• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektifitas Penggunaan Catatan Pantau Cairan Terhadap Keseimbangan Cairan pada Anak dengan Diare di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Efektifitas Penggunaan Catatan Pantau Cairan Terhadap Keseimbangan Cairan pada Anak dengan Diare di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2012"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

Efektifitas Penggunaan Catatan Pantau Cairan terhadap

Keseimbangan Cairan pada Anak dengan Diare

di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2012

SKRIPSI

Oleh

ELPIANA SARI DEWI MUNTHE

111121116

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

Judul : Efektifitas Penggunaan Catatan Pantau Cairan Terhadap Keseimbangan Cairan pada Anak dengan Diare di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2012

Nama : Elpiana Sari Dewi Munthe

Nim : 111121116

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun Akademik : 2012

Abstrak

Penyakit diare hingga kini masih merupakan satu penyakit utama pada bayi dan anak di Indonesia. Diperkirakan angka kesakitan berkisar di antara 150-430 perseribu penduduk setahunnya.Pengukuran masukan dan haluaran berguna untuk menentukan keseimbangan cairan. Pemantau cairan merupakan salah satu intervensi keperawatan yang baik untuk mempertahankan cairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan buku catatan pantau cairan terhadap keseimbangan cairan pada anak dengan diare.Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksprimen yang bertujuan membandingkan keseimbangan cairan anak diare yang menggunakan catatan pantau cairan dengan yang tidak menggunakan buku pantau cairan. Jumlah sampel sebanyak 22 orang, yang di ambil secara accidental sampling. Teknik pengambilan data dengan cara observasi. Hasil penelitian ini diproleh : jenis kelamin responden berjumlah sama antara laki-laki dan perempuan, sebagian besar responden bersuku batak, dan mayoritas beragama islam, dan mayoritas berusia bayi. Berat badan kelompok intervensi rata sebesar 8.3 kg dan kelompok kontrol rata 8.4 kg.Vital sign : rata-rata RR kelompok intervesi yaitu 30 x/m. HR : 166 x/m, dan suhu tubuh 38.3 . Sedangkan RR kelompok kontrol rata-rata 31 x/m, HR: 158x/m, dan suhu tubuh responden rata-rata 38.6 Manifestasi klinis: kesadaran mayoritas tidak letargis, keadaan mata mayoritas normal, rasa haus mayoritas minum dengan normal, turgor kulit mayoritas kembali dengan cepat, mukosa mulut mayoritas normal.Keseimbangan cairan kelompok intervesi pada hari ketiga rata-rata sebanyak 107 cc dan kelompok kontrol rata-rata sebanyak 113 cc.Keseimbangan cairan responden kelompok kontrol dan kelompok intervensi terdapat perbedaan signifikan (p = 0.039).Dengan demikian, perawat diharapkan dapat menggunakan catatan pantau cairan yang efektif untuk membantu penyembuhan anak diare.

(4)

Prakata

Segala puji kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayahNya yang selalu tercurah sehingga memberikan saya kekuatan dan kemampuan yang luar biasa dalam menjalani hidup ini. Syukur dan terima kasih kepada Tuhan beserta keluarga dan para sahabat yang memberikan tauladan terindah sehingga memberikan motivasi kepada saya dalam menyelesaikan Skripsi dengan judul “Efektifitas Penggunaan Catatan Pantau Cairan Terhadap Keseimbangan Cairan pada Anak dengan Diare Di RSUD dr Pirngadi Medan Tahun 2012”.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian Skripsi ini, sebagai berikut:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan Ibu Erniyati, S.Kp, MNs sebagai Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Asnah S, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta memberikan masukan-masukan yang bermanfaat bagi Skripsi ini.

(5)

4. Orang Tua serta adik-adik tercinta yang menjadi motivasi bagi saya dalam menyelesaikan Skripsi ini.

5. Kepada teman-teman kuliah saya di Keperawatan yang ikut membantu dalam penyelesaian Skripsi ini.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman Judul Halaman Pengesahan

Prakata ... i

Daftar Isi ... iii

Daftar diagram ... v

Daftar Tabel ... vi

BAB I Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II Tinjauan Pustaka ... 6

A. Konsep anak ... 6

1. Pengertian Anak ... 6

2. Perkembangan pada Anak ... 3. Kebutuhan cairan Anak ... 9

B. Diare... 9

1. Pengertian Diare ... 9

2. Etiologi Diare ... 10

3. Patofisiologi... 11

4. Tanda dan Gejala Diare ... 12

5. Klasifikasi Diare ... 12

6. Penatalaksanaan ... 13

7. Pencegahan ... 16

C. Keseimbangan Cairan ... 17

1. Komposisi Cairan Tubuh ... 17

(7)

3.Jumlah Cairan Tubuh ... 18

4. Intake dan output Cairan………... 19

D. Pemantauan Carian………. 20

1. Alat untuk Mengukur Intake dan Out Cairan………... 20

2. Daftar Ukuran Rumah Tangga………. 21

3. Mengukur Intake……….. 21

4. Mengukur Output……….. 21

BAB III Kerangka Penelitian A. Kerangka Konsep ... 24

B. Defenisi Operasional... 25

C. Hipotesa……….. 25

BAB IV Metode Penelitian ... 26

A. Desain Penelitian ... 26

B. Populasi, Sampel Penelitian dan Tehnik Sampling ... 26

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

D. Pertimbangan Etik ... 28

E. Instrumen Penelitian ... 28

G. Pengumpulan Data... 29

H. Analisa Data ... 30

BAB V Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 32

A. Hasil Peneltian... 32

B. Pembahasan ... 44

BAB VI Kesimpulan dan Saran... 48

A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... 49

(8)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1. Distribusi responden yang menggunakan catatan pantau cairan

berdasarkan tingkat kesadaran ( n =11) 36 Diagram 2. Distribusi responden yang menggunakan catatan pantau cairan

berdasarkan tingkat kesadaran ( n =11) 37 Diagram 3. Distribusi responden yang menggunakan catatan pantau cairan

berdasarkan tingkat kesadaran ( n =11) 37 Diagram 4. Distribusi responden yang menggunakan catatan pantau cairan

berdasarkan tingkat kesadaran ( n =11) ……….. 38 Diagram 5. Distribusi responden yang menggunakan catatan pantau cairan

berdasarkan tingkat kesadaran ( n =11) ……….. 39 Diagram 6. Distribusi responden yang tidak menggunakan catatan pantau cairan

berdasarkan tingkat kesadaran ( n =11) ……….. 39 Diagram 7. Distribusi responden yang tidak menggunakan catatan pantau cairan

berdasarkan tingkat kesadaran ( n =11) ……….. 40 Diagram 8. Distribusi responden yang tidak menggunakan catatan pantau cairan

berdasarkan tingkat kesadaran ( n =11) ……….. 41 Diagram 9. Distribusi responden yang tidak menggunakan catatan pantau cairan

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Pemberian Oralit Berdasarkan Usia atau Berat Badan dalam Tiga

Jam Pertama 14

Tabel 2.2 Tabel Pedoman Pemberian Cairan Secara Intravena 15

Tebel 2.3 Presentasi Total Cairan Intraseluler dan Ekstraseluler Berdasarkan

Umur 18

Tabel 2.4 Kebutuhan Intake Cairan Berdasakan Umur dan Berat Badan 19

Tebel 2.5 Tabel Ukuran Cairan Rumah Tangga 21

Tabel 2.6 Tabel Catatan Pantau Cairan 22

Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasakan Karakterisatik (kategorik )

Responden(n=22) 34

Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik (numerik) Responden

(n=22) 34

Tabel 5.3. Disribusi Responden yang Menggunakan Catatan Pantau Cairan

Berdasarkan Vital Sign (n= 11) 35

Tabel 5.4. Disribusi Responden yang tidak Menggunakan Catatan Pantau Cairan

Berdasarkan Vital Sign (n=22) 35

Tabel 5.5 Distribusi responden yang menggunakan catatan pantau cairan

berdasarkan keseimbangan cairan ( n=11) 43 Tabel 5.6. Disrtibusi responden yang tidak menggunakan catatan pantau cairan

berdasarkan keseimbangan cairan (n =11) 43

Tabel 5.7. Perbedaan keseimbangan cairan responden yang menggunakan catatan pantau cairan dan responden yang tidak menggunakan catatan pantau

(10)

Judul : Efektifitas Penggunaan Catatan Pantau Cairan Terhadap Keseimbangan Cairan pada Anak dengan Diare di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2012

Nama : Elpiana Sari Dewi Munthe

Nim : 111121116

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun Akademik : 2012

Abstrak

Penyakit diare hingga kini masih merupakan satu penyakit utama pada bayi dan anak di Indonesia. Diperkirakan angka kesakitan berkisar di antara 150-430 perseribu penduduk setahunnya.Pengukuran masukan dan haluaran berguna untuk menentukan keseimbangan cairan. Pemantau cairan merupakan salah satu intervensi keperawatan yang baik untuk mempertahankan cairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan buku catatan pantau cairan terhadap keseimbangan cairan pada anak dengan diare.Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksprimen yang bertujuan membandingkan keseimbangan cairan anak diare yang menggunakan catatan pantau cairan dengan yang tidak menggunakan buku pantau cairan. Jumlah sampel sebanyak 22 orang, yang di ambil secara accidental sampling. Teknik pengambilan data dengan cara observasi. Hasil penelitian ini diproleh : jenis kelamin responden berjumlah sama antara laki-laki dan perempuan, sebagian besar responden bersuku batak, dan mayoritas beragama islam, dan mayoritas berusia bayi. Berat badan kelompok intervensi rata sebesar 8.3 kg dan kelompok kontrol rata 8.4 kg.Vital sign : rata-rata RR kelompok intervesi yaitu 30 x/m. HR : 166 x/m, dan suhu tubuh 38.3 . Sedangkan RR kelompok kontrol rata-rata 31 x/m, HR: 158x/m, dan suhu tubuh responden rata-rata 38.6 Manifestasi klinis: kesadaran mayoritas tidak letargis, keadaan mata mayoritas normal, rasa haus mayoritas minum dengan normal, turgor kulit mayoritas kembali dengan cepat, mukosa mulut mayoritas normal.Keseimbangan cairan kelompok intervesi pada hari ketiga rata-rata sebanyak 107 cc dan kelompok kontrol rata-rata sebanyak 113 cc.Keseimbangan cairan responden kelompok kontrol dan kelompok intervensi terdapat perbedaan signifikan (p = 0.039).Dengan demikian, perawat diharapkan dapat menggunakan catatan pantau cairan yang efektif untuk membantu penyembuhan anak diare.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan Indonesia masih cukup banyak, Pemerintah Indonesiatelah bertekat memenuhi komitmen pencapaian target MDGs ( Millenium Depelovment Goals) pada 2015 mendatang, dan penanggulangan kemiskinan

jangka menengah (RPJMN) ditargetkan lebih cepat daripada MDGs sendiri. MDGs menjadi masukan pentingdalam penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional, yaitu untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak (Laporan Pencapain Perkembangan Indonesia MDGs, 2007).

Menurut data United Nations Children's Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) pada 2009, diare merupakan penyebab kematian

nomor dua pada balita (bawah lima tahun) di dunia, nomor tiga pada bayi, dan nomor lima bagi segala umur. Data UNICEF menunjukan bahwa 1,5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena diare (Fitri, 2010).

Penyakit diare hingga kini masih merupakan satu penyakit utama pada bayi dan anak di Indonesia. Diperkirakan angka kesakitan berkisar di antara 150-430 perseribu penduduk setahunnya. Dengan upaya yang telah dilakukan sekarang, angka kematian bayi dapat ditekan menjadi kurang dari 3% (Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI, 2005).

(12)

2007). Sedangkan berdasarkan hasil survey rekam medik di RSUD dr. Pirngadi sendiri terdapat 216 kasus pada tahun 2011

Brunnerr & Suddart (2001) mengemukakan bahwa pengukuran masukan dan haluaran (intake dan output) guna menentukan keseimbangan cairan merupakan elemen paling penting dari pengkajian pasien diare untuk menentukan status hidrasi. Tujuan rehidrasi adalah untuk mengoreksi tingkat dehidrasi. Kehilangan cairan saat diare harus diukur dan TRO (Terapi Rehidrasi Oral) harus diberikan yaitu 1 ml untuk setiap gram cairan yang di keluarakan karena diare.

Cairan dan elektrolit sangat penting untuk mempertahankan homeostatis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan akan dapat mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Cairan dalam tubuh kita terdiri atas air yang mengandung partikel-partikel bahan organik dan anorganik yang vital untuk hidup. Ketidakseimbangan cairan dalam tubuh bias menjadi masalah. Apabila tidak segera ditanggulangi, maka dapat menyebabkan kematian. Seorang perawat harus memiliki kompetensi yang baik dalam beberapa hal terkait dengan pemenuhuan cairan guna penanggulangan gangguan keseimbangan cairan. Kompetensi tersebut meliputi terapi intervena, merawat klien muntah, mengukur intake dan output cairan dan transfusi darah (Asmadi, 2009).

(13)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sulaiman Yusuf ( 2011 ), yang bertujuan untuk mengetahui gambaran derajat dehidrasi diare akut dengan menggunakan studi deskriptif, dengan jumlah sampel sebanyak 21 orang. Ternyata 8 pasien tanpa dehidrasi, 11 pasien dengan dehidrasi ringan/sedang dan 2 pasien dengan dehidrasi berat.

Pemantau cairan merupakan salah satu intervensi keperawatan yang baik untuk mempertahankan cairan. Namun berdasarkan survey yang dilakukan peneliti di RSUD dr. PIRNGADI Medan pada tanggal 26 April 2012, anak dengan diare tidak memiliki buku catatn cairan yang tetap. Dari 3 pasien diare yang ada saat itu hanya satu pasien yang memiliki catatan pemantauan cairan. Pasien yang memiliki catatan pantau cairan hanya mencatat apa saja yang di minum oleh anak dan pencatatan itu dilakukan oleh keluarga pasian. Perawat hanya menganjurkan agar memberi anak minum sebanyak mungkin sebanyak anak mau minum. Sementara di ruangan sendiri tidak memiliki catatan pantau cairan tersendiri.

B. Perumusan Masalah

(14)

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui efektifitas penggunaan buku catatan pantau cairan terhadap keseimbangan cairan pada anak dengan diare di RSUD dr.Pirngadi Medan tahun 2012.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi karakteristik pada anak dengan diare di RSUD dr. Pirngadi medan.

b. Untuk mengidentifikasi keseimbangan cairan pada anak dengan diare yang menggunakan buku catatan pantau cairan.

c. Untuk mengetahui keseimbangan cairan pada anak dengan diare yang tidak menggunakan buku catatan pantau cairan.

d. Untuk mengetahui perbedaan keseimbangan cairan pada anak dengan diare yang menggunakan buku catatan pantau cairan dan yang tidak menggunakan buku catatan pantau cairan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi praktik keperawatan

(15)

2. Bagi pendidikan keperawatan

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan baru tentang efektifitas penggunaan buku catatan pantau cairan terhadap keseimbangan cairan pada anak dengan diare dan menambah wawasan tentang penggunaan catatan pantau cairan pada anak diare di Indonesia, khususnya di Medan.

3. Bagi penelitian keperawatan

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep anak

1. Pengertian Anak

Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia bermain/oddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5), usia sekolah (5-11 tahun) hingga remaja (11-18 tahun) (Azis, 2005).

Pengertian anak menurut pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, yang dimaksud anak menurut undang-undang tersebut adalah seseorang yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan.

2. Perkembangan pada Anak

Tumbuh kembang dianggap sebagai satu kesatuan yang mencerminkan berbagai perubahan yang terjadi selama hidup seseorang. Menurut Wong (2009) periode perkembangan anak yaitu :

a. Periode prenatal ( konsepsi sampai lahir)

Germinal konsepsi sampai lahir : konsepsi sampai kira-kira dua minggu ; embrio : dua minggu sampai delapan minggu ; janin : delapan minggu sampai lahir.

(17)

perkembangan. Hubungan antara kesehatan maternal dan manifestasi tertentu pada bayi baru lahir menekankan pentingnya asuhan prenatal yang adekuat demi kesehatan dan kesejahteraan bayi.

b. Masa Bayi (lahir sampai satu tahun)

Neonates : lahir sampai 27 atau 28 hari dan bayi : satu sampai kira-kira satu tahun. Masa bayi merupakan masa perkembangan motorik, kognitif dan social yang cepat. Bersama pemberian asuhan (orang tua), bayi membentuk dasar rasa percaya pada dunia dan dasar hubungan interpersonal di masa yang akan dating. Bulan pertama kehidupan yang kritis, meskipun bagian dari masa bayi, sering dibedakan karena adanya penyesuaian fisik yang besar ke keadaan eksternal dan penyesuaian psikologis orang tua.

c. Masa Kanak-kanak Awal (satu sampai enam tahun)

(18)

d. Masa Kanak-kanak Pertengahan (enam sampai sebelas atau dua belas tahun)

Sering disebut sebagai UsiaSekolah, periode perkembangan merupakan salah satu tahap perkembangan ketika anak diarahkan menjauh dari kelompok keluarga dan berpusat di dunia hubungan sebaya yang lebih luas. Pada tahap ini terjadi perkembangan fisik, mental dan sosial yang kontiniu, disertai penekan perkembang kompetensi keterampilan. Pada tahap ini, kerja sama social dan perkembangan moral dini lebih penting dan relevan dengan tahap-tahap kehidupan berikutnya. Periode ini merupakan periode kritis dalam perkembangan konsep diri.

(19)

3. Kebutuhan cairan pada anak

Menurut Suharyono, (1999) sebagai akibat diare dapat trjadi kehilangan air dan elektrolit. Kondisi ini dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan asam metabolik karena : 1) kehilangan natrium bikarbonat bersama tinja, 2) adanya ketosis dan kelaparan dan metabolism lemak yang tidak sempurna, sehingga badan keton tertimbun di tubuh, 3)terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoksia jaringan, 4) produk metabolism yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal, 5) pemindahan ion natrium dan cairan ekstraseluler ke dalam cairan intraseluler.

B. Diare

1. Pengertian Diare

Diare merupakan gejala yang terjadi karena kelainan yang melibatkan fungsi pencernaan, penyerapan, dan sekresi. Diare di sebabkan oleh transfortasi air dan elektrolit yang abnormal dalam usus. Di dunia terdapat kurang lebih 500 juta anak yang menderita diare setiap tahunnya, dan 20% dari seluruh kematian yang hidup di Negara berkembang berhubungan dengan diare serta dehidrasi. Gangguan diare dapat melibatkan gangguan lambung dan usus (gastroenteritis), usus halus (enteritis), kolon (colitis),atau kolon dan usus (entrokolitis). Diare biasanya diklasifikasikan sebagai diare akut dan kronis. ( Dona L.Wong, 2008 ).

(20)

berwarna hijau, atau dapat pula bercampur lender dan darah atau lender saja (Hidayat.A, Aziz, 2008).

2. Etiologi Diare

Adapun yang menjadi etiologi penyakit diare menurut Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak (2005) adalah sebagai berikut :

a. Faktor infeksi 1. Infeksi enteral

infeksi pada saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. Infeksi enteral meliputi : 1) Bakteri : Vibrio cholerae, Salmonella spp, E. coli dll , 2) Virus : Rotavirus (40-60%), Coronavirus, Calcivirus dll, 3) Parasit: Cacing (Ascaris, Oxyuris,dll), Protozoa (Entamoba histolica,Giardia Lambia, dll) Jamur (Candida Albicans).

2. Infeksi parenteral

3. Infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan, seperti Otitis media akut (OMA), Tonsilofaringitis, Brokopneummonia, Ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.

b. Faktor malabsorbsi

(21)

2. Malabsorbsi lemak

3. Malabsorbsi protein: a) Faktor makanan : basi/ beracun, alergi, b) Faktor psikologis : takut dan cemas

3. Patofisiologi diare

Menurut Nursalam (2005), Diare dapat terjadi dengan mekanisme dasar sebagai berikut:

a) Gangguan osmotik

Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalamlumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

b) Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningklatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbuldiare kerena peningkatan isi lumen usus. c) Gangguan motilitas usus

(22)

4. Tanda Gejala

Menurut Brunner & Suddarth (2002), tanda dan gejala diare adalah : frekuensi defekasi meningkat bersamaan dengan meningkatnya kandungan cairan ke dalam feses. Pasien mengeluh kram perut, distensi, gemuruh usus, anoreksia, dan haus. Kontraksi spasmodik yang nyeri dan peregangan yang tidak efektif pada anus, dapat terjadi pada setiap defekasi.

5. Klasifikasi Diare

(23)

6. Penatalaksanaan

Untuk mengatasi diare, pasien tidak harus selalu dirujuk. Hal ini disesuaikan dengan klasifikasinya. Ada tindakan yang dapat dilakukan sendiri oleh petugas di lapangan. Anak baru dirujuk bila keadaannya tidak membaik. Sesuai dengan klasifikasi pada pedoman di MTBS, tindakan yang diperlukan adalah:

(24)

b. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang (rencana terapi B) : 1) Berikan oralit dan ovservasi di klinik selama tiga jam dengan jumlah sekitar 75 ml/kgBB atau berdasarkan usia anak. Pemberian oralit pada bayi sebaiknya dengan menggunakan sendok. Adapun jumlah pemberian oralit berdasarkan usia atau berat badan dalam 3 jam pertama adalah :

Table 2.1 Tabel Pemberian Oralit Berdasarkan Usia atau Berat Badan dalam Tiga Jam Pertama

Sampai 4 bulan diberikan juga air matang sekitar 100-200 ml selama periode ini, 2) Ajarkan pada ibu cara untuk membuat dan memberikan oralit, yaitu satu bungkus oralit di campur dengan 200 ml ( satu gelas) air matang, 3) lakukan penilaian setelah anak diobsevasi selama tiga jam. Apa bila membaik, pemberian oaralit dapat dilanjutka di rumah sesuai dengan penanganan diare tanpa dehidrasi. Apabila memburuk, segera pasang infus dan rujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan segera.

(25)

perjalaan, mintalah ibu untuk terus memberikan oralit sedikit demi sedikit dan anjurkan untuk tetap memberikan ASI, 2) Jika tidak ada penyakit berat lainya, diperlukan tindakan seperti berikut : jika dapat memasang infus, segera berikan cairan Ringer Laktat atau NaCl secepatnya secara intravena sebangak 100 ml/BB dengan pedoman sebagai berikut:

Table 2.2 Tabel Pedoman Pemberian Cairan Secara Intravena

Umur Jumlah pemberian

30 ml/kgBB, selama

Pemberian berikutnya, 70 ml/kgBB, selama Bayi (< 12 bulan) 1 jam pertama 5 jam berikutnya Anal (12 bulan -5

tahun)

30 menit pertama 2,5 jam berikutnya

(26)

segera. Jika anak dapat minum, anjurkan ibu memberikan oralit sedikit demi sedikittt selama perjalanan.

7. Pencegahan

Banyak kasus diare tersebar dari orang-ke-orang. Tindakan pencegahan diare berikut dapat membantu seorang individu menghindari diare dan infeksi virus atau bakteri lainnya. Menurut Yusri (2011), cara mencegah diare adalah sebagai berikut :

1. merawat anak yang sakit atau orang dewasa dengan hati-hati, mencuci tangan setelah mengganti popok bayi, membantu penggunaan individu kamar mandi, atau membantu individu di sekitar rumah.

2. Anak-anak harus diinstruksikan untuk mencuci tangan mereka, terutama setelah menggunakan kamar mandi dan ketika ingin makan.

3. Gunakan perawatan ketika mempersiapkan unggas mentah atau daging. Makanan harus dimasak sampai suhu yang direkomendasikan.

4. Buah-buahan dan sayuran dikonsumsi mentah harus dibilas dengan air bersih.

(27)

diketahui karena buah mungkin telah datang dalam kontak dengan kotoran hewan yang terkontaminasi di kebun.

6. Hati-hati saat bepergian, terutama ke luar negeri. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, selektiflah memilih makanan dan minuman guna pencegahan diare.

C. Keseimbangan Cairan

Keseimbangan cairan di tentukan oleh intake output atau masukan dan keluaran cairan. Pemasukan berasal dari makanan dan minuman. Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal, feses, paru-paru, dan kulit. Faktor-factor yang mempengaruhi keseimbangan cairan adalah : usia, temperatur lingkungan, diet, stress, sakit ( Tarwoto, 2006).

1. Komposisi cairan tubuh

(28)

Tabel 2.3 Persentasi total cairan intraseluler dan ekstraseluler berdasarkan umur

Kompartemen cairan tubuh

Umur

Lahir Bulan Tahun

0 3 6 6 16

Total cairan tubuh 78% 75% 70% 65% 60% Cairan ekstraseluler 33% 35,5% 40% 42,5% 40% Cairan intraseluler 45% 35,5% 30% 22,5% 20% Sumber: hari kushartono, 2006.

2. Fungsi cairan tubuh : 1) mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperatur tubuh, 2) transfor nutrient ke sel, 3) transfor hasil sisa metabolism, 4) transfor hormon, 5) pelumas antar-organ, 6) mempertahankan tekanan hidrostatik dalam system kardiovaskuler (Tarwoto, 2006).

3. Jumlah cairan tubuh.

(29)

4. Intake dan output cairan

Menurut Iman (2010) Hal yang perlu dipantau tentang cairan tubuh yaitu :

a. Intake cairan

Tabel 2.4 kebutuhan intake cairan berdasarkan umur dan berat badan

NO UMUR BB (KG) KEBUTUHAN

CAIRAN

(ML/24jam)

1 3 hari 3 250-300

2 1 tahun 9.5 1150-1300

3 2 tahun 11.8 1350-1500

4 6 tahun 20 1800-2000

5 10 tahun 28.7 2000-2500

6 14 tahun 45 2200-2700

7 18 tahun 54 2200-2700

Rata-rata cairan per hari : Air minum : 1500-2500 ml, Air dari makanan :750 ml, Air dari hasil oksidasi atau metabolisme :300 ml.

(30)

cairan tubuh yang utama, sekitar 1-2 cc/kg/BB/hari, 2). IWL : terjadi melalui paru – paru dan kulit,melalui kulit dengan mekanisme difusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini berkisar antara 300 – 400 ml/hari.Dewasa : 15 cc/kg BB/hari, anak : (30-usia{tahun}cc/kgBB/hari, jika ada kenaikan suhu :IWL = 200 (suhu badan sekarang – 36,80 C), 3). Feses : Pengeluaran air melalui feses berkisar antara 100 – 200 ml/hari yang di atur melalui mekanisme reabsorpsi di dalam mukosa usus besar.

D. Pemantauan Cairan

Pemantauan ini penting untuk membantu mengevaluasi keseimbangan cairan dan elektrolit pasien, diagnosis dan memungkinkan intervensi untuk memperbaiki ketidakseimbangan cairan. Mencatat semua intake dan output secara teliti, jumlah harus diukur dan dicatatdalam milliliter dan jangan dikira-kira. Jika pasien atau keluarga koperatifanjurkan untuk membantu mencatat intake output cairan ( Ardy, 2008).

1. Alat untuk Mengukur Intake dan Output Cairan

Dua wadah ukuran milliliter (satu untuk intake dan satu untuk output), sarung tangan, kardeks intakedan output untuk mencatat hasil pengukuran.

(31)

Table 2.5 Tabel Ukuran Cairan Rumah Tangga

Ukuran dalam Rumah Tangga Jumlah dalam Mililiter

1 cangkir 150 ml

1 gelas besar 240 ml

1 ounce 30 ml

1 sendok makan 15 ml

1 sendokteh 5 ml

1 sendok sayur 180 ml

3. Mengukur Intake

Intake cairan adalahyang berkaitan dengansemua cairan yangmasuk kedalam tubuhpasien.Meliputi makanan yangcair pada suhu kamar,seperti ice-cream,minuman.Ukur setiap cairan yangdiberikan kepada pasiendan buat catatan berapa banyak pasien minum tiap hari.

4. Mengukur output

Output cairan berkaitan dengan semua cairan yang keluar dari tubuh pasien, meliputi urin, feses, muntahan, aspirasi cairan, perpirasi, dan drainase dari surgical drains, nasogastrictibes, dan chest tubes. Gunakan container berukuran milliliter untuk mengumpulkan output cairan.

(32)
(33)

Makan ringan

02.00 03.00 04.00 Makan

tengah malam

(34)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Teori

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep – konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian – penelitian yang akan digunakan ( Notoadmodjo, 2003 ).

Variabel independen dalam penelitian ini adalah catatan pantau cairandan variabeldependen penelitian ini adalah keseimbangan cairan. Berdasarkan hal tersebut, maka kerangka konsep penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Kerangka penelitian :

Kelompok Intervensi : Menggunakan catatan pantau cairan

Kelompok kontrol : Tidak menggunakan catatan pantau cairan

Keseimbangan Cairan : 1. Seimbang

2. Tidak Seimbang Catatan

(35)

B. Defenisi Operasional

(36)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksprimen yang bertujuan membandingkan keseimbangan cairan anak diare yang menggunakan catatan pantau cairan dengan yang tidak menggunakan buku pantau cairan di Rumah Sakit Umum Daerah dr Pirngadi Medan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan jumlah anggota yang memungkinkan untuk diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh anak dengan diare di RSUD dr. Pirngadi tahun 2011 yaitu sebanyak 216 orang.

2. Sampel

(37)

Dari jumlah sampel yang ada, maka seluruh sampel dibagi menjadi 2 kelompok yang terdiri dari 22 responden setiap kelompok. Maka jumlah seluruh responden adalah 44 orang.

Tehnik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan accidental sampling yaitu cara penetapan sampel dimana subjek dalam penelitian dijumpai pada tempat dan waktu yang bersamaan pada saat pengumpulan data. Dengan kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh seluruh anak dengan diare.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:1) anak dengan diare, 2) mendapat terapi cairan, 3) kesadaran compos mentis, 4) diare tanpa komplikasi lain, 4) belum memiliki catatan pantau cairan.

C. Lokasi Penelitian dan waktu Penelitian

(38)

D. Pertimbangan Etik

Dalam penelitian ini peneliti sangat menghormati martabat responden yakni dengan berhak menerima atau menolak menjadi responden. Demikian halnya juga dengan aspek pribadi, peneliti dapat menjamin kerahasiaan dari hasil penelitian. Peneliti juga menggunakan kode responden demi kerahasiaan identitas responden. Peneliti juga mempertimbangkan aspek keadilan dalam penelitian ini. Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan kelompok intervensi dan kelompok kontrol, oleh sebab itu agar tidak melanggar prinsip keadilan maka peneliti menyelesaikan terlebih dahulu penelitian terhadap kelompok intervensi, dan selanjutnya melakukan penelitian terhadap kelompok kontrol. Peneliti juga melaksanakan penelitian sesuai prosedur guna mendapatkan manfaat semaksimal mungkin.

E. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 bagian, yaitu: kuesioner data demografi dan lembar observasi keseimbangan cairan..

1. Kusioner data demografi

Kuesioner data demografi terdiri dari usia anak, berat badan, jenis kelamin anak, agama, suku, dan vitalsign.

2. Lembar observasi keseimbangan cairan

(39)

lembar observasi yang dibuat oleh peneliti. Namun instrumen ini tidak di uji validitas dan reliabilitas cukup dengan berkonsultasi dengan dosen pembimbing.Keseimbangan cairan dikatakan seimbang jika balance cairan = 0. Keseimbangan cairan dikatakan tidak seimbang jika balance cairan > 0

F. Pengumpulan Data

(40)

G. Analisa Data

Rencana analisa data yang dilaksanakan adalah menggunakan langkah-langkah sebagai berikut

1.Editing

Editing dilakukan yaitu dengan memeriksa setiap lembar observasi yang telah terisi, memperjelas, serta melihat kelengkapan pengisian lembar observasi.

2. Coding

Coding yaitu pemberian kode-kode pada setiap data yang termasuk dalam kategori yang sama, yang dibuat dalam bentuk huruf atau angka yang memberikan petunjuk atau identitas pada suatu informasi atau analisa data yang dilakukan.

3. Tabulating

Tabulating yaitu memasukan data dalam bentuk tabel induk, selanjutnya ke tabel distribusi frekuensi baik tunggal maupun silang.

1. Analisa Univariat

(41)

2. Analisa Bivariat

Setelah diketahuai karakteristik masing-masing variable keseimbangan cairan dan catatan pantau cairan dapat dilakukan analisis lebih lanjut. Yaitu ingin mengetahui perbedaan kesimbangan cairan yang menggunakan catatan pantau cairan dan yang tidak menggunakan catatan pantau caiaran.

(42)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian

Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan dari tanggal 7 Agustus 2012 sampai 12 November 2012, diperoleh informasi mengenai perbedaan keseimbangan cairan pada anak diare yang menggunakan catatan pantau cairan dan yang tidak mengunakan catatan pantau cairan. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu : deskripsi karakteristik responden, manifestasi klinis responden, dan perbedaan keseimbangan cairan responden yang menggunakan catatan pantau cairan dan yang tidak menggunakan catatan pantau cairan.

1. Deskripsi Karakteristik Responden

Responden pada penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu responden yang menggunakan catatan pantau cairan dan responden yang tidak menggunakan catatan pantau cairan. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 22 orang, dengan distribusi 11 orang anak diare dengan menggunakan catatan pantau cairan dan 11 orang anak diare tidak menggunakan catatan pantau cairan. Hal ini disebabkan oleh pada saat pelaksanaan penelitian terdapat keterbatasan jumlah sampel.

(43)

yang menggunakan catatan pantau cairan mayoritas Batak sebanyak 7 orang (63.6%), minoritas bersuku padang dan Melayu yaitu masing-masing sebanyak1 orang (9.1%). Agama responden yang menggunkaan catatan pantau cairan mayoritas Islam yitu sebanyak 6 orang (54.5%) dan minoritas Kristen yaitu sebanyak 5 orang (45.5%). Umur responden yang menggunakan catatan pantau cairan mayoritas bayi (0-12 bulan) sebanyak 6 orang (54.5%) dan minoritas toddler (>12 bulan -3 tahun) sebanyak 5 orang (45.5%).

(44)

Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasakan Karakterisatik Responden (n=22)

Karakteristik Responden Menggunakan Catatan Pantau Cairan (n=11)

Tabel 5.2 menunjukan bahwa berat badan responden rata-rata sebesar 8.3 kg dengan SD =2.09 dan 95 % CI =6.9-9.7 sedangkanberat badan responden yang tidak menggunakan catatan pantau cairan rata-rata sebesar 8.3kg dengan SD=1.96 dan 95%CI = 7.1- 8.3.

(45)

2. Vital sign Responden.

Tabel 5.3 menunjukan frekuensi pernafasan responden yang menggunakan catatan pantau cairan rata-rata sebesar 30x/m, SD = 3.129, dan 95% CI=28-31. Frekuensi Denyut nadi responden yang menggunakan catatan pantau cairan rata-rata sebesar 166x/m, SD = 12.681, dan 95%CI = 156-178. Sedangkan suhu tubuh responden yang menggunakan catatan pantau cairan rata-rata sebesar 38.3 , SD = 0.335, dan 95% CI =38.1- 38.6.

Tabel 5.3. Disribusi Responden yang Menggunakan Catatan Pantau Cairan Berdasarkan Vital Sign (n= 11)

Tabel 5.4 menunjukan frekuensi pernafasan responden yang tidak menggunakan catatan pantau cairan rata-rata sebesar 31x/m, SD = 3.394, dan 95%CI = 28-33. Frekuensi denyut nadi responden yang tidak menggunakan catatan pantau cairan rata-rata sebesar 158 x/m, SD = 17.974, dan 95%CI = 146-171. Sedangkan suhu tubuh responden yang tidak menggunakan catatan pantau cairan rata-rata sebesar 38.6 , SD = 0.282, dan 95%CI = 38.4-38.8.

Tabel 5.4. Disribusi Responden yang tidak Menggunakan Catatan Pantau Cairan Berdasarkan Vital Sign (n=22)

Vital sign responden Menggunakan catatan pantau cairan

Mean SD CI 95%

(46)

3. Manifestasi Klinis Responden

Diagram 1. Distribusi responden yang menggunakan catatan pantau cairan berdasarkan tingkat kesadaran ( n =11)

Berdasarkan diagram 1 menunjukan bahwa tingkat kesadaran responden yang menggunakan catatan pantau cairan mengalami peningkatan. Pada hari pertama tingkat kesadaran responden seluruhnya rewel sebanyak 11 orang (100%), meningkat pada hari kedua terdapat 4 orang (36.4%) responden tidak letargis, dan kemudian meningkat lagi pada hari ketiga yaitu sebanyak 7 orang (63.6) responden yang tidak letargis. Diagram 2 menunjukan keadaan mata responden pada hari pertama mayoritas cekung yaitu sebanyak 10 orang (90.9%), pada hari kedua mengalami peningkatan keaadaan mata, terdapat 6 orang (54.5%) rasponden normal, dan pada hari ketiga mengalami peningkatan pula yaitu keadaan mata responden mayoritas normal yaitu sebanyak 9 orang (81.8%).

11

hari pertama hari kedua hari ketiga

Tingkat Kesadaran

kesadaran rewel

(47)

Diagram 2. Distribusi responden yang menggunakan catatan pantau cairan berdasarkan keadaan mata ( n =11)

Diagram 3 menunjukan rasa haus responden pada hari pertama mayoritas minum lahap yaitu sebanyak 7 orang (63.6%) rasponden, pada hari kedua mayoritas normal sebanyak 7 orang (63.6%), dan pada hari ketiga mayoritas normal sebanyak 9 orang (81.8%).

Diagram 3. Distribusi responden yang menggunakan catatan pantau cairan berdasarkan rasa haus ( n =11)

0

hari pertama hari kedua hari ketiga

F

hari pertama hari kedua hari ketiga

(48)

Diagram 4. Distribusi responden yang menggunakan catatan pantau cairan berdasarkan keadaan mata ( n =11)

Diagram 4 menunjukan keaadaan turgor kulit responden yang mengunakan catatan pantau cairan pada hari pertama mayoritas kembali cepat sebanyak 9 orang (81.8%), sedang pada hari kedua dan ketiga mengalami peningkatan. Seluruh turgor kulit responden yang menggunakan catatan pantau cairan kembali cepat sebanyak 11 orang (100%). Diagram 5 Mukosa mulut responden yang menggunakan catatan pantau cairan pada hari pertama mayoritas kering sebanyak 7 orang (63.6%), dan pada hari kedua mayoritas masih kerih kering sebanyak 6 orang (54.5%)dan pada hari ketiga mayoritas normal sebanyak 9 orang (81,8%).

0

hari pertama hari kedua hari ketiga

(49)

Diagram 5. Distribusi responden yang menggunakan catatan pantau cairan berdasarkan mukosa mulut ( n =11)

Diagram 6. Distribusi responden yang tidak menggunakan catatan pantau cairan berdasarkan kesadaran ( n =11)

Berdasarkan diagram 6 menunjukan tingkat kesadaran reponden yang tidak menggunakan catatan pantau cairan pada hari pertama seluruhnya rewel sebanyak 11 orang (100%), pada hari kedua mayoritas rewel sebanyak 8 orang (72.7%), dan pada hari ketiga mayoritas rewel sebanyak 6 orang (54.5%). Keadaan mata

hari pertama hari kedua hari ketiga

F

hari pertama hari kedua hari ketiga

(50)

responden pada hari pertama mayoritas cekung sebanyak 10 orang (90.9%), pada hari kedua mayoritas cekung sebanyak 8 orang (72.7%), dan pada hari ketiga mayoritas cekung sebanyak 7 orang (63.6%).

Diagram 7. Distribusi responden yang tidak menggunakan catatan pantau cairan berdasarkan keadaan mata ( n =11)

Rasa haus responden pada hari pertama mayoritas minum lahap sebanayk 7 orang (63.6%), pada hari kedua mayoritas normal sebanyak 6 orang (54.5%), dan pada hari ketiga mayoritas normal sebanyak 9 orang (81.8%).

0 2 4 6 8 10 12

hari pertama hari kedua hari ketiga

F

rek

u

e

n

si

Keadaan Mata

mata cekung

(51)

Diagram 8. Distribusi responden yang tidak menggunakan catatan pantau cairan berdasarkan rasa haus ( n =11)

Diagram 9. Distribusi responden yang tidak menggunakan catatan pantau cairan berdasarkan turgor kulit ( n =11)

Turgor kulit yang tidak menggunakan catatan pantau cairan pada hari

hari pertama hari kedua hari ketiga

F

hari pertama hari kedua hari ketiga

(52)

sebanyak 10 orang (90.9%). Mukosa mulut responden yang tidak menggunakan catatan pantau cairan mayoritas kering sebanyak 10 orang (90.9%), pada hari kedua mayoritas kering sebanyak 8 orang (72.7%), dan pada hari ketiga mayoritas kering sebanyak 7 orang (63.3%).

Diagram 10. Distribusi responden yang tidak menggunakan catatan pantau cairan berdasarkan mukosa mulut ( n =11)

4. Perbedaan keseimbangan cairan pada anak yang menggunakan catatan pantau cairan dan yang tidak menggunakan catatan pantau cairan

Dari tabel 5.5 didapatkan bahwa keseimbangan cairan seluruh responden yang menggunakan catatan pantau cairan tidak seimbang. Pada hari pertama keseimbangan cairannya rata-rata sebesar 120 cc, SD = 35.386, dan 95% CI = 96.23-143.77. Pada hari kedua rata-rata kesiembangannya sebesar 111 cc, SD = 30.667, dan 95%CI = 90.76 – 131.77, dan keseimbangan cairan responden pada hari ketiga rata-rata sebesar 120 cc, SD = 35.386, dan 95%CI = 96.23-143.77.

0

hari pertama hari kedua hari ketiga

(53)

Tabel 5.5. Distribusi responden yang menggunakan catatan pantau cairan berdasarkan keseimbangan cairan ( n=11)

Menggunakan catatan pantau cairan

Mean SD 95%CI

Hari pertama 120 35.386 96.23-143.77

Hari kedua 111 30.667 90.76-131.97

Hari ketiga 107 26.784 90-126

Dari tabel 5.6 didapatkan bahwa keseimbangan cairan seluruhresponden yang tidak menggunakan catatan pantau cairan tidak seimbang. Pada hari pertama keseimbangan cairan responden rata-rata sebesar 110 cc, SD = 24.847, dan 95%CI 92.78-128.85, pada hari kedua keseimbangan cairan responden rata-rata sebesar 117cc, SD = 327.767, dan 95%CI=98.35-130.98, dan pad hari ketiga keseimbangan cairan responden rata-rata sebesar 113 cc, SD =25.284, dan 95%CI = 96.29-130.98.

Tabel 5.6. Disrtibusi responden yang tidak menggunakan catatan pantau cairan berdasarkan keseimbangan cairan (n =11)

Menggunakan catatan pantau cairan

Mean SD 95%CI

Hari pertama 110 26.847 92.78-128.85

Hari kedua 117 27.767 98.35-135.65

Hari ketiga 113 25.824 96.2-130.98

(54)

dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti terdapat perbedaan rata-rata keseimbangan cairan antara responden yang menggunakan catatan pantau cairan daengan responden yang tidak menggunakan catatan pantau cairan.

Tabel 5.7. Perbedaan keseimbangan cairan responden yang menggunakan catatan pantau cairan dan responden yang tidak menggunakan catatan pantau cairan

Variabel Mean

Rank

Nilai P N

Menggunakan catatan pantau cairan 14.36 0.039 11 Tidak menggunakan catatan pantau cairan 8.64 11

B.Pembahasan

Karakteristik responden dalam penelitian ini mencakup umur, jenis kelamin, suku agama, dan Berat Badan. Pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang menggunakan catatan pantau cairan beada pada usia bayi sebanyak 6 orang (54.5%), berjenis kelamin laki laki sebanyak 6 orang (5.5%), bersuku batak sebanyak 7 oarang (63.3%), beragama Islam sebanyak 6 orang (54.5%) dan berat badan rata-rata sebesar 8.3 kg sedangkan responden yang tidak menggunakan catatan pantau cairan mayoritas berjenis kelamin laki-laki sebanyak 6 orang (54.5%), bersuku batak sebanyak 6 orang (54.5%), beragama islam sebanyak 6 orang (54.5%), dan berada pada usia bayi sebanyak 7 orang (63.6%) dan berat badan rata-rata 8.4kg, derajat dehidrasi responden seluruhnya dehidrasi ringan sedang sebanyak 22 orang (100 %).

(55)

menggunakan catatan pantau cairan RR : 31 x/m. HR : 158 x/m, dan suhu tubuh 38.6

Manifestasi klinis responden pada penelitian ini mencakup tingkat kesadaran, keadaan mata, rasa haus, turgor kulit, dan mukosa mulut. Tingkat kesadaran responden yang menggunakan catatan pantau cairan pada hari ketiga mayoritas tidak letargis sebanyak 7 orang (63.6%), mata normal sebanyak 9 orang (81.8%), rasa haus minum dengan normal sebanyak 10 orang (90.9%), turgor kulit kembali cepat sebanyak 11 orang (100%), dan mukosa mulut normal sebanyak 9 orang (81.8%). Sedangkan Tingkat kesadaran responden yang tidak menggunakan catatan pantau cairan pada hari ketiga mayoritas rewel sebanyak 6 orang (54.5%), mata normal sebanyak 7 orang (63.6%), rasa haus minum dengan normal sebanyak 9 orang (81.8%), turgor kulit kembali cepat sebanyak 9 orang (81.8%), dan mukosa mulut kering sebanyak 7 orang (63.6%).

(56)

saat rehidrasi cairan responden yang mengalami dehidrasi ringan jumlah cairannya harus di sesuaikan dengan jumlah natrium sekitar 60-75 mmol. Terkadang kita juga harus memperlambat kecepatan pemberian cairan karna harus disesuaikan pada pemberian catatan pada jam pertama dan jam berikutnya (Riskesdas, 2007). Artinya kita harus memantau setiap jumlah cairan yang masuk dan juga yang keluar. Oleh sebab itu perlu kepatuhan dalam pemantauan cairan dan pemantauan yang ketat untuk dapat melakukan penyesuaian jumlah cairan yang telah di berikan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Akulina (2012) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaturan asupan cairansecara mandiri terhadap keseimbangan cairan diperoleh hasil jika tidak di beri pengaturan cairan maka semakin tidak terkontrol keseimbangan cairan. Maka dengan penggunaan catatan pantau cairan maka keseimbangan cairan akan lebih terkontrol.

(57)

semakin tinggi suhu maka semakin besar derajat dehidrasi responden (Tarwoto, 2006).

Dengan menggunakan uji Mann Withney diperoleh nilai p = 0.039. Karena p < 0.05 maka hasil penelitian ini menerima hipotesa keseimbangan cairan responden yang menggunakan catatan pantau cairan lebih kecil di bandingkan dengan responden yang tidak menggunakan catatan pantau cairan.

(58)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

1. Karakteristik responden dapat digambarkan sebagai berikut : jenis kelamin responden berjumlah sama antara laki-laki dan perempuan, sebagian besar responden bersuku batak, dan mayoritas beragama Islam, mayoritas berusia bayi dan yang menggunakan catatatn pantau cairan 1.3 tahun. Berat badan responden yang menggunakan catatan pantau cairan rata-rata sebesar 8.3 kg dan responden yang tidak menggunakan catatan pantau cairan rata-rata 8.4 kg.

2. Vital sign responden dapat digambarkan sebagai berikut rata-rata RR responden yang menggunakan catatan pantau cairan yaitu 30 x/m. HR : 166 x/m, dan suhu tubuh 38.3 . Sedangkan RR responden yang tidak menggunakan catatan pantau cairan rata-rata 31 x/m, HR: 158x/m, dan suhu tubuh responden rata-rata 38.6

3. Manifestasi klinis responden pada hari ketiga digambarkan sebagai berikut : kesadaran mayoritas tidak letargis, keadaan mata mayoritas normal, rasa haus mayoritas minum dengan normal, turgor kulit mayoritas kembali dengan cepat, mukosa mulut mayoritas normal.

(59)

respondenyang tidak menggunakan catatan pantau cairan rata-rata sebanyak 113 cc.

5. Keseimbangan cairan responden kelompok kontrol dan kelompok intervensi terdapat perbedaan signifikan (p = 0.039).

B.SARAN

1. Bagi praktek keperawatan

Penggunaan catatan pantau cairan bermanfaat pada anak diare untuk keseimbangan cairan. Mengingat pemantauan ini merupakan tugas independen perawat maka diharapkan setiap anak diare dengan gangguan keseimbangan cairan memiliki catatan pantau cairan yang efektif.

2. Bagi penelitian keperawatan

Mengingat kelemahan-kelemahan pada penelitian ini, diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat diperbaiki kelemahan tersebut seperti dalam hal kekurangan jumlah sampel.

3. Bagi ilmu keperawatan

(60)

DAFTAR PUSTAKA

Alimul A. Azis, H. (2003). Riset Keperawatan Dan Tehnik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Slemba Medika.

Arikunto, Suharsimi ( 2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Asmadi (2009). Tekhnik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika.

Brunner & Suddarth (2001). Keperawatan Medikal Bedah Vol 1. Jakarta : EGC (2005). Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta : EGC

Donna L. Wong (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong Vol.1. EGC.

Fakultas Keperawatan USU (2006). Pedoman Penyusunan Proposal dan Skripsi Sarjana Keperawatan. Medan.

Mansjoer, Arif (2005), Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapus. Ngastiyah (2005), Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.

Notoadmodjo (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Surabaya: Salemba Medika.

(2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (Untuk perawat dan bidan ). Jakarta: Salemba Medika.

Semana, Akulina. Pengaruh Pengaturan Asupan Cairan Secara Mandiri Terhadap Keseimbangan Cairan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Di Ruang Hemodialisis RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassardari website http://www.poltekkes-mks.ac.id.

Supartini (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: Rineka Cipta.

(61)

Wahyuni S. Arlinda (2011). Statistika Kedokteran. Jakarta.

(62)

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Nama saya adalah Elpiana Sari Dewi munthe / 111121116, mahasisiwi di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Medan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “ Efektifitas Penggunaan Catatan Pantau Cairan Terhadap Keseimbangan Cairan pada Anak dengan Diare Di RSUD dr Pirngadi Medan Tahun 2012”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan,Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut, saya mengharapkan kesediaan orangtua untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dimana penelitian ini tidak akan memberi dampak yang membahayakan. Jika Anda bersedia, saya mohon kesediaan Anda untuk menjadi responden. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Anda.

PartisipasiAnda dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Anda bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Semua informasi yangAnda berikan akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan dalam penelitian ini.

Terima kasih atas partisipasi Anda dalam penelitian ini.

Medan, Juni 2012

Peneliti Responden

(63)
(64)

ringan 22.00 23.00 Makan

tengah malam

24.00 01.00

Makan ringan

02.00 03.00 04.00 Makan

pagi

05.00 06.00 Total

TABEL DAFTAR UKURAN RUMAH TANGGA

Ukuran dalam Rumah Tangga Jumlah dalam Mililiter

1 cangkir 150 ml

1 gelas besar 240 ml

1 ounce 30 ml

1 sendok makan 15 ml 1 sendok teh 5 ml 1 sendok sayur 180 ml

(65)

KESEIMBANGAN CAIRAN ANAK DENGAN DIARE

1. Data Demografi

Berat badan : Kg

kode responden

Jenis kelamin :

Suku :

Agama :

Suhu tubuh :

Frejuensi Pernafasan : x/menit Frekuensi nadi : x/menit

Memiliki catatan pantau cairan [ ] ya [ ] tidak 2. Keseimbangan Cairan

Tabel Jumlah Intake Dan Output Cairan Selama 24 Jam.

No Hari Intake (ml) Output (ml) Balance (ml) Manifestasi klinis

1 Pertama IV: 1.Kesadaran :

Letargis

Rewel atau gelisah Tidak letargis 2.Mata

Mata cekung Mata normal 3.Rasa haus

Tidak bisa minum atau malas minum

Minum lahap

(66)
(67)

Letargis

Rewel atau gelisah Tidak letargis

2.Mata

Mata cekung Mata normal 3.Rasa haus

Tidak bisa minum atau malas minum

Minum lahap

Minum dengan normal 4.Turgor kulit

Kembali sangat lambat Kembali lambat

Kembali cepat 5.Mukosa mulut

(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)

Taksasi Dana

1. Persiapan Proposal

- Izin survey awal Rp. 75.000,-

- Biaya kertas print proposal Rp. 200.000,-

- Fotokopi sumber-sumber tinjauan pustaka Rp. 50.000,-

- Biaya internet Rp. 200.000,

- Perbanyak proposal dan penjilidan Rp. 100.000,-

- Konsumsi saat sidang proposal Rp.150.000,- 2. Perbaikan Proposal

- Biaya print kertas Rp. 100.000,-

3. Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

- Izin penelitian Rp.400.000,-

- Penggandaan kuesioner Rp. 50.000,-

- Biaya print kertas Rp. 25.000,-

4. Persiapan Skripsi

- Biaya kertas dan tinta print Rp. 200.000,-

- Penggandaan skripsi dan penjilidan Rp. 100.000,-

- Biaya sidang skripsi Rp. 300.000,-

5. Biaya tidak Terduka Rp. 195.000,-

(76)

Gambar

Table 2.1 Tabel Pemberian Oralit Berdasarkan Usia atau Berat Badan dalam Tiga Jam Pertama
Table 2.2 Tabel Pedoman Pemberian Cairan Secara Intravena
Tabel 2.3 Persentasi total cairan intraseluler dan ekstraseluler
Tabel 2.4 kebutuhan intake cairan berdasarkan umur dan berat badan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menyimpulkan adanya hubungan positif yang signifikan antara persepsi virginitas dengan perilaku seksual pranikah pada remaja putri kelas X SMK

Namun masih ada yang belum mengetahui tentang rambu lalu lintas, penerapan teknologi 3D hologram sebagai media interaktif pengenalan rambu lalu lintas ini

Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTs Negeri 2 Tulungagung Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran

Mardiyanah, Nur Rizki. Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Gugus dr. Wahidin Sudiro Husodo Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus. Jurusan

Specifically, the development of a security and stability, lifestyle, or autonomy and independence anchor will be related to whether someone manages his or her sexual identity and

Hal tersebut juga didukung ole pendapat dari Olvan Manginsihi (2012:5) juga mengatakan hal yang sama bahwa sekurang-kurangnya ada dua unsur yang bisa menjadi faktor

Untuk mengetahui pengaruh metode problem solving terhadap hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 15 Sui Raya,

Selain itu, hasil penelitian Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2012 dijelaskan bahwa rata-rata skor matematika anak- anak Indonesia 375, rata-rata