i
PERUBAHAN-PERUBAHAN SIFAT KIMIA TANAH YANG
DIBERI PERLAKUAN LUMPUR DAN AIR KOLAM IKAN
DALAM DUA KALI PENANAMAN DI DESA PETIR,
DARMAGA, BOGOR
STEVIA HENITA WIJAYANTI
DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perubahan-Perubahan Sifat Kimia Tanah yang diberi Perlakuan Lumpur dan Air Kolam Ikan dalam Dua Kali Penanaman di Desa Petir, Darmaga, Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2015
Stevia Henita Wijayanti
ABSTRAK
STEVIA HENITA WIJAYANTI Perubahan-Perubahan Sifat Kimia Tanah yang Diberi perlakuan Lumpur dan Air Kolam Ikan dalam Dua Kali Penanaman di Desa Petir, Darmaga, Bogor. Dibimbing oleh Dr Ir Arief Hartono Msc. Agr.
Para petani di kaki Gunung Salak memanfaatkan air yang mengalir dari sunga-sungai yang berhulu di Gunung Salak untuk kegiatan pertanian. Kolam-kolam ikan tersebar luas di kaki Gunung Salak. Petani membuang air Kolam-kolam ikan ke parit-parit yang kemudian mengalir ke sungai-sungai yang bermuara di Teluk Jakarta. Sementara lumpur kolam ikan digunakan petani untuk penguat batas kolam. Pengayaan Teluk Jakarta oleh nitrat dan fosfor telah banyak dilaporkan. Salah satu kemungkinan penyebab meningkatnya nitrat dan fosfor di Teluk Jakata adalah kegiatan pertanian yang berada di hulu Gunung Salak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan-perubahan sifat kimia tanah yang diberi lumpur dan air kolam ikan dalam dua kali penanaman. Perlakuan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu kontrol, lumpur kolam ikan (33.3 ton ha-1), air kolam ikan (20 L petak-1minggu-1), kombinasi lumpur dan air kolam ikan, kotoran kambing (15 ton ha-1), dan pupuk konvensional (pupuk urea 100 kg ha-1, SP-36 100 kg ha-1, KCl 200 kg ha-1). Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga ulangan. Sifat kimia tanah yang dianalisis adalah pH, daya hantar listrik (EC), Al-dd, H-dd, N-total, C-organik, P-tersedia (P-Bray 1), kapasitas tukar kation (KTK), dan kation-kation basa. Hasil menunjukkan bahwa pemberian perlakuan lumpur dan air kolam ikan sebelum penanaman ubi jalar dan jagung nyata meningkatkan kandungan C-organik, N-total, P-Bray 1, KTK, dan kation-kation basa. Akan tetapi, sifat-sifat kimia tersebut umumnya tidak nyata berbeda antar perlakuan setelah panen ubi jalar dan jagung. Hasil produksi jagung pada perlakuan kombinasi lumpur dan air kolam ikan tidak berpengaruh nyata dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Akan tetapi, hasil produksi jagung pada perlakuan kombinasi lumpur dan air kolam ikan lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol walaupun lebih rendah dibandingkan dengan kotoran kambing. Pemberian kombinasi lumpur dan air kolam ikan sebelum penanaman ubi jalar dan jagung dapat meningkatkan kandungan C-organik, N-total, P-Bray 1, KTK, dan basa-basa di dalam tanah. Walaupun demikian, pemberian lumpur dan air kolam ikan baik dalam bentuk tunggal atau kombinasinya untuk sifat-sifat kimia tersebut tidak berbeda nyata setelah panen ubi jalar dan jagung. Oleh karena itu, lumpur, air kolam ikan dan kombinasinya bersifat sebagai pupuk yang dapat memperbaiki sifa-sifat kimia tanah setelah pemberian dilakukan.
ABSTRACT
STEVIA HENITA WIJAYANTI. The Changes of Soil Chemical Properties Under Fish Pond Sediment and Fish Pond Water Treatment for Two Times Cropping at Petir Village, Darmaga, Bogor. Supervised by Dr Ir Arief Hartono MSc. Agr.
Farmers in villages of Mount Salak utilize flowing water from rivers located in Mount Salak to irrigate their fields and fishponds. The fishponds are widespread in the slope of Mount Salak. Farmers discard the fishpond water to canals which then flow to the rivers directed to Jakarta Bay. Meanwhile, the fishpond sediment are used by farmers to strengthen the pond border. Enrichment of Jakarta Bay by nitrates and phosphorus in the form of phosphate has been widely reported. One of possible cause of this increasing nitrates and phosphorus level at Jakarta Bay is the agricultural activities on the upstream of Mount Salak. This research was conducted to determine the changes of soil chemical properties under fishpond sediment and fishpond water treatment for two times cropping. Treatments of this experiment were consisted of control, fishpond sediment (33.3 ton ha-1), fishpond water (20 L plot-1 week-1), combination of fishpond sediment and fishpond water, goat manure (15 ton ha-1), and conventional fertilizer (urea 100 kg ha-1, SP-36 100 kg ha-1, KCl 200 kg ha-1). This research was arranged in a completely randomized design with three replications. The soil properties analyzed pH, electrical conductivity (EC), exchangeable Al, exchangeable H, N-total, organic-C, available P (Bray 1-P), CEC, and base cations. The results showed that treatment of fishpond sediment and fishpond water before cultivating sweet potato and maize significantly affected the level of organic-C, N-total, Bray-1 P, CEC, and base cations. Nevertheless, these soil chemical properties were not different significantly among the treatment after the harvest of sweet potato and maize. Yield of maize crops that was treated with combination of fishpond sediment and fishpond water was not significantly different with yield of other treatments. The yield of this treatment was higher than control although it was lower than yield of goat manure treatment. The results suggested that fishpond sediment, fishpond water and their combinations behaved like fertilizer to fix the soil chemical properties after application.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan
PERUBAHAN-PERUBAHAN SIFAT KIMIA TANAH YANG
DIBERI PERLAKUAN LUMPUR DAN AIR KOLAM IKAN
DALAM DUA KALI PENANAMAN DI DESA PETIR,
DRAMAGA, BOGOR
STEVIA HENITA WIJAYANTI
DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2015 ini ialah Perubahan-Perubahan Sifat Kimia Tanah yang diberi Perlakuan Lumpur dan Air Kolam Ikan dalam Dua Kali Penanaman di Desa Petir, Darmaga, Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Arief Hartono, MSc. Agr. Selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan bimbingan, nasihat, dan motivasi selama penelitian sampai penulisan skripsi.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ir Hermanu Widjaja MSc selaku dosen penguji atas kritik, saran, dan masukan
dalam perbaikan skripsi ini.
2. Seluruh Staf Laboratorium dan Staf Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
3. Kedua orang tua dan adik-adik atas doa, kasih sayang dan kepercayaannya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan S1.
4. Diendra, Fitri, Wulan, Metha, Zahra, Ade, Royan, yang selalu mendukung dan memberi motivasi kepada penulis.
5. Avilia, Gunawan, Begum, Windy, Yaenah, Yuricha, Dewi, dan rekan-rekan MSL 48 atas kebersamaan dan dukungannya selama penelitian.
6. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam penelitian yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membacanya.
.
Bogor, Desember 2015
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN ix
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 1
BAHAN DAN METODE 2
Tempat dan Waktu 2
Bahan dan Alat 2
Pelaksanaan Penelitian 2
HASIL DAN PEMBAHASAN 4
Pengaruh Perlakuan Terhadap Sifat Kimia Tanah 4 Pengaruh Pemberian Perlakuan Terhadap Tinggi Tanaman, Lingkar
Batang, dan Produksi Tanaman Jagung 11
KESIMPULAN DAN SARAN 13
Kesimpulan 13
Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
DAFTAR TABEL
1 Pengaruh pemberian perlakuan terhadap pH dan daya hantar listrik
(EC) tanah 6
2 Pengaruh pemberian perlakuan terhadap Al-dd dan H-dd tanah 6 3 Pengaruh pemberian perlakuan terhadap kadar C-Organik dan
N-Total tanah 7
4 Pengaruh pemberian perlakuan terhadap kandungan P-Tersedia 8 5 Pengaruh pemberian perlakuan terhadap kapasitas tukar kation
(KTK), 10
6 Pengaruh pemberian perlakuan terhadap kapasitas tukar kation (KTK), kation-kation basa, dan kejenuhan basa (KB) setelah panen
ubi jalar 10
7 Pengaruh pemberian perlakuan terhadap kapasitas tukar kation
(KTK), 11
8 Pengaruh pemberian perlakuan terhadap kapasitas tukar kation (KTK), kation-kation basa, dan kejenuhan basa (KB) setelah panen
jagung 11
DAFTAR GAMBAR
1 Petak-petak percobaan (Subroto 2014) 3
2 Pengaruh perlakuan terhadap tinggi tanaman jagung 12 3 Pengaruh perlakuan terhadap lingkar batang jagung 12 4 Pengaruh perlakuan terhadap hasil produksi tanaman jagung (kg) 13
DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, 16 2 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV,
dan GM terhadap pH tanah setelah panen tanaman ubi jalar 16 3 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV,
dan GM terhadap pH tanah sebelum penanaman jagung 16 4 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV,
dan GM terhadap pH tanah setelah panen tanaman jagung 16 5 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV,
dan GM terhadap daya hantar listrik (EC) tanah sebelum penanaman
ubi jalar (Subroto 2014) 16
6 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap daya hantar listrik (EC) tanah setelah panen
tanaman ubi jalar 17
7 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap daya hantar listrik (EC) tanah sebelum penanaman
8 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap daya hantar listrik (EC) tanah setelah panen
tanaman jagung 17
9 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap Alumunium dapat ditukar (Al-dd) tanah ssebelum
penanaman ubi jalar (Subroto 2014) 17
10 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap Alumunium dapat ditukar (Al-dd) tanah setelah
panen tanaman ubi jalar 17
11 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap Alumunium dapat ditukar (Al-dd) tanah sebelum
penanaman jagung 18
12 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap Alumunium dapat ditukar (Al-dd) tanah setelah
panen tanaman jagung 18
13 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap Hidrogen dapat ditukar (H-dd) tanah sebelum
penanaman ubi jalar (Subroto 2014) 18
14 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap Hidrogen dapat ditukar (H-dd) tanah setelah panen
tanaman ubi jalar 18
15 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap Hidrogen dapat ditukar (H-dd) tanah sebelum
penanaman jagung 18
16 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap Hidrogen dapat ditukar (H-dd) tanah setelah panen
tanaman jagung 19
17 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap C-organik tanah sebelum penanaman ubi jalar
(Subroto 2014) 19
18 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap C-organik tanah setelah panen tanaman ubi jalar 19 19 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV,
dan GM terhadap C-organik tanah sebelum penanaman jagung 19 20 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV,
dan GM terhadap C-organik tanah setelah panen tanaman jagung 19 21 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV,
dan GM terhadap N-total tanah sebelum penanaman ubi jalar
(Subroto 2014) 20
22 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap N-total tanah setelah panen tanaman ubi jalar 20 23 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV,
dan GM terhadap N-total tanah sebelum penanaman jagung 20 24 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV,
dan GM terhadap N-total tanah setelah panen tanaman jagung 20 25 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV,
dan GM terhadap P-tersedia tanah sebelum penanaman ubi jalar
26 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap P-tersedia tanah setelah panen tanaman ubi jalar 21 27 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV,
dan GM terhadap P-tersedia tanah sebelum penanaman jagung 21 28 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV,
dan GM terhadap P-tersedia tanah setelah panen tanaman jagung 21 29 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV,
dan GM terhadap Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah sebelum
penanaman ubi jalar (Subroto 2014) 21
30 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah setelah
panen tanaman ubi jalar 21
31 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah sebelum
penanaman jagung 22
32 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah setelah
panen tanaman jagung 22
33 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap KB tanah sebelum penanaman ubi jalar (Subroto
2014) 22
34 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap KB tanah setelah panen tanaman ubi jalar 22 35 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV,
dan GM terhadap KB tanah sebelum penanaman jagung 22 36 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV,
dan GM terhadap KB tanah setelah panen tanaman jagung 23 37 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV,
dan GM terhadap Kalium (K) tanah sebelum penanaman ubi jalar
(Subroto 2014) 23
38 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap Kalium (K) tanah setelah panen tanaman ubi jalar 23 39 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV,
dan GM terhadap Kalium (K) tanah sebelum penanaman jagung 23 40 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV,
dan GM terhadap kalium (K) tanah setelah panen tanaman jagung 23 41 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV,
dan GM terhadap Natrium (Na) tanah sebelum penanaman ubi jalar
(Subroto 2014) 24
42 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap Natrium (Na) tanah setelah panen tanaman ubi
jalar 24
43 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap Natrium (Na) tanah sebelum penanaman jagung 24 44 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV,
45 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap kalsium (Ca) tanah sebelum penanaman ubi jalar
(Subroto 2014) 24
46 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap kalsium (Ca) tanah setelah panen tanaman ubi jalar 25 47 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV,
dan GM terhadap kalsium (Ca) tanah sebelum penanaman jagung 25 48 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV,
dan GM terhadap kalsium (Ca) tanah setelah panen tanaman jagung 25 49 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV,
dan GM terhadap magnesium (Mg) tanah sebelum penanaman ubi
jalar (Subroto 2014) 25
50 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap magnesium (Mg) tanah setelah panen tanaman ubi
jalar 25
51 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap magnesium (Mg) tanah sebelum penanaman
jagung 26
52 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap magnesium (Mg) tanah setelah panen tanaman
jagung 26
53 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap kejenuhan basa (KB) tanah sebelum penanaman
ubi jalar (Subroto 2014) 26
54 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap kejenuhan basa (KB) tanah setelah panen pada
tanaman ubi jalar 26
55 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap kejenuhan basa (KB) tanah sebelum penanaman
jagung 26
56 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap kejenuhan basa (KB) tanah setelah panen pada
tanaman jagung 27
57 Hasil analisis sidik ragam pemberian C, FS, FW, FS+FW, CV, dan
GM terhadap tinggi tanaman jagung 27
58 Hasil analisis sidik ragam pemberian C, FS, FW, FS+FW, CV, dan
GM terhadap lingkar batang tanaman jagung 27
59 Hasil analisis sidik ragam pemberian C, FS, FW, FS+FW, CV, dan
GM terhadap produksi tanaman jagung 27
60 Kriteria penilaian hasil analisis tanah (Sulaiman et al. 2005) 28 61 Gambar tanaman jagung 5 MST (a) kontrol (C), (b) lumpur kolam
ikan (FS), (c) air kolam ikan (FW), (d) kombinasi lumpur dan air kolam ikan (FS+FW), (e) pupuk konvensional (CV), (f) kotoran
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bogor terletak sekitar 70 km di selatan Jakarta dan Gunung Salak terletak di sebelah selatan Bogor. Bogor memiliki curah hujan yang relatif tinggi. Air yang mengalir dari hulu sungai Gunung Salak umumnya dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian di desa-desa sekitar Bogor. Selain dimanfaatkan untuk mengairi lahan-lahan pertanian, air yang berasal dari Gunung Salak dimanfaatkan juga untuk mengairi kolam-kolam ikan. Petani membuang air kolam ikan ke parit-parit yang kemudian mengalir ke sungai-sungai dan bermuara di Teluk Jakarta.
Arifin (2004) melaporkan bahwa konsentrasi ion nitrat dan fosfor (P) dalam bentuk ion fosfat telah meningkat. Konsentrasi nitrat dan fosfat di Teluk Jakarta mengalami peningkatan pada musim hujan. Sementara Lapointe et al. (1992) mengatakan bahwa konsentrasi nitrat sebesar 1.0 µM dan fosfat sebesar 0.1 µM menyebabkan populasi algae meningkat. Banyaknya ikan yang mati di Teluk Jakarta diduga karena meningkatnya pertumbuhan algae. Pertumbuhan algae mengakibatkan kadar oksigen di Teluk Jakarta berkurang sehingga ikan-ikan mengalami kematian karena kekurangan oksigen. Hal ini menunjukkan bahwa input dari pertanian dan industri di daerah yang lebih tinggi seperti Bogor merupakan faktor utama yang menyebabkan pengkayaan nitrat dan fosfat di ekosistem pantai Teluk Jakarta. Dalam hal ini termasuk di dalamnya adalah usaha budidaya ikan yang dilakukan oleh petani di daerah-daerah yang berelevasi tinggi. Petani sekitar desa tersebut memberikan pakan ikan dengan pelet, dedaunan yang tumbuh disekitar kolam, dan kotoran unggas. Pada umumnya pemilik kolam ikan mengambil lumpur yang berasal dari kolam ikan bertujuan untuk memperlambat pendangkalan kolam, serta meningkatkan kandungan oksigen air kolam ikan tersebut.
Boyd (1995) menjelaskan bahwa kotoran ayam dan pelet mengandung nutrisi N dan P. Olah et al. (1994) melaporkan dalam penelitian mereka di Hongaria bahwa 30 sampai 90% N dari pelet dan kotoran ayam terakumulasi dilumpur kolam ikan. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Hartono et al. (2012) menyatakan bahwa lumpur dan air kolam ikan di Desa Petir sangat potensial untuk dijadikan pupuk karena mengandung hara-hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Lumpur dan air kolam ikan mengandung banyak nitrogen (N), fosfor (P), C-organik (C), dan kation-kation basa (Ca, Mg, K, dan Na). Subroto (2014) melaporkan bahwa pemberian lumpur dan air kolam ikan nyata memperbaiki beberapa sifat kimia tanah. Penelitian tentang seberapa jauh perubahan-perubahan sifat kimia tanah dalam dua kali penanaman perlu dilakukan untuk mengetahui kapasitas lumpur dan air kolam ikan dalam memperbaiki sifat kimia tanah.
Tujuan Penelitian
2
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Penelitian ini adalah penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya oleh Subroto (2014) mengenai pengaruh pemberian lumpur dan air kolam ikan terhadap perubahan sifat-sifat kimia tanah, pertumbuhan, dan produksi ubi jalar pada Inceptisol Desa Petir, Darmaga Bogor. Penelitian selanjutnya dilakukan pada bulan Desember 2014 sampai bulan September 2015. Penelitian ini dilakukan dengan dua tahapan yaitu percobaan lapang dan analisis tanah. Percobaan lapang dilakukan di Desa Petir, Kecamatan Darmaga, sedangkan analisis tanah dilakukan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Institut Pertanian Bogor.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada percobaan lapang pada penanaman kedua adalah lumpur kolam ikan, air kolam ikan, kombinasi lumpur dan air kolam ikan, kotoran kambing, pupuk urea, SP-36 dan KCl. Jagung (zea mays L.Saccharata) digunakan sebagai tanaman indikator. Pestisida dan furadan digunakan untuk mencegah serangan hama dan penyakit tanaman. Bahan kimia yang digunakan adalah bahan-bahan kimia yang terkait dengan analisis pH tanah, N-total, C-organik, P-tersedia, Al-dd, H-dd, KTK dan basa-basa yang dapat dipertukarkan. Alat yang digunakan selama percobaan lapang adalah cangkul, ember, tongkat tugal, dan meteran. Alat-alat yang digunakan di laboratorium adalah pH meter, destruktor, AAS, labu takar, erlenmeyer, tabung reaksi, gelas piala, kertas saring, flamephotometer, spektrophotometer, labu destilasi, labu destruksi, pipet mohr, dan buret.
Pelaksanaan Penelitian Percobaan Lapang
Sebelum percobaan pemberian lumpur kolam dan air kolam ikan dan penanaman yang kedua, dilakukan pengambilan contoh tanah setelah percobaan lapang Subroto (2014) yaitu pada saat panen ubi jalar. Pegambilan contoh tanah ini dimaksudkan untuk melihat pengaruh lumpur dan air kolam ikan terhadap beberapa sifat kimia setelah panen ubi jalar.
3 minggu-1 petak-1, GM diberikan sebanyak 15 ton ha-1, dan pemberian CV sebanyak 100 kg ha-1 urea, 100 kg ha-1 TSP, dan 200 kg ha-1 KCl. Pemberian pupuk urea dan KCl diberikan dalam dua tahap yaitu ½ dosis sebelum tanam dan ½ dosis saat tanaman berumur 6 MST.
Sebelum tanam, perlakuan diinkubasi selama dua minggu di lahan. Setelah inkubasi selama dua minggu tahapan selanjutnya yaitu pengambilan sampel tanah dari setiap petakan dengan cara komposit di 5 titik yang berbeda dengan kedalaman 0-20 cm. Contoh tanah ini dianalisis di laboratorium. Contoh tanah ini digunakan untuk melihat pengaruh pemberian lumpur dan air kolam ikan yang kedua terhadap beberapa sifat kimia.
Penanaman jagung dilakukan dengan membuat lubang tanam menggunakan tugal. Tiap lubang ditanami dua biji benih jagung dan dalam waktu yang bersamaan diberikan furadan untuk melindungi tanaman dari serangan serangga di dalam tanah. pada perlakuan FW dilakuakan penyiraman dengan air kolamn ikan sebanyak 20L petak-1 minggu-1. Begitu pula, pada perlakuan FS+FW dilakukan penyiraman dengan air kolam ikan sebanyak 20 L petak-1 minggu-1. Pemeliharaan petak-petak percobaan dilakukan dengan mencabuti gulma-gulma yang tumbuh dan menyemprotkan pestisida jika terlihat ada gejala hama dan penyakit. Pengamatan tinggi tanaman dan lingkar batang dilakukan pemilihan contoh tanaman secara acak pada setiap petakan. Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai daun tertinggi. Pengamatan dilakukan dari 4 minggu setelah tanam sampai dengan 8 minggu setelah tanam dan dilakukukan dua minggu sekali.
Pada umur 12 MST tanaman jagung dapat dipanen kemudian ditimbang tongkol jagung dan kelobot pada tiap petak perlakuan. Contoh tanah diambil pada setelah panen jagung secara komposit di daerah perakaran tanaman. Contoh tanah ini digunakan untuk melihat pengaruh perlakuan setelah tanam jagung. Berikut tata letak petak-petak percobaan disajikan pada Gambar 1.
C 1 FS 1 CV
Gambar 1 Petak-petak percobaan (Subroto 2014)
4
Analisis Sifat-sifat Kimia Tanah
Analisis sifat-sifat kimia tanah yang dilakukan adalah pH (1:5 H2O), C-organik dengan menggunakan metode Walkley and Black, N-total dengan menggunakan metode Kjeldahl, P-tersedia dengan menggunakan metode Bray I, KTK dan basa-basa diekstrak dengan menggunakan 1 N NH4OAc pH 7.0, serta analisis aluminium dapat ditukar (Al-dd) dan Hidrogen dapat ditukar (H-dd) yang diekstrak menggunakan 1 N KCl.
Analisis Statistik
Analisis data yang digunakan yaitu sidik ragam dengan uji lanjut Tukey pada
selang kepercayaan α sama dengan 0.05 untuk membandingkan nilai rata-rata
setiap perlakuan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Perlakuan Terhadap Sifat Kimia Tanah pH, EC, Al-dd, dan H-dd
Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian perlakuan terhadap pH, EC, Al-dd, dan H-dd disajikan pada Lampiran 1 sampai dengan Lampiran 16. Berdasarkan data tersebut pemberian perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap kenaikan pH, EC, Al-dd, dan H-dd. Secara umum, pemberian perlakuan tidak berpengaruh signifikan terhadap pH, EC, Al-dd, dan H-dd di dalam tanah. Pemberian perlakuan sebelum penanaman ubi jalar dan jagung dapat meningkatkan nilai pH dan nilai EC, sedangkan nilai Al-dd dan H-dd menurun. Akan tetapi, setelah panen terjadi penurunan nilai pH dan EC sedangakan nilai Al-dd dan H-Al-dd cenderung meningkat.
Pengaruh perlakuan terhadap pH tanah dan EC disajikan pada Tabel 1. Berdasarkan hasil penelitian Subroto (2014) perlakuan FS sebelum penanaman ubi jalar memiliki nilai pH lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Setelah panen ubi jalar, perlakuan FS menghasilkan nilai pH tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Selanjutnya, sebelum penanaman jagung perlakuan FS memiliki nilai pH lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Namun, setelah panen jagung perlakuan FW memiliki nilai pH tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Bedasarkan data yang diperoleh, pemberian perlakuan lumpur kolam ikan dapat meningkatkan nilai pH tanah. Hal ini karena lumpur kolam ikan mengandung bahan organik yang cukup tinggi. Sehingga pemberian lumpur kolan ikan mampu menurunkan kemasaman tanah sehingga dapat menaikan nilai pH tanah tersebut. Berdasarkan kriteria penilaian data dari hasil analisis tanah (Sulaiman et al. 2005) dapat diklasifikasikan bahwa tanah tersebut termasuk kategori tanah masam.
5 perlakuan lainnya (Subroto 2014). Setelah panen ubi jalar, perlakuan FS+FW memiliki nilai Al-dd lebih rendah dibandingkan dengan kontrol. Selanjutnya, sebelum penanaman jagung pemberian perlakuan FS+FW memiliki nilai Al dd lebih rendah dibandingkan dengan kontrol. Akan tetapi, setelah panen jagung nilai Al-dd paling rendah pada perlakuan FS.
Secara umum pemberian perlakuan FS+FW sebelum penanaman ubi jalar dan jagung, dapat menurunkan nilai Al-dd dan H-dd, sedangkan setelah panen nilai Al-dd dan H-dd meningkat pada semua perlakuan. Menurunnya nilai Al-dd disebabkan oleh adanya sejumlah senyawa organik dari hasil dekomposisi yang mempunyai kemapuan mengikat Al membentuk ikatan organo kompleks yang sukar larut sehingga menyebabkan aktivitas Al menurun (Isrun 2010). Wahyudi (2009) menyatakan bahwa hasil dekomposisi bahan organik banyak mengandung asam-asam organik yang dapat mengikat alumunium menjadi ikatan organik kompleks (khelat) yang dapat menyebabkan turunnya aktivitas alumunium. Asam-asam organik tersebut bertindak sebagai ligan organik. Asam-Asam-asam organik dari hasil dekomposisi ini akan mengahasilkan muatan negatif yang dapat mengikat alumunium membentuk suatu ikatan kompleks logam organik. Lebih lanjut dijelaskan bahwa senyawa kompleks akan terbentuk bila terjadi ikatan koordinasi antara senyawa organik dengan ion Al yang bersifat tidak larut sehingga Al dapat ditekan.
C-organik dan N-total
Pengaruh pemberian perlakuan terhadap peningkatan kandungan C-organik dan N-total disajikan pada Lampiran 17 sampai dengan Lampiran 24. Kandungan C-organik dan N-total nyata meningkat setelah dilakukan pemberian perlakuan (sebelum penanaman). Namun, setelah panen ubi jalar dan jagung, tidak nyata meningkatkan kandungan C-organik dan N-total.
Hasil uji lanjut menunjukan pengaruh pemberian perlakuan terhadap kandungan C-organik dan N-total disajikan pada Tabel 3. Perlakuan FS+FW sebelum penanaman ubi jalar nyata meningkatkan kandungan C-organik tanah (Subroto 2014). Setelah panen ubi jalar, pemberian perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan kandungan C-organik tanah. Pada perlakuan FS+FW sebelum penanaman jagung nyata meningkatkan C-organik. Kemudian, setelah panen jagung pemberian perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan C-organik tanah.
Berdasarkan hasil penelitian Subroto (2014) perlakuan GM nyata meningkatkan kandungan N-total di dalam tanah. Meskipun demikian, perlakuan FS+FW memiliki kandungan N-total lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Setelah panen ubi jalar, pemberian perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan kandungan N-total di dalam tanah. Pada perlakuan FS+FW sebelum penanaman jagung nyata meningkatkan kandungan N-total dibandingkan dengan FW. Namun, setelah panen jagung pemberian perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan kandungan N-total di dalam tanah.
6 Tabel 1 Pengaruh pemberian perlakuan terhadap pH dan daya hantar listrik (EC) tanah
Perlakuan
pH H2O (1:5) EC mmhous cm-1
Pertanaman Ubi Jalar Pertanaman Jagung Pertanaman Ubi Jalar Pertanaman Jagung
Sebelum
Setelah panen Sebelum Setelah panen Sebelum Setelah panen Sebelum Setelah panen
(Subroto 2014) (Subroto 2014)
C 4.72 4.52 4.94 4.61 0.05 0.05 0.05 0.1
FS 4.77 4.76 5.17 4.23 0.07 0.03 0.11 0.09
FW 4.65 4.57 4.81 5.16 0.05 0.04 0.04 0.07
FS +FW 4.62 4.6 4.8 4.15 0.06 0.04 0.13 0.07
CV 4.63 4.67 5.03 4.5 0.07 0.04 0.07 0.08
GM 4.74 4.71 5.1 4.49 0.06 0.04 0.13 0.07
Tabel 2 Pengaruh pemberian perlakuan terhadap Al-dd dan H-dd tanah
Perlakuan
Al-dd (cmol kg-1) H-dd (cmol kg-1)
Pertanaman Ubi Jalar Pertanaman Jagung Pertanaman Ubi Jalar Pertanaman Jagung
Sebelum Sebelum
(Subroto 2014) Setelah panen Sebelum Setelah panen (Subroto 2014) Setelah panen Sebelum Setelah panen
Kontrol 0.57 0.96 0.91 0.85 0.62 0.74 0.45 0.92
FS 0.36 0.31 0.68 0.62 0.25 0.61 0.23 0.7
FW 0.65 0.89 0.83 0.79 0.56 0.78 0.53 0.64
FS + FW 0.23 0.3 0.23 0.86 0.55 0.97 0.46 0.41
CV 0.71 0.91 1.2 0.76 0.55 0.9 0.08 0.69
7
Tabel 3 Pengaruh pemberian perlakuan terhadap kadar C-Organik dan N-Total tanah
Perlakuan
C-Organik (%) N-Total (%)
Pertanaman Ubi Jalar Pertanaman Jagung Pertanaman Ubi Jalar Pertanaman Jagung
Sebelum Sebelum
8
hasil penelitian Aurika (2014) menunjukkan bahwa perlakuan lumpur kolam ikan dan kombinasi lumpur dan air kolam ikan mengandung NH4+ yang relatif tinggi. Bahan organik yang terkandung dalam lumpur kolam ikan merupakan hasil/akumulasi dari nutrisi yang ditambahkan ke air kolam ikan berupa pupuk, pakan yang tidak di konsumsi, kotoran unggas, dan hasil metabolisme dari ikan tersebut (Mizzanur et al. 2004). Selanjutnya, Potter et al. (1997) mengasumsikan bahwa pakan yang diberikan 15%-30% dimakan oleh ikan dan sisanya mengendap. Berdasarkan kriteria penilaian hasil analisis tanah (Sulaiman et al. 2005), kombinasi lumpur dan air kolam ikan dapat meningkatkan kandungan C-organik dari rendah menjadi sedang. Sedangkan nilai N-total tanah masih tergolong rendah. Secara keseluruhan, kandungan C-organik dan N-total setelah panen ubi jalar dan jagung mengalami penurunan. Penurunan tersebut karena diserap oleh tanaman, menguap atau tercuci. Nitrogen di dalam tanah sangat mobil sehingga mudah hilang (Soepardi 1983).
P-tersedia
Hasil analisis sidik ragam pemberian perlakuan terhadap kandungan P-tersedia disajikan pada Lampiran 25, sampai dengan Lampiran 28. Pengaruh pemberian perlakuan terhadap kandungan P-tersedia disajikan pada Tabel 4. Sebelum penanaman ubi jalar (Subroto 2014), pemberian perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap peningkata P-tersedia. Walaupun demikian, perlakuan FS, FW, dan FS+FW mengandung P-tersedia lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Selanjutnya, setelah panen ubi jalar pemberian perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan unsur tersebut. Perlakuan GM sebelum penanaman jagung nyata meningkatkan P-tersedia dibandingkan dengan kontrol. Setelah panen jagung, perlakuan FS+FW nyata meningkatkan P-tersedia dibandingkan dengan kontrol.
Secara keseluruhan kandungan P-tersedia sebelum penanaman ubi jalar dan jagung mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut disebabkan adanya penambahan bahan organik berupa lumpur dan air kolam ikan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hartono et al. (2012) yang mendapatkan bahwa lumpur kolam ikan banyak mengandung P. P tersebut berasal dari kotoran dan pakan (pelet) ikan yang diberikan oleh petani. Namun, setelah panen tanaman, kandungan P-tersedia mengalami penurunan. Penurunan tersebut terjadi karena diserap oleh tanaman.
Tabel 4 Pengaruh pemberian perlakuan terhadap kandungan P-Tersedia
Perlakuan
P-Tersedia (mg kg-1)
Penanaman Ubi Jalar Penanaman Jagung
Sebelum
(Subroto 2014) Setelah panen Sebelum Setelah panen
9
Kapasitas tukar kation (KTK), kejenuhan basa, dan basa-basa
Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian perlakuan terhadap peningkatan nilai KTK, KB, dan basa-basa disajikan pada Lampiran 29 sampai dengan Lampiran 52. Pemberian perlakuan sebelum penanaman ubi jalar dan jagung, dapat meningkatkan KTK, KB, dan kation basa. Akan tetapi, terjadi penurunan nilai-nilai tersebut setelah dilakukan pemanenan ubi jalar dan jagung.
Tabel 5 menunjukan bahwa sebelum penanaman ubi jalar (Subroto 2014), perlakuan FS+FW nyata meningkatkan KTK dibandingkan dengan kontrol, sedangkan setelah panen ubi jalar (Tabel 6) pemberian perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan KTK. Pada tanaman jagung, baik sebelum penanaman maupun setelah panen (Tabel 7 dan Tabel 8), pemberian perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan KTK di dalam tanah. Walaupun demikian, perlakuan FS, FW, dan FS+FW memiliki KTK lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol.
Berdasarkan hasil penelitian Subroto (2014) perlakuan GM nyata meningkatkan nilai KB. Pada perlakuan FS+FW memiliki nilai KB lebih rendah dibandingkan dengan GM, namun perlakuan tersebut memiliki nilai KB lebih tinggi dibandingkan dengan CV. Setelah panen ubi jalar (Tabel 6), pemberian perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan nilai KB. Pada tanaman jagung, baik sebelum penanaman maupun setelah panen (Tabel 7 dan Tabel 8), pemberian perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan nilai KB. Sebelum penanaman jagung terjadi peningkatan nilai KB pada perlakuan FS dan FS+FW dibandingkan dengan kontrol.
Pada perlakuan GM sebelum penanaman ubi jalar (Tabel 5) nyata meningkatkan kandungan K dibandingkan dengan perlakuan lainnya (Subroto 2014). Walaupun demikian, perlakuan FS, FW, dan FS+FW memiliki kandungan K lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol dan CV. Pemberian perlakuan setelah panen ubi jalar (Tabel 6) tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan K di dalam tanah. Selanjutnya, sebelum penanaman jagung (Tabel 7) perlakuan FS+FW tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan nilai K. Akan tetapi, perlakuan FS+FW memiliki kandungan K lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Setelah panen jagung (Tabel 8) pemberian perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan K di dalam tanah. Secara keseluruhan, pemberian perlakuan sebelum penanaman ubi jalar dan jagung, terjadi peningkatan kandungan K. Peningkatan K tersebut karena adanya unsur K yang terkandung dalam lumpur dan air kolam ikan. Hal ini sejalan dengan penelitian Hartono et al. (2012) yang menyatakan bahwa lumpur dan air kolam ikan memiliki unsur K yang relatif tinggi. Namun, setelah panen ubi jalar dan jagung, kandungan K menurun. Hal ini disebabkan oleh tanaman menyerap unsur K yang ada di dalam tanah tersebut.
10
cenderung memiliki kandungan unsur Na lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Setelah panen jagung (Tabel 8), pemberian perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan Na di dalam tanah.
Pada Tabel 5 menunjukan bahwa kandungan Ca nyata meningkat pada perlakuan GM sebelum penanaman ubi jalar (Subroto 2014). Setelah panen ubi jalar (Tabel 6) perlakuan FS nyata meningkatkan kandungan Ca dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Selanjutnya, sebelum penanaman jagung (Tabel 7), perlakuan FS+FW nyata meningkatkan kandungan Ca dibandingkan FW. Setelah panen jagung ( Tabel 8) pemberian perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan kandungan Ca di dalam tanah. Pada perlakuan FS, FW, FS+FW memiliki kandungan Ca cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol.
Sebelum penanaman ubi jalar, perlakuan GM nyata meningkatkan kandungan Mg. Walupun demikian, perlakuan FS+FW memiliki kandungan Mg lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Setelah panen ubi jalar (Tabel 6), pada perlakuan FS mengandung Mg lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Dapat dilihat pada Tabel 7 yang menunjukan bahwa pemberian perlakuan GM nyata meningkatkan kandungan Mg dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pada Tabel 8 pemberian perlakuan GM nyata terhadap peningkatan Mg dibandingkan dengan kontrol. Pada Tabel 7 dan Tabel 8, pemberian perlakuan FS+FW cenderung memiliki kandungan Mg lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Tabel 5 Pengaruh pemberian perlakuan terhadap kapasitas tukar kation (KTK),
kation-kation basa, dan kejenuhan basa (KB) sebelum penanaman ubi jalar (Subroto 2014)
Perlakuan KTK K Na Ca Mg KB
...cmol kg-1... (%) C 18.43 a 0.44 a 0.29 a 4.61 a 2.50 a 42.9 1a FS 22.96 bc 0.67 a 0.50 ab 5.41 a 2.76 a 40.78 a FW 22.4 abc 0.51 a 0.33 ab 4.15 a 2.50 a 33.43 a FS + FW 23.62 c 0.77 a 0.53 b 5.56 a 3.03 a 41.87 a CV 19.12 ab 0.46 a 0.29 a 4.27 a 2.43 a 39.01 a GM 21.86 ab 2.80 b 1.30 c 7.66 b 5.00 b 76.73 b Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama dalam satu kolom tidak
berpengaruh nyata (uji tukey, α = 0.05)
Tabel 6 Pengaruh pemberian perlakuan terhadap kapasitas tukar kation (KTK), kation-kation basa, dan kejenuhan basa (KB) setelah panen ubi jalar
Perlakuan KTK K Na Ca Mg KB
…...……...cmol kg-1
... (%) C 16.75 a 0.61 a 0.59 b 5.95 a 2.27 a 56.55 a FS 21.36 a 0.86 b 0.54 ab 8.13 b 3.03 a 58.84 a FW 22.56 a 0.60 a 0.49 a 5.91 a 2.27 a 42.48 a FS + FW 21.01 a 0.63 a 0.49 a 6.51 a 2.44 a 47.86 a CV 19.18 a 0.64 a 0.59 b 5.53 a 2.23 a 47.60 a GM 20.59 a 0.68 a 0.54 ab 6.19 a 2.70 a 49.37 a iKeterangan : Angka rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama dalam satu kolom tidak
11 Tabel 7 Pengaruh pemberian perlakuan terhadap kapasitas tukar kation (KTK),
kation-kation basa, dan kejenuhan basa (KB) sebelum penanaman jagung
Perlakuan KTK …………...cmol kgK Na -1 Ca Mg KB ... (%) C 19.90 a 0.63 a 0.55 a 5.49 ab 3.02 a 48.72 a FS 23.81 a 0.85 a 0.78 ab 6.99 ab 3.40 ab 50.59 a FW 20.14 a 0.66 a 0.55 a 4.74 a 2.95 a 44.56 a FS + FW 22.38 a 0.90 a 0.83 ab 7.33 b 3.26 ab 56.03 a CV 19.25 a 0.82 a 0.70 a 5.84 ab 3.09 a 54.04 a GM 19.63 a 1.96 b 1.09 b 6.04 ab 4.16 b 68.32 a Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama dalam satu kolom tidak
berpengaruh nyata (uji tukey, α = 0.05)
Tabel 8 Pengaruh pemberian perlakuan terhadap kapasitas tukar kation (KTK), kation-kation basa, dan kejenuhan basa (KB) setelah panen jagung
Perlakuan KTK K Na Ca Mg KB
…...cmol kg-1... (%) C 19.17 a 0.61 a 0.52 a 4.37 a 2.76 ab 43.10 a FS 20.46 a 0.61 a 0.53 a 4.95 a 2.09 a 39.99 a FW 21.51 a 0.65 a 0.53 a 4.41 a 2.65 ab 38.82 a FS + FW 21.69 a 0.71 a 0.55 a 4.76 a 2.86 b 40.91 a CV 19.26 a 0.78 a 0.59 a 4.51 a 2.56 ab 43.79 a GM 21.76 a 0.80 a 0.56 a 4.94 a 2.94 b 43.06 a Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama dalam satu kolom tidak
berpengaruh nyata (uji tukey, α = 0.05)
Pengaruh Pemberian Perlakuan Terhadap Tinggi Tanaman, Lingkar Batang, dan Produksi Tanaman Jagung
Tinggi tanaman jagung
12
Gambar 2 Pengaruh perlakuan terhadap tinggi tanaman jagung
Lingkar batang jagung
Pengaruh pemberian perlakuan terhadap lingkar batang tidak berpengaruh nyata (Lampiran 58). Hasil pengukuran lingkar batang disajikan pada Gambar 3. Pada masa tanam 4 MST, 6 MST, dan 8 MST perlakuan GM memiliki lingkar batang lebih besar dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Walaupun perlakuan FS, FW, dan FS+FW lebih rendah dibandingkan dengan GM. Namun, ketiga perlakuan tersebut cenderung memiliki lingkar batang lebih besar dibandingkan dengan kontrol.
Gambar 3 Pengaruh perlakuan terhadap lingkar batang jagung
Produksi jagung
13 menghasilkan produksi lebih rendah dibandingkan dengan GM dan CV. Namun hasil produksi perlakuan tersebut cenderung hampir sama dengan perlakuan CV dan GM. Hal ini membuktikan bahwa pemberian lumpur dan air kolam ikan dapat meningkatkan hasil produksi tanaman jagung.
Gambar 4 Pengaruh perlakuan terhadap hasil produksi tanaman jagung (kg)
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pemberian kombinasi lumpur dan air kolam ikan sebelum penanaman ubi jalar dan jagung dapat meningkatkan kandungan C-organik, N-total, P-tersedia, KTK, dan basa-basa di dalam tanah. Walaupun demikian, pemberian kombinasi lumpur dan air kolam ikan tidak berbeda nyata setelah panen ubi jalar dan jagung. Oleh karena itu, lumpur dan air kolam ikan serta kombinasi keduanya bersifat sebagai pupuk yang dapat memperbaiki sifa-sifat kimia tanah setelah pemberian dilakukan.
Saran
Saran dari hasil penelitian ini adalah perlu dilakukan percobaan lebih lanjut yang mengkombinasikan perlakuan FS+FW dengan GM.
14
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Z. 2004. Local millenium ecosystem assessment: Condition and Trend of the greater Jakarta Bay ecosystem. Assistant Deputy for Coastal and Marine Ecosystem. The Ministry of Environment. Republic of Indonesia. Aurika WR. 2014. Dinamika amonium dan nitrat pada inceptisol Petir, Darmaga
Bogor dengan perlakuan lumpur dan air kolam ikan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Boyd CE. 1995. Bottom Soil, Lumpurt, and Pond Aquaculture. New York (US): Chapman and Hall.
Hartono A, Yokota K, Baba T. 2012. Survey of water quality and soil fertility of fresh water fish cultivation ponds in Bogor, Indonesia. Workshop Water, Land and Southeast Asia Food Sovereignty. 41.
Isrun. 2010. Changes in n uptake by maize plant and soil exchangeable alumunteviium due to the of legume and non-legume compost in inceptisols napu. J Agroland 17 (1) : 26-27.
Lapointe BE, Littler MM, Littler DS. 1992. Modification of benthic community strucure by natural eutrophication: the belize barrier reef. Proceedings of the Seventh International Coral Reef Symposium, Guam 1: 323-334.
Ma’shum, M, J Soedarsono, LE Susilowati. 2003. Biologi Tanah. CPIU Pasca
IAEUP Bagpro Peningkatan Sumberdaya Manusia Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional.karta.
Mizanur R, Yakupitiyage A, Ranamukhaarachhchi SL. 2004. Agricultural use of fishpond sediment for enverionmental amelioration. Thammasat International Journal of Science and Technology 9 (4):1-2.
Olah J, Pekar F, Szabo P. 1994. Nitrogen cycling and retention in fish-cum-livestock ponds. Journal of Applied Ichtyology 10: 341-348.
Potter C, Krom MD, Robbins MD, Bricknell MG, Davidson A. 1997. Ammonia excretion and total N budget for filthead seabream (sparus aurata) and its effect on water quality conditions. Aquaculture 66: 287-289.
Soepardi G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor (ID): IPB Pr.
Subroto B. 2014. Pengaruh pemberian lumpur dan air kolam ikan terhadap sifat kimia tanah, pertumbuhan, dan produksi ubi jalar pada inceptisol Petir, Darmaga Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sulaiman, Suprapto, Eviati. 2005. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Bogor (ID): Balittanah.
15
16
Lampiran 1 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap pH tanah sebelum penanaman ubi jalar
Perlakuan 0.0772 5 0.0190 3.1050 3.105875
Galat 0.00460 12 0.0046
Total 0.1232 17
Lampiran 2 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap pH tanah setelah panen tanaman ubi jalar
Sumber Perlakuan 0.124778 5 0.024956 2.767714 3.105875
Galat 0.1082 12 0.009017
Total 0.232978 17
Lampiran 3 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap pH tanah sebelum penanaman jagung
Sumber
Perlakuan 0.3998 5 0.07996 1.31082 3.105875
Galat 0.732 12 0.061
Total 1.1318 17
Lampiran 4 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap pH tanah setelah panen tanaman jagung
Sumber
Perlakuan 2.46085 5 0.49217 1.825669 3.105875
Galat 3.235 12 0.269583
Total 5.69585 17
Lampiran 5 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap daya hantar listrik (EC) tanah sebelum penanaman ubi jalar (Subroto 2014)
Sumber Perlakuan 0.00061 5 0.000122 0.460423 3.1058
Galat 0.003178 12 0.000265
Total 0.003788 17
17 Lampiran 6 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap daya hantar listrik (EC) tanah setelah panen Perlakuan 0.000363 5 7.27E-05 0.824876 3.10587
Galat 0.001057 12 8.81E-05
Total 0.00142 17
Lampiran 7 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap daya hantar listrik (EC) tanah sebelum penanaman jagung Perlakuan 0.025916 5 0.005183 2.792756 3.105875
Galat 0.010737 12 0.000895
Total 0.036653 17
Lampiran 8 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap daya hantar listrik (EC) tanah setelah panen Perlakuan 0.001746 5 0.000349 1.513073 3.105875
Galat 0.002769 12 0.000231
Total 0.004514 17
Lampiran 9 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap Alumunium dapat ditukar (Al-dd) tanah ssebelum penanaman ubi jalar (Subroto 2014)
Sumber
Perlakuan 1.133421 5 0.22668 2.40197 3.10587
Galat 0.367498 12 0.03062
Total 1.500919 17
Lampiran 10 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap Alumunium dapat ditukar (Al-dd) tanah setelah panen tanaman ubi jalar
Sumber Perlakuan 1.502257 5 0.300451 1.80142 3.105875
Galat 0.333791 12 0.027816
18 Perlakuan 2.493206 5 0.498641 2.8674 3.105875
Galat 0.101647 12 0.008471
Total 2.594853 17
Lampiran 12 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap Alumunium dapat ditukar (Al-dd) tanah setelah panen tanaman jagung
Sumber Perlakuan 0.171172 5 0.034234 1.374769 3.105875
Galat 0.298824 12 0.024902
Total 0.469996 17
Lampiran 13 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap Hidrogen dapat ditukar (H-dd) tanah sebelum penanaman ubi jalar (Subroto 2014)
Sumber Perlakuan 0.374798 5 0.07496 2.236614 3.105875
Galat 0.402178 12 0.033515
Total 0.776976 17
Lampiran 14 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap Hidrogen dapat ditukar (H-dd) tanah setelah panen tanaman ubi jalar
Sumber Perlakuan 0.410913 5 0.082183 0.704174 3.10587
Galat 1.400493 12 0.116708 Perlakuan 0.433334 5 0.086667 1.4341 3.105875
Galat 0.099673 12 0.008306
19 Lampiran 16 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap Hidrogen dapat ditukar (H-dd) tanah setelah panen tanaman jagung Perlakuan 0.392989 5 0.078598 1.359666 3.105875
Galat 0.69368 12 0.057807 Perlakuan 2.16079 5 0.432158 7.433395* 3.105875
Galat 0.697648 12 0.058137
Total 2.858438 17
Lampiran 18 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap C-organik tanah setelah panen tanaman ubi jalar Perlakuan 0.012911 5 0.002582 0.178235 3.105875
Galat 0.173849 12 0.014487
Total 0.186759 17
Lampiran 19 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap C-organik tanah sebelum penanaman jagung
Sumber Perlakuan 1.449512 5 0.289902 28.24468* 3.10587
Galat 0.123168 12 0.010264 Perlakuan 0.079418 5 0.015884 0.673905 3.105875
Galat 0.282833 12 0.023569
20
Lampiran 21 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap N-total tanah sebelum penanaman ubi jalar (Subroto 2014) Perlakuan 0.00725 5 0.00145 9.430222* 3.105875
Galat 0.001845 12 0.000154 Perlakuan 0.001948 5 0.00039 2.244847 3.105875
Galat 0.002083 12 0.000174
Total 0.004031 17
Lampiran 23 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap N-total tanah sebelum penanaman jagung
Sumber Perlakuan 0.009372 5 0.001874 3.986284* 3.105875
Galat 0.007532 12 0.000628
Total 0.016904 17
Lampiran 24 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap N-total tanah setelah panen tanaman jagung
Sumber Perlakuan 0.000403 5 8.05E-05 0.307978 3.105875
Galat 0.003138 12 0.000262 Perlakuan 178.9956 5 35.79911 2.450894 3.105875
Galat 175.2786 12 14.60655
21 Lampiran 26 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap P-tersedia tanah setelah panen tanaman ubi jalar Perlakuan 2185.277 5 437.0555 1.052191 3.105875
Galat 4984.518 12 415.3765
Total 7169.795 17
Lampiran 27 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap P-tersedia tanah sebelum penanaman jagung
Sumber Perlakuan 1892.523 5 378.5045 5.029667* 3.105875
Galat 903.0526 12 75.25439 Perlakuan 912.6876 5 182.5375 3.603655* 3.105875
Galat 607.8413 12 50.65344
Total 1520.529 17
Lampiran 29 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah sebelum penanaman ubi jalar (Subroto 2014)
Sumber
Perlakuan 67.89852 5 13.5797 5.630298* 3.10585
Galat 28.94278 12 2.411898
Total 96.8413 17
Lampiran 30 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah setelah panen tanaman ubi jalar
Sumber Perlakuan 62.08766 5 12.41753 2.02781 3.105875
Galat 73.48339 12 6.123616
22 Perlakuan 49.40964 5 9.881927 3.08684 3.105875
Galat 34.18677 12 2.848898
Total 83.59641 17
Lampiran 32 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah setelah panen tanaman jagung Perlakuan 21.58313 5 4.316625 0.657863 3.105875
Galat 78.7391 12 6.561591 Perlakuan 3614.138 5 722.8275 47.08022* 3.105875
Galat 184.2373 12 15.35311
Total 3798.375 17
Lampiran 34 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap KB tanah setelah panen tanaman ubi jalar
Sumber Perlakuan 561.425 5 112.285 2.046397 3.105875
Galat 658.4353 12 54.86961
Total 1219.86 17
Lampiran 35 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap KB tanah sebelum penanaman jagung
Sumber Perlakuan 1052.48 5 210.4961 2.238231 3.105875
Galat 1128.549 12 94.04572
23 Lampiran 36 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW,
CV, dan GM terhadap KB tanah setelah panen tanaman jagung
Sumber Perlakuan 131.3765 5 26.27531 0.762095 3.105875
Galat 413.7326 12 34.47772 Perlakuan 12.68228 5 2.536455 111.2363* 3.105875
Galat 0.273629 12 0.022802
Total 12.9559 17
Lampiran 38 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap Kalium (K) tanah setelah panen tanaman ubi jalar Perlakuan 0.147695 5 0.029539 5.213522* 3.105875
Galat 0.06799 12 0.005666 Perlakuan 3.694792 5 0.738958 12.67089* 3.105875
Galat 0.699832 12 0.058319 Perlakuan 0.103683 5 0.020737 2.593282 3.10587
Galat 0.095956 12 0.007996
24
Lampiran 41 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap Natrium (Na) tanah sebelum penanaman ubi jalar (Subroto 2014) Perlakuan 2.25295 5 0.45059 67.33579* 3.105875
Galat 0.0803 12 0.006692
Total 2.33325 17
Lampiran 42 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap Natrium (Na) tanah setelah panen tanaman ubi jalar Perlakuan 0.030746 5 0.006149 4.748002* 3.105875
Galat 0.015541 12 0.001295 Perlakuan 0.64346 5 0.128692 6.327766* 3.105875
Galat 0.244052 12 0.020338
Total 0.887512 17
Lampiran 44 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap Natrium (Na) tanah setelah panen tanaman jagung Perlakuan 0.02221 5 0.004442 2.074417 3.105875
Galat 0.025696 12 0.002141
Total 0.047906 17
Lampiran 45 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap kalsium (Ca) tanah sebelum penanaman ubi jalar (Subroto 2014) Perlakuan 25.48378 5 5.096757 18.23862* 3.105875
Galat 3.353383 12 0.279449
25 Perlakuan 12.69561 5 2.539122 5.348566* 3.105875
Galat 5.696753 12 0.474729 Perlakuan 13.81926 5 2.763852 3.107462* 3.105875
Galat 10.67309 12 0.889424 Perlakuan 0.981084 5 0.196217 0.578017 3.105875
Galat 4.073583 12 0.339465
Total 5.054667 17
Lampiran 49 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap magnesium (Mg) tanah sebelum penanaman ubi jalar (Subroto 2014)
Sumber Perlakuan 14.61836 5 2.923672 41.04219* 3.105875
Galat 0.854829 12 0.071236 Perlakuan 1.506718 5 0.301344 2.388164 3.105875
Galat 1.514185 12 0.126182
26
Lampiran 51 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap magnesium (Mg) tanah sebelum penanaman jagung Perlakuan 3.225115 5 0.645023 4.80428* 3.105875
Galat 1.61112 12 0.13426 Perlakuan 1.65271 5 0.330542 3.975339* 3.105875
Galat 0.997778 12 0.083148
Total 2.650488 17
Lampiran 53 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap kejenuhan basa (KB) tanah sebelum penanaman ubi jalar (Subroto 2014)
Sumber Perlakuan 3614.138 5 722.8275 47.08022* 3.105875
Galat 184.2373 12 15.35311
Total 3798.375 17
Lampiran 54 Hasil analisis sidik ragam pengaruh pemberian FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap kejenuhan basa (KB) tanah setelah panen pada tanaman ubi jalar
Sumber
Perlakuan 561.425 5 112.285 2.046397 3.105875
Galat 658.4353 12 54.86961
Perlakuan 1052.48 5 210.4961 2.238231 3.105875
Galat 1128.549 12 94.04572
27 Perlakuan 131.3765 5 26.27531 0.762095 3.105875
Galat 413.7326 12 34.47772
Total 545.1092 17
Lampiran 57 Hasil analisis sidik ragam pemberian C, FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap tinggi tanaman jagung
Sumber Perlakuan 972.0011 5 194.4002 0.087476 3.105875
Galat 26668 12 2222.333
Total 27640 17
Lampiran 58 Hasil analisis sidik ragam pemberian C, FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap lingkar batang tanaman jagung
Sumber perlakuan 5.373044 5 1.074609 0.237546 3.105875
Galat 54.28544 12 4.523787
Total 59.65849 17
Lampiran 59 Hasil analisis sidik ragam pemberian C, FS, FW, FS+FW, CV, dan GM terhadap produksi tanaman jagung
Sumber Perlakuan 42.58656 5 8.517312 3.038417 3.105875
Galat 28.09127 12 2.340939
28
Lampiran 60 Kriteria penilaian hasil analisis tanah (Sulaiman et al. 2005)
Parameter Tanah*
Nilai Sangat
Rendah Rendah Sedang Tinggi
Sangat Tinggi
C (%) <1 1-2 2-3 3-5 >5
N (%) <0,1 0.1-0.2 0.21-0.5 0.51-0.75 >0.75
C/N <5 5-10 11-15 16-25 >25
P2O5 HCl 25% (mg 100g-1) <15 15-20 21-40 41-60 >60
P2O5 Bray (ppm P) <4 5-7 8-10 11-15 >15
P2O5 Olsen (ppm P) <5 5-10 11-15 16-20 >20
K2O HCl 25% (mg 100g-1) <10 10-20 21-40 41-60 >60
KTK/CEC (me 100 g tanah-1) <5 5-16 17-24 25-40 >40
Susunan kation
Ca (me 100 g tanah-1) <2 2-5 6-10 11-20 >20
Mg (me 100 g tanah-1) <0,3 0.4-1 1.1-2.0 2.1-8.0 >8 K (me 100 g tanah-1) <0,1 0.1-0.3 0.4-0.5 0.6-1.0 >1 Na (me 100 g tanah-1) <0,1 0.1-0.3 0.4-0.7 0.8-1.0 >1
Kejenuhan Basa (%) <20 20-40 41-60 61-80 >80
Kejenuhan Alumunium (%) <5 5-10 11-20 20-40 >40
Cadangan mineral (%) <5 5-10 11-20 20-40 >40
Salinitas/DHL (dS m-1) <1 1-2 2-3 3-4 >4
Persentase natrium dapat tukar/ESP (%) <2 2-3 5-10 10-15 >15
Sangat
masam Masam
Agak
masam Netral
Agak
alkalis Alkalis
29 Lampiran 61 Gambar tanaman jagung 5 MST (a) kontrol (C), (b) lumpur kolam ikan (FS), (c) air kolam ikan (FW), (d) kombinasi lumpur dan air kolam ikan (FS+FW), (e) pupuk konvensional (CV), (f) kotoran kambing (GM)
(a)
(f) (c)
(b)
(e)
31
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Perdagangan pada tanggal 12 Juli 1993. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara pasangan bapak Sriwijaya dan ibu Henny. Penulis memulai masa studynya di Taman Kanak-kanak (TK) Cibuni pada tahun 1998. Selanjutnya penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar (SDN) Cibuni pada tahun 2005. Pada tahun 2008 penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah pertama di SMP swasta Galih Agung, kemudian melanjutkan sekolah menengah atas di SMAS Galih Agung hingga tahun 2011. Penulis diterima sebagai mahasiswi Program Studi Manajemen Sumberdaya Lahan, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2011.