar
manajer dapat mengambil keputusan yang baik. Tentunya selalu ada
kemungkinan bahwa informasi yang tersedia mengandung kesalahan.
Namun setidaknya informasi tersebut harus memberikan gambaran
yang paling tidak mengarah kepada kebenaran
2. Tepat . sebuah perusahaan bisa dengan mudah tenggelam dalam lautan
informasi, namun tidak dapat mengambil keputusan yang baik karena
informasi tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan.
3. Dapat diakses pada saat dibutuhkan. Seringkali yang terjadi adalah
informasi sebenarnya ada, namun tidak dapat diakses pada saat
dibutuhkan. Informasi yang akurat namun tidak dapat diakses pada saat
Gambar II.3 Informasi Rantai Pasok
Ket : garis merah menunjukkan batasan area dimana pendekatan SCM
dilakukan
II.2.2.4 Teknologi informasi untuk rantai pasok
Mengingat peran penting dari informasi dalam mendukung kinerja rantai
pasok maka manajer harus memahami bagaimana informasi dikumpulkan dan
dianalisis. Simchi-Levi dkk (2004) mengartikan teknologi informasi (TI) sebagai
alat-alat, baik berupa perangkat keras maupun perangkat lunak, yang digunakan
untuk mengetahui keberadaan informasi dan menganalisis informasi tersebut
untuk mengambil keputusan yang terbaik bagi ranti pasok. Chopra &
Meindl(2007) mengistilahkan TI sebagai mata dan telinga, bahkan sebagian dari
otak, dari manajemen dalam sebuah rantai pasok yang menangkap dan
menganalisis informasi yang dibuthkan untuk pengambilan keputusan.
Simchi-Levi dkk (2004) mengatakan bahwa tujuan penerapan TI dalam
manajemen rantai pasok adalah:
a Mengumpulkan informasi mengenai sebuah prouk mulai dari produksi
sampai pengiriman dan pembelian dan menyediakan pola pandang bagi
b Menyediakan akses bagi seluruh data dan infromasi yang ada dalam
sistem melalui satu titik kontak (single-point-of-contact). Tujuannya
adalah semua informasi yang tersedia baik untuk pelanggan atau untuk
kebutuhan internal harus dapat diakses dalam satu langkah dan tetap
sama terlepas dari cara untuk mengakses data tersebut baik melalui
telepon, faks atau internet atau siapapun yang membutuhkan data
tersebut.
c Menganalisis, merencanakan dan membuat tradeoff berdasarkan
informasi dari seluruh komponen dalam sebuah rantai pasok
d Kolaborasi dengan partner untuk mengatasi ketidakpastian, antara lain
melalui pembagian informasi, dan mencapai optimasi lobal.
Menurut Simchi-Levi dkk (2004) keempat tujuan tersebut tidak harus
dicapai secara bersamaan dan tidak selalu tergantung satu sama lainnya.
Tujuan-tujuan ini dapat ditarget secara bersamaan dengan tingkat kepentingan yang
tergantung pada industri, ukuran perusahaan, prioritas internal dan pertimbangan
pengembalian investasi.
II.2.3 Internet
Internet berasal dari kata interconnection-networking, merupakan sistem
global daru seluruh jaringan komputer yang saling terhubung satu sama lain
menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani miliaran
pengguna di seluruh dunia.
Menurut segi ilmu pengetahuan, internet adalah sebuah perpustakaan besar
yang didalamnya terdapat miliaran informasi atau data yang dapat berupa teks,
grafik, audio maupun animasi dan lain-lain dalam bentuk media elektronik.
Semua orang bisa berkunjung ke perpustakaan tersebut kapan saja serta dari mana
saja.
Dari segi komunikasi, internet merupakan sebuah sarana yang sangat
efektif dan efesien untuk melakukan pertukaran informasi jarak jauh maupun
jarak dekat, seperti dalam lingkungan pendidikan, lingkungan perusahaan ataupun
II.2.4 Website
Situs web atau sering diangkat dengan istilah situs adalah sejumlah
halaman web yang memiliki topik saling terkait, terkadang disertai pula dengan
berkas-berkas gambar, video maupun animasi. Sebuah situs web biasanya
ditempatkan setidaknya pada sebuah server web yang dapat diakses melalui
jaringan seperti internet, ataupun jaringan wilayah lokal (LAN) melalui alamat
internet yang dikenali dengan sebagai URL.
Gabungan atas semua situs yang dapat diakses public di internet disebut
pula sebagai World Wide Web (WWW). Meskipun setidaknya halaman beranda
situs internet ummnya dapat diakses publik secara bebas, pada prakteknya tidak
semua situs memberikan kebebasan bagi publik untuk mengaksesnya, beberapa
situs web mewajibkan pengunjung untuk melakukan pendaftaran sebagai anggota
untuk dapat mengakses isi yang terdapat dalam situs web tersebut.
Sebuah halaman web merupakan berkas yang ditulis sebagai berkas teks
biasa (plain text) yang diatur dan dikombinasikan sedemikian rupa dengan
instruksi-instruksi berbasis HTML, atau XHTML, kadang-kadang pula disisipi
dengan bahasa skrip. Berkas tersebut kemudian diterjemahkan oleh peramban web
dan ditampilkan seperti layaknya sebuah halaman pada monitor komputer.
Halaman-halaman web tersebut diakses oleh pengguna melalui protokol
komunikasi jaringan yang disebut sebagai HTTP, sebagai tambahan untuk
meningkatkan aspek keamanan dan aspek privasi yang lebih baik, situs web dapat
pula mengimplementasikan mekanisme pengaksesan melalui protokol HTTPS.
II.2.5 PHP
PHP (akronim dari PHP Hypertext PreProcessor) yang merupakan bahasa
pemrograman berbasis web yang memiliki kemampuan untuk memproses data
dinamis.
PHP dikatakan sebagai sebuah server-side embedded script language
artinya sintaks-sintaks dan perintah yang kita berikan akan sepenuhnya dijalankan
dibangun oleh PHP pada umumnya akan memberikan hasil pada web browser,
tetapi prosesnya secara keseluruhan dijalankan di server.
Pada prinsipnya server akan bekerja apabila ada permintaan dari client.
Dalam hal ini client menggunakan kode-kode PHP untuk mengirimkan
permintaan ke server (dapat dilihat pada gambar dibawah). Ketika
menggunakan PHP sebagai server-side embedded script language maka server
akan melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Membaca permintaan dari client/browser
2. Mencari halaman/page di server
3. Melakukan instruksi yang diberikan oleh PHP untuk melakukan
modifikasi pada halaman/page.
4. Mengirim kembali halaman tersebut kepada client melalui internet atau
intranet.
Beberapa alasan mengapa banyak orang menggunakan PHP adalah sebagai
berikut :
1. PHP dapat dijalankan pada platform yang berbeda-beda (Windows, Linux,
Unix, etc.)
2. PHP merupakan web scripting open source
3. PHP mudah dipelajari
4. PHP bersifat embedded. Penulisan script PHP menyatu dengan HTML
sehingga memudahkan dalam pembuatannya.
5. PHP meningkatkan kecepatan dari proses script
6. Life Cycle yang singkat, sehingga PHP selalu up to date mengikuti
perkembangan teknologi internet
7. PHP mempunyai fleksibilitas yang tinggi, menyamai high level
programming language seperti pada bahasa C.
II.2.6 XAMPP
XAMPP merupakan paket PHP dan MySQL berbasis open source, yang
XAMPP mengombinasikan beberapa paket perangkat lunak berbeda ke dalam
satu pake. Sampai XAMPP versi 1.7.3, beberapa paket dibundel adalah sebagai
berikut.
Apache HTTPD, mod_autoindex_color module, FileZilla FTP Server, Mercury Mail Transport Agent, OpenSSL, SQLite, The Webalizer, msmtp (a sendmail compatible SMTP client), MySQL, PrimeBase XT Storage Engine for MySQL, PHP, eAccelerator extension, Xdebug extension, Ming extension, PDFlib Liteextension, PEAR, phpMyAdmin, FPDF Library, ADOdb, Perl, CPAN, PPM, mod_perl, Apache::ASP.
XAMPP menyediakan antar muka control panel tersendiri yang dapat
digunakan untuk menjalankan seluruh layanannya. Pada sistem operasi Windows,
control panel dapat diakses melalui menu [Start] > [Program] > [XAMPP For
Windows] > [XAMPP Control Panel].
Untuk memastikan servis Apache berhasil dijalankan, pada halaman
XAMPP Control Panel Application, klik tombol [Admin]. Makan kita akan
dibawa ke halaman browser pada alamat : http://localhost/.
Setiap web server memiliki stuktur direktori kerja (webroot atau document
root) yang berbeda. Direktori ini difungsikan untuk menyimpan seluruh file
aplikasi web, termasuk dokumen PHP.
Pada web server lokal (tidak di server internet sesungguhnya), seperti
dalam paket XAMPP tersedia sebuah folder kerja dengan nama htdocs. Pada
paket ini, folder kerja tersebut dapat ditemukan dalam folder “xampp’’ (misalkan
di direktori F:\XAMPP), sesuai lokasi dimana disimpannya hasil instalasi.
Dengan meletakkan folder kerja pada direktori htdocs, maka kita dapat
mengaksesnya dengan alamat http://localhost/nama-folder atau menggunakan IP
Address computer kita, misalnya : http://192.168.1.100/nama-folder. Misalkan
nama folder kerjanya adalah “AppSCM”, maka URL yang diakses adalah
http://localhost/appscm/.
II.2.7 MySQL
Mysql adalah sebuah Database Open Source populer di dunia. Penggunaan
nya sebagai database bahasa pemrograman populer seperti PHP dan Java adalah
hal umum. Untuk memudahkan penggunaan Mysql, terdapat Software open
source berbasis GUI, yakni phpmyadmin, yang dapat di download secara gratis di
situs www.phpmyadmin.net. Phpmyadmin ini juga terdapat secara default pada
Xampp (www.apachefriends.org), yaitu software yang membundle apache,php
dan mysql serta Perl, di tambah modul-modul tambahan.
MySQL memiliki beberapa keistimewaan, yaitu:
1. Open Source
2. Portability
3. Multiuser
4. Column types
5. Performance tuning
7. Command and functions
8. Scalability and limits
9. Localisation
10.Struktur table
11.Clients and tools
12.Connectivity
II.2.8 Peramalan
II.2.8.1 Konsep Dasar Peramalan
Peramalan merupakan bagian awal dari suatu proses pengambilan
keputusan. Sebelum dilakukan peramalan harus diketahui terlebih dahulu apa
sebenarnya persoalan dalam pengambilan keputusan itu.
Peramalan adalah pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya permintaan
terhadap satu atau beberapa produk pada periode yang akan datang. Pada
hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan (guess), tetapi dengan
menggunakan teknik-teknik tertentu, maka peramalah menjadi lebih dari sekedar
perkiraan. Peramalan dapat dikatakan sebagai perkiraan yang ilmiah (educated
guess). Setiap pengambilan keputusan yang menyangkut keadaan di masa yang akan datang, maka pasti ada peramalan yang melandasi pengambilan keputusan
tersebut.
Dalam kegiatan produksi, peramalan dilakukan untuk menentukan jumlah
permintaan terhadap suatu produk dan merupakan langkah awal dari proses
perencanaan dan pengendalian produksi. Dalam peramalan ditetapkan jenis
produk apa yang diperlukan (what), jumlahnya (how many), dan kapan
dibutuhkan (when). Tujuan peramalan dalam kegiatan produksi adalah untuk
meredam ketidakpastian, sehingga diperoleh suatu perkiraan yang akan
mendekati keadaan yang sebenarnya.
II.2.8.2 Tujuan Peramalan
Jika dilihat dari segi waktu, tujuan peramalan bisa dilihat sebagai berikut :
Menentukan kuantitas dan waktu dari item dijadikan produksi.
Biasanya bersifat harian ataupun mingguan dan ditentukan oleh Low
Management.
2. Jangka Menengah (Small Term)
Menentukan kuantitas dan waktu dari kapasitas produksi. Biasanya
bersifat bulanan ataupun kuartal dan ditentukan oleh Middle
Management.
3. Jangka Panjang (Long Term)
Merencakanan kuantitas dan waktu dari fasilitah produksi. Biasanya
bersifat tahunan, 5 tahun, 10 tahun, ataupun 20 tahun dan ditentukan
oleh Top Management.
II.2.8.3 Beberapa Sifat Hasil Peramalan
Dalam membuat peramalan atau menerapkan suatu peramalan maka ada
beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu:
1. Ramalan pasti mengandung kesalahan, artinya peramal hanya bisa
mengurangi ketidakpastiaan yang akan terjadi, tetapi tidak dapat
menghilangkan ketidakpastian tersebut.
2. Peramalan seharusnya memberikan informasi tentang beberapa ukuran
kesalahan, artinya karena peramalan pasti mengandung kesalahan,
maka adalah penting bagi peramal untuk menginformasikan seberapa
besar kesalahan yang mungkin terjadi.
3. Peramalan jangka pendek lebih akurat dibandingkan dengan jangka
panjang. Hal ini disebabkan karena pengaruh pada peramalan jangka
pendek, faktor-faktor yang memengaruhi permintaan relative lebih
masih konstan sedangkan makin panjang periode peramalan, maka
semakin besar pula kemungkinan terjadinya perubahan faktor-faktor
yang memengaruhi permintaan.
II.2.8.4 Teknik Peramalan
Peramalan sebenarnya upaya untuk memperkecil resiko yang timbul akibat
pengambilan keputusan dalam suatu perencanaan produksi. Semakin besar
upaya yang dikeluarkan tentu resiko yang dapat dihindari semakin besar pula.
Namun upaya memperkecil resiko tersebut dibatasi oleh biaya yang dikeluarkan
akibat mengupayakan hal tersebut.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan adalah :
1. Horizon peramalan
Ada dua aspek dari horison waktu yang berhubungan dengan
masing-masing metoda peramalan yaitu :
a. Cakupan waktu dimasa yang akan datang
Untuk mana perbedaan dari metoda peramalan yang digunakan
sebaiknya disesuaikan .
b. Jumlah periode untuk mana ramalan diinginkan
Beberapa teknik dan metoda hanya dapat disuaikan untuk peramalan
satu atau dua periode di muka, sedangkan teknik dan metoda lain dapat
dipergunakan untuk peramalan beberapa periode dimasa mendatang.
2. Tingkat ketelitian
Tingkat ketelitian yang dibutuhkan sangat erat hubungannya dengan
tingkat perincian yang dibutuhkan dalam suatu peramalan. Unuk beberapa
pengambilan keputusan mengharapkan variasi atau penyimpangan atas
ramalan yang dilakukan antara 10 persen sampai dengan 15 persen bagi
maksud-maksud yang mereka harapkan, sedangkan untuk hal atau kasus
lain mungkin menganggap bahwa adanya variasi atau penyimpangan atas
ramalan sebesar 5 persen adalah cukup berbahaya.
3. Ketersediaan data
Metode yang dipergunakan sangat besar manfaatnya, apabila dikaitkan
dengan keadaan atau informasi yang ada atau data yang dipunyai. Apabila
dari data yang lalu diketahui adanya pola musiman, maka untuk peramalan
satu tahun ke depan sebaiknya digunakan metode variasi musim. Sedangkan
variable-variable yang saling mempengaruhi, maka sebaiknya dipergunakan metode
Sebab Akibat (causal) atau korelasi (correlation).
4. Bentuk pola data
Salah satu aspek yang paling penting dalam penyeleksian metode
peramalan yang sesuai untuk data runtun waktu adalah untuk
mempertimbangkan perbedaan tipe pola data. Ada empat tipe umum :
horizontal, trend, seasonal, dan cyclical.
Ketika data observasi berubah-ubah sekitar tingkatan atau rata-rata
yang konstan disebut pola horizontal. Tipe ini pada data runtun waktu
disebut stationary dalam rata-rata. Sebagai contoh penjualan tiap bulan
suatu produk tidak meningkat atau menurun secara konsisten pada suatu
waktu dapat dipertimbangkan untuk pola horizontal.
Gambar II.5 pola horizontal.
Ketika data observasi naik atau menurun pada perluasan periode
suatu waktu disebut pola trend.
Ketika data observasi naik dan turun tidak pada periode yang
ditetapkan disebut pola cyclical. Komponen cyclical adalah perubahan
sekitar trend yang biasanya diakibatkan oleh kondisi ekonomi pada
umumnya. Perubahan cyclical sering dipengaruhi oleh perubahan dalam
perluasan dan penyempitan ekonomi, secara umum disebut sebagai siklus
bisnis.
Gambar II.7 pola cyclical
Ketika observasi dipengaruhi oleh faktor musiman disebut pola
seasonal. Komponen seasonal disebut pola perubahan yang mengulang sendiri tahun setelah tahun yang dimaksud. Untuk runtun tiap bulan, ukuran
variabel komponen seasonal runtun tiap Januari, tiap Februari, dan
seterusnya. Untuk runtun tiap triwulan ada elemen empat musim, satu untuk
masing-masing triwulan. Sebagai contoh adalah pola data pembelian buka
baru pada tahun ajaran baru.
Gambar II.8 pola seasonal
5. Biaya
Umumnya ada empat unsur biaya yang tercakup dalam penggunaan
(storage) data, operasi pelaksanaan dan kesempatan penggunaan
teknik-teknik dan metoda lainnya. Adanya perbedaan yang nyata dalam jumlah
biaya, mempunyai pengaruh atas dapat menarik tidaknya penggunaan
metode tertentu untuk sutau keadaan yang dihadapi.
6. Jenis dari Model
Sebagai tambahan perlu diperhatikan anggapan beberapa pola dasar
yang penting dalam data. Banyak metoda peramalan telah menganggap
adanya beberapa model dari keadaan yang diramalkan . Model-model ini
merupakan suatu derat dimana waktu digambarkan sebagai unsur penting
untuk menentukan perubahan-perubahan dalam pola, yang mungkin secara
sistematik dapat dijelaskan dengan analisis regresi atau korelasi. Model
yang lain adalah model sebab akibat atau “causal model”, yang
menggambarkan bahwa ramalan yang dilakukan sangat tergantung pada
terjadinya sejumlah peristiwa yang lain, atau sifatnya merupakan campuran
dari model – model yang telah disebutkan diatas. Model-model tersebut
sangat penting diperhatikan, karena masing-masing model tersebut
mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam analisis keadaan untuk
pengambilan keputusan.
7. Mudah tidaknya penggunaan dan aplikasinya
Satu prinsip umum dalam penggunaan metoda ilmiah dari peramalan
untuk menagement dan analisis adalah metoda – metoda yang dapat
dimengerti dan mudah diaplikasikan yang akan dipergunakan dalam
pengambilan keputusan adan analisa. Prinsip ini didasarkan pada alasan
bahwa, bila seorang manajer atau analisis bertanggung jawab atas keputusan
yang diambilnya atau hasil analisa yang dilakukan, maka ia sudah tentu
tidak menggunakan dasar yang tidak diketahuinya atau tidak diyakininya.
Jadi, sebagai ciri tambahan dari teknik dan metoda peramalan adalah bahwa
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dari keadaan ialah teknik dan
metoda peramalan yang dapat disesuaikan dengan kemampuan dari manager
II.2.8.4.2 Klasifikasi Teknik Peramalan
Dalam sistem peramalan, penggunaan berbagai model peramalan akan
memberikan nilai peramalan yang berbeda dan derajat dari galat peramalan yang
berbeda pula. Salah satu seni dalam melakukan peramalan adalah memilih
model peramalan terbaik yang mampu mengidentifikasi dan menanggapi pola
aktifitas historis dari data yang tersedia.
Pada umumnya peramalan dapat dibedakan dari beberapa segi tergantung
dari cara melihatnya. Apabila dilihat dari sifat penyusunannya mana peramalan
dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
1. Dilihat dari Sifat Penyusunannya
a. Peramalan yang subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas
perasaan atau intuisi dari orang yang menyusunnya. Dalam hal ini
pandangan orang yang menyusunnya sangat menentukan baik
tidaknya hasil ramalan tersebut.
b. Peramalan yang objektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas
data yang relevan pada masa lalu, dengan menggunakan
teknik-teknik dan metode-metode dalam penganalisaannya.
2. Dilihat dari Jangka Waktu Ramalan yang Disusun
a. Peramalan Jangka Pendek, yaitu peramalan yang dilakukan untuk
penyusunan hasil ramalan yang jangka waktunya satu tahun atau
kurang. Peramalan ini digunakan untuk mengambil keputusan
dalam hal perlu tidaknya lembur, penjadwalan kerja, dan lain-lain
keputusan kontrol jangka pendek.
b. Peramalan Jangka Menengah, yaitu peramalan yang dilakukan
untuk penyusunan hasil ramalan yang jangka waktunya satu hingga
lima tahun ke depan Peramalan ini lebih mengkhususkan
dibandingkan peramalan jangka panjang, biasanya digunakan
untuk menentukan aliran kas, perencanaan produksi, dan penentuan
c. Peramalan Jangka Panjang, yaitu peramalan yang dilakukan untuk
penyusunan hasil ramalan yang jangka waktunya lebih dari lima
tahun yang akan datang. Peramalan jangka panjang digunakan
untuk pengambilan keputusan mengenai perencanaan produk dan
perencanaan pasar, pengeluaran biaya perusahaan, studi kelayakan
pabrik, anggaran, purchase order, perencanaan tenaga kerja serta
perencanaan kapasitas kerja.
3. Berdasarkan sifat ramalan yang telah disusun, maka peramalan dapat
dibedakan atas 2 macam, yaitu :
a. Peramalan Kualitatif
Yaitu peramalan yang didasarkan atas kwalitatif pada masa lalu.
Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang yang
menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut
ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi, judgement
atau pendapat, dan pengetahuan serta pengalaman dari
penyusunnya. Biasanya permalan secara kwalitatif ini didasarkan
atas hasil penyelidikan, seperi Delphi,S-curve, analogies dan
penelitian bentuk atau morphological research atau didasarkan atas
ciri – ciri normative seperti decision matrices atau decisions trees.
b. Peramalan Kuantitatif
Yaitu peramalan yang didasarkan atas data kuntitatif pada masa
lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metoda
yang dipergunakan dalam peramalan tersebut. Dengan metoda
yang berbeda akan diperoleh hasil peramalan yang berbeda, adapun
yang perlu diperhatikan dari penggunaan metoda tersebut, adalah
baik tidaknya metoda yang dipergunakan, sangat ditentukan oleh
perbedaan atau penyimpangan antara hasil ramalan dengan
kenyataan yang terjadi. Metoda yang baik adalah metoda yang
mungkin. Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila
terdapat 3 kondisi sebagai berikut :
1 Adanya informasi tentang keadaan yang lain
2 Informasi tersebut dapat dikuantifikasikan dalam bentuk data
3 Dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan
pada masa yang akan datang.
Gambar II.9 Taksonomi Peramalan
II.2.8.5 Beberapa contoh Teknik Peramalan
Berikut adalah pembahasan tentang beberapa teknik peramalan yang akan
digunakan pada penyusunan tugas akhir ini.
II.2.8.5.1 Single Exponential Smoothing
berfluktuasi di sekitar nilai mean yang tetap, tanpa trend atau pola pertumbuhan
yang konsisten. Rumus untuk single exponential smoothing dapat dilihat pada
persamaan 2.1 dibawah ini
Ft+1 = . Dt + (1- ) . Ft (2.1)
dimana :
Ft+1 =periode yang akan diramalkan
Dt = data permintaan aktual pada periode t
= faktor / konstanta pemulusan atau faktor bobot
besar, smoothing yang dilakukan kecil kecil, smoothing yang
dilakukan semakin besar optimum akan meminimumkan MSE,
MAPE.
II.2.8.5.2 Single Moving Average
Metode single moving average menggunakan rata-rata dari semua data
peramalan. Moving average ini lebih digunakan untuk meramalkan periode
selanjutnya. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai peramlan pada single
moving average dapat dilihat dari persamaan 2.2 dimana dari persamaan tersebut
menunjukkan peramalan sebuah moving average dari urutan ke k.
(2.2)
observasi terbaru. Dalam moving average, beban yang diberikan sama untuk
setiap observasi. Setiap data baru dimasukkan dalam rata-rata yang tersedia, dan
data paling awal dibuang. Kecepatan respon terhadap perubahan pola data dasar
menangani trend atau musiman dengan sangat baik, walaupun itu lebih baik
daripada metode simple average.
II.2.8.5.3 Simple Average
Suatu data masa lampau dapat dimuluskan dengan beberapa cara. Tujuan
dari data dimuluskan adalah untuk dapat menggunakan data masa lampau untuk
meramalkan periode-periode berikutnya. Persamaan 2.3 digunakan untuk
merata-rata (menghitung mean) data bagian perlambangan untuk meramalkan
periode selanjutnya.
(2.3)
Metode simple average adalah salah satu teknik yang tepat ketika
kemampuan runtun untuk menjadi ramalan sudah menjadi stabil, dan lingkungan
di dalam runtun pada umumnya tidak berubah. Simple average menggunakan
rata-rata (mean) dari semua observasi-observasi pada periode-periode
sebelumnya yang relevan sebagai ramalan pada periode berikutnya.
II.2.8.6 Evaluasi Hasil Peramalan
Evaluasi hasil peramalan digunakan untuk mengetahui keakuratan hasil
peramalan yang telah dilakukan terhadap data yang sebenarnya. Terdapat
banyak model untuk melakukan perhitungan kesalahan peramalan. Beberapa
metode yang digunakan adalah :
II.2.8.6.1 Root Mean Square Error
Cara yang cukup sering digunakan dalam mengevaluasi hasil peramalan
yaitu dengan menggunakan metode Mean Squared Error (MSE). Dengan
menggunakan MSE, error yang ada menunjukkan sebarapa besar perbedaan
hasil estimasi dengan hasil yang akan diestimasi. Hal ini membuat berbeda
karena adanya keacakan pada data atau karena tidak mengandung estimasi yang
(2.4)
Dimana :
MSE = Mean Square Error
N = Jumlah sampel
yt = nilaiaktual per periode
= nilai hasil ramalan per periode
RMSE merupakan mengakarkan nilai dari MSE yang sudah dicari
sebelumnya. RMSE digunakan untuk mencari keakuratan hasil peramalan
dengan data history dengan menggunakan rumus. Semakin kecil nilai yang
dihasilkan semakin bagus pula hasil peramalan yang dilakukan. Persamaan 2.5
digunakan untuk mencari nilai dai RMSE.
(2.5)
II.2.8.6.2 Mean Absolute Percentage Error
Metode ini melakukan perhitungan perbedaan antara data asli dan data
hasil peramalan. Perbedaan tersebut diabsolutkan, kemudian didapatkan nilai
mean-nya. Suatu model mempunyai kinerja sangat bagus jika nilai MAPE
berada di bawah 10%, dan mempunyai kinerja bagus jika nilai MAPE berada di
antara 10% dan 20%.
Dalam fase peramalan, menggunakan MSE sebagai suatu ukuran ketepatan
juga dapat menimbulkan masalah. Ukuran ini tidak memudahkan perbandingan
antar deret berkala yang berebeda dan untuk selang waktu yang berlainan,
karena MSE merupakan ukuran absolut. Lagi pula, interpertasinya tidak bersifat
intuitif bahkan untuk para spesialis sekalipun, karena ukuran ini menyangkut
penguadratan sederetan nilai.
Alasan yang telah disebutkan di atas dalam hubungan dengan keterbatasan
ukuran alternatif, yang diantaranya menyangkut galat persentase.Tiga ukuran
berikut seing digunakan :
Galat persentase (percentage error)
(2.6)
Nilai tengah Galat Persentase Absolut (Mean Absolut Percentage Error)
(2.7)
Dimana
Xt = Data history atau data aktual pada periode ke - t
Ft = Data hasil ramalan pada periode ke – t
n = Jumlah data yang digunakan
t = periode ke – t
II.2.9 Macromedia Dreamweaver MX
Macromedia Dreamweaver MX adalah sebuah software yang sangat baik untuk mengedit aplikasi dan situs web dengan dukungan yang luas untuk CSS
yang menawarkan cara mendesain dengan dua langkah sekaligus dalam satu
waktu, yaitu design dan coding.
Macromedia Dreamweaver memiliki satu jendela mini yang disebut HTML
source tempat meletakan kode HTML tertulis, setiap akan mendesain website
seperti menulis kata-kata, meletakan gambar, membuat tabel dan proses lainnya,
tag-tag HTML akan ditulis secara langsung megiringi proses pengaturan website.
Artinya, selain untuk design website sekaligus mengenal tag-tag HTML yang
membangun website itu. Ataupun sebaliknya menulis tag-tag dan teks lain di
Mendukung berbagai elemen Flash MX dan elemen HTML dan memiliki
lingkungan design ramping dan pengembangan. Macromedia Dreamweaver
mencakup fungsi validasi di browser yang berbeda dimana kita dapat secara
otomatis memeriksa tag dan aturan-aturan CSS untuk kompabilitas dengan
37
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada waktu hendak merancang suatu sistem hal yang dilakukan terlebih dahulu adalah melakukan analisis dari sistem yang ada untuk mengetahui pokok permasalahan yang dihadapi saat ini dan apa saja kebutuhan dari sistem tersebut. Menganalisis sistem sangat diperlukan supaya sistem yang baru sesuai dengan kebutuhan user dan dapat membantu untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada sistem yang terdahulu.
III.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan
III.1.1Analisis Masalah
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di PD Dedy Kurnia Jaya terdapat beberapa masalah internal perusahaan dan masalah terkait antara para supplier,
pengrajin dan pihak instansi yang bersangkutan yakni PD Dedy Kurnia Jaya.
Beberapa permasalahan yang timbul dalam sistem yang sedang berjalan saat ini adalah sebagai berikut :
1 PD Dedy Kurnia Jaya mempunyai masalah kerja sama bisnis dengan
supplier dan pengrajin yang masih dilakukan dengan bertemu langsung.
Menyebabkan waktu produksi dan pemesanan menjadi lambat, biaya produksi dan transportasi menjadi besar.
2 Persediaan stok di gudang karena ketidakpastian permintaan produk. Kelebihan persediaan menyebabkan biaya penyimpanan menjadi lebih besar dan rentan produk akan rusak apabila terlalu lama disimpan. Sedangkan kekurangan persediaan dapat menyebabkan terjadinya kehabisan stok.
menyebabkan terjadinya pengulangan data yang sama, kesalahan pencatatan nota pembelian, dan kesulitan dalam pembuatan laporan.
III.1.2 Gambaran Prosedur yang Terjadi
PD Dedy Kurnia Jaya mempunyai beberapa prosedur yaitu prosedur pengadaan/pembelian produk, pemesanan bahan baku, dan penjualan bahan baku. Prosedur-prosedur yang terjadi memiliki beberapa istilah yang perlu didefinisikan yakni :
1 Pengrajin
Pengrajin pada prosedur penjualan bahan baku merupakan konsumen bahan baku dari PD Dedy Kurnia Jaya yang dikategorikan sebagai pengrajin biasa. Pengrajin pada prosedur pengadaan produk merupakan supplier produk jadi dari PD Dedy Kurnia jaya yang dikategorikan sebagai pengrajin partner.
2 Supplier
Supplier pada prosedur pengadaan bahan baku merupakan supplier bahan baku untuk PD Dedy Kurnia Jaya.
III.1.2.1 Prosedur Pengadaan Produk Jadi
Untuk prosedur pengadaan produk melibatkan 3 pihak yakni bagian pengadaan produk, pemilik PD Dedy Kurnia Jaya dan pengrajin partner dengan keadaan atau kondisi jika produk yang dipesan pelanggan tidak tersedia di gudang atau jika persediaan digudang menipis. Prosedur pengadaan produk memiliki tahapan proses sebagai berikut :
2. Bagian pengadaan produk mengajukan permohonan atau permintaan ke pemilik.
3. Bila pemilik setuju, maka segera dilakukan pemesanan produk ke pengrajin boneka. Dengan pemilik menyerahkan daftar pemesanan kepada pengrajin partner. Bila tidak disetujui maka bagian pengadaan produk akan membuat daftar kebutuhan lagi untuk diajukan kembali. 4. Setelah produk selesai dibuat, pihak pengrajin boneka mengirim produk
III.1.2.2 Prosedur Pengadaan Bahan Baku
Untuk prosedur pengadaan bahan baku melibatkan 4 pihak yakni bagian pemasaran, pengadaan bahan baku, pemilik dan supplier. Prosedur pemesanan bahan baku memiliki tahapan sebagai berikut :
1. Bagian pengadaan memeriksa persediaan bahan baku. Pengadaan bahan baku dilakukan apabila persediaan kosong atau mencapai batas limit minimum (menipis) dari yang biasa disediakan.
2. Apabila tidak mencukupi sesuai dengan yang dibutuhkan maka akan dilakukan pemesanan bahan baku sesuai dengan yang dibutuhkan dengan membuat perencanaannya. Jika dianggap masih mencukupi maka tidak membuat daftar kebutuhan
3. Kemudian bagian pengadaan bahan baku meminta persetujuan dari pemilik.
4. Bila pemilik setuju, maka segera dilakukan permintaan bahan baku ke supplier bahan baku. Dengan pemilik menyerahkan daftar permintaan kepada supplier bahan baku. Bila tidak disetujui maka bagian pengadaan bahan baku akan membuat daftar kebutuhan lagi untuk diajukan kembali.
5. Lalu menyerahkan daftar-daftar yang dibutuhkan ke supplier.
6. Supplier kemudian menyiapkan bahan baku yang dipesan, lalu
III.1.2.3 Prosedur Penjualan Bahan baku
Untuk prosedur penjualan bahan baku melibatkan pihak pemasaran dan pengrajin biasa. Prosedur pengiriman produk memiliki tahapan sebagai berikut :
1. Pengrajin biasa menghubungi ke bagian pemasaran (marketing) melalui telekomunikasi telepon atau datang langsung ke toko
2. Bagian pemasaran mencatatat pesanannya pada kertas kosong yang telah disiapkan dengan cara tulis tangan.
3. Kemudian catatan disampaikan ke bagian pengadaan bahan baku. 4. Bagian pengadaan akan mengecek ketersediaan bahan baku, bila tidak
tersedia maka akan dibuat informasi bahwa bahan baku kosong dan disampaikan ke pengrajin melalui pemasaran.
5. Bila bahan baku tersedia, maka bagian pengadaan bahan baku membuat faktur untuk penjualan bahan baku dan menyerahkan total yang harus dibayar kepada pengrajin.
6. Pengrajin menyerahkan uang pembayaran dan dicek oleh bagian pemasaran.
III.1.2.4 Deskripsi Tugas
Dari flowmap di atas dapat dilihat bahwa para pelaku mempunya deskripsi tugas masing-masing yaitu:
A. Pemasaran
1. Melakukan pencatatan daftar pesanan pelanggan
2. Membuat dokumen tentang pesanan pelanggan pada form pesanan 3. Melakukan pengiriman produk yang telah dikemas sebelumnya
4. Membuat informasi bahwa produk yang dipesan tidak bisa dipenuhi atau kosong yang akan diberitahukan kepada pelanggan
5. Membuat informasi bahan baku kosong kepada pengrajin biasa. 6. Menerima dan melakukan pembayaran terhadap bahan baku
B. Pengadaan
1. Menerima daftar pesanan pelanggan. 2. Mencari produk yang dipesan di gudang.
3. Apabila produk ada maka segera langsung dilakukan pengemasan produk.
4. Apabila produk tidak ada maka dilakukan pemeriksaan bahan baku di gudang
5. Apabila bahan baku ada maka dilakukan pemesanan produk dengan meminta persetujuan terlebih dahulu kepada pemilik
6. Lalu kemudian apabila pemilik menyetujui permintaan maka segera dilakukan pemesanan produk kepada pengrajin
7. Apabila pemilik tidak menyetujui maka disampaikan ke pemasaran dan membuat informasi bahwa produk kosong atau tidak bisa dipenuhi kepada pelanggan
8. Apabila bahan baku tidak ada maka dilakukan pemesanan bahan baku dengan meminta persetujuan dari pemilik
9. Apabila pemilik menyetujui maka dilakukan pembelanjaan bahan baku 10.Menerima produk yang telah jadi dari pengrajin partner.