• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produktivitas Kerja Karyawan Produksi Operator Jahit Pada PT. Leading Garment Industries

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Produktivitas Kerja Karyawan Produksi Operator Jahit Pada PT. Leading Garment Industries"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

1

Sumber daya manusia dalam setiap perusahaan memegang peranan yang

sangat penting karena manusia berperan sebagai perencana, pelaksana, dan

pengendali yang selalu berperan aktif dalam mencapai tujuan perusahaan. Seiring

perkembangan jaman, penggunaan sumber daya manusia mulai tergeser akibat

dari kemajuan teknologi, namun tetap saja tanpa sumber daya manusia maka

sumber daya yang lain tidak bisa dimanfaatkan atau digunakan untuk

menghasilkan suatu produk atau jasa yang sesuai dengan apa yang menjadi tujuan

perusahaan.

Dalam memasuki persaingan global antar perusahaan yang bergerak dalam

bidang yang sama di dunia ini, maka perusahaan dituntut untuk memiliki

keunggulan tersendiri agar tidak kalah bersaing. Salah satu cara yang ditempuh

yaitu dengan meningkatkan produktivitas kerja karyawannya. Dengan hal tersebut

maka perusahaan akan menghasilkan output atau hasil produksi yang lebih

maksimal, pengiriman barang tepat waktu, terwujudnya kesejahteraan karyawan,

dan perusahaan mendapatkan keuntungan yang maksimal.

PT. Leading Garment Industries adalah perusahaan manufaktur yang

bergerak dalam bidang pembuatan pakaian tidur, bisa disebut perusahaan yang

menghasilkan produk/barang. Oleh karena itu produktivitas kerja karyawan

bagian produksi jahit sangat dibutuhkan demi kelangsungan hidup perusahaan.

Produktivitas kerja menunjukkan tingkat kemampuan karyawan dalam mencapai

(2)

Produktivitas kerja dapat diartikan sebagai hasil kongkrit yang dihasilkan

oleh individu atau kelompok, selama satuan waktu tertentu dalam suatu proses

kerja, Tjuju Yuniarsih & Suwatno(2008). Dalam hal ini semakin banyak produk yang dihasilkan dalam waktu yang singkat maka dapat dikatakan bahwa tingkat

produktivitasnya tinggi.

Dari ulasan diatas maka penulis mengangkat judul ”Produktivitas Kerja Karyawan Produksi Operator Jahit Pada PT. Leading Garment Industries Bandung”.

1.2. Tujuan Kerja Praktek

o Untuk mengetahui produktivitas kerja karyawan produksi bagian jahit pada PT. Leading Garment Industries Bandung.

o Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan produksi bagian jahit pada PT. Leading Garment Industries

Bandung.

(3)

1.3. Kegunaan Kerja Praktek

Manfaat yang diharapkan dalam kerja praktek ini:

1. Bagi Perusahaan

Melihat sejauhmana produktivitas kerja dihasilkan oleh operator bagian

produksi jahit, dan faktor apa saja yang mempengaruhi produktivitas kerja

tersebut.

2. Bagi Akademis

Hasil kerja praktek ini dapat menjadi bahan referensi bagi siapa saja yang

membutuhkan.

1.4. Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Lokasi Kerja Praktek adalah pada PT. Leading Garment Industries

yang beralamat di Jl.Mengger No.97 (Moh. Toha KM 5,6) Bandung

Tabel 1.1

Pengumpulan data,

wawancara, observasi 16 17 18 19 20

(4)

4 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT.Leading Garment adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam

bidang pembuatan pakaian tidur orientasi ekspor, yang didirikan pada tanggal 10

Juli 1982, pertama berdiri hanya mempunyai 50 unit mesin jahit dan gedung yang

kecil (gedung sewa dari orang lain). Kini seiring berjalannya waktu dengan kerja

keras dan usaha yang tiada henti PT.Leading Garment telah memiliki kurang lebih

4.200 unit mesin jahit dengan 3.000 orang karyawan.

Departemen pada PT. Leading Garment Industries:  Departemen Personalia & Umum

 Departemen Marketing

 Departemen Pembelian Bahan Baku

 Departemen Accounting (Keuangan)

 Departemen Produksi

Terdiri dari : bagian potong dan bagian produksi jahit  Departemen Ekspor

Sampai saat ini PT.Leading Garment masih terus menerus mengevaluasi diri

dan berbenah diri untuk menjadi lebih baik dalam segala hal dan mampu bersaing

(5)

2.2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi bagian produksi pada PT. Leading Garment Industries Bandung adalah

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Bagian Produksi PT.Leading Garment Industries

Production Manager / Manager Produksi

Cutting Supervisor / Kepala Potong

Production Supervisor / Kepala

Ruangan

Administrasi Produksi

Kepala Line Potong Kain / Foreman

Potong Kain

Kepala Line Produksi / Foreman Produksi

(6)

2.3. Deskripsi Jabatan

Sehubungan dengan penulis ditempatkan kerja praktek pada bagian

produksi jahit maka deskripsi jabatan hanya menguraikan tentang bagian produksi

jahit saja.

Tugas dan tanggung jawab:

Posisi/Jabatan : Kepala Ruangan / Production Supervisor

1. Menerima Intruksi kerja dari bagian perencana produksi

2. Standar waktu yang dibutuhkan untuk pengelesaian order/style disesuaikan

dengan keadaan ruangan.

3. Tetapkan waktu mulai berjalannya produksi dan waktu selesainya order

dikerjakan.

4. Pertimbangkan di line mana order akan dijalankan sesuai dengan sumber

daya.

5. Rencanakan pemaiakain jam kerja yang akan digunakan disesuaikan dengan

sumber daya.

6. Lakukan PP meeting (Pre Produsction Meeting); rapat sebelum produksi

mulai berjalan.

7. Guna menghindari konflik, diskusikan dengan setiap Kepala Line pengaturan

tersebut.

8. Periksa/konfirmasi ke kepala line kesiapan sumber daya (operator dan mesin)

di line.

(7)

10.Evaluasi pendapatan hasil produksi ruangan, sesuaikan dengan rencana

produksi ruangan.

11.Jika terjadi penyimpangan dalam pencapaian hasil produksi, segera

informasikan kepada kepala line yang bersangkutan.

12. Lakukan pengawasan (kontrol) terhadap bahan mentah/garment dan aksesoris

yang datang ke line yang bersangkutan.

13.Jika terjadi penyimpangan-penyimpangan, segera lakukan penyesuaian

dengan ruangan.

14.Buat shipment planning (rencana kirim) mingguan.

15.Lakukan hubungan komunikasi langsung dengan personil di luar lingkungan

ruangan.

16.Lakukan pengawasan terhadap kebersihan dan ketertiban ruangan.

Posisi/Jabatan : Kepala Line Jahit/ Production Foreman

Bertanggung jawab kepada : Kepala Ruangan jahit

1. Pelajari Order Produksi (OP) dari kepala ruangan. Pelajari mengenai urutan

proses dan keterangan prosesnya.

2. Atur mesin dari awal sampai akhir. Bila terjadi kekurangan mesin segera

komunikasikan dengan Kepala Ruangan.

3. Atur operator untuk mengerjakan tiap-tiap proses dan sesuaikan dengan

kemampuan masing-masing.

4. Periksa kesiapan mesin yang akan digunakan sesuai dengan prosesnya,

(8)

1. Jenis mesin

2. Kondisi mesin; siap pakai atau perlu diservice ulang

3. Jumlah mesin

5. Periksa kesiapan bahan baku dan aksesoris untuk order yang akan jalan.

6. Buat 1 buah garment untuk ACC 1 (ACC : bahasa garment untuk diperiksa

dan disetujui) sesuai contoh dari buyer (buyer : bahasa garment untuk

pembeli). Kirimkan garment tersebut ke bagian Quality Control (QC) untuk

diperiksa, yang perlu ditanyakan kemudian adalah:

1. Apakah garment tersebut sesuai dengan permintaan Buyer.

2. Bila disetujui (ACC) mintalah bukti ACC dari petugas QC.

3. Bila tidak disetujui, mintalah penjelasan penyebabnya beserta

buktinya dan saran untuk perbaikan.

7. Informasikan komentar-komentar dari QC kepada operator, agar kesalahan

tidak terulang ketika mengerjakan partai besar.

8. Pastikan kembali cara kerja membuat garment sudah dimengerti atau belum

oleh operator dan apakah cara kerjanya sudah benar atau belum.

9. Pantau dan awasi kerja setiap operator, jika ditemukan kesulitan atau

penyimpangan segera perbaiki dan beri contoh pengerjaan yang benar.

10. Pada saat partai besar sudah dikerjakan, siapkan 3 buah garment dan serahkan

kepada bagian QC untuk diperiksa (ACC-2). Mintalah laporan mengenai hasil

pemeriksaan dan informasikan keterangan tersebut kepada operator jahit.

(9)

11.Evaluasi target setiap 2 jam, bila ditemukan ada yang tidak mencapai target,

maka lakukan;

1. Tanyakan kesulitan operator, ditempat kerjanya.

2. Perhatikan cara kerjanya apakah sudah sesuai dengan yang

diajarkan.

3. Berikan kemnali contoh cara kerja yang benar bila perlu.

4. Pastikan suplai barang lancar, jika tidak:

12. Memberikan laporan kepada Kepala Ruangan

Posisi/Jabatan : Operator Jahit / Production Operator

Bertanggung jawab kepada : Atasannya masing-masing

1. Lakukan pengecekkan sebelum mulai bekerja, terhadap hal-hal berikut:

a. Bersihkan mesin agar bersih dari debu dan minyak, mesin siap pakai atau

tidak rusak, pengaman jarum dan kaca pengaman mata dalam keadaan

terpasang.

b. Siapkan alat-alat/perlengkapan jahit seperti meteran yang sudah

dikalibrasi, gunting, sekoci, pinset, jarum jahit yang sesuai dengan jenis

kain yang akan dikerjakan.

2. Untuk memulai menjahit, perlu diperhatikan hal-hal berikut:

a. Lakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur kerja yang terdapat dalam

Order Produksi.

b. Capai target per-proses per-jam sesuai dengan standar yang ditetapkan.

c. Sesuaikan hasil jahitan dengan sampel dari buyer

(10)

3. Laporkan kepada Kepala Line mengenai kesulitan yang ditemui, seperti:

a. Bila ada masalah pada saat mulai pekerjaan

b. Bila terjadi kerusakan mesin yang terjadi pada saat proses jahit

c. Bila hasil potong yang dijahit sedah habis atau menunggu proses

selanjutnya

d. Bila ditemukan kesulitan pada proses jahit.

4. Perhatikan hal-hal berikut:

a. Kerapihan dan kebersihan lingkungan kerja, menyapu secara berkala.

b. Bila meninggalkan mesin, mesin harus dalam keadaan mati (tidak

tersambung listrik).

c. Dilarang mengubah, setelan mesin/memperbaiki mesin tanpa ijin dari

atasan/montir (maintenance)

d. Dilarang merubah susunan mesin/menukarnya tanpa ijin dari atasan.

e. Dilarang merubah model jahitan.

f. Dilarang menjahit bahan/melakukan pekerjaan yang bukan ditugaskan oleh

atasan.

g. Penukaran jarum yang patah harus disertai dengan semua bagian jarum

yang patahnya dan sesuai dengan tipe ukuran jarum.

h. Hasil jahitan harus disimpan dengan rapi dan terikat dalam bundel.

i. Simpan segala sesuatu pada tempatnya.

j. Berikan perlakuan khusus untuk garment dengan warna terang seperti

(11)

2.4. Aspek Kegiatan Perusahaan

PT. Leading Garment Industries perusahaan yang dalam kegiatannya

memproduksi barang jadi berupa pakaian tidur wanita, pakaian tidur pria, t-shirt

wanita dan pria, jaket, bra, celana dalam pria dan wanita, sprei dan bedcover, dan

pakaian tidur anak-anak yang diekpor ke benua Eropa, Amerika, Afrika dan Asia.

Dengan kapasitas produksi 18.000.000 (delapan belas juta) potong per-bulan, dan

4.200 unit mesin yang dimiliki.

Untuk menumbuhkan kepercayaan pembeli terhadap kualitas produk dan

kualitas sumber daya manusia maka perusahaan mengikutsertakan diri dalam

segala kegiatan Audit internasional yang diinginkan oleh pembeli seperti ISO

9001, WRAP, Global Security Verification (GSV), Organic Exchange, BSCI, dan

Sadex. Ini adalah upaya dari perusahaan untuk menuju persaingan global.

Selain di ekspor ke manca negara, sisa produk yang dihasilkan dengan

kualitas produk nomor dua (barang tidak lulus inspeksi untuk ekspor), dilempar

atau dijual ke pasar lokal seperti factory outlet- factory outlet yang ada di

Bandung. Perusahaan juga memproduksi barang-barang untuk pasar lokal dengan

label khusus.

Untuk memberdayakan masyarakat sekitar lingkungan pabrik, perusahaan

menjual juga hasil sisa-sisa potongan kain yang sudah tidak terpakai, untuk di

daur ulang kembali oleh masyarakat sekitar menjadi produk yang mempunyai

nilai tambah seperti keset dari kain perca. Hal ini sangat menguntungkan

(12)

Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, maka setiap bagian atau

departemen harus saling bekerja sama satu dengan yang lainnya, guna pencapaian

tujuan perusahaan.

Gambar 2.2

Diagram interaksi proses-proses utama PT.Leading Garment Industries

Sumber: Manual Manajemen mutu ISO 2000 PT.Leading Garment Industries BUYER/

PEMBELI

DIREKSI

MARKETING

PURCHASING - KAIN - AKSESORIS

PRODUKSI

EKSPORT / SHIPPING

TUJUAN

(13)

Penjelasan:

1. Direksi berwenang menetapkan tujuan perusahaan, mengontrol dan

mengawasi tiap-tiap bagian, dan menjaga hubungan baik dengan pembeli.

2. Personalia dan Umum, membantu tiap departemen dalam hal mencarikan

sumber daya manusia yang kompeten, dan berhubungan dengan lingkungan

luar perusahaan.

3. Marketing,

 Mencari pembeli (mengadakan promosi ke luar negeri).

 Menerima dokumen buyer berupa : size specification, original sample

dan fabric sample.

 Membuat purchase requisition dan memo untuk melakukan pemesanan

bahan baku (kain) dan bahan pembantu (aksesoris) ke bagian

purchasing/pembelian.

 Mengecek kesiapan bahan baku mulai dari kain, benang, dan aksesoris

(label, pita, kancing, hangtag)

 Melakukan koordinasi dengan produksi bagian potong dan bagian

produksi jahit serta Quality Control.

 Berkoordinasi dengan bagian eksport mengenai tanggal pengiriman dan

(14)

4. Produksi

1. Produksi bagian potong

 Menerima kain dari bagian kain.

 Mengampar kain (spreading), menjiplakkan pola ke atas kain,

memotong kain (cutting), Pemberian stiker nomor dengan tujuan

untuk menghindari permasalahan di proses selanjutnya pada saat

penggabungan garment (numbering), Melakukan proses

pengelompokkan garment berdasarkan ukuran, warna dan jumlah

(Bundling).

 Mendistribusikan potongan kain ke ruangan produksi jahit.

2. Produksi bagian jahit (sewing)

 Menerima potongan kain dari bagian potong.

 Mengerjakan produksi massal sesuai dengan order produksi dan

intruksi tambahan bila ada dari marketing.  Mengemas barang yang sudah jadi.

 Menginformasikan barang yang sudah dikemas ke bagian

eksport/shipping untuk diangkut ke gudang penyimpanan barang.

5. Eksport/Shipping

 Mengangkut barang yang sudah dikemas dari bagian produksi jahit

untuk dipindahkan ke gudang penyimpanan bagian eksport.

 Menerima informasi dari bagian marketing tentang tanggal

pengiriman dan alamat pembeli.

(15)

6.Tujuan

Semua bagian dalam interksi proses-proses utama pada PT.Leading

Garment Idustries bandung bertujuan untuk:

a. Menjaga tingkat spesifikasi garment yang diserahkan kepada

pelanggan (dengan cara: menekan tingkat garment bermasalah yang

diklaim pelanggan sesuai dengan batas toleransi maksimal

per-tahun yang ditetapkan Direksi.

b. Menjaga tingkat ketepatan waktu penyerahan ke pelanggan

(dengan cara: menekan tingkat keterlambatan penyerahan sesuai

dengan batas maksimal toleransi per-tahun yang ditetapkan Direksi.

c. Menjaga kegagalan produk sesuai dengan batas toleransi maksimal

(16)

Alur proses bagian produksi jahit

Gambar 2.3

Alur proses bagian produksi jahit Persiapan awal Terima rencana

produksi & order produksi dari Perencana

Terima aksesoris dari gudang

Melihat dan mengecek sample garment dari buyer

sebagai panduan pengerjaan

Membikin contoh garment berdasarkan sample

dari buyer untuk di setujui oleh QC

Proses produksi jahit secara massal

Proses pemeriksaan oleh QC

Proses pengemasan

(17)

Proses jahit merupakan bagian produksi setelah cutting (potong) yang

melakukan proses pembuatan garment dengan menggabungkan beberapa elemen

menjadi sebuah produk berupa baju, shirt, skirt, dress, pants, skort, jacket, mens

pyjama atau produk garment lain yang sesuai dengan spesifikasi detail yang sudah

ditetapkan dengan buyer.

 Produksi jahit/sewing bekerjasama dengan perencana memberikan order

produksi/detail order termasuk comment dari buyer.

 Membikin garment sesuai dengan sample dari buyer untuk disetujui/acc oleh

QC. Tujuan dibuatnya contoh sebelum mulai jalan partai besar adalah untuk

menemukan kesulitan saat menjahit, menentukan waktu, dan keakuratan

spesifikasi ukuran.

 Setelah semua proses dilalui, kepala ruangan jahit akan memberikan

(18)

18 3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Kerja praktek dilaksanakan pada bagian produksi jahit yang melakukan

proses transformasi dari masukan (input) menjadi keluaran (output), dimana

manusia, bahan baku dan mesin sebagai masukannya dan barang jadi (pakaian)

sebagai keluarannya.

Fokus pelaksanaan kerja praktek adalah untuk melihat sejauhmana

produktivitas kerja operator bagian produksi jahit PT. Leading Garment Industries

Bandung. Apakah operator sudah bekerja secara produktif atau belum. Karena

sumber daya manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam suatu organisasi apalagi

industri garment yang 100% menggunakan sumber daya manusia sebagai

penggerak mesin untuk menghasilkan barang. Dan sumber daya manusia sebagai

tolak ukur keberhasilan bisnis suatu perusahaan

3.2. Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

 Datang ke lokasi untuk survey lokasi, sambil mengamati lingkungan

perusahaan.

 Wawancara dengan karyawan produksi jahit.

(19)

3.3. Hasil Kerja Praktek

3.3.1. Produktivitas kerja operator bagian jahit pada PT. Leading Garment Industries Bandung

Menurut Mali yang dikutip Sedarmayanti dalam bukunya Sumber daya manusia dan produktivitas kerja (2001;57), menyatakan bahwa: ”Produktivitas adalah bagaimana cara menghasilkan atau meningkatkan hasil barang dan jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien”

Demikian pula Fischer, Shoenfieldt, dan Shaw yang dikutip Muchdarsyah (2003:22) menyimpulkan bahwa “produktifitas tenaga kerja bukan sekedar merupakan fungsi dari seberapa keras karyawan bekerja, melainkan juga sangat tegantung pada lingkungan kerja dan alur proses yang dilewatinya. Misalnya: kualitas pasokan bahan, rancangan kerja, perawatan mesin, penggantian (modernisasi) perlengkapan dan peralatan, desain produk, proses produksi yang ditetapkan, serta iklim organisasi didalamnya”.

Secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara

hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan

(input). Karena PT. Leading Garment Industries Bandung adalah perusahaan yang

menghasilkan barang atau produk maka produktivitas kerja karyawannya bisa

diukur.

Perhitungan produktivitas akan membantu pihak manajemen untuk menilai

tingkat efisiensi dari segala sumber daya yang digunakan menjadi produk barang

(20)

mengetahui apakah segala proses yang dilakukan untuk menghasilkan produk

berlangsung secara baik dan benar atau sebaliknya. Sehingga dari hasil penilaian

kinerja tersebut akan memberikan masukan untuk segera dilakukan tindakan

perbaikan yang dilakukan secara terus menerus.

Kegiatan awal bagian produksi adalah menerima order produksi dari

marketing untuk dipelajari dan dihitung kapasitas orang, kebutuhan mesin, output

per-hari dan kegiatan lain yang berhubungan dengan proses awal jalan produksi.

(21)

Tabel 3.1

Menghitung rencana output per-hari berdasarkan standar proses yang

sudah ditetapkan perusahaan. Untuk style Mens Pyjama ini direncanakan

memakai 30orang operator dengan jam kerja 7 jam.

Output per-hari = total menit X operator yang digunakan X jam kerja

7.47 X 30 X 7 = 1568.73 pcs / hari

Output per-bulan = total menit X operator yang digunakan X jam kerja X 25

(waktu kerja satu bulan)

(22)

Tabel 3.2

Hasil output C&A Men’s Pyjama bulan Januari – Juli 2009

Produktivitas Jan - Juli 2009

2.24

Jan Feb Mar Apr Mei Jun July

Bulan

Produktivitas/hari/orang (dalam satuan pcs) Piyama Laki-Laki

Gambar 3.2

Hasil Produktivitas/hari/orang bulan Januari-Juli 2009

BULAN OUTPUT KERJA JAM JUMLAH ORANG ANTARA OUTPUT YG DIHASILKAN

DENGAN STANDAR OUTPUT PERUSAHAAN

Januari 11,776 175 30 2.24 30.02% standar perusahaan tercapai Februari 26,766 175 30 5.10 68.24% standar perusahaan tercapai

Maret 18,759 175 30 3.57 47.83% standar perusahaan tercapai

April 28,218 175 30 5.37 71.95% standar perusahaan tercapai

Mei 31,666 175 30 6.03 80.74% standar perusahaan tercapai

Juni 37,231 175 30 7.09 94.93% standar perusahaan tercapai

(23)

Grafik diatas menyatakan produktivitas rata-rata bulanan dari ruangan

produksi yang memproduksi piyama aki-laki untuk periode Januari 2009 sampai

Juli 2009 dalam satuan produktivitas / hari / orang. Orang yang digunakan

berjumlah 30 orang dengan jam kerja satu bulan 175 jam.

Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan jahit diperoleh hasil analisa

sebagai berikut:

1. Bulan Januari 2009 output per-orang 2.24pcs karena belum banyak order

dari buyer.

2. Bulan Februari 2009 output per-orang 5.10pcs terjadi kenaikan karena

pesanan order dari buyer mulai meningkat.

3. Bulan Maret 2009 output per-orang 3.57pcs karena:

 Terjadi pertukaran operator jahit dari ruangan lain (operator baru

belum terbiasa mengerjakan style piyama laki-laki

 Terjadi keterlambatan kedatangan kain dari suplier sehingga order

tidak bisa dikerjakan pada bulan Maret 2010

4. Bulan April 2009 output orang 5.37pcs mulai stabilnya output

per-orang karena sudah mulai terbiasa operator mengerjakan piyama laki-laki

tetapi banyaknya permakan (hasil jahit yang tidak bagus) menyebabkan

operator harus mengulangi pekerjaan dua kali.

5. Bulan Mei 2009 output per-orang 6.03pcs lambat laun produktivitas

(24)

6. Bulan Juni 2009 output per-orang 7.09pcs produktivitas operator jahit

semakin tinggi, karena:

 Operator jahit sudah mengerti dan paham teknik jahit yang cepat

dengan kualitas tetap bagus

 Hasil potong yang siap jahit lancar tersuplai ke ruangan jahit.

 Aksesoris jahit siap pakai (tidak menunggu).

 Mesin-mesin yang siap pakai, tidak sering terjadi kerusakan.

 Tingkat permakan tidak terlalu tinggi.

7. Bulan Juli 2009 output per-orang 4.50pcs produktitas operator jahit

menurun, karena pesanan dari buyer mulai menurun.

Dengan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja

karyawan bagian jahit bisa naik dan bisa juga turun tergantung keadaan dan

(25)

3.3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja operator jahit pada PT. Leading Garment Industries Bandung

Produktivitas kerja operator jahit PT. Leading Garment Industries

dipengaruhi oleh:

1. Keterlambatan distribusi bahan baku dan aksesoris.

2. Operator ditempatkan tidak sesuai dengan keahlian

3. Kondisi operator yang kurang sehat.

4. Mesin-mesin tidak siap pakai atau sering mengalamai kerusakan.

5. Tingkat permakan tinggi.

6. Jam kerja lembur yang tinggi.

7. Lingkungan kerja yang tidak mendukung (adanya konflik antar teman).

8. Pemimpin yang tidak memberikan arahan yang tepat kepada karyawan

dalam melaksanakan tugasnya.

Selain dari faktor-faktor diatas yang mempengaruhi produktivitas kerja

operator jahit ada juga faktor lain yang bersumber pada diri sendiri operator

tersebut seperti:

1. Loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan.

2. Motivasi yang tinggi untuk bekerja lebih baik.

3. Bisa bekerjasama dengan orang lain.

4. Bisa mengendalikan konflik pribadi dan konfilk dengan orang lain tanpa

mengganggu pekerjaan.

(26)

Dari analisa faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja operator

jahit diatas, maka manajemen harus bisa menyelesaikan permasalahan tersebut

dengan melakukan tindakan perbaikan seperti:

 Merencanakan kedatangan pesanan kain dari suplier sesuai dengan rencana.

 Menjamin suplai hasil potong dan aksesoris ke ruang produksi berjalan

sesuai dengan rencana.

 Meningkatkan kontrol dan pengawasan terhadap hasil produk.

 Mengadakan pelatihan untuk meningkatkan keahlian operator.

 Memotivasi operator supaya bekerja sesuai dengan standar target yang

ditetapkan oleh perusahaan dan memberikan metode teknis pengerjaan cara

cepat hasil bagus.

 Berkoordinasi dengan bagian personalia untuk operator yang bermasalah.

 Berkoordinasi dengan kepala montir untuk mesin-mesin yang rusak atau

tidak terpakai agar segera digantikan dengan mesin yang siap pakai.

Agar peningkatan produktivitas kerja dapat terwujud maka manajemen perlu

memahami secara tepat tentang faktor-faktor penentu keberhasilan peningkatan

produktivitas kerja, seperti diungkapkan diatas. Karena dengan memahami

selanjutnya manajemen dapat mengukur tingkat perbaikan produktivitas operator

dari waktu ke waktu dengan cara membandingkan produktivitas standar yang

telah ditetapkan dengan produktivitas hasil kenyataan yang diperoleh oleh

operator. Hal ini bermanfaat untuk perusahaan dalam Mengendalikan

permasalahan dimasa kini dan masa yang akan datang, sehingga tujuan

(27)
(28)

27 4.1Kesimpulan

Akhirnya penulis dapat menyimpulkan hasil dari pengamatan, observasi dan

wawancara selama mengikuti kerja praktek pada PT. Leading Garment Industries

Bandung yaitu:

1. Produktivitas kerja operator jahit pada PT. Leading Garment Industries

Bandung untuk style Men’s Pyjama, dengan penggunaan 30 orang dan jam

kerja 175jam maka dihasilkan produktivitas kerja per-orang, per-hari adalah

sebagai berikut:

o Bulan Januari 2009 dihasilkan 2.24pcs/orang/hari

o Bulan Februari 2009 dihasilkan 5.10pcs/orang/hari

o Bulan Maret 2009 dihasilkan 3.57pcs/orang/hari

o Bulan April 2009 dihasilkan 5.37pcs/orang/hari

o Bulan Mei 2009 dihasilkan 6.03pcs/orang/hari

o Bulan Juni 2009 dihasilkan 7.09pcs/orang/hari

o Bulan Juli 2009 dihasilkan 4.50pcs/orang/hari

Terjadi naik turun hasil produktivitas kerja operator jahit pada PT.Leading

garment Industries Bandung.

2. Faktor penghambat produktivitas kerja operator jahit pada PT. Leading

Garment Industries Bandung terjadi karena faktor Eksternal (kesiapan bahan

baku, bahan pembantu, kondisi fisik, permakan tinggi dan lain sebagainya)

(29)

4.2Saran

Produktivitas kerja operator bagian produksi jahit sangat penting sekali dalam

perusahaan, untuk itu manajemen harus lebih serius dalam:

1. Memperhatikan dan mengukur produktivitas kerja operator jahit dari waktu

ke waktu.

2. Menganalisa faktor-faktor penghambat produktivitas kerja operator, untuk

(30)
(31)

Nama : Irma Yunita

Tempat / Tanggal Lahir : Subang / 28 Juni 1978

Umur : 32 tahun

Pendidikan :

NO NAMA SEKOLAH TEMPAT TAHUN

1 Taman Kanak-Kanak (TK) Pertiwi Cirebon 1984

2 Sekolah Dasar (SD) Balebat Pusaka Nagara 1990

3 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pusaka Nagara 1993

4 Sekolah Menengah Atas (SMA) Pamanukan 1996

5 Data Computer Indonesia (Diploma 1) Bandung 1997

6 Universitas Komputer Indonesia (S1) Bandung 2007 - Sekarang

Pekerjaan : Pegawai Swasta

Alamat : Ds. Sukagalih RT/RW:01/06 No.61 Kel. Pasir Jati

(32)
(33)

Gambar

Tabel 1.1 Waktu kerja praktek
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Bagian Produksi
Gambar 2.2 Diagram interaksi proses-proses utama
Gambar 2.3 Alur proses bagian produksi jahit
+4

Referensi

Dokumen terkait

absensi, dan upah borongan terhadap produktivitas kerja karyawan bagian. produksi finishing shopping bag

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul : “Hubungan Motivasi Kerja Dengan Produktivitas Kerja Karyawan Tetap bagian Produksi pada PT. Susu

produktivitas kerja karyawan bagian produksi finishing shopping bag pada PT. Surya Gemilang Surakarta. Hipotesa adalah sebuah kesimpulan sementara yang masih

produktivitas kerja karyawan bagian produksi finishing shopping bag pada PT. Surya Gemilang Surakarta. Hipotesa adalah sebuah kesimpulan sementara yang masih

TAPM yang berjudul Pengaruh Pelatihan, Motivasi, Budaya Organisasi, dan Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Studi kasus pada karyawan bagian produksi PT.. XYZ adalah

Albasi Priangan Lestrai Kota Banjar terletak pada kategori cukup dan tanggapan Produktivitas Kerja pada karyawan kontrak bagian produksi rotary di PT.. Albasi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan bagian produksi pada PT.. Pacific Global Utama

Dalam program pelatihan PT Apparel One Indonesia melakukan pelatihan jahit garment unit produksi yang bertujuan untuk meningkatkan produktifitas, kualitas, dan