• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jual Beli Online Dengan Menggunakan Sistem Dropshipping Menurut Sudut Pandang Akad Jual Beli Islam (Studi Kasus Pada Forum Kasus)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Jual Beli Online Dengan Menggunakan Sistem Dropshipping Menurut Sudut Pandang Akad Jual Beli Islam (Studi Kasus Pada Forum Kasus)"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

JUAL BELI ONLINE DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM DROPSHIPPING

MENURUT SUDUT PANDANG AKAD JUAL BELI ISLAM (Studi Kasus Pada Forum KASKUS)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

PUTRA KALBUADI 1110046100104

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

(2)
(3)
(4)
(5)

iv

JUAL BELI ONLINE DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM DROPSHIPPING

MENURUT SUDUT PANDANG AKAD JUAL BELI ISLAM (Studi Kasus Pada Forum KASKUS) adalah skripsi hasil karya Putra Kalbuadi, NIM 1110046100104, pada konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015M/1436H.

Skripsi ini bertujuan untuk meniliti sistem dropshipping dalam jual beli online (forum KASKUS). Mengenai kekurangan dan kelebihan sistem dropshipping serta tinjauan fikihnya. Semakin tingginya tingkat teknologi dan pemanfaatannya, kini jual beli online tidak perlu harus bertatap muka, dengan adanya internet maka jual beli pun menjadi hal yang instant. Manusia tidak perlu lagi pergi ke pasar atau ke toko untuk mencari barang yang diinginkannya. Dengan bermodalkan koneksi internet, memesan barang, melakukan pembayaran hingga barang yang dipesan sampai didepan rumah dapat dilakukan dengan mudah. Disini penulis menekankan bagaimana sistem dropshipping ini bisa menjadi peluang bagi masyarakat, khususnya bagi mahasiswa/i yang ingin melakukan bisnis online tanpa terikat ruang dan waktu bahkan modal.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Menekankan kualitas atau ciri-ciri data yang dialami sesuai dengan pemahaman deskriptif. Pengumpulan data dengan observasi sebagai pelaku jual beli online, kemudian dengan kajian kepustakaan dari berbagai artikel, buku, berita dan literatur yang dipandang mewakili dan berkaitan dengan objek penelitian. Dengan metode analisis komparatif, apa yang terjadi dilapangan akan dikomparasikan dengan akad dan hukum fikih.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem jual beli online dengan sistem dropshipping

memiliki kesamaan dengan skema akad salam maupun akad wakalah. Sistem dropshipping

adalah bentuk muamalah yang diperbolehkan.

Kata kunci: Jual beli online, dropshipping, forum jual beli KASKUS, fikih jual beli online

(6)

v

KATA PENGANTAR ميح رل ا نمحرل ا ه مسب

Alhamdulillah, puji serta syukur penulis ucapkan dan panjatkan kehadirat Illahi

Rabbi Allah SWT. Yang telah memberikan nikmat dan kemudahan, sehingga dengan

izin-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, sholawat beserta salam

penulis haturkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW. Beserta keluarga dan

sahabatnya. Allahumma sholi wa sallim wa baarik „alaihi.

Dan penulis juga mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada seluruh

pihak yang telah membantu dan mendukung penulis baik langsung maupun tidak

langsung dalam penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ucapkan penulis

ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Dr. H. JM. Muslim, MA Dekan Fakultas Syariah dan Hukun UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M. Ag, M.H Ketua Program Studi Muamalat

(Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum dan Bapak Abdurrauf, Lc, MA

selaku sekretaris prodi Muamalat (Ekonomi Islam).

3. Bapak Abdurrauf, LC,. M.A selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktu, fikiran serta memberikan arahan dalam membimbing

penyusunan skripsi ini.

4. Bapak dan ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan

(7)

vi

bermanfaat dan bapak dan ibu selalu mendapatkan pahala serta rahmat Allah

SWT.

5. Seluruh staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum dan seluruh staf

perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ungkapan terima kasih, yang mungkin tidak bisa penulis ungkapkan dengan

kata, kepada kedua orang tua penulis. Ayah Bedjo dan Ibu Entin Wartini. Dan

juga kepada adik Putri Pramesti dan juga nenek Elin. Kalian yang terbaik.

7. Teman teman Perbankan Syariah B 2010, yang tidak bisa penulis sebutkan

satu persatu.

8. Teman-teman setongkrongan, WARSAM FAMILY yang tak bisa penulis

sebutkan satu persatu.

9. Teman – teman DPR ( Dibawah Pohon Rindang) Listio Biji, Muhammad Dio

Al-haddad, Abdul Aziz Muslim, Abdul Rozak, Kharis Cahyadi, Wili Fahmy

Aziz, Abdul Hakim, Faniditya Ramadhan, Maulana Haitami, Syarifa Aquila

Dirampatan, Kahfi Aditya Ramadhan, Risman Arif, Abdurrahman Hadimulyo

dan juga Ilham, Ade Andri, Fahmi, Ari, Kevin dll. Thanks for being such a

really good friends. Kalian seperti saudara 

10.Teman-teman KKN KOPI 2013, atas pengalaman berharga bersosialisasi

dengan warga selama satu bulan dan terimakasih atas segala tawa dan

semangatnya.

11.Teruntuk Diana Martiana, terimakasih untuk semua suka dan dukanya.

(8)

vii

yang sudah penulis anggap keluarga sendiri, Herry Kurniawan, Herry

Hendrawan, Syaidina Ferrry Sutrisna, Kusadi Putra, Anugrah Dwi Putra,

Putra Restu Mahardika, Chandra Budiman, Andy Firmansyah, Ruchdi

Mutaqqin dan Ahmad Guntur. We’re more than friends, We’re BROTHER. Dan akhirnya penulis ucapkan syukur kepada Allah SWT, atas izin-Nya penulis bisa

menyelesaikan Skripsi dengan judul JUAL BELI ONLINE DENGAN

MENGGUNAKAN SISTEM DROPSHIPPING MENURUT SUDUT PANDANG

AKAD JUAL BELI ISLAM (Studi Kasus Pada Forum KASKUS) dengan segala

kelemahan dan kekurangan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan

pembacanya, Aamiin.

Jakarta,7 Januari 2015

(9)

viii DAFTAR ISI JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN………... i

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ……… ii

LEMBAR PERNYATAAN………... iii

ABSTRAK………. iv

KATA PENGANTAR………... v

DAFTAR ISI………..... viii

BAB I PENDAHULAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C.Batasan dan Rumusan Masalah ... 8

D.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

E. Tinjauan Kajian Terdahulu ... 10

F. Teknik Penulisan Skripsi ... 13

G.Sistematika Penulisan ... 13

BAB II LANDASAN TEORI A.Jual Beli dalam Fiqh Islam ... 15

1. Pengertian Jual Beli... 15

2. Dasar Hukum Jual Beli ... 16

3. Macam – Macam Jual Beli ... 19

B. Akad Jual Beli dalam Fiqh Islam ... 22

1. Pengertian Akad ... 22

2. Macam-macam Akad ... 23

C. Electronic Commerce ... 40

1. Historis E – Commerce ... 40

2. Pengertian E – Commerce ... 41

(10)

ix BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian... 50

B. Sumber dan Jenis Data Penelitian ... 51

C. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 53

D. Waktu dan Tempat Penelitian ... 54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Forum KASKUS ... 55

1. Sekilas Tentang KASKUS ... 55

2. Sub-Forum Jual Beli dalam KASKUS ... 58

3. Tata Cara Menjadi Member dalam Forum KASKUS ... 59

4. Dropsip dalam KASKUS ... 62

B. Dropship ... 66

1. Sekilas Tentang Dropshipping ... 66

2. Skema Dropshipping ... 67

C. Kekurangan Jual Beli Online dengan Sistem Dropshipping .... 71

D. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Online Sistem Dropshipping ... 74

1. Simulasi Transaksi Dropshipping ... 75

2. Implementasi Akad Salam dalam Jual Beli Online Sistem Dropshipping ... 76

3. Implementasi Akad Wakalah dalam Jual Beli Online Sistem Dropshipping ... 79

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 83

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi seperti saat ini, tingkat kemajuan teknologi baik secara

sadar maupun tidak, telah memberikan kemudahan bagi manusia dalam berbagai

bidang, salah satunya dalam bidang perniagaan atau jual beli. Dalam melangsungkan

kehidupannya, manusia tidak akan pernah lepas dari perihal jual beli, bahkan jauh

hari ketika jaman dahulu para pendahulu pun telah mengajarkan untuk melakukan

kegiatan perniagaaan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan bantuan

teknologi, seluruh kemudahan bagi umat manusia dapat diwujudkan.

Teknologi adalah “a design for instrumental action that reduces the

uncertainty in cause-effect relationships involve in achieving a desired outcome”.

Teknologi merupakan sebuah perangkat untuk membantu aktivitas kita dan dapat

mengurangi ketidakpastian yang disebabkan oleh hubungan sebab akibat yang

melingkupi dalam mencapai suatu tujuan.1 Teknologi menghubungkan manusia

dengan kemudahan dalam mencari berbagai hal yang tidak diketahui sebelumnya,

melalui majunya perkembangan teknologi komunikasi, sebuah media penghubung

yang dinamakan internet pun mulai tercipta dan mulai menyebar luas sebagai salah

satu media komunikasi dan media informasi.

1

(12)

2

Salah satu bentuk nyata kemajuan teknologi adalah dengan adanya internet.

Internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk tahun 1970-an dan disebut

Arpanet yaitu komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat,

selanjutnya jaringan ini diperbaharui dan dikembangkan dan menjadi tulang

punggung terbentuknya internet sekarang.2

Tahun 1989, Timothy Berners-Lee, ahli komputer dari Inggris menciptakan

World Wide Web yaitu semacam program yang memungkinkan suara, gambar, film,

musik ditampilkan dalam internet. Karena penemuan inilah internet menjadi lebih

menarik tampilannya dan sangat bervariasi. Dahulu internet hanya dapat digunakan

oleh kalangan tertentu dan dengan komponen tertentu saja. Tetapi saat ini orang yang

berada dirumah pun bisa terhubung ke internet dengan menggunakan modem dan

jaringan telepon.3 Seiring berkembangnya World Wide Web kemudian terciptalah

domain domain atau berbagai macam site yang dikenal sekarang, mulai dari site

sumber pengetahuan seperti wiki sampai site untuk jual beli online seperti ebay dan

amazon.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) optimal berarti (ter)baik,

tertinggi, paling menguntungkan. Pengoptimalan adalah proses atau cara menjadikan

paling (ter)baik, paling tinggi, yang berarti memanfaatkan salah satu wujud dari

2

Ibid.,h.2.

3 Sejarah Perkembangan Internet di Dunia”, artikel diakses pada 25 april 2014 dari

(13)

teknologi yaitu internet hingga mencapai hasil yang terbaik dalam mengolah atau

menggunakannya.

Internet memberikan berbagai fasilitas bagi penggunanya, salah satunya

adalah fasilitas sebagai tempat jual beli. Fasilitas ini dapat digunakan sebagai ladang

untuk berbisnis, bagi pebisnis online internet merupakan tempat untuk mencari

keuntungan berupa materi, caranya? tentu dengan mengoptimalkan kegunaan dari

internet itu sendiri.

Namun secara umum pemanfaatan interrnet masih jauh dari optimal. Terlebih

di Indonesia, jangan kaget kalau ada pengusaha Indonesia yang belum pernah

bersentuhan dengan komputer apalagi internet. Pengusaha yang bisa tetap bertahan

adalah yang berani menghadapi perubahan dengan mengambil keuntungan dari

perubahan itu sendiri.4

Oleh karena itu, dengan mengoptimalkan salah satu manfaat yang diberikan

oleh internet, maka sekarang ini mulai dikenal banyaknya bisnis yang memanfaatkan

internet sebagai medianya, yang dikenal sebagai bisnis online. Bisnis online adalah

segala kegiatan yang menyangkut kegiatan berbisnis (jual beli) dengan media internet

untuk mencapai tujuannya.

Melihat berbagai macam kegunaan internet, salah satu yang bisa dijadikan

sebagai acuan untuk berbisnis online adalah fungsi atau kegunaan internet sebagai

media jual beli. Dewasa ini pihak pedagang maupun pihak pembeli tidak harus

bertemu secara langsung atau kontak fisik (face to face) dalam melakukan jual beli.

4

(14)

4

Dengan adanya kemajuan teknologi yang berupa internet, bbm pada platform

blackberry ataupun media sejenisnya, maka pedagang maupun pembeli dapat

melakukan transaksi dari jarak jauh, antar pulau bahkan sampai keseluruh dunia.

Cukup dengan melampirkan barang dagangannya melalui internet, maka dengan

mudah para pebisnis online ini akan menemukan para calon pembelinya lewat media

dunia maya tersebut.

Kebanyakan pelaku bisnis online adalah anak muda, seperti dikutip dari

okezone.com “Belakangan ini bisnis online kian menjamur di Tanah Air. Hal ini tak

lepas dari jumlah pengguna internet yang terus meningkat. Menurut Managing

Director lakubgt.com, Kuntowiyoga, saat ini jumlah pengguna internet didominasi

oleh kawula muda. Sekira 40 persen penggunanya berusia antara 18-23 tahun dan 35

persen lainnya berusia antara 25-35 tahun. Tak heran bila semakin banyak penggiat

bisnis online dari kalangan mahasiswa. Dikatakan oleh Kuntowiyoga saat

menyambangi redaksi Okezone, Kamis (12/12/2013) bahwa umumnya mereka gemar

menjajakan segala sesuatu berbau fashion.

Memang belum ada data yang akurat, namun dari pengamatan saya banyak

anak muda yang gemar menawarkan produk-produk fashion, seperti hijab atau

(15)

Ia juga menambahkan bahwa tren bisnis online akan terus naik hingga beberapa tahun

ke depan. Bahkan menurut data Google dan Yahoo, diprediksi pelaku bisnis online di

Indonesia akan mencapai lebih dari 100 juta orang pada akhir 2015”.5

Bisnis online tidak mengenal ruang dan waktu, dapat dilakukan dimana saja

hampir selama 24 jam. Oleh karena itu bisnis dari jual beli online ini seperti tidak

ada matinya, dengan pangsa pasar yang luas ditambah lagi dengan berbagai

kemudahan didalamnya maka bisnis ini pun menjadi hal yang tentu sangat

menggiurkan.

Salah satu alternatif dalam internet marketing yang belakangan ini sedang

booming adalah jual beli online dengan menggunakan sistem dropship.

Masalah-masalah yang ditakuti seperti ketiadaan waktu ataupun modal bisa diakali dengan

cara ini.

Dropshipping merupakan penjualan produk yang memungkinkan dropshipper

menjual barang ke pelanggan dengan bermodalkan foto dari supplier/toko (tanpa

harus menyetok barang) dan menjual dengan harga yang ditentutkan oleh

dropshipper atau kesepakatan harga bersama antara supplier dengan dropshipper.6

Jika dilihat secara sekilas, tentu menjadi hal yang agak sulit dimengerti bagi

mereka yang baru mengenal istilah tersebut. Namun sesungguhnya, pada praktiknya

ini adalah hal yang mudah untuk dilakukan. Gampangnya, dropshipping adalah

5Ayunda W Savitri, “Banyak Kawula Muda Lakoni Bisnis

Online”, artikel diakses pada 9 April 2014 dari http://techno.okezone.com/read/2013/12/12/55/911415/banyak-kawula-muda-lakoni-bisnis-online

6

(16)

6

menjual barang milik supplier atas seizin supplier kepada pembeli dengan

bermodalkan komputer dan koneksi internet.

Ada banyak situs yang menyediakan jual beli dengan menggunakan sistem

dropshipping ini, baik dari situs internasional ataupun situs nasional. Beberapa

contoh situs internasional adalah: www.amazon.com dan www.clickbank.com dan di

situs nasional adalah: www.UangDownload.com dan www.Mmonline.net. Didalam

situs tersebut kita akan disuguhi tampilan awal untuk melakukan registrasi lalu akan

diberikan petunjuk selanjutnya untuk memulai langkah awal dalam melakukan bisnis

dropshipping ini.

Melakukan jual beli tentu tidak bisa dilakukan dengan asal, ada aturan-aturan

yang mengikatnya, apalagi jika jual beli dikaitkan dengan agama, karena dalam

melakukan jual beli terdapat dua pihak yang salah satunya tidak boleh merasa

dirugikan, jika ada yang merasa dirugikan maka batalah transaksi jual beli tersebut.

Di dalam Islam sendiri jual beli diperkenalkan dalam bidang muamalah.

pengertian muamalah dalam arti luas adalah aturan hukum Allah untuk mengatur

manusia dalam kaitannya dengan urusan duniawi dan definisi pengertian muamalah

arti sempit adalah aturan-aturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan

manusia dalam kaitannya dengan cara memperoleh dan mengembangkan harta

benda.7

7

(17)

Menurut jumhur ulama salah satu yang menjadi rukun dan syarat sah nya jual

beli adalah ijab dan qabul, dimana terdapat syarat yang terkait dengan ijab dan qabul

ini, yaitu ijab dan qabul ini dilakukan dalam satu majelis. Dengan kata lain dalam

melakukan jual beli dilakukan dengan cara bertemunya dua orang yaitu penjual dan

pembeli sehingga terciptalah ijab dan qabul dalam jual beli ini disatu tempat.

Syarat jual beli dalam Islam sebenarnya sudah terpenuhi oleh jual beli online,

dimana selama benda yang dijual tidak najis dan memberikan manfaat, maka

benda-benda tersebut halal hukumnya atau boleh untuk diperjual belikan. Namun dilihat dari

sisi akadnya, konsep jual beli online ini menimbulkan fenomena baru dalam hukum

Islam. Konsep jual beli online yang tidak mengharuskan para pelakunya berada

dalam satu majelis (tempat) untuk saling bertemu langsung dalam melakukan jual

beli ini menimbulkan perdebatan, dimana nantinya akan mempengaruhi hukum jual

beli online dengan sistem dropshipping ini dalam sudut pandang hukum Islam.

Berdasarkan penjelasan dan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk

melakukan penyusunan skripsi dengan judul “JUAL BELI ONLINE DENGAN

MENGGUNANAKAN SISTEM DROPSHIPPING MENURUT SUDUT

PANDANG AKAD JUAL BELI ISLAM (Studi Kasus Pada Forum Kaskus)”

B. Identifikasi Masalah

Pembahasan masalah ini memiliki cakupan yang sangat luas, sehingga penulis

melakukan identifikasi pada pembahasan ini sehingga tidak melebar dari cakupannya.

(18)

8

1. Bagaimanakah skema dari jual beli online model dropshipping ini?

2. Bagaimana cara menentukan supplier yang baik dan supplier yang buruk bagi

seorang calon dropshipper?

3. Apakah perbedaan mendasar antara dropshipping dan makelar?

4. Adakah kiat khusus agar bisnis dropshipping ini menjadi bisnis yang

sukses/berhasil?

5. Bagaimana Islam memandang jual beli dengan metode dropshipping ini?

6. Apakah kendala-kendala yang mungkin dihadapi bagi seorang dropshipper?

7. Sejauh mana para member KASKUS telah melakukan bisnis jual beli dengan

menggunakan metode dropshipping ini?

C. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Dalam dunia bisnis online, terdapat beberapa metode dalam sistem jual

belinya, seperti re-seller, COD (Cash On Delivery) ataupun dengan sistem

dropshipping.

Dalam setiap sistem tentu saja terdapat kekurangan maupun kelebihannya

masing-masing. Namun, untuk mempermudah dalam penulisan skripsi ini,

penulis membatasi masalah-masalah agar pembahasan menjadi lebih jelas,

terarah dan tidak meluas. Penulis membatasi penulisan dengan cara hanya

membahas bagaimana sistem dropshipping ini bekerja dan bagaimana sistem ini

(19)

2. Perumusan Masalah

Dari identifikasi masalah tersebut, penulis merumuskan beberapa

permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana skema dari jual beli online dengan sistem dropshipping ini?

2. Bagaimana jual beli online dengan sistem dropshipping ini ditinjau dari

kesesuain akad jual beli dalam Islam?

D. Tujuan dan Manfaat Peneletian

1. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

telah diajukan sebelumnya, secara garis tujuan yang dicapai oleh penulis

adalah:

a. Dapat menjelaskan secara jelas gambaran mengenai sistem dropshipping

dalam jual beli online secara menyeluruh

b. Agar mengetahui bagaimana kesesuaian sistem dropshipping ini dengan

akad jual beli dalam Islam

2. Manfaat Penelitian

a. Secara Teoritis

Diharapkan dari tulisan ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi dan

masukkan bagi para calon pengusaha baru, terutama bagi mahasiswa untuk

(20)

10

suatu lapangan pekerjaan baru tanpa harus memikirkan keterbatasan terhadap

jarak, waktu ataupun modal

b. Secara Praktis

- Diharapkan bagi masyarakat agar mampu memanfaatkan kegunaan

internet dengan maksimal untuk hal yang lebih penting, dalam hal ini

melakukan jual beli online daripada sekedar untuk bersosialisasi

secara maya.

- Diharapkan bagi penulis agar hasil tulisan ini dapat dipergunakan dan

dikaji lebih lanjut pada periode berikutnya jika terus mengalami

perkembangan.

E. Tinjauan Kajian Terdahulu

No. Judul/Penyusun/Tahun Substansi Perbedaan Dengan Penulis

1. “Transaksi Jual Beli

Melalui Media Internet

(E-Commerce)

(Studi Komparatif Empat

Mahzab)”

Nurul Nasihah

2009

Fakultas Syariah dan

Skripsi ini

membahas tentang

jual beli online

melalui media

internet atau dikenal

dengan sebutan

e-commerce, sesuai

dengan tata cara

Perbedaan mendasar

dengan skripsi yang

penulis kaji terdapat

pada sistemnya, penulis

tidak hanya

menjabarkan tentang

apa itu jual beli online,

(21)

Hukum

Universitas Islam Negeri

Syarif

Hidayatullah Jakarta

yang berlaku dan

juga

langkah-langkah dalam

melakukan jual beli

online tersebut.

Transaksi

e-commerce ini

kemudian dipandang

sesuai dengan

hukum Islam dan

berdasarkan

pendapat para

mahzab

kepada sebuah sistem

jual beli online dengan

(22)

12

2. “Analisa Hukum Islam

Tentang Jual Beli Gold

Pada Game Online Jenis

World Of Warcraft

(WOW)”

Yasinta Devi

2010

Fakultas Syariah dan

Hukum

Universitas Islam Negeri

Syarif

Hidayatullah Jakarta

Skripsi ini

membahas tentang

jual beli gold pada

game online dengan

menggunakan mata

uang rupiah yang

ditukarkan dengan

mata uang game

tersebut. Kemudian

dilihat dari sisi Islam

yang menekankan

kepada pandangan

hukum Islam itu

sendiri terhadap jual

beli gold pada game

tersebut

Perbedaan dengan

skripsi yang penulis kaji

terutama pada jenis

benda apa yang

diperjual belikan, yang

penulis kaji benda yang

dijual merupakan benda

yang wujudnya nyata

(bisa

disentuh,dirasakan,dll)

sedangkan yang

dianalisis oleh penulis

sebelumnya adalah

berupa benda maya

yang berwujud mata

uang dalam dunia

virtual/game

3. “Analisis Pengaruh

Kepercayaan,

Kemudahan Dan

Skripsi ini

membahas tentang

bagaimana tata cara

Perbedaan mendasar

dengan skripsi yang

(23)

Kualitas Informasi

Terhadap Keputusan

Pembelian

Secara Online Di Situs

KASKUS” Benito Adityo 2011 Fakultas Ekonomi Universitas Dipenogoro Semarang

dalam belanja di

dunia e-commerce,

faktor-faktor apa saja

yang mempengaruhi

tingkat kepercayaan

dalam berbelanja

online, kemudahan

apa saja yang didapat

dan juga berbagai

macam informasi

yang dicari guna

pada akhirnya

menentukan

keputusan dalam

berbelanja online,

terutama dalam situs

KASKUS yang

didalamnya terdapat

sub-forum jual beli

online

tentang jual beli online

dengan media internet

atau e-commerce namun

bukan hanya tentang

suatu situs yang

menyediakan jasa untuk

melakukan bisnis online

dengan sistem

drophipping saja,

namun lebih menyorot

kepada sistem

dropshipping itu sendiri

dan pandangan hukum

(24)

14

F. Teknik Penulisan Skripsi

Adapun teknik dalam penulisan skripsi ini, penulis berpedoman kepada

buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2012” diterbitkan oleh Pusat Pengembangan dan

Penjaminan Mutu (PPMJ) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun2012. Merupakan pedoman penulisan karya ilmiah

mahasiswa UIN Jakarta, khususnya Fakultas Syari’ah dan Hukum

G. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, identifikasi, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi pengertian dari jual beli secara syar’i, dasar

hukum, syarat dan hukum dan juga definisi dari jual beli online

secara lebih terinci

BAB III GAMBARAN UMUM

Bab ini berisi metode yang digunakan penulis dalam menyusun

skripsi dengan teknik pengumpulan data seperti observasi,

wawancara dan studi dokumentasi sesuai dengan model skripsi

yang penulis angkat yaitu kualitatif

[image:24.612.114.534.168.607.2]
(25)

Pada bab ini penulis mencoba untuk menjelaskan bagaiman

Islam membahas jual beli secara online (e-commerce) dan

khususnya e-commerce yang menggunakan sistem

dropshipping.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi kesimpulan dari bab-bab sebelumnya, serta

(26)

15 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Jual Beli dalam Fiqh Islam 1. Pengertian Jual Beli

Fiqh menurut etimologi berarti pemahaman. Dalam arti lebih luas fiqh

merupakan hukum Islam yang berkaitan dengan perbuatan/tindakan manusia yang

didapatkan dari dari dalil-dalil yang spesifik melalui proses ijtihad(campur tangan

manusia).

Selanjutnya, kata mua’amalat berasal dari bahasa arab muamalat yang

merupakan derifasi (bentukan) dari kata „alama-yuamilu-muamalatan yang menurut bahasa (etimologi) memiliki arti saling bertindak, berbuat, pekerjaan, pergaulan

sosial, bisnis dan transaksi.1

Fiqh muamalat adalah aturan-aturan hukum Islam yang berkaitan dengan

tindakan hukum manusia dalam persoalan-persoalan keduniaan, seperti jual beli,

gadai, perdagangan, sewa, syarikat, mudharabah, nikah, hibah, waris, wasiat, perang,

perdamaian dan segala hal yang dibutuhkan manusia dalam hidupnya.2

Jual beli dalam istilah fiqh disebut dengan al-bai’ yang berarti menjual, mengganti, atau menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain. Lafadz al-bai’ dalam

1

AH. Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, cet.1, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h.3.

2

(27)

bahasa arab terkadang digunakan untuk pengertian lawannya, yakni kata asy-syira’

(beli). Dengan demikian, kata al-bai’ berarti jual sekaligus juga berarti beli.3

Dapat diambil garis besarnya bahwa jual beli adalah terjadinya pertukaran

suatu barang dengan barang lainnya diantara dua pihak, yang nilainya sukarela sesuai

dengan perjanjian diantara kedua pihak tersebut, dibenarkan menurut syar’a dan

disepakati bersama. Atau pemindahan hak dan kepemilikan dari satu pihak kepada

pihak lain yang bisa dilakukan dengan cara pertukaran barang (barter) maupun

pemindahan dengan alat ganti yang disesuaikan.

2. Dasar Hukum Jual Beli

Barang siapa terjun langsung ke dunia usaha dan bergelut dengan berbagai

macam muamalat, berkewajiban untuk mengetahui hal-hal yang dapat mengakibatkan

jual beli itu sah atau tidak. Ini dimaksudkan agar muamalat berjalan sah, segala sikap

dan tindakannya jauh dari kerusakan yang tidak dibenarkan4

Islam sebagai agama rahmatan lil „alamin, yang merupakan rahmat bagi semua, bagi semesta dan segala isinya, telah memberikan ajaran-ajaran yang

memudahkan manusia untuk menjalani kehidupannya. Dalam Islam telah tertulis

segala tata cara untuk segala hal, mulai dari apa-apa yang diperbolehkan dan yang

tidak diperbolehkan, sampai hal-hal simple mulai dari manusia bangun dari tidurnya,

melakukan aktivitas, sampai manusia itu kembali kepada tidurnya (beristirahat)

3

Nasrun Haroen, Fiqh Muamalat, cet.2, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), h.111.

4

(28)

17

seperti membaca doa sebelum memulai segala sesuatunya dan juga untuk saling

tolong menolong sesama manusia sebagai makhluk sosial dalam kesehariannya.

Dalam perihal jual beli, Islam mendorong agar manusia melakukan jual beli

sebagai salah satu cara manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Dengan melakukan

jual beli maka manusia akan tercipta rasa tolong menolong, rasa kebersamaan dan

juga rasa membutuhkan satu sama lain.

Dalam melakukan jual beli pun Islam telah menggambarkan tata cara yang

baik dan benar agar tidak ada kerugian diantara manusia-manusia yang melakukan

tranksaksi jual beli. Dasar hukum perihal jual beli terdapat dalam beberapa ayat di

dalam Al-Quran, diantaranya:

ا

ا

ع

ا َ أ

“Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan

riba.”(Surah al-Baqarah 2:275)

ا ق َ ا ع

أ َ

ا أ ا ك َ ا آ

ا أ

ا

ك َ سف أ

“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka

sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya

(29)

Jual beli adalah merupakan suatu akad, dan dapat dikatakan sah apabila telah

memenuhi rukun dan syarat jual beli. Akad ialah ikatan kata antara penjual dan

pembeli. Jual beli belum dapat dikatan sah apabila ijab dan qabul belum dilakukan,

karena ijab qabul menunjukkan kerelaan(keridhaan) diantara kedua belah pihak.

Menurut jumhur ulama, rukum jual beli itu ada empat, yaitu sebagai berikut.

a. Orang yang berakad (penjual dan pembeli).

b. Sighat (lafaz ijab dan qabul).

c. Ada barang yang dibeli.

d. Ada nilai tukar pengganti barang.

Menurut Mazhab Hanafi, orang yang berakad, barang yang dibeli, dan nilai

tukar barang(1,3,4) diatas, termasuk syarat jual beli bukan rukun. Dalam bertransaksi

itu diperlukan rukun-rukun. Adapun rukun jual beli ada tiga, yaitu akad(ijab qabul),

orang yang berakad(penjual dan pembeli), dan ma’kud alaih (objek akad).5

Sedangkan mayoritas ulama, menetapkan bahwa syarat jual beli sesuai dengan

rukun jual belinya, yakni6

a. Syarat orang yang berakad

1) Berakal dan mummayiz; tidak sah jual beli yang dilakukan oleh orang gila,

anak kecil dan bodoh.

2) Berjumlah dua orang atau lebih.

5 Sohari Sahrani dan Ru’fah Abdullah,

Fiqh Muamalat, cet.1, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2011), h.67.

6

(30)

19

b. Syarat ma’qud „alaih (harga atas nilai tukar pengganti barang dan barang yang dibeli)

1) Barang yang dijual diketahui dengan jelas.

2) Barang yang dijual merupakan benda yang bernilai atau bermanfaat.

3) Barang yang dijual merupakan hak milik penjual.

4) Barang yang dijual dapat diserahterimakan.

c. Syarat Sighat (lafadz ijab dan qabul)

1) Kecakapan; kedua belah pihak haruslah orang yang cakap dalam melakukan

transaksi.

2) Adanya kesesuaian antara ijab dan kabul.

3) Dilakukan dalam satu tempat.

Jual beli yang menjadi kebiasaan, misalnya jual beli sesuatu yang menjadi

suatu kebutuhan sehari-hari tidak disyaratkan ijab dan kabul, ini dalah pendapat

jumhur. Menurut fatwa Ulama Syafi’iyah, jual beli barang yang kecil pun harus ijab

dan kabul, tetapi menurut Imam Al-Namawi dan Ulama Muta’akhirin Syafi’iyah

berpendirian bahwa boleh jual beli barang-barang yang kecil dengan tidak ijab dan

kabul seperti membeli sebungkus rokok.7

3. Macam-macam Jual Beli

a. Jual beli ditinjau dari aspek pelaku akad (subjek), dibedakan menjadi tiga

macam yaitu:8

7

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalat, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010) h.71.

8

(31)

1) Akad jual beli yang dilakukan dengan lisan seperti yang dilakukan oleh

kebanyakan orang. Namun bagi yang bisu, dapat diganti dengan isyarat

yang merupakan ungkapan didalam hatinya sebagaimana ucapan bagi

orang yang dapat berbicara.

2) Akad jual beli melauli perantara atau tulisan. Dinyatakan sah hukumnya,

hal ini sama dengan akad jual beli yang dilakukan secara lisan apabila

kedua belah pihak tidak saling bertemu.

3) Jual beli dengan perbuatan atau dikenal dengan istilah mu’athah, yaitu mengambil dan memberikan barang tanpa ijab qabul karena sudah

tercantum label harga pada objek, sehingga dapat dibayarkan harga

barang tersebut.

b. Jual beli ditinjau dari sisi objek akad, dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:

1) Bai’ al-muthlaq, yaitu jual beli antara barang dengan uang. Seperti yang digunakan saat ini.

2) Bai’ al- muqayadhah, yaitu jual beli barang dengan barang (barter). Misalnya tukar menukar tas dengan sepatu

3) Bai’ al-sharf, yaitu jual beli mata uang dengan mata uang lainnya. Seperti tukar menukar rupiah dengan real.9

4) Bai’ al-salam, yaitu jual beli pesanan antara barang dengan harga/uang, dikarenakan barang tidak ada pada saat akad dan baru

9

(32)

21

akan ada dikemudian hari. Maka dalam hal ini barang tidak lagi dinilai

sebagai „ain melainkan sebagai dain (tanggungan) sedangkan uang yang dibayarkan sebagai tsaman (harga jual) berlaku sebagai „ain.10 c. Jual beli ditinjau dari harga jual (tsaman) yang dikenakan kepada pembeli,

dibagi menjadi empat, yaitu11:

1) Jual beli Murabahah, yaitu jual beli dengan menarik keuntungan

tertentu dari harga beli barang semula, dimana pihak pembeli

mengetahui besaran keuntungan yang diambil oleh pihak penjual.

2) Jual beli Tauliyah, yaitu jual beli dengan tidak menarik keuntungan

tertentu dari harga beli barang semula, dimana pihak pembeli

mengetahui besar modal pembelian barang tersebut.

3) Jual beli al-wadhii’ah, yaitu jual beli dengan harga jual lebih rendah dari harga beli barang semula, dimana pihak pembeli mengetahui besar

modal pembelian barang tersebut.

4) Jual beli al-musawamah, yaitu jual beli dengan harga jual sesuai dengan

kesepakatan kedua belah pihak, dimana pihak penjual biasanya

menyembunyikan besar modal pembelian barang tersebut.

d. Jual beli sesuatu yang dilarang yang jelas batal hukumnya

1) Barang yang dihukumkan najis oleh agama seperti babi, berhala dan

bangkai.

10

Ibid.,h.141.

11

(33)

2) Menentukan dua harga untuk satu barang yang diperjualbelikan.

3) Jual beli ghrara, yaitu jual beli yang tidak jelas mengenai objek, harga,

besar atau kecilnya jumlah, maupun waktu penyerahan.

e. Jual beli yang dilarang tetapi sah hukumnya.

1) Jual beli najasyi, yaitu seorang menambah atau melebihi harga

komoditas milik temannya atau milik orang lain dengan maksud

memancing agar orang itu mau membeli barang tersebut.

2) Menjual diatas penjualan orang lain, artinya seorang penjual berkata

kepada pembelinya untuk membeli barang dagangannya daripada

barang dagangannya saja yang lebih murah daripada harga dagangan

penjual lain. Padahal mengenai harga yang dijual oleh penjual lain

belum diketahui jelas apakah memang lebih mahal atau ternyata sama

harganya.

Aktivitas jual beli dapat menimbulkan berbagai macam kriteria yang

kemudian membaginya kedalam berbagai aspek seperti ditinjau dari subjek akad,

objek akad, harga jual, dan juga ditinjau dari hukum jual beli itu sendiri.

B. Akad Jual Beli dalam Fiqh Islam 1. Pengertian Akad

Dalam Islam, ketika hendak melakukan jual beli, terdapat akad yang harus

dipenuhi oleh keduap belah pihak antara penjual dan pembeli. Akad yang timbul

(34)

23

Akad secara harfiah berarti ikatan, yakni mengadakan ikatan persetujuan atau

ikatan untuk memberi dan menerima bersama-sama dalam satu waktu.12 Artinya,

ikatan itu menimbulkan sesuatu yang harus dipenuhi, sebagaimana firman Allah

SWT dalam surat al-Maidah ayat 1 yang berbunyi:

أ

غ ع ٰ َ ع ْا

أ ۚ قع ا ف أ ا آ

ا

َ ۗ

أ

ا

“Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian

itu) dengan tiddak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.

Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.”

Akad (ikatan, keputusan, penguatan) atau perjanjian atau kesepakatan atau

transaksi dapat diartikan sebagai komitmen yang terbingkai dengan nilai-nilai

syariah. Dalam istilah Fiqih, secara umum akad berarti sesuatu yang menjadi tekad

seseorang untuk melaksanakan baik yang muncul dari satu pihak seperti wakaf, talak,

dan sumpah, maupun yang muncul dari dua pihak seperti jual beli, sewa, wakalah,

dan gadai.13

2. Macam-Macam Akad

Akad Tijarah adalah segala macam perjanjian yang menyangkut for profit

transaction. Akad-akad ini dilakukan dengan tujuan mencari keuntungan, karena itu

12

Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, cet.3, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2004), h.65.

13

(35)

bersifat komersil. Contoh akad tijarah adalah akad-akad investasi, jual beli, dan sewa

menyewa. Yang termasuk kedalam akad tijari yaitu murabahah, salam istishna,

ijarah, dan musyarakah.14

a. Murabahah

Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual

menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli kemudian menjual kepada

pihak pembeli dengan mensyaratkan keuntungan yang diharapkan sesuai jumlah

tertentu. Dalam akad Murabahah, penjual menjual barangnya dengan meminta

kelebihan atas harga beli dengan harga jual. Perbedaan antara harga beli dan harga

jual barang disebut dengan margin keuntungan.15

Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual

menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli kemudian menjual kepada

pihak pembeli dengan mensyaratkan keuntungan yang diharapkan sesuai jumlah

tertentu.16

1) Dasar Hukum Murabahah

a) Al-Qur’an

ا

ع

ا َ أ

"..dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba" (QS.

Al-Baqarah:275).

14

Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, h.70.

15

Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2011), h.138.

16

(36)

25

b) Al-Hadits

Dari Suhaib ar-Rumi r.a. bahwa Rasulullah saw. Bersabda,“Tiga hal yang

didalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqaradhah

(mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah,

bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah).

c) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia

No.04/DSNMUI/IV/2000, tentang MURABAHAH.

2) Syarat dan Rukun Murabahah

a) Syarat Murabahah

(1) Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah.

(2) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan.

(3) Kontrak harus bebas dari riba.

(4) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang

sesudah pembelian.

(5) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan

pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.

b) Rukun Murabahah

Rukun dari akad Murabahah yang harus dipenuhi dalam transaksi

ada beberapa, yaitu:

(37)

barang untuk dijual, dan musytari (pembeli) adalah pihak yang memerlukan dan akan

membeli barang;

(2) Objek akad, yaitu mabi’ (barang dagangan) dan tsaman (harga); (3) Shight, yaitu Ijab dan Qabul.

b. Bai’As-Salam (In-front Payment Sale) 1) Pengertian Bai’as-Salam

Dalam pengertian yang sederhana, bai’ as-salam berarti pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari, sedangkan pembayarannya dilakukan di

muka.Salam dalam istilah fiqih disebut juga salaf. Secara etimologi, kedua kata

tersebut memiliki makna yang sama, yaitu mendahulukna pembayaran dan

mengakhirkan barang. Penggunaan kata salam biasanya digunakan oleh orang-orang

Hijaz, sedangkan penggunaan kata salaf biasanya digunakan oleh orang-orang Irak.17

Dalam menggunakan akad salam, hendaknya menyebutkan sifat-sifat dari

objek jual beli salam yang mungkin bisa dijangkau oleh pembeli, baik berupa barang

yang ditakar, ditimbang maupun diukur. Disebutkan juga jenisnya dan semua

identitas yang melekat pada barang yamg dipertukarkan yang menyangkut kualitas

barang tersebut. jual beli salam juga dapat berlaku untuk mengimport barang dari luar

negeri dengan menyebutkan sifat-sifatnya, kualitasnya dan kuantitasnya. Penyerahan

17

(38)

27

uang muka dan penyerahan barangnya dapat dibicarakan bersama dan biasanya

dibuat dalam suatu perjanjian.18

Dalam dunia bisnis modern, bentuk jual beli salam dikenal dengan pembelian

dengan cara pesan (indent).19 Tujuan utama dari jual beli salam adalah untuk saling

membantu dan menguntungkan antara konsumen dan produsen.

2) Dasar Hukum Jual Beli Salam

a) al-Qur’an, surat al-Baqarah ayat 282 :

ۚ ك ف س جأ ٰ

ا ا ا آ ا أ

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermua’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu

menuliskannya dan hendaklah seorang penulis diantara kamu

menuliskannya dengan benar.”20

b) al-Hadits

Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah saw datang ke Madinah

dimana penduduknya melakukan salaf (salam) dalam buah-buahan

(untuk jangka waktu) satu,dua, dan tiga tahun. Beliau berkata,

ع جأ ع

ع ك فف ء ش ف ف سأ

18

M. Alis Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, h.144.

19

Mustafa Kemal, Fikih Islam, (Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri, 2003), h.356.

20

(39)

“Barang siapa yang melakukan salaf (salam), hendaknya ia melakukan

dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas pula, untuk jangka

waktu yang diketahui.”

Berdasarkan hadis tersebut, jual beli salam ini hukumnya dibolehkan, selama

ada kejelasan ukuran, timbangan dan waktunya ditentukan. Dasar hukum jual beli ini

telah sesuai dengan tuntutan syariat dan kaidah-kaidahnya. Bahkan dalam prakteknya,

jual beli salam juga tidak meyalahi qiyas yang membolehkan penangguhan

penyerahan barang seperti halnya dibolehkannya penangguhan pembayaran.21

3) Rukun dan Syarat Bai’ as-Salam

Adapun rukun jual beli salam menurut jumhur ulama, terdiri atas:

a) Muslam (Pembeli)

b) Muslam ilaih (Penjual)

c) Muslam fiihi (Objek Barang)

d) Sighat (Ijab dan Qabul)

Syarat, terdiri atas:

a) Syarat orang yang berakad

Ulama Malikiyah dan Hanafiyah mensyaratkan aqid (muslam dan muslam

ilaih) harus berakal, yakni sudah mumayyiz, anak yang agak besar yang pembicaraan

dan jawabannya dapat dipahami, serta berumur minimal 17 tahun. Oleh karena itu

21

(40)

29

anak kecil, orang gila dan orang bodoh tidak boleh menjual harta sekalipun itu

miliknya.22

b) Syarat yang terkait dengan pembayaran atau harga, diantaranya:

Alat bayar harus diketahui dengan jelas jumlah dan jenisnya oleh pihak yang

terlibat dalam transaksi.

(1) Pembayaran harus dilakukan seluruhnya ketika akad telah disepakati.

(2) Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan hutang.23

c) Syarat yang terkait dengan barang, diantaranya:

(1) Barangnya menjadi utang atau tanggungan bagi penjual. Dengan

demikian barang pesanan yang telah menjadi tanggungan pihak

penjual, keberadaannya tidak boleh diserahkan kepada pihak lain.

(2) Komoditinya harus dengan sifat-sifat yang jelas, misalnya dengan

disebutkan jenis, warna, ciri-ciri, macam dan ukurannya.24

(3) Barang yang dipesan harus tersedia dipasaran sejak akad berlangsung

sampai tiba waktu penyerahan.

(4) Barang yang dipesan dalam akad salam harus barang yang banyak

pandanannya di pasaran yang kuantitasnya dapat dinyatakan melalui

hitungan, takaran atau timbangan.

(5) Penyerahan barang dilakukan dikemudian hari.25

22

Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, h.74.

23

Muhammad, Model-model Akad Pembiayaan di Bank Syariah, (Yogyakarta: UII Press, 2009), h.79.

24

(41)

d) Syarat tentang waktu dan penyerahan barang

(1) Mengenai tenggang waktu penyerahan barang dapat saja ditentukan

tanggal dan harinya, tetapi tidak semua jenis barang dapat ditentukan

demikian.26

(2) Syarat tentang penyerahan barang

Pihak-pihak yang bertransaksi harus menunjuk tempat untuk penyerahan

barang yang dipesan, ketentuan ini ditetapkan apabila untuk membawa barang

pesanan diperlukan biaya pengiriman atau tempat terjadinya transaksi tidak layak

dijadikan tempat penyerahan barang seperti ditengah gurun.

Jika kedua belah pihak tidak mencamtukan penentuan tempat serah terima,

jual beli salam tetap dinyatakan sah, dan tempat penyerahan bisa ditentukan

kemudian. Hal ini dikarenakan tidak ada hadis yang menjelaskannya.27

c. Istishna

1) Pegertian Istishna

Akad Istishna adalah transaksi terhadap barang dagangan dalam tanggungan

yang diisyaratkan untuk mengerjakannya.28 Objek transaksinya adalah barang yang

harus dikerjakan dan pekerjaannya pembuatan barang itu.

25

Ahmad Mujahidin, Kewenangan dan Prosedur Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah di Indonesia, cet.1, (Bogor: Penerbit Ghalian Indonesia, 2010), h.177.

26

Adiwarman A. Karim, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h.93.

27

M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2003) h.146.

28

(42)

31

Istishna ialah kontrak atau transaksi yang ditandatangani bersama antara

pemesan dengan produsen untuk pembuatan suatu jenis barang tertentu atau suatu

perjanjian jual beli dimana barang yang akan diperjualbelikan belum ada29

2) Dasar Hukum Istishna

a)

al-Qur’an, Surat al-Baqarah ayat 282 :

ۚ ك ف س جأ ٰ

ا ا ا آ ا أ

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermua’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya

dan hendaklah seorang penulis diantara kamu menuliskannya dengan

benar.”

b)

Hadits Nabi riwayat Tirmizi:

ع

س ا ا أ أ َا

ص َ

س ا ئ ج

ا

ف ع

ع ع

ا ا ا أ أ َا

ش َ

ش

“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali

perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang

haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali

syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram”

(HR. Tirmizi dari „Amr bin „Auf).

29

(43)

c) Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Tentang Istishna

Fatwa Dewan Syari’ah No: 06/DSN-MUI/IV/2000 tertanggal 4 April 2000

M / 29 Dzulhijjah 1420 H di Jakarta.

Transaksi istishna adalah transaksi yang bergerak dalam bidang pekerjaan dan

barang dalam tanggungan sehingga mempunyai hokum menikat bagi kedua belah

pihak jika memenuhi rukun-rukun dan syarat-syaratnya.30

3) Rukun dan Syarat Istishna

a) Rukun Istishna

(1) Penjual/penerima pesanan/pembuat (Shani)

(2) Pembeli/pemesan (Mustashni)

(3) Barang (Mashnu)

(4) Harga (Tsaman)

(5) Sighat (Ijab Qabul)

b) Syarat Istishna31

(1) Syarat istishna pada barang

(a) Barang yang dibuat dijelaskan jenisnya, bentuknya, sifatnya, dan

kadarnya sehingga tak lagi terdapat jahalah dan perselisihan pendapat

dapat terhindari.

30 Muhammad Syafi’I

Antonio, Bank Syari’ah: Wacana Ulama & Cendikiawan, (Jakarta: Tazkia Institute, 1999), h. 147.

31

(44)

33

(b) Hendaklah istishna merupakan sesuatu yang biasanya dilakukan diantara

manusia seperti perabot barang rumah tangga, sepatu, keperluan

binatang, dan sebagainya.

(2) Syarat Harga/Tsaman

(a) Harus diketahui semua pihak.

(b) Bisa dibayarkan pada waktu akad, secara cicilan, atau ditangguhkan

pada waktu tertentu pada masa yang akan datang.

d. Ijarah

1) Pengertian Ijarah

Secara etimologi ijarah bermakna menjual manfaat. Secara terminologi ijarah

adalah suatu jenis akad yang mengambil manfaat dengan jalan penggantian.

Sedangkan dalam peraturan bank Indonesia dengan transaksi sewa menyewa atas

suatu barang dan upah mengupah suatu jasa dalam waktu tertentu melalui

pembayaran sewa atau imbalan jasa.32

2) Landasan Hukum Ijarah

a)

al-Qur’an Surat al-Baqarah ayat 233

آ س ا ع ج اف ك َ أ ا ع

س أ

أ

ف ع

ا ق ا

ع َ أ ا عا

“…Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.

32

(45)

Bertaqwalah kepada Allah; dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa

yang kamu kerjakan.”

b)

al-Hadits

َ س

ف ، ء عس ع ا قا س ا ع

ْا

ك

ف أ

أ

أ َ ع س آ ع

َ ص

“Kami pernah menyewankan tanah dengan (bayaran) hasil pertaniannya;

maka, Rasulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan memerintahkan

agar kami menyewakannya dengan emas atau perak.”

3) Syarat dan Rukun Ijarah

Ijarah atau sewa menyewa dalam Islam dianggap sah apabila memenuhi

rukun dan syaratnya. Menurut ulama Mahzab Hanifiyah, bahwa rukun ijarah hanya

satu, yaitu ijab dan qabul saja (ungkapan menyerahkan dan persetujuan sewa

menyewa.33

Sedangkan syarat sah nya ijarah adalah34

a) Subjek Akad (pihak yang menyewakan dan pihak yang menyewa barang)

Pihak yang menyewakan haruslah cakap untuk bertindak melakukan

perbuatan hukum dalam akad. Dia haruslah pemilik barang, wakilnya atau

pengampunya.

33

M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat), h.227.

34

(46)

35

b) Objek Akad (barang yang disewakan)

Tujuan penggunaan barang yang disewakan harus dicantumkan dalam

akad ijarah. Apabila penggunaan barang yang disewakan tidak dinyatakan

secara pasti, barang yang disewakan tersebut digunakan berdasarkan

aturan umum atau kebiasaan.

c) Akad

Dalam ijarah dibuat suatu ketentuan bahwa akad bisa dilakukan secara

lisan, tulisan ataupun isyarat. Namun, harus ada kata sepakat dengan

kalimat yang jelas.

e. Musyarakah

1) Pengertian Musyarakah/Syirkah

Musyarakah atau syirkah adalah suatu perjanjian antara dua atau beberapa

pemilik modal atau menyertakan modalnya pada suatu proyek, dimana

masing-masing pihak mempunyai hak untuk ikut serta, mewakilkan atau menggugurkan

haknya dalam manajemen proyek. Keuntungan dari hasil usaha bersama ini dapat

dibagikan baik menurut proporsi penyertaan modal masing-masing maupun sesuai

dengan kesepakatan bersama. Manakala merugikan kewajiban hanya sebatas modal

masing-masing.35

Musyarakah/syirkah berarti percampuran, yakni mencampurkan satu harta

dengan harta lain sehingga tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam bahasa

35 Karmen A. Perwaatmadja dan Muhammad Syafi’I Antoni

(47)

Indonesia kata syirkah dapat diterjemahkan dengan istilah kemitraan, persekutuan

atau perkongsian.36

2) Landasan Hukum Musyarakah

a)

Al-Qur’an surat as-Shaad ayat 24

ا ا ع ا آ ا َ ، ع ع

ع غ ء ط ا ا ثك

ق

“…Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang bersyarikat itu sebagian dari mereka berbuat zalim kepada sebagian lain, kecuali orang yang

beriman dan mengerjakan amal shaleh; dan amat sedikitlah mereka ini…”.

b) Rukun dan Syarat Musyarakah

(1) Rukun Musyarakah

Menurut jumhur ulama, ruun perserikatan, baik syirkah amlak, maupun

syirkah amlak, maupun syirkah„uqud ada tiga: (a) Shigat (Ijab dan Qabul)

Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para untuk

menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak/akad. Akad

ini dianggap sah jika diucapkan secara lisan atau tulisan dan dengan

disaksikan oleh para saksi.

36

(48)

37

(b) Pihak-pihak yang berkontrak

Objek akad harus jelas, yaitu terdiri dari modal kerja, keuntungan dan

kerugian.37

(2) Syarat Musyarakah

Berkaitan dengan akad:

(a) Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan

tujuan kontrak (akad)

(b) Penerimaan dan penawaran dilakukan saat kontrak.

(c) Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespendensi atau dengan

cara-cara komunikasi modern, seperti melalui media telepon atau

internet.

Berkaitan dengan pihak-pihak yang berkontrak

(a) Mitra haruslah orang yang berkopenten dalam memberikan atau

diberikan kekuasaan perwakilan.

(b) Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan, dan

melaksanakan kerja sebagai wakil.

(c) Setiap mitra memberi wewenang kepada mitra yang lain untuk

mengelola asseSetiap mitra memberi wewenang kepada mitra yang

lain untuk mengelola asset dan masing-masing dianggap telah diberi

wewenang untuk melakukan aktivitas musyarakah dengan

37

(49)

memperhatikan kepentingan mitranya, tanpa melakukan kelalaian

dan kesalahan yang disengaja.

(d) Seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan atau menginvestikan

dan untuk kepentingan sendiri.

Berkaitan dengan modal

(a) Modal yang diberikan harus berupa uang tunai, emas , perak atau

yang nilainya sama. Modal dapat terdiri dari asset perdagangan,

seperti barang –barang properti dan sebagainya. Jika modal terbentuk

asset harus dinilai terlebih dahulu dinilai dengan tunai dan disepakati

oleh para mitra.

(b) Para pihak tidak boleh meminjamkan, menyumbangkan ,

menghadiahkan modal musyarakah kepada pihak lain, kecuali atas

dasar kesepakatan.

(c) Pada prinsipnya dalam pembiayaan musyarakah tidak ada jaminan,

namun untuk menghindari terjadinya penyimpangan suatu LKS dapat

meminta jamninan.

Sedangkan akad kad tabarru’ (gratuitous) adalah segala macam perjanjian yang menyangkut non profit transaction (transaksi nirlaba). Transaksi ini pada

(50)

39

berasal dari kata birr dalam bahasa Arab, yang artinya kebaikan)38. Dalam akad

tabarru’, pihak yang berbuat kebaikan tersebut tidak berhak mensyaratkan imbalan apapun kepada pihak lainnya. Imbalan dari akad tabarru’ adalah dari Allah Swt, bukan dari manusia. Namun demikian, pihak yang berbuat kebaikan tersebut boleh

meminta kepada counterpartnya (rekan transaksinya) untuk sekedar menutupi biaya

(cover the cost) yang dikeluarkannya untuk dapat melakukan akad tabarru’ tersebut. Namun ia tidak boleh sedikit pun mengambil laba dari akad tabarru’ itu. Bentuk akad tabarru’ dapat berupa memberikan sesuatu atau meminjamkan sesuatu baik uang maupun jasa. Salah satu contoh dari akad tabarru’ adalah wakalah.

f. Wakalah

1) Pengertian Wakalah

Secara bahasa al-Wakalah berarti al-Tafwidh (penyerahan, pendelegasian

dan pemberian mandat). Wakalah adalah sebuah transaksi dimanan

seseorang menunjuk orang lain untuk menggantikan dalam mengerjakan

pekerjaannya/perkaranya ketika masih hidup.39

2) Landasan Hukum Wakalah

a)

al-Qur’an Surat al-Baqarah ayat 283:

...

َ ق ،

أ

ا ا

ف ع

ع أ ف

...

38

Burhanuddin Susanto, Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: UII Press, 2008), h.259.

39

(51)

“…Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah

yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa

kepada Allah Tuhannya…”.

b) al-Hadist:

َ س

،

ْا اج عفا أ ع س آ ع َ ص

(

ا ف َ ا (

ا

ج ف

“Rasulullah SAW mewakilkan kepada Abu Rafi’ dan seorang Anshar untuk mengawinkan (qabul perkawinan Nabi dengan) Maimunah r.a.”

(HR. Malik dalam al-Muwaththa)”

c) Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 10/DSN-MUI/IV/2000 Tentang

Wakalah

C. Electronic Commerce (E-commerce) 1. Historis E-commerce

E-commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama

kali banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu

halaman-web (halaman-website). Menurut Riset, perdagangan elektronik menghasilkan penjualan

seharga US$12,2 milyar pada 2003. Menurut laporan yang lain pada bulan oktober

2006 yang lalu, pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di Amerika Serikat

diramalkan akan mencapai seperempat trilyun dolar US$ pada tahun 2011.40

40Loreana Triasisca, “E

(52)

41

Website-website yang telah menjadi outlet-outlet untuk untuk kepentingan

periklanan atau penjualan produk-produk untuk segala macam bisnis telah menjadi

fenomena. Dengan komunikasi komersialisasi internet dan keberadannya ditengah

jutaan pelanggan internasional yang potensial, aplikasi-aplikasi E-commerce telah

berkembang dengan cepat.41

Sekarang ini jumlah pengguna internet telah meningkat pesat di seluruh dunia

dan ini telah membuka jalan bagi sebuah bentuk baru dalam menjalankan bisnis.

Tidak hanya toko-toko atau outlet-outlet besar menjajakan barang jualannya melalui

media internet, bahkan seseorang secara personal yang memiliki kemampuan untuk

menghasilkan sesuatu barang dapat menjual hasil kemampuannya tersebut melalui

media internet juga.

E-commerce menggabungkan segala jenis bisnis yang dijalankan dengan

jaringan komputer dan dikendalikan lapisan luas perkembangan teknologi yang

menyatukan “ekonomi pengetahuan” (knowledge economy).42

2. Pengertian E-commerce

E-commerce adalah pembelian dan penjualan, pemasaran dan pelayanan serta

pengiriman dan pembayaran produk, jasa dan informasi di internet dan jaringan

41 Mohd Ma’sum Billah,

Islamic E-commerce Terapan: Tinjauan Hukum dan Praktek, (Malaysia: Sweet & Maxwell Asia, 2010), h.61.

42Mohd Ma’sum Billah,

(53)

lainnya, antara perusahaan berjaringan dengan pelanggan, pemasok dan mitra

bisnisnya.43

Menurut David Baum, “E-commerce merupakan satu set teknologi dinamis,

aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen serta

komunitas tertentu melalui transaksi elektronik berupa perdagangan jasa maupun

informasi yang dilakukan secara elektronik.”44

Sedangkan menurut Amir Hatman, E-commerce ialah suatu jenis dari

mekanisme bisnis secara elektronik yang memfokuskan diri pada transaksi bisnis

berbasis individu dengan menggunakan internet sebagai media pertukaran barang dan

jasa.45

Pendapat lain mengatakan E-commerce adalah kegiatan-kegiatan bisnis yang

menyangkut konsumen (consumers), manufaktur (manufactures), service providers

dan pedagang perantara (intermediaries) dengan menggunakan jaringan-jaringan

komputer (computer networks) yaitu internet.46

Terdapat berbagai definisi untuk mengungkapkan istilah E-commerce. Akan

tetapi pada umumnya E-commerce merujuk pada semua transaksi komersial yang

43 Bambang H, “

Internet and E-commerce”, artikel diakses pada 24 September 2014 dari http://bambanghermawan.ilearning.me/2014/07/01/89/

44

Onno W.Purbo dan Aang Arif Wahyudi, Mengenal E-commerce, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2000), h.13.

45

Adi Nugroho, E-commerce Memahami Perdagangan di Dunia Maya, cet.I (Bandung: Informatika, 2006), h.9.

46

(54)

43

menyangkut organisasi atau individu yang didasarkan pada pemrosesan data yang

didigitalisasikan termasuk teks, suara dan gambar.47

3. Kelebihan dan Kekurangan E-commerce

a. Kelebihan dari E-commerce

Kelebihan yang dapat diambil dari penerapan E-commerce dapat dilihat dari 3

pihak utama yang terlibat di dalamnya yaitu: organisasi, konsumen, dan masyarakat.

1) Bagi organisasi/perusahaan

a) Pasar internasional

Dengan penerapan E-commerce sebuah perusahaan dapat memiliki sebuah

pasar internasional. Bisnis dapat dijalankan tanpa harus terbentur pada batas negara

dengan adanya teknologi digital. Pihak perusahaan dapat bertemu dengan partner dan

kliennya dari seluruh penjuru dunia. Hal ini menciptakan sebuah lembaga

multinasional virtual.

b) Penghematan biaya operasional

Biaya operasional dapat dihemat. Biaya untuk membuat, memproses,

mendistribusikan, menyimpan, dan memperbaiki kembali informasi juga dapat

ditekan.

c) Kustomisasi masal

E-commerce telah merevolusi cara konsumen dalam membeli barang dan jasa.

Produk barang dan jasa dapat dimodifikasi sesuai dengan keingingan konumen.

47

(55)

Contohnya, di masa lalu saat perusahaan Ford mulai memasarkan mobil produksinya,

para pembeli hanya dapat membeli motor yang berwarna hitam karena yang dibuat

memang hanya warna tersebut. Namun sekarang pembeli dapat mengkonfigurasi

sebuah mobil sesuai dengan spesifikasi mereka hanya dalam beberapa menit,

misalnya menentukan warna mobil yang mereka inginkan untuk mobil yang akan

mereka beli, hanya dengan mengunjungi website Ford di internet.

d) Berkurangnya kendala inovasi

Yang dimaksud adalah dengan E-commerce, suatu perusahaan dapat

menghemat sumber daya karena mereka tidak dipusingkan dengan sulitnya membuat

penemuan baru untuk modifikasi produk mereka. Sebagai contoh, perusahaan seperti

Motorola (mobile phone) dan Dell (komputer) dapat mengumpulkan para

konsumennya yang memesan sebuah produk. Para konsumen dapat membuat suatu

daftar mengenai spesifikasi produk baru yang mereka inginkan dan mengirimkannya

ke perusahaan secara on-line. Kemudian perusahaan dapat merencanakan produksi

suatu produk berdasarkan spesifikasi konsumen dan mengirimkan hasilnya dalam

jangka waktu beberapa hari.

e) Biaya telekomunikasi yang lebih rendah

Internet lebih mura

Gambar

GAMBARAN UMUM

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian pemanfaatan media Kit IPA, disarankan: (a) Meningkatkan frekwensi pemanfaatan media Kit dalam pembelajaran IPA baik

Para raja dan intelektual Eropa dibuat bingung, mengapa di tengah badai sahara pasir bisa bermekaran kebun-kebun peradaban yang semakin meluas hingga menyentuh

Perilaku pelaksana dalam hal ini petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam penilaian responden cukup sopan dan ramah, sehingga unsur ini masuk

Nilai pantulan saluran biru yang tinggi (mean = 75,282), disebabkan karena citra Pulau Nusalaut lebih banyak didominasi oleh laut dangkal (shallow water) sepanjang pantai

13 ISNAINI ROSMAYANI 14 LIANA SUKMAWATI 15 MUHAMMAD AMIN 16 MUHAMMAD HALILUDDIN 17 MARWAN ALI 18 MARIANAH 19 NURUL WAHIDAH 20 NURMAYANTI 21 NURHAINI 22 NURHASANAH 23 RETNO ASRI

Secara garis besar, pada algoritma Naïve Bayes , penentuan estimasi lokasi ditentukan dengan cara menghitung peluang terbesar posisi dari objek dalam hal ini laptop berdasarkan

Permasalah yang menonjol saat ini adalah terjadinya beberapa kasus di Indonesia sekarang ini dijadikan tempat pemasaran jenis narkotika, bila hal ini tidak

Artinya, doa-doa atau mantra merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia terutama bagi pelaku magi pada saat melakukan upacara keagamaan, hal tersebut akan