• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPENSASI, PEKERJAAN ITU SENDIRI, REKAN KERJA DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. EURO DESIGN SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMPENSASI, PEKERJAAN ITU SENDIRI, REKAN KERJA DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. EURO DESIGN SEMARANG"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH KOMPENSASI, PEKERJAAN ITU

SENDIRI, REKAN KERJA DAN KEPEMIMPINAN

TERHADAP KEPUASAAN KERJA KARYAWAN

BAGIAN PRODUKSI PT. EURO DESIGN SEMARANG

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang

oleh :

Miftah Fajar Muwafik 7350406587

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada:

Hari :……….

Tanggal :………..

Yang mengajukan

Miftah Fajar Muwafik NIM. 735406587 Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ketut Sudarma, M.M. Drs. Marimin, M.Pd

NIP.195211151978031002 NIP. 195202281980031003

Mengetahui:

a/n Ketua Jurusan Manajemen

(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang Panitia Ujian Skripsi Program Studi Manajemen Sumber Daya Manusia Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, pada :

Hari :……….

Tanggal :………..

Penguji Skripsi

Sri Wartini, SE, MM NIP.195209162005012001

Menyetujui,

Penguji/Pembimbing I Penguji/Pembimbing II

Dr. Ketut Sudarma, M.M. Drs.Marimin,M.Pd NIP.195211151978031002 NIP.195202281980031003

Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi

(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Saya siap menanggung sanksi apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran terhadap kode etik ilmiah atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian skripsi ini.

Semarang, 2013

Miftah Fajar Muwafik

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Sebab sesungguhnya sehabis

kesulitan ada kemudahan (Al Insyirah:5).

“belajarlah untuk tidak menjadi

orang sukses tetapi menjadi

orang yang berharga.” (albert Einstein)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk : 1. Bapak, ibu (almarhum), Saudarku dan

teman temanku tersayang yang selalu

memberiku dukungan, doa dan kasih

sayang kepadaku.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Kompensasi, Pekerjaan Itu Sendiri, Rekan Kerja dan Penyelia Terhadap kepuasan kerja Karyawan Bagian Produksi PT. EURO DESIGN Semarang”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat tersusun. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1) Prof.Dr. Fatur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

2) Dr. S. Martono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi.

3) Drs. Sugiharto, M.Si., Ketua Jurusan Manajemen Universitas Negeri Semarang telah memberikan bimbingan, saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

4) Dra. Palupiningdyah, Sekertaris Jurusan manajemen Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian untuk penyusunan skripsi ini. 5) Dr. Ketut Sudarma, M.M. sebagai dosen pembimbing I yang telah

(7)

vii

6) Drs. Marimin, M.Pd, sebagai dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

7) Bapak Bambang Wahyudi M, S.E. selaku kepala bagian produksi PT Euro Design Semarang yang telah memberikan ijin penelitian untuk penyusunan skripsi ini.

8) Seluruh staf dan dosen pengajar jurusan Manajemen yang telah memberikan banyak ilmu selama mengikuti perkuliahan.

9) Semua pihak yang telah membantu tersusunnya skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga segala kebaikan Bapak/Ibu dan Rekan-rekan semua mendapat balasan dari Allah SWT. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua pihak.

Semarang, 2013

(8)

viii

SARI

Muwafik, Miftah Fajar 2013. Pengaruh Kompensasi, Pekerjaan Itu Sendiri, Rekan Kerja, dan Penyelia Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bagian Produksi PT EURO Design Semarang. Skripsi. Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.

Kata Kunci: Kompensasi, Pekerjaan Itu Sendiri, Rekan Kerja, Penyelia, Kepuasan Kerja

Keberhasilan perusahaan ditentukan oleh banyak faktor, baik faktor intern maupun faktor ekstern. Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari manajemen dalam diri perusahaan itu sendiri, seperti : kompensasi yang diberikan kepada karyawan, pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan, hubungan antar karyawan dan hubungan antara karyawan dengan pimpinan. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah: Apakah kompensasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan? Apakah pekerjaan itu sendiri berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan bagian produksi PT. EURO DESIGN Semarang? Apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan bagian produksi PT. EURO DESIGN Semarang? Apakah rekan kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan bagian produksi PT. EURO DESIGN Semarang? Apakah kompensasi, pekerjaan itu sendiri, rekan kerja dan kepemimpinan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan bagian produksi PT. EURO DESIGN Semarang?

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah karyawan bagian produksi PT. EURO DESIGN Semarang berjumlah 180 orang Variabel yang diteliti yaitu kompensasi, pekerjaan itu sendiri, rekan kerja dan kepemimpinn. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner. Instrumen yang disusun kemudian diuji validitas menggunakan rumus product moment dan reliabilitas menggunakan rumus alpha. Analisis menggunakan deskriptif persentase dan analisis regresi berganda yang sebelumnya telah diuji terlebih dahulu dengan uji asumsi klasik berupa uji normalitas, multikolinieritas dan heteroskedastisitas.

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diperoleh persamaan adalah Y = 10,446 + 0,038 X1 + 0,063 X2 +0,053 X3 + 0,066 X4.Uji keberartian persamaan

regresi menggunakan uji F, berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Fhitung =

66.110 dengan probabilitas 0,000 < 0,05. Besarnya pengaruh kompensasi, pekerjaan, rekan kerja, dan kepemimpinan terhadap kepuasan kerja secara simultan adalah 67.7%.

(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

SARI ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1. 1 Latar Belakang Masalah ... 1

1. 2 Rumusan Masalah ... 8

1. 3 Tujuan Penelitian ... 8

1. 4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II. LANDASAN TEORI ... 11

2.1 Kepuasan Kerja ... 13

2.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja ... 14

2.1.2 Indikator Kepuasan Kerja ... 14

(10)

x

2.2.1 ... Jenis

Kompensasi ... 18

2.3 Pekerjaan Itu Sendiri ... 22

2.4 Rekan Kerja ... 25

2.5 Kepemimpinan ... 29

2.6 Hasil Penelitian Terdahulu ... 35

2.7 Kerangka Berfikir... 35

2.8 Hipotesis ... 39

BAB III. METODE PENELITIAN ... 40

3.1 Subjek Penelitian ... 40

3.1.1 Populasi Penelitian ... 40

3.1.2 Sampel ... 40

3.2 Variabel Penelitian ... 42

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 46

3.4 Uji Validitas dan Reabilitas ... 47

3.4.1 Uji Validitas ... 47

3.4.2 Uji Reliabilitas ... 50

3.5 Metode Analisis Data ... 51

3.5.1 Metode Analisis Deskriptif Presentase ... 52

3.5.2 Uji Asumsi Klasik ... 53

3.5.3 Analisis Regresi Liner Berganda ... 55

(11)

xi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 59

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 59

4.1.2 Karakteristik Responden ... 60

4.2 Hasil Penelitian ... 62

4.2.1 Deskripsi Variabel Kompensasi ... 62

4.2.2 Deskripsi Variabel Pekerjaan Itu Sendiri ... 68

4.2.3 Deskripsi Variabel Rekan Kerja ... 76

4.2.1 Deskripsi Variabel Kepemimpinan... 84

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 98

4.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 103

4.5 Uji Hipotesis ... 106

4.6 Pembahasan ... 109

BAB V PENUTUP ... 115

5. 1. Simpulan ... 115

5. 2. Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 118

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rekap Absensi Karyawan Bagian Produksi Tahun 2010 ... 7

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 34

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Karyawan Unit-Bagian Produksi PT EURO Design Bulan Desember 2010 ... 39

Tabel 3.2 Distribusi Sampel ... 40

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas ... 48

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 51

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Penelitian ... 60

Tabel 4.2 Deskripsi Presentase Variabel Kompensasi ... 63

Tabel 4.3 Kriteria Variabel Kompensasi ... 64

Tabel 4.4 Deskripsi Presentase Indikator Gaji ... 65

Tabel 4.5 Kriteria Indikator Gaji ... 65

Tabel 4.6 Deskripsi Indikator Insentif ... 66

Tabel 4.7 Kriteria Indikator Insentif ... 67

Tabel 4.8 Deskripsi Indikator Tunjangan... 67

Tabel 4.9 Kriteria Indikator Tunjangan ... 68

Tabel 4.10 Deskripsi Presentase Variabel Pekerjaan Itu Sendiri ... 69

Tabel 4.11 Kriteria Variabel Pekerjaan Itu Sendiri ... 70

Tabel 4.12 Deskripsi Indikator Keberartian Kerja ... 71

Tabel 4.13 Kriteria Indikator Keberartian Kerja ... 72

(13)

xiii

Tabel 4.15 Kriteria Indikator Tanggung Jawab Terhadap Hasil Kerja ... 73

Tabel 4.16 Deskripsi Indikator Pengetahuan Tentang Hasil Kerja ... 74

Tabel 4.17 Kriteria Indikator Pengetahuan Tentang Hasil Kerja ... 75

Tabel 4.18 Deskripsi Presentase Variabel Rekan Kerja... 76

Tabel 4.19 Kriteria Variabel Rekan Kerja ... 77

Tabel 4.20 Deskripsi Indikator Kompetisi yang Sehat ... 78

Tabel 4.21 Kriteria Indikator Kompetisi yang Sehat ... 79

Tabel 4.22 Deskripsi indikator Karyawan Saling Menghormati ... 80

Tabel 4.23 Kriteria Indikator Karyawan Saling Menghormati ... 80

Tabel 4.24 Deskripsi indikator Kerjasama Karyawan ... 81

Tabel 4.25 Kriteria Indikator Kerjasama Karyawan ... 82

Tabel 4.26 Deskripsi indikator Suasana Kekeluargaan ... 83

Tabel 4.27 Kriteria Indikator Suasana Kekeluargaan ... 83

Tabel 4.28 Deskripsi Presentase Variabel Kepemimpinan ... 84

Tabel 4.29 Kriteria Variabel Kepemimpinan ... 85

Tabel 4.30 Deskripsi indikator Pimpinan yang Menyenangkan ... 86

Tabel 4.31 Kriteria Indikator Pimpinan yang Menyenangkan ... 86

Tabel 4.32 Deskripsi indikator Pimpinan Adil ... 87

Tabel 4.33 Kriteria Indikator Pimpinan Adil ... 88

Tabel 4.34 Deskripsi Indikator Pimpinan Mau Menjalin Hubungan ... 88

Tabel 4.35 Kriteria Indikator Pimpinan Mau Menjalin Hubungan ... 89

Tabel 4.36 Deskripsi Indikator Pimpinan Dapat Bekerja Sama ... 90

(14)

xiv

Tabel 4.38 Deskripsi Presentase Variabel Kepuasan Kerja ... 92

Tabel 4.39 Kriteria Variabel Kepuasan Kerja ... 93

Tabel 4.40 Deskripsi Indikator Kedisiplinan ... 94

Tabel 4.41 Kriteria Indikator Kedisiplinan ... 94

Tabel 4.42 Deskripsi Indikator Moral Kerja ... 95

Tabel 4.43 Kriteria Indikator Moral Kerja ... 96

Tabel 4.44 Deskripsi Indikator Turnover ... 96

Tabel 4.45 Kriteria Indikator Turnover ... 97

Tabel 4.46 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Penelitian ... 99

Tabel 4.47 Uji Multikolinieritas Variabel Bebas Dalam Penelitian ... 101

Tabel 4.48 Uji Glejer... 103

Tabel 4.49 Analisis Regresi ... 104

Tabel 4.50 Uji Parsial ... 106

Tabel 4.51 Uji f Simultan ... 108

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 121

Lampiran 2 Tabel Perhitungan Validitas dan Reliabilitas ... 128

Lampiran 3 Tabulasi Data Instrumen ... 129

Lampiran 4 Output SPSS Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 132

(17)

1

1.1. Latar Belakang

Dunia usaha senantiasa mengalami kemajuan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan faktor pendukung bagi kemajuan dunia usaha. Persaingan tidak hanya terjadi antar perusahaan lokal, tetapi juga terjadi antara perusahaan lokal dengan perusahaan asing. Oleh karena itu setiap perusahaan harus memiliki stabilitas yang tinggi agar perusahaan senantiasa dalam keadaan yang baik. Untuk menjaga stabilitas tersebut, perusahaan harus senantiasa melakukan perbaikan-perbaikan sesuai dengan kebutuhannya. Perbaikan-perbaikan dalam suatu perusahaan harus direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan dan dikontrol dengan baik. Fungsi tersebut merupakan fungsi yang dilaksankan oleh manajemen perusahaan.

Sistem manajemen dalam suatu perusahaan merupakan pusat dari seluruh kebijakan yang akan dilaksanakan oleh perusahaan. Melalui sistem manajemen yang baik, suatu perusahaan akan dapat merencanakan program, mengorganisasikan setiap bagian organisasi, melaksanakan program yang telah direncanakan serta mengendalikannya agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Untuk mencapai tujuannya, perusahaan harus mampu mengelola dengan baik setiap unsur internal maupun unsur eksternalnya.

(18)

perusahaan. Stabilitas usaha perusahaan dapat terjadi apabila terdapat kondusifitas hubungan antara perusahaan dengan pihak intern maupun ekstern. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menjaga stabilitas intern perusahaan dapat dilakukan dengan menjaga kepuasan kerja karyawan.

Kepuasan kerja karyawan merupakan sikap seorang karyawan terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja dirasakan setelah karyawan membandingkan antara apa yang diharapkan dengan perolehan dari hasil kerjanya dengan apa yang sebenarnya dia peroleh dari hasil kerjanya (Sopiah, 2008: 171). Adanya kepuasan kerja yang tinggi akan menjadikan karyawan memberikan kinerja yang maksimal kepada perusahaan. Ketika karyawan memperoleh kepuasan kerja, karyawan akan berupaya untuk menyelesaikan tugas dan kewajibannya dengan baik sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Jika perusahaan mampu meningkatkan kepuasan kerja karyawan, maka

perusahaan akan memperoleh banyak keuntungan. Keuntungan tersebut adalah

penyelesaian pekerjaan yang lebih cepat, berkurangnya resiko kerugian, minimalisasi

kemangkiran dan pengunduran diri karyawan.

(19)

yang positif seperti sanjungan dan promosi jabatan. Karyawan yang tidak memiliki kepuasan kerja akan mengalami beberapa hal yang bersifat negatif dan merugikan perusahaan seperti semangat kerja yang rendah, cepat lelah dan bosan, emosional, sering mangkir, dan melakukan kesibukan yang tidak berhubungan dengan tugas yang diberikan.

Menurut Hasibuan (2003: 202), kepuasan kerja karyawan pada suatu perusahaan dapat diketahui dari tingkat kedisiplinan, moral kerja, dan pergantian atau

keluar masuknya karyawan (turnover) pada perusahaan tersebut. Apabila absensi,

moral kerja dan pergantian atau keluar masuknya karyawan (turnover) kecil maka

kepuasan kerja karyawan dalam keadaan relatif baik. Sedangkan jika absensi, moral

kerja dan pergantian atau keluar masuknya karyawan (turnover) relatif besar, hal ini

mengindikasikan bahwa kepuasan kerja karyawan di perusahaan mengalami

penurunan. Penurunan kepuasan kerja karyawan tersebut akan berpengaruh negatif

terhadap stabilitas perusahaan.

Agar suatu perusahaan tetap stabil, maka perusahaan harus mampu meningkatkan kepuasan karyawan. Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan kepuasan karyawan. Menurut Luthan (2006:243), untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan, perusahaan dapat menerapkan beberapa kebijakan yang berkaitan dengan kompensasi, pekerjaan itu sendiri, kesempatan promosi, rekan kerja dan kepemimpinan.

(20)

kompensasi yang diterima. Jika kompensasi yang diterima tidak sesuai dengan harapan karyaan, maka karyaan cenderung tidak melakukan pekerjaannya secara maksimal. Panudju (2009) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh posititf antara kompensasi terhadap kepuasan keja karyawan.

Selain kompensasi, tugas yang diberikan kepada karyawan juga mempengaruhi tingkat kepuasan karyawan Karyawan cenderung menyukai pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya. Kesesuaian tersebut akan memberikan kemudahan untuk karyawan dalam melaksanakan tugas. Melalui berbagai kemudahan yang diperoleh karyawan, hal ini akan memberikan peluang lebih besar bagi karyawan untuk memenuhi target yang telah ditetapkan. Sehingga karyawan akan merasa puas dengan hasil pekerjaannya.

Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, karyawan senantiasa berinteraksi dengan rekan-rekannya. Interaksi yang dilakukan karyawan dapat terjadi terkait dengan tugas yang dilaksanakan maupun interaksi sosial yang tidak berhubungan dengan tugas dan pekerjaan karyawan. Adanya interaksi yang baik antara karyawan satu dengan yang lain akan memudahkan penyelesaian tugas. Adanya interaksi yang baik antar karyawan akan memudahkan karyawan untuk saling bekerjasama. Oleh karena itu, dibutuhkan suasana kondusif dalam suatu perusahaan agar tercipta interaksi karyawan yang mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Suasana kerja yang mendukung akan menciptakan kepuasan karyawan karena karyawan merasa nyaman dalam melaksanakan tugasnya.

(21)

bersifat formal maupun informal. Melalui pendekatan yang yang dilakukannya, seorang pemimpin akan mendapatkan respon dari karyawannya dengan sikap penerimaan maupun penolakan baik secara langsung dengan menolak perintah atasan, maupun secara tidak langsung melalui kurang maksimalnya karyawan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Sikap pemimpin dalam memberikan penghargaan terhadap hasil kerja karyawan akan mempengaruhi tingkat kepuasan karyawan terhadap hasil kerjanya.

PT. EURO DESIGN merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri meubel eksport khususnya memproduksi almari dan ranjang tidur. Produk tersebut diekspor ke Amerika Serikat dan diterima oleh perusahaan penjualan yang bernama Arhausfurniture. Usaha yang dilakukan PT. EURO DESIGN dalam membina kepuasan kerja dan kesejahteraan dari karyawannya yaitu, perusahaan memberikan program kompensasi yang berupa: gaji sesuai UMR, jamsostek, tunjangan hari raya, pinjaman koperasi, upah lembur dan bonus absensi yang diberikan oleh perusahaan untuk karyawan bagian produksinya.

(22)

yang bergerak dalam bidang maufaktur. PT. EURO DESIGN mengkhususkan diri dalam produksi yang didesain khusus untuk kebutuhan furniture jenis indoor. Produk PT. EURO DESIGN diciptakan melalui kombinasi teknologi produksi modern, bahan dasar pilihan dan diukir dengan sentuhan unik pengrajin tradisional. PT. EURO DESIGN beralamat di Jl. Tambakaji Raya No 2 Semarang. Pangsa pasar utama PT. EURO DESIGN meliputi negara-negara di Eropa dan Amerika Utara. Setiap organisasi membutuhkan pembagian dan pendelegasian tugas yang jelas kepada karyawan dalam melaksanakan aktifitasnya (Handoko, 2000:224). Pembagian tugas tersebut akan mempermudah dalam pencapaian tujuan organisasi karena setiap bagian organisasi melaksanakan tugasnya secara khusus tanpa dibebani beban tugas ganda yang membutuhkan keahlian yang berbeda. Struktur organisasi pada PT. EURO DESIGN ditujukan agar terdapat spesialisasi pelaksanaan tugas sehingga diperoleh efisiensi dan efektifitas kerja perusahaan.

(23)

kerja sangat mempengaruhi loyalitas karyawan, oleh karena itu keluarnya karyawan bagian produksi pada PT. EURO DESIGN mengindikasikan bahwa karyawan tesebut kurang memperoleh kepuasan kerja. Adapun rekapitulasi absensi karyawan PT. EURO DESIGN tahun 2010 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Rekap Absensi Karyawan Bagian Produksi Tahun 2010

Unit

Produksi

Karyawan Absen dalam Bulan, Tahun 2010

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Roughmil 4 2 2 1 - 1 1 5 3 4 - 2

Panelfeneer 1 1 - 2 - - 1 4 1 - 1 1

Assembling 2 2 4 1 - - - - 2 1 1 1

Finising 2 - - - 3 1 1 - - 4 - -

Packing 5 2 - - 3 1 - - - - 1 -

Sumber : PT. EURO DESIGN tahun 2010

Berdasarkan data observasi awal pada PT. EURO DESIGN serta latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kompensasi, Pekerjaan Itu Sendiri, Rekan Kerja dan Kepemimpinan Terhadap kepuasan kerja Karyawan Bagian Produksi PT. EURO DESIGN Semarang ”. Tidak dijadikannya promosi karyawan sebagai variabel bebas dalam penelitian karena PT. EURO DESIGN Semarang tidak memberlakukan kebijakan adanya promosi karyawan pada bagian produksi.

1.2. Rumusan Masalah

(24)

1. Apakah ada pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan bagian produksi PT. EURO DESIGN Semarang?

2. Apakah ada pengaruh pekerjaan itu sendiri terhadap kepuasan kerja karyawan bagian produksi PT. EURO DESIGN Semarang?

3. Apakah ada pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan bagian produksi PT. EURO DESIGN Semarang?

4. Apakah ada pengaruh rekan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan bagian produksi PT. EURO DESIGN Semarang?

5. Apakah ada pengaruh kompensasi, pekerjaan itu sendiri, rekan kerja dan kepemimpinan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan bagian produksi PT. EURO DESIGN Semarang?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh kompensasi terhadap kepuasan karyawan pada PT. Euro Design Semarang.

2. Untuk mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan karyawan pada PT. Euro Design Semarang.

3. Untuk mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh pekerjaan itu sendiri terhadap kepuasan karyawan pada PT. Euro Design Semarang.

(25)

5. Untuk mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh kompensasi, kepemimpinan, pekerjaan itu sendiri dan rekan kerja terhadap kepuasan karyawan pada PT. Euro Design Semarang.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna : a. Manfaat Teoritis

Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang pengaruh kompensasi, pekerjaan, rekan kerja, dan kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan bagian produksi, serta dapat digunakan sebagai bahan acuan di bidang penelitian yang sejenis.

b. Manfaat Praktis 1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukan terhadap kebijakan yang akan diambil sehingga dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan bagian produksi PT. EURO DESIGN Semarang.

2. Bagi Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan bacaan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang manajemen sumber daya manusia, khususnya yang berhubungan dengan kompensasi, pekerjaan itu sendiri, rekan kerja, kepemimpinan dan kepuasan kerja karyawan.

3. Bagi Peneliti

(26)

10

Dalam organisasi industri, dikenal berbagai sumber daya yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi seperti manusia atau tenaga kerja, material, mesin, metode, uang dan pasar. Sebelum ilmu pengetahuan maupun teknologi berkembang dengan pesat, terutama manajemen, para pekerja dipandang sebagai alat produksi semata. Namun akhir-akhir ini, pekerja telah dipandang sebagai sumber daya yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian khusus serta mendalam. Bagaimanapun baiknya organisasi, lengkapnya sarana dan fasilitas kerja, semuanya tidak akan mempunyai arti tanpa adanya manusia yang mengatur, menggunakan dan memeliharanya. Oleh karena itu, kalangan bisnis memasukan ”departemen personalia” dalam organisasi mereka

(Dessler, 2006:10).

(27)

organisasi merupakan fokus utama manajemen sumber daya manusia dalam perusahaan (Luthan, 2006:243).

Kondisi kepuasan kerja yang rendah dapat menyebabkan karyawan bosan dengan tugas-tugasnya, cepat atau lambat tidak dapat diandalkan, menjadi mangkir serta prestasi kerjanya buruk. Apabila karyawan merasa tidak puas, konsekuensinya, karyawan akan berpikir untuk berhenti bekerja, mengevaluasi perlunya mencari pekerjaan baru dan mengevalusi kerugian-kerugian apabila berhenti dari pekerjaan, berniat untuk mencari alternatif pekerjaan lain, sampai pada akhirnya mengambil tindakan untuk berhenti dari pekerjaan mereka (Hasibuan, 2003:2002).

(28)

2.1.1. Pengertian Kepuasan Kerja

Lock (dalam Luthans, 2006:243) mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu ungkapan emosional yang bersifat positif atau menyenangkan sebagai hasil dari penilaian terhadap suatu pekerjaan atau pengalaman kerja. Menurut Robbins (1996) dalam Sopiah (2008:170) kepuasan kerja merupakan sikap umum seorang karyawan terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja dirasakan karyawan setelah karyawan tersebut membandingkan antara apa yang dia harapkan akan dia peroleh dari hasil kerjanya dengan apa yang sebenarnya dia peroleh dari hasil kerjanya (Sopiah, 2008: 171). Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah suatu keadaan perasaan yang menyenangkan atas pekerjaannya yang dipengaruhi oleh berbagai faktor.

(29)

hukuman, tugas-tugas serta dimensi lain dari pegawai terhadap pegawai lain (Sulistiyani dan Rosidah, 2003: 192). Pimpinan harus senantiasa memonitor kepuasan kerja, karena hal itu mempengaruhi tingkat absensi, perputaran tenaga kerja, semangat kerja, keluhan-keluhan dan masalah-masalah lainnya.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan merupakan ungkapan emosional karyawan sebagai hasil perbandingan antara penghargaan yang diterima karyawan dengan harapan karyawan atas pekerjaan yang dilakukan.

2.1.2. Indikator Kepuasan Kerja

Menurut Hasibuan (2001: 202), untuk mengukur kepuasan kerja karyawan dapat dilakukan melalui beberapa aspek yaitu:

1) Kedisiplinan

Kedisiplinan merupakan suatu keharusan dan perlu dimiliki oleh setiap karyawan dalam bekerja. Menurut Malthis dan Jackson (2006 : 511), disiplin kerja adalah bentuk pelatihan yang menjalankan peraturan-peraturan organisasional. Siagian (2003 : 305) mengartikan disiplin sebagai tindakan manajemen untuk mendorong para anggota organisasi memilih tuntutan berbagai ketentuan tersebut. Menurut Handoko (2001 : 208), disiplin merupakan kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional.

(30)

kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua perutran perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan karyawan merupakan kesadaran dan kesediaan karyawan dalam mentaati semua peraturan perusahaan.

2) Moral kerja

Moral kerja merupakan suatu perasaan bertanggung jawab karyawan atas pekerjaannya sehingga akan berpengaruh terhadap hasil pekerjaan dari karyawan tersebut. Karyawan yang memilki moral kerja rendah cenderung memiliki hasil pekerjaanya yang kurang maksimal, begitu juga sebaliknya karyawan yang memiliki moral kerja tinggi akan memiliki hasil pekerjaannya yang lebih maksimal.

(31)

mempengaruhi secara timbal balik. Berkaitan dengan sikap, Gibson selanjutnya mengungkapkan teori Rosenberg (1960) yang menyatakan bahwa sikap terdiri dari komponen-komponen: kognisi, afeksi, dan perilaku. Komponen kognisi bertautan dengan proses berpikir dengan tekanan khusus pada rasionalitas dan logika. Komponen afeksi merupakan komponen emosional atau perasaan (feeling). Sedangkan komponen perilaku berhubungan dengan kecenderungan seseorang untuk bertindak menghadapi sesuatu dengan cara tertentu.

Jadi moral kerja bisa dikatakan sebagai keterlibatan atau kepedulian, minat dan antusiasme pekerja untuk melakukan pekerjaan mereka.

3) Turnover

Turnover yaitu tingkat pergantian atau keluar masuknya karyawan pada suatu

perusahaan. Pada umumnya apabila seorang karyawan kurang memiliki kepuasan dalam bekerja pada suatu perusahaan, maka karyawan tersebut akan memiliki keinginan untuk keluar dari perusahaan tersebut. Tidak adanya titik temu antara perusahaan dengan karyawan menimbulkan ketidakpuasan pada salah satu pihak, sebagai akibatnya perputaran karyawan (labour turnover) tidak dapat dihindarkan (Handoko, 2001:197). Perusahaan bisa mengharapkan bahwa bila kepuasan kerja karyawan meningkat maka tingkat absensi dan turnover karyawan dari perusahaan kecil, begitu juga sebaliknya (Handoko, 2001:197).

2.2. Kompensasi

(32)

kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi (Panggabean, 2004: 75).

Tujuan utama pemberian kompensasi yaitu untuk menarik pegawai yang berkualitas, mempertahankan, memotivasi dan membangun komitmen karyawan (Hariandja, 2002:245). Dari kedua pngertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kompensasi merupakan balas jasa yang diberikan oleh organisasi / perusahaan kepada karyawan, yang dapat bersifat finansial maupun non finansial, pada periode yang tetap. Sistem kompensasi yang baik akan mampu memberikan kepuasan bagi karyawan dan memungkinkan perusahaan memperoleh, mempekerjakan, dan mempertahankan karyawan.

Pada saat dikelola dengan benar kompensasi membantu organisasi mencapai tujuan-tujuannya dan memperoleh, memelihara serta mempertahankan tenega kerja yang produktif. Dalam teori neoklasik menyatakan bahwa karyawan memperoleh upah senilai dengan pertambahan hasil marginalnya. Upah berfungsi sebagai imbalan atas usaha kerja yang diberikan seseorang tersebut kepada pengusaha (Sumarsono, 2003 dalam Mutiara S.P 2004: 103)

Menurut Handoko (2000: 155), bila kompensasi diberikan secara benar, para keryawan akan lebih terpuaskan dan termotivasi untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi. Sebaliknya bila karyawan memandang kompensasi mereka tidak memadai, prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja bisa turun secara drastis.

(33)

diberikan, tetapi juga mempunyai fungsi social dan fungsi insentif yaitu sebagai pendorong bagi pekerja untuk bekerja lebihn produktif.

2.2.1. Jenis Kompensasi

Pada dasarnya kompensasi dapat dikelompokan ke dalam dua kelompok, yaitu kompensasi financial dan kompensasi non finansial atau bukan finansial. Selanjutnya kompensasi finansial ada yang langsung dan ada yang tidak langsung. Sedangkan kompensasi non finansial dapat berupa pekerjaan dan lingkungan pekerjaan (Panggabean, 2004: 77). Kompensasi finansial langsung terdiri atas gaji, upah, dan insentif(komisi dan bonus). Kompensasi finansial tidak langsung dapat berupa berbagai fasilitas dan tunjangan.

1). Kompensasi Finansial Langsung a). Gaji

(34)

pemberian gaji merupakan komponen-komponen biaya yang paling besar dan penting bagi perusahaan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gaji adalah imbalan jasa berupa uang yang dibayarkan tiap minggu, tiap bulan atau tiap tahun. Arti penting gaji menghendaki penentuannya harus dilakukan dengan baik agar fungsional sebagai alat untuk memotivasi karyawan dalam meningkatkan kinerjanya.

b). Upah

Upah merupakan imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada para pekerja berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang diberikan. Jadi tidak seperti gaji yang jumlahnya relatif tetap, besarnya upah dapat berubah-ubah. Pada dasarnya gaji atau upah diberikan untuk menarik calon pegawai agar mau masuk menjadi karyawan.

c). Insentif

Insentif merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan karena kinerjanya melebihi standar yang telah ditentukan. Dengan mengasumsikan bahwa uang dapat digunakan untuk mendorong karyawan bekerja lebih giat lagi, maka mereka yang produktif lebih menyukai gajinya dibayarkan berdasarkan hasil kerja. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk menentukan standar yang tepat. Tidak terlau mudah untuk dicapai dan juga tidak terlalu sulit. Standar yang tetrlalu mudah tentunya tidak menguntungkan bagi perusahaan, sedangkan yang terlalu sulit akan menyebabkan karyawan frustasi.

(35)

Kompensasi tidak langsung merupakan kompensasi tambahan yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan terhadap semua karyawan dalam usaha meningkatkan kesejahteraan para karyawan. Kompensasi tidak langsung ini dapat berupa tunjangan.

Tunjangan dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Samsudin, 2006, dalam buku Malayu Hasibuan 2003:136-138)

a) Tunjangan Upah Suplemental

Tunjangan upah suplemental adalah tunjangan bagi waktu tidak aktif bekerja. Tunjangan ini mencakup asuransi, upah cuti dan liburan, upah sakit dan uang pesangon.

b) Tunjangan Asuransi

Tunjangan ini biasanya dalam bentuk asuransi jiwa, asuransi perawatan rumah sakit dan asuransi cacat. Biaya tunjangan asuransi ini dapat dikendalikan dengan cara :

a. Menyaring karyawan yang cenderung mendapat kecelakaan dan nmengurangi kondisi yang menyebabkan kecelakaan dalam fasilitas perusahaan

b. Mengurangi kecelakaan dan masalah kesehatan yang memicu tuntutan, misalnya dengan melembagakan keselamatan efektif dan program kesehatan dengan menggunakan standar pemerintah.

c. Melembagakan lembaga rehabilitas untuk karyawan yang mendapat kecelakaan sehingga mereka dapat kembali bekerja.

(36)

Tunjangan pensiun yang dimaksud disini adalah jaminan sosial dan pensiun atau tunjangan ahli waris. Tunjangan pensiun yang diberikan kepada karyawan merupakan suatu bentuk peghargaan orgnisasi kepada pegawai/karyawan. Dengan adanya tunjangan pensiun, karyawan tidak akan mengalami kekhawatiran ketika telah purna tugas. Tunjangan pension memiliki dua pengaruh penting yaitu adanya ketenangan karyawawan/pegawai tentang adanya jaminan masa tuanya dan adanya motivasi yang di miliki karyawan/pegawai untuk melaksanakan tugs dengan sebaik-baiknya guna meminimalisir adanya pemutusan hubungan kerja secara sepihak oleh yang berwenang sehingga karyawan/pegawai tersebut kehilangan hak-haknya sebagai karyawan sekaligus kehilangan jaminan masa tuanya.

d) Tunjangan Jasa atau Tunjangan Pelayanan Pegawai

Pada umumnya menyediakan suatu jajaran pelayanan fasilitas bagi karyawan selain memberikann tunjangan-tunjangan tersebut di atas. Tunjangan jasa biasanya diberikan perusahaan kepada karyawan dalam bentuk jasa makanan, peluang rekreasi, jasa-jasa hukum, konseling dan koperasi kredit.

Berdasarkan uraian diatas, maka indikator Kompensasi dalam penelitian ini didasarkan pada pendapat Panggabean (2004:77) yang terdiri dari

A) Gaji

Gaji merupakan imbalan finansial yang dibayarkan kepada karyawan secara teratur.

(37)

Insentif merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan karena kinerjanya melebihi standar yang ditentukan.

C) Tunjangan

Tunjangan adalah pemberian sesuatu kepada karyawan, baik berupa uang atau barang, namun sifatnya tertentu saja.

Berdasarkan beberapa konsep di atas dapat disimpulkan bahwa kompensasi merupakan bentuk balas jasa dari perusahaan dan sebagai bentuk motivasi kepada karyawan agar dapat meningkatkan kinerja dan produktivitasnya.

2.3. Pekerjaan Itu Sendiri

Pekerjakan merupakan segala sesuatu yang dikerjakan oleh setiap karyawan dalam memenuhi kewajibannya sebagai anggota organisasi atau perusahaan. Pekerjaan-pekerjaan dapat diibaratkan sebagai “jembatan” penghubung antara karyawan dan organisasi (Handoko, 2001: 31). Di dalam pekerjaan terdapat dimensi utamja dari sebuah pekerjaan yaitu disain karja.

Desain kerja adalah fungsi penetapan kegiatan-kegiatan kerja seorang individu atau kelompok karyawan secara organisasional (Handoko, 2001: 31). Tujuannya adalah untuk mengatur penugasan-penugasan kerja yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi, teknologi dan keperilakuan. Disain pekerjaan sangat mempengaruhi kualitas kehidupan kerja, dimana hal ini tercermin pada kepuasan individu pemegang jabatan.

(38)

(Samuel, 2003: 75). Dalam Simamora (2004, 129), model karakteristik pekerjaan merupakan suatu pendekatan terhadap pemerkayaan pekerjaan. Program pemerkayaan pekerjaan berusaha merencang pekerjaan dengan cara membantu para pemangku jabatan memuaskan kebutuhan mereka dan pertumbuhan, pengakuan, dan tanggung jawab. Pemerkayaan pekerjaan menambahkan sumber kepuasan kepada pekerjaan, metode ini meningkatkan tanggung jawab, otonomi, dan keja secara vertikal (vertikal job loading). Pemerkayaan pekerjaan itu sendiri merupakan salah satu dari teknik disain pekerjaan.

Lima ciri-ciri intrinsik pekerjaan yang memperlihatkan kaitannya dengan kepuasan kerja untuk berbagai macam pekerjaan. Kelima ciri intrinsic tersebut adalah sebagai berikut (Munandar 2001, dalam Moekijat 2003: 67-68) :

1) Keragaman ketrampilan (skill variety), Banyaknya keterampilan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan. Makin banyak ragam keterampilan yang digunakan, makin kurang membosankan suatu pekerjaan.

2) Jati diri tugas (task identity), Tingkat sejauh mana penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan dapat dilihat hasilnya dan dapat dikenali sebagai hasil kerja seseorang. Tugas yang dirasakan sebagai bagian dari pekerjaan yang lebih besar dan yang dirasakan tidak merupakan satu kelengkapan tersendiri menimbulkan rasa tidak puas.

(39)

sama maupun orang lain di lingkungan sekitar. Jika tugas dirasakan penting dan berarti oleh tenaga kerja, maka ia cenderung mempunyai kepuasan kerja.

4) Otonomi, tingkat kebebasan pemegang kerja, yang mempunyai pngertian ketidaktergantungan dan keleluasaan yang diperlukan untuk menjadwalkan pekerjaan dan memutuskan prosedur apa yang akan digunakan untuk menyelesaikannya. Pekerjaan yang memberi kebebasan, ketidaktergantungan dan peluang mengambil keputusan akan lebih cepat menimbulkan kepuasan kerja. 5) Umpan balik, tingkat kinerja kegiatan kerja dalam memperoleh informasi

tentang keefektifan kegiatannya. Pemberian balikan pada pekerjaan membantu meningkatkan kepuasan.

(40)

Pekerjaan itu sendiri diukur melalui melalui indiaktor sebagi berikut (Luthans, 2006: 564) :

1) Perasaan berarti, keadaan kognitif ini termasuk tingkat bagaimana karyawan merasa pekerjaan mereka dapat memberi kontribusi yang bernilai, penting, dan berharga. Karyawan merasa bahwa pekerjaan yang dikerjakannya adalah suatu pekerjaan yang memiliki nilai sangat penting, sehingga karyawan akan bekerja dengan sungguh-sungguh.

2) Tanggung jawab, keadaan ini menitikberatkan pada bagaimana karyawan merasakan tanggung jawab pribadi atau akuntabilitas pada pekerjaannya. Karyawan akan memiliki rasa tanggung jawab atas pekerjaan yang telah dikerjakaanya oleh karena karyawan telah mencurahkan segala kemampuannya untuk memenuhi kewajibannya terhadap perusahaan yaitu bekerja dengan sebaik-baiknya..

3) Pengetahuan terhadap hasil, lanjutan langsung umpan balik, keadaan psikologis ini melibatkan tingkat dimana karyawan mampu memahami bagaimana kinerja mereka, hasil dari pekerjaan mereka. Ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana atau sebaik apa kinerja dari karyawan itu sendiri dan selanjutnya akan memacu karyawan itu untuk bekerja lebih baik lagi.

2.4. Rekan Kerja

(41)

Indonesia (Suharso dan Retnoningsih, 2005: 417), rekan kerja adalah orang yang mempunyai hubungan timbal balik dalam satu tempat kerja. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa, rekan kerja adalah seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai hubungan timbal balik dalam mendukung setiap pekerjaan.

Segala sesuatu yang dilakukan oleh pimpinan dan departemen sumber daya manusia akan mempengaruhi hubungan dengan karyawan, baik secara langsung ataupun tidak langsung (Rivai, 2004: 494). Hubungan kerja antar para karyawan perlu dibina, agar para karyawan dapat saling bekerja sama dan membantu dalam pencapaian tujuan perusahaan.

Karyawan yang merasa senang terhadap kegiatan dan tugasnya serta ramah tamah dengan orang lain menunjukan suasana kerja yang harmonis. Rekan kerja yang baik akan mendorong seseorang untuk bekerja lebih baik dan bersikap positif seperti mempunyai kesetiaan yang tinggi terhadap rekan kerja dan pekerjaan, kegembiraan, serta mempunyai kepuasan dalam bekerja (Moekijat, 2003: 136).

Aspek penting dalam hubungan antar rekan kerja adalah keeratan. Keeratan tim didefinisikan sebagai tingkat dimana anggota tertarik pada tim dan termotivasi untuk tetap bersamanya. Keeratan yang tinggi secara normal dianggap sebagai sebuah ciri yang menarik dari tim (Daft, 2003: 187).

(42)

sesama rekan kerja akan saling mengenal satu sama lain dan menjadi lebih stia pada tim.

Hasil dari keeratan tim dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu moral dan produktivitas. Sebagai aturan umum, moril menjadi lebih tinggi dalam tim yang erat karena meningkatnya komunikasi di antara rekan kerja, iklim tim yang bersahabat, mempertahankan keanggotaan karena komitmen pada rekan kerja, loyalitas, dan partisipasi anggota dalam keputusan dan aktivitas tim. Keeratan sesama rekan kerja yang tinggi memiliki pengaruh baik yang nyaris seragam pada kepuasan dan moril sesama rekan kerja (Daft, 2003: 188).

Adanya perhatian produktivitas pada rekan kerja secara keseluruhan, penelitian menunjukan bahwa tim yang erat mempunyai potensi untuk produktif, tapi derajat produktivitas tergantung pada hubungan antara manajemen dan tim yang bekerja. Jadi keeratan sesama rekan kerja tidak mutlak mengarah pada produktivitas tim yang lebih tinggi. Tim yang sangat erat lebih produktif ketika anggota rekan kerja merasakan dukungan pihak manajemen, dan kurang produktif ketika merasakan permusuhan dan pandangan negatif dari pihak manajemen.

(43)

memiliki tersebut akan berakibat pada keberhasilan organisasi karena para anggota organisasi akan berusaha menghindari perilaku yang menyimpang dan demikian bekerja secara lebih produktif. Untuk mencapai sasaran demikian, perlu diusahakan agar hubungan dan keterlibatan karyawan diarahkan, juga diupayakan agar menjadi bagian dari kultur organisasi (Siagian, 2002: 321).

Dalam kehidupan kerja modern saat ini, semakin disadari bahwa terdapat hubungan yang erat antara rekan kerja dan antara satu tugas dengan tugas lainnya (Siagian, 2002: 324). Ini berarti, sangat sulit bila tugas dikrjakan hanya oleh seorang karyawan saja, terutama bila tugas tersebut bersifat pemecahan masalah. Konsekuensinya adalah keharusan bekerja satu tim. Berdasarkan kenyataan bahwa suatu masalah terpecahkan dengan lebih baik apabila pemecahannya dipikirkan oleh suatu kelompok dibandingkan dengan apabila dikerjakan sendiri oleh seseorang.

Rekan kerja diukur melalui indikator sebagai berikut (Yuwono dan Khajar, 2005 dalam Haryono Sudriamunawar, 2006:221)

1) Kompetisi yang sehat, Kompetisi yang sehat merupakan persaingan diantara sesama rekan kerja untuk mencapai jabatan yang tertinggi. Pada persaingan tersebut tidak saling menjatuhkan dan menjelekan rekan kerja lain, sehingga untuk memperoleh jabatan tertentu harus berjuang seoptimal mungkin (Nitisemito, 1992: 159)

(44)

saling menghargai tersebut bisa memberikan perasaan nyaman dalam mendukung kelancaran kerja (Yuwono dan Khajar, 2005: 83).

3) Karyawan saling bekerja sama dalam menyelesaikan masalah, Karyawan saling bekerja sama dalam menyelesaikan masalah merupakan tindakan karyawan untuk menyelesaikan masalah yang dirasa cukup rumit, baik yang terjadi pada seorang karyawan maupun seluruh karyawan. Tindakan saling bekerja sama dengan semangat kerja yang tinggi diharapkan dapat membantu menyelesaikan setiap masalah yang muncul (Yuwono dan Khajar, 2005: 83).

4) Suasana kekeluargaan yang ada, Suasana kekeluargaan yang ada merupakan kondisi yang terjadi pada lingkungan perusahaan. Agar suasana kekeluargaan selalu terjalin dengan harmonis, maka masing-masing pihak harus saling menghormati dan mencari suatu cara agar hubungan diantara rekan kerja tetap harmonis, baik saat bekerja maupun di luar pekerjaan (Nitisemito, 1992:159).

2.5. Kepemimpinan

(45)

mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu berdasarkan akseptansi/ penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki khusus yang tepat bagi situasi khusus. Devinisi lain kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran (Robbins, 2006: 432). Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan yaitu proses mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu,melakukan penilaian guna pencapaian sasaran.

Kedudukan pemimpin dalam suatu organisasi atau perusahaan amat penting dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Berhasil atau gagalnya suatu perusahaan dalam mengemban misinya untuk mencapai tujuan, sebagian besar ditentukan oleh mutu kepemimpinan yang dimainkan oleh orang yang diserahi tugas-tugas kepemimpinan dalam organisasi yang bersangkutan

Bila pimpinan disenangi, disegani, mendapat dukungan, kerja sama, mempunyai hubungan baik dengan kelompok, pemimpin yang bersangkutan dapat mengurangi ketergantungannya kepada kewenangan formal. Keadaan ini akan memberikan control dan pengaruh yang besar kepada pemimpin. Sebaliknya, bila pimpinan itu tidak disenangi atau tidak dipercayai, maka pimpinan tidak akan dapat memimpin secara formal dan mungkin harus menggantungkan diri kepada kewenangan guna penyelesaian segala tugas para bawahannya (Manullang dan Manullang, 2001: 165).

(46)

berdasarkan tipe karyawan dan jenis tugas atau pekerjaan dari karyawan tersebut. Beberapa gaya kepemimpinan diuraikan dalam pembahasan sebagai berikut (Mangkuprawira dan Hubeis, 2007: 140) :

1). Gaya Mengarahkan

Gaya kepemimpinan ini dipakai jika pimpinan akan mengarahkan karyawan untuk melakukan pekerjaan tertentu. Misalnya, pengarahan dilakukan kepada karyawan yang masih baru, karyawan yang sulit mengerti, dan pada kondisi krisis atau mendesak. Semakin mendesak suatu tugas harus diselesaikan maka semakin tinggi frekuensi penyeliaan yang harus dilakukan oleh seorang penyelia atau pimpinan. Semakin lamban karyawan dalam menerima inovasi baru maka semakin intensif gaya kepemimpinan mengarahkan diterapkan kepada mereka.

2). Gaya Demokratis

Gaya kepemimpinan demokratis dicirikan oleh upaya pimpinan untuk melibatkan karyawan dalam mengambil keputusan untuk pencapaian consensus. Syaratnya adalah karyawan harus dipandang lebih sebagai mitra kerja daripada sebagai bawahan. Gaya kepemimpinan ini akan semakin efektif jika diterapkan kepada karyawan yang siap aktif terlibat dalam pengambilan keputusan dan siap pula dalam melaksanakan hasilnya. Penerapan gaya ini akan sangat berguna sekali, terutama dalam konteks keterubahan organisasi yang membutuhkan keterlibatan aktif dari semua karyawan.

(47)

Gaya kepemimpinan ini hampir mirip dengan gaya kepemimpinan yang mengarahkan. Gaya kepemimpinan berorientasi pada tugas diterapkan pada sekelompok karyawan baru yang belum banyak mengenal anatomi, cara kerja, dan pelaksanaan program organisasi. Bahkan biasanya para karyawan junior sendiri memerlukan dan meminta dilakukannya penyeliaan dari seorang penyelia atau pimpinan dengan berkesinambungan sampai mereka dapat melakukan pekerjaannya sendiri. Selain itu, pimpinan dapat menerpakan gaya kepemimpinan ini jika tugas yang harus dilakukan para karyawan telah ditargetkan, sesuai skala waktu tertentu, atau dalam keadaan yang sangat mendesak

4). Gaya Membangun Motivasi

Berbeda dengan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada rugas, gaya kepemimpinan ini sangat cocok diterapkan pada karyawan yang sudah memiliki otonomi dan kemandirian yang tinggi. Biasanya tipe karyawan yang dikelola memiliki tingkat pengetahuan, pengalaman, dan kepedulian diatas standar dan dalam melaksanakan tugasnya. Penyeliaan yang dilakukan pada tipe karyawan ini tidaklah ketat. Bahkan, jika penyeliaan dilakukan dengan ketat, hasilnya akan berbeda, yaitu mereka merasa tidak dipercayai dan cenderung akan kecewa. Jadi, bentuk perlakuan pada tipe karyawan ini adalah tinggal memelihara motivasi mereka saja agar dalam melaksanakan tugas-tugasnya selalu sesuai dengan standar kerja.

Kepemimpinan diukur melalui indikator sebagai berikut (Mas’ud, 2004:

(48)

1) Pimpinan menyenangkan, Pimpinan menyenangkan merupakan gaya yang diterapkan oleh pimpinan dapat menyenangkan pihak lain, terutama karyawan. Kebanyakan orang cenderung mengatakan bahwa pemimpin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting, misalnya karisma, pandangan kedepan, daya persuasi dan intensitas (Ruky, 2002: 140). Kemampuan dan keterampilan pemimpin untuk mengarahkan merupakan faktor paling penting untuk menjadi pemimpin yang efektif. Agar pemimpin efektif, maka harus bias menyenangkan karyawannya, sehingga respon dari karyawan juga positif. Akibatnya pimpinan akan disenangi oleh karyawannya.

2) Pimpinan adil, pimpinan bersifat adil merupakan perlakuan pimpinan terhadap bawahannya, baik dalam memberikan hukuman maupun penghargaan dimana tidak mebeda-bedakan posisi bawahan (Rivai, 2004: 366). Apabila bawahan melakukan kesalahan atau tidak disiplin, maka pimpinan mempunyai kekuatan memaksa yaitu wewenang untuk memberikan hukuman sebagai salah satu cara untuk mengendalikan tingkah laku karyawan (Ruky, 2002: 116). Sebaliknya, bila bawahan kinerjanya baik, maka pimpinan akan memberikan imbalan kepada karyawan tersebut.

(49)

maka pimpinan yang bersangkutan tidak perlu mengandalkan pangkat atau wewenang formalnya (Ruky, 2002: 162). Di satu sisi, seorang pemimpin yang tidak disukai atau tidak dipercayai mungkin kurang mampu untuk memimpin secara informal dan mungkin harus mengandalkan perintah untuk menyelesaikan tugas karyawan. Pemimpin dipengaruhi oleh kebutuhan-kebutuhan dan harapa-harapan dari para karyawannya, sehingga pemimpin perlu memiliki berbagai kelebihan yang harus dimiliki dibandingkan dengan karyawan lainnya. Kelebihan tersebut diantaranya adalah kelebihan moral atau ahlak, semangat kerja, kecerdasan, ketrampilan dan keuletan (Sudriamunawar, 2006: 2).

4) Pimpinan dapat bekerja sama, pimpinan dapat bekerja sama merupakan tindakan pimpinan yang mau membantu karyawan apabila tidak mampu menyelesaikan masalah yang rumit (Ruky, 2002: 140). Pimpinan tidak harus memerintah bawahan atau memberikan tugas kepada bawahan saja. Pimpinan dan bawahan adalah manusia biasa, yang suatu saat pernah melakukan kesalahan atau mempunyai kesalahan. Bila salah satu pihak (bawahan) dalam bekerja tidak maksimal, maka pada saat itu pimpinan harus bertindak membantu menyelesaikan tugas bawahan.

(50)

2.6. Hasil Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan kompensasi, pekerjaan itu sendiri,rekan kerja, kepemimpinan. kepemimpinan, motivasi dan kinerja antara lain :

Tabel 2.1 : Hasil Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel

Penelitian

(51)

memberikan kepuasan kerja karyawan, maka akan diperoleh banyak keuntungan dan peningkatan pada produktivitas kerja. Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan seperti kompensasi, pekerjaan itu sendiri, rekan kerja dan kepemipinan.

Kompensasi merupakan balas jasa yang diberikan oleh organisasi / perusahaan kepada karyawan, yang dapat bersifat finansial maupun non finansial, pada periode yang tetap. Sistem kompensasi yang baik akan mampu memberikan kepuasan bagi karyawan dan memungkinkan perusahaan memperoleh, mempekerjakan, dan mempertahankan karyawannya. Karena, karyawan akan merasa dihargai atas apa yang diberikannya terhadap perusahaan dengan pemberian kompensasi yang baik oleh perusahaan sebagai balas jasa kepada karyawan.

Pekerjaan itu sendiri merupakan tugas yang dikerjakan oleh setiap karyawan dalam memenuhi kewajibannya sebagai anggota organisasi atau perusahaan. Pendekatan klasik tentang disain kerja ini dinamakan sebagai karakteristik kerja. Karakteristik kerja ini akan memberikan kepuasan dalam bekerja bagi karyawan. Karena karyawan akan merasakan keberartian kerja, tanggung jawab terhadap hasil kerja dan pengetahuan tentang hasil kerja.

(52)

kerja lebih menyenangkan, sehingga rekan kerja dapat menjadikan dukungan, kesenangan, nasihat dan bantuan bagi karyawan.

Pada suatu organisasi atau perusahaan, peran pimpinan sangat penting dan dilihat melalui kepemimpinanya. Hal ini karena pimpinan bisa menjadi motivator bagi karyawan dalam melaksanakan aktivitasnya. Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang dapat membantu meningkatkan kepuasan kerja karyawan, dengan kepuasan kerja tersebut diharapkan karyawan lebih maksimal dalam kinerjanya, sehingga dapat meningkatkan kineja perusahaan secara umum.

(53)

(54)

2.8. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi, 2006: 71). Suatu hipotesis akan diterima apabila data yang dikumpulkan mendukung pernyataan. Hipotesis merupakan anggapan dasar yang kemudian membuat suatu teori yang masih diuji kebenarannya.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1 : ada pengaruh positif antara kompensasi terhadap kepuasan kerja

karyawan.

H2 : ada pengaruh positif antara pekerjaan itu sendiri terhadap kepuasan

kerja karyawan

H3 : ada pengaruh positif antara rekan kerja terhadap kepuasan kerja

karyawan

H4 : ada pengaruh positif antara kepemimpinan terhadap kepuasan kerja

karyawan.

H5 : ada pengaruh positif antara kompensasi, pekerjaan itu sendiri, rekan

(55)
(56)

40

3.1.1. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit yang akan diteliti yang merupakan sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi informasi serta diharapkan mampu menjawab permasalahan dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian produksi PT. EURO DESIGN Semarang berjumlah 180 orang. Daftar tabel berikut ini menggambarkan karakteristik populasi.

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Karyawan Unit-Bagian Produksi PT. EURO DESIGN bulan Desember 2012

No Unit Jumlah

L P

1. Roughmil 55 -

2. Panelfeneer 65 -

3. Assembling 25 -

4. Finising 20 -

5. Packing 7 8

Jumlah 180

3.1.2. Sampel

Sampel adalah wakil dari populasi yang karakteristiknya akan diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian karyawan baguan produksi PT. EURO DESIGN Semarang. Langkah penentuan ukuran sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Slovin sebagai berikut:

2

(57)

= kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir (5%).

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Proportional Random Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang

dilakukan secara acak, dimana setiap populasinya adalah heterogen atau terdiri atas kelompok-kelompok yang bertingkat. Pengambilan sampel tersebut diberikan kepada karyawan bagian produksi di PT. EURO DESIGN Semarang.

Berikut adalah pembagian sempel berdasarkan jumlah populasi masing-masing unit yang diambil secara proporsional :

Tabel 3.2 Distribusi Sampel

No Unit Karyawan Proporsional Sampel

1. Roughmil 55 55 x 125 : 180 38,19/ 39

(58)

Berdasarkan syarat ukuran sampel dan distribusi sampel pada objek penelitian, maka ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 125 responden.

3.2.Variabel Penelitian

Variabel penelitain adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi, 2006:118). Sugiyono (2005:2) berpendapat bahwa variabel merupakan gejala yang menjadi fokus penelitian untuk diamati.

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah:

1). Kompensasi (X1), merupakan balas jasa yang diberikan oleh organisasi / perusahaan kepada karyawan, yang dapat bersifat finansial maupun non finansial, pada periode yang tetap.

Kompensasi dapat diukur melalui indikator sebagai berikut (Sumarsono, 2003: 134) :

a) Gaji, adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima pegawai sebagai konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang pegawai yang memberikan sumbangan dalam mencapai tujuan oerganisasi (Hariandja, 2002: 245).

b) Insentif, merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan karena kinerjanya melebihi standar yang ditentukan.

c) Tunjangan, merupakan kompensasi yang diberikan diluar gaji yang berfungsi untuk menunjang kesejahteraan karyawan.

(59)

perusahaan. Di dalam pekerjaan itu sendiri terdapat disain kerja yang juga disebut sebagai karaktreristik pekerjaan.

Pekerjaan dapat diukur melalui indikator sebagai berikut (Luthans, 2006: 563-564) :

a) Keberartian kerja, yaitu karyawan mengalami rasa berarti dalam bekerja dan pengalaman perasaan berarti.

b) Tanggung jawab terhadap hasil kerja, yaitu karyawan mengalami rasa tanggung jawab terhadap hasil kerja.

c) Pengetahuan tentang hasil kerja, yaitu karyawan memiliki pengetahuan atas hasil dari aktivitas kerja.

3). Rekan kerja (X3), merupakan seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai posisi sederajat untuk bekerja sama dalam mendukung setiap pekerjaan yang diberikan (Nitisemito, 1992: 159).

Rekan kerja dapat diukur melalui indikator sebagai berikut (Yuwono dan Khajar, 2005: 83) :

a) Kompetisi yang sehat, merupakan persaingan diantara sesama rekan kerja untuk mencapai jabatan yang tertinggi. Pada persaingan tersebut tidak saling menjatuhkan dan menjelekan rekan kerja lain, sehingga untuk memperoleh jabatan tertentu harus berjuang seoptimal mungkin (Nitisemito, 1992: 159)

(60)

tersebut bisa memberikan perasaan nyaman dalam mendukung kelancaran kerja (Yuwono dan Khajar, 2005: 83).

c) Karyawan saling bekerja sama dalam menyelesaikan masalah, merupakan tindakan karyawan untuk menyelesaikan masalah yang dirasa cukup rumit, baik yang terjadi pada seorang karyawan maupun seluruh karyawan. Tindakan saling bekerja sama dengan semangat kerja yang tinggi diharapkan dapat membantu menyelesaikan setiap masalah yang muncul (Yuwono dan Khajar, 2005: 83).

d) Suasana kekeluargaan yang ada, merupakan kondisi yang terjadi pada lingkungan perusahaan. Agar suasana kekeluargaan selalu terjalin dengan harmonis, maka masing-masing pihak harus saling menghormati dan mencari suatu cara agar hubungan diantara rekan kerja tetap harmonis, baik saat bekerja maupun di luar pekerjaan (Nitisemito, 1992:159).

4). Kepemimpinan (X4), adalah suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam hubungan antar manusia utntuk mempengaruhi orang lain dan diarahkan melalui proses komunikasi dengan tujuan agar orang lain tersebut (mungkin seorang atau sekelompok orang) mau melakukan sesuatu dalam usaha untuk mencapai apa yang diinginkan oleh orang yang mempengaruhi atau oleh mereka semua (Ruky, 2002:109).

Kepemimpinan dapat diukur melalui indikator sebagai berikut (Mas’ud, 2004:

(61)

a) Pimpinan menyenangkan, merupakan gaya yang diterapkan oleh pimpinan dapat menyenangkan pihak lain, terutama karyawan.

b) Pimpinan adil, merupakan perlakuan pimpinan terhadap bawahannya, baik dalam memberikan hukuman maupun penghargaan dimana tidak mebeda-bedakan posisi bawahan (Rivai, 2004: 366).

c) Pimpinan mau menjalin hubungan, merupakan tindakan pimpinan yang selalu menjalin hubungan baik kepada siapa saja, termasuk bawahan sekalipun.

d) Pimpinan dapat bekerja sama, merupakan tindakan pimpinan yang mau membantu karyawan apabila tidak mampu menyelesaikan masalah yang rumit (Ruky, 2002: 140).

5). Kepuasan kerja (Y), yaitu merupakan suatu ungkapan emosional yang bersifat positif atau menyenangkan sebagai hasil dari penilaian terhadap suatu pekerjaan atau pengalaman kerja (Lock dalam Luthans, 2006: 243).

Kepuasan kerja diukur melalui indikator sebagai berikut (Hasibuan,

2001: 202) :

(62)

5) Moral kerja, merupakan suatu perasaan bertanggung jawab karyawan atas pekerjaannya sehingga akan berpengaruh terhadap hasil pekerjaan dari karyawan tersebut. Karyawan yang memilki moral kerja rendah cenderung memiliki hasil pekerjaanya yang kurang maksimal, begitu juga sebaliknya karyawan yang memiliki moral kerja tinggi akan memiliki hasil pekerjaannya yang lebih maksimal.

6) Turnover, yaitu tingkat pergantian atau keluar masuknya karyawan pada suatu perusahaan. Pada umumnya apabila seorang karyawan kurang memiliki kepuasan dalam bekerja pada suatu perusahaan, maka karyawan tersebut akan memiliki keinginan untuk keluar dari perusahaan dari perusahaan tersebut.

3.3.Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan secara tertulis yang akan dijawab oleh responden penelitian, agar peneliti memperoleh data lapangan/ empiris untuk memecahkan masalah penelitian dan menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Supardi, 2005: 127).

(63)

kepuasan kerja karyawan bagian produksi. Untuk skala penskoran dari tiap jawaban yang diberikan oleh responden adalah menggunakan skala likert. Bentuknya lebih langsung dan responden diminta untuk memilih jawaban ”sangat tidak setuju” (1) sampai ”sangat setuju” (5). Penentuan skor untuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Sangat tidak setuju diberi skor 1 2. Tidak setuju diberi skor 2 3. kurang setuju diberi skor 3 4. Setuju diberi skor 4 5. Sangat setuju diberi skor 5

3.4. Uji Validitas dan Reliabilitas

3.5.1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkatan-tingkatan kevalidan suatu instrumen (Suharsimi, 2006: 168). Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrument yang kurang valid memiliki validitas rendah.

Sebuah instrumen dikatan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan, apabila dapat mengungkapkan data variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkummpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

(64)

rxy =

Uji Validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (correlated item-total correlation) dengan r tabel. Jika nilai correlated item-total correlation

lebih besar dari nilai r tabel dan memiliki nilai positif maka butir pertanyaan tersebut valid atau layak digunakan. Tingkat signifikansi alpha uji validitas ini adalah 5% dan degree of freedom (df) = n-2, dengan n adalah jumlah responden untukuji Validitas adalah 30 responden, maka df dapat dihitung 30-2 = 28. Dari tingkat signifikansi alpha dan df maka didapat r tabel 0,361 (lihat tabel r product moment) . Jadi jika nilai corerelated item-total correlation > 0,361, maka butir

pertanyaan dinyatakan valid.

Suatu indikator dikatakan valid, N = 30 dan α = 0,05, maka r tabel = 0,361 dengan ketentuan (Suharsimi, 2006: 184) :

Hasil rhitung > rtabel (0,361) = valid

(65)

Adapun hasil uji validitas instrumen dalam penelitian ini sebanyak 51 pertanyaan menunjukan bahwa ditemukan adanya tiga pertanyaan yang tidak valid dan dihilangkan dikarenakan rhitung < rtabel (0,361). Dan sisa

pertanyaan/pernyataan dalam instrumen uji coba memiliki rhitung lebih besar dari

besarnya rtabel. Besarnya rtabel yang merupakan parameter pengukuran validitas

dalam penelitian ini yaitu 0,361. oleh karena itu seluruh pertanyaan/pernyataan dalam instrumen yang telah diujicobakan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

TABEL 3.3 HASIL UJI VALIDITAS

(66)

26 0,642 0,361 Valid

(67)

kalipun diambil, tetap akan sama. Reliabilitas menunjukan pada tingkat keandalan (dapat dipercaya).

Di sini yang dapat dipercaya adalah datanya, bukan semata-mata instrumennya (Suharsimi, 2006: 179). Instrumen yang reliabel mengandung arti bahwa instrumen tersebut harus baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya.

Alat untuk mengukur reliabilitas adalah Cronbach’s Alpha (Suharsimi, 2006:196)

r11 = 2

2

1

1 t

b

k k

Keterangan :

r11 : Reliabilitas instrumen.

k : jumlah butir pertanyaan

2

b : jumlah varians butir

2

t : Varians total

Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini menunjukan bahwa besarnya cronbach alpha lebih besar dari 0,60. oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa bahwa jawaban responden untuk seluruh pertanyaan/pernyataan reliabel. Hal ini berarti terdapat keajegan jawaban responden dalam menanggapi pertanyaan/pernyataan dalam instrumen penelitian ini.

Gambar

Tabel 2.1 : Hasil Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian
Tabel 4.6 Deskripsi Indikator Insentif
Tabel 4.7 Kriteria Indikator Insentif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas siswa, kesulitan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan keterlaksanaan sintaks , respon siswa, dan hasil

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yang bertujuan untuk Untuk mengetahui strategi

media Whatsapp terhadap kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa. keperawatan S1 Universitas Muhammadi

Dengan mengacu pada latar belakang masalah di atas maka akan disusun rumusan masalah yang akan di bahas dalam skripsi ini yaitu bagaimana merancang suatu sistem yang

Ideologi Islam revolusioner yang banyak menggali dari khasanah dari ajaran Syi’ah tentu adalah sesuatu yang sangat menarik bagi kalangan muda Iran, khusus- nya para

Hasil penelitian menunjukkan produksi ASI pada ibu postpartum setelah diberikan intervensi pijat oksitosin semuanya (100%) mempunyai produksi ASI cukup dan hasil uji

1) Jaringan ikat longgar (loose connection tissue) berfungsi sebagai bahan pengemas, yang menjaga agar organ tetap berada di tempatnya. 2) Jaringan adiposa (adipose

(2010) juga menyatakan bahwa skor keragaman dari metode HDDS tidak dapat melihat perbedaan kualitas makanan atau kandungan gizi dalam makanan yang dikonsumsi