• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Tidur: Nyeri pada Ny. M di Ruang V tanjung 2 (Obgyn) RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Tidur: Nyeri pada Ny. M di Ruang V tanjung 2 (Obgyn) RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Di Ruang Tanjung 2 RSUD

Dr. Pirngadi Kota Medan

Tahun 2013

Disusun Dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi D-III Keperawatan

Oleh:

Adelina Harianja

102500048

Program Studi Diploma III Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan dengan Prioritas

Masalah Kebutuhan Tidur: Nyeri pada Ny. M di Ruang V tanjung 2 (Obgyn)

RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan”. Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai awal penelitian dalam rangka memenuhi persyaratan pendidikan menyelesaikan program diploma keperawatan di Fakultas Keperawatan UniversitasSumatera Utara Tahun 2013.

Penyusunan karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara beserta staf Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ikhsan A. Harahap, S.Kp, M.Kes selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Program Studi D-III Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu di Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Ellyta Aizar, S.Kp selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan, inspirasi kepada penulis, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya karya ilmiah

(4)

7. Ibu Nur Asiah, S.Kep, Ns selaku penguji yang telah memberikan masukan-masukan, inspirasi.

8. Kedua orang tua yang telah memberikan semangat, perhatian, kasih sayang, dukungan kepada penulis serta bantuan baik secara moril, materi maupun spiritual sehingga laporan karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan.

9. Kepada kakak dan abang yang senantiasa selalu memberikan dukungan, perhatian kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

10. Kepada teman-teman mahasiswa D-III fakultas keperawatan stambuk 2010 Universitas Sumatera Utara yang saya sayangi, yang telah memberikan dukungan, semangat, dan membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini guna memenuhi tugas akhir.

Pada penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis, maka dari itu penulis mohon saran dan kritik yang bersifat membangun penulis harapkan guna kebaikan dalam penulisan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara kota Medan.

Medan, 5 Juli 2013

Penulis

(Adelina Harianja)

 

 

 

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR SAMPUL

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 3

1.2.1 Tujuan Umum ... 3

1.2.2 Tujuan Khusus ... 3

1.3 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Post Partum ... 4

2.1.1 Pengertian Post Partum ... 4

2.1.2 Masalah Dalam Post Partum ... 4

2.2 Konsep kebutuhan tidur 2.2.1 Fisiologi Tidur ... 6

2.2.2 Tahapan Tidur ... 6

2.2.3 Fungsi Tidur ... 8

2.2.4 Gangguan Tidur ... 8

2.2.5 Faktor penyebab Gangguan Tidur ... 10

2.2.6 Kebutuhan Tidur Selama Masa Nifas ... 11

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Tidur ... 12

2.3.1 Pengkajian ... 12

2.3.2 Analisa Data ... 13

2.3.3 Rumusan Masalah ... 14

(6)

Pola Tidur ... 17

2.4.1. Pengkajian ... 17

2.4.2 Analisa Data ... 24

2.4.3 Masalah Keperawatan ... 25

2.4.4 Diagnosa Keperawatan ... 25

2.4.5 Perencanaan Keperawatan ... 25

2.4.6 Pelaksanaan Keperawatan ... 27

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan ... 30

3.2 Saran ... 30

DAFTAR PUSTAKA ... 31

Lampiran……….32

 

 

 

 

 

 

 

 

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak yang harus dipenuhi oleh semua orang .Dengan istirahat yang cukup , tubuh baru dapat

berfungsi secara optimal . Istirahat dan tidur memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Secara umun, istirahat berarti suatu keadaan tenang, rileks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan gelisah. Sedangkan tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur di karakteristikkan dengan aktivitas fisik yang minimal, tingkat. kesadaran yang bervariasi, perubahan fisiologis tubuh ,dan penurunan respon stimulasi eksternal. Hampir sepertiga dari waktu kita, kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut didasarkan bahwa tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik, mengurangi kecemasan stress, dean dapat meningkatkan kemampuan dan konsentrasi saat hendak melakukan aktivitas sehari –hari (Wahit & Nurul, 2007)

Ketika orang sedang beristirahat, biasanya mereka merasa rileks secara mental, bebas dari kecemasan, dan tenang secara fisik. Istirahat tidak berarti tanpa aktivitas, meskipun setiap orang sering berpikir tentang hal itu seperti duduk di kursi yang nyaman atau berbaring di tempat tidur. Ketika orang sedang beristirahat, mereka berada pada keadaan aktivitas mental dan fisik yang menyegarkan mereka kembali, bergairah kembali, dan siap untuk menyelesaikan aktivitas hari itu. Semua orang memiliki kebiasaan sendiri untuk memperoleh istirahat dan menemukan cara-cara untuk menyesuaikan sebaik mungkin dengan lingkungan yang baru atau kondisi yang mempengaruhi kemampuan beristirahat (Potter & Perry, 2005).

(8)

Post partum adalah (masa nifas) merupakan masa pemulihan dari sembilan bulan kehamilan dan proses kelahiran. Dengan pengertian lainnya, masa nifas yang bisa disebut juga dengan masa puerperium dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat–alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas ini berlangsung selama kira– kira 6 minggu. Pada masa ini terjadi perubahan -perubahan fisiologi maupun psikologi, yaitu perubahan fisik, involusi uterus, dan pengeluaran lokhia, laktasi ASI, perubahan system tubuh lainnya. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik bagi ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi selama 24 jam pertama (buku Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan Maternital dan neonatal, 2006).

Kebutuhan istirahat dan tidur yang memuaskan bagi ibu yang baru melahirkan merupakan masalah yang sangat penting sekalipun tidak mudah dicapai. Keharusan ibu untuk beristirahat sesudah melahirkan memang tidak diragukan lagi,kehamilan dengan beban kandungan yang berat dan banyak keadaan yang mengganggu lainnya, pekerjaan bersalin,bukan persiapan yang baik dalam menghadapi kesibukan yang akan terjadi. Padahal hari-hari postnatal akan dipenuhi oleh banyak hal,begitu banyak yang harus dipelajari, ASI yang

diproduksi dalam payudara, kegembiraan menerima kartu ucapan selamat, karangan bunga,hadiah-hadiah serta menyambut tamu dan juga kekhawatiran serta keprihatinan yang tidak ada kaitannya dengan situasi ini. Jadi, dengan tubuh yang letih dan mungkin pula pikiran yang sangat aktif, ibu sering perlu diingatkan dan dibantu agar mendapatkan istirahat yang cukup (Musrifatul, 2006).

(9)

menyusui mengalami gangguan pola tidur yang lebih besar.Yang sangat di idamkan ibu baru adalah tidur dia tidur lebih banyak istirahat di minggu 2 dan bulan 2 pertama setelah melahirkan, biasanya mencegah depresi dan memulihkan tenaganya yang terkuras habis (Bobak, 2005).

1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

Untuk megetahui kebutuhan tidur pada Ibu nifas yang ada di ruangan

Tanjung 2 (obgyn), RS Pringadi, medan .

1.2.2. Tujuan Khusus

1. Memahami tentang teori tidur

2. Mengetahui tentang gangguan tidur pada post partum.

1.3. Manfaat penelitian

1. Penulis

Menambah pengetahuan, wawasan bagi peneliti dalam melakukan pengkajian terhadap gangguan tidur pada ibu melahirkan / ibu nifas.

2. Ibu nifas

Memberikan masukan atau pendapat bagi Ibu nifas tentang cara-cara mengurangi gangguan tidur.

3. Bagi perawat

Menambah wawasan bagi tenaga kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya pada Ibu nifas dalam mengatasi gangguan tidur.

4. Bagi instansi pendidikan

Untuk memberikan pengetahuan, pendidikan bagi mahasiswa keperawatan.

 

 

 

 

 

(10)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

2.1. Konsep Post Partum

2.1.1. Pengertian Post partum

Post Partum adalah periode pemulihan dari perubahan anatomis dan fisiologis yang terjadi selama kehammilan. Post partum/ puerperium atau periode pasca persalinan umumnya berlangsung selama 6-12 minggu setelah kelahiran anak. Lama post partum , bisa berbeda –beda pada setiap ibu. Namum, cepat lambatnya darah berhenti, bukan merupakan indikasi singkat 6 minggu atau 40 hari menurut hitungan awam merupakan masa nifas, dan penting sekali untuk terus dipantau .Nifas merupakan masa pembersihan rahim, sama halnya seperti haid. Darah nifas mengandung trombosit, sel-sel degeratif, sel-sel nekrosis atau sel mati, dan sel-sel endometrium yang sisa. Mungkin ada ibu yang merasa heran ketika darah nifasnya cepat berhenti, sementara ada pula yang waswas dan khawatir karena darah nifasnya masih keluar melewati masa 40 hari (Serri, 2009).

Post partum adalah (masa nifas)merupakan masa pemulihan dari sembilan bulan kehamilan dan proses kelahiran. Dengan pengertian lainnya,masa nifas yang bisa disebut juga dengan masa puerperium ini dimulai setelah kelahiran

plasenta dan berakhir ketika alat–alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil(Buku Acuan Nasional,Pelayanan Kesehatan Maternital dan Neonatal,2006).

2.1.2. Masalah dalam Post Partum

1. Masalah Traktus Urinarius

(11)

(biasanya stress inkontinensia) yang kadang–kadang menetap sampai beberapa minggu pasca persalinan. Untuk mempercepat penyembuhan keadaan ini dapat dilakukan latihan otot dasar panggul (Serri, 2009).

2. Nyeri punggung

Nyeri punggung sering dirasakan pada trimester ketiga kehamilan dan menetap setelah persalinan pada anak masa nifas . kejadian ini terjadi pada 25 % wanita dalam masa post partum namun keluhan ini dirasakan oleh 50

% dari mereka sejak sebelum kehamilan. Keluhan ini menjadi semakin hebat bila mereka harus merawat anaknya sendiri (Serri, 2009) .

3. Anemia

Resiko anemia ini dapat terjadi bila ibu mengalami poendarahan yang banyak,apalagi bila sudah sejak masa kehamilan ada riwayat kekurangan darah. Di masa nifas, anemia bisa menyebabkan rahim susah berkontraksi. Ini karena darah tidak cukup memberikan oksigen kedalam rahim. Ibu yang mengidap anemia dengan kondisi membahayakan, apalagi mengalami perdarahan post partum, maka segera haris diberi transfusi darah. Jika kondisinya tidak berbahaya maka cukup ditolong dengan pemberian obat–obatan penambah darah yang mengandung zat besi (Serri,2009) .

4. Masalah Psikologi : defresi masa nifas

Depresi yang terjadi pada masa nifas biasanya dapat dilihat di minggu– minggu pertama setelah melahirkan, dimana kadar hormone masih tinggi. Gejalanya adalah gelisah, sedih, dan ingin menangis tanpa sebab yang jelas. Tingkatannya pun bermacam–macam, mulai dari neurologis, atau gelisah saja yang disertai kelainan tingkah laku. Situasi depresi ini akan sembuh bila ibu bisa beradaptasi dengan situaasi yang nyatanya. Defresi masa nifas seharusnya dikenali oleh suami dan juga keluarga. Gejalanya sama dengan depresi prahaid. Hal ini dikarenanakan pengaruh perubahan

(12)

mengalami cacat. Keberadaan bayi tidak jarang justru menimbulkan “stress” bagi beberapa ibu yang baru melahirkan. Ibu merasa bertanggung jawab untuk merawat bayi, melanjutkan mengurus suami, setiap malam merasa terganggu dan sering merasakan adanya ketidak mampuan dalam mengatasi semua beban tersebut (Serri, 2009) .

2.2. Konsep Kebutuhan Tidur

2.2.1. Fisiologi Tidur

Tidur adalah stasus perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur di karakteristikkan dengan aktivitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh,dan penurunan respon stimus terhadap eksternal. Hampir sepertiga dari waktu kita,kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa tidur dapat dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas,mengurangi kecemasan stress,dan kecemasan serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsentrasi saat hendak melakukan aktivitas sehari –hari (Wahit & Nurul, 2007).

2.2.2. Tahapan Tidur

Tidur terjadi hanya ketika perhatian dan aktivitas berkurang. Menguap adalah tanda yang utama individu atau seseorang berhasrat ingin tidur. Tidur

dibagi menjadi 2 tahapan, yaitu tidur Non-Rapid Eye Movement (NREM) dan tidur Rapid Eye Movement (REM) (Potter & Perry, 2005).

1. Non-Rapid Eye Movement (NREM)

Selama NREM seseorang yang tidur mengalami kemajuan melalui empat tahapan selama siklus tidur yang tipikal 90 menit. Kualitas tidur dari tahap 1 sampai tahap 4 bertambah dalam. Tidur yang dangkal merupakan karakteristik dari tahap 1 dan 2 dan seseorang lebih mudah terbangun. Tahap 3 dan 4 melibatkan tidur yang dalam dan seseorang sulit bangun yang disebut tidur gelombang rendah (Potter & Perry, 2005). Tahap pada tidur NREM terdapat empat tahap, yaitu :

a. Tahap tidur pertama

(13)

gerakan bola mata ke kanan dan ke kiri. Memasuki tahap ini frekuensi EKG akan melambat tetapi kadang-kadang terjadi loncatan gelombang, mata cenderung bergerak dari sudut ke sudut, tekanan otot menghilang kecuali pada muka dan leher. Normalnya pada dewasa tahap ini biasanya akan dilalui dalam 10 menit atau lebih. Pada tahap ini kualitasnya sangat ringan, artinya akan mudah terbangun dan setelah terbangun kadang merasa seperti mimpi di siang hari.

b. Tahap kedua

Tahap ini merupakan tahap tidur ringan. Pada orang dewasa tahap ini menghabiskan sekitar 50% dari tidurnya. Setelah sekitar 20 menit menghabiskan tahap ini, akan masuk ke deep sleep, yaitu tahap 3 dan 4. Pada fase ini seseorang lebih rileks tetapi masih dapat dibangunkan dengan memanggil namanya. Karakterisriknya bola mata berhenti bergerak, tonus otot masih berkurang, tidur lebih dalam dari fase pertama.

c. Tahap ketiga dan keempat

Menurut White yang dikutip oleh Potter & Perry (2005), tahap 3 tidur lebih dalam dari fase sebelumnya. Selama fase ini orang sulit untuk dibangunkan. Karakteristiknya adalah penurunan tanda-tanda vital, dan metabolism tubuh. Tidur tahap 4 merupakan tidur yang dalam dan sangat sulit dibangunkan, pernapasan dan nadi menurun, tekanan darah menurun, suhu menurun, metabolism lambat, dan relaksasi otot-otot. Tahap ini mempunyai nilai dan fungsi perbaikan, sangat penting untuk penyembuhan fisik. Kebanyakan hormone perkembangan manusia diproduksi malam hari, dan puncaknya selama tidur tahap ini. Hormon perkembangan ini tidak hanya diproduksi untuk perkembangan saja, tetapi juga untuk perbaikan jaringan. Tahap ini jumlahnya 25% dari tidur anak-anak, terjadi penurunan pada dewasa

(14)

2. Tahap Tidur Rapid Eye Movement ( REM)

Tahap tidur REM ditandai dengan gerakan bola mata yang cepat, tonus otot rendah, denyut nadi bertambah, suhu tubuh meningkat, respirasi dan frekuensi jantung ireguler yang merupakan sifat tidur dengan mimpi, metabolism meningkat, sekresi gastrik meningkat, dan pada laki-laki sering terjadi ereksi penis. Sepanjang tidur malam yang normal, tidur REM berlangsung selama 5 sampai 30 menit dan biasanya muncul rata-rata setiap 90 menit, dimana tidur REM yang pertama terjadi dalam waktu 80-100 menit sesudah tertidur.

2.2.3. Fungsi Tidur

Teori lain tentang kegunaan tidur adalah tubuh menyimpan energi selama tidur. Otak skelet berelaksasi secara progresif, dan tidak adanya kontraksi otot menyimpan energi kimia untuk proses seluler. Penurunan laju metabolik basal lebih jauh menyimpan persediaan energi tubuh (Anch dkk, 1988). Tidur REM terlihat penting untuk pemulihan kognitif. Tidur REM dihubungkan dengan perubahan dalam aliran darah serebral, peningkatan aktivitas kortikal , peningkatan konsumsi oksigen, dan pelepasan epinefrin. Hubungan ini dapat membantu menyimpan memori dan pembelajaran. Selama tidur, otak menyaring informasi yang disimpan tentang aktivasi hari tersebut. Kegunaan tidur pada perilaku seringkali tidak diketahui sampai seseorang mengalami suatu masalah

akibat deprivasi dari tidur. Kurangnya tidur REM dapat mengarah pada perasan bingung dan curiga. Tidak ada hubungan sebab dan akibat antara kehilangan tidur dan disfungsi tubuh yang spesifik . Akan tetapi berbagai fungsi tubuh (misalnya: penampilan motorik, memori, dan keseimbangan) dapat berubah ketika terjadi kehilangan tidur yang memanjang (Potter dan Perry , 2005).

2.2.4. Gangguan Tidur

Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan menyebabkan gangguan tidur. Jenis-jenis gangguan tidur adalah:

1. Insomnia

(15)

tidak cukup. Namun, seringkali klien tidur lebih banyak dari yang disadarinya. Insomnia dapat menandakan adanya gangguan fisik atau psikologis (Potter & Perry, 2005).

2. Apnea tidur

Apnea tidur adalah gangguan yang dicirikan dengan kurangnya aliran udara melalui hidung dan mulut selama periode 10 detik atau lebih pada saat tidur. Klien yang mengalami apnea tidur seringkali tidak memiliki

tidur dalam yang signifikan. Pada kasus-kasus apnea tidur yang parah, tonsil, uvula, atau bagian dari palatum mole dapat diangkat melalui pembedahan (Potter & Perry, 2005).

3. Narkolepsi

Narkolepsi adalah disfungsi mekanisme yang mengatur keadaan bangun dan tidur. Disiang hari seseorang dapat merasakan kantuk berlebihan yang datang secara mendadak dan jatuh tertidur. Tidur REM dapat terjadi selama 15 menit dalam waktu tidur. Katapleksi atau kelemahan otot yang tiba-tiba disaat emosi sedang kuat dapat terjadi kapan saja di siang hari. Hal ini dapat menyebabkan kehilangan kontrol otot volunter dan jatuh ke lantai. Masalah signifikan untuk individu yang menderita narkolepsi adalah bahwa orang tersebut jatuh tertidur tanpa bisa dikendalikan pada waktu yang tidak tepat (Potter & Perry, 2005).

4. Deprivasi tidur

Deprivasi tidur adalah masalah yang dialami banyak klien sebagai akibat disomnia. Penyebabnya dapat menyangkut penyakit (mis.demam, sulit bernafas, atau nyeri), stres emosional, obat-obatan, gangguan lingkungan, dan keanekaragaman waktu tidur yang terkait dengan waktu kerja (Potter & Perry, 2005).

5. Parasomnia

Parasomnia adalah masalah tidur yang lebih banyak terjadi pada anak-anak

(16)

tersebut dapat mengindikasikan gangguan yang lebih serius (Potter & Perry, 2005).

2.2.5. Faktor-Faktor Penyebab Gangguan tidur

Faktor-Faktor Penyebab Gangguan Tidur adalah:

1. Penyakit Fisik

Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan fisik (misalnya kesulitan bernafas), atau masalah suasana hati, seperti kecemasan atau depresi, dapat menyebabkan masalah tidur. Seseorang dengan perubahan seperti itu mempunyai masalah kesulitan tertidur atau tetap tertidur. Penyakit juga dapat memaksa klien untuk tidur dalam posisi yang tidak biasa. Sebagai contoh, memperoleh posisi yang aneh saat tangan atau lengan diimobilisasi pada traksi dapat mengganggu tidur Nokturia, atau berkemih pada malam hari, mengganggu tidur dan siklus tidur. Setelah seseorang berulang kali terbangun untuk berkemih, menyebabkan kembali untuk tertidur lagi menjadi sulit (Potter & Perry, 2005).

2. Stres emosional

Kecemasan tentang masalah pribadi atau situasi mengganggu tidur. Stres emosional menyebabkan seseorang menjadi tegang dan seringkali

mengarah frustasi apabila tidak tidur. Stres juga menyebabkan seseorang mencoba terlalu keras untuk tertidur, sering terbangun selama silkus tidur, atau terlalu banyak tidur. Stres yang berlanjut dapat menyebabkan kebiasaan tidur yang buruk (Potter & Perry, 2005).

3. Lingkungan

(17)

menyukai suara sebagai latar belakang seperti musik lembut atau televisi (Potter & Perry, 2005).

4. Latihan fisik dan kelelahan

Seseorang yang kelelahan menengah (moderate) biasanya memperoleh tidur yang mengistirahatkan, khususnya jika kelelahan adalah hasil dari kerja atau latihan yang menyenangkan. Latihan 2 jam atau lebih sebelum waktu tidur membuat tubuh mendingin dan mempertahankan suatu

keadaan kelelahan yang meningkatkan relaksasi. Akan tetapi, kelelahan yang berlebihan yang dihasilkan dari kerja yang meletihkan atau penuh stres membuat sulit tidur. Hal ini dapat menjadi masalah yang umum bagi anak sekolah dan remaja (Potter & Perry, 2005).

5. Asupan makanan dan kalori

Orang tidur lebih baik ketika sehat sehingga mengikuti kebiasaan makan yang baik adalah penting untuk kesehatan yang tepat dan tidur (Hauri dan Linde, 1990). Makan besar, berat, dan /atau berbumbu pada makan malam dapat menyebabkan tidak dapat dicerna yang mengganggu tidur. Konsumsi alkohol dan kafein pada malam hari juga meningkatkan produksi-insomnia (Potter & Perry, 2005).

2.2.6. Kebutuhan Tidur Selama Masa Nifas

Masa nifas berkaitan dengan gangguan pola tidur, terutama segera setelah melahirkan. 3 hari pertama dapat merupakan hari yang sulit bagi ibu akibat penumpukan kelelahan karena persalinan dan kesulitan beristirahat karena perineum. Nyeri perineum pasca partus berkolerasi erat dengan durasi kala II persalinan. Rasa tidak nyaman di kandung kemih, dan perineum, serta gangguan bayi, semuanya dapat menyebabkan kesulitan tidur, yang dapat mempengaruhi daya ingat dan kemampuan psikomotor. Secara teoritis pola tidur kembali mendekati normal dalam 2 / 3 minggu setelah persalinan, tetapi ibu yang menyusui mengalami gangguan pola tidur yang lebih besar.Yang sangat di

(18)

Banyak orang yang mengalami sulit tidur. Orang dewasa butuh rata - rata 7 - 8 jam untuk tidur dan semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk tidur saat orang semakin tua. Orang yang sudah tua biasanya membutuhkan 5 - 6 jam, sesekali begadang tidak mengganggu kecuali menyebabkan kelelahan esok harinya. Gangguan tidur yang menetap sering diakibatkan stres, kegelisahan, atau depresi yang, dan tak dapat berkonsentrasi. Simpton atau gejala fisik seperti nyeri, Juga beberapa obat dapat mengganggu tidur.Kebutuhan istirahat dan tidur pada ibu nifas sangat diperlukan dalam proses penyembuhan organ – organ reproduksi. Fungsi tidur pada masa nifas untuk mengistrahatkan tubuh yang letih , meningkatkan kekebalan tubuh dari serangan penyakit ,mempercepat involusi uteri , memperbanyak produksi ASI , manambah konsentrasi , dan kemampuan fisik (Bobak , 2005) .

Posisi tidur ibu waktu beristirahat sesudah melahirkan penderita harus tidur terlentang, hanya dengan satu bantal yang tipis. Tetapi ada juga pendapat lain mengatakan bahwa ibu bebas memilih posisi tetapi untuk memudahkan pengawasan sebenarnya tidur telentang lebih baik karena dengan tidur terlentang mudah mengawasi keadaan kontraksi uterus dan mengawasi pendarahan.Biasanya setelah melahirkan penderita akan merasa lelah dan dapat tidur sehingga merasa nyaman berada ditempat tidur. Usaha agar penderita dapat tidur ialah dengan

menyakinkan penderita bahwa keadaannya normal. Istirahat dan tidur sangat perlu bagi penderita, selain untuk mengembalikan kesehatan, juga untuk pembentukan air susu ibu.Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari (Bobak , 2005 )

2.3. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan

Dasar Tidur

2.3.1. Pengkajian

1. Riwayat tidur

(19)

 Pola tidur yang biasa

 Ritual sebelum tidur

 Penggunaan obat tidur atau obat lainnya

 Lingkungan tidur

 Perubahan terkini poada tidur

Selain itu,riwayat ini juga mencakup berbagai maalah yang ditemui pada pola tidur,penyebabnya,kapan pertama kali masalah tersebut muncul, frekuensinya,pengaruhnya terhadap keseharian pasien,dan bagaiman pasien mengatasi masalah tesebut .

2. Catatan tidur

Catatan tidur sangatlah bermamfaat,khususnya untuk klien yang memiliki maalah tidur sebab catatan ini berisi informasi yang terkait pada pola tidur. Catatan tidur dapat mencakup :

 Jumlah jam tidur

 Aktivitas yang dilakukan 2-3 jam sebelum tidur (jenis,durasi dan

waktu)

 Ritual sebelum tidur misalnya (minum air,obat tidur ).

 Waktu pergi tidur ,mencoba tidur,tertidur,terjaga dimalam hari,serta

bnagun tidur dipagi hari

 Adanya masalah yang pasien alami dan yakini yang dapat mempengaruhi tidur

3. Pemeriksaan fisik

(20)

2.3.2. Analisa data

Sumber untuk pengkajian tidur,biasanya klien merupakan sumber yang terbaik untuk menggambarkan masalah tidur dan sampai sejauh mana masalah tersebut mengubah pola tidur dan bangun mereka yang biasa. Seringkali klien mengetahui penyebab masalah tidur tersebut, seperti nyeri kebisingan lingkungan atau kekhawatiran akan suatu hubungan.Analisa dari subjektif kesulitan tidur seperti nyeri dan analisa objektif seperti terlihat lingkaran hitam disekitar mata. 

1.3.3. Rumusan masalah

Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, ditandai dengan adanya luka operasi pada abdomen .

1.3.4. Perencanaan

(21)

2.4. Asuhan Keperawatan pada Kasus dengan Gangguan

KebutuhanTidur pada Ny.M di Ruang V (Obgyn) RSUD Dr. Pirngadi

Kota Medan

2.4.1. Pengkajian

1. Biodata

Identitas Pasien

Nama : Ny. M

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 30 tahun

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Kristen protestan Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Jln. Fisilium no.209 Helvetia Tanggal Masuk RS : 16 juni 2013

No. Register : 00.88.68.62

Ruangan/kamar : R.V Obgyn / Tanjung 2 Golongan Darah : -

Tanggal Pengkajian : 18 juni 2013 Tanggal Operasi : 17 juni 2013

Diagnosa Medis : Post SC , Previa totalis

II. Keluhan Utama:

Ibu mengatakan mengalami gangguan tidur karena nyeri dan adanya luka pada bagian abdomen akibat operasi SC (Seksio Saesaria).

III. Riwayat Kesehatan Sekarang :

A. Provocative/palliative

1. Apa penyebabnya :

Ibu mengatakan bahwa gangguan ini setelah persalinan atau

melahirkan dan tergaggu pola tidur karena merasakan nyeri. 2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan : Istirahat,

(22)

B. Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan

Ibu mengatakan tubuhnya lemas, gelisah dan terasa pusing,mata terasa ngantuk tetapi sulit untuk tidur .

2. Bagaimana dilihat

Ketika diobservasi Ibu tampak lemah,gelisah,konjungtiva pucat, kantong / lingkaran mata berwarna hitam .

C. Region

1. Dimana lokasinya

Ibu mengatakan nyeri yang dirasakan didaerah sekitar abdomen. 2. Apakah menyebar

Ibu mengatakan nyeri yang dirasakan tidak menyebar.

IV. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Ibu mengatakan tidak punya riwayat penyakit yang berat sebelumnya.

(23)

VI. Pengkajian Kebutuhan Tidur

1. Riwayat Tidur

a. Kebutuhan Tidur

Ibu.M mengatakan kebutuhan tidurnya terganggu karena nyeri dan adanya luka pada abdomen akibat operasi sektio saesaria. Pasien juga mengatakan lama tidurnya sebelum melahirkan sekitar kurang lebih

dari 7 jam pada malam hari, tetapi selama nifas lama tidurnya jadi berkurang sekitar 5 jam pada malam hari.Tidur sebelum melahirkan pada siang hari sekitar kurang lebih dari 1 jam,tetapi selama masa nifas tidak bisa tidur siang. Penyebab gangguan tidur karena nyeri, sering terbangun di malam hari, dan siang hari susah untuk tidur. Pengaruh akibat gangguan tidur terhadap aktivitas keseharian jadi terganggu dan kondisi tubuh jadi lemah .

b. Ritual sebelum Tidur

Ibu.M mengatakan ritual yang digunakannya sebelum tidur dan juga untuk mempercepat proses tidur adalah seperti mendengar musik, dan bercerita–cerita bersama dengan keluarga, melakukan aktivitas ringan seperti melipat kain di atas tempat tidur, dan berdoa .

c. Penggunaan obat tidur atau obat–obat lainnya

Ibu.M mengatakan tidak ada obat yang digunakan untuk tidur

d. Lingkungan Tidur

Ibu.M mengatakan kondisi lingkungan saat di rawat di rumah sakit dapat menyebabkan gangguan tidur karena adanya kebisingan , kurang nyaman, tidak seperti kondisi di lingkungan rumah sendiri .

e. Perubahan terkini dalam tidur

Ibu.M mengatakan perubahan kebutuhan tidur yang dialami saat ini, sangat terganggu karena faktor nyeri dan adanya luka pada abdomen

(24)

2. Catatan Tidur

a. Jumlah tidur total per hari

Ibu.M mengatakan jumlah total tidur yang digunakan sebelum post partum sekitar kurang lebih dari 7 jam, tetapi setelah post partum pasien mengatakan jumlah total tidurnya sekitar 5 jam. Dimana jumlah tidur malam sekitar 5 jam dan sering terbangun karena nyeri, dan jumlah tidur siang sekitar satu jam, dan terkadang tidak bisa tidur siang .

b. Waktu yang digunakan untuk tidur

Ibu.M mengatakan pergi tidur pada sebelum post partum pada malam sekitar pukul 21:00 WIB sudah pergi ke tempat tidur dan tertidur sekitar pukul 21 :15 WIB . Selama tidur tidak ada gangguan untuk terbangun di malam hari kecuali BAK. Dan bangun tidur di pagi hari pada pukul 5 : 00 WIB sudah terbangun untuk melakukan aktivitas pekerjaan ibu rumah tangga, dan mengurus anak–anak. tetapi setelah melahirkan pada pukul 22 : 20 masih kondisi tidak tidur, masih bercerita–cerita bersama keluarga, duduk di tempat tidur. waktu untuk tidur sekitar pukul 22 : 20 WIB, dan sering terbangun di malam hari karena nyeri dan buang air kecil ke kamar mandi lebih dari 3 kali,

dan susah untuk memulai tidur lagi . Bangun tidur di pagi hari sekitar 05 : 30 WIB sudah terbangun .

3. Pemeriksaan Fisik

(25)

VII. Pemeriksaan Fisik

A. Keadaan Umum

Ibu.M terlihat lemah,konjungtiva pucat,lingkaran mata tampak hitam tanda-tanda vital pasien normal.

B. Tanda-tanda vital

- Suhu Tubuh : 36,6oC

- Tekanan darah : 110/70 mmhg

- Nadi : 80x/i

- Pernafasan : 20x/i

- TB : 165 cm

- BB sebelum melahirkan : 56 kg - BB setelah melahirkan : 51 kg - Skala nyeri : 4

C. Pemeriksaan Fisik

Wajah

- Warna kulit : Pucat

- Struktur wajah : Tampak wajah pucat,wajah seperti Mengantuk, sering menguap.

Mata

- Kelengkapan dan kesimetrisan : Simetris

- Palpebra : Kelopak mata bengkak

- Konjungtiva : Konjungtiva Pucat, Lingkaran mata hitam

- Pupil : Isokor

- Cornea dan iris : Tidak ada kelainan pada cornea dan iris

- Visus : Menggunakan kacamata

mata sebelah kanan -0,75 dan

(26)

Mulut dan faring :

- Keadaan bibir : Mukosa bibir kering

- Keadaan gusi dan gigi : Gigi kurang bersih,berwarna

kekuningan. - Keadaan lidah : Pasien sering menguap

Pemeriksaan Integumen

- Kebersihan : Bersih

- Kehangatan : Hangat

- Warna :Tidak ada eritema

Turgor : Turgor kembali cepat ke keadaan semula saat di cubit

Tidak ada tanda dehidrasi - Kelembaban : Tidak lembab

- Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan pada kulit

Pemeriksaan payudara dan ketiak

- Ukuran dan bentuk : Simetris, tidak ada kelainan - Warna payudara dan areola : Areola hitam

- Kondisi payudara dan puting : Normal dan puting

menonjol keluar,

saat dilakukan pemeriksaan

payudara lembek - Produksi ASI : Asi tidak keluar

- Aksilla dan clavicula : Normal.

Pemeriksaan paru

- Palpasi getaran suara :Normal

- Perkusi :Resonan

(27)

Pemeriksaan abdomen

- Inspeksi : Bentuk simetris - Auskultasi : saat diauskultasi bunyi

peristaltik 6x/mnt

- Palpasi : Saat dipalpasi abdomen

teraba sakit

- Perkusi : Saat diperkusi bunyi abdomen tympani

Pemeriksaan alat reproduksi :

Uterus : Masih teraba Serviks : Lunak

Warna lochea : Rubra

VIII. Pola Kebiasaan Sehari-hari I.Pola makan dan minum

- Frekuensi makan/hari : Sebelum masuk rumah sakit, ibu

makan 3 kali sehari. - Nafsu/ selera makan : Ibu mengatakan nafsu

makan dan menghabiskan

diet dalam 1 porsi. - Mual dan muntah : Ibu tidak ada mual dan

muntah

- Waktu pemberian makan : Pagi pkl 07.00, Siang pkl 12.00 , dan Malam pkl 18.00

- Jumlah dan jenis makanan : 1 porsi, makanan biasa. - Waktu pemberian cairan/minum : Ketika ibu makan

(28)

II. Perawatan diri/personal hygiene

- Kebersihan tubuh : Tubuh ibu kotor, karena sejak masuk rumah sakit ibu tidak pernah mandi

hanya dilap . dan saat ini ibu tidak mampu mandi sendiri

- Kebersihan gigi dan mulut : Saat diobservasi gigi dan

mulut ibu tampak kotor

- Kebersihan kuku kaki dan tangan : Saat diobservasi kuku kaki dan tangan

ibu panjang dan kotor .

IX. Pola eliminasi

1. BAB

- Pola BAB :1x/hari

- Karakter feses : Lembek

- Riwayat perdarahan : Tidak ada - BAB terakhir : Pada pagi hari

- Diare : Tidak ada diare

2. BAK

- Pola BAK : 7-8x/hari

- Karakter urine : kuning jernih

- Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Tidak ada kesulitan BAK

(29)

2.4.2. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah

1. DS : -

 Ibu mengatakan susah tidur karena nyeri

DO : -

 konjungtiva pucat

 Skala nyeri 4

 Ibu tampak lemah

 Kantong mata atau lingkaran mata

tampak hitam

- Ibu mengatakan selama di rumah Sakit tidak pernah mandi karena nyeri pada abdomen.

DO : -

- Ibu tampak kotor.

- Aktivitas ibu di bantu oleh

keluarga seperti pergi ke kamar mandi.

- Tangan dan kaki kotor dan panjang .

Perawatan diri kurang.

(30)

2.4.3.MASALAH KEPERAWATAN

1. Gangguan Tidur

2. Defisit Perawatan Diri

2.4.4. DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS)

1. Gangguan Pola Tidur :berhubungan dengan nyeri ditandai dengan adanya luka pada abdomen tindakan operasi seksio Saesaria

2. Defisit Perawatan Diri :berhubungan dengan terbatasnya aktivitas fisik tuhan ditandai dengan tirah baring .

2.4.5. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

Hari/

I. Tujuan: setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan kebutuhan tidur dapat terpenuhi, tidak ada gangguan tidur .

Kriteria Hasil :

- Jumlah tidur tidak terganggu . - Perasaan segar setelah tidur .

- Tidak ada masalah dengan pola tidur .

Rencana Tindakan Rasional

1.Mengatur waktu khusus untuk rutinitas sehingga sesuai dengan jadwal.

2.Sedapat mungkin mengupayakan tingkat kebisingan di luar dan di dalam ruang rawat minimal ;tutup pintu ruangan saat beristirahat .

3Mengatur tidur siang tanpa mengganggu bayi .

(31)

5.Mendiskusikan teknik yang pernah dipakainya untuk meningkatkan istirahatnya, misalnya, minum minuman hangat, membaca, menonton tv sebelum tidur .Berikan susu hangat sebelum tidur ..

6.Melakukan upaya untuk menciptakan rasa nyaman saat klien merasa nyeri :menggosok punggung, member analgesik.

Keadaan tempat tidur yang nyaman , dan bersih .

7.Bunyi alaram, telepon dikecilkan

8.Memberikan pengetahuan tidur, jadwal tidur dan latihan relaksasi .

5.Meningkatkan kontrol. tidur .

6.Meningkatkan relaksasi mengurangi nyeri dan ketegangan i dan istirahat

7. Mengurangi gangguan tidur

8.Meningkatkan relaksasi dan istirahat dan

(32)

PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

II. Tujuan: setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pasien dapat melakukan perawatan secara mandiri.

Kriteria Hasil :

- Melakukan personal hygine secara mandiri.

Rencana Tindakan Rasional

1.Komunikasi teraupetik dengan pasien dan keluarga pasien.

2. Bantu dan ajarkan pasien dalam personal hygine

3. Menjelaskan pada pasien dan keluarga pasien tentang perawatan kebersihan diri dengan benar .

4. Membersihkan badan dan menghilangkan bau .

5. Rangsangan sirkulasi darah rasa nyaman dengan cara memandikan .

1.Membina hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarga pasien

2.Menjadikan pasien badan dan kulit menjadi lembab .

(33)

2.4.6. PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Hari/

Tanggal No.

Dx

Implementasi Keperawatan Evaluasi

(SOAP)

Selasa,

19 juni 2013

1. 1.Mengkaji pola tidur: - Penyebab gangguan tidur.

-Jumlah waktu tidur,malam dan siang.

-Persiapan untuk memulai tidur.

2.Menciptakan kondisi aman

-Membuat tempat tidur yang bersih .

4.Memberikan pengetahuan tidur, jadwal tidur dan latihan relaksasi .

S : Ibu mengatakan terganggu tidur karena nyeri di bagian abdomen

Ibu mengatakan lama tidur sekitar 5 jam.

Ibu mengatakan persiapan tidur dimulai pukul 22:30.

O : Ibu tampak lemah

(34)

2.4.7. PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Hari/

Tanggal No.

Dx

Implementasi Keperawatan Evaluasi

(SOAP)

Rabu,

19 juni

2013

II. 1. Komunikasi teraupetik dengan ibu dan keluarga pasien.

2. Melakukan pemeriksaan tanda – tanda vital.

3. Membantu dan mengajarkan ibu dalam personal hygine

4. Menjelaskan pada ibu dan keluarga pasien tentang perawatan kebersihan diri dengan benar .

5. Membersihkan badan dan menghilangkan bau.

6.Membantu menyeka Tubuh ibu.

S : Ibu mengatakan sejak masuk ke rumah sakit tidak pernah mandi karena lemas, takut nyeri pada

abdomen.Ibu juga mengatakan badannya hanya di lap, dan kekamar

mandi harus di bantu keluarganya.

(35)

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kebutuhan tidur sangat penting untuk memulihkan dan mengistirahatkanfisik setelah seharian beraktivitas,mengurangi kecemasan stress,dan meningkatkan stress dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Kebutuhan

tidur masa nifas sering terganggu karena nyeri, kelelahan saat persalinan,serta gangguan bayi. Jika ibu nifas mengalami gangguan tidur maka akan menyebabkan tidak keluarnya ASI,proses penyembuhan alat kandungan lama pulih kedalam keadaan semula, menyebabkan defresi,dll.

Dari seluruh uraian penulisan tentang asuhan Keperawatan pada Ny.M dengan masalah kebutuhan dasar tidur selama post partum dapat disimpulkan sebagai berikut

1. Pengkajian keperawatan kepada Ny.M dilakukan dengan wawancara, pemeriksaan fisik, observasi untuk memperoleh data yang akurat.

2. Diagnosa yang ditemukanpada Ny.M adalah Gangguan pola tidur berhubungan dengan Nyeri ditandai dengan adanya luka pada abdomen karena operasi section caesarea.

3. Perencanaan keperawatan yang dilakukan pada Ny.M sesuai dengan kondisi pasien

4. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan berdasarkan rencana asuhan keperawatan yang telah disusun sebelumnya.

5. Asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny .M dilakukan berdasarkan proses keperawatan yang mengacu pada teori .

3.2. Saran

1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Agar petugas kesehatan selalu memberikan pengarahan kepada

(36)

2. Bagi Institusi Pendidikan

Pendidikan yang lebih meningkat pengayaan, penerapan, dan pengajaran asuhan keperawatan kepada mahasiswa, meningkatkan ilmu pengetahuan dan memberikan keterampilan yang lebih kepada mahasiswa, dan agar menambah referensi tentang mobilisasi.

3. Bagi Pasien dan Keluarga

Dengan adanya bimbingan yang dilakukan oleh perawat selama proses pemberian asuhan keperawatan, diharapkan klien dan keluarga mandiri dalam mencegah, menimgkatkan dan mempertahankan kesehatan bagi diri, keluarga maupun lingkungan, sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(37)

Daftar Pustaka

Anik , Maryunani . 2009. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas. Jakarta: TIM Bobak, Lowdermilk. 2004. Bulu Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4 Jakarta:

EGC

Chayatin, Nurul dan Wahit Iqbal. 2007. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC Patricia A. Potter dan Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental

Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4. Volume 2. Jakarta: EGC

Priharjo, Robert. 1993. Perawatan Nyeri Pemenuhan Aktivitas Istirahat Pasien. Jakarta: EGC

Santun, Agus. 2007. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta: TIM

Serri, Hutahaean. 2009. Asuhan Keperawatan Dalam Maternitas dan Ginekologi. Jakarta: TIM.

Tarwoto dan Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Selemba Medika

Wilkinson, Judith,M.. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Dengan Intervensi Nic dan Kriteria Hasil Noc. Edisi. 7 . Jakarta: EGC

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(38)

Lampiran

CATATAN PERKEMBANGAN

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan keperawatan

I. Selasa,

 Melakukan pengkajian tidur

 Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital TTV :110/80 mmHg

HR : 82x/i RR 20x/ T : 36,5 Skala : 4

 Membantu ibu mengatasi gangguan tidur tidur seperti:

- Memberi kondisi tempat tidur yang nyaman dan bersih.

 Memberikan analgesik untuk mengurangi rasa nyeri.

-Memberi Injeksi

 Ceftriaxon 1amp/12 jam

 Keterolac 1amp/8 jam

 Ranitidin 1amp/8 jam

No. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

II. Rabu,

 Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital. TD : 120/80 mmHg

HR : 72x/i RR : 22x/i T : 36.5 Skala : 3

 Memberi gunting kuku kepada ibu untuk memotong kuku ibu

 Membantu ibu personal hygiene/menyeka badan

 Memberikan injeksi.

 Ceftriaxon 1amp/12 jam

 Keterolac 1amp/8 jam

Referensi

Dokumen terkait

JADWAL DAFTAR DAN JADWAL UNDANGAN KLARIFIKASI EVALUASI TEKNIS DAN KUALIFIKASI PENGADAAN BIBIT JATI DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN

Sehubungan dengan hasil evaluasi terhadap dokumen kualifikasi yang saudara ajukan pada paket pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Pengadaan Jasa Konsultansi Perencanaan

Abses paru biasanya satu (single), tapi bisa multiple yang biasanya unilateral pada satu paru, yang terjadi pada pasien dengan keadaan umum yang jelek atau pasien yang

Sebaliknya interleukin 2, tidak terbukti dapat memodulasi nyeri post penstruasi penderita mastalgia non siklik, p = 0.995 (p<0,05), dimana kadarnya dalam darah tidak tinggi pada

Untuk menjadi stasiun televisi Indonesia yang berbeda dengan peringkat nomor satu untuk berita, dengan menawarkan kualitas hiburan dan program lifestyle. Memberikan

Sehubungan dengan banyaknya calon embung yang teridentifikasi dan dengan keterbatasan biaya, tidak semuanya bisa dibangun dalam pembangunan 5 (lima) tahun anggaran. Oleh sebab

Bila kita analogikan negara di dalam penelitian Bin Xu (2000) kedalam konteks perusahaan di dalam penelitian ini, maka dapat kita lihat bahwa perusahaan besar yang memiliki

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pendekatan saintifik dengan model Project, Activity, Cooperative and Exercise (PACE) yang efektif untuk mengembangkan